1
DESAIN SEPEDA TANDEM DENGAN KONSEP LEPAS PASANG UNTUK MENGAKOMODASI KEBUTUHAN BERSEPEDA BERSAMA DAN BERSEPEDA SOLO SERTA EFISIENSI PENYIMPANAN DAN PEMBAWAAN Noviga Setyo Hermanto, dan Dr.Ir Bambang Iskandriawan, M,Eng Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrak— Sepeda sudah menjadi sebuah fenomena di perkotaan. Alasan kemacetan, polusi, dan pola hidup sehat melatar belakangi tingginya permintaan sepeda di kota-kota besar. Ditambah lagi gaya hidup warga perkotaan yang sibuk membuat waktu berolahraga dan berkumpul bersama keluarga menjadi semakin berkurang, sehingga dibutuhkan waktu untuk berolahraga dan berkumpul bersama keluarga yang efektif. Sepeda tandem dapat menjadi jawaban dari permasalahan tersebut. Sepeda tandem adalah sepeda yang didesain untuk dikendarai lebih dari satu orang. Sehingga beban yang seharusnya dipikul satu orang saat bersepeda dapat dibagi dengan rekannya. Selain itu itu dengan menggunakan sepeda tandem maka komunikasi antar pengendara akan menjadi semakin erat. Dengan demikian waktu untuk berolahraga dan berkumpul bersama keluarga dapat digabung menjadi satu sehingga dapat mengakomodasi gaya hidup warga kota yang sibuk. Sepeda tandem memiliki beberapa masalah yang belum terselesaikan, antara lain dimensinya yang cukup besar untuk disimpan dan didistribusikan, tidak dapat dipakai seorang diri karena terdapat minimal 2 seat dan 2 pasang pedal. Dan bentukan sepeda yang monoton karena seakan-akan hanya pengulangan dari bentuk sepeda pada umumnya, bukan suatu kesatuan utuh sebuah sepeda. Berdasarkan permasalahan diatas maka solusi yang ditawarkan adalah konsep lepas pasang atau sepeda yang dapat dipecah menjadi modul-modul sehingga dapat digunakan oleh satu orang ataupun lebih. Selain itu dengan menggunakan konsep lepas pasang. maka proses penyimpanan dan pendistribusian sepeda tandem akan lebih efisien. Diharapkan dengan penelitian ini, peminat sepeda di perkotaan menjadi lebih besar sehingga dapat mengurangi jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar dan mengurangi polusi udara. Kata Kunci—efisien, lepas pasang, dinamic image
I. PENDAHULUAN Semakin banyaknya isu kerusakan lingkungan membuat masyarakat mulai memikirkan alternative transportasi yang ramah lingkungan. Salah satu pilihan yang dapat diambil adalah dengan bersepeda. Selain ramah lingkungan, bersepeda juga dapat membuat badan menjadi lebih sehat. Hal ini dibenarkan oleh Prof. Froböse dan team di Center of Health of the German Sports Academy of Cologne, berdasarkan risetnya dapat diketahui bahwa bersepeda dapat menurunkan resiko serangan jantung, mengurangi resiko sakit
punggung, menjaga kondisi sendi lutut, dan menguatkan system kekebalan tubuh. Selain sebagai alat transportasi atau alat olahraga, sepeda saat ini juga dapat menjadi gaya hidup di perkotaan. Trend penggunaan sepeda sebagai salah satu alternatif pengganti kendaraan untuk beraktifitas memunculkan komunitas-komunitas sepeda yang tidak sedikit dimana berpengaruh juga terhadap meningkatknya penjualan sepeda di Indonesia Hal tersebut diakui Manager Product Development Polygon Renan Zendy. Menurut Renan salah satu bentuk marketing adalah dengan membidik komunitas. Dengan bermunculannya komunitas sepeda, lanjut Renan meningkatan pembelian sepeda sekitar 20-30 persen. Renan menjelaskan tahun lalu penjualan Polygon mencapai 250 ribu unit sepeda. Untuk tahun ini diperkirakan akan ada penambahan sekitar 50 ribu unit sepeda. Banyaknya pemilik sepeda membuat pemerintah mulai memikirkan suatu program untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk bersepeda seperti diberlakukannya Car Free Day di tiap minggu di awal bulan. Banyaknya pengguna sepeda di perkotaan juga membuat semakin banyak pula acara bersepeda bersama, tidak hanya yang diikuti beberapa orang atau komunitas saja, melainkan acara bersepeda bersama-sama yang dilakukan oleh hampir sebagian besar penduduk kota atau yang biasa disebut Fun Bike. Khusus fenomena yang satu ini, sangat kasat menggejala, even fun bike atau sepeda santai hampir bisa dipastikan setiap bulan minimal ada satu kali fun bike. Bahkan dalam hari yang sama bisa berlangsung beberapa even fun bike secara berbarengan. Acara fun bike nyatanya bukan hanya sekedar acara untuk bersepeda bersama. Namun juga dapat disebut sebagai ajang eksistensi diri, hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta fun bike yang totalitas dalam penampilan maupun sepedanya. Dalam acara fun bike dapat dijumpai berbagai macam jenis sepeda mulai dari yang murah sampai dengan yang mahal. Sepeda tandem dapat menjadi pilihan dalam mengakomodasi kebutuhan warga kota untuk berkumpul bersama keluarga dan berolahraga bersama dalam satu waktu,
