Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan Metode Correspondence Analysis (CA), Importance Performance Analysis (IPA), & Uji Hipotesis (Studi Kasus: Travel Transline, Bandung) Proposed Marketing Strategy Base on Correspondence Analysis (CA), Importance Performance Analysis Method (IPA), & Hypothesis Testing (Case Study: Travel Transline, Bandung)
Jimmy Gozaly, Muhammad Ihsanulhakim Jurusan Teknik Industri – Universitas Kristen Maranatha E-mail:
[email protected],
[email protected]
Abstrak Transline yang merupakan anak perusahaan dari Cipaganti Travel adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi dan didirikan pada tahun 2010. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen, diketahui bahwa pada saat ini perusahaan tengah menghadapi masalah berupa turunnya jumlah pengguna jasa yang ditawarkan. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi internal perusahaan, maupun persaingan dengan usaha sejenis lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab masalah penurunan tersebut, dan memberikan usulan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang disusun berdasarkan model bauran pemasaran7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence) kepada 120 responden yang pernah menggunakan Transline dan Citi Trans (pesaing utama). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Correspondence Analysis (CA), Importance Performance Analysis (IPA) dan Uji Hipotesis. Penggabungan hasil dari ketiga metode tersebut akan menghasilkan prioritas perbaikan yang mendasari usulan strategi pemasaran bagi perusahaan. Beberapa usulan perbaikan utama yang diberikan kepada perusahaan meningkatkan jaminan ketepatan waktu keberangkatan, memberikan pelatihan sikap bagi karyawan agar lebih ramah terhadap konsumen, menambah daftar bank untuk transaksi non-tunai, melakukan promosi melalui media sosial, memilih rest area yang nyaman dan berfasilitas lengkap, memperbaiki desain spanduk iklan di media cetak, dan membuka pool area di mall. Kata kunci: strategi pemasaran, Correspondence Analysis, Importance Performance Analysis, uji hipotesis Abstract Transline which is a subsidiary of Cipaganti Travel is a company engaged in the field of transportation services and was founded in 2010. Based on interviews with management, it is known that at present the company is facing the problem of the decline in the number of services offered. It may be caused by various factors, both in terms of internal, as well as competition from other similar businesses. The aim of this study was to determine the cause of the degradation problem, and propose an appropriate marketing strategy for the company. Data collected through questionnaires compiled based on the 7P model (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence) to the 120 respondents who had used Transline and Citi Trans (main competitor). Data processing is performed by using the method of Correspondence Analysis (CA), Importance Performance Analysis (IPA) and Hypothesis Testing. Merging the result of these three methods will produce improvement priorities underpinning the marketing strategy for the company.
35
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 35-49 Some proposed major improvements granted to the company are increased uptime guarantee departures, provide attitude training for employees to be more friendly to consumers, adding to the list of banks for non-cash transactions, promotion via social media, choose a comfortable and well-equipped rest area, repair design banner advertisements in print media, and open the pool area at the mall. Keywords: marketing strategy, Correspondence Analysis, ImportancePerformance Analysis, hypothesis testing
1. Pendahuluan Salah satu jenis transportasi antar kota yang aman dan nyaman adalah dengan menggunakan agen perjalanan atau travel agent. Sebagai salah satu anak perusahaan dari Travel Cipaganti, Transline melayani transportasi antara kota Bandung dan Jakarta dengan menggunakan armada mobil terbaru, yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan lebih baik bagi para penumpangnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen, diketahui bahwa pada saat ini perusahaan tengah menghadapi masalah berupa turunnya jumlah pengguna jasa yang ditawarkan. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi internal perusahaan, maupun persaingan dengan usaha sejenis lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab masalah penurunan tersebut, dan memberikan usulan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan.
2. Tinjauan Pustaka 2.1 Bauran Pemasaran Istilah pasar sangat berhubungan dengan pemasaran. Berikut adalah definisi pemasaran menurut Philip Kotler, “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.” Kotler mengemukakan definisi bauran pemasaran (marketing mix) sebagai berikut, “Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran”. Zeithaml dan Bitner mengemukakan bauran pemasaran sebagai berikut, “Bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selanjutnya Zeithaml dan Bitner mengemukakan konsep bauran pemasaran jasa 7P yang tediri atas Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, dan Process. 2.2 Analisis Tingkat Kepentingan dan Performansi Pelanggan Teknik ini dikenal pula dengan istilah Importance-Performance Analysis (IPA) . Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan performansi maka akan dihasilkan suatu pemetaan mengenai hubungan antara tingkat kepentingan dan tingkat performansi. Dalam penelitian ini terdapat 2 buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y; dimana X merupakan tingkat performansi perusahaan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan pelanggan.
