IKHTISAR EKSEKUTIF
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (Pusat TIKM) Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (Pusat TIKM) sebagai unit eselon II Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes)
Kementerian
mempertanggungjawabkan
Kesehatan pelaksanaan
RI, tugas
berkewajiban dan
fungsi
yang
untuk telah
diamanatkan selama Tahun Anggaran 2014 dan tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014 dalam bentuk LAK Tahun 2014. Penyampaian LAK
ini dimaksudkan sebagai
keterbukaan informasi publik terhadap capaian kinerja Pusat TIKM selama tahun anggaran 2014 berdasarkan komitmen awal yang tercantum dalam Penetapan Kinerja Pusat TIKM beserta satker ampuan Tahun 2014. Selain itu, LAK ini juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kinerja Pusat TIKM dimana didalamnya juga berisi tentang upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pencapaian target agar kegagalan yang ada tidak terulang dimasa yang akan datang. Pusat TIKM pada tahun 2014 mempunyai pagu anggaran sebesar Rp.62.964.624.000,- dengan realisasi sebesar Rp.54.015.279.502,- (85,79%). Realisasi anggaran tersebut merupakan capaian kinerja Pusat TIKM dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran. Pencapaian tujuan dan sasaran Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat pada tahun 2014 dapat dilihat dari pencapaian indikator yang tercantum dalam Renstra yaitu :
ii
1) Jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat sebanyak 11, dan 2) Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik pada media Nasional sebanyak 82 publikasi dan Internasional 4 publikasi. 3) Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II sebanyak 7 laporan.
Pencapaian indikator yang tercantum dalam Renstra Kemenkes tersebut sudah termasuk pencapaian indikator dari satker yang diampu, dimana Pusat TIKM sebagai unit eselon II mengampu 5 satker yang terkait dengan bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yaitu : 1. Balai Litbang P2B2 Donggala 2. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 3. Loka Litbang P2B2 Baturaja 4. Loka Litbang P2B2 Ciamis 5. Loka Litbang P2B2 Waikabubak
Didalam proses mencapai sasaran/indikator tersebut ditemui beberapa kendala atau hambatan, diantaranya : 1.
Pengelolaan manajemen penelitian belum maksimal dalam melakukan monev sehingga banyak kendala yang baru teridentifikasi di akhir penelitian yang berakibat pada penyelesaian laporan akhir yang tidak tepat waktu.
2.
Ketersediaan tenaga administrasi penelitian masih terbatas sehingga menghambat penyelesaian administrasi khususnya keuangan
3.
Pengelolaan manajemen keuangan belum sinkron dengan jadwal pelaksanaan penelitian sehingga kegiatan yang harusnya sudah berjalan karena dana belum turun akhirnya tertunda penelitiannya
4.
Aturan paket meeting dibatasi tidak boleh di hotel di bulan November mengakibatkan kegiatan tidak maksimal untuk menyelesaikan laporan tepat waktu, dan penyerapan tidak maksimal.
iii
Adapun beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut yaitu : 1.
Pelaksanaan monev oleh Panitia Pembina Ilmiah lebih ditingkatkan
2.
Memanfaatkan tenaga non PNS untuk membantu penyelenggaraan administrasi penelitian
3.
Komitmen terkait jadwal penarikan uang penelitian dan penyelesaian pertanggung jawaban keuangan oleh setiap penanggung jawab kegiatan.
4.
Pelaksanaan monev oleh BPP dan PPK terhadap penggunaan dana kegiatan yang sudah dibayarkan.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii BAB I.PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang......................................................................................... 1 B. Tujuan ...................................................................................................... 2 C. Tugas dan Fungsi Organisasi .................................................................. 2 BAB II. PERENCANAAN KINERJA .............................................................. 5 A. Perencanaan Kinerja ............................................................................... 5 B. Perjanjian Kinerja ..................................................................................... 7 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................... 8 A. Analisis Capaian Kinerja .......................................................................... 8 a. Jumlah
Produk/Model/Prototipe/Standar/Formula
di
Bidang
Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat ...................................... 9 b. Jumlah Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Dimuat pada Media Cetak dan Elektronik Nasional dan Internasional ................................................................................. 34 c. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II ............................................................ 47 d. Penelitian
lain
di
Bidang
Teknologi
Intervensi
Kesehatan
Masyarakat ........................................................................................ 49 e. Kajian ................................................................................................ 52 f. Dukungan Manajemen ......................................................................... 55
v
B. Realisasi Anggaran ................................................................................. 56 C. Analisis Capaian Tahun 2014 ................................................................. 58 1. Analisis Capaian Kinerja ..................................................................... 58 2. Analisis Realisasi Anggaran ................................................................ 59 3. Analisis Capaian Kinerja vs Realisasi Anggaran ................................. 59 4. Kendala dan Tindak Lanjut .................................................................. 60 5. Keberhasilan ........................................................................................ 61 6. Pemanfaatan Hasil Penelitian .............................................................. 62 D. Analisis Capaian Tahun 2010-2014 ........................................................ 65 1. Analisis Capaian Kinerja ..................................................................... 65 2. Analisis Realisasi Anggaran ................................................................ 67 3. Analisis Capaian Kinerja vs Realisasi Anggaran ................................. 68 4. Kendala dan Tindak Lanjut .................................................................. 68 5. Keberhasilan ........................................................................................ 69 6. Pemanfaatan Hasil Penelitian .............................................................. 69 BAB IV. PENUTUP ........................................................................................ 70 A. Kesimpulan ............................................................................................. 70 B. Tantangan ............................................................................................... 70 C. Strategi ................................................................................................... 70
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Sasaran Output dan Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat ........................................................ 6 Tabel II.2. Penetapan Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014....................................................................... 7 Tabel III.1 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2013 dan 2014 .................................... 8 Tabel III.2 Judul Penelitian, Output, Ketua Penelitian dan Unit Pelaksana Kegiatan pada Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 .......................................................................................... 9 Tabel III.3 Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 a. Artikel
Ilmiah
yang
dipublikasikan
dalam
media
nasional
terakreditasi .................................................................................... 34 b. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan dalam Jurnal Internasional .......... 46 Tabel III.4 Capaian Output Dukungan Manajemen Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 .................................................. ...55 Tabel III.5 Realisasi per Kegiatan/Output Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 ...................................................................... 56 Tabel III.6 Capaian Realisasi Anggaran Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat dan Satker Ampuan Tahun 2014 ..................................... 58 Tabel III.7 Capaian Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 ..................................................................... 61
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Struktur Organisasi Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 .................................................................... 4 Gambar III.1 Kegiatan Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Pada Seting Wilayah Tambang Emas Rakyat........................................................ 12 Gambar III.2 Kegiatan Penelitian Uji Lapangan Diagnosis Schistosomiasis dengan DOT Blot dan Plate pada Penderita Schistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah ...................................................................... 25 Gambar III.3 Kegiatan Penelitian Faktor-faktor Risiko Penularan Filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku ............................................................................................... 27 Gambar III.4 Kegiatan Penelitian Penentuan Tingkat Endemisitas Filariasis (Microfilaria rate/MF rate) di Wilayah Pasca Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi ......... 31 Gambar III.5 Kegiatan Penelitian Pemetaan Kasus dan Vektor Filariasis di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur .................................... 33 Gambar III.6 Grafik Target dan Capaian Produk / Model / Prototipe / Standar / Formula di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014 .............................................................................. 65 Gambar III.7 Grafik Target dan Capaian Publikasi Nasional di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014 ........................ 66 Gambar III.8 Grafik Target dan Capaian Publikasi Internasional di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014 ........ 66 Gambar III.9 Grafik Pagu dan Realisasi Anggaran di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014 ........................ 67
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam
rangka
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
baik
(Good
Governance) diperlukan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur sehingga penyelenggaraan pemerintahan negara dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, dan bertanggungjawab serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan oleh masing-masing instansi untuk disampaikan kepada lembaga-lembaga yang terkait dengan pengawasan dan penilaian akuntabilitas dan akhirnya disampaikan kepada Presiden RI sebagai kepala pemerintahan. Pertanggungjawaban dimaksud berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK). Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (Pusat TIKM) sebagai unit eselon II Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes)
Kementerian
mempertanggungjawabkan
Kesehatan pelaksanaan
RI, tugas
berkewajiban dan
fungsi
yang
untuk telah
diamanatkan selama Tahun Anggaran 2014 dan tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014 dalam bentuk LAK Tahun 2014. Penyampaian LAK ini dimaksudkan sebagai keterbukaan informasi publik terhadap capaian kinerja Pusat TIKM selama tahun anggaran 2014 berdasarkan komitmen awal yang tercantum dalam Penetapan Kinerja Pusat TIKM beserta satker ampuan Tahun 2014. Selain itu, LAK ini juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kinerja Pusat TIKM dimana didalamnya juga berisi tentang upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pencapaian target agar kegagalan yang ada tidak terulang dimasa yang akan datang. 1
Dokumen LAK ini merupakan data terpadu antara kinerja anggaran yang mendukungnya serta antara sasaran dan keluaran yang dicapai sehingga dapat menjadi instrumen untuk menilai efektivitas dan efisiensi serta produktivitas institusi. LAK merupakan pemenuhan kewajiban dari mandat yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAK Pusat TIKM tahun 2014 ini mengacu pada PermenPAN RB No. 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja.
B. Tujuan Dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap Instansi Pemerintah secara berjenjang wajib menyusun laporan pertanggungjawaban kinerja melalui media LAK. Tujuan penyusunan LAK Pusat TIKM tahun 2014 adalah : 1. Sebagai laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran tahun 2014 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan tahun mendatang.
C. Tugas dan Fungsi Organisasi Sebagai unit eselon II di lingkungan Badan Litbangkes, Pusat TIKM turut berperan dalam mendukung tercapainya visi misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 Tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat TIKM mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat TIKM mempunyai fungsi sebagai berikut:
2
a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat; b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat; c. pemantauan,
evaluasi
dan
penyusunan
laporan
penelitian
dan
pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat; d. pelaksanaan kajian daerah bermasalah kesehatan; dan e. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat Adapun Susunan Organisasi Pusat Teknologi Intervensi berdasarkan Permenkes 1144/Menkes/Per/VIII/2010 sebagai berikut: 1. Bagian Tata Usaha; 2. Bidang Upaya Kesehatan; 3. Bidang Sumber Daya Kesehatan; dan 4. Kelompok Tenaga Fungsional. Struktur organisasi Pusat TIKM tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada gambar I.1.
3
KEPALA PUSAT TEKNOLOGI INTERVENSI KESEHATAN MASYARAKAT (Dr.Dede Anwar Musadad,SKM, M.Kes)
KEPALA BAGIAN TATA USAHA (R. Herry Bagdja,SH,M.Si)
SUB BAGIAN PROGRAM DAN KERJASAMA (Mitri Rahmawati,SKM, MKM)
SUB BAGIAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM (Yuni Nuraini, SE, MKM)
BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN
BIDANG UPAYA KESEHATAN (Dr. dr. Felly Philipus Senewe, M.Kes.)
(Dr.dr.Harimat Hendarwan, M.Kes.)
SUB BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA
SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN KELOMPOK RENTAN
(Dr.Agus Triwinarto, SKM.,M.Kes)
(Tin Afifah,SKM, MKM)
SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
SUB BIDANG FASILITAS DAN PERBEKALAN
(Dra.Rr.Rachmalina S, M.ScPH)
(Heny Lestari, SKM, MKM)
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Gambar I.1 Struktur Organisasi Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014
4
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A.
PERENCANAAN KINERJA Pusat TIKM merupakan unit eselon II di lingkungan Badan Litbangkes yang
mempunyai
tugas
melaksanakan
penelitian,
pengembangan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Dalam rangka mencapai visi dan misi Kementerian Kesehatan RI, Pusat TIKM melaksanakan program kegiatannya yang disusun berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Tahun 2010 – 2014. Pusat TIKM mempunyai visi menjadi pusat unggulan teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Pencapaian visi tersebut ditempuh melalui misi sebagai berikut: Menyelenggarakan Litbangkes yang berkualitas dan tepat guna Meningkatkan sumber daya manusia Litbangkes yang mumpuni Menyediakan manajemen Litbangkes profesional Menciptakan iklim ilmiah yang kondusif Dalam dokumen Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014, disebutkan bahwa sasaran output Pusat TIKM adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dimana indikator pencapaian luaran tersebut adalah: 1. Jumlah
produk/model/prototype/standar/formula di bidang teknologi
intervensi kesehatan masyarakat. 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik : a.
Nasional;
b.
Internasional.
3. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II 5
Sasaran output dan indikator kinerja bidang TIKM disajikan dalam tabel II.1. Pada indikator yang ditetapkan tersebut Pusat TIKM sebagai unit eselon II mengampu 5 satker yang terkait dengan bidang teknologi
intervensi
kesehatan masyarakat yaitu: 1) Balai Litbang P2B2 Donggala 2) Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 3) Loka Litbang P2B2 Baturaja 4) Loka Litbang P2B2 Ciamis 5) Loka Litbang P2B2 Waikabubak Tabel II.1 Sasaran Output dan Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat TARGET SASARAN OUTPUT
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
INDIKATOR KINERJA 2010
2011
2012
2013
2014
16
10
13
11
11
Jumlah Publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik : a. Nasional
10
10
15
15
15
b. Internasional
2
2
2
2
2
Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II
-
-
-
7
7
Jumlah produk/model/prototipe/ standar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
Indikator
kinerja
prototipe/standar/formula
yang di
pertama bidang
yaitu
teknologi
jumlah
produk/model/
intervensi
kesehatan
masyarakat dicapai dengan melakukan penelitian di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Indikator kedua yaitu jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dicapai dengan mempublikasikan hasil penelitian bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada media cetak maupun elektronik pada jurnal terakreditasi 6
nasional dan internasional. Untuk indikator ketiga yaitu jumlah laporan status kesehatan masyarakat hasil riset kesehatan nasional wilayah II dicapai dengan melakukan penyusunan laporan 7 provinsi kegiatan Studi Diet Total (SDT) Tahun 2014 Korwil II yang terdiri dari Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, dan Provinsi Maluku.
B.
PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja merupakan komitmen dan janji rencana kerja yang akan dicapai pada tahun 2014 antara Kepala Pusat TIKM sebagai pihak yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan Kepala Badan Litbangkes sebagai pihak yang memberi amanah sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Dalam dokumen penetapan kinerja, Pusat TIKM akan mewujudkan target kinerja tahunan berdasarkan penggunaan anggaran. Penetapan kinerja disusun dengan mempertimbangkan Renstra Kemenkes 2010 – 2014, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2014 dan RKA-KL TA 2014 sehingga terjadi sinkronisasi. Penetapan Kinerja Pusat TIKM Tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel II.2.
Tabel II.2. Penetapan Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 No 1
Sasaran Strategis Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
Indikator Kinerja 1. Jumlah produk/model intervensi/ prototype/ standar/formula di bidang kesehatan masyarakat intervensif 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang kesehatan masyarakat intervensif yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional 3. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II
7
Target 11
15 2 7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA Sesuai tujuan dan sasaran dalam renstra, outcome/output kinerja dari kegiatan Pusat TIKM adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat TIKM dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran yang dijabarkan dalam tabel III.1. Didalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai target kinerja, Pusat TIKM didukung oleh 5 (lima) satker ampuan, yaitu: Balai Litbang P2B2 Donggala, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Loka Litbang P2B2 Ciamis, Loka Litbang P2B2 Baturaja dan Loka Litbang P2B2 Waikabubak.
