KERANQEA P E U I K I RAN
Ada empat Bagainana
masalah pokok dalam
prospek
perrintaan
studi ini,
Tembakau
Bes/No
meningkatkan devisa negara;
( 2 ) Faktor-faktor
pengaruhi
untuk
keputusan
petani
menanam
(1)
yaitu dalam
rangka
apa yang mem-
Tembakau
Bes/No;
( 3 ) Bagaimana stratcgi pemasaran Tembakau Bes/No guna'memaksimumkan penerimaan seluruh pasar; ( 4 ) Apakah cara pemasaran yang d i l a k u k a n o l e h P a s a r L e l a n g
telah dilakukan secara
efektif d a n menguntungkan eksportir ? Masalah-masalah
tersebut dapat dikaji dari suatu struk-
tur permintaan dan suplai Tembakau Bes/No yang disederhanakan dalam bentuk diagram 4 d i bawah ini. Permintaan Pasar Tembakau Bes/No, dipisahkan dalam tiga permintaan pasar, yaitu: dan
( c ) Pasar Luar
( a ) Pasar Lelang; ( b ) Pasar Spanyol
Pasar Lelang.
Pasar Lelang dan Pasar
Spanyol pada umumnya melayani tiga kualitas, yaitu: pembalut,
kualitas pembungkus dan kualitas
isi.
kualitas Sedangkan C
Pasar Luar Pasar Lelang biasanya hanya melayani kualitas isi naja, walaupun kadang-kadang pembungkus,
tetapi
tidak
melayani kualitas pembalut d a n
secara
teratur
setiap
tahun
(se-
hingga dapat diabaikan). Fungsi permintaan merupakan gambaran reaksi pembeli dengan adanya perubahan harga sebegai variabel endogeneous dan berbagai
variabel
exogeneous yang
pendapatan.
jumlah konsumen,
sebagainyal
(Wold, 1953).
lain fmiaalnye : tingkat
harga barang
lain,
selera d a n
Suplai Tembakau Bes/No, ditentukan olch beberapa faktor, antara lain : (1) jumlah volume Fang diproduksi; ( 2 ) jumlah (stock) awal; t 4 ) perse-
volume ysng hilang; ( 3 ) persediaan
diaan tatock) akhir; ( 5 ) kebijaksanaan Pererintah. Tembakau produks i beberapa pupuk,
Bes/No
.
dipengaruhi
Produktivitas faktor
areal
oleh
produktivitas
Tembakau
Bcr/Ro
intensifikasi, pengairan,
dan
ditentukan
: tehnologi
dominan, misalnya
Produksi
iklim
baru, data
areal oleh obat,
lainnya.
Sedangkan areal produksi dipengaruhi 01th harga tingkat petani, produksi tahun lalu, produktivitas dan harga tanaman saingan tahun lalu.
Harga tanaman asingan disini yang digu-
nakan adalah harga beras
(leading price), disamping datanya
tersedia
saingan
juga
merupakan
terkuat
tanaman
Tembakau
Bes/No pada areal dan waktu tanam yang sama. Penelaahan struktur pasar
dengan pendekatan
penawaran
dan permintaan dilakukan dengan meninjau secara umum sistem tersebut, artinya tidak melihat sial.
Dalam kaitan ini model
subsistem dalam bentuk parsimultan yang pernah dipakai
untuk menggambarkan seluruh perdagangan hasil produksi kclapa di Indonesia adalah
:
( 1 ) produk bersama dalam produksi
minyak kelapa dan industri kopra;
( 2 ) adanya pasar yang
secara lengkap menyediakan kopra, minyak kelapa dan daging kelapa;
( 3 ) analisis secara simultan dalam menetapkan kuan-
titas dan harga ketiga produksi tersebut.
Ketiga gambaran
itu dianalisis dengan menggunakan model persamaan simultan, baik permintaan domestik maupun permintaan u n t u k ekspor (Sjarifuddin Baharsyah,
1974).
