GAYA KOMUNIKASI PRESENTER TALK SHOW MATA HATI DI KOMPAS TV Muhammad Tsabit Program Studi Penyiaran Akom BSI Jakarta Jl. Kayu Jati V No 2, Pemuda Rawamangun, Jakarta-Timur
[email protected] Abstract Broadcast began grown rapidly and dynamic. With the freedom of the press in Indonesia many emerging companies engaged in the mass media, especially television. Programs that draw value added to win the competition. The key to be a success presenter is style. A presenter style is a mix of several things such as appearance, intellect, insight, sense of humor, flexibility, attitude, spontaneity, spirit, body language, appearance and speaking style. This study aims to determine the communication styles as a presenter Maman Suherman of program Mata Hati on Kompas TV . The method used is descriptive method aims to describe factually and accurately. Data was collected through interviews, the results of this study were analyzed using descriptive analysis techniques. The results showed that. Communication style was very influential in bringing the presenter talk show program. Conclusions of this study in general practice and understand the presenter ignores the manuscript. Keywords: communication styles, presenter, talk show Abstraksi Media penyiaran telah berkembang dengan pesat dan dinamis. Dengan adanya kebebasan pers di Indonesia banyak bermunculan perusahaan yang bergerak dibidang media massa khususnya pertelevisian. Program acara yang menarik menjadi nilai jual untuk memenangkan persaingan. Dalam sebuah acara terdapat presenter yang akan membangkitkan acara tersebut karena presenter memiliki posisi yang sangat penting. Kunci sukses presenter adalah gaya. Gaya seorang presenter merupakan perpaduan dari beberapa hal seperti penampilan, intelektualitas, wawasan, selera humor, keluwesan, sikap, spontanitas, semangat, bahasa tubuh, penampilan dan gaya bicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya komunikasi Maman Suherman pada acara mata Hati di Kompas TV. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif bertujuan menjelaskan secara faktual dan cermat.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa. Gaya komunikasi presenter sangat berpengaruh dalam membawakan program acara talk show. Kesimpulan penelitian ini pada umumnya presenter mengabaikan latihan dan memahami naskah. Kata kunci :gaya komunikasi, presenter, talk show I. PENDAHULUAN Tampilan pembawa acara atau presenter dalam sebuah program merupakan kunci kesuksesan program tersebut. Bagaimana gaya seorang presenter membawakan sebuah program yang menjadi komsumsi jutaan pasang mata dan didengar oleh jutaan pasang telinga dimana belum tentu semuanya merupakan penggemar. Oleh karena itu seorang presenter harusnya memahami, menjadi presenter bukan hanya dapat berbicara di depan khalayak, cantik, tampan atau sedikit terkenal. Banyak keterampilan yang mesti dikuasai seorang presenter antara lain kemampuan public speaking. Kemampuan berbicara di depan umum memang sudah seharusnya dikuasai oleh presenter atau 36
penyiar. Bagaimana mereka mengendalikan acara dengan santun namun tetep enak dilihat, sehingga acara tetap menghibur tapi tidak kampungan. Kemampuan ini termasuk bagaimana melemparkan gurauan antar presenter atau penonton yang datang ke studio. Sehingga gurauan tersebut tetap lucu dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Lalu presenter dituntut harus memiliki kemampuan olah vokal, kemampuan mengolah suara akan membuat mereka mampu bertahan berbicara dalam waktu yang lama, Selain itu, kemampuan olah vokal akan membuat suara lebih enak didengar. Presenter harus memiliki wawasan luas, tidak ada alasan bagi seorang presenter tidak tahu,
baik berita politik, hiburan, olah raga, semua harus dikuasai. Paling tidak, presenter mengetahui isu terkini. Memalukan bila presenter minus wawasannya. Apalagi bila menghadirkan bintang tamu yang wawasannya cukup luas. Kemampuan berbahasa Asing tidak kalah penting untuk dimiliki pesenter, setidaknya bahasa Inggris. Meskipun tidak membawakan acara berbahasa Inggris, minimal jika menyebutkan judul film atau lagu berbahasa Inggris tidak salah menyebutkan. Kemampuan memilih busana diperlukan juga agar tidak salah kostum, meskipun pemilihan kostum diarahkan oleh divisi artistik apalagi bila membawakan program musik favorit seperti Inbox SCTV, Dahsyat RCTI, Dering Trans TV. Sikap anggun juga penting dimiliki presenter, yakni presenter harus pandai membawa diri menjaga ucapan dan sikap. Jika semua presenter memahami perlunya beberapa kemampuan di atas dan pihak stasiun TV mengakomodir dengan memberikan pelatihan, mungkin acaraacara yang ada sekarang bisa lebih bermutu dan lebih banyak penonton. Banyak program acara talk show yang bermunculan di TV diantaranya adalah program Mata Hati. Mata Hati adalah sebuah program acara infotainment dengan konsep talk show yang ditayangkan di Kompas TV di bawakan oleh Maman Suherman. Mata Hati akan mengungkap sisi-sisi kehidupan para selebriti Indonesia. Dalam mata, semua informasi yang disajikan sangatlah faktual karena langsung disampaikan oleh orang yang bersangkutan. Terkait paparan di atas maka peneliti tertarik meneliti gaya komunikasi presenter talk show Mata Hati di Kompas TV. Dengan demikian presenter memiliki peran yang cukup signifikan dalam sebuah program, bahkan diibaratkan seorang presenter merupakan ujung tanduk program tersebut. Seorang presenter dituntut memiliki kepiawaian dalam menarik perhatian audiens. Gaya atau tampilan presenter secara keseluruhan menjadi tolak ukur bagi sukses atau tidaknya sebuah program, sebut saja salah satu program talk show “Mata Hati” yang dibawakan oleh Maman Suherman, kekonyolan, canda, menjadi daya tarik tersendiri bagi audiens. Menarik untuk diteliti gaya komunikasi presenter dalam program talk show Mata Hati?
dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran. Suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai halhal tersebut. Setiap sisi kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Apapun bentuk kegiatan, manusia selalu melakukan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan dan tidak dapat dihindari yaitu proses komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan segala keinginanya, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan fisik, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk lingkungan sosialnya. 2.2. Model Komunikasi
Menurut Stewart L Tubbs Sylvia Moss dalam Bungin (2007). Model komunikasi linier yaitu model komunikasi satu arah (one-way view of communication). Di mana komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan respons atau tanggapan yang diharapkan , tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory), asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang melakukan persuasi kepada orang lain, maka ia “menyuntikan satu ampul” persuasi kepada orang lain itu, sehingga orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki. Model Komunikasi Dua Arah adalah model komunikasi interaksional, kelanjutan dari pendekatan linier. Terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respons balik terhadap pesan dari pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua arah (two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah (cyclical process), sedangkan setiap pratisipan memiliki peran ganda, di mana pada satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pad waktu lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya (Bungin, 2007). II. KAJIAN LITERATUR Model Komunikasi Transaksional ialah komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubun2.1. Komunikasi gan (relationship) di antara dua orang atau lebih. Menurut Mulyana (2005), Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku kata komunikasi atau communication 37
adalah komunikatif dan masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawahnya dan saling bertukar dalam transaksi (Bungin, 2007) 2.3. Komunikasi Massa Menurut Nurdin (2007), Pengantar Komunikasi Massa, “ Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca, pendengar, penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Definisi lain dikemukakan oleh. Devito (2007). Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi,radio,surat kabar, majalah, film, buku, dan pita. 2.4. Pengertian Presenter Televisi
kualifikasi pendidikan. Karena bukan pendidikan formal yang menjadi penentu keberhasilan kerja seorang presenter, tetapi kecerdasan. Banyak orang bisa membedakan mana presenter yang cerdas mana yang tidak. Audiens percaya kepada presenter yang tau persis pada apa yang dikatakannya, sanggup dan cepat mengambil keputusan, membuat pesan dengan jelas, singkat, tenang bila terjadi hal-hal yang mendadak harus disampaikan. c. Rasa Humor, orang yang tidak mempunyai rasa humor akan mendapat kesulitan untuk mendalami profesi yang satu ini. Ada dua hal yang menyangkut masalah ini, pertama yakni audiens tidak menghendaki berkomunikasi dengan seorang MC atau presenter yang bermuka masam, karena mereka ingin terhibur. Kedua, bagi seorang yang tidak humoris, tidak seorang pun dapat membantu anda untuk menghidupkan suasana. Karena dengan memiliki humor akan tercipta suasana yang akrab ceria antara anda dan audiens.. d. Sabar, pelaksanaan suatu acara melibatkan banyak pihak, yang masing-masing mempunyai cara dan keinginan sendiri-sendiri dalam mencapai tujuan. Akibatnya pada saat acara sedang berlangsung mungkin sekali muncul intruksi-intruksi yang membingunkan sehingga diperlukan kesabaran. e. Imajinasi, pada saat tertentu seorang MC atau Presenter dituntut untuk kreatif, agar acara yang biasa-biasa saja menjadi lebih meriah, bersemangat dan mengesankan. Presenter harus melatih diri, melatih imajinasi, sehingga pada saat-saat tertentu, dalam keadaan mendesak imajinasi muncul secara spontan menghasilkan ide-ide yang cemerlang. Seorang presenter yang baik adalah bisa menumbuhkan kesan mendalam pada penontonnya, justru setelah acara itu berakhir. f. Antusiasme, seorang presenter tidak mungkin menjalankan tugasnya tanpa antusiasme dapat terlihat oleh penontonnya dan akan mempengaruhi mereka. Antusiasme dapat mencerminkan kesungguhan presenter, dalam komunikasi yang terjadi. Berdasarkan kutipan diatas dipahami bahwa seorang MC atau Presenter haruslah mempunyai syarat-syarat tersebut karena MC atau Presenter adalah ujung tombak suksesnya sebuah acara.