Tabel III.1 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2013 dan 2014 Tahun 2013 Indikator Kinerja
Tahun 2014
Target
Realisasi
% Capaian
Target
Realisasi
% Capaian
11
11
100
11
11
100
15
29
>100
15
82
>100
b. Internasional
2
3
>100
2
4
>100
Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II
7
7
100
7
7
100
Jumlah produk / model / prototipe/ standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik : a. Nasional
8
a. Jumlah Produk / Model / Prototipe / Standar/ Formula di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Pada tahun 2014, Pusat TIKM dan satker ampuannya mempunyai target indikator kinerja jumlah Produk / Model / Prototipe / Standar/ Formula di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (TIKM) sebanyak 11 output. Rincian kegiatan penelitian yang menjadi capaian indikator di bidang TIKM selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.2. Tabel III.2 Judul Penelitian, Output, Ketua Penelitian dan Unit Pelaksana Kegiatan pada Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 No
Judul Penelitian
Output
1
Riset Khusus Pencemaran
Produk data dan informasi
Lingkungan
pencemaran lingkungan dan
Ketua Penelitian
Unit Pelaksana
Dr.Ir.Inswiasri, M.Kes
Pusat TIKM
1. Dr.dr. Julianty Pradono, MS 2. Dr.Ir.Anies Irawati, M.Kes 3. Dra.Woro Riyadina, M.Kes
Pusat TIKM
kesehatan masyarakat
2
Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak Tahun 2014
• Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Produk data dan informasi : 1. Besaran insidens sindroma metabolic dan PTM (DM, PJK, Stroke) 2. Model prediksi Sindroma metabolik (SM) dan PTM 3. Pola kecepatan perubahan SM menjadi PTM • Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak Produk data dan informasi : 1. Pola pertambahan BB Bumil. 2. Faktor risiko pertambahan BB bumil 3. Profil faktor risiko berat dan panjang bayi lahir 4. Indeks pertambahan berat badan ibu hamil, berat dan panjang bayi lahir, dan tumbuh kembang anak (0-35 bulan)
9
No
Judul Penelitian
Output
3
Studi Evaluasi Menyeluruh
Produk data dan informasi
dan Pengembangan Sistem
evaluasi sistem untuk
Registrasi Kelahiran,
intervensi
Ketua Penelitian
Unit Pelaksana
Ning Sulistiyowati, SKM, M.Kes
Pusat TIKM
Dra. Athena Anwar, M.Si
Pusat TIKM
Samarang, SKM., M.Si
Balai Litbang
Sitti Chadijah, SKM., M.Si
Balai Litbang
Bina Ikawati, SKM, M. Kes
Balai Litbang
Kematian dan Penyebab Kematian ke dalam Sistem Rutin Wilayah Terbatas di Indonesia Tahun 2014
4
Pemutakhiran Model /
Model Sistem Surveilans
Sistem Surveilans Dampak
Dampak Perubahan Iklim dan
Kesehatan Perubahan Iklim di
Model Prediksi
3 Provinsi di Indonesia
5
Uji Lapangan Diagnosis
Produk Data Metode yang
Schistosomiasis dengan DOT
tepat untuk mendeteksi
Blot dan Plate pada penderita
Penderita schistosomiasis
P2B2 Donggala
schistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah
6
Faktor-faktor Risiko
Produk Peta distribusi kasus
Penularan Filariasis di
filariasis kronis Kabupaten
Kabupaten Seram Bagian
Seram Bagian Barat dan Buru
Barat dan Kabupaten Buru,
Provinsi Maluku.
P2B2 Donggala
Provinsi Maluku
7
Peta Status Resistensi Aedes
Produk data status resistensi
aegpti (Linn) Terhadap
Aedes aegypti terhadap
Insektisida Cypermetrin
insektisida yang digunakan
0,05%, Malathion 0,8% dan
program kesehatan
P2B2 Banjarnegara
Temephos di Kabupaten Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Demak, Wonosobo, Cilacap, Kudus, Klaten, dan Banjarnegara tahun 2014
8
Pengembangan Model
Produk Model Pengendalian
Pengendalian Leptospirosis di
leptospirosis
Kabupaten Demak dengan Metode System Dynamics
10
Rr. Anggun Paramita Djati, SKM, MPH
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
No 9
Judul Penelitian
Output
Penentuan Tingkat
Produk informasi status
Endemisitas Filariasis
penderita Filariasis setelah
(Microfilaria rate/MF rata) di
kegiatan pengobatan massal
Wilayah Pasca Pengobatan
maupun selektif
Ketua Penelitian Santoso, SKM, M.Sc
Unit Pelaksana Loka Litbang P2B2 Baturaja
Massal Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi
10
Perumusan Model
Model Pengendalian Vektor
Pengendalian Vektor Demam
Demam Berdarah Dengue
Berdarah Dengue Berbasis
Berbasis Masyarakat
Lukman Hakim, S.KM, M.Epid
Loka Litbang P2B2 Ciamis
Masyarakat
11
Pemetaan kasus dan vektor
Produk Peta Endemisitas
filariasis di Pulau Sumba
Spesies Mikrofilaria dan
Provinsi Nusa tenggara timur
Sebaran Vektor Limfatik
Ni Wayan Dewi Adnyana, S.Si
Loka Litbang P2B2 Waikabubak
Filariasis di Empat Kabupaten Pulau Sumba Provinsi NTT
Output akhir penelitian yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker ampuan pada tahun 2014 telah mencapai target yaitu sebanyak 11 output yang terdiri dari 9 produk dan 2 model. Hal ini sesuai dengan sasaran outcome Pusat TIKM yaitu meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Adapun faktor pendukung untuk capaian ini yaitu dilakukannya monev oleh para pejabat struktural yang telah diatur pembagiannya dan secara fungsional juga telah dilakukan monev oleh Panitia Pembina Ilmiah (PPI). Monev oleh pejabat struktural dilakukan juga untuk memantau mulai dari penerbitan etik, perizinan hingga laporan akhir. Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai beberapa penelitian yang dilakukan oleh Pusat TIKM beserta satker ampuan pada tahun 2014 : 1. Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah kegiatan tambang emas rakyat , tambang batubara dan wilayah penggunaan pestisida di bidang pertanian. 11
Penelitian riset khusus tahun 2014 fokus pada seting wilayah tambang emas rakyat, penggunaan pestisida pertanian, dan daur ulang aki bekas dengan tujuan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah kegiatan tambang emas rakyat (6 lokasi), daur ulang aki bekas (4 lokasi), dan wilayah penggunaan pestisida di bidang pertanian (3 lokasi). Metode pemeriksaan parameter logam berat dan mineral menggunakan AAS atau ICP. Pemeriksaan pestisida menggunakan LC-MS. Dalam penelitian tersebut telah diteliti sejumlah sampel sebagai berikut: Untuk wilayah tambang emas rakyat yang terdiri dari 6 lokasi diperiksa sampel lingkungan: 105 tanah, 120 air, 110 udara, 73 ikan dan 205 sayuran. Parameter yang diperiksa adalah logam Hg, Cd, Pb, As, dan Cr. Hasil pemeriksaan lingkungan menunjukkan bahwa di beberapa wilayah yang tersebar di 6 lokasi tersebut sudah banyak yang melebihi nilai maksimum yang diperbolehkan. Dapat dikatakan bahwa sudah terjadi pencemaran lingkungan. Pemeriksaan indicator biologi yang terdiri dari pemeriksaan logam Hg, Cd, Pb, As, dan Cr dalam urin dan rambut juga sudah banyak yang melebihi cut off munculnya suatu gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan yang diduga berkaitan dengan pekerjaan sebagai petambang emas rakyat tremor 10.69%; disorder mata 9.64%; disorder hidung 13.07%; impaired memory 13.42%; LBP 32.91%; hearing loss 11.11% presbiopy 8.38%.
Gambar III.1 Kegiatan Riset Khusus Pencemaran Lingkungan pada Seting Wilayah Tambang Emas Rakyat
12
Untuk wilayah daur ulang aki bekas telah diperiksa 50 sampel tanah, 70 sampel air, 52 sampel udara, dan 63 sayuran untuk diperiksa kadar Pbnya. Hasil menunjukkan bahwa hampir merata di 10 RW yang diteliti kadar Pb di lingkungan (tanah, udara, air, dan sayuran) sudah banyak yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan. Pemeriksaan terhadap 417 anak menunjukkan bahwa kadar Pb dalam darah rata-ratanya sudah melebihi 10 µg/dl (WHO). Dari kuesiner dan pemeriksaan dokter, serta pemeriksaan darah di laboratorium ternyata ada 4.72 anak yang menderita asma, dan 8.49 anak tergolong anemia (kadar Hb darah <11 mg/dl). Pemeriksaan residu pestisida di wilayah pertanian terdiri dari: Sampel lingkungan tanah, buah sayur, dan air. Untuk tanah diperiksa 20 sampel dari masing-masing
lokasi (Batu, Brebes, dan Bandung Barat)
hasilnya tidak terdeteksi adanya organochlorin untuk lokasi Batu dan Bandung Barat. Tetapi di Brebes ditemukan 2 (10%) sampel tanah mengandung residu organochlorin. Untuk buah dan sayur 29 sampel dari Batu (Malang) ada 50% mengandung residu organophosphate. Dari Brebes diperiksa 31 sampel buah dan sayur, ternyata 22% terdeteksi residu organophosphate. Sampel buah dan sayur dari Bandung Barat ada 30 terdeteksi residu organophosphate 22.3%. Jenis residu organophosphate yang
terdeteksi
dichlorvos,
dimethoate,
triazophos
dan
acephate,
chlorpyrihos dan profenofos. Pestisida jenis Karbamat terdeteksi dalam buah dan sayur dari Batu ada 22.7%; dari Brebes ada 16% dan dari Bandung Barat ada 12.5%. Jenis bahan aktif karbamat yang terdeteksi meliputi aldicarb,
carbaryl,
isoprocarb/mipc,
carbofuran, methiocarb
chlorpropham, sulfoxide,
fenobucarb/bpmc,
methomyl,
oxamyl,
dan
propamocarb, dimethoate dan profenofos. Saran yang perlu diperhatikan adalah sinergi antara Dinas Pertambangan, Pemerintah Daerah dan Puskesmas dalam mengelola wilayah tambang emas rakyat dalam pemanfaatannya agar tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan gangguan kesehatan. Dinas Perindustrian dalam produksi aki, agar diberi peringatan untuk mengembalikan aki yang sudah rusak kepada agen atau toko yang menjual agar tidak berserakan di sembarang tempat. Dengan peringatan tersebut pada produknya (ditulis di akinya) orang akan 13
mengembalikan aki bekas dan daur ulangnya dikembalikan kepada industrinya. Dinas Pertanian, Puskesmas, dan Pemda bersama-sama untuk mengelola penggunaan pestisida dan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan.
2. Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak Tahun 2014 Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Tujuan penelitian adalah melakukan penelitian secara prospektif dan longitudinal
terhadap
(faktor
perilaku,
biomedis,
genomik)
untuk
mendapatkan informasi insidens sindrom metabolik, PTM utama dan riwayat alamiah penyakit. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain studi kohor prospektif (open cohort) yang direncanakan akan dilakukan untuk 10-20 tahun ke depan. Tahun 2011-2012 merupakan tahapan mendapatkan data dasar (baseline). Responden adalah penduduk usia ≥ 25 - 65 tahun yang mempunyai KTP dan mempunyai tempat tinggal tetap di Kecamatan Bogor Tengah kota Bogor. Variabel dependen yang diukur adalah sindrom metabolik (obesitas sentral, HDL, trigliserida, gula darah, prehipertensi, NCEP 2001) dan kejadian 3
PTM utama yaitu
Diabetes Mellitus tipe 2, Penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Variabel independen meliputi faktor risiko perilaku (merokok, kurang konsumsi sayur-buah/serat, konsumsi lemak tinggi, konsumsi alkohol, kurang aktifitas, gangguan emosional/stres), faktor risiko fisik (kegemukan, obesitas sentral), faktor risiko biomedis (hiperkolesterol, toleransi glukosa darah terganggu), Penyakit antara (sindrom metabolik) dan kombinasi faktor risiko. Metode pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner (faktor risiko perilaku), pengukuran (antropometri dan tekanan darah) dan pemeriksaan klinis dan penunjang. Data dianalisis dengan uji bivariat, GLM-Repeated dan Regresi logistik ganda dan GEE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemantauan selama dua tahun didapatkan insiden rate penyakit stroke dalam 1000 penduduk per tahun adalah 7 orang (95% CI 5,2 – 9), Diabetes Mellitus (DM) 23,6 orang (95% CI 20,4– 27,2) dan PJK 13,7 orang (95% CI 11,2 – 16,4). Adapun untuk 14
insiden kumulatif untuk sindrom metabolik diperoleh 14,1% untuk periode 2 tahun. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM (179 kasus baru), selanjutnya PJK (105 kasus baru) dan stroke (53 kasus baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu stroke (13 kasus), DM (9 kasus) dan PJK (7 kasus). Hasil studi kohor tahun ini diperoleh 4 model prediksi (formula) yaitu model prediksi kejadian SM, PJK, DM dan stroke. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa urutan terbesar angka insiden rate untuk kejadian PTM adalah DM, PJK dan stroke dengan insiden kumulatif sindrom metabolic 14,1%. Adapun urutan fatalitas (kematian pada insiden) yaitu stroke, DM dan PJK. Kondisi ini perlu segera meningkatkan upaya deteksi dini, prioritas pada pengendalian faktor risiko hipertensi dengan pertimbangan faktor risiko yang lain. Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak Tujuan
penelitian
ini
untuk
mempelajari
pertumbuhan
dan
perkembangan anak serta faktor risikonya. Pada tahun 2014, penelitian kohor tumbuh kembang anak adalah baseline 800 ibu pra hamil di 5 kelurahan. Pemantauan pertumbuhan ibu hamil dan anak setiap bulan, dan perkembangan anak setiap tiga bulan sejak anak berumur 6 bulan, konsumsi dan morbiditas dilakukan setiap bulan. Secara keseluruhan jumlah responden yang dipantau sebanyak 800 ibu pra hamil. Jumlah kumulatif ibu hamil yang sudah melahirkan sejak tahun 2012 sampai bulan Oktober tahun 2014 adalah
401 ibu hamil dan 403 bayi (dua ibu
melahirkan bayi kembar). Hasil penelitian menginformasikan bahwa pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan rerata 9,8 (±5,6) kg, lebih rendah dari anjuran IOM 2009. Sebanyak 22,7 persen ibu hamil dengan pertambahan berat badan dibawah 9,8 kg. Faktor risiko utama pertambahan berat badan ibu pra hamil adalah IMT Pra Hamil (RR = 3,1) setelah di kontrol faktor faktor umur ibu, paritas, berat badan pra hamil, tinggi badan, konsumsi energi, konsumsi protein, batuk, pilek, panas dan diare. Berat dan panjang bayi lahir adalah 3211 (±415 gram dan 48,9 (±2,1) cm. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan merupakan faktor utama berat bayi lahir berisiko PTM < 3000 gram (RR=3,6) setelah 15
dikontrol faktor tinggi badan ibu, IMT ibu pra hamil, paritas, umur ibu, jenis kelamin bayi, pernah sakit infeksi sedikitnya sekali selama kehamilan, konsumsi energi dan protein. Tinggi badan ibu merupakan faktor risiko utama panjang bayi lahir berisiko PTM < 50 cm setelah dikontrol faktor pertambahan berat badan ibu selama kehamilan, IMT ibu pra hamil, paritas, umur ibu, jenis kelamin bayi, pernah sakit infeksi sedikitnya sekali selama kehamilan, konsumsi energi dan protein (RR=3,4). Proporsi bayi dengan berat lahir < 3000 gram sebesar 36,5 persen dan proporsi bayi dengan panjang lahir < 48 cm sebesar 60,5 persen. Pertumbuhan bayi sampai umur 23 bulan dibawah standar WHO 2006.
Gangguan
pertumbuhan bayi sudah dimulai sejak bayi berumur 2 bulan, disebabkan pola asuh makan yang tidak baik. Perkembangan (kognisi, bahasa reseptif dan ekspresif, motorik halus dan kasar) anak dibawah anak seusia nya sudah terjadi sejak bayi berumur 0-6 bulan. Sebanyak 40 persen bayi/anak semua aspek perkembangan (kognisi, bahasa reseptif dan ekspresif, motorik halus dan kasar) terlambat dibawah usia nya. Perkembangan kognisi anak yang lahir dengan berat < 3000 gram secara bermakna lebih rendah dari anak yang lahir dengan berat ≥ 3000 gram. Perkembangan perilaku adaptif anak yang lahir < 50 cm secara bermakna lebih rendah dari anak yang lahir ≥ 50 cm. Proporsi anak yang perkembangan( kognitif, bahasa reseptif, bahasa ekspresif, motorik halus dan motorik kasar) dibawah anak seusainya lebih banyak pada anak yang lahir dengan berat < 3000 gram dan panjang lahir < 50 cm, dibanding anak yang lahir dengan berat ≥ 3000 gram dan panjang lahir ≥ 50 cm. Kesimpulan menunjukkan bahwa pertambahan berat badan ibu dibawah anjuran IOM 2009. Faktor utama pertambahan berat badan ibu hamil adalah IMT ibu sebelum hamil. Rerata berat lahir bayi sesuai median WHO 2006, sedangkan rerata panjang lahir bayi lebih rendah median WHO 2006. Faktor utama berat lahir adalah pertambahan berat badan ibu selama kehamilan, dan tinggi badan ibu merupakan faktor utama panjang lahir. Pertumbuhan bayi sampai umur 23 bulan dibawah standar WHO 2006. Gangguan pertumbuhan bayi sudah dimulai sejak bayi berumur 2 bulan dan perkembangan (kognisi, bahasa reseptif dan ekspresif, motorik 16
halus dan kasar) anak dibawah anak seusia nya sudah terjadi sejak bayi berumur 0-6 bulan.
