ABSTRAK PENGARUH PERUBAHAN ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PROUDCTS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH YULI ERMAWATI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih terhadap abnormal return saham. Sebanyak 18 perusahaan automotive and allied products yang terdaftar di BEI, diambil sebagai sampel 10 perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2006 sampai 2010. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda. Hasil statistik dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian yang dilakukan secara parsial perubahan arus kas dari aktivitas operasi mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan abnormal return saham (bernilai negatif), sedangkan perubahan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan mempunyai hubungan yang searah dengan abnormal return saham (berpengaruh positif), kemudian pada laba bersih mempunyai hubungan yang positif terhadap abnormal return saham (searah dengan abnormal return saham). Kata kunci : arus kas, laba bersih, abnormal retur saham
ABSTRACT EFFECT OF CHANGES IN NET INCOME AND CASH FLOWS FOR ABNORMAL RETURN ON STOCK AND ALLIED AUTOMOTIVE COMPANIES LISTED proudcts IN INDONESIA STOCK EXCHANGE BY YULI ERMAWATI
The purpose of this study was to examine the effect of changes in cash flows and earnings of the abnormal stock return. A total of 18 companies of automotive and allied products listed on the Stock Exchange, 10 companies sampled using purposive sampling method. Data audited financial statements from 2006 to 2010. The statistical method used to test the hypotheses is multiple linear regression. The statistical results of this study indicate that the tests performed by partial changes in cash flows from operating activities have a relationship in the opposite direction to the abnormal stock returns (negative value), while the change in cash flows from investing and financing activities have a direct relationship with the abnormal stock returns (positive), then the net income has a positive abnormal return of the stock (the direction of the abnormal stock returns). Keywords: cash flow, net income, abnormal stock returns
NAMA
: YULI ERMAWATI
NPM
: 0441031132
TELP
: 082177127594
EMAIL
:
[email protected]
PEMBIMBING 1
: Drs. A. ZUBAIDI INDRA, M.M., C.P.A
PEMBIMBING 2
: RENI OKTAVIA, S.E., M.si
I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditur adalah laba dan arus kas. Dalam mempertimbangkan keputusannya untuk berinvestasi dalam bentuk saham, investor memerlukan berbagai informasi mengenai perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang aliran kas (penerimaan dan pengeluaran) selama satu periode akuntansi. Beberapa peneliti tertarik untuk meneliti informasi arus kas. Livnat dan Zarowin (1990) dalam Jogiyanto dan Novi (2005) menguji kandungan informasi komponen arus kas dan laba akrual dengan abnormal return, hasil penelitiannya membuktikan bahwa komponen arus kas operasi, kecuali pembayaran pajak mempunyai hubungan yang kuat dengan abnormal return Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan replikasi terhadap penelitian yang dilakukan oleh Jogiyanto dan Novi (2005) untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih terhadap abnormal return saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada pemilihan sampel dan pemakaian tahun buku sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur dengan 115 perusahaan. Sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan Automotive and Allied Products dan menggunakan sampel dengan periode waktu 2006sampai 2010. judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “ Pengaruh Perubahan Arus Kas Dan Laba Bersih Terhadap
Abnornal Return Saham Pada Perusahaan Automotive and Allied Products Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia?”. 1. 2 Rumusan Masalah Dari uraian yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih terhadap abnormal return saham?”. 1 .3 Tujuan Penelitian Untuk menguji secara empiris pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih apakah berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada perusahaan Automotive and Allied Products yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006 sampai 2010. 1.4 Pengembangan Hipotesis Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ha1 : Perubahan arus kas dan laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada perusahaan Automotive and Allied Products Ha2 : Perubahan arus kas dan laba bersih berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada perusahaan Automotive and Allied Products. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 1 tentang penyajian laporan keungan menyebutkan bahwa laporan keuanganbertujuan umum (selanjutnya disebut `laporan
keuangan`) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian pengguna laporan. “Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keungan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertangung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut”. Sedangkan menurut Harahap (2010) menjelaskan bahwa : Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. 2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi (2010: 01), tujuan laporan keuangan adalah : Untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi keuangan yang lazim, yang dimaksud pengguna adalah masyarakat, legislative, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaan, serta pemerintah. Tujuan pelaporan keuangan adalah menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntanbilitas entitas pelaporan atas suber daya yang dipercayakan kepadanya dengan : a. Menyediaka informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiba, dan ekuitas dana pemerintah
2.1.3 Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban entitas pelaporan pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya ekonomi selama periode berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan entitas pelaporan dalam menyelenggaakan kegatan pemerintah dimasa mendatang. Laporan Keuangan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : a. Neraca Merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Dalam neraca aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang, kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK khusus.