2 dimana waktu berkumpul bersama keluarga dan waktu berolahraga semakin lama semakin sedikit akibat tuntutan zaman yang berubah. Berikut merupakan beberapa keuntungan bersepeda tandem 1 1. Berkendara dengan anak Sepeda tandem membuat orang tua dapat membantu anaknya yang masih belum kuat mengendarai sepeda. Orang tua dapat duduk di depan dan fokus pada pengendalian sepeda sementara anaknya berkonsentrasi pada kayuhan pedal. 2. Accessibility Sepeda tandem dapat membuat orang yang lebih tua atau orang yang memiliki kekurangan fisik untuk dapat bersepeda, karena ada seseorang lain yang mengontrol jalannya sepeda. Selama kekurangan fisik yang dialami masih memungkinkannya mengendarai sepeda tandem. 3. Waktu Kedatangan di tempat tujuan Sepeda tandem membuat kedua pengendara atau lebih dapat sampai pada tujuan dalam waktu yang bersamaan. Karena tidak akan ada acara saling tinggal meninggal dalam perjalanan. 4. Meningkatkan sosialisasi Sepeda tandem mengubah berkendara menjadi aktivitas sosial yang lebih baik. Karena pengendara dapat saling berkomunikasi ketika berkendara bersama di tempat yang sama. Selain itu sepeda tandem juga cocok untuk pengendara dengan perbedaan level kemampuan fisik. 5. Membuat bersepeda jauh menjadi lebih hemat tenaga Sepeda tandem ideal unutk perjalanan yang jauh karena jika kedua pengendara memiliki kemampuan fisik yang hampir sama untuk mengemudi, mereka dapat bergantian istirahat dengan sepeda tetap berjalan Pasar sepeda tandem di indonesia dapat dikatakan cukup kecil dibandingkan dengan jenis sepeda yang lain. Berbagai masalah teknis dan non teknis dari sepeda tandem menjadi permasalahan yang membuat pembeli selalu berfikir ulang untuk membeli sepeda tandem. Kebutuhan untuk disimpan dan dibawa secara efisien masih belum terpenuhi pada produk eksisting. Sepeda tandem adalah pilihan masyarakat nomor 2 atau 3 dalam pembelian sepeda. Mereka cenderung membeli sepeda tunggal atau single rider untuk pilihan pertama. Hal ini cukup wajar mengingat sepeda tandem hanya dapat digunakan jika ada pasangan yang menemani Karena sepeda tandem kurang memungkinkan dipakai seorang diri.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Gambar. 1. Skema penelitian
III. STUDI ANALISA 3.1 Kebutuhan Desain Kebutahan desain diperoleh dari hasil analisa aktifitas, analisa pasar, dan analisa user didapat hasil sebagai berikut. Tabel 1 Kepentingan Atribut Produk
3
Tabel 2. Indeks Atribut Produk
Gambar 3 Hasil Tingkat Kepentingan Analisa Kebutuhan
3.2 Konsep desain
Gambar. 4. Konsep Desain
Konsep desain berangkat dari permasalahan yang timbul pada sepeda tandem eksisting kemudian digabungkan dengan kebutuhan desain dari hasil analisa aktifitas, user, dan pasar maka diperoleh konsep sebagain berikut. Desain sepeda tandem dapat dikendarai oleh satu orang maupun dua orang. Bentuk sepeda yang menampilkan image dinamis dari target user. Sepeda tandem dapat disimpan dan dibawa bepergian dengan mudah dan efisien. 3.3 Analisa Konfigurasi
Gambar. 2. Quality Function Deployment
Analisa konfigurasi digunakan untuk mengetahui konfigurasi penyambungan sepeda yang paling mudah dan efisien. Berikut ini adalah 3 konsep penyambungan sepeda yang akan dirancang
4
Alternatif 1
pencarian image bentuk DINAMIS powerful active
Alternatif 2
fluid
energetic
flow force unstopable forward
DYNAMIC
mobile
fast
forward
moving
Gambar 7. Mind Map Kata Dynamic
Alternatif 3
Gambar. 5. Alternatif Konfigurasi
Flow atau aliran adalah kata yang tepat untuk menggambarkan image dinamis pada sebuah sepeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa sketsa bentuk harus menampilkan imaege flow atau aliran dari bentuk bagian depan sampai ke belakang untuk menunjukkan kesan dinamis pada sepeda.
Dari hasil benchmark dan analisa maka konfigurasi yang paling memungkinkan untuk menjawab analisa kebutuhan adalah alternatif 2 dengan konsep lepas pasang pada bagian tengah modul sepeda, dimana pada alternatif 2 kekuatan sambungan dapat dimaksimalkan, bentuknya dapat divariasikan. Dan biaya produksi dapat ditekan karena proses pembuatan yang cukup mudah Gambar 8, Alternatif Sambungan
3.4 Analisa Bentuk Analisa bentuk dapat dilakukan setelah mendapatkan ketentuan dari analisa diatas. Bentuk dasar dapat diperoleh dari mind map terhadap target pasar.
