POLA KOMUNIKASI MULTIKULTURAL MUHAMMAD HATTA DI PENJARA Oleh: Syarifudin1
ABSTRACT This study discusses the multicultural propaganda communication patterns Muhammad Hatta in jail first vice president Mohammad Hatta, who exiled the Netherlands in 1936 in Banda, middle Maluku, Maluku Province. Study is to examine how communication patterns Muhammad Hatta Multicultural propaganda disseminated in Islamic society cultural and transformative. The style is a qualitative research study that examines the historical sites. and in-depth interviews with Muslim leaders in Banda in obtaining data in the field. Based on interviews and observations on the historical sites, this study found that the movement of thought have spread in the community when using patterns of propaganda and multicultural communications. This is done Muhammad Hatta while exiled in Banda are dealing with Islam and Islamic cultural transformative very diverse. Multicultural propaganda communication phase includes setting the agenda in prison designing miniature Homeland by making the names of the village. The name of the village include the village Dwiwarna (as a symbol of Indonesian flag colors), Village Nusantara (as a symbol of the country's territorial Indonesia), Eagle Village (as a symbol of the philosophy of the Republic of Indonesia), the village of Kampung Baru (as a symbol of Indonesia Merdeka), Istanah Mini (as Istanah symbol of the Republic of Indonesia), Village Merdeka (as a symbol that Indonesia will be free for the blessings of God's grace with lofty ideas and help Inayatullah). Keyword: Communication Patterns Propagation, Multicultural, Muhammad Hatta in Banda A. Pendahuluan Berdakwah di penjara memang tidak
Banda Neira bertemu dengan budaya baru sehingga proses penyesuaikan cara beragama
mudah apalagi tidak ada fasilitas teknologi
dan
berdakwah
sangat
komunikasi yang secanggih seperti saat ini.
diungkap
Menelaah pergerakan dakwah Muhammad
multikultural Muhammad Hatta di Penjara
Hatta di penjara Banda Neira, yang berjumpa
Banda Neira.
secara
penting
metodologis
untuk dakwah
dengan komunitas Islam tradisional(kultural)
Kedatangan Muhammad Hatta di Banda
dan Islam transformatif cukup signifikan
pada tahun 1936 diduga kuat pergerakannya
untuk diungkap dalam perspektif dakwah
memiliki
multikultural.2 Muhammad Hatta sebagai
sesuai
tokoh baru dari Digul, Sukamikin menuju
dibesarkan. Dominasi dan kekuatan sosok
ornamen
kompetensi
dakwah keilmuan
multikultural dimana
ia
Muhammad Hatta dalam aspek keilmuan 1
Dosen Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam pada Fakultas Ushuluddin IAIN Ambon. Email:
[email protected]. 2
Syarifudin, Banda sebagai Model Dakwah multikulutral makalah ilmiyah yang dipublis di blogger pada tahun 2013.
agama menjadi
tokoh bagi masyarakat di
Banda. Perjalanan dakwah Muhammad Hatta di Banda menyimpang banyak cerita yang memilukan akibat perjuangan masyarakat
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|1
Banda memproteksi dirinya dari berbagai
baru bagi masyarakat yang dapat merubah
macam intervensi budaya, idiologi, dan
mindset Islam kultural dan Islam transformatif
penguasaan kapitalis dari bangsa Eropa.
di Banda.4
Inilah yang disebut Gardner Murphy sebagai pemenuhan
kebutuhan
ekonomi
Kondisi ini membutuhkan penjelasan
untuk
untuk mengungkap medan dakwah, materi
mempertahankan eksistensi manusia agama
dakwah Muhammad Hatta di kepulauan
juga berperan sebagai pergerakan budaya
rempah-rempah di Banda. Tantangan itu
dakwah multikultural Muhammad Hatta di
secara umum dua aspek yakni tantangan dari
Banda Neira
aspek internal Muhammad Hatta yang telah
Mencermati berbagai artefak sejarah di Banda
banyak
Muhammad penjelasan
jejak
Hatta untuk
pemikiran yang
dikonstruksi
pemikiran
dakwahnya
dari
dakwah
proses perjalanan pendidikannya dan dari
membutuhkan
aspek eksternal ia berhadapan dengan tradisi
mengetahui
bagaimana
masyarakat Banda yang sangat kental dengan
energi pemikiran dakwah Muhammad Hatta
Islam kultural di Banda. Problematika ini
dapat beradabtasi dengan energi pemikiran
membutuhkan penjelasan dari aspek kognitif,
tradisional, transformatif, dan moderen.3 Ada
afektif, dan behavioral,5 sehingga energi
beberapa
pemikiran
persoalan
yang
membutuhkan
dakwah
Muhammad
Hatta
analisis mendalam dari gagasan pemikiran
melawan imprealisme budaya Eropa di Banda
dakwah apakah ia membawa pemikiran
beradabtasi dengan kondisi Islam kultural dan
Muhammad
ritual di tengah masyarakat di Banda.
Hatta
di
Banda
atau
ia
menyesuaikan gagasan dakwahnya sesuai dengan keadaan masyarakat di Banda. Pergerakan
dakwah
Masalah membutuhkan metode untuk mengungkap metarealitas pergerakan dakwah
multikultural
Muhammad Hatta yang diwariskan pada
Muhammad Hatta di Banda Neira perlu
masyarakat
Banda
melawan
diketahui
imprealisme
budaya
global
bagaimana
proses
insiasi
dan
penjajah
dari
aspek
inovasi pergerakan dakwah Muhammad Hatta
kapitalisasi wilayah rempah-rempah di Banda
dikomunikasikan
Neira Kabupaten Maluku Tengah Provinsi
melalui
saluran-saluran
tertentu di Banda. Hal tersebut lebih jauh dijelaskan bagaimana sebuah energi pikiran disebarkan dan di bahasakan sebagai gagasan
3
H. Hamadi B Husain, Mantan Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ambon 1997, wawancara oleh Penulis melalui via telpon 12 Agustus 2014.
