A. PENDAHULUAN 1) Latar Belakang Semakin tingginya penderita penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, tekanan darah tinggi, katarak, asteroklerosis, serta terganggunya sistem imun tubuh, merupakan beberapa penyakit yang berkaitan dengan aktivitas radikal bebas. Sumber radikal bebas dapat masuk dan terbentuk di dalam tubuh, diantaranya melalui pernafasan, lingkungan yang tidak sehat dan banyaknya mengkonsumsi makanan yang berlemak ataupun yang tidak sehat. Menurut Qauliyah (2006), radikal bebas tersebut sebenarnya dapat dihambat dengan antioksidan. Di dalam tubuh manusia, sudah diproduksi beberapa antioksidan. Akan tetapi, antioksidan ini diproduksi hanya dalam jumlah tertentu. Sedangkan tubuh kita memerlukan antioksidan yang lebih besar akibat kondisi lingkungan yang sudah tidak sehat. Sehingga kita mungkin sekali perlu tambahan mengkonsumsi senyawa antioksidan yang bisa didapatkan dari minuman herbal. Minuman herbal biasanya dibuat dengan bentuk sediaan godogan yaitu direbus dalam air mendidih dengan suhu tinggi. Bentuk tersebut yang biasa digunakan di masyarakat dinilai kurang praktis dan dengan pemanasan cukup lama serta suhu tinggi dimungkinkan bisa merusak zat additif yang ada. Namun, sediaan minuman rempah instan yang ada di pasaran kurang memuaskan konsumen karena kurang adanya kombinasi dan variasi rasa. Selain itu belum adanya inovasi bentuk dan warna kemasan minuman herbal. Sehingga ketertarikan masyarakat terhadap minuman herbal sangat rendah. Selama ini produk minuman herbal cenderung dikemas bentuk bubukan dan terkesan seperti jamu. Dan juga Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam yang beragam, namun belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan adalah bunga Rosella, jahe, dan kapulaga sebagai rempah-rempah asli Indonesia. Sehingga dengan pemanfaatan bahan baku tersebut dapat memberikan nilai jual yang lebih tinggi.
1
2) Tujuan Pembuatan Produk Berdasarkan segala aspek yang telah dijelaskan di atas, maka kami ingin mengembangkan produk minuman “Rosselia-14” dengan tujuan: a. Mengembangkan minuman herbal yang kaya akan antioksidan sebagai minuman pencegah radikal bebas, b. Mengoptimalkan sumber daya pangan lokal menjadi trend modern yang disukai masyarakat, c. Menciptakan citra minuman herbal khas Indonesia yang menyegarkan, menarik dari segi kemasan dan aman serta menunjang kesehatan konsumen d. Membangun bidang usaha yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar dengan membuka lapangan kerja, e. Mengembangkan potensi jiwa kewirausahaan dan bernilai profit.
B. DESKRIPSI PRODUK 1) Gambaran Sumber Bahan Baku Rosella Menurut Wiyarsi (2011), Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) adalah tanaman dari keluarga sejenis kembang sepatu. Tanaman perdu ini termasuk tanaman semusim yang tingginya mencapai 3,5 meter. Tanaman ini mudah dibudidayakan dari biji atau stek batang. Cahaya matahari yang banyak dan tanah yang gembur diperlukan untuk pertumbuhannya Berbagai kandungan yang terdapat dalam rosella merah membuatnya populer sebagai tanaman obat tradisional. Kandungan vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap yaitu vitamin A, B, C, D dan B2 bahkan kandungan vitamin C-nya (asam askorbat) diketahui 3 kali lebih banyak dari anggur hitam, 9 kali dari jeruk sitrus, 10 kali dari buah belimbing dan 2,5 kali dari jambu biji. Rasanya yang manis-manis masam membuat orang tertarik dan mulai suka mengonsumsinya. Menurut Anggraeni (2011), pada tahun 2007, para petani rosella di sebuah kecamatan mampu memproduksi kelopak basah rosella sekitar
2
