Proceding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasing, 7-8 Oktober 2015
PENGEMBANGAN MODEL PROSES PRODUKSI BATA RINGAN (Autoclaved Aerated Concreated / AAC) DALAM MENDUKUNG KUALITAS PRODUKSI Suradi1.a*, Hammada Abbas2.b, Wihardi Tjaronge3.c dan Victor Sampebulu4.d 1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan KM-10, Makasssar – Indonesia 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan, Km. 10, Makassar - Indonesia 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, 10, Makassar - Indonesia 4 Dosen Jurusan Teknik Arsitek, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan KM-10, 10, Makassar - Indonesia a Email:
[email protected]. bEmail:
[email protected] c Email:
[email protected] Abstrak Dalam bidang industri konstruksi, proses produksi bata ringan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan produktivitas industri tersebut agar menghasilkan kualitas bata ringan yang sesuai standar dan jadwal yang telah direncanakan. Untuk menjaga agar produktivitas tetap stabil dan meningkatkan sumber daya untuk mendukungnya, penelitian ini akan menekankan pada pengembangan sektor produksi industri dalam pembuatan bata ringan dimana produksi ini memiliki kontribusi yang sangat penting dalam pembangunan gedung, jembatan dan jalan namun produksi bata ringan belum mampu memenuhi permintaan pasar dimana kapasitas produksi yang dihasilkan hanya mampu memproduksi sebanyak 140 m3/hari. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa masalah untuk menganalisa waktu baku proses I. Bata Ringan (Autoclaved Aerated Concreated / AAC) dalam mendukung kualitas produksi. Hasil penelitian pada Produksi bagian proses I Hasil pengolahan dari data waktu operasi adalah waktu standar yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan produktivitas kerja operator. Waktu baku selama 14,99 jam untuk menyelesaikan 8 ton campuran pada proses I. produktivitas kerja operator untuk kondisi sekarang adalah waktu baku 14.99 jam per 8 ton diperoleh 0.533 ton/jam dengan target perhari 1 kali siklus. Kata Kunci: Waktu Produksi, Bata ringan.
produksi pembentukan material. Kemajuan IPTEK ini mendorong pengembangan material komposit sebagai material alternatif yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan material lainnya. Pada umumnya material komposit lebih ringan dan anti korosif. Bata Ringan saat ini banyak
PENDAHULUAN Kebutuhan akan bahan bangunan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk saat ini. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya bidang teknik TI-19
Proceding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasing, 7-8 Oktober 2015
digunakan di Indonesia sebagai pondasi bangunan, seperti jembatan, gedung bertingkat, pabrik atau gedung-gedung industri, menara, dermaga dan lain sebagainya dimana semuanya merupakan konstruksi-konstruksi yang memiliki dan menerima beban yang relatif berat. Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya), lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan. Pelaksanaannya lebih mudah dan peralatan yang digunakan tidak sulit untuk didapatkan. Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil untuk melaksanakan bangunan yang mempergunakan bata ringan dan waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menekankan pada pengembangan sektor produksi industri dalam pembuatan bata ringan dimana produksi ini memiliki kontribusi yang sangat penting dalam pembangunan gedung, jembatan dan jalan namun produksi bata ringan belum mampu memenuhi permintaan pasar dimana kapasitas produksi yang dihasilkan hanya mampu memproduksi sebanyak 140 m3/hari. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada persaingan di dunia usaha bata ringan sehingga suatu perusahaan harus mengembangkan suatu model proses produksi agar mampu meningkatkan kapasitas produksi. Salah satu usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan di bidang produksi yaitu proses produksi harus didesain seefisien dan seefektif mungkin. Untuk itu dalam pelaksanaan proses produksi perlu adanya perencanaan dan pengawasan produksi yang baik agar proses produksi bata ringan dapat berjalan dengan baik, sehingga nantinya dapat meningkatkan jumlah produk yang berkualitas. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi yang produksinya bersifat pesanan. Sehingga sangatlah penting adanya ketepatan waktu pesanan dengan ketepatan penyelesaian produk yang dipesan (just in time). Banyaknya kegiatan proyek yang menggunakan produk bata ringan namun
persediaan produk bata ringan tidak dapat memenuhi dengan jumlah yang tersedia. Tujuan penelitian untuk menjawab beberapa masalahuntuk menganalisa waktu baku proses I produksi I. Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Studi waktu merupakan suatu teknik pengukuran waktu untuk menetapkan waktu standart atau waktu baku yang ditunjukkan oleh sejumlah tugas dengan memberikan kelonggaran-kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal, melepas lelah (fatique) dan kelonggaran-kelonggaran lain yang tidak bisa dihindarkan. Jadi dengan kata lain waktu standart adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja dengan tingkat kemampuan rata-rata (normal) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dengan memperhitungkan situasi kondisi pekerjaan. Pengukuran pengukuran waktu ini menggunakan jam henti (Stop Watch) sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara yang paling banyak dikenal dan banyak dipakai. Salah satu yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan pengukuran yang dipakai. Metode Penelitian 2.1 Rancangan Penelitian Definisi konsep berisi uraian singkat dari variable-variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu jumlah dan produktivitas Pengertian dari variable-variabel tersebut akan dijelaskan berikut ini : Penyajian data jumlah aktivitas setiap proses produksi bata ringan. Penentuan jumlah SDM, Material dan Mesin/Alat yang digunakan dalam aktivitas produksi bata ringan. TI-19
Proceding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasing, 7-8 Oktober 2015
aktivitas kerja ini dalam proses perontokan padi dilakukan oleh pekerja. Dalam penelitian ini jumlah siklus atau pengukuran yang diambil adalah sebanyak 30 pengamatan. Sebelum diolah menjadi waktu standar, maka data-data tersebut dilakukan uji statistik meliputi uji keserangaman data dan kecukupan data.
Melakukan pemetaan model tiap kegiatan proiduksi bata ringan. Membandingkan hasil pemetaan model dengan model sekarang. Merumuskan pemetaan model terbaru tentang produksi bata ringan. Menganalis hasil rumusan pemetaan model produksi bata ringan. Bentuk model pemetaan proses produksi bata ringan.
Uji keseragaman data Pengujian keserangaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan sebagai alat kontrol dihitung rata-rata (mean), batas kontrol atas (BKA), batas kontrol bawah (BKB), dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %. Jumlah pengamatan sebanyak 30 pengamatan. Hasil uji keserangaman data didapat rata-rata operasi sebesar ( x ) = 11. 87 Jam, Batas kontrol atas (BKA) = 12.12 jam dan Batas kontrol bawah (BKB) = 11.61 jam. Maka data tersebut seragam, dimana data pengamatan berada diantara BKA dan BKB, seperti terlihat grafik dibawah ini.
2.2 Lokasi, Jenis dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan pengamatan langsung di salah satu industri bata ringan di Sulawesi Selatan dengan pengambilan/pencatatan data terhadap durasi aktivitas proses produksi. Data ini adalah data primer yang didapat dari pencatatan langsung dan merupakan data mentah yang kemudian diolah menjadi tabel pengamatan di lapangan. Disamping itu diperoleh berbagai informasi tentang produktivitas dan hal-hal yang terkait dari berbagai literatur/jurnal. 2.3 Definisi Operasional Aktivitas-aktivitas yang ditinjau dalam pengambilan data di salah satu industri bata ringan antara lain: Material, mesin dan peralatan, metode kerja, tata letak (lay out), fasilitas dan aliran material, desain area kerja dan prosedur perawatan, keselamatan kerja.
12,4 12,2 12,0 11,8 11,6 11,4 11,2 11,0 10,8
2.4 Alat dan Metode Pengumpulan Data. Prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi aktivitas Mengukur durasi aktivitas Mencatat durasi aktivitas pada form tabel yang sudah disiapkan Membuat dokumentasi Prosedur teresebut dilakukan berulang untuk setiap aktivitas yang akan diteliti
12,3 12,2
12,1 11,8 11,8
11,9
11,711,711,7
11,4
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
Gambar 1. Grafik batas kontrol atas dan kontrol bawah waktu operasi sebelum redesain
Uji kecukupan data Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %. Hal Dari data dimensi tubuh yang diukur untuk tiap dimensi akan memiliki penyimpanan tidak lebih dari 5 %. Jumlah pengamatan N = 30 pengamatan, sedangkan N’ = 1.80, atau 30 > 1.0 maka data sudah cukup.
Hasil dan Pembahasan Data waktu operasi proses I Pengukuran waktu kerja pada kondisi awal dilakukan dengan metode stop watch time study, dengan pertimbangan bahwa pekerjaan berulang-ulang. Maka diperoleh TI-19
Proceding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasing, 7-8 Oktober 2015
Penentuan Performance Rating Penentuan performance rating dalam penelitian ini menggunakan metode westinghouse systems rating yaitu keterampilan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (working condition), dan konsistensi (consistency). Berdasarkan sistem penentuan tersebut dilakukan oleh mandor pekerja, maka performance rating untuk kondisi kerja operasi yang ada sekarang dapat dihitung sebagai berikut :
Analisa Waktu Standar. Hasil pengolahan dari data waktu operasi adalah waktu standar yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan produktivitas kerja operator. Waktu baku selama 14, 99 jam untuk menyelesaikan 8 ton campuran pada proses I. Maka dapat diketahui produktivitas kerja operator untuk kondisi sekarang adalah ; - Waktu baku = 14.99 jam/8 ton = 8/14.99 = 0.533 ton/jam - Target perhari = 24 / 14.99 = 1 kali siklus Dengan penggunaan alat kerja sebelum redesain operator mampu mengahasilkan 8 ton per hari
Ketrampilan (skill) = Good (C1)= + 0,06 Usaha (effort) = Average (D) = + 0,00 Kondisi Kerja Good (C) = + 0,01 Konsistensi = Good(C) = + 0,02 Total = + 0,09 Jadi faktor penyesuaian = ( 1 + 0.09 ) = 1,09
Kesimpulan Hasil pengolahan dari data waktu operasi adalah waktu standar yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan produktivitas kerja operator. Waktu baku selama 14, 99 jam untuk menyelesaikan 8 ton campuran pada proses I. Maka dapat diketahui produktivitas kerja operator untuk kondisi sekarang adalah, Waktu baku = 14.99 jam/8 ton = 8/14.99 = 0.533 ton/jam, Target perhari = 24 / 14.99 = 1 kali siklus Dengan penggunaan alat kerja sebelum redesain operator mampu mengahasilkan 8 ton per hari.
Penentuan kelonggaran ( Allowance ) Untuk penetapan kelonggaran (Allowance) berdasarkan westinghouse, digunakan dengan menguraikan jenis kelonggaran yaitu : 1. Tenaga yang dikeluarkan = 7.5 2. Sikap kerja =2.5 3. Gerakan kerja =0.0 4. Kelelahan mata =6.0 5. Keadaan temperature tempat kerja=0.2 6. Keadaan asmosfe r=0.0 7. Keadaan lingkungan yang baik =0.2 Jumlah =15.9
Daftar Pustaka [1] Ahuja, Hira N. (1983). Techniques in planning and controlling construction project. New York: John Wiley And Sons. [2] Bambang Riyanto. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2001. [3] Berkley B. J, (1992). A review of the Kanban production control research literature, Production and Operation Management, Vol. 1, No. 4, pp. 392-411. [4] Limanto, S., Kusuma, Y.H.., Sumito, P.N., Antonioes P.G., 2009, Studi Awal Produktivitas Alat Pancang Jack-In Pile: Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya. [5] Nunnaly, S. W. (2000). Managing construction equipment (2nd edition). New Jersey: Simon & Schuster/A Viacom Company.
Dengan menggunakan rumus waktu siklus (ws), Waktu normal (wb) dan Waktu baku (wb), maka diperoleh hasil perhitungan pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Hasil Perhitungan Waktu Standar No.
Rata-Rata Waktu (jam)
1
Waktu Siklus
11.87
2
Waktu Normal
12.93
3
Waktu Baku
14,99
TI-19
Proceding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasing, 7-8 Oktober 2015
[6] Olomolaiye, Paul O., et all (1998). Construction productivity management. Edinburgh: Addison Wesley Longman. [7] Pilcher, Roy (1992). Principles of construction manajement 3rd . England: McGraw-Hill Book Company Europe. Sukaria Sinulingga. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. [8] Sugiyono (2008). Statistik nonparametris untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta. [9] Wignjosoebroto, Sritomo (1996). Ergonomi studi gerak dan waktu. Surabaya: Guna Widya. [10] Wikipedia the free encyclopedia. (2008). Kolmogorov. 6 Desember 2008. [11] N. G. Nia1, Sh. K. Badrievish, (2011). Optimizing of a Production System Using Search Method, International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering [12] Tarek M. Zayed and Daniel W. Halpin, (2005). Pile Construction Productivity Assessment, Journal Of Construction Engineering And Management T. Hani Handoko. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE, 2008. [13] Moselhi, O., Hegazy, T., and Fazio, P. (1991). “Neural networks as tools in construction.” J. Constr. Eng. Manage., 117~4!, 606–625. [14] Peurifoy, R. L., Ledbetter, W. L., and Schexnayder, C. J. (1996). Construction,planning, equipment, and methods, 5th Ed., McGraw-Hill, New York [15] Portas, J. B. (1996). “Estimating concrete formwork productivity.” MSc thesis, Rosnani Ginting. Sistem Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Construction Engineering & Management, Dept. of Civil Engineering, Univ. of Alberta, Alberta, Canada. [16] Zayed, T. M. (2001). “Assessment of productivity for concrete bored pile construction.” PhD thesis, School of Civil Engineering, Purdue Univ., West Lafayette, Ind. [17] Halpin, D. W., and Riggs, L. S. (1992). Planning and analysis of construction operations, Wiley, New York. [18] Indrio Gitosudarmo. Manajemen Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2002. [19] Mahoney, W. D. (2000). Means construction cost data, R. S. MeansCompany, Inc., Kingston, Mass. [20] Reese, L. C., and O’Neill, M. W. (1988). ‘‘Drilled shafts: Construction procedures and design methods.’’ Publication No. FHWA.HI-88-042 and ADSC-TL-4. [21] Zayed, T. M., and Halpin, D. W. (2002). ‘‘Concrete bored pile construction productivity index.’’ 1st Int. Conf. on Construction in the 21st Century (CITC2002), Miami.
TI-19