3. Pemutakhiran Model/Sistem Surveilans Dampak Kesehatan Perubahan Iklim di 3 Provinsi di Indonesia Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian dan pengembangan model/system surveilans dampak perubahan iklim terhadap kesehatan yang telah dibangun sejak tahun 2011 dan telah dilakukan ujicoba pada tahun 2012. Tujuan pemutakhiran model/system tersebut adalah mengembangkan variabel faktor risiko dari salah satu penyakit sesuai dengan kemampuan daerah ujicoba, pemutakhiran dan pengembangan software, web, dan evaluasi sistem (petugas pelaksana, infrastruktur, pembiayaan, waktu dan frekuensi pengumpulan data, dll). Data dan informasi yang dikumpulkan adalah surveilans (pengumpulan dan analisis) 5 jenis penyakit (malaria, DBD, diare, ISPA, ILI, dan pneumonia), data iklim (CH, HH. S, dan K, serta informasi proyeksi iklim), dan variabel yang terkait dengan penyelenggaraan surveilans dampak kesehatan perubahan iklim. Data penyakit diperoleh dengan cara import dari sistem SKDR yang berada di Ditjen P2PL, dan data iklim adalah dengan cara import dari BMKG. Informasi tentang penyelenggaraan surveilans diperoleh dengan cara wawancara dengan petugas surveilans dampak kesehatan perubahan iklim Badan Litbang Kesehatan, petugas SKDR di provinsi dan pusat, dan petugas BMKG pusat dan daerah.
Selain itu juga dilakukan observasi terhadap seluruh proses
penyelenggaraan surveilans dampak kesehatan perubahan iklim.
Hasil
menunjukkan bahwa telah dilakukan pemutakhiran terhadap operasional model/sistem surveilans dampak kesehatan perubahan iklim yang meliputi penambahan informasi, tampilan grafik dan telah dapat dilihat tanyangannya dalam web. Berdasarkan pemutakhiran tersebut, surveilans dampak kesehatan perubahan iklim
selama tahun 2014 di Provinsi Lampung dan Bali dapat
berjalan dengan baik, yang ditunjukkan terkumpulnya data penyakit (malaria, DBD, diare, ISPA, ILI, dan pneumonia) dan data iklim (CH, HH.S, dan K) untuk melengkapi data mingguan yang telah dikumpulkan sejak tahun 2011 di Provinsi Lampung dan Bali dengan kelengkapan relatif lebih baik dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah. Hasil evaluasi terhadap model/sistem surveilans 17
dampak kesehatan perubahan iklim menunjukkan bahwa dari aspek aspek software, web, petugas yang menyelenggarakannya; proses tersebut belum seluruhnya berjalan dengan baik. Masih terdapat kendala yang ditemui, yaitu ketepatan pengiriman data dari sistem SKDR di Ditjen P2PL maupun data iklim dari BMKG. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dapat diketahui hubungan antara kejadian penyakit diare dengan berbagai variabel iklim yang dinyatakan dengan berbagai persamaan regresi. Hasil analisis korelasi dan antara penyakit dengan iklim cukup bervariasi. Dari persamaan regresi dapat diketahui bahwa kejadian penyakit malaria, DBD, diare, ISPA, ILI, dan pneumonia dipengaruhi oleh CH,HH. S, K, dan kejadian penyakit satu dan dua minggu sebelumnya. Dari persamaan regresi juga dapat memprediksi kejadian penyakit di waktu yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan model/sistem surveilans dampak kesehatan perubahan iklim perlu adanya komitmen semua yang terlibat (Kementerian Kesehatan dan BMKG).Model/sistem ini dapat menyediakan informasi bagaimana pengaruh iklim terhadap pola kejadian penyakit serta prediksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan variabel (data/informasi) dan pemutakhiran sistem/model surveilans dampak kesehatan perubahan iklim.
4. Studi Evaluasi Menyeluruh dan Pengembangan Sistem Registrasi Kelahiran, Kematian, dan Penyebab Kematian ke dalam Sistem Rutin Wilayah Terbatas di Indonesia Tahun 2014 Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya diskripsi permasalahan secara menyuluruh dari studi pengembangan system registrasi kematian dan penyebab kematian yang sudah berjalan, untuk selanjutnya dapat terintegrasi kedalam system rutin wilayah terbatas di Indonesia tahun 2014. Tujuan jangka panjangnya
melakukan
intensifikasi
dan
ekstensifikasi
dari
kegiatan
peningkatan system civil registrasi dan statistik vital untuk pencatatan dan pelaporan kelahiran, kematian dan penyebab kematian dalam mendukung ketersediaan system informasi kesehatan daerah agar dapat melakukan evaluasi dan perencanaan pembangunan kesehatan daerah secara prioritas masalah berdasarkan pola penyebab kematian di wilayahnya. 18
Pada tahun 2014 dilakukan studi evaluasi menyeluruh terhadap dua hal, yang menyangkut aspek manajemen dan aspek substansi. Evaluasi dilakukan ditingkat daerah pengembangan. Evaluasi ditingkat daerah dilakukan di 14 kab/kota pengembangan COD sejak tahun 2006 yaitu: kabupaten Pekalongan, dan kota Surakarta (mewakili pengembangan COD tahun 2006/2007 dan masih tetap berjalan sampai saat ini), kota Metro Lampung (mewakili daerah pengembangan tahun 2008 dan masih tetap berjalan sampai saat ini), kabupaten Bekasi (mewakili daerah pengembangan tahun 2010 dan 2011 yang berhenti ditengah jalan), Kabupaten Gresik, Kota Yogyakarta, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Balikpapan, Kota Manado, Kota Ambon, dan Kabupaten Kupang (mewakili daerah pengembangan sejak tahun 2010 sampai saat ini) kota Tanjung Pinang (Swadaya). Evaluasi aspek managerial berkaitan dengan: Kerangka Hukum/Legal framework, Infrastruktur organisasi dan sumber daya, Sistem organisasi dan fungsi statistik vital, Bagaimana peran masing-masing sektor, Completeness catatan kelahiran dan kematian, Penyimpanan dan transmisi data, Sumber dana untuk Penyebab kematian,Siapa yang bertanggungjawab terhadap penyebab kematian, Akses data, diseminasi dan pemanfaatan, Faktor penghambat dan pendukung. Evaluasi aspek substansi berkaitan dengan: dokumen yang harus tersedia, ICD-complient certification and coding practices, Kualifikasi pengkode dan pelatihan, dan Kualitas data . Tujuan
dari
evaluasi
menyeluruh
adalah
untuk
dapat
mendiskripsikan/memetakan, faktor penghambat dan faktor pendukung yang ada, termasuk mengapa dan bagaimana, sehingga dapat dicarikan solusi untuk pengembangan sistem registrasi dan penyebab kematian kedalam sistem rutin. Hasil kegiatan ini memberi masukan pada 14 daerah tersebut khususnya dan Tim COD untuk memperbaiki simpul-simpul kendala tersebut agar kualitas sistem pencatatan dan pelaporan dapat ditingkatkan dan sebagai landasan pengembangan registrasi kelahiran, kematian dan penyebab kematian kedalam sistem rutin. 19
Assesment dilakukan di kabupaten/kota menghadirkan lintas sektor yang terkait dengan pencatatan kelahiran dan kematian dan penyebab kematian yang kemudian utusan dari masing-masing sektor dikelompokkan sebagai berikut. Lintas sektor yang hadir berasal dari Dinas Dukcapil, Dinas Kesehatan, Polri, Rumah Sakit, BPS, Pemda, dan Poltekes. Setiap perwakilan sektor sebelumnya telah dihubungi untuk membahas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam assesment di institusinya. Hasil pembahasan di masing-masing sektor kemudian mendiskusikannya dalam kelompok diskusi yang pada akhirnya didapatkan kesepakatan dalam forum RTD. Nilai sebelum kesepakatan berkisar dari 27 sampai 56 atau 36 persen sampai 74 persen dari nilai maksimal 75 persen . Setelah kesepakatan menjadi lebih besar yaitu berkisar dari 32 sampai 60 atau 43 persen sampai 80 persen dari nilai maksimal 75 persen. Daerah dengan nilai cukup tinggi adalah kota Surakarta, kota Yogyakarta, kota Metro dan kab. Kupang (diatas 60%). Ratarata daerah masih dengan nilai dibawah 50 persen. Nilai ini menurut kategori penilaian WHO berada pada kelompok lemah/Weak. Namun kedua nilai tersebut masih dalam kategori yang sama yaitu kelompok sistem registrasi sipil dan statistik yang lemah yang berarti banyak aspek dari sistem tidak berfungsi dengan baik, dan banyak masalah membutuhkan perhatian. Perbedaan nilai ini wajar terjadi karena sebagian pertanyaan yang bukan bidang peserta tidak dapat dipilih skenario yang sesuai, namun setelah dilakukan diskusi peserta menjadi lebih memahami dan memilih skenario yang sesuai dan disepakati bersama. Beberapa hasil dari detail evaluasi sebagai berikut: 1. Masyarakat pada dasarnya sudah melapor bila ada kejadian kematian dalam tingkatan dan kepentingan yang berbeda. 2. Hanya sebagian kecil (10%) masyarakat mengurus akte kematian ke Dukcapil. Pengurusan itupun dilakukan jauh hari setelah kejadian kematian (tidak tepat waktu). 3. Santunan
kematian mendorong mayarakat melapor, namun tidak
mensyaratkan surat punya akte kematian dan tanpa batas waktu yang jelas, 20
dan tanpa surat keterangan dan penyebab kematian dari puskesmas/rumah sakit. 4. Bukti pelaporan kematian ditingkat yang paling dasar tidak selalu teradministrasikan dengan baik. 5. Lembaga resmi adminduk tidak berkoordinasi dengan lembaga-lembaga masyarakat seperti gereja, banjar, masjid untuk mendapatkan data kematian. 6. Kesadaran masyarakat pentingnya melapor ke puskesmas untuk dibuatkan AV sudah cukup tinggi, tertutama untuk daerah yang mempunyai santunan kematian. 7. Dalam hal legal aspek, beberapa kabupaten/kota memiliki Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Namun masih memerlukan penambahan peraturan-peraturan. Seperti belum ada peraturan daerah yang mewajibkan penyebab kematian harus ditetapkan dalam Surat Keterangan Kematian (SKPK) atau dicatatkan pada pendaftaran kematian. 8. Dalam
hal
infrastruktur,
kantor
registrasi
hanya
ada
di
ibukota
Kabupaten/Kota belum ada di Kecamatan. Petugas registrasi telah dilatih namun masih belum
memadai sehingga para petugas masih perlu
mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya saat melakukan pekerjaan. 9. Dalam hal organisasi dan fungsi dari sistem statistik vital, kerjasama antar Badan dan Lembaga pemerintahan yang berbeda dalam menjalankan tanggungjawabnya terhadap sistem pencatatan sipil dan vital statistik belum bersinergi. 10. Dalam hal cakupan pencatatan kelahiran dan kematian (completeness), hasil evaluasi
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir
menunjukkan
kelengkapan pencatatan kelahiran masih belum lengkap (<50%) sedangkan untuk kematian berkisar 70%-89%. 11. Dalam hal Manajement Data, pencatatan kelahiran dan kematian dilaporkan dari tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan kepada tingkat Kota belum dilakukan secara elektronik, namun masih terbatas dengan mengirim langsung lembar tindasan (copy) melalui sistem pelaporan pencatatan kelahiran dan kematian kepada kantor penyimpanan tingkat Kota. 21
12. Format laporan pencatatan kematian yang ada di pusat pelayanan kesehatan belum sama dengan format laporan yang ada di Instansi kependudukan seperti
Kelurahan,
Kecamatan
dan
Dukcapil.
Format
pencatatan
kependudukan hanya mencantumkan jumlah yang meninggal sedangkan jenis penyakit penyebab kematian hanya berdasar pengakuan warga (misalnya:
sakit
tua,
kecelakaan).
Sedangkan
format
pencatatan
kependudukan kesehatan sudah menggunakan ICD 10. 13. Dalam hal kualitas data penyebab kematian masih kurang baik, karena tidak ada pelatihan khusus tentang ICD atau sertifikasi medis penyebab kematian dalam kurikulum kedokteran, dan hanya belajar sedikit sekali selama latihan kerja pada masa internship. 14. Fungsi monitoring dan evaluasi masih belum berjalan secara maksimal, masalah SDM (sumber daya manusia) masih merupakan masalah, seperti kurangnya tenaga khusus
baik
tenaga kesehatan maupun tenaga
pencatatan dari kecamatan/kelurahan. 15. Dalam hal pelaksanaan penentuan kode ICD telah dilakukan pengkodean ICD sesuai dengan versi ICD, tetapi versi ICD dalam bahasa Indonesia belum tersedia, sehingga membuat tugas pengkode menjadi lebih sulit. 16. Dalam hal kualifikasi perekrutan dan pelatihan petugas pengkode serta kualitas kode, petugas pengkode/kasus kematian diberikan pelatihan ICD singkat dan telah lulus dalam ujian dasar. Namun demikian tidak ada prosedur yang dilakukan untuk memastikan pengkodean dilakukan dengan benar. 17. Kualitas data dan pemeriksaan kewajaran telah dilakukan terbatas dengan pemeriksaan secara umum terhadap data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari vital statistik, dengan menghitung rate dan membandingkannya dengan angka-angka sebelumnya. Pemeriksaan konsistensi dan kewajaran data penyebab kematian secara rutin telah dilakukan pemeriksaan dilakukan terbatas dengan menggunakan program komputer
sederhana untuk
mengetahui kesalahan kompilasi sebelum data dipublikasikan.
22
5. Uji Lapangan Diagnosis Schistosomiasis dengan DOT Blot dan Plate pada penderita schistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah Pengembangan diagnosis schistosomias untuk mendeteksi AgES S. japonicum dengan metode ELISA, telah dikembangkan sejak tahun 2012 melalui uji laboratorium dan menunjukkan hasil dapat mendeteksi penderita schistosomiasis dengan baik, sehingga perlu dilakukan uji lapangan. Berdasarkan hal tersebut dilakukan uji lapangan diagnosis schistosomiasis dengan dot blot dan plate pada penderita, di Napu Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah selama sembilan bulan (Maret - November 2014) dengan disain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai sensitivitas dan spesifisitas dari metode ELISA (dot blot dan plate), serta mengidentifikasi kemampuan model ELISA yang dikembangkan melalui uji reliabilitas pada penderita schistosomiasis. Survey tinja dilakukan pada masyarakat desa endemis terpilih, dengan metode simple random sampling dipilih sebanyak 325 orang untuk pengambilan sampel tinja selanjutnya diambil serum darah untuk uji ELISA dengan teknik dot blot dan plate. Nilai sensitivitas dan spesifisitas dari teknik dot blot dan plate dihitung menggunakan tabel 2 x 2 dari sampel yang diuji berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis (gold standard) dengan metode Kato Katz. Hasil uji lapangan menunjukkan nilai sensitivitas dan spesifisitas dari teknik dot blot adalah sebesar 74% dan 78%, dan untuk metode plate sensitivitas sebesar 77% dan spesifisitas 84%. Kemampuan uji dari model ELISA yang dikembangkan teknik dot blot dan plate adalah sebesar 77-79%. Kesimpulan nilai sensitivitas dan spesifisitas serta kemampuan uji dari teknik dot blot dan plate pada uji lapangan menunjukkan hasil yang baik untuk digunakan dalam mendiagnosis schistosomiasis di Indonesia. Data hasil penelitian ini dapat digunakan oleh program dalam mendiagnosis penderita Schistosomiasis secara cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode yang tepat untuk mendeteksi penderita schistosomiasis.
23
Telur cacing Schistosoma japonicum
Pemeriksaan spesimen tinja
Survei Darah dan Pembuatan Serum
Uji Dot Blot dan Plate
Proses pemindahan dan sentrifuge serum
Proses pengisian sampel serum
Test Line
Persiapan titrasi IgG sebagai test line dan control line
Control Line
Control Line
Hasil uji dot blot yang telah dirakit dan menunjukkan hasil positif schistosomiasis dan hasil negatif schistosomiasis
24
Pemaparan hasil penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, yang dihadiri oleh Kepala Dinas, Sekertaris, Para Kepala Bidang : PTM, P2, Kesling, Perencanaan. Kasie P2, Kasie PTM, Kasie Kesling, dan para staf P2.
Gambar III.2 Kegiatan Penelitian Uji Lapangan Diagnosis Schistosomiasis dengan DOT Blot dan Plate pada Penderita Schistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah
6. Faktor-faktor Risiko Penularan Filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku pada bulan Maret sampai November 2014. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor risiko penularan filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Desain penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang dengan jenis penelitian observasional. Sampel adalah masyarakat di desa endemis filariasis (terdapat kasus kronis) yang terpilih. Kegiatan yang dilakukan yaitu Survei Darah Jari pada malam hari mulai pukul 20.00 WITA, wawancara pengetahuan, sikap dan perilaku, dan pemetaan. Dari 770 sediaan darah yang diperiksa tidak ditemukan penderita positif mikrofilaria.Tingkat pengetahuan, dan perilaku masyarakat tentang filariasis masih kurang, sedangkan sikap sudah baik. Kesimpulan: di Kecamatan Taniwel Timur Kabupaten Seram Bagian Barat, Kecamatan Lolong Guba dan Waelata Kabupaten Buru tidak ditemukan penderita
mikrofilaremia
atau
penderita
positif
mikrofilaria,
rendahnya
pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang filariasis, serta distribusi kasus 25
kronis filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat, cenderung mengelompok di Desa Sohuwe, sedangkan di Kabupaten Buru di Desa Ohilahin. Saran: perlunya dilakukan SDJ di kecamatan yang lain yang masih terdapat penderita kronis filariasis, perlunya peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terkait filariasis dengan cara pemberian informasi melalui penyuluhan intensif yang melibatkan berbagai pihak, agar masyarakat dapat membantu pemerintah dalam penemuan penderita klinis filariasis secara dini, serta agar masyarakat dapat mencegah diri untuk tidak terkena penyakit ini, perlunya penanganan kepada penderita kronis, berupa informasi tentang cara perawatan anggota tubuhnya yang mengalami pembengkakan, dan mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap penderita kronis filariasis.