Model
simultmn juga diper-
gunakan dalam menganalisa perdagangan h a r i l produksi
karet
Diagram 4. Struktur Pemintaan dan Suplai Tembakau BES/NO
Teken (1971).
seluruh Indoaesia (termasuk ekspor) oleh I.B. Dalam multan
kajian ini penelaahan
tidak dapat
dilakukan,
struktur pasar
aecara si-
karena .(a) tidak tersedisnya
data yang cukup (misalnya: persediaan awal, persediaan akhir, j u m l a h barang yang hilang d a n l a i n - l a i n n y a p a d a k o m p o n e n suplai);
( b ) ada
tenggang
waktu
antara
penjualan
di
dalam
negeri dengan penjualan di Luar negeri, sehingga harga tidak dapat ketemu pada titik tsaat yang sama) harga keseimbangan. Analisis parsial dalam struktur suplai d a n permintaan model tanaman bahan makanan (food c r o p ) juga dilakukan untuk melihat proyeksi d a n analisie dampak kebijaksanaan multi market food c r o p supply/demand m o d e l
( M a r k W.
Rosegrant, Faisal
Kasryno dkk, 1987). P a d a diagram 5, digambarkan a d a 3 p e r m i n t a a n pasar, yaitu
: ( 1 ) Permintaan kualitas pembalut yang merupakan pen-
jumlahan
secara
horizontal
kualitas
pembalut
Pasar
Lelang
dan kualitas pembalut Pasar Spanyol; ( 2 ) permintaan kualitas pembungkus, juga merupakan penjumlahan horizontal permintaan kualitas pembungkus d i Pasar Lelang d a n Pasar Spanyol;
(3)
permintaan kualitas isi terdiri dari permintaan Pasar Lelang, Pasar Spanyol d a n Luar Pasar Lelang.
Asumsi yang digunakan
adalah barang tersebut bersifat homogeneous dalam kualitas. Permintaan kualitas pembalut Pasar Lelang
maupun
oleh para eksportir
dan pembungkus baik untuk
Pasar Spanyol, suplainya akan dipenuhi yang
atau diekspor langsung
mengirim
ke
ke negara importir.
h a l n y a d e n g a n k u a l i t a s isi, b a i k d i Spanyo1
maupun
Pasar Lelang
Pasar Luar
Bremen,
Demikian pula
Pasar Lelang, Pasar
Pasar Lelang.
Menurut
asumsi
Diagram 5 . Model Grafis Pasar Tembakau BES/NO
homogeneous di atas, penjumlahan hanya dapat dilakukan dalsm pasar yang kualitas tembskaunya sama schingga dalam penjumiahan agregat pembalut,
yang terjadi adalah Tembakau Bes/No
pembungkus
dan
isi.
Tetapi
kualitas
penjumlahan
yang dapat dilakukan hanya pada sisi permintaan.
agregat
Pada sisi
suplai tidak dapat dijumlahkan, karena tidak dapat memenuhi asumsi homogeneous. Berdasarkan hal-ha1 tersebut analisis dilakukan secara :
parsial, yaitu
( 1 ) analisis permintaan dan
( 2 ) ana-liais
respon areal produksi sebagai proksi suplai Tembakau Bes/No. Seluruh hasil produksi Tembakau Bes/No dipasarkan untuk ekspor baik sebagai bahan baku cerutu besar, cerutu cigarollo, sebagai tembakau hisap atau tembakau kunyah.
Pemasaran-
nya dilakukan bersama-sama dengan tembakau Deli dan tembakau Vorstenland
dalarn Sistem Pemasaran Sentral di Bremen,
secara lelang maupun secara langsung. ekspor daun
tembakau, adalah mata
baik
Pemasaran, termasuk
rantai
yang
terlemah di
dalam seluruh organisasi pengelolaan daun tembakau di banyak negara (Michael F. Barford, 1973). Di dalam pemasaran tembakau, kualitas memegang peranan yang penting.
Kualitas Tembakau Bes/No yang akan dipasarkan,
standarisasinya lelang.
ditentukan sebelum barang dikirim ke pasar
Kualitas yang telah distandarisasi di
tersebut, di
pasar
lelang
contohnya masih
diuji
Indonesia lagi oleh
pedagang, untuk disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Dalam strategi pemasaran, pendekatannya dilakukan melalui diskriminasi
harga
pada
jenis Tembakau
Bes/No
menurut
HARGA 20 15
- " - - - - - - * - - - - - a - - - w - m - - - . " - * - - - - - " - " .