b. Laporan Laba Rugi Merupakan ringkasan aktivitas transaksi usaha perusahaan yang menghasilkan pengaruh berbeda terhadap stabilitas, resiko, dan prediksi untuk periode yang menghasilkan hasil usaha atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.
c. Laporan Perubahan Ekuitas Menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
d. Laporan Arus Kas Informasi arus kas sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. 1.4
Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
2.4.1 Tujuan Laporan Arus Kas Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang penerimaan-penerimaan kas (cash receipts) dan pembayaran kas (cash payment) dari suatu entitas selama periode tertentu. Selain itu, laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini : a. Untuk memperkirakan arus kas masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ketahun.
b. Untuk mengevaluasikan pengambilan keputusan manajemen. Jika manajer menbuat keputusan investasi yang bijaksana, maka perusahaan akan sejahtara.
2.4.2 Manfaat Laporan Arus Kas Manfaat informasi arus kas yang terdapat pada PSAK No.2,yaitu: a. Memberikan informasi untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam adaptasi dengan perubahan dan peluang. b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. 2.5 Klasifikasi Arus Kas Berdasarkan PSAK No. 2, perusahaan wajib menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut 2.5.1 Aktivitas Operasi Menurut PSAK No. 2, aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas dari investasi dan pendanaan. Contoh laporan arus kas dalam aktivitas operasi : 1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa 2. penerimaan kas dari royalti, komisi, dan penjualan lain 3. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
4. pembayaran kas kepada karyawan Teori yang mendasari hubungan arus kas operasi terhadap abnormal return saham yaitu menurut penelitian Livnat dan Zarowin (1990) dalam Daniati dan Suhairi (2006) yang menguji tentang hubungan antara arus kas dan laba akrual terhadap abnormal return saham. 2.5.2 Aktivitas Investasi Menurut PSAK No. 2, aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang termasuk setara kas. Contoh laporan arus kas dalam aktivita investasi : 1. pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yangn dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri 2. penerimaan kas dari penjualan tanah,bangunan dan peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya Teori yang mendasari hubungan arus kas investasi terhadap abnormal return saham adalah penelitian yang dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) dalam Kusno (2004), melakukan pengujian terhadap pengaruh investasi terhadap retrun saham. 2.5.3 Aktivitas Pendanaan Menurut PSAK No. 2, aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perusahaan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan atas aktivitas pendanaan itu perlu, sebab berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pandanaan yaitu : 1. Penerimaan kas dari emisi, saham atau instrument pasar modal lainnya 2. Pembayaran kas pada pemegang saham untuk menarik atau menembus saham perusahaan 3. Penerimaan kas dari emisi, obligasi, pinjaman, wesel, dan hipotik 4. Pelunasan pinjaman Berdasarkan asumsi informasi asimetris yang dimiliki antara manajer dan investor atau pihak luar perusahaan, penerbitan utang merupakan sinyal yang baik untuk menaksir arus kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya dari pada menerbitkan saham. Teori yang mendasari hubungan arus kas terhadap aktivitas pendanaan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) dalam Kusno (2004) menurutnya dengan signaling theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu juga mengidentifikasikan adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan return saham. 2.6 Laba Bersih 2.6.1 Pengertian Laba Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih )yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua trasaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha. Selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revanue) atau investasi pemilik (Moerdiyanto, hal : 1-14)
Pengertian laba secara umum adalah selisih pendapatan di atas biaya-biayanya yang dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan dividen, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Hartono ,2008). 2.7 Abnormal Return Saham Penelitian peristiwa menganalisa abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi pada tanggal pengumuman suatu peristiwa. Abnormal return atau disebut ekspektasi return merupakan kelebihan return sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan (return ekspektasi atau return yang diharapkan oleh investor), dengan demikian abnolmal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Abnormal return terdiri dari tiga metode yaitu : a. Mean-adjusted model Model ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sema dengan rata-rata return sesungguhnya, selama periode estimasi tidak ada patokan lamanya periode estimasi (T) ini, lama periode estimasi yang umum digunakan adalah berkisar dari 100 hari sampai dengan 300 hari untuk data harian berkisar 24 bulan sampai 60 bulan untuk data bulanan. b. Market model Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahan, yaitu: 1. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi.
2. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk meggunakan teknik OLS (Ordinary least square) c. Market-adjusted model Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas adalah sama dengan return indeks pasar. 2.8 Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap abnormal retun saham Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi, dan pendanaan yang umumnya berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang merupakan penetapan laba atau rugi bersih dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman. Mengacu pada penelitian Poppy (2002) dalam Zulaikha (2005) yang menyatakan bahwa laporan arus kas operasi akan mempunyai tambahan informasi ketika laporan laba rugi mengandung transitory earnings, maka dengan pendekatan domain akuntansi keperilakuan laporan arus kas disini dapat diperlakukan sebagai stimuli yang dapat mempengaruhi persepsi individu dalam membuat keputusan. Berdasarkan landasan teori diatas, maka dihipotesiskan sebagai berikut:
Ha1 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif terhadap abnormal return saham. 2. Pengaruh arus kas dari aktivitas investasi terhadap abnormal return saham Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan suatu pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lainnya tidak termasuk dalam setara kas, mencangkup aktivitas peminjaman uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi yang mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Berdasarkan landasan teori tersebut, maka dihipotesiskan sebagai berikut: Ha2 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif sinifikan terhadap abnormal return saham. 3. Pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap abnormal return saham Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemakai modal perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Barlev dan Livnat (1989) didalam Wahyuni (2002) mengenai kandungan informasi dari rasio arus pendanaan, menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat antara kandungan informasi laporan arus pendanaan dengan harga saham jika dibandingkan dengan rasio neraca dan laba rugi. Hasil ini memberikan indikasi bahwa informasi laporan arus kas pendanaan bermanfaat bagi investor.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut : Ha3 : arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif terhadap abnormal return saham. 4. Pengaruh laba bersih terhadap abnormal return saham Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010) meneliti ketiga angka laba akuntansi yakni, laba kotor, laba operasi dan laba bersih untuk mengetahui mana yang lebih bermakna bagi investor. Berdasarkan landasan teori tersebut, maka dihipotesiskan sebagai berikut : Ha4 : Laba bersih memiliki pengaruh positif terhadap abnormal return saham. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Automotive and allied products yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai 2010. Tabel 1. Populasi perusahaan Automotive and allied products yang terdaftar di BEI No
Kode
Nama Perusahaan
1
SQMI
PT. Albon Makmur Usaha (d/h Sanex Qianjiang Motor International) Tbk
2
ADMG
PT. Polychem Indonesia (d/h GT Petrochem Industries) Tbk
3
ASII
PT. Astra International Tbk
4
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
5
BRAM
PT.Indo Krosda (d/h Branta Mulia) Tbk
6
GDYR
PT. Goodyear Indonesia Tbk
7
GJTL
PT. Gajah Tunggal Tbk
8
HEXA
PT. Hexindo Adiperkasa Tbk
9
IMAS
PT.Indomobil Sukses International Tbk
10
INDS
PT. Indospring Tbk
11
INTA
PT. Intraco Penta Tbk
12
LPIN
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
13
MASA
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
14
NIPS
PT. Nipress Tbk
15
PRAS
PT. Prima Alloy Steel Tbk
16
SMSM
PT. Selamat Sempurna Tbk
17
TURI
PT.Tunas Ridean Tbk
18
UNTR
PT. United Tractor Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia 3.1.1Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang akurat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan judgment sampling. Judgment sampling adalah purposive sampling yang tipe pemilihannya tidak secara acak. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang termasuk kategori Automotive and allied products yang terdaftar di BEI dari tahun 2006 sampai 2010. Periode ini dipilih dengan harapan dapat menggunakan data yang lebih akurat. yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang didalamnya termasuk laporan arus kas untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2006 sampai 2010 3. Saham perusahaan aktif BEI dan memiliki laba perdagangan yang lengkap Tabel 2. Sampel Perusahaan Automotive and allied products yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai 2010 Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1
