ABSTRACT THE INFLUENCE OF THE INCOME OF ADVERTISEMENT AND STREET LIGHTING TAXES ON TAX REVENUE (A Case Study at the Income Departement of Tasikmalaya) By, TATI SITI NURZANAH 083403136
Guidance : Euis Rosidah, SE., M.AK Iwan Hermanyah, SE., M.Si. Ak.,
This research objectives were to know: (1)the income of advertisement, the street lighting taxes, and tax revenue at Tasikmalaya City (2) the influence of the income of advertisement and street lighting taxes partially and simultaneously on tax revenue Tasikmalaya City. The method which used in this research was an analytic descriptive method with a case study approach. The techniques of collecting the data are done through the primary data which obtained directly from the data source from the Income Departement of Tasikmalay and the secondary data which acquired from literature and books related to the research problem. The tool of analyzing the data is multiple regression test with the scale of ration measurement. The hypothesis examination uses t-test for partially and uses f-test for simultaneously. Influence of the income of advertisement and street lighting taxes partially had on advertisement and street lighting taxes partially has had an effect significant influence on tax revenue. The result of this research shows that the income of advertisement and street lighting taxes simulataneously has had an effect significant on tax revenue effect. Key word
: the income of advertisement tax, the income of street lighting tax, Tax revenue
1
ABSTRAK PENGARUH PENDAPATAN PAJAK REKLAME DAN PAJAK PENERANGAN JALAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)
Oleh, TATI SITI NURZANAH 083403136
Pembimbing : Euis Rosidah, SE.,M.AK Iwan Hermansyah, SE., M.Si.Ak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pendapatan Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, dan Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya, (2) Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara parsial dan simultan terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data data primer dan data yang diperoleh langsung dari sumber dimana penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan skala rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t untuk parsial dan uji F untuk simultan. Hasil penelitian menunjukan Pendapatan Pajak Reklame secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Penerimaan pajak Daerah. Pendapatan Pajak Penerangan Jalan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Kata Kunci: Pendapatan Pajak Reklame, Pendapatan Pajak Penerangan Jalan, dan Penerimaan Pajak Daerah.
2
LATAR BELAKANG PENELITIAN Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya Otonomi Daerah sesuai dengan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan UU Nomor 1999 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah dan UU Nomor 29 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan adanya otonomi daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah, Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Untuk memungut pajak dan retribusi daerah pemerintahan dan DPR sejak lama telah mengeluarkan undangundang dasar hukum yang kuat. Selain itu peraturan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan penjajah Belanda masih ada yang tetap digunakan sampai dengan tahun 1997. Hal ini terjadi karena ketentuan peralihan Undang-Undang Dasar 1945 memang memungkinkan penerapan peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru. Hanya saja mengingat perkembangan kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang semakin membaik segala peraturan pemungutan pajak dan retribusi daerah di Indonesia perlu dilakukan agar memiliki dasar hukum yang lebih kuat dan hasilnya dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 lahir sebagai upaya untuk mengubah sistem perpajakan daerah dan retribusi daerah yang berlangsung di Indonesia, yang banyak menimbulkan kendala, baik dalam penetapan maupun pemungutannya. Adanya ketidak jelasan dalam penetapan objek pajak maupun objek retribusi serta kemungkinan
timbulnya pengenaan berganda telah mengakibatkan proses pemungutan pajak dan retribusi daerah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kondisi ekonomi dan dinamika masyarakat. Oleh karena itu, lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 telah membawa perubahan dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah. Dalam perkembangan penerapan UndangUndang tersebut, pemerintah dan DPR merasa perlu dilakukan perubahan dan penyempurnaan seiring dengan perkembangan situasi perekonomian secara makro serta otonomi daerah yang semakin besar. Dengan demikian, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 lahir sebagai penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997. Pemberlakuan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah pada dasarnya tidak hanya menjadi urusan pemerintah daerah sebagai pihak yang menetapkan dan memungut pajak dan retribusi daerah, tetapi juga berkaitan dengan masyarakat pada umumnya. Sebagai anggota masyarakat yang menjadi bagian dari daerah, setiap orang atau badan-badan yang memenuhi ketentuan yang diatur dalam peraturan pajak daerah maupun yang menikmati jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah harus membayar pajak atau retribusi daerah yang