A-PDF Merger DEMO : Purchase from www.A-PDF.com to remove the watermark
KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019 disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2015-2019 yang merupakan dokumen perencanaan nasional untuk periode 5 (lima) tahun dan melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019 memuat sasaran, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, target dan indikator kinerja utama yang akan dicapai, serta indikasi pendanaan sesuai tugas dan fungsi Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar untuk membangun sektor transportasi di Indonesia dalam kurun waktu 2015-2019, yang disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019. Renstra Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019 ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan perhubungan dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran perhubungan baik tingkat Pusat maupun Daerah. Secara berjenjang dokumen Renstra Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar 2015-2019 dijabarkan lebih lanjut ke dalam Renstra atau dokumen rencana masing-masing Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II. Selanjutnya dokumen Renstra ini menjadi acuan bagi seluruh jajaran Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar setiap tahunnya sampai dengan tahun 2019. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Renstra Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019. Dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta usaha yang maksimal, pada kesempatan ini saya mengajak kepada semua pihak untuk saling bersinergi dalam menyelenggarakan pembangunan perhubungan guna tercapainya sasaran pembangunan perhubungan yang telah ditetapkan. MAKASSAR, DESEMBER 2015 KEPALA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR
Drs. I NYOMAN GEDE SAPUTRA, MM Pembina Utama Muda (IV/c) Nip. 19571111 197303 1 002 i
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
KONDISI UMUM Sebagai suatu sistem, transportasi laut yang merupakan sub sistem dari Sistem Transportasi Nasional, didukung oleh elemen kegiatan. Elemen kegiatan ini dapat dijabarkan berdasarkan kondisi 5 (lima) elemen yaitu: lalu lintas dan angkutan laut, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, dan dukungan manajemen dan administratif. Seluruh elemen transportasi laut tersebut saling berinteraksi dalam mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang handal dan berdaya saing, sebagai tulang punggung sistem logistik maritim Indonesia dan memberikan nilai tambah dalam mendukung ketahanan nasional. Sebagai komponen transportasi laut, kegiatan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassarmeliputi kepelabuhanan serta perlindungan lingkungan maritim, hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban. Komponen kepelabuhan mencakup kinerja operasional pelabuhan dan komponen perlindungan maritim mencakup sertifikasi marine pollution, serta pengawasan dan pencegahan pencemaran. Penyusunan Rencana Strategis Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar 2015-2019 disusun dengan mengacu kepada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagai unit organisasi di atasnya. Selain itu penyusunan renstra ini juga memperhatikan arahan dalam Undang-undang Transportasi yaitu UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, disamping arahan dalam UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Pasal 3 UU 17/2008 memandatkan tujuan penyelenggaraan pelayaran adalah: (1) memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui perairan dengan mengutamakan dan melindungi angkutan di perairan dalam rangka memperlancar kegiatanperekonomian nasional; (2) membina jiwa kebaharian; (3) menjunjung kedaulatan negara; (4) menciptakan daya saing dengan mengembangkan industri angkutan perairan nasional; (5) menunjang, menggerakkan, dan mendorong pencapaiantujuan pembangunan nasional; (6) memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa dalamrangka perwujudan Wawasan Nusantara; dan (7) meningkatkan ketahanan nasional. RPJPN memandatkan kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 3 skala prioritas yang berkaitan dengan sektor transportasi (didalamnya termasuk transportasi laut), yaitu: (1) terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama pemerintah dan dunia usaha; (2) ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi. Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar mempunyai tugas melaksanakan pengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial.
1.1.1. TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN BATAS WILAYAH KERJA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar mempunyai tugas melaksanakan pengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial. Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 1
Dalam melaksanakan tugas, Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar menyelenggarakan fungsi: 1.
Pelaksanaan penyediaan, pengaturan, dan pengawasan penggunaan lahan daratan dan perairan pelabuhan
2.
Pelaksanaan penyediaan dan pemeliharaan penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur-pelayaran, dan jaringan jalan
3.
Pelaksanaan Pelayaran
4.
Pelaksanaan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan
5.
Pelaksanaan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan, serta pengawasan penggunaannya
6.
Pelaksanaan pengusulan tarif untuk ditetapkan Menteri, atas penggunaan perairan dan/atau daratan, dan fasilitas pelabuhan yang disediakan oleh Pemerintah serta jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Otoritas Pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
7.
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas kapal ke luar masuk pelabuhan melalui pemanduan kapal
8.
Pelaksanaan penjaminan keamanan dan ketertiban, kelancaran arus barang di pelabuhan
9.
Pelaksanaan penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh pengguna jasa yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan
penyediaan
dan
pemeliharaan
Sarana
Bantu
Navigasi
10. Pelaksanaan pemberian konsesi atau bentuk lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan untuk melakukan kegiatan pengusahaan di pelabuhan 11. Penyiapan bahan penetapan dan evaluasi standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan 12. Pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, hukum dan hubungan masyarakat
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 2
Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar
KEPALA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR
KEPALA BAGIAN TATA USAHA KASUBBAG KEPEGAWAIAN DAN UMUM KABID LALA,OPERASI DAN USAHA KEPELABUHANAN
KASUBBAG KEUANGAN
KASUBBAG HUKUM DAN HUMAS
KABID PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN
KASIE LALA KASIE DESIGN DAN PEMBANGUNAN
KASIE FASILITAS DAN PENGAWASAN
KASIE ANALISA, EVALUASI DAN TARIF
KASIE BIMBINGAN USAHA DAN KEPELABUHANAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KASIE RENCANA DAN PROGRAM
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kantor Otoritas Pelabuhan Utama (Sumber: Permenhub PM No.35/2012 tentang Organisasi dan Tata Kantor OtoritasPelabuhanUtama)
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 3
Kantor Otoritas Pelabuhan Utama terdiri atas: 1. Bidang Perencanaan dan Pembangunan 2. Bidang Lalu Lintas,operasi dan kepelabuhanan; 3. Bagian Tata Usaha;
Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar a.
Tugas Pokok Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 35 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama, kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar mempunyai tugas melaksanakan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial.
b.
Fungsi Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam PM 35 Tahun 2012 pasal 2, Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar menyelenggarakan fungsi 1)
Pelaksanaan penyediaan, pengaturan, dan pengawasan penggunaan lahan daratan dan perairan pelabuhan; 2) Pelaksanaan penyediaan dan pemeliharaan penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur-pelayaran, dan jaringan jalan; 3) Pelaksanaan penyediaan dan pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; 4) Pelaksanaan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan; 5) Pelaksanaan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan, serta pengawasan penggunaannya; 6) Pelaksanaan pengusulan tarif untuk ditetapkan Menteri, atas penggunaan perairan dan/atau daratan, dan fasilitas pelabuhan yang disediakan oleh Pemerintah serta jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Otoritas Pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 7) Pelaksanaan pengaturan lalu lintas kapal ke luar masuk pelabuhan melalui pemanduan kapal; 8) Pelaksanaan penjaminan keamanan dan ketertiban, kelancaran arus barang di pelabuhan; 9) Pelaksanaan penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh pengguna jasa yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan; 10) Pelaksanaan pemberian konsesi atau bentuk lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan untuk melakukan kegiatan pengusahaan di pelabuhan; 11) Pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, hukum dan hubungan masyarakat. c.
Susunan Organisasi Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar terdiri dari : 1) Bagian Tata Usaha; 2) Bidang Perencanaan dan Pembangunan; dan 3) Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Operasi, Kepelabuhanan.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
dan
Usaha I- 4
Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Bagian Tata Usaha a.
Tugas Pokok Bagian Tata Usaha melaksanakan urusan keuangan, kepegawaian dan umum, hukum dan hubungan masyarakat serta pelaporan di lingkungan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama.
b. Fungsi 1) Pengelolaan urusan keuangan, pelaporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) serta penerimaan, penyetoran dan pembukuan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); 2) Pelaksanaan urusan kepegawaian, pembinaan dan pengembangan jabatan fungsional, surat-menyurat, kearsipan, kerumah tanggaan dan urusan umum; dan 3) Pelaksanaan pertimbangan dan bantuan hukum, serta hubungan masyarakat. c. Susunan Organisasi Bagian Tata Usaha Terdiri dari : 1) Sub. Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, dan administrasi pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) dan pelaporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). 2) Sub. Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, pembinaan dan pengembangan jabatan fungsional, surat-menyurat, kearsipan, kerumah tanggaan dan urusan umum. 3) Sub. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat Mempunyai tugas melakukan pertimbangan dan bantuan hukum, serta hubungan masyarakat. Tugas Pokok, Fungsi, dan Susunan Organisasi Bidang Perencanaan dan Pembangunan a. Tugas Pokok Melaksanakan penyediaan dan pengaturan penggunaan lahan daratan dan perairan pelabuhan, penyediaan dan pemeliharaan penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur-pelayaran, jaringan jalan, dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan, penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, Penetapan Batas-Batas Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp), dan pengusulan tarif. b. Fungsi 1) Penyiapan bahan penyediaan dan pengaturan lahan daratan dan perairan pelabuhan; 2) Penyiapan bahan penyediaan dan pemeliharaan penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur-pelayaran, jaringan jalan, dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; 3) Penyiapan bahan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan; Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 5
4) 5)
6) 7)
8)
Penyiapan bahan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan; Penyiapan bahan penyusunan program pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan; Penyiapan bahan penyusunan desain konstruksi fasilitas pokok pelabuhan dan fasilitas penunjang kepelabuhanan; Penyiapan bahan penyusunan dan pengusulan tarif penggunaan daratan dan/atau perairan, fasilitas pelabuhan serta jasa kepelabuhanan yang disediakan oleh Kantor Otoritas Pelabuhan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan Penyiapan bahan analisa dan evaluasi pembangunan penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur-pelayaran, jaringan jalan, sarana Bantu Navigasi Pelayaran serta sarana dan prasarana pelayanan jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh penggunan jasa yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan.