PT. Polychem Indonesia (d/h GT Petrochem Industries) Tbk
ADMG
2
PT. Astra International Tbk
ASII
3
PT. Astra Otoparts Tbk
AUTO
4
PT.Indo Krosda (d/h Branta Mulia) Tbk
BRAM
5
PT. Goodyear Indonesia Tbk
GDYR
6
PT. Gajah Tunggal Tbk
GJTL
7
PT. Hexindo Adiperkasa Tbk
HEXA
8
PT. Selamat Sempurna Tbk
SMSM
9
PT.Tunas Ridean Tbk
TURI
10
PT. United Tractor Tbk
UNTR
No
Metode yang digunakan yaitu secara dokumentasi. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Adapun data ini diperoleh dari : 1. Data perusahaan Automotive and allied products yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember dari tahun 2006 sampai 2010 3.1.2 Variabel Penelitian Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return saham (Y), yaitu tingkat selisih antara return sesungguhnya dengan return yang diharapkan. Data abnormal yang digunakan adalah data abnormal 5 hari sesudah dan sebelum laporan keuangan dipublikasikan. Abnormal return saham dihitung dengan rumus : ARit = Rit – E(Rit) Keterangan : ARit = Abnormal return saham i pada saat ke t Rit
= Return saham i pada saat ke t
E(Rit) = Return saham i yang diharapkan pada saat ke t Return yang sesungguhnya terjadi diperoleh dengan cara : Pit – Pit-1 Rit = Pit -1 Keterangan : Rit = Return saham pada saat t Pit -1 = Harga saham pada saat t-1 Pit = Harga saham pada saat t Return ekspektasi dihitung dengan menggunakan salah satu rumus berikut : 1. Market- adjusted model IHSGt – IHSGt-1 Rmt = IHSGt-1 Keterangan : Rmt
=Return pasar pada saat t
IHSGt = Indeks pasar IHSG saat ke t IHSGt-1 = Indeks pasar IHSG saat t-1 Variabel independen pada penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi (X1), aktivitas investasi (X2), aktivitas pendanaan (X3), dan laba bersih (X4). Laba bersih diperoleh dari total laba bersih dalam laporan laba rugi. 1. Arus kas dari aktivitas operasi (X1) AKOt – AKOt-1 ∆AKOt = AKOt-1 Keterangan : ∆AKOt = Perubahan arus kas operasi AKOt-1 = Total arus kas dari operasi periode sebelumnya AKOt = Total arus kas dari operasi periode t 2. Arus kas dari aktivitas investasi (X2) AKIt – AKIt-1 ∆AKIt = AKIt-1 Keterangan : ∆AKIt = Perubahan arus kas investasi AKIt-1 = Total arus kas dari investasi periode sebelumnya AKIt = Total arus kas dari investasi periode t 3. Arus kas dari aktivitas pendanaan (X3) AKPt – AKPt-1 ∆AKPt = AKPt-1 Keterangan : ∆AKPt = Perubahan arus kas pendanaan AKPt-1 = Total arus kas dari pendanaan periode sebelumnya AKPt = Total arus kas dari pendanaan periode t
4. Laba Bersih dinyatakan dengan (X4) LBt – LBt-1 ∆AKIt = LBt-1
Keterangan : ∆LBt = Perubahan laba bersih LBt-1 = Laba bersih periode sebelumnya LBt = Laba bersih periode t 3.2 Pengujian Hipotesis 3.2.1 Alat analisis Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesa adalah metode statistik regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan untuk pengujian hipotasa adalah : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Keterangan : Y
= Abnormal return saham
α
= Koefisien konstanta
β1-4
= Koefisien variabel independen
X1
= Perubahan arus kas operasi
X2
= Perubahan arus kas investasi
X3
= Perubahan arus kas pendanaan
X4
= Perubahan laba bersih
ε
= error
Pengolahan data yang akan penulis lakukan dengan menggunakan software SPSS (statistical product & service solution). 3.2.2 Pengujian Asumsi Regresi Linier Berganda Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan sebelum suatu model regresi lenier berganda digunakan. Tujuan pengujian asumsi ini agar asumsi-asumsi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias. Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolonearitas, uji autokorelasi, uji heterokesdastisitas. Penjelasan asumsi klasik sebagai berikut : 1. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Untuk menguji data tersebut digunakan one- sampel kolmogorov- simirnov
2.
