Aktivitas Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Melestraikan Tarian Lulo Sebagai Tradisi Budaya Etnis Tolaki (Studi Pada Desa Kosebo. Kec. Angata. Kab. Konsel)
*Putri Rahayu ** Sitti Harmin *** Asrul Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo
[email protected]
ABSTRACT Putri Rahayu, Stambuk C1D113218, Department of Communication Studies, Faculty of Social and Political Sciences, Haluoleo university with research title "Communication Activities of Community Leaders to Preserve Lulo Dance As Tolakiness Ethnic Cultural Traditions" Under the guidance of Mrs. DR.Hj. Sitti Harmin, S, Sos., M.Si as first adviser and Mr. Asrul Jaya, S. Sos., M.Si as second adviser. The problem of this research is how the communication activities of community leaders in preserving the lulo dance as Tolakiness ethnic cultural traditions and factors that affecting the communication activities of community leaders in preserving the lulo dance at Kosebo Village District of Angata South Konawe regency. This study aims to determine the communication activities of community leaders in preserving the lulo dance as Tolaknessi ethnic cultural traditions and to find out the factors that influence the communication activities of community leaders in preserving the lulo dance at Kosebo Village District of Angata South Konawe regency. The used method is a qualitative descriptive analysis method with a number of research informant are 6 people, which is determined intentionally (purposive sampling). In conducting the data collection is through observation, interview, and literature study. The results showed that the communication activities of community leaders in preserving the dance lulo as the cultural traditions of Tolakiness ethnic at Kosebo Village District of Angata Konsel, there are three activities: (1) Lulo Activities when will be begin to planting rice, that tradition in rice cultivation commonly lulo implemented is Lulo hada, (2) Activities Lulo in celebrating the harvest, in this tradition to celebrate the harvest they doing Ngganda Lulo, (3) Activity in the wedding Lulo, that Lulo is always implemented as a one of habit in Kosebo village society.. The factors that influence the communication activities of community leaders in preserve lulo dance at Kosebo village district of Angata Konsel (1) internal factors, in this case presence of change in population and new discoveries in the community factors. (2) External Factors, is the influence of immigrant cultures such as Bugisness, Bungkuness, Javaness. Their arrival caused Tolakiness social order is changing between the two elements of each culture influence each other, such as the case of mixed marriages or interaction. Keywords: Communication Activities, Community Leaders, Traditional Lulo Dance
ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo sebagai tradisi budaya etnis tolaki dan Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo di Desa Kosebo Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo sebagai tradisi budaya etnis tolaki serta untuk menegetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo di Desa Kosebo Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskripif kualitatif dengan jumlah informan penelitian sebanyak 6 orang, yang ditentukan secara sengaja (purposive sampling). Dalam melakukan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo sebagai tradisi budaya etnis tolaki di Desa Kosebo Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan, terdapat 3 aktivitas yakni (1) Aktivitas Lulo ketika akan memulai penanaman padi, bahwa tradisi dalam penanaman padi lulo yang biasa dilaksanakan adalah Lulo hada, (2) Aktivitas Lulo dalam merayakan hasil panen, dalam tradisi ini untuk merayakan hasil panen maka mereka melaksanakan Lulo Ngganda, (3) Aktivitas Lulo dalam acara pernikahan, Lulo tersebut selalu dilaksanakan sebagai salah satu bentuk kebiasaan yang sudah mengakar di dalam masyarakat Desa Kosebo. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestariakan tarian lulo di desa kosebo kecamatan angata kabupaten konawe selatan adalah (1) faktor intern, dalam hal ini adanya faktor perubahan kependudukan dan penemuan baru di dalam masyarakat, (2) Faktor Ekstern, yaitu adanya pengaruh dari budaya pendatang seperti Bugis, Bungku, Jawa. Kedatangan mereka menyebabkan tatanan kehidupan masyarakat Tolaki berubah antara kedua unsur budaya masing-masing saling mempengaruhi, diantaranya karena terjadi perkawinan campuran ataupun terjadinya interaksi. Kata Kunci: Aktivitas Komunikasi, Tokoh Masyarakat, Tarian Lulo Tradisional
