PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010 PENERAPAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR PLASINDO
Achmad Sumbaryadi Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI) http://www.bsi.ac.id
[email protected]
ABSTRACT One of the most imfortant things in production activity is how to manage a raw material requirement level in economic level to support production planning activities. An esthablished company usually uses Material Requirement Planning (MRP) method to provide an effective management system of material requirement to minimize inventory cost.This research found out that, manufacture needs to use Material Requirement Planning (MRP) method to minimize the inventory cost. When manufacture decided to use Material Requirement Planning (MRP) method, they need to support their system in to computerize system and held on the job training for the production staff to use this method. Keywords: Lot Sizing, Inventory Cost, Material Requirement Planning
1.
PENDAHULUAN
Salah satu faktor terpenting dalam kegiatan produksi adalah bahan baku, oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang tepat untuk menentukan persediaan bahan baku melalui suatu sistem manajemen yang dinamakan manajemen perencanaan persediaan. Berkaitan dengan hal itu, salah satu metode yang efektif dan efisien untuk digunakan perusahaan dalam menentukan tingkat persediaan adalah Material Requirement Planning (MRP). Pada metode MRP, jumlah kebutuhan untuk tiap-tiap bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk saling berhubungan dan sistem ini menentukan besarnya jumlah dari tiap-tiap bahan baku yang diperlukan sebagai komponen dalam pembuatan produk akhir berdasarkan jadwal yang telah disusun. 2.
TINJAUAN PUSTAKA
Persediaan terdiri dari persediaan alat-alat kantor (supplies), persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses (in-process goods) dan persediaan barang jadi (finished goods). Dalam hal ini lebih focus kepada persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku adalah item yang di buat atau dibeli dari para supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini akan
ditransformasikan atau dikonversi menjadi bahan jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan jumlah material yang tepat, lead time yang tepat dan biaya rendah. Untuk itu sangat dibutuhkan pengaturan material atau bahan baku agar biaya produksi dapat lebih optimal. Pengaturan material mempunyai pengertian sebagai suatu pengaturan yang mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan sistem persediaan yang sekaligus sistem informasinya, agar dicapai sistem pengadaan material yang tepat waktu, tepat jumlah, tepat bahan, dan tepat harga. Sistem pengaturan ini kemudian dikenal dengan perencanaan kebutuhan bahan baku atau dalam istilah asing dikenal sebagai MRP (Material Requirement Planning), (Yamit, 1996) Tujuan dari perencanaan kebutuhan bahan baku adalah sebagai berikut (Yamit, 1996) : a. Menjamin tersedianya material, item, atau komponen pada saat dibutuhkan untuk memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin tersedianya produk jadi bagi konsumen. b. Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum c. Merencanakan aktifitas pengiriman, dan aktifitas pembelian Perencanaan kebutuhan material atau yang sering dikenal dengan Material 106
PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010 Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem informasi yang terkomputerisasi untuk mengatur persediaan permintaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktivitas. Terdapat dua hal penting dalam MRP yaitu lead time, dan berapa banyaknya jumlah material yang sebaiknya dipesan.