Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 1, April 2012
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 12 No. 1, April 2012 : 72 – 81
ANALISIS PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS POSITIF DAN NEGATIF, DIVIDEN DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PEMEGANG SAHAM Studi Kasus: Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 20101 Oleh Hendro Sasongko2, Noer Azam Achsani3, Roy Sembel4, Tridoyo Kusumastanto5
ABSTRACT Free cash flow is viewed as performance parameter that’s more promising because it’s more transparent in presenting operational activity, investment, and company’s funding. Besides those advantages, there are two questions: (1) is the free cash flow able to become determinant against stockholders’ value and (2) are there other factors which affect it? This study took sample from 184 non-finance companies registered at Indonesia Stock Exchange period 2003 – 2010, using double regression analysis method. The result of this study shows that negative free cash flow, dividend, and leverage has significant influence against stockholders’ value. Key words: positive free cash flow; negative free cash flow; leverage; dividend; stockholders’ value
1 2 3
4 5
72
Makalah (sebagian dari disertasi) disampaikan pada Seminar Sekolah Pascasarjana IPB Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor,
[email protected] Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor,
[email protected] Direktur Jakarta Future Exchange,
[email protected] Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor,
[email protected]
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 1, April 2012
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, pengukuran nilai perusahaan dan nilai pemegang saham telah bergeser kepada parameter yang berbasis aliran kas bebas (free cash flow) karena parameter ini dipandang lebih transparan dan relatif sulit untuk direkayasa. Terlepas dari keunggulan tersebut, kandungan informasi dari aliran kas bebas masih menjadi perdebatan di antara para peneliti, terutama menyangkut pertanyaan apakah aliran kas bebas dapat sebagai determinan bagi nilai pemegang saham ataukah sebaliknya. Penelitian Vogt dan Vu (2000) dan Fernandez (2007) membuktikan bahwa arus kas bebas merupakan determinan yang menciptakan nilai perusahaan. Yudianti (2005) menyimpulkan bahwa aliran kas bebas positif dapat menjadi determinan bagi nilai pemegang saham, sedangkan aliran kas bebas negatif pada umumnya menunjukkan hasil yang secara statistis tidak signifikan.Sebaliknya menurut Penman (2001), aliran kas bebas tidak dapat menjadi determinan karena nilainya sangat dipengaruhi oleh kebijakan investasi. Aliran kas bebas rendah atau negatif, tidak menunjukkan nilai perusahaan yang buruk
karena perusahaan yang tumbuh memerlukan investasi besar sehingga aliran kas bebasnya rendah atau negatif. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah aliran kas bebas mengandung informasi yang diharapkan, dan apakah terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan informasi dari aliran kas bebas. Penelitian Smith Jr dalam Kaen (2003) mengenai aktivitas aliran kas bebas dan dampaknya terhadap tingkat return saham, ternyata menunjukkan hasil beragam sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas pembelian kembali saham, peningkatan dividen dan investasi, memberi dampak pada kenaikan tingkat return saham, sedangkan aktivitas penjualan sekuritas, penurunan dividen dan investasi, pada umumnya berdampak pada penurunan return saham. Pada umumnya, penelitian meletakkan kebijakan leverage dalam persepektif teori struktur modal (capital structure theory). Ross (1977) berpendapat bahwa nilai perusahaan meningkat bersama leverage karena adanya persepsi pasar mengenai nilai. Chowdhury (2010) menyimpulkan, nilai perusahaan dan nilai pemegang saham dipengaruhi oleh kombinasi terbaik antara utang dan ekuitas.
