ABSTRAK ‘’PERILAKU MEROKOK SISWA SMA KRISTEN TUAL TENTANG IKLAN MEDIA LUAR’’ Herlina Sedubun 1 , Tiar Erawan2 , Esse Puji Pawenrusi1 1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIK Makassar
HERLINA SEDUBUN Perilaku mengkonsumsi rokok tidak hanya terjadi pada kalangan remaja ataupun kalangan pelajar pada masyarakat kota metropolis saja, akan tetapi sehubungan dengan berbagai pengaruh dan perilaku remaja karena pergaulan, maka pemuda atau remaja bahkan pelajar di pedesaan saja juga telah banyak yang melakukan kegiatan merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan,sikap dan tindakan merokok siswa sma kristen tual. Metode peneitian ini bersifat deskriptif sampel dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki yang berjumlah 151 orang. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 26 juni- 26 juli 2015. Hasil penelitian ini dapat mengetahui jumlah siswa yang berpengetahuan baik dan kurang baik, siswa yang bersifat positif dan negatif serta tindakan siswa yang baik dan kurang baik dalam berperilaku merokok. Kesimpulan responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 101 orang (66,9%) dan yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 50 orang (33,1%). dari 151 responden siswi-siswi yang memiliki sikap positif lebih banyak yaitu sebanyak 117 (77,5%), siswi-siswi yang memiliki sikap Negatif yaitu sebanyak 34 orang (22,5%). Siswi-siswi yang memiliki tindakan baik sebanyak 110 responden (72,8%) sedangkan yang memiliki tindakan kurang baik sebanyak 41 responden (27,2%). Kata Kunci : Pengetahun,Sikap dan Tindakan Iklan Rokok Pendahuluan Pada kehidupan remaja saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Sekarang ini kegiatan merokok juga banyak dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertatik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Hal ini sebenarnya telah diketahui oleh remaja khususnya dan umumnya masyarakat dunia, bahwa merokok itu mengganggu kesehatan. Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional,bahkan internasional. Hasil penelitian Lembaga Menangani Masalah Merokok (LM3) (2003, cit. Srisantyorini,2004) pada pelajar SMU dan akademi di Jakarta, menunjukan bahwa faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk merokok adalah pengaruh teman atau lingkungan (29,6%), menghilangkan kesepian (29,5%), menghilangkan ketegangan (11.6%), sebagai alat pergaulan atau komunikasi (11,2%), untuk konsentrasi belajar (7,7%), ingin diakui dewasa (6,6%), ikut idola atau orang tua (3,6%). Berdasarkan data di atas, dapat dilihat besarnya jumlah perokok remaja di Indonesia. Remaja merokok juga di pengaruhi oleh paparan iklan dan adegan merokok dalam film. Menurut Braverman dan Aaro (2004), perilaku merokok pada remaja dan keinginan mereka untuk merokok di masa yang akan datang, banyaknya remaja menonton film dengan adegan merokok di dalamnya, sangat berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja (sargent, et al, 2001). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 tercatat 58,6 juta orang Indonesia berumur 15 tahun ke atas menjadi perokok aktif dengan rincian pria 55,05 juta dan perempuan 3,5 juta. Pada usia remaja awal (15-19 tahun) prevalensi merokok meningkat dari 7,1% pada tahun 1995 menjadi 20,3% pada tahun 2010. Penelitian Swarta Kosen 2001 (AN Economic Anallysis of Use In Indonesia . Jakarta. National Bahan dan Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskritif. penelitian ini dilakukan pada sekumpulan objek biasaya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan mengetahui
Institute of Health Research & Development, 2004) menunjukan dampak biaya kesehatan akibat mengkonsumsi tembakau sebesar Rp.127,4 triliun sedangkanpenerimaan cukai sebesarRp.16 triliun (2001) sehingga dapat disimpukan bahwa biaya kesehatan akibat konsumsi tembakau lebih besar (7,5 kali lipat) dari penerimaan cukai rokok maka dengan kata lain masyarakat Indonesia (Pemerintah) dirugikan secara kesehatan dan ekonomi. Untuk membatasi membeludaknya ikan rokok serta agar masyarakat tidak terpapar secara langsung dan terus menerus , maka pemerintah mengatur periklanan rokok. Namun demikian ,adanya aturan tersebut tidak berpengaruh terhadap minat industri rokok untuk mengiklankan produk rokoknya. Badan pengawas obat dan makanan sebagi lembaga yang turut serta mengawasi penayangan iklan rokok menilai pelanggaran-pelanggaran industri rokok yang melakukan periklanannya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. selain frekuensi penayangan iklan rokok yang semakin banyak isi dan iklan rokok sangat merangsang dan atraktivnya, disamping itu perusahan rokok secara besar-besaran memberikan sponsor atas semua aktivitas kalangan masyarakat terutama remaja, seperti mensponsori kegiatan bidang olahraga, kesenian, bahkan pendidikan. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya intervensi produk rokok kepada remaja sebagai objek korban bagi industri rokok melalui candu yang ada pada zat adiktif yang terkandung pada rokok. Masalah perilaku mengkonsumsi rokok tidak hanya terjadi pada kalangan remaja ataupun kalangan pelajar pada masyarakat kota metropolis saja, akan tetapi sehubungan dengan berbagai pengaruh dan perilaku remaja karena pergaulan, maka pemuda atau remaja bahkan pelajar di pedesaan saja juga telah banyak yang melakukan kegiatan merokok. Termasuk dalam hal ini para pelajar SMA Kristen Tual. Dari kondisi itulah maka dalam penelitian ini akan mengangkat topik dan masalah penelitian tentang gambaran perilaku merokok siswa sma Kristen Tual. Penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian ini karena kehidupan remaja khususnya para pelajar di SMA Kristen Tual sebagian besar merokok dan kebiasaan merokok mencul karena terpapar iklan rokok. gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan siswa Sma Kristen Tual. a) Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Tual.
2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan mulai dari tangga 26 juni- 26 juli 2015. b) Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X, XI dan XII di SMA Kristen Tual Tahun 2015 dan jumlah siswa SMA Kristen Tual keseluruhan adalah 482 orang. 2. Sampel Menurut Notoatmodjo, (2010) sampel adalah sebagaian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluru populasi. 3. Besar sampel Notoatmadjo:
n = besar sampel d = tingkat ketepatan yang diinginkan 5% (0,05) N = Populasi dengan rumus proportional:
keterangan : Nh= jumlah siswi di SMA Kristen N =jumlah populasi n = jumlah sampel nh = jumlah sampel tiap kelas c) Pengumpulan Data A. Data Primer Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada responden. B. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari dinas pendidikan dan instansi terkait yang berhubungan dengan peneitian.
( ) ket : Hasil 1. Karakteristik Respoden Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah umur dan kelas responden.
a. Distribusi Menurut Umur Umur responden merupakan jumlah tahun kelahiran responden atau merupakan umur responden berdasarkan ulang tahun terakhir pada saat penelitian ini dilakukan. Ada karakteristik responden berdasarkan umur dapat diliat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Umur pada SMA Kristen Tual Tahun 2015 Umur n % 14 Tahun 4 2,6 15 Tahun 25 16,6 16 Tahun 40 26,5 17 Tahun 49 32,5 18 Tahun 29 19,2 19 Tahun 4 2,6 Jumlah 151 100,0 Sumber : data primer Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 151 responden terdapat kelompok umur yang paling banyak yaitu umur 17 sebanyak 49 orang (32,5%) sedangkan yang paling sedikit umur 14 sebanyak 4 orang (2,6%) dan umur 19 sebanyak 4 (2,6%). b. Distribusi Menurut Kelas Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X, kelas XI ,dan kelas XII. Adapun karakteristik responden berdasarkan kelas dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan kelas pada siswa SMA Kristen Tual Tahun 2015 Kelas n % X 54 35,8 XI 45 29,8 XII 52 34,4 Jumlah 151 100,0 Sumber : data primer Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 151 responden terdapat kelas siswi-siswi yang palinga banyak yaitu kelas X sebanyak 54 responden (35,8%) dan paling sedikit kelas dan siswi-siswi terendah pada kelas XI 45 responden (29,8%) orang. c. Distribusi menurut pengetahuan Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan pengetahuan pada siswa SMA Kristen Tual Tahun 2015 Pengetahuan n % Baik 101 66,9 Kurang baik 50 33,1 Jumlah 151 100,0 Sumber : data primer Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 151 responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 101 orang (66,9%) dan yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 50 orang (33,1%).