4
Zulkifli Suleman, Pemikiran politik Muhammad Hatta: Demokrasi Untuk Indonesia (Cet. II; Jakarta: Buku Kompas), h. 21. 5
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Cet. XXII; Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h. 233.
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|2
Maluku.6 Kondisi yang sangat krusial ini apa
perbaikan sosial demi kemaslahatan umat
metode dakwah Muhammad Hatta dibanda
manusia
sehingga ia dapat mengukir prestasi di
perilaku di tengah masyarakat Islam yang
Penjara/pengasingan
memiliki kemajemukan dari aspek suku,
inilah
yang
akan
dieksplorasi bagaimana Gagasan Dakwah Muhammad
Hatta
di
Penjara
melalui
pergerakan
pemikiran
bahasa, dan cara beragama.
(Studi
Pemetaan sosial keagamaan penulis
Pemikirannya Melalui Artefak Sejarah di
merujuk pada perspektif Abuddin Nata bahwa
Banda Neira Maluku).
Indonesia terdiri dari Islam kultural, Islam
Rumusan masalah dalam kajian ini yang mengambil
tema
Dakwah
Multikultural
Muhammad Hatta Di Penjara (Studi Artefak Sejarah di Banda Neira Maluku). Akan lebih fokus dalam aspek kredibilitas Mubalig, sebagai sumber energi pemikiran dakwah,
transformatif, dan Islam Modernitas.8 Struktur masyarakat seperti ini dijelaskan juga dalam QS Surat Al-Hujurat ayat 13
konsep dakwah(materi dakwah), dan metode penerapan
dakwah
di
komunitas
multikultural.
B. Pembahasan Definisi dakwah multikultural akar kata dari “kultur” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI
2010)
yang
berarti
“kebudayaan”.7 Sedangkan kata multi berarti jamak sehingga multikultural dapat diartikan sebagai kebudyaan yang majemuk. Dari pengertian ini dapat dibahasakan bahwa dakwah
multikultural
adalah
Terjemahnya: 13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.9
kecerdasan
Spirit dari pesan ayat ini dapat difahami
seorang mubalig membahasakan, mengemas,
bahwa Allah swt menyerukan mengenal
dan
watak laki-laki dan perempuan, watak antar
mengkomunikasikan
pesan-pesan
6
M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-Rempah (Cet. I; Jakarta: Gramedi group, 2008), h. 78. 7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Cet. I; Jakarta: Balai Bahasa Indonesia, 2010), h. 835
8
Abuddin Nata, Peta Pemikiran dan Keragaman Islam di Indoensia (Cet. II; Jakarta: Prenada Media group, 2001), h 22. 9
Terjemahan kementerian Agama RI dalam QS Al-Hujurat/49:13
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|3
suku,
watak
masyarakat,
dan
komunitas-komunitas
Muhammad Hatta yang akan dilihat dari teori
adanya
AISYATEK
ekosistem
(Aqidah,
Syari’ah,
Akhlaq,
ketergantungan antara satu komunitas dengan
Teknologi dan Entrepreneurship) sebagai
komunitas lain.10 Menghadapi komunitas
paradigma
seperti ini membutuhkan mubalig yang ahli
pergerakan Dakwah Muhammad Hatta di
dalam
Banda. Konsentrasi kajian ini pada aspek
membahasakan
dan
untuk
menjelaskan
mengkomunikasikan pesan Al-Quran dan
kredibilitas
Sunnah secara tekstual, kontekstual, dan antar
dakwah,
tekstual sesuai peta sosial dan daya nalar
penerapan dakwah di komunitas multikultural
masyarakat.
yang dipetakan menjadi dua komunitas
Berkaitan dengan perkembangan watak manusia ini Allah swt berfirman dalam QS Al-Isra/17:84.
Mubalig, materi
gagasan
energi
dakwah,
pemikiran
dan
metode
Masyarakat yakni Islam Kultural dan Islam transformatif. Pendekatan dakwah yang digunakan
Terjemahnya: 84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masingmasing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya. Ayat ini memberikan pesan bahwa
dalam kajian ini adalah menggunakan teori AISYATEK
sebagai
paradigma
menjelaskan
kredibilitas
untuk
sumber
daya
pemikiran dakwah Muhammad Hatta di Banda.
Paradigma
keilmuan
ini
secara
epistemologi berawal dari pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku yang juga memiliki motif yang sama dengan corak pemikiran Muhammad Hatta dalam mengkonstruksi
watak dan karakter seseorang itu berbeda-
pemikiran
Islam
beda, di dalamya ayat tersebut termasuk
transformatif.
kultural
dan
Islam
orang-orang yang memiliki sifat, tabiat,
Secara metodologis energi pemikiran
budaya, dan corak berpikir dan pengaruh alam
lahir dari dua realitas yang dijelaskan dalam
dan
Al-Quran dalam Surah As-Syam ayat delapan.
lingkungan
sekitarnya
dimana
ia
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
dibesarkan. Ruang lingkup kajian ini terfokus pada muatan
energi
pemikiran
Dakwah
kefasikan dan ketakwaannya.11 Terjemahan ini diulas bahwa Allah swt memberikan
10
Muin Salim, Dosen tafsir Universitas Alauddin Makassar, Artikel Tafsir Sosial Perspektif AlQuran Dipresentasikan pada Mahasiswa Pascarsarjana 23 Oktober 2011.