36
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN CA, IPA, & UJI HIPOTESIS (Jimmy G., dkk.)
Adapun rumus yang digunakan:
Tki
Xi * 100% Yi
dimana: Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian performansi perusahaan Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat performansi, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan:
X
Xi n
dan Y
Yi n
dimana: X = skor rata-rata tingkat performansi Y = skor rata-rata tingkat kepentingan n = jumlah responden Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( X , Y ), dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat performansi pelanggan seluruh faktor atau atribut dan Y adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumus: N
X
Xi i 1
K
N
dan Y
Yi i 1
K
dimana: K = banyaknya atribut/fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti pada Gambar 1. Y
Y
X
X Gambar 1. Diagram Kartesius
37
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 35-49
2.3 Correspondence Analysis Hubungan interdependen atau saling ketergantungan antar variabel atau data dapat diketahui dengan perhitungan menggunakan Multi Dimensional Scalling (MDS) atau Correspondence Analysis (CA). Secara prinsip, walaupun kedua alat tersebut menampilkan hasil utama dalam bentuk grafik, namun ada perbedaan dalam jenis data yang dapat dianalisis. MDS dapat digunakan untuk menganalisis data nonmetrik (nominal dan ordinal) maupun data metrik (interval dan rasio) CA hanya dapat menganalisis data non metrik saja. CA bertujuan untuk menggambarkan posisi dari sebuah obyek penelitian terhadap obyek yang lainnya dalam bentik grafik (map), berdasarkan kemiripan (similarity) dari obyek – obyek tersebut. Beberapa catatan mengenai peta posisi (Correspondence Analysis): Peta persepsi adalah sebuah peta yang menggambarkan representasi grafis dari posisi relatif merek dan pasar, dimana titik-titik yang terdapat dalam peta tersebut merupakan positioning yang didasari oleh persepsi pelanggan yang diperoleh dari hasil riset pasar. Peta posisi dapat menjelaskan pasar dimana terdapat kunci karakteristik persepsi pembeli dari produk yang bersaing. Analisis Peta posisi berguna untuk memilih strtegi penentuan sasaran pasar dan memutuskan bagaimana menentukan posisi produk dan merek. 2.4 Uji Hipotesis Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Statistik adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada sampel dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi. Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi melalui data-data sampel. 2.5 Uji Z Uji Z digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata antara dua sampel yang berbeda, dan sifatnya independen. Biasanya Uji Z digunakan jika jumlah sampel > 30. Prosedur hipotesis untuk uji Z adalah sebagai berikut: a. Struktur Hipotesis: H0 : 1 2 H1 : 1 2 b. Taraf Nyata: = … c. Statistik Uji : Uji Z
d. Wilayah kritis:
- Z
Z
Gambar 2. Grafik Wilayah Kritis 38
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN CA, IPA, & UJI HIPOTESIS (Jimmy G., dkk.)
e. Keputusan: Jika Zhitung lebih kecil dari Ztabel maka tolak Ho Jika Zhitung lebih besar dari Ztabel maka terima Ho 3. Pembahasan 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian disusun berdasarkan model Bauran Pemasaran (7P) sebagai berikut: Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel
Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Variasi tujuan lokasi banyak Potongan harga/diskon bagi pelajar/mahasiswa Kebersihan interior mobil Promosi di media cetak Kecepatan jaringan free Wi-fi dalam kendaraan Jaminan ketepatan waktu keberangkatan Harga yang ditawarkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan Keadaan fasilitas sabuk pengaman(safety belt ) Pool terletak ditempat strategis seperti di mall Potongan harga untuk hari atau event tertentu Promosi di media iklan (radio, televisi) Promosi di media sosial Kesejukan (AC) dalam mobil Tiket gratis setelah melakukan pembelian jumlah tertentu Akses menuju pool dilalui kendaraan umum Harga tiket dibandingkan dengan kompetitor sejenis Kelengkapan fasilitas rest area Ruang tunggu di pool yang luas Kemudahan layanan call center untuk pemesanan/booking Fasilitas khusus bagi kaum disabilitas(cacat) Kebersihan ruang tunggu di pool Area parkir yang luas di pool Fasilitas locker isi ulang handphone/gadget gratis di pool Televisi diruang tunggu Jumlah tempat duduk yang memadai di pool Customer service cepat tanggap dalam melayani calon konsumen/konsumen Seragam bagi karyawan(driver, customer service ) Ruang tunggu ber-AC Kerapihan berpakaian pegawai baik driver maupun customer service Keramahan pegawai saat menerima konsumen Kondisi kendaraan yang terawat dan prima Jaringan free Wi-Fi di area ruang tunggu Jumlah karyawan yang memadai Pembelian tiket Online atau sistem booking via online Transaksi non-tunai (kredit/debit) Waktu proses pelayanan yang singkat(mulai pemesanan hingga pembayaran)
39
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 35-49
3.2 Penentuan Jumlah Sampel Penelitian Jumlah sampel penelitian ditentukan berdasarkan rumus :
Dimana : N Z E 1-
= Ukuran sampel = standar skor untuk yang dipilih = tolerable error(kesalah yang dapat ditolerir) = tingkat kepercayaan (95%) = tingkat ketelitian(5%) P = proporsi populasi yang akan diteliti. Jika kita tidak dapat memperkirakan proporsi populasi maka diambil kemungkinan terburuk.
responden Jumlah sampel minimum adalah 97 responden, pada penelitian digunakan sampel sejumlah 120 responden. 3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Pengujukan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS dengan hasil sebagai berikut: Tabel 2. Uji Reabilitas Instrumen Tingkat Kepentingan Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's Alpha Based on Alpha Standardized Items N of Items .878 .881 36
Keeratan hubungan dalam uji reliabilitas ditentukan berdasarkan kriteria Guilford (1956) yaitu : 1. α < 0.2 : Hubungan sangat lemah dan bisa diabaikan 2. 0.2 ≤ α < 0.4 : Hubungan lemah (tidak erat) 3. 0.4 ≤ α < 0.7 : Hubungan cukup erat 4. 0.7 ≤ α < 0.9 : Hubungan erat (reliabel) 5. 0.9 ≤ α < 1.0 : Hubungan sangat erat (sangat reliabel) 6. α = 1.00 : Hubungan yang sempurna Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai sebesar 0,878, hal tersebut menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen yang tinggi karena memiliki nilai >0,7.
40
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN CA, IPA, & UJI HIPOTESIS (Jimmy G., dkk.) Tabel 3. Uji Validitas Instrumen Tingkat Kepentingan
Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nilai r 0,196 0,534 0,364 0,401 0,414 0,568 0,314 0,401 0,400 0,208 0,535 0,626 0,215 0,248 0,302 0,488 0,415 0,492 0,516 0,188 0,375 0,551 0,471 0,406 0,286 0,353 0,268 0,412 0,356 0,560 0,311 0,529 0,302 0,203 0,415 0,281
Nilai Tabel r Kesimpulan 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid 0,179 Valid
Berdasarkan tabel di atas, setiap variabel kepentingan memiliki nilai r > r kritik (0,179) hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki tingkat validitas yang baik. Hasil uji reliabilitas instrumen Tingkat Performansi menunjukkan nilai sebesar 0,949, hal tersebut menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen yang tinggi karena memiliki nilai >0,7. Hasil pengujian validitas untuk Instrumen Tingkat Performansi menunjukkan semua variabel memiliki nilai r > rkritik, hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki tingkat validitas yang baik.
41
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 35-49
3.4 Importance Performance Analysis (IPA) Pengolahan data dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) dilakukan untuk mengetahui posisi setiap variabel penelitian berdasarkan nilai tingkat kepentingan dan tingkat performansi, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh konsumen terhadap Travel Transline. Tabel 4. Rangkuman Data Tingkat Kepentingan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jumlah Responden TP P
STP 0 3 0 12
8 10 0 40
60 45 42 44
52 62 78 24
3,37 3,38 3,65 2,67
0 0 0 13
3 9 12 37
55 37 51 44
62 74 57 26
3,49 3,54 3,38 2,69
0 0 0
19 5 3
64 43 44
37 72 73
3,15 3,56 3,58
0 0 0 3 0
6 2 30 13 4
52 53 65 68 52
62 65 25 36 64
3,47 3,53 2,96 3,14 3,50
0 6 0 10 1 0 0
0 10 2 27 4 0 11
58 60 70 46 48 37 48
62 44 48 37 67 83 61
3,52 3,18 3,38 2,92 3,51 3,69 3,42
9 0 0 0 0
30 13 8 11 1
50 48 56 51 73
31 59 56 58 46
2,86 3,38 3,40 3,39 3,38
2 0
7 10
52 55
59 55
3,40 3,38 3,328
Rata-rata
Contoh perhitungan : Rata – rata =
42
RATARATA
SP
= 3,37
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN CA, IPA, & UJI HIPOTESIS (Jimmy G., dkk.) Tabel 5. Rangkuman Data Tingkat Perfomansi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jumlah Responden TB B
STB
RATARATA
SB
7 14 3 7
14 45 12 41
62 38 83 50
37 23 22 22
3,08 2,58 3,03 2,73
14 7 21 11
58 14 49 48
22 58 29 40
26 41 21 21
2,50 3,11 2,42 2,59
4 12 5
46 57 19
51 23 61
19 28 35
2,71 2,56 3,05
6 3 5 5 15
28 12 40 17 51
54 79 56 65 28
32 26 19 33 26
2,93 3,07 2,74 3,05 2,54
5 9 21 3 5 9 3
11 26 62 34 17 27 31
78 56 30 59 71 56 61
26 29 30 24 27 28 25
3,04 2,88 2,96 2,87 3,00 2,86 2,90
15 7 8 8 5
57 51 27 43 17
32 40 67 50 67
16 22 18 19 31
2,41 2,64 2,79 2,67 3,03
7 6
51 27
36 61
26 26
2,68 2,89 2,81
Rata-rata
Contoh perhitungan : Rata – rata =
= 3,08
43
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 35-49
II
I
III
IV
Gambar 3. Grafik IPA
Kuadran I : Kuadran ini terdiri atas variabel-variabel dengan tingkat kepentingan dan perfomansi di atas rata-rata, sehingga perlu dipertahankan oleh pihak perusahaan. Kuadran II Kuadran ini merupakan fokus perbaikan bagi perusahaan, karena terdiri atas variabel-variabel dengan tingkat kepentingan diatas rata-rata namun memiliki tingkat perfomansi di bawah ratarata. Kuadran III Kuadran ini terdiri atas variabel-variabel yang memiliki tingkat kepentingan dan tingkat perfomansi di bawah rata-rata, sehingga tidak perlu menjadi fokus perbaikan bagi perusahaan. Kuadran IV Kuadran terdiri atas variabel-variabel yang memiliki nilai tingkat kepentingan di bawah ratarata namun tingkat perfomansi di atas rata-rata, sehingga dapat menjadi prioritas perbaikan yang terakhir. 3.5 Correspondence Analysis (CA) Correspondence Analysis membandingkan Travel Transline dengan pesaing utamanya yaitu Travel City Trans, dengan memberikan penilaian “1” untuk variabel yang unggul dan “0” untuk variabel yang tertinggal. Pengolahan hasil penilaian dari 120 responden dipetakan dalam grafik Row and Columns Scores, yang menunjukkan jarak antar variabel yang dinilai terhadap kedua Travel, variabel yang memiliki jarak terdekat terhadap sebuah travel merupakan keunggulan bagi travel tersebut.
44
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN CA, IPA, & UJI HIPOTESIS (Jimmy G., dkk.)
Gambar 4. Grafik Row and Columns ScoresCA
Berdasarkan pengukuran jarak tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa variabel yang menjadi kelemahan dari Travel Transline jika dibandingkan dengan pesaingnya, yaitu: Variabel 4 : Promosi di media cetak Variabel 6 : Jaminan ketepatan waktu keberangkatan Variabel 9 : Pool terletak ditempat strategis seperti di mall Variabel 12:Promosi di media sosial Variabel 17:Kelengkapan fasilitas rest area Variabel 24:Televisi diruang tunggu Variabel 25:Jumlah tempat duduk yang memadai di pool Variabel 30:Keramahan pegawai saat menerima konsumen Variabel 35:Transaksi non-tunai(kredit/debit) 3.6 Uji Hipotesis Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap Travel Transline, dengan membandingkan rata-rata nilai kepentingan dengan rata-rata nilai performansi. Hasil penilaian 120 orang konsumen untuk setiap variabel terkait adalah sebagai berikut:
45
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 35-49 Tabel 6. Hasi l Uji Hipotesis Kinerja
Variabel
Keputusan Kesimpulan
-0,292 -0,800 -0,617 0,058
-3,153 -7,342 -8,615 0,519
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Puas
0,302 0,402 0,438 0,871
-0,992 -0,433 -0,958 -0,100
-9,808 -4,552 -8,907 -0,852
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Puas
3,150 3,558 3,583
0,448 0,333 0,296
-0,442 -1,000 -0,533
-4,738 -9,784 -6,108
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
0,701 0,416 0,597 0,586 0,939
3,467 3,525 2,958 3,142 3,500
0,352 0,285 0,460 0,492 0,319
-0,533 -0,458 -0,217 -0,092 -0,958
-5,693 -5,998 -2,309 -0,967 -9,357
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho Tolak Ho
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Puas Tidak Puas
3,042 2,875 2,958 2,867 3,000 2,858 2,900
0,477 0,749 0,662 0,570 0,538 0,744 0,561
3,517 3,183 3,383 2,917 3,508 3,692 3,417
0,252 0,622 0,272 0,867 0,370 0,215 0,430
-0,475 -0,308 -0,425 -0,050 -0,508 -0,833 -0,517
-6,094 -2,885 -4,817 -0,457 -5,845 -9,319 -5,685
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
2,408 2,642 2,792 2,667 3,033
0,765 0,719 0,603 0,678 0,570
2,858 3,383 3,400 3,392 3,375
0,795 0,457 0,376 0,425 0,253
-0,450 -0,742 -0,608 -0,725 -0,342
-3,947 -7,492 -6,732 -7,562 -4,125
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
2,675 2,892
0,776 0,635
3,400 3,375
0,461 0,404
-0,725 -0,483
-7,143 -5,193
Tolak Ho Tolak Ho
Tidak Puas Tidak Puas
3,075 2,583 3,033 2,725
3,367 3,383 3,650 2,667
2,500 3,108 2,417 2,592
0,924 0,686 0,951 0,781
3,492 3,542 3,375 2,692
2,708 2,558 3,050
0,595 0,921 0,619
2,933 3,067 2,742 3,050 2,542
Struktur hipotesis:
Dimana:
2
H 0 = µ1 = µ2 H1 = µ1< µ2
µ1 = Tingkat Performansi µ2 = Tingkat Kepentingan
Taraf nyata: α =0,05
46
ܺതଵ − ܺതଶ
Z hitung
2
S2 0,369 0,558 0,229 0,829
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kepentingan 2
S1 0,658 0,867 0,385 0,688
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN CA, IPA, & UJI HIPOTESIS (Jimmy G., dkk.)
Contoh perhitungan untuk variabel 1 :
Ztabel :
-3,153
-1,645 Gambar 5. Wilayah Kritis Kurva Normal
Keputusan Kesimpulan
: - 3,153 < -1,645 (tolakH0) : konsumen tidak puas
3.7 Target Pasar Target pasar ditentukan dengan mengacu kepada hasil segmentasi responden yang dilakukan berdasarkan data profil responden yang diperoleh melalui kuesioner. Penentuan target pasar dilakukan dengan memilih segmen yang memiliki jumlah responden terbanyak, dengan hasil sebagai berikut: Jenis kelamin: pria (63,33%) dan wanita (36,67%), Pekerjaan: wiraswasta (25,83%), karyawan swata(36,67%), pelajar/mahasiswa (21,67%) Penghasilan: 2,5 juta – 3,5 juta (65,96%) Uang saku: 1,5 juta – 2,5 juta (50,00%), uang saku 2,5 juta – 3,5 juta (34,62%) Target pasar yang telah ditetapkan menjadi dasar bagi usulan perbaikan bagi perusahaan, sehingga diharapkan usulan yang diberikan menjadi lebih terarah.