Survei pendahuluan
Survei Darah Jari
Wawancara Pengetahuan, sikap dan Perilaku
26
Pemetaan rumah penduduk yang mengikuti SDJ dan penderita kronis
Gambar III.3 Kegiatan Penelitian Faktor-faktor Risiko Penularan Filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor risiko penularan filariasis di Kab. Seram Bagian Barat dan Kab. Buru, Provinsi Maluku.
7. Peta Status Resistensi Aedes aegpti (Linn) Terhadap Insektisida Cypermetrin 0,05%, Malathion 0,8% dan Temephos di Kabupaten Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Demak, Wonosobo, Cilacap, Kudus, Klaten, dan Banjarnegara tahun 2014 Wilayah Jawa Tengah perkembangan angka kesakitan/incidence rate (IR) per 100.000 penduduk lima tahun terahir relatif menurun.Namun demikian persebaran DBD semakin meluas di semua Kabupaten/Kota. Pengendalian DBD terutama ditujukan untuk memutus rantai penularan, antara lain dengan pengendalian vektornya.Foging masih merupakan pilihan yang banyak dilakukan, selain temephos. Beberapa penelitian resistensi Ae. aegypti telah dilakukan di wilayah endemis DBD. Melengkapi peta resistensi pada kabupaten / kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah akan dilakukan pada penelitian ini dengan mengambil lokasi endemis sedang dan rendah. Pengumpulan sampel uji dari 100 rumah per desa pada tiga desa/kelurahan dengan masalah DBD pada setiap Kabupaten terpilih di Jawa Tengah. Sampel berupa larva, telur dan nyamuk dewasa yang selanjutnya dipelihara untuk memperoleh F1 dan F2. Uji resistensi pada Ae. aegypti dewasa 27
dilakukan dengan menggunakan impregnated paper. Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk mengukur serapan enzim esterase, monooksigenase
dan
glutation s transferase.Uji resistensi temephos dilakukan pada diagnostic dose (0,02 mg/l). Hasil menunjukkan Aedes
aegypti pada semua wilayah
penelitian telah resisten terhadap malathion 0,8%, hampir semua resisten cypermethrin 0,05% hanya sampel dari Kelurahan Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kudus dan Banjarnegara yang masih toleran. Aktivitas serapan enzim esterase menunjukkan di Kabupaten Banjarnegara, Cilacap dan Klaten dominansi resisten tinggi, sedangkan Demak, Kebumen, Kudus, Pekalongan, Purworejo,Wonosobo ada pada kategori rentan.
Aktivitas serapan enzim
mono oksigenase menunjukkan Banjarnegara, Demak dan Pekalongan telah resisten, sedangkan Cilacap, Kebumen, Klaten, Kudus, Purworejo, Wonosobo ada pada kategori rentan. Konsentrasi enzim gluthation-s- transferase tertinggi sebesar 22,10
M/min dan terendah 0
gluthation-s-transferase adalah 3,67
M/min. Rata- rata konsentrasi enzim
M/min. Aedes aegypti di lokasi penelitian
hampir semua telah resisten terhadap temephos kecuali sampel dari wilayah Kelurahan
Getas
Pejaten,
Kecamatan
Jati, Kudus dan Kelurahan
Kedungwuni Barat, Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sebaran resistensi Aedes aegypti larva dan dewasa terhadap insektisida yang digunakan program kesehatan.
8. Pengembangan Model Pengendalian Leptospirosis di Kabupaten Demak dengan Metode System Dynamics Model pengendalian leptospirosis telah dilakukan di Kabupaten Demak antara lain skrining penderita, sosialisasi sampai ke tingkat desa, fasilitasi teknis kepada
petugas
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit,
metode
implementasi desinfektan, penyuluhan, peningkatan pengetahuan dan praktik deteksi adanya luka di kulit dan penanganannya. Namun demikian, kasus leptospirosis masih tetap ada setiap tahunnya. Dari model yang sudah ada, dikembangkan model pengendalian leptospirosis dengan metode system dynamics. Model sistem dinamik ini mempunyai tujuh skenario,yaitu (1) skenario dengan intervensi / upaya pengendalian tikus; (2) skenario dengan intervensi 28
berupa pencegahan / mengurangi kontak antara manusia dengan air yang terkontaminasi bakteri leptospirosis; (3) skenario dengan intervensi perawatan luka; (4) skenario dengan intervensi pencegahan kontak dengan urin tikus yang terinfeksi; (5) skenario dengan intervensi mengurangi kontak dengan urin hewan reservoir lainnya yang terinfeksi; (6) skenario dengan mengelola sampah domestik; dan (7) skenario dengan menggabungkan intervensi pengendalian tikus, pencegahan/mengurangi kontak antara manusia dengan air yang terkontaminasi bakteri leptospira, merawat luka, dan pengelolaan sampah domestik. Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa
apabila
dilakukan
intervensi
peningkatan dua kali lipat upaya pengendalian tikus secara biologi dan mekanik, mampu menurunkan jumlah manusia penderita leptospirosis hingga 20,67% (skenario 1c). Pencegahan kontak secara tidak langsung antara manusia sehat dengan air yang terkontaminasi saja hanya mampu menurunkan 0,01% (skenario 2). Perawatan luka secara maksimal mampu menurunkan kasus leptospirosis hingga 1,6%. Upaya pencegahan kontak langsung antara manusia sehat dengan urin tikus yang terinfeksi memiliki daya ungkit yang paling tinggi dalam pemodelan ini, karena mampu menurunkan jumlah kasus hingga 98,14% (skenario 4). Upaya pencegahan kontak langsung dengan urin hewan reservoir lainnya yang terinfeksi tidak berpengaruh menurunkan leptospirosis selama 5 tahun ke depan. (skenario 5). Pengelolaan sampah domestik yang dapat menjadi sumber ketersediaan pangan bagi tikus di rumah mampu menurunkan jumlah kasus leptospirosis hingga 1,81%. Intervensi yang menggabungkan upaya pencegahan kontak antara manusia sehat dengan air yang terkontaminasi, perawatan luka, pengendalian tikus yang maksimal secara biologi dan mekanik, serta pengelolaan sampah domestic, mampu menurunkan jumlah kasus leptospirosis hingga 0,45%. Model yang dihasilkan dapat dijadikan dasar penentuan kebijakan pengendalian leptospirosis lima tahun yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pengendalian leptosirosis yang tepat di Kabupaten Demak dengan metode system dynamics.
29
9. Penentuan Tingkat Endemisitas Filariasis (Microfilaria rate/MF rate) di Wilayah Pasca Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi Penelitian dilakukan selama 10 bulan (Februari-November 2014). Kegiatan yang dilakukan adalah survai darah jari (SDJ) yang diilakukan di 4 kelurahan (Kelurahan Nibung Putih, Talang Babat, Teluk Dawan dan Parit Culum 1). Sampel penelitian ini sebanyak 1.209 penduduk dari 4 kelurahan terpilih. Survai entomologi dilakukan di kelurahan dengan kasus positif filariasis terbanyak, yaitu di Kelurahan Nibung Putih. Penangkapan nyamuk dilakukan sebanyak 4 kali. Nyamuk hasil penangkapan diidentifikasi dan dibedah untuk mendapatkan larva cacing filaria. Pemeriksaan lebih lanjut terhadap nyamuk tertangkap dilakukan dengan metode PCR. Hasil penelitian mendapatkan 8 orang positif mikrofilaria berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis. Hasil pemeriksaan dengan PCR mendapatkan 2 sampel positif mikrofilaria dari sampel penderita kronis, sehingga jumlah seluruh penderita filariasis yang ditemukan selama penelitian sebanyak 10 orang. Jumlah penderita terbanyak ditemukan di Kelurahan Nibung Putih sebanyak 6 kasus (2,08%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat endemisitas filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih tinggi, karena masih ditemukan kelurahan dengan Mf rate >1%. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara umur dan riwayat demam berulang dengan kejadian filariasis. Hasil penangkapan nyamuk mendapatkan spesies nyamuk paling banyak adalah Ma.indiana dengan sifat nyamuk eksofagik dan eksofilik. Hasil pemeriksaan dengan metode PCR ditemukan adanya DNA cacing filaria dalam tubuh nyamuk Ma.indiana. Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih merupakan daerah endemis filariasis hingga saat ini. Spesies vektor yang ditemukan adalah Ma.indiana. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat endemisitas filariasis di daerah pasca pengobatan massal filariasis
30
Gambar III.4 Kegiatan Penelitian Penentuan Tingkat Endemisitas Filariasis (Microfilaria rate/MF rate) di Wilayah Pasca Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi . 10. Perumusan Model Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue Berbasis Masyarakat Telah dilakukan penelitian di Kelurahan Sekejati Kecamatan Buahbatu Bandung pada tahun 2014 dengan tujuan menentukan model pengendalian demam berdarah dengue berbasis masyarakat. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara kepada responden rumah tangga yang ada dan tidak ada penderita DBD dalam waktu 3 tahun terakhir, tentang pelaksanaan pemberantasan vektor serta faktor pendorong maupun penahannya. Selain itu juga
dilakukan
wawancara
mendalam
kepala
pengelola
Program
Pemberantasan DBD. Selanjutnya, data dianalisis dengan system dynamic untuk mengetahui untuk menentukan variabel yang mempunyai pengungkit (leverage) paling tinggi melalui simulasi intervensi. Penelitian ini meyimpulkan bahwa, dari 5 kegiatan pokok dalam kebijakan pengendalian DBD, 4 kegiatan sudah dilaksnakan sesuai dengan tugas dan kewenangannya oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung, Puskesmas, kelurahan dan rumah sakit. Satu kegiatan yaitu kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD, belum bisa dilaksnakan sebagaimana mestinya. Kegiatan pengendalian vektor DBD melalui intervensi soasial yang menghasilkan nilai ungkit paling tinggi dalam penurunan kasus DBD adalah penyuluhan. Kegiatan lain yang juga mempunyai nilai ungkit adalah kegiatan blusukan untuk mengajak warga, intruski dari RT ke warga, serta intnsifikasi Jumantik. Sedangkan model pengendalian vektor DBD di Kota Bandung adalah dengan program yang sudah 31
dilakukan
sekarang
dengan
tambahan
intervensi
struktural
dengan
penambahan intensifikasi kegiatan penyuluhan, adanya blusukan untuk mengajak warga, disertai dengan intruski dari RT ke warga untuk melakukan kegiatan
pengendalian
vektor,
serta
intnsifikasi
Jumantik.
Kegiatan
pengendalian oleh pemerintah, bukan hanya dilaksanakan oleh sektor kesehatan tapi juga oleh sektor lain terutama yang berkaitan dengan pembenahan infrastruktur lingkungan dan pemukiman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model pengendalian demam berdarah dengue berbasis masyarakat.
11. Pemetaan kasus dan vektor filariasis di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur Filariasis adalah penyakit yang menyerang manusia yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening. Penularan penyakit ini diperantarai oleh berbagai genus nyamuk terdiri yaitu genus Aedes, Anopheles, Culex Mansonia dan Armigeres. Pulau Sumba merupakan bagian dari wilayah administrasi provinsi Nusa Tenggara Timur, turut menyumbang angka kasus sehingga NTT menempati urutan kedua dalam jumlah kasus filariasis tertinggi tahun 2009. Pulau ini memiliki 4 kabupaten yaitu kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Selanjutnya, upaya pemutusan rantai penularan filariasis yang sudah dijalankan di dua Kabupaten ini adalah pengobatan selektif yaitu pengobatan hanya dilakukan pada penderita kronis yang dapat berobat ke Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat.
Akan tetapi, pemilihan menggunakan
program
pengobatan ini tidak diawali dengan survei evaluasi. Sedangkan Kabupaten Sumba Timur hingga saat ini belum melaksanakan survei darah jari baik oleh pihak program Dinas Kesehatan maupun sekktor terkait lainnya. Program pengobatan yang dilakukan di 3 Kabupaten tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa kemungkinan kejadian transmisi filariasis masih berlangsung di daerah ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk Memperoleh peta kasus dan vektor filariasis pada empat kabupaten di pulau Sumba provinsi NTT.
32
Hasil penelitian ini diketahui bahwa spesies nyamuk yang menjadi vektor di pulau sumba adalah nyamuk Anopheles vagus dan Anopheles sundaicus sedangkan mikrofilaria yang ditemukan di pulau ini adalah Whucereria bancrofti dan Brugia timori. An. sundaicus aktif mengigit pada pukul 18.00-6.00 dengan puncak gigitan pada pukul 18.00-19.00. An. sundaicus ditemukan di habitat Lagun. An. vagus aktif mengigit pada pukul 18.00-24.00, pada jam selanjutnya spesies ini tidak ditemukan lagi. An. vagus lebih banyak ditemukan di habitat sawah, genangan, sungai.
Penderita filariasis di Pulau Sumba
Survei darah jari di Pulau Sumba
Pewarnaan slide hasil survei darah jari
Pemeriksaan preparat survei darah jari
Persiapan penangkapan nyamuk metode 12 jam
Identifikasi nyamuk hasil penangkapan metode 12 jam
Pencidukan jentik di habitat temporer
Pencidukan jentik di habitat dengan kadar garam > 0 %
Pengukuran faktor lingkungan habitat perkembangbiakan nyamuk
Gambar III.5 Kegiatan Penelitian Pemetaan Kasus dan Vektor Filariasis di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur 33
b. Jumlah Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Dimuat pada Media Cetak dan Elektronik Nasional dan Internasional Pada tahun 2014, Pusat TIKM dan satker ampuannya mempunyai target indikator kinerja jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional sebanyak 15 artikel dan internasional sebanyak 2 artikel. Untuk rincian capaian publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dapat dilihat pada Tabel III.3.
Tabel III.3 Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 a. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan dalam media nasional terakreditasi No 1
Judul Artikel
Nama Penulis
Pengetahuan, Sikap Dan
Mulyono
Perilaku Siswa Slta Dalam
Notosiswoyo
Satker Pusat TIKM
Media Publikasi Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.
Pencegahan Kecelakaan
13 No.1, Maret
Sepeda Motor Di Kota
2014 : 1-9
Bekasi 2
Sebaran Habitat
Jusniar Ariati, Ima
Pusat TIKM
Perkembangbiakan Larva
Nurisa Ibrahim dan
Kesehatan Vol.
Anopheles Spp Di
Dian Perwitasari
13 No.1, Maret
Kecamatan Bula,
Jurnal Ekologi
2014 : 10-22
Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku 3
Penerapan Model
Ning Sulistiyowati
Pusat TIKM
Pengembangan Sistem
dan Felly Philipus
Kesehatan Vol.
Registrasi Kematian Dan
Senewe
13 No.1, Maret
Penyebab Kematian Di
Jurnal Ekologi
2014 : 23-32
Kabupaten/Kota Daerah Pengembangan 4
Peran Tenaga Kesehatan
Helper Sahat P
Dan Kerjasama Lintas
Manalu, Rachmalina
Kesehatan Vol.
Sektor Dalam Pengendalian
SP, Supratman
13 No.1, Maret
Malaria
Sukowati, Suharjo
2014 : 50-58
34
Pusat TIKM
Jurnal Ekologi
No 5
Judul Artikel
Nama Penulis
Insiden Malaria Dan Pola
Mardiana dan Dian
Iklim Di Kabupaten Kapuas
Perwitasari
Satker Pusat TIKM
Media Publikasi Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.