Uji multikolonearitas Uji ini dilakukan untuk melihat adanya keterkaitan antar variabel independen. Untuk melihat ada tidaknya kolonearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari nilai Variace Inflation Factor (VIF). Batas nilai VIF adalah maksimum 10.
3.
Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Untuk mengetahui apakah ada autokorelasi dalam suatu model regresi digunakan uji Durbin- Watson. 4.
Uji Heterokesdastisitas
regresi Pemeriksaan terhadap gejala uji ini dengan melihat pola diagram pencar.
Uji ini terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model Pengujian hipotesa dilakukan dengan uji parsial dan uji simultan dengan alat analisis linier berganda Penjelasan uji parsial dan uji simultan adalah sebagai berikut : 1. Uji Parsial Pengujian secara parsial terhadap koefisien regresi menggunakan uji t pada tingkat kesalahan dalam analisa (α) 5% Dengan keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut : a. Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak b. Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima 2. Uji Simultan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji f dengan tingkat kesalahan analisa (α) 5%. Dengan keputusan sebagai berikut a. Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak b. Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar sebagai industri otomotif dan komponen-komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2010. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit diperoleh dari www.idx.co.id
Dalam penelitian ini arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba bersih diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sample dari tahun 2006 sampai tahun 2010 yang berfungsi sebagai variable independen. Sedangkan variable dependennya adalah tingkat abnormal return saham. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. 4.1.1 Hasil Uji Asumsi Klasik Model regresi dapat dikatakan menghasilkan estimator yang baik apabila memenuhi asumsi-asumsi yang sangat berpengaruh pada pola perubahan variable dependen, yaitu sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Data
Pengujian asumsi ini menggunakan alat uji one sample kologrorov-smirrov test yang berguna untuk menguji apakah suatu sample berasal dari populasi dengan distribusi tertentu, terutama distribusi normal, uniform dan poison. Pengambilan keputusan atas uji normalitas yang dilakukan adalah sebagai berikut
Jika Asymp. Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika Asymp. Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Asymp. Sig. (2-tailed) Variabel Sebelum
Sesudah
Perubahan arus kas operasi
0.000
0.135
Perubahan arus kas investasi
0.000
0.327
Perubahan arus kas pendanaan
0.001
0.847
Peubahan laba bersih
0.001
0.363
Sumber :Data diolah, Lampiran
Bardasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa sebelum data di transformasi data tidak terdistrubusi normal, hal ini di tandai dengan Asymp.Sig (2-tailed) yaitu sebesar <0.05. Kemudian setelah dilakukan transformasi, data memiliki distribusi normal yang ditandai dengan Asymp. Sig (2-tailed) yaitu sebesar >0.05 2.
Uji Multikoloneritas
Uji multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable independent. Variable orthogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi antar sesama variable bebas sama dengan nol. Multikolonearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika nilai VIF lebih dari 10 (VIF < 10), maka dapat dikatakan terjadi multikolonearitas terjadi hubungan yang cukup besar antara variable-variabel bebas. Tabel 4. Hasil Uji Multikolonearitas Variabel
VIF
Perubahan arus kas operasi
1.047
Perubahan arus kas investasi
1.086
Perubahan arus kas pendanaan
1.051
Perubahan laba bersih
1.079
Sumber : Lampiran Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa multikolonearitas pada model regresi yang dihasilkan tidak terjadi korelasi antara variable bebas. 3.