Tabel 1. Two-Day Abnormal Common Stock Price Returns Setelah Pengumuman Arus Kas antara Perusahaan dengan Pasar Modal dan Investor CASH FLOW EVENT INCREASES IN CASHFLOWS TO THE INVESTOR Common Stock Repurchases : • Tender Offers • Open Market Purchases Dividend Increases : • Dividend Initiation • Dividend Increase • Special Dividend Investment Increases DECREASES IN CASHFLOWS TO THE INVESTOR Security Sales :
73
TWO – DAY ABNORMAL PERCENTAGE RETURNS
16.2 3.6 3.7 0.9 2.1 1.0
SASONGKO, dkk., Strategi Pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin -1.6 • Common Stock 0.1 • Preferred Stock -1.4 • Convertible Preferred -0.2 • Straight Debt -2.1 • Convertible Debt -3.6 Dividend Decreases -1.1 Investment Decreases Sumber : Clifford W. Smith Jr. 1986. Raising Capital: Theory and Evidence. Midland Corporate Finance Journal 4: 6-22 (dalam Kaen, 2003) Berdasarkan teori dividend irrelevance, penelitian-penelitian pada umumnya sepakat bahwa kebijakan dividen merupakan signal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Bhattacharya (1979) dan Miller dan Rock (1985) memprediksi bahwa pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi tentang kondisi earning dan arus kas yang ada di perusahaan baik untuk saat ini maupun yang akan datang. Hasil ini didukung oleh Sulong dan Fauzias (2008) yang membuktikan bahwa dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut cash flow signaling hypothesis, informasi yang terkandung dalam kebijakan dividen berhubungan dengan aliran kas saat ini dan/atau aliran kas masa mendatang. Sedangkan menurut free cash flow hypothesis, informasi yang terkandung dalam kebijakan dividen berhubungan dengan kesalahan (misuse) manajer dalam mengelola aliran kas. 1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh aliran kas bebas positif dan negatif bersama-sama dengan kebijakan dividen dan leverage terhadap nilai pemegang saham? 1.3.Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh aliran kas bebas positif maupun negatif, bersama-sama dengan kebijakan dividen dan leverage terhadap nilai pemegang saham.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Kas Bebas Arus kas (cash flow) secara sederhana digambarkan sebagai lalu lintas kas di
perusahaan yang meliputi arus masuk dan arus keluar. Arus kas yang telah bebas dari seluruh kebutuhan operasional, modal kerja dan kebutuhan investasi jangka panjang dalam bentuk aset tetap, disebut arus kas bebas (free cash flow). Distribusi arus kas bebas ini ditujukan kepada seluruh investor perusahaan, meliputi pemegang saham, kreditur (bondholders) dan disebut sebagai arus kas bebas untuk perusahaan (free cash flow to the firm atau FCFF). FCFF yang telah dikurangkan dengan kebutuhan pembiayaan pinjaman, merupakan arus kas bebas untuk pemegang saham (free cash flow to equity atau FCFE). 2.2. Nilai Pemegang Saham Secara umum definisi nilai perusahaan (firm value) adalah suatu ukuran ekonomis yang mencerminkan nilai pasar bisnis. Nilai perusahaan dipengaruhi yaitu dua hal yaitu aset yang saat ini telah ditempatkan dan opsi untuk invertasi di masa depan. Nilai perusahaan di masa mendatang akan tercermin dari harga saham, karena harga saham menceriminkan present value dari arus kas di masa mendatang yang akan diterima investor. Secara sederhana, kaitan antara nilai perusahaan dan nilai pemegang saham ditunjukkan dari sisi kredit neraca perusahaan. Nilai perusahaan ditunjukkan melalui nilai pasar ekuitas dan utang, sedangkan nilai pemegang saham adalah nilai ekuitas itu sendiri. Kedua nilai ini berbasis sama, yaitu nilai pasar (market value). 2.3. Dividen Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk mendistribusikan dividen dengan mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Dalam penentuan besar kecilnya dividen, perusahaan menetapkan target dividend payout ratio yang didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak. Hubungan 74
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 1, April 2012 antara dividen dengan kepemilikan manajerial dijelaskan melalui hipotesis aliran kas bebas oleh Jensen (1986), yang menyatakan bahwa kebijakan dividen digunakan untuk mempengaruhi kepemilikan manajerial sehingga dapat mengurangi biaya keagenan yang berkaitan dengan arus kas bebas. Mekanisme pengurangan masalah keagenan ini dilakukan dengan cara, (1) menggunakan aliran kas bebas untuk membayar dividen sehingga menghindari alokasi pada tindakan tidak menguntungkan, dan (2) meningkatkan dividen untuk memperkuat posisi perusahaan dalam mencari tambahan dana dari pasar modal. 2.4. Leverage Dalam konteks finance, leverage dikaitkan dengan perbandingan antara kewajiban (utang) dan ekuitas, dan hal ini berarti pembahasan leverage merupakan bagian dari pembahasan mengenai struktur modal (capital structure). Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan bahwa perusahaan dengan rasio utang tinggi cenderung merekayasa akuntansi untuk meningkatkan laba (income-increasing). Manajemen diduga memilih metode akuntansi yang meningkatkan aktiva, mengurangi utang dan meningkatkan pendapatan dengan tujuan untuk menghindari pelanggaran debt-covenant. Copeland (1992) menambahkan bahwa semakin tinggi proporsi hutang maka biaya kebangkrutan akan meningkat sehingga kreditur memerlukan tambahan return untuk menutupi tambahan potensi risiko, atau biaya keagenan merupakan fungsi yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan utang.
