ABSTRAK
Cucu Sulastri Dinamika Kerja Citizen Journalism dalam Manajemen Redaksi Rubrik Rohani www.kabarindonesia.com Citizen journalism adalah suatu fenomena baru dalam dunia jurnalistik kontemporer. Salah satu media yang beraliran citizen journalism ialah www.kabarindonesia.com yang didirikan di Belanda, namun konten beritanya berhubungan dengan Indonesia. Media ini memiliki subrubrik rohani yang menampung tulisan lintas agama dalam satu wadah. Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul pertanyaan bagaimana struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com? Apa kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani? Apa tujuan ideologi www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani? Struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani diawali dengan proses pengiriman karya oleh citizen journalist. Kemudian, editor menerima karya, menyunting, dan menaikan status berita menjadi valid. Selanjutnya, dewan redaksi menerima berita valid dari editor dan menentukan berita ditayangkan atau tidak ditayangkan pada www.kabarindonesia.com Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian etnometodologi dengan model pengkajian deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara autoanamnesa secara tatap muka dan wawancara tertulis melalui surat elektronik kepada Anggota Dewan Redaksi Harian Online KabarIndonesia, Supadiyanto, serta melakukan observasi dan mengumpulkan dokumen terkait situs www.kabarindonesia.com. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah perspektif payung (umbrella perspective) oleh August E. Grant dan teori universalisme Islam oleh Frithjof Schuon. Asumsi teori payung adalah dalam memahami adaptasi suatu teknologi komunikasi pada suatu negara, dapat dilakukan dengan cara menganalisa level sistem, infrastruktur organisasi, hardware/software, dan level individu, sedangkan asumsi teori universalisme Islam adalah secara esoteris atau secara hakikat, semua agama adalah sama pada tingkat Yang Maha Kuasa atau Adikodrati, dan hanya berbeda secara eksoteris atau secara bentuknya saja yaitu agama-agama. Berkembangnya media citizen journalism merupakan suatu bentuk adaptasi dari paham demokrasi yang dianut bangsa Indonesia serta sistem pers negara yang bebas bertanggungjawab (social responsibility). Subrubrik rohani menjadi ajang dialektika serta mempertemukan berbagai gagasan dalam forum yang termoderasi. Situs www.kabarindonesia.com merupakan bentuk pemanfaatan media citizen journalism dalam menginformasikan kebenaran serta mendorong berkembangnya demokratisasi di Indonesia, serta merepresentasikan bentuk universalisme Islam di Indonesia lewat subrubrik rohani dan mengakomodasi segenap kepentingan bersama dengan menghilangkan politisasi pemberitaan. Kata kunci: citizen journalist, perspektif payung, universalisme Islam, rohani, Indonesia.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum Wr.Wb Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain kata syukur kepada Allah SWT atas berbagai kemudahan yang telah diberikan sehingga penulis berhasil merampungkan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Tidak mudah bagi penulis untuk membuat karya seperti ini dikarenakan berbagai keterbatasan yang dimiliki, namun hal ini penulis jadikan sebagai motivasi rangkaian pengalaman hidup yang berharga. Skripsi ini mulai disusun ketika penulis menyadari bahwa penelitian yang mengkaji jurnalisme warga (citizen journalism) sebagai salah satu bentuk fenomena baru di dunia jurnalistik Indonesia masih minim. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerja keras dan bantuan dari semua pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.A., Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M. Ed., Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si., Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Sunandar, M.A., Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Rubiyanah, M.A., Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Ade Rina Farida, M.Si., Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik.
ii
3. Drs. Helmi Hidayat, M.A., Dosen Pembimbing, terima kasih atas bimbingan, waktu, dan semua ilmu yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Kedua orangtua yang sangat dicintai penulis, Bapak Ejob, dan Mamah Rasih yang selalu mendoakan dan mencintai penulis setiap waktu, serta memberikan dukungan dan motivasi penuh sekaligus menjadi inspirasi dalam kehidupan penulis. 5. Kedua kakak yang amat penulis banggakan, Anah Furyanah, S.E, M.M., dan suaminya, Tekun Budiyanto, yang dengan bijak memberikan motivasi kepada penulis. Adik penulis yang amat dicintai dan dirindukan, Deri Yuliani (Alm.). Dua keponakan lucu, Alifah Zahra Insani, dan Satrio Fadlan Ramadhan, serta seluruh keluarga besar yang sangat mengasihi dan menyayangi penulis. 6. Seluruh dosen dan staf Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 7. Segenap karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yakni bagian Akademik, Tata Usaha, serta Karyawan Perpustakaan Fakultas dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta, yang telah memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Keluarga besar Harian Online KabarIndonesia (HOKI), Robert Nio, Direktur Utama HOKI; Elisabeth Widyati, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi; Fidda Abbot, Redaktur Pelaksana, dan Anggota Dewan Redaksi; Supadiyanto, S.Sos.I., (S. Kom.I.), M.I.Kom., Wahyu Ari Wicaksono,
iii
Anggota Dewan Redaksi; Pieter M. Silitonga, Hotma D.I. Tobing, Badiyo, Editor (Redaktur), yang tiada kenal lelah sepenuh hati membangun Indonesia menjadi lebih baik dan telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh teman Konsentrasi Jurnalistik Angkatan 2010, RDK FM 107,9 Mhz 2010, Jurnalistik A 2010, KKN DECADE 2013, segenap anggota redaksi Berita UIN Jakarta 2013, Kungfu Shaolin Lan She Lung (LSL) UIN Jakarta, Ummul Khairah, Septinia Antika Fasya, Faradilla Nurul Rahma, Mustaqiim, Tezar Aditya Rahman, Makhruzi Rahman, dan seluruh sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas ide, motivasi dan pengalaman yang telah dibagikan. Spesial untuk Zakaria, yang selalu menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin… Wassalamualaikum Wr. Wb Tangerang Selatan, Mei 2014
Cucu Sulastri
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ...........................................................................................................v DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………..................1 B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………...5 C. Tujuan Penelitian……………………………………………….6 D. Signifikansi Masalah…………………………………………...6 E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian……………………………………7 2. Pendekatan Penelitian…………………………………..8 3. Metode Penelitian……………………………………....9 4. Teknik Pengumpulan Data…………………………….11 5. Teknik Analisis Data…………………………………..14
v
6. Subjek dan Objek Penelitian…………………………..15 7. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………16 8. Pedoman Penulisan……………………………………16 F. Tinjauan Pustaka…………………………………………........16 G. Sistematika Penulisan…………………………………………19
BAB II
LANDASAN TEORI A. Pengertian Media……………………………………………...20 B. Media Online………………………………………………….21 C. Pengertian Dinamika, Ideologi, dan Representasi…………….23 D. Citizen Journalism (Jurnalisme Warga)………………………25 E. Manajemen Redaksi…………………………………………..33 F. Perspektif Payung…..…………………………………………37 G. Teori Universalisme Islam………………………………...….41
BAB III
GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Berdirinya HOKI…………………………….51 B. Pewarta Warga (Citizen Journalist)……………………..……52
vi
C. Prosedur Pengiriman Berita atau Berita Foto…………………56 D. Logo dan Susunan Redaksi HOKI……………………………58 E. Rubrik Rohani…………………………………………………63
BAB IV
HASIL
PENELITIAN
DINAMIKA
KERJA
CITIZEN
JOURNALISM DALAM MANAJEMEN REDAKSI RUBRIK ROHANI WWW.KABARINDONESIA.COM A. Struktur Kerja Citizen Journalism dalam Manajemen Redaksi Rubrik Rohani www.kabarindonesia.com......................................73 B.
Kebijakan
Redaksional
www.kabarindonesia.com
dalam
Mengelola Rubrik Rohani..............................................................97 C. Tujuan Ideologi www.kabarindonesia.com dalam Mengelola Rubrik Rohani…………………………………………………..107
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………..114 B. Saran..………………………………………………………..116
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….117 LAMPIRAN..…………………………………………………………………..121
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Karakteristik Citizen Journalism.......................................................27 2. Tabel 3.1 Susunan redaksi www.kabarindonesia.com.......................................61 3. Tabel 4.1 Tujuan ideologi subrubrik rohani www.kabarindonesia.com …….107
viii
DAFTAR GAMBAR
1.
Gambar 2.1 Umbrella Perspective menurut August E. Grant…….…......38
2.
Gambar 2.2 Letak Esoterisme dan Eksoterisme menurut Huston Smith
merujuk karya Frithjof Schuon..............................................................................48 3.
Gambar 3.1 Laman utama situs www.kabarindonesia.com.......................53
4.
Gambar 3.2 Formulir Biodata Pendaftaran...............................................54
5.
Gambar 3.3 10 Dasa Titah Penulis.............................................................55
6.
Gambar 3.4 Logo www.kabarindonesia.com 2008-sekarang....................58
7.
Gambar 3.5 Logo www.kabarindonesia.com 2006-2007..........................59
8.
Gambar 3.6 www.kabarindonesia.com 2008-sekarang..............................60
9.
Gambar
4.1
Alur
Penayangan
berita
pada
situs
www.kabarindonesia.com......................................................................................83 10.
Gambar 4.2 10 Dasa Titah Penulis situs www.kabarindonesia.com..........99
11.
Gambar 4.3 Kebijakan Pertanggungjawaban HOKI................................103
12.
Gambar
4.4
Rubrik
Berita
pada
laman
depan
www.kabarindonesia.com....................................................................................109 12.
Gambar 4.5 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014.........................110
13.
Gambar 4.6 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014.........................111
ix
14.
Gambar 4.7 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014.........................112
15.
Gambar 4.8 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014.........................113
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penemuan internet pada tahun 1990-an melahirkan sebuah era baru dalam bidang media yang dikenal dengan sebutan media baru (new media). New media merupakan sebuah istilah yang merujuk pada hasil digitalisasi informasi oleh internet. Proses menerbitkan dan menyiarkan informasi yang dahulu melalui media televisi, radio dan surat kabar yang sifatnya analog kini telah merambah ke dunia digital yang turut mengefisiensikan waktu serta biaya produksi penyiaran informasi di media. Perkembangan internet dan digitalisasi isi media yang kian pesat membuat informasi dapat disebarkan dalam bentuk apa pun, kapan pun, di mana pun, bahkan siapa pun termasuk warga negara dari berbagai latar belakang. Salah satu bentuk informasi yang disebarkan adalah berita. Kerja jurnalistik yang dahulu hanya dilakukan oleh wartawan, kini sudah dapat dilakukan oleh siapa pun. Hal ini memunculkan istilah baru dalam bidang jurnalistik yakni jurnalisme warga negara atau citizen journalism. Sebelum citizen journalism muncul, terlebih dahulu lahir jurnalisme online atau jurnalisme dotcom. Kehadiran jurnalisme online merupakan cikal bakal lahirnya citizen journalism kontemporer. Mengutip
1
2
pernyataan yang senada dengan harian KOMPAS lewat artikelnya yang berjudul Kode Etik Jurnalisme “Dotcom” yang berbunyi: “Media massa bertambah anggota dengan kelahiran situssitus berita di ruang cyber dalam kategori com. Publik dewasa ini tak hanya mengenal surat kabar, majalah, kantor berita, radio atau televisi sebagai media massa, tetapi juga situs-situs berita di dalam ruang cyber. Karena tanda pemisah dalam taksonomi situs itu berupa titik atau dot, kategori pemberitaan model baru itu kita sebut saja dalam ruangan ini sebagai jurnalisme dotcom.”1 Jadi, jurnalisme dotcom yang kini lebih dikenal dengan jurnalisme online merupakan situs berita yang media penyebarannya melalui ruang siber internet. Hal ini pulalah yang mengawali lahirnya kanal-kanal jurnalisme warga negara di dunia siber. Citizen journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto, tuturan, video) kepada orang lain.2 Jadi, setiap orang dapat menjadi wartawan. Di Indonesia, fenomena citizen journalism sendiri sudah tak asing lagi. Sistem pers Indonesia yang bebas bertanggungjawab (social responsibility) menjadikan citizen journalism tumbuh dan berkembang dengan baik. Citizen journalism turut mendorong terciptanya iklim demokratisasi di negara ini. Blog dan situs mampu mewacanakan informasi alternatif dan tidak terikat oleh sistem seperti halnya media
1
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Jakarta, 2005),
h. 133. 2
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 215.
3
utama serta menjadi suatu bentuk kontrol sosial media atas ketimpangan di masyarakat.3 Merebaknya tren citizen journalism di masyarakat kontemporer menumbuhkan motivasi menulis yang nantinya akan berpengaruh pada budaya membaca dan melek media di Indonesia. Citizen journalism lahir dari kesadaran masyarakat untuk berbagi informasi dan wawasan kepada sesama dengan dilandasi rasa kesukarelaan. Keikhlasan dan kejujuran para citizen journalist menjadi modal utama untuk melejitkan kemampuan mereka dalam berolah kata, berolah nyali dan berolah pikiran untuk mengungkapkan apa pun yang ada di benak mereka.4 Misi utama dari media beraliran citizen journalism adalah mengubah posisi pembaca menjadi penulis, pemirsa sekaligus narasumber dan menjadikan pendengar menjadi pembicara. Salah satu media citizen journalism terkemuka yang fokus pada misi citizen journalism adalah www.kabarindonesia.com. Situs www.kabarindonesia.com adalah kanal citizen journalism terkemuka di Indonesia dengan jumlah penulis aktif mencapai hampir 15.000 orang. Media ini didirikan oleh Yayasan Peduli Indonesia (YPI) di Utrecht, Belanda, pada 11 November 2006. Harian online ini memiliki visi untuk menjadikan www.kabarindonesia.com sebagai harian online yang
3
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, h. 219-220. Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga, Wartawan&Penulis: Mantra Pereguk Pundi-Pundi Rupiah (Jakarta: PPWI Intramedia Press, 2009), h. 24. 4
4
tepercaya dan bertujuan untuk dapat menyampaikan suara rakyat Indonesia, tanpa ditunggangi oleh siapa pun.5 Situs www.kabarindonesia.com adalah koran gotong-royong (collaborative content creation) yang ditulis oleh siapa saja yang benarbenar peduli akan rakyat, bangsa maupun negara Indonesia di mana saja dan mengenai apa saja. Jumlah penulis maupun beritanya yang tak terbatas membuat harian online ini menyediakan 24 subrubrik sebagai ruang berita yaitu rubrik Budaya, Cerpen, Daerah, Ekonomi, Hiburan, Hukum, Internasional, Iptek, Kesehatan, Konsultasi, Lingkungan Hidup, Lomba, Lowongan Kerja, Nasional, Olahraga, Opini, Pariwisata, Pemilu, Pendidikan, Politik, Profil, Puisi, Rohani, dan Serba-serbi. Tak heran jika harian online ini pernah menorehkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai media massa dengan jumlah penulis terbanyak seIndonesia.6 Sebagai bentuk eksistensi dan toleransi keberagaman agama, www.kabarindonesia.com memiliki rubrik keagamaan yakni subrubrik Rohani. Rohani merupakan subrubrik yang menyajikan berita lintas agama di Indonesia. Pada subrubrik ini, para citizen journalist dapat menulis dan mengirim berita yang berlatar agama apa pun yang ada di Indonesia. Karya dalam subrubrik Rohani pun dikirim oleh siapa saja yang benar peduli akan rakyat, bangsa maupun negara Indonesia di mana saja. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kehadiran citizen journalism www.kabarindonesia.com sebagai salah satu sumber informasi 5
http://www.kabarindonesia.com/ diakses pada 19 Desember 2013, pukul 17.00 WIB. Supadiyanto, 70 Tahun Petualang Hidup Mang Ucup (Sidoarjo: SaM, 2012), h. 2.
6
5
dari dan untuk masyarakat, turut menyuburkan iklim demokrasi di Indonesia. Tak luput, berita keagamaan yang ditayangkan dalam rubrik rohani media tersebut turut memotivasi para citizen journalist untuk menulis dan berbagi berita serta wawasan keagamaan kepada sesamanya. Namun, sejauh mana peran dewan redaksi yang berbeda latar belakang keagamaan bekerjasama menyatukan misi keagamaan masingmasing dalam memilih, menyunting serta menampilkan berita-berita rohani lintas agama untuk dijadikan konsumsi publik menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul “DINAMIKA
KERJA
MANAJEMEN
CITIZEN
REDAKSI
JOURNALISM RUBRIK
DALAM ROHANI
WWW.KABARINDONESIA.COM”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah penelitian pada subrubrik rohani karena penulis ingin menganalisa mengenai dinamika kehidupan sosial-keagamaan pada subrubrik tersebut.
6
2. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com? 2. Apa kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani? 3. Apa
tujuan
ideologi
www.kabarindonesia.com
dalam
mengelola rubrik rohani?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com. 2. Mengetahui kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani. 3. Mengetahui tujuan ideologi www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani.
D. Signifikansi Masalah 1. Signifikansi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada kajian Ilmu Komunikasi khususnya kajian tentang citizen journalism atau Jurnalisme warga negara. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
7
menjadi salah satu referensi pembelajaran bagi mahasiswa atau umum yang mencari informasi tentang struktur kerja citizen journalism, kebijakan redaksional serta ideologi keagamaan pada kanal citizen journalism beraliran nasionalis.
2. Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para praktisi komunikasi terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Jurnalistik agar lebih memahami dan mengerti tentang dunia citizen journalism dan dinamika kerja di dalamnya.
E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami dunia nyata yang terkandung dalam sosialisasi penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang.7 Dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan
paradigma
konstruktivis. Kaum konstruktivis beranggapan bahwa dunia empiris tidaklah independen, melainkan persepsi dan interpretasi peneliti akan 7
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2003), h. 9.
8
memengaruhi
apa
yang
dilihat
peneliti
pada
saat
meneliti.
Konstruktivisme beranggapan bahwa teori-teori komunikasi lebih dari sekadar hubungan statistik saja, melainkan juga menjelaskan perilaku komunikasi dengan mengacu pada alasan-alasan seseorang berbicara dengan lainnya.8
2. Pendekatan Penelitian Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Menurut Bogdan dan Taylor (1982), pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik. 9 Lodico, Spaulding, dan Voegtle (2006) menerangkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian lapangan atau disebut juga penelitian interpretatif. Penelitian ini menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan. Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pemahaman pengetahuan
8
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer (Yogyakarta: Andi, 2004),
h. 11-12. 9
Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 215.
9
dihasilkan dari seting sosial dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah.10
3. Metode Penelitian Penelitian Etnometodologi
ini
menggunakan
adalah
metode
metode
penelitian
etnometodologi.
yang
menganalisis
bagaimana orang-orang menciptakan dan memahami kehidupan sehari-hari, dan cara mereka menyelesaikan kehidupan sehari-hari.11 Etnometodologi memiliki tujuan menyelidiki bagaimana cara orang menerapkan kaidah-kaidah abstrak dan pengertian akal sehat dalam berbagai situasi sehingga tindakan tersebut terlihat rutin, dapat diterangkan dan tidak meragukan.
Etnometodologi berharap dapat
mengerti cara orang “melihat”, melukiskan, dan menerangkan tata dunia yang mereka tinggali.12 Etnometodologi memiliki argumen bahwa ungkapan sehari-hari, isi percakapan sehari-hari di tengah masyarakat bisa dijadikan indikasi bagaimana kerangka berpikir beserta asumsi-asumsi mereka di dalam memahami, menafsirkan dan menyikapi berbagai hal yang dihadapi. Realitas
sosial
sesungguhnya
bersifat
konstruksional
(social
constructed), sehingga berbagai fenomena sosial yang tampak di permukaan dalam kehidupan sehari-hari tentunya suatu pancaran dari 10
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
h. 2. 11
Robert C. Bogdan, Knopp S. Biklen, Qualitative Research in Education: An Introduction to Theory and Methods (Boston: Allyn and Bacon Inc., 1998), h. 30. 12 Rulam Ahmadi dalam “Metodologi Penelitian Kualitatif” diakses dari www.infodiknas.com/metodologi-penelitian-kualitatif-rulam-ahmadi.html pada 1 Juli 2014 pukul 13.00 WIB.
10
pola pikir, jalan pemikiran, dalil, teori, serta anggapan-anggapan yang tersimpan di dunia kesadaran sang manusia pelaku.13 Etnometodologi sangat mementingkan analisis percakapan beserta ekspresi-ekspresi indeksial yang muncul di tingkat interaksi. Hal itu dimaksudkan untuk memahami berbagai makna dan kerangka berpikir yang melandasi berbagai ekspresi para pelaku di tingkat perilaku dan interaksi. Untuk itu, sangat diperlukan proses observasi terhadap percakapan sehari-hari di tingkat interaksi sehingga terpahami bagaimana sesungguhnya susunan “struktur dalam” yang menjadi kerangka pikir, dalil, teori, serta asumsi-asumsi mereka di dalam memahami, mengontruksi, dan menyikapi sesuatu hal.14 Penulis mengkaji penelitian ini menggunakan model deskriptif yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik suatu populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat.15 Penelitian menggunakan metode etnometodologi dengan model kajian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan menganalisa struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com,
kebijakan
redaksional
www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta tujuan ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik tersebut.
13
Burhan Bungin, Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009) Edisi 1, cet. Ke-3, h. 44. 14 Bungin, Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, h. 45. 15 Jalaludin Rakhmat, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 22.
11
4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan: a. Observasi Penulis melakukan pengamatan dengan teknik observasi partisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat sekaligus sebagai partisipan penelitian.16 Penulis mendaftar menjadi citizen journalist pada harian online ini serta menganalisis subrubrik Rohani di kanal citizen journalism www.kabarindonesia.com untuk memperoleh data yang akurat serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan
antaraspek
dalam
fenomena
tersebut.
b. Wawancara Wawancara
terbuka
memungkinkan
responden
menggunakan cara-cara unik mendefinisikan dunia, wawancara terbuka mengasumsikan bahwa tidak ada urutan tetap pertanyaan yang sesuai untuk semua responden, memungkinkan responden membicarakan isu-isu penting yang tidak terjadwalkan.17 Penulis melakukan wawancara terbuka secara tatap muka mendalam (in depth interview) secara autoanamnesa18 dan melalui wawancara terbuka tertulis via e-mail kepada Supadiyanto,
16
Dawud dalam “Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif” diakses dari berkarya.um.ac.id/tag/biklen/ pada 1 Juli 2014 pukul 16.30 WIB. 17 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Remaja Rosdakarya,2003), h. 182. 18 Autoanamnesa yaitu wawancara mendalam yang dilakukan dengan subjek atau responden.
12
S.Sos.I.,(S.Kom.I.),
M.I.Kom.,
www.kabarindonesia.com journalism
dalam
anggota
mengenai
manajemen
Dewan
struktur redaksi
kerja
citizen
rubrik
rohani
kebijakan
www.kabarindonesia.com,
Redaksi
redaksional
www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta tujuan ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani.
c. Dokumentasi Menurut Hasanudi Saleh, metode dokumentasi merupakan metode untuk mencari data mengenai variabel-variabel yang berupa
catatan,
buku,
surat
kabar,
notulen,
agenda
dan
sebagainya.19 Dokumentasi dalam penelitian ini adalah sumbersumber yang berkaitan dengan www.kabarindonesia.com dan isi penelitian penulis seperti buku, modul, tulisan dari berbagai sumber, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnal, buku tafsir, dan al Quran dan terjemahannya serta segala macam data yang dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh penulis, antara lain: 1. Dokumen Pribadi Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan dari dokumentasi pribadi adalah untuk memperoleh sudut
19
Hasanudi Saleh, Metodologi Research (Bandung: Tarsito, 1989), h. 134.