Autokorelasi
Salah satu penyimpangan asumsi penting dalam multi regression adalah adanya autokorelasi yaitu korelasi (hubungan) yang terjadi diantara anggota-anggota dari
serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian tertentu (seperti pada data time series). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, digunakan uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai DW < 1,236 berarti ada autokorelasi positif
Jika 1,236 ≤ DW ≤ 1,724 berarti tidak dapat disimpulkan
Jika 1,724 ≤ DW ≤ 2,276 berarti tidak ada autokorelasi
Jika 2,276 ≤ DW ≤ 2,764 berarti tidak dapat disimpulkan
Nilai DW ≥ 2,764, berarti ada autokorelasi negatif
Hasil yang didapat dari hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini adalah 2.223, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak mengalami gangguan autokorelasi atau bebas autokorelasi. 4. Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi masih terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, yang dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik analisis regresi (scatterplot) dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
Scatterplot
Dependent Variable: Abnormal Return Saham
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 1: Hasil uji Heteroskedastisitas 4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh apa dan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi (X1), arus kas dari aktivitas investasi (X2), arus kas dari aktivitas pendanaan (X3), dan laba bersih (X4). Sedangkan variabel dependennya yaitu abnormal return saham (Y). Tabel 5. Hasil Uji Regresi Abnormal Retrun Saham Coefficientsª
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d
t
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients
Constant
B
Std. Error
,074
,561
Beta
Tolerance
,132
,896
VIF
Operasi
-,253
,300
,163
1,845
,046
,956
1,047
Investasi
,036
,269
,099
,505
,618
,921
1,086
Pendanaan
,040
,361
,218
1,124
,272
,952
1,051
Laba Bersih
,019
,354
,109
,554
,584
,926
1,075
a. Dependent Variable: Abnormal Return Saham
Sumber : Data Sekunder yang diolah Didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 0,074 - 0,253X1 + 0,036X2 + 0,040X3 + 0,019X4 Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat dianalisis pengaruh masing-masing variabel independen terhadap abnormal return saham, yaitu :
Nilai koefisien regresi -0,253 (X1) pada variabel arus kas dari aktivitas operasi terdapat hubungan negatif dengan abnormal return saham
Nilai koefisien regresi 0,036 (X2) pada variabel arus kas dari aktivitas investasi terdapat hubungan positif dengan abnormal return saham
Nilai koefisien regresi 0,040 (X3) pada variabel arus kas dari aktivitas pendanaan terdapat hubungan positif dengan abnormal return saham..
Nilai koefisien regresi 0,019 (X4) pada variabel arus kas dari laba bersih terdapat hubungan positif dengan abnormal return saham.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.1.2 Pengujian secara parsial Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh signifikansi dari masing-masing variable independent terhadap variable dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji parsial pada tingkat keyakinan 95 % dan tingkat kesalahan dalam analisis 5%.
Dengan keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut : a. Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak b. Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima Untuk melihat signifikansi dari masing-masing variable independent terhadap variable dependen digunakan uji parsial Tabel 6.Hasil Perhitungan Uji- parsial pada SPSS adalah Keterangan
B
Sig
Simpulan
Perubahan arus kas operasi
-0.253
0.046
Ha diterima
Perubahan arus kas investasi
0.036
0.618
Ha ditolak
Perubahan arus kas pendanaan
0.040
0.272
Ha ditolak
Peubahan laba bersih
0.019
0.038
Ha diterima
Sumber : Lampiran 4.2.2 Pengujian Secara Simultan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independent yang diamati secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variable dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji simultan pada tingkat keyakinan 95 % dan tingkat kesalahan 5 %. Dengan keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut : a. Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak b Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima Untuk melihat apakah semua variable independent secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variable dependen, dapat dilihat pada uji F (Simultan) dengan SPSS sebagai berikut
Tabel 7.Hasil Perhitungan Uji Anova dengan SPSS ANOVA (b) Sum of Squares
Model 1
Of
Mean Square
F
Sig
0.753
0.048ª
Regression
16.086
4
4.022
Residual
133.482
25
5.339
Total
149.568
29