36,5 ton/tahun, seiring berjalannya waktu produksi kelopak basah rosella dapat semakin meningkat mengingat khasiatnya yang banyak dicari orang. Menurut penelitian Ballitas Malang, bunga rosella merah berguna untuk mencegah penyakit kanker dan radang, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan melancarkan buang air besar. Kelopak bunga Rosella dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup dan teh, selai dan minuman. Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A, dan asam amino. Jahe Menurut Nugroho (2011) Permintaan jamu dan produk olahan jahe yang meningkat membuat budidaya jahe saat ini memiliki prospek bisnis yang cerah. Kementerian Pertanian menunjukkan produksi jahe secara total pada tahun 2009 mencapai 122.000 ton. Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dan bahan baku obat tradisional serta fitofarmaka yang banyak digunakan dalam industry obat herbal di Indonesia. Komoditas ini juga berperan cukup berarti dalam penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa negara. Dalam sepuluh tahun terakhir, ekspor jahe dari Indonesia berupa rimpang jahe segar, jahe kering, minyak atsiri, berfluktuasi sangat tajam (Rostiana, 2007). Kapulaga Menurut Suryadinata (2008), Kapulaga (Amomum cardamomum) merupakan jenis tanaman perdu yang potensial dalam agroforestri dan berfungsi sebagai obat-obatan (jamu), rempah-rempah, dan pengharum nafas. Menurut Prasetyo (2010), Kapulaga adalah jenis buah yang banyak di gunakan untuk jenis obat-obatan karena mempunyai keistimewaan tersendiri dibanding dengan buah-buahan yang lainnya di bidang obatobatan. Indonesia merupakan produksi buah kapulaga terbesar ke dua di dunia. mayoritas penduduk yang tinggalnya di daerah yang tanahnya agak berdataran tinggi mereka kebanyakan menanam buah kapulaga, selain untuk pengobatan sendiri juga untuk dijual.
3
2) Gambaran Proses Produksi Proses produksi Rosella Rempah Celup ”Rosselia-14” ini dapat dilihat melalui diagram alir pada gambar 3. Rosella
dioven
Kapulaga
Jahe
dicuci
dicuci
dioven
dioven
Dihancurkan dengan blender kering
Dihancurkan dengan blender kering
Dihancurkan dengan blender kering
Serbuk Rosella
Serbuk kapulaga
Serbuk jahe
Dimasukkan ke dalam kantong celup disealer
Rosselia-14
Gambar 1. Pembuatan Rosselia-14 3) Gambaran Produk Produk ini merupakan produk minuman kaya akan antioksidan berbahan baku herbal dari perpaduan rosella
dan rempah-rempah asli
Indonesia yaitu jahe dan kapulaga yang dikemas dalam bentuk minuman celup fungsional yang praktis dengan nama “Rosella Rempah Celup Rosselia-14”. Yang mempunyai khasiat dan efek menguntungkan bagi kesehatan. Formulasi ketiga bahan yang tepat dapat menghasilkan citarasa yang unik dan memiliki aroma khas sehingga memungkinkan untuk digemari masyarakat tradisional maupun modern. Dalam kemasannya juga akan ditambahkan kata-kata positif yang diharapkan mampu memotifasi keluarga. Selain praktis, produk dalam bentuk kering memiliki daya simpan yang lebih lama bila dibandingkan dalam bentuk segar walaupun tanpa
4
bahan pengawet. Hal tersebut memberikan peluang dan prospek pasar yang cukup bagus bagi “Rosella Rempah Celup Rosselia 14” untuk ikut berperan dalam pangsa pasar minuman herbal. Diharapkan produk ini menjadi pilihan dan kebutuhan bagi mereka yang ingin menikmati keunikan citarasa dan menghargai kesehatan tubuh.
4) Logo Produk
Gambar 2. Logo Produk 5) Gambaran Kemasan Produk
Gambar 3. Kemasan Produk Kemasan produk terbuat dari kertas jenis krunkut dengan kombinasi warna orange, coklat, dan kuning. Yang ditambahkan kata-kata positif disetiap kemasannya diharapkan mampu memotivasi keluarga. Pemilihan warna pada kemasan dan penambahan kata-kata positif memberikan ciri khas tersendiri bagi Rosselia-14.
6) Keunggulan Produk Rosselia-14 memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri dibanding dengan produk lain yang sejenis.
