Achmad Hidayat
TEKNIK PERENCANAAN PENDIDIKAN MODEL BAR CHART DAN NETWORK PLANNING (PERT DAN CPM) Achmad Hidayat* Abstract : Educational Planning is the key to the effectiveness of activities to achieve educational goals are expected and planned. But in reality, the planning of education is still widely used as a complementary factor, so frequent goal planned and defined are not achieved optimally. This discussion focused on planning techniques types of Bar Charts and Network Planning (PERT dan CPM). Planning technique is a good tool control to provide a realistic picture of the time and money needed for each activity and the amount of resources available. Also identify the sequence of activities that must be ended before others activities are started. Network activities and events shaping the critical time became one of whole work. Keywords : Education Planning, Bar Chart & Networt Planning (PERT & CPM) PENDAHULUAN Dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan. Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi suatu kenyataan.1 Baik buruknya sebuah kegiatan tercermin pada bagaimana setiap individu merancang perencanaan masing-masing. If you fail to plan, you are planning to fail. Perencanaan pendidikan merupakan kunci efektivitas suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan direncanakan. Namun kenyataannya, perencanaan pendidikan masih banyak dijadikan faktor pelengkap,
*
Guru MTsN Parteker Pamekasan, Email:
[email protected].
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
107
Teknik Perencanaan Pendidikan Model BAR CHART....
sehingga sering terjadi tujuan yang direncanakan dan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal. Kaitannya dengan perencanaan pendidikan, akan sangat banyak dan kompleks yang harus dikaji secara mendalam dan komprehensif. Di antaranya komponen yang akan penulis bahas adalah terkait dengan beberapa teknik yang biasanya dipakai dalam proses perencanaan pendidikan. Dalam hal itu, perencanaan pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan kegiatan-kegiatan di masa depan yang diharapkan untuk mencapai tujuan. Empat hal yang menyangkut perencanaan pendidikan itu, yaitu : a) tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan; b) keadaan sekarang yang terjadi, c) alternative pilihan kebijakan dan prioritas dalam mencapai tujuan; dan d) strategi penentuan cara yang lebih baik untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, perencanaan khususnya perencanaan pendidikan ini memerlukan alat kontrol agar perencanaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan proses yang sudah ditentukan dan dapat memberikan hasil sebagaimana telah digariskan. Alat kontrol tersebut disebut juga sebagai teknik perencanaan. Teknik perencanaan merupakan suatu alat pengendalian yang baik untuk memberikan suatu gambaran yang realistis tentang waktu dan uang yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas dan banyaknya sumber daya yang tersedia. Juga mengindentifikasi urutan aktivitas-aktivitas yang harus diakhiri sebelum aktivitas lainnya dimulai. Jaringan aktivitas-aktivitas dan kejadian-kejadian membentuk masa waktu penting untuk penyelesaiannya sehingga perhitungan waktu menjadi salah satu dari seluruh pekerjaan. Teknik perencanaan terdiri atas (1) barchart (Ghant Chart), (2) coordinate graph, (3) block diagram, (4) hanum curve, (5) vector curve, (6) matrix diagram, (7) time logic diagram bar chart, (8) bar chart which S curve, (9) line of balance, (10) life circle curve, (11) milstone chart, dan (12) network diagram. Network Planning (NWP) diagram terdiri dari (a) Arrow Diagram Method (ADM) yang juga disebut Analysis of Arrow (AoA) atau Critical Path Method (CPM), (2) Program Evaluation Review Technique (PERT) dan (3) Precedence Diagram Method (PDM). Tiap jenis penjadwalan memiliki kelebihan dan kelemahannya masingmasing. Dari berbagai jenis penjadwalan di atas, yang paling banyak dipakai orang adalah bar chart dan PERT.2 Kedua jenis teknik perencanaan ini yang akan dibahas dalam tulisan ini.