47
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 35-49
3.8 Analisis Gabungan Untuk menentukan prioritas perbaikan dilakukan penggabungan terhadap hasil dari IPA, CA, dan Uji Hipotesis, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 7. Analisis Gabungan
Metode CA Peringkat
Kalah
Unggul
Unggul
Unggul
Metode Metode Uji Hipotesis Variabel IPA Kuadran Nilai Z hitung -9,808 6 -9,784 12 2 -7,492 30 -7,143 35 1 -5,845 25 -0,457 24 -0,852 9 3 0,519 4 -2,309 17 2 -7,562 32 3 -4,738 11 -7,342 2 2 -8,907 8 -9,357 19 -3,153 1 -8,615 3 -4,552 7 -6,108 13 -5,693 15 -5,998 16 1 -6,094 21 -4,817 23 -9,319 26 -5,685 27 -6,732 31 -4,125 33 -5,193 36 -2,885 22 4 -3,947 29 -0,967 18
Prioritas Perbaikan
1 2 3 4 5 6 7
8
9 10
Prioritas perbaikan difokuskan pada variabel-variabel yang merupakan kelemahan dari Travel Transline jika dibandingkan dengan pesaingnya (CA) , berada di kuadran II (IPA), dan belum dapat memuaskan konsumen (nilai Z Uji Hipotesis).
4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Beberapa usulan perbaikan yang dapat diberikan kepada manajemen Travel Transline adalah: Jaminan ketepatan waktu keberangkatan Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak menunggu konsumen yang datang terlambat. Promosi di media sosial Promosi sebaiknya dilakukan melalui media sosial Twiter dengan membuat akun twiter baru atau dengan melalui akun twiter yang sudah memiliki banyak follower, misalnya untuk di kota 48
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN CA, IPA, & UJI HIPOTESIS (Jimmy G., dkk.)
Bandung ada @info_bdg. Promosi dapat juga dilakukan melalui akun instagram, dengan melakukan upload foto pada saat menggunakan Travel Transline. Keramahan pegawai saat menerima konsumen. Perusahaan dapat memperbaiki hal ini dengan cara melakukan pelatihan bagi karyawan untuk dapat lebih ramah dalam melayani konsumen. Transaksi non-tunai (kredit/debit). Hal ini dapat ditingkatkan dengan menambah jenis bank yang ada dalam layanan pembayaran non-tunai. Jumlah tempat duduk yang memadai di pool. Transline dapat menambahkan jumlah kursi untuk diruang tunggu agar konsumen lebih nyaman pada saat menunggu. Pool terletak di tempat strategis seperti di mall. Perusahaan sebaiknya melalukan kerja sama dengan pihak mall untuk membuka pool di mall. Televisi di ruang tunggu. Perusahaan sebaiknya melengkapi ruang tunggu dengan televisi yang menampilkan acara yang menarik (tv kabel atau tv satelit). Promosi di media cetak. Perbaikan dapat dilakukan dengan merancang ulang iklan di banner (menambahkan foto armada travel disamping rute perjalanan). Kelengkapan fasilitas rest area. Perusahaan sebaiknya menjalin kerja sama dengan rest area yang memiliki fasilitas yang lengkap. Perusahaan juga sebaiknya memperhatikan variabel-variabel yang dianggap penting oleh konsumen, namun sama sekali belum difasilitasi oleh perusahaan, seperti fasilitas khusus bagi kaum disabilitas, jaringan wifi dalam kendaraan, potongan harga utuk event tertentu, tiket gratis setelah melakukan pembelian jumlah tertentu, ruang tunggu ber-AC, pembelian tiket online atau sistem booking online.
4.2 Saran Untuk mendukung usulan strategi pemasaran yang diberikan, sebaiknya perusahaan melakukan kajian mengenai penempatan pool di lokasi yang paling banyak diminati oleh konsumen.
5. Daftar Pustaka Kotler, P., Keller, K. L. (2009), “Manajemen Pemasaran”, jilid 1, Edisi 13, Erlangga, Jakarta. Kotler, P. (2004), “Manajemen Pemasaran”, jilid 1,Edisi Milenium, PT Prehallindo, Jakarta. Walpole, R. E. (1993), “Pengantar Statistika”, edisi 3, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rahayu, S. (2005), “Aplikasi SPSS Versi 12.00 dalam Riset Pemasaran”, CV. Alfabeta, Bandung. Sugiyono (2006), “Metode Penelitian Administrasi”, CV. ALFABETA, Bandung. Supranto, J. (2001), “Pengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar”, PT Rineka Cipta, Jakarta. Zeithaml, V., Bitner, M. J., Gremler, D. (2013), “Services Marketing”, Edisi 6, John Wiley & Son.
49