PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015
SKRIPSI
Oleh ATIKA WAHYUNI ZULKARNAIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK
PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015
Oleh Atika Wahyuni Zulkarnain
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable assets terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015 yang terdiri dari 37 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 12 perusahaan dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan regresi random effect model, uji hipotesis t dan uji F. Tingkat kesalahan atau signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Model penelitian yang digunakan telah memenuhi syarat uji asumsi klasik. Hasil uji t menunjukan bahwa variabel free cash flow dan collateralizable asset berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil uji F menunjukan bahwa variabel free cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable asset berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai adjusted R-square sebesar 0,439 menunjukan bahwa sebesar 43,9% dari variabel free cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable asset mempengaruhi nilai perusahaan. Investor hendaknya lebih memperhatikan nilai free cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable asset sebagai alat pertimbangan dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi karena terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Free cash flow, kepemilikan manajerial, collateralizable asset, nilai perusahaan (Tobin’s Q), struktur kepemilikan.
PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015
Oleh ATIKA WAHYUNI ZULKARNAIN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 29 Oktober 1995, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Iskandar Zulkarnain dan Ibu Tri Wagianti.
Penulis mengawali jenjang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Aziziyah Bandar Lampung, Penulis mengawali jenjang Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 4 Sawah Brebes, Bandar Lampung pada Tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 5 Bandar Lampung pada Tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 10 Bandar Lampung pada Tahun 2013.
Tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan. Selama menjadi mahasiswi penulis pernah menjadi Kepala Biro Kesekretariatan di Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen. Penulis juga telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2016 selama 60 hari di Desa Gunung Tapa, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang.
MOTO
“Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia dan diakhirat maka haruslah memiliki banyak ilmu” (HR. Ibnu Asakir)
“Perjalanan sejauh seribu mil dimulai dengan satu langkah” (Pribahasa China)
“Telling the truth is a simple way to have a peaceful of life”
“Kekuatan tidak datang dari kemenangan tetapi seberapa besar usaha kita untuk melewati kesulitan dan memutuskan untuk tidak menyerah, itulah kekuatan yang sebenarnya”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya. Kupersembahkan dengan segala kerendahan hati karya kecilku ini Kepada AYAH DAN IBU TERCINTA yang telah membiayaiku dengan ikhlas, berkorban segalanya untukku, senantiasa memberikan dukungan, usaha dan segala kasih sayang terutama do’a yang tiada henti untuk keberhasilan ini
Adik-adikku yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan do’a yang tiada hentinya kepada penulis dikala suka maupun duka serta seluruh sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang selalu memberikan motivasi dan dukungan selama menyelesaikan pendidikan ini
“Almamaterku Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung”
SANWACANA
Bismillahirrohmaanirrohim,
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Collateralizable Assets terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015”. Skripsi ini disusun berguna melengkapi syarat dalam menyelesaikan kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Ibu Dr. R.R. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
ix
4. Ibu Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E. selaku Pembimbing Utama atas kesediannya memberikan waktu, motivasi, pengetahuan, bimbingan, saran, dan kritik yang telah diberikan, serta pembelajaran selama dalam proses penulisan dan penyelesaian skripsi. 5. Ibu R.A. Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Pendamping atas kesabaran, waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, kritik, motivasi yang diberikan selama proses penulisan dan penyelesaian skripsi. 6. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si. selaku Penguji Utama pada ujian skripsi, atas kesediaan waktunya dan memberikan pengarahan serta pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak Prof. Dr. Mahatma, Kupefaksi S.E., M.S.B.A. selaku Pembimbing Akademik, atas perhatian dan bimbingannya, motivasi, serta kesabaran selama penulis menjalani masa kuliah. 8. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya serta bimbingan penulis selama masa kuliah dan membantu penulis dalam segala proses administrasi. 9. Kepada orang tuaku tercinta, Ayahanda Iskandar Zulkarnain dan Ibunda Tri Wagianti atas dukungan, kasih sayang, cinta, dan doa yang selalu terpanjatkan untuk kesuksesan penulis kepada Allah SWT demi keberhasilan dan kesuksesan penulis untuk sesuatu yang tak mungkin dapat penulis balas, semoga kelak di kemudian hari dapat membahagiakan dan menjadi kebanggaan kalian. 10. Adik-adikku tersayang Tanti Novia Putri dan Zafira Azahra terima kasih atas dukungannya kasih sayang, motivasi, serta do’a yang telah diberikan
x
semoga kita menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam hidup serta dapat membahagiakan ayah dan ibu selamanya. 11. Untuk sahabat seperjuangan sedari awal kuliah yang telah memberikan motivasi, semangat, dan membuat hari-hariku dikampus menjadi lebih indah dan menyenangkan, Armania, Merry Yana, Fitracia Indah, dan Annisa Nurawalia meskipun nanti kita akan jauh, semoga kita selalu terikat dalam doa. Semoga pertemanan ini terjalin hingga kita tua nanti. 12. Teman-teman seperjuangan, Eka, Galih, Revita, Kamel, Neneng, Fidoh, Dyah, Jestina, Mona, Phooja, Anisa, Dimas, Sarah, Rafiqa, Putri, Ayu, Dayat, Ririn, Ghanes, Dolla, Ega, Fahrul, Elan, Yusi, Niken, Eksa, Billy, Desvita, Rifki, RC, Andreas, mba Dian, mba Putri, dan teman-teman lainnya, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 13. Teman-teman SMP sekaligus teman SMA-ku, Malla, Ica, Fitri, Yosela dan Puspita terima kasih telah menemani hari-hari yang dahulu. Semoga pertemanan kita sampai akhir hayat nanti. 14. Sahabatku dari SMP, M Riski Hardiansyah, terima kasih atas doa, dukungan dan telah menjadi penyemangat selama ini. 15. Teman-teman seperjuangan KKN 60 hari desa Gunung Tapa, Mba Rani, Kartika, Yaya, Atul, Adit dan Aas. Terima kasih telah menjadi penyemangat ketika dahulu dan sekarang. 16. Seluruh keluarga besar HMJ Manajemen terima kasih atas kebersamaan dan sebagai motivasi selama ini. 17. Seluruh keluarga besar Manajemen angkatan 2013, Manajemen Keuangan dan Manajemen Ganjil terima kasih atas kebersamaan dan kekeluargaan.
xi
18. Almamaterku Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan semua pihak yang telah membantu, memberikan motivasi serta doa kepada penulis yang tidak dapat disampaikan satu persatu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi kita semua. Bandar Lampung, 16 Februari 2017 Penulis
Atika Wahyuni Zulkarnain
DAFTAR ISI
Halaman COVER..................................................................................................................... DAFTAR ISI ...........................................................................................................i DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv DAFTAR TABEL..................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN ...............................................................................................1 A. Latar Belakang Penelitian. ...........................................................................1 B. Perumusan Masalah......................................................................................7 C. Tujuan Penelitian..........................................................................................8 D. Manfaat Penelitian. ......................................................................................8 II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS.....10 A. Agency Theory............................................................................................10 B. Nilai Perusahaan.........................................................................................12 C. Laporan Arus Kas ......................................................................................14 D. Free Cash Flow..........................................................................................16 E. Strukutur Kepemilikan ..............................................................................17 F. Kepemilikan Manajerial ............................................................................19 G. Collateralizable Assets ..............................................................................20 H. Penelitian Terdahulu .................................................................................22 I. Pengembangan Hipotesis ............................................................................25 1. Free Cash Flow Terhadap Nilai Perusahaan ......................................26 2. Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan .........................28 3. Collateralizable Assets Terhadap Nilai Perusahaan ...........................30 III. METODE PENELITIAN .............................................................................32 A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 32 B. Definisi dan Operasional Variabel .............................................................32 1. Variabel Dependen...............................................................................32 1.1 Nilai Perusahaan ...........................................................................32 2. Varaiabel Dependen.............................................................................33 2.1 Free Cash Flow ............................................................................33 i
2.2 Kepemilikan Manajerial ...............................................................34 2.3 Collateralizable Assets .................................................................34 C. Pengukuran Variabel .................................................................................35 D. Populasi dan Sampel ..................................................................................35 1. Populasi................................................................................................35 2. Sampel..................................................................................................36 E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................37 1. Studi Dokumentasi...............................................................................37 2. Studi Pustaka........................................................................................37 F. Metode Analisis Data .................................................................................38 1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................39 2. Uji Asumsi Klasik................................................................................39 2.1 Uji Normalitas ..........................................................................39 2.2 Uji Multikolonieritas ................................................................40 2.3 Uji Heteroskedasitisitas ............................................................40 2.4 Uji Autokorelasi .......................................................................41 G. Uji Hipotesis ..............................................................................................42 1. Uji Parsial (Uji Nilai t) ........................................................................42 2. Uji Simultan (Uji Nilai F) ...................................................................43 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................44 A. Analisis Data ..............................................................................................44 B. Hasil Analisis .............................................................................................44 1. Analisis Deskriptif ...............................................................................44 1.1 Analisis Nilai Perusahaan.........................................................44 1.2 Analisis Free Cash Flow ..........................................................46 1.3 Analisis Kepemilikan Manjerial...............................................47 1.4 Analisis Collateralizable Assets ...............................................49 2. Statistik Deskriptif ...............................................................................50 3. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel ..................................53 3.1 Hasil Uji Chow .........................................................................53 3.2 Hasil Uji Hausman ..................................................................54 4. Hasil Uji Asumsi Klasik .....................................................................55 4.1 Hasil Uji Normalitas ................................................................55 4.2 Hasil Uji Multikoleniaritas .......................................................57 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................57 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................59 C. Pengujian Hipotesis ...................................................................................60 1. Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................60 2. Hasil Uji Parsial (Uji t) .......................................................................61 3. Hasil Uji Simultan (Uji F) ...................................................................62 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji-R2) ...........................................63 D. Pembahasan................................................................................................63 1. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Nilai Perusahaan .......................64 2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan ..........65 3. Pengaruh Collateralizable Assets Terhadap Nilai Perusahaan .......... 66 ii