108
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
Achmad Hidayat
TEKNIK PERENCANAAN PENDIDIKAN: TELAAH TEKNIK BARCHART DAN PERT A. Definisi Perencanaan Ada beberapa definisi mengenai perencanaan dan perencanaan pendidikan, yaitu: Cunningham mengatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-imajinasi, dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang untuk tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan. Definisi yang lain tentang perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini perlu diantisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan itu berimbang. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat organisasi tetap berdiri tegak dan maju sebagai satu sistem.3 Sedangkan, definisi perencanaan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya adalah penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapai kebutuan dan tujuan murid-murid dan masyarakat.4 Para ahli yang lain juga mendefinisikan tentang perencanaan pendidikan yaitu proses mempersiapkan keputusan-keputusan bagi kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas dari perencanaan pendidikan. Dan juga dikemukakan oleh Albert Waterston bahwa definisi pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatankegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial. Untuk menetapkan atau menyusun suatu keputusan berupa perencanaan sebagai suatu kegiatan manajemen administratif dalam semua bidang termasuk juga dalam bidang pendidikan, pada dasarnya harus mengikuti pola tertentu. Pola pengambilan keputusan (decission making) secara umum dapat dilukiskan dalam bagan sebagai berikut.5
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
109
Teknik Perencanaan Pendidikan Model BAR CHART....
Keputusan Decission Analisa Data
Operasi Data Oprasional
Pencatatan Penelitian Pengembangan Data Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun suatu perencanaan berupa perencanaan pendidikan untuk suatu lingkungan tertentu diperlukan data lengkap. Data tersebut dapat diperoleh dari hasil pencatatan/penelitian yang dikembangkan untuk kepentingan suatu lingkungan/usaha kerjasama dibidang pendidikan tertentu. Dari definisi perencanaan pendidikan diatas, dapat difahami beberapa unsur penting yang terkandung di dalamnya, yaitu: Penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan, ini menyangkut metodologi dalam perencanaan. Proses pengembangan pendidikan. Prinsip efektivitas dan efisiensi. Kebutuhan dan tujuan murid-murid dan masyarakat.6 B. Tujuan Perencanaan 1) Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya; 2) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan; 3) Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya; 4) Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan; 5) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu; 6) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan; 7) Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan; 8) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui; 9) Mengarahkan pada pencapaian tujuan. 110
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
Achmad Hidayat
C. Manfaat Perencanaan 1) Sebagai standar pelaksanaan dan pengawasan; 2) Pemilihan berbagai alternatif terbaik; 3) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan; 4) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi; 5) Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan; 6) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan 7) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti. D. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan Ruang lingkup perencanan pendidikan meliputi: 1) Menyangkut teori dasar perencanaan pendidikan 2) Beberapa langkah penilaian daripada pelaksanaan perencanaan pendidikan tersebut. 3) Hubungan antara perencanaan pendidikan dengan sektor ekonomi, hubungan ini demikian erat sehingga sering digunakan iostilah relevansi 4) Menyangkut bentuk-bentuk pendekatan. 5) Bagaimana memanfaatkan potensi manusia atau bagaimana manusia-manusia yang terlibat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam rumusan perencanaan pendidikan, sehingga terdapat relevansi dengan keinginan sosial dan kebutuhan sosial. 6) Juga memperhitungkan masalah-masalah, seperti: Arus siswa atau murid Pembangunan fisik (prasarana) Masalah tujuan pendidikan Nasional Modernisasi di segala bidang kehidupan Proses belajar mengajar Generasi muda Adat kebiasaan yang non ekonomis Statifikasi sosial.7 E. Prinsip Perencanaan Pendidikan Dalam upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu sistem pendidikan, perhitungan-perhitungan secara teliti sudah harus dilaksanakan dalam fase perencanaan pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka berlaku prinsip-prinsip perencanaan pendidikan, yaitu: Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015 111
Teknik Perencanaan Pendidikan Model BAR CHART....