'. -. .-
F,-"'""'*"""*""""""'
*.
5
(C)
30
40
" ( 0 '
I
..(. ---. I
"
26
... I
I '
10
20
,.I-
8
30
I
I I
I
40
DIAGRAM 6, Kcbi jaksanaan D i s k ~ i ~ i n a H s ia ~ g a ,
kualitas yang
dengan
berbeda
penjualan
pada
pasar
(spatially separated
menurut
markets).
lokasi/rurng Diskriminasi
harga dalam bentuk pasar pada lokasi/ruang yang berbeda akan efektif apabila dapat dicegah adanya kebocoran dari produkproduk yang harganya rendah ke pasar yang produknya relatif lebih
tinggi
1981).
Model
(Bessler and pemasaran
King,
1970; Lipsey
and
Steiner,
ini akan digunakan untuk mendekati
maksimal atau tidaknya seluruh pasar Tembakau Bes/No. agram
6 di
atas akan menjelaskan perbedaan harga
di
Dipasar
lelang d a n pasar Spanyol pada kualitas yang sama, maksimisasi penerimsannya,
d a n maksimisasi volume ekspor pada setiap
pasar yang berbeda. Peranan lembaga-lembaga pasar di seluruh pasar Tembakau Bes/No tidak dapat diabaikan.
Apabila lembaga-lembaga pema-
saran tidak berfungsi secara efisien, maka besar kemungkinan pemindahan barang dari eksportir kepada importir tidak akan efektif
lagi.
Artinya
jumlah
permintaaan
tersebut
barang
akan turun terus, demikian pula halnya dengan nilai penjualannya, di samping itu keuntungan tataniaga juga akan menjadi negatif. 'Efektifitas pemasaran perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan pasar memindahkan barang dari produsen (eksportir) s a m p a i k e t a n g a n importir.
Di
samping
itu juga ditelaah
apakah pasar tersebut masih menguntungkan (Bessler and King, 1970; Leftwich, 1966). Apabila pasar masih mampu memindahkan barang dusen
(
eksport ir )
dari pro-
kepada importir cukup besar dengan nilai
yang t i n g g i , d a n mempunyai
keuntungan tataniaga
(margin
tataniaga yang lebih besar dari pada biaya tataniaga), maka diduga pasar tersebut masih menguntungkan. analisis kelembagaan pasar
pasar
(pasar lelang
Dalam kaitan ini menurut
Spanyol menurut kualitas dan luar pasar
kualitas,
lelang) akan
ditelaah lebih jauh. Model Ekonomi Tembakau Bes/Nq Berdasarkan kerangka pemikiran, m a k a model a n a l i s i s yang dipergunakan untuk menjelaskan sistem konoditi Tembakau Bes/No, adalah sebagai berikut (1)
:
Perrnintaan berbagai Pasar Tembakau Bes/No, (Differentieted Demand Model);
(2)
Respon
petani
dalam
menentukan
areal
Tembakau
Bes/No
(Response Areal Model); (3)
Strategi
Pemasaran
Tembakau
Bes/No
(Marketing Strate-
gic Model);
(4)
Kelembagaan
Pemasaran
Market Model )
Tembakau
Bes/No
(Institutional
.
Model P e r m i n t a a ~Berbaaai Pasar Tembakau Bes/No Permintaan penting.