5
-
Merupakan produk minuman herbal fungsional pertama yang dikemas dalam bentuk celupan sehingga lebih praktis
-
Merupakan produk minuman perpaduan antara bunga Rosella dengan rempah-rempah asli Indonesia yaitu jahe dan kapulaga yang dapat memberikan efek kesehatan bagi konsumen
-
Perpaduan ketiga bahan tersebut menjadikan Rosselia-14 memiliki cita rasa yang khas, unik, segar, dan menyehatkan
-
Kemasan Rosselia-14 yang berwarna khas yaitu perpaduan warna kuning, orange, dan coklat. Selain itu penambahan kata-kata positif pada setiap kemasannya menambah ciri khas tersendiri.
-
Produknya yang kering menjadikan Rosselia-14 bertahan lama dalam penyimpanan sehingga produk ini bebas dari bahan pengawet. Hal tersebut merupakan keunggulan tersendiri bagi Rosselia-14.
7) Rencana Pemasok Bahan Baku Bunga Rosella, jahe, dan kapulaga banyak dibudidayakan di lereng pegunungan Wilis daerah kabupaten Kediri dan Blitar. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kelopak bunga Rosella, jahe, dan kapulaga kami akan bekerjasama dengan petani yang ada di daerah kabupaten Kediri dan Blitar. Dengan adanya kerjasama langsung dari petani maka harga bahan baku akan lebih murah, sehingga akan meminimalisir biaya produksi dan akhirnya akan dapat menurunkan nilai jual Rosselia-14. Selain itu dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan akan mampu menaikkan taraf hidup para petani rosella, jahe, dan kapulaga.
C. DESKRIPSI BISNIS 1) Ringkasan Singkat Mitra Food merupakan industri yang bergerak di bidang pangan fungsional. Industri ini memanfaatkan potensi pangan lokal menjadi pangan fungsional yang memiliki tren internasional. Mitra Food didirikan sebagai mitra masyarakat dalam penyediaan berbagai pangan fungsional,
6
konsultasi dan sosialisasi pangan sehat, dan juga sebagai mitra mahasiswa dan masyarakat dalam pembinaan dan pelatihan kewirausahaan. Perencanaan bisnis ini berawal dari keprihatinan kami terhadap semakin banyaknya jajanan atau makanan yang tidak sehat yang beredar di masyarakat. Seperti penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak selayaknya dan banyak dijumpai dipasaran. Selain itu kondisi masyarakat yang belum bisa membedakan antara makanan yang baik untuk dikonsumsi dengan yang tidak layak. Alasan lain yang mendorong kam untuk mendirikan usaha ini adalah kondisi lingkungan yang semakin hari semakin memburuk. Sehingga memunculkan berbagai penyakit
degeneratif
yang sulit
disembuhkan. Seperti semakin tingginya angka penderita kanker jenis apapun di dunia dan di Indonesia. Oleh karena itu, kami mencoba untuk memberikan solusi pencegahaan terhadap berbagai penyakit tersebut. Dorongan lain muncul karena semakin banyaknya karya mahasiswa dalam pengembangan pangan fungsional namun, hanya berhenti di
laboratorium
saja.
Mereka
belum
mampu
dan
mau
untuk
mengembangkan menjadi produk yang layak untuk dijual. Karena beberapa kendala yang mereka alami, seperti waktu, dana, dan pemasaran. Oleh karena itu kami hadir sebagai mitra masahasiswa dalam mengembangkan dan memasarkan produk mereka.
Gambar 4. logo perusahaan 2) Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan Menjadi mitra masyarakat yang dicintai dalam pemenuhan pangan fungsional berbasis pangan lokal dan membawanya menjadi tren Internasional.
7
Misi Perusahaan -
Menjalin kerjasama dengan petani lokal dalam pemenuhan bahan baku
-
Memproduksi, memasarkan, dan mengedukasi ke masyarakat tentang pangan sehat
-
Menjadi mitra mahasiswa dalam pembinaan dan pelatihan produksi pangan fungsional dan kewirausahaan
-
Menjadi pusat pelatihan dan pembinaan kewirausahaan kepada masyarakat luas.
3) Struktur Organisasi Struktur organisasi pelaksana di Mitra Food adalah sebagai berikut: DIREKTUR
ADMINISTRASI MANAJER
BAGIAN PENGOLAHAN
STAFF MARKETING
PRODUKSI -
PENYEDIA BAHAN BAKU
Gambar 5. Struktur Organisasi 4) Lokasi Perusahaan Lokasi Mitra Food berada di daerah pinggiran kota Malang (perbatasan antara kota dan kabupaten Malang). Tepatnya berada di Desa Sumbersekar Dau Malang. Hal tersebut didasarkan dari beberapa pertimbangan sesuai dengan tabel keputusan berikut.
8
Lokasi Parameter Transportasi Ketersediaan Fasilitas (air, listrik ) Ketersediaan Bahan Baku Penyerapan SDM Penanganan Limbah Luas lahan Status Ekonomi Masyarakat Perzinan (kemudahan) Jumlah
Bobot (%)
Kediri
Perbatasan Malang Skor Nilai 4 80
Kota Malang
Kab. Malang
20
Skor 4
Nilai 80
Skor 3
Nilai 60
Skor 3
Nilai 60
20
5
100
3
60
4
80
4
80
15
3
45
4
60
5
75
4
60
12 11 9
3 3 2
36 33 18
3 3 5
36 33 45
4 3 4
48 33 36
5 4 4
60 44 36
8
4
32
4
32
3
24
4
32
5 100
4
20 364
3
15 341
2
10 366
4
20 412
Ket: Skor bernilai 1-5 1= tidak memadai 2= kurang memadai
3= cukup memadai
4=memadai
5= sangat memadai Perbatasan kota Malang dengan kabupaten Malang dipilih karena dari segi letak sangat strategis untuk pendirian industri ini. Jarak dengan sumber bahan baku tidak terlalu jauh dan didukung dengan kemudahan transportasinya. Pemenuhan bahan baku berasal dari kabupaten Kediri dan Blitar yang jaraknya sekitar 90-100 km saja. Dari segi perizinan dan pemasaran sangat mendukung. Karena perizinan dan pemasaran diikutkan dengan wilayah kota Malang yang sangat mudah dalam perizinannya. Karakteristik masyarakat yang konsumtif dan sadar akan nilai kesehatan menjadi penilaian tersendiri dalam peletakkan lokasi usaha ini. Selain itu jarak dengan pusat pendidikan atau perguruan tinggi yang ada di kota Malang sangat dekat. Sehingga memungkinkan salah satu misi dan fungsi perusahaan untuk menjadi mitra mahasiswa akan terealisasi. Selain itu terdapat kemudahan dalam pengolahan limbah, penyerapan sumber daya manusia, dan ketersediaan peralatan penunjang.
D. PEMASARAN 1) Gambaran Potensi Pasar
9
Kota Malang merupakan daerah yang memiliki keistimewaan tersendiri terutama pada ikon kotanya yaitu sebagai kota pendidikan dan kota agrowisata sehingga banyak wisatawan dan pendatang yang berkunjung ke kota Malang. Oleh karena itu Rosselia-14 sangat potensi sebagai oleh-oleh khas Malang. Keistimewaan lain yang dimiliki kota Malang adalah suhu dingin di waktu malam hari. Sehingga banyak kaula muda dan orang tua yang suka mencari minuaman hangat dimalam malam hari. Rosselia-14 merupakan minuman herbal yang sangat cocok disajikan dalam kondisi hangat. Sehingga menambah potensi pasar Rosselia-14. Selain itu kebutuhan masyarakat akan minuman kesehatan yang praktis semakin meningkat. Peningkatan ini didasarkan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Oleh sebab itu, kondisi tersebut merupakan peluanga bagi Rosselia-14 untuk bisa diterima ditengah-tengah masyarakat. Dengan kemasan yang praktis, unik, dan inovatif memberikan nilai jual tersendiri bagi Rosselia-14. Sehingga semakin membentuk brand image yang besar di masyarakat. Dan pada akhirnya akan mampu mendorong Rosselia-14 untuk dikembangkan di daerah lain.
2) Konsumen yang Dituju Konsumen yang dibidik untuk memasarkan Rosselia-14 ini adalah golongan orang tua, kaula muda, dan masyarakat yang sadar akan kebutuhan minuman herbal untuk kesehatannya. Namun Rosselia-14 ini akan mampu terbeli oleh seluruh segmen pasar. Baik menengah ke atas maupun menengah ke bawah. Karena harganya yang relatif terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan isi 20 setiap kotaknya dijual dengan harga Rp 10.000;. Selain itu, pasar yang dibidik lainnya adalah para pecinta minuman herbal, warung-warung kopi, dan tempat-tempat nongkrong di kota Malang dan sekitarnya.
10
3) Strategi Pemasaran Dalam memasarkan Rosselia-14 ini menggunakan metode pendekatan 4P (Product (Produk), Place (Tempat Distribusi), Price (Harga Produk), Promotion (Promosi)). -
Product (Produk) Dengan berbagai keunggulan produk Rosselia-14, maka kami optimis Rosselia-14 akan mampu bersaing dengan produk sejenis di pasaran dan menjadi brand image minuman herbal yang praktis dan inovatif. Kemasan yang khas dan kreatif menjadikan produk ini semakin menjual. Selain itu produk yang kering menjadikan produk ini tahan lama dan mudah dalam pendistribusiannya.
-
Place (Tempat Distribusi) Rosselia-14 didistribusikan dengan sistem keagenan di seluruh daerah dan toko-toko herbal di kota-kota besar. Setiap agen resmi Rosselia-14 akan mendapatkan harga produsen dan mereka akan mendapatkan keuntunga dari penjualan. Selain itu, tempat penjualan Rosselia-14 adalah di outlet-outlet oleh-oleh khas Malang dengan sistem konsinansi.
-
Price (Harga) Rosselia-14 dijual dengan harga Rp 10.000; merupakan harga yang relatif terjangkau oleh seluruh kalangan. Sehingga dapat memperluas segmentasi pasar Rosselia-14. Harga tersebut tergolong harga yang murah jika dibandingkan dengan produk sejenis dengan manfaat kesehatannya. Harga tersebut merupakan harga awal demi mendongkrak popularitas. Karena produk ini merupakan produk baru.
-
Promotion (Promosi) Demi mengedukasi pasar kami menggunakan beberapa cara promosi. Yaitu jalur online kami menggunakan media jejaring sosial seperti Facebook dan Twetter juga melalui blog. Sedangkan melalui offline kami aktif ikut dalam pameran produk dan memberikan hadiah penarik. Misalnya setiap pembelian 2 kotak sekaligus berhadiah gelas cantik.
11
E. RENCANA KEUANGAN 1) Kebutuhan Keuangan Biaya awal untuk adalah sebesar Rp 6.235.500 (Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap), Biaya Tetap (Fixed Cost)
1
Kompor gas
1
Buah
Rp230.000
Nilai ekonomis (tahun) 2
2
Sealer
2
Buah
Rp175.000
2
Rp 350.000
Rp
14.583
3
Penggorengan
2
Buah
Rp 50.000
1
Rp 100.000
Rp
8.333
4
Saringan plastik
2
Buah
Rp
6.000
1
Rp 12.000
Rp
1.000
6
Blender
1
Buah
Rp400.000
2
Rp 400.000
Rp
16.667
7
Oven besar
1
Buah
Rp300.000
2
Rp 300.000
Rp
12.500
8
Baskom
5
Buah
Rp 10.000
2
Rp 50.000
Rp
2.083
9
Timbangan
1
Buah
Rp150.000
2
Rp 150.000
Rp
6.250
10
Gelas ukur
2
Buah
Rp
5.000
2
Rp 10.000
Rp
417
12
Sendok the
3
Buah
Rp
3.000
2
Rp
9.000
Rp
375
15
Pisau
3
Buah
Rp
2.500
1
Rp
7.500
Rp
625
16
Gunting
3
Buah
Rp
3.000
2
Rp
9.000
Rp
375
17
kain lap
5
Buah
Rp
2.000
1
Rp 10.000
Rp
833
19
toples besar
3