c. Susunan Organisasi Bidang Perencanaan dan Pembangunan terdiri dari : 1) Seksi Rencana dan Program Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan, penyediaan dan pengaturan lahan daratan dan perairan pelabuhan, penyediaan dan pemeliharaan penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur-pelayaran, jaringan jalan, dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran serta penyusunan Rencana Induk Pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan. 2) Seksi Desain dan Pembangunan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan, program pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan jasa kepelabuhan yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan serta penyusunan desain konstruksi fasilitas pokok pelabuhan dan fasilitas penunjang kepelabuhanan. 3) Seksi Analisa, Evaluasi dan Tarif Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pengusulan tarif penggunaan daratan dan/atau perairan, fasilitas pelabuhan serta jasa kepelabuhanan, analisa dan evaluasi pembangunan penahan gelombang, alur-pelayaran, jaringan jalan, dan sarana bantu navigasi pelayaran serta sarana dan prasarana pelayanan jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh pengguna jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh pengguna jasa yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan. Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Operasi dan Usaha Kepelabuhanan a. Tugas Pokok Melaksanakan pengaturan lalu lintas kapal ke luar msuk pelabuhan melalui pemanduan kapal, penjaminan keamanan dan ketertiban, kelancaran arus barang di pelabuhan, pengawasan penggunaan lahan daratan dan perairan pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan, penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh pengguna jasa yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan, Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 6
pemberi konsesi atau bentuk lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan untuk melakukan kegiatan pengusahaan di pelabuhan dan penyiapan bahan penetapan dan evaluasi standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan. b. Fungsi 1) Penyiapan bahan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan lalu lintas dan angkutan laut, tenaga kerja bongkar muat serta pengawasan kegiatan keagenan dan perusahaan angkutan laut asing; 2) Penyiapan bahan penjaminan kelancaran arus barang serta keamanan dan ketertiban di pelabuhan; 3) Penyiapan bahan pengaturan dan penyelenggaraan lalu lintas kapal keluar/masuk pelabuhan melalui pemanduan kapal; 4) Pelaksanaan pengawasan penggunaan lahan daratan dan perairan pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan; 5) Penyiapan bahan pengaturan, pengendalian, pengawasan fasilitas dan operasional pelabuhan, serta penggunaan lahan daratan dan perairan di pelabuhan; 6) Penyiapan bahan pengawasan dan evaluasi penerapan standar penggunaan peralatan kegiatan bongkar muat serta Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM); 7) Penyiapan bahan pelaksanaan pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan; 8) Penyiapan bahan pemberian rekomendasi persetujuan lokasi pelabuhan, pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri serta peningkatan kemampuan terminal dan operasional pelabuhan 24 (dua puluh empat) jam; 9) Penyiapan bahan pemberian konsesi atau bentuk lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan serta penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan; 10) Penyiapan bahan penyusunan, pengendalian dan pengawasan sistem dan prosedur pelayanan jasa kepelabuhanan, usaha jasa terkait dengan kepelabuhanan dan angkutan di perairan serta penyediaan dan pengelolaan sistem informasi angkutan di perairan dan sistem informasi pelabuhan; dan 11) Penyiapan bahan penetapan dan evaluasi standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan. c. Susunan Organisasi Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Operasi dan Usaha Kepelabuhanan terdiri dari : 1) Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Laut Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan lalu lintas dan angkutan di perairan, tenaga kerja bongkar muat, pengawasan kegiatan keagenan dan perusahaan angkutan asing. 2) Seksi Fasilitas dan Pengawasan Operasional Pelabuhan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengaturan, pengendalian, pengawasan penjaminan keamanan dan ketertiban di pelabuhan, pengaturan dan penyelenggaraan lalu lintas kapal keluar/masuk pelabuhan melalui pemanduan kapal, pengawasan penggunaan lahan daratan dan perairan pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan, fasilitas dan operasional pelabuhan, serta penggunaan lahan daratan dan perairan di pelabuhan, pengawasan dan Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 7
evaluasi penerapan standar penggunaan peralatan kegiatan bongkar muat, pemberiaan rekomendasi persetujuan lokasi pelabuhan, pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri, peningkatan kemampuan terminal dan operasional pelabuhan 24 (dua puluh empat) jam serta pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan. 3) Seksi Bimbingan Usaha dan Jasa Kepelabuhanan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan penyusunan pemberian konsesi, atau bentuk lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan serta penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan, pengendalian dan pengawasan sistem dan prosedur pelayanan jasa kepelabuhanan dan angkutan di perairan serta penyediaan dan pengelolaan sistem informasi angkutan di perairan dan sistem informasi pelabuhan, penyiapan bahan penetapan dan evaluasi standar kinerja operasional pelayanan jasa. Kondisi Sumber Daya Manusia Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar didukung oleh faktor pendukung sumber daya manusia. Jumlah pegawai atau SDM Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar sebanyak 107 orang. Komposisi SDM di Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dapat dilihat pada Tabel 1.1, Gambar 1.2 Gambar 1.3 dan Gambar 1.4. Tabel 1.1 Komposisi SDM Kantor OP Utama Makassar Th.2015 No 1
2
3
Komposisi SDM Golongan : IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a TOTAL Pendidikan SD SLTP SLTA D-1 D-2 D-3/ Sarmud D-4 S-1 Pascasarjana TOTAL Usia 20-30
Laki-Laki (Orang)
Perempuan (Orang)
Total (Orang)
1 1 2 11 4 15 23 5 5 3 3 73
1 3 5 20 3 1 1 34
1 1 3 11 7 20 43 8 6 4 3 107
10 5 6 42 10 73
2 3 2 24 3 34
12 8 8 66 13 107
11
8
19
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 8
31-40 34 19 41-50 20 6 51-60 8 1 TOTAL 73 34 Sumber: Data Kepegawaian OP Utama Makassar 2015
53 26 9 107
Gambar 1.2 Grafik Komposisi Golongan Pegawai Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar
Gambar 1.3 Grafik Komposisi Pendidikan SDM Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 9
Gambar 1.4 Grafik Komposisi Usia SDM Kantor OP Utama Makassar Batas Wilayah Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Wilayah kerja Pelabuhan Makassar terdiri dari wilayah kerja daratan dan wilayah kerja perairan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 85 Tahun 1999 tentang Batas-Batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Makassar, wilayah pelabuhan Makassar meliputi : 1. Daerah lingkungan kerja pelabuhan Makassar, dengan luas perairan adalah 2.978 Ha dan Luas daratan yang di kuasai adalah 1.192.933 m2(119,2933 Ha) 2. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan, dengan luas perairan adalah 39.740 Ha. Saat ini DLKr dan DLKp Pelabuhan makassar telah direvisi namun belum mendapatkan penetapan dari Menteri Perhubungan dikarenakan belum adanya Rekomendasi dari Wali Kota Makassar terkait kesesuaian antara RT/RW Kota Makassar dengan DLKr dan DLKp Pelabuhan Makassar yang baru. Rekomendasi tersebut merupakan dasar dalam menetapkan DLKr dan DLKp Pelabuhan Makassar melalui sebuah Keputusan Menteri Perhubungan tentang Batas-Batas Daerah Lingungan Kerja Pelabuhan Makasssar yang baru. 1.1.2. CAPAIAN TARGET KINERJA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR TAHUN 2010-2014 Pencapaian Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar 2010-2014 ditinjau dari kondisi pendanaan dan kinerja penyelenggaraan kegiatan. A. Capaian Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Target dan Capaian Kinerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Periode 2010-2014 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.2
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 10
Tabel 1.2 Capaian Kinerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Periode 2010-2014 Tahun No
1.
2.
SASARAN
Indikator Kinerja
Satuan
Total 2010
2011
2012
2013
2014
Tersedianya dokumen Tersusunnya dokumen perencanaan pengembangan Master Plan, DLKr dan DLKp fasilitas pelabuhan Pelabuhan
-
-
2
6
10
Tersedianya dokumen rencana, program, serta desain, pembangunan dan pemeliharaan, serta pengoperasian fasilitas pelabuhan
-
-
-
-
3
-
92.16
99.63
99.98
75
Meningkatnya penyediaan fasilitas pelabuhan serta sarana pelayanan lainnya sesuai yang ditetapkan dalam materplan pelabuhan baik yang disediakan oleh Penyelenggara Pelabuhan dan Badan Usaha Pelabuhan
Persentase fasilitas daratan (terminal, gudang, bunker, perkantoran, jaringan jalan, dan prasarana pendukung lainnnya) yang disediakan sesuai dengan Masterplan Pelabuhan baik yang disediakan Penyelenggara Pelabuhan maupun Badan Usaha Pelabuhan
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
%
I- 11
3.6
73.35
Tahun No
SASARAN
Indikator Kinerja
Satuan
Total 2010
2011
2012
2013
2014
Persentase fasilitas perairan (penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran, SBNP, dermaga, dan prasarana pendukungan lainnya) yang disediakan sesuai dengan Masterplan Pelabuhan baik yang disediakan Penyelenggara Pelabuhan maupun Badan Usaha Pelabuhan
%
-
92.16
99.63
100
100
97.95
Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana kapal dan sarana bantu pemanduan/ penundaan
%
25
26
33
37
80
80
.