(Johnny, et.al.). (Jensen, 2004) MRP adalah prosedur penjadwalan untuk proses produksi yang terdiri dari beberapa level. Informasi yang diberikan menggambarkan kebutuhan produksi barang jadi dalam sistem, struktur sistem produksi, inventory dan prosedur lot sizing untuk masingmasing operasi. MRP menentukan jadwal operasi dan pembelian bahan baku. Teknik lot sizing merupakan teknik untuk meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan dan meminimalkan biaya persediaan. Objek dari manajemen persediaan adalah untuk menghitung tingkat persediaan yang optimum yang sesuai dengan permintaan pasar dan kapasitas perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa mendefinisikan apa yang harus dipesan, kapan harus memesan, dan berapa banyak yang harus dipesan. Hal ini bukanlah persoalan yang mudah. Maka dari itu manajemen harus bisa membuat keputusan untuk memesan seekonomis mungkin barang yang dibutuhkan. Penentuan jumlah pesanan ekonomis sama dengan ‘Lot Sizing’ (ukuran lot). Metode Heuristik yang banyak dipakai dalam menyelesaikan masalah Lot Sizing adalah Silver Meal (SM), Least Unit Cost (LUC), dan Least Total Cost (LTC). Ketiga metode tersebut berfokus pada pesanan untuk periode berikutnya. Lebih jauh lagi, ketiga metode tersebut hanya menganggap solusi yang memuaskan adalah jika persediaan mencapai titik nol. SM memilih jumlah order dengan melihat biaya pesan yang paling minimal pada tiap periodenya. LUC memilih jumlah order dengan melihat biaya pesan yang paling minimal pada pesanan perunitnya. LTC memilih ongkos total minimum dengan menggabungkan kebutuhan sampai ongkos simpan mendekati ongkos pesan 2.1. Model Ukuran Lot Dinamis Sebagai Model Penyelesaian Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (Sipper dan Buffin, 1998) Salah satu Metode yang didapat digunakan untuk menyelesaikan masalah perencanaan kebutuhan bahan dalam menentukan ukuran lot pesanan adalah Dynamic Lot Sizing Models, yang terdiri dari model simple (Lot
For Lot LFL), Heuristic (SM, LUC, dan LTC). (Sipper dan Buffin, 1998) Heuristic rules bertujuan mencari solusi biaya minimal yang belum pasti optimal. Beberapa model yang digunakan dalam metode ini adalah : 1. Silver Meal (SM) / Economic Order Quantity (EOQ), Prinsip dari heuristik adalah silver meal, yang merupakan pendekatan metode yang mudah digunakan, dan dari pengulangan pengerjaan akan didapat hasil yang baik apabila dibandingkan dengan heuristik lainnya. Pengerjaan metode SM ini mempunyai persamaan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ), yaitu digunakan sebagai permintaan sebagai dasar untuk pengulangan variabel pada periodeperiode selanjutnya, kemudian total permintaan diatas batas perencanaan. Metode ini mencoba mencari biaya rata-rata minimal pada tiap periode untuk sejumlah periode yang telah direncanakan. Rumusan umum yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Hitung K(m), m = 1,2,3,…,m, dan hentikan hitungan jika K(m+1) > K(m) Keterangan : Dm = Permintaan pada periode ke- m (D1, D2, D3,…, Dm) K(m) = Rata- rata per unit waktu m = Periode A = Biaya order h = Biaya simpan tiap unit/ periode 2. Least Unit Cost (LUC) Least Unit Cost (LUC) adalah metode dengan pendekatan try and error, penentuan jumlah pesanan dengan pertimbangan apakah pesanan dibuat sama dengan kebutuhan bersih periode pertama atau dengan menambah untuk menutupi kebutuhan kebutuhan periode- periode selanjutnya dan lain sebagainya. Biaya periode unitnya dihitung untuk masingmasing tahap dengan cara membagi total biaya pesan dan biaya penyimpanan dengan jumlah lot kumulatif pada setiap tahapnya. Keputusan akhir dari metode ini didasarkan pada biaya periode unit terendah. Rumusan umum yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Hitung K’ (m), m = 1,2,3,…,m, dan hentikan jika K’(m+1) > K(m) Keterangan : Dm = Permintaan pada periode ke- m (D1, D2, D3,…, Dm) K’(m) = Rata- rata biaya tiap periode bila dilakukan order untuk m periode sekaligus m = Periode A = Biaya order 107
PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010 h = Biaya simpan tiap unit/ periode Least Total Cost (LTC) Least Total Cost (LTC) adalah metode dengan pendekatan ongkos pesan. Dengan cara memilih ongkos total minimum yaitu menggabungkan kebutuhan sampai ongkos simpan mendekati ongkos pesan. Biaya periode unitnya dihitung untuk masing- masing tahap dengan cara mengkalikan antar permintaan, biaya simpan dan Periods Curried. Dan hasilnya merupakan nilai yang akan dikumulatifkan pada setiap tahapnya sehingga bila nilai akhir yang mendekati biaya pesan maka perhitungan dihentikan. Langkah selanjutnya dilakukan penjumlahan permintaan antara periode awal sampai periode diakhir perhitungan. Permintaan tersebut selanjutnya menjadi permintaan awal.