terutang. Hal ini menunjukan pada akhirnya proses pemungutan pajak dan retribusi daerah akan memberikan beban kepada masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami ketentuan pajak dan retribusi daerah dengan jelas agar mau memenuhi kewajibannya dengan penuh tanggung jawab. Pajak daerah terdiri dari berbagai jenis pajak yang terkait dengan berbagai sendi kehidupan masyarakat. Demikian pula dengan retribusi daerah. Masing-masing jenis pajak dan retribusi daerah memiliki objek, subjek, tarif, dan berbagai ketentuan pengenaan tersendiri, yang mungkin berbeda dengan jenis pajak atau retribusi daerah lainnya. Di sisi lain semangat otonomi daerah yang diberlakukan di Indonesia memungkinkan setiap daerah provinsi atau kabupaten/kota mengatur daerahnya sendiri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pasal 2 menyebutkan:
3
1
2
Jenis Pajak Provinsi terdiri atas: a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; e. Pajak Roko. Jenis Pajak Kabupaten/ Kota terdiri atas: a Pajak Hotel; b Pajak Restoran; c Pajak Hiburan; d Pajak Reklame; e Pajak Penerangan Jalan; f Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g Pajak Parkir; h Pajak Air Tanah; i Pajak Sarang Burung Walet; j Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; dan k Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Dari banyak komponen pajak daerah yang dikelola Kota Tasikmalaya yang menarik untuk diteliti oleh penulis adalah Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan, yang secara kasat mata banyak terdapat dihampir sepanjang Kota Tasikmalaya. Banyak reklame jenis outdoor maupun indoor (di dalam gedung mall) dalam bentuk poster, spanduk, baligo, hingga billboard raksasa, reklame suara, reklame mobil bahkan untuk tahun 2008 muncul jenis reklame yang baru yaitu megatron. Dengan bertambahnya jenis reklame bisa di manfaatkan oleh pihak perusahaan atau badan yang akan mengiklankan produknya dengan menggunakan pemasangan reklame sebagai salah satu alat promosi. Dalam hal ini berarti tidak menutup kemungkinan Kota Tasikmalaya memiliki potensi yang besar untuk memperoleh pendapatan dari sektor pajak reklame. Selain pajak reklame komponen pajak daerah lainnya yang menarik untuk di teliti adalah pajak penerangan jalan. Pajak penerangan jalan ini sangat dibutuhkan bagi semua orang yang akan melakukan aktivitasnya pada malam hari. Fungsi dari penerangn jalan umum akan sangat membantu kelancaran kegiatan ekonomi khususnya di Kota Tasikmalaya, sehingga
masyarakat yang akan menjalankan usahanya pada malam hari tidak akan terganggu oleh masalah penerangan. Tidak hanya bagi masyarakat yang akan melakukan usaha pada malam hari, manfaat lain dapat dirasakan juga oleh masyarakat pengguna jalan. Mereka tidak akan kesulitan berkendara karena sepanjang jalan yang mereka lalui sudah terpasang penerangan jalan. IDENTIFIKASI MASALAH Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Pendapatan Pajak Reklame di Kota Tasikmalaya 2. Bagaimana Pendapatan Pajak Penerangan Jalan di Kota Tasikmalaya 3. Bagaimana Penerimaan Pajak Daerah di Kota Tasikmalaya 4. Bagaimana Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara Parsial dan secara Simultan terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Kota Tasikmalaya. Menurut Brotodiharjo, R (1982 : 2) mengatakan bahwa : “Pajak adalah iuran rakyat kepada negara (yang dapat di paksakan) yang terutang oleh wajib pajak membayarnya berdasarkan peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat di tunjuk dan yang dapat di gunakan untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah”. Menurut Mardismo (2004 : 1) mengatakan bahwa : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Menurut Marihot P. Siahaan (2005 : 7) mengatakan bahwa :
43
“Pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh wajib yang membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontra prestasi/balas jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”. Menurut Perda Nomor 4 tahun 2011 mendefinisikan pajak reklame sebagai berikut: “Pajak atas penyelenggaraan Reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan atau dinikmati oleh umum”. Menurut Ahmad Y (2008: 55) mendefinisikan pajak reklame sebagai berikut: “Pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame yaitu benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial di pergunakan untuk memperkenalkan, mengajukan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atauorang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah”. Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah (Ahmad Y, 2008; 56) METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Menurut Bogdan dan Bikien (1982) yang dialih bahasakan oleh Erna Febru Aries S (2008) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu
peristiwa tertentu. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Mohamad Nazir, 2003:63). OPERASIONALISASI VARIABEL Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis pada pengaruh yang ditimbulkan variabel independen terhadap variabel devenden. Variabel-variabel sehubungan dengan judul yang diajukan adalah Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Maka, yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Independen (variabel bebas) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel devenden.