d. Distribusi menurut Sikap Distribusi menurut sikap manunjukkan bahwa responden mengambarkan mengenai sikap reponden sendiri terhadap periaku merokok siswa kaitannya dengan ikan media luar baik positif maupun negatif dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan Sikap pada siswa SMA Kristen Tual Tahun 2015 Sikap n % Positif 117 77,5 Negatif 34 22,5 Jumlah 151 100,0 Sumber : data primer Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 151 responden siswi-siswi yang memiliki sikap positif lebih banyak yaitu 117 (77,5%). Dan siswisiswi yang memiliki sikap Negatif yaitu 34 orang (22,5%). e. Distribusi menurut Tindakan Distribusi menurut tindakan manunjukkan bahwa responden mengambarkan mengenai tindakan yang reponden sendiri lakukan tentang iklan media luar kaitannya dengan perilaku merokokdapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
Tindakan Baik Kurang baik
Tabel 5 Distribusi Responden menurut Tindakan pada siswa SMA Kristen Tual Tahun 2015 n 110 41
% 72,8 27,2
Jumlah 151 100 Sumber : data primer Tabel 5 menunjukkan bahwa yang memiliki tindakan baik sebanyak 110 responden (72,8%) sedangkan yang memiliki tindakan kurang baik sebanyak 41 responden (27,2%) Bertolak dari perbedaan interpretasi terhadap Pembahasan Umur merupakan hasil yang diambil pada saat peraturan pemerintah, maka disengaja ataupun tidak disengaja, melaksanakan penelitian dari distribusi umur maka dapat para designer atau perusahaan periklanan berusaha dilihat pada tabel 1: bahwa di SMA Kristen Tual lebih banyak mengarahkan kreatifitasnya guna menanpikan karya-karya umur 17 tahun rata-rata pada siswi kelas XI dan XII sedangkan iklan mereka sekreatif mungkin. umur 14 dan 19 tahun kurang. Pada dasarnya para praktisi periklanan telah Kelas di SMA Kristen Tual ada terdapat kelas yaitu X, terbiasa oleh aturan karena dengan semakin banyaknya XI dan XII. Yang dapat dilihat pada tabel 2 : Karena judul larangan akan semakin banyak pula bermunculan kreasi-kreasi pembahasa tentang iklan media luar kaitannya dengan perilaku brilian. Walaupun para designer-pun sadar bahwa tidak semua merokok siswa maka yang menjadi responden hanya siswikarya iklan dapat memberikan rasa keindahan pada semua siswi dari kelas X, XI dan XII yang menjadi populasi dan dari orang. Pengalaman estetika setiap manusia sangat berbeda, sampel yang paling tertinggi pada kelas X dan yang terendah tapi paling tidak para designer bisa memberikan janji, karena kelas XI. janji yang besar adalah jiwa iklan. Jenis media luar yang banyak mempengaruhi Seperti diungkapkan oleh Sarlito Wirawan pengetahuan,sikap dan tindakan siswa-siswi adalah: Sarwono, seorang guru besar psikologi Universitas Indonesia dalam artikelnya di harian Kompas tanggal 25 September 2001 1. Poster dengan judul Keunggulan Kreativitas atas Kecerdasan, yang 2. Papan Reklame (billboard) Baliho mengatakan "Memang, salah satu prasyarat dari kreativitas 3. Spanduk adalah harus berani melanggar konvensi (kesepakatan,aturan, 4. Selebaran dll norma) yang ada. Media yang dipakai sebagai iklan rokok buatan a. Pengetahuan Jenis media yang banyak mempengaruhi pengetahuan Kudus tersebut berbentuk poster yang ditempel dalam jumlah siswa-siswi adalah poster dan spanduk. Poster adalah karya banyak dan rapat (sehingga total luas bidang yang digunakan grafis dalam bentuk media komunikasih visual yang untuk menempel melebihi luas bidang billboard) yang diterankan di atas selebaran kertas berukuran tertentu dengan ditempel dekat dengan sarana pendidikan atau sarana ibadah kompsisi dan tataetak huruf, gambar serta warna yang atau pembagian sampel yang masih saja dilakukan di pusatmenarik, remaja