Tingkat kesiapan operasi fasilitas, sarana, dan peralatan pelabuhan
%
-
100
100
100
95
98.75
3
Meningkatnya kinerja Penurunan Waiting Time operasional pelabuhan dalam rangka pemenuhan standar kinerja yang ditetapkan Penurunan Approaching-Time
Menit
4.88
3.14
2.44
1.43
64
15.18
Menit
1.75
1.7
1.65
1.5
93
19.92
%
37
71.43
34.47
32.18
87.51
35.01 6
PeningkatanEfektif Berthing Time Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
Time
:
I- 12
Tahun No
4
SASARAN
Indikator Kinerja
Satuan
Total 2010
2011
2012
2013
2014
Meningkatnya effektivitas Peningkatan Kinerja bongkar pemanfaatan fasilitas muat barang non petikemas pelayanan pelabuhan pada terminal multipurpose / konvensional General Cargo
T/G/J
20.72
22.62
46.3
235
19.68
68.86
Peningkatan Kinerja bongkar muat barang non petikemas pada terminal multipurpose / konvensional Bulk Cargo
T/G/J
86.26
88.32
88.32
94.31
23.37
76.12
Peningkatan Kinerja bongkar muat barang non petikemas pada terminal multipurpose / konvensional Un Caries
T/G/J
24.04
45.96
22.29
23.41
Peningkatan Kinerja bongkar muat barang non petikemas pada terminal multipurpose / konvensional Curah Cair
T/G/J
-
100
110
120
65.07
79.01
Peningkatan kinerja bongkar muat barang non petikemas pada terminal multipurpose / konvensional Curah Kering
T/G/J
86.26
88.32
88.32
94
84.77
88.33
Rata-rata receiving petikemas
Menit
0.4
0.42
0.42
0.42
18
3.93
Rata – petikemas
Menit
0.4
0.42
0.42
0.42
19
4.13
rata
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
delivery
I- 13
28.93
Tahun No
SASARAN
Indikator Kinerja
Satuan
Total 2010
2011
2012
2013
2014
Tingkat penggunaan dermaga (BOR)
%
52.02
48.05
48.98
47.4
37.75
46.84
Tingkat penggunaan gudang (SOR)
%
5.4
10.68
14.02
2.84
5.28
7.644
Tingkat penggunaan lapangan (YOR)
%
57.56
63.83
79.34
12.55
19.53
46.56 2
-
-
1
1
1
3
voyage
17
19
17
18
32
103
Jumlah Muatan Penumpang Kapal Perintis
orang
-
250
235
238
398
1.121
Jumlah Muatan Barang Kapal Perintis
ton
-
750
3.896
900
5
Meningkatnya penjaminan Jumlah kegiatan dalam Kegiatan dan pemeliharaan kelestarian rangka penjaminan dan lingkungan dipelabuhan pemeliharaan kelestarian lingkungan di Pelabuhan
6
Meningkatnya pelayanan lalu Jumlah Voyage yang dilalui lintas angkutan laut dan oleh Pelayaran Perintis untuk kepelabuhanan Meningkatkan Konektifitas Daerah Terpencil, Terisolasi dan Daerah Perbatasan
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 14
7.404 12.950
Tahun No
7.
SASARAN
Meningkatnya kualitas Tata kelola Pemerintahan di Lingkungan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama
Indikator Kinerja
Satuan
Total 2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki Sertifikat Diklat Kepemimpinan
orang
-
-
-
6
2
8
Jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki Sertifikat DiklatTeknis
orang
-
14
9
22
49
94
Jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki Sertifikat Diklat / Pelatihan Non Teknis
orang
-
1
-
1
0
2
Tersusunnya Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
laporan
-
2
2
2
1
7
Tersusunnya Dokumen Administrasi Perkantoran
laporan
-
1
1
1
3
6
Tersusunnya Laporan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru
laporan
-
2
2
2
2
8
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 15
Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2010-2014 Sasaran 1: Tersedianya dokumen perencanaan pengembangan fasilitas pelabuhan Indikator Kinerja : 1. Dokumen Masterplan, Dlkr/Dlkp Pelabuhan pada periode tahun 2010 – 2014 telah tersusun sebanyak 18 dokumen diantaranya, 7 dokumen Dlkr/Dlkp antara lain pelabuhan Makassar, Samarinda, Balikpapan, Ambon, Kendari,Pantoloan,Tarakan dan 11 di lokasi RIP Makassar, Samarinda, Biak, Bitung, Pare-pare, Ternate, Gorontalo ,Siwa, Kendari, Merauke, Manokwari, Palopo. 2. Dokumen rencana, program, serta desain, pembangunan dan pemeliharaan, serta pengoperasian fasilitas pelabuhan terealisasi yang telah disusun pada periode tahun 2010 – 2014 sebanyak 4 dokumen yaitu pada tahun 2014 berupa dokumen Dokumen Renstra, Study Pelabuhan Boddia Takalar, Rehabilitasi Breakwater dan Rehabilitasi Paotere. Sasaran 2 : Meningkatnya penyediaan fasilitas pelabuhan serta sarana pelayanan lainnya sesuai yang ditetapkan dalam materplan pelabuhan baik yang disediakan oleh Penyelenggara Pelabuhan dan Badan Usaha Pelabuhan Indikator Kinerja : 1. Persentase capaian fasilitas daratan (terminal, gudang, bunker, perkantoran, jaringan jalan, dan prasarana pendukung lainnnya) yang disediakan sesuai dengan Masterplan Pelabuhan baik yang disediakan Penyelenggara Pelabuhan maupun Badan Usaha Pelabuhan pada periode tahun 2010 – 2014 rata-rata sebesar 73,35 % dari target yang telah ditetapkan. 2. Persentase fasilitas perairan (penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran, SBNP, dermaga, dan prasarana pendukungan lainnya) yang disediakan sesuai dengan Masterplan Pelabuhan baik yang disediakan Penyelenggara Pelabuhan maupun Badan Usaha Pelabuhanpada periode tahun 2010 – 2014 rata-rata sebesar 97,95 % 3. Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana kapal dan sarana bantu pemanduan/ penundaanpada periode tahun 2010 – 2014 telah terpenuhi sebesar 80 %. 4. Tingkat kesiapan operasi fasilitas, sarana, dan peralatan pelabuhanpada periode tahun 2010 – 2014 rata-rata sebesar 97,95 %. Sasaran 3 : Meningkatnya kinerja operasional pelabuhan dalam rangka pemenuhan standar kinerja yang ditetapkan Indikator Kinerja : 1. Penurunan Waiting Time pada periode tahun 2010 – 2014 rata-rata sebesar 15,18 menit / tahun. 2. Penurunan Approaching Time pada periode tahun 2010 – 2014 rata-rata sebesar 19,92 menit / tahun. 3. Peningkatan EfektifTime :Berthing Timepada periode tahun 2010 – 2014 ratarata sebesar 35,02 % / tahun.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 16
Sasaran 4 : Meningkatnya effektivitas pemanfaatan fasilitas pelayanan pelabuhan Indikator Kinerja : 1. Peningkatan Kinerja bongkar muat barang non petikemas pada terminal multipurpose / konvensional General Cargo pada periode tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 68,86 T/G/J/tahun. 2. Peningkatan Kinerja bongkar muat barang non petikemas pada terminal multipurpose / konvensional Bulk Cargopada periode tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 76,12T/G/J/tahun. 3. Peningkatan Kinerja bongkar muat barang non petikemaspada terminal multipurpose / konvensional Un Cariespada periode tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 28,93T/G/J/tahun. 4. Peningkatan Kinerja bongkar muat barang non petikemas pada terminal multipurpose / konvensional Curah Cairpada periode tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 79,01 T/G/J/tahun. 5. Peningkatan kinerja bongkar muat barang non petikemas pada terminal multipurpose / konvensional Curah Kering pada tahun 2010-2014 rata-rata diatas 88,33 T/G/J/tahun. 6. Rata-rata receiving peti kemas pada tahun 2010-2013 pada periode tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 3,932 menit/tahun. 7. Rata – rata delivery peti kemaspada periode tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 4,13 menit/tahun. 8. Tingkat penggunaan dermaga (BOR), pada tahun 2010-2013 rata-pada periode tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 46,84 %/tahun. 9. Tingkat penggunaan gudang (SOR), pada tahun 2010-2014 terealisasi rata-rata diatas 7,64 % /tahun. 10. Tingkat penggunaan lapangan (YOR)pada periode tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 46,56 %/tahun. Sasaran 5: Meningkatnya penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan dipelabuhan Indikator Kinerja: 1. Jumlah kegiatan dalam rangka penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di Pelabuhanpada periode tahun 2010-2014 sebanyak 3 (tiga) kegiatan. Sasaran 6 : Meningkatnya pelayanan lalu lintas angkutan laut dan kepelabuhanan Indikator Kinerja : 1. Jumlah Voyage yang dilalui oleh Pelayaran Perintis untuk Meningkatkan Konektifitas Daerah Terpencil, Terisolasi dan Daerah Perbatasanpada periode tahun 2010-2014 sebanyak 103 voyage.. 2. Jumlah Muatan Penumpang Kapal Perintispada periode tahun 2011-2014 sebanyak 1.121 penumpang. 3. Jumlah Muatan Barang Kapal Perintispada periode tahun 2011-2014 sebanyak 12.950 ton.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 17
Sasaran 7 : Meningkatnya kualitas Tata kelola Pemerintahan di Lingkungan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Indikator Kinerja : 1. Jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki Sertifikat Diklat Kepemimpinanpada periode tahun 2012-2014 rata-rata sebanyak 8 orang. 2. Jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki Sertifikat Diklat Teknispada periode tahun 2010-2014 sebanyak 94 orang. 3. Jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki Sertifikat Diklat / Pelatihan Non Teknis. Terealisasi hanya pada periode tahun 2010-2014 sebanyak 2 orang. 4. Tersusunnya Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)pada periode tahun 2010-2014 sebanyak 2 laporan. 5. Tersusunnya Dokumen Administrasi Perkantoran pada periode tahun 20102014 sebanyak 7 dokumen. 6. Laporan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru yang tersusun pada periode tahun 2010-2014 sebanyak 6 laporan 1.1.3. CAPAIAN KEGIATAN OPERASIONAL KANTOR UTAMA MAKASSAR TAHUN 2010-2014.