Provinsi Kalimantan Tengah
13 No.1, Maret
Dan Kabupaten Sumba
2014 : 59-70
Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia Tahun 2005 – 2009 6
Indeks Pemberian Makan
Nur Handayani
Anak (IPMB) Berhubungan
Utami, Budi
dengan Status Gizi Anak
Setiawati, Dwi Sisca
12-23 Bulan di Kelurahan
Kumala
Pusat TIKM
JEK Vol 13 No. 1, Maret 2014
Kebon Kalapa, Bogor Tengah 7
Persepsi Jajaran Kesehatan
M.Hasyimi,Yulianis
Tentang Dampak Kegiatan
Rahim, Betryon
Pusat TIKM
JEK Vol.13 No.2, Juni 2014
Penambangan Emas di Kabupaten Buru Provinsi Maluku, tahun 2012. 8
Kesiapan Pemerintah
Helper Sahat
Kabupaten Muara Enim
Manalu, Bambang
dalam Rangka
Sukana, Kenti
Menanggulangi
Friskarini
Pusat TIKM
JEK Vol.13 No.2, Juni 2014
Pencemaran Batu Bara 9
Pola Pemeriksaan
Jerico F Pardosi,
Kehamilan Pada Wilayah
Sugiharti, Heny
Kerja Puskesmas PONED
Lestary
Pusat TIKM
JEK Vol.13 No.3, September 2014
Kab. Karawang 10
Kasus Kecacingan Pada
Dina Bisara,
Murid Sekolah Dasar Di
Mardiana
Pusat TIKM
JEK Vol.13 No.3, September 2014
Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan Tahun 2010 11
Pola Penyebab Kematian
Sarimawar Djaja,
Kelompok Bayi Dan Anak
Ning Sulistyowati
Balita, Hasil Sistem
35
Pusat TIKM
JEK Vol.13 No.3, September 2014
No
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi
Registrasi Kematian Di Indonesia Tahun 2012 12
Kemampuan Kader
Noviati Fuada,
Posyandu dalam Melakukan
Salimar, Anies
Pengukuran Panjang /
Irawati
Pusat TIKM
JEK Vol.13 No.3, September 2014
Tinggi Badan Balita 13
Faktor Persepsi dan Sikap
Mujiati, Julianty
dalam Pemanfaatan
Pradono,
Pusat TIKM
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.5
Layanan Voluntary
No.1 April 2014
Counseling and Testing (VCT) oleh Kelompok Berisiko HIV/AIDS di Kota Bandung Tahun 2013 14
Kesehatan Ibu dan Bayi
Athena A,
Pusat TIKM
yang Melakukan Tradisi SEI
Rachmalina S
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.5
dan Gambaran Kesehatan
No.1 April 2014
Lingkungan Rumah Bulat(Ume' Kbubu) di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 15
Pola Penyebab Kematian
Ning Sulistyowati,
Usia Produktif (15-54
Felly P Senewe
Pusat TIKM
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.5
Tahun) (Analisis lanjut dari
No.1 April 2014
"Pengembangan Registrasi Kematian dan Penyebab Kematian di Kabupaten /Kota di Indonesia Tahun 2012 16
Determinan pemberian ASI
Suparmi, Ika
eksklusif: Analisis Data
Saptarini
Pusat TIKM
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.5
Sekunder Survei Demografi
No.1 April 2014
dan Kesehatan Indonesia 2012 17
Pemberian asupan
Novianti, Anissa
prelakteal sebagai salah
Rizkianti
Pusat TIKM
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.5
satu faktor kegagalan ASI
No.1 April 2014
36
No
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi
Eksklusif pada pekerja buruh industri tekstil di Jakarta 18
Pengetahuan tentang
Budi Setyawati,
Pusat TIKM
Osteoporosis dan
Noviati Fuada,
Reproduksi Vol. 5
Kepadatan Tulang
Salimar
No. 2 Agustus
Hubungannya dengan
Jurnal Kesehatan
2014
Konsumsi Kalsium pada Wanita Dewasa Muda 19
Gambaran kepatuhan
Sugiharti, Yuyun
Orang Dengan HIV-Aids
Yuniar,Heni Lestari
Pusat TIKM
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.5
(ODHA) dalam Minum Obat
No.2 Agustus
ARV di Kota Bandung,
2014
Provinsi Jawa Barat,Tahun 2011-2012 20
Evaluasi pelaksanaan
Mujiati, Jerico F.
Pusat TIKM
Layanan Perawatan,
Pardosi, M.
Reproduksi Vol.5
Dukungan dan Pengobatan
Syaripuddin
No.2 Agustus
(PDP) HIV-AIDS di Jawa
Jurnal Kesehatan
2014
Barat dan Papua tahun 2012 21
22
Faktor pada Remaja Muda
Iram Barida Maisya,
dan Tersedianya Media
Andi Susilowati
Pusat TIKM
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 5
Informasi Hubungannya
No. 3 Desember
dengan Perilaku Berisiko
2014
Studi Monitoring Efek
Ida Diana Sari,
Pusat TIKM
Media Litbangkes
Samping Obat
Yuyun Yuniar,
Vol. 24 No. 1,
AntiTuberkulosis FDC
M.Syarifudin
Maret 2014
Kategori I di Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat 23
Kesiapan Puskesmas
Mujiati, Heny
Pusat TIKM
Media Litbangkes
PONED (Pelayanan Obstetri
Lestary, Eva
Vol. 24 No. 1,
Neonatal Emergensi Dasar)
Laelasari
Maret 2014
di Lima Regional Indonesia 24
Sindrom Metabolik pada
Anna Maria Sirait,
Orang Dewasa di Kota
Eva Sulistiowati
Bogor, 2011 -2012
Pusat TIKM
Media Litbangkes Vol. 24, No. 2 Juni 2014
37
No 25
26
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker Pusat TIKM
Media Publikasi
Peran Dukun Bayi dalam
Kasnodihardjo, Tri
Menunjang Kesehatan Ibu
Juni Angkasawati,
Vol. 24, No. 2
dan Anak
Lusi Kristiana
Juni 2014
Faktor-faktor yang
Puti Sari H, Dwi
berpengaruh terhadap risiko
Hapsari, Ika
Volume 24 no 3
kehamilan “4 Terlalu (4T)”
Dharmayanti, Nunik
September 2014
pada wanita usia 10-59
Kusumawardhani
Pusat TIKM
Media Litbangkes
Media Litbang
tahun 27
Analisis Deskriptif
Felly P. Senewe,
Kesehatan Lingkungan di
Elsa Elsi
Pusat TIKM
Media Litbangkes Vol. 24 No. 3
Daerah Tertingal,
September 2014
Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil (DTPK-T) 28
29
30
Penelitian/Pengembangan
Athena, D. Anwar
Model/Sistem Surveilans
Musadad
Pusat TIKM
Kesehatan Vol.
Dampak Kesehatan
42 No. 1 Maret
Perubahan Iklim
2014
Nilai-nilai Budaya yang
Kasnodihardjo, Tri
Mendasari Pemerataam
Juni Angkasawati
Pusat TIKM
32
Buletin Penelitian Kesehatan Vol.
Makanan yang dapat
42 Nomor 1
Menunjang Gizi Keluarga
Maret 2014
Pengetahuan dan Sikap
Kenti Friskarini,
Pusat TIKM
tentang Penyakit TB Paru
Helper Sahat
Kesehatan Vol.
pada Remaja di Kab.
Manalu
42 Nomor 1
Tangerang Tahun 2009 31
Buletin Penelitian
Buletin Penelitian
Maret 2014
Sistem manajemen dan
Andi Leny S, Rini
Pusat TIKM
Persediaan Vaksin di Dua
Sasanti H, M.
Kesehatan Vol.
Provinsi Indonesia
Syaripuddin , Yuyun
42 no. 2 Juni
Yuniar
2014 Pusat TIKM
Buletin Penelitian
Kajian Kebijakan Periklanan
Raharni, Sudibyo
Buletin Penelitian
Kosmetik di Indonesia :
Supardi, Max J
Kesehatan Vol.
Kewenangan Pemerintah
Herman, Rini
42 no. 2 Juni
Pusat dan Daerah
Sasanti, Andy Leny
2014
S 33
Health Services and it’s
Nur Handayani
Utilization Related to
Utami, Kencana
Exclusive Breastfeeding and
38
Pusat TIKM
Buletin Penelitian Kesehatan Vol 42
No
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi
Early Breastfeeding
Sari, Nurillah
No. 3, September
Initiation Program in West
Amaliah
2014
Java Province 34
Pengetahuan dan Perilaku
Rachmalina
Masyarakat tentang
Prasodjo, Athena
Pusat TIKM
Buletin Penelitian Kesehatan Vol.
Pengelolaan Pestisida di
42 No. 3
Rumah Tangga di Bogor,
September 2014
Depok, Tangerang, Bekasi 35
Model Prediksi Kejadian
Jusniar Ariati,
Demam Berdarah Dengue
Athena
Pusat TIKM
Buletin Penelitian Kesehatan Vol.
(DBD) Berdasarkan Faktor
42 No. 4
Iklim di Kota Bogor, Jawa
Desember 2014
Barat 36
Penggunaan VCD dan
Mulyono
Pusat TIKM
Leaflet untuk Peningkatan
Notosiswoyo
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Pengetahuan, Sikap dan
Nasional Vol. 8
Perilaku Siswa dalam
No. 8 Mei 2014
Pencegahan Kecelakaan Sepeda Motor 37
Pneumonia pada Anak
Athena A., Ika
Balita di Indonesia
Darmayanti
Pusat TIKM
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8 No. 8 Mei 2014
38
The Experience of ICD
Sarimawar Djaja
Pusat TIKM
Buletin Penelitian
Utilization on Verbal
Sistem
Autopsy Data to Obtain
Kesehatan, Vol.
Trend of Cause of Death in
17 No. 1 Januari
Indonesian Population
2014
(1992-2007) 39
Hubungan antara Tingkat
Julianty Pradono,
Pendidikan, Pengetahuan
Ning Sulistyowati
Pusat TIKM
Buletin Penelitian Sistem
tentang Kesehatan
Kesehatan, vol.
Lingkungan, Perilaku Hidup
17, no. 1,
Sehat dengan Status
Januari, 2014
Kesehatan. 40
Potensi Penghematan Biaya
M. Syaripuddin, Andi
Obat di Lima Rumah Sakit
Leny S, Ida Diana S
39
Pusat TIKM
Buletin Penelitian Sistem
No
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi
Umum Daerah (RSUD) DKI
Kesehatan, Vol.
Jakarta
17 No. 1, Januari 2014
41
Pengaruh Akses Air Minum
Khadijah Azhar, Ika
Pusat TIKM
terhadap Kejadian Penyakit
Dharmayanti,
Sistem
Tular Air (Diare dan Demam
Athena
Kesehatan Vol.
Tifoid)
Buletin Penelitian
17 No. 2 April 2014: 107-114
42
Faktor risiko dan
Woro Riyadina dan
komorbiditas migrain
Yuda Turana
Pusat TIKM
Bulletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 17 No. 4 Oktober 2014
43
Gene S Characerization of
Dian Perwitasari,
Hantavirus Species Seoul
Ima Nurisa Ibrahim,
Virus Isolated from Rattus
Andi Yasmen
Pusat TIKM
HSJI vol.5 no.1 Juni 2014
norvegicus in an Indonesian Island 44
45
Disposal of household
Puti Sari H, Dwi
Pusat TIKM
burned garbage and risk of
Hapsari Tjandrarini,
Journal of
low birth weight in Central
Antonius Yudi
Indonesia
Sulawesi Province,
Kristanto, Noor Edi
Volume 5, No. 2,
Indonesia
W. Sukoco
December 2014.
Stress as A Major
Woro Riyadina dan
Determinant of Migraine in
Lely Andayasari
Pusat TIKM
Health Science
Universa Medicina, FK
Women Aged 25-65 Years
Trisakti Vol. 33 No. 2 MeiAgustus 2014 : 141-150
46
Infection Rate Host
Rosmini, Triwibowo
Balai Litbang
Jurnal Ekologi
Perantara Dan Prevalensi
A. Garjito, Ahmad
P2B2
Kesehatan Vol.
Reservoir Schistosoma
Erlan, Gunawan
Donggala
13 No.1, Maret
Japonicum Di Dataran
2014
Tinggi Bada Sulawesi Tengah
40
No 47
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi
Gambaran Pengetahuan
Phetisya Pamela F
Balai Litbang
JEK Vol.13 No.2,
Wanita Usia Subur Tentang
S, Intan Tolistiawaty,
P2B2
Juni 2014
Toxoplasmosis Di Kota Palu
Rosmini,
Donggala
Gunawan,Ketut Suarayasa, Nelfita, dan Made Agus Nurjana 48
Hubungan Pengetahuan,
Sitti Chadijah,
Balai Litbang
Media Penelitian
Perilaku dan Sanitasi
Phetisia Pamela F.
P2B2
dan
Lingkungan dengan Angka
S, Ni Nyoman
Donggala
Pengembangan
Kecacingan pada Anak
Veridiana
Kesehatan Vol 24
Sekolah Dasar di Kota Palu 49
No 1 Maret 2014
Studi Kebijakan
Ahmad Erlan,
Balai Litbang
Media Penelitian
Pengendalian
Junaidi, Ni Nyoman
P2B2
dan
Schistosomiasis di
Veridiana, Puryadi,
Donggala
Pengembangan
Kabupaten Poso dan Sigi
Octaviani
Kesehatan Vol 24
Provinsi Sulawesi Tengah
No 1 Maret 2014
Tahun 2012 50
Gambaran Penularan
Sitti Chadijah, Jastal,
Balai Litbang
Buletin Penelitian
Filariasis di Provinsi
Ni Nyoman
P2B2
Kesehatan vol.
Sulawesi Barat
Veridiana, Risti
Donggala
42 no. 2 Juni 2014
51
Variasi Genetik
Gunawan, Anis
Balai Litbang
Buletin Penelitian
Oncomelania Hupensis
Nurwidayati, Nelfita,
P2B2
Kesehatan vol.
Lindoensis Dengan Metode
Brian Janitra
Donggala
42 no. 2 Juni
Random Amplified
2014
Polymorphic Dna Polymerase Chain Reaction (Rapd-Pcr) Di Sulawesi Tengah Tahun 2011 52
Analisis Gen Penyandi
Anis Nurwidayati,
Balai Litbang
Buletin Penelitian
Schistosoma Japonicum
dkk
P2B2
kesehatan Vol.42
Donggala
No. 2 Desember
Gluthation S Transferase (Sj26GST) di Dataran Tinggi
2014
Lindu, Sulawesi Tengah Indonesia
41
No
Judul Artikel
53
Kontribusi Hewan Mamalia
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi
Balai Litbang
Media Penelitian
Sapi, Kerbau, Kuda, Babi
P2B2
dan
Dan Anjing Dalam
Donggala
Pengembangan
Gunawan, dkk
Penularan Schistosomiasis
Kesehatan Vol 24
Di Kecamatan Lindu
No 4 Desember
Kabupaten Sigi Provinsi
2014
Sulawesi Tengah Tahun 2013 54
Monitoring Efikasi
Yunus Widjaja, dkk
Balai Litbang
penobatan kombinasi
P2B2
Artesunate Amodiaquine
Donggala
Aspirator Vol. 6 No. 2 Desember 2014
(AAQ) pada penderita malaria P. Falciparum tanpa komplikasi di Sulawesi Tenggara 55
Distribusi Spasial
Sunaryo
Balai Litbang
Buletin Penelitian
Leptospirosis Di Kabupaten
P2B2
Kesehatan Vol 42
Gresik, Jawa Timur
Banjarnegara
No 3 September 2014
56
Status Resistensi Vektor
Sunaryo, Bina
Balai Litbang
JEK Vol.13 No.2,
Demam Berdarah Dengue
Ikawati, Rahmawati,
P2B2
Juni 2014
(Aedes Aegypti) Terhadap
Dyah Widiastuti
Banjarnegara
Dwi Priyanto
Balai Litbang
HSJI Vol. 5 No 1
Endoparasites in Rats of
P2B2
Juni 2014
Various Habitats
Banjarnegara
Malathion 0,8% Dan Permethrin 0,25% Di Provinsi Jawa Tengah 57
58
Identification of
Surveilans Aedes aegepti di
Sunaryo,Nova
Balai Litbang
Jurnal Kesmas UI
Daerah Endemis Demam
Pramesti
P2B2
Vol. 8 No 8 Mei
Banjarnegara
2014
Balai Litbang
Aspirator Vol. 6
Pentagamavunon-O (PGV-
P2B2
No. 2 bulan
O) pada Fase Awal Infeksi
Banjarnegara
Desember 2014
Loka Litbang
JEK Vol.13 No.3
P2B2 Baturaja
September 2014
Berdarah Dengue 59
Efektivitas
Dewi Marbawati
Virus Dengue-2 60
Hubungan Faktor
Santoso
Lingkungan Fisik dengan
42
No
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi
Lasbudi P. Ambarita
Loka Litbang
JEK Vol.13 No.3
P2B2 Baturaja
September 2014
Kejadian Filariasis di Indonesia 61
Plasmodium Knowlesi: Distribusi, Gambaran Mikroskopis, Gejala Penderita dan Vektor Potensial
62
63
Pengaruh Promosi
Santoso, Yulian
Loka Litbang
Buletin Penelitian
Kesehatan terhadap
Taviv, Yahya, Rika
P2B2 Baturaja
Sistem
Pengetahuan, Sikap dan
Mayasari
Kesehatan Vol.
Perilaku Masyarakat tentang
17, No.2, April
Filariasis
2014
Efektifitas Pengobatan
Santoso, Yulian
Loka Litbang
Buletin Penelitian
Massal Filariasis di
Taviv
P2B2 Baturaja
Kesehatan Vol 42
Kabupaten Muaro Jambi
No 3 September 2014
64
Bionomik Mansonia spp.