13
pandang orisinalitas dari kejadian atau situasi nyata yang pernah dialami oleh subjek secara langsung disertai dengan situasi sosial yang melingkupinya dan bagaimana subjek mengartikan kejadian dan situasi tersebut.20 Dalam penelitian ini penulis menggunakan autobiografi
Robert
Nio,
Direktur
Utama
www.kabarindonesia.com, yang ditulis oleh Supadiyanto dan diterbitkan oleh penerbit SaM, Sidoarjo, tahun 2012. Kemudian, surat elektronik pribadi (e-mail) dengan anggota Dewan Redaksi, Supadiyanto, yang ditunjuk langsung oleh Direktur Utama www.kabarindonesia.com untuk menjawab pertanyaan penelitian. 2. Dokumen Resmi Dokumen resmi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal dapat berupa catatan, seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan pimpinan, dan lain sebagainya.21 Dokumen eksternal dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, seperti majalah, koran, bulletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya. Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambaran mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu komunitas tertentu dalam setting sosial.
20
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet. ke-3, h. 143. 21 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 145146.
14
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dokumen resmi baik internal dan eksternal. Untuk dokumen internal di antaranya adalah SOP Editor harian online KabarIndonesia, Pedoman Penulisan Citizen Journalist milik www.kabarindonesia.com, buku-buku tulisan Supadiyanto terkait citizen journalism di www.kabarindonesia.com. Sedangkan untuk dokumen eksternal antara lain yaitu data dari MURI, data dari Alexa.com. Serta beberapa data dari internet yang merujuk pada penelitian.
5. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman penulis mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan penulis menyajikan apa yang sudah penulis temukan kepada orang lain.22 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alur teknik analisis data kualitatif model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (1984) ada empat macam kegiatan dalam analisa data kualitatif, yaitu: pengumpulan data, reduksi Data, display data, penarikan kesimpulan/ verifikasi.23 Berikut penjabaran dari teknik analisis data tersebut: Tahapan pertama, tahap pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Penulis 22
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 85. Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 163-
23
180.
15
melakukan ketiga proses pengumpulan data tersebut bahkan ketika data
masih
berupa
konsep
(draft).
Tahapan
kedua,
proses
penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Tahapan ketiga, display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorisasikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut subtema yang diakhiri dengan memberikan kode dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan.
Tahapan
keempat,
penarikan
kesimpulan/verifikasi
menjurus kepada jawaban dari pernyataan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkap “apa” and “bagaimana” dari temuan penelitian.
6. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah www.kabarindonesia.com sebagai salah satu kanal citizen journalism terkemuka di Indonesia. Sedangkan objek penelitiannya
adalah
struktur
kerja
citizen
journalism
dalam
manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com, kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta tujuan ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani.
16
7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari Januari sampai Mei 2014 dan bertempat di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jalan Ir. H. Juanda nomor 95, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15412 dan Kampus Akademi Komunikasi Radya Binatama (AKRB) Yogyakarta, jalan raya Janti nomor 32F47, Karangjambe, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia (+62 274 486868).
8. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini penulis melakukan tinjauan pustaka di Perpustakaan Umum (PU) yang terletak di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menemukan skripsi yang membahas tentang jurnalisme warga (citizen journalism) namun berbeda subjek maupun objek penelitiannya, di antaranya:
17
1. “Jurnalisme Warga: Analisis Situs www.akumassa.org” karya Sudrajat, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, alumnus tahun 2012. Isi penelitian ini adalah bahwa Skripsi Sudrajat meneliti serta mengkaji rubrikasi artikel dan keterlibatan warga serta komentar warga menanggapi isu yang diangkat dalam dalam situs www.akumassa.org. 2. “Peran Jurnalisme Warga dalam www.eramuslim.com” karya Amin Chanafi, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, alumnus tahun 2011. Isi penelitian ini adalah bahwa Skripsi Amin Chanafi meneliti bagaimana peran jurnalisme warga dalam media online dan faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran jurnalisme warga dalam media online serta harapan media terhadap peran jurnalisme online. Sementara, penulis menganalisis bagaimana struktur kerja citizen journalism
dalam
www.kabarindonesia.com,
manajemen
redaksi kebijakan
rubrik
rohani redaksional
www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta tujuan ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani. Hal ini dikarenakan citizen journalism www.kabarindonesia.com adalah suatu kanal berita yang ditulis oleh siapa saja (citizen journalist) yang benar-benar peduli akan rakyat, bangsa maupun negara Indonesia di
18
mana pun berada.24 Anggota dewan redaksi pun berasal dari berbagai latar belakang keagamaan dan kebangsaan yang bekerja secara sukarela tanpa mendapat imbalan. Penulis menganalisis pula bagaimana prosedur sanksi, dan cara penyelesaian sengketa ketika terjadi masalah dalam pemberitaan.
24
http://www.kabarindonesia.com/ diakses pada 21 Februari 2014, pukul 11.48 WIB.
19
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini memaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan tinjauan teoritis mengenai pengertian media, media online, citizen journalism, manajemen redaksi citizen journalism, teori payung (Umbrella Perspective), dan teori universalisme Islam. BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini membahas sejarah singkat www.kabarindonesia.com, pewarta warga (citizen journalist), prosedur pengiriman berita dan berita foto, logo serta visi dan misi media, susunan redaksi, serta rubrik rohani pada www.kabarindonesia.com. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini memaparkan analisis data mengenai struktur kerja citizen journalism
dalam
www.kabarindonesia.com,
manajemen
redaksi
rubrik
kebijakan
rohani redaksional
www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta tujuan ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran.
20
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Media Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Istilah media massa sering disingkat “media” saja, tanpa “massa”.25 Goran Hadebro (1982) menyebutkan fungsi media massa sebagai berikut:26 1) Menciptakan iklim perubahan 2) Mengajarkan keterampilan baru pada masyarakat 3) Multiplayer effect (pelipat ganda) ilmu pengetahuan 4) Efisiensi tenaga dan biaya atas informasi 5) Meningkatkan aspirasi 6) Menumbuhkan partisipasi
25
http://www.komunikasiuinbandung.info/2013/05/pengertian-media-massa.html diakses pada 24 Desember 2013, pukul 11.20 WIB. 26 Gun Gun Heryanto, Media Massa dan Kepentingan Partai Politik, Seminar Prodi Jurnalistik FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah, Kamis, 28 November 2013.
21
7) Membantu menemukan nilai-nilai baru 8) Mempertinggi rasa kebangsaan 9) Meningkatkan aktivitas politik 10) Mengubah struktur kekuasaan 11) Menjadi sarana pembelajaran 12) Mendukung program-program pembangunan Selain itu, media memiliki beberapa kekuatan yaitu kekuatan dalam proses rekonstruksi realitas (penyiapan, penyebaran, pembentukan, serta konfirmasi konstruksi). Media memiliki kekuatan dalam produksi, reproduksi serta distribusi wacana dan opini publik. Kemudian, media juga memiliki kekuatan dalam persuasi perubahan. Terakhir, memiliki kekuatan dalam pelembagaan dan legitimasi budaya seta pengetahuan.27
B. Media Online Perkembangan dunia internet yang kian pesat dan canggih turut mengembangkan pula jenis jurnalistik lewat dunia maya atau dikenal sebagai jurnalisme media online. Menurut Romli, media online adalah media massa yang tersaji secara online di situs web internet yang merupakan media massa “generasi ketiga” setelah media cetak atau printed media (koran, tabloid, majalah, buku) dan media elektronik atau electronic media seperti radio, televisi, dan film/video. Media online merupakan 27
produk
jurnalistik
online
yang
didefinisikan
Gun Gun Heryanto, Media Massa dan Kepentingan Partai Politik.
sebagai
22
“pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”. Secara teknis, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia seperti komputer dan internet. Media yang termasuk dalam kategori ini adalah portal, website (situs web, termasuk blog), radio online, tv online, dan email. Isi media online terdiri: teks, visual/gambar, audio, dan audio-visual (video).28 Berikut beberapa karakteristik media online menurut Romli:29 1. Memiliki kapasitas yang luas sehingga halaman web dapat menampung naskah yang amat panjang sekalipun. 2. Memuat dan menyunting naskah dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. 3. Memiliki jadwal terbit kapan saja atau setiap saat. 4. Memiliki kemampuan yang cepat sehingga memungkinkan setelah diunggah dapat langsung diakses semua orang. 5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet. 6. Menginformasikan berita terbaru dikarenakan kemudahan dan kecepatan dalam hal penyajian (aktual). 7. Memperbaharui informasi secara berlanjut dan dapat dilakukan kapan saja (update). 8. Menjadikan komunikasi interaktif, dua arah, dengan adanya fasilitas kolom komentar, chatroom, polling, dan sebagainya. 28
ASM Romli, Modul Teknik Menulis di Media Online: KISS, Keep It Simple and Short!, 2011, Dosen Jurnalistik & Penyiaran UIN Sunan Gunung Djati Bandung, h. 1. 29
Romli, Modul Teknik Menulis di Media Online: KISS, Keep It Simple and Short!, h. 1.
23
9. Mendokumentasikan informasi karena tersimpan di “bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui “link”, “artikel terkait”, dan fasilitas “cari” (search). 10. Memiliki hubungan dengan sumber lain (hyperlink) yang berkaitan dengan informasi tersaji. Sementara itu, Zaenuddin memaparkan keunggulan media online dibanding media cetak, masing-masing:30 1. Media online menyampaikan berita yang jauh lebih cepat, bahkan setiap beberapa menit dapat diperbaharui. 2. Pembaca dapat mengakses berita yang disajikan tidak hanya dapat dilakukan lewat komputer yang terpasang dengan internet, tetapi lewat ponsel pun bisa sehingga sangat mudah dan praktis. 3. Pembaca dapat memberikan tanggapan atau komentar secara langsung terhadap berita yang disukai atau tidak disukainya dengan mengetik pada kolom komentar yang telah disediakan.
C. Pengertian Dinamika, Ideologi, dan Representasi Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti kekuatan yang merangsang perubahan atau kemajuan dalam sistem atau proses.31 Dinamika kerja merupakan suatu rangkaian proses kekuatan perubahan 30
Zaenuddin HM, The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor & Mahasiswa Jurnalistik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h.7-8. 31 http://psychologydictionary.org/social-dynamics/ diakses pada 13 Juli 2014, pukul 23.10 WIB.
24
yang dapat terjadi di tempat kerja dalam setiap kelompok sosial. Dinamika juga berarti menunjukkan adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok secara keseluruhan.32 Ideologi umumnya merujuk pada beberapa sistem keyakinan yang terorganisir atau seperangkat nilai yang disebarkan atau dikuatkan melalui komunikasi. Meskipun media massa biasanya tidak secara sengaja merencanakan untuk menyebarkan ideologi, pada praktiknya, sebagian besar konten media (dari semua jenis) melakukannya secara implisit dengan secara selektif menekankan nilai dan norma tertentu. Seringkali hal ini mencerminkan budaya nasional yang menyediakan konteks bagi sistem media, tetapi juga posisi kelas dan pandangan dari mereka yang memiliki, mengontrol, dan membuat media.33 Representasi dimaknai dengan bagaimana dunia dikonstruksikan secara sosial dan disajikan kepada khalayak dalam pemaknaan tertentu. Representasi menggunakan bahasa untuk menyatakan sesuatu secara bermakna, atau merepresentasikan kepada orang lain. Representasi dapat berwujud kata, gambar, sekuen, dan lain sebagainya guna mewakili ide, emosi, fakta, dan sebagainya. Representasi bergantung pada tanda dan citra yang sudah ada dan dipahami secara kultural, dalam pembelajaran bahasa dan penandaan yang bermacam-macam atau sistem tekstual secara timbal balik. Representasi dipahami sebagai gambaran sesuatu yang akurat
32
Steven N. Durlauf, H. Peyton Young, Social Dynamics (Cambridge: MIT Press, 2001),
h. 133. 33
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Penerjemah Putri Iva Izzati (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Edisi 6, h. G-5.
25
atau realita terdistorsi. Representasi adalah sebuah cara di mana memaknai apa yang diberikan pada benda yang digambarkan. Stuart hall berargumentasi bahwa representasi harus dipahami dari peran aktif dan kreatif orang memaknai dunia. Hall menunjukkan bahwa sebuah imaji akan mempunyai makna yang berbeda dengan tanpa adanya jaminan bahwa imaji akan berfungsi atau bekerja sebagaimana mereka dikreasi atau diciptakan. Hall menyebutkan bahwa representasi sebagai konstitutif karena
representasi
tidak
hadir
sampai
setelah
dipresentasikan,
representasi tidak terjadi setelah sebuah kejadian, melainkan representasi adalah konstitutif dari sebuah kejadian.34
D. Citizen Journalism (Jurnalisme Warga) Perkembangan citizen journalism (jurnalisme warga) saat ini adalah sebagai fenomena baru dalam dunia jurnalistik. Menurut Aceng, citizen journalism adalah bentuk jurnalisme yang melibatkan warga masyarakat untuk ikut mengisi media.35 Sementara itu, menurut Nurudin yang dimaksud citizen journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, dan keahlian, dapat merencanakan, menggali, mencari,
34
http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/03/23/ Aceng Abdullah, “Fenomena Baru Dunia Jurnalistik,” dalam Atwar Bajari dan Sahat Sahala Tua Saragih, ed., Komunikasi Kontekstual: Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 466-468. 35
26
mengolah, melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto, tuturan, video) kepada orang lain.36 Jadi, setiap orang dapat menjadi wartawan. Maraknya media jurnalisme warga terjadi karena sejumlah hal, Aceng Abdullah memaparkan di antaranya:37 1. Berbagai informasi yang dibutuhkan khalayak tidak selalu terpenuhi oleh media massa konvensional. Hal ini dikarenakan khalayak media sekarang berubah. Mereka membutuhkan aneka informasi yang justru menurut media massa tidak memiliki nilai berita (news value). Sedangkan, media massa masih berkutat dengan aspek news value yang kadang kala sesungguhnya
tidak
dibutuhkan
oleh
masyarakat
serta
seringkali nilai suatu berita terkalahkan oleh kapitalisme media itu sendiri. Di pihak lain, masyarakat butuh informasi sederhana tetapi semuanya adalah bentuk permasalahan warga dan hal tersebut mereka dapatkan pada media jurnalisme warga. 2. Khalayak bukan hanya butuh informasi, tetapi juga butuh menginformasikan fakta dan opininya. 3. Khalayak memiliki foto atau rekanan gambar yang jauh kebih bagus ketimbang yang dimiliki media massa umum. Isi dari kanal citizen journalism sendiri bermacam-macam dapat berupa video, tulisan, gambar, foto, dan lain-lain yang disiarkan melalui 36
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 215. Abdullah, “Fenomena Baru Dunia Jurnalistik,” h. 470-471.
37
27
media internet atau blog dengan tujuan memberikan informasi kepada orang lain (to share).38 Berikut ini disajikan tabel ringkas mengenai citizen journalism: Citizen Journalism Penulis
Warga negara biasa dan semua orang Internet (blog)
Media Tujuan
Memberikan informasi kepada orang lain (to share) Bebas
Aturan Isi Posisi Individu/ masyarakat
Bermacam-macam (video, tulisan, gambar, dan lain-lain) Subjek dan Objek
Motivasi Penulis
Mandiri
Tabel 2.1 Karakteristik Citizen Journalism
Nurudin, mengutip tulisan Online Journalism Review milik D. Lasica, yang kemudian membagi media untuk citizen journalism dalam lima bentuk, yaitu:39 1) Partisipasi audiens (seperti komentar-komentar pada pengguna yang dilampirkan untuk mengomentari kisah berita, blog pribadi, foto atau video gambar yang ditangkap dari kamera HP atau berita lokal yang ditulis oleh penghuni sebuah komunitas). 2) Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website. 3) Partisipasi pada berita situs yang berisi komentar-komentar pembaca atas sebuah berita yang disiarkan oleh media tertentu. 38
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, h. 216. Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, h. 217.
39
28
4) Tulisan ringan seperti dalam milis dan e-mail. 5) Situs Pemancar pribadi (video situs pemancar). Wartawan penulis berita dalam citizen journalism biasa disebut citizen journalist. Menurut Supadiyanto, citizen journalist atau pewarta warga adalah masyarakat umum yang berkomitmen serius ingin mencerdaskan masyarakat luas melalui sharing berbagai informasi. Mereka berpartisipasi memberikan kontribusi dalam mengumpulkan informasi, menulis berita, mengeditnya, menganalisis, melaporkan, dan menyiarkannya agar bisa dikonsumsi oleh publik.40 Menurut Supadiyanto, citizen journalist mengembangkan model jurnalisme yang mengedepankan hati nurani dan kejujuran (the soul and honest journalism). Mereka menulis pandangan atas suatu peristiwa karena didorong oleh keinginan untuk membagi apa yang dilihat dan diketahui. Penulisnya dapat berasal dari kalangan mana saja yang termotivasi untuk menulis secara independen. Pada perkembangan jurnalisme warga kontemporer, terdapat sejumlah permasalahan berupa kritik terhadap operasional, hal ini yang dianggap menjadi masalah dalam operasional jurnalisme warga yaitu:41 a. Fakta Informasi Sebagian orang masih meragukan fakta informasi yang dikirimkan citizen journalist kepada media jurnalisme warga. Hal ini disebabkan oleh 40
Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga,Wartawan&Penulis (Jakarta: PPWI Intramedia Press, 2009), h. 8 41 Abdullah, “Fenomena Baru Dunia Jurnalistik,” h. 473-476.
29
lemahnya kontrol terhadap pengirim berita, apakah berita tersebut fakta atau bukan. Karena itu media jurnalisme warga harus memiliki mekanisme check
and
recheck
atau
prosedur
konfirmasi
yang
bisa
dipertanggungjawabkan. b. Akurasi Data Data yang dikirimkan citizen journalist terkadang tidak akurat dikarenakan kesalahan penyebutan nama orang, istilah, prosedur, dan lainlain. Hal ini disebabkan karena mereka bukan jurnalis, melainkan warga dari berbagai latar belakang. c. Pertanggungjawaban Pembuat Berita Hal ini berkaitan dengan bagaimana pertanggungjawaban sang pembuat berita apabila berita yang ditayangkan tidak faktual dan tidak akurat sehingga menyesatkan pembacanya. Tentu saja hal ini akan merepotkan pengelola media jurnalisme warga. d. Etika Media Kegiatan jurnalisme warga rawan dari pelanggaran etika media. Bagaimana prosedur sanksi dan kode etik mana yang dipergunakan bagi citizen journalist yang melakukan pelanggaran etika media. Suatu media jurnalisme warga bisa saja dikelola di suatu negara, tetapi memiliki khalayak di negara lain. Kode Etik Pewarta Warga menjadi rambu-rambu atau panduan bagi setiap pegiat jurnalisme warga agar bekerja secara profesional dalam
30
menyampaikan aspirasi dan informasi yang mereka miliki kepada khalayak tanpa bermaksud untuk memberikan batasan dalam berkarya. “Kode Etik Pewarta Warga pada hakekatnya dimaksudkan sebagai rambu-rambu atau panduan bagi setiap aktivis jurnalisme warga. Ia tidak dimaksudkan untuk memberikan pembatasan atas hak-hak individu setiap pewarta warga dan masyarakat umum dalam menyampaikan aspirasi dan informasi ke ruang publik.”42 Kode etik pewarta warga merupakan aturan baku yang harus dipatuhi oleh setiap citizen journalist dalam mencari berita, pendapat, foto maupun video kemudian menyusunnya menjadi karya pewarta warga dan menyiarkan melalui berbagai media massa dan jejaring sosial. Adanya kode etik pewarta warga bertujuan untuk menjaga profesionalitas para citizen journalist dalam menghasilkan karya sehingga tidak menghasilkan informasi yang menyesatkan dan membahayakan publik.43 Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) sebagai organisasi terbesar yang mewadahi para pewarta warga di Indonesia yang didirikan pada 11 November 2007, menetapkan kode etik pewarta warga yang harus ditaati dan dilaksanakan secara konsisten, meliputi:44 1. Pewarta
warga
tidak
menyiarkan
berita
yang
dapat
membahayakan keselamatan dan keamanan negara maupun kesatuan dan persatuan bangsa.
42
Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga,Wartawan&Penulis, h. 31. Supadiyanto, DASAR-DASAR JURNALISME WARGA (1): Semua Orang adalah Pewarta Warga (Citizen Journalist), Pendidikan Penataran Citizen Journalism bagi Perwira TNI kerjasama PUSPEN TNI-PPWI, Mabes TNI, Jakarta Timur, 3-5 September 2012. 44 Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga,Wartawan&Penulis, h. 30-31. Lihat juga: Supadiyanto, DASAR-DASAR JURNALISME WARGA (1): Semua Orang adalah Pewarta Warga (Citizen Journalist). 43
31
2. Pewarta
warga
tidak
diperkenankan
menyiarkan
karya
jurnalistik melalui media massa apapun yang bersifat cabul, menyesatkan, bersifat fitnah ataupun memutarbalikkan fakta. 3. Pewarta warga tidak diperkenankan menerima imbalan yang dapat mempengaruhi objektivitas beritanya. 4. Pewarta warga menjaga dan menghormati kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan berita-berita yang dapat merugikan nama baik seseorang, dengan kata lain demi kepentingan umum. 5. Pewarta warga dilarang melakukan tindakan plagiat atau mengutip hasil karya pihak lain dengan tanpa menyebutkan sumbernya. Apabila kenyataannya nama maupun identitas sumber berita tidak dicantumkan, maka segala tanggung jawab ada pada pewarta warga yang bersangkutan. 6. Pewarta warga diwajibkan menempuh cara sopan dan terhormat dalam memperoleh bahan karya jurnalistik, tanpa paksaan ataupun menyadap berita dengan tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. 7. Pewarta warga diwajibkan mencabut atau meralat setiap pemberitaan yang ternyata tidak akurat, dan memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk memberikan kesempatan hak jawab. 8. Dalam memberitakan peristiwa yang berkaitan dengan proses hukum atau diduga menyangkut pelanggaran hukum, pewarta
32
warga harus selalu menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, dengan prinsip jujur dalam penyajian berita yang berimbang. 9. Pewarta warga harus berusaha semaksimal mungkin dalam menyajikan pemberitaan kejahatan susila (asusila) agar tidak merugikan pihak korban. 10. Pewarta warga menghormati dan menjunjung tinggi ketentuan embargo untuk tidak menyiarkan informasi yang oleh sumber berita telah dinyatakan sebagai bahan berita yang “off the record”. Pengawasan pelaksanaan kode etik pewarta warga tersebut sebaiknya dilaksanakan oleh masing-masing anggota pewarta warga, dan masyarakat di lingkungan sosial masing-masing. Untuk pelanggaran yang bersifat normatif, cara menyelesaikan sengketa diserahkan kepada aparat penegak hukum; dan untuk hal-hal yang berkenaan dengan nilai sosial, peran sanksi dan kontrol sosial masyarakat diharapkan guna membantu menyelesaikan masalah. Walaupun demikian, PPWI melalui biro hukum akan memberikan advokasi atas segala kegiatan pewarta warga, termasuk perlindungan hukum dan sosial. 45
45
Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga,Wartawan&Penulis, h. 31-32.