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara bersamaan variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap veriabel dependen yaitu abnormal return saham, dengan demikian model dari persamaan regresi linier berganda dapat dilanjutkan. 4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Secara Parsial Ha : Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh negatif terhadap abnormal return saham Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) adalah 0.253, ini berarti bahwa arus kas dari aktivitas operasi mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan abnormal return saham. Kolom Sig (Significance) adalah 0.046, Ha : Perubahan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif terhadap abnormal return saham Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) adalah 0.036, ini berarti bahwa arus kas dari aktivitas investasi mempunyai hubungan yang searah dengan abnormal return saham. Kolom Sig (Significance) adalah 0.618, hal
tersebut menyatakan bahwa pengaruh positif pada perubahan arus kas dari aktivitas investasi terhadap abnormal return saham adalah tidak signifikan. Ha : Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif terhadap abnormal return saham Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) adalah 0.040, ini berarti bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan mempunyai hubungan yang searah dengan abnormal return saham. Kolom Sig (Significance) adalah 0.272, Ha : Perubahan laba bersih berpengaruh positif terhadap abnormal return saham Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) adalah 0.019, ini berarti bahwa laba bersih mempunyai hubungan yang searah dengan abnormal return saham. Kolom Sig (Significance) adalah 0.038, hal tersebut menyatakan bahwa pengaruh positif pada perubahan laba bersih terhadap abnormal return saham adalah tidak signifikan. 4.3.2 Pembahasan Secara Bersama-Sama Dari hasil pengujian yang dilakukan secara bersama-sama (simultan) untuk melihat pengaruh variable independent terhadap variabel dependen dengan uji F atau uji simulta, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang mengaitkan arus kas operasi, investasi, pendanaan, dan laba bersih perusahaan terhadap abnormal return saham memberikan hasil pengujian dibawah tingkat keyakinan 0.05 (<0.05) yaitu sebesar 0.048. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih terhadap abnormal return saham pada perusahaan
Automotive and Allied Products yang terdaftar di BEI, maka simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa arus kas operasi, berpengaruh negatif signifikan, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap perubahan arus kas yang menurun. 2. Hasil pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa arus kas investasi, berpengaruh positif tidak signifikan, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap perubahan arus kas investasi yang meningkat. 3. Hasil pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa arus kas pendanaan, berpengaruh positif tidak signifikan, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap perubahan arus kas pendanaan yang meningkat. 4. Hasil pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa laba bersih, berpengaruh positif tidak signifikan, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap perubahan laba bersih yang meningkat 5.2 Saran 1. Bagi investor hendaknya memperhatikan faktor-faktor fundamental lainnya sebelum melakukan investasi.B 2. agi rekan-rekan yang tertarik dengan penelitian di pasar modal agar memperbanyak sampel penelitian dan periode pengamatan serta faktor teknis dan faktor fundamental lainnya yang dapat mempengaruhi abnormal return saham.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Ikhsan. 2009. Pengaruh Pembagian Dividen Kas dan Arus Kas Bersih Terhadap Harga Saham di Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Good Yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 8 No.3. Ariani, Marisca Dwi. 2010. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Mendatang. Skripsi. FE Universitas Diponegoro. Semarang Biwattner, Jonli Gan. 2009. Pengaruh Komponen Arus Kas dan Laba Kotor Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ. Skripsi. FE Unila. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Harahap, Sofyan Safri. 2007. Teori Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFT. Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto dan Novi Indriana Soepratikno. 2005. Pengaruh Atribut Perusahaan Terhadap Relevansi Laba dan Arus Kas. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 8 No.3 Hal : 211-234 Irianti, Tjiptowati Endang. 2008. Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas dan Laba Terhadap Harga dan Return Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 1 No. 2. Kusno, Joko. 2004. Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. YKPN. Yogyakarta Sumarni, Astuti Sri dan Rahmawati. 2009. Relevansi Nilai Informasi Arus Kas Dengan Rasio Laba dan Perubahan Laba Sebagai Variabel Moderasi : Hubungan Non Linier. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 1 No.2. Syam BZ, Fazli dan Linda. 2005. Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas dengan Market Value. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 8 No.3 : 286-306. Zulaikha. 2005. Keberadaan Laporan Arus Kas dan Persepsi Pemakai Laporan Keuangan Sebuah Kajian Eksperimental. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol 01. No 02 :112-138