Menurut Tulung (2007) gaya seseorang presenter merupakan perpaduan dari beberapa hal seperti penampilan, intelektualitas, wawasan, selera humor, keluwesan, sikap, spontanitas, semangat, body language, dan gaya bicara.Presenter dengan keunikan atau karakterlah yang membedakan dengan presenter kebanyakan. presenter bisa dibilang memiliki karakter kuat jika dia memiliki gaya berbicara yang menjadi ciri khas. Bisa dibilang gaya bicara seorang presenter merupakan unsur yang membentuk karakternya. Presenter harus mengembangkan gaya bicara yang sesuai dengan jiwanya tetapi tetap harus efektif. Menurut Aryati, ( 2007), persyaratan utama menjadi presenter atau master of ceremony (MC), adalah : a. Pengetahuan dan pengalaman yang luas. Seorang presenter haruslah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup, karna dengan kedalaman pengetahuan seorang presenter dapat dengan mudah menguasai audience-nya. Pengalaman menjadi sumber kreatifitas yang sangat efektif sesuai dengan tuntutan situasi. 2.5. Gaya Komunikasi Presenter b. Cerdas, pengetahuan dan pengalaman hidup Menurut Hendi (2007), presenter yaitu menjadi tuntunan utama, tidak demikian halnya 38
seorang yang membawakan dan menyampaikan sebuah informasi, atau narasi dalam sebuah program acara di stasiun televisi. Lebih jauh Hendi menjelaskan bahwa dalam dunia penyiaran televisi, dikenal dua jenis presenter yaitu presenter berita dan presenter acara. Presenter berita (News Presenter) adalah presenter yang bertugas membacakan sebuah berita. Presenter acara (Non News) adalah presenter yang bertugas membawakan sebuah program acara. Berdasarkan uraiuan tersebut dapat memahami bahwa presenter merupakan faktor utama dalam sebuah program khususnya di stasiun televisi. Presenter harus memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan informasi kepada khalayak dalam hal ini pemirsa televisi. 2.6. Program Talk Show Masduki menjelaskan bahwa talk show ( 2004) pada dasarnya adalah kombinasi antara “seni berbicara” dan “seni wawancara”. Setiap orang pasti pandai berbicara. Setiap broadcaster tentunya adalah “pembicara yang handal”. Akan tetapi, tidak semua broadcaster pandai berwawancara apalagi menggabungkan keterampilan berbicara dengan berwawancara. Menurut R. Fadli (2001). Dengan pemandu talk show yang pintar memainkan (baca:menempatkan) empatinya kepada narasumber dan keadaan, maka pertanyaan demi pertanyaan yang bakal diajukan pewawancara sedikit banyak mempunyai nilai tambah . Talk show adalah ungkapan bahasa Inggris yang berasal dari dua kata yakni show dan talk. Show artinya tontonan, pertunjukan atau pameran, sementara talk artinya omong-omong, bincang-bincang . Dengan begitu talk show berarti pertunjukan orang-orang yang sedang berbincangl. Istilah talk show merupakan aksen dari bahasa Inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah talk show ini biasa disebut chat show.Pengertian talk show adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.Kadangkala, Talk show menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Pada lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara ini biasanya diikuti dengan menerima telepon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil,ataupun di tempat lain. Sejak era reformasi, di Indonesia talk show merupakan acara yang
populer di media televisi dan radio. Terkadang dilakukan pula secara off air bisa berupa seminar-seminar, saresehan, diskusi atau debat yang mengambil tempat di hotel atau di kedai kopi. Tentu saja dengan menjual tiket yang tidak murah. Biasanya talk show pembicara-pembicara yang dianggap sedang top dan membahas isu yang sedang hangat dibicarakan. 2.7. Media Massa Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu, bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Arti penting media massa menurut Nurdin (2007) media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada khalayaknya yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai penganti kekuatan atau sumber daya lainya. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertafaf nasional maupun internasional. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. 2.8. Televisi Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006) mendefinisikan bahwa televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekua39
