PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
1
Yesni Oktrisma1, Husna Rifai2, Aidhia Rahmi2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This research is motivated from the student physics learning result is still low in SMAN 3 Lengayang. In this research the researcher used demonstration method with LKS. The type of research is quasi experiment, with posttest only control group design design. Sampling was done by cluster random sampling technique. Data collection of learning outcomes through written tests for the cognitive domain. Data analysis technique using Mann-Whitney test. The average of student physics learning result obtained in this research is for experimental class of cognitive domain 73,74 with classical completeness 73,53% while control class 64,74 with 29,03% classical completeness. At Zhitung = 4.29 > Ztable = 0.99997 is H0 rejected then the test of research hypothesis accepted. The conclusion of this research is the result of student physics learning by using demonstration method with LKS better than using conventional LKS class XI IPA SMA Negeri 3 Lengayang.
Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.
teknologi. Salah satu peran fisika
PENDAHULUAN Fisika adalah salah satu ilmu
dalam
perkembangan
ilmu
yang memegang peranan penting
pengetahuan dan teknologi yang
dalam meningkatkan kualitas sumber
sangat fenomenal dibuktikan dengan
daya
menggunakan proses fisika dimulai
manusia
menunjang
terutama
perkembangan
dalam ilmu
dari
pengamatan,
pengukuran,
pengetahuan alam dan teknologi. Hal
analisis, dan menarik kesimpulan.
ini dapat dilihat dari penerapan ilmu
Konsep
fisika
termodinamika,
dan
ilmu
lainnya
serta
aplikasinya
pada
perkembangan
mekanika
kuantum,
elektromagnetika,
elektronika, geofisika, fisika statistik
dan lain sebagainya, sehingga dapat mengembangkan struktur material bagi teori-teori fisika. Hasilnya bisa
Tabel 1. Persentase Ketuntasan Nilai Mid Semester 1 Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Lengayang Tahun Pelajaran 2016/2017
dipastikan
akurat
karena
fisika
termasuk
ilmu
eksak
yang
No
Proses pembelajaran fisika di
1.
XI IPA1
2.
XI IPA2
3.
XI IPA3
Kls
Nilai Siswa Tuntas Tdk Tuntas ∑ % ∑ % 10 32,2 21 67,7 6 4 5 15,1 28 84,8 5 5 3 9,68 28 90,3 2
kebenarannya terbukti.
sekolah dituntut dapat melahirkan sumber daya manusia yang tinggi, keterampilan
mengembangkan
pengetahuan, rasa ingin tahu, dan sikap percaya diri sebagai bekal
Pada Tabel 1 terlihat bahwa
dalam mencapai tujuan pendidikan.
masih banyak siswa yang belum
Usaha-usaha
yang
tuntas. Hasil belajar fisika yang
pemerintah
dengan
dilakukan adanya
dicapai
siswa
masih
di
bawah
perubahan kurikulum dimulai dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
kurikulum 1994, kurikulum berbasis
fisika yang diterapkan di sekolah
kompetensi
kurikulum
tersebut yaitu 70.
tingkat satuan pendidikan (KTSP),
Berdasarkan
(KBK),
hasil
observasi
2013.
yang telah dilakukan di SMAN 3
Kenyataannya yang ditemui di SMA
Lengayang pada tanggal 08 Oktober
Negeri
sampai
kurikulum
Lengayang
adalah
2016, diperoleh gambaran bahwa
pembelajaran
fisika
pembelajaran masih berpusat pada
masih belum sesuai dengan harapan.
guru (teacher center). Oleh karena
Hal ini dapat dilihat dari persentase
itu, untuk meningkatkan pemahaman
ketuntasan nilai mid semester 1
siswa agar hasil belajar siswa lebih
(ganjil) fisika siswa di kelas XI IPA
baik salah satu metode yang dapat
SMAN
digunakan yaitu metode demonstrasi.
3
pelaksanaan
3
Lengayang
Tahun
Pelajaran 2016/2017 pada Tabel 1.