OTORITAS PELABUHAN
Kegiatan yang dilaksanakan oleh bidang Lala, Operasi dan Usaha Kepelabuhanan Otoritas Pelabuhan Makassar dalam rangka kelancaran operasional Angkutan Laut yaitu pengawasan kegiatan-kegiatan yang meliputi: 1. Angkutan Laut Dalam Negeri A) Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri dari tahun 2011-2014 sbb TAHUN
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Uraian Kunj.Kapal Isi Kotor Bongkar Muat Jumlah B/M Pnp Turun Pnp Naik Jml Pnp. N/T
Satuan Call GT 3 T/M 3 T/M 3 T/M Orang Orang Orang
2011
2012
5.693 23.110.823 3.366.022 2.122.984 5.489.006 357.593 465.580 823.173
3.462 20.480.541 6.944.178 4.020.922 10.965.100 397.271 532.909 930.180
2013
2014
2.816 18.828.736 7.023.037 5.073.912 12.096.949 310.768 248.320 559.088
4.109 23.723.106 5.141.747 5.609.244 10.750.991 391.676 545.323 936.949
Tabel 1.3 Angkutan Laut Dalam Negeri B) Perbandingan Jumlah dan Prosentase No
Tahun Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8
Kunj.Kapal (Call) Isi Kotor (GT) 3 Bongkar (t/m ) 3 Muat (t/m ) 3 Jumlah B/M (t/m ) 3 Pnp Turun (t/m ) 3 Pnp Naik (t/m ) Jml Pnp. N/T 3 (t/m )
2011-2012
2012-2013
2013-2014
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Turun 2.231 Turun2.630.282 Naik 3.578.156 Naik 1.897.938 Naik 5.476.094 Naik 39.678 Naik 67.329 Naik 107.007
39,18 11,38 106,30 89,39 99,76 11,09 14,46 12,99
Turun 610 Turun1.651.805 Naik 78.859 Naik1.052.990 Naik 1.131.849 Turun 86.503 Turun 284.589 Turun 371.092
17,62 8,06 1,14 26,18 10,32 21,77 53,40 39,89
Naik 1.293 Naik 4.894.370 Turun1.881.290 Naik 535.332 Turun1.345.958 Naik 80.908 Naik 297.003 Naik 377.861
45,91 25,99 26,79 10,55 11,13 26,03 119,6 67,58
Tabel 1.4. Perbandingan Jumlah dan Prosentase AL. Dalam Negeri
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 18
C) Grafik
G r a f i k I V Gambar 1.5 Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri
2. Pelayaran Rakyat A) Kegiatan Pelayaran Rakyat di Pelabuhan Makassar sbb : Tahun No. Kegiatan Satuan
2011 1 2 3 4 5
Kunjungan Kapal Isi Kotor Bongkar Muat Jumlah B/M
call GT T/m3 T/m3 T/m3
2012
1.647 203.848 116.103 354.346 470.450
2013
1.391 203.724 27.616 159.958 187.574
1.064 117.638 20.183 172.818 193.001
2014 992 135.960 23.566 149.050 172.616
Tabel 1.5 Kegiatan Pelayaran Rakyat B) Perbandingan Jumlah dan Prosentase
No
Tahun
2011-2012 Jumlah %
2012-2013 Jumlah %
2013-2014 Jumlah %
Uraian 1 2 3 4 5
Kunj. Kapal (Call) Isi Kotor (GT) Bongkar (t/m3) Muat (t/m3) Jumlah B/M (t/m3)
Turun 256 Turun 124 Turun 88.487 Turun 194.388 Turun 282.876
15,54 0,06 76,21 54,86 60,12
Turun 327 Turun 86,08 Turun 7.433 Naik 12.860 Naik 5.427
23,51 42,26 26,92 8,04 2,89
Turun 72 Naik 18.332 Naik 3.383 Turun 23.768 Turun 20.385
6,76 15,57 16,76 13,75 10,56
Tabel 1.6 Perbandingan Jumlah dan Prosentase Pelayaran Rakyat
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 19
C) Grafik 400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
2011 2012 2013 2014
CALL
BRT
BONGKAR
MUAT
Grafik 1.6. Kegiatan Pelayaran Rakyat
1.1.4. CAPAIAN REALISASI KINERJA KEUANGAN KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR TAHUN 2010-2014 Alokasi dan Penyerapan Anggaran Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Perkembangan capaian realisasi kinerja keuangan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar per tahun anggaran periode 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.7 dan Tabel 1.8
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 20
Tabel 1.7 Perkembangan Capaian Realisasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Jenis Belanja
Alokasi Anggaran No
Realisasi Anggaran
Prosentase Realisasi Anggaran (%)
Kegiatan 2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
1
Belanja Pegawai
3,885,024,000
4,842,870,000
4,835,441,000
5,155,549,000
4,642,385,186
4,512,677,980
4,405,491,067
5,051,720,827
119.49
93.18
91.11
97.99
2
Belanja Barang
4,697,895,000
6,636,691,000
5,429,669,000
17,376,153,000
4,411,860,648
5,698,064,268
4,166,384,309
13,010,745,390
93.91
85.86
76.73
74.88
3
Belanja Modal
2,268,300,000
12,240,156,000
53,028,800,000
35,359,114,000
2,021,619,770
11,475,345,000
52,559,519,000
20,159,900,410
89.12
93.75
99.12
57.01
JUMLAH
10,851,219,000
23,719,717,000
63,293,910,000
57,890,816,000
11,075,865,604
21,686,087,248
61,131,394,376
38,222,366,627
102.07
91.43
96.58
66.02
PadaTabel 1.7 diatas dapat digambarkan bahwa persentase Capaian Realisasi Keuangan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar mengalami penurunan dari Tahun 2011 s/d 2014 namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan. Pada Tahun 2011 realisasi keuangan sebesar 102,07%, tahun 2012 91,43% dan tahun 2014 sebesar 66,02%. Pada tahun 2011 realisasi capaian diatas 100% yaitu 102,07% disebabkan adanya belanja pegawai yang realisasinya melebihi target (terjadi penambahan pegawai), dimana dari alokasi anggaran yang disediakan sebesar Rp. 10.851.219.000,- sedangkan realisasinya sebesar Rp. 11.075.865.604,- sehingga ada selisih minus jumlah anggaran sebesar Rp. 224.646.604. Sedangkan pada tahun 2014 penyerapan anggaran sangat rendah (turun) sekitar 66,02 %, dimana alokasi pendanaan sebesar Rp. 57.890.816.000,- sedangkan realisasinya hanya mencapai Rp. 38.222.366.627,- sehingga ada selisih jumlah anggaran sebesar Rp. 19.668.449.373,- hal ini disebabkan karena adanya pemblokiran anggaran (tanda bintang) pada Belanja Modal Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Paotere sebesar Rp. 15.000.000.000,-.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 21
Tabel 1.8 Perkembangan Capaian Realisasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Alokasi Pendanaan No
2011
1
2
3
Realisasi Pendanaan
Prosentase Pendanaan
Kegiatan
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut
JUMLAH
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
3,943,278,000
3,561,850,000
4,163,360,000
9,828,057,000
3,776,742,105
3,396,900,845
3,192,395,836
6,177,715,710
95.78
95.37
76.68
62.86
750,000,000
11,515,000,000
50,030,000,000
34,367,114,000
691,223,770
11,453,302,050
50,014,810,000
19,171,391,110
92.16
99.46
99.97
55.78
6,157,941,000
8,642,867,000
9,100,550,000
13,695,645,000
6,607,899,729
6,835,884,353
7,924,188,540
12,873,259,807
107.31
79.09
87.07
94.00
10,851,219,000
23,719,717,000
63,293,910,000
57,890,816,000
11,075,865,604
21,686,087,248
61,131,394,376
38,222,366,627
102.07
91.43
96.58
66.02
Pada Tabel 1.8 diatas dapat digambarkan Capaian Realisasi Keuangan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar berdasarkan jenis kegiatan pada periode Tahun 2011 s/d 2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Hubla capaiannya sebesar 107,07% (melebihi target) disebabkan penambahan pegawai sedangkan pada tahun 2014 capaiannya sangat rendah disebabkan kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan hanya sebesar 55,78% disebabkan karena adanya kegiatan yang masih tanda blokir sampai pada akhir anggaran yaitu kegiatan Pembangunan Fasilitas Paotere.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 22
1.2.