11
Kementerian Agama Al-Quran dan Terjemahnya (Cet. II: Syamila Al-Quran) QS Asyams/91:8
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|4
kepada manusia dua potensi yakni potensi
Islam kultural dan Islam trasnformatif di
pada jiwa yaitu potensi fujuraha dan potensi
Banda Neira sebagai medan dakwah.
takwaha. Terjemahan ini dengan teori ini
Paradigma ini disebut Charles Horton
relevan dengan teori ekspresi J. DeVito dalam
Cooley sebagai pertemuan komunitas primer
bukunya
Communication
dan komunitas sekunder. Komunitas primer
mengungkapkan bahwa ekspresi seseorang
adalah komunitas yang memiliki kesamaan
sangat tergantung pada input data yang
yang tinngi dalam aspek pemikiran nasib, dan
diterima semakin tinggi data positif semakin
cara beragama, komunitas ini dikelompokkan
tinggi
menjadi
Human
pula
melakukan
prilaku hubungan
positifnya sosial.12
dalam
komunitas
Muhammad
Gagasan
Sedangkan
dakwah multikulturan Muhammad Hatta d
komunitas
Banda sangat dipengaruhi oleh cara berpikir
Belanda, dan Islam transformatif sebagai
nasionalisme dan Islam keindonesiaan.
komunitas sekunder.13 Komunitas sekunder
Proses
dakwah
multikulturan
Muhammad Hatta dapat ditelaah dengan perspektif AISYATEK yang digambarkan sebagai berikut:
inilah
komunitas Islam
yang
primer
Hatta.
kultural,
menjadi
adalah
Imprealisme
objek
dakwah
Muhammad Hatta. Berdakwah
di
tengah
komunitas
multikultural termasuk level dakwah yang sangat tinggi karena ada banyak kemasan kalimat, kata, emosi, dan aksesntuasi yang perlu dipenuhi untuk menyesuaikan dengan daya nalar masyarakat dalam membahasakan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah di tengah Masyarakat.
Sebelum menjelaskan gagasan dakwah
Sebelum
menjelaskan
Muhammad Hatta di Penjara Banda perlu
dakwah
dideskripsikan lebih awal jejak biografi energi
masyarakat
pemikiran dakwah Muhammad
transformatif di penjara (pengasingan) Banda
di Banda.
Muhammad Islam
Hatta
pergerakan
kultural
di
tengah
dan
Islam
untuk
neira, perlu digambarkan lebih awal biografi
memberikan gambaran proses adabtasi energi
perjalanan intelektual Muhammad Hatta sejak
Perspektif
ini
penting
karena
pemikiran dakwah Muhammad Hatta dengan 13
12
Joseph De Vito, Human Interpersonal Communication (Cet. IV; New Yok: Sage Publishing, 2010), h.99.
Charles Horton Cooley, Social Organication (Cet. II; New York: Scribner Press, 2001), lihat dalam buku Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 144.
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|5
ia duduk sekolah di kota Padang, ia sangat
kontak
sosial.
Poroses
komunikasi
respon dengan ide-ide pergerakan sosial.
multikultural ini digunakan saat bertemu dengan Cipto Mangunksumo yang diasingkan
1. Biografi Muhammad Hatta Di Banda
pada tahun 1928, sedangkan Iwa Kusuma
Kedatangan dua tokoh proklamator
Sumantri tiba di Banda pada tahun 1930
Hatta dan Syahrir di Banda pada bulan
kedua tokoh ini adalah anggota Syarikat
pebruari tahun 1936 disambut dengan hujan
Islam(SI).16
rintik-rintik dengan awan sedikit mendung,
Pemahaman agama Muhammad Hatta
gunung merapi diselimuti awan/kabut teluk
dalam pandangan Victor Turner bahwa
Neira yang indah saat itu menjadi hening
keyakinan
dengan desiran ombak. Setelah sore hari kapal
konsekwensi secara budaya dan elemen-
Putih (istilah orang Banda) yang ditumpangi
elemen pengetahuan.17
Muhammad Hatta datang anak-anak Banda
Hatta tinggal di penjara Banda Neira dan
mulai berenang menyambut kapal yang mulai
menyatu dengan budaya di Masyarakat mulai
sandar
di
dermaga
pelabuhan
Banda.
14
keagamaan
itu
memberikan
Sejak Muhammad
berkembang gagasan-gagasan barunya dengan
Muhammad Hatta dan Syahrir mengagumi
mulai menulis untuk menghidupi dirinya dan
kelihaian anak-anak Banda dalam berenang.
tahanan yang ada di penjara Sukamiskin,
Dari jauh Muhammad Hatta dan Syahrir
Digul yang telah berjuang mempertahankan
berdiri dengan pucat pasih karena sejak
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
diasingkan di Digul sukamiskin, dan Cipinang
impreaslisme Eropa.18
Batavia mendapat perlakukan yang kurang manusiawi Muhammad
dari Hatta
Penjajah. kurang
Secara
fisik
Pola komunikasi dakwah multikultural Muhammad
Hatta
menggunakan
metode
mendapatkan
adaptasi kultural dengan masyarakat di Banda
nutrisi dan suplemen vitamin yang cukup.15
melalui pertemuan pembukaan sekolah sore
Kondisi inilah yang tampak dalam ekspresi
bagi anak-anak di rumah pengasingannya di
wajahnya saat bertemu dengan komunitas
Banda.
baru di Banda interpretasi
Geertz
membutuhkan pola komunikasi multikultural dalam proses adaptasi untuk melakukan 14
Des Alwi, Sejarah Banda Neira (Edisi Revisi) (Cet. II; Malang: Pustaka Al-Bayan, 2010), h. 255. h. 255.
komunikasi
dakwah
bahwa
pertemuan antar dua budaya baru saling
15
Metode
Des Alwi, Sejarah Banda Neira (Edisi Revisi
16
A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid I. Bandung: Disjarah Angkatan darat dan Angkasa, 1977), h. 208 17
Victor Turner, Planes of Classification in a Ritual of Life and Death dalam The Ritual process: Structure and anti-Struktur, Cornell UP (Cet. III; New York: 2001), h. 131. 18
Deddy Mulyanan, Komunikasi Efektif (Cet. II; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 23.
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|6
multikultural menggunakan media rumah
Lokasi dakwah Muhammad Hatta sebagai
sebagai
dakwah
penghasil rempah-rempah terbaik dunia, ia
multikultural di Banda yang dilakukan setiap
memiliki struktur pesona keindahan laut,
sore hari.
rempah-rempah, dan megahnya gunung yang
pusat
pergerakan
Menurut Said Ba’adillah ayah dari Des
menambah minat penjelajah samudra di masa
Alwi mengungkapkan bahwa objek pola
yang lalu.21 Kekayaan energi pemikiran yang
komunikasi dakwah multikultural
dikonstruksi
digunakan
Muhammad
Hatta
di
juga
oleh
generasi
sebelumnya
Banda
termasuk Muhammad Hatta yang mendiami
menyantuni anak-anak miskin yang putus
Banda Neira sebagai tempat pembuangan
sekolah.19 Pendekatan metode komunikasi
menghadapi mesyarakat transisi.
multikultural digunakan pada objek dakwah melalui bahasa Indonesia sebagai mahasa pemersatu di Banda.