pola pikir, dan tindak individu”. Menurut Parwadi (2004) lebih luas lagi dinyatakan bahwa televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima. Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang baik. Morissan (2004) dinyatakan bahwa stasiun televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin. Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor, yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di publikasikan. Siaran langsung umumnya bertujuan untuk memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, menurut Morissan (2004) bahwa siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara. Sumadiria (2005) menyatakan bahwa siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal.Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif.Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat.Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah- rumah.Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. Menurut Jahja dan Irvan (2006 ) televisi telah menjadi sebuah keniscayaan dalam masyarakat dewasa ini. Ditinjau dari aspek media. Mc Quail (2011) televisi memiliki konten yang sangat beragam, saluran audio visual, dianggap bersifat domestik, dekat dan personal, intensitas rendah dan pengalaman keterlibatan. Dari aspek kelembagaan televisi adalah teknologi dan organisasi yang rumit, tunduk pada aturan 40
dengan kualifikasi pendidikan. dan kontrol sosial, berkarakter nasional dan internasional dapat dilihat orang banyak. Sedangkan Liliweri (1991) menyatakan bahwa media massa sebagai sarana yang digunakan untuk menyalurkan pesan komunikasi massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang menyangkut kepentingan umum. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi selalu bisa ditonton oleh khalayak tertentu. Kelebihan televisi terbuka adalah media audio visual gerak yang menyimpan pesannya melalui pancaran gelombang magnetik dari satu stasiun kemudian pesan tadi di terima oleh pemirsa melalui pesawat televisi. Kemajuan teknologi pada televisi semakin canggih dengan feature baru seperti internet dan visualisasi tiga dimensi. Sehingga menutupi kekurangan pada televisi. Dengan adanya fitur ini maka menjadi jembatan antara pengguna internet dalam pesawat televisi. Sehingga memungkinkan bahwa kesalahan pada presenter bisa dilihat kembali melalui media internet III. METODE PENELITIAN Peneliti ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Cresswell (2010) penelititan ini termasuk penelitian post – positivisme. Pengetahuan bersifat kontekstual dan tidak berlandaskan apapun, kita tidak akan penah mendapatkan kebenaran absolut. Penelitian ini juga merupakan proses membuat klaim – klaim kemudian menyaring sebagai klaim tersebut menjadi klaim – klaim lagi yang kebenarannya jauh lebih kuat. Pengetahuan di bentuk oleh data, bukti dan pertimbangan logis.Penelitian harus mampu mengembangkan suatu pernyataan yang relevan dan benar, pernyataan yang dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya, atau mendeskripsikan relasi kausalitas dari persoalan dan yang paling penting adalah sikap objektif. Peneliti harus menguji kembali metode dan kesimpulan yang sekiranya mengandung bias (Burbules dalam Creswell, 2010 ). Menurut Soewadji dalam buku Metodologi Sosial ( 2003), data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka. Jenis data kualitatif inilah yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan penelitian ini. Pengumpulan data (input) merupakan satu langkah dalam metode ilmiah melalui prosedur sistematik, logis dan proses pencarian data yang valid, baik diperoleh secara langsung (primer) ataupun yang tidak langsung (sekunder) untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (proses) suatu riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban (output) dan sebagai upaya untuk.