1) Perencanaan harus bersifat komprehensif Melihat masalah pendidikan sebagai keseluruhan. Juga setiap aspek pendidikan perlu mendapatkan perhatian sewajarnya, baik formal maupun non-formal, pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi dalam arti yang seluas-luasnya. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa kegiatan atau program yang direncanakan harus juga konsisten dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang, dan mencakup semua jenis kebutuhan individu, masyarakat dan pembangunan nasional. 2) Perencanaan pendidikan harus bersifat integral Perencanan pendidikan harus diintegrasikan ke dalam perencanaan yang menyeluruh. Sifat integral ini harus sudah nampak di dalam sistem dan prosedur pengelolaan pendidikan. Demikian pula perencanaan pendidikan harus berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan sosial, pengembangan tenaga manusia yang diperlukan, perkembangan penduduk dan sebagainya. 3) Perencanaan pendidikan harus memperhatikan aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif. Kemajuan dalam bidang pendidikan bukan hanya ditentukan oleh jumlah anak yang dapat ditampung di sekolah-sekolah, peningkatan jumlah pelajar, jumlah gedung, guru dan sebagainya, tetapi jiga apakah output pendidikan dapat memenuhi pasaran kerja, atau apakah dapat membuat individu menjadi sejahtera dan sebagainya. 4) Perencanan Pendidiklan harus merupakan rencana jangka panjang dan kontinyu. Suatu siklus pendidikan berlangsung antara 10-20 tahun, dan tidak bisa diharapkan hasilnya dalam waktu 1–2 tahun (perencanaan jangka pendek). Kebanyakan pelaksanaan kebijakan pendidikan sekarang ini banyak mengalami kegagalan, atau tidak diketahui apakah berhasil atau gagal, karena berlakunya kebijakan hanya sepintas saja, lalu disusul dengan kebijakan baru. 5) Perencanaan pendidikan harus didasarkan efisiensi. Saat ini biaya merupakan faktor utama dan menunjang dari keberhasilan pendidikan, tapi masalah yang dihadapi negara kita adalah kurangnya biaya untuk pendidikan. Untuk itu dilakukan upaya mengurangi atau
112
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
Achmad Hidayat
menghilangkan pemborosan sebagai salah satu tugas dari perencanaan pendidikan. 6) Perencanan pendidikan harus dinbantu oleh organisasi administrasi yang efisien dan data yang dapat diandalkan. Data merupakan input untuk perencanaan, untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja setiap jenis dan tingkatan sekolah, perlu mengetahui jumlah murid dari setiap sekolah itu, jenis-jenis pelajaran yng diberikan dan sebagainya. Jika data semacam ini tidak diketahui mustahil dapat dihitung kebutuhan tenaga guru. 7) Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumber-sumber yang ada atau yang dapat diadakan. Telah diketahui bahea pelaksanaan pendidikan tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.8 Penjabaran di atas adalah prinsip umum perencanaan pendidikan dan prinsip-prinsip ini tidak hanya berlaku dalam ruang lingkup nasional, tetapi juga dalam tiap perencanaan pendidikan pada tingkat lokal dan bahkan kepada setiap unit atau lembaga pendidikan terendah. TEKNIK PERENCANAAN PENDIDIKAN BAR CHART Bar Chart atau Gantt Chart merupakan metode penyusunan jadwal dengan tujuan mengidentifikasi unsur waktu dalam merencanakan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu mulai, akhir, dan saat pelaporan. Teknik ini dipelopori oleh H.L. Gantt, sehingga disebut sebagai Gannt Bar Chart.9 Gannt Chart mulai diperkenalkan ketika perang dunia I dan utamanya berawal dari American Ordnance Departement dari U.S. Army, ketika itu grafik Gannt tersebut dikembangkan untuk berperan utama sebagai sarana pengendalian produksi. Operator-operator mesin individual dijalankan, dan mencatat pekerjaan sehari-hari.10 Diagram ini sangat membantu dalam memberikan gambaran tentang (1) kegiatan terperinci dari suatu proyek, (2) waktu memulai sikap kegiatan, dan (3) lamanya kegiatan tersebut.11 Gantt Chart merupakan teknik perencanaan yang paling sederhana dan biasa dipakai untuk bagian produksi. Pada bagian atas dalam tabel I terdapat skala waktu, pada kolom paling kiri untuk diisi kegiatan-kegiatan yang akan atau harus dilakukan. Pada bagian tengah dipakai untuk memberikan gambaran waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
113
Teknik Perencanaan Pendidikan Model BAR CHART....
berupa jalur, garis atau arsir. Panjang jalur menggambarkan jangka waktu pelaksanaan kegiatan.12 Tabel 1 Contoh Teknik perencanaan pendidikan model bar chart atau gantt chart Waktu Kegiatan
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
dst.