Santoso, Yahya,
Loka Litbang
Media Penelitian
Tersangka vektor Filariasis
Milana Salim
P2B2 Baturaja
dan
brugia malayi di Kabupaten
Pengembangan
Muaro Jambi
Kesehatan Vol 24 No. 3 September 2014
65
Pemeriksaan Silang
Tri Wurisastuti,
Loka Litbang
Jurnal
Mikroskopis Sediaan Darah
Hotnida Sitorus,
P2B2 Baturaja
Pembangunan
Pada Lima Puskesmas
Rizki Nurmaliani,
Manusia Vol. 8
Kabupaten Oku Sumatera
Ade Verientic
No. 1 April 2014
Selatan 66
Hubungan dan Sikap
I Gede Wempi,
Loka Litbang
Jurnal
Masyarakat Tentang Malaria
Nungki Hapsari,
P2B2 Baturaja
Pembangunan
dengan Kepatuhan
Ritawati
Manusia Vol. 8
Pemakaian Kelambu di
No. 1 April 2014
Kecamatan Tanjung Enim dan Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim. 67
Situasi Filariasis Setelah
Santoso, Yulian
Loka Litbang
Buletin Penelitian
pengobatan Massal di
Taviv
P2B2 Baturaja
Kesehatan Vol.
Kabupaten Muaro jambi
43
No
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi 42 no. September 2014
68
Survey Jentik Dan Aktifitas
Heni Prasetyowati,
Loka Litbang
Jurnal Ekologi
Nokturnal Aedes Spp. Di
Rina Marina, Dewi
P2B2 Ciamis
Kesehatan Vol.
Pasar Wisata Pangandaran
Nur Hodijah, Mutiara
13 No.1, Maret
Widawati, Tri
2014
Wahono 69
Gambaran Surveilans
Mara Ipa
Filariasis di Kabupaten
Loka Litbang
JEK Vol.3 No.2,
P2B2 Ciamis
Juni 2014
Loka Litbang
Media Litbangkes
P2B2 Ciamis
Vol. 24 no 4
Bandung Provinsi Jawa Barat 70
Analisis Perilaku
Endang Puji Astusi
Masyarakat Terhadap Kepatuhan Minum Obat
tahun 2014
Filariasis di Kabupaten Bandung Tahun 2013 71
Analisis Potensi Promosi
Mara Ipa
Pengendalian Penyakit
Loka Litbang
Buletin Penelitian
P2B2 Ciamis
Sistem
Demam Berdarah Dengue
Kesehatan
melalui Youtube
Volume 17 No 1 Januari 2014
72
Potential Topical Natural
Dewi Nur Hodijah
Repellent against Aedes
73
Health Science
P2B2 Ciamis
Journal Indonesia
aegypti, Culex sp. And
vol 5 no.1 Juni
Anopheles sp. Mosquitoes
2014
Impact of deltamethrin on
Endang Puji Astuti.
cockroaches (Periplaneta
74
Loka Litbang
Loka Litbang
Health Science
P2B2 Ciamis
Journal Indonesia
americana) and its residue
vol 5 no.2
on Environtment
Desember 2014
Pembuatan Peta untuk
Andri Ruliansyah
Penentuan Daerah Rawan Demam Berdarah Dengue
Loka Litbang
Aspirator (Jurnal
P2B2 Ciamis
of Vector-Borne Diseases Studies) Volume 6 No 2 Desember 2014
44
No 75
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Media Publikasi
Situasi Pasca Pengobatan
Ira Indriaty P.B Sopi,
Loka Litbang
JEK Vol 13 no 2,
masal Filariasis di Desa
Ruben W. Willa
P2B2
Juni 2014
Buru Kaghu, Kec.Wewewa
Waikabubak
selatan Kab.Sumba Barat Daya 76
Situasi rabies dan upaya
Majematang Mading,
Loka Litbang
JEK Vol 13 no 2,
penanggulangan di
Fridolina Mau
P2B2
Juni 2014
Kabupaten Flores Timur 77
Waikabubak
Bionomik Anopheles spp. Di
Ira Indriaty P.B.
Loka Litbang
JEK Vol.13 No.3
Desa Konda Maloba,
Sopi, M.Kazwaini
P2B2
September 2014
Kecamatan Katikutana
Waikabubak
Selatan, Kabupaten Sumba Tengah Provinsi NTT 78
Evaluasi sitem surveilans
Muhammad
Loka Litbang
Buletin Penelitian
Ibu Hamil, Bayi dan balita di
Kazwaini
P2B2
Sistem
Waikabubak
Kesehatan Vol.
Puskesmas Unit I, Puskesmas Moyo Hulu dan
17 No. 1 Januari
Dinas Kesehatan
2014
Kabupaten Sumbawa 79
Determinasi Kesehatan Ibu
Ruben Wadu Willa
Loka Litbang
Buletin Penelitian
dan Anak Di Kabupaten
P2B2
Sistem
Manggarai Barat
Waikabubak
Kesehatan Vol. 17 No. 3 Juni 2014
80
Kesesuaian gejala klinis
Fridolina Mau
Loka Litbang
Media Litbang
malaria dengan parasetemia
P2B2
Kesehatan Vol 24
positif di wilayah puskesmas
Waikabubak
No. 2 Juni 2014
Loka Litbang
Aspirator Vol 6
Anopheles sundaicus di
P2B2
No 2 Desember
Desa Konda Maloba,
Waikabubak
2014
wairasa Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur 81
Beberapa aspek perilaku
Ira Indriaty P.B Sopi
Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya
45
No 82
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker
Majematang Mading
Loka Litbang
Jurnal Ekologi
perilaku Ibu Hamil Terhadap
P2B2
Kesehatan Vol
Penularan Malaria di
Waikabubak
13, No 4
Pengetahuan, Sikap dan
Media Publikasi
Wilayah Kabupaten Sumba
Desember 2014
barat Daya
b. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan dalam Jurnal Internasional No 1
Judul Artikel
Nama Penulis
Satker Pusat TIKM
Media Publikasi
Pharmacy Services for
Rini Sasanti, Max J
Primary Service for Obstetric
Herman, Andi Leny
of Sciences : Basic
Neonatal Emergency
S, Mujiati, Agus S
and Applied Research
(PONED) at PHC in East Nusa
International Journal
Vol. 16 No. 2 (2014)
Tenggara Province Indonesia 2
3
Beauty Clinic Services and
Raharni
Pusat TIKM
International Journal
Using of Cosmetics for
of Sciences : Basic
Beauty Clinic Attendees at
and Applied Research
Jakarta, Indonesia
2014 vol.13 no 2
Preliminary Study for the
Mutiara Widawati
Herbal Topical Repellent of
Loka Litbang
Journal of Biotropia
P2B2 Ciamis
vol 21 No 2 tahun
Riper betle and Patchuolli Oil
2014
Mixture Ingel Forms Against Ae. Aegypti 4
Molecular surveillance of
Roy Nusa RES
Dengue in Sukabumi, West
Loka Litbang
Journal of Infect dev
P2B2 Ciamis
Ctries 2014; 8(6):7
Java Province, Indonesia
Pada tahun 2014, Pusat TIKM dan satker ampuannya telah berhasil mencapai target output penelitian, publikasi ilmiah, dan laporan status kesehatan masyarakat. Pencapaian output publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada media nasional yang telah terakreditasi pada tahun 2014 berjumlah 82 artikel (>100%). Jumlah ini melebihi target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 yaitu sejumlah 15 artikel. Demikian juga dengan capaian jumlah output publikasi ilmiah di bidang 46
teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada media internasional yang telah melebihi jumlah yang ditargetkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 yaitu sebanyak 4 artikel. Capaian tersebut kemungkinan berkaitan dengan dimulainya penerapan SKP, dimana setiap karyawan khususnya peneliti terpacu untuk memenuhi outputnya. Selain itu adanya tambahan jurnal terakreditasi dari Pusat TIKM dan Loka Litbang P2B2 Ciamis, yaitu Jurnal Kesehatan Produksi dan Jurnal Aspirator, juga mendukung bertambahnya jumlah capaian output publikasi pada tahun 2014. Dengan demikian pada tahun 2014, Pusat TIKM dan ampuannya mempunyai 3 jurnal terakreditasi yaitu Jurnal Ekologi Kesehatan (JEK), Jurnal Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan Jurnal Aspirator yang turut menyumbang terjadinya peningkatan capaian publikasi ilmiah pada tahun 2014.
c.
Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II Riset Kesehatan Nasional yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan termasuk Pusat TIKM pada tahun 2014 adalah Studi Diet Total (SDT). Riskesnas Studi Diet Total (SDT) dilaksanakan di seluruh provinsi dengan mengambil sampel Riskesdas Kabupaten/Kota keterwakilan provinsi. Pusat TIKM sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) II melaksanakan Riskesnas SDT di 7 Provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Banten dan Maluku. Studi Diet Total bertujuan menyediakan data tentang kecukupan dan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. Studi Diet Total terdiri dari dua kegiatan besar yaitu kegiatan Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) dan Analisis Cemaran Kimia Makanan (ACKM). Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) dirancang untuk memberikan gambaran yang mewakili Provinsi dan Nasional dan menyediakan daftar makanan yang dikonsumsi oleh sebagian besar (90%) produk dalam 24 jam termasuk cara persiapan dan pengelolaan pangan yang dikonsumsi di rumah tangga. Analisis Cemaran Kimia Makanan (ACKM) adalah kegiatan yang menganalisis cemaran kimia dalam makanan dari daftar makanan dikonsumsi dengan tahapan kegiatan yang meliputi (1) pemilihan, pengumpulan dan analisis pangan yang dibeli di tingkay pengecer; (2) pengolahan pangan yang dikonsumsi 47
masyarakat; (3) poolingjenis-jenis pangan siap-konsumsi menjadi kelompok pangan yang representatif; (4) homogenisasi sampel pangan yang sudah dikelompokkan; (5) analisis bahan kimia berbahasa dan/atau zat bermanfaat pangan tersebut; (6) penghitungan tingkat paparan dalam periode tertentu (harian,mingguan, atau bulanan). Data yang lengkap tentang gambaran tingkat konsumsi makanan dan cemaran kima makanan yang dikonsumsi penduduk, baik untuk skala Nasional maupun wilayah masih belum tersedia. Untuk memperoleh data tersebut maka dilakukan Studi Diet Total selama dua tahun. Tahun 2014 dilakukan dua kegiatan yaitu SKMI dan ACKM. Mengingat studi ACKM merupakan kelanjutan dari SKMI dan adanya keterbatasan waktu maka kegiatan ACKM secara Nasional tidak dapat dilakukan pada tahun yang sama. Dengan demikian maka pada tahun 2014 kegiatan ACKM dilakukan dalam skala pilot project, selanjutnya ACKM nasional akan dilakukan pada tahun 2015. Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan Studi Diet Total Tahun 2014 meliputi : • Kegiatan MOT (Master of Trainer) dan TOT (Training of Trainer) yang dilaksanakan di Yogyakarta • Kegiatan Rakornis (Rapat Koordinasi Teknis) yang dilaksanakan oleh masing-masing Propinsi •
Rekrutmen Enumerator yang dilaksanakan oleh masing-masing Propinsi.
•
Workshop Enumerator
(Kegiatan Training Centre) yang dilaksanakan di
masing-masing Propinsi •
Kegiatan Pengumpulan Data yang dilaksanakan oleh Enumerator di masingmasing Propinsi
•
Supervisi dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Pengumpulan Data, Administrasi Keuangan dan Logistik di masing-masing Propinsi. Capaian output Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II telah berhasil didapat 7 laporan Riset Studi Diet Total Tahun 2014 Korwil II yang terdiri dari Laporan Provinsi Sumatera Utara, Laporan Provinsi Sumatera Selatan, Laporan Provinsi Bengkulu, Laporan Provinsi Lampung, Laporan Provinsi Jawa Barat, Laporan Provinsi Banten, dan Laporan Provinsi Maluku. 48
d.
Penelitian lain di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Pada tahun 2014 Pusat TIKM mempunyai 7 kegiatan penelitian, dimana 4 penelitian terpilih menjadi target indikator kinerja Renstra dan 3 penelitian lain menjadi output pendukung dari indikator kinerja Pusat TIKM yang berkaitan dengan isu-isu strategis. 3 penelitian tersebut yaitu : 1. Studi Implementasi Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) pada RS Rujukan HIV-AIDS di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
bagaimana
implementasi layanan PPIA di RS Rujukan HIV-AIDS di Provinsi Jawa Barat : RS Hasan Sadikin, RSUD Kota Bandung, RSUD Kota Bekasi dan RS Marzoeki Mahdi. Implementasi layanan PPIA dilihat dari bagaimana kesiapan tenaga medis dan tenaga pendukung dalam memberikan layanan PPIA, kesiapan sarana dan prasarana, kendala layanan, dukungan dari Kelompok Dukungan Sebaya/Komisi Penanggulangan AIDS Daerah, dukungan dan monitoring evaluasi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota masing-masing, serta bagaimana karakteristik ibu positif HIV pengguna layanan PPIA di keempat RS tersebut beserta pasangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan keempat RS berbedabeda dalam implementasi layanan PPIA, namun sebagian besar karena ketidaksiapan dalam hal sarana prasarana (reagen, obat-obatan, alkes, ruangan, pemeriksaan laboratorium), kurangnya pelatihan, masih adanya stigma dari tenaga kesehatan, serta belum adanya jaminan keamanan dan keselamatan bagi tenaga kesehatan pemberi layanan PPIA. Kesimpulan penelitian ini adalah RS Hasan Sadikin merupakan yang paling siap dalam implementasi layanan PPIA, RSUD Kota Bandung masih harus melengkapi obat-obatan dan pemeriksaan laboratorium terkait HIV-AIDS, RSUD Kota Bekasi masih memerlukan sosialisasi dan pelatihan agar tidak ada stigma lagi dari tenaga kesehatan, RS Marzoeki Mahdi masih memerlukan sosialisasi, pelatihan, kelengkapan alat pelindung diri, komitmen pimpinan dan sebagainya agar dapat segera memberikan layanan persalinan bagi ibu positif HIV. 49
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pemerintah (baik pusat maupun daerah) dalam membuat perencanaan layanan yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan sasaran, sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi dalam percepatan pencegahan dan penanggulangan penularan HIV-AIDS dari ibu ke anak. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi kebijakan kepada pengelola program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS mengenai kendala yang terkait dengan implementasi layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak. 2. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan program JKN di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan apotek serta permasalahan yang timbul. Penelitian dilakukan di 4 provinsi di pulau Jawa yaitu provinsi Jawa Barat (Kota Bekasi dan Kab. Bogor), Banten (Kota Tangerang Selatan dan Kab. Serang), Jawa Tengah (Kota Solo dan Kab. Sragen) serta DIY (Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan P2JK, Asklin Dinkes provinsi dan kab/kota serta roundtable discussion dengan dinkes kab/kota, BPJS, FKTP dan apotek. Selain itu dilakukan juga survey melalui angket terhadap penerima layanan di FKTP dan apotek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peraturan yang terkait dengan pelaksanaan JKN dianggap masih kurang sehingga menyulitkan pelaksana di daerah. Pelayanan kesehatan sudah berjalan tetapi masih banyak kendala antara lain dalam hal P-Care dan Program Rujuk Balik (PRB). Pembiayaan obat di kab/kota masih ditangani dinkes dan banyak terjadi kesenjangan kapitasi di FKTP. Beberapa obat untuk pasien BPJS kosong seperti HCT, aspilet dan banyak obat yang belum terdaftar dalam ecatalogue sehingga tidak bisa dipesan, untuk apotek tidak bisa diklaim. Dalam hal SDM masih terjadi kekurangan tenaga medis di FKTP dan belum ada kuasa pengguna anggaran di puskesmas. Umumnya konsumen FKTP dan apotek merasa kurang puas dengan ketersediaan obat dan jenis obat yang dibiayai BPJS. 50
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor regulasi dan penyediaan fasilitas kesehatan dan SDM yang mendukung serta ketersediaan obat merupakan hal yang penting untuk mensukseskan program JKN. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan masukan kepada pemangku kebijakan terkait dalam hal ini Kemenkes, BPJS dan pemerintah daerah mengenai informasi tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan kendala dalam pelaksanaan program JKN serta informasi permasalahan dan saran perbaikan yang perlu dilakukan. 3. Analisis Biaya dan Hasil Pengobatan Tuberkulosis Paru Kategori 1 Pada Pasien Dewasa Dirumah Sakit Pemerintah Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya pengobatan TB kategori I yang dilakukan dengan hasil terapi yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan di 5 RSUD di Jakarta dengan lama penelitian 6-9 bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien TB baru yang berobat ke RSUD di Jakarta sedangkan sampel penelitian ini pasien TB dewasa baru (kategori I) yang berobat ke RSUD di Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 64,5% pasien TB yang berobat di RSUD DKI Jakarta adalah laki-laki berusia antara 18-79 tahun dengan rata-rata 39 tahun. Sebanyak 80,6% pasien penderita TB menggunakan BPJS sebagai sumber biaya pengobatan. Jumlah kunjungan pasien TB selama 6 bulan berkisar antara 7 hingga 16 kali dengan rata-rata kunjungan sebanyak 9,9 (10) kali. Asumsi utilisasi RSUD sebanyak 10 kali selama 6 bulan pengobatan TB maka total biaya langsung sebesar Rp. 1.228.867. Asumsi utilisasi RSUD sebanyak 10 kali selama 6 bulan pengobatan TB maka total biaya tidak langsung sebesar Rp. 614.670. Besarnya biaya pengobatan TB selama 6 bulan adalah Rp. 1.843.537. Efek samping yang paling banyak dialami pasien adalah mual. Kesimpulan penelitian ini adalah total biaya langsung pasien TB sebesar Rp. 1.282.867 dengan komponen terbesar adalah biaya obat dan biaya tidak langsung pasien TB sebesar Rp. 614.670 dengan komponen biaya terbesar adalah biaya pengantar. Total biaya pasien TB selama 6 51
bulan sebesar Rp. 1.843.537 dengan rata-rata Rp. 307.256 per bulan. Kepatuhan (68,9%) dan kesembuhan (41,9%) pasien TB berobat selama 6 bulan masih jauh dari harapan. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan masukan bagi pemerintah tentang biaya Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan hasil terapi yang dihasilkan serta memberikan panduan bagi rumah sakit sebagai panduan dalam menangani pasien TB.