PENDAHULUAN Latar Belakang Terbentuknya komunitas bernama masyarakat adalah implikasi logis dari realisasi kemanusiaan dengan fitrahnya sebagai homo socious (makhluk bermasyarakat). Hubungan antar individu dengan keinginan dan tujuan yang sama pada akhirnya membentuk sebuah sistem sosial yang dinamakan masyarakat. Masyarakat desa adalah masyarakat yang sering di artikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana), namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat yang pengusaan ipteknya masih rendah, sehingga permasalahan dalam hidupnya masih sederhana. Tetapi hal itu seakan telah bergeser di masyarakat desa, khususnya masyarakat desa Kosebo, seiring perkembangan zaman, teknologi yang semakin berkembang menjadi perasut masyarakat baik itu fositif maupun negatif serta semakin berkembangnya wawasan masyarakat dini yang kini semakin menjadi penguat masuknya pengaruh budaya asing/luar, Sehingga tidak lagi sadar akan nilai-nilai budaya sendiri, dan perlahan mulai mengadopsi budaya luar masuk dalam lingkuangan masyarakat itu sendiri. Tarian molulo atau sering disebut dengan lulo adalah tarian tradisional yang berasal dari suku tolaki yang mendiami sulawesi tenggara, tarian tradisional ini di peragakan secara masal dengan membentuk lingkaran, tarian ini paling sering dilakukan pada saat malam setelah acara pernikahan.
Tarian Lulo tersebut sangat mudah untuk di pelajari walau pada dasarnya gerakan lulo ini bermacam-macam, tarian ini di iringi musik Gong sehingga struktur gerakan akan mudah terbangun, tarian ini dilakukan secara bergandengan posisi telapak tangan pria harus dibawa telapak tangan wanita, ini etika yang harus di perhatikan dalam tarian lulo agar gerakan tetap harmonis dan wilaya dada wanita pasangan menari tak tersentuh. Tangan yang sudah saling mengait di gerakan naik turun secara bersamaan dengan pasangan untuk mengimbangi kaki yang maju mundur ke kiri dan ke kanan dengan tempo gerakan satu dua sesuai dengan irama pengiring, jumlah dalam tarian lulo tidak di batasi sehinga jika banyak penari, tarian ini dapat membentuk lingkaran besar. Tarian
lulo
tersebut
dapat
di
manfaatkan
sebagai
kesempatan
berkomunikasi dengan siapa saja termasuk kesempatan dalam mengenal orangorang baru di sekitarnya, juga menjadi sarana dan media masyarakat suku tolaki untuk meningkatkan pergaulan dengan warga masyarakat lain tanpa mengenal etnis, agama, status sosial, kelompok, dan usia. Antraksi tarian Lulo adalah sebuah konfigurasi sosial dalam keanekaragaman. Tetapi saat ini bagi masyarakat dini, khususnya masyarakat Desa Kosebo tidak lagi menganggap lulo tradisional sebagai antraksi tarian konfigurasi sosial dalam keanekaragaman, masyarakat dini menganggap tarian lulo tradisional adalah tarian jaman dahulu atau tarian yang hanya untuk di lakukan oleh orang tua saja, muda mudi menganggap bahwa lulo tradisional sudah bukan di jaman mereka lagi, sehingga mereka selalu berusaha mengadopsi budaya asing/luar masuk dalam lingkungan masyarakat desa itu sendiri, lulo tradisoanal yang mulai di tinggalkan
oleh kalangan muda mudi, dan gerakan lulo yang beragam variasi serta budaya asing lainnya yang mulai di terapkan. Sehingga orang tua yang hendak ikut dalam tarian lulo tersebut terlihat keliru atau bingung karena banyaknya variasi gerakan yang di buat-buat oleh remaja-remaja atau muda mudi. Pergesaran lulo tradisional ke dalam lulo modern disebababkan gaya hidup muda mudi yang ala kekinian semakin berkembang pesat, sehingga tak lagi sadar bahwa budaya adalah titipan dari leluhur yang harus di jaga dan di lestarikan sebagai identitas dari sebuah suku. Maka demikian aktivitas komunikasi tokoh masyarakat yang berperan sebagai tokoh adat di Desa Kosebo sangat diharapkan dalam melakukan upayaupaya untuk tetap melestarikan kembali budaya Lulo tradisioanl, seperti selalu melaksanakan Lulo pada setiap akan melakukan penanaman padi, Lulo pada saat merayakan hasil panen, dan Lulo pada malam acara pernikahan atau dalam acara apa saja dengan memberi hadia kepada mereka yang juara dengan syarat mereka yang paling lama dan menguasai gerakan-gerakan lulo tradisional,. Hal-hal tersebut dilakukan agar tetap mempertahankan atau kembali melestarikan budaya Lulo tradisioanal.