METODE PENELITIAN 3.1. Data Data terdiri dari laporan keuangan masingmasing perusahaan yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia, website etrading securities dan website masing- masing perusahaan, ataupun diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 3.2. Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang mencatat saham di Bursa Efek Indonesia periode 2003 – 2010. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan 75
yang masuk dalam kelompok sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2003 dan secara konsisten menyampaikan laporan keuangannya sampai dengan tahun 2010. Data BEI menunjukkan perusahaan yang terdaftar sebagai emiten saham di BEI sampai akhir 2003 adalah 330 perusahaan, dimana 273 perusahaan diantaranya tergolong dalam perusahaan non keuangan. Dari jumlah tersebut, perusahaan yang secara konsisten menyampaikan laporan keuangan audited sampai tahun 2010 sebanyak 184 perusahaan. 3.3. Teknik Analisis Teknik analisis yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti dan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Fleksibilitas dan adaptibilitas metode ini mempermudah peneliti untuk melihat suatu keterkaitan dari beberapa variabel sekaligus. Regresi berganda juga dapat memperkirakan kemampuan prediksi dari serangkaian variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun model regresi berganda yang akan menjawab hipotesis sebagai berikut : Hipotesis 1 : aliran kas bebas, leverage dan deviden berpengaruh terhadap nilai pemegang saham SHV1 = α + β1 FCFit + β2 LEVit + β3 DEVit + εit Hipotesis 2 : aliran kas bebas positif, leverage dan dividen berpengaruh positif terhadap nilai pemegang saham SHV2 = α + β1 FCF posit + β2 LEVit + β3 DEVit + εit Hipotesis 3 : aliran kas bebas negatif, leverage dan dividen berpengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham SHV3 = α + β1 FCF negit + β2 LEVit + β3 DEVit + εit 3.4. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai pemegang saham yang merupakan market value of equity berdasarkan hasil perkalian antara harga penutupan saham (closing price) dengan jumlah saham yang beredar (outstanding share), atau : Q = [CP x OS] / TA Keterangan :
SASONGKO, dkk., Strategi Pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin Q : nilai pemegang saham CP : harga saham (closing price) OS : jumlah saham beredar (outstanding share) TA : total aset b. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Arus Kas Bebas (FCF) arus kas bebas untuk ekuitas (free cash flow to equity atau FCFE), yang diukur dengan model yang diajukan Damodaran (http:/stern.nyu.edu) sebagai berikut : FCFE = cash flow from operations – (net capital expenditure + changes in working capital) – principal repayment + proceeds from new debt issues (2) Dividen (DEV) Merujuk pada Chen dan Steiner (1999), variabel ini diukur dari dividend payout ratio atau rasio dividen yang dibayarkan terhadap earning after tax . Secara matematis rasio dividen ini diformulasikan sebagai berikut : DPR =
Keterangan: DPR : dividend payout ratio Dividend per Share : dividen yang dibayarkan perusahaan i pada periode t untuk setiap lembar sahamnya
EPS : laba bersih perusahaan i pada periode t untuk setiap lembar sahamnya. (3) Leverage (LEV) Merujuk pada Jensen, Solberg dan Zorn (1992) variabel ini diukur dengan menggunakan debt to asset ratio yaitu rasio total utang terhadap total aset. Secara matematis rasio ini diformulasikan sebagai berikut : DAR = Keterangan : DAR : total debt to total asset Total Debt : posisi total utang (kewajiban) perusahaan i pada akhir periode t Total Asset : posisi total aset perusahaan i pada akhir periode t
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif Aliran kas bebas digunakan sebagai parameter dalam menilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham karena dipandang leb ih transparan dan sulit untuk direkayasa.Selain itu leverage dan pembagian deviden juga turut mempengaruhi nilai pemegang saham. Statistik deskriptif perusahaan non keuangan periode 2003 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Statistik deskriptif N