Buah
Rp 16.000
2
Rp 48.000
Rp
2.000
Rp 1.685.500
Rp
75.625
Nama Barang/ kebutuhan
No
Banyaknya Nilai
Satuan
Harga @
TOTAL
Jumlah Rp 230.000
Nilai Penyusutan/bul an Rp 9.583
Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) No
Nama Bahan
Banyaknya Nilai
satuan
Harga @
Jumlah
Nilai investasi/hari
1
Rosella merah
8
Kg
Rp
60.000
Rp
480.000
Rp
20.000
2
Jahe emprit
13
Kg
Rp
18.000
Rp
234.000
Rp
6.000
3
Kapulaga
3
Kg
Rp
80.000
Rp
240.000
Rp
10.000
5
kantong celup
10000
buah
Rp
80
Rp
800.000
Rp
33.333
6
Benang wol
1
gulung
Rp
8.000
Rp
8.000
Rp
333
7
kemasan karton
750
buah
Rp
1000
Rp
750.000
Rp
31.250
8
silica gel
1000
buah
Rp
200
Rp
200.000
Rp
8.333
10
Gas
1
tabung
Rp
13.000
Rp
13.000
Rp
542
11
Listrik
1
bulan
Rp
25.000
Rp
25.000
Rp
1.042
12
kertas bag
10000
buah
Rp
25
Rp
250.000
Rp
10.417
13
Brosure
1000
buah
Rp
50
Rp
50.000
Rp
2.083
14
Pegawai
5
orang
Rp
300.000
Rp 1.500.000
Rp
62.500
Rp 4.550.000
Rp
189.583
TOTAL
12
2) Analisa Usaha Dengan asumsi penjualan perbulan sebanyak 750 kotak, dengan harga bahan baku tetap. Biaya Produksi = Biaya Tidak Tetap + Nilai Penyusutan per Bulan = Rp 4.550.000 + Rp 75.625 = Rp 4.625.625 Hasil Usaha = Jumlah Produksi X Harga Jual = 750 karton X Rp. 10.000 = Rp 7.500.000 Keuntungan = Hasil Usaha – Biaya Produksi = Rp 7.500.000– Rp 4.625.625 = Rp. 2.874.375 Jangka Waktu Pengembalian Modal = (Investasi + Biaya Produksi) : Keuntungan X Lama Produksi = (Rp 1.685.500+ Rp 4.625.625) : Rp. 2.874.375 X 1 Bulan = 2,18 bulan Artinya modal akan kembali setelah produksi selama 2,18 bulan R / C (R=revenue, C=cost) = Hasil Usaha : Biaya Produksi = Rp 7.500.000: Rp 4.625.625 = 1,62 Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan penerimaan sebesar 1,62 rupiah. Benefit Cost Ratio = keuntungan : biaya produksi = Rp. 2.874.375: Rp 4.625.625 = 0.62 Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan keuntungan sebesar 0.62 rupiah
13
Break Event Point = Biaya tetap : 1 – (Biaya Tidak Tetap : Hasil Usaha) = Rp 75.625: 1 - (Rp 4.550.000: Rp 7.500.000) = Rp. 75.625: 0.4 = Rp. 189.062 ~ 19 KARTON Artinya, usaha pembuatan minuman kesehatan Rosselia-14 ini tidak rugi dan tidak untung (impas) saat dihasilkan pendapatan sebesar Rp. 189.062 atau terjual sebanyak 19 karton dari penjualan setiap satu kali produksi.
F. PENUTUP Kesimpulan “Rosella Rempah Celup Rosselia-14”merupakan produk minuman kaya akan antioksidan berbahan baku herbal dari perpaduan rosella dan rempahrempah asli Indonesia yaitu jahe dan kapulaga yang dikemas dalam bentuk minuman celup fungsional yang praktis. Dan mempunyai khasiat dan efek menguntungkan bagi kesehatan. Dalam kemasannya juga akan ditambahkan kata-kata positif yang diharapkan mampu memotifasi keluarga. Yang diproduksi oleh Mitra Food sebuah industri yang bergerak di bidang pangan fungsional. Yang memanfaatkan potensi pangan lokal menjadi pangan fungsional yang memiliki tren internasional. Usaha
ini
layak
dijalankan
karena
memiliki
potensi
untuk
dikembangkan dan menguntungkan. Dengan nilai R / C sebesar 1,62, Benefit Cost Ratio sebesar 0.62, dan Jangka Waktu Pengembalian Modal selama 2,18 bulan.
14
Lampiran 1 FOTO-FOTO PRODUK
15