POTENSI DAN PERMASALAHAN
1.2.1. Potensi Pada Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar 1) Potensi yang dimiliki Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dari Perkembang Lingkungan Strategis Global meliputi : a. Transformasi Perekonomian Global Transformasi perekonomian dunia yang akan didominasi oleh negara Asia Timur, menyebabkan adanya peningkatan lalu lintas perdagangan dunia melalui laut (seaborne trade) yang melintasi ALKI sehingga keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia akan memiliki dampak ekonomi yang sangat tinggi dalam skala dunia. Untuk jangka waktu yang sangat lama kedepan, perdagangan dunia melalui laut masih akan mendominasi pergerakan barang antar negara dan antar benua memperlihatkan peningkatan perdagangan dunia melalui laut dari tahun 1980 sampai tahun 2012 dan tumbuh sebesar 4% dengan total volume menyentuh rekor 8,7 miliar ton. Ekspansi ini didorong oleh pertumbuhan yang cepat dalam volume dry cargo (5,6 persen) yang digerakkan oleh peti kemas dan perdagangan besar, yang tumbuh sebesar 8,6 persen (dalam ton) dan 5,4 persen, masing-masing tahun 2011 dan 2012. Arus perdagangan internasional dengan menggunakan peti kemas utamanya dipicu oleh arus perdagangan dari Amerika Serikat dan Eropa dan oleh permintaan impor berkelanjutan untuk bahan mentah di negara berkembang besar lainnya, terutama Cina dan India. Arus barang curah kering utamanya ditopang oleh pertumbuhan perdagangan bijih besi (6 persen), yang melayani permintaan impor yang kuat di China, yang membutuhkan sekitar dua pertiga dari volume perdagangan bijih besi global pada 2011. Volume perdagangan tanker (minyak mentah, produk minyak olahan, dan cair minyak bumi dan gas) tetap berada hampir rata, tumbuh dengan kurang dari 1 persen akibat turunnya volume minyak mentah. Bersama-sama, perdagangan produk minyak olahan dan gas tumbuh sebesar 5,1 persen, terutama karena ledakan terbaru di perdagangan gas alam cair (LNG). Kontribusi negara-negara berkembang (new emerging economies) terhadap perdagangan lewat laut dunia juga meningkat. Pada tahun 2011, total 60 persen dari volume perdagangan lewat laut dunia berasal dari negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang sekarang pemain utama dunia baik sebagai eksportir dan importir, suatu pergeseran yang luar biasa dari pola sebelumnya. b. AFTA 2015 dan ASEAN Connectivity Desember tahun 2015, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, memasuki era baru penerapan perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalan rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi penduduknya. Perlu diantisipasi dampak (peluang dan ancaman) dari AFTA terkait sub sektor transportasi laut dalam hal ini terhadap penyelenggaraan keselamatan dan keamanan pelayaran, khususnya keamanan teritorial, sumber daya alam, dan kegiatan ilegal lainnya di perairan Indonesia, termasuk SDM pelayar. Selain dari itu perkumpulan bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mempunyai visi untuk membangun Komunitas ASEAN 2015 dan salah satu Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 23
misinya adalah membangun Konektivitas ASEAN yang dapat menjamin komunitas ASEAN lebih kompetitif dan mempunyai daya tahan tinggi terhadap perubahan ekonomi global. c. Perkembangan Teknologi Teknologi transportasi akan terus berkembang dan Sejalan dengan itu kemampuan sumberdaya manusia untuk mengoperaikan teknologi transportasi masa depan menjadi perhatian utama. Perkembangan teknologi di bidang keamanan dan keselatan pelayaran memerlukan penyesuaian regulasi, SOP, dan juga keahlian SDM akibat dari pembaruan sarana dan prasarana dibidang keamanan dan keselamatan pelayaran. d. Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia Di masa datang, tantangan transportasi laut nasional akan semakin besar. Tuntutan untuk menyediakan konektivitas nasional yang efisien dalam rangka pengurangan biaya logistik nasional akan menjadi agenda nasional. Rencana Presiden terpilih 2015-2019 untuk mewujudkan tol laut sebagai tulang punggung konektivitas nasional dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, mengharuskan adanya perubahan besar dalam pola penyelenggaraan transportasi laut selama ini, baik dari sisi penyediaan infrastruktur pelabuhan, penataan jaringan, maupun dalam sistem pengusahaannya. e. Transformasi Perekonomian Dunia Pada saat ini ekonomi dunia sudah sedemikian maju yaitu telah mengalami transformasi dari ekonomi yang berbasiskan industri kepada ekonomi berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi (knowledge based economy). Ke depan negara yang mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk menyediakan layanan yang cepat dan akurat akan memenangkan persaingan. Hal ini juga berlaku dalam bidang pelayaran, di mana pemanfaatan teknologi yang ekstensif di bidang perkapalan, sistem angkutan, layanan pelabuhan, serta kenavigasian akan mampu menghasilkan layanan yang tidak hanya cepat, tetapi juga murah, aman, dan selamat. f. Arus Perdagangan Dunia Melalui Laut (Sea Borne Trade) UNCTAD (2013)1melaporkan bahwa arus perdagangan dunia pada Tahun 2012 mencapai angka lebih dari 9,2 Milyar ton/th, di mana 58-60 % volume perdagangan tersebut berasal-tujuan ke negara berkembang termasuk Indonesia. Pergerakan barang yang paling dominan adalah dari/ke wilayah Asia ke/dari Eropa dan Amerika, sebagian besar akan melalui wilayah perairan Indonesia, terutama di selat Malaka. Trend tersebut diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa dekade ke depan. g. Peluang pasar dari pertumbuhan arus perdagangan dunia Peluang pasar dari pertumbuhan arus perdagangan dunia yang melalui perairan Indonesia tersebut perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh industri pelayaran nasional, di mana armada kapal berbendera Indonesia dapat menjadi pengangkutnya, pelabuhan Indonesia dapat menjadi tempat persinggahan atau bahkan tempat transshipment. Kata kuncinya adalah pemenuhan terhadap standar internasional dalam penyediaan infrastruktur
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 24
dan SDM, sistem layanan, keselamatan dan keamanan serta perlindungan lingkungan maritim. h. Masyarakat Ekonomi Asean/Mea (Asean Economic Community/Aec) Salah satu cita-cita negara ASEAN adalah mewujudkan komunitas ekonomi di semenanjung Asia Tenggara pada Tahun 2015 dimana akan dilakukan liberalisasi perdagangan diantara negara ASEAN. Pelaksanaannya akan disokong oleh perwujudan konsep ASEAN connectivity yang sudah disusun masterplannya (MPAC/Masterplan of ASEAN Connectivity) pada Tahun 2012. i. Beberapa agenda dalam MPAC Beberapa agenda dalam MPAC sangat terkait dengan perhubungan laut, diantaranya pemberlakuan ASSM (ASEAN Shipping Single Market) melalui 42 pelabuhan prioritas di ASEAN (14 diantaranya adalah pelabuhan Indonesia) serta pengembangan jaringan ferry roll-on/roll-off (Ro-Ro) yang 3 diantaranya menghubungkan wilayah Indonesia (Belawan-Penang-Phuket, Dumai-Malaka, dan Bitung-General Santos (Filipina)). j. Konvensi Internasional di Bidang Pelayaran Berbagai konvensi internasional yang dikeluarkan oleh IMO (International Maritime Organization) terutama SOLAS (International Convention for the Safety of Life at Sea), MARPOL (International Convention for the Prevention of Pollution from Ships), dan STWC(Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers) terus mengalami perubahan/ amandemen pada sidang-sidang yang diselenggarakan IMO setiap tahun untuk menyesuaikan dengan perkembangan terkini. Indonesia yang sejak Tahun 1961 menjadi anggota IMO berkewajiban untuk meratifikasi seluruh konvensi tersebut. 2) Potensi yang dimiliki Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dari Lingkungan strategis Nasional meliputi : a. Reformasi Birokrasi, Regulasi dan Kelembagaan Penyelenggaraan pemerintahan yang berwibawa, maju dan efisien sesuai prinsip Good Governance menuntut berlanjutnya proses reformasi birokrasi dan penyempurnaan regulasi dan perbaikan kelembagaan penyelenggaraan negara. Untuk mewujudkan penyelenggaraan transportasi laut yang efektif dan efisien serta memenuhi standar internasional maka diperlukan perangkat regulasi yang lengkap dan terstruktur sebagai instrumen bagi Pemerintah (c.q Ditjen Perhubungan Laut) dalam menjalankan fungsinya sebagai regulator/pembina pelayaran nasional seperti yang diamanatkan pada UU No. 17 Tahun 2008. Selain isu tentang struktur dan kelengkapan regulasi, efektivitas pelaksanaan regulasi di lapangan juga perlu menjadi perhatian. Berbagai upaya sosialiasi regulasi perlu dilakukan baik kepada seluruh aparat di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut khususnya di Lingkungan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar maupun kepada stakeholders mengingat sejumlah regulasi terkait dengan konvensi internasional maupun penataan sistem pelayanan akan banyak mengalami perkembangan.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 25