2.
Dalam penelitian ini yang berfungsi sebagai variabel bebas yaitu : Χ1 = Pendapatan Pajak Reklame, indikatornya yaitu : - Nilai sewa reklame - Nilai jual pajak reklame - Nilai strategis pemasangan reklame. X2 = Pendapatan Pajak Penerangan Jalan , indikatornya yaitu : - Nilai jual objek pajak penerangan jalan. Variabel Dependen (variabel terikat) Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menajdi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen yaitu : Y = Penerimaan Pajak Daerah, indikatornya yaitu : - Pajak reklame - Pajak penerangan jalan - Pajak hotel - Pajak restoran - Pajak parkir
45
-
Variabel Pendapatan Pajak Reklame (X1)
Pajak penggalian bahan galian golongan c Pajak hiburan Pajak air tanah Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan operasionalisasi variabel yang diteliti dalam tabel.
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Konsep Indikator Pendapatan pajak reklame - Nilai Sewa Reklame adalah secara keseluruhan (NSR) dalam satuan penerimaan pajak atas uang penyelenggaraan reklame. - Nilai Jual Objek Reklame adalah benda, alat, Reklame (NJOR) Perbuatan, atau media yang dalam satuan uang Menurut bentuk dan corak - Nilai Strategis Ragamnya untuk tujuan Pemasangan Komersial, digunakan untuk Reklame dalam Memperkenalkan, satuan uang Memujikan suatu barang, jasa, atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa, atau orang, yang dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. (Ahmad Y, 2008: 55)
ukuran Rupiah
skala Rasio
Pendapatan Pajak Penerangan Jalan (X2)
pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. (Ahmad Y, 2008: 56)
- Nilai Jual Objek Penerangan Jalan dalam satuan uang
Rupiah
Rasio
Penerimaan Pajak Daerah (Y)
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. (Erly Suandy, 2011: 229)
- Pajak Hotel - Pajak Restoran - Pajak Reklame - Pajak Hiburan - Pajak Penerangan Jalan - Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C - Pajak Parkir - Pajak Air Tanah
Rupiah
Rasio
65
- Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
MODEL/PARADIGMA PENELITIAN Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan jumalah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang digunakan (Sugiyono, 2010 : 63). Dalam hal ini, sesuai dengan judul penelitian ”Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya”. Maka paradigma penelitiannya adalah :
berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan (Sugiyono, 2010 : 206). Berdasarkan data yang telah dikumpulkan akan diperoleh dan dianalisis sebagai berikut : 1. Analisis Regresi Berganda Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak reklame (X1) dan pajak penerangan jalan (X2) terhadap penerimaan pajak daerah (Y) dengan rumus sebagai berikut : 𝑌
= 𝑎 + 𝑏1
𝑋1 + 𝑏2
𝑋2
X1 𝑋1 𝑌 = 𝑎
𝑋1 + 𝑏1
𝑋1 + 𝑏2
𝑋1 𝑋2
Sugiyono, (2010 : 278)
Y X2
ɛ
𝑋2 𝑌 = 𝑎
𝑋1 + 𝑏1
𝑋1 + 𝑏2
𝑋22
Sugiyono, (2010 : 278) Keterangan : Y = Variabel Dependen (Penerimaan Pajak Daerah) X1 = Variabel Independen ( Pendapatan Pajak Reklame) X2 = Variabel Independen (Pendapatan Pajak Penerangan Jalan) a = Nilai Y Jika X = 0 (harga konstan) b = Koefisien Regresi