Metode
demonstrasi
adalah
pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa
suatu proses, situasi, benda, atau cara
fisika, guru yaitu sebagai masukan
kerja suatu materi yang sedang
dalam memilih metode demonstrasi
dipelajari.
demonstrasi
sehingga dapat memotivasi siswa
terhadap hasil belajar adalah untuk
lebih tertarik dengan pelajaran fisika,
menambah
Peran
memperoleh langsung.
penguasaan
siswa
peneliti
pegalaman
secara
informasi,
siswa
pengembangan
Penelitian
ini
lain
yaitu
dan
sebagai
ide,
referensi
dalam
penelitian
dalam
menggunakan metode demonstrasi
bidang pendidikan, dan siswa yaitu
dan
untuk meningkatkan motivasi dan
melibatkan
siswa
secara
langsung dengan dibantu Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS adalah
hasil belajar Fisika. Metode Demonstrasi adalah salah
salah satu alat bantu pengajaran
satu metode yang
cukup efektif
berupa
karena
membantu
siswa
untuk
tugas yang harus dikerjakan oleh
mencari
jawaban
dengan
usaha
siswa. Kelebihan dari LKS adalah
sendiri berdasarkan fakta atau data
untuk meningkatkan aktivitas siswa,
yang benar. Menurut Sagala (2005:
mendorong siswa mampu bekerja
197) adalah „„Metode demonstrasi
sendiri
adalah
lembaran-lembaran
dan
membimbing
berisi
siswa
petunjuk
tentang
proses
secara baik ke arah pengembangan
terjadinya suatu peristiwa atau benda
konsep.
sampai pada penampilan tingkah
Tujuan penelitian ini adalah
laku yang dicontohkan agar dapat
untuk mengetahui hasil belajar Fisika
diketahui dan dipahami oleh siswa
siswa dengan menggunakan metode
secara nyata”. Untuk itu, menurut
demonstrasi disertai LKS lebih baik
Majid
dari pada dengan menggunakan LKS
melaksanakan
konvensional pada materi fluida
beberapa tahap yang harus dilakukan
statis dan dinamis kelas XI SMA
guru adalah
Negeri 3 Lengayang.
1) Tahap persiapan
Manfaat penelitian adalah bagi peneliti yaitu sebagai bakal dan tambahan ilmu bagi calon guru
(2015:198) demonstrasi
dalam ada
2) Tahap pelaksanaan 3) Tahap mengakhiri demonstrasi
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
salah
satu
pengajaran
alat
berupa
„„Penggunaan metode demonstrasi
bantu
dengan LKS untuk meningkatkan
lembaran-
aktivitas Fisika siswa kelas XI
lembaran berisi tugas yang harus
SMAN
dikerjakan oleh siswa.
Kerangka berpikir dapat dilihat pada
Menurut Prastowo (2011:205)
1
Padang
Pariaman”.
Gambar 1.
LKS memiliki 4 fungsi yaitu: 1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun
lebih
mengaktifkan
2) Sebagai
u Eksperimen
siswa. bahan
ajar
mempermudah memahami
Metode Demonstrasi Hasil Belajar Fisika
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih pelaksanaan
pengajaran kepada siswa. Pembelajaran
konvensional
adalah pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru. (2014:27) adalah: „„Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Relevan
Gambar 1. Kerangka Berpikir METODE PENELITIAN Penelitian
dilakukan
oleh Agusman (2011) dengan judul
ini
dilaksanakan
pada tanggal 01 - 25 Maret 2017, semester
Hasil belajar menurut Majid
Penelitian
LKS Konvensional
yang
diberikan siswa
4) Memudahkan
Kontrol
untuk dalam
materi
Siswa
Proses Pemb.
Guru
genap
TP
2016/2017.
Tempat penelitian di SMA Negeri 3 Lengayang kelas XI IPA. Jenis penelitian yang dilakukan adalah ‘‘Quasi eksperiment”. Rancangan penelitian
yang digunakan
yaitu
posttest only control group design. Rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
3. Pembelajaran
Tabel 2. Rancangan Penelitian Kelompok Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Perlakuan
konvensional
adalah pembelajaran yang sering
X
Tes Akhir O
-
O
kelas XI IPA SMA Negeri 3
atau biasa dilakukan oleh guru di
Lengayang.