V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................68 A. Simpulan ....................................................................................................68 B. Saran...........................................................................................................70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerangka Pemikiran............................................................................................ 31 2. Durbin Watson .................................................................................................... 56
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Ringkasan Penelitian Terdahulu........................................................................ 23 2. Pengukuran Variabel ........................................................................................ 35 3.. Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian .............................................................. 36 4. Sampel Penelitian .............................................................................................. 37 5. Tabel Uji Durbin Watson ................................................................................. 42 6. Perhitungan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2011-2015 ............................................................................................. 45 7. Perhitungan Free Cash Flow pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2011-2015 ............................................................................................. 46 8. Perhitungan Kepemilikan Manajerial pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2011-2015 ............................................................................ 48 9. Perhitungan Collateralizable Assets pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2011-2015 ............................................................................ 49 10. Hasil Statistik Deskriptif ................................................................................. 50 11. Hasil Uji Normalitas Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial,Collateralizable Assets dan Tobin’s Q ...................................................................................... 53 12. Hasil Uji Multikolonieritas Correlation.......................................................... 54 13. Hasil Uji Heteroskedasitas White Test ............................................................ 55 14. Durbin Wason Test .......................................................................................... 56 15. Hasil Regresi Menggunakan Pendekatan Common Effect dan Fix Effect ...... 57 19. Hasil Uji Chow ............................................................................................... 58 17. Hasil Regresi Menggunakan Pendekatan Fix Effect dan Random Effect ........59 18. Hasil Uji Hausman ......................................................................................... 59 19. Hasil Model Regresi ....................................................................................... 60
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Hasil Perhiungan Variabel Dependen dan Variabel Independen.................... L-1 2. Hasil Perhitungan Kepemilikan Manajerial.................................................... L-2 3. Hasil Perhitungan Collateralizable Assets...................................................... L-3 4. Perhitungan Tobin’s Q 2011............................................................................ L-4 5. Perhitungan Tobin’s Q 2012 ........................................................................... L-5 6. Perhitungan Tobin’s Q 2013 ........................................................................... L-6 7. Perhitungan Tobin’s Q 2014 ........................................................................... L-7 8. Perhitungan Tobin’s Q 2015 ........................................................................... L-8 9. Perhitungan Free Cash Flow 2011 ................................................................. L-9 10. Perhitungan Free Cash Flow 2012 ............................................................. L-10 11. Perhitungan Free Cash Flow 2013 ............................................................. L-11 12. Perhitungan Free Cash Flow 2014 ............................................................. L-12 13. Perhitungan Free Cash Flow 2015 ............................................................. L-13 14. Hasil Analisis Deskriptif .............................................................................L-14 15. Hasil Uji Asumsi Klasik ..............................................................................L-15 16. Hasil Uji Common Sample ..........................................................................L-16 17. Hasil Uji Fixed Effect Model .......................................................................L-17 18. Hasil Uji Random Effect Model ..................................................................L-18 19. Hasil Uji Chow ............................................................................................L-19 20. Hasil Uji Hausman ......................................................................................L-20 21. Hasil Estimasi Regresi (Random Effect Model) ..........................................L-21
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia yang telah memasuki era globalisasi, dunia usaha dituntut untuk terus dapat kompetentif dalam persaingan khususnya pada industri barang konsumsi yang memproses bahan baku menjadi barang jadi, agar terus dapat berproduksi yang akan menghasilkan laba dan terhindar kebangkrutan. Persaingan tersebut harus dapat diantisipasi dengan mempertahankan dan meningkatkan kinerja sebagai upaya menjaga kelangsungan usahanya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain menerapkan kebijakan strategis yang menghasilkan efisiensi dan efektifitas bagi perusahaan. Usaha tersebut memerlukan modal yang banyak, meliputi usaha memperoleh dan mengalokasikan modal tersebut secara optimal. Salah satu tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.
Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan instrumen keuangan (sekuritas) dalam jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun swasta. Tempat penawaran atau penjualan dana ini dilaksanakan dalam satu lembaga resmi yang disebut “Bursa Efek Indonesia”. Kemudian perusahaan yang bisa membeli dan menjual efeknya adalah perusahaan yang sudah terbuka umum (go public) atau perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2
Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dalam perdagangan saham serta jumlah investor yang meningkat seperti tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
pada per 18
Desember 2014 yang tercatat sebanyak 363.746 investor atau mengalami kenaikan 13,5 persen dari posisi akhir 2013 lalu sebanyak 320.506 investor. Peningkatan juga terjadi pada tahun 2015 sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya yaitu 363.746
investor
menjadi
433.607
investor
per
28
Desember
2015
(www.ksei.co.id).
Peningkatan investor ini diikuti semakin bertambahya dana di pasar modal, terlihat dari sisi data operasional perusahaan, total aset yang tercatat di C-BEST mengalami peningkatan 21,5 persen dari tahun sebelumnya, dari Rp 2.588,23 triliun di akhir 2013 menjadi Rp 3.144,83 triliun menjelang akhir 2014, tetapi terjadi penurunan di tahun 2015 menjadi Rp2.984,76 triliun dikarenakan sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Walaupun demikian, namun terjadi peningkatan frekuensi penyelesaian transaksi Efek dan instruksi harian, sampai dengan akhir tahun 2015. KSEI mencatat peningkatan frekuensi penyelesaian transaksi Efek sebesar 14 persen dari 3.100.600 pada JanuariDesember 2014, dibandingkan dengan periode yang sama yang mencapai 3.533.898 pada Januari-28 Desember 2015 (www.ksei.co.id).
Pada saham industri barang konsumsi juga mempunyai prospek pertumbuhan perusahaan yang cukup baik disebabkan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 240 juta lebih sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengusaha lokal maupun asing untuk masuk dan berinvestasi di sektor industri
3
barang konsumsi. Industri barang konsumsi ini terdiri dari lima sub sektor, yaitu makanan dan minuman, farmasi, rokok, kosmetik dan barang keperluan rumah tangga serta peralatan rumah tangga.
Industri makanan dan minuman nasional memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada triwulan I tahun 2015, pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional mencapai 8,16 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri non migas sebesar 5,21 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,71 persen (www.kemenperin.go.id).
Kontribusi yang besar diberikan oleh industri makanan dan minuman nasional ini ditopang dari tingginya tingkat konsumsi masyarakat dan meningkatnya pendapatan kelas menengah serta perubahan gaya hidup. Penulis tertarik untuk menggunakan sektor industri barang konsumsi dikarenakan sifatnya yang menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan masyarakat sehingga pertumbuhan sektor ini dapat dikatakan terus meningkat terutama pada industri makanan dan minuman yang dapat bertahan dari perlambatan ekonomi. Sektor barang konsumsi di Indonesia masih tetap kuat pada tingkat pertumbuhan konsumsi publik walaupun terjadi perlambatan ekonomi, yakni sebesar 5,6 persen YoY pada kuartal I/2014 menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah mengoptimalkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Nilai perusahaan yang semakin tinggi, maka semakin sejahtera para pemegang saham. Nilai perusahaan ini sendiri dapat tercermin dari harga sahamnya (Fama, 1978). Jadi, semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
4
Pada perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar saham. Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayarkan oleh calon investor apabila ia ingin memiliki saham suatu perusahaan sehingga harga saham merupakan harga yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).
Manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan bertanggung jawab dalam mencari sumber dana, membuat keputusan investasi (artinya akan digunakan untuk apa dana yang telah dimiliki), serta kebijakan dividen (yakni seberapa besar pembagian laba yang diperoleh yang dapat memaksimumkan keuntungan para pemegang saham).
Penentuan keputusan investasi didasarkan pula kepada bagaimana dana tersebut digunakan untuk menjalankan proyek yang menghasilkan net present value positif agar memberi keuntungan terhadap perusahaaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Akan tetapi, kenyataan tersebut tidak selalu terpenuhi, Jensen (1986) berargumen bahwa manajer pada perusahaan publik memiliki insentif untuk melakukan ekspansi perusahaan melebihi ukuran optimal, meskipun ekspansi tersebut dilakukan pada proyek yang memiliki net present value –selanjutnya disebut NPV- negatif. Kondisi overinvestment ini dilakukan dengan menggunakan dana internal yang dihasilkan oleh perusahaan dalam bentuk free cash flow atau aliran kas bebas (Murhadi, 2008).