Keg. A Keg. B Keg. C Keg. D Keg. E dst. Dalam diagram balok di atas terdapat dua macam sumbu, yaitu absis dan ordinat atau dua dimensi, yaitu vertikal dan horizontal. Dimensi vertical menunjukkan tugas atau perincian tugas yang harus dikerjakan, sedangkan dimensi horizontal menunjukkan waktu, mulai dari yang ditentukan. Dalam suatu proyek biasanya kita menjumpai beberapa kegiatan yang dapat dilakukan bersamaan waktunya dan kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan. Yang terakhir ini mengandung arti bahwa suatu kegiatan tidak dapat dilakukan sebelum kegiatan lain diselesaiakan. Itulah sebabnya suatu diagram Gannt, garis atau balok dapat diletakkan secara tumpang-tindih atau serial. Menurut Johanes, Gantt Chart merupakan alat planning yang dinamis, karena selalu dalam penampilan yang berubah-ubah, dapat ditambah unsur kegiatan baru dalam rencana itu dan mencabut unsur rencana yang sudah selesai dilaksanakan.13 Ada beberapa hal yang dipandang sebagai keuntungan dalam penggunaan teknik ini, antara lain: 1) Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan kegiatan. 2) Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan. 3) Bila digabungkan dengan metode lain dapat dipakai pada saat pelaporan. Sedangkan kelemahannya antara lain: 114
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
Achmad Hidayat
1) Tidak menujukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan kegiatan. 2) Hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain tidak tergambarkan atau hubungan ketergantungan tidak ditunjukkan. 3) Tidak dapat diidentifikasi, kegitan mana yang merupakan kegiatan kritis (kegiatan yang tidak boleh ditunda). Oleh karena itu, kegiatan yang besar yang memerlukan control waktu secara ketat, koordinasi dan analisis biaya yang cermat, tidak menguntungkan apabila menggunakan teknik ini. Meskipun demikian sampai saat ini diagram balok masih banyak dipergunakan terutama untuk kegiatan-kegiatan yang tidak kompleks.14 TEKNIK PERENCANAAN PENDIDIKAN PERT DAN CPM A. Definisi PERT dan CPM Program Evaluation and Review Technique (PERT) merupakan salah satu teknik yang dikembangkan Polaris. Teknik ini adalah suatu metode yang bertujuan untuk semaksimal mungkin mengurangi adanya penundaan kegiatan maupun rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat seleksi dan selesainya kegiatan. Menurut Richard, sebagaimana yang dikutip Nanang Fatah, PERT diartikan sebagai teknik manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatankegiatan yang bersifat non-repetitive (tak berulang). Di samping itu, PERT sebagai teknik manajemen bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, gangguan, mengkoordinasikan, mensinkronkan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan menurut Jerry G. Gallack dalam Nanang Fatah juga, menjelaskan PERT membantu manajer dalam memecahkan masalah yang bersifat realistis dan menjadi alat yang sangat penting dalam membuat keputusan.15 PERT (Program Evaluation and Review Technique), yaitu teknik penilaian dan peninjauan program, sedangkan CPM (Critical Path Methods), yaitu metode jalur kritis. PERT dan CPM sering disebut dengan Network Planning (NWP)
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
115
Teknik Perencanaan Pendidikan Model BAR CHART....
karena melukiskan hubungan kebergantungan dan pengaturan kegiatan yang logis sekuensial yang membentuk jaringan kerja dari suatu proyek. CPM merupakan hasil karya du-Pont yang pertama yang mana berkenaan dengan perencanaan dan penjadwalan dengan computer. CPM merupakan suatu teknik perencanaan yang dipergunakan dalam proyek atau kegiatan yang mempunyai data biaya. Perbedaan pokok antara PERT dan CPM terletak pada penentuan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Pada intinya dapat disimpulkan bahwa PERT dan CPM adalah teknik yang melukiskan kegiatan yang berdasarkan logika kebergantungan dan alur kritis dalam menyelesaikan masalah. Network Planning atau juga sering disebut Network Analys atau Arrow Diagram Methods (ADM) adalah alat manajemen yang memungkinkan perencanaan dan pengawasan suatu pekerjaan/proyek menjadi lebih luas dan lengkap. Dalam menyusun Network Planning suatu pekerjaan/proyek, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1) Menginventarisasi semua kegiatankegiatan (activities) yang terdapat dalam proyek. 