Tembakau
Bes/No
kualitas
memegang
peranan
Perbedaan kualitas berakibat perbedaan harga yang
cukup tajam sehingga dalam model permintaan Tembakau Bes/No akan dipisahkan antara permintaan menurut
g e o g r a f i s dan
kualitas yang diminta. Menurut nomi
teori Cournot-Walras tentang keseimbrngan eko-
ada kecenderungan
total
permintaan
wear -a
dengan
total suplai pasar. jumlah barang
Pertanyaannya adalah bagaimana variabel
(quantity) akan diinterpretasikan aebagai se-
macam cangkokan antara permintaan dan penawaran. pasar
tidak akan
ditunjukkan
tata hubungan yang tidak akan lebih baik.
dengan potongan
Jika total yang
jelas,
bias antara permintaan dan harga
Dalam analisis permintaan perlu mmemperha-
tikan beberapa pertimbangan, antara lain: ( 1 ) permintaan tidak sama dengan suplai; ( 2 )
keperluan primer dalam analisis
permintaan adalah bahwa data statistik jumlah barang akan di acu untuk permintaan.
bukan untuk suplai (Wold, 1953).
ini dapat berarti bahwa
jumlah barang
Hal
fang diminta dalam
analisis permintaan yang digunakan adalah jumlah barang yang terjual di pasar.
Sedangkan suplai pasar terdiri dari jum-
lah barang yang terjual di pasar ditambah sisa penjualan (stok pasar) dan barang yang hilang, serta stok untuk tahun selanjutnya.
Hukum
permintaan
muskan sebagai berikut waktu
menjadi
secara sederhana dapat
: "Jumlah yang
akan dibeli per unit
semakin besar, apabila harga
ceteris paribus (Bilas. 1984 1 " . hanya berlaku untuk barang
diru-
semakin rendah,
Hukum permintaan di a t a s
normal, hukum permintaan
itu
tidak akan berlaku bagi barang-barang inferior, superior dan atau keanehan Giffen (Friedman, 1962). Tembakau Bes/No
sebagai bahan
dasar pembuatan cerutu,
dianggap sebagai barang normal, yaitu permintaan akan tembakau berkurang jika harga naik dan sebaliknya permintaan akan bertambah jika harga turun. Fungsi Bilas
(1984)
permintaan dapat
menurut
Milton
dieederhanakan
Friedman
dalam
bahaaa
(1962) dan ~tematika
sebagai berikut
ex =
f ( P ,
:
I. pot pop, W, T,
.......................
Qx
= jumlah barang yang diminta
Px I
= harga barang itu sendiri = pendapatan
Po
= rata-rata harga barang lain
)
= jumlah konsumen W
= kesejahteraan dan pemerataannya
T
= selera Apabila terjadi perubahan peubah harga barang itu
sen-
diri ( P x ) , hanya berpengaruh t e r h a d a p kurva itu sendiri, itu sendiri hanya mcmpenga-
artinya perubahan harga barang ruhi jumlah barang
yang diminta, harga
barang
itu sendiri
tidak dapat menggeser kurva ke kiri atau ke kanan, o l e h karena
itu
disebut
peubah
endogen
(endogeneour variable).
Pada Tembakau Bes/No dimaksud, adalah harga menurut kualitas. Sedangkan peubah I, Po, Pop. menggeser kurva, artinya
W
d a n T , perubahannya akan
perubahan setiap peubah
tersebut
akan dapat menggeser kurva permintaan ke kiri atau ke kanan. Oleh karena itu disebut peubah eksogen (exogeneous variable). Teori permintaan menggambarkan penjumlahan secara horizontal permintaqn perorangan tertentu, eehingga secara statistik sering dikembangkan dengan segolongan konsumrn atau semua konsumen dalam masyarakat.
Peraamaan permintaan umum-
nya dimulai dari persamaan perorangan, kemudian dengan kondisi
tertentu dapat
dirubah men jadi persamaan
Misalnya elastisitas pendapatan akan sama d e w -
asregat.
-isitas
pendapatan dipenuhi
agregat
syarat
jika
dalam
distribusi
pendapatsn
pendapatan
agregat
yang
tidak
tersebut bcrubah.
Padahal kenyataannya belum tentu menggambarkan keadaan tersebut.
Jika semua pendapatan perorangan dan harga berubah
secara
proporsional,
maka
seluruh
permintaan
perorangan
tidak berubah, sehingga permintaan agregat juga tidak berubah. Demikian pula jika pendapatan agregat dan harga berubah secara proporsional. permintaen tidak akan berubah. Pada permintaan Ternbakau Bes/No, peubah I diperhftungkan dan diukur dari Pendapatan Domestik Broto (ODP).