Minimum -2.64
Maximum
.1377
Std. Deviation
1464
LV
1464
.00
163.23
.7488
4.66948
DEV_R
1464
-4.44
50539.67
118.3046
1849.01190
SHV
1464
.0004
289.35
1.2266
8.46924
Valid N (listwise)
1458
Tabel 2 menunjukkan bahwa standar deviasi variabel penelitian cukup fluktuatif dan yang paling fluktuatif adalah dividen. Fluktuasi ini dapat dilihat dari luasnya sebaran nilai antara nilai minimum dan maksimum dalam setiap variabel. FCF memiliki rata rata 0.1377, tetapi nilainya berkisar mulai dari -2.64 sampai dengan 161.52 artinya perusahaan menghasilkan aliran kas bebas yang beragam
161.52
Mean
FCF_R
4.94800
mulai dari aliran kas negatif dan positif. Ratarata leverage sebesar 0.7488 dengan nilai minimum 0 sampai maksimum 163.23 artinya setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda mulai dari mengandalkan modal sendiri hingga hampir seluruh kegiatan perusahaan dibiayai dari hutang, dan hal ini juga berpengaruh pada nilai dividen dimana ada perusahaan yang tidak membagikan 76
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 1, April 2012 deviden sampai perusahaan yang membagikan dividen tetapi dengan jumlah yang sangat beragam tergantung dari kinerja perusahaan. Pada periode 2003-2010, perusahaan non keuangan memiliki rata rata nilai pemegang saham sebesar 1.226 dengan nilai berkisar dari 0.004 sampai 289.35 yang menunjukkan disparitas cukup lebar. 4.2. Uji Asumsi Klasik Pengujian gejala asumsi klasik dilakukan agar hasil analisis regresi memenuhi kriteria BLUE (best linear unbiased estimator). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas data, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.
a.
Uji Normalitas Berdasarkan hasil pengolahan data didapatka nilai P-value yaitu Asymp.Sig (2tailed) sebesar 0,813 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual data telah memenuhi asumsi distribusi normal, sehingga data telah terdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Berdasarkan metode pengujian variance inflation factor (VIF) pada tabel 3, diperoleh nilai VIF berkisar 1 atau kurag dari 10 sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas.
b.
Tabel 3. Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficients(a) Collinearity Statistics Tolerance VIF 1.006 1.002 1.008
Model LEV DEV_R 1 FCF a Dependent Variable: SHV c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian dilakukan dengan uji Spearman’s Rho diketahui nilai signifikansi berkisar antara 0.54–0,97 atau lebih dari 0.05, maka dapat disimpulkan tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas. d. Uji Autokolerasi Berdasarkan metode pengujian Durbin Watson (uji DW) didapatkan nilai DW sebesar 1.723 atau mendekati dua sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokolerasi 4.3. Pengujian Hipotesis
.994 .998 .992
4.3.1. Pengujian Hipotesis 1 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4, terlihat bahwa koefisien regresi secara simultan memiliki nilai F hitung sebesar 0.0000 artinya secara bersama sama variabel FCF, DEV dan LEV berpengaruh terhadap nilai pemegang saham. Secara parsial variabel FCF, LEV dan DEV juga berpengaruh terhadap nilai pemegang saham. Model regresi ini memiliki koefisien determinasi 0.911 artinya 91.1% nilai pemegang saham dapat dijelaskan oleh variabel FCF, DEV dan LEV.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Berganda ANOVA(b) Sum of Squares Regression 95584.932 Residual 9334.551 Total 104919.483 a Predictors: (constant) DEV, LEV, FCF... Model 1
77
Df 3 1456 1459
Mean Square 31861.644 6.411
F 4969.768
Significance .000(a)
SASONGKO, dkk., Strategi Pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin b Dependent Variable: SHV Coefficients(a)
Model
1
(Constant) FCF LEV DEV