2) Tahapan-tahapan jenis pekerjaan, di mana satu sama lain saling ada ketergantungan (logica). Setelah mengetahui dua hal di atas, kita dapat menyususn/membentuk: a) jaringan dari suatu kegiatan (activity) dan kejadian atau peristiwa (event), dan b) peninjauan unsur waktu.16 B. Proses Penyusunan PERT Proses penyusunan PERT melalui proses empat tahap pokok, yaitu : penyusunan logic, timing, analyzyng dan scheduling. Tahap penyusunan logic dan timing memerlukan kerjasama antara manajer, perencana, dan pelaksana. Sedangkan tahap analyzing dan scheduling adalah porsi manajer dan perencana.17 1) Data yang diperlukan untuk penyusunan PERT Ada tiga macam data yang diperlukan untuk mengadakan analisis PERT atau network bagi suatu kegiatan: a) Taksiran mengenai waktu yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan. Karena biasanya tidak bisa menentukan waktu tersebut secara mutlak tepat, harus menaksir sebaik mungkin untuk rata-rata yang menurut pengalaman lampau dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sejenis/ semacam. b) Urutan pekerjaan
116
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
Achmad Hidayat
2)
3)
4)
5)
Harus menentukan pekerjaan-pekerjaan apa yang harus diselesaikan sebelum sesuatu pekerjaan bisa dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya. c) Ongkos atau biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan Misalnya ongkos-ongkos tambahan lembur atau ongkos-ongkos tersembunyi dalam menggunakan pekerjaan lebih banyak untuk pekerjaan tersebut (misalnya, penurunan efisiensi rata-rata pekerjaan). Singkatnya, semua ongkos-ongkos yang ditanggung untuk menyelesaikan suatu pekerjaan lebih cepat dari waktu normal (waktu taksiran). Penyusunan logic Yaitu penyusunan urutan (sequence) ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (activity) yang harus dilakukan dalam rangka menyelesaikan pekerjaan. Yang dimaksud dengan activity di sini adalah segala sesuatu kejadian atau kegiatan yang memakan waktu, yang diperlukan untuk sampai kepada akhir kegiatan. Jadi, juga waktu menunggu termasuk ke dalam pengertian ini. Kedetailan dari activity adalah bergantung kepada kemampuan kontrol dari pihak yang mengawasi. Setiap avtivity yang ditentukan haruslah diuji dengan penyertaan apa kegiatan yang harus mendahului dan apa yang mengukitinya. Timing Yang dimaksud dengan timing disini adalah menaksir waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan activity. Dengan mengingat factoruncertienty, penaksiran waktu ini akan lebih mudah ditentukan bila ada data pengalaman kuantitatif, sehingga dapat diperoleh data realistis. Analyzing Dengan analiysis dimaksudkan untuk mengetahui activity mana yang bersifat kritis dan activity mana yang non kritis. Activity disebut critical activity kalau ia tidak memiliki waktu cadangan untuk menyelesaikan. Jadi tahap analisa akan menetapkan kapan critical activity harus dilaksanakan dan harus selesai dan kapan non critical activity dapat mulai dikerjakan dan kapan selambatlambatnya harus selesai. Scheduling Maksud dari scheduling adalah untuk membuat jadwal waktu (time-table) pelaksanaan dari setiap activity. Time-table ini merupakan “surat perintah” bagi pelaksana. Flat tidak lagi boleh disini dan waktu start dan finish harus jelas
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
117
Teknik Perencanaan Pendidikan Model BAR CHART....