sangat suka dengan poster yang didesain pusat dengan unik. Sedangkan spanduk adalah alat prmosi yang perbelanjaan serta acara-acara hiburan terutama acara musik mempunyai mobilitas tinggi artinya aat promosi ini dapat yang sebagian besar melibatkan para remaja sebagai penikmat dibawah atau dipindakan sesuai dengan tempat yang atau audience. diinginkan. Semua itu memang bagian dari strategi pemasaran Dalam peraturan pemerintah nomor 81 tahun 1999 perusahaan rokok atau strategi periklanan yang bagi dengan sangat jelas ditulis pada salah satu pasal, yaitu pasal 18 perusahaan periklanan secara sengaja atau tidak dianggap tidak yang pada intinya melarang iklan produk rokok, baik untuk melanggar aturan karena memang aturan yang mengatur media cetak maupun media luar ruang menggambarkan (dalam tersebut belum begitu jelas. Sedangkan untuk media televisi bentuk gambar, tulisan atau gabungan keduanya) rokok atau peraturan jam tayang untuk iklan rokok memang dibatasi dan orang sedang merokok atau mengarah pada orang yang sedang dampaknya di atas jam 21.00 hampir semua mata acara di merokok. semua setasiun televisi begitu padatnya dengan iklan rokok
yang beraneka macam merek seolah-olah sudah tidak ada tempat lagi bagi produk selain rokok. Memang peraturan itu cukup efektif untuk mencegah anak-anak terpengaruh oleh iklan produk rokok, akan tetapi untuk kalangan remaja perkotaan belum tentu, karena tidak sedikit para kaum remaja perkotaan yang lebih suka menonton acara televisi malam hari walaupun survey untuk itu memang belum banyak dilakukan. Penelitian yang telah dilaksanakan merupakan penelitian deskriptif, dengan memberikan kuesioner kepada responden dimana pertanyaan yang terdapat pada kuesioner merupakan pertanyaan terstruktur. Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 151 responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 101 orang (66,9%) dan yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 50 orang (33,1%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosina A Pratiwi yaitu pengetahuan responden tentang bahaya merokok pada siswa-siswi di SMA Negeri 9 Manado yang kategorinya baik tetapi mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 44 orang (16,8%) dan responden yang kategori pengetahuannya tidak baik dan mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 15 orang (5,7%). Pengetahuan responden yang baik tentang iklan rokok ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya seperti lingkungan sosial, pengaruh teman sebaya, keluarga dan informasi tentang bahaya merokok yang di dapat lewat guru disekolah maupun media cetak ,Tv , dan Radio. b. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Koentjaraningrat, sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut. Menurut Sarwono, sikap merupakan kecenderungan merespons (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek tertentu (Maulana, 2009).Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan etapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 151 responden siswisiswi yang memiliki sikap positif lebih banyak yaitu 117 (77,5%). Dan siswi-siswi yang memiliki sikap Negatif yaitu 34 orang (22,5%). Penelitian ini sebanding dengan penelitian Rahmadi, Lestari dan Yenita (2012) tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Rokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang, dari hasil penelitian ini didapatkan proporsi siswa yang merokok lebih tinggi dengan sikap positif daripada sikap negatif (32,6% : 28,6%). Sikap positif siswa dipengaruhi oleh faktor lingkungan yakni Lingkungan keluarga dalam penelitian ini ialah orangorang yang tidak merokok disekitar responden menurut pengakuan responden seperti orang tua, saudara kandung atau
kerabat lain yang tinggal serumah dengan responden, Lingkungan sekolah dalam penelitian ini ialah orang-orang yang tidak merokok disekitar responden menurut pengakuan responden seperti adanya guru yang tidak merokok, larangan dan sanksi merokok, informasi mengenai bahaya rokok dan tempat merokok disekolah, Lingkungan teman sepermainan dalam penelitian ini ialah orang-orang yang tidak merokok disekitar responden menurut pengakuan responden seperti adanya teman yang tidak merokok, ajakan dari teman yang merokok dan tindakan ketika ada teman yang merokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lawasa (2008) terhadap siswa SMP di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Selatan diperoleh bahwa 102 (76,1%) responden mempunyai teman sebaya yang merokok dan sebanyak 56 (54,9%) responden memiliki teman sebaya yang negatif atau mendorong untuk merokok adalah perokok. Teori yang disampaikan oleh Komasari, D. & Helmi, AF. (2000) bahwa remaja cenderung merokok karena memiliki teman-teman atau keluarga yang merokok. Teman sebaya secara positif memengaruhi niat remaja merokok dan menjadi faktor yang paling dominan di antara variabel bebas yang lain. Kelompok sebaya merupakan sumber penting dari rokok pertama remaja. Dengan merujuk konsep transmisi perilaku, pada dasarnya perilaku dapat ditransmisikan melalui transmisi vertikal dan horisontal. Transmisi horisontal dilakukan oleh teman sebaya dalam hal ini lingkungan teman sebaya. Kebutuhan untuk diterima sering kali membuat remaja berbuat apa saja agar dapat diterima kelompoknya dan terbebas dari sebutan „pengecut‟ dan „banci‟. Remaja mengalami tekanan internal untuk merokok jika orang lain di sekitar mereka merokok.v sehingga siswa dapat mengambil sikap yang benar untuk menghindari perilaku merokok karena siswa menyadari rokok bukan hanya membawa dampak negatif bagi kehidupan siswa tetapi juga bagi kesehatan siswa karena jika merokok siswa dapat mengalami gangguan kesehatan seperti mengalami penyakit radang paruparu,asma,kangker dan berbagai penyakit lainnya yang ditimbulkan akibat merokok. Keluarga berperan strategis membentuk sikap remaja merupakan sekolah dan tempat pembelajaran pertama seorang remaja. Orangtua merupakan teladan bagi anak-anak,interaksi yang mendalam antara orang tua dan anak, melahirkan karakter yang mirip. Orangtua adalah model bagi seorang anak (remaja). c. Tindakan Dengan melihat iklan yang ada di televisi dan media massa, remaja mulai mengenal dan mencoba untuk merokok, karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga terlihat seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh yang dapat melalui rintangan apapun. Dari berbagai macam media yang ada, banyak pengiklan yang memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan informasi. Iklan yang ditayangkan dengan menggunakan jasa televisi sangat beragam, diantaranya adalah iklan rokok Gudang Garam Merah. Dengan iklan yang ditayangkan, apakah sudah mengena pada masyarakat agar dapat menerima pesan tersebut melalui iklan yang ditayangkan dalam memasarkan rokok gudang garam merah, iklan di televisi seperti Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Andalas Televisi (AN Teve),Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Indosiar Visual Mandiri (Indosiar).Trans TV, Televisi Republik Indonesia (TVRI), Global TV dan Jogja TV serta media penayangan televisi lainnya. Penayangan iklan di televisi diharapkan mengena pada sasaran konsumen, baik tentang pesan iklan, audio, bintang iklan, dialog, penampilan visual dan pengaturan.
Iklan rokok Gudang Garam Merah ditelevisi selalu menampilkan seorang figur pemuda yang memiliki jiwa sosial, pemberani dan lelaki solitair. Ada beberapa versi iklan Gudang Garam Merah, yang selalu mencoba menampilkan kondisi realita kehidupan sosial dimasyarakat. Untuk iklan Gudang Garam Merah ini ingin memberi pesan kepada masyarakat bahwa kita harus menghormati orang yang lebih tua dan belajar untuk bersabar. Dari versi iklan rokok Gudang Garam Merah ini, penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian terhadap iklan rokok Gudang Garam Merah yang ditayangkan ditelevisi. Akibatnya anak-anak Indonesia sangat terpengaruh oleh iklan rokok yang mengasosiasikan merokok dengan keberhasilan dan kebahagiaan.Pemberian sponsor serta promosi melalui berbagai kegiatan merupakan komponen kunci dalam strategi industri tembakau untuk merangkul para remaja (Gatra,2004). Keadaan ini perlu peran aktif tenaga kesehatan dalam hal promosi kesehatan, dengan menyediakan informasi pada masyarakat khususnya siswa SMP untuk menghindari rokok mengingat dampak yang diakibatkan olek rokok tersebut. Salah satu program kampanye kesehatan saat ini adalah The Truth Campaigh adalah kampanye media massa nasional yang memfokuskan pada “anti tembakau” pada anak muda. Kampanye ini ditujukan untuk menjangkau remaja dengan membiarkan mereka mengetahui dengan sendirinya cara yang inovatif dan dengan gaya terkini , bahwa industri tembakau telah memanipulasi mereka melalui cara pemasaran dan praktik produksinya. Tabel 5 menunjukkan bahwa yang memiliki tindakan baik sebanyak 110 responden (72,8%) sedangkan yang memiliki tindakan kurang baik sebanyak 41 responden (27,2%). Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Niela Putri (2012) yang menyatakan bahwa remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan yang nila-inilai sosial dan agama yang baik
dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk yang terjadi pada remaja perokok, pertama terpengaruh oleh teman-teman remaja tersebut dan yang kedua dipengaruhi oleh pribadi remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Juga pendapat yang dikemukakan oleh Menurut Muh. Khanif (2011), yang menyatakan bahwa seorang yang mengkonsumsi rokok dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dukungan teman, stress dan kemudahanm mendapatkan rokok. Dukungan seorang teman dalam lingkungan dapat berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam mengkonsumsi rokok. Penelitian ini didukung penelitian terdahulu menurut Arina Uswatun Hasanah dan Sulastri (2010) dengan judul penelitian Hubungan antara dukungan Orang Tua, Teman Sebaya dan Iklan Rokok dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali didapatkan hasil terdapat hubungan antara dukungan orang tua, teman sebaya dan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Merokok merupakan kebiasaan remaja yang sulit dihindari, kebiasaan merokok pada remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain masa perkembangan anak yang mencari identitas diri dan selalu ingin mencoba hal baru yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu, keluarga dan teman sebaya adalah orang-orang yang akan sangat mempengaruhi kebiasaan remaja. Jika orang tua dan teman sebaya merokok, maka sangat memungkinkan untuk diikuti remaja. Selain itu, tayangan media yang menayangkan tokoh idola remaja yang mengisap rokok dapat mendorong remaja untuk mengikuti perilaku merokok (Poltekkes Depkes I, 2010). Orangtua merokok merupakan sumber penting kerentanan terhadap inisiasi merokok di kalangan remaja dan orangtua yang berhenti merokok menipiskan kerentanan tersebut.
BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulakan sebagian berikut. 1. Pengetahuan responden tentang iklan media luar ruangan kaitannya dengan perilaku merokok yang menjawab baik sebanyak 101 orang (66,9%) dan responden yang menjawab kurang adalah 50 orang (33,1%). 2. Sikap responden tentang iklan media luar ruangan kaitannya dengan perilaku merokok siswa yang memiliki Sikap positif yaitu 117 orang (77,5%) dan yang memiliki sikap negatif 34 orang (22,5%). 3. Tindakan responden tentang iklan media luar ruangan kaitannya dengan periaku merokok siswa yang memiliki Tindakan yang baik sebanyak 110 responden (72,8%) dan yang memiliki tindakan kurang sebanyak 41 orang (27,2%).
B. SARAN 1. Untuk meningkatkan pengetahuan siswi-siswi tentang iklan media luar untuk lebih baik, perlu ditingkatkan lewat guru dan orang tua. 2. Diharapkan pada siswi-siswi senatiasa meningkatkan lagi sikap yang dimiliki terhadap iklan media luar.
DAFTAR PUSTAKA Aditama,Tjanda, Yoga, 2000. Rokok dan kesehatan. Universitas Indonesia perss. Jakarta. Arief, Sjamsul, 2000. Radika bebas. Ilmu kesehatan anak FK UNAIR, Surabaya. Danusantoso, H, 1995. Rokok dan perokok, Arcan.. Jakarta Gondodiputro, Sharon, 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-bentuk sediaan Tembakau. Fakultas kedokteran universitas padjajaran. Bandung Helmi, Alvin dan Komalasari, Dian, 2005. Faktor–faktor penyebap perilaku Gajah Mada, Yogyakarta.
merokok pada remaja. Jurnal psikologi Universitas
Jambormias, J.L. dkk, 1999. Upaya penanggulangan rokok dan alkohol dikalangan remaja, LPPM STT Rantepao. Sulawesi selatan. Iskandarsyah, Auia, 2006. Remaja dan permasalahnnya, jurnal psikologi
universitas Padjajaran, Bandung.
Lorent, Jeft, 2010. Gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa fakutas kedokteran universitas sumatera utara terhadap rokok. Komalasari, Dian dan Helmi, Alvin Fadila, 2000. Faktor-faktor penyebap perilaku merokok pada anak. Universitas islam Indonesia. http://etd.deprintsums.ac.id /588.PDF di akses pada tanggal 20 februari 2015 Kumalaningsih, sri, 2006. Antioksida alami-penangkal radikal bebas. Surabaya: Trubus Agrisarana. Moonique, A, 2001. Menghindari rokok. Cetakan II.PT Balai pustaka, Jakarta. Nasution, Indri kemaa, 2007. Perilaku merokok pada remaja. program studi psikologi Fakultas kedokteran sumatera utara, medan. http://www..pdfqueen.com/pdf/pe/perilaku-merokok-pada-remaja-pdf/di akses pada tanggal 20 februari 2015. Nasution, K, 2007. Perilaku merokok pada remaja. Jurnal psikologi universitas sumatera utara. Notoatmodjo, soekidjo, 2005. Konsep perilaku kesehatan. Dalam : promosi kesehatan teori dan aplikasi. Rineka cipta Jakarta. Notoatmodjo, soekidjo, 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Rineka cipta Jakarta. PPPI. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, Penerbit PPPI, 2001. Sarwono, Sarlito Wirawan, Keunggulan Kreativitas atas Kecerdasan artikel pada harian Kompas, tanggal 25 September 2001. Ogilvy, David, Pengakuan Orang Iklan, Penerbit Pustaka Tangga, Jakarta , 1987.