Peubah
GDP secara teoritis mempunyai pengaruh positif.
Untuk Pasar
MEE
(Masysrakat
Lelang diperhitungkan GDP nsgara-negara Ekonomi Eropa), proses menjadi
sebab permintaan Tembakau Bes/No untuk dicerutu yang dikonsumsi oleh utamanya masya-
rakat negara MEE.
Sedangkan di Luar Pasar Lelang akan dipi-
sahkan GDP negara Spanyol untuk permintaan Spanyol, dan ODP Amerika
Serikat, Spanyol, Maroko, Tunesia
(total ODP ke 4
negara tersebut) untuk permintaan di Luar Pasar Lelang lainnya. Peubah jumlah penduduk
secara teoritis akan menggeser
kurva permintaan positif, karena pertambahan jumlah penduduk diharapkan barang lisis
akan meningkatkan
jumlah permintaan
atau jumlah
(Bilas, 1984; Lipsey dan Steiner, 1981).
Dalam ana-
permintaan
ini,
diperkirakan
penduduk
negara-negara
HEE secara teoritis diharapkan berpengaruh positif terhadap permintaan
di
Pasar
Lelang.
Penduduk
positif untuk permintaan Spanyol.
Spanyol
berpengaruh
Penduduk luar Eropa (Ame-
rika Serikat, Marako, Tunisia dan Spanyol) juga berpengaruh
positif tcrhadap
permintaan cerutu kualitas isi sedsng dan
jelek di Luar Pasar Lelang. Narga barang lain di sini dipilih harga tembakau voorOogst
Amerika
Serikat di
seluruh pasar.
Rarga
itu secara
teoritis jika berpengaruh negatif mtrupakan harga komplemen, jika berpengaruh positif merupakan harga substitusi (Friedman,
1962).
Apabila konsumen tidak Lagi menghisap
mereka kemungkinan akan beralih merokok
cerutu,
siparet yang bahan
bakunya bukan tembakau cerutu melainkan tembakau voor-Oogst/ Virginia disebut substitusi, tetapi apabila menghisap cerutu dan cigaret disebut komplemen. Model Resuon Area1 Produksic Tembakau Bes/No Dalam
penentuan areal yang
akan ditanam
sesuatu
jenis
tanaman terdapat lima masalah pokok, yaitu: (1) petani harus I
secara
berkesinambungan
yang berlaku
pada
menanggulangi
kekurangan
semua aspek usahatani;
informasi
( 2 ) kemampuan pe-
tani untuk menyesuaikan pola produksi dengan prubahan harga pasar, perubahan politis; ( 3 ) Resiko; (4) pertimbangan jangka panjang;
( 5 )
sumber-sumber
informasi usahatani yang ter-
batas dan menyulitkan (Snodgrass dan Wallace, 1964). Dari 5 masaleh di atas salah satu masalah penting pola
dibahaslsdalah kemampuan petani
produksi
dengan
perubahan
dan perubahan politis. jumlah Bes/No,
areal
pertanaman
tergantung
pasar,
yang dirasa
untuk menyesuaikan perubahan
institusi
Hal ini berarti bahwa naik turunnya suatu
komoditi,
kepada prospek
misalnya
Tembakau
keuntungan yang
dgterima
petani,
sedangkan
keuntungan
tersebut
responsif
terhadap
perubahan harga, perubahan institusi dan perubahan politis. Mubyarto dan Fletcher (1978) menggambarkan bahwa fungsi respon petani dalam
menentukan areal produksi tanaman padi
dipengaruhi oleh harga tahun lalu, cuaca, areal yang teraedia pada akhir tahun dan produksi tahun lalu. Petani Tembakau Bes/No yang bersedia memilih alternatif tanam komoditi itu kemungkinan dipengaruhi o l e h faktorfaktor harga tahun lalu
ditingkat
petani, produksi tahun
lalu, kebijaksanaan pemasaran d a n harga t a n a m a n saingan (harga beras).