memecahkan suatu persoalan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan dan studi kualitatif lainnya seperti interview (wawancara). Selain studi kepustakaan dan data kualitatif, data-data lainnya penulis peroleh dari bukubuku, browsing internet. Data-data yang telah didapat penulis diklasifikasikan dan dibedakan menurut sub bahasan. Melalui metode penelitian ini peneliti akan berperan sebagai participant as observer sekaligus observer as participant, membiarkan kehadirannya diketahui sebagai peneliti dan mencoba membentuk serangkaian hubungan dengan subjek sehingga mereka berfungsi sebagai informan, dan memungkinkan peneliti melakukan kunjungan dan melakukan wawancara dengan informan. Dalam penelitian ini juga akan menggunakan wawancara mendalam yang sering juga disebut wawancara tak terstruktur. Menurut Denzin dalam buku Metode Penelitian Kualitatif Mulyana (2010) : Wawancara tidak terstruktur mirip dengan percakapan informal. Metode ini bertujuan memperoleh bentukbentuk tertentu informasi dari semua informan, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciriciri setiap informan. IV. PEMBAHASAN Mata Hati adalah sebuah program acara infotainment dengan konsep talk show yang ditayangkan di Kompas TV. Mata Hati akan mengungkap sisi-sisi kehidupan para selebriti Indonesia. Dalam mata, semua informasi yang disajikan sangatlah faktual karena langsung disampaikan oleh orang yang bersangkutan. Menjadi seorang presenter talk show yang profesional, diperlukan perencanaan yang sangat matang, disamping itu pula harus memiliki orang belakang layar yang satu visi satu misi, melakukan evaluasi secara berkala itu juga manjadi bagian penting untuk lancarnya dan lebih baiknya program talk show berikutnya Dari kajian di atas, maka rencana program yang dilakukan kru mata hati, adalah memfokuskan terlebih dahulu kekuatan dari program talk show mata hati supaya berbeda dengan program lainnya. Maman Suherman diberi kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri dalam membawakan program talk show mata hati. Kecintaan Maman Suherman pada dunia media dan hiburan sudah tumbuh sejak kecil. Sepanjang kariernya ia menimba pengalaman sebagai reporter dan redaktur di sejumlah media cetak.
Berbekal pengalamannya sebagai wartawan dan kedekatannya dengan kehidupan selebriti, Maman kini sedang menjalani mimpi yang disimpannya sejak lama membuat tayangan tentang selebriti yang berbasis fakta, bukan gosip, lewat program Mata Hati yang tayang di Kompas TV. Maman memang baru di layar kaca, tapi di dunia media, ia bukanlah orang baru. Sudah lama menlakoni dunia media massa. Pernah jadi wartawan, sampai jadi pemimpin redaksi, dan sekarang muncul sebagai pembawa acara Mata Hati di Kompas TV. Acara mata hati idenya dari Maman Suherman, tapi tambahnya ada teman juga Indra Yudistira dulu dia sempat menjadi pimpinan di Kompas TV dan kemudian dia sekarang pindak ke Indosiar, maman terinspirasi untuk membuat acara talk show dengan sedemikian mendalam yang didasarkan oleh datadata yang sangat kuat jadi tidak sekadar mengangkat gosip-gosip artis. Dalam penelitian ini terungkap bahwa Maman sangat mengagungkan dan menghormati Larry King yang menjadi idolanya. Dari idolanya itu Maman mempelajari bagaimana cara bertanya sesuatu yang harus didahului dengan pembukaan dan tidak boleh langsung pada pokok masalah . Caranya dengan memberikan nuansa disekelilingnya baru bertanya ke inti pertanyaan, kalau kita bertanya dengan seseorang jangan ”katanya” tapi harus bicara kenyataan beda kata dengan katanya, lalu kalau sifatnya diskriptif harus mencari bahan dan kalau bertanya pun kita tau pertanyaan kita dasarnya apa. Jadi nggak boleh “katanya kamu ini ya?”. Hal ini tidak berdasar. Maman jyga jelaskan bahwa presenter harus menanyakan sesuatu yang ada dasarnya mau konfirmasi memfervikasi supaya acaranya menjadi lebih berisi dan menurut maman itu yang menjadi pelajaran yang sangat berharga. Maman menggunakan gaya komunikasi the relinguishing style. Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orangorang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. Maman menambahkan bahwa presenter itu tidak kenal umur tapi karena wawasan dan kemampuan sehingga menciptakan sesuatu yang baru. Maman sadar 4i