e. Kajian Kajian
di
bidang
teknologi
intervensi
kesehatan
masyarakat
merupakan salah satu kegiatan di Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (PTIKM) yang dilakukan pada tahun anggaran 2014. Kegiatan kajian ini adalah untuk meningkatkan kualitas peneliti dalam melakukan kajian di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat, yang hasilnya bisa menjadi rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh Program Teknis di Kementerian Kesehatan. Kajian dilakukan dengan menggunakan data dari hasil-hasil penelitian di badan litbang kesehatan dan hasil-hasil penelitian dari instansi lainnya. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data 10 tahun terakhir. Tema kajian mengacu pada MDG’s, prioritas nasional bidang kesehatan, isu strategis bidang kesehatan 2015-2019 dan prioritas reformasi kesehatan. 1. MDG’s : 1. Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 4. Menurunkan Kematian Anak 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan (TB) 7. Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup 8. Mengembangkan Kemitraan Pembangunan Di Tingkat Global 2. Isu Strategis bidang kesehatan 2015-2019 : 1. Peningkatan status kesehatan ibu, balita, remaja dan lansia 2. Perbaikan status gizi masyarakat 52
3. Beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan 4. Ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan pengawasan obat dan makanan 5. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 6. Penguatan Jaminan Kesehatan Nasional 7. Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan 8. Manajemen dan pembiayaan kesehatan 9. Peningkatan pelayanan primer sekunder dan tersier 10. Akses pelayanan 11. Pelayanan rujukan yang berkualitas 3. Prioritas nasional bidang kesehatan : 1. Peningkatan KIA & KB 2. Perbaikan gizi masyarakat 3. Pengendalian penyakit menular & tidak menular dan kesling 4. Pemenuhan SDM Kesehatan 5. Peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan,
safety,
mutu,
penggunaan obat/makanan 6. Jamkesmas 7. Pemberdayaan masyarakat 8. Penanggulangan
bencana
dan
krisis
peningkatan
pelayanan
kesehatan primer, sekunder dan tersier 4. Prioritas reformasi kesehatan : 1. Jamkesmas 2. Pelayanan
Kesehatan
di
Daerah
Tertinggal
Perbatasan
Kepulauan (DTPK) 3. Ketersediaan Obat dan Alkes di setiap fasilitas kesehatan 4. Reformasi birokrasi pembangunan kesehatan 5. Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan 6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 7. World class health care
53
dan
Pada tahun 2014 Pusat TIKM melakukan 20 kajian dengan judul-judul sebagai berikut : 1.
A Review of Access, Safety, and Use of Drinking Water From Various Sources in Indonesia
2.
Analisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis/CBA) Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (Poned) Di Puskesmas
3.
Beban Ganda Malnutrisi Dari Sudut Pandang Lingkungan Fisik/Lingkungan Buatan
4.
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan
5.
Faktor-Faktor Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Vektor Malaria Di Indonesia 2012-2013
6.
Implementasi PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Dalam Upaya Pencegahan Perilaku Beresiko Pada Remaja Di Indonesia
7.
Implementasi Program Pengendalian Resistensi Anti Mikroba Di Rumah Sakit
8.
Implikasi Sunat Perempuan Dan Intervensi Dalam Menegakkan Hak Asasi Manusia
9.
Kebijakan Pangan dan Gizi Yang Berkaitan Dengan Penanganan Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Indonesia
10. Kebijakan Yang Mengatur Dan Mendukung Terciptanya Pemberian Asi Eksklusif Dan Pemberian Asi Hingga Anak Berusia Dua Tahun Di Indonesia 11. Kontribusi Intervensi Spesifik dan Sensitif Terhadap Perbaikan Gizi Masyarakat Di Kota Salatiga dan Kota Tegal 12. Korelasi Puskesmas Mampu Poned Dengan Penurunan Angka Kematian Ibu 13. Morbiditas Dan Pelayanan Kesehatan Pada Nelayan Peselam Tradisional 14. Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil 15. Pemberian Kortikosteroid Pada Ibu Hamil Yang Beresiko Melahirkan Bayi Prematur Oleh Tenaga Kesehatan 16. Pembiayaan Pemeliharaan Alat-Alat Radiologi Canggih (MRI, CT Scan dan Pesawat Radioterapi) 17. Penggunaan Obat Generik Untuk Penyakit Kronis dan Kemandirian Obat Generik
Pada Era JKN
18. Penyempurnaan Pembangunan Kesehatan Berbasis Gugus Pulau di Kab. Maluku Tenggara Barat dan Kab. Maluku Tengah, Provinsi Maluku 54
19. Resistensi Vektor Dbd Terhadap Insektisida Yang Digunakan Program Pengendalian Vektor Dan Sejarah Penggunaan Insektisida Di Indonesia 20. Systematic Review: Determinant Factors Yang Mempengaruhi Retensi Tenaga Kesehatan
f. Dukungan Manajemen Pencapaian target indikator di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat, khususnya di Pusat TIKM, didukung oleh terlaksananya beberapa kegiatan yang tercantum dalam RKAKL dengan output seperti yang terlihat pada tabel III.4. Tabel III.4 Capaian Output Dukungan Manajemen Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 No 1
Indikator Kinerja Jumlah produk/ model/ prototipe /standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
Program/Kegiatan/ Output Produk/Model/Prototipe/Sta ndar/Formula di Bidang TIKM Layanan Perkantoran
12 bulan layanan 3 dokumen
Laporan Kinerja
3 dokumen
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik : a. Nasional b. Internasional
10 laporan
Dokumen Perencanaan dan Anggaran
Dokumen Keuangan, Kekayaan Negara, dan Tata Usaha Perangkat Pengolahan Data dan Komunikasi
2
Volume Ouput
3 dokumen 11 unit
65 unit
Realisasi Output - 7 laporan penelitian DIPA - 3 laporan penelitian Hibah 1 dokumen Gaji & Operasional selama 12 bulan layanan - 1 dokumen RKAKL - 1 dokumen Renja - 1 dokumen RKT - 1 dokumen LAK 2013 - 1 dokumen LAPTAH 2013 - 1 dokumen Laptri 2014 - 1 dokumen BMN - 1 dokumen SAI - 1 dokumen Jukpar - 7 unit printer - 4 unit laptop - 52 unit rak arsip - 10 unit AC Split - 1 unit meja resepsionis
Manajemen Laboratorium
1 dokumen
1 dokumen kegiatan manajemen lab
Dokumen Informasi, Dokumentasi, dan Diseminasi
7 dokumen
7 terbitan publikasi ilmiah -
Dokumen Bidang Ilmiah dan Etik
3 dokumen -
55
1 dokumen Forum Pembina Ilmiah 1 dokumen Pembinaan dan Koordinasi Pada Satker yang Menginduk Pada PTIKM 20 dokumen Kajian Penelitian Di Bidang TIKM
No
Indikator Kinerja
Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II
3
Program/Kegiatan/ Output
Volume Ouput
Dokumen Hukum, Organisasi, dan Kepegawaian
2 dokumen
Data Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II (8 dokumen)
8 dokumen
Realisasi Output - 1 dokumen pengembangan dan peningkatan SDM - 1 dokumen manajemen kearsipan - 7 dokumen laporan provinsi - 1 dokumen laporan kesekretariatan
B. REALISASI ANGGARAN Pusat TIKM pada tahun 2014 mempunyai pagu anggaran sebesar Rp. 62.964.624.000,- (enam puluh dua milyar sembilan ratus enam puluh empat juta enam ratus dua puluh empat ribu rupiah). Dari jumlah anggaran tersebut, yang dapat diserap sebanyak 85,79 % atau Rp.54.015.279.502,- sedangkan sisa anggaran yang tidak dapat diserap atau disetor kembali ke Kas Negara sebesar Rp.8.949.344.498,- atau 14,21%. Penjelasan lebih rinci dari realisasi anggaran tersebut dapat dilihat pada tabel III.5 Tabel III.5 Realisasi per Kegiatan/Output Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 Program/Kegiatan/Output 024.11.04
PROGRAM LITBANGKES
2070
Penelitan dan pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
2070.002
001
002
003
004
Penelitian Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Produk Data Informasi Pencemaran Lingkungan Akibat Penambangan Emas, Penggunaan Pestisida dan Daur Ulang AKI (Riset Khusus Pencemaran Lingkungan) Produk Prediksi Sindrome Metabolik dan Diabetes Mellitus serta Informasi Faktor Risiko Tumbuh Kembang Anak (Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak Tahun 2014) Produk Data Implementasi Layanan Kesehatan (Studi Implementasi Layanan PPIA Di RS Rujukan HIV-AIDS Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014) Model Sistem Registrasi Sipil dan Vital Statistik Untuk Kelahiran, Kematian dan Penyebab Kematian dan Upaya Intensifikasi & Ekstensfikasi Kab./Kota di Indonesia (Studi Evaluasi Menyeluruh dan Pengembangan Sistem Registrasi Kelahiran, Kematian dan Penyebab Kematian ke dalam Sistem Rutin Wilayah Terbatas di Indonesia Tahun 2014)
56
Alokasi (Rp.)
Realisasi (Rp.)
62.964.624.000
54.015.279.502
%
85.79
19.113.117.000
14.850.640.591
77.70
8.641.245.000
5.989.151.388
69.31
6.286.100.000
5.158.735.848
82.07
300.946.000
278.622.400
92.58
1.700.000.000
1.352.892.525
79.58
Alokasi (Rp.)
Program/Kegiatan/Output 005
006
007
Analisis Biaya dan Hasil Pengobatan Tuberkulosis Paru Kategori I Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Pemerintah Model / Sistem Surveilans, Pengembangan Variabel Penyakit dan Faktor Risiko Penyakit serta Studi Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat (Evaluasi dan Pemutakhiran Model / Sistem Surveilans, Pengembangan Variabel Penyakit dan Faktor Risiko Penyakit ) Produk Data Deskriptif Implementasi Layanan Kesehatan Dalam Rangka Program SJSN (Studi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)) Hibah Langsung Luar Negeri
Realisasi (Rp.)
%
181.957.000
142.919.950
78.55
173.537.000
138.165.800
79.62
343.560.000
335.940.700
97.78
293.415.000
293.415.000
100
1.093.267.000
1.080.819.281
98.86
008
Malaria Transmision Consorsium 2014
009
Improving Health Development and Services Monitoring to Adress health Inequities in Indonesia
010
Grant World Health Orgazination
010.011
Preparation in conducting a School-based Intervention model Development to Prevent Health Risk Behaviour Among Adolescents in Indonesia
50.785.000
39.409.299
77.60
010.012
Data Analysis of Tobacco Consumtion and Health in Indonesia
19.405.000
12.068.400
62.19
28.900.000
28.500.000
98.62
263.191.000
209.466.888
79.59
105.288.000
58.819.450
55.87
115.880.000
43.542.150
37.58
518.325.000
386.461.600
74.56
35.000.000
21.820.000
62.34
521.590.000
310.520.373
59.53
1.978.256.000
1.336.360.650
67.55
26.977.351.000
24.298.044.538
90.07
13.152.423.000
12.321.776.162
93.68
57.203.000
56.457.500
98.70
127.000.000
121.369.600
95.57
2070.994
Transforming Training Presentation Into Training Modules and Training on Reproductive Health Operation Reserch Dukungan Manajemen Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran Laporan Kinerja Dokumen Keuangan, Kekayaan Negara dan Tata Usaha Dokumen Informasi, Dokumentasi dan Diseminasi Manajemen Laboratorium Dokumen Hukum, Organisasi dan Kepegawaian Dokumen Bidang Ilmiah dan Etik Data Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II Layanan Perkantoran
2070.996
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
2070.997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
010.013
2070.010 2070.012 2070.013 2070.035 2070.039 2070.041 2070.042 2070.043
57
Untuk capaian realisasi anggaran Pusat TIKM dan satker ampuan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel III.6 berikut. Tabel III.6 Capaian Realisasi Anggaran Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat dan Satker Ampuan Tahun 2014 No
Satker
Pagu Total (Rp)
Realisasi
% Realisasi
1
Pusat TIKM
62.964.624.000
54.015.279.502
85.79
2 3 4 5 6
Balai P2B2 Donggala Balai P2B2 Banjarnegara Loka P2B2 Baturaja Loka P2B2 Ciamis Loka P2B2 Waikabubak Total
4.717.789.000 5.656.852.000 5.493.734.000 3.416.489.000 4.118.937.000 86.368.425.000
4.537.869.872 4.754.470.887 5.152.699.818 3.125.428.985 3.912.550.227 75.498.299.291
96.19 84.05 93.79 91.48 94.99 87.41
Berdasarkan Tabel diatas, persentase penyerapan anggaran Pusat TIKM dan 5 satker ampuan adalah sebesar 87,41 %, dengan sisa anggaran yang tidak dapat terserap dan disetor kembali ke kas negara sebesar Rp. 10.870.125.709.,(12,59%).
C. Analisis Capaian Tahun 2014 1. Analisis Capaian Kinerja Capaian indikator kinerja yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker ampuan pada tahun 2014 telah mencapai target yang ditentukan. Pencapaian kinerja untuk indikator jumlah produk / model / prototipe / standar / formula di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat telah tercapai sesuai target yaitu sebanyak 11 output penelitian yang terdiri dari 9 produk dan 2 model. Pencapaian kinerja untuk indikator publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada media nasional yang telah terakreditasi pada tahun 2014 berjumlah 82 artikel (>100%). Jumlah ini melebihi target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 yaitu sejumlah 15 artikel. Demikian juga dengan capaian jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada
58
media internasional yang telah melebihi jumlah yang ditargetkan yaitu sebanyak 4 artikel dari target 2 artikel. Indikator jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II dicapai dengan melakukan penyusunan laporan 7 provinsi kegiatan Studi Diet Total Tahun 2014 Korwil II yang terdiri dari Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, dan Provinsi Maluku. Pencapaian kinerja di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada tahun 2014 sudah sesuai dengan target, bahkan pada indikator jumlah publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional dan internasional capaiannya lebih dari 100%. Capaian tersebut kemungkinan berkaitan dengan dengan mulainya penerapan SKP, dimana setiap karyawan khususnya peneliti terpacu untuk memenuhi outputnya. 2. Analisis Realisasi Anggaran Pada tahun 2014, Pusat TIKM mempunyai pagu anggaran sebesar Rp. 62.964.624.000,- (enam puluh dua milyar sembilan ratus enam puluh empat juta enam ratus dua puluh empat ribu rupiah). Dari jumlah anggaran tersebut, yang dapat diserap sebanyak 85,79% atau Rp.54.015.279.502,- sedangkan sisa anggaran yang tidak dapat diserap atau disetor kembali ke Kas Negara sebesar Rp.8.949.344.498,- atau 14,21%. Realisasi anggaran pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, realisasi anggaran sebesar 96,21 % sedangkan pada tahun 2014 sebesar 85,79%. Penurunan realisasi anggaran pada tahun ini dikarenakan pengelolaan manajemen kegiatan belum maksimal sehingga selalu terjadi penyerapan di akhir-akhir tahun, dan tahun ini di bulan November ada kebijakan pemerintah yang tidak memperbolehkan pertemuan di hotel sehingga mengakibatkan banyak dana tidak terserap. 3. Analisis Capaian Kinerja vs Realisasi Anggaran Pada tahun 2014, hasil capaian antara target dan realisasi kinerja dan anggaran sudah terpenuhi bahkan melebihi target untuk indikator 59
publikasi. Capaian tersebut kemungkinan berkaitan dengan dimulainya penerapan SKP, dimana setiap pegawai khususnya peneliti terpacu untuk memenuhi outputnya. Namun demikian pada tahun ini terjadi penurunan realisasi anggaran dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi penurunan realisasi anggaran tersebut tidak berpengaruh pada capaian kinerja Pusat TIKM. Capaian indikator kinerja yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker ampuan pada tahun 2014 telah mencapai target yang ditentukan. 4. Kendala dan Tindak Lanjut Didalam
proses
mencapai
sasaran/indikator
tersebut
ditemui
beberapa kendala atau hambatan, diantaranya : - Pengelolaan manajemen penelitian belum maksimal dalam melakukan monev sehingga banyak kendala yang baru teridentifikasi di akhir penelitian yang berakibat pada penyelesaian laporan akhir yang tidak tepat waktu. - Ketersediaan tenaga administrasi penelitian masih terbatas sehingga menghambat penyelesaian administrasi khususnya keuangan - Pengelolaan manajemen keuangan belum sinkron dengan jadwal pelaksanaan penelitian sehingga kegiatan yang harusnya sudah berjalan karena dana belum turun akhirnya tertunda penelitiannya - Aturan paket meeting dibatasi tidak boleh di hotel di bulan November mengakibatkan kegiatan tidak maksimal untuk menyelesaikan laporan tepat waktu, dan penyerapan tidak maksimal. Adapun beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut yaitu : -
Pelaksanaan monev oleh Panitia Pembina Ilmiah lebih ditingkatkan
-
Memanfaatkan tenaga non PNS untuk membantu penyelenggaraan administrasi penelitian
-
Komitmen terkait jadwal penarikan uang penelitian dan penyelesaian pertanggung jawaban keuangan oleh setiap penanggung jawab kegiatan.