33
E. Manajemen Redaksi Totok Djuroto mendefinisikan manajemen sebagai: “Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana, dan sumbersumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian.”46 Henry Fayol menyebutkan fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Acting, dan Controlling (POAC). Planning diartikan sebagai penetapan tujuan, penetapan aturan, penyusunan rencana dan sebagainya. Organizing meliputi pembentukan bagian-bagian, pembagian tugas, pengelompokkan pegawai dan lain-lain. Acting terbagi atas melaksanakan tugas, memproduksi, mengemas produk, menjual produk. Selanjutnya Controlling meliputi melihat pelaksanaan tugas, menyeleksi produk, mengevaluasi penjualan dan sebagainya.47 Berikut adalah penjabaran dari tiap fungsi manajemen menurut Edwin A. Gerloff:48 1. Planning Menentukan berbagai tujuan, strategi dan arah yang ingin dicapai. Resultan atau efek yang dihasilkan adalah menjadi dasar bagi desain dan kebijakan organisasi. 2. Organizing
46
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. ke-3, h. 96. 47 Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, h. 96. 48 Kusdi, Teori Organisasi dan Administrasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 9. Sumber utama: Edwin A. Gerloff, Organizational Theory and Design (McGraw-Hill: New York, 1985), h. 9.
34
Kegiatan yang dilakukan adalah pertama, menentukan aktivitasaktivitas pokok. Kedua, mengelompokkan jabatan dan menjadi jabatanjabatan (jobs description). Ketiga, mengelompokkan jabatan dan menentukan tanggung jawab. Keempat, mengisi jabatan dengan orang yang sesuai. Efek yang dihasilkan antara lain, pertama, struktur kerja formal dengan mengidentifikasikan jabatan, hubungan pelaporan dan koordinasi, departemen-departemen,
serta
prosedur
yang
dibutuhkan.
Kedua,
menciptakan situasi yang memungkinkan munculnya struktur kerja informal. 3. Directing Memprakarsai dan memfokuskan tindakan para bawahan menuju tujuan sehingga menimbulkan aliran komunikasi dari atas ke bawah yang mengaktifkan rencana formal dan mendukung prioritas-prioritasnya. 4. Controlling Memonitor kinerja dan mengarahkan upaya menuju tujuan yang sudah direncanakan sehingga menghasilkan standar-standar kerja, media pelaporan, dan metode-metode standar yang merupakan bagian dari struktur. Fungsi manajemen digunakan untuk menyusun, mengatur dan mengontrol organisasi seefektif dan seefisien mungkin. Bagian redaksional merupakan bagian yang pemberitaan dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Redaksi. Pemimpin Redaksi inilah yang
35
bertanggung jawab atas pekerjaan terkait dengan pencarian berita dan pelaporan berita.49 Sementara itu, Sam Abede Pareno mendefinisikan manajemen redaksional sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh
bidang
redaksi
melalui
tindakan-tindakan
perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan dalam pengelolaan materi pemberitaan yang mencakup proses peliputan, penulisan sampai dengan editing (penyuntingan).50 Jadi, manajemen redaksi dapat dipahami sebagai proses menginterpretasi dan mengoordinasi pemberitaan mulai dari tahapan-tahapan atau alur kerja redaksi mulai dari proses perencanaan sampai pada proses pendistribusian. Manajemen redaksi pada media citizen journalism sedikit berbeda dengan manajemen redaksi media utama, manajemen keredaksian citizen journalism meliputi:51 1. Memiliki dewan redaksi yang profesional. Dewan redaksi ini meliputi posisi pemimpin umum, pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, sekretaris redaksi dan redaktur pelaksana yang membawahi para editor (rubrik-rubrik). Seluruh anggota dalam jajaran dewan redaksi adalah mereka yang andal dalam bidang masing-masing guna menghasilkan out put berita-berita yang selalu aktual, tepercaya, akurat, dan enak dibaca oleh siapa saja.
49
Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h. 188. Sam Abede Pareno, Manajemen Berita Antara Idealisme dan Realita (Surabaya: Papyrus, 2000), h. 45. 51 Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga, Wartawan&Penulis, h. 47. 50
36
2. Memiliki prosedur tetap peliputan yang mampu mengatur dengan sempurna wilayah-wilayah liputan masing-masing pewarta warga. Hingga kini, masih terkesan masing-masing pewarta warga bekerja dan melakukan liputan sesuai dengan kehendak masing-masing dan belum teratur. Selanjutnya, terdapat beberapa hal yang menjadi kebutuhan sistem manajemen liputan yang ideal pada internal media citizen journalism meliputi: 1) menempatkan masing-masing citizen journalist di sebuah wilayah untuk berkuasa penuh atas wilayah tersebut; 2) menempatkan citizen journalist pada pos-pos penting seperti kantor-kantor pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), partai politik, lembaga-lembaga swasta dan lainnya; 3) media citizen journalism tersebut hendaknya menjalin kerjasama yang baik dengan media massa cetak dan elektronik; 4) redaksi media tersebut mulai memikirkan cara profesional untuk memperhatikan kesejahteraan para citizen journalist mengingat selama ini mereka tidak memperoleh imbalan atau gaji atas jerih payah mereka; 5) redaksi citizen journalism seharusnya membekali para jurnalisnya dengan kartu pengenal, sehingga mereka tidak mengalami kendala ketika melakukan peliputan; 6) pada masa mendatang, bagian redaksi juga harus mengembangkan divisi media dengan membentuk antara lain sekolah jurnalistik (pewarta warga), penerbitan buku atau koran atau majalah dan semacamnya, pusat konsultasi bahasa dan kantor biro-biro media pewarta warga hingga tingkat kelurahan; 7) dewan redaksi media citizen journalism memproyeksikan setiap orang, setiap warga negara Indonesia
37
dengan otomatis menjadi citizen journalist yang memiliki kecakapan dalam melakukan tugas jurnalisme baik berskala lokal hingga berskala internasional.52
F. Perspektif Payung (Umbrella Perspective) Perspektif payung merupakan perspektif yang berasal dari penyatuan dua pendekatan oleh August E. Grant yaitu pendekatan teknologi komunikasi oleh Rogers (1986) dan pendekatan teori ketergantungan sistem media milik Ball-Rokeach (1985).53 Premis dasar dari perspektif payung menjelaskan bahwa lima area dalam payung harus ditelaah lebih dalam agar mendapat pemahaman dari adaptasi sebuah teknologi di masyarakat. Hardware dan software harus ditelaah dalam sebuah konteks yang luas. Menurut Rogers, pengertian teknologi komunikasi, termasuk beberapa faktor kontekstual di dalamnya, adalah struktur-struktur organisasi peralatan perangkat keras (hardware), dan nilai-nilai sosial oleh individu yang melakukan pengumpulan informasi, memproses informasi, dan melakukan pertukaran informasi dengan individu lainnya.54 Jangkauan yang lebih luas lagi adalah faktor yang disarankan oleh Ball-Rokeach (1985) dalam teori ketergantungan sistem media. Teori ini 52
Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga, Wartawan&Penulis, h. 47-29. August E. Grant, ”Introduction to Communication Technologies,” dalam August E. Grant and Jennifer H. Meadows, ed., Communication Technology Update and Fundamentals, 12th ed. (USA: Focal Press, 2010), h. 4. 54 E. M. Rogers, Communication Technology: The New Media in Society (New York: Free Press, 1986), h. 2. 53
38
memaparkan
bahwa
media
komunikasi
dapat
dipahami
dengan
menganalisa hubungan-hubungan ketergantungan dalam dan melalui level analisis, termasuk individu, organisasi, dan level sistem. Pada level sistem, Ball-Rokeach mengidentifikasi terdapat tiga sistem untuk melakukan analisis: sistem media, sistem politik, dan sistem ekonomi. Dua pendekatan tersebut disatukan menjadi “umbrella perspective on communication technology” atau perspektif payung dalam teknologi komunikasi.
Gambar 2.1 Umbrella Perspective menurut August E. Grant dalam Grant, E. August., Meadows, H. Jennifer. Communication Technology Update and Fundamentals. 12th Edition. USA: Focal Press. 2010. Sumber gambar: http://www.fredonia.edu/department/communication/schwalbe/cm350/img051.gif
Level bawah dari payung terdiri atas hardware dan software. Hardware adalah aspek paling jelas dari suatu teknologi. Ia adalah peranti fisik yang berkaitan dengan teknologi. Hardware adalah bagian nyata dari suatu sistem teknologi, sementara itu, teknologi baru umumnya bersumber
39
dari perkembangan dalam bidang hardware. Pemahaman terhadap teknologi komunikasi membutuhkan lebih dari sekedar mempelajari hardware; penting juga untuk memahami pesan yang dikomunikasikan melalui sistem teknologi. Pesan-pesan ini akan merujuk pada “software”. Level selanjutnya adalah infrastruktur organisasi. Infrastruktur organisasi merupakan sekelompok organisasi yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi teknologi. Level paling atas adalah level sistem yang mencakup sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem media yang mengatur kebijakan umum dalam masyarakat. Pegangan payung adalah individu pengguna teknologi. Hal ini sekaligus mengartikan bahwa hubungan antara pengguna dan individu harus diuji agar mendapatkan sebuah “pegangan” dalam berteknologi. Perlu juga untuk menambah kompleksitas lapisan lain pada tiap kelima area payung agar dapat mengidentifikasi pengaruh setiap karakteristik individu yang dimiliki oleh teknologi. Faktor-faktor dalam tiap level payung dapat dijelaskan sebagai “enabling,” “limiting,” “motivating,” dan “inhibiting,” tergantung pada peranan yang dijalankan dalam difusi teknologi. Berikut penjelasan keempat faktor tersebut: 1.
Enabling factors adalah hal-hal yang membuat sebuah
aplikasi memungkinkan untuk dijalankan. Hal awal yang digunakan untuk menguji teknologi adalah membuat daftar yang melandasi setiap area payung yang memungkinkan teknologi berada diurutan pertama. 2.
Limiting
factors
adalah
hal-hal
yang
menjelaskan
penghalang pada adaptasi atau pengaruh-pengaruh sebuah teknologi.
40
Faktor ini merupakan kebalikan dari enabling factors. Perspektif payung diaplikasikan untuk membuat suatu daftar faktor-faktor yang membatasi adopsi, penggunaan, atau pengaruh dari teknologi komunikasi. 3.
Motivating factors adalah faktor-faktor yang menyediakan
sebuah alasan untuk mengadopsi suatu teknologi. Teknologi tidak diterapkan hanya karena mereka hadir, melainkan individu, organisasi, dan sistem sosial harus memiliki alasan atas pengambilan keuntungan dari suatu teknologi tersebut. 4.
Inhibiting factors merupakan kebalikan dari motivating
factors. Faktor tersebut menyediakan suatu disinsentif dalam mengadopsi atau menggunakan suatu teknologi komunikasi. Hal-hal yang berlawanan dengan kesuksesan suatu teknologi dapat dianggap sebagai inhibiting factors. Umumnya, motivating factors lebih banyak dan lebih kuat dibanding motivating factors. Apabila motivating factors lebih banyak dan lebih kuat daripada inhibiting factors, maka sebuah teknologi akan sukses. Keempat faktor tersebut dapat diidentifikasikan pada level sistem, infrastruktur organisasi, dan pengguna individu. Namun, hardware hanya dapat dianalisis oleh enabling atau limiting factors saja. Motivating factors hanya hadir dari pesan yang ditransmisikan (software) atau salah satu dari level-level lain pada area payung. Dimensi terakhir dari perspektif payung berkaitan dengan lingkungan
di
mana
teknologi
komunikasi
diperkenalkan
dan
dioperasikan. Faktor-faktor ini dapat diistilahkan sebagai faktor eksternal,
41
sementara yang berkaitan dengan teknologi itu sendiri disebut faktor internal.
G. Teori Universalisme Islam Munculnya pemikiran tentang universalisme Islam berawal dari penafsiran QS al-Baqarah ayat 62 yang berbunyi:55
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, orang-orang Sabi’in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah, dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya mereka, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.”
Dari ayat di atas, muncullah dua mazhab pemikiran yang menafsirkan Islam secara bertolak belakang, yaitu mazhab konservatif dan mazhab moderat. Kaum konservatif berpendapat bahwa al-Baqarah ayat 62 tidak berlaku lagi pada zaman sekarang dan hanya umat Nabi Muhammad SAW yang akan masuk surga. Hal ini berdasarkan pendapat bahwa semua Yahudi, Nashrani, dan Sabi’in yang ada pada zaman sekarang adalah orang-orang musyrik; kaum Nashrani menyembah Yesus dan umat Yahudi
55
Hamka, Tafsir Al Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001), Juz 1, edisi revisi, h. 263.
42
menyembah Uzair. Pendapat kaum konservatif ini dilandasi oleh firman Allah yaitu dalam QS al-Maidah ayat 73 yang berbunyi:56
“Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.”
Dalil yang menguatkan mazhab konservatif lainnya terdapat pada QS Ali-Imran ayat 85 yang berbunyi:57
“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”
Penganut mazhab konservatif menganggap bahwa kaum Yahudi, Nashrani dan Sabi’in yang ada sekarang berbeda dengan kaum Yahudi, Nashrani dan Sabi’in yang hidup di zaman nabi masing-masing. Pada zaman tersebut, mereka masih bertauhid. Karena itu, kaum Yahudi, Nashrani, dan Sabi’in sekarang harus masuk Islam agar dapat masuk surga; jika tidak, kerasulan Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai nabi akhir zaman dipertanyakan. 56
Muhammad Shohib et. al., al-Quran dan Terjemahnya, Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam-Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, 2012, h. 159-160. 57 Muhammad Shohib et. al., al-Quran dan Terjemahnya, h. 76.
43
Sedangkan kaum moderat berpendapat bahwa QS al-Baqarah ayat 62 tetap berlaku karena al-Quran bersifat abadi sampai akhir zaman, serta tidak hanya umat Islam saja yang dapat masuk surga. Teks al-Baqarah ayat 62 jelas mengatakan bahwa kaum Yahudi, Nashrani dan Sabi’in juga masuk surga apabila mereka beriman pada Allah SWT, beriman tentang adanya hari kemudian (hari kiamat), lalu beramal saleh.58 Ayat ini tetap berlaku karena al-Quran bersifat abadi sampai akhir zaman. Jika Yahudi, Nashrani dan Sabi’in tidak masuk surga, lalu bagaimana dengan pernyataan dari teks al-Baqarah ayat 62 tersebut. Dalil mazhab moderat yang juga menguatkan pernyataan pada teks al-Baqarah ayat 62 tersebut terdapat pada QS al-Imran ayat 85 yang berbunyi: 59
“Barangsiapa mencari agama selain berserah diri pada Allah, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Dua mazhab ini sama-sama menggunakan QS Ali-Imran ayat 85 sebagai landasan pendapat mereka. Namun, keduanya berbeda dalam menafsirkan kata pada ayat di atas.
58
Hamka, Tafsir Al Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001), Juz 1, edisi revisi, h. 263. Merujuk pada terjemahan berbahasa inggris penafsiran Asad : “For, if one goes in search of a religion other than self-surrender unto God, it will never be accepted from him, and in the life to come shall be among lost” dan penafsiran Pickthall: “And Whoso seeketh as religion other than the surrender (to Allah) it will not be accepted from him, and he will be a loser in the Hereafter” dalam situs www.alim.org/library/quran/ayah/compare/3/85/no-religion-is-acceptableto-allah-rather-than-al-islam# pada 30 April 2014 pukul 11.31 WIB. 59
44
Kaum konservatif mengartikannya sebagai “agama Islam”, sedangkan kaum moderat mengartikannya dengan “berserah diri pada Allah”. Pengertian Islam dan Muslim Islam artinya berserah diri. Seluruh makhluk langit dan bumi berislam (berserah diri) pada Allah SWT. Hal ini berdasarkan pada AliImran ayat 83 yang berbunyi:
“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan.”
Surat al-Quran yang mendukung pernyataan di atas lainnya adalah QS an-Naml ayat 44 yang menyatakan bahwa Ratu Balqis masuk Islam di zaman Nabi Sulaiman AS:
45
“Dikatakan kepadanya (Balqis): “Masuklah ke dalam istana”. Maka ketika dia (Balqis) melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapnya (penutup) kedua betisnya. Dia (Sulaiman) berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca.” Dia (Balqis) berkata: “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” ۡ Demikian halnya dengan Umat Nabi Isa AS ( اريُّون ِ ) ٱل َح َوyang juga menamakan diri mereka sebagai Muslim, padahal mereka hidup jauh sebelum zaman Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut terdapat pada QS alImran ayat 52 yang berbunyi:60
“Maka tatkala terasa oleh Isa kekafiran mereka,berkatalah dia: “Siapakah yang akan menolongku pada Allah?” Menjawablah Hawariyyun: “Kamilah penolong-penolong Allah dan kami beriman kepada Allah dan kami naik saksi bahwa kami ini adalah menyerahkan diri.”
Pada QS Ali-Imran ayat 67 disebutkan bahwa Nabi Ibrahim AS bukan Yahudi, bukan Nashrani, tetapi ia seorang Muslim.
“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim, dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.”
60
Hamka, Tafsir Al Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001), h. 177.
46
Maka dari itu, kata muslim tidak diidentikan hanya milik agama Islam semata, namun sudah tercantum dalam al-Quran, bahwa sejak zaman nabi sebelum nabi Muhammad, kata Muslim merujuk kepada orang-orang yang berserah diri kepada Allah SWT.61 Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI)
online,
universalisme adalah 1) aliran yg meliputi segala-galanya; 2) penerapan nilai dan norma secara umum.62 Sedangkan Islam, sesuai penjelasan sebelum ini, adalah berserah diri. Dengan demikian, universalisme Islam dapat diartikan sebagai suatu penerapan nilai dan norma ajaran Islam secara umum dan menyeluruh kepada semua manusia yang dimaksudkan sebagai bentuk berserah diri kepada Allah SWT. Setiap hal mempunyai persamaan sekaligus perbedaan dengan halhal lainnya. Persamaan, paling kurang, dalam adanya hal-hal itu sendiri. Perbedaan, karena kalau tidak pasti tidak akan ada keragamaan yang dapat diperbandingkan. Demikian juga halnya dengan agama-agama. Frithjof Schuon, dalam bukunya The Transcendent Unity of Religions, menjelaskan tentang esoterisme dan eksoterisme agama. Esoterisme adalah hal-hal yang boleh diketahui dan dilakukan beberapa orang saja dari suatu kelompok penganut paham tertentu (hakikat atau pada dasarnya). Sedangkan eksoterisme adalah hal-hal yang boleh diketahui dan dilakukan oleh semua anggota kelompok penganut suatu paham tertentu (bentuknya). Schuon mengemukakan bahwa semua agama 61
Hamka, Tafsir Al Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001), Juz 1, edisi revisi, h. 272. http://kbbi.web.id/universalisme diakses pada 9 April 2014, pukul 22.20 WIB.
62
47
pada dasarnya sama atau hakikatnya (esoteris) sama, dan hanya berbeda dalam bentuknya saja (eksoteris).63 Menurut Huston Smith dalam pengantar buku Mencari Titik Temu Agama Agama karya Frithjof Schuon, Schuon menarik garis pemisah antara esoterisme dan eksoterisme. Garis tersebut bukan membagi perwujudan historis yang besar dari agama-agama secara vertikal; agama Hindu dari agama Buddha dari agama Kristen dari agama Islam, dan seterusnya, melainkan, garis pemisah tadi bersifat horisontal dan hanya ditarik satu kali membelah berbagai agama yang ditemui sepanjang sejarah. Di atas garis itu terletak paham esoterisme, sedangkan di bawah garis itu terletak paham eksoterisme.64 Bagi Schuon, hidup memiliki tingkatan-tingkatan, begitu juga dengan kesadaran kognitif manusia. Dari segi metafisik, hanya pada Tuhanlah, yang berada pada tingkat tertinggi, terdapat titik temu berbagai agama, sedangkan di tingkat bawahnya, agama-agama tersebut saling berbeda. Sehubungan dengan kenyataan metafisik, dari segi epistemologis, dapat pula dikatakan bahwa perbedaan agama yang satu dengan agama yang lain juga mengecil dan bersatu di tingkat tertinggi, sedangkan di tingkat bawahnya berbagai agama itu terpecah-belah.65
63
Frithjof Schuon, Mencari Titik Temu Agama-Agama. Penerjemah Saafroedin Bahar (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), Cet. Ke-2, h. xi. 64 Frithjof Schuon, Mencari Titik Temu Agama-Agama, h. xi. 65 Frithjof Schuon, Mencari Titik Temu Agama-Agama, h. xi-xii.
48
Berikut gambar letak perbedaan esoterisme dan eksoterisme menurut Huston Smith merujuk karya Frithjof Schuon:66
Gambar 2.2 Letak Esoterisme dan Eksoterisme menurut Huston Smith merujuk karya Frithjof Schuon. Sumber Utama: Frithjof Schuon, The Transcendent Unity of Religions, Harper Torchbooks, Harper & Row, Pubhlisers New York, Evanston, San Francisco, London, 1975.
Keterangan huruf: A. Agama Hindu B. Agama Buddha C. Tradisi Cina D. Agama Yahudi E. Agama Kristen F. Agama Islam
Seperti halnya dua agama yang mendahuluinya, Islam lahir karena upaya langsung dari kehendak Ilahi. Kehendak Ilahi itulah yang menjadi sumber monoteisme. Demikian pula Nabi Muhammad SAW harus
66
Frithjof Schuon, Mencari Titik Temu Agama-Agama, h. xi.