Harga tahun lalu
dimaknudkan harga menurut
kualitas yang diharapkan mempunyai pengaruh positif terhadap besar kecilnya areal pertanaman, sebab jika harga tahun lalu meningkat maka areal komoditi tersebut akan meningkat pula, karena
petani
mempunyai
diterima meningkat pula. diharapkan
mempunyai
harapan
hahwa
keuntungan
Sedangkan produksi
pengaruh
negatif,
yang
t a h u n lalu
apabila
tahun
lalu
produksinya besar sehingga harga akan turun atau persediaan eksportir
menjadi
ditingkat
petani
turun
tersebut
relatif
tinggi
akan turun. akan
menurunkan
yang
mengakibatkan
harga
Perkiraan kemungkinan
harga
areal
pertanaman
Tembakau
Bes/No, oleh karena itu diperkirakan pengaruhnya negatif. Kebijasanaan perluasan pasar dan kebijaksanaan moneter serta
nilai
tukar diduga juga mempunyai
pengaruh
terhadap
besar kecilnya areal pertanaman Tembakau Bes/No, sebab kebijaksanaan tersebut menyangkut ke
luar negeri,
sejumlah barang yang diekapor
sedangkan jumlah barang
yang
diekspor
tergantung kepada luas sempitnya areal pertanaman.
itu
Harga punyai
tanaman
pengaruh
Bes/No,
sebab
meningkat menanam
(corpetitive crops )
sainsan
negatif
apabila
terhadap
harga
areal
tanaman
produksi
saingan
petani l e b i h c e n d e r u n g m e n a n a m
Tembakau
Bes/No,
sehingga
areal
diduga memTembakau
(harga beras)
padi
dari pada
produksi
Tembakau
Bes/No cenderung turun. Model Strateqi
Pcaaoaran Tembakau
Bes/No
-Model).
Kotler (1974), menjelaskan bahwa ada 7 segmentaai variabel, yaitu vis,
(4)
(1)
geografis,
benefit
( 2 ) demografis,
segmentasi,
segmentasi faktor pemasaran promosi), efektif
( 7 )
bility), pembeli;
Kotler
artinya
(kualitas, harga, Syarat
(19741 adalah
mengetahui
gra-
( 5 ) segmentasi volume,
segmentasi produksi.
menurut
( 3 ) psycho
secara
(6)
pelayanan d a n
segmentasi yang
( 1 ) Terukur terukur
(measure
karakteristik
( 2 ) memfokus pada segmen yang dipilih dengan jalan
yang relatif mudah didekati (accessibility); ( 3 ) cukup menguntungkan dan membutuhkan j u m l a h barang stantiality). pada
yang
besar
(sub
Elastisitas permintaan di Pasar Lelang Bremen
setiap kualitas
relatif inelastis.
(pembalut, pembungkus dan
isi) diduga
Pembeli ( i m p o r t i r ) yang terdiri d a r i
industriawan cerutu dan pedrgang
tembakau
cerutu
Indonesia
relatif tetap, penggemarnya sudah relatif terbatas pada golongan tua saja, generasi muda lebih gemar menghisap cerutu cigar0110 dibutu-n ~
k
(Anonim, 1976).
O l e h karena d i Pasar Lelang hanya
kualitas pembalut, pembungkus d a n isi baik s a ~ a ,
pengembangan a
pemaearan
Tembakau
Bes/No
diduga
lebih
b a i k diarahkan d i Luar P a s a r L e l a n g , k e c u a l i j i k a p e t a n i mampu
memproduk
Elastisitas
kualitas y a n g d i k e h e n d a k i
permintaan
lebih elastis dari
di
pada
P a s a r Lelang.