Sumber: Arikunto (2014:126)
4. Hasil belajar adalah sesuatu yang
Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan yaitu dengan menggunakan metode
diperoleh
setelah
melakukan
proses pembelajaran. Menurut Arikunto (2014:173) “
demonstrasi disertai LKS. O : Tes akhir yang diberikan pada
Populasi adalah keseluruhan dari
kedua kelas sampel di akhir
subjek penelitian”.
pembelajaran.
Tabel 3. Distribusi Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Lengayang
Menurut Arikunto (2014:161) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam
No 1 2 3
Kelas XI IPA1 XI IPA2 XI IPA3 Jumlah
Sumber:
penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Jumlah Siswa 31 34 31 96
Tata Usaha
SMAN 3
Lengayang. Menurut Arikunto (2014:174) “
Devinisi operasional variabel-
Sampel adalah sebagian atau wakil
variabel dalam penelitian adalah
populasi yang diteliti”. Pengambilan
1. Metode
adalah
sampel dilakukan dengan teknik
dengan
cluster random sampling adalah
demonstrasi
pembelajaran
memperagakan atau menunjukkan
pengambilan
sesuatu
pemilihan mengacu pada kelompok
kepada
siswa
baik
sebenarnya maupun tiruan yang sedang dipelajari. 2. LKS adalah lembaran-lembaran
sampel
dimana
bukan pada individu. Langkah-langkah dilakukan
dalam
yang pengambilan
yang digunakan sebagai pedoman
sampel adalah
didalam pembelajaran berisi tugas
1. Mengumpulkan persentase nilai
yang harus dikerjakan oleh siswa.
mid semester 1 Fisika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Lengayang
2. Melakukan uji normalitas
yang diberikan pada akhir
3. Melakukan uji homogenitas.
pokok bahasan.
a. Instrumentasi
dan
Teknik
c. Tahap Akhir
Pengumpulan Data Instrumen
b. Tahap Pelaksanaan
dalam
penelitian
1) Mengadakan tes akhir pada
adalah tes essay dengan 5 soal yang
kedua kelas sampel dengan
dilaksanakan pada akhir penelitian.
instrumen
Langkah-langkah
dipersiapkan
instrumen
pada
ranah kognitif yaitu
2) Menarik
yang
telah
kesimpulan
dari
1. Menentukan tujuan mengadakan
hasil yang didapatkan sesuai
tes yaitu untuk mengetahui hasil
dengan analisis data yang
belajar siswa
digunakan.
2. Membuat batasan terhadap materi yang akan diujikan
Teknik Analisis Data 1. Uji normalitas bertujuan untuk
3. Membuat kisi-kisi soal tes akhir
mengetahui apakah data kedua
4. Menyusun tes akhir sesuai dengan
kelompok
kisi-kisi yang telah dibuat
menggunakan uji Lilliefors.
Pengumpulan
Data
2. Uji homogenitas bertujuan untuk menyelidiki apakah kedua sampel
pada penelitian a. Tahap Persiapan
mempunyai
1) Mengurus izin penelitian 2) Menentukan
homogen kelas
eksperimen dan kelas kontrol 3) Menentukan
jadwal
penelitian
Pelaksanaan
Rencana
variansi
yang
tidak.
Untuk
atau
menggujinya
digunakan
Sudjana (2015: 249) menyatakan, menghitung
harga
digunakan rumus:
Pembelajaran
(RPP)
𝐹=
5) Mempersiapkan soal-soal
dan tugas
uji
kesamaan dua varians (uji F).
untuk
4) Mempersiapkan
menyusun
terdistribusi
normal atau tidak. Uji ini dengan
5. Melakukan uji coba soal. b. Teknik
sampel
𝑠1 2 𝑠2 2
Dimana: 𝐹
: Varians dua kelompok
𝐹
𝑠1 2 : Varians kelas eksperimen 𝑠2
2
dari 20 (𝑛 > 20) pengujiannya
: Varians kelas kontrol
3. Uji hipotesis digunakan setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap kedua kelas sampel.
Uji
hipotesis
Untuk pasangan data lebih besar
yang
menggunakan nilai Z yaitu: 𝑈 − 𝐸(𝑈) 𝜎 𝑛1 . 𝑛2 𝐸 𝑈 =( ) 2 𝑍
=
digunakan untuk data sampel adalah uji Mann Whithney.