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta -.140 .101
-1.384
.166
-.385
-2.658
.008
.047
.957 121.958 .028 3.468
.000 .001
.954 -.010
1.735 .481 a Dependent Variable: SHV
.145 .014 .139
Dari tabel 4 didapatkan aliran kas bebas berpengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian Arieska dan Gunawan (2011) yang juga melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur tahun 2003-2009. Aliran kas bebas merupakan hasil dari tindakan manajemen dalam hal investasi, pendanaan dan operasi sehingga merupakan cerminan dari kinerja perusahaan. Adanya pengaruh negatif tersebut mengindikasikan bahwa aliran kas negatif justru memberikan persepsi bahwa perusahaan menggunakan dananya untuk aktivitas investasi yang diyakini memberikan prospek menarik di masa depan. Analisis deskriptif menunjukkan banyak perusahaan besar yang memiliki aliran kas negatif namun memiliki nilai pemegang saham yang baik. Sinyal selanjutnya yang dapat diberikan adalah cukup tingginya pengaruh leverage terhadap nilai pemegang saham dan ini mengindikasikan persepsi positif investor terhadap kebijakan leverage perusahaan karena meyakini adanya penggunaan dana utang untuk membiayai investasi. Dalam penelitian ini dividen memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang saham. Hal ini disebabkan aliran kas bebas berhubungan dengan laba
T
-.021
Significance
Correlations Zeroorder Partial Part .021 .954 .953 .091 .027
-.069
perusahaan. Aliran kas yang tinggi menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan kas di masa yang akan datang. Semakin sehat suatu perusahaan maka semakin tinggi nilai pemegang saham yang terlihat dari pembagian deviden yang akan berdampak positif terhadap nilai pemegang saham. Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang saham artinya keberadaan utang dapat meningkatkan nilai pemegang saham karena disamping adanya persepsi positif atas penggunaan utang untuk investasi, utang juga dipandang dapat mengurangi biaya keagenan yang berhubungan dengan investasi yang berlebih. Utang menjadi fungsi kendali yang efektif terhadap perusahaan karena hal ini akan menurunkan kecenderungan perusahaan melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. 4.3.2. Pengujian Hipotesis 2 Pada tabel 5 didapatkan nilai F hitung sebesar 0.000 artinya secara bersama sama variabel FCF, DEV dan LEV berpengaruh terhadap nilai pemegang saham. Model regresi ini memiliki koefisien determinasi 0.97 artinya 97% nilai pemegang saham dapat dijelaskan oleh variabel FCF, DEV dan LEV.
78
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 1, April 2012 Tabel 5. Hasil Perhitungan Regresi Berganda ANOVA(b) Sum of Squares df Regression 95536.629 3 Residual 2306.423 458 Total 97843.052 461 a Predictors: (constant) DEV_R, FCF, LEV... b Dependent Variable: SHV Model 1
Mean Square 31845.543 5.036
F 6323.756
Significance .000(a)
Coefficients(a) Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Std. Signifi Erro t cance B r Beta 1 (Constant) -.440 .107 -4.097 .000 FCF_pos -.099 .072 -.059 -1.365 .173 LEV 1.842 .076 1.046 24.156 .000 DEV_R 1.664E.000 .004 .489 .625 05 a Dependent Variable: SHV Mod el
Dari tabel 5, secara parsial hanya leverage yang berpengaruh positif sedangkan aliran kas bebas positif dan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai pemegang saham, meskipun demikian arah koefisien sejalan dengan hasil hipotesis dua. Pengujian hipotesis dua ini memperkuat hipotesis dua yang menunjukkan hasil bahwa keberadaan hutang memperkuat penilaian terhadap pemegang saham.
Correlations Zeroorder
Partial
.973 .988
-.064 .749
-.010 .173
-.006
.023
.004
Part
4.3.3. Pengujian Hipotesis 3 Pada tabel 6 didapatkan nilai F hitung sebesar 0.000 artinya secara bersama sama variabel FCF, DEV dan LEV berpengaruh terhadap nilai pemegang saham. Model regresi ini memiliki koefisien determinasi 0.89 artinya 89% nilai pemegang saham dapat dijelaskan oleh variabel FCF, DEV dan LEV.