Luar Pasar Lelang diduga
di
Pasar
Lelang,
sebab
relatif
permintaan
t e m b a k a u u n t u k bahan d a s a r c e r u t u c i g a r o l l o d a n c h e w i n g t o b a c c o s e m a k i n meningkat. tersebut tidak menuntut
Sedangkan kedua jenis produk
kualitas seperti halnya persyaratan
untuk Pasar Lelang. Chewing
isi (filler) sedang penuhi oleh
dipenuhi dengan Bes/No
tobacco dapat
dan jelek.
dengan kualitas
eksport ir
/
petani
kualitas
Cerutu cigarollo dapat di-
khusus yang produsen.
dapat Cerutu
diproduk khusus kualitas
rendah
(untuk Afrika) membutuhkan persyaratan yang relatif rendah. Pendekatan diskriminasi harga d i l a k u k a n k a r e n a p a d a satu jenis kualitas terdapat
harga
yang
berbeda pada pasar
yang berbeda pula (Bressler dan King, 1970; Lipsey dan Steiner, 1 9 8 1 ) . Pada Tembakau Bes/No, ciri kualitas pembalut, pembungkus dan isi relatif sama.
Kalau ada perbedaan, terjadi pada
tingkatan ( g r a d e ) saja, yaitu kualitas baik, sedang dan jelek.
Tetapi masih pada "range" yang relatif sama. Diskriminasi harga baru akan efektif, apabila produsen
dapat menjamin atau menjaga tidak ada kebocoran antara satu pasar 1970).
(pembeli) dengan pasar yang Atau dijaga agar tidak
satu pembeli 1981).
kepada pembeli
yang
lain
(Bressler dan
King,
ada penjualan kembali oleh lain
(Lipsey dan Stonier,
Ada 2 syarat pokok dalam pendekatan diskriminasi harga, :
yaitu
( 1 ) seluruh
menentukan
harga
suplai
dapat
(price maker)
dikontrol,
tinjauannya
(Lipsey dan Stonier, 1981).
monopoli
mempengaruhi harga
(price taker
di
bawah
Apabila
untuk teori
tidak banyak
t injauannya di bawah teori
(Bressler dan King, 1970). ( 2 ) melindungi satuan
pasar murni
d a r i k e m u n g k i n a n penjualan k e m b a l i , hubungkan
apabila
dengan
karakteristik
cenderung untuk di-
produksi
atau
kesanggupan
untuk mengklasifikasikan pembeli dalam identifikasi kelompok (Lipsey dan Steiner, 1981). Keuntungan
atas
efek
positif
dari
pendekatan
diskri-
minasi harga adalah
: ( 1 ) setiap tingkat output,
hasilkan penerimaan
total (total revenue) yang lebih tinggi
akan meng-
perusahaan yang memaksimumkan keuntungan dengan satu harga.
( 2 ) output d i bawah d i s k r i m i n a s i h a r g a m o n o p o l i s t i k p a d a umumnya lebih
tinggi dari pada monopoli satu harga.
Produksi tembakau
Bes/No, ekspornya dilakukan oleh 22
perusahaan eksportir, yaitu tetapi pemasarannya pemerintah.
Alasannya
1 PTP dan 21 perusahaan swasta,
dilakukan adalah
di
1
bawah
satu
kebijaksanaan
sebelum ekspor
dilakukan
akan dibahas terlebih dahulu u n t u k m e n e n t u k a n p e r k i r a a n jumlah volume jual dan perkiraan harga yang terjadi baik di Pasar Lelang, Pasar Spanyol dan Pasar lainnya. an
ini
suplai
terkontrol;
untuk
Pasar
Tembakau
Bes/No
ada
Dalam keadakemungkinan
( 2 ) dalam ha1 pemasaran, Pemerintah mengadakan
campur tangan dengan membuat berbagai aturan, misalnya kebijaksanaan yang memisahkan jenis barang yang dikiria bagai p a s a r T e m b a k a u Bes/No.
Apabila
ke ber-
dilihat dari
sisi
perusahaan yang menjual ditentukan
oleh pasar
dan yang atas
membeli,
perretujuan
serta harga yang
kedua
tampaknya masih d i bawah asumsi persaingan
belah
murni.
pihak, Apabila
dilihat dari jumlah barang yang dikirim, perkiraan harga dan seluruh kebijaksanaan pemasaran
ditentukan oleh pemerintah.
tampaknya di bawah asumsi monopoli.
Dalam p e n d e k a t h pema-
saran ini asumsi yang dipergunakan adalah dibawah monopolisModel tersebut dapat dilihat pada gambdr berikut :
Diagram 7.