disebutkan dalam “hari kesekian dari proyek” tetapi tanggal kalender sekian. Lihat table di bawah ini. Tabel 2 Penjadwalan dalam Time-Table atau Bar-Chart AKTIVITAS
1
2
3
WAKTU 4 5 6
7
Dst
KETERANG AN
Aktivitas 1-2 Aktivitas 1-2 Artinya : Aktivitas 1-2 dimulai dari waktu ke-1 sampai dengan 3 Aktivitas 1-2 dimulai dari waktu ke-4 sampai dengan 7 C. Simbol-simbol yang digunakan dalam PERT dan CPM : Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan/aktifitas (yang memerlukan jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah sumberdaya. Lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa (even). Kejadian disini didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari suatu atau beberapa kegiatan. Anak panah terputus-putus, menyatakan kegiatan semu (dummy) yang berguna untuk membatasi mulainya kegiatan. Dummy tidak mempunyai jangka waktu tertentu karena tidak menhabiskan sumberdaya. Asumsi-asumsi dalam Network : Gambar C.1 menunjukkan kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut adalah :
1
118
A
2
B
3
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
Achmad Hidayat
D. Kegunaan PERT dan CPM Kegunaan PERT dan CPM ini terletak pada tingkat ketelitian analisis dari suatu kegiatan, urutan serta hubungan logisnya. PERT dapat digunakan hampir dalam segala kegiatan, mulai dari memformulasikan rencana sampai kepada evaluasi dari implementasi suatu rencana. Pembuatan PERT sebagai sebuah jaringan kerja dimulai dengan mengidentifikasi tugas-tugas/aktivitas-aktivitas/ kegiatan-kegiatan yang dicakup oleh perencanaan itu. Langkah berikutnya adalah menentukan waktu penyelesaian untuk setiap tugas/ kegiatan. Setiap tugas disediakan tiga perkiraan waktu atas dasar informasi atau pengalaman kerja. Tiga perkiraan itu adalah (1) lama waktu yang paling pendek dapat menyelesaikan tugas atau kegiatan itu, (2) lama waktu yang normal, (3) lama waktu yang paling panjang menyelesaikan tugas tersebut. Pemberian tiga macam waktu tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan waktu harapan (expexted time) yang didapat dengan mempergunakan rumus tertentu. Waktu harapan ini akan digunakan untuk menentukan fisibilitas penyelesaian perencanaan kegiatan tersebut.18 PERT juga dapat digunakan bila proyek manajemen proses memerlukan sub tugas mengenai ketidakpastian yang ada. Ini biasanya muncul bila proyek yang melibatkan jenis aktivitas baru, tidak mempunyai pengalaman sebelumnya. Estimasi waktu sifatnya tidak jelas dan bervariasi.19 E. Keuntungan dan kelemahan PERT dan CPM Keuntungan utama dari teknik PERT adalah memberikan suatu metode untuk melakukan estimasi probabilitas tanggal target terpenuhi atau tidak. Teknik ini bisa saja hanya saja mempunyai tanggal target tunggal yaitu proyek atau kegiatan selesai, akan tetapi diharapkan untuk mengatur tambahan target yang lain. Jika ditelaah, bahwa dengan meminta estimasi durasi aktivitas bernilai banyak dan perhitungan tanggal yang diharapkan, PERT fokus pada ketidakpastian peramalan. Teknik tersebut dapat dipergunakan untuk menghitung standar deviasi masing-masing aktivitas dan mempergunakan nilainya untuk membuat urutan tingkatan resiko. Dengan mempergunakan ini, dapat dilihat, misalnya, aktivitas F merupakan salah satu aktivitas yang mempunyai ketidakpastian yang besar, sedangkan C pada prinsipnya akan memberikan dampak yang kecil. Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
119
Teknik Perencanaan Pendidikan Model BAR CHART....
Jika mempergunakan waktu yang diharapkan dan standar deviasi untuk forward passes melalui jaringan yang didapat, maka untuk sebarang kejadian atau selesainya aktivitas, estimasi probabilitas terpenuhinya target dapat terlaksana. Dalam hal tertentu, dengan mengatur tanggal target sepanjang lintasan kritis, dapat difokuskan pada aktivitas tertentu yang mempunyai resiko yang terbesar terhadap jadwal kegiatan.20 F. Perbedaan PERT dan CPM PERT dan CPM merupakan metode yang berorientasikan waktu, dalam arti bahwa keduanya akan berakhir dengan penentuan penjadwalan waktu (a time schedule). Walaupun PERT dan CPM dikembangkan secara terpisah dan bebas satu sama lain, namun pada dasarnya sama. Mungkin perbedaan yang paling menonjol adalah perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang sifatnya deterministic dalam CPM dan probabilistis dalam PERT. Kedua teknik tersebut dinamakan teknik penjadwalan proyek atau (project scheduling technique) tang terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, penjadwalan, dan pengontrolan/pengawasan.21 Selain itu, CPM merupakan bentuk lain dari jaringan kerja yang memakai prinsip sama dengan PERT, bedanya ialah: (1) PERT berorientasi kepada peristiwa, sedangkan CPM berorientasi kepada kegiatan/ aktivitas, (2) PERT menggunakan kelonggaran waktu, sementara itu CPM tidak menggunakan kelonggaran waktu, (3) PERT tidak membahas biaya, sebaliknya waktu yang ditentukan dalam CPM selalu dikaitkan dengan biayanya.22 PENUTUP Perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat organisasi tetap berdiri tegak dan maju sebagai satu sistem. Karena di dalam perencanaan terkandung unsur peramalan dalam arti memproyeksikan kejadiankejadian untuk waktu yang akan datang. Dalam hal ini merupakan campuran antara pengalaman dan pekerjaan memperkirakan. Peramalan harus bersifat sewajar mungkin jangan memperkirakan atau mengambil asumsi kalau fakta memang tersedia. Walaupun ada unsur perkiraan, tetap diperlukan faktor ukuran standar sebagai dasar pegangan perkiraan. Dengan adanya standar tersebut, maka dapat dipakai sebagai sarana untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu rencana. Oleh sebab itu, teknik perencanaan merupakan suatu alat pengendalian yang baik untuk memberikan suatu gambaran yang realistis tentang waktu dan uang 120
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
Achmad Hidayat
yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas dan banyaknya sumber daya yang tersedia. Juga mengindentifikasi urutan aktivitas-aktivitas yang harus diakhiri sebelum aktivitas lainnya dimulai. Jaringan aktivitas-aktivitas dan kejadian-kejadian membentuk masa waktu penting untuk penyelesaiannya sehingga perhitungan waktu menjadi salah satu dari seluruh pekerjaan.
ENDNOTES 1
Udin Syaifuddin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 3-4. 2 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), hlm. 113. 3 Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatoris Dengan Pendekatan Sistem (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 3 – 4. 4 St.Vembriarto, Pengantar Perencanaan Pendidikan (Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita, 1982), hlm. 39. 5 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan (Jakarta : Gunung Agung, 1983), hlm. 16-27. 6 Djumberansyah Indar. Perencanaan Pendidikan; Srategi dan Implementasinya (Surabaya: Karya Abditama, 1995), hlm. 7-8. 7 Soebijanto Wirojoedo, Teori Perencanaan Pendidikan (Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1985), hlm. 28-31. 8 Ibid., hlm. 12-15 9 Universitas Gunadarma, Manajemen Proyek, (http:/library.gunadarma.ac.id/files/2005), diakses Selasa 16 Desember 2008. 10 Udin Syaifuddin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan., hlm. 206. 11 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 61. 12 Johanes, Riset Operasi Untuk Pengambilan keputusan (Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1988), hlm. 234. 13 Ibid., hlm. 235. 14 Nanang Fatah, Landasan Managemen., hlm. 62. 15 Ibid., hlm. 63. 16 Husaini Usman, Manajemen: Teori., hlm. 114. 17 Ali Imran dan Burhanuddin (eds), Manajemen Pendidikan: Analisis Substansi dan Aplikasinya Dalam Institusi Pendidikan, (Malang : UM Press, 2003), hlm. 139. 18 Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatoris: Dengan Pendekatan Sistem (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), hlm. 180. Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015
121
Teknik Perencanaan Pendidikan Model BAR CHART.... 19
Udin Syaifuddin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan., hlm. 207. 20 ITS, Evaluasi Resiko Terhadap Jadwal, (http://www.si.its.ac.id/), diakses Selasa 16 Desember 2008. 21 Johanes, Riset Operasi ., hlm. 235. 22 Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan., hlm. 183.
DAFTAR PUSTAKA Burhanuddin, Ali Imran dan (eds), Manajemen Pendidikan: Analisis Substansi dan Aplikasinya Dalam Institusi Pendidikan, Malang : UM Press, 2003 Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006 Indar, Djumberansyah, Perencanaan Pendidikan: Srategi dan Implementasinya, Surabaya: Karya Abditama, 1995 ITS, Evaluasi Resiko Terhadap Jadwal, (http://www.si.its.ac.id/), diakses Selasa 16 Desember 2008 Johanes, Riset Operasi: Untuk Pengambilan Keputusan, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1988 Makmun, Udin Syaifuddin Sa’ud dan Abin Syamsuddin, Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007 Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1983 Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipatoris Dengan Pendekatan Sistem, Jakarta: Rineka Cipta, 1990 Universitas Gunadarma, Manajemen Proyek, http://library.gunadarma.ac.id/files/2005, diakses Selasa 16 Desember 2008. Usman, Husaini, Manajemen:Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2006 Vembriarto, St., Pengantar Perencanaan Pendidikan, Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita, 1982 Wirojoedo, Soebijanto, Teori Perencanaan Pendidikan, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1985 122
Jurnal Ilmu Tarbiyah “At-Tajdid”, Vol. 4, No. 1, Januari 2015