20
Model komunikasi masyarakat sangat tergantung
pada
tokoh
yang
memiliki
Metode komunikasi
kredibilitas yang tinggi. Ditemukan dalam
multikultural ini digunakan sesuai kondisi
peran Muhammad Hatta di penjara Banda
setting
menghadapi tiga model kelompok sosial
sosial
dan
topografi
budaya
masyarakat Banda.
antara lain Islam kultural, Islam transformatif, dan bangsa Belanda sendiri yang memata-
2. Setting Sosial dan Topografi
matai pergerakan Dakwah Muhammad Hatta.
Masyarakat di Banda
Sebelum kedatangan Muhammad Hatta Cipto
Seting Sosial Medan Dakwah
Mangunkusumo
Setting sosial masyarakat multikultural di Banda sebagai medan dakwah Muhammad Hatta termasuk komunitas majemuk, karena terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan keragaman dalam pemahaman keislaman. Prilaku
keagaman
itu
dalam
perspektif
Abudin Nata medan dakwah di Banda terdiri dari islam kultural dan Islam transformatif.
menjadi
pusat
perhatian
masyarakat Banda. Strukur sosial Banda sangat majemuk karena terdiri dari berbagai suku bangsa sejak Muhammad
Hatta
mulai
menyebarkan
dakwahnya di tengah masyarakat. Komposisi masyarakat di Banda terdiri dari tiga model komunitas
masyarakat,
masyarakat
yang
dapat dipengaruhi, masyarakat yang bimbang, dan masyarakat tidak bisa dipengaruhi. Ketiga
19
Des Alwi anak murid Muhammad Hatta, Sejarah Pemikrian Muhammad Hatta di Banda artikel ilmiyah dikutip dari Usman Thalib Dosen Universitas Pattimura. 20
Roger M. Keesing, Theory of Culture Revisited dalam Assessing Culture Antropology, (Cet. II; New York: Sage Publishing, 2004), h. 91.
komunitas masyarakat ini masing-masing
21
H. M. Burhan Bungin, Destinasi Banda Neira sebagai Brand Pariwisata Indonesia Timur (Cet. I; Jakarta: Kakilangi, Prenada Media group, 2010), h. 63.
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|7
memiliki tokoh dan bergerak cenderung kurang teratur dalam menata citra sosialnya.
Kontribusi
penelitiaan
ini
untuk
memberikan model dakwah multikultural
Masyarakat yang tidak bisa dipengaruhi
dalam proses mediasi dan penyelesaikan
ini adalah komunitas Islam kultural yang
konflik di Maluku, yang sering terjadi akibat
sangat
setempat.
benturan budaya dan peradaban. Selain itu
Ornamen setting sosial masayrakat di Banda
penelitin ini juga memberi kontribusi dalam
ini menurut Foucaul bergerak sesuai dengan
meningkatkan daya imun masyarakat urban
naluri masing-masing.22 Masyarakat yang
dalam menghadapi kebutuhan masyarakat
dapat dipengaruhi oleh Muhamad Hatta
moderen yang diterpa peradaban kapitalisme,
sampai
materialisme
kental
saat
dengan
menjadi
budaya
pembaharu
dan
dan
hedonisme.
multikultural
Gagasan
penggerak sosial di Maluku. Misalnya Des
Dakwah
Muhammad
Hatta
Alwi sebagai Murid Muhammad Hatta,
sebagai model percontohan dakwah wisata
Hamadi B. Husain murid sekolah Sore
multikultural yang dapat menjadi pilihan
penggerak pendidikan di Maluku. Selain itu
akademik bagi pengembangan wisata religi di
gubernur saat ini juga bagian yang tidak
Maluku.
terpisahkan dari kader-kader Muhammad Hatta di Banda Neira. Setelah kedatangan Muhammad Hatta
Topografi Medan Dakwah Kecamatan Banda Neira dari aspek di 5043 - 6031 lintang
setting sosial berubah, perhatian masyarakat
astronomi terletak
Banda lebih banyak konsentrasinya pada pola
selatan dana antara 1290 -130 Buju Timur.
pergerakan Muhammad Hatta. Yang menarik
Kecamatan Banda berbatasan dengan Pulau
dari pergerakan Muhammad Hatta membuat
Seram sebelah selatan dengan Kepulauan
dua pergerakan besar yakni menulis Buku
Teon Nila Serua (TNS) sebelah Barat
Alam Pikiran Yunani dan mewariskan konsep
kepulauan Banda sebelah Timur berbatasan
Negara Republik Indonesia (NKRI) dengan
dengan
membuat nama-nama Desa seperti Desa
Kepulauan Banda 2.568Km2.23 Data tahun
Dwiwarna, Rajawali dan Nusantara. Semua
2006 Kekayaan sosial dan Ekonomi Kepulaan
simbol Desa ini konsep NKRI yang dibangun
Banda dari aspek perikanan untuk ikan tuna
kepulauan
Watubela,
Luasnya
konsepnya di Banda Neira dengan karakter Nasional Kebangsaan.
23
22
Michel Foucault, Dicipline and Punish, Penguin Book (Cet. IV; London, 2007), h. 62.
H. M. Burhan Bungin, Destinasi Banda Neira sebagai Brand Pariwisata Indonesia Timur (Cet. I; Jakarta: Kakilangi, Prenada Media group, 2010), h.17
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|8
2500-3000 ton/per bulan dan ikan layan 700
Salah satu warisan dakwah Muhammad
ton/per bulan.24
Hatta sejak membuka sekolah sore bagi anak-
Komposisi struktur sosial di Banda
anak termasuk Des Alwi terwujud ketika Des
Neira terdiri dari beragai suku di Indonesia
Alwi mendirikan Perguruan Tinggi yang
seperti suku bugis, buton, jawa, Arab, Cina
bernama Yayasan Hatta-Syahrir. Sekolah ini
dan Sumatra.25 Jumlah penduduk tahun 1998
membuka jurusan keguruan kegigihan Des
jumlah penduduk 16.352 pada tahun 2006
Alwi mencari donatur untuk mewariskan
sebanyak 25.895 jiwa yang terdiri dari 12.928
kepada generasi selanjutya.
jiwa laki-laki dan 12.967 jiwa Perempuan.
dakwah multikultral Muhammad Hatta ini
Peningkatan pendudukan sebesar 27,5%,
diduga kuat melahirkan setting sosial yang
peningkatan
migrasi
sampai saat ini terus bergerak di Banda sesuai
penduduk dari Dobo, kota Ambon, kota Tual
tingkat kebutuhan masyarakat di Banda
akibat konflik sosial.26 Komposisi penduduk
dengan
perdesa dapat dideskripsikan dalam tabel
dikomunikasikan secara multikultural sesuai
berkut ini;
level
pendudukan
akibat
pesan-pesan
dan
Pergerakan
agama
problematika
yang
masyarakat
multikultural.
Nama Desa Di No Banda 1 2 3 4 5 6 7 8 9
P. Rhun Pulau Hatta Lontor Selamon Kampung Baru Dwiwarna Rajawali Merdeka Nusantara
Penduduk L P 772 324 2221 1945 3013
773 289 2196 1927 3022
Penduduk tidak berKTP 334 357 1342 1012 1489
591 355 362 2605
605 365 421 2639
245 125 123 1011
Juml ah 1879 970 5759 4884 7524 1441 845 906 6255
3. Pola komunikasi Dakwah Ket
Multikultural Muhammad Hatta. Pergerakan
Muhammad Hatta latarbelakang
dakwah
multikultural
sangat dipengaruhi oleh
pendidiknnya
saat
masuk
Sekolah Rakyat (SR) di Bukittinggi hanya selama
dua
tahun yang mengintegrasikan
nilai-nilai intelektual dan imam dalam strategi pembelajaran.
Corak
pemikiran
ini
diterapkan di Banda pada anak muridnya di 24
Sumber: Tabulasi data peneliti 2006.
25
H. M. Burhan Bungin, Destinasi Banda Neira sebagai Brand Pariwisata Indonesia Timur (Cet. I; Jakarta: Kakilangi, Prenada Media group, 2010), h.18 26
Subair dkk. Segregasi Pemukiman Islam dan Kristen di kota Ambon (Cet. I; Yogyakarta: Gara-Guru, 2007), h. 32.
sekolah Sore. Pergerakan dakwah Muhammad Hatta kepada murid-muridnya di Banda saat itu mengalami perjumpaan dengan beberapa budaya baru dengan adanya benturan sosial
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|9
akibat konflik tahun 1999 mulai berubah dari
Pada tahun 1921 Muhammad Hatta tiba
pola tradisional menjadi moderen. Pergerakan
di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels
dakwah Muhammad Hatta ini cukup bertahan
Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar
saat Des Alwi masih hidup, tetapi karakter
sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun
pemikiran Muhammad Hatta mulai punah saat
1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi
tokoh sejarawan Maluku itu meninggal dunia.
Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang
Inilah Motif pergerakan dakwahnya
menolak bekerja sama dengan Belanda itu
mengitegrasikan
sekolah
umum
dan
kemudian
berganti
nama
lagi
menjadi
pendidikan agama menjadi satu kesatuan.
Perhimpunan Indonesia (PI). Muhammad
baik mengenai membaca Al-Qur’an, tauhid,
Hatta sejak awal telah melakukan pendekatan
maupun
Pelajaran teknologi
dakwah bi al-Qalam dan dakwah bi al-Hal
Muhammad Hatta mendapatkan dari Bangsa
dengan membuat majalah perkumpulan, dan
Eropa yang telah maju dari aspek teknologi
Home School atau sekolah. Dakwah dalam
sehingga pengetahuan tentang teknologi ia
bentuk home school ini menjadi pilihan
dapatkan di Belanda dan Negara yang
Muhammad Hatta di Banda yang dipenjara
memiliki peradaban yang sudah maju.
selama kurang labih 3 tahun di Banda
aqidah.
Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-
Kabupaten Maluku Tengah.
perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong
Pada tahun 1924 majalah ini berganti
Sumatra, Bond, Jong Minahasa. dan Jong
nama
Ambon. Muhammad Hatta sangat tertarik
Muhammad Hatta lulus dalam ujian handels
dengan multikultural karena ia memiliki
economie (ekonomi perdagangan) pada tahun
keyakinan
1923.29 Muhammad Hatta memiliki kepekaan
bahwa
perbedaan
itu
dapat
menjadi
sosial
bangsa
Indonesia melalui ekonomi humanis yang
yang
menggerakkan
Merdeka.
memberikan kekuatan untuk memerdekakan Indonesia menjadi bangsa
untuk
Indonesia
masyarakat
berdaulat.27 Ide pemikiran inilah sehingga
kemudian
ia
Muhammad Hatta masuk ke perkumpulan
pancasila.
Gagasan
Jong Sumatra.28
Muhammad Hatta ini termasuk gagasan
rubah
menjadi ekonomi
ekonomi pancasila
ekonomi humanis religius sebagai corak 27
Des Alwi anak murid Muhammad Hatta, Sejarah Pemikrian Muhammad Hatta di Banda artikel ilmiyah dikutip dari Usman Thalib Dosen Universitas Pattimura.
ilmuan ketimuran.
28
Soebagiyo I.N., Bung Hatta Kita, dalam Peringatan Ulang Tahun Bung Hatta ke-70, Bung Hatta Mengabdi pada Cita-cita Perjuangan Bangsa,1972,), h.1.
29
Lihat juga dalam Aman, Pemikiran Hatta Tentang Demokrasi, Kebangsaan Dan hak azasi manusia (Cet. I; Jakarta: Buku Kompas), h. 21.
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|10
Warisan Timur yang menyatu dalam pribadi
Muhammad Hatta
adalah
nilai
Sukarno. Energi Muhammad Hatta sebelum diasingkan
di
Banda.
Hal
ini
penting
budaya minangkabau yang egaliter dan nilai
dideskripsikan lebih awal untuk memastikan
Islam
bahwa
Kultural
di
Banda.
Nilai
ini
apakah
dakwah
multikultural
diintegrasikan dengan nilai-nilai Barat berupa
Muhammad Hatta tetap dipertahankan di
nasionalisme dan demokrasi sebagai karunia
Banda atau ia mengemas kembali sesuai
dan ilham untuk menegakkan hak
asasi
dengan kearifan budaya masyarakat di Banda
manusia dari aspek perekonomian diterapkan
dengan melawan berbagai penindasan fisik
dalam kehidupannya di Banda sehingga
dan psikis bangsa Imprealisme di Banda.
menjadi contoh bagi masyarakat di Banda. Ekspektasi dan
obsesi
Mencermati
pergerakan
energi
ekonomi pancasila
pemikiran dakwah Muhammad Hatta dan
Muhammad Hatta mulai diterapkan kepada
Sukarno tentang penolakannya dua argumen.
masyarakat di Banda dan ia menulis buku
Menurut
alam pikiran Yunani di Banda.30
Muhammad Hatta bahwa warga negara perlu
energi
pemikiran
dakwah
Kiprah Muhammad Hatta dipenjara
dibangun energi cara berpikirnya karena
Banda Neira ia mulai mengukir prestasi
dengan modal energi yang sehat akan
intelektual
melahirkan
dakwahnya,
yakni
mendesain
kearifan
pembangunan
yang
Indonesia Mini dengan membuat desa-desa
humanis.31 Jika energi pemikiran rakyat baik
sebagai miniatur Indonesia. Misalnya Desa
secara individual maka akan berdampak
Dwiwarna, Desa Nusantara, Desa Rajawali,
dalam
dan Desa Indonesia Baru. Gagasan dakwah
psikomotorik
Muhammad Hatta ini sangat integratif dari
individual yang akan melahirkan pergerakan
aspek keilmuan. Hal itu tampak dalam materi
dakwah
dakwahnya yang disebarkan dalam bentuk
Kabupaten Maluku Tengah dengan cara
tulisan dan prilaku di Banda.
persuasif, humanis religius.32
aspek
yang
kognitif, rakyat
afektif,
Indonesia
multikultural
di
dan secara
Banda
Menurut Franz Magnis-Suseno bahwa
Jika dianalisis secara cermat gagasan
sebelum mendeskripsikan energi pemikiran
dakwah Muhammad Hatta menawarkan teori
dakwah Muhammad Hatta penulis setback
keseimbangan dalam membangun konstruksi
pertarungan
energi pemikiran rakyat untuk menghindari
energi
pemikiran
dakwah
Muhammad Hatta dengan energi Pemikiran 31
30
Hamadi B. Husain, (Penggerak Pendidikan di Maluku dari Banda) Pegerakan Dakwah Muhammad Hatta di Banda, Artikel Ilmiah dipresentasikan pada acara symposium di IAIN Ambon.
Usman Thalib, Dosen Universitas Pattimura IAIN Ambon, Sejarawan Masyarakat Banda 32
Franz Magnis-Suseno, S.J. Rohaniwan, guru besar filsafat sosial di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|11
model
berpikir
Eropa
yang
cenderung
hedonisme, kapitalisme dan materialisme.
hubungan antara ketidakadilan sosial dan keadaan yang tidak demokratis.
Karena ketika energi pemikiran perut menjadi
Rakyat hampir selalu lapar bukan
panglima sebuah bangsa maka menurut
karena panen buruk atau alam miskin,
Muhammad Hatta kita tidak ada benadanya
melainkan karena rakyat tidak berdaya dari
dengan hewan ketika cita-cita berakhir pada
aspek energi pemikiran dakwah yang lebih
kebutuhan materi semata.
akomodatif
Berdasarkan benturan ide pemikiran
dengan
falsafah
pancasila.
Pemikiran dakwah Muhammad Hatta untuk
inilah sehingga Muhammad Hatta menolak
menggerakkan
pola hidup liberalisme yang berlebihan.
dengan falsafah pancasila sebagai fasilitas
Pemikiran
dikonstruksi
Negara yang berkiblat humanisme spiritual
Muhammad Hatta adalah tata nilai Islami
dengan tujuan sukses di dunia dan sukses
menggerakkan
diakhirat
dakwah
yang
dakwah
mencegah
pemberdayaan
sebagai
materi
demokratis
dakwah
yang
kemungkaran yang berpotensi terjadi pada elit
diajarkan saat membuka sekolah sore di
politik. Muhammad Hatta lebih berorientasi
banda di Desa Dwiwarna yang ia bentuk
pada pergerakan dakwah persuasif, humanis
sebagai simbol dari bendera Bangsa Indonesia
religius.33
di Banda Neira.
Di
tengah
masyarakat
multikultural.
Pola komunikasi dakwah multikultural
Pola komunikasi dakwah multikultural
Muhammad Hatta bukan sekadar bersifat
Muhammad Hatta berorientasi pada keadilan
materialisme oriented, tetapi ia gagasan
sosial, dan sebagai akibatnya, kesejahteraan
mengandung filosofi maslaha (keseimbangan
rakyat,
sosial) ide ini dikomunikasikan melalui
justru
mengandaikan
kedaulatan
rakyat. Agar perut rakyat terisi tapi tidak
pendekatan
lengah, kedaulatan rakyat perlu ditegakkan
multikultural.
dengan
perjuangan kemerdekaan yang seha secara
energi
pemikiran
dakwah
yang
Spirit
ini menunjukkan bahwa Muhammad Hatta
mewujudkan
membuktikan
penganalisis
dengan falsafah pancasila. Melindungi dan
brilian, sedangkan Sukarno tidak melihat
memberdayakan cara berpikir dengan energi
negara
secara
menjiwai
lahir
sebagai
sehat
yang
dakwah
humanis religius. Gambaran histografi sejarah
diri
dan
komunikasi
yang
batin
untuk
berkedaulatan
pemikiran dakwah Muhammad Hatta untuk menjaminan hak asasi manusia bukan tanda 33
Syarifudin, Dakwah Multikultural di kota Ambon Artikel Ilmiyah di Presentasikan pada Dosen Fakultas Dakwah dan Ushuluddin IAN Ambon.
individualisme, melainkan ukuran paling
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|12
nyata tentang solidaritas bangsa itu dengan
dalam jejak konstruksi sejarah adalah nama
anggota-anggotanya yang paling lemah.34
Desa di Kecamatan Banda terdiri dari;
Pemikiran Dakwah Muhammad Hatta
1) Desa Dwiwarna (sebagai lambang
memasukkan materi dakwah Islam ke dalam
warna bendera Indonesia)
unsur pendukung demokrasi sebagai simbol
2) Desa Nusantara (sebagai lambang
keseimbangan menggerakkan sebuah negara.
teritorial negara Indonesia)
Hal ini sesuai dengan konsep yang dibangun
3) Desa
oleh Basman yang dikemukakan dalam
Indonesia Merdeka)
dasar membutuhkan spirit Al-Quran sebagai dalam
5) Istanah Mini (sebagai simbol Istanah
membangun
Negara Republik Indonesia)
sebuah negara.35 Mengingat dewasa ini sering disuarakan
pendapat
demokrasi
tidak
bahwa
bisa
Islam
berjalan
6) Desa Merdeka (sebagai simbol bahwa
dan
Indonesia
memikirkan
dan
pasti
merdeka
atas
pertolongan inayatullah).36
bersama,
penilaian Hatta ini pantas dijadikan titik tolak untuk
simbol
4) Desa Kampung Baru (sebagai simbol
pemikiran Ali Syariati bahwa semua nilai
penyeimbang
(sebagai
falsafah negara Republik Indonesia)
disertasinya yang terinpirasi dari energi
energi
Rajawali
Sampai saat ini nama-nama Desa di
mengaktualkan
Banda menjadi fakta sejarah bahwa konsep
kembali peran Islam dalam membangun
NKRI Muhammad Hatta di Banda sebagai
demokrasi di Indonesia. Topik "kolektivisme"
model pergerakan hubbul wathan (dakwah
masyarakat
aseli
cinta tanah air) ini berdampak pada muridnya
Indonesia" atau "demokrasi desa" sering
di Banda. Murid Muhammad Hatta yang
menjadi acuan para pendiri Republik.
menjadi tokoh nasional dan tokoh lokal antara
Indonesia,
"demokrasi
lain adalah Des Alwi (tokoh nasional), Usman a. Kontribusi
Komunikasi
Simbolik
Muhammad Hatta. Kontribusi
energi
Thalib (tokoh lokal), Burhan Bungin (tokoh nasional), Nurbati Watro, Hamadi B. Husain
pemikiran
Muhammad Hatta di Banda menurut Hamadi B. Husain bahwa jejak energi dakwah
(tokoh nasional), Abdul Haji Muhammad, dan Said
Assagaf
(Gubernur
Maluku/tokoh
nasional).37
simbolik dari Muhammad Hatta yang tampak
36
http://serbasejarah.wordpress.com 77
Arman Man Arfa, Wawancara oleh Penulis di rumahnya 12 Agustus 2014.
Basman, Humanisme Ali Syariati Disertasi dipertahankan untuk memenuhi gelar Doktor bidang Filsafat.
Mohammad Hatta, “Tuntut Kemerdekaan Pers”, dalam Kumpulan Karangan Jilid I (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1976, p.222.
34 35
37
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|13
perlu meyakini bahwa karua yang diusakan itu dari Allah swt untuk itu perlu disyukuri dengan cara shalat sebagai bukti rasa syukur sebagai seorang entrepreneur. 2. Seorang
entrepreneur
memiliki
Kerangka konseptual yang digunakan permasalahan
dalam
penelitian ini membantah teori Teori AGIL Talcott Parson yang mengungkapkan bahwa teori
AGIL
ekspresi
dalam
sosiologis
proses
menjelaskan
manusia
dari
aspek
Adabtasi, Goal, Integrasi, dan Laten itu tidak terjadi di Banda. Karena pikiran itu dapat dirubah
dengan
memperbaiki
energi
Gagasan ekonomi pancasila menurut Hatta menggunakan teori falsafah ekonomi pancasila yang diambil dari spirit rukun Energi
pemikiran
dikembangkan
Dakwah
dalam
entrepreneurship
ini
pemikiran
Muhammad
Hatta.
Ia
berpandangan bahwa ekonomi yang dapat menyelamtkan
manusia
adalah
ekonomi
Pancasila; ia memberikan indikator seorang entrepreneur
kecerdasan
sosial
dalam
membangun bisnis adalah software (mental
ekonomi)
dari
seorang
entrepreneurship. 3. Seorang
entrepreneur
memiliki
rasa
ia
perlu
persatuan
dan
kesatuan dalam membangun bisnis yang sehat secara kognitif, sehat secara afektif, dan sehat secara psikomotirk.
pemikiran kata Muhammad Hatta.
Islam.
ekonomi
dengan eknomi humanisme religius,
Entrepreneurship Hatta.
membedah
prilaku
perlu
kemanusiaan, yang populer disebut
b. Kontribusi Pemikiran
untuk
ia
dengan indikator sebagai
4. Entrepreneur
perlu
kompetensi
memiliki komunikasi
musyawarah untuk mendapatkan ide dan gagasan yang jenih, cemerlang yang berwawasan kerakyatan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Sistem ekonomi yang dibangun oleh Muhammad Hatta di Banda adalah ekonomi Pancasila. dimaksudkan
Ekonomi
pancasila
Muhammad
Hatta
yang adalah
seorang pelaku ekonomi perlu menyesuaikan
berikut; 1. Keimanan Indonesia
seorang berkiblat
entrepreneur pada
sila
pertama dari pancasila yakni ia
idiologi ekonomi berdasarkan ketuhanan yang maha Esa, prinsip ekonominya berorientasi pada kemanusiaan yang adil dan beradab,
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|14
menganut rasa persatuan Indonesia, dan etika
dalam menata sistem sosial di tengah
ekonomi bersifat ekonomi kerakyataan dan
masyarakat
pemenuhan peluang ekonomi bersifat adil
komunikasi dakwah multikultural.
melalui
pendekatan
bagi seluruh rakyat Indoensia. Daftar Pustaka C. KESIMPULAN
1.
Dinamika
pergerakan
penyebaran
informasi di tengah masyarakat sangat cepat
ketika
menggunakan
komunikasi
dakwah
Semakin
tinggi
pola
multikultural. transformasi
kecerdasan AISYATEK dalam aspek transformasi
dinamika
komunikasi
dakwah multikultural semakin cepat perubahan sosial terjadi di tengah masyarakat. Muhammad Hatta dalam menggerakkan peradaban di Banda menggunakan
pola
Gerak sosial kecerdasan
Basman, Humanisme Ali Syariati Disertasi dipertahankan untuk memenuhi gelar Doktor bidang Filsafat. Charles Horton Cooley, Social Organication Cet. II; New York: Scribner Press, 2001, lihat dalam buku Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 144. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Cet. I; Jakarta: Balai Bahasa Indonesia, 2010. Des Alwi, Sejarah Banda Neira (Edisi Revisi) Cet. II; Malang: Pustaka Al-Bayan, 2010.
komunikasi
Multikultural. 2.
A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid I. Bandung: Disjarah Angkatan darat dan Angkasa, 1977.
yang sehat ketika
AISTATEK
meningkat
disuatu daerah. (Kecerdasan aqidah, kecerdasan
intelektual,
kecerdasan
syari’ah,
kecerdasan
akhlaq,
kecerdasan teknologi dan kecerdasan entrepreneurship. Sumber daya inilah yang dapat merubah peradaban jahilia menjadi peradaban madaniah.
Ciri
Des Alwi anak murid Muhammad Hatta, Sejarah Pemikrian Muhammad Hatta di Banda artikel ilmiyah dikutip dari Usman Thalib Dosen Universitas Pattimura. Deddy Mulyanan, Komunikasi Efektif Cet. II; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008. Franz Magnis-Suseno, S.J. Rohaniwan, guru besar filsafat sosial di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. H. Hamadi B Husain, Mantan Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ambon 1997, wawancara oleh Penulis melalui via telpon 12 Agustus 2014.
peradaban madaniah ketika prilaku masyarakat telah tampak
tradisi
senang berbagi
kesejahteraan dan
keadilan
menjadi
telah
Houtsma, First Encyclopaedia of Islam 19131936 dalam E.J.Brill, s, BRILL. ISBN 9004097961. ISBN 9789004097964. h. 646.
panglima
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|15
H. M. Burhan Bungin, Destinasi Banda Neira sebagai Brand Pariwisata Indonesia Timur Cet. I; Jakarta: Kakilangi, Prenada Media group, 2010.
Subair dkk. Segregasi Pemukiman Islam dan Kristen di kota Ambon Cet. I; Yogyakarta: Gara-Guru, 2007.
Joseph De Vito, Human Interpersonal Communication Cet. IV; New Yok: Sage Publishing, 2010.
Syarifudin, Mozaik Peradaban Islam Maluku Artikel ilmiyah yang dipresentasikan di batam pada saat MTQ Nasional di kepulauan Riua tahun 2014.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet. XXII; Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005. Maarif A. Syafii, Islam dan Masalah Kenegaraan: Studi Tentang Percaturan dalam Konstituante. Jakarta: LP3ES, 1987. Mochtar Kusumaatmaja, “Bung Hatta: Peletak Dasar Politik Luar Negeri Indonesia”, dalam Bung Hatta Kita dalam Pandangan Masyarakat. (Cet. I; Jakarta, Idayu Press,1982. Mochtar Lubis, “Bung Hatta Manusia Berdisiplin”, dalam Mutia Farida Swasono (ed), Bung Hatta Pribadinya Dalam Kenangan. (Jakarta: Sinar Harapan 1980), h.43. Mohammad Hatta, “Tuntut Kemerdekaan Pers”, dalam Kumpulan Karangan Jilid I Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1976. M. Adnan Amal, Kepulauan RempahRempah Cet. I; Jakarta: Gramedi group, 2008. Roger M. Keesing, Theory of Culture Revisited dalam Assessing Culture Antropology, Cet. II; New York: Sage Publishing, 2004.
Victor Turner, Planes of Classification in a Ritual of Life and Death dalam The Ritual process: Structure and antiStruktur, Cornell UP Cet. III; New York: 2001. Zulkifli Suleman, Pemikiran Politik Muhammad Hatta: Demokrasi Untuk Indonesia Cet. II; Jakarta: Buku Kompas, 2011. Daftar Wawancara Masyarakat Banda Arman Man Arfa Dosen IAIN Ambon , Wawancara oleh Penulis di rumahnya 12 Agustus 2014. Muhammad Abd. Haji (Pegawai Pemerintah Daerah Provinsi Maluku , Wawancara oleh Penulis di rumahnya 12 Agustus 2014. Usman Thalib, Dosen Universitas Pattimura IAIN Ambon, Sejarawan Masyarakat Banda H. Hamadi B Husain, Mantan Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ambon 1997, wawancara oleh Penulis melalui via telpon 12 Agustus 2014.
Syarifudin, Banda sebagai Model Dakwah multikulutral makalah ilmiyah yang dipublis di blogger pada tahun 2013. Syarifudin, Dakwah Multikultural di kota Ambon Artikel Ilmiyah di Presentasikan pada Dosen Fakultas Dakwah dan Ushuluddin IAN Ambon. QS Al-Hujurat/49:13 http://serbasejarah.wordpress.com
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|16