49
mencerminkan hakikat kebenaran Messianis yang terkandung dalam monoteisme asli atau monoteisme Ibrahim sesuai dengan kemungkinan khusus dan menurut cara perwujudan yang sesuai.67 Keseimbangan antara dua aspek Ilahi, yaitu Keadilan dan Rahmat Allah, merupakan hakikat wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang dalam hal ini sama dengan wahyu yang diberikan kepada Nabi Ibrahim AS. Monoteisme yang diwahyukan kepada Nabi Ibrahim AS mempunyai keseimbangan sempurna antara esoterisme dan eksoterisme. Pada Nabi Musa AS, eksoterisme menjadi agama dalam arti bahwa eksoterisme itu memberi bentuk kepada agama tanpa mempengaruhi hakikatnya. Pada Nabi Isa AS sebaliknya, dan esoterismelah yang pada gilirannya, menurut cara tertentu, menjadi agama. Pada Nabi Muhammad SAW, akhirnya, keseimbangan antara semula dipulihkan kembali, dan siklus perkembangan agama monoteistis pun berakhir.68 Mengutip Schuon dalam buku Mencari Titik Temu Agama Agama, sudah seharusnya setiap agama merupakan suatu adaptasi dan adaptasi mengandung pengertian adanya pembatasan. Hanya Hakikat yang tak terhingga, abadi, dan tanpa bentuklah yang secara absolut bersifat murni dan tidak dapat diubah, dan karena sifat-Nya yang Adikodrati harus dinyatakan, baik melalui diluluhkannya bentuk-bentuk yang ada maupun melalui sinar-Nya yang dipancarkan melalui beragam bentuk tadi.69
67
Frithjof Schuon, Mencari Titik Temu Agama Agama, h. 110. Frithjof Schuon, Mencari Titik Temu Agama Agama, h. 111. 69 Frithjof Schuon, Mencari Titik Temu Agama Agama, h. 112-113. 68
50
Menurut Abdurahman Wahid dalam Universalisme Islam Dan Kosmopolitanisme Peradaban Islam, Universalisme Islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting dan yang terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya. Rangkaian ajaran yang meliputi berbagai bidang, seperti hukum agama (fiqh), keimanan (tauhid), etika (akhlaq) dan sikap hidup, menampilkan kepedulian yang sangat besar kepada unsur-unsur utama dari kemanusiaan (al-insaniyyah).70 Menurut Hilman Latief dalam Fight for the Public Sphere: Liberal vis a vis Conservative Muslims (Lessons from Indonesia), universalisme Islam adalah ‘doktrin normatif’ tentang fungsi Islam yang rahmat bagi semesta (rahmat li al-‘âlamîn).71
70
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Konteks/Universalisme.html diakses pada 26 Februari 2014, pukul 19.00 WIB. 71 http://psap.or.id/jurnal.php?id=7 diunduh pada 18 Januari 2014 pukul 14.45 WIB.
51
BAB III GAMBARAN UMUM SITUS WWW.KABARINDONESIA.COM
A. Sejarah Singkat Berdirinya HOKI Harian online www.kabarindonesia.com (HOKI) didirikan pada 11 November 2006, di bawah Yayasan Peduli Indonesia di Utrecht, Belanda. Yayasan Peduli Indonesia sendiri didirikan pada 21 September 2006 melalui Akta Notaris Kroes & Partner nomor 2006.046340.01/CK di Alphen aan den Rijn, Belanda, dan terdaftar di kamar dagang Belanda dengan nomor registrasi: 28112332 atas nama Elisabeth Widiyati sebagai Ketua. Di Indonesia, kantor redaksi media tersebut berada di Graha MIK Taman Perkantoran Kuningan Jalan Setia Budi Selatan Kavling 16-17 Jakarta, Indonesia, kode pos 12920, telepon: 021-57941780. Sedangkan alamat pusatnya berada di Utrechtstraat 90 2408 GS Alphen aan den Rijn, The Netherlands (Belanda).72 HOKI merupakan koran gotong-royong yang memiliki harapan menjadi media yang dapat menginformasikan kebenaran dan demokrasi. Berita dalam situs tersebut ditulis oleh penulis yang memiliki kepedulian tinggi akan rakyat, bangsa, maupun negara Indonesia. Informasi pun ditulis oleh siapa saja, di mana saja, dan mengenai apa saja sesuai dengan kategorisasi dalam rubrik media tersebut. Situs www.kabarindonesia.com menyediakan 24 subrubrik, masingmasing: Rubrik Budaya, Cerpen, Daerah, Ekonomi, Hiburan, Hukum,
72
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 13 Januari 2014, pukul 18.06.06 WIB.
52
Internasional, Iptek, Kesehatan, Konsultasi, Lingkungan Hidup, Lomba, Lowongan Kerja, Nasional, Olahraga, Opini, Pariwisata, Pemilu, Pendidikan, Politik, Profil, Puisi, Rohani, dan Serba-serbi yang melayani berbagai macam jenis kebutuhan informasi para pembacanya. Jumlah penulis maupun beritanya tidak terbatas, sehingga menjadi sebuah media yang“never-ending-story”. Pengunjung situs HOKI adalah sekaligus penulis berita pada laman tersebut. HOKI telah menjalin kerjasama dengan beberapa universitas ternama di Indonesia, dan beberapa institusi media lainnya, antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Kristen Satya Wacana, Institut Ilmu Sosial dan Politik, Radio Jerman Deutsche Welle dan Radio Taiwan International guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi kemajuan bangsa Indonesia serta memantapkan eksistensinya sebagai institusi media yang menjadi milik publik.73 Dengan UGM, misalnya, HOKI mengadakan kerjasama dengan Dekan Fakultas Kehutanan universitas itu dalam lomba menulis tingkat nasional tentang lingkungan hidup. Kerjasama tersebut terus berlanjut dengan mengharapkan berbagai karya tulis dari berbagai akademisi untuk dapat menuliskan karya mereka di HOKI. Jadi, media jurnalisme warga tersebut membantu dalam memublikasi berbagai karya ilmiah maupun karya populer.74
B. Pewarta Warga (Citizen Journalist) Di http://www.kabarindonesia.com/, setiap warga dapat menjadi reporter sekaligus penulis berita. Prosedur pendaftarannya pun sangat mudah, tanpa harus 73
http://www.kabarindonesia.com/ diakses pada 9 Desember 2013, pukul 16.50 WIB. Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 14 April 2014, pukul 08.14 WIB.
74
53
mengirimkan daftar riwayat hidup atau pun ijazah dan sebagainya. Untuk dapat menjadi penulis pada KabarIndonesia, terlebih dahulu seseorang harus mendaftarkan diri sebagai penulis melalui menu “Daftar Jadi Penulis” pada laman utama www.kabarindonesia.com. Selanjutnya, calon citizen journalist diharapkan membaca peraturan yang terdapat dalam “Privacy Statement”. Setelah menyatakan “setuju”, calon penulis akan diminta untuk mengisi formulir data diri dengan keterangan yang sebenar-benarnya. Terakhir, calon citizen journalist memilih menu "kirim" untuk proses verifikasi. Setelah melalui proses ini, secara otomatis sang calon citizen journalist telah menjadi penulis pada media online KabarIndonesia.
Gambar 3.1 Laman utama situs www.kabarindonesia.com
54
Gambar 3.2 Formulir Biodata Pendaftaran
Setiap citizen journalist HOKI wajib mematuhi 10 Dasa Titah Penulis yang mengatur regulasi dalam hal penulisan isi berita, masing-masing:75 1. Registrasi data penulis 2. Tidak diperkenankan menggunakan nama samaran 3. Pastikan bahwa tulisan yang dikirim bukannya plagiarisme dan juga tidak melanggar Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia maupun internasional 4. Tidak bersifat pornografi maupun hal-hal yang melanggar etik 5. Bukannya berupa iklan ataupun berita yang bersifat komersil 75
http://www.kabarindonesia.com/ diakses pada 16 April 2014, pukul 20.00 WIB.
55
6. Tulisan merupakan sumbangan sukarela tanpa honor 7. Penulis bertanggung jawab sepenuhnya atas berita yang ditayangkan di KabarIndonesia 8. Tulisan tidak bersifat provokatif maupun hasutan 9. Kebenaran isi berita dapat dipercaya maupun dipertanggungjawabkan 10. Tulisan tidak boleh menyinggung, menyudutkan maupun melecehkan baik pribadi atau organisasi tertentu, agama maupun kepercayaan tertentu, suku atau etnis maupun gender tertentu.
Gambar 3.3 10 Dasa Titah Penulis
56
Jumlah penulis di HOKI per 7 Januari 2014 adalah 14.086 orang76 sehingga media tersebut pernah menorehkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai media massa dengan jumlah penulis terbanyak se-Indonesia.77 Seluruh penulis dan redaktur yang berkarya di HOKI bekerja secara sukarela alias tidak mendapat bayaran atau gaji. Berdasarkan ranking di Alexa (www.alexa.com) pada Senin, 9 Desember 2013, pukul 11.57.00 - 13.23 WIB; situs www.kabarindonesia.com di Indonesia menduduki peringkat ke-10.441, dan ranking ke-492.691 di dunia. Ranking HOKI lebih baik jika dibandingkan dengan ranking yang didapatkan oleh situs pewarta lain semisal Koran Online Pewarta Warga Indonesia (KOPI) yang memiliki situs: www.pewarta-indonesia.com. Pada tanggal dan jam yang sama di atas, ranking situs KOPI hanya menempati urutan ke-38.968 di Indonesia, dan ranking ke1.527.177 di dunia.
C. Prosedur Pengiriman Berita atau Berita Foto Prosedur pembuatan dan pengiriman berita di HOKI oleh para citizen journalist diawali dengan memilih menu “Kirim / Edit Berita” pada laman utama situs
tersebut.
Secara
otomatis,
penulis
memasuki
laman
“Redaksi
KabarIndonesia” untuk masuk (log in) dengan mengisi Username dan Password. Username berupa alamat email yang dipakai oleh penulis, sedangkan password adalah kata sandi; keduanya diberikan oleh citizen journalist saat mendaftar sebagai penulis. 76
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, tanggal 13 Januari 2014, pukul 18.06.06 WIB. Supadiyanto, 70 Tahun Petualang Hidup Mang Ucup, h. 2.
77
57
Untuk membuat berita, penulis memilih menu "Buat Berita", dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Citizen journalist memilih kategori atau topik yang sesuai dengan berita yang akan ditulis. Jika penulis ingin melampirkan foto atau gambar, maka foto atau gambar tersebut harus di upload terlebih dahulu dari file dengan memilih menu “Browse”. Sebagai catatan, batas ukuran maksimum gambar atau foto yang akan dilampirkan adalah 50kb (325x244 pixel). b. Berita yang telah ditulis atau disimpan dan belum melalui tahap penyuntingan oleh editor, masih dapat disunting atau dihapus oleh penulis dengan memilih menu “Edit Berita”. Setiap berita wajib melalui tahap penyuntingan oleh editor KabarIndonesia untuk menentukan apakah berita tersebut layak tayang atau tidak. Jika penulis ingin mengetahui status beritanya, ia dapat memilih menu “Berita Ditolak”. Selama berita penulis tidak tercantum dalam menu “Berita Ditolak”, maka status beritanya adalah masih dalam proses penyuntingan atau telah ditayangkan. Prosedur pengiriman foto adalah sama seperti langkah-langkah di atas, kecuali pada menu yang harus dipilih para citizen journalist. Untuk berita foto, masuk pada menu “Buat Berita Foto”. Situs www.kabarindonesia.com memiliki dua jenis status berita: 1) Berita Valid adalah berita yang telah selesai disunting oleh editor. 2) Berita Aktif adalah berita yang telah ditayangkan pada situs www.kabarindonesia.com.
58
Selanjutnya, terdapat dua macam kategori berita yang disajikan oleh harian online ini: 1) Berita Regular, yakni berita biasa yang hanya ditayangkan di bagian topik berita saja. 2) Berita Utama, yaitu berita yang ditayangkan di kolom berita utama mapun di bagian topik berita.
D. Logo dan Susunan Redaksi HOKI Situs www.kabarindonesia.com memiliki logo:
Gambar 3.4 Logo www.kabarindonesia.com 2008-sekarang
Media ini hadir di tengah masyarakat Indonesia dengan memiliki tujuan untuk menyampaikan suara rakyat, suara yang benar-benar murni tanpa ditunggangi oleh siapa pun. Visi harian online yang beraliran citizen journalism ini adalah menjadikan www.kabarindonesia.com sebagai koran online tepercaya dengan motto “Dari Kita Untuk Kita”. HOKI memiliki misi untuk menyajikan berita-berita menarik dan selalu up-to-date dengan prinsip “from any to many”.
59
Hingga saat penelitian dilakukan, HOKI mengalami dua kali pergantian logo. Pertama, logo lama HOKI pada tahun 2006-2007. Logo KabarIndonesia lama terdiri atas tiga buah lingkaran yang saling beririsan. Di sampingnya bertuliskan “Kabar Indonesia Dari kita untuk kita”. Makna dari tiga buah lingkaran di atas adalah pentingnya rasa persatuan dan kesatuan di antara seluruh rakyat Indonesia, yang didudukkan sebagai pewarta warga. Tiga elemen lingkaran di atas juga dapat ditafsirkan sebagai bersatunya kekuatan rakyat, negara, dan pemerintah. Sedangkan tiga lingkaran tersebut sebagiannya berwarna merah dan sebagian yang lain berwarna putih melambangkan aksen dari bendera merah putih, bendera kebangsaan Indonesia. Semangat keberanian dalam menyampaikan informasi serta kesucian (tanpa pamrih) menjadi landasan kuat bagi setiap rakyat, dalam hal ini sebagai pewarta warga.
Gambar 3.5 Logo www.kabarindonesia.com 2006-2007
60
Selanjutnya, perubahan kedua terjadi pada 2008-sekarang. Logo HOKI yang sekarang lebih sederhana yang terdiri atas satu lingkaran penuh yang terbagi sama atas warna merah dan putih. Pada setengah lingkaran warna merah diletakkan "siluet bulat telur" sehingga menutup sebagian warna merah tersebut. Tepat di atas dan di bawah garis perpotongan diagonal warna merah dan putih bertuliskan “Harian Online Kabar Indonesia”. Makna dari warna merah dan putih pada lingkaran tersebut menyimbolkan bendera merah putih, bendera kebangsaan Indonesia. Bulatan penuh tersebut adalah simbol bumi (dunia) yang menyatu. Sedangkan "siluet bulat telur" dapat diartikan sebagai kebulatan tekad untuk menjadikan HOKI sebagai sumber pemersatu yang mencerdaskan seluruh warga negara Indonesia (WNI) di dalam maupun di luar negeri, termasuk seluruh penduduk dunia.78
Gambar 3.6 www.kabarindonesia.com 2008-sekarang
78
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 20 April 2014, pukul 06.30.02 WIB.
61
Situs www.kabarindonesia.com memiliki susunan redaksi sederhana untuk ukuran sebuah media citizen journalism dengan jumlah penulis puluh ribuan orang sehingga beberapa anggota merangkap tugas (memiliki tugas ganda). Berikut adalah tabel susunan redaksi www.kabarindonesia.com:79 Nama
Jabatan
Robert Nio
Direktur Utama
Elisabeth Widiyati
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi
Fidda Abbot
Redaktur Pelaksana
Supadiyanto Wahyu Ari Wicaksono Fidda Abbot Elisabeth Widiyati Pieter M. Silitonga Hotma D.I. Tobing Badiyo
Anggota Dewan Redaksi
Editor (Redaktur)
Tabel 3.1. Susunan redaksi www.kabarindonesia.com
Secara defakto, Anggota Dewan Redaksi situs www.kabarindonesia.com terdiri atas direktur utama, pemimpin umum/pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, dan para editor. Berikut penjabaran tugas dan wewenang masingmasing jabatan:80 1) Direktur Utama Direktur utama menjadi penanggungjawab keseluruhan operasional (baik dari sisi manajemen korporasional, maupun dari sisi manajemen redaksional).
79
Direktur
utama
memiliki
otoritas
penuh
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 13 Januari 2014, pukul 18.06.06 WIB. Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 27 April 2014, pukul 19.35.40 WIB.
80
dalam
62
menentukan keputusan-keputusan strategis; sebab ia menjadi pemilik saham penuh atas “copy writer” dari HOKI. 2) Pemimpin Umum Pemimpin Umum dalam HOKI sekaligus menjabat sebagai Pemimpin Redaksi yang bertanggungjawab terhadap konten-konten yang ditayangkan di HOKI secara umum sekaligus memberikan garis besar kebijakan yang harus dilakukan oleh Redaktur Pelaksana dan para editor. 3) Redaktur Pelaksana Redaktur
Pelaksana
HOKI
diberikan
keistimewaan
dalam
menayangkan dan atau memiliki berita mana saja yang layak ditayangkan menjadi Berita Utama. 4) Editor (Redaktur) Editor atau redaktur adalah penulis terpilih yang diangkat dan ditentukan sebelumnya oleh Tim Redaksi dan Badan Pengurus KabarIndonesia yang memiliki tugas :81 1. Mengedit berita-berita yang masuk. 2. Mengubah naskah berita yang berada di kotak “Edit Berita”.
81
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 20 April 2014, pukul 06.38.40 WIB.
63
3. Mengubah status berita dari Berita Non-Aktif menjadi Berita Valid. Selama status berita tidak diubah, maka berita tersebut akan tetap menjadi berita sementara dan tidak dapat ditayangkan. 4. Perubahan tingkat status berita dapat dilaksanakan pada saat mengedit berita. 5. Meningkatkan kategori berita dari Berita Reguler menjadi Berita Utama. 6. Mengganti gambar atau foto yang dikirimkan oleh penulis dengan gambar atau foto baru yang dirasa lebih sesuai dengan topik berita bersangkutan. 7. Dapat menolak berita dengan mengubah status berita menjadi Berita Ditolak. Di harian online ini, para editor dibagi menjadi dua jenis: 1) editor yang memiliki kapasitas memvalidkan setiap berita; 2) editor yang memiliki kapasitas memvalidkan sekaligus mengaktifkan atau menayangkan setiap berita.82
E. Rubrik Rohani Secara normatif, subrubrik Rohani pada Rubrik Berita diadakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap pewarta warga mengekspresikan gagasan (pendapat) dan membagikan informasi kepada publik mengenai dinamika 82
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 27 April 2014, pukul 19.35.40 WIB.
64
kehidupan sosial-keagamaan yang ada di sekitar mereka. Subrubrik rohani diperuntukkan kepada siapa pun, tidak terbatas hanya para kyai, ulama, pendeta, guru, dan sebagainya, melainkan diperuntukkan bagi masyarakat umum. Subrubrik Rohani diadakan agar para penulis sekaligus pembaca subrubrik tersebut memiliki kepedulian tinggi pada dinamika kehidupan spiritual, rohani, keagamaan, maupun kegiatan-kegiatan lain yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal terpenting, subrubrik ini sangat terbuka diisi oleh beragam pewarta warga (citizen journalist) dari berbagai penganut keyakinan (agama).83 Berikut
tulisan
yang
dimuat
pada
subrubrik
Rohani
situs
www.kabarindonesia.com : A. Tulisan rohani terkait agama Islam : Antara Puasa dan Syahwat Korupsi Oleh : Ahmad Sidqi | 17-Jul-2013, 20:12:19 WIB KabarIndonesia - Bulan suci Ramadhan yang sedang kita jalani adalah bulan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai spiritualistik yang kental. Di dalamnya terkandung nilai zahid atau zuhud (menghilangkan sifat keduniawian), nilai maghfiroh (ampunan dari Tuhan) dan masih banyak nilai lainnya. Allah SWT berfirman; "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. Al Baqoroh [2]: 183). Dalam terminologi ayat di atas ada dua makna yang tersirat dari sebuah ritual yang bernama puasa. Yakni, Allah memerintah kepada umat muslim yang beriman untuk berpuasa untuk meningkatkan maqom-nya (derajat) menjadi umat muslim yang bertakwa. Proses terjadinya ketakwaan tidak lain melalui koridor Islamic law (hukum Islam). Perlu diketahui bahwa dalam hukum Islam tersebut harus mampu memaknai esensi puasa. Puasa bukan sekedar menahan hawa nafsu ‘momentum'. Maksudnya adalah menahan hawa nafsu ketika di bulan Ramadhan saja, akan 83
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.
65
tetapi nilai-nilai puasa sebagai transformasi kebaikan dan peningkatan kualitas diri serta masyarakat yang dinamis. Karena tujuan puasa adalah menahan hawa nafsu, maka sebagai umat muslim harus mengetahui nafsu yang terlarang. Nafsu yang terlarang ini terbagi menjadi dua hal, yakni nafsu ammarah (nafsu keburukan) dan nafsu lawwamah (nafsu berbuat baik tapi masih berbuat maksiat). Adanya momen puasa sebagai tempaan untuk melawan dua nafsu tersebut dan mengganti kepada nafsu muthmainnah (nafsu kebaikan). Melawan ‘Syahwat' Korupsi Korupsi adalah sebagian kecil dari nafsu lawwamah. Tindakan korupsi yang sudah merajalela bahkan membudaya di negeri ini dianggap hal yang biasa, padahal Allah SWT telah melarang hambanya untuk melakukan segala penimbunan harta yang tidak halal. Allah berfirman; "Telah membuat kalian lalai, upaya memperbanyak harta, sehingga kalian masuk liang kubur" (QS. AtTakasur [102]: 1-2). Tindakan penimbunan harta ini sudah dijelaskan sebagai nash yang mutlak diharamkan oleh Tuhan. Tindakan korupsi yang sudah mengakar ini dalam tingkatan sosial yang rendah sampai pada tingkatan pemerintahan menyumbangkan kepincangan dalam nilai agama dan nilai sosial kemasyarakatan. Bangsa Indonesia yang sebagian besar memeluk agama Islam dan sebagian besar pula mengerti akan ajaran agama Islam, akan tetapi tidak bisa mengamalkan dari makna ajaran agama Islam. Dalam catatan tindak korupsi, pelaku korupsi di Indonesia memeluk agama Islam. Artinya, nilai spiritual dalam agama perlu dipertanyakan, apakah agama yang mereka peluk hanya sebagai legalitas kenegaraan?. Mengutip pesan dari Sayyidina Umar bin Khottob sang khulafaur- rosyidin ketika beliau menerima jabatan sebagai khalifah, beliau mengatakan; " La islama illa bil jama'ah wala jama'ata illa bil imarah wala imarata illa bit tho'ah " (Tiada Islam tanpa komunitas, tiada komunitas tanpa kepemimpinan, dan tiada kepemimpinan tanpa ketaatan). Pemimpin bangsa Indonesia juga harus tegas dalam menindak tegas, adil, dan jujur untuk memberantas korupsi, karena sudah merusak tatanan kemaslahatan ummat. Dimulai dari puasa, meresapi nilai puasa hingga menjadi orang-orang bertakwa sebagaimana sang pembawa risalah agama diutus ke dunia, Rasululloh SAW untuk menyempurnakan akhlak. Ketika akhlak terpuji manusia Indonesia sudah menjamur, penulis yakin bahwa perbuatan korupsi dan sifat-sifat keburukan manusia sejenisnya akan hilang, dan berganti menjadi sifat perdamaian yang penuh cinta kasih. (*) *Penulis adalah Penggiat Filsafat, Peneliti Al-Mughni Center Jakarta. Penulis bisa ditemui di twitter @a_sidqi
B. Tulisan rohani terkait agama Kristen :
66
Menghindari Sikap Iri Hati Oleh : Elias Bidaugi Pigome | 11-Mar-2012, 00:45:58 WIB KabarIndonesia - Ada trend di sejumlah daerah bahwa sejumlah orang kaya dan pejabat tinggi mendirikan sekolah yang megah. Karena mereka mencari sejumlah ahli untuk menjalankan sekolah itu. Para pemilik sekolah ini tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang agar sekolah mereka berkembang menjadi sekolah terbaik, sekolah bertaraf internasional. Para siswa dan guru begitu disayangi. Dengan kasih sayang, dana dan perhatian, seharusnya sekolah itu berkembang sangat baik. Namun, apa yang terjadi? Beberapa sekolah tidak berkembang; malah banyak yang ditutup. Penyebabnya adalah konflik pada tingkat manajemen. Mereka bukan tidak mampu menjalankan sekolah itu. Malah mereka adalah ahli untuk bidang tersebut. Namun, sikap egois dan iri hati mereka telah menenggelamkan keahlian yang mereka miliki. Kata "Iri hati" bisa mengantarkan orang menjadi pembunuh; bahkan bahkan membunuh saudara sendiri. Dia menjadi korban "sikap iri hati" saudarasaudaranya. Sikap iri hati mengantar orang menyepelekan orang lain bahkan menyingkirkan saudara sendiri. Yesus menggambarkan bahwa bangsa Israel adalah kebun anggur yang sangat disayangi dan dimanja Allah. Namun, orang yang diserahkan untuk mengelola kebun anggur itu atau pemimpin Israel hanyalah orang-orang "bermata gelap". Mereka membunuh utusan Tuhan bahkan Putra Tuhan sendiri. Yesus menyatakan bahwa pemimpin seperti itu bodoh karena membuang batu sendi yang seharusnya menjadi penyangga bangunan yang paling kokoh. Saudara dan saudari, hendaklah sikap iri hati disingkirkan dari diri kita sejak dini, jangan sampai itu menjadi pemicu yang membuat kita melakukan halhal yang jahat. Hiduplah secara benar dan lakukanlah tugas kita secara benar. Bersyukurlah apa yang ada jangan sampai ambisi dan iri hati menghancurkan diri kita dan sesama kita. (Kutipan dari percikan hati). (*) Elias Bidaugi Pigome sebagai Mahasiswa Papuan in Mining Engineering, Universitas Trisakti Indonesia.