Jensen (1986) menyatakan bahwa kecenderungan tindakan manajer untuk menggunakan aliran kas bebas dalam aktivitas overinvestment didasarkan pada
5
pemikiran sebagai berikut Kallapur (1993) : 1) cash retention memberikan manajer suatu kewenangan bahwa manajer akan rugi bila perusahaan sering kali melakukan penerbitan saham kepada pasar dalam rangka membiayai investasinya; 2) meningkatnya ukuran perusahaan akan mendorong prestige dan gaji bagi manajer; dan 3) kecenderungan perusahaan untuk memberikan reward kepada manajer level menengah dalam bentuk promosi jabatan daripada bonus uang, sehingga akan terjadi bias pada pertumbuhan perusahaan. Masalah aliran kas bebas didorong oleh semakin banyak aliran kas bebas yang dimiliki dan sementara itu kesempatan bertumbuhnya relatif kecil (Michaely dan Robert, 2006).
Free cash flow tersebut apabila digunakan untuk melakukan aktivitas overinvestment atau melakukan proyek pada NPV negatif tentunya akan merugikan pihak pemegang saham. Oleh karena itu, untuk mengurangi masalah tersebut dapat melakukan pembatasan free cash flow agar mencegah manajer melakukan proyek pada NPV yang negatif dan mencegah manajer bertindak atas kepentingan pribadi yang sebagian besar bertentangan kepada kepentingan pemilik perusahaan atau shareholders. Pembatasan tersebut biasanya dilakukan dengan memperkecil jumlah free cash flow. Jika free cash flow dibatasi maka manajer cenderung akan melakukan proyek pada NPV yang positif dan mengurangi tindakan yang dapat merugikan pemilik perusahaan yang akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Lang, Stulz dan Walkling (1991) hasil penelitiannya menunjukkan dukungan terhadap teori aliran kas bebas yang dikemukakan Jensen (1986) pada perusahaan dengan aliran kas bebas yang banyak akan cenderung untuk memperbesar perusahaan dengan
6
mengambil proyek dengan NPV negatif sehingga hal ini akan mengurangi kekayaan bagi pemegang saham.
Selain membatasi free cash flow, menyejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham dengan mengikutsertakan manajer untuk memiliki saham perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, peningkatan kepemilikan saham oleh manajer akan memberikan manfaat dan konsekuensi langsung kepada manajer yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan atas keputusan yang diambil. Dengan demikian, kepemilikan saham oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Teori struktur kepemilikan Jensen dan Meckling (1976) mengisyaratkan bahwa ada hubungan positif antara kepemilikan manajer dengan nilai perusahaan. Penelitian oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) juga menemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan penelitian Villalonga (2005) menyatakan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, penelitian Haryanti (2010) menyatakan kepemilikan manajer berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan tidak hanya melihat dari manajer dan pemegang saham saja, tetapi juga harus memperhatikan kreditor atau pemberi pinjaman. Fauz dan Rosidi (2007) mengungkapkan collateral assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. Tingginya collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan
7
kreditor sehingga memberi sinyal positif terhadap investor lain untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga nilai perusahaan tersebut ikut meningkat.
Penelitian
Biggs
(2006)
menjelaskan
perusahaan
yang
memiliki
collateralizable assets dan akses ke pembiayaan formal tumbuh lebih cepat dari perusahaan lain. Collateralizable assets menunjukkan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial dan collateralizable assets terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah free cash flow mempunyai pengaruh siginifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
2. Apakah kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh siginifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
8
3. Apakah collateralizable assets mempunyai pengaruh siginifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah free cash flow mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
2. Untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
3. Untuk mengetahui apakah collateralizable assets mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
D. Manfaat Penelitian
Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama pihak yang berkepentingan dengan penulisan ini :
9
1. Bagi Investor Manfaat bagi investor yaitu sebagai sumber informasi tentang free cash flow, kepemilikan manajerial dan collateralizable assets sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan.
2. Bagi Perusahaan Manfaat bagi perusahaan adalah dapat memberikan pengetahuan kepada perusahaan tentang free cash flow, kepemilikan manajerial dan collateralizable assets dapat meminimumkan biaya dan meningkatkan laba di masa mendatang serta meningkatkan nilai perusahaan.
3. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti yaitu dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan free cash flow, kepemilikan manajerial dan collateralizable assets serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Agency Theory
Teori keuangan sebelum tahun 1976 pada umumnya, memakai model ekonomi standar untuk menggambarkan perilaku perusahaan. Perusahaan dianggap sebagai seperti kotak hitam yang memproses input menjadi output. Teori keuangan seolah mengabaikan bahwa di perusahaan ada manajer. Jensen dan Meckling (1976) adalah orang pertama yang memasukkan unsur manusia dalam model terpadu tentang perilaku perusahaan. Pada model tersebut perusahaan digambarkan sebagai kumpulan kontrak antar pihak yang berinteraksi di dalam perusahaan (stakeholders). Setiap pihak akan bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri sehingga akan muncul kepentingan yang berlawanan. Oleh sebab itu, munculah kontrak antara manajer dan pemilik perusahaan yang dapat disebut hubungan agensi.
Hubungan agensi merupakan kontrak, baik bersifat eksplisit maupun implisit, dimana satu atau lebih orang (shareholder maupun stakeholder) meminta orang lain (agen atau pihak manajemen) untuk mengambil tindakan atas nama shareholder maupun stakeholder. Tim manajemen diberi wewenang untuk mengambil keputusan yang terkait dengan operasi dan strategi perusahaan dengan harapan keputusan-keputusan yang diambil akan memaksimumkan nilai
11
perusahaaan. Kenyataannya, penyatuan kepentingan kedua pihak tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara manajer dan pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem).
Masalah agensi di perusahaan dapat muncul dalam berbagai bentuk, selain hubungan pemegang saham dan tim manajemen. Konflik agensi dapat terjadi antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Pemegang saham mayoritas yang biasanya juga menjadi manajer di perusahaan paling tidak menunjuk manajer
pilihannya
untuk
dapat
mengambil
keputusan
yang
hanya
menguntungkan pemegang saham mayoritas. Hubungan agen yang utama dalam konteks manajemen keuangan adalah (1) antara pemegang saham dan manajer serta (2) antara manajer sekaligus pemegang saham dan kreditur (Jensen and Meckling, 1976).
Konflik agensi terjadi manakala manajer cenderung membuat keputusan yang menguntungkan dirinya daripada kepentingan pemegang saham (Jensen and Meckling, 1976). Adapun konflik lain terjadi antara manajer yang sekaligus pemegang saham dengan kreditor. Kreditor memiliki hak atas sebagian laba yang diperoleh perusahaan dan sebagian asset perusahaan terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu, pemegang saham memegang pengendalian perusahaan yang mungkin akan sangat menentukan profitabilitas dan risiko perusahaan. Jika perusahaan melakukan investasi dan investasi tersebut berhasil, sebagian besar keuntungan akan menjadi hak pemegang saham, karena bunga atas utang bersifat tetap – ditentukan atas dasar risiko asset lama. Sebaliknya, jika ekspansi tersebut gagal, kreditor harus turut menanggung kerugian tersebut.
12
Konflik agensi dapat menimbulkan agency cost (biaya agensi), yaitu berupa pemberian insentif yang layak kepada manajer serta biaya pengawasan untuk mencegah hazard. Menurut Jensen dan Meckling (1976), biaya agensi yang terdiri dari: a. The monitoring expenditure by the principle, yaitu biaya pengawasan yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi perilaku agen dalam mengelola perusahaan. b. The bounding expenditure by the agent (bounding cost), yaitu biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak bertindak yang merugikan prinsipal. c. The Residual Loss, yaitu penurunan tingkat utilitas prinsipal maupun agen karena adanya hubungan agensi.
B. Nilai Perusahaan (Firm Value)
Teori
keuangan
perusahaan
memiliki
satu fokus
yaitu
bagaimana
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth of
the
shareholders).
Tujuan
normatif
ini
dapat
diwujudkan
dengan
memaksimumkan nilai sekarang atau present value dari semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan di masa mendatang (Sartono, 2008).
Kemakmuran pemegang saham akan meningkat apabila harga saham yang dimilikinya meningkat. Harga saham tersebut mencerminkan nilai yang diperoleh perusahaan tersebut. Jika harga pelembar saham naik, pemegang saham akan senang karena bertambah makmur. Pernyataan tersebut mudah dipahami karena selama setiap individu mempunyai kecendrungan untuk menjadi lebih kaya,
13
dengan menjadi lebih kaya berati individu tersebut dapat memenuhi kebutuhan lebih banyak lagi yang berarti menjadi lebih makmur.
Barros dan Silveira (2007) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai apresiasi atau penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Investor yang menilai perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan tersebut.