Gambar 9. Hasil Sketsa Terpilih
3.5 Analisa Ergonomi
Gambar 6. Mind Map Keluarga Kota
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa sepeda yang cocok untuk target user keluarga kota adalah sepeda dengan tema simple dan praktis. Dari hasil tersebut dapat dicari pula image yang akan ditampilkan pada sepeda yang akan didesain, berdasarkan sifat dari target user yakni kaum the affluent, yang selalu dinamis dan ingin tampil beda
Ergonomi pada sepeda yang akan didesain mengacuk pada ukuran global dari sepeda eksisting yakni polygon Impression ax. Adapaun tidak adanya perubahan ukuran global dikarenakan tidak adanya permasalahan ergonomic pada sepeda eksisting. 670
490
107°
427
107°
702
620
Gambar 10. Ergonomic Sepeda Eksisting
Perubahan kecil terdapat pada ukuran tinggi top tube sepeda tandem untuk mengejar bentukan flowpada hasl analisa bentuk.
5 Sepeda tandem dapat disimpan dan dibawa bepergian dengan mudah dan efisien. Maka desain final adalah sebagai berikut
520 cm
Gambar 11. Perubahan Tinggi Top Tube
3.6 Analisa Sambungan Untuk merealisasikan konsep lepas pasang dengan konfigurasi lepas tengah diperlukan system sambungan yang sesuai untuk menopang beban user. Berikut merupakan alternatif sambungan yang akan digunakan. Alternatif 1
Alternatif 2
Gamba. 13, Desain Final
Alternatif 3
V.
Gambar 12. Alternatif Sambungan
Dengan pertimbangan terhadap kekuatan sambungan, kemudahan produksi, kemudahan operasional, dan harga produksi maka alternatif sambungan yang akan diterapkan adalah alternatif 1. IV. DESAIN AKHIR Berdasarkan konsep desain yang diperoleh dari analisa diatas berikut Desain sepeda tandem dapat dikendarai oleh satu orang maupun dua orang. Bentuk sepeda yang menampilkan image dinamis dari target user.
KESIMPULAN
Sepeda tandem merupakan sepeda yang didesain untuk dipakai oleh dua orang atau lebih. Dengan demikian dimensi dari sepeda tandem harus memenuhi kebutuhan untuk dikendarai oleh lebih dari satu orang. Besarnya dimensi sepeda tandem memunculkan berbagai permasalahan yang meliputi kesulitan penyimpanan dan pembawaan , serta tidak dapat dipakai seorang diri berakibat pada penjualan sepeda tandem yang cukup kecil. Dengan adanya desain sepeda tandem yang menggunakan konsep lepas pasang sehingga memudahkan pengguna dalam proses penyimpanan dan pembawaan sepeda serta menjadikan sepeda tandem dapat dipakai seorang diri dapat memberikan peluang kepada produsen sepeda tandem untuk mendapatkan konsumen yang lebih banyak. Dalam penelitian ini kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut : Komponen kabel sepeda tandem dengan panjang 3 meter sulit didapat, harus dipesan pada dealer sepeda.
6
Rantai depan yang sering los jika penyambungan frame tengah kurang presisi. Sistem sambungan cukup sulit untuk dilakukan jika pada percobaan pertama kali.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian sepeda ini adalah sebagai berikut :
Semakin dekat jarak antara top tube dan downtube maka akan berakibat frame sepeda kurang kuat menahan beban puntir sehingga mengakibatkan frame bagian belakang meliuk ke samping dan membuat rantai depan los.
Semakin panjang kabel yang diputar saat menjadi sepeda solo memubuat brake lever semakin berat untuk ditarik. VI.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kasali, Rhenald (1999). Membidik pasar Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Nurmianto, Eko, (1998). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Candimas Metropole, Jakarta Panero, Julius. & Martin Zelnik (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta Wiyancoko, Dudy (2010). Desain Sepeda Indonesia, Kepustakaan Populer Gramedia, Bandung
Journal and research Frederick W. Derrick & Alarie E. Linfield (1980) “The Family Life Cycle an Alternative Approach” dalam Journal of Consumer Research Hapsoro, Tities (2008) Tugas Akhir Desain Bajaj Babe sebagai alat transportasi Angkutan Umum Kota Jakarta dengan Pengembangan Kendaraan Promosi dan Pariwisata, Despro-ITS Neuss, Juliane (2007). Bike Ergonomic for All People.
Artikel surat kabar Zendy, Renan (2008). Penjualan Sepeda di Indonesia, detikbandung, Rabu (17/9/2008).
website Bsn.go.id, syarat keselamatan sepeda Ehow.com, fungsi sepeda tandem polygoncycle.com, Bicycle measurement. Wikipedia.com, sejarah sepeda dunia