Untuk memastikan bahwa regulasi tersebut dilaksanakan secara tepat dan konsisten di lapangan, maka perlu dikembangkan sistem reward and punishment sehingga efektivitas penindakan akan berdampak lebih luas bagi peningkatan layanan, serta keselamatan dan keamanan pelayaran serta upaya perlindungan lingkungan maritim. Selain itu, perlu dilengkapi berbagai kebutuhanperangkat kelembagaan serta SDM, sarana, dan prasarana dari pelaksanan lapangan, sehingga proses pengawasan dan penegakan aturan dapat dijalankan sebagaimana mestinya. b. Pemenuhan Kebutuhan Dan Keandalan Sarana Dan Prasarana Pada bidang pelayaran masih membutuhkan adanya pemenuhan kebutuhan (kuantitas) serta peningkatan keandalan (kualitas) dari sarana dan prasarana agar dapat memberikan kinerja sebagaimana yang diharapkan dan berbagai fasilitas kerja untuk pangkalan PLP, OP/KSOP, dan Syahbandar perlu dilengkapi dan diperbarui sesuai perkembangan teknologi terkini. Sistem pendataan kondisi sarana dan prasarana perlu segera dikembangkan dan diintegrasikan, sehingga informasi terkini mengenai kondisi teknis serta operasionalnya, termasuk efektivitas penyeberannya dapat dipantau. c. Peningkatan Kinerja Layanan Transportasi Laut Hasil akhir (end result) yang menjadi tujuan dari penyelenggaraan transportasi laut sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 17 Tahun 2008 adalah memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barangmelalui perairan dengan mengutamakan dan melindungiangkutan di perairan dalam rangka memperlancar kegiatanperekonomian nasional. Secara bertahap tujuan nasional tersebut diupayakan dicapai dengan mengembangkan jaringan pelayaran dan penyediaan fasilitas pelabuhan serta sistem kenavigasian untuk menjamin kelancaran dan keselamatan layanan. Kinerja layanan di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, serta perlindungan lingkungan maritim juga perlu ditingkatkan.Standarisasi sistem kerja, pemenuhan regulasi secara konsisten di lapangan, serta optimalisasi fungsi pembinaan perlu ditingkatkan agar terwujud layanan yang berkualitas dunia, sehingga seluruh elemen pelayaran nasional dapat bersaing di era global. d. Dampak Energi Dan Lingkungan dari Sektor Transportasi Indonesia melalui RAN-GRK (Perpres No. 61 Tahun 2011) berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26% dengan upaya sendiri jika dibandingkan dengan garis dasar pada kondisi BAU (baseline). Meskipun sumbangan transportasi laut terhadap emisi gas buang relatif kecil dibandingkan moda jalan, namun berbagai upaya penurunan tingkat emisi serta pencegahan pencemaran maritim dari kegiatan pelayaran tetap menjadi agenda penting dalam 5 tahun ke depan. Menindaklanjuti Perpres No. 61 Tahun 2011, Kementerian Perhubungan menerbitkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 201 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Perhubungan (RAN-GRK Perhubungan) dan Inventarisasi GRK Sektor Perhubungan Tahun 2010-2020. Cakupan RAN-GRK sub sektor transportasi laut meliputi: (a) Pemakaian bahan bakar di kapal (Penurunan emisi karbon dioksida, sulfur oksida dan nitrogen oksida) (program IMO Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 26
dalam MEPC); (b) Modernisasi Kapal (KAPAL BARU); (c) Pengembangan Eco Seaport (GREEN PORT); (d) - Efisiensi manajemen operasional pelabuhan; (e) Peningkatan pengawasan lingkungan laut; (f) Prediksi cuaca yang akurat; (g) Penataan alur pelayaran, antara lain untuk menciptakan rute lintasan terpendek dan aman. Salah satu hal yang dapat dilakukan di lingkungan pelabuhan adalah Efisiensi manajemen operasional pelabuhan; berupa Efisiensi Operasional Kapal di pelabuhan sehingga dapat menurunkan waktu tunggu kapal dan akan berdampak langsung pada efiseinsi penggunaan Bahan Bakar Minyak. Selanjutnya dapat juga dilakukan melalui penyediaan fasilitas pengelolan Oli Bekas dari kapal yaitu Reception Facilities (RF) yang merupakan Adanya Tuntutan internasional akan adanya pengelolaan pelabuhan yang ramah lingkungan selanjutnya jugamelakukan pengawasan terhadap pengelolaan Oli Bekas yang ada di lingkungan Pelabuhan. e. Dukungan Faktor Penunjang Lintas Sektoral Di era informasi ke depan, aplikasi teknologi terkini di bidang pelayaran juga akan menjadi faktor penting dalam peningkatan kinerja layanan transportasi laut. Pengembangan sistem database, sistem informasi dan komunikasi, serta pemanfaatan secara ekstensif TIK dalam transportasi laut perlu mendapatkan porsi perhatian khusus, karena para karakter pengguna dalam 5-10 tahun ke depan akan menginginkan akurasi informasi dan kualitas pelayanan yang sangat tinggi, dan itu hanya bisa terwujud jika dibantu oleh aplikasi TIK (teknologi informasi dan komunikasi) yang paripurna.
1.2.2. Permasalahan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Beberapa permasalahan yang merupakan isu strategis dalam penyelenggaraan transportasi laut yang terkait dengan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar diidentifikasi melalui 9 elemen pokok terkait dengan: regulasi, sumber daya manusia, kelembagaan, sarana dan prasarana, operator/industri, tata laksana, dan faktor penunjang. Adapun hasil identifikasiya sebagai berikut: 1)
Regulasi - Implementasi dari amanat UU No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran belum sepenuhnya dapat dilaksanakan terutama pelaksanaan konsesi atau perjanjian kerjasama di lingkungan pelabuhan. Hal ini disebabkan masih terdapatnya tumpang tindih fungsi regulator dan fungsi operator; - Masih banyak pelabuhan yang belum mempunyai penetapan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Masih banyak terdapat pelabuhan-pelabuhan yang belum mempunyai penetapan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) namun beberapa pelabuhan tersebut sudah tersusun dokumen RIP hanya menunggu proses penetapannya. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu system transportasi mengharuskan setiap pelabuhan memiliki suatu kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhandalam suatu rencana pengembangan keruangan yang kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka penjang. Hal ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 27
panjang dan untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, efisien dan berkesinambungan.Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan suatu pelabuhan tersebut diwujudkan dalam suatu rencana induk pelabuhan yang menjadi bagian dari tata ruang wilayah dimana pelabuhan tersebut berada, untuk menjamin sinkronisasi antara rencana pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah.
2)
Sumber Daya Manusia (SDM) Diperlukan peningkatan jumlah dan kualitas SDM aparatur pelaksana kegiatan di bidang angkutan laut, kepelabuhanan dan perlindungan lingkungan maritim melalui pelaksanaan Diklat, Bimtek dan pelatihan-pelatihan baik kepada regulator maupun operator.
3)
Industri Masih perlu peningkatan kesadaran operator kapal dan pelabuhan dalam penyediaan fasilitas maupun pelaksanaan ketentuan di bidang bidang angkutan laut, kepelabuhanan dan perlindungan lingkungan maritim.
4)
Kelembagaan - Koordinasi perlu ditingkatkan antara instansi dalam penyelenggaraan kegiatan bidang angkutan laut, kepelabuhanan dan perlindungan lingkungan maritim. - Fungsi kelembagaan Otoritas Pelabuhan masih perlu dioptimalkan khususnya dalam rangka peningkatan kinerja.
5)
Sarana dan Prasarana - Kecukupan sarana dan prasarana fasilitas operasional pelabuhan belum memadai. - Penyediaan fasilitas/peralatan penunjang operasional pelabuhan masih terbatas - Pelabuhan yang menerapkan eco-port masih sangat terbatas jumlah maupun lingkup penerapannya.
6)
Kinerja Belum semua terminal/pelabuhan dapat meningkatkan kinerja sesuai standar dalam SK Dirjen Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 tanggal 5 Desember 2011 tentang Standard Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan.
7)
Tata Laksana - Berbagai hambatan teknis dan operasional yang menghambat keandalan/efektivitas pelaksanaan layanan dan kegiatan di bidang bidang angkutan laut dan kepelabuhanan antara lain implementasi pelayanan kapal dan barang melalui sistem Inaportnet belum terlaksana karena belum
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 28
terintegrasi sistem pelayanan antara regulator, operator dan stakeholder yang terkait. - Belum ada sistem reward and punishment sehingga efektivitas penindakan kurang berdampak luas. - Belum ada pemetaan terhadap lokasi penimbunan limbah. 8)
Investasi dan Pendanaan Untuk mencapai target menjadi negara maju dan menjadi salah satu kekuatan dunia pada tahun 2030, Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkelanjutan dan berdaya saing. Guna merealisasikan hal tersebut salah satu prasyarat yang diperlukan adalah dukungan infrastruktur yang baik.Mempertimbangkan kondisi infrastruktur yang ada saat ini, percepatan pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan. Ketersediaan infrastruktur yang baik akan mempercepat gerak pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing. Saat ini investasi untuk pembangunan infrastruktur sangat besar sedangkan yaitu Rp1.786 Triliun. Alokasi anggaran Pemerintah untuk pembangunan infrastruktursangatlah terbatas.Gap yang masih harus diisi sangat significan yaitu sebesar Rp1.457 Triliun.Guna mengisi gap tersebut, Pemerintah mengajak pihak swasta untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan mengembangkan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur dengan skema KPS, diperlukan persiapan proyek yang memadai, pendanaan yang sesuai dengan karakteristik investasi proyek infrastruktur, serta dukungan dan jaminan Pemerintah.Saat ini lembaga pembiayaan yang ada, seperti perbankan maupun lembaga keuangan bukan bank, belum secara optimal memberikan kontribusinya terhadap pendanaan proyek-proyek infrastruktur.