Gambar 1 Paradigma Penelitian Keterangan : X1 = Pendapatan Pajak Reklame X2 = Pendapatan Penerangan Jalan Y = Penerimaan Pajak Daerah ɛ = Faktor-faktor lain yang tidak diteliti TEKNIK ANALISIS DATA Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulasikan data
2. Analisis Korelasi Ganda Korelasi ganda menunjukan kuatnya hubungan antara pendapatan pajak reklame (X1), pendapatan pajak penerangan jalan (X2) dengan penerimaan pajak daerah (Y). Rumus ditulis sebagai berikut : 𝑅𝑌𝑋1 𝑋2 =
𝑟 𝑌𝑋 1 𝑋 2 2 + 𝑟 𝑌𝑋 2 −2𝑟 𝑌𝑋 1 𝑟 𝑌𝑋 2 𝑟 𝑋 1 𝑋 2 2
1−𝑟 𝑋 1 𝑋 2
Sugiyono, (2010 : 256) Keterangan : 𝑅𝑌𝑋1 𝑋2 = korelasi ganda antara X1 X2 secara bersama-sama dengan Y
7
𝑟𝑌𝑋1
=
korelasi product moment antara X1 dengan Y 𝑟𝑌𝑋2 = korelasi product moment antara X2 dengan Y 𝑟𝑋1 𝑋2 = korelasi product moment antara X1 dan X2 Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan, maka dapat digunakan pedoman sebagai berikut : Tabel 2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Tingkat Interfal Koefisien Hubungan 0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
Sugiyono,( 2010 : 250) 3. Analisis Koefisien Determinasi Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh Pendapatan Pajak Reklame (X1), dan Pengaruh Pendapatan Pajak Penerangan Jalan (X2) terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y). Rumus koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut : Kd = (r2) x 100% Keterangan : Kd = koefisien determinasi r2 = koefisien korelasi dikuadratkan Untuk mengetahui apakah hubungan anatara X dan Y di atas berpengaruh, maka dilakukan uji hipotesis sebagai berikut : 1) Ha1 : 𝜌𝑌𝑋 1 ≠ 0 : Pendapat an pajak reklame berpenga ruh secara parsial terhadap penerima an pajak daerah.
Ho1 :
𝜌𝑌𝑋 1 =
0
: Pendapat an pajak reklame tidak berpenga ruh secara parsial terhadap penerima an pajak daerah.
2) Ho2 ,
𝜌𝑌𝑋 2
≠0
: Pendapat an pajak penerang an jalan berpenga ruh secara parsial terhadap penerima an pajak daerah.
Ho2 ,
𝜌𝑌𝑋 2
=0
: Pendapat an pajak penerang an jalan tidak berpenga ruh secara parsial terhadap penerima an pajak daerah.
3) H𝑎3,
𝜌𝑌𝑋 1
=𝜌𝑌𝑋 2 ≠ 0
: Pendapat an pajak reklame dan pajak penerang an jalan berpenga ruh secara simultan terhadap penerima an pajak daerah.
8
H𝑜3,
𝜌𝑌𝑋 1
=𝜌𝑌𝑋 2 = 0
: Pendapat an pajak reklame dan pajak penerang an jalan tidak berpenga ruh secara simultan terhadap penerima an pajak daerah.
1
𝑟 𝑛−2 1−𝑟 2
2). Secara simultan menggunakan uji F (Sugiyono, 2010 : 256) Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dihitung dengan rumus sebagai berikut : Fh =
2𝛼
Ho ditolak jika thitung > t1 2 𝛼 atau thitung < -t 1 2 𝛼 2). Secara Simultan Ho diterima Jika Fhitung≤Ftabel Ho ditolak Jika Fhitung>Ftabel Penentuan model keputusan dilakukan dengan menggunakan metode pengujian dua pihak dengan asumsi sebagai berikut: 1. Daerah kritis dapat dicari dengan melihat tabel, nilai tabel dapat dicari pada tabel t yakni nilai t dari α = 0,05 2. Derajat kebebasannya df: n-2 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian di atas penulis akan melakukan analisis bersifat kuantitatif. Dari hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak.
