A. Perkembangan Administrasi A.1. Perkembangan Pengelolaan Anggaran Sampai Akhir Juli 2012 Penyerapan anggaran sampai akhir Bulan Juli 2012 adalah sebesar 80,75% dari total anggaran Rp. 250.000.000. Serapan tersebut terdiri dari belanja bahan 12,29%, pembayaran gaji/upah/honor sebesar 44,83%, perjalanan dinas sebesar 17,32% dan belanja lain-lain sebesar 6,32%. Jumlah nominal dan rincian pengelolaan anggaran disajikan dalam Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Rekapitulasi Pengelolaan Anggaran PKPP Sampai Akhir Juli 2012 No
Keterangan
1 Belanja Bahan 2 Gaji/Upah/Honor Perjalanan Dinas dan Survei 3 Lapangan 4 Belanja Lain-lain Total
RAB Proposal (Rp.)
Serapan Sampai Akhir Juli 2012 (Rp.)
% dari Komponen Belanja
% dari total anggaran
30.720.000 154.600.000
30.720.000 112.065.000
100,00 72,49
12,29 44,83
49.380.000 15.300.000
43.292.700 15.810.000
87,67 103,33
17,32 6,32
250.000.000
201.887.700
80,76
A.2. Kendala-Hambatan Pengelolaan Anggaran Fokus kegiatan PKPP ini adalah diseminasi Pemanfaatan Informasi Spasial ZPPI, melalui distribusi online, pengembangan kemampuan Sumber Daya Manusia pengguna melalui Training of Trainer (TOT) dan membangun flow data dengan pengguna. Pada pertengahan Bulan Juli 2012 tepatnya tanggal 16 – 19 Juli 2012, telah dilaksanakan kegiatan TOT bagi para staf Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang menangani bidang perikanan dan kelautan. Kegiatan ini memerlukan biaya yang cukup besar, karena dilaksanakan di Manado, melibatkan 24 peserta, 8 orang pembantu lapangan, 5 orang instruktur, 5 orang narasumber, dan dua institusi partner kerjasama. Sampai menjelang akhir Juli pencairan dana Termin II menurut Pengelola PKPP Lembaga belum bisa dicairkan, sehingga Tim Pelaksana PKPP harus mencari dana talangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut yang besarnya mencapai Rp. 150.000.000. Kendala ini tentu menyulitkan para pelaksana, di satu sisi harus fokus pada pelaksanaan kegiatan, namun di sisi lain harus berfikir menyediakan dana talangan. Namun akhirnya kegiatan tetap dapat dilaksanakan dengan dukungan antusiasme peserta training. A.3. Rencana Penanganan Aset saat Paket Selesai Dilaksanakan: Paket aset yang diserahkan adalah berupa satu paket Receiver GPS Garmin 580/585 Combo Fish Finder. Paket aset telah diserahkan pada tanggal 16 Juli 2012 bersamaan dengan acara
pembukaan pelaksanaan TOT di Manado kepada pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara yang diwakili oleh Kepala Bidang Kelautan, Pesisir & Pulau-Pulau Kecil dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan & PerikananDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara. Isi dari paket aset adalah satu unit Receiver GPS Garmin 580/585 Combo Fish Finder, satu unit antenna receiver GPS, satu unit transducer, satu rol kabel antenna, kabel power dan kabel data dan satu unit Accu 12 volt seperti ditunjukkan pada Gambar 5 dan Gambar 6 Laporan Kemajuan I. Aset ini akan dikelola oleh DKP Provinsi Sulawesi Utara, dipasang pada salah satu kapal riset milik DKP Provinsi Sulawesi Utara dengan bobot kapal 30 GT. Selanjutnya akan digunakan dalam operasional riset penangkapan ikan dan untuk tahun selanjutnya pihak DKP akan mengadakan beberapa unit Fish Finder tersebut dalam rangka revitalisasi armada nelayan yang lebih besar dari 30 GT.
B. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja B.1. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja hingga akhir Juli 2012:
Target Kinerja kegiatan adalah Data Suhu Permukaan Laut (SPL) harian dari MODIS dan NOAA, data Chlorofil-a harian dari MODIS, informasi harian ZPPI, Peningkatan kemampaun SDM BPJ Parepare, Membangun flow data MODIS ke Instansi Partner, Peningkatan kemampuan SDM Instansi Partner, Jumlah Instansi Partner dan Feedback dari Nelayan. Tabel 2 berikut ini menyajikan selengkapnya pencapaian target kinerja sampai akhir Juli 2012. Pengolahan data NOAA baru dimulai pada Bulan Juni 2012 dengan menggunakan data dari stasiun bumi penginderaan jauh di LAPAN Pekayon. Akurasi informasi spasial ZPPI hasil pengolahan citra masih dalam tahap pengolahan setelah dilakukan tumpang susun dengan koordinat laporan nelayan. Hasil tumpang susun bervariasi mulai dari radius 3 km sampai lebih dari radius 9 km, diperlukan beberapa perbandingan koordinat pada bulan-bulan yang berbeda, sehingga perhitungan akurasi lebih mendekati sebenarnya.
Tabel 2. Pencapaian Target Kinerja Sampai Akhir Juli 2012 No. 1
Target Kinerja Pengolahan data harian MODIS
Indikator Keberhasilan 4 data MODIS per hari
2
Pengolahan data harian MODIS
1 data NOAA per hari
2
Informasi harian ZPPI
1 informasi per hari jika data bersih awan
3
1 kali TOT (Training of Trainer)
4
Peningkatan Kemampuan Teknis Peneliti dan Perekayasa Balai Penginderaan Jauh Parepare Membangun/mengembangkan flow data MODIS Level 2A dari BPJ Parepare ke DKP Provinsi Sulawesi Utara atau UPT PPS Bitung
5
Pengujian fish finder
1 kali pengujian di laut
6
Peningkatan Kemampuan Teknis Staf DKP Provinsi Sulawesi Utara dan UPT PPS Bitung Instansi Partner Kerja di Daerah
1 kali TOT (Training of Trainer)
7
Kemampuan download data harian MODIS level 2A
2 Instansi: 1. Dinas Kelautan dan Perikanan Pemrov. Sulawesi Utara
2. UPT PPS Bitung
8
Feedback dari UPT PPS Bitung
Data bulanan dari record yang dikumpulkan di UPT PPS Bitung
Perkembangan Pencapaian Sampai akhir Juli 2012 telah diolah 618 granule data MODIS sampai Level 2A Diolah mulai Bulan Juni Sampai akhir Juli 2012 telah diolah 58 granule data NOAA Level 2A Sampai akhir Juli 2012 telah dihasilkan 38 hari informasi ZPPI dari data MODIS dan 8 hari informasi ZPPI dari Data NOAA Telah terlaksana 1 kali TOT (12 – 16 maret 2012)
Flow data tersambung ke DKP Provinsi Sulawesi Utara, Download Data menggunakan aplikasi FTP Client FileZilla Link FileZilla : http://filezillaproject.org/download.php, Host = 222.124.178.110 Telah terlaksana 1 kali pengujian (13 Mei 2012) Direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 2 – 6 Juli 2012 dengan target 20 orang peserta
Telah terlaksana Sosialisasi dan Koordinasi tanggal 9 - 10 April 2012 di Manado dan Koordinasi lanjut pada tanggal 16 -19 Juli 2012 di Manado, sepakat dalam melaksanakan kegiatan Pemanfaatan Data MODIS dan NOAA untuk Produksi informasi ZPPI serta peningkatan kemampuan SDM pengolah data Data record dan feedback telah diperoleh bulanan mulai Bulan Januari sampai Akhir Juni 2012
B.2. Perkembangan Pelaksanaan Strategi Pencapaian Target Kinerja:
Hampir seluruh strategi pencapaian taeget kinerja telah dilaksanakan, mulai dari penggunaan data alternatif dari NOAA AVHRR, diseminasi informasi ZPPI online, membangun flow data dengan instansi partner, peningkatan kemampuan SDM BPJ Parepare, peningkatan kemampuan
SDM instansi partner sampai pengumpulan data feedback dari nelayan melalui instasnsi partner. Bagian strategi yang masih perlu peningkatan upaya adalah flow data yang masih lambat, sehingga download data Level 2A terasa berat, SDM instansi partner masih memerlukan bimbingan secara online dalam hal pengolahan data dan prasarana pengolahan data di instansi partner masih terbatas. B.3. Kendala - Hambatan Dalam Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja: Kendala yang utama dan tidak bisa dihindari adalah data MODIS tidak bisa setiap hari bebas awan untuk wilayah kajian perairan Sulawesi Utara dan sekitarnya. Sehingga jumlah informasi harian ZPPI masih terbatas oleh tutupan awan. Penggunaan alternatif data NOAA AVHRR telah dilakukan mulai Bulan Juni sampai sekarang, tetapi walaupun jam akuisisi berbeda dengan MODIS, tidak selalu awan tersebut bergeser jauh, beberapa granule NOAA memang kadangkadang lebih bersih dibandingkan dengan MODIS. Namun ada satu hal yang meragukan dari data NOAA adalah bahwa informasi SPL yang dihasilkan pada hari yang sama dengan data MODIS yang sama-sama bebas awan, menghasilkan informasi thermal front yang berbeda, baik berbeda lokasi maupun dari jumlah kejadiannya. Perbedaan lokasi thermal front dalam satu hari masih dapat mungkin terjadi, tetapi perbedaan jumlah lokasi thermal front yang terlalu banyak ini sangat meragukan. Penyebab mungkin terjadi karena kesalahan pada saat produksi data atau karena kesalahan operator atau karena kondisi data yang sebenarnya masih terpengaruhi oleh awan tipis yang tidak terlihat. Sehingga beberapa granule NOAA yang bersih tetapi jumlah thermal frontnya terlalu banyak, tidak digunakan untuk prediksi ZPPI, hal ini yang menyebabkan jumlah informasi ZPPI dari NOAA masih rendah. Kemudian kendala kedua adalah prasarana pengolahan data di instansi partner masih terbatas, komputer yang digunakan adalah komputer untuk kerja administrasi, spesifikasinya masih rendah, untuk download dan pengolahan data terlalu berat, selain jumlah unit komputernya juga terbatas. Namun instansi partner telah berencana untuk revitalisasi prasarana pengolahan data, baik dari kemampuan komputer maupun jumlah unitnya. Selain itu operator pengolah data di instansi partner masih memerlukan bimbingan pengolahan data dan setelah pelaksanaan TOT komunikasi masih terus berlanjut dengan tim instruktur untuk bimbingan online. Yang ketiga adalah kemampuan nelayan yang terbatas untuk bisa mencapai lokasi ZPPI yang jauh dari lepas pantai, sehingga hanya nelayan dengan kemampuan armada kapal lebih dari 30 GT yang dibina untuk memanfaatkan informasi ZPPI, selain beberapa diantara nelayan tersebut sudah melengkapi armadanya dengan receiver GPS, namun belum memiliki fish finder. Namun ada baiknya juga, karena nelayan yang wajib melaporkan log book penangkapan ikan kepada UPT PPS Bitung adalah nelayan dengan bobot kapal lebih dari 30 GT dan pencatatan log book ini sudah berjalan beberapa tahun di UPT PPS Bitung.
C. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program C.1. Perkembangan Koordinasi dg Kelembagaan - Program Terkait kurun waktu JuniJuli 2012: Koordinasi telah dilakukan dengan dua Institusi Partner, yaitu Dinas Kelautan dan Perikana Provinsi Sulawesi Utara dan UPT Pelabuhan Perikanan Sanudera Bitung. Koordinasi lanjutan dilaksanakan pada tanggal 16 – 19 Juli 2012 di Manado. Selain dua institusi partner tersebut juga mulai dibangun koordinasi dengan 9 institusi lain mulai dari Badan Koordinasi Penyuluh Perikanan Kelautan Pertanian dan Kehutanan Provinsi Suawesi Utara sampai UPTD Tempat Pelelangan Ikan Amurang, Minahasa Selatan. Daftar instansi tersebut selengkapnya disajikan pada Tabel 3 di bawah ini. Di antara 9 Instansi tersebut, yang mulai tertarik untuk mengadakan bimbingan teknis pengolahan dan produksi informasi ZPPI ini adalah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Minahasa Utara, DKP Minahasa Selatan dan DKP Minahasa Tenggara. Tabel 3. Daftar Rintisan Koordinasi dengan Instansi Calon Pengguna Data MODIS dan Informasi Spasial ZPPI di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara No 1
Instansi Badan Koordinasi Penyuluh Perikanan Kelautan Pertanian dan Kehutanan Provinsi Suawesi Utara
2
UPTD Balai Pengembangan dan Penangkapan Ikan Tumumpa
3
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Manado
4
UPTD Tempat Pelelangan Ikan Kota Manado
5
Dinas Kelautan dan Perikanan Minahasa Utara
6
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bitung
7
UPTD Tempat Pelelangan Ikan Kota Bitung
8
Dinas Kelautan dan Perikanan Minahasa Selatan
9
UPTD Tempat Pelelangan Ikan Amurang, Minahasa Selatan
C.2. Bentuk Pelaksanaan Koordinasi dg Kelembagaan-Program Terkait: Bentuk pelaksanaan koordinasi dengan kelembagaan adalah dirintis melalui sosialisasi pelaksanaan kegiatan PKPP langsung dengan institusi yang potensial sebagai regulator dan operator. Dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikana Provinsi Sulawesi Utara adalah regulator sekaligus operator pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan dan pengendalian perikanan tangkap di Wilayah Perairan Sulawesi Utara. Selain tentunya didukung oleh beberapa instansi lain baik yang berkaitan secara struktural maupun yang berkaitan dengan perluasan tugas dan fungsi. Misalnya UPT PPS Bitung sangat berkaitan erat dengan DKP Provinsi Sulawesi Utara dalam hal pembagian tugas dan fungsi, UPT PPS Bitung adalah sebagai pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera melakukan perekaman log book nelayan yang merapat ke
pelabuhan. Hasil perekaman log book dilaporkan atau didistribusikan kepada DKP Provinsi dan Kabupaten sebagai pembina para nelayan. Secara kebetulan tahun ini DKP Provinsi Sulawesi Utara sedang melaksanakan kegiatan Penyusunan Rencana tata Ruan Wilayah Laut atau Rancangan Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K), Tim RZWP3K sangat mengharapkan sekali dukungan citra penginderaan jauh untuk membantu merealisasikan RZWP3K tersebut, salah satunya adalah pemetaan biogeofisik perairan Sulawesi Utara, inventarisasi pulau-pulau kecil Periaran Sulawesi Utara, indentifikasi terumbu karang dan pemetaan kawasan pesisir Provinsi Sulawesi Utara. Salah satu informasi hasil analisis citra satelit resolusi menengah SPOT4 dan ALOS AVNIR2 adalah inventarisasi pulau-pulau di seluruh wilayah Perairan Sulawesi Utara dan telah diserahkan hasilnya kepada DKP Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 16 Juli 2012. Pihak DKP Provinsi Sulawesi Utara juga sudah mempersiapkan anggaran tahun 2013 untuk kegiatan penyusunan basis data spasial informasi pulau-pulau kecil Provinsi Sulawesi Utara. Kemudian dalam rangka inventarisasi magrove dan terumbu karang di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara, saat ini tengah dilakukan pengolahan citra satelit SPOT4 untuk mendukung program pemerintah daerha tersebut.
C.3. Kendala dan Hambatan Dalam Pelaksanaan Koordinasi hingga saat ini: Komunikasi dan koordinasi yang sudah dirintis dengan beberapa instansi di wilayah Provinsi Sulawesi Utara ini telah menambah luas calon pengguna data penginderaan jauh, baik data resolusi tinggi, menengah maupun resolusi rendah. Penambahan calon pengguna ini akan berimbas juga pada tuntutan peningkatan kualitas informasi yang dihasilkan dan yang akan diserahkan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada pengguna. Kendalanya adalah dalam rangka memenuhi berbagai permintaan paska sosialisasi dan koordinasi pemanfaatan data penginderaan jauh, mulai dari permintaan distribusi langsung (online) berupa informasi ZPPI karena kemapuan SDM instansi yang masih belum mampu mengolah mandiri, sampai permohonan berbagai informasi berbasis citra satelit penginderaan jauh. Jika belum atau tidak bisa dipenuhi, tentu akan mempengaruhi nama baik LAPAN secara umum, koordinasi yang sudah mulai terjalin bisa terputus lagi. Pengalaman menunjukkan bahwa ada beberapa instansi yang kadangkadang terjadi pergantian pejabat struktural yang sering (mutasi), walaupun mutasi adalah sesuatu yang normal. Tetapi yang tidak normal adalah terputusnya rangkaian kegiatan dari pejabat yang lama, sehingga secara otomatis contact person di instansi partner juga berganti sesuai dengan pejabat baru yang menangani bidang perikanan dan kelautan, imbasnya adalah diperlukan rintisan koordinasi lagi, karena ada informasi yang terputus dari pejabat sebelumnya. D. Capaian Pemanfaatan Hasil Litbangyasa D.1. Perkembangan Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa: Strategi pemanfaatan hasil litbangyasa adalah melalui diseminasi langsung dan bimbingan teknis pengolahan, produksi dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan. Hasil litbangyasa ini diharapkan dapat mendukung industri hilir perikanan tangkap, mendukung pengembangan potensi unggulan daerah, terutama perikanan tangkap di wilayah Perairan Sulawesi Utara. Pengembangan ilmu dan metode pengolahan dan pemanfaatan citra satelit penginderaan jauh untuk perikanan dan kelautan tentunya juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan ini dan tidak berhenti sampai paket PKPP ini berakhir. Sampai akhir bulan Juli 2012 ini, seluruh rencana strategi pemanfatan hasil litbangyasa telah dilaksanakan, mulai dari rintisan kerjasama dengan instansi partner, pelaksanaan pengolahan dan produksi informasi ZPPI, upload informasi spasial ZPPI ke www.lapanrsgs.com, pelaksanaan diseminasi melalui Training of
Trainer, penyerahan sampel-sampel produk pengolahan dan pemanfaatan citra satelit penginderaan jauh, penyerahan aset pendukung kegiatan dan pendukung riset sampai membangun flow data untuk diolah secara mandiri oleh instansi partner. Strategi yang masih perlu ditingkatkan upayanya adalah pendistribusian langsung kepada nelayan dan kemandirian para staf pengolah data di instansi partner. Selama program kegiatan PKPP ini seluruh informasi ZPPI masih diproduksi oleh Balai Penginderaan Jauh Parepare dan instansi partner meneruskan kepada nelayan. D.2. Bentuk Pemanfaatan Hasil Litbangyasa: Bentuk pemanfaatan hasil litbangyasa adalah pelaksanaan diseminasi melalui Training of Trainer, penyerahan sampel-sampel produk pengolahan dan pemanfaatan citra satelit penginderaan jauh, penyerahan aset pendukung kegiatan dan pendukung riset kepada instansi partner. Untuk selanjutnya instansi partner inilah yang akan menjadi agent of change bagi para nelayan binaannya. Dalam hal ini DKP Provinsi Sulawesi Utara adalah regulator sekaligus operator yang paling mengetahui kondisi dan karekater nelayan setempat, oleh karena itu melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan adalah hal yang wajib. LAPAN sebagai penyedia data inderaja tidak perlu selamanya sebagai menjadi penyedia informasi ZPPI, karena core competent LAPAN adalah penyedia data penginderaan jauh. Pemerintah Daerah harus bisa mandiri dalam memanfaatkan data penginderaan jauh tersebut, kemandirian itu bisa dibangun dengan kerjasama dan pembinaan yang berkelanjutan baik dalam hal ketersedian data maupun kemampuan teknis pengolahan data. D.3. Kendala dan Hambatan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa hingga akhir Juli 2012: Kendala yang utama adalah bahwa informasi ZPPI hasil pengolahan citra satelit ini adalah sesuatu yang baru, baik bagi para staf di instansi partner maupun bagi nelayan sendiri. Sehingga gagap teknologi masih terjadi, para operator pengolahan data di instansi partner masih perlu bimbingan yang kontinyu daam hal pengolahan data dan analisis ZPPI. Demikian juga dalam hal memberikan pembinaan pemanfaatan kepada nelayan, masih perlu pemahaman sehingga nelayan dapat menerima teknologi ini untuk membantu meningkatkan produksi hasil tangkapan. Hal ini banyak terjadi terutama pada nelayan-nelayan tradisional, namun bagi nelayan modern yang sudah banyak menggunakan alat tangkap besar seperti purse seine net, mereka lebih mudah dalam mengadaptasikan informsi ZPPI. Berdasarkan laporan dari UPT PPS Bitung, kadang-kadang ada laporan log book nelayan yang mengandung sedikit manipulasi, maksudnya adalah koordinat penangkapan ikan yang mereka laporkan digeser jika pada koordinat aslinya tanggal yang bersangkutan jumlah ikan melimpah. Hal ini bisa dimengerti karena mereka takut koordinat tersebut diketahui nelayan lain, sehingga suatu saat beberapa nelayan dapat berada di lokasi yang sama. Tetapi terlepas dari itu, beberapa koordinat hasil tumpang susun dengan informasi ZPPI dari citra satelit banyak yang berada pada radius 3 km (Gambar-gambar dapat dilihat pada Laporan Kemajuan II). Namun analisis pola sebaran ZPPI dan akurasinya masih dalam proses pengolahan dan analisis. E. Potensi Pengembangan Ke Depan E.1. Rencana Pengembangan Ke Depan setelah Paket PKPP selesai dilaksanakan: Kegiatan pengolahan, produksi dan distribusi informasi spasial ZPPI di Balai Penginderaan Jauh Parepare tidak akan berhenti walaupun paket PKPP telah selesai dilaksanakan, karena sebenarnya sudah ada beberapa wilayah lain yang sudah berjalan melalui distribusi langsung kepada nelayan, seperti nelayan di
Kabupaten Bulukumba dan nelayan di Kabupaten Wakatobi. Jika kegiatan produksi informasi ini berhenti, maka jelas nelayan-nelayan tersebut akan kecewa dan menilai LAPAN tidak bisa melayani lagi, tentunya nama baik LAPAN juga akan turun. Sosialisasi akan terus diperluas terutama di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, Perairan Maluku dan Laut Banda, karena ternyata nelayan Bulukumba bisa melaut sampai di sana. Dalam rangka membangun kemandirian daerah memang tidak mudah, pengolahan dan analisis data tentunya memerlukan sumber daya manusia, perangkat keras dan perangkat lunak. Sementara kondisi di instansi calon pengguna masih terbatas, baik SDM maupun sarana dan prasarana, tentunya diperlukan kegiatan yang berlanjut (multi years) untuk mengakomodir kebutuhan peningkatan kemampuan SDM dan penyedian sarana dan prasarana. Hal ini bisa lebih mudah dilaksanakan dengan kerjasama dan ada payung hukum yang menaungi kerjasama tersebut, misalnya dengan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi dengan LAPAN dalam Kerangka Pembinaan dan Pemanfaatan Data Satelit Inderaja. Hal ini juga sudah terlaksana dengan beberapa daerah setingkat kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan hasilnya terlihat bahwa kemandirian instansi partner mampu mengolah data dan memproduksi berbagai informasi turunan dari citra satelit penginderaan jauh selama tidak terjadi mutasi para operator pengolah data dari instansi partner.
E.2. Kerangka Strategi Pengembangan Ke Depan setelah Paket PKPP selesai dilaksanakan: Data penginderaan jauh akan selalu mengalami perkembangan, semakin berkembang dengan resolusi spasial yang semakin tinggi dan penggunaan citra satelir bebas awan (teknologi radar). Potensi pengembangan aplikasi penginderaan jauh sistem optik saat ini selalu terkendala oleh cloud cover, oleh karena itu dapat dikembangkan metode pemanfaatan data radar sehingga tidak ada informasi spasial yang secara temporal terputus karena kondisi cloud cover. Pengembangan berikutnya yaitu membangun model informasi ZPPI berbasis data Tropical Rainfall Measuring Mission - Microwave Imager (TMI). Pengembangan model diarahkan untuk pembuatan ZPPI berbasis data SPL microwave. Data yang akan digunakan adalah data TMI (TRMM’s Microwave Imager), yaitu dari sensor Microwave Imager pada satelit Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM). Jika wilayah pengamatan tertutup oleh awan maka parameter SPL yang selama ini berbasis data NOAA-AVHRR atau data MODIS diganti dengan SPL berbasis data TMI.