pemirsa atau penontonya banyak anak muda. Ia banyak diskusi tidak hanya dengan penonton di studio tapi juga lewat media sosial seperti halnya twitter. menurutnya ini perlu dilakukan agar bisa mencairkan suasana. Pemirsa Mata Hati beragam dan narasumbernya dari usia belasan sampai puluhan tahun jadi saya bisa masuk ke semua umur. Tidak menutup kemungkinan, ia sebagai presenter lupa apa yang akan ditanyakan. Tapi dirinya punya beberapa hal atau trik yang lakukan, kalau kita lupa pertanyaan kita dapat melempar ke penonton ada yang mau bertanya atau tidak. Ada juga kondisi dimana sudah mendapati kunci dari narasumber rasanya pas untuk melibatkan pemirsa, kalau saya udah merasa ada petunjuk yang kayanya pemirsa dilibatkan, Maman tidak ingin terlihat bodoh dan mengingkari kesalahan saat membawakan acara Mata Hati. Buatnya harus berani mengakui mengatakan maaf. Ini perlu jika tidak ingin membuat penonton tertipu. Pemirsa bisa merekam, di youtube bisa muncul dan itu bisa menjadi bahan tertawaan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai presenter, Maman selalu menjadi diri sendiri dan kerja sama dalam tim harus kuat harus padu betul. Komunikasi tidak boleh putus antara tim. Selain itu, ia punya tim riset yang hingga keberhasilan program merupakan keberhasilan bersama. Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa Maman selalu latihan untuk memahami naskah. Sehari sebelum syuting Maman datang meminta naskah dan melakukan konfirmasi serta verivikasi untuk memperkaya data supaya jauh lebih percaya diri untuk menyampaikannya kelak. Ia tidak bargantung pada data apalagi dari panduan earphone. Menurut Maman, acara talk show Mata Hatid ikemas dengan persiapan baik dan tidak tergantung pada naskah sehingga bisa memperkaya dan mengembangkan naskah. Jelang acara dimupai ia selalu datang lebih awal untuk beradaptasi dengan suasana pada penonton. Karena itu ia menyatakan bahwa tidak mudah memandu talk show harus banyak pengorbanan yang cukup besar persiapan berhari-hari data yang kuat, Maman menambahkan proses persiapan dirinya untuk jadi presenter program Mata Hati di Kompas TV diawali dari sebuah ide lalu cari data, datanya verifikasi dikonfirmasi setelah itu diolah lalu menjadi sebuah bentuk yang akan dilihat. V. PENUTUP Presenter memiliki peran yang cukup signifikan dalam sebuah program, bahkan 42
diibaratkan seorang presenter merupakan ujung tanduk program tersebut. Sebab itu seorang presenter dituntut memiliki kepiawaian dalam menarik perhatian audiens. Gaya atau tampilan presenter secara keseluruhan menjadi tolak ukur bagi sukses atau tidaknya sebuah program, termasuk program talk show Mata Hati yang dibawakan oleh Maman Suherman di Kompas TV. Kekonyolan, canda, menjadi daya tarik tersendiri bagi audiens. Maman menggunakan gaya komunikasi the relinguishing style. Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran , pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orangorang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. DAFTAR PUSTAKA Aryati, Lies, 2007. Panduan Untuk Menjadi MC Profesional. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori Dan Praktik. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. Bungin Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta. Kencana Pradana Media Grup. Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif. edisi ke- 3. Yogyakarta. Mixed. DeVito, Joseph A. 2007. The Interpersonal Communication Book. edisi 11. Pearson Educations. Inc Fadli R. 2001. Terampil Wawancara. Jakarta. PT. Grasindo. Jahja, Saktiyanti Rusfadia, Irvan Mohammad. 2006. Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi. Jakarta. Piramedia. . Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi dalam Masyarakat. Bandung. Penerbit Aditya Baki. Masduki, 2004. Menjadi Broadcaster Profesional,Pustaka Populer. Yogyakarta.
Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta. Ghalia Indonesia. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya. Nurdin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta , PT. Rajagrafinfo Persada. Parwadi, Redatin. 2004. Televisi Daerah Diantara Himpitan Kapitalisme Televisi. Pontianak. Untan Press. Triono Hendi. 2007. Langkah Awal Menjadi Presenter. Yogyakarta. Cakrawala. Tulung, Sonny. 2007. Anda Juga Bisa Menjadi Presenter Sukses. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
43