Peningkatan minat investor untuk membeli saham perusahaan dilihat juga melalui bagaimana perusahaan tersebut dapat mengelola perusahaan untuk dapat meningkatkan laba serta menurunkan biaya yang dikeluarkan sehingga efisiensi dapat tercapai. Akibatnya, investor tertarik menanamkan modalnya sehingga harga saham ikut meningkat yang diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan.
Menurut Sari dan Riduwan (2013) nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar atau nilai seandainya perusahaan tersebut dijual. Ada beberapa model untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Model pengukur tersebut antara lain dengan menggunakan rasio Tobin’s Q (White, 2003 dalam Susan, Irwansyah dan Oktavianti, 2015). Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
Rasio Tobin’s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik dalam mengetahui nilai perusahaan, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun
14
juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Thohiri, 2011).
Penetapan Tobin’s Q sebagai ukuran nilai perusahaan mengikuti penelitian yang pernah digunakan oleh Hasnawati dan Samir (2015), Dewi dan Nugrahanti (2014) dan berbagai penelitian terdahulu.
C. Laporan Arus Kas
Arus kas adalah pertambahan, atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu (Kambuan, 2014). Arus kas bersih adalah kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu. Perusahaan yang menghasilkan arus kas yang tinggi kenyataannya tidak berarti jumlah kas yang dilaporkan di neraca juga tinggi. Arus kas dapat dipergunakan dalam berbagai cara misalnya, perusahaan dapat menggunakan arus kas untuk membayar
dividen,
meningkatkan
persediaan,
membiayai
piutang,
menginvestasikan dalam aktiva tetap, mengurangi utang, atau membeli saham biasa. Sesungguhnya, posisi kas perusahaan seperti yang dilaporkan pada neraca dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk berikut ini (Brigham dan Houston, 2001) :
a. Arus kas Arus kas bersih yang positif akan menyebabkan saldo kas yang lebih tinggi di bank, sementara hal-hal lainnya dianggap konstan.
15
b. Perubahan modal kerja Modal kerja bersih didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Kenaikan aktiva lancar selain kas, seperti persediaan dan piutang akan menurunkan kas sedangkan penurunan akun-akun ini akan meningkatkan kas. Di sisi lain, kenaikan kewajiban lancar seperti utang usaha akan meningkatkan kas, sedangkan penurunan kewajiban lancar akan menurunkan kas.
c. Aktiva Tetap Jika perusahaan menginvestasikan dalam aktiva tetap, hal ini akan mengurangi posisi kas. Di sisi lain, penjualan aktiva tetap akan meningkatkan kas.
d. Transaksi sekuritas Jika perusahaan menerbitkan saham atau obligasi selama tahun berjalan, dana yang dikumpulkan akan meningkatkan posisi kas. Di sisi lain, jika perusahaan menggunakan kas untuk membeli kembali utang atau ekuitas yang beredar, atau membayar dividen kepada pemegang saham, maka hal ini akan mengurangi kas.
Setiap faktor-faktor di atas tercermin dalam laporan arus kas, yang mengikhtisarkan perubahan posisi kas perusahaan. Laporan ini memisahkan aktivitas menjadi tiga kategori :
a. Arus kas dari aktivitas operasi Arus kas yang berhubungan langsung dengan produksi dan penjualan dari produk maupun jasa perusahaan. Aktivitas operasi ini mencangkup laba bersih, penyusutan, dan perubahan aktiva lancar selain kas dan utang jangka pendek.
16
b. Arus kas dari aktivitas investasi Arus kas yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan aktiva tetap maupun investasi pada bisnis lain, di mana pembelian mengakibatkan kas keluar dan transaksi penjualan menghasilkan arus kas masuk.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan Arus kas yang mencangkup kas yang diperoleh selama tahun berjalan dengan menerbitkan utang jangka pendek, utang jangka panjang atau saham.
D. Free Cash Flow
Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan aliran kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik hutang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2006).
Nilai dari operasi sebuah perusahaan akan bergantung pada seluruh aliran kas bebas yang diharapkan di masa mendatang, yang didefinisikan sebagai laba operasi, setelah pajak minus jumlah investasi pada modal kerja dan aktiva tetap yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan bisnis. Jadi, free cash flow akan mencerminkan kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada para investor. Free cash flow merupakan keluaran dari kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan baik melalui kebijakan investasi, pendanaan dan operasionalnya.
Tampubulon (2013) menjelaskan tentang teori free cash flow, dimana teori ini berdasarkan konflik yang sering terjadi antara manajerial dengan pemilik
17
(stockholder’s). Disatu sisi, pemilik mempunyai persepsi bahwa manajer akan memanfaatkan free cash flow untuk membangun kekuasaan dan menentukan sendiri kompensasi bagi karyawan. Oleh karena itu, pemilik khawatir tidak dapat memaksimalkan earning korporasi maupun earning per-share.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori agensi apabila perusahaan memiliki free cash flow yang memadai, manajer akan mendapat tekanan dari pemilik perusahaan untuk memabagikan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen dilakukan untuk menghalangi free cash flow digunakan untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan dan dapat merugikan pemilik perusahaan (Giriati, 2016).
E. Struktur Kepemilikan
Potter (1990) dalam Dewi (2011) berargumen bahwa struktur kepemilikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur kepemilikan
tersebut
menjelaskan
komitmen
dari
pemiliknya
untuk
menyelamatkan perusahaan.
Struktur kepemilikan di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dari perusahaan-perusahaan di Negara lain. Sebagian besar perusahaan di Indonesia memiliki kecenderungan terkonsentrasi sehingga pendiri juga dapat duduk sebagai dewan direksi atau komisaris, selain itu konflik keagenan dapat terjadi antara manajer dan pemilik dan juga antara manajer sebagai pemilik dan kreditor. Berkaitan hal itu, Jensen & Meckling (1976) mengungkapkan bahwa agency
18
conflict muncul akibat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan.
Penurunan nilai perusahaan akan mempengaruhi kekayaan dari pemegang saham sehingga pemegang saham akan melakukan tindakan pengawasan terhadap perilaku manajemen (Sujoko dan Subiantoro, 2007). Mekanisme pengawasan terhadap manajemen tersebut menimbulkan suatu biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena itu salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen dan kepemilikan saham institusional.
Kepemilikan saham dapat berupa kepemilikan saham internal dan kepemilikan saham eksternal (Jensen dan Meckling, 1976). Pemegang saham internal adalah orang yang memiliki saham dan termasuk di dalam struktur organisasi perusahaan, yang artinya orang tersebut juga melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana operasi (manajer atau direksi) atau sebagai pengawas kegiatan operasi perusahaan (dewan komisaris) sedangkan pemegang saham eksternal merupakan pemilik saham dari pihak luar perusahaan yang tidak termasuk di dalam struktur organisasi perusahaan atau hanya berfungsi sebagai pemilik perusahaan (Wongso, 2012). Akan tetapi, pada penelitian ini hanya menggunakan kepemilikan manajerial, hal ini dikarenakan manajer memegang peranan penting untuk melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta pengambil keputusan.
19
F. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan kebijaksanaan dan mempunyai akses langsung terhadap informasi dalam perusahaannya. Berdasarkan penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 Pasal 95, tentang pasar modal mendefinisikan manajer sebagai berikut: (a) Seorang Komisaris, Direktur, Pegawai perusahaan atau Perusahaan afiliasinya, (b) Pemegang saham utama di dalam perusahaan atau perusahaan afiliasi, dan (c) Orang perorangan yang oleh kedudukannya atau hubungan pada perusahaan atau perusahaan afiliasinya mengetahui informasi orang dalam.
Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan, menampilkan laporan kepemilikan saham dalam bentuk persentase. Persentase kepemilikan saham manajemen adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen (Suranta dan Midiastuty, 2004). Adanya, kepemilikan manajerial maka manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga.
Kepemilikan saham perusahaan oleh manajer berkaitan erat dengan kontrol dan monitoring atas perilaku manajemen, sebagai konsekuensi dari adanya konflik agensi. Jika tingkat kepemilikan manajemen rendah, berarti manajemen mempunyai pengaruh dan voting terbatas. Menurut Jensen dan Meckling (1976), dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen
20
dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal diasumsikan akan hilang. Peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer akan menurunkan kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan yang berlebihan. Dengan demikian, maka mempersatukan kepentingan manajer dengan pemegang saham akan berdampak positif meningkatkan nilai perusahaan (Dewi dan Nugrahanti, 2014).
Shliefer dan Vishny (dalam Permanasari, 2010) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor aktivitas perusahaan. Pada peneltiannya juga menemukan bahwa pada level 0-5% terdapat hubungan non linier antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial berhubungan negatif pada level 5-25% dengan nilai perusahaan, dan berhubungan positif dengan nilai perusahaan pada level 25-50% serta berhubungan negatif dengan nilai perusahaan pada level > 50%.
G. Collateralizable Assets
Collateral assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjam. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan keuangan jangka panjang adalah tersedianya agunan atau aktiva yang dapat dijaminkan. Weston dan Brigam (2001) menyatakan bahwa pada umumnya utang jangka panjang yang berjaminan akan lebih murah daripada utang tanpa jaminan. Teori ini juga konsisten dengan Lukas (dalam Mandalika, 2016) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
21
aktiva yang dapat digunakan sebagi agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif besar.