Diskriminasi Harga fasar Lelang dan Pasar SSpanyol.
tik, k a r e n a t i n j a u a n n y a adal-ah k o m o d i t i
sebagai barang
ekspor pemerintah
T e m b a k a u Bes./No
Indonesia.
Di dalam
strategi pemasaran, untuk dapat melihat pasar tersebut sudah
optimal
atau befum,
koefisien elastisitas permintaan
akan
dihubungkan dengan penerinaan (revenue) atau penerimaan marjinal (marginal revenue). kan, maka
Dalam keputusannya dapat dinyata-
apabila elastisitas harga terhadap permintaan elastis, penerimaan
total
akan meningkat
dengan
meningkatnya
jumlah barang yang dijual.
Model Kelembanaaq Pemasaran Tembakau Bes/No
(fnstitutional APProach)
Satu pohon Tembakau Bes/No, menghasilkan produk tembakau yang
berbeda-beda
kualitasnya, berbeda
pula penggunaan
dan harganya, sehingga hasil produksi tembakau dapat d i kelompokkan
dalanr
analisis
produk
bersama
(joint
product).
Produk bersama, adalah suatu proses produksi yang akan menghasilkan lebih dari satu hasil produksi (output) (Henderson and Quandt, 1971). Kornoditi Tembakau Bes/No mempunyai dua lenbaga produsen yang saling tergantung satu sama lain dalam mensuplai pasar, yaitu petani
dan eksportir Tembakau Bes/No.
produsen ini mempunyai fungsi yang berbeda. kan lahan, menanam, produksi
Kedua
lembaga
Petani menyiap-
memelihara, memanen, mengeringkan hasil
( a d a pula yang
jual kepada pengelola.
menjual
daun hijau),
kemudian men-
Eksportir mengelola petani produsen,
memproses teabakau hingga siap ekspor sampai dengan mengekspor (mengadakan jual beli dengan importir). S e d a n g k a n dalam m e m a s a r k a n h a s i l d i L u a r N e g e r i a d a sistem perasaran
sentral ( C e n t r a l M a r k e t i n g
System) dan
pemasaran
langsung
(onderhands).
sentral lembaga Pasar Lelang
Dalam
sistcm
pemasaran
termasuk didalamnya.
Efektifi-
t a s lembaga ini diikuti dari apakah menguntungkan eskportir atau
lembaga tersebut masih
tidak dan apakah masih mampu
memasukan barang cukup besar. Untuk melihat lebih jauh kemungkinan prospek keberadaan Pasar Lelang, akan diuji berbagai efektifitas pasar.
(19'701, mengidentifikasi
ler dan King tifitas
s i s t e m pemasaran,
pelayanan
aecara efektif
dan
komoditi dari pihak penjual
:
yaitu
Bress-
dua sifat dalam efek(
1)
Menyelenggarakan
ekonomis pengalihan pemilikan kepada pembeli;
( 2 ) Menyeleng-
garakan mekanisme harga yang efektif. P a s a r Lelang
masih
dapat d i k a t a k a n
efektif
nilai ekspornya lebih tinggi dari pasar yang lain.
apabila Korslasi
antara harga menurut kualitas di seluruh pasar dengan harga tingkat petani akan dilakukan, apabila korelasi harga menurut
kualitas di
Pasar
Lelang
mempunyai
korelasi
yang
kuat
melebihi harga pasar lain dengan harga ditingkat petani, maka Pasar Lelang masih dapat dikatakan efektif.
Selain dari
p a d a itu e l a s t i s i t a s h a r g a t e r h a d a p p e r m i n t a a n j u g a a k a n dipakai sebagai alat ukur apakah Pasar Lelang masih efektif atau tidak. Selain
dari
pada
itu
juga
akan
lembaga
pasar
tidak.
Apabila margin tata n i a g a
biaya
tersebut
tataniaga, maka
tungkan eksportir.
masih
dianalisis,
menguntungkan
lembaga pasar
apakah
eksportir
atau
lebih besar dari
pada
tersebut masih
mengun-