9) Faktor Penunjang Pemerintah melihat potensi perairan Indonesia yang sangat besar di masa depan, dan mulai melirik laut sebagai sarana alternative transportasi di Indonesia.Tercetusnya tol laut sebagai salah satu program unggul presiden Joko Widodo merupakan titik balik dunia kemaritiman di Indonesia. Melihat tantangan dunia kemaritiman di masa depan memerlukan pengetahuan geospasial yang dapat membantu perencanaan serta membantu pembuatan peratur agar nantinya semua kebijakan bisa membawa kebermanfaatan. Perkembangan teknologi pengindraan jauh seperti Satelit Altimetri mempermudah pengamatan kondisi fisik lautan yang menjadi faktor penting dalam pelayaran. Pengembangan Sistem informasi operasional pelabuhan berbasis web menggunakan data satelit altimertri menjadi kebutuhan yang diperlukan untuk mengembangkan potensi kemaritiman Indonesia.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
I- 29
BAB II VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI TAHUN 2015 - 2019 2.1
VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN, SASARAN DAN STRATEGI NASIONAL
2.1.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden menetapkan Visi dan Misi Pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Adapun visi pembangunan Tahun 2015-2019 adalah : “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” Sedangkan upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 7 Misi Pembangunan, yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera; 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 2.1.2 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA) Agenda prioritas pembangunan ini dimaksudkan untuk menunjukkan prioritas program pembangunan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun kesembilan agenda prioritas pembangunan yaitu: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya; 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II- 1
2.1.3 SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Presiden maka visi dan misi tersebut dijabarkan menjadi sasaran pembangunan nasional beserta indikator sektor transportasikhususnya yang terkait transportasi laut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 NO
SASARAN
INDIKATOR
Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan 1. Meningkatnya kapasitas sarana a) Meningkatnya kapasitas 24 dan prasarana transportasi dan pelabuhan untuk mendukung tol keterpaduan sistem transportasi laut yang terdiri 5 pelabuhan hub multimoda dan antarmoda untuk dan 19 pelabuhan feeder; mengurangi backlog maupun b) Pembangunan dan pengembangan bottleneck kapasitas prasarana 163 Pelabuhan non komersial transportasi dan sarana sebagai sub feeder tol laut; transportasi antarmoda dan c) Dwelling time pelabuhan; antarpulau sesuai dengan sistem d) Pembangunan 50 kapal perintis transportasi nasional dan cetak dan terlayaninya 193 lintas biru transportasi multimoda angkutan laut perintis; 2.
Meningkatnya kinerja pelayanan a) Meningkatnya pangsa pasar yang dan industri transportasi nasional diangkut armada pelayaran niaga untuk mendukung konektivitas nasional melalui penguatan nasional,Sistem Logistik Nasional regulasi hingga 20% dan (Sislognas) dan konektivitas global memberikan kemudahan swasta dalam penyediaan armada kapal; b) Meningkatnya jumlah armada pelayaran niaga nasional yang berumur <25 tahun hingga 50% serta meningkatnya peran armada pelayaran rakyat; c) Terselenggaranya pelayanan Short Sea Shipping yang terintegrasi dengan moda lainnya; d) Meningkatnya peran serta sektor swasta dalam pembangunan transportasi melalui KPS atau investasi langsung; e) Terpisahkannya fungsi operator dan regulator serta pemberdayaan dan peningkatan daya saing BUMN transportasi; f) Meningkatnya SDM transportasi yang bersertifikat menjadi 2 kali lipat dibandingkan kondisi baseline;
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II- 2
NO
3.
SASARAN
INDIKATOR
g) Terhubungkannya konektivitas nasional dengan konektivitas global melalui penyelenggaraan pelayanan transportasi lintas batas negara; h) Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional. Meningkatnya tingkat keselamatan Menurunnya jumlah kejadian dan keamanan penyelenggaraan kecelakaan transportasi laut menjadi pelayanan transportasi kurang dari 50 kejadian/tahun;
4.
Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) di sektor transportasi
5.
Tersedianya layanan transportasi serta komunikasi dan informatika di perdesaan, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya
Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) sebesar2,982 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi darat, 15,945 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi udara, dan 1,127 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi perkeretaapian hingga tahun 2020 melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan responsif terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim. Meningkatnya sistem jaringan dan pelayanan transportasi perdesaan;
2.1.4 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Sejalan dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 diarahkan untuk mencapai sasaran utama, yang salah satu sasaran pembangunan sektor unggulan adalah aspek maritim dan kelautan yang memuat upaya membangun konektivitas nasional. Salah satu program Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) yaitumeningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dijabarkan kembali kedalam agenda pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan transportasi nasional, diantaranya adalah membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan dan membangun transportasi massal perkotaan. Infrastruktur penunjang konektivitas nasional baik berupa jaringan transportasi dan jaringan telekomunikasi, perlu diintegrasikan dengan pelayanan sarana Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II- 3
intermoda transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif, termasuk mendorong pembangunan konektivitas antarwilayah, sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia. Penyediaan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi yang mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat gerak ekonomi. Kebijakan strategis untuk mewujudkan konektivitas nasional adalah: 1. Mempercepat pembangunan sistem transportasi multimoda; 2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan global; 3. Menjaga Keseimbangan Antara Transportasi Yang Berorientasi Nasional Dengan Transportasi Yang Berorientasi Lokal Dan Kewilayahan; 4. Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah nonkoridor ekonomi; 5. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan mempertimbangkan daya dukung lingkungan melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim maupun peningkatan keselamatan dan kualitas kondisi lingkungan; 6. Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan transportasi; 7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga pengembangan sumber daya manusia. 2.1.4.1 Mempercepat Pembangunan Transportasi Yang Mendorong Penguatan Industri Nasional Untuk Mendukung Sistem Logistik Nasional Dan Penguatan Konektivitas Nasional Dalam Kerangka Mendukung Kerjasama Regional Dan Global Pengembangan pasar dan industri transportasi nasional mempunyai dua aspek, yakni aspek industri jasa konstruksi nasional (termasuk pengembang, konsultan, kontraktor, jasa keuangan, jasa penasehat ahli) dan industri sarana dan alat-alat transportasi serta dengan pengembangan industri perangkat keras yakni alat-alat angkut atau sarana transportasi.Konektivitas nasional terdiri atas 4 (empat) komponen, yaitu Sislognas, Sistranas, pengembangan wilayah (RPJMN dan RTRWN) dan ICT. Keempat komponen tersebut harus diintegrasikan untuk mendukung perpindahan komoditas baik barang, jasa maupun informasi secara efektif dan efisien, melalui integrasi simpul dan jaringan transportasi inter-moda, komunikasi dan informasi serta logistik, serta penguatan konektivitas antara pusat pertumbuhan ekonomi dan industri, dan juga keterhubungan secara internasional terutama untuk memperlancar arus perdagangan internasional dapat dilakukan melalui strategi: 1. Penempatan transportasi laut sebagai tulang punggung sistem logistik nasional melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II- 4
tol laut yang ditunjang dengan fasilitas pelabuhan yang memadai serta membangun short sea shipping/ coastal shipping pada jalur logistik nasional yang diintegrasikan dengan moda kereta api dan jalan raya, terutama untuk mengurangi beban (share) angkutan jalan Sumatera-Jawa (Pelabuhan Paciran/Tanjung Perak, Pelabuhan Kendal/Tanjung Emas dan Pelabuhan Marunda/Tanjung Priok di Pulau Jawa serta Pelabuhan Panjang/Sumur di Pulau Sumatera). 2. Pembangunan sarana dan prasarana serta industri transportasi melalui Pengembangan pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung dan Bitung. 3. Percepatan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan prioritas konektivitas ASEAN dalam kerangka penguatan konektivitas nasional dengan tetap mempertahankan ketahanan dan daya saing perekonomian nasional. 2.1.4.2 Menjaga Keseimbangan Antara Transportasi Yang Berorientasi Nasional dengan Transportasi Yang Berorientasi Lokal dan Kewilayahan Wilayah Indonesia yang cukup luas, letak Indonesia yang cukup strategis, serta kondisi geografis yang cukup unik dibandingkan dengan negara-negara lainnya, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara besar jika dilihat dari sisi luas wilayah dan jumlah penduduk. Sebagai negara kepulauan yang dibatasi lautan, menjadikan pembangunan transportasi di Indonesia adalah suatu tantangan. Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana menyediakan layanan transportasi yang murah, tepat waktu, dan mampu diakses oleh semua kalangan. Tantangan inilah yang harus dijawab dalam rangka melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan. Kebijakan Utama Konektivitas Nasional dirumuskan untuk menjawab keseimbangan transportasi yang berorientasi nasional, regional, dan lokal, dimana konektivitas ini menghubungkan transportasi nasional, regional, lokal, serta wilayah-wilayah yang memiliki komoditas unggulan di masing-masing pulau. Oleh karena itu, strategi yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan transportasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan DAK bidang Transportasi yang lebih terintegrasi melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi, seperti pembangunan jalan provinsi, kabupaten/kota dan jalan non status yang menghubungkan kawasan-kawasan strategis dan pusat-pusat pertumbuhan di daerah, berikut fasilitas keselamatan dan keamanan transportasi, serta sarana transportasi yang disesuaikan dengan karakteristik daerah; 2. Menciptakan pembagian peran moda transportasi yang lebih berimbang dengan mendorong pembangunan perkeretaapian dan transportasi laut yang lebih progresif sehingga secara bertahap terjadi perpindahan moda dari jalan ke moda kereta api serta moda angkutan laut; 3. Membangun dan memperluas jaringan infrastruktur dan sistem pelayanan transportasi nasional untuk memperkecil defisit dan mempersempit kesenjangan transportasi antar wilayah yang meliputi jalan, bandara, kereta api, pelabuhan laut dan penyeberangan, dermaga sungai dan danau, kapal perintis, bus, bus air dan kereta ekonomi di wilayah perdalaman, perbatasan, dan pulau terluar;
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II- 5
4. Membuka rute baru, meningkatkan frekuensi pelayanan, optimalisasi, dan integrasi penyelenggaran subsidi angkutan perintis dan Public Service Obligation (PSO) diantara subsidi bus perintis, angkutan laut, sungai, danau, penyeberangan, udara, dan perkeretaapian; 5. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah perbatasan dan wilayah-wilayah terluar; 6. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan angkutan laut melalui pembangunan dan pengembangan fasilitas pelabuhan terutama pada daerah - daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, rawan bencana dan daerah belum berkembang serta wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata; 7. Pembangunan kapal perintis untuk pelayanan angkutan laut perintis.