Titman & Wassels (1988) mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki lebih banyak asset yang bersifat collateral (collateralizable assets) memiliki agency problem yang lebih kecil antara kreditor dengan pemegang sahamnya karena asset demikian bisa berfungsi sebagai jaminan atas utang. Oleh karena collateralizable assets berfungsi memperkecil agency problem maka diharapkan besarnya collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan berhubungan positif dengan nilai perusahaan.
Selain itu, keputusan pembiayaan setiap tahun akan dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang baru diperoleh
yang tersedia untuk jadi jaminan (Arfan dan
Maywindlan, 2013). Dengan demikian, perusahaan lebih mudah mencari sumber dana sehingga akan meningkatan nilai perusahaan. Collateralizable assets dapat diukur dengan membagi antara aktiva tetap terhadap total aktiva. Menurut Riyanto, 2001 (dalam Puspitawati, 2015) di samping jaminan kredit berupa aktiva, kreditor dapat menempatkan syarat-syarat tambahan untuk pengamanan kreditnya, yaitu antara lain berupa:
a. Asuransi dari milik-milik perusahaan / proyek. b. Pernyataan bahwa si peminjam tidak akan menjaminkan barang-barang lainnya untuk mendapatkan pinjaman lagi dari sumber lain. c. Pembatasan jumlah pinjaman dari sumber lain. d. Penetapan agar perusahaan senantiasa memelihara “net working capital” yang cukup.
22
e. Persyaratan - persyaratan dalam penunjukkan pimpinan perusahaan, penambahan barang modal, dan pembagian keuntungaan.
Persyaratan pengamanan kredit tersebut harus merupakan persetujuan bersama antara kreditur dan manajemen. Di samping itu, persyaratan pengamanan kredit secara flexibel harus dapat ditinjau kembali apabila keadaan berubah (Puspitawati, 2015).
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai salah satu bahan acuan dan pendukung untuk melakukan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menguji pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial dan collateralizable asset terhadap nilai perusahaan. Sebagai acuannya, digunakan beberapa penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut:
Penelitian terdahulu yang mendukung hipotesis pada penelitian ini, yaitu terdapat pada penelitian Haryadi (2014), Kambuan (2014) dan Murhadi (2008) yang menemukan bahwa free cash flow berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) menemukan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, serta penelitian Febrianti (2012) menemukan bahwa struktur aktiva yang diukur dengan membagi aktiva tetap dengan total aktiva berpengaruh positif tidak signifikan pada nilai perusahaan.
23
Penelitian terdahulu yang tidak mendukung hipotesis pada penelitian ini, yaitu terdapat pada penelitian Haryanti (2010) dan Tommy (2010) yang menemukan bahwa free cash flow berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan Haryanti (2010) juga menemukan bahwa kepemilikan manajerial dan collateralizable assets mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian Sukirni (2012) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian terdahulu yang menyatakan tidak terdapat hubungan terhadap variabel pada penelitian ini, yaitu pada penelitian Rosalina (2014) dan Naini (2014) yang menemukan bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Dewi dan Nugrahanti (2014) menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, serta penelitian Mandalika (2016) yang menemukan bahwa struktur aktiva yang diukur dengan membagi aktiva tetap dengan total aktiva tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.
Berikut ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1. : TABEL 2.1. RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU Penulis
Variabel Dependen
1
Kambua n (2014)
Kinerja Harga Saham
Sampel
Hasil
Sampel yang digunakan sebanyak 47 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010
Variabel free cash flow memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja harga saham
Independen
Free Cash Flow Pertumbuhan Laba
24
Sambungan Tabel 2.1. 2
Haryadi (2014)
Nilai Pemegang Saham
Aliran Kas Bebas Keputusan Pendanaan
3
Febrianti (2012)
Nilai Perusahaan
Pertumbuhan Ukuran Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 20082012 dengan kriteria tertentu
Aliran kas bebas mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham.
15 Perusahaan Pertamba-ngan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2010
Struktur aktiva berpengaruh positif tidak signifikan pada nilai perusahaan.
Semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sampai 2010.
Variabel yang berhubungan dengan kepemilikan manajerial secara signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
Perusahaan Manufakt-ur Listing di Bursa Efek Indonesia 20072009
Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
30 perusahaan perusahaan industri jasa Keuangan dan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2005-2010
Free cash flow mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahan, insider ownership mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dan collateralizable asset mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan
Debt to Equity Ratio Struktur Aktiva
4
Sukirni (2012)
Nilai Perusahaan
Profitabilitas Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Kebijakan Deviden
5
Sofyaningsih dan Hardini-
Nilai Perusahaan
Kebijakan Hutang Kepemilikan Manajerial Kepemilik-an Utang
ngsih (2011) 6
Haryanti (2010)
Nilai Perusahaan
Kebijakan Dividen Free Cash Flow, Collateralizable asset dan Insider Ownership
25
Sambungan Tabel 2.1. 7
Tommy (2010)
Nilai Perusahaan
Kepemilik-an Saham Risiko Perusahaan
113 perusahaan Manufaktur yang listing di BEI tahun 2001 –2007
Variabel Free Cash Flow berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan
Likuiditas Saham Arus Kas
Sumber : literatur dan diolah penulis
I. Pengembangan Hipotesis
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Masyarakat menilai dengan bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tertentu sesuai dengan persepsi dan keyakinannya. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat dan ini adalah tugas dari manajer sebagai agen yang telah diberi kepercayaan oleh para pemilik perusahaan untuk menjalankan perusahaannya (Bambang, 2010).
Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset.
26
1. Free cash flow terhadap nilai perusahaan
Free cash flow merupakan kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki NPV positif setelah membagi dividen (Jensen, 1986). Free cash flow yang diperoleh perusahaan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendanai investasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, salah satu cara bagi para manajer untuk membuat perusahaan menjadi lebih bernilai adalah dengan meningkatkan free cash flow.
Free cash flow yang tinggi dapat digunakan untuk meningkatan kesejahteraan pemegang saham dengan mengambil kesempatan pada proyek dengan NPV positif. Peningkatan free cash flow yang digunakan untuk investasi pada proyek dengan NPV positif akan meningkatkan harga saham perusahaan. Disisi lain, free cash flow dapat juga dipergunakan oleh pihak manajemen untuk meningkatkan ukuran perusahaan yang dapat bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Penggunaan free cash flow dilakukan oleh pihak manajemen dengan mengambil kesempatan meskipun pada proyek memberikan NPV negatif. Pihak manajemen dapat melakukan hal ini didorong oleh kepentingan pribadi semata.
Perusahaan yang memiliki free cash flow dalam jumlah yang memadai akan lebih baik dibagikan pada pemegang saham dalam bentuk dividen untuk menghindari agency problem, hal ini dimaksudkan agar free cash flow yang ada tidak digunakan untuk sesuatu atau proyek-proyek yang tidak menguntungkan (wasted on unprofitable). Dengan demikian, ketersediaan dana dapat dipakai untuk pemegang saham (Waruwu dan Amin, 2014).
27
Menurut Jensen (1986) menyatakan bahwa masalah keagenan akan meningkat ketika perusahaan menghasilkan free cash flow yang tinggi. Manajer cenderung menggunakan free cash flow untuk konsumsi pribadi atau melakukan ekspansi melalui investasi pada proyek baru dengan tujuan agar manajer dapat memperoleh kontrol yang lebih besar atas sumber daya perusahaan. Tindakan ini tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, sehingga menimbulkan masalah keagenan. Jika masalah keagenan muncul sebagai pemilik perusahaan yaitu pemegang saham akan timbul kurang ketertarikan terhadap perusahaan tersebut sehingga investor menilai manajer tidak mementingkan kesejahteraan pemegang saham dan nilai perusahaan tersebut akan menurun.
Penelitian yang dilakukan Lang, Stulz danWalkling (1991) selanjutnya disebut LSW- melakukan test terhadap teori aliran kas bebas yang dikemukakan oleh Jensen. Hasil penelitian menunjukkan dukungan terhadap teori aliran kas bebas yang dikemukakan Jensen (1986) dimana perusahaan dengan aliran kas bebas yang banyak akan cenderung untuk memperbesar perusahaan dengan mengambil proyek dengan NPV negatif sehingga akan mengurangi kekayaan bagi pemegang saham. Penelitian Murhadi (2008) mendukung teori Jensen (1986) yang menyatakan free cash clow mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian diatas tentang pengaruh free cash flow terhadap nilai perusahaan maka hipotesisnya adalah :
H1 = Free cash flow mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
28
2. Kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
Agency teory mengemukakan adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik keagenan. Konflik keagenan disebabkan prinsipal dan agen mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang saling bertentangan karena agen dan prinsipal berusaha memaksimalkan utilitasnya masing-masing (Dewi dan Nugrahanti, 2014). Oleh karena itu, diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham agar manajemen termotivasi untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Konflik keagenan dapat dikurangi dengan peningkatan kepemilikan manajerial dengan harapan agar manajer dapat mempunyai rasa tanggung jawab atas peningkatan nilai perusahaan dengan menahan tindakan penyimpangan untuk mengurangi
agency
cost,
karena
para
manajer
umumnya
mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opportunistic.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal diasumsikan akan hilang.
Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajer maka manajer akan ikut memperoleh manfaat langsung atas keputusan-keputusan yang diambilnya, namun juga akan menanggung risiko secara langsung bila keputusan itu salah. Kepemilikan oleh manajerial juga akan mengurangi alokasi sumber daya yang
29
tidak benar (misallocation). Perilaku opportunistic manajer juga akan hilang apabila seorang manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham sehingga kepemilikan saham oleh manajerial merupakan insentif untuk meningkatkan nilai perusahaan. Jika kepemilikan oleh manajerial dipandang menguntungkan perusahaan di masa mendatang, investorpun akan menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut sehingga harga saham akan naik dan nilai perusahaan juga semakin meningkat.
Hubungan kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan didukung oleh teori struktur kepemilikan Jensen dan Meckling (1976) yang mengisyaratkan bahwa ada hubungan positif antara kepemilikan manajer dengan nilai perusahaan. Teori Jensen (1976) didukung dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) serta Sari dan Riduwan (2013) bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaaan. Artinya, kepemilikan manajerial memberikan intensif kepada manajer yang sekaligus pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga.
Berdasarkan uraian diatas tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan maka hipotesisnya adalah :
H2 : Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan
30
3. Collateralizable assets terhadap nilai perusahaan
Collateralizable assets merupakan besarnya aktiva yang dijaminankan oleh kreditor untuk menjamin pinjamannya. Titman dan Welles (1988) mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki lebih banyak aset yang bersifat
collateral
memiliki agency problem yang lebih kecil antara kreditor dengan pemegang saham karena aset demikian bisa berfungsi sebagai jaminan atas utang. Artinya, tingginya jaminan yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga perusahaan dapat membayar deviden dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, collateralizable assets yang dimiliki perusahaan semakin rendah akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membayar deviden dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak terbayar (Fauz dan Rosidi, 2007).
Jika konflik ini terjadi, kepercayaan antara pemegang saham dan kreditor terhadap perusahaan menurun, hal itu akan mengakibatkan penuruanan terhadap nilai perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang mempunyai jenis aktiva yang sesuai untuk jaminan kredit akan cenderung menggunakan hutang karena kemudahan yang dimiliki. Oleh karena itu, perusahaan dapat memperoleh sumber dana lebih mudah sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Febrianti, 2012).
Penelitian
Biggs
(2006)
menjelaskan
perusahaan
yang
memiliki
collateralizable assets dan akses ke pembiayaan formal tumbuh lebih cepat dari perusahaan lain. Artinya, collateralizable assets menunjukkan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Biggs (2006) didukung dengan
31
penelitian yang dilakukan oleh Febrianti (2012) yang menunjukan hasil positif tapi tidak siginifikan antara collateralizable assets terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas tentang pengaruh collateralizable assets terhadap nilai perusahaan maka hipotesisnya adalah :
H3 = Collateralizable assets mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan, dan hipotesis penelitian, maka dapat digambarkan ke dalam suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:
Free Cash Flow
Kepemilikan Manajerial
Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
Collateralizable Assets
GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan kausal atau hubungan bersifat sebab akibat. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial, collateralizable assets sebagai variabel bebas (independent) terhadap nilai perusahaan sebagai variabel terikat (dependent).
B. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
1. Variabel dependen
1.1 Nilai perusahaan
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah nilai pasar perusahaan yang terdiri dari nilai hutang dan nilai saham. Nilai perusahaan yang baik dicerminkan dengan harga saham yang naik. Rasio ini diukur dengan nilai pasar dari ekuitas ditambah dengan total kewajiban dan kemudian dibagi dengan total aktivanya (Chong dan López-de-Silanes, 2006).
Tobin’s Q =
33
Keterangan : a. MVE = Harga penutupan saham diakhir tahun buku x banyaknya saham biasa yang beredar. b. debt = (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku persediaan + utang jangka panjang c. TA = Nilai buku total aktiva.
Jika rasio Tobin’s Q diatas satu atau selebihnya menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik (Dewi dan Nugrahanti, 2014).
2. Variabel Independen
2.1 Free cash flow
Free cash flow merupakan aliran kas yang didistribusikan kepada investor sesudah perusahaan melakukan semua investasi dan modal kerja yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan operasionalnya. Variabel ini dihitung dengan menggunakan rumus Brigham dan Houston, 2010:67 (dalam Agustia 2013) dan Sartono (2008) yaitu:
Free Cash Flow = NOPAT – Investasi bersih pada modal operasi
Keterangan: a. NOPAT (net operating profit after tax) = EBIT (1 – tarif pajak) b. Investasi bersih modal operasi = Total modal operasit – total modal operasit-1 c. Total modal operasi = Modal kerja operasi bersih + aset tetap bersih
34
d. Modal kerja operasi bersih = Aset lancar – kewajiban lancar tanpa bunga
Free cash flow dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio, di mana nilai free cash flow dibagi dengan total asset pada periode yang sama dengan tujuan agar lebih comparable bagi perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel (Kangarluei et al., 2011 dalam Agustia 2013). :
Free Cash Flow = 2.2.2 Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial (KM) merupakan posisi dimana jumlah saham yang dimiliki oleh pihak internal perusahaan, yaitu direktur dan komisaris yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Apabila suatu perusahaan terdapat lebih dari satu pemilikan manajemen yang memiliki saham perusahaan sehingga kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham yang dimiliki oleh seluruh pemilikan manajemen (Haryanti 2010).
KM =
2.2.3 Collateralizable Assets
Collateralizable Assets (COLLAS) merupakan besarnya persentase bersih aktiva yang dijaminankan oleh kreditur untuk menjamin pinjamannya. Titman dan Wassels (1988) berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan yang mempunyai collateralizable assets lebih, menghadapi masalah (konflik) yang lebih sedikit
35
antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Collateralizable assets diukur dari rasio aset tetap bersih (net fixed assets) terhadap aset total (Mollah, 2000).
COLLAS =
C. Pengukuran Variabel
Penelitian ini mengunakan pengukuran rasio bagi setiap variabel dependen maupun independennya yang dirangkum dalam Tabel 3.1 sebagai berikut :
TABEL 3.1 PENGUKURAN VARIABEL Variabel
Definisi
Nilai Perusahaan
Perbandingan nilai pasar ekuitas ditambah dengan total kewajiban dengan total aktivanya Perbandingan Antara aliran kas bebas terhadap total aktiva Proporsi saham yang dimiliki oleh manajer Merupakan besarnya aktiva yang dijaminankan untuk menjamin pinjamannya
Free Cash Flow
Kepemilikan Manajerial Collaterali zable Assets
Skala Rasio
Rumus
′
=
MVE + DEBT TA
NOPAT − Investasi Bersih Pada Modal Operasi FCF = Total Aktiva
Rasio
Rasio
KM =
Rasio COLLAS =
Sumber : literatur dan data diolah penulis
Aktiva tetap bersih Total Aktiva
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi Populasi pada penelitian ini adalah
perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015. Jumlah populasi terdiri dari 37 perusahaan.
36
2.
Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai berikut:
1.
Perusahaan sampel yang menyajikan dengan lengkap laporan keuangan selama periode tahun 2010-2015.
2.
Perusahaan sampel memiliki proporsi kepemilikan manajerial selama periode 2011-2015.
Berdasarkan kriteria yang dijabarkan diatas, maka pemilihan sampel seperti terlihat pada Tabel 3.2.
TABEL 3.2 KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL PENELITIAN Karakteristik Sampel
Jumlah Emiten Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang 37 terdaftar di BEI Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak (7) aktif diperdagangkan di BEI selama periode 20102015 Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak (18) memiliki kepemilikan manajerial Total sampel penelitian 12
Setelah melalui kriteria, maka diperoleh total sampel penelitian sebanyak dua belas perusahaan dengan masa pengamatan selama lima tahun, perusahaan tersebut yaitu seperti terlihat pada Tabel 3.3.
37
TABEL 3.3 SAMPEL PENELITIAN No 1 2 3
Nama Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk PT Sekar Laut, Tbk PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Comapny, Tbk 4 PT Gudang Garam, Tbk 5 PT Kimia Farma, Tbk 6 PT Kalbe Farma, Tbk 7 PT Pyridam Farma, Tbk 8 PT Tempo Scan Pasific, Tbk 9 PT Mandom Indonesia, Tbk 10 PT. Uniliver Indonesia, Tbk 11 PT Kedaung Indah Can, Tbk 12 PT Langgeng Makmur Industry, Tbk Sumber : www.idx.co.id dan diolah oleh penulis
Kode Saham INDF SKLT ULTJ GGRM KAEF KLBF PYFA TSPC TCID UNVR KICI LMPI
E. Teknik Pengumpulan Data
1.