Dan pada dasarnya kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang digerakan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang tingkah lakunya digeraka oleh insting. Ketika baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang
baru lahir tersebut digerakkan olen insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk dalam kebudayaan, tetapi mempengaruhi kebudayaan. Saat ini komunikasi budaya, adalah hal yang tidak bisa di anggap sepele di dalam masyarakat desa khususnya di masyarakat desa kosebo dimana yang diketahaui budaya adalah suatu identitas yang kuat dari masing-masing suku atau bangsa, olehnya itu komunikasi sangat berperan penting dalam penunjang segala aktivitas atau kegiatan, tanpa komunikasi semua usaha dan rencana tidak akan berjalan dengan lancar. Dimana komunikasi yang merupakan pusat dari seluruh sikap, perilaku, dan tindakan yang terampil dari manusia (communication involves both attitudes and skills). Manusia tidak bisa dikatakan berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomuikasi dengan cara atau melalui pertukaran informasi, ide-ide, gagasan, maksut serta emosi yang di nyatakan dalam simbol-simbol dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari tidak peduli dimanapun berada manusia selalau berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain tanpa membedakan ras, etnik, atau budaya lain, olehnya itu komunikasi sangat memeiliki peranan penting dan di anggap sebagai penunjang dalam kehidupan manusia sebagai mahluk sisoal, Komunikasi di anggap sebagai suatu aktivitas yang melayani hubungan antara pengerim dan penerima pesan melampaui ruang dan waktu, itulah sebabnya mengapa komunikasi itu sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena komunikasi merupakan proses yang universal. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang telah di kemukakan, maka peneliti merumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana Aktivitas Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Melestarikan Tarian Lulo sebagai tradisi budaya etnis Tolaki di Desa Kosebo, Kec. Angata Kab. Konawe Selatan. 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Aktivitas Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Melestarikan Tarian Lulo sebagai tradisi budaya etnis Tolaki di Desa Kosebo, Kec. Angata, Kab. Konsel. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo sebagai budaya etnis tolaki, di desa kosebo, Kec. Angata, Kab, Konawe selatan.” 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo sebagai budaya etnis tolaki, di desa kosebo, Kec. Angata, Kab, Konawe selatan.” Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran, ide-ide dan memperluas wawasan khususnya kepada mahasiswa dan kepada seluruh lapisan masyarakat luas terkait aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan lulo sebagai tradisi budaya etnis tolaki.
2. Manfaat Secara Praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu dan masukan kepada masyarakat mengenai aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan budaya lulo sebagai tradisi budaya etnis tolaki. 3. Manfaat Secara metodologis Dapat menjadi kajian dan acuan penulisan bagi peneliti di masa yang akan datang. Teori Yang Digunakan
Teori yang digunakan untuk mendekati masalah dalam penelitian ini adalah menggunakan teori komunikasi antar persona teori komunikasi antar persona menurut (Devito, 2002) menyatakan bahwa suatu bentuk komunikasi tanpa menggunakan media. Menurut Devito (effendy, 2003) bahwa komunikasi antar persona merupakan pengeriman pesan dari seseorang dan di terima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik langsung. Pada hakikatnya komunikasi antar persona merupakan komunikasi antara seorang kamunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi ini di anggap paling efektif untuk mengubah sikap pendapat perilaku manusia dan proses dialogisnya.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Desa Kosebo Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan, pemelihan lokasi ini akan memberikan urain
deskripsi mengenai Aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo sebagai budaya etnis tolaki di Desa Kosebo, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Kosebo, kec, Angata, Kab. Konsel yang berjumlah 768 penduduk. Informan penelitian Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 orang yang di tetapkan secara purposive sampling, yang kemudian memfokuskan pada 3 orang tokoh adat/tokoh masyarakat sebagai informan kunci. Dan 2 orang lainnya adalah informan biasa. Dan 1 orang adalah tokoh pemuda. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah terdiri dari tiga macam yaitu: 1. Observasi, yaitu peneliti akan mengamati secara lansung bagaimana proses atau Aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh Tokoh masyarakat mengenai hal yang akan dikaji oleh peneliti. 2. Wawancara, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah menggunakan pedoman wawancara. Untuk itu penulis melakukan wawancara kepada informan/narasumber. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah tokoh masyarakat yang berjumlah 3 orang sebagai informan kunci, dan 2 orang lainnya yaitu yang mewakili masyarakat lainnya serta 1 orang adalah tokoh pemuda Desa kosebo kecamatan Angata, Kabupaten konawe selatan.
3. Studi
kepustakaan,
studi
kepustakaan
di
lakukan
dengan
jalan
mengumpulkan dan membaca berbagai buku-buku, dan sebagainya. Ini di lakukan untuk memperoleh data sekunder dalam penelitian untuk menunjang data-data primer yang diperoleh dilapangan. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang terkumpul dan berhubungan
dengan
masalah-masalah dalam penelitian ini, maka data di analisis secara deskriptip kualitatif. Jenis Data 1. Data kualitatif, yaitu yang diharapkan mampu mendeskripsikan secara jelas dan lengkap tentang “Aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan Lulo sebagai budaya etnis tolaki, di desa kosebo, kec. Angata, Kab. Konsel.” 2. Data kuntitatif, yaitu data yang diperolah pada lokasi penelitian dalam bentuk angka atau jumlah, misalnya tentang jumlah penduduk, dan jenis mata pencaharian masyarakat Desa Kosebo Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer yaitu data yang di peroleh secara langsung dari informan, melalui tahap observasi, wawancara yang diperoleh atau diberikan dari informan. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelusuran sumbersumber teoritis seperti buku ataupun profil kantor Desa kosebo, Kecamatan Angata, Kabupaten konawe selatan selama penelitian berlangsung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di dasarkan pada teori komunikasi antar persona yang di kembangkan oleh Devito, dimana komunikasi antar persona menurut Devito adalah suatu bentuk komunikasi tanpa menggunakan media, bahwa komunikasi antar persona merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan di terima oleh orang lain dengan umpan balik langsung. Pada hakikatnya komunikasi antar persona merupakan komunikasi antar seorang komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi antar persona yang dimaksut dalam teori tersebut adalah bagaimana aktivitas komuniaksi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo sebagai budaya etnis tolaki agar dapat berjalan dengan baik. serta faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo dapat teratasi dengan baik. Hubungan antara teori dan penelitian tersebut dilihat dari bagaimana komunikasi tokoh masyarakat atau tokoh adat dalam melestraikan tarian lulo, dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang baik di dalam masyarakat Desa Kosebo, agar budaya yang diwariskan dari leluhur masih tetap di pertahankan dan di lestraikan agar kepada generasi mendatang masih tetap mengetahui budaya dan tradisi suku tolaki. Maka berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan yang menjadi pembahasan pada penelitian yang di lakukan adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas Lulo Ketika Akan Memulai Penanaman Padi Dari tradisi yang ada pada etnis tolaki bahwa setiap kali akan melaksanakan penanaman padi itu terlebih dahulu melaksanakan tarian Lulo dimana lulo tersebut
biasa disebut dengan Lulo Hada. dimaksutkan Agar tanaman padi tersebut terhindar dari gangguan monyet. 2. Aktivitas Lulo Dalam Merayakan Hasil Panen Tradisi Lulo yang dilakukan dalam merayakan hasil panen merupakan kebiasaan yang biasa di lakukan oleh leluhur ketika setelah panen, dimaksutkan untuk memuja Dewi Sri sebagaimana kepercayaan etnis tolaki dan sebagai tanda rasa syukur mereka terhadap hasil panen tersebut. Adapun Lulo tersebut biasa disebut dengan Lulo Ngganda. 3. Aktivitas Lulo Dalam Acara Pernikahan Dalam penyelenggaraan acara pernikahan khususnya di di Desa Kosebo, budaya atau tradisi yang sering dilakukan adalah selalu melaksanakan Lulo pada malam acara pernikahan, hal tersebut adalah sala satu tradisi yang sudah sangat melekat di dalam masyarakat Desa Kosebo. Kemudian dewasa ini dengan seiring perkembangan zaman, perkembangan Lulo yang semakin kekinian menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi tokoh masyarakat dalam melesatarikan tarian lulo, adapun faktor penyebab utama yang mempengaruhi hal tersebut adalah dari masyarakat itu sendiri dan dari luar masyarakatnya, antara lain : 1. Faktor Intern Faktor perubahan kependudukan merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas komunikasi tokoh masyarakat dalam melestarikan tarian lulo, faktor perubahan kependudukan dimaksutkan adalah faktor heterogen, ras penduduk khusunya yang berada di sekitar Desa Kosebo, yaitu masyarakat pendatang seperti Bugis/Makassar dan Jawa.
2. Faktor Ekstern Selain faktor intern, faktor ekstern juga tuntunya sangatlah mempengaruhi. Faktor ekstern yang dimaksutkan adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat. Faktor yang paling dominan adalah pengaruh budaya pendatang seperti Bugis, Bungku, Jawa. kedatangan mereka menyebabkan tatanan kehidupan masyarakat Tolaki berubah dimana antara keduan unsur budaya amsing-masing saling mempengaruhi diantaranya karena terjadi perkawinan campuran ataupun terjadinya interaksi. Seperti yang di kemukakan Laswel (Efendy,1990:40) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu dan mengubah sikap. Pernyataan diatas telah dilakukan oleh tokoh adat dimasyarakat Desa Kosebo, dari hasil wawancara yang dilakukan dengan tokoh adat di Desa Kosebo, bahwa semua pendapat dan teori yang disajikan dalam penelitian ini telah dilakukan oleh tokoh masyarakat atau tokoh adat dimasyarakat Desa Kosebo dalam upaya melestarikan kembali Lulo tradisional. Hal tersebut pula telah didukung oleh teori komunikasi antar persona, dimana yang mengutamakan aktivitas komunikasi yang dilakukan tokoh masyarakat atau tokoh adat secara luas dalam mengubah masyarakat melalui penyebarserapan
tentang
tarian
Lulo
tradisional,
dimana
untuk
tetap
mempertahankan budaya yang sudah ada jauh sebelum mereka lahir bahkan tetap untuk dilestarikan sebagai budaya tradisi leluhur.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kosebo Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan mengenai Aktivitas Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Melestarikan
Tarian Lulo Sebagai Budaya Etnis Tolaki.
Peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Aktivitas Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Melestarikan Tarian Lulo Sebagai Budaya Etnis Tolaki di Desa Kosebo Kecamatan Angata, yakni (1) Aktivitas Lulo ketika akan memulai penanaman padi, bahwa tradisi dalam penanaman padi lulo yang biasa yang biasa dilaksanakan adalah Lulo hada dimaksutkan agar tanaman padi terhindar dari gangguan monyet, (2) Aktivitas Lulo dalam merayakan hasil panen, dalam tradisi ini untuk merayakan hasil panen maka mereka melaksanakan Lulo Ngganda, (3) Aktivitas Lulo dalam acara pernikahan, Lulo tersebut di laksanakan sebagai bentuk kebiasaan yang sudah mengakar dalam masyarakat Tolaki khususnya di Desa Kosebo. 2) Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Aktivitas
Komunikasi
Tokoh
Masyarakat Dalam Melestarikan Tarian Lulo Sebagai Budaya Etnis Tolaki adalah : (1) faktor Intern, atau pengaruh dari dalam masyarakat itu sendiri. Yaitu adanya perubahan kependudukan dan penemuan baru, (2) faktor Ekstern, atau pengaruh dari luar masyarakat. Terjadinya faktor Ekstern di Masyarakat Desa kosebo yaitu adanya pengaruh dari budaya pendatang seperti Bugis, Bungku, Jawa kedatangan mereka menyebabkan tatanan kehidupan masyarakat Tolaki berubah antara kedua unsur budaya masing-
masing saling mempengaruhi, diantaranya karena terjadi perkawinan campuran ataupun terjadinya interaksi baru dalam tarian Lulo. Saran Dalam upaya melestarikan budaya lokal khususnya kesenian berupa tarian Lulo yang notabene warisan budaya leluhur masyarakat Tolaki yang merupakan ragam budaya bangsa, peneliti mengharapkan adanya perhatian serius terhadap kesenian tersebut. Ini dimaksutkan agar kelak pada generasi-generasi berikut masih bisa mengetahui sekaligus memahami warisan budaya leluhur yang telah hadir jauh sebelum meraka lahir. Hal ini juga sekaligus bisa menjadi ajang yang bisa menarik wisatawan untuk menyaksikan dalam bentuk asli dalam hal ini tidak terkontaminasi baik dari gerakan maupun alat pengiring pelaksanaan tarian tersebut. Menyadari hal tersebut sebagai sala satu aset yang dimiliki daerah ini, maka perlu adanya perhatian khusus dari masyarakat maupun pemerintah dalam upaya pelestariannya.
DAFTAR PUSTAKA Buku : Arifin Anwar. 2004. Ilmu komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arifin Anwar. 1994. Strategi Komunika. Bandung: Armico. Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Bajari, Atwar. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Presedur, Tren, dan Etika. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Effendy, Onong Uchjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya -------. 1989. Human Relations Dan Public Relations Dalam Management. Bandung: Mandar Maju. -------. 1984. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Keesing M. Roger. 1981. Antropologi budaya. Jakarta: Erlangga. Kamaluddin, Murdjani. 2011. Manajemen Strategi. Kendari: Unhalu Press Liliweri, Alo. 2004. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lubis, Lusiana Andriani. 2002. Pengantar Komunikasi Lintas Budaya. Medan: Seri Diktat. Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Manners A, Robert. 1999. Teori budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyana Deddy. Solatun. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. -------. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pace Wayne. 1998. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Rosda Karya. Ruwaeda, Trieny. 2013. Strategi Komunikasi Pemasaran Sales Promotor Girls Dalam Mempromosikan Produk Rokok Di Kota Kendari. Tidak diterbitkan. Skripsi. Kendari: Universitas Halu Oleo Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Tarimana, Abdurrauf. 1993. Kebudayaan tolaki. Jakarta: balai pustaka Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo
Wayne, Pace R & Don F. Faules. 2010. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Terjemahan: Deddy Mulyana. Bandung: Remaja Rosda Karya. Kumpulan Artikel : http://mbahkarno.blogspot.co.id/2013/09/unsur-unsur kebudayaan.html. Di akses tanggal 28-9-2016.