3.
3.
METODE PENELITIAN
Dalam perumusan masalah adalah: a. Bagaimana perbandingan persediaan bahan baku dan berapa total biaya persediaan yang dikeluarkan dengan metode Material Requirement Planning (MRP), mengingat masih besarnya jumlah biaya persediaan yang dikeluarkan. b. Bagaimana prediksi/peramalan pengadaan bahan baku yang terbaik dengan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Tujuannya adalah untuk mengetahui perencanaan persediaan bahan baku yang terbaik dengan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP) dan berapa total biaya persediaan yang dikeluarkan. Persaingan yang tinggi menuntut setiap perusahaan mengelola bisnis dengan efktif dan efisien agar perusahaan dapat memiliki daya saing yang tinggi sehingga akan mendorong perkembangan dari perusahaan tersebut. Pentingnya pengelolaan persediaan karena merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan menurut Heizer (2001:314). Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan tingkat persediaan ditangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Metode Material Requirement Planning merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item depend demand, dimana
permintaan cenderung tidak pasti. Item-item yang termasuk dalam depend demand adalah : bahan baku, (raw materials), parts, subassemblies, dan assemblies, Suatu sistem Material Requirement Planning terdiri dari input, process, dan output. Material Requirement Planning dapat mengatasi masalah masalah kompleks yang timbul dalam persediaan yang memproduksi banyak produk. Masalah itu antara lain kebingungan, inefisiensi, pelayanan yang tidak memuaskan para konsumen. Material Requiremnet Planning memang lebih kompleks pengelolaannya tetapi dapat menghasilkan banyak keuntungan, seperti mengurangi persediaan dan biaya gabungannnya (inventory holding cost) karena biaya itu hanya sebesar materi dan komponen yang dibutuhkan bahkan kalau bisa tidak ada biaya sama sekali. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana mengendalikan persediaan agar biaya yang ditimbulkan minimum, yaitu bagaimana kebijakan perencanaan persediaan bahan baku yang optimal agar biaya totalnya minimum dan proses Material Requirement Planning (MRP) dapat mengendalikan persediaan bahan baku. Metode Material Requirement Planning (MRP) adalah” Sebuah teknik permintaan terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan (bills of material), persediaan, penerimaan, yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk (master production schedule) untuk menentukan kebutuhan material.” (Heizer dan Render (2005:160)). Sedangkan pengertian Material Requirement Planning (MRP) Chase, Aquillano, dan Jacobs (2004:584) adalah : “MRP is logical, easily understandable approach to the problem of determining the number of parts, component and materials needed to produce each end item.” Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Material Requirement Planning adalah suatu sistem yang mudah dimengerti untuk mengatasi masalah persediaan dengan menggunakan konsep permintaan dependen. 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku PT. Fajar Plasindo. Bila dilakukan Penerapan Metode Material Requirement Planning (MRP) adalah setelah didapatkan hasil perhitungan bahan baku berdasarkan kebijakan perusahaan, selanjutnya penulis akan melakukan analisis dengan 108
PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010 menggunakan sistem Material Requirement Planning (MRP) dengan Lot For Lot (LFL), Econonic Order Quantity (EOQ), Least Total Cost (LTC), Least Unit Cost (LUC). 4.1.
Analisis Biaya Persediaan dengan menggunakan Metode Lot For Lot (LFL) Pada metode ini pemesanan dilakukan setiap periode dimana jumlah
pemesanan bahan bakunya sama dengan jumlah kebutuhan bersih, sehingga hanya terdapat biaya pesan, kecuali jika perusahaan mempunyai safety stock. Berikut ini adalah perhitungan biaya persediaan untuk bahan baku polyethylene tahun 2009 dimana penulis menggunakan asumsi perusahaan tidak menggunakan safety stock.