-
Pelaksanaan monev oleh BPP dan PPK terhadap penggunaan dana kegiatan yang sudah dibayarkan. 60
5. Keberhasilan Pada tahun 2014, Pusat TIKM dan satker ampuannya telah berhasil mencapai target output penelitian, publikasi ilmiah dan laporan status kesehatan masyarakat. Hasil capaian antara target dan realisasi kinerja sudah terpenuhi bahkan melebihi target untuk indikator publikasi. Capaian tersebut kemungkinan berkaitan dengan dimulainya penerapan SKP, dimana setiap pegawai khususnya peneliti terpacu untuk memenuhi outputnya salah satunya melalui penulisan artikel ilmiah di jurnal terakreditasi. Pencapaian indicator kinerja Pusat TIKM dan satker ampuannya dapat dilihat pada tabel III.7 berikut. Tabel III.7 Capaian Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014
11
Target Unit Organisasi Pelaksana 1 2 3 4 5 6 4 2 2 1 1 1
Capaian Unit Organisasi Pelaksana 1 2 3 4 5 6 4 2 2 1 1 1
15 2
6 1
2 -
2 -
2 -
2 1
1 -
45 2
9 -
5 -
8 -
7 2
8 -
7
7
-
-
-
-
-
7
-
-
-
-
-
INDIKATOR KINERJA
Target 2014
1. Jumlah produk/ model/prototipe/sta ndar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a.Nasional b.Internasional 3. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah II Keterangan : 1. Pusat TIKM 2. Balai P2B2 Donggala 3. Balai P2B2 Banjarnegara
4. Loka P2B2 Baturaja 5. Loka P2B2 Ciamis 6. Loka P2B2 Waikabubak
61
6. Pemanfaatan Hasil Penelitian Output akhir penelitian yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker ampuan pada tahun 2014 telah mencapai target yaitu sebanyak 11 output yang terdiri dari 9 produk dan 2 model. Hal ini sejalan dengan tugas dan fungsi Pusat TIKM dalam melakukan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat terutama bidang upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Dari output-output yang dihasilkan, beberapa output mempunyai manfaat ataupun potensi manfaat, diantaranya : 1. Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah produk data dan informasi pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat. Output tersebut dapat digunakan untuk memberikan masukan terhadap kebijakan penanganan masalah
kesehatan
bagi stakeholder
terkait seperti
Kementerian Lingkungan dan Kehutanan, Dirjen P2PL, Pusat Kesehatan Kerja Kemenkes, Dinkes Provinsi Kalteng, Kalbar, Jambi, Sumbar, Sulteng dan Gorontalo. 2. Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak Tahun 2014 • Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular menghasilkan output berupa Produk data dan informasi : a. Besaran insidens sindroma metabolic dan PTM (DM, PJK, Stroke) b. Model prediksi Sindroma metabolik (SM) dan PTM c. Pola kecepatan perubahan SM menjadi PTM Output tersebut dapat digunakan sebagai informasi untuk menyusun kebijakan perencanaan tindakan pencegahan ataupun penanganan masalah kesehatan bagi stakeholder terkait seperti Direktorat PTM, Dirjen P2PL, Bina Upaya Kesehatan, Organisasi Profesi: Perkeni, Perdosi, Perhimpunan Penyakit Jantung Indonesia dan RS Jantung Harapan Kita. • Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak menghasilkan output berupa Produk data dan informasi : a. Pola pertambahan BB bumil 62
b. Faktor risiko pertambahan BB bumil c. Profil faktor risiko berat dan panjang bayi lahir d. Indeks pertambahan berat badan ibu hamil, berat dan panjang bayi lahir, dan tumbuh kembang anak (0-35 bulan) Output tersebut dapat digunakan oleh stakeholder terkait seperti Pusat Intelegensia, Ditjen Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Subdit Remaja Direktorat Kesehatan Anak, Ikatan Profesi: Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), POGI (Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) dan Perguruan Tinggi. 3. Pemutakhiran
Model/Sistem
Surveilans
Dampak
Kesehatan
Perubahan Iklim di 3 Provinsi di Indonesia Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Model Sistem Surveilans Dampak Perubahan Iklim dan Model Prediksi. Output tersebut dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan atau stakeholder terkait seperti Dirjen P2PL, Pusat Penanggulangan Krisis, BMKG, Dinkes Provinsi Lampung, Jawa Tengah dan Bali, serta Perguruan Tinggi dalam rangka merencanakan adaptasi dampak kesehatan yang telah terjadi dan antisipasi dampak yang mungkin terjadi. 4. Studi Evaluasi Menyeluruh dan Pengembangan Sistem Registrasi Kelahiran, Kematian, dan Penyebab Kematian ke dalam Sistem Rutin Wilayah Terbatas di Indonesia Tahun 2014 Penelitian ini menghasilkan output berupa produk data dan informasi evaluasi
sistem
untuk
intervensi.
Output
yang
dihasilkan
dapat
dimanfaatkan oleh stakeholder terkait seperti Rumah Sakit, Pemda, Perguruan Tinggi dan semua Ditjen di Kementerian Kesehatan. 5. Uji Lapangan Diagnosis Schistosomiasis dengan DOT Blot dan Plate pada penderita schistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah Penelitian ini menghasilkan output Produk Data Informasi Metode yang tepat untuk mendeteksi Penderita Schistosomiasis. Output tersebut dapat dimanfaatkan oleh stakeholder terkait seperti Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kab. Poso dan Dinas Kesehatan Kab. Sigi. 63
6. Faktor-faktor Risiko Penularan Filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Produk Peta distribusi kasus filariasis kronis Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku. Output yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. 7. Peta Status Resistensi Aedes aegpti (Linn) Terhadap Insektisida Cypermetrin 0,05%, Malathion 0,8% dan Temephos di Kabupaten Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Demak, Wonosobo, Cilacap, Kudus, Klaten, dan Banjarnegara tahun 2014 Penelitian ini menghasilkan output berupa Produk data status resistensi Aedes aegypti terhadap insektisida yang digunakan program kesehatan. Output tersebut dapat dimanfaatkan oleh stakeholder terkait seperti Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kab. Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Demak, Wonosobo, Cilacap, Kudus, Klaten dan Banjarnegara. 8. Pengembangan Model Pengendalian Leptospirosis di Kabupaten Demak dengan Metode System Dynamics Penelitian
ini
menghasilkan
output
berupa
Produk
Model
Pengendalian Leptospirosis. Output yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kab. Demak. Dan Dinas Pertanian Kab. Demak. 9. Penentuan Tingkat Endemisitas Filariasis (Microfilaria rate/MF rata) di Wilayah Pasca Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Produk informasi status penderita Filariasis setelah kegiatan pengobatan massal maupun selektif. Output tersebut dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Litbangkespol daerah setempat.
64
10. Perumusan Model Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue Berbasis Masyarakat Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Model Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue Berbasis Masyarakat. Output tersebut dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung. 11. Pemetaan kasus dan vektor filariasis di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur Penelitian ini menghasilkan output berupa Produk Peta Endemisitas Spesies Mikrofilaria dan Sebaran Vektor Limfatik Filariasis di Empat Kabupaten
Pulau
Sumba
Provinsi
NTT.
Output
tersebut
dapat
dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan setempat. D. Analisis Capaian Tahun 2010-2014 1. Analisis Capaian Kinerja Pencapaian kinerja di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker ampuan selama tahun 2010-2014 telah mencapai target yang ditentukan seperti yang dapat dilihat pada grafik-grafik berikut. Chart Title 30 25 20 15 10 5 0
2010
2011
2012
2013
2014
Target
16
10
13
11
11
Capaian
24
10
13
11
11
Gambar III.6 Grafik Target dan Capaian Produk /Model/Prototipe/ Standar/Formula Di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014
65
Chart Title 100 80 60 40 20 0
2010
2011
2012
2013
2014
Target Nasional
10
10
15
15
15
Capaian Nasional
58
35
53
29
82
Gambar III.7 Grafik Target dan Capaian Publikasi Nasional di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014
Chart Title 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
2010
2011
2012
2013
2014
Target
2
2
2
2
2
Capaian
4
9
1
3
4
Gambar III.8 Grafik Target dan Capaian Jumlah Publikasi Internasional di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014
Dari data grafik-grafik diatas terlihat bahwa hasil capaian antara target dan realisasi kinerja sudah terpenuhi bahkan melebihi target untuk indikator publikasi walaupun trendnya tidak selalu naik. Akan tetapi untuk capaian publikasi ilmiah internasional pada tahun 2012 tidak mencapai target dikarenakan tertundanya penerbitan artikel yang ditulis peneliti pada tahun 2012. Capaian untuk publikasi ilmiah tidak bisa diprediksi penerbitannya karena dipengaruhi oleh jurnal yang diterbitkan oleh lembaga penerbit di luar Badan Litbangkes, khususnya publikasi internasional. 66
2. Analisis Realisasi Anggaran Realisasi anggaran Pusat TIKM dan satker ampuan selama tahun 2010-2014 dapat dilihat pada grafik berikut. Chart Title Rp120,000,000,000 Rp100,000,000,000 Rp80,000,000,000 Rp60,000,000,000 Rp40,000,000,000 Rp20,000,000,000 Rp-
2010
2011
2012
2013
2014
Pagu (Rp)
Rp81,659,831,000
Rp67,247,845,000
Rp54,636,453,000
Rp99,430,295,000
Rp86,368,425,000
Realisasi (Rp)
Rp67,469,114,432
Rp53,975,427,813
Rp49,950,864,118
Rp92,987,107,830
Rp75,498,299,291
Pagu (Rp)
Realisasi (Rp)
Gambar III.9 Grafik Pagu dan Realisasi Anggaran di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa realisasi anggaran di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat cukup baik karena berada diangka > 80% yaitu 82,62 % tahun 2010; 80,26% tahun 2011; 91,42% tahun 2012; 93,52% tahun 2013 dan 87,41% tahun 2014. Dari grafik tersebut juga terlihat bahwa pagu anggaran dan realisasi anggaran pada tahun 2010, 2013 dan 2014 cukup besar karena adanya kegiatan penelitian yang berskala regional (Riset Kesehatan Nasional) yaitu Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010 dan 2013 serta Studi Diet Total pada tahun 2014. Namun demikian, pada tahun 2014 terjadi penurunan realisasi anggaran dibandingkan tahun 2013 dikarenakan pengelolaan manajemen kegiatan yang belum maksimal sehingga selalu terjadi penyerapan di akhir-akhir tahun, dan pada tahun 2014 di bulan November ada kebijakan pemerintah yang tidak memperbolehkan pertemuan di hotel sehingga mengakibatkan banyak dana tidak terserap.
67
3. Analisis Capaian Kinerja vs Realisasi Anggaran Secara umum, hasil capaian antara target dan realisasi kinerja serta anggaran di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat pada tahun 2010-2014 sudah terpenuhi walaupun ada satu indikator kinerja pada tahun 2012 yang tidak mencapai sesuai target yaitu publikasi ilmiah internasional. 4. Kendala dan Tindak Lanjut Didalam proses mencapai sasaran/indikator seringkali ditemui beberapa kendala ataupun hambatan. Adanya restrukturisasi Badan Litbangkes memerlukan waktu untuk menata ulang fisik tempat dan substansi keilmuan, sehingga menghambat pengembangan karir para peneliti dan kinerja institusi litbangkes, seperti diantaranya : -
Beban peneliti belum merata keterlibatannya di beberapa penelitian
-
Pembinaan
peneliti
terhambat
karena
tim
pembina
harus
bertanggungjawab di penugasan dari Badan Litbangkes -
Masalah tempat kerja yang kurang
-
Keterbatasan kepakaran dengan latar belakang pendidikan tertentu, misal kepakaran kebijakan untuk merumuskan hasil-hasil penelitian menjadi kebijakan oleh pelaksana program, serta tenaga biologi untuk melakukan pembinaan penelitian satker ampuan yang bidang penelitiannya lebih ke pengendalian penyakit bersumber binatang.
Adapun beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut yaitu : -
Pembinaan yang terjadwal untuk peneliti memahami substansi keilmuan sesuai dengan tupoksi yang baru
-
Adanya pelimpahan gedung Namru untuk ruang peneliti
-
Adanya pengaturan penugasan yang selektif dan merata
-
Ada kebijakan pemenuhan kebutuhan pegawai antar unit di Kemkes khususnya yang berlatar belakang pendidikan entomologi.
-
Penajaman SKP peneliti yang menunjang tusi institusi
-
Pemetaan tenaga yang terlibat dalam penelitian dan kegiatan
-
Rolling tenaga keuangan dan staf 68
-
Peningkatan monev kegiatan dan penelitian oleh para kepala sub bidang
-
Penerapan proyek perubahan hasil diklatpim para kepala bidang/sub bidang dalam pelaksanaan manajemen litbangkes.
5. Keberhasilan Selama pelaksanaan kegiatan tahun 2010-2014 diperoleh beberapa keberhasilan/prestasi seperti : -
Ditetapkannya Permenkes tentang Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak
-
Jumlah Publikasi Ilmiah meningkat
-
Dikembangkannya aplikasi monev terhadap jabatan fungsional peneliti, proposal penelitian dan pencapaian SKP
6. Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat atas dana yang digunakan untuk penelitian, maka hasil penelitian wajib dilaporkan dalam bentuk publikasi di jurnal nasional dan internasional. Selain itu, hasil penelitian juga dilaporkan kepada pihak terkait di Pemerintah Daerah serta
unit
utama
kementrian
Kesehatan.
Hasil
penelitian
juga
disosialisasikan dengan harapan dapat ditindak lanjuti untuk membuat program kesehatan terkait permasalahan yang ditemukan.
69
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Pencapaian indikator kinerja di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat pada tahun 2014 baik itu
jumlah produk/model/prototipe/
standar/formula, publikasi ilmiah pada media nasional dan internasional, maupun Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II, tercapai sesuai target bahkan melebihi target untuk publikasi ilmiah nasional dan internasional. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari berbagai kendala yang ditemui selama proses pencapaian target. Namun demikian, kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan berbagai upaya-upaya tindak lanjut agar di kemudian hari tidak ditemui lagi kendala yang sama dan berulang. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Pusat TIKM ini dimaksudkan sebagai keterbukaan informasi publik terhadap capaian kinerja Pusat TIKM selama tahun anggaran 2014 berdasarkan komitmen awal yang tercantum dalam Penetapan Kinerja Pusat TIKM beserta satker ampuan Tahun 2014. Dokumen LAK ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan maupun kegagalan dan upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pencapaian target agar kegagalan tidak terulang dimasa yang akan datang. B. TANTANGAN Tantangan yang akan dihadapi di tahun mendatang adalah adanya rencana restrukturisasi pada tahun 2015. Hal tersebut perlu disikapi dengan melakukan analisis kebutuhan tenaga sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kepakaran, sehingga tidak terjadi masalah ketidaksesuaian kepakaran dengan bidang tugasnya. C. STRATEGI Untuk
mempersiapkan
pelaksanaan
kegiatan
tahun
2015-2019
berdasarkan evaluasi Renstra 2010-2014, diperlukan beberapa strategi yang perlu dilakukan, diantaranya : 70
- Keterlibatan program terkait dan lintas sektor sejak perumusan masalah litbang hingga -
pelaksanaan yang nantinya hasilnya dapat dimanfaatkan.
Penugasan kepada para peneliti untuk membuat rekomendasi kebijakan terhadap temuan masalah yang ada.
-
Monitoring kegiatan dan penelitian yang lebih ‘melekat’ oleh para kepala sub bidang dan PPI
-
Mempercepat mulainya kegiatan dan hal-hal yang menunjang sehingga laporan selesai pada tahun berjalan
-
Penataan ruangan kerja yang lebih baik
-
Perpindahan staf antar sub bagian
-
Melakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja
71
LAMPIRAN 1. Form Penetapan Kinerja
72