4. Uji Signifikasi Untuk menguji signifikasi dilakukan dua pengujian yaitu : 1). Secara parsial menggunakan uji t (Sugiyono, 2010 : 366) t=
R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel Kriteria Pengujian 1). Secara Parsial Ho diterima jika -t1 2 𝛼 ≤ thitung ≤ t
𝑅2 / 𝑘 1− 𝑅 2 /(𝑛−𝑘−1)
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
Keterangan :
DAN
Tabel 3 Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Kota Tasikmalaya Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011 Tahun
Realisasi
Persentasi
Anggaran
(Rp)
Pertumbuhan (%)
No 1
2002
118.486.970,00
-
2
2003
202.987.105,00
71,32
3
2004
238.411.288,00
17,45
4
2005
280.252.339,00
17,55
5
2006
321.841.534,00
14,84
6
2007
623.509.447,00
93,73
7
2008
1.376.387.508,00
120,75
8
2009
1.614.636.017,00
17,31
9
9
2010
1.849.558.133,00
14,55
10
2011
1.788.089.621,00
-3,32
Jumlah
8.414.159.962,00
Rata-rata
841.415.996,00
40
(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali) Dari tabel diatas dapat dilihat perubahan pendapatan pajak reklame dari tahun ke tahun. Perubahan terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu 120,75% dimana jumlah nominal pendapatan pajak reklame meningkat dari periode sebelumnya Rp 623.509.447 menjadi 1.376.387.508. Hal ini disebabkan karena bertambahnya
pemasangan reklame dan perpanjangan izin reklame. Pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu -3,32% dimana jumlah nominal pendapatan pajak reklame menurun dari periode sebelumnya sebesar Rp 1.849.558.133 menjadi Rp 1.788.089.621. hal ini disebabkan karena wajib pajak tidak lagi memperpanjang izin reklame.
Tabel 4 Pertumbuhan Pendapatan Pajak Penerangan Jalan Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011 Tahun
Realisasi
Persentasi Pertumbuhan
Anggaran
(Rp)
(%)
No 1
2002
1.614.257.635,00
-
2
2003
2.124.567.155,00
31,61%
3
2004
2.500.211.948,00
17,68%
4
2005
2.792.938.834,00
11,71%
5
2006
3.156.357.421,00
13,01%
6
2007
3.531.438.797,00
11,88%
7
2008
4.347.314.381,00
23,10%
8
2009
4.802.182.562,00
10,46%
9
2010
6.348.538.318,00
32,20%
10
2011
9.723.311.289,00
53,16%
Jumlah
40.941.118.340,00
Rata-rata
4.094.111.834,00
23%
(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali)
10
Dari tabel diatas dapat dilihat perubahan pendapatan pajak penerangan jalan dari tahun ke tahun. Perubahan terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu 53,16% dengan jumlah nominal sebelumnya sebesar Rp 6.348.538.318. menjadi Rp 9.723.311.289. Hal tersebut dikarenakan
semakin tingginya masyarakat pengguna listrik, dimana ketika mereka membayar biaya listrik sudah termasuk didalamnya pajak penerangan jalan.
Tabel 5 Pertumbuhan Penerimaan Pajak Daerah Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011 Tahun Realisasi Persentasi pertumbuhan No Anggaran
(Rp)
(%)
1
2002
2.924.234.221,00
-
2
2003
3.518.429.648,00
20,32%
3
2004
4.140.303.846,00
17,67%
4
2005
4.653.748.175,00
12,40%
5
2006
5.173.010.214,00
11,16%
6
2007
6.135.283.205,00
18,60%
7
2008
8.572.895.585,00
39,73%
8
2009
9.583.828.253,00
11,79%
9
2010
12.972.424.095,00
35,36%
10
2011
24.985.154.772,00
92,60%
Jumlah
82.659.312.014,00
-
Rata-rata
8.265.931.201,00
28,85%
(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali)
Dari tabel diatas dapat dilihat perubahan penerimaan pajak daerah dari tahun ke tahun, perubahan terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu 92,60% dimana jumlah nominal penerimaan pajak daerah meningkat dari periode sebelumnya yang Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Secara Parsial dan Simultan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya
sebesar Rp 12.972.424.095 meningkat menjadi Rp 24.985.154.772. hal tersebut dikarenakan adanya penambahan pajak daerah yang dikelola Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak reklame secara parsial terhadap penerimaan pajak daerah Kota Tasikmalaya berdasarkan koefisien determinasi untuk nilai r secara parsial yaitu pendapatan pajak reklame terhadap
11
penerimaan pajak daerah Kota Tasikmalaya. Dari hasil pengolahan SPSS diketahui koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan Pajak Reklame (X1) terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y) adalah sebesar -0,625 sedangkan diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,391 atau sebesar 39,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, diantaranya pajak parkir, pajak hiburan serta pajak lainnya yg termasuk kedalam pajak daerah. Untuk pengujian signifikansi dilakukan dengan uji t, diperoleh nilai thitung sebesar -2.117, sedangkan diperoleh nilai ttabel dari tabel t dengan ketentuan n-k-t atau (10-1-1), jadi diperoleh nilai ttabel sebesar 2.306. Karena thitung (-2.117 < 2.306) ttabel, atau dengan melihat nilai sig sebesar 0,072 > 0,05 maka Ho diterima, berarti Pendapatan Pajak Reklame berpengaruh tidak signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Dari pengolahan SPSS diketahui koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan Pajak Penerangan Jalan (X2) terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y) adalah sebesar 0,983, dan diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,966 atau sebesar 96,6%. Untuk pengujian signifikan dilakukan uji t, diperoleh nilai thitung sebesar 14.105, sedangkan diperoleh ttabel dari tabel t dengan ketentuan n-k-1 atau (10-1-1), jadi diperoleh nilai ttabel sebesar 2.306. Karena thitung (14.105 > 2.306) ttabel , atau dengan melihat nilai sig sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, berarti Pendapatan Pajak penerangan Jalan secara Parsial berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak daerah. Hasil tersebut dikarenakan pendapatan pajak penerangan jalan mempunyai kontribusi yang besar terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Kemudian untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara simultan terhadap penerimaan pajak daerah kota tasikmalaya, setelah melakukan penelitian dan memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis yang dilanjutkan. Dalam pengujian hipotesis dilakukan serangkaian langkah-langkah uji statistik yaitu analisis regresi berganda, analisis korelasi, analisis koefisien determinasi, pengujian hipotesis dan kaidah keputusan secara simultan. Dengan pengujian statistik di atas maka dapat
diketahui dari penaksiran derajat korelasi pendapatan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap penerimaan pajak daerah Kota Tasikmalaya. Dari data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan,, pengelolaan keuangan dan asset daerah Kota Tasikmalaya kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0, maka hasil perhitungan yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: a
Analisis Regresi Berganda Untuk mengetahui besarnya pengaruh pendapatan pajak reklame (X1) dan penerangan jalan (X2) terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y), maka digunakan alat analisis regregi berganda. Diperoleh persamaan regresi: Y= a+b1 (X1) + b2(X2) Hasil perhitungan persamaan regresi ganda dengan menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut: a = -3217492380,524 b1 = -1.569 b2 = 3.127 Maka persamaan regresinya adalah: Y = -3217492380,524 - 1.569 (X1) + 3.127 (X2) Dari persamaan regresi tersebut dikatakan bahwa apabila Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan sama dengan nol (X=0) maka Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya akan negatif (minus) sebesar -3217492380,524. Adapun interpretasi dari masing-masing variabel yaitu sebagai berikut: Koefisien regresi X1 = -1.569, jika pendapatan pajak reklame Kota Tasikmalaya meningkat sebesar 1% maka Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya akan berkurang sebesar -1.569% jadi tanda negatif menyatakan pengaruh negatif dan berkurang pendapatan pajak reklame akan mengakibatkan berkurangnya penerimaan pajak daerah Kota Tasikmalaya. Koefisien regresi X2 = 3.127, jika pendapatan pajak penerangan jalan Kota Tasikmalaya meningkat sebesar 1% maka Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya akan meningkat
12
b
c
d
sebesar 3.127% dari hal tersebut dapat diketahui bahwa semakin meningkat pajak penerangan jalan Kota Tasikmalaya maka Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya yang diraih pun akan semakin tinggi. Analisis Koefisien Korelasi Untuk mengetahui besarnya derajat korelasi antara pendapatan pajak reklame dan pajak penerangan jalan dengan penerimaan pajak daerah, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0, diketahui nilai koefisien korelasi ganda sebesar 0.994. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keeratan hubungan antara pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap penerimaan pajak daerah adalah sebesar 0.994. Nilai tersebut berada diantara 0.801.000 yang dapat dilihat pada tabel 3.2 dan angka tersebut menunjukan terjadinya korelasi sangat kuat. Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui berapa pengaruh pendapatan pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara simultan terhadap penerimaan pajak daerah, maka rumus yang digunakan adalah: Kd = r2 x 100% Berdasarkan program SPSS 16.0 yang terdapat dalam tabel summary diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0.988, maka besarnya pengaruh pendapatan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap penerimaan pajak daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 97,6%. Dalam hal ini, penerimaan pajak daerah dipengaruhi oleh pendapatan pajak reklame dan pajak penerangan jalan sebesar 97.6%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 2,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis, yaitu seperti: pajak hiburan, pajak restoran, pajak hotel dan lain sebagainya yang termasuk ke dalam pajak daerah. Uji Signifikansi Untuk mengetahui apakah pendapatan pajak reklame dan pajak penerangan jalan berpengaruh secara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya atau
sebaliknya, maka rumus yang digunakan untuk uji signifikansi ini adalah sebagai berikut: Fh =
𝑅2 / 𝑘 1− 𝑅 2 /(𝑛−𝑘−1)
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 16.0 yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran, diperoleh nilai Fhitung sebesar 298.685 kemudian Fhitung ini dibandingkan dengan Ftabel dengan ketentuan dk pembilang = 2 dan dk penyebut =(10-2-1) = 7 dengan taraf kesalahan 5%, diperoleh nilai Ftabel sebesar 4.737. Ternyata nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (298.685 > 4.737). Karena Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan diterimanya Ha bahwa pada tingkat keyakinan 95% Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara simultan berpengaruh signifikan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Hasil tersebut dikarenakan pendapatan pajak reklame dan pajak penerangan jalan mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya jika dibandingkan dengan komponen Pajak Daerah yang lainnya.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Penerimaan Pajak DaerahKota Tasikmalaya Tahun 2002-2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pendapatan Pajak Reklame di Kota Tasikmalaya periode 2002 sampai dengan 2010 pada umumnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun kecuali dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Terjadi kenaikan pendapatan pajak reklame disebabkan karena bertambahnya pemasangan reklame, dan perpanjangan izin reklame. Terjadi penurunan pajak reklame disebabkan
13
2.
3.
4.
karena wajib pajak tidak memperpanjang izin pajak reklame. Pendapatan Pajak Penerangan Jalan di Kota Tasikmalaya periode 2002 sampai dengan 2011 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terjadi kenaikan pendapatan pajak penerangan jalan disebabkan karena semakin tingginya masyarakat pengguna listrik, dimana ketika mereka membayar biaya listrik sudah termasuk didalamnya pajak penerangan jalan. Penerimaan Pajak Daerah di Kota Tasikmalaya dari tahun 2002 sampai dengan 2011 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pendapatan Pajak Reklame secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Pendapatan Pajak Penerangan Jalan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.
Indonesia. Persada.
Jakarta:
PT
Raja
Grafindo
Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin. 2001. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.. Jakarta: PT gramedia Pustaka Utama. Devi Kasamira. 2011. Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame Dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya. Universitas Siliwangi. Helvianti. 2009. Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan asli Daerah Kabupaten Rokan Hilir.universitas Sumatera Utara. Erly Suandy. 2011. Hukum Yogyakarta: Salemba Empat.
Pajak.
Hessel Nogi S. Tangkilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo. Irwansyah Lubis. 2010. Menggali Potensi Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan Pelaksanaan Hukum. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
SARAN Berdasarkan simpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1.
2.
Bagi Pemerintah Proses penetapan target yang dilakukan sebelumnya, sebaiknya memperhatikan potensi yang ada sebenarnya, sehingga petugas yang terkait akan terpacu untuk melampaui target yang telah ditetapkan. Bagi Peneliti Lain Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan bagi orang yang akan meneliti tentang Penerimaan Pajak Daerah agar bisa meneliti sektor lain selain pendapatan pajak reklame dan pendapatan pajak penerangan jalan agar dapat diketahui hasil dari komponen lainnya. .
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Yani. 2008. Hubungan Keuangan anatara Pemerintah Pusat Dan Daerah Di
Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta: Andi. Marihot P Siahaan. 2005. Pajak Daerah Dan retribusi Daerah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muhammad. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFEYogyakarta: Anggota IKAPI No 008. Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2011. Pajak Daerah. Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: ALFABETA. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. ALFABETA. Suharimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
14
Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004. Perubahan atas Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Daerah. Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004. Perubahan atas Undang-undang No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Undang-undang RI No 34 Tahun 2004. Perubahan atas Undang-undang RI No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang RI No 28 Tahun 2009. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Yosi Muhammad Nur. 2011. Efektivitas dan Efisiensi Pemungutan Pajak Reklame Serta Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Universitas siliwangi. http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/ 02/27/pengertian-dan-macam-macam-pajakdaerah/ http://wijiraharjo.wordpress.com/2007/12/10 /sejarah-perpajakan-indonesia-indonesiantax-history/
15