Tabel 1 Biaya Persediaan Polyethylene Dengan Metode LFL Tahun 2009 Pesediaan Biaya Biaya Total Pemesanan Kebutuhan Bulan Akhir Pesan Simpan Biaya (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) 1 19,375 19,375 0 1,875,000 0 1,875,000 2 23,950 23,950 0 1,875,000 0 1,875,000 3 20,730 20,730 0 1,875,000 0 1,875,000 4 21,558 21,558 0 1,875,000 0 1,875,000 5 17,649 17,649 0 1,875,000 0 1,875,000 6 18,948 18,948 0 1,875,000 0 1,875,000 7 20,817 20,817 0 1,875,000 0 1,875,000 8 18,500 18,500 0 1,875,000 0 1,875,000 9 16,419 16,419 0 1,875,000 0 1,875,000 10 15,600 15,600 0 1,875,000 0 1,875,000 11 21,730 21,730 0 1,875,000 0 1,875,000 12 20,278 20,278 0 1,875,000 0 1,875,000 235,554 22,500,000 Total Tabel 2 Biaya Persediaan Polyproplene Dengan Metode LFL Tahun 2009 Pesediaan Biaya Biaya Total Pemesanan Kebutuhan Bulan Akhir Pesan Simpan Biaya (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) 1 17,800 17,800 0 1,250,000 0 1,250,000 2 14,125 14,125 0 1,250,000 0 1,250,000 3 12,360 12,360 0 1,250,000 0 1,250,000 4 20,980 20,980 0 1,250,000 0 1,250,000 5 13,230 13,230 0 1,250,000 0 1,250,000 6 12,635 12,635 0 1,250,000 0 1,250,000 7 16,890 16,890 0 1,250,000 0 1,250,000 8 15,435 15,435 0 1,250,000 0 1,250,000 9 14,300 14,300 0 1,250,000 0 1,250,000 10 17,128 17,128 0 1,250,000 0 1,250,000 11 21,350 21,350 0 1,250,000 0 1,250,000 12 15,000 15,000 0 1,250,000 0 1,250,000 191,233 15,000,000 Total 4.2. Analisis Biaya Persediaan dengan menggunakan Metode Econonic Order Quantity (EOQ) Tabel 3 Biaya Persediaan Polyethylene Dengan Metode EOQ Tahun 2009 Pesediaan Biaya Biaya Total Kebutuhan Pemesanan Bulan Akhir Pesan Simpan Biaya (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) 1 19,375 24,219.56 4,844.56 1,875,000 607,993 2,482,993
109
PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total 4.2.
23,950 20,730 21,558 17,649 18,948 20,817 18,500 16,419 15,600 21,730 20,278 235,554
24,219.56 24,219.56 24,219.56 24,219.56 24,219.56 24,219.56 24,219.56 24,219.56 24,219.56
5114.13 1624.56 4286.12 10856.7 16128.2 19530.8 1030.8 8831.36 17450.9 19940.5 23882
1 2 3 4 5 6 7 8
641,823 203,883 537,909 1,362,514 2,024,095 2,451,116 129,336 1,108,336 2,190,091 2,502,531 2,997,197
641,823 2,078,883 2,412,909 3,237,514 3,899,095 2,451,116 2,004,366 2,983,336 4,065,091 4,377,531 2,997,197 33,631,854
Tabel 4 Biaya Persediaan Polyproplene Dengan Metode EOQ Tahun 2009 Pesediaan Biaya Biaya Total Kebutuhan Pemesanan Akhir Pesan Simpan Biaya (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) 17,800 18,089.75 288.75 1,250,000 35,158.20 1,285,158 14,125 18,089.75 4,253.50 1,250,000 517,906.16 1,767,906 12,360 18,089.75 9,983.25 1,250,000 1,215,560.52 2,465,561 20,980 18,089.75 7,093.00 1,250,000 863,643.68 2,113,644 13,230 18,089.75 11,952.75 1,250,000 1,455,366.84 2,705,367 12,635 18,089.75 17,407.50 1,250,000 2,119,537.20 3,369,537 16,890 517.50 1,250,000 63,010.80 1,313,011 15,435 18,089.75 3,172.25 1,250,000 386,253.16 1,636,253 14,300 18,089.75 6,962.00 1,250,000 847,693.12 2,097,693 17,128 18,089.75 7,923.75 1,250,000 964,795.80 2,214,796 21,350 18,089.75 4,663.50 1,250,000 567,827.76 1,817,828 15,000 18,089.75 7,753.25 1,250,000 944,035.72 2,194,036 191,233 24,980,790
Analisis Biaya Persediaan dengan menggunakan Metode Least Total Cost (LTC) Setelah diperoleh jumlah pemesanan yang ekonomis untuk periode tertentu menurut metode LTC , baru kemudian menghitung total biaya persediaannya.