Studi dokumentasi
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan sampel yang akan digunakan adalah data panel. Maka metode pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi, dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat sendiri oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subyek. Data yang dikumpulkan didasarkan pada laporan keuangan dan laporan kinerja perusahaan yang dipublikasikan pada situs Bursa Efek Indonesia atau
Indonesian Stock
Exchange (IDX) periode 2010 - 2015.
2.
Studi pustaka
Metode dalam pengumpulan data menggunakan studi pustaka yang merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca literatur-literatur
38
yang berkaitan dengan penelitian dahulu dan tinjauan pustaka serta literaturliteratur lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pengujian hipotesis dan model analisis.
F. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini analisis statistik dilakukan dalam pada variabel dependen yaitu nilai perusahaan dan variabel independen yaitu free cash flow, kepemilikan manajerial dan collateralizable assset. Penelitian ini akan menggunakan metode Multiple Regression untuk analisis impact dari variabel independen terhadap variabel dependen. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama (stimulan) atauun secara parsial. Model yang dimaksud adalah sebagai berikut (Suliyanto, 2011) : Y = a + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ℮ Di mana: Y
= Nilai Perusahaan
X1
= Free Cash Flow
X2
= Kepemilikan Manajerial
X3
= Collateralizable Assets
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi α
= Konstanta
ε
= Variabel pengganggu (error term)
39
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran deskripsi suatu data. Secara numerik dua hal pokok pengukuran data, yaitu (1) pemusatan data (central tendency) dan (2) penyimpangan data (disperse).
Analisis ini
dimaksudkan untuk menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan dan karakteristik data tersebut. Pengukuran yang dilihat dari statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), maksimum, minimum, standar deviasi, sum dan observation (Ghozali, 2011).
2. Uji asumsi klasik
Penelitian ini menggunakan modal regresi linear berganda sebagai alat analisis, sehingga terlebih dahulu harus lolos uji sumsi klasik agar syarat asumsi dalam regresi terpenuhi.
Uji asumsi klasik yang diperlukan ialah uji normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
2.1 Uji normalitas
Menurut Suliyanto (2011) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual yang telah di standarisasi pada model berdistribusi normal atau tidak. Data terkadang bisa terdistrubisi secara tidak normal, sehingga untuk menjadikan data cukup dengan di diferensi, akan tetapi apabila data masih terjadi tidak normal disarankan untuk menguji augumented dickey - fuller. Menurut Winarno (2007) dasar pertimbangan untuk uji normalitas menggunakan Augemented dickey - fuller adalah sebagai berikut :
40
a.
Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
b.
Jika nilai probabilitas > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara tidak normal.
2.2 Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya model regresi yang berbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier. Menurut Winarno (2007) Dasar pertimbangan uji multikonieritas adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai tolerance r > 0,8, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi. b. Jika nilai tolerance r < 0,8, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi.
2.3 Uji heteroskedasitisitas
Uji heteroskedasitisitas berarti ada varian variabel pada model regresi tidak sama (tidak konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut homoskedasitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji white dilakukan meregresikan semua variabel bebas, variabel bebas dari X2 dengan df=α jumlah variabel bebas, maka dalam model terdapat
41
masalah heteroskedastisitas, nilai X2 hitung dalam metode ini diperoleh dari nilai n x R2 , dimana nilai n = jumlah pengamatan, sedangkan R2 koefisien determinasi regresi tahap kedua, jika model yang akan kita uji memiliki X1 dan X2, maka persamaan yang digunakan untuk uji heteroskedastisitas menggunakan metode white sebagai berikut (Suliyanto, 2011) : Ui2 = a + ß1x1+ ß 2x2+ ß 3x3+ ß 4x4+ ß 5x5 + vi Ui = Nilai residual Xi = Variabel bebas Dasar pertimbangan heteroskedastisitas (Winarno, 2007) : a. Dengan kriteria jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas. b. Dengan kriteria jika nilai probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat heteroskedastisitas.
2.4 Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011 : 110). Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode durbin-watsontest, yaitu dengan cara membandingkan antara nilai DW test dengan nilai pada tabel pada tingkat k (jumlah variabel bebas), n (jumlah sampel), dan α (tingkat signifikasi) yang ada. Metode yang digunakan adalah dengan ketentuan sebagai berikut:
42
TABEL 3.4 TABEL UJI DURBIN WATSON Hipotesis Nol Keputusan Tidak ada autokorelasi positif Tolak Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada kep. Tidak ada autokorelasi negatif Tolak Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada kep. Tidak ada autokorelasi positif/ Terima negatif Sumber : Gujarati, Damodaran (2003)
Jika 0 < d < dL dL ≤ d ≤ dU 4 – dL < d < 4 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL dU < d <4 – dU
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
G. Uji Hipotesis
1. Uji parsial (uji nilai t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2011).
Kriteria hipotesis : a. Ho; βi = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat (nilai perusahaan). b. Ha; βi ≠ 0 berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).
Kriteria pengujian, jika nilai t hitung > t tabel, Ho ditolak dan Ha diterima hal ini berarti bahwa ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (nilai perusahaan).
43
2. Uji simultan (uji nilai F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian F hitung adalah : 1. Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) a. H0 : ρ = 0, diduga variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. H1 : ρ ≠ 0, diduga variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 2. Menetapkan kriteria pengujian yaitu: a. Tolak H0 jika angka signifikansi lebih besar dari α = 5% b. Terima H0 jika angka signifikansi lebih kecil dari α = 5% Dasar pertimbangan uji multikonieritas adalah sebagai berikut : a. Jika nilai F hitung > nilai F tabel maka disimpulkan model persamaan regresi yang terbentuk termasuk kriteria yang cocok b. Jika nilai F hitung < nilai F tabel maka disimpulkan model persamaan regresi yang terbentuk tidak termasuk kriteria yang cocok
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Variabel free cash flow secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara free cash flow dengan nilai perusahaan tidak terdukung. Hal ini menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan kenaikan pada free cash flow maka akan berpengaruh terhadap perubahan kenaikan pada nilai perusahaan. Pertumbuhan free cash flow ini diperlukan bagi perusahaan untuk dalam hal membayar atau melunasi kewajibannya serta menggambarkan kemampuan penciptaan kas di masa depan yang akibatnya akan mendapatkan respon positif dari investor di pasar dan menaikan nilai perusahaan.
2.
Variabel kepemilkan manajerial secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan kenaikan pada kepemilkan manajerial maka akan berpengaruh terhadap perubahan penurunan pada nilai perusahaan yang berarti kepemilikan manajerial diaggap belum mampu menaikan nilai perusahaan
69
karena kepemilikan manajerial yang mengetahui segala informasi perusahaan secara lengkap dibandingkan investor luar. Oleh sebab itu masalah asymetri informasi muncul yang menyulitkan investor dalam menilai secara obyektif kualitas perusahaan. Pernyataan-pernyataan yang dibuat manajer diragukan kebenarannya karena baik perusahaan buruk maupun perusahaan bagus akan mengklaim bahwa perusahaannya memiliki prospek yang bagus. Pembuktian benar salahnya pernyataan tersebut membutuhkan waktu sehingga orang dalam perusahaan akan dapat mengambil keuntungan atas pernyataan yang belum tentu benar jika klaim tersebut dipercaya oleh investor luar. Oleh sebab itu, munculnya masalah asymetri informasi ini membuat investor secara rata-rata memberikan penilaian yang lebih rendah terhadap saham perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial sehingga akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan (Arifin, 2007).
3.
Variabel collateralizable assets secara parsial berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat signifikan lima persen terhadap nilai perusahaan, hasil ini menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan kenaikan pada collateralizable assetsmaka akan berpengaruh terhadap perubahan kenaikan pada nilai perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa adanya collateralizable assets perusahaan memberi sinyal positif kepada investor ataupun kreditor karena perusahaan memiliki akses pembiayaan yang lebih mudah sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
4.
Variabel free cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable assets secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
70
Berdasarkan hasil uji Adjusted R-Square diperoleh nilai sebesar 0.43 atau 43%. Angka tersebut memberikan arti bahwa perubahan-perubahan nilai perusahaan dipengaruhi oleh free cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable assets dan sisanya sebesar 57% merupakan faktor-faktor lain.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil simpulan yang diperoleh, maka penulis ingin memberikan saran bagi pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut :
1.
Bagi investor, yang ingin berinvestasi diperusahaan sektor industri barang konsumsi
sebaiknya
memperhatikan
variabel
free
cash
flow
dan
collateralizable assets, karena variabel tersebut merupakan faktor yang dapat meningkatkan nilai perusaahaan. Semakin banyaknya free cash flow dan collateralizable asset dalam perusahaan, maka perusahaan tersebut dapat mengembangkan
usahanya
yang
mengakibatkan
peningkatan
nilai
perusahaan.
2.