Tabel 6. Hasil perhitungan analisis regresi berganda ANOVA(b) Sum of Squares Regression 129.459 Residual 6638.990 Total 6768.449 a Predictors: (constant) DEV_R, LEV, FCF... b Dependent Variable: SHV Model 1
79
df 3 993 996
Mean Square 43.153 6.686
F 6.454
Significance .000(a)
SASONGKO, dkk., Strategi Pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin Coefficients(a) Mod el
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 1 (Constant) .426 .166 FCF_neg -1.229 .299 -.130 LEV .295 .234 .040 DEV_R 5.011E.000 .015 05 a Dependent Variable: SHV Tabel 6 menunjukkan bahwa secara parsial variabel aliran kas bebas negatif yang berpegaruh negatif signifikan terhdap nilai pemegang saham, meskipun LEV dan DEV tidak berpengaruh tetapi arah koefisien sejalan dengan hipotesis satu. Hasil pengujian hipotesis tiga menolak hipotesis tiga karena hasil pengujian menunjukkan bahwa aliran kas bebas negatif berpengaruh positif terhadap nilai pemegang saham (tanda negatif atas negatif) . Hal ini menyiratkan adanya persepsi investor bahwa perusahaan menggunakan aliran kas bebasnya untuk investasi yang memberi peluang menjanjikan di masa akan datang dan penelitian ini berarti mendukung Penman (2001) yang menyatakan bahwa aliran kas bebas tidak dapat dijadikan determinan dalam penciptaan nilai pemegang saham karena keputusan investasi berperan dalam penggunaan aliran kas bebas dan hal ini tidak berarti bahwa perusahaan memiliki nilai yang buruk.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa aliran kas bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham. Aliran kas bebas positif tidak berpengaruh terhadap penciptaan nilai pemegang saham, sedangkan aliran kas bebas negatif memberikan pengaruh signifikan positif terhadap nilai pemegang saham karena persepsi investor bahwa perusahaan menggunakan aliran kas bebasnya untuk investasi yang memberi peluang menjanjikan di masa akan dating. Hasil penelitian ini
t
Signi fican ce
2.568 -4.108 1.263
.010 .000 .207
-.132 .049
-.129 .040
-.129 .040
.488
.626
.008
.015
.015
Correlations Zeroorder Partial Part
berarti mendukung Penman (2001). Investor dapat memanfaatkan informasi aliran kas bebas sebagai pertimbangan dalam penciptaan nilai pemegang saham. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menambahkan faktor-faktor kontekstua, seperti corporate governance dan peluang pertumbuhan perusahaan, sebagai variabel tambahan maupun pemoderasi dalam menilai pengaruh aliran kas bebas terhadap nilai pemegang saham mengingat faktorfaktor ini tersebut dapat memberikan bobot tambahan terhadap kandungan informasi.
DAFTAR PUSTAKA Arieska, M. Gunawan, B. 2011. Pengaruh Aliran Kas Bebas dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan Investasi Dan Dividen Sebagai Variabel Moderasi, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, Mei 2011: 1323 Bhattacharya S. 1979. Imperfect Information, Dividend Policy, and the “Bird in the Hand Fallacy”. Bell Journal of Economics 10 [spring]: 259-270. Copeland T.E, J.F. Weston. 1992. Financial Theory and Corporate Policy,3rd ed., Addison-Wesley. Chowdhury A, SP Chowdhury. 2010. Impact of Capital Structure on Firm’s Value : Evidence from Bangladesh. Business and Economic Horizon 3 (3): 111 – 122. http://academicpublishingplatform.com Damodaran. Aswath. Valuation. http:/stern.nyu.edu. 80
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 1, April 2012 Jennergren LP. 2011. A Tutorial on the Discounted Cash Flow Model for Valuation of Companies (Ninth Revision). SSE/EFI Working Paper Series in httBusiness Administration 1Kaen FR. 2003. A Blue Print for Corporate Governance : Strategy, Accountability and The Preservation of Shareholder Value. American Management Association USA. Jensen MC. 1986. Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance and Takeovers. American Economic Review 76 (2) (May): 323 – 329. http://search.proquest.com. Jensen MC, Solberg, Zorn. 1992. Simultaneous Determination of Insider Ownership, Debt and Dividend Policies. Journal of Financial Economics 3: 305-360. Penman SH. 2001. Financial Statement Analysis and Security Valuation. International Edition. McGraw-Hill Irwin. Singapore.
81
Ross S. 1977. The Determination of Financial Structure : The Incentive Signaling Approach. Bell Journal of Economic 8: 2340. http://search.proquest.com. Vogt SC, JD Vu. 2000. Free Cash Flow and Long-Run Firm Value; Evidence from the Value Line Investment Survey. Journal of Managerial Issues 12 (2) Summer: 188 – 207. Watts RL, JL Zimmerman. 1986. The Positive Accounting Theory. Prentice Hall International, Inc Yudianti, FN. 2005. The Effect of Investment Opportunity Set and Earnings Management to the Relationship between Free Cash Flow and Shareholder Value. International Conference on Business and Management Research. http://pdeb.fe.ui.ac.id.Penman (2001)