meningkatkan
aksesibilitas
dan
2.1.4.3 Membangun Sistem Dan Jaringan Transportasi Yang Terintegrasi Untuk Mendukung Investasi Pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, Dan Pusat-Pusat Pertumbuhan Lainnya Di Wilayah NonKoridor Ekonomi Pembangunan infrastruktur diarahkan pada proyek-proyek strategis yang mendukung pengembangan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan strategis lainnya. Untuk mendukung pengembangan kawasan industri, kebijakan Transportasi Laut yaitu Pembangunan pelabuhan-pelabuhan strategis, antara lain: Pelabuhan Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung, Makassar, Banjarmasin, Kupang, Halmahera, dan pelabuhan lainnya. 2.1.4.4 Mengembangkan Sarana Dan Prasarana Transportasi Yang Ramah Lingkungan Dan Mempertimbangkan Daya Dukung Lingkungan Melalui Mitigasi Dan Adaptasi Perubahan Iklim Maupun Peningkatan Keselamatan Dan Kualitas Kondisi Lingkungan Kemampuan melakukan mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan salah satu kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi serta keandalan sistem transportasi. Perencanaan disertai pelaksanaan mitigasi dan adaptasi di sektor transportasi kedepan didasarkan pada pengelolaan potensi dan sumberdaya alam, peningkatan kapasitas individu serta organisasi yang tepat, serta didukung dengan pembangunan infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim agar tercipta sistem transportasi yang andal dan berkelanjutan. Strategi sektor transportasi yang andal dan berkelanjutan mendukung konektivitas nasional adalah sebagai berikut: a. Penyediaan sarana transportasi yang ramah lingkungan; b. Pembangunan prasarana transportasi yang tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim; c. Penyediaan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan; d. Peningkatan kapasitas SDM transportasi yang responsif terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim; Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II- 6
e. Peningkatan peralatan transportasi yang responsive terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim. 2.1.4.5 Meningkatkan Keselamatan Dan Keamanan Dalam Penyelengaraan Pelayanan Transportasi Serta Pertolongan Dan Penyelamatan Korban Kecelakaan Transportasi Upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan dalam menuju target zero accident. Di sisi lain, perubahan mental dalam berdisiplin berlalu-lintas, ketaatan terhadap peraturan, serta penguatan terhadap kemampuan kelembagaan untuk pendidikan dan pencegahan maupun pertolongan serta penyelamatan korban kecelakaan transportasi juga diperlukan dalam rangka untuk meningkatan respon terhadap terjadinya kecelakaan transportasi dan upaya pertolongan dan penyelematan jiwa manusia. Khusus untuk transportasi jalan, dalam rangka penanganan keselamatan jalan secara komprehensif pada tahun 2011 telah disusun suatu perencanaan jangka panjang yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada dan bersifat lintas sektoral, yaitu berupa Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035 dan diperkuat melalui Inpres No 4 Tahun 2013 Program Dekade Aksi Keselamatan Tahun 2011-2020.Strategi yang dijalankan untuk menjalankan kebijakan di atas antara lain melalui : 1. Pemenuhan fasilitas keselamatan dan kemanan berupa perlengkapan keselamatan transportasi jalan dan perkeretaapian maupun perlengkapan navigasi pelayaran dan penerbangan sesuai standar pelayanan minimal dan standar keselamatan transportasi internasional; 2. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan sejak usia dini; 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan SDM dan perlengkapan Search and Rescue (SAR). 2.1.4.6 Meningkatkan Kapasitas Dan Kualitas Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam rangka meningkatkan kuantitas, kualitas, dan layanan transportasi untuk memenuhi mobilitas ekonomi yang menuntut pelayanan cepat, efisien, dan andal. Maka, diperlukan manajemen SDM yang memiliki kompetensi tinggi, meliputi SDM regulator, operator, dan SDM industri yang saat ini masih terbatas. Beberapa strategi yang dilakukan antara lain: 1. Penyempurnaan kelembagaan dan penyiapan regulasi dalam rangka pengembaangan SDM transportasi yang mengantisipasi perkembangan budaya, IPTEK, dan kesiapan produktivitas daya saing secara nasional maupun terkait dengan standar internasional; 2. Peningkatan peran pemerintah dalam rangka Transportasi bagi Lembaga pendidikan Swasta; Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
pengembangan
SDM II- 7
3. Pembangunan dan peningkatan Sarana dan Prasarana Diklat; 4. Pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar serta pengembangan metode pembelajaran. 2.2
ARAH KEBIJAKAN, PERHUBUNGAN
SASARAN
DAN
STRATEGI
KEMENTERIAN
2.2.1 SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Sesuai rumusan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN Tahun 2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan tahun 2010-2014, maka sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi sesuai tugas dan tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah. a.
Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air;
b.
Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien, terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif;
c.
Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development).
Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2015-2019, dapat diuraikan sebagai berikut : A. Keselamatan dan Keamanan Aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi : 1. 2.
Menurunnya angka kecelakaan transportasi; Menurunnya jumlah gangguan keamanan transportasi;
dalam
penyelenggaraan
B. Pelayanan Aspek pelayanan transportasi, meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi; Meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan; Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi; Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance; Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidangperhubungan; Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi; Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance;
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II- 8
C. Kapasitas Transportasi Aspek kapasitas transportasi, meliputi : 1.
2. 3. 4. 5.
Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda; Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang; Meningkatnya layanan transportasi di perbatasan negara, pulau terluar dan wilayah non komersial lainnya; Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan; Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan.
Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan pada prinsipnya sejalan dengan sasaran pembangunan nasional yang tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Hal ini tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi yang memberikan pemahaman bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan kembali menjadi sasaran pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan pada perencanaan dan pembangunan transportasi. Secara lebih jelasnya korelasi antara sasaran pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 sebagaimana pada diagram berikut ini.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II- 9
SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019 Keselamatan dan Keamanan 2. KONEKTIVITAS
Keselamatan dan Keamanan
Menurunkan Angka Kecelakaan Transportasi
Menurunkan Angka Kecelakaan Transportasi
Menurunkan Jumlah Gangguan Penyelenggaraan Transportasi
Keamanan
dalam
Pelayanan Meningkatnya Transportasi
Keamanan
dalam
Pelayanan Kinerja
Pelayanan
Sarana
dan
Prasarana
Meningkatnya Kompetensi SDM Transportasi, Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Lulusan Diklat SDM Perhubungan Meningkatnya kualitas dan kuantitas mendukung bidang transportasi
Meningkatnya Transportasi
Kinerja
Pelayanan
Sarana
dan
Prasarana
Meningkatnya Kompetensi SDM Transportasi
penelitian
dalam
Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian mendukung pembangunan bidang transportasi
dalam
Meningkatnya Kinerja Kementerian Mewujudkan Good Governance
Perhubungan
Dalam
Meningkatnya Kinerja Kementerian Mewujudkan Good Governance
Perhubungan
Dalam
Meningkatnya Penetapan Regulasi Kebijakan Bidang Perhubungan
Dalam
Meningkatnya Penetapan dan Kualitas Regulasi Implementasi Kebijakan bidang Perhubungan
dalam
Implementasi
Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) Dan Meningkatnya Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Sektor Transportasi
Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clear governance Kapasitas Transportasi 1. TRANSPORTASI PERKOTAAN
Menurunkan Jumlah Gangguan Penyelenggaraan Transportasi
Meningkatkan Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi dan Keterpaduan sitem Transportasi Multimoda dan Antarmoda Untuk Mengurangi Backlock Maupun Bottleneck Kapasitas Sarana Dan Prasarana
Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada Sektor Transportasi
Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance Kapasitas Transportasi Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda
Meningkatnya Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan Meningkatnya Aplikasi Teknologi Informasi dan Skema Sistem Majemen Transportasi Perkotaan
Meningkatnya kontribusi sector transportasi terhadap PDB
Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang dan Barang
Meningkatnya layanan transportasi didaerah rawan bencana dan perbatasan
Meningkatnya Layanan Transportasi di Perbatasan Negara, Pulau Terluar, dan Wilayah Non Komersial Lainnya
Gambar 2.1Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-10
Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan sebagai dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan transportasi tahun 2015-2019, sehingga hubungan liniearitas antaraisu strategis dan sasaran pembangunan transportasi kedepan dapat terarah dan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan nasional yang tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sehingga sasaran Kementerian Perhubungan memiliki interkoneksi secara langsung dengan 9 agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini memberikan konsekuensi logis dalam bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan pendekatan pembangunan bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda prioritas nasional selama 5 (lima) tahun ke depan. Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 menjadi penting untuk lebih menata dan mengelola transportasi dengan baik, serta berbasis pendekatan multidimensi/multisektor termasuk dalam hal ini kaitannya dengan aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya.Pendekatan tersebut akan membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih terpadu, mewujudkan pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara lebih komