Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint IMP PLEMENT TASI DAN ANALISIS S VOIP BERBASIS B S OPEN SIP P SERVER R PADA WIRELESS WI LAN L Mohammad M d Shoffa Al Arofat, Nurrdin Bahtiarr, Ragil Sapputra Program Sttudi Teknik k Informatikka Universittas Diponeggoro Jl. Prof Soedharto, Kaampus UND DIP Tembalang Semaraang Email:
[email protected]
ABSTR RAK Voicce over Innternet Prootocol (VooIP) meruppakan teknnologi yan ng memunngkinkan percaakapan suaara jarak jaauh melaluii protokol internet. VoIP V dapat diimplemeentasikan untukk komunikkasi internaal organisassi, institusii, dan peruusahaan tan npa terbebaani oleh tangggungan biaaya kepadaa operator telekomunnikasi. VoIP P banyak diimplemeentasikan denggan media nirkabel n karrena kebiassaan orang berkomuniikasi sudah tidak dilakkukan di satu tempat yaang tetap, tetapi dilakukan deengan berpindah-pindaah tempat. Dalam gi pensinyaalan yang berguna untuk u mem mbangun, telekkomunikasi, diperlukann teknolog menggawasi, dan n melepas huubungan anntara dua tittik. Salah saatu teknolog gi pensinyallan yang banyyak digunakkan untuk VoIP V adalah Session Iniitiation Prottocol, dengaan implemeentasinya yangg berupa perrangkat lunaak Open SIP P Server. Seelain pensinnyalan, ada beberapa paarameter yangg perlu dipeerhatikan dalam d impleementasi VoIP, V yaitu Mean Opinnion Score (MOS), netw work impairm ment, dan bandwidth. b D Diperlukan d menilaai ketiga analisis VooIP untuk dapat param meter tersebut, sehinngga dihaasilkan infformasi yaang dapat digunakann untuk mem mbangun sisstem VoIP yang optim mal. Analisiis hasil dilaakukan terhhadap enam m codec, yaituu G.722, PC CMA, PCMU U, Speex, GSM, G dan BV16. B Setiapp codec diannalisis padaa jarak 5, 10, 115, dan 20 meter, m dihittung dari po osisi responnden ke acccess point. Kualitas K suaara yang terbaaik didapatkkan oleh G.722 G (nilaii MOS 4,2). Codec yang y mengggunakan baandwidth palinng rendah ad dalah Speexx (27,12 kbp ps). V over Internet Prrotocol, Session Initiaation Protoccol, Mean Opinion Kataa kunci : Voice Score, S Qualiity of Servicce, Bandwiddth, Codec. P ULUAN 1. PENDAHU Saat ini teelekomunikaasi suara suudah banyakk dilakukan n oleh organnisasi, instittusi, dan perussahaan. Media M telekkomunikasi suara yaang dapat digunakan adalah telepon konvvensional (P PSTN), teleepon seluleer, dan Voice over Intternet Prottocol (VoIP P). VoIP meruupakan teknnologi yangg lebih baruu dibandinggkan dengaan PSTN dan d teleponn seluler. VoIP P adalah tek knologi yanng memungkkinkan perccakapan suaara jarak jauuh melalui protokol p interrnet. Salah satu u masalah pada p PSTN dan telepoon seluler ad dalah keterggantungan terhadap t operaator telekom munikasi. VoIP V membeerikan solussi terhadap permasalahhan tersebutt dengan institusi, sifatnnya yang fleeksibel. VooIP dapat diimplementaasikan di daalam suatu organisasi, o dan perusahaann secara maandiri. Terllebih lagi, penggunaan n VoIP seccara internaal untuk 1
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint komuunikasi sessama anggoota organisaasi, institussi, dan perrusahaan tiddak terbebaani oleh tangggungan biayya kepada operator o teleekomunikasi. Keunggulaan lain digunakannyaa VoIP unntuk telekoomunikasi suara adalah nilai konvvergensi yan ng didapat. Sistem VoIIP dapat dissatukan den ngan jaringaan komunikkasi yang sudahh ada di orrganisasi, innstitusi, dan n perusahaaan. Konverg gensi mediaa komunikaasi suara (interrnal maupuun eksternal) dan mediaa komunikaasi lain sepeerti e-mail dapat d terjaddi karena keduuanya dapatt dilakukann dalam saatu jaringann komunikaasi. Sistem m komunikaasi yang konvvergen berkkontribusi terhadap t peenghematann biaya opeerasional organisasi, o i institusi, mauppun perusah haan. Teknologii utama daalam teleko omunikasi suara adallah pensiny yalan. Pennsinyalan digunnakan untukk membanggun, mengaw wasi, dan melepas m hubu ungan antarra dua titik. Session Initiaation Protoocol (SIP) merupakan n salah satuu teknologii pensinyalan yang maju m dan banyyak digunakkan untuk VoIP. V SIP dikembangk d kan oleh Intternet Enginneering Tassk Force (IET TF), komunitas internaasional yan ng mempunnyai minat tersendiri terhadap arsitektur a interrnet dan perk kembangannnya. Transfer suara antarr perangkatt VoIP dappat mengguunakan meedia kabel maupun nirkaabel (Wireleess LAN / WLAN). W Meedia kabel mempunyai m i performa dan d kecepattan yang lebihh tinggi dibbandingkan dengan media m nirkabbel, tetapi mempunyaai fleksibilittas yang lebihh rendah. Seiring S denggan perubaahan zamann, kebiasaann orang beerkomunikassi sudah tidakk dilakukan di satu tem mpat yang tettap, tetapi dilakukan d deengan berjaalan atau berpindahpindaah tempat. Kondisi K terssebut dapat diatasi denggan baik oleeh media niirkabel. Dalam tekknologi VoIIP bandwidtth bukanlahh masalah utama, u melaainkan ada beberapa b hal yang y perlu diperhatikan d n, yaitu Meean Opinionn Score (M MOS) dan neetwork imppairment, seperrti delay, jitter, j dan packet p losss. Walaupuun tidak menjadi m massalah utamaa, tetapi banddwidth setiaap komunikkasi VoIP juga j memppengaruhi juumlah totall komunikaasi VoIP yangg dapat dilakkukan dalam m satu waktuu. Penggunaaan bandwdiith, nilai MOS, M dan niilai networkk impairmennt dipengarruhi oleh beberapa hal, diantaranya d adalah arsitektur jarinngan dan codec c yang digunakann. Codec adalaah program m komputer yang mamp pu mengkoddekan sinyaal analog ke sinyal diggital dan mengguraikan sin nyal digitall kembali ke k sinyal annalog. Setiapp codec meempunyai algoritma a komppresi dan dekompresi d yang berbeeda sehinggga menghassilkan nilai MOS dan network impaairment yan ng juga berbbeda. Selain itu, tingkkat kompressi yang dig gunakan coddec juga mem mpengaruhi penggunaan p n bandwidthh komunikaasi VoIP. Berdasarkkan uraian-uuraian terseebut dapat dirumuskan d n permasalaahan yang ddihadapi, yaituu bagaiman na melakukkan implem mentasi dann optimalissasi VoIP berbasis SIP pada WLA AN. Tujuan penelitian yang y ingin dicapai addalah dapatt menghasiilkan sistem m VoIP berbaasis SIP paada WLAN yang optim mal. Hasil penelitian p d dapat dimannfaatkan orgganisasi, instittusi, maupuun perusahhaan untuk membanguun sistem telekomuniikasi yang optimal secarra mandiri.
2
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint 2. TINJAUAN T N PUSTAK KA 2.1. Voice over Internet Protocol P Arsitekturr jaringan Voice over Internet Protocol (VoIP) terrdiri dari beberapa b kompponen, sepeerti terlihat pada Gambbar 2.1. Kom mponen yanng paling penting p adallah VoIP serveer. VoIP server menyyimpan sem mua inform masi mengeenai penggguna VoIP.. Secara sederrhana, VoIP IP server mempunyai m i tabel yanng berisi nomor n teleppon (nomor VoIP) penggguna dan allamat IP koomputer penngguna.
Gambar 2.1 1. Arsitekturr JaringanV VoIP Setiap kalli penggunaa ingin melaakukan pannggilan ke pengguna p yang y lain, peerangkat akhirr pengguna akan mem minta alamatt IP pengguuna yang laain ke VoIP P server. Peerangkat akhirr pengguna dapat beruupa IP Phon ne maupun Personal Computer C (PC), noteboook, dan smarrtphone yanng telah dilengkapi softp phone. 2.2. Transmisssion Contrrol Protocol / Internett Protocol 2.2.11. Real-Timee Transporrt Protocol Pada jarinngan VoIP, data suara dikirim d mennggunakan Real-Time Transport Protocol P (RTP P). RTP memberikan fungsi tran nsportasi jaaringan secaara end-to--end untuk aplikasi yangg membutuhhkan transm misi data seccara real-tim me, seperti suara s dan video. v Fungssi-fungsi yangg diberikan RTP adalahh identifikaasi tipe paylload (data aktual a dari sebuah pakket data), penggurutan nom mor, time-staamping, dan n pemantauaan pengirim man.
3
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint
Gambarr 2.2. Alirann RTP dan SIP S pada Jarringan VoIP P Gambar 2.2. 2 merupaakan jaringaan VoIP seederhana yaang berbasiis SIP. Pennsinyalan terjaddi antara IP Phone dengan d VoIP P server, yang y dalam m kasus ini menggunaakan SIP Serveer. Proses pengirimaan suara dilakukan d s secara lang gsung oleh kedua IP P Phone mengggunakan RTP, R tanpa perantara p SIIP Server. 2.2.22. Session In nitiation Prrotocol agar bisa digunakann untuk Jaringan IP membuutuhkan taambahan komponen k komuunikasi suarra. Salah saatu komponnen tersebutt adalah pennsinyalan. Dalam D VoIP P, istilah pensiinyalan meerupakan keemampuan untuk u mengghasilkan dan d bertukaar informasii kontrol yangg digunakan n untuk mem mbangun, mengawasi, m , dan melep pas hubunggan antara dua d titik. Selaiin itu, pensiinyalan jugaa memberik kan fungsi pengalamataan dan penyiagaan antaar titik. VoIP men nawarkan beeberapa piliihan untuk pensinyalan p n, salah satuunya adalahh Session Initiaation Protocol (SIP). SIP S adalah protokol yaang membeerikan spesiifikasi perinntah dan dan memuutus komunnikasi suaraa melalui jaaringan pakket data. respoon untuk membangun m Tujuuan utama SIP adalah menciptakan m n aliran Reaal-time Trannsport Protoocol (RTP) ddua arah antarra perangkaat akhir kom munikasi VooIP. Implem mentasi SIP pada sisi server terdappat pada SIP SServer / VoIIP Server, seperti s terlih hat pada Gaambar 2.1. 2.3. Coding-D Decoding Coding-deecoding (coodec) adalaah program m komputerr yang mam mpu mengkodekan sinyaal analog ke k sinyal diigital (menj njadi berkass media dig gital) dan menguraika m an sinyal digitaal ke sinyaal analog, serta mampuu mengkom mpresi dan mendekom mpresi berkaas media digitaal. Sebuah codec terdirri dari dua komponen: encoder daan decoder.. Encoder berfungsi b untukk mengkom mpresi sekalligus mengk kodekan beerkas, sedan ngkan decod der berfunggsi untuk menddekompresii sekaligus menguraika m an kode berkkas. Digunaakannya cod dec memunngkinkan data yang besarr dilewatkaan pada meedia transm misi dengan penggunaaan bandwiddth yang terbaatas. 4
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint 2.4. Quality off Service daan Networkk Impairmen nt Quality off Service (Q QoS) dapatt didefinisikkan dari duua sudut paandang, yaitu sudut panddang pengguuna akhir daan sudut paandang jarinngan. Dari sudut s pandaang penggunna akhir, QoS adalah perrsepsi pengguna akhir terhadap kualitas k layanan (data,, video, ataau suara) yangg didapat daari penyediaa jaringan. Sedangkan dari sudut pandang jaaringan, QoS S S adalah kemaampuan jariingan untukk menyediakkan QoS sessuai dengan n persepsi peengguna akkhir. Ada dua kemampuaan jaringann yang dibuutuhkan unntuk menyeediakan QooS pada packket-switchedd network. Pertama, P jaaringan haruus mampu membedakan kelas laalu lintas (traff ffic) sehinggga penggunna akhir dappat memperrlakukan saatu atau lebbih kelas laalu lintas secarra berbeda. Kedua, jariingan haruss mampu memperlakuk m kan kelas-kkelas tersebuut secara jelas dengan meenyediakan jaminan j sum mber daya dan d diferenssiasi layanaan. Oleh karena sifat darri jaringan IP, I paket suuara yang dikirim d via IP akan meengalami beberapa masalaah transmissi (network impairmentt). Networkk impairmen nt biasanya ditandai denggan delay, jitter, j atau packet losss. Berikut penjelasan delay, jitteer, dan paccket loss dikaiitkan dengaan VoIP: 1.
Delay Delay ataau latency adalah a wakktu yang dibbutuhkan sistem s untuk memprosses data. Pada VoIP P, data beruupa sinyal audio. Padaa jaringan komputer, k d delay diukuur secara one-way maupun m round-trip. One-way O deelay adalah waktu tun nggu yang dihitung mulai pakket data dikirim oleh sumber, sampai s pak ket data ditterima olehh tujuan. Sedangkann round-tripp delay adaalah one-waay delay daari sumber ke k tujuan ditambah d one-way delay d dari tuujuan kembbali ke sumbber. Pada jaaringan VoIP, yang digunakan adalah one-way delayy. Delay (oone-way) maksimal m yan ng masih bisa b diterima adalah 150 milideetik. Delay yang meleb bihi 150 miilidetik akann sangat meengganggu jalannya j percakapaan.
2.
Jitter Jitter adallah variasi sampainya paket-pakeet suara padda tujuan akkhir. Variassi waktu sampainyaa paket, sepperti yang terlihat t padda gambar 2.3., 2 mengaakibatkan jeeda pada reproduksi dan playbback suara. Jitter dapatt terjadi karrena ada keemacetan paada jalur transmisi paket atau terjadi antrrian paket yang y tidak berimbang b p pada buffer di titiktitik jaring gan. Jitter maksimal yang y masihh bisa diterrima adalahh 20 milideetik. Jika jitter meleebihi 20 millidetik, suarra pada saat percakapann akan terpu utus-putus.
Gambar 22.3. Aliran Paket P Data Stabil S (atas)) dan Jitter (bawah) 5
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint 3.
Packet Loss Paket suarra bisa saja hilang di teengah jalann karena berrbagai kond disi, seperti jaringan yang tidak k stabil, kem macetan, atau jitter yaang terlalu sering. s Packket loss yanng tinggi akan meny yebabkan addanya celahh atau suara yang hilang g di tengah percakapann.
Jumlah network n im mpairment pada jariingan IP dapat dim minimalisir dengan mengggunakan mekanisme m S dalam QoS. Penneliti tidak menggunaakan mekaanisme QoS penggukuran netw work impairrment. 2.5. Mean Opiinion Scoree Mean Oppinion Scorre (MOS) merupakann salah satuu cara dalam melakuukan tes subjeektif untuk pengukuraan kualitas jaringan VoIP. V Denggan MOS, jaringan j VooIP bisa dievaaluasi akan n adanya gaangguan jarringan / koomponen jaaringan. Sellain itu, MO OS juga berfuungsi untuk mengevaluuasi algoritm ma kompressi pada pengggunaan coddec. Pada setiap tes, ressponden menilai m suarra yang mereka m denngar pada saat tes percaakapan denngan skala 1 sampai 5, 5 dimana 1 adalah teerburuk dann 5 adalah terbaik. Keseetaraan nilaai verbal daan numerik dapat dilihhat pada tab bel 2.1. Nillai yang digunakan padaa hasil akhirr pengujian merupakann titik tengaah dari nilaii-nilai numeerik yang ddiberikan oleh responden. Tabel 2.1. Nilai N Verbaal dan Numeerik Nilai Verbal Sangat baik b Baik k Cukup baik b Kurang baik b Burukk
Niilai Numerrik 5 4 3 2 1
PEMBAHA ASAN 3. P 3.1. Analisis Kebutuhan K Sistem dib bangun denngan tiga komponen k u utama, yaittu SIP Servver, klien S SIP, dan pengganalisis prrotokol jarringan. Beerikut adallah penjelaasan singkkat masingg-masing kompponen. 1.
SIP Serverr Dalam peembangunaan sistem, digunakan komputerr dengan spesifikasi s sebagai berikut: a. Processsor : satu inti, deengan clockk speed 2,8 GHz b. Random m Access Memory M : 512 MB : Debian 6.00.4 c. Sistem Operasi d. Perangk kat Lunak Utama U : Open SIP Server S 1.6.44
6
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint 2.
Klien SIP Jumlah tootal klien SIIP ada 3, dua d berupa ponsel pinttar, dan sattu berupa komputer k jinjing. Paaparan berikkut merupakkan spesifikkasi perangk kat keras masing-masi m ing klien SIP yang digunakan d d dalam pembbangunan siistem. Klien SIP--1 berupa ponsel pintarr dengan spesifikasi seb bagai berikuut: a. Processsor : tipe ARM, dengan cloock speed 6000 MHz b. Random m Access Memory M : 384 MB : Android 2.3.6 c. Sistem Operasi : Sipdroid 2.6 d. Softphoone Klien SIP--2 berupa ponsel pintarr dengan spesifikasi seb bagai berikuut: a. Processsor : tipe ARM, dengan cloock speed 8330 MHz b. Random m Access Memory M : 290 MB : Android 2.3.5 c. Sistem Operasi : Sipdroid 2.6 d. Softphoone Klien SIP--3 berupa komputer k jinnjing dengann spesifikassi sebagai beerikut: a. Processsor : dua inti, deengan clockk speed 1,8 GHz G b. Random m Access Memory M : 2 GB : 250 GB c. Harddiisk : Linux Minnt 12 d. Sistem Operasi : Jitsi 1.0 e. Softphoone
3.
Penganalisis Protokoll Jaringan Komponen n ini mengggunakan satu s kompuuter desktop p dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Processsor b. Random m Access Memory M c. Perangk kat Lunak U Utama
: empat inti, dengan cloock speed 3,,2 GHz : 4 GB : Wireshark 1.6.5
7
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint 3.2. Desain Sistem Arsitekturr sistem VooIP yang dibbangun besserta seluruhh komponeennya terdappat pada Gam mbar 3.1.
n Pembanguun Gambar 3.1. Arsitekktur Sistem VoIP Beserrta Seluruh Komponen 3.3. Penggunaaan Codec Ada enam m codec yanng digunakaan antara Kllien SIP-1 dengan d Klieen SIP-2. Seelain itu, ada eempat codecc yang diguunakan antarra Klien SIP P-1 dengan Klien SIP-33. Klien SIIP-1 dan Kllien SIP-2 sama-sama menggunaakan softpho one Sipdroiid, maka keselluruhan coddec yang didukung d oleh Sipdroiid bisa diggunakan. Daaftar codecc beserta spesiifikasi samppling rate dan d bit rate yang didukkung oleh Sipdroid S daapat dilihat di Tabel 3.1. Tabel 3.11. Daftar Co odec yang Didukung D oleh Sipdroidd No. 1 2 3 4 5 6
Nama Cod dec G.722 PCMA PCMU Speex GSM BV16
Samp pling Rate 1 kHz 16 8 kHz 8 kHz 8 kHz 8 kHz 8 kHz
Bit Ratee 64 kbps 64 kbps 64 kbps 11 kbps 13 kbps 16 kbps
Klien SIP P-1 dan Kliien SIP-3 menggunaka m an softphonne yang berbeda. Klieen SIP-1 S seddangkan Kllien SIP-3 m menggunakaan Jitsi. Darri daftar coddec yang mengggunakan Sipdroid, keduua softphon ne miliki, hanya ada empat coodec yang sama. Daaftar codec beserta spesiifikasi samp pling rate dan d bit ratee yang sam ma-sama diddukung oleh h Sipdroid dan d Jitsi dapaat dilihat di Tabel T 3.2.
8
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint Taabel 3.2. Daaftar Codec yang Didukkung oleh Sipdroid S dann Jitsi No. 1 2 3 4
Nama Code N dec G.722 PCMA PCMU Speex
Samp pling Rate 16 kHz 8 kHz 8 kHz 8 kHz
Bit Ratee 64 kbps 64 kbps 64 kbps 11 kbps
3.4. Analisis Sistem S 3.3.11. Analisis Mean M Opiniion Score Proses analisis MOS S dilakukan dengan tess percakapaan, yang diibantu oleh sepuluh respoonden. Respponden dipiilih berdasaarkan pada rekomendasi P.800 daari ITU-T mengenai m metoode determiinasi kualittas transmissi secara subjektif. Dokumen D teersebut mennyatakan bahw wa respondeen-respondeen yang dippilih untuk mengikuti tes t percakaapan haruslaah orang yangg tidak mem miliki hubungan langsun ng dengan uuji kualitas sistem s VoIP P. Setiap perrcakapan dilakukan d seelama 60 sampai s 80 detik. Agaar percakapan yang dilakkukan menjaadi terarah dan naturall, kesepuluhh respondenn dipasang--pasangkan menjadi lima pasangan teetap untuk melakukan m tes percakaapan. Setiap paasangan diaarahkan unntuk mengggunakan keesepuluh coodec (Klienn SIP-1 K SIP-1 dengan Klien SIP-3) secara s bergaantian. Akaan tetapi, denggan Klien SIP-2 dan Klien keseppuluh respoonden tidak diinformassikan mengeenai tipe-tippe codec yan ng mereka gunakan untukk menjaga subjektivita s s. Setiap cod dec dicoba di berbagaii jarak yangg berbeda, yaitu 5, 10, 15, dan 20 meter. Jarakk tesebut dihhitung dari posisi respoonden ke AP. A Jarak anntar respondden adalah kelipatan k dari jarak j yang sudah disebbutkan. Dengan sepuluuh codec dan empat jaarak berbedda, maka setiapp pasangann melakukan tes perrcakapan ddengan jum mlah total sebanyak 40 kali. Pengggunaan jarrak yang bberbeda meempunyai tujuan t untuuk menguk kur pengaruuh jarak terhaadap kualitaas suara padda komunik kasi VoIP. Gambaran tes percakaapan pada jarak j 20 meteer dengan coodec G.722 dapat dilihaat pada Gam mbar 3.5.
Gambar G 3.22. Gambarann Tes Percakkapan pada Jarak 20 Meter M
9
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint
1. 2.
Hal-hal yaang diperhattikan dalam m penilaian aadalah sebaagai berikut:: Kemurniaan dan kejelaasan suara. Ada tidakknya jeda ppercakapan, gaung, suaara hilang, suara gadu uh, dan suaara yang terputus-pputus.
3.3.22. Analisis Network N Imp mpairment dan d Penggu unaan Banddwidth Proses an nalisis nettwork imppairment dimulai d darri penangk kapan pakket data mengggunakan perangkat p l lunak Wireeshark. Gam mbaran pen nangkapan paket dataa di tes percaakapan deng gan codec G.722 G dan jaarak 20 metter dapat dillihat pada Gambar G 3.3.
Gambbar 3.3. Gam mbaran Penaangkapan Paket Data Proses peenangkapann paket datta dilakukaan bersamaaan dengann dilakukannnya tes percaakapan. Deengan lima pasangan tes percakkapan, sepuuluh codecc, dan emppat jarak berbeeda, maka jumlah totall komunikassi VoIP yanng ditangkap p adalah 2000. Nilai-nilaii network im mpairment dan d pengguunaan bandw width diekstrak dari paaket data yangg ditangkap oleh Wiresshark. Setiaap percakappan menghaasilkan dua aliran RTP P, seperti yangg terlihat di Gambar 3.44. Masing-m masing aliraan menghassilkan nilai delay (deltaa), jitter, packket loss, dan n penggunaaan bandwiddth (IP BW)) yang berbeeda, sepertii terlihat di Gambar 3.5.
Gambarr 3.4. Wiresshark Mendeeteksi Dua Aliran A RTP P
10
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint
Gaambar 3.5. Tampilan T Analisis Wireeshark padaa Satu Aliran RTP 4. H HASIL 4.1. Mean Opinion Scoree P (responden) dan jarrak antara klien SIP dengan AP P kurang Jarak antaar klien SIP mem mpengaruhi nilai n MOS terhadap tippe codec yaang digunakkan. Hasil tersebut t vallid untuk jarakk yang diguunakan dalam m penelitian ini, dan posisi p antaraa klien SIP dengan AP P berupa gariss lurus tanpaa halangan. Tipe codeec yang diggunakan daalam komuunikasi VoIIP cukup mempengaru m uhi nilai MOS S. Ada codeec yang meenghasilkan n kualitas suuara yang baik b menuru ut respondeen, tetapi ada ppula yang kurang k baikk. Selain ituu, ada codec yang mem mpunyai kuualitas yangg hampir samaa, yaitu PCM MA dan PCM MU. Hal tersebut terlihhat dari kem miripan nilai MOS keduuanya. Perbedaann klien SIP P yang diggunakan kuurang mem mpengaruhi nilai MOS. Pada komuunikasi VoIP antara Klien K SIP-1 1 dan Klienn SIP-2 maaupun antarra Klien SIIP-1 dan Klienn SIP-3, G..722 tetap menjadi m pilihan responnden dengaan nilai MO OS rata-rata 4,2 dan 4,1. Perangkat keras, ponssel pintar dan d komputter jinjing, serta softphhone, Sipdrroid dan Jitsi, berfungsi sama s baiknyya dalam koomunikasi V VoIP. Grafik k 4.1. menuunjukkan nillai MOS antarra Klien SIP P-1 dan Kliien SIP-2, dan d Grafik 4.2. 4 menunjjukkan nilaii MOS antaara Klien SIP-1 dan Klienn SIP-3.
3.3
BV16 4
GSM
3.8
Speex
3.7
PCMU
3.6
PCMA
4.2 0
1
2
3
4
G.722 5
Grafik 4.1. 4 Nilai MOS M Antara Klien SIP-1 dan Klien n SIP-2 11
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint
3 3.6 Speeex
3.7
PCM MU
3.7
PCM MA 4.1
3.2
3 3.4
3.6
3.8
4
G.72 22
4.2
Grafik G 4.2. Nilai MOS Antara Kliien SIP-1 daan Klien SIP P-3 4.2. Network Impairmen nt dan Pengggunaan Bandwidth B d c cukup mem mpengaruhi salah satu u elemen network Tipe codeec yang digunakan impaairment, yaiitu jitter. Saalah satu yaang sangat terlihat t darii hal tersebu ut adalah niilai jitter rata-rata rata-rrata G.722 yang selaluu paling tinnggi (palingg buruk). Peenggunaan bandwidth b masing-masing codec jugaa berbeda. G.722, G PCM MA, dan PC CMU memppunyai penggunaan banddwidth rata-rrata yang haampir samaa karena bit rate ketigaanya juga saama. G.722, PCMA, dan PCMU P mem mpunyai peenggunaan bandwidth yang jauh lebih besarr jika dibanndingkan denggan Speex, GSM, G dan BV16 B (dapatt dilihat padda Grafik 4..3. dan Graffik 4.4.). Pada anallisis ada peerubahan nillai networkk impairmen nt dan pengggunaan baandwidth yangg diperoleh pada p jarak yang y berbed da, tetapi haal tersebut tiidak menenttu. Jarak anntar klien SIP yyang lebih jauh j belum m tentu meng ghasilkan nilai n networrk impairmeent dan penggunaan banddwidth yangg lebih buruuk. Dengann begitu, jarrak antar klien k SIP maupun m jaraak antara klienn SIP dengaan AP kuraang mempeengaruhi nilai networkk impairmennt dan penggunaan banddwidth. Hanya Sppeex yang selalu s mem miliki pengggunaan banndwidth rataa-rata lebihh rendah padaa saat digunnakan antarra Klien SIIP-1 dan Klien K SIP-33. G.722, PCMA, P dann PCMU mem mpunyai pennggunaan bandwidth b r rata-rata ham mpir sama,, baik digun nakan antarra Klien SIP-1 dan Klienn SIP-2 maaupun Klienn SIP-1 dann Klien SIP P-3. Grafikk 4.3. menuunjukkan pengggunaan ban ndwidth anttara Klien SIP-1 S dan Klien K SIP-2,, dan Grafik k 4.4. menuunjukkan nilai penggunaaan bandwidtth antara Kliien SIP-1 dan Klien SIIP-3.
12
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint
31.1
BV16 6
28.69
GSM
27.12
Speex 84.7 78.6
PCMA A
78.66 0
2 20
40
60
80
PCMU
G.722 100
Grafik 4.33. Penggunaaan Bandwiidth (dalam kbps) Antaara Klien SIP-1 S dan Klien K SIP-2
25.32 Speex
76.91
0
2 20
40
60
PCMU
78.04
PCMA
78.18
G.722
80
0 100
Grafikk 4.4. Pengggunaan Banndwidth (dallam kbps) Antara Kliien SIP-1 daan Klien SIP P-3 Nilai jitterr rata-rata semua s codeec pada saatt digunakan n antara Klien SIP-1 daan Klien SIP-33 pasti lebih h rendah dibbandingkann dengan paada saat digu unakan antaara Klien SIIP-1 dan Klienn SIP-2 (daapat dilihat pada Grafikk 4.7. dan G Grafik 4.8.)). Dilihat daari nilai paccket loss rata-rrata, komunnikasi VoIP P antara Klien SIP-1 daan Klien SIIP-3 mengh hasilkan nilaai packet loss yyang lebih tinggi t dibanndingkan deengan komuunikasi VoIP P antara Kliien SIP-1 dan Klien SIP-22 (dapat dillihat pada Grafik G 4.9. dan Grafikk 4.10.). Diilihat dari nilai n delay rata-rata, r komuunikasi VoIIP antara Klien K SIP-1 dan d Klien SIP-3 S mengh hasilkan nillai delay yaang lebih tingggi dibandinggkan dengaan komunikaasi VoIP anntara Klien SIP-1 dan Klien SIP--2 (dapat dilihaat pada Graafik 4.5. dann Grafik 4.66.).
13
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint
21.05 20.78
GSM
20.83
Speex
20.6 66
PCMU U
20.77
PCMA A
20.81 20.4
20.6
BV16
G.722 2 21
20.8
21.2
Grafik 4.5. Delay (dalam milideetik) Antaraa Klien SIP--1 dan d Klien SIP-2
2 21.12 21.46 21.14
21
PCMU U PCMA A G.722
21.24
20.8
Speex
21.4
21.2
21.6
Grafik 4.6. Delay (dalam milideetik) Antaraa Klien SIP--1 dan d Klien SIP-3
9.33 3
BV16
8.61
GSM
7.97
Speex
8.4
PCMU
8.37
PCMA
11.27
G.722 0
5
10
15
Grafik 4..7. Jitter (daalam milideetik) Antara Klien SIP-1 dan d Klien SIP-2
14
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint
5.6 Speex 6.72
PCMU
6.71
PCMA 8.18
0
2
4
6
8
G.722
0 10
Grafik 4..8. Jitter (daalam milideetik) Antara Klien SIP-1 dan d Klien SIP-3
3.6 63 2.5 54
BV16 GSM Speex
2
PCMU
2.5 51
PCMA
2.75
G.722 0
1
2
3
4
Grafikk 4.9. Packet Loss (dalaam persentase) Antara S dan Klien K SIP-2 Klien SIP-1
4.38 Speex
5.95
PCMU
4.71
PCMA G.722
4.94 4
0
2
4
6
8
Grafik 4.10. Packeet Loss (dalaam persentaase) Antara Klien SIP-1 S dan Klien K SIP-3 Pada analiisis hasil MOS, M G.722 mendapatkkan nilai terrbaik dibandding codec lainnya. Tetappi hal ini berbandinng terbalik dengan analisis a hasil networkk impairment dan pengggunaan banndwidth, G.722 hampirr selalu mennjadi codec dengan nilaai terburuk. Dengan 15
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint samppling rate 16 kHz dan bit depth 14 1 bit, G.7222 menghassilkan kualittas suara yaang baik menuurut respondden. Akan tetapi, t G.7222 dengan bit b rate 64 kbps, k mengg gunakan baandwidth yangg cukup tingggi untuk koomunikasi VoIP. V Untukk mengubahh sampling rate 16 Khzz dan 14 bit siinyal suara menjadi bitt rate 64 kbbps, diperlukkan sebuah metode kom mpresi terteentu. Hal ini laah yang meembuat jitteer rata-rata G.722 lebiih tinggi dib banding codec yang laain. Jadi spesiifikasi codeec dan algorritma komppresi / dekom mpresi yang g digunakann codec meerupakan faktoor-faktor yan ng mempenngaruhi netw work impairrment. MOS dihiitung dengaan menggun nakan sisteem yang diiimplementaasikan secarra ideal. Padaa penelitiann ini, digunnakan AP dengan d banndwidth 54 Mbps dan n komunikaasi VoIP dilakkukan secara bergantiaan oleh pasaangan respoonden. Dalaam satu wakktu, hanya ada satu percaakapan yanng dilakukann. Jika lebihh dari satu percakapann dilakukann dalam satuu waktu, hal inni tentu mem mpengaruhi network im mpairment dan pengguunaan bandw width jaringgan yang digunnakan. 5. K KESIMPUL LAN Beberapa hal dapat peneliti simpulkan dari d peneliitian ini. Hal-hal H yanng dapat disim mpulkan adaalah sebagaii berikut: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dihasilkann sebuah siistem VoIP berbasis SIP pada WL LAN. Satu komputer dan satu access pooint merupaakan peranggkat yang digunakan d u untuk mem mbangun koomponen utama sisttem. Kompuuter menggunakan Opeen SIP Servver sebagai SIP Serverr. Access point diguunakan untuuk menghubbungkan jarringan antarr klien dan antara a klienn dengan SIP Serveer. Klien (pengguna akhir) daapat mengggunakan sm martphone dengan softphone Sipdroid, atau a mengguunakan kom mputer jinjinng dengan sooftphone Jittsi. Urutan piilihan codecc mulai daari yang meenghasilkann kualitas suara s terbaiik untuk Sipdroid adalah a G.722 (4,2), GSM G (4), Speex S (3,8)), PCMU (3,7), ( PCMA (3,6), BV16 (3,3). Sedanngkan untuuk Jitsi, urutan u pilih han codec mulai daari yang menghasillkan kualitaas suara terbbaik adalahh G.722 (4,1), PCMU (3,7), PCM MA (3,7), Speex (3,6 6). Urutan pillihan codecc mulai darii yang menggunakan bandwidth b p paling minim untuk Sipdroid adalah a Speeex (27,12 kbbps), GSM (28,69 kbpps), BV16 (31,1 ( kbps), PCMA (78,6 kbpss), G.722 (778,66 kbps)), PCMU (884,7 kbps). Sedangkann untuk Jitsi, urutan pilihan coodec mulai dari d yang menggunaka m an bandwiddth paling minim m adalaah Speex (25,32 kbpps), PCMU (76,91 kbps), PCMA (78,04 ( kbpss), G.722 (78,18 kbps). Sipdroid menghasilka m an rata-rataa delay yang lebih baik k (rata-rata delay padaa G.722, PCMA, PCMU, dan Speex adallah 20,77 milidetik) m diibandingkan n dengan Jittsi (ratarata delay pada G.7222, PCMA, PCMU, P dan Speex adallah 21,24 milidetik). m Sipdroid menghasilk m kan rata-rataa packet losss yang lebbih baik (raata-rata paccket loss pada G.72 22, PCMA,, PCMU, dan Speex adalah a 2,46%) dibandiingkan denggan Jitsi (rata-rata packet p loss pada G.7222, PCMA, PCMU, P dan Speex adallah 4,1%). Jitsi mengghasilkan rata-rata jitterr yang lebihh baik (rata--rata jitter pada p G.722,, PCMA, PCMU, dan d Speex adalah a 6,8 milidetik) dibandingkkan dengan Sipdroid (rata-rata ( jitter padaa G.722, PC CMA, PCMU U, dan Speeex adalah 9 milidetik). 16
Journal of Informaticcs and Techhnology, Vol 1, No 3, Tahun T 2012, p 67-83 httpp://ejournall-s1.undip.aac.id/index.pphp/joint DAF FTAR PUST TAKA [1]
Anonim, 2012, 2 "Lateency (Enginneering)", diiakses dari en.wikipediia.org, padaa tanggal 10 April 2012, 2 pukull 15:30 WIB B.
[2]
Anonim, 2009, "Soft ftphone", diaakses dari opensource o .telkomspeeedy.com/wiiki, pada tanggal 155 April 2011, pukul 20:10 WIB.
[3]
8th ed., Britt DT et al., 20006, "TCP P/IP Tutoriial and Teechnical Overview", O International Businesss Machiness Corporatioon.
[4]
Goncalves FE, 20100, "Buildin ng Telephonny Systemss with OpeenSIPS 1.6", Packt Publishingg, Birminghham.
[5]
ITU-T, 1996, "ITU--T Recomm mendation P.800", P Inteernational Telecommu T unication Union, Geeneva.
[6]
Johnston AB, 2004, "SIP: Undeerstanding the Sessionn Initiation Protocol", 2nd ed., Artech Hoouse, Massaachusetts.
[7]
PCMAG, "Payload Definition from PC Magazine Encyclopeedia", diakkses dari mag.com, paada tanggal 8 April 20112, pukul 111:00 WIB. www.pcm
[8]
Park KI, 2005, 2 "QoS In Packet Networks", N Springer.
[9]
Purbo OW O and Raharja R A,, 2010, ""VoIP Coookbook: Buuilding your own Telecomm munication infrastructu i re", One Deestination Center. C
[10] Russell T, T 2008, "Session " Innitiation Protocol P (SI SIP): Contrrolling Connvergent Networks", McGraw--Hill. [11] Walberg S, 2007, "Expose VoIP Probblems Usin ng Wiresha ark", diaksses dari www.linuuxjournal.coom, pada tan nggal 15 Appril 2011, puukul 17:01 WIB. [12] Wallace K, 2009, "Cisco Vooice over IP (CVOIC CE)", 3rd ed., Ciscoo Press, olis. Indianapo [13] Wallingfoord T, 2005,, "Switching g to VoIP", O'Reilly Media, M Inc., Sebastopol. S
17