𝑛1 × 𝑛2 𝑛1 + 𝑛2 + 1 12
𝜎 =
Perhitungan uji Mann Whitney dilakukan
dengan
beberapa
langkah: a)
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Ranah Kognitif
Menggabungkan kedua sampel, dan
Data ranah kognitif dilakukan
memberi urutan tiap-tiap anggota dimulai dari data terkecil sampai
pada kedua kelas sampel berupa tes
terbesar. b) c)
Menjumlahkan urutan masing masing sampel (𝑅1 dan 𝑅2 ) Menghitung statistik U dengan rumus:
𝑈1 = n1.n2 + 𝑛 1 (𝑛 12 𝑈2 = n1.n2 +
melalui tes akhir di akhir penelitian
– R1
essay dengan 5 soal. Data hasil penelitian
yang diperoleh kedua
kelas sampel dapat dilihat seperti
+ 1)
– R2
𝑛 2 (𝑛 2 + 1) 2
Keterangan: 𝑛1 = Jumlah sampel 1 𝑛2 = Jumlah sampel 2 R1 = Jumlah urutan sampel R2 = Jumlah urutan sampel
Tabel 4. Tabel 4. Hasil Belajar Siswa pada Ranah Kognitif Kelas Sampel Hasil Belajar
Eksperim en 73,74 95 58 73,53%
𝑥 xmaks xmin Ketuntasan Klasikal
Nilai U yang diambil adalah nilai
Pada
Tabel
Kontrol 64,74 90 46 29,03%
4
dapat
U yang terkecil. Untuk memeriksa
diperlihatkan bahwa nilai rata-rata
ketelitian perhitungan digunakan
hasil
rumus:
kognitif
𝑈𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑛1 . 𝑛2 − 𝑈𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
tinggi dibandingkan dengan kelas
belajar
kontrol.
kelas
siswa
pada
ranah
eksperimen
lebih
„„Metode
a. Uji Normalitas Hasil perhitungan pada kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 5 𝑳𝟎 0,19 0,20
Kelas Eksp Kontrol
𝑳𝒕 0,125 0,129
Ket TN TN
TN= Tidak Normal.
demonstrasi
merupakan
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada
siswa
tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan.
b. Uji Homogenitas 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 0,938
Kelas Eksp Kontrol
𝑭𝒕 1,815
Ket Homo gen
𝒕𝒕 0,9999 7
Ket Homo gen
c. Uji Hipotesis 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 4,29
Kelas Eksp Kontrol
Pada kelas eksperimen nilai rata-rata 73,74 dengan persentase ketuntasan
73,53%,
nilai
Gambar 9. Hukum Archimedes
paling
tinggi 95 lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol 64,74 dengan
persentase
ketuntasan
29,03% nilai paling tinggi 90. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa hasil belajar fisika siswa dengan pengaruh
penggunaan
metode
demonstrasi disertai LKS lebih baik dari pada dengan menggunakan LKS konvensional kelas XI SMA Negeri 3
Lengayang
Tahun
Pelajaran
2016/2017. Berdasarkan pembahasan tersebut
maka
dapat
diterapkan
menurut Majid (2015:197) adalah
Gambar 10. Hasil demonstrasi siswa di kelas eksperimen
Sagala,
KESIMPULAN Rata-rata hasil belajar ranah
Saiful. (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
kognitif fisika siswa pada kelas eksperimen 73,74 dan kontrol 64,74. Pada Zhitung
= 4,29 > Ztabel =
0,99997 adalah H0 ditolak maka uji hipotesis Berdasarkan
penelitian analisis
diterima. data
dan
pembahasan maka kesimpulannya hasil belajar fisika siswa dengan pengaruh
penggunaan
metode
demonstrasi disertai LKS lebih baik dari pada dengan menggunakan LKS konvensional pada kelas XI SMA Negeri 3 Lengayang.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Majid, Abdul. (2014). Penilaian Autentik proses dan hasil belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya . (2015). Metode Demonstrasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Sudjana. (2015). Metoda Bandung: Tarsito.
Statistik.