C. Tulisan rohani terkait agama Buddha: Waisak dan Keselarasan Alam Oleh : Ibn Ghifarie | 19-Mei-2011, 02:20:30 WIB KabarIndonesia - Harus diakui, banjir bandang dan tanah longsor yang mendera lima kecamatan di Garut Selatan; Cikelet, Pameungpeuk, Cisompet, Mekarmukti dan Cibalong dengan menelan korban jiwa 10 orang meninggal, 3 orang hilang, dan 6 orang luka-luka merupakan bukti nyata atas ulah lalim
67
perbuatan manusia. Pasalnya, sikap serakah dan perilaku jahil yang tertanam dalam sanubari kita membuat alam murka sekaligus unjuk kekuatan. Betapa tidak, tibanya musim penghujan malah menjadi petaka yang tak bisa terelakkan karena kita seriang alpa mensyukuri segala pemberian (anugerah) dari Tuhan ini. Ironis memang. Karena prihatin terhadap tragedi banjir bandang dan tanah longsor, Daud Muhammad Komar, keturunan masyarakat adat Kampung Dukuh menuturkan, “Apalah artinya kami menjaga dan memelihara kelestarian Gunung Padukuhan, jika hutan di lokasi lainnya tidak dipedulikan, bahkan dirambah serta dialihfungsikan,“ tegasnya (Garut News, 10/5) Rupaya, kearifan lokal untuk menjaga, melestarikan alam, hutan, lingkungan sekitar yang diwariskan secara turun-temurun tak dipegang. Malahan keberadaan Leuweung Sancang yang terkenal angker dengan mitos Prabu Siliwangi sebagai salah seorang Raja Sunda yang menonjol itu, ternyata tidak mempan untuk dijadikan penangkal pengrusakan, penggundulan, perampasan hutan yang dilakukan masyarakat. Haruskah upaya ngamumule alam di tanah Parahyangan ini hanya lestari pada legenda-legenda semata? Sejatinya, kehadiran Waisak (2555 BE) yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2011 ini tidak hanya sekedar merayakan Tri Suci Waisak Puja (kelahiran, pencapaian Penerangan Sempurna, dan parinirwana; meninggal dunia) tapi harus memberikan keselarasan, keseimbangan, keharmonisan antara manusia dengan alam supaya lebih arif dan bijaksana. Berkah Waisak Umat Buddhis menyakini berkah terdalam dari adanya detik-detik Waisak (17 Mei 2011-Pukul 18.08.23 WIB) adalah membersihkan hati, pikiran, menebar sikap welas asih untuk tetap mendorong sekaligus menjaga keselarasan, keharmonisan, kelestarian kehudupan, alam dan manusia. Menurut Parwati Soepangat, upaya melestarikan ini diperlukanlah; Pertama, mengikuti hukum universal supaya kehidupannya selaras dan tidak menyimpang dari hukum yang mengatur semesta dan isinya, yakni melalui jalan hukum karma (sebab-akibat), hukum paticca samuppada (sebab-musabab yang bergantungan), hukum anicca (sementara, tidak kekal, berubah) dan hukum majimma patipada (keseimbangan, jalan tengah, tidak ikut yang ekstrim). Kedua, Keselarasan dari semua kehidupan (manusia, alam, binatang, makhluk lain). Semuanya harus bersumber pada lima hukum yang mendasari kehidupan sebagaimana yang tertera dalam Dhammasangani; Utu Niyama (hukum tentang energi), Bija Niyama (hukum yang berkaitan dengan botani), Kamma Niyama (hukum tentang sebab akibat), Cita Niyama (hukum tentang bekerjanya pikiran), Dhamma Niyama (hukum tentang segala apa yang tidak diatur keempat Niyama). Dengan membawa keselarasan dalam semesta pada aturan hukum yang berlaku, maka diharapkan segala macam musibah dapat dicegah. Ketiga, Tidak merusak atau menghancurkan kehidupan dan bantu kelestarian. Buddha mengajarkan pelestarian sebagaimana termaktum pada
68
Brahmajala Sutta; "Samana Gotama tidak merusak biji-bijian yang masih dapat tumbuh dan tidak mau merusak tumbuh-tumbuhan"; Tidak membunuh makhluk, Samana Gotama menjauhkan diri dari membunuh makhluk. Ia telah membuang alat pemukul dan pedang. Ia tidak melakukan kekerasan karena cinta kasih, kasih sayang, dan kebaikan hatinya kepada semua makhluk." Keempat, mengingkatkan tanggung jawab bersama dan mengurangi keserakahan. Mari kita renungkan Anguttara Nikaya (1.60) Hujan yang turun di satu daerah pada suatu waktu akan berkurang ketika masyarakat berada di bawah kuasa keinginan yang menyesatkan, keserakahan tanpa alasan dan mengikuti pengertian nilai salah. Cuaca kering menyebakan kelaparan sebagai akibat peningkatan laju kelahiran. Akibat keserakahan manusia akan kemewahan, kekayaan dan kekuasaan telah menyebabkan berdirinya pabrik, mall yang dapat menimbulkan masalah polusi udara, air, tanah, suara, cuaca yang mempengaruhi flora, pauna dan alam sekitar. Dengan menumbuhkan kesadaran ini dapat membuahkan lingkungan saling berinteraksi dalam kehidupan dan menimbulkan tanggung jawab bersama pada lingkungan untuk dipelihara dan dilestarikan. (Parwati Soepangat,2002:8588) Keselarasan Alam Pentingnya menjaga keselarasan dengan alam sering dinamai ahimsa, seperti ditulis Dian Maya Safitri dengan merujuk kepada Ian Harris, Professor bidang Kajian Buddha (Buddhist Studies) di Universitas Cumbria dalam buku Ecological Buddhism (2003) yang mengemukakan konsep tentang ahimsa (keharmonisan, tanpa kekerasan, tidak merusak) terhadap dunia tumbuhan sebagai bagian penting dari dhamma (ajaran Buddha) yang akan menentukan jalan menuju nibbana (pembebasan), telah menginspirasi anggota sangha (komunitas Biksu) dan orang awam untuk berbuat baik terhadap alam. (Kompas, 31/12/2010) Dalam upaya menciptakan Tanah Sunda sebagai green province dengan agenda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Provinsi Jawa Barat perlu melibatan semua komponen untuk menjaga alam ini tanpa menitikberatkan terhadap Pemerintah. Para karuhun urang selalu memberikan dongeng-dongeng untuk tetap menjaga keberadaan hutan, alam sekitar supaya dijaga, dipelihara, dilestarikan dan mendapatkan perhatian lebih sekaligus larangan (pamali) untuk tidak merusaknya. Mari kita tengok dari beberapa cerita-cerita; macan putih Sancang (Garut), Cipatujah (Tasikmalaya) Badak Cihea dan Bojonglarang (Cianjur), Banteng Cikepuh (Sukabumi) dan Lebak Siliwangi (Bandung) supaya menumbuhkan kecintaan kita terhadap alam sekitar. Kiranya, petuah Buddha Gotama di khotbah terakhir di Hutan Sala milik Suku Malla, di antara Pohon Sala besar di dekat Kusinara perlu kita renungkan sejenak untuk mempengingati Waisak ini.
69
"Ajaranku yang terpenting adalah: Anda harus bisa menaklukkan diri sendiri. Jauhkan keserakahan dan nafsu keinginan. Berjalan di tempat yang benar menjalankan hidup suci. Dengan kejujuran dan kebenaran. Selalu mengingat: Kehidupan dan tubuh ini sangat singkat dan semtara. Bilamana dapat merenungkan sedemikan rupa Anda akan bisa menjaukan keserakahan dan nafsu keinginan, dendam dan amanah. Anda bisa menjauhkan kejahatan." (pasal 4) "Para siswaku: Sewaktu Anda mengetahui diri sendiri telah terangsang oleh keserakahan dan nafsu keinginan. Anda harus berjuang keras untuk mengendalikannya. Anda dapat menjadi majikan bagi diri Anda sendiri. Jangan sampai diperbudak oleh nafsu keinginan" (pasal 6) Semoga tibanya Dharmasanti 2555 ini dapat menyelamatkan hutan, lingkungan, alam Pasundan dengan berangkat dari kebiasaan memelihara kearifan dan keharmonisan alam sebab ajaran Buddha membabarkan pentingnya menjaga kelestarian, keharmonisa alam supaya bisa menyelaraskan manusia sebagai petanda orang dewasa. Selamat Hari Raya Waisak 2555. Sabbe satta bhavantu sukhitata. Semua mahkluk berbahagia. Sadha, sadha, sadha. (*) IBN GHIFARIE, Mahasiswa Pascasarjana UIN SGD Bandung Program Religious Studies.
D. Tulisan rohani terkait agama Hindu: Enam Cara Beragama menuju Tuhan Oleh : Ibn Ghifarie | 09-Mei-2011, 20:24:19 WIB KabarIndonesia - Dalam ajaran Hindu untuk menuju Tuhan diperlukanlah empat jalan. Pertama, jalan menuju Tuhan melalui pengetahuan (Jnaya Yoga). Untuk para pencari kehidupan rohani yang mempunyai kecenderungan intelektual yang kuat. Ide adalah yang paling penting. Jika orang merasa yakin terhadap sesuatu maka keyakinan itu benar-benar membawa perbedaan yang nyata dalam kehidupan mereka karena hidup mereka mengikuti garis pemikirannya. Seperti Buddha, Socrates. Kedua, jalan menuju Tuhan melalui cinta (Bhakti Yoga). Sumbernya dari cinta yang berada di hati manusia. Bagaikan air gangga tiada putus-putus mengalir ke samudra kata Tuhan dalam Bhagavata Purana. Ketiga, jalan menuju Tuhan melalui kerja (Karma Yoga). Orang-orang yang berwatak aktif. “Ia yang bekerja tanpa perasaan lekat pada pekerjaannya dan menyerahkannya untuk Tuhan tidak ternola oleh akibatnya. Bagikan daun bunga teratai tidak ternoda oleh air di sekitarnya” Bhagavada-Gita,V:10. Keempat, jalan menuju Tuhan melalui latihan psikologis (Raja Joga). Membawa orang ketarap yang luar biasa tinggi. Orang yang mempunyai kecenderungan pribadi pada ilmu pengetahuan. Ini merupakan jalan Tuhan melalui latihan-latihan psikologis.
70
Syaratnya memiliki dugaan kuat dari kita yang sesungguhnya jauh mengagumkan yang kita sadari dan hasrat untuk mengalami secara langsung jangkauanya sepenuhnya. Tujuannya untuk membuktikan keabsahan dari pandangan rangkap empat tentang manusia dengan cara membimbing si pencari kebenaran untuk secara pribadi langsung mengalami. Metodenya dengan mawas diri (Huston Smith, 2004:37-59) Sejatinya, apa pun agamanya untuk dapat mencapai realitas mutlak, diperlukan enam cara pengalaman beragama. Ini dikemukakan oleh Dale Cannon, pakar Studi Agama dari Amerika Serikat dalam Six Ways of Being Religious; A Framework for Comparative Studies of Religion (BelmontWashington:Wadsworth, 1996). Edisi Indonesia berjudul Enam Cara Beragama hasil terjemahan Djum’annuri, Sahiron yang diterbitkan oleh Direktorat PT.Agama Islam, 2002. pada tahun 2002. Keenam cara beragama itu, adalah pertama, ritus suci (way of sacred rite). Prospek hidup menghadapai peristiwa-peristiwa penting tanpa pola arketipe yang diikuti, tanpa rasa ketepatan yang mendasar dan mutlak. Memotivasi cara ritus suci. Singkatnya, cara ritus suci berpusat pada pemakaian ritus suci sebagaimana ditunjukan oleh namanya. (h. 48) Kedua, perbuatan benar (way of right action). Prospek (aktualisasi) polapola tingkahlau yang bertentangan dengan kesadaran tertib kosmik normatif (keadilan). Memotivasi cara perbuatan benar. Singkatnya, cara perbuatan benar ini memusatkan perhatian pada perbuatan, tingkah laku yang benar baik perorangan maupun masyarakat. (h. 54) Ketiga, cara ketaatan (way of devotion). Pengalaman yang mengancam kemampuan emosional luar biasa seseorang untuk menanggungnya. Memotivasi cata ketaatan. Pendeknya, cara ketaatan dipusatkan pada ketaatan seperti diduga tetapi bukan sembarang ketaatan. (h. 58) Keempat, mediasi samanik (way of shamanic mediation). Tanpa bantuan menghadapi krisis yang terjadi, pemecahannya mengatasi mengatasi sumbersumber duniawi. Memotivasi cara mediassi samanik. Pendeknya, cara mediasi samanik menaruh perhatian pada usaha menghadapi tantangan-tantangan berat yang disebabkan oleh kehidupan. (h. 61) Kelima, pencarian mistik (way of mystical). Kegelisahan karena kebaikan yang tidak riil dan tidak subtansial. Memotivasi pencarian mistik. Singkatnya, cara pencarian mistik usaha secara sadar dengan menggunakan disiplin aksetik dan meditatif untuk mengatasi batasan pengalaman kesadaran biasa. (h. 66) Keenam, penelitian akal (way of reasoned inquiry). Hal-hal yang dipahami, sehingga jika tidak dijelaskan akan mengurangi kesadaran atas bendabenda keseluruhan. Memotivasi cara pencarian akal. Pendeknya, cara penelitian akal diarahkan pada usaha memahami benda-benda, bagaimana bersesuaian satu sama lain dan mengapa benda-benda itu merupakan cara keberadaannya, terutama untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kepentingan pemahaman orang lain. (h. 69)
71
Alhasil, perbuatan besar berpusat pada usaha memahami benda-benda, bagaimana bersesuaian dengan aturan mutlak dan normatif segala benda. Pasalnya, cara ketaatan disibukkan dengan usaha memusatkan apeksi seseorang dalam membentuk penyerahan diri sepenuh cinta kepada realitas mutlak sebagai pemberi rahmat dan kasih sayang. Mediasi samanik berusaha menyatu dengan realitas mutlak sebagai mediator (penghubung) intervensi supranaturalnya dalam urusan dunia dengan jalan masuk ke dalam kesadaran yang sudah diubah. Pencarian mistik berusaha mencari kesatuan seluruh diri secara langsung dan disadari dengan realitas mutlak dengan menggunakan teknik-teknik asketik dan meditatif yang dirancang untuk mengatasi batas-batas yang tidak jelas dan dorongan-dorongan pengalaman biasa yang menggelisahkan dan seakan-akan dikemukakkan di jalan itu. Cara pemeliharaan akal bertujuan menyatukan akal dengan mina mutlak dalam mencari pemahaman yang dapat diterima akal tentang benda-benda dalam perspektif mutlak. (Dale Cannon, 2002; 85-86) Dale Connon, berharap dengan enam cara bergama dan wawasan tentang perbedaan di pelbagai tradisi keagamaan, seseorang akan dapat terhindar dari rasa kealfaan dan berada pada posisi nyaman dalam mengapresiasi cara pengalaman beragama antara persamaan dan perbedaan yang mungkin terdapat berbagai praktif penghayatan keagamaan. Kesiapan menemukan persamaan atau perbedaan dalam berkeyakinan agama serta kesiapan mempelajari arti penting ini dari sudut persamaan yang diakui dalam cara-cara beragama akan membuat kemungkinan-kemungkinan dialog konstruktif antar berbagai tradisi keagamaan. (Dale Cannon, 2002; 11-15) Dengan demikian, orang-orang yang berasal dari latar belakang iman yang berbeda dapat belajar satu sama lain apa yang serupa atau apa yang merasa dimiliki bersama dan yang tidak, tanpa kehawatiran terjebak pada praktik penyampuradukan iman atau mengingkari agama orang lain. Ini dapat menolong untuk mengembangkan dialog kontruktif antar subtradisi di satu tradisi keagamaan yang sama. Mari kita menebar petuah Hans Kung, President of Global Ethic Foundation “Semua agama memberikan jawaban terhadap problem makna segala sesuatu mengenai kehidupan dan sejarahnya, dilihat dari realitas mutlak yang memiliki pengaruh kini dan di sini. Apakah ia dideskripsikan sebagai kebangkitan dalam agama Yahudi klasik, kehidupan abadi dalam Kristen, sorga dalam Islam, moksa dalam Hinduisme, nirvana dalam Buddhisme atau dalam Taoisme sebagai keabadian. Tepatnya, berhadapan dengan perasaan frustrasi serta pengalaman kegagalan dan penderitaan, agama-agama dapat membantu memberikan bimbingan melalui pemaknaan di balik peristiwa kematian. Kini dan di sini, sekurang-kurangnya di saat dukung moral mengalami kegagalan” (Hans Kung, 1991:53-60). (*) IBN GHIFARIE, Mahasiswa Pascasarjana UIN SGD Bandung program Religious Studies dan bergiat di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
72
E. Tulisan terkait etnik Tionghoa: Kerukunan Antarumat Beragama di Kupang Oleh : Iwan Balla | 11-Feb-2013, 11:22:40 WIB KabarIndonesia - Ratusan warga Tionghoa di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu, 10 Februari 2013 merayakan tahun baru Imlek dengan menggelar misa syukur bersama di Gereja Katedral yang dipimpin Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang. Misa yang berlangsung hikmat, tidak hanya dihadiri etnis Tionghoa, namun warga lokal yang turut merayakan Imlek dengan busana khas Tionghoa. Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang dalam kotbahnya meminta etnis Tionghoa untuk menjaga hubungan kasih dengan warga pribumi. “Jagalah hubungan baik dengan sesama manusia, terutama warga pribumi,” pintanya. Nuansa Tionghoa nampak dalam perayaan misa perayaan Imlek tersebut. Etnis Tionghoa yang menghadiri misa tersebut mengenakan busana khas mereka. Bahkan, ornamen dalam gereja pun bernuansa Tionghoa yang didominasi warna merah. Di depan gereja Katedral mulai terasa suasana Imlek dengan hiasan lampion-lampion. Gereja Katedral mengkhususkan misa III pada hari Minggu ini bagi etnis Tionghoa yang merayakan Imlek. Pastor Paroki Katedral Kupang, Romo Ambros Lajar membenarkan misa ke-III ini dikhususkan bagi etnik Tionghoa yang merayakan tahun baru Cina. “Ini merupakan tradisi etnis Tionghoa yang telah dimasukan dalam gereja Katolik,” katanya. Usai perayaan misa dilanjutkan pertunjukan dua Barongsai serta seekor naga atoin meto yang dimain etnis Tionghoa di depan gereja untuk merayakan Imlek. Pada saat bersamaan, etnis Tionghoa juga membagikan angpao bagi anak-anak yang menjadi rebutan. (*)
73
BAB IV HASIL PENELITIAN DINAMIKA KERJA CITIZEN JOURNALISM DALAM MANAJEMEN REDAKSI RUBRIK ROHANI WWW.KABARINDONESIA.COM
A.
STRUKTUR
MANAJEMEN
KERJA
CITIZEN
REDAKSI
JOURNALISM RUBRIK
DALAM ROHANI
WWW.KABARINDONESIA.COM Citizen journalism mempunyai ciri kerja yakni semua orang dari berbagai latar belakang dapat menjadi wartawan dan menuliskan karya mereka untuk dijadikan bahan informasi serta mengirimkannya pada salah satu kanal khusus citizen journalism dan situs www.kabarindonesia.com memfasilitasi aktivitas jurnalistik tersebut. Untuk mengetahui struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com, dilakukan analisis menggunakan teori payung (umbrella perspective) yang menggunakan lima area dalam perspektif tersebut sebagai berikut: 1. Hardware Hardware adalah aspek paling jelas dari sebuah teknologi. Ia adalah peranti fisik yang berkaitan dengan teknologi. Hardware adalah bagian nyata dari sebuah sistem teknologi, sementara itu, teknologi baru umumnya bersumber dari perkembangan dalam bidang hardware.
74
Dalam hal ini, situs www.kabarindonesia.com atau harian online KabarIndonesia (HOKI) merupakan ‘bentuk’ dari suatu teknologi. Dalam dunia maya, situs ini merupakan suatu bentuk ‘perangkat keras’ (hardware) yang menjadi wadah bertemunya para citizen journalist, editor serta pembaca harian online tersebut. Ia adalah satu bentuk media yang bergerak di bidang citizen journalism yang bernaung di bawah Yayasan Peduli Indonesia (YPI). Enabling Factor Situs www.kabarindonesia.com hadir setelah Yayasan Peduli Indonesia (YPI) mendirikannya pada 11 November 2006 dengan melalui Akta Notaris Kroes & Partner nomor 2006.046340.01/CK di Alphen aan den Rijn, Belanda, dan terdaftar di kamar dagang Belanda dengan nomor registrasi: 28112332 atas nama Elisabeth Widiyati sebagai Ketua. “Harian online www.kabarindonesia.com (HOKI) didirikan pada 11 November 2006, di bawah Yayasan Peduli Indonesia di Utrecht, Belanda. Yayasan Peduli Indonesia sendiri didirikan pada 21 September 2006 melalui Akta Notaris Kroes & Partner nomor 2006.046340.01/CK di Alphen aan den Rijn, Belanda, dan terdaftar di kamar dagang Belanda dengan nomor registrasi: 28112332 atas nama Elisabeth Widiyati sebagai Ketua.”84
Situs www.kabarindonesia.com memiliki kesungguhan untuk menjadi salah satu media yang fokus pada bidang citizen journalism di Indonesia terbukti dengan adanya Akta Notaris yang didaftarkan di Belanda tersebut. Sebagai hardware, situs ini menjadi jembatan yang mengomunikasikan pesan berupa konten-konten berita kepada khalayak yang membutuhkan informasi.
84
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 13 Januari 2014, pukul 18.06.06 WIB.
75
Media ini juga memiliki kantor redaksi di Indonesia. Hal ini semakin mengukuhkan
kesungguhan
HOKI
untuk
menjadi
‘corong’
yang
menginformasikan kebenaran dan demokrasi di Indonesia. Tentunya berita ditulis oleh citizen journalist yang memiliki kepedulian akan rakyat, bangsa, negara Indonesia. “Di Indonesia, kantor redaksi media tersebut berada di Graha MIK Taman Perkantoran Kuningan Jalan Setia Budi Selatan Kavling 16-17 Jakarta, Indonesia, kode pos 12920, telepon: 021-57941780. Sedangkan alamat pusatnya berada di Utrechtstraat 90 2408 GS Alphen aan den Rijn, The Netherlands (Belanda).”85
Software Pemahaman terhadap teknologi komunikasi membutuhkan lebih dari sekedar mempelajari hardware; penting juga untuk memahami pesan yang dikomunikasikan melalui sistem teknologi. Pesan-pesan ini akan merujuk pada “software”. a. Motivating Factor Situs www.kabarindonesia.com didirikan dengan memiliki visi, misi, dan tujuan. Visi, misi, dan tujuan tersebut merupakan pesan-pesan atau ‘software’ yang dikomunikasikan oleh harian online KabarIndonesia (HOKI) lewat konten media yang berupa rubrik, tak terkecuali subrubrik rohani yang merupakan subrubrik dari rubrik berita untuk keperluan informasi dan wawasan para pembacanya.
Visi
media
online
ini
adalah
untuk
menjadikan
www.kabarindonesia.com sebagai koran online tepercaya dengan motto “Dari kita untuk kita”. 85Wawancara tertulis dengan Supadiyanto,
13 Januari 2014, pukul 18.06.06 WIB.
76
“Visi: menjadikan Kabar Indonesia koran online terpercaya. Kabar Indonesia adalah koran gotong royong (collaborative content creation). Oleh sebab itulah, KabarIndonesia harus menjadi corong kebenaran yang informatif dan demokratif. Pengunjung KabarIndonesia adalah Penulis KabarIndonesia. Sesuai dengan motto KabarIndonesia: “Dari kita untuk kita.”86 Sedangkan misinya adalah “…untuk menyajikan berita-berita menarik dan selalu up-to-date dengan prinsip “from any to many”….”87 Informasi pun ditulis oleh siapa saja, di mana saja, dan mengenai apa saja sesuai dengan kategorisasi dalam rubrik media tersebut. “Secara prinsipil, setiap pewarta warga (baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri) bebas mengirimkan karya mereka dalam bentuk berita, opini, karya fiksi, maupun foto ke HOKI.”88
b. Enabling factor Terdapat dua rubrik besar di HOKI yaitu rubrik berita dan rubrik foto. Dalam rubrik berita, terdapat 24 subrubrik yang menaungi tulisan dari para citizen journalist HOKI. Para pembaca media online ini kebanyakan menjadi citizen journalist pada situs tersebut, tidak terkecuali subrubrik rohani. “Situs www.kabarindonesia.com menyediakan 24 subrubrik, masing-masing: Rubrik Budaya, Cerpen, Daerah, Ekonomi, Hiburan, Hukum, Internasional, Iptek, Kesehatan, Konsultasi, Lingkungan Hidup, Lomba, Lowongan Kerja, Nasional, Olahraga, Opini, Pariwisata, Pemilu, Pendidikan, Politik, Profil, Puisi, Rohani, dan Serba-serbi yang melayani berbagai macam jenis kebutuhan informasi para pembacanya. Jumlah penulis maupun beritanya tidak terbatas, sehingga menjadi sebuah media
86
http://www.kabarindonesia.com/regpenulis.php diakses pada 16 April 2014, pukul 10.10.16 PM. 87 http://www.kabarindonesia.com/regpenulis.php diakses pada 16 April 2014, pukul 10.10.16 PM. 88 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014, pukul 15.53.10 WIB.
77
yang“never-ending-story”. Pengunjung situs HOKI adalah sekaligus penulis berita pada laman tersebut.89
Menganalisa subrubrik rohani sama halnya seperti menganalisa alur keredaksian seluruh rubrik di HOKI. Citizen journalist membuat karya kemudian memasukannya ke subrubrik yang dikehendaki dalam rubrik berita. “Secara prinsipil, setiap pewarta warga (baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri) bebas mengirimkan karya mereka dalam bentuk berita, opini, karya fiksi, maupun foto ke HOKI; termasuk ke subrubrik rohani (ingat, Rohani merupakan subrubrik dalam Rubrik Berita; bukan rubrik besar). Dari setiap karya pewarta warga tersebut, alur karya setiap pewarta warga pada dasarnya mereka sudah menetapkan karya mereka tersebut diusulkan untuk dimuat di subrubrik yang mereka inginkan dari 24 subsrubrik yang terdapat dalam Rubrik Berita.”90
Berita yang dikirim ke HOKI memiliki kategorisasi yang nantinya akan ada berita yang menjadi headline dikarenakan tingkat kedalaman nilai berita dan berita yang sifatnya biasa dan tidak terlalu mendesak. “Kategori berita, ada dua macam kategori berita: Berita Regular, merupakan berita biasa yang hanya ditayangkan di bagian topik berita saja. Berita Utama, merupakan berita yang ditayangkan di kolom berita utama mapun di bagian topik berita.”91
c. Inhibiting factors Citizen journalist dan anggota redaksi HOKI bekerja secara sukarela, tidak mendapat imbalan atas hasil jerih payah yang dilakukan. Segala macam kendala terkait kerusakan selama melakukan kerja jurnalistik untuk HOKI, ditanggung 89
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014, pukul 15.53.10 WIB. Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014, pukul 15.53.10 WIB. 91 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 20 April 2014, pukul 06.30.02 WIB. 90
78
sendiri. HOKI tidak diberatkan untuk beban penggantian kerusakan. Para jurnalis di HOKI benar-benar menerapkan semangat kerja citizen journalism secara sukarela atas dasar ingin berbagi manfaat. “Contoh penafsiran atas klausul di atas; misalnya pewarta HOKI mengalami kerusakan laptop, kamera, alat transportasi ketika melakukan kerja jurnalisme ala pewarta HOKI; maka mereka tidak bisa mengklaim biaya perbaikan atas kerusakan yang ditimbulkan kepada redaksi atau manajemen HOKI, atau meminta pertanggungjawaban kepada HOKI.”92
2. Level Infrastruktur Organisasi Infrastruktur organisasi merupakan sekelompok organisasi yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi teknologi. Dalam hal ini, citizen journalist www.kabarindonesia .com adalah orang-orang yang melakukan proses produksi berita, mulai dari perencanaan, peliputan, sampai produksi berita. Sementara itu, anggota redaksi situs www.kabarindonesia.com adalah orang-orang yang mengelola hasil produksi berita para citizen journalist dan mendistribusikannya dalam bentuk penayangan berita melalui situs HOKI. a. Enabling Factor Karya yang ditayangkan di HOKI harus melalui tahapan-tahapan yang telah dicanangkan oleh bagian redaksi, meliputi: proses penyuntingan oleh editor (redaktur) dan proses seleksi layak tayang atau tidak oleh dewan redaksi HOKI. Apabila karya-karya citizen journalist tersebut sudah menjalani tahapan-tahapan tersebut
maka
92
berita
tersebut
akan
ditayangkan
oleh
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB.
situs
79
www.kabarindonesia.com. Tahapan penyuntingan oleh editor (redaktur) dilakukan dengan mengubah naskah yang masuk di kotak “Edit Berita”, kemudian berita yang telah lolos proses sunting sesuai SOP editor, akan dinaikan statusnya menjadi berita valid. Tidak adanya spesialisasi editor di media ini, sehingga seluruh editor bekerja bergantian dalam menyunting karya para citizen journalist. “Setelah karya berita masuk di meja redaksi HOKI, maka akan diseleksi oleh para editor HOKI. Editor HOKI berkewajiban melakukan penyuntingan setiap karya yang dikirimkan oleh pewarta warga pada berbagai subsrubrik yang dimiliki HOKI. Sehingga tidak ada spesialisasi editor subrubrik maupun rubrik di HOKI. Tetapi seluruh editor HOKI berkewajiban mengeditori seluruh karya pewarta warga yang masuk ke redaksi HOKI pada seluruh subrubrik maupun rubrik di HOKI.”93
Hal tersebut tentunya membuat seluruh editor HOKI harus memiliki pengetahuan dan wawasan luas guna penguasaan konten-konten karya citizen journalist, terutama multidisiplin ilmu, termasuk saat mengeditori rubrik rohani.
b. Limiting Factor Dalam menyunting karya citizen journalist agar menjadi berita yang sesuai kaidah jurnalistik, para editor menyunting dengan teliti karya tersebut. Jumlah penulis aktif HOKI yang mencapai hampir 15.000 orang, cukup membuat editor kesulitan dalam menyunting isi karya para citizen journalist. Karena itu, sesama editor sering melakukan sharing dan konsultasi dengan editor HOKI lainnya, maupun dewan redaksi.
93
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014, pukul 15.53.10 WIB.
80
“Ketika editor HOKI menemui kesulitan untuk menentukan apakah sebuah karya pewarta warga layak atau tidak layak dimuat di HOKI; maka editor HOKI tersebut boleh berkonsultasi dengan sesama editor lainnya. Dan atau ketika mereka tetap sulit menentukan apakah konten sebuah karya pewarta warta tersebut layak atau tidak layak ditayangkan di HOKI; mereka boleh menyerahkan kewenangan tersebut pada dewan redaksi HOKI.”94 Penentuan berita dilakukan berdasarkan pada mutu konten dari berita atau tulisan yang dikirimkan oleh setiap pewarta warga juga dengan memperhatikan rekam jejak dari penulis bersangkutan. Hal ini dilakukan karena pihak redaksi pernah melakukan black list pewarta warga yang pernah mengirimkan “copypaste” tulisan atau berita yang pernah dimuat di media lain. Karena itu, walaupun media citizen journalism ini memiliki banyak penulis aktif, namun dalam hal seleksi serta originalitas karya, prosedurnya sangat ketat dan teliti untuk menghindari hal semacam plagiarisme. “Redaksi pernah mem-black list pewarta warga yang pernah mengirimkan “kopi paste” tulisan yang pernah di muat di media lainnya.” 95
c. Motivating Factor Setelah setiap karya pewarta warga yang sudah disunting oleh para editor ditetapkan dengan status “valid”, karya-karya tersebut sudah menjadi kewenangan para dewan redaksi untuk ditayangkan (dimuat) atau justru tidak ditayangkan (ditolak) di HOKI. Hal itu menjadi kewenangan mutlak atau otoritas penuh dari para dewan redaksi HOKI. Setiap anggota dewan redaksi HOKI memiliki kewenangan penuh untuk menayangkan sekaligus menolak konten-konten setiap karya pewarta warga yang sudah ditetapkan status sebagai “valid” oleh para editor HOKI. Para anggota dewan redaksi HOKI memegang tiga kunci utama, yaitu: 94
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014, pukul 15.53.10 WIB. Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 20 April 2014, pukul 06.30.02 WIB.
95
81
menetapkan karya citizen journalist dengan status “aktif”, “menolak”, dan atau “non aktif” setiap saat. Hal ini dilakukan demi memerangi masalah plagiarisme dalam penayangan konten berita dan menerapkan etika jurnalistik dalam media tersebut. “Setiap anggota dewan redaksi HOKI memiliki kewenangan penuh untuk menayangkan sekaligus menolak konten-konten setiap karya pewarta warga yang sudah ditetapkan status sebagai "valid" oleh para editor HOKI. Para anggota dewan redaksi HOKI memegang tiga kunci utama: yaitu menetapkan karya pewarta warga dengan status "aktif", "menolak", dan atau "non aktif" setiap saat.”96
Pekerjaan para editor maupun dewan redaksi HOKI dalam menyunting maupun menayangkan berita di HOKI tidak terbatas lokasi dan waktu; bisa dilakukan dari mana saja, dan kapan saja; sepanjang yang bersangkutan dapat terkoneksi dengan Internet. Para anggota redaksi dan para citizen journalist HOKI bekerja secara sukarela tanpa imbalan apapun, serta mereka memiliki rasa kepemilikan tinggi terhadap HOKI.
d. Inhibiting Factor Tugas para editor (redaktur) dan dewan redaksi HOKI sangat berat, mengingat banyaknya karya yang masuk, tak berimbang dengan jumlah anggota redaksi, sedangkan karya tersebut harus segera disunting dan ditayangkan sebagai
96
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014, pukul 15.53.10 WIB.
82
konsekuensi dari update informasi. Pula, pada saat tertentu, editor tidak dapat melakukan aktivitas kejurnalistikannya. Namun, hal tersebut berhasil di atasi dengan diberlakukan pembagian jam kerja secara sukarela untuk terus memperbaharui berita (update). “Untuk mengatur rutinitas penayangan konten-konten karya pewarta warga di HOKI, diberlakukan pembagian jam kerja secara sukarela oleh para editor dan dewan redaksi HOKI. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar konten-konten HOKI selalu aktual dan terbarui terus-menerus sepanjang masa.” Serta untuk keadaan tertentu yang tidak memungkinkan diberlakukannya peraturan kerja seperti biasa, maka manajemen kerja bersifat fleksibel dan setiap anggota redaksi dapat saling membantu. “Namun pada kondisi tertentu, para anggota dewan redaksi HOKI juga bisa melakukan tugas sebagai “editor” yang mem-valid-kan setiap karya pewarta warta. Sekaligus para editor dan atau anggota dewan redaksi HOKI menulis sendiri karya di HOKI dengan nama terangnya.” 97
97
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.
83
Pewarta warga (citizen journalist) mengirim karya ke HOKI • Berita Teks • Berita Foto
Editor HOKI menerima karya • Mengedit naskah berita yang masuk di kotak "Edit Berita" • Mengubah status berita dari Berita NonAktif menjadi Berita Valid.
Dewan Redaksi HOKI menerima berita valid dari editor • Menentukan berita tayang (dimuat) atau justru tidak tayang (ditolak) di HOKI
Berita ditayangkan di www.kabarindonesia.com
Gambar 4.1 Alur Penayangan berita pada situs www.kabarindonesia.com. Alur di atas berlaku untuk semua subrubrik termasuk subrubrik Rohani.
84
3. Level Sistem
Level sistem yang mencakup sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem media yang mengatur kebijakan umum dalam masyarakat. a. Enabling Factor Media online beraliran citizen journalism di Indonesia tumbuh dengan subur, begitu juga dengan harian online KabarIndonesia (HOKI). Hal ini dikarenakan Indonesia menganut paham demokrasi. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Indonesia juga menganut sistem pers bebas bertanggungjawab (social responsibility) yang semakin mendukung eksistensi dari media beraliran citizen journalism. Keberadaan UU RI Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) menjadi landasan hukum yang berkaitan dengan hak setiap orang memperoleh informasi, kewajiban badan publik menyediakan dan melayani permintaan informasi secara cepat, tepat waktu, biaya ringan (proporsional) dan cara sederhana serta pengecualian bersifat ketat dan terbatas serta kewajiban badan publik untuk memenuhi sistem dokumentasi dan pelayanan informasi. Dengan demikian, setiap badan publik memiliki kewajiban membuka akses atas informasi publik yang berkaitan dengan badan publik tersebut untuk diketahui khalayak luas. Hal-hal tersebut menjadi enabling factors dalam bidang politik. Para pemilik media kini menyadari bahwa informasi yang dimuat pada media tidak saja berasal dari media utama saja, yang cenderung diisi oleh orang-
85
orang dianggap ternama dan populer saja. Namun, informasi kecil dan dahulu cenderung diabaikan oleh media utama karena tidak mengandung nilai berita (news value), itulah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ditambah, penguasaan berita akan terasa maksimal apabila masyarakat langsunglah yang melaporkan, karena mereka yang mengalami kejadian tersebut secara langsung. Citizen journalism www.kabarindonesia.com menjadikan dirinya satu forum yang memoderasi pembacanya untuk terlibat dalam laju pertumbuhan informasi yang kian cepat dan dinamis. Penguasaan informasi merupakan prasyarat agar sebuah bangsa lebih unggul dibanding negara lain. Hal ini pula yang mendorong HOKI untuk mencerdaskan bangsa Indonesia dengan asupan informasi yang berimbang agar menjadi bangsa yang cerdas dan kritis. Hal ini menjadi enabling factor di bidang media. Harian online KabarIndonesia (HOKI) tidak memfokuskan diri dalam mencari keuntungan ekonomi. Media tersebut didirikan bukan untuk ijin dagang atas penjualan jasa informasi, melainkan didirikan sebagai stichting (yayasan) di Belanda. Karena itu, enabling factor dalam bidang ekonomi pada HOKI tidak ada, karena
tidak
ada
unsur
kepentingan
ekonomi
di
belakangnya.
Situs
www.kabarindonesia.com selama ini menerima donasi dari para anggotanya untuk membantu keberlangsungan media tersebut atau donasi dari masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan menulis yang dilatih oleh para anggota redaksi www.kabarindonesia.com. Karena itu, enabling factor dalam bidang ekonomi pada HOKI tidak ada, karena tidak ada unsur kepentingan ekonomi di belakangnya. Situs www.kabarindonesia.com selama ini menerima donasi dari para anggotanya untuk membantu keberlangsungan media tersebut atau donasi
86
dari masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan menulis yang dilatih oleh para anggota redaksi www.kabarindonesia.com. “…HOKI didirikan oleh Yayasan Peduli Indonesia yang terdaftar sebagai stichting (yayasan) di Kamar Dagang Alphen aan den Rijn-Netherlands….”98 Situs www.kabarindonesia.com selama ini menerima donasi dari para anggotanya untuk membantu keberlangsungan media tersebut atau donasi dari masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan menulis yang dilatih oleh para anggota redaksi www.kabarindonesia.com. Karena itu, enabling factor dalam bidang ekonomi pada HOKI tidak ada, karena tidak ada unsur kepentingan ekonomi di belakangnya. b. Limiting Factors Keterbatasan dalam pemahaman dan penggunaan internet menjadi kendala dalam menjalankan proses kerja jurnalisme warga. Belum semua masyarakat mengerti dan memahami akan teknologi komunikasi. Faktor geografis menjadi salah satu alasan tidak meratanya jaringan internet. Sementara itu, jaringan internet merupakan satu-satunya akses yang dapat berhubungan langsung dengan www.kabarindonesia.com. Belum meratanya pendidikan mengenai teknologi komunikasi, manfaat dan segala pembaharuan tentang dunia teknologi komunikasi membuat sebagian besar masyarakat Indonesia terutama di pelosok daerah, belum mengenal dan cenderung tidak tahu akan situs www.kabarindonesia.com. c. Motivating Factors
98
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB.
87
HOKI memanfaatkan perkembangan jurnalisme online yang telah berkembang terlebih dahulu. Dengan memanfaatkan akses internet, penulis dan pengelola HOKI dapat menerbitkan karya yang mereka produksi untuk menambah informasi dan memperkaya khazanah keilmuan mereka. Melihat warga Indonesia yang cenderung antusias dan partisipatif terhadap hal baru, serta sistem adat yang masih menjunjung tinggi gotong royong, membuat koran gotong royong ini cukup diminati dan banyak ‘dihidupi’ oleh citizen journalist dari berbagai kalangan. Hal ini terbukti dengan peringkatnya yang cukup tinggi untuk media citizen journalist menurut www.alexa.com, situs yang menilai serta memberi peringkat akan mediamedia di seluruh dunia. “Sebagai catatan tambahan, berdasarkan Ranking di Alexa (www.alexa.com) pada Senin, 9 Desember 2013, pukul 11.57.00 - 13.23 WIB; situs www.kabarindonesia.com di Indonesia menduduki peringkat ke-10.441, dan ranking ke-492.691 di dunia. Ranking HOKI lebih baik jika dibandingkan dengan ranking yang didapatkan oleh situs pewarta lain misalkan Koran Online Pewarta Warga (KOPI) yang memiliki situs: www.pewarta-indonesia.com. Pada tanggal dan jam yang sama di atas, ranking situs KOPI hanya menempati urutan ke-38.968 di Indonesia, dan ranking ke-1.527.177 di dunia.”99
d. Inhibiting Factors Hal yang menjadi inhibiting factors pada situs www.kabarindonesia.com lebih pada biaya yang harus ditanggung sendiri oleh para citizen journalist dan pengelola HOKI. Mereka bekerja secara sukarela, mulai dari proses produksi berita sampai pendistribusian. Ketika meliput, tentunya sang citizen journalist harus menanggung biaya transportasi dan akomodasi selama peliputan. Kemudian
99
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014, pukul 15.53.10 WIB.
88
biaya untuk membeli paket internet agar bisa masuk situs HOKI dan mengirimkan berita. Para pengelola HOKI pun mengalami hal serupa, di mana dibutuhkan koneksi internet dan teknologi komputer yang terus menerus siaga (stand by) guna menampung semua karya yang masuk ke ‘meja’ redaksi. Hal ini belum termasuk biaya perbaikan atas kerusakan alat-alat produksi dan distribusi berita, seperti laptop, kamera, recorder, modem, dan lain sebagainya. 4. Individual User Pengguna media ini adalah para citizen journalist yang berperan selain menjadi pembaca juga sebagai penulis dalam harian online ini. Citizen journalist yang turut serta dalam mengirimkan karya di HOKI adalah mereka yang telah mengerti dan memahami internet dan fungsi dari media beraliran jurnalisme warga. Dengan dorongan untuk berbagi terhadap sesama, mereka berperan aktif dalam menyebarkan informasi dan wawasan kepada sesama pembaca dalam segala aspek, seperti dalam subrubrik rohani. Dalam subrubrik rohani, menyebarkan nilai-nilai dan kebaikan agama dengan tujuan memberi pencerahan kepada sesama umat atau pemeluk agama lain.
HOKI
memberikan
kesempatan
kepada
setiap
pewarta
warga
mengekspresikan gagasan (pendapat) dan membagikan informasi kepada publik mengenai dinamika kehidupan sosial-keagamaan yang ada di sekitar mereka. “Secara normatif, subrubrik Rohani pada Rubrik Berita diadakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap pewarta warga mengekspresikan gagasan (pendapat) dan membagikan informasi kepada
89
publik mengenai dinamika kehidupan sosial-keagamaan yang ada di sekitar mereka.”100 Penulis dari subrubrik keagamaan ini pula tidak dibatasi oleh status atau profesi mereka pada agama yang dianut, siapa saja boleh menuliskan karyanya selama itu memberikan pesan kebaikan untuk seluruh masyarakat. “…Subrubrik rohani diperuntukkan kepada siapa pun, tidak terbatas hanya para kyai, ulama, pendeta, guru, dan sebagainya, melainkan diperuntukkan bagi masyarakat umum….”101 5. Lingkungan/ Faktor Eksternal (Environtment as External Factor) Lingkungan diistilahkan sebagai faktor eksternal dalam persprektif payung. Ia memiliki peranan dalam hal pengenalan dan pengoprasian suatu teknologi komunikasi. HOKI sebagai media citizen journalism peduli akan masyarakat Indonesia telah melakukan fungsi eksternalnya dengan mengenalkan dan mengoprasikan medianya kepada khalayak. Beberapa kegiatan HOKI terkait dengan lingkungan di antaranya adalah melakukan pengenalan dan juga kerjasama HOKI kepada beberapa universitas ternama, institusi, dan lembaga. Hal ini guna memperkenalkan secara luas tentang dunia jurnalistik baru yakni citizen journalism¸serta bagaimana cara berpartisipasi dalam upaya mencerdaskan bangsa untuk kemajuan masyarakat dalam bidang penyebaran informasi di media (literasi media). “HOKI telah menjalin kerjasama beberapa universitas ternama di Indonesia, dan beberapa institusi media lainnya, antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Kristen Satya Wacana, Institut Ilmu Sosial dan Politik, Radio Jerman 100
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB. Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.
101
90
Deutsche Welle dan Radio Taiwan International guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi kemajuan bangsa Indonesia serta memantapkan eksistensinya sebagai institusi media yang menjadi milik publik.”102 Selain itu, kerjasama ini menyasar para pekerja akademis agar ikut berpartisipasi dalam menulis dan memublikasikan tulisannya di HOKI. “Dengan UGM, misalnya, HOKI mengadakan kerjasama dengan Dekan Fakultas Kehutanan universitas itu dalam lomba menulis tingkat nasional tentang lingkungan hidup. Kerjasama tersebut terus berlanjut dengan mengharapkan berbagai karya tulis dari berbagai akademisi untuk dapat menuliskan karya mereka di HOKI.”103
Jenis isi media yang ditayangkan pada subrubrik rohani HOKI adalah berita lempang (straight news), karya ulasan atau uraian dan opini yang membahas seputar kegiatan dan dinamika sosial-keagamaan di masyarakat. Berita lempang (straight news) melaporkan seputar kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di suatu daerah di Indonesia dengan prinsip 5W+1H (what, who, where, when, why, dan how) dan berisikan toleransi agama dan cinta kasih antarsesama pemeluknya. Contoh berita lempang (straight news) di subrubrik HOKI : Kerukunan Antarumat Beragama di Kupang Oleh : Iwan Balla | 11-Feb-2013, 11:22:40 WIB KabarIndonesia - Ratusan warga Tionghoa di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu, 10 Februari 2013 merayakan tahun baru Imlek dengan menggelar misa syukur bersama di Gereja Katedral yang dipimpin Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang. Misa yang berlangsung hikmat, tidak hanya dihadiri etnis Tionghoa, namun warga lokal yang turut merayakan Imlek dengan busana khas Tionghoa.
102
http://www.kabarindonesia.com/ diakses pada 9 Desember 2013, pukul 16.50 WIB. Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 14 April 2014, pukul 08.14 WIB.
103
91
Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang dalam kotbahnya meminta etnis Tionghoa untuk menjaga hubungan kasih dengan warga pribumi. “Jagalah hubungan baik dengan sesama manusia, terutama warga pribumi,” pintanya. Nuansa Tionghoa nampak dalam perayaan misa perayaan Imlek tersebut. Etnis Tionghoa yang menghadiri misa tersebut mengenakan busana khas mereka. Bahkan, ornamen dalam gereja pun bernuansa Tionghoa yang didominasi warna merah. Di depan gereja Katedral mulai terasa suasana Imlek dengan hiasan lampion-lampion. Gereja Katedral mengkhususkan misa III pada hari Minggu ini bagi etnis Tionghoa yang merayakan Imlek. Pastor Paroki Katedral Kupang, Romo Ambros Lajar membenarkan misa ke-III ini dikhususkan bagi etnik Tionghoa yang merayakan tahun baru Cina. “Ini merupakan tradisi etnis Tionghoa yang telah dimasukan dalam gereja Katolik,” katanya. Usai perayaan misa dilanjutkan pertunjukan dua Barongsai serta seekor naga atoin meto yang dimain etnis Tionghoa di depan gereja untuk merayakan Imlek. Pada saat bersamaan, etnis Tionghoa juga membagikan angpao bagi anak-anak yang menjadi rebutan. (*) Jenis berita selanjutnya adalah karya ulasan atau uraian mengenai dinamika sosial-keagamaan yang berkaitan dengan kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di masyarakat yang kemudian dianalisis dengan sumber rujukan menyandarkan pada petikan kitab suci. Contoh karya ulasan yang ditulis oleh citizen journalist HOKI pada subrubrik rohani: Waisak dan Keselarasan Alam Oleh : Ibn Ghifarie | 19-Mei-2011, 02:20:30 WIB KabarIndonesia - Harus diakui, banjir bandang dan tanah longsor yang mendera lima kecamatan di Garut Selatan; Cikelet, Pameungpeuk, Cisompet, Mekarmukti dan Cibalong dengan menelan korban jiwa 10 orang meninggal, 3 orang hilang, dan 6 orang luka-luka merupakan bukti nyata atas ulah lalim perbuatan manusia. Pasalnya, sikap serakah dan perilaku jahil yang tertanam dalam sanubari kita membuat alam murka sekaligus unjuk kekuatan. Betapa tidak, tibanya musim penghujan malah menjadi petaka yang tak bisa terelakkan karena kita seriang alpa mensyukuri segala pemberian (anugerah) dari Tuhan ini. Ironis memang.
92
Karena prihatin terhadap tragedi banjir bandang dan tanah longsor, Daud Muhammad Komar, keturunan masyarakat adat Kampung Dukuh menuturkan, “Apalah artinya kami menjaga dan memelihara kelestarian Gunung Padukuhan, jika hutan di lokasi lainnya tidak dipedulikan, bahkan dirambah serta dialihfungsikan,“ tegasnya (Garut News, 10/5) Rupaya, kearifan lokal untuk menjaga, melestarikan alam, hutan, lingkungan sekitar yang diwariskan secara turun-temurun tak dipegang. Malahan keberadaan Leuweung Sancang yang terkenal angker dengan mitos Prabu Siliwangi sebagai salah seorang Raja Sunda yang menonjol itu, ternyata tidak mempan untuk dijadikan penangkal pengrusakan, penggundulan, perampasan hutan yang dilakukan masyarakat. Haruskah upaya ngamumule alam di tanah Parahyangan ini hanya lestari pada legenda-legenda semata? Sejatinya, kehadiran Waisak (2555 BE) yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2011 ini tidak hanya sekedar merayakan Tri Suci Waisak Puja (kelahiran, pencapaian Penerangan Sempurna, dan parinirwana; meninggal dunia) tapi harus memberikan keselarasan, keseimbangan, keharmonisan antara manusia dengan alam supaya lebih arif dan bijaksana. Berkah Waisak Umat Buddhis menyakini berkah terdalam dari adanya detik-detik Waisak (17 Mei 2011-Pukul 18.08.23 WIB) adalah membersihkan hati, pikiran, menebar sikap welas asih untuk tetap mendorong sekaligus menjaga keselarasan, keharmonisan, kelestarian kehudupan, alam dan manusia. Menurut Parwati Soepangat, upaya melestarikan ini diperlukanlah; Pertama, mengikuti hukum universal supaya kehidupannya selaras dan tidak menyimpang dari hukum yang mengatur semesta dan isinya, yakni melalui jalan hukum karma (sebab-akibat), hukum paticca samuppada (sebab-musabab yang bergantungan), hukum anicca (sementara, tidak kekal, berubah) dan hukum majimma patipada (keseimbangan, jalan tengah, tidak ikut yang ekstrim). Kedua, Keselarasan dari semua kehidupan (manusia, alam, binatang, makhluk lain). Semuanya harus bersumber pada lima hukum yang mendasari kehidupan sebagaimana yang tertera dalam Dhammasangani; Utu Niyama (hukum tentang energi), Bija Niyama (hukum yang berkaitan dengan botani), Kamma Niyama (hukum tentang sebab akibat), Cita Niyama (hukum tentang bekerjanya pikiran), Dhamma Niyama (hukum tentang segala apa yang tidak diatur keempat Niyama). Dengan membawa keselarasan dalam semesta pada aturan hukum yang berlaku, maka diharapkan segala macam musibah dapat dicegah. Ketiga, Tidak merusak atau menghancurkan kehidupan dan bantu kelestarian. Buddha mengajarkan pelestarian sebagaimana termaktum pada Brahmajala Sutta; "Samana Gotama tidak merusak biji-bijian yang masih dapat tumbuh dan tidak mau merusak tumbuh-tumbuhan"; Tidak membunuh makhluk, Samana Gotama menjauhkan diri dari membunuh makhluk. Ia telah membuang alat pemukul dan pedang. Ia tidak melakukan kekerasan karena cinta kasih, kasih sayang, dan kebaikan hatinya kepada semua makhluk." Keempat, mengingkatkan tanggung jawab bersama dan mengurangi keserakahan.
93
Mari kita renungkan Anguttara Nikaya (1.60) Hujan yang turun di satu daerah pada suatu waktu akan berkurang ketika masyarakat berada di bawah kuasa keinginan yang menyesatkan, keserakahan tanpa alasan dan mengikuti pengertian nilai salah. Cuaca kering menyebakan kelaparan sebagai akibat peningkatan laju kelahiran. Akibat keserakahan manusia akan kemewahan, kekayaan dan kekuasaan telah menyebabkan berdirinya pabrik, mall yang dapat menimbulkan masalah polusi udara, air, tanah, suara, cuaca yang mempengaruhi flora, pauna dan alam sekitar. Dengan menumbuhkan kesadaran ini dapat membuahkan lingkungan saling berinteraksi dalam kehidupan dan menimbulkan tanggung jawab bersama pada lingkungan untuk dipelihara dan dilestarikan. (Parwati Soepangat,2002:8588) Keselarasan Alam Pentingnya menjaga keselarasan dengan alam sering dinamai ahimsa, seperti ditulis Dian Maya Safitri dengan merujuk kepada Ian Harris, Professor bidang Kajian Buddha (Buddhist Studies) di Universitas Cumbria dalam buku Ecological Buddhism (2003) yang mengemukakan konsep tentang ahimsa (keharmonisan, tanpa kekerasan, tidak merusak) terhadap dunia tumbuhan sebagai bagian penting dari dhamma (ajaran Buddha) yang akan menentukan jalan menuju nibbana (pembebasan), telah menginspirasi anggota sangha (komunitas Biksu) dan orang awam untuk berbuat baik terhadap alam. (Kompas, 31/12/2010) Dalam upaya menciptakan Tanah Sunda sebagai green province dengan agenda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Provinsi Jawa Barat perlu melibatan semua komponen untuk menjaga alam ini tanpa menitikberatkan terhadap Pemerintah. Para karuhun urang selalu memberikan dongeng-dongeng untuk tetap menjaga keberadaan hutan, alam sekitar supaya dijaga, dipelihara, dilestarikan dan mendapatkan perhatian lebih sekaligus larangan (pamali) untuk tidak merusaknya. Mari kita tengok dari beberapa cerita-cerita; macan putih Sancang (Garut), Cipatujah (Tasikmalaya) Badak Cihea dan Bojonglarang (Cianjur), Banteng Cikepuh (Sukabumi) dan Lebak Siliwangi (Bandung) supaya menumbuhkan kecintaan kita terhadap alam sekitar. Kiranya, petuah Buddha Gotama di khotbah terakhir di Hutan Sala milik Suku Malla, di antara Pohon Sala besar di dekat Kusinara perlu kita renungkan sejenak untuk mempengingati Waisak ini. "Ajaranku yang terpenting adalah: Anda harus bisa menaklukkan diri sendiri. Jauhkan keserakahan dan nafsu keinginan. Berjalan di tempat yang benar menjalankan hidup suci. Dengan kejujuran dan kebenaran. Selalu mengingat: Kehidupan dan tubuh ini sangat singkat dan semtara. Bilamana dapat merenungkan sedemikan rupa Anda akan bisa menjaukan keserakahan dan nafsu keinginan, dendam dan amanah. Anda bisa menjauhkan kejahatan." (pasal 4)
94
"Para siswaku: Sewaktu Anda mengetahui diri sendiri telah terangsang oleh keserakahan dan nafsu keinginan. Anda harus berjuang keras untuk mengendalikannya. Anda dapat menjadi majikan bagi diri Anda sendiri. Jangan sampai diperbudak oleh nafsu keinginan" (pasal 6) Semoga tibanya Dharmasanti 2555 ini dapat menyelamatkan hutan, lingkungan, alam Pasundan dengan berangkat dari kebiasaan memelihara kearifan dan keharmonisan alam sebab ajaran Buddha membabarkan pentingnya menjaga kelestarian, keharmonisa alam supaya bisa menyelaraskan manusia sebagai petanda orang dewasa. Selamat Hari Raya Waisak 2555. Sabbe satta bhavantu sukhitata. Semua mahkluk berbahagia. Sadha, sadha, sadha. (*) IBN GHIFARIE, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Program Religious Studies.
Antara Puasa dan Syahwat Korupsi Oleh : Ahmad Sidqi | 17-Jul-2013, 20:12:19 WIB KabarIndonesia - Bulan suci Ramadhan yang sedang kita jalani adalah bulan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai spiritualistik yang kental. Di dalamnya terkandung nilai zahid atau zuhud (menghilangkan sifat keduniawian), nilai maghfiroh (ampunan dari Tuhan) dan masih banyak nilai lainnya. Allah SWT berfirman; "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. Al Baqoroh [2]: 183). Dalam terminologi ayat di atas ada dua makna yang tersirat dari sebuah ritual yang bernama puasa. Yakni, Allah memerintah kepada umat muslim yang beriman untuk berpuasa untuk meningkatkan maqom-nya (derajat) menjadi umat muslim yang bertakwa. Proses terjadinya ketakwaan tidak lain melalui koridor Islamic law (hukum Islam). Perlu diketahui bahwa dalam hukum Islam tersebut harus mampu memaknai esensi puasa. Puasa bukan sekedar menahan hawa nafsu ‘momentum'. Maksudnya adalah menahan hawa nafsu ketika di bulan Ramadhan saja, akan tetapi nilai-nilai puasa sebagai transformasi kebaikan dan peningkatan kualitas diri serta masyarakat yang dinamis. Karena tujuan puasa adalah menahan hawa nafsu, maka sebagai umat muslim harus mengetahui nafsu yang terlarang. Nafsu yang terlarang ini terbagi menjadi dua hal, yakni nafsu ammarah (nafsu keburukan) dan nafsu lawwamah (nafsu berbuat baik tapi masih berbuat maksiat). Adanya momen puasa sebagai tempaan untuk melawan dua nafsu tersebut dan mengganti kepada nafsu muthmainnah (nafsu kebaikan). Melawan ‘Syahwat' Korupsi
95
Korupsi adalah sebagian kecil dari nafsu lawwamah. Tindakan korupsi yang sudah merajalela bahkan membudaya di negeri ini dianggap hal yang biasa, padahal Allah SWT telah melarang hambanya untuk melakukan segala penimbunan harta yang tidak halal. Allah berfirman; "Telah membuat kalian lalai, upaya memperbanyak harta, sehingga kalian masuk liang kubur" (QS. AtTakasur [102]: 1-2). Tindakan penimbunan harta ini sudah dijelaskan sebagai nash yang mutlak diharamkan oleh Tuhan. Tindakan korupsi yang sudah mengakar ini dalam tingkatan sosial yang rendah sampai pada tingkatan pemerintahan menyumbangkan kepincangan dalam nilai agama dan nilai sosial kemasyarakatan. Bangsa Indonesia yang sebagian besar memeluk agama Islam dan sebagian besar pula mengerti akan ajaran agama Islam, akan tetapi tidak bisa mengamalkan dari makna ajaran agama Islam. Dalam catatan tindak korupsi, pelaku korupsi di Indonesia memeluk agama Islam. Artinya, nilai spiritual dalam agama perlu dipertanyakan, apakah agama yang mereka peluk hanya sebagai legalitas kenegaraan?. Mengutip pesan dari Sayyidina Umar bin Khottob sang khulafaur- rosyidin ketika beliau menerima jabatan sebagai khalifah, beliau mengatakan; " La islama illa bil jama'ah wala jama'ata illa bil imarah wala imarata illa bit tho'ah " (Tiada Islam tanpa komunitas, tiada komunitas tanpa kepemimpinan, dan tiada kepemimpinan tanpa ketaatan). Pemimpin bangsa Indonesia juga harus tegas dalam menindak tegas, adil, dan jujur untuk memberantas korupsi, karena sudah merusak tatanan kemaslahatan ummat. Dimulai dari puasa, meresapi nilai puasa hingga menjadi orang-orang bertakwa sebagaimana sang pembawa risalah agama diutus ke dunia, Rasululloh SAW untuk menyempurnakan akhlak. Ketika akhlak terpuji manusia Indonesia sudah menjamur, penulis yakin bahwa perbuatan korupsi dan sifat-sifat keburukan manusia sejenisnya akan hilang, dan berganti menjadi sifat perdamaian yang penuh cinta kasih. (*) *Penulis adalah Penggiat Filsafat, Peneliti Al-Mughni Center Jakarta. Penulis bisa ditemui di twitter @a_sidqi
Selanjutnya, opini yang dikemukakan dalam subrubrik rohani adalah opini yang berasal dari renungan batin seorang citizen journalist yang kemudian dituangkan kedalam tulisan dan serta merta mengajak kepada para pembaca untuk ikut mengaplikasikan intisari dari opininya. Contoh tulisan opini dalam subrubrik rohani HOKI : Menghindari Sikap Iri Hati
96
Oleh : Elias Bidaugi Pigome | 11-Mar-2012, 00:45:58 WIB KabarIndonesia - Ada trend di sejumlah daerah bahwa sejumlah orang kaya dan pejabat tinggi mendirikan sekolah yang megah. Karena mereka mencari sejumlah ahli untuk menjalankan sekolah itu. Para pemilik sekolah ini tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang agar sekolah mereka berkembang menjadi sekolah terbaik, sekolah bertaraf internasional. Para siswa dan guru begitu disayangi. Dengan kasih sayang, dana dan perhatian, seharusnya sekolah itu berkembang sangat baik. Namun, apa yang terjadi? Beberapa sekolah tidak berkembang; malah banyak yang ditutup. Penyebabnya adalah konflik pada tingkat manajemen. Mereka bukan tidak mampu menjalankan sekolah itu. Malah mereka adalah ahli untuk bidang tersebut. Namun, sikap egois dan iri hati mereka telah menenggelamkan keahlian yang mereka miliki. Kata "Iri hati" bisa mengantarkan orang menjadi pembunuh; bahkan bahkan membunuh saudara sendiri. Dia menjadi korban "sikap iri hati" saudarasaudaranya. Sikap iri hati mengantar orang menyepelekan orang lain bahkan menyingkirkan saudara sendiri. Yesus menggambarkan bahwa bangsa Israel adalah kebun anggur yang sangat disayangi dan dimanja Allah. Namun, orang yang diserahkan untuk mengelola kebun anggur itu atau pemimpin Israel hanyalah orang-orang "bermata gelap". Mereka membunuh utusan Tuhan bahkan Putra Tuhan sendiri. Yesus menyatakan bahwa pemimpin seperti itu bodoh karena membuang batu sendi yang seharusnya menjadi penyangga bangunan yang paling kokoh. Saudara dan saudari, hendaklah sikap iri hati disingkirkan dari diri kita sejak dini, jangan sampai itu menjadi pemicu yang membuat kita melakukan halhal yang jahat. Hiduplah secara benar dan lakukanlah tugas kita secara benar. Bersyukurlah apa yang ada jangan sampai ambisi dan iri hati menghancurkan diri kita dan sesama kita. (Kutipan dari percikan hati). (*) Elias Bidaugi Pigome sebagai Mahasiswa Papuan in Mining Engineering, Universitas Trisakti Indonesia.
97
B.
KEBIJAKAN
REDAKSIONAL
WWW.KABARINDONESIA.COM
DALAM MENGELOLA RUBRIK ROHANI Untuk
mengetahui
kebijakan
redaksional
dalam
situs
www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, maka dilakukan analisis dengan menguraikan pedoman dan peraturan yang digunakan media citizen journalism tersebut. 1. Berpedoman pada nilai berita Human Interest Rubrik rohani hadir sebagai forum untuk mengekspresikan pendapat dan berbagi informasi sesama citizen journalist mengenai spiritualitas keagamaan. Pluralisme di HOKI pun sangat terjaga tanpa membeda-bedakan siapa yang menulis dan apa statusnya dalam kehidupan keagamaannya sehari-hari. “Secara normatif, adanya subrubrik Rohani pada Rubrik Berita diadakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap pewarta warga mengekspresikan gagasan (pendapat) dan membagikan informasi kepada publik mengenai dinamika kehidupan sosial-keagamaan yang ada di sekitar mereka. Subrubrik rohani diperuntukkan kepada siapapun, tidak terbatas hanya para kyai, ulama, pendeta, guru, dan sebagainya, melainkan juga masyarakat umum.”104
Subrubrik rohani mengedepankan nilai berita kerohanian yang sifatnya menyebarkan kebaikan, perdamaian, dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. “Subrubrik ini diadakan agar para penulis sekaligus pembaca subrubrik ini memiliki kepedulian tinggi pada dinamika kehidupan spiritual, rohani, keagamaan, maupun kegiatan-kegiatan lain yang mampu 104
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.
98
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal terpenting, subrubrik ini sangat terbuka diisi oleh beragam citizen journalist dari berbagai penganut keyakinan (agama).” 105
2. Penulisan Berita Berdasarkan Pedoman HOKI a. Pedoman pada 10 Dasa Titah bagi Penulis Khusus dalam menentukan apakah konten yang dikirimkan ke meja redaksi HOKI, termasuk ke subrubrik Rohani layak tayang atau tidak, para editor dan dewan redaksi HOKI mendasarkan penulisan isi berita pada 10 Dasa Titah Penulis sebagai pedoman utama penulisan, yang berlaku dan mengikat para citizen journalist (penulis HOKI). Hal ini sudah dikemukakan di awal sebelum citizen journalist mendaftarkan diri. Peraturan dibuat untuk meminimalisir terjadinya plagiarisme, mengakuratkan data, menghindari tulisan berbau SARA dan pornografi. “Berikut 10 Dasa Titah bagi Penulis yang wajib ditaati: 1) registrasi data penulis; 2) tidak diperkenankan menggunakan nama samara; 3) tulisan yang dikirim bukannya plagiarisme dan juga tidak melanggar Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia maupun internasional; 4) tidak bersifat pornografi maupun hal-hal yang melanggar etik; 5) bukan berupa iklan ataupun berita yang bersifat komersil; 6) tulisan merupakan sumbangan sukarela tanpa honor; 7) penulis bertanggung jawab sepenuhnya atas berita yang ditayangkan di HOKI; 8) tulisan tidak bersifat provokatif maupun hasutan; 9) kebenaran isi berita bisa dipercaya maupun dipertanggungjawabkan; 10) tulisan tidak boleh menyinggung, menyudutkan maupun melecehkan baik pribadi atau organisasi tertentu, agama maupun kepercayaan tertentu, suku atau etnis maupun gender tertentu.”
105
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.
99
Gambar 4.2 10 Dasa Titah Penulis situs www.kabarindonesia.com
b. Pedoman Kebijakan Redaksional bagi Editor dan Penulis Di samping pedoman bagi penulis, HOKI juga memiliki pedoman sebagai bentuk kebijakan redaksional yang harus dipatuhi oleh para editor dan dewan redaksi HOKI. Hal ini bersifat mengikat meskipun di HOKI antaranggota bekerja berjauhan, namun ada pedoman yang harus diikuti guna kedisiplinan kerja.
100
“Kebijakan redaksional lain untuk para editor dan dewan redaksi mencakup: 1) hak editor untuk menolak atau tidak memuat karya pewarta warga yang sudah pernah dimuat atau ditayangkan di media massa lainnya (baik media arus utama maupun media alternatif); menolak atau tidak memuat karya pewarta warga yang sekadar “copy-paste” dari media lainnya; segera menghapus karya pewarta warta yang sudah terlanjur dimuat di HOKI ketika diketahui karya tersebut telah dimuat di media lainnya, atau sekadar hasil “copy-paste” dari media lainnya; sekaligus memberikan peringatan kepada pewarta warga bersangkutan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika sejumlah surat peringatan (maksimal sebanyak tiga kali) yang sudah dilayangkan redaksi HOKI tersebut diabaikan, namun sang citizen journalist tetap melakukan tindakannya; redaksi HOKI berhak mem-black list status keanggotaanya di HOKI, sehingga setiap karya yang dikirimkan ke redaksi HOKI tidak akan pernah dimuat di HOKI selamanya. 2) para editor dan dewan redaksi HOKI berhak mengubah (mengedit) redaksi setiap karya yang dikirimkan oleh para pewarta warga di HOKI tanpa mengubah substansi pesan yang disampaikan oleh pewarta warga.” 106 Kebijakan redaksional yang berlaku di HOKI benar-benar memberikan kebebasan penuh kepada setiap editor maupun dewan redaksi HOKI untuk menayangkan dan atau menolak setiap karya pewarta warga sebab kerja mereka bersifat sukarela. Para editor dan dewan redaksi tidak mendapatkan upah berupa gaji bulanan dan sebagainya, sehingga tidak ada ikatan kerja sebagaimana pekerja kantor lainnya. Eksistensi HOKI dapat terus terjaga karena para pewarta warga, editor, dan dewan redaksi HOKI memiliki komitmen dan kesadaran yang tinggi untuk berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan hidup media ini. c. Kebijakan Tambahan Redaksi HOKI Selain beberapa kebijakan di atas, ada beberapa kebijakan tambahan dari redaksi HOKI:
106
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.
101
1. KabarIndonesia tidak bertanggungjawab atas isi (konten) yang berupa teks, gambar, atau material lainnya yang diunggah atau diposting di KabarIndonesia. 2. KabarIndonesia tidak menjamin semua tulisan yang dikirim akan ditayangkan. 3. KabarIndonesia tidak akan mengomentari penolakan tulisan; dan keputusan tersebut tidak dapat diganggu-gugat. 4. KabarIndonesia berhak mencekal dan mencabut hak pewarta warga sebagai penulis apabila pewarta warga melakukan pelanggaran dari 10 Dasa Titah. 5. KabarIndonesia berhak mengedit maupun mempersingkat isi berita apabila berita tersebut terlalu panjang. 6. KabarIndonesia akan selalu menayangkan nama penulis bersama dengan beritanya. 7. KabarIndonesia tidak bertanggung jawab atas isi komentar maupun kritikan yang masuk. 8. KabarIndonesia memperbolehkan penulis untuk mengirimkan foto sesuai dengan berita yang dikirimkan, tetapi di pihak lain, KabarIndonesia juga berhak untuk mengganti ataupun menolak foto tersebut. 9. KabarIndonesia memiliki hak sepenuhnya untuk menentukan di mana, kapan, dan berapa lama berita tersebut ditayangkan.
102
10. KabarIndonesia tidak dapat dibebankan tanggungjawab atas kerusakan dalam bentuk apapun yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. “Sebagai catatan tambahan, ada beberapa catatan redaksi dari redaksi HOKI: 1) kabarindonesia tidak bertanggungjawab atas isi (konten) yang berupa teks, gambar, atau material lainnya yang di-upload atau diposting di KabarIndonesia; 2) kabarindonesia tidak menjamin semua tulisan yang dikirim akan ditayangkan; 3) penolakan tulisan tidak akan dikomentari dan tidak dapat diganggu-gugat lagi; 4) pelanggaran dari 10 Dasa Titah tersebut di atas akan mengakibatkan pencekalan atau pencabutan hak sebagai penulis; 5) kabarindonesia berhak mengedit maupun mempersingkat isi berita apabila berita itu kepanjangan; 6) nama penulis akan selalu ditayangkan bersama dengan beritanya; 7) kabarindonesia tidak bertanggung jawab atas isi komentar maupun kritikan yang masuk; 8) penulis berhak mengirimkan foto yang sesuai dengan berita yang dikirimkan, tetapi di lain pihak kabarindonesia juga berhak untuk mengganti ataupun menolak foto tersebut; 9) kabarindonesia memiliki hak sepenuhnya untuk menentukan di mana, kapan, maupun berapa lama berita tersebut ditayangkan. 10) kabarindonesia tidak dapat dibebankan tanggungjawab atas kerusakan dalam bentuk apapun yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung.” 107
107
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.
103
Gambar 4.3 Kebijakan Pertanggungjawaban HOKI
104
Berkaitan dengan kerusakan dalam bentuk apapun yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung, seperti yang dijelaskan pada poin 10 tentang kebijakan tambahan redaksi HOKI, Supadiyanto menginformasikan bahwa: “Contoh penafsiran atas klausul di atas; misalnya pewarta HOKI maupun editor HOKI mengalami kerusakan laptop, kamera, alat transportasi ketika melakukan kerja jurnalisme ala pewarta HOKI; maka mereka tidak bisa mengklaim biaya perbaikan atas kerusakan yang ditimbulkan kepada redaksi atau manajemen HOKI, atau meminta pertanggungjawaban kepada HOKI.”108 Adapun segala bentuk kerusakan yang dimaksud baik berasal dari pewarta warga maupun anggota redaksi HOKI selama mengerjakan kerja jurnalistik mereka; mereka tidak dapat mengklaim biaya perbaikan atas kerusakan yang ditimbulkan
kepada
redaksi
atau
manajemen
HOKI,
atau
meminta
pertanggungjawaban kepada HOKI. Semua kerusakan tersebut ditanggung dengan biaya pribadi.
3. Kasus Hukum dan Pertanggungjawabannya Citizen journalist situs www.kabarindonesia.com dapat pula terkena sanksi apabila ia mengabaikan pedoman penulisan. Karena berita di HOKI merupakan berita yang harus mencerdaskan, mengandung kebenaran, dan memberikan pencerahan, sudah selayaknya karya yang dikirim mengandung kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. “Seluruh konten yang ditulis oleh pewarta HOKI dan ditayangkan oleh HOKI menjadi tanggungjawab penuh penulisnya sendiri, baik secara intelektual maupun di hadapan hukum positif. Sebagaimana yang termuat
108
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB.
105
dalam “Privacy Statement” yang bisa diakses pada ketika mau mendaftar menjadi pewarta HOKI.”109
a. Kasus Hukum Plagiarisme dan Pertanggungjawabannya Apabila pihak redaksi HOKI mendapat aduan dari pembacanya yang memberitahukan bahwa terdapat berita yang tidak valid, bersifat fitnah dan lain sebagainya; atau bahkan hasil “copy-paste” dari media lain; pihak redaksi akan menurunkan berita yang sudah dimuat pada situs tersebut. “Ketika diketahui ada pembaca HOKI yang memberitahukan bahwa berita yang dimuat di HOKI tidak benar, tidak valid, memfitnah, dsb; atau bahkan hasil kopi paste dari media lainnya; redaksi HOKI akan menurunkan berita yang sudah termuat tersebut. Dan sangat diharapkan keaktivan dari pembaca HOKI yang merasa dirugikan adanya pemberitaan HOKI untuk membuat berita “pembenaran” atau pelurusan atas berita yang dianggap keliru tersebut. Dan tidak segan-segan, redaksi HOKI akan mem-black list pewarta HOKI yang melakukan pemanipulasian berita tersebut, atau melakukan plagiatisme.”110 Pihak redaksi HOKI mengharapkan keaktifan dari para pembaca yang merasa dirugikan atas pemberitaan HOKI untuk membuat berita yang meluruskan kekeliruan berita sebelumnya. Redaksi akan melakukan black list pewarta HOKI yang melakukan plagiarisme. “…Redaksi sudah beberapa kali mem-black list penulis yang mengopipaste hasil berita yang sudah termuat di media lain, selain di HOKI….”111 b. Kasus Hukum Pidana dan Perdata dan Penyelesaiannya Jika terjadi sengketa hukum yang pelik dan sulit diselesaikan antara pewarta warga dengan redaksi HOKI, atau pewarta warga dengan pihak lainnya; 109
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. 111 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 20 April 2014, pukul 06.30.02 WIB. 110
106
yang secara prinsipil membawa institusi HOKI, maka hukum yang diberlakukan adalah hukum di Belanda. “Kasus hukum yang berhubungan dengan HOKI akan merujuk pada hukum pidana maupun perdata di negara Belanda; sebab HOKI didirikan oleh Yayasan Peduli Indonesia yang terdaftar sebagai stichting (yayasan) di Kamar Dagang Alphen aan den Rijn-Netherlands.” 112 Kasus hukum yang berkaitan dengan harian online tersebut akan merujuk pada hukum pidana maupun perdata yang berlaku di negara Belanda; sebab HOKI didirikan oleh Yayasan Peduli Indonesia (YPI) yang terdaftar sebagai stichting (yayasan) di Kamar Dagang Alphen aan den Rijn-Netherlands (Belanda). Sejauh ini, belum terjadi kasus pelik yang melibatkan media jurnalisme warga tersebut. “…Syukurlah, selama ini belum ada kasus hukum semacam itu….”113 c. PPWI sebagai Advokat Hukum Sengketa Perlindungan kepada citizen journalist yang terbelit kasus hukum dengan HOKI akan mendapat bantuan hukum (advokasi) dari lembaga Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI). Namun, sama sekali tidak ada kerjasama antara HOKI dengan PPWI apabila tejadi sengketa yang dimejahijaukan, karena masing-masing institusi tersebut berdiri sendiri, namun tidak menutup kemungkinan di masa mendatang akan terjadi kerjasama antara HOKI dan PPWI. “Tidak ada hubungan antara HOKI dan PPWI secara institusional ya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan di masa mendatang akan terjadi kerjasama antara HOKI dan PPWI. Khusus terkait salah satu fungsi PPWI, memang PPWI salah satu tujuannya melakukan advokasi atau pembelaan kepada para pewarta warga; tidak melulu hanya berlaku bagi anggota PPWI semata, termasuk di luar anggota PPWI.” 114
112
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. 114 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 06 Mei 2014, pukul 08.05.40 WIB. 113
107
C.
TUJUAN
IDEOLOGI
WWW.KABARINDONESIA.COM
DALAM
MENGELOLA RUBRIK ROHANI Subrubrik rohani memiliki tujuan ideologi yang terlihat dalam setiap karya berita yang lolos seleksi meja redaksi. Karya-karya tersebut berupa straight news dan features yang bervariasi mulai dari laporan kegiatan keagamaan, opini, dan uraian dari keadaan yang terjadi kemudian dianalisis dengan menggunakan ayat dalam kitab suci keagamaan. HOKI memiliki empat tujuan ideologi yang digunakan dalam mengelola subrubrik rohani dan ini merupakan perspektif yang dijadikan acuan dalam proses menyeleksi berita. Redaksi harus berhati-hati dalam menyeleksi setiap karya yang masuk ke subrubrik rohani dikarenakan persoalan agama sangat rentan dengan persoalan SARA. Karena itu, pihak redaksi harus dapat menemukan persamaan dalam
perbedaan
keagamaan,
menghilangkan
politisasi
pemberitaan,
mempertemukan berbagai pendapat dalam ajang dialektika, dan yang paling esensial, tentunya meningkatkan rasa keimanan setiap pembaca HOKI dalam meyakini masing-masing. Tujuan Ideologi Subrubrik Rohani www.kabarindonesia.com 1.
2. 3. 4.
Meningkatkan rasa keimanan dan ketakwaan dari segenap pembaca sekaligus penulis HOKI dalam meyakini agama dan keyakinannya masingmasing. Menjadi ajang dialektika dan mempertemukan berbagai gagasan dalam forum yang dimoderasi oleh para editor dan dewan redaksi HOKI. Menemukan persamaan dalam berbagai perbedaan, guna meredam konflikkonflik berbau SARA yang terjadi di tengah masyarakat. Mengakomodasi segenap kepentingan bersama dengan menghilangkan politisasi pemberitaan sebagai bentuk komitmen bersama dari para pendiri dan pengelola HOKI. Tabel 4.1 Tujuan ideologi subrubrik rohani www.kabarindonesia.com
108
Dengan demikian, subrubrik rohani telah memiliki unsur universalisme Islam dengan menyebarkan kebaikan tanpa memandang agama-agama, karena secara esoteris atau secara hakikat, setiap agama itu baik dan menyebarkan kebaikan. Dalam media kontemporer, institusiinstitusi sekular telah memasuki sebagian ranah publik yang terlihat jelas dari gagasan-gagasan keagamaan semakin diprivatisasikan, dianggap sebagai insitusi-institusi non-formal, dan cenderung tergeser oleh pembertiaan yang lebih mengacu pada modernitas perkembangan jaman. Sementara itu, universalisme Islam hadir sebagai panduan yang tidak hanya berlaku bagi kaum muslimin dalam keseharian, tetapi seluruh umat manusia (rahmatan lil alamin). “Ada beberapa tujuan ideologis dari redaksi HOKI membuat subrubrik rohani: Pertama, meningkatkan rasa keimanan dan ketakwaan dari segenap pembaca sekaligus penulis HOKI dalam meyakini agama dan keyakinannya masing-masing. Kedua, sebagai ajang dialektika dan mempertemukan berbagai gagasan dalam forum yang dimoderasi oleh para editor dan dewan redaksi HOKI. Ketiga, menemukan persamaan dalam berbagai perbedaan, guna meredam konflik-konflik berbau SARA yang terjadi di tengah masyarakat. Keempat, sebagai komitmen bersama dari para pendiri dan pengelola HOKI; yang berupaya mengakomodasi segenap kepentingan bersama dengan menghilangkan politisasi pemberitaan.115 Tujuan ideologi yang dimiliki subrubrik rohani HOKI tersebut menemukan paradigmanya dari teori universalime Islam pada bab dua. Dalam paradigma ini, seluruh agama itu menyiarkan dan menyebarkan kebaikan dalam bingkai “Islam” dengan pengertian “berserah diri pada Yang Maha Baik”. Jika para penganut agama-agama tersebut beriman, dalam pengertian percaya atas keberadaan dan kekuasaan Dzat Adikodrati, di luar diri mereka, percaya hari
115
Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.
109
kemudian (al-Yaumil al-Akhir), dan berbuat baik (amal shaleh), maka mereka dijamin masuk surga. Berikut beberapa gambar yang menunjukkan aktivitas penulisan pada subrubrik Rohani di www.kabarindonesia.com:
Gambar 4.4 Rubrik Berita pada laman depan www.kabarindonesia.com
110
Gambar 4.5 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014
111
Gambar 4.6 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014
112
Gambar 4.7 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014
113
Gambar 4.8 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014
114
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang dinamika kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com, diperoleh data bahwa setiap citizen journalist, baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri, bebas mengirimkan karya mereka ke Harian online KabarIndonesia (HOKI); termasuk ke subrubrik rohani. Setiap karya berita yang dikirim oleh citizen journalist pada subrubrik Rohani akan diseleksi oleh para editor. Apabila telah disunting editor dan ditetapkan status “valid”, karya-karya tersebut sudah menjadi kewenangan para dewan redaksi untuk menayangkan (memuat) atau justru tidak menayangkan (menolak) di HOKI. Pada kondisi tertentu, para anggota dewan redaksi HOKI juga dapat melakukan tugas sebagai “editor” yang membuat status “valid” setiap karya citizen journalist, sekaligus para editor dan atau anggota dewan redaksi HOKI menulis sendiri karya di HOKI dengan nama mereka. Khusus dalam menentukan apakah konten yang dikirimkan ke meja redaksi HOKI, termasuk ke subrubrik Rohani, layak tayang atau tidak, para editor dan dewan redaksi HOKI mendasarkan penulisan isi berita pada 10 pedoman utama. Di samping itu, terdapat beberapa
115
kebijakan redaksional lain (gambar 4.3) yang harus dipegang oleh para editor dan dewan redaksi HOKI. Apabila pihak redaksi HOKI mendapat kabar bahwa terdapat berita yang tidak valid atau bahkan hasil “copypaste” dari media lain; pihak redaksi akan menurunkan berita yang sudah dimuat pada situs tersebut. Seluruh konten yang ditulis pewarta HOKI dan ditayangkan oleh HOKI menjadi tanggungjawab penuh penulisnya sendiri, baik secara intelektual maupun di hadapan hukum. Jika terjadi kasus hukum yang berkaitan dengan harian online tersebut, penyelesaiannya akan merujuk pada hukum pidana maupun perdata yang berlaku di negara Belanda. Adanya subrubrik Rohani pada Rubrik Berita diadakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap pewarta warga mengekspresikan gagasan (pendapat) dan membagikan informasi kepada publik mengenai dinamika kehidupan sosial-keagamaan yang ada di sekitar mereka. Subrubrik ini diadakan agar para penulis sekaligus pembaca subrubrik ini memiliki kepedulian tinggi pada dinamika kehidupan spiritual, rohani, keagamaan, maupun kegiatan-kegiatan lain yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal terpenting, subrubrik ini sangat terbuka diisi oleh beragam citizen journalist dari berbagai penganut keyakinan (agama) sehingga media citizen journalism ini merepresentasikan suatu bentuk dari universalisme Islam di Indonesia.
116
B. Saran Setelah melakukan penelitian pada situs www.kabarindonesia.com, penulis merasa perlu untuk menyampaikan saran sebagai masukan untuk kemajuan bersama, sebagai berikut: 1. Situs www.kabarindonesia.com diharapkan lebih gencar lagi melakukan sosialisasi penulisan ke berbagai instansi baik sekolah maupun kantor, guna membantu menanamkan serta memupuk budaya membaca dan menulis kepada seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan dan usia. 2. Penambahan jumlah anggota redaksi demi semakin cepat dan aktualnya konten berita. 3. Kepada para generasi bangsa yang masih produktif diharapkan aktivitas mereka dalam menulis, membaca, dan menyiarkan karya berita melalui media citizen journalism semisal KabarIndonesia untuk turut bersama-sama memajukan bangsa Indonesia lewat pemberitaan dan tulisan yang mencerahkan berbasis data akurat dan informasi kredibel.
117
DAFTAR PUSTAKA
Atwar Bajari dan Sahat Sahala Tua Saragih, ed. Komunikasi Kontekstual: Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Bogdan, Robert C., Biklen, Knopp S. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon Inc., 1982. Bulaeng, Andi. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Andi, 2004. Bungin, Burhan. Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009. Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers. Cetakan Ketiga. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Durlauf, Steven N., Young, H. Peyton. Social Dynamics. Cambridge: MIT Press, 2001. Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Garfinkel, Harold, Studies in Ethnomethodology. New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1967. Gerloff, Edwin A. Organizational Theory and Design. New York: McGraw-Hill, 1985.
118
Grant, August E., and Meadows, Jennifer H. ed., Communication Technology Update and Fundamentals, 12th ed. USA: Focal Press, 2010.
Hamka, Tafsir Al Azhar. Juz 1. Edisi Revisi. Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001. Hamka, Tafsir Al Azhar. Juz 3. Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001. Hamka, Tafsir Al Azhar. Juz 6. Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000. Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Heryanto, Gun Gun. Media Massa dan Kepentingan Partai Politik. Seminar Prodi Jurnalistik FIDIKOM UIN Syarief Hidayatullah. 28 November 2013. HM, Zaenuddin. The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor & Mahasiswa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011. Kusdi. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2009. McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Edisi 6. Penerjemah Putri Iva Izzati. Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Mulyana,
Deddy.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 2003. Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003. Nurudin. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Rajawali Pers, 2003. Pareno, Sam Abede. Manajemen Berita Antara Idealisme dan Realita. Surabaya: Papyrus, 2000.
119
Rakhmat, Jalaludin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. Rogers, E. M. Communication Technology: The New Media in Society. New York: Free Press, 1986. Romli, ASM. Modul Teknik Menulis di Media Online: KISS, Keep It Simple and Short!. Jurnalistik dan Penyiaran UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2011. Ruslan, Rosady. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008. Saleh, Hasanudi. Metodologi Research. Bandung: Tarsito, 1989. Santana K, Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Jakarta, 2005. Schuon, Frithjof. Mencari Titik Temu Agama-Agama. Cetakan kedua. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994. Shohib, Muhammad. Dkk. al-Quran dan Terjemahnya. Kementerian Agama RI. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam-Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, 2012. Spradley, James P. The Ethnographic Interview. New York: Holt, Rinehart and Winston, 1979. Supadiyanto. Booming Profesi Pewarta Warga, Wartawan&Penulis (Mantra Pereguk Pundi-Pundi Rupiah). Jakarta: PPWI Intramedia Press, 2009.
120
Supadiyanto. 70 Tahun Petualang Hidup Mang Ucup. Sidoarjo: SaM, 2012.
Dokumen Internet http://www.berkarya.um.ac.id/tag/biklen/ http://kbbi.web.id/universalisme http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Konteks/Universalisme.html http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/03/23/ http://www.kabarindonesia.com http://www.komunikasiuinbandung.info/2013/05/pengertian-media-massa.html www.alim.org/library/quran/ayah/compare/3/85/no-religion-is-acceptable-toallah-rather-than-al-islam# www.infodiknas.com/metodologi-penelitian-kualitatif-rulam-ahmadi.html http://www.psychologydictionary.org/social-dynamics/
Jurnal Elektronik http://psap.or.id/jurnal.php?id=7 http://www.fredonia.edu/department/communication/schwalbe/cm350/img051.gif
121
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Sesi wawancara tatap muka dengan Anggota Dewan Redaksi Harian Online KabarIndonesia, Supadiyanto, di kampus Akademi Komunikasi Radya Binatama (AKRB), Yogyakarta, Senin, (13/1/2014).
122