Bagi perusahaan sektor industri barang konsumsi sebaiknya memperhatikan variabel free cash flow dan collateralizable assets. Kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan sehingga sebaiknya perusahaan dapat menghasilkan free cash flow yang memadai untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan menghadapi kesulitan keuangan di masa mendatang serta meningkatkan collateralizable assets yang sesuai untuk jaminan kredit agar kebutuhan dana direspon positif oleh investor dan kreditor untuk memberikan jumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan
71
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Variabel lain yang juga perlu diperhatikan yaitu variabel kepemilikan manajerial, dikarenakan kepemilikan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Oleh karenanya sebaiknya perusahaan lebih efiesien lagi melakukan aktivitas monitoring terhadap manajer sehingga manajer tidak melakukan tindakan opportunistic (Haryanti, 2010).
3.
Bagi penelitian selanjutnya, dengan penelitian ini agar dapat menggali lagi informasi terkait variabel-variabel yang relevan untuk di uji terkait dengan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan baik memperluas variabel penelitian seperti ukuran perusahaan, petrumbuhan perusahaan, serta debt to equity ratio yang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (Febrianti, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Agustia. Dian. 2013. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akutansi dan Keuangan”. Vol 15. Arfan, Muhammad dan Maywindlan, Trilas. 2013. Pengaruh Arus Kas Bebas, Collateralizable Assets, dan Kebijakan Utang Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index. Jurnal Telaah Dan Riset Akutansi. Vol 6, N0 13. Arifin, Zaenal. 2007. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta. Ekonisia. Bambang, Sudiyatno. 2010. Peran Kinerja Perusahaan dalam Menentukan Pengaruh Faktor Fundamental Makro Ekonomi, Risiko Sistematis,dan Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Disertasi. Semarang. UNDIP. Barros, Lucas Ayres B. de C. and Silveira, Alexandre Di Miceli da. 2007. “Overconfidence, Managerial Optimisme and the Determinants of Capital Structure”. www.ssrn.com. Biggs, tyles. 2006. “African SMES, Networks, andManufacturing Performance”. ScienceDirect. The World Bank, United States. Brigham, E.F. dan Gapenski, Louis C.1996. Intermediate finance management. Harbor Drive. The Dryden Press. Brigham, F. Eugene dan Houston, F. Joel. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta. Erlangga. Edisi 8. Brigham, F. Eugene dan Houston F. Joel.. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Buku 2. Edisi 10. Chong, Alberto, dan Florencio López-de-Silanes. 2006. “Corporate Governance and Firm Value in Mexico”, Research Department Working Paper Series 564.
Chotimah, Chusnul. 2013. “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dan Nilai Perusahaan”. STIESA Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 12. Dewi, C., Laurensia dan Nugrahanti, W., Yeterina. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEITahun 2011–2013)”. KINERJA. Universias Kristen Satya Wacana. Volume 18, No.1. Dewi P, Made. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan Terhadap Free Cash Flow dan Kebijakan Dividen pada PerusahaanPerusahaan yang Go Public di BEI. Tesis. Universitas Udayana. Fama F. Eugene. 1978. ”The Effects of a Firm's Investment and Financing Decisions on the Welfare of Its Security Holders”. The American Economic Review. Vol. 68, No. 3 Fauz, Ahmad dan Rosidi. 2007. ”Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang dan Collateral Asset Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol. 8. No 2. Juni 2007. Febrianti, Meriska. 2012. “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Industri Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”. STIE Trisakti”. Jurnal Bisnis dan Akutansi. Vol 14, No 2. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19-5/E. Accounting, Management, Finance. Giriati. 2016. “Free Cash Flow, Devidend Policy, Investment Opportunity Set, Opportunistic Behavior and Firm’s Value (A study about Agency Cost)”. University of Tanjungpura,West Kalimantan. Gujarati, Damodaran. 2003. Basic Econometrics Fourt Edition. Mc Graw Hill Companies, Inc, New York 1002 pp. Haryadi, Rifan. 2014. Pengaruh Aliran Kas Bebas dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi kasus pada perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI Tahun 2008-2012. Skripsi. Universitas Widyatama. Haryanti. 2010. Pengaruh “Agency Cost” Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen dan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Jasa Keuangan dan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010). Skripsi. STIE-AUB. Surakarta
Hasnawati, Sri. 2005.” Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta”. Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Hasnawati, Sri dan Samir, Agnes. 2015. “Keputusan Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan Publik Di Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.17, No. 1. Hermuningsih, Sri. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Sruktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Yogyakarta : University of Sarjanawiyata Taman siswa. Jensen, C. Michael. 1986. “Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance and Takeovers”. Harvard Business School. American Economic Review. Vol 76, No 2. Jensen, M. C. and Meckling, W.H. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. 3, 305-360. Kallapur, S. 1993. ”Dividend Payout Ratios as Determinants of Earning Response Coefficient”. Journal of Accounting and Economics. Vol. 17: 359-375 Kambuan, Putra. 2014. Perbandingan Pertumbuhan Laba dan Free Cash Flow dalam Memprediksi Kinerja Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Hasanudin. Lang, L. H. P., dan R.M. Stulz, dan R.A. Walkling. 1991. “A Test of Free Cash Flow Hypothesis : The Case of Bidder Return”. Journal of Financial Economics. Vol. 29. Mandalika, Andri. 2016. ”Pengaruh Struktur Aktiva, Struktur Modal, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Sektor Otomotif)”. Universitas Sam Ratulangi, Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 16 No. 01. Michaely, R., dan M.R. Roberts. 2006. “Free Cash Flow, Signaling, and Smoothing: Lesson from Dividend Policy of Public and Private Firms”. Working Paper, Cornell University. Mollah, A.S., Keasey, K. and Short, H. 2000. ”The Influence of Agency Costson Dividend Policy in an Emerging Market : Evidence from the Dhaka Stock Exchange”. The Financial Review.
Murhadi, R., Winner. 2008. “Studi Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya Terhadap Harga Saham”. Universitas Surabaya. Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen. Naini, I., Dwi. 2014. “Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan”. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol. 3 No. 4. Permanasari, I Wien. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. UNDIP. Puspitawati, A Tika. 2015. Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio,Collateral Asset, dan Pertumbuhan Aset Terhadap Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2013). Skripsi. Universitas Negri Yogyakarta. Ramadhani, S Laras dan Hadiprajitno Basuki. 2012. “Pengaruh Corporate Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Presentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Akutansi dan Auditing. Volume 8. Rosalina, Reni. 2014. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI Tahun 2012. Universitas Negeri Malang. Sari, Enggar F dan Riduwan, Akhmad. 2013. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan : Kualitas Laba Sebagai variabel Intervening”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 1, No. 1. Surabaya. Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta. Edisi 4. Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawati. 2011. ”Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan”. Dinamika keuangan dan Perbankan. Vol 3, No 1. Sujoko, U., dan Subiantoro. 2007. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”. . Sukamulja, S. 2004. ”Good Corpoerate Governance di Sektor Keuangan: Dampak terhadap Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi VII.
Sukirni, Dwi. 2012. “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan”. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Accounting Analysis Journal. Suliyanto. 2011. Ekonomika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta : C.V Andi Offset Sundjaja, Inge dan Putra. 2013. Manajemen Keuangan I. Jakarta. Literata Lintas Media. Edisi 8. Suranta, E.,Puspita, P., dan Midiastuty. 2004. ”Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problem dan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar Bali, 2-3 Desember. Susan, Irwansyah dan Oktavianti. 2015. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi”. Akuntabel. Volume 12 No 2. Tampubulon, Manahan. 2013. Manajemen Keuangan. Jakarta. Mitra Wacana Media. Thohiri, Roza. 2011. Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 20072010. Universitas Sumatera Utara. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Titman, S., dan R. Wessels. 1988. ”The Determinants of Capital Structure Choice.” Journal of Finance. Tommy, Frengkuan. 2010. “Konsentrasi Kepemilikan Saham, Risiko Perusahaan, Likuiditas Saham, Arus Kas, dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol 14. Villalonga, Bellen. 2005. “How do family ownership, control and management affect firm value”. Harvard Business School, Soldiers Field, Boston, MA 02163, USA. Science Direct. Wahyudi dan Pawestri. 2006. “Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. Malang, Universitas Widyagama. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Wardani, R. A. K. dan B. Siregar. 2009.“Pengaruh Aliran Kas Bebas Terhadap Nilai Pemegang Saham dengan Set Kesempatan Investasi dan Dividen Sebagai Variabel Moderator”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen 20.
Waruwu, M., Junius dan Amin, Nuryatno. 2014. “Pengaruh Agency Cost dan Siklus Kehidupan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”. Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014. Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Menggunakan Eviews. Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Wongso, A. 2012. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Teori Agency dan Teori Signaling”. E- Jurnal Akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. No. 05. Weston, Freed & Eugene F. Brigham. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta. Erlangga. Yunita, Norma. 2014. Edisi Terbaru dan Terlengkap UUD 1945 dan Amandemen. Jakarta. Kunci Akasara. -------.www.bps.go.id.Diakses pada September 2016 --------.www.idx.co.id. Diakses pada Agustus 2016. --------.www.kemenperin.go.id. Diakses pada September 2016. --------.www.ksei.co.id. Diakses pada September 2016
-------.www.sahamoke.com. Diakses pada Juli 2016.