Bulan
1,875,000 1,875,000 1,875,000 1,875,000 1,875,000 1,875,000 1,875,000 1,875,000 1,875,000 1,875,000 1,875,000
Berikut ini adalah perhitungan biaya persediaan tahun 2009 untuk tiap-tiap bahan baku dengan menggunakan metode MRP Least Total Cost a. Polyethylene b. Polypropylene
Tabel 5 Biaya Persediaan Polyethylene Dengan Metode LTC Tahun 2009 Pesediaan Biaya Biaya Total Kebutuhan Pemesanan Akhir Pesan Simpan Biaya (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) 19,375 43,325 23,950 1,875,000 3,005,725 4,880,725 23,950 20,730 42,288 21,558 1,875,000 2,705,529 4,580,529 21,558 17,649 36,597 18,948 1,875,000 2,377,974 4,252,974 18,948 20,817 39,317 18,500 1,875,000 2,321,750 4,196,750 18,500 110
PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010
9 10 11 12 Total
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
16,419 15,600 21,730 20,278 235,554
32,019
15,600
1,875,000
1,957,800
3,832,800
42,008
20,278
1,875,000
2,544,889
4,419,889
Tabel 6 Biaya Persediaan Polyproplene Dengan Metode LTC Tahun 2009 Pesediaan Biaya Biaya Kebutuhan Pemesanan Total Biaya Akhir Pesan Simpan (Kg) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Rp) 17,800 31,925 14,125 1,250,000 1,719,860.00 2,969,860.00 14,125 12,360 33,340 20,980 1,250,000 2,554,524.80 3,804,524.80 20,980 13,230 25,865 12,635 1,250,000 1,538,437.60 2,788,437.60 12,635 16,890 32,325 15,435 1,250,000 1,879,365.60 3,129,365.60 15,435 14,300 31,428 17,128 1,250,000 2,085,505.28 3,335,505.28 17,128 21,350 36,350 15,000 1,250,000 1,826,400.00 3,076,400.00 15,000 191,233 19,104,093.28
4.3.
Analisis Biaya Persediaan dengan menggunakan Metode Least Unit Cost (LUC) Pada metode ini awalnya dilakukan perhitungan trial and error untuk menghitung biaya simpan dan mencari jumlah pemesanan bahan baku yang efisien melalui berbagai macam lot sizing yaitu dengan cara mencari nilai terkecil dari pembagian antara biaya simpan dan biaya pesan dengan jumlah pemesanan, setelah
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
26,163,667
diperoleh jumlah pemesanan yang ekonomis untuk bulan tertentu menurut metode LUC, baru kemudian menghitung total biaya persediaannya. Berikut ini adalah perhitungan biaya persediaan tahun 2009 untuk tiap-tiap bahan baku dengan menggunakan metode MRP Least Unit Cost a. Polyethylene b. Polypropylene
Tabel 7 Biaya Persediaan Polyethylene dengan Metode LUC Tahun 2009 Pesediaan Biaya Biaya Total Kebutuhan Pemesanan Akhir Pesan Simpan Biaya (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) 19,375 19,375 0 1,875,000 0 1,875,000 23,950 23,950 0 1,875,000 0 1,875,000 20,730 20,730 0 1,875,000 0 1,875,000 21,558 21,558 0 1,875,000 0 1,875,000 17,649 17,649 0 1,875,000 0 1,875,000 18,948 18,948 0 1,875,000 0 1,875,000 20,817 20,817 0 1,875,000 0 1,875,000 18,500 18,500 0 1,875,000 0 1,875,000 16,419 16,419 0 1,875,000 0 1,875,000 15,600 15,600 0 1,875,000 0 1,875,000 111
PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010
11 12 Total
21,730 20,278 235,554
21,730 20,278
0 0
1,875,000 1,875,000
0 0
1,875,000 1,875,000 22,500,000
Tabel 8 Biaya Persediaan Polyproplene dengan Metode LUC Tahun 2009 Pesediaan Biaya Biaya Total Kebutuhan Pemesanan Bulan Akhir Pesan Simpan Biaya (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) 1 17,800 17,800 0 1,250,000 0 1,250,000 2 14,125 14,125 0 1,250,000 0 1,250,000 3 12,360 12,360 0 1,250,000 0 1,250,000 4 20,980 20,980 0 1,250,000 0 1,250,000 5 13,230 13,230 0 1,250,000 0 1,250,000 6 12,635 12,635 0 1,250,000 0 1,250,000 7 16,890 16,890 0 1,250,000 0 1,250,000 8 15,435 15,435 0 1,250,000 0 1,250,000 9 14,300 14,300 0 1,250,000 0 1,250,000 10 17,128 17,128 0 1,250,000 0 1,250,000 11 21,350 21,350 0 1,250,000 0 1,250,000 12 15,000 15,000 0 1,250,000 0 1,250,000 191,233 15,000,000 Total telah dilakukan analisis dengan metode MRP, maka dapat dilihat perbandingan biaya untuk bahan baku polyethylene dan polypropylene. Berikut ini adalah rincian perbandingannya :
4.4. Perbandingan antara metode yang diterapkan PT. Fajar Plasindo dengan metode Material Requirement Planning (MRP) Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui metode yang diterapkan oleh PT. Fajar Plasindo, juga
Tabel 9 Perbandingan Biaya Persediaan antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode MRP Polyethylene
Polyproplene
Kebijakan Perusahaan
Rp39,540,892
Rp38,076,077
LFL
Rp22,500,000
Rp15,000,000
EOQ
Rp33,631,852
Rp24,980,789
LTC
Rp26,163,667
Rp19,104,093.28
LUC
Rp22,500,000
Rp15,000,000
Tabel 10 Rincian Biaya Pesan, Biaya Simpan, dan Biaya Persediaan Tahun 2009 Biaya Biaya Pesan Simpan (per Total Biaya Persediaan (per pesanan) kg per bulan) Polyethylene Rp1,875,000.00 Rp125.50 Rp1,875,125.50 Polyproplene Rp1,250,000.00 Rp121.76 Rp1,250,121.76
112
PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010
Demikian analisis yang dilakukan untuk PT. Fajar Plasindo dalam mengendalikan perencanaan persediaan bahan bakunya. Analisis ini membuktikan bahwa perencanaan persediaan untuk : a. Polyethylene lebih efisien menggunakan metode LFL dan LUC b. Polypropylene lebih efisien menggunakan metode LFL dan LUC 5. 5.
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan beberapa hal yang berkaitan dengan bahan baku polyethylene dan polypropylene perusahaan sebagai berikut : 1. Perbandingan antara metode yang diterapkan perusahaan dengan metode Material Requirement Planning. Pelaksanaan pengadaan bahan baku perusahaan adalah berupa biaya persediaan yang terdiri dari biaya pesan dan biaya simpan berdasarkan kebijakan perusahaan . Berikut ini adalah rincian biaya pesan, biaya simpan, dan biaya persediaan perusahaan untuk tiap tiap bahan baku pada tahun 2009 yang dijaikan dalam bentuk tabel (dalam Rp) 2. Berdasarkan hasil perhitungan biaya persediaan dengan menggunakan cara perhitungan dan penilaian secara teoritis yantu keempat metode lot sizing, hasil perhitungan tersebut dibandingkan denga biaya persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan. Berikut ini adalah perencanaan bahan baku yang akan mengefisienkan biaya persediaan pada PT. Fajar Plasindo untuk tiap tiap bahan baku pada tahun 2009, yaitu sebagai berikut: 3. Polyethylene dengan menggunakan lot sizing LFL yaitu denga total biaya adalah Rp. 22.500.000; dan order sebanyak 12 kali. Metode LUC yaitu dengan total biaya adalah Rp. 22.500.000; dan order 12 kali Sedangkan perhitungan berdasarkan kebijakan perusahaan yaitu sebesar Rp. 39.540.892; dan order sebanyak 12 kali, sehingga perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar Rp. 17.040.892. 4. Polyproplene dengan menggunakan lot sizing metode LFL yaitu dengan total biaya Rp. 15.000.000; dan order
6.
7.
sebanyak 12 kali. Metode LUC dengan total biaya adalah Rp. 15.000.000; dan order 12 kali Sedangkan perhitungan berdasarkan kebijakan perusahaan yaitu sebesar Rp. 38.076.077; dan order sebanyak 12 kali, sehingga perusahaan dapat melakuakn penghematan sebesar Rp. 23.076.077. Selama ini perusahaan tidak menggunakan metode perencanaan kebutuhan bahan baku dalam pengendalian persediaan. Metode Material Requirement Planning digunakan di perusahaan sebagai alat dalam mengendalikan persediaan bahan baku yaitu dengan metode Lot For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ), Least Total Cost (LTC) dan Least Unit Cost (LUC) Metode Lot sizing yang optimum adalah Least Total Cost dan Least Unit Cost
5.2.
Saran Untuk perkembangan PT. Fajar Plasindo pada masa mendatang, maka penulis memberikan beberapa saran bagi perusahaan, antara lain : 1. Untuk dapat menekan total biaya persediaan bahan baku polyethylene dan polypropylene, perusahaan sebaiknya menggunakan sistem Material Requirement Planning (MRP) dalam merencanakan dan mengendalikan kebutuhan bahan baku, karena sistem MRP sangat membantu PT. Fajar Plasindo untuk melihat kapan saja harus melakukan pemesanan terhadap bahan baku yang harus dipesan sehingga dapat meningkatkan efisieinsi perusahaan , dimana nantinya perusahaan dapat meminimumkan biaya persediaan dengan menggunakan penelitian ini sebagai masukkan yang tentunya penerapan sistem MRP ini perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kebijakan dan kapasitas perusahaan, serta mengantispasi hambatan-hambatan dan keterbatasan-keterbatasan yang mungkin terjadi. 2. Apabila PT. Fajar Plasindo akan menerapkan metode Material Requirement Planning, maka perlu diadakan pelatihan bagi para staf perusahaan. Pelatihan tersebut 113
PARADIGMA VOL. XII. NO. 2 SEPTEMBER 2010
3.
diperlukan agar staf PT. Fajar Plasindo terampil menggunakan metode Material Requirement Planning beserta aplikasi dan penjabarannya secara terperinci. Jika perusahaan menerapkan metode Material Requirement Planning, sebaiknya perusahaan menggunakan sistem komputerisasi. Karena sistem komputerisasi tersebut akan sangat membantu perusahaan dalam mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam elemen MRP secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA Armand H.N. (2003). Perencanaan dan Pengendalian Poduksi, Surabaya, Penerbit Guna Widya Universitas Sepuluh November. Ayu Assya Takbiratul Fitri, Implementasi Model Lot Sizing Dinamis Dalam Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Pada Perusahaan Manufaktur, Jogjakarta, Universitas Islam Indonesia. Baroto, Teguh. (2002). Perencanaan dan Pengendaliaan Produksi, Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia.
Daniel Sipper dan Robert L. Buffin, (1998). Production : Planning, Control, and Integration, International Edition, Singapura. Donald W. Fogarty, CFPIM , John H. Blackstone, Jr., CFPIM dan Thomas R. Hoffmann. Gasperz. Vincent, (1998). Production Planning and Inventory Control : Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Narasimhan. Seetharama L, (1995). Production Planning and Inventory Control, (Second Edition), United State Of America, Prentice-Hall International, Inc Sofyan Assauri, (1993). Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tersine. Richard J. (1994). Principles of Inventory and Materials Management, 4th edition, Prentice Hall International Edition, New Jersey. Zulian Yamit, (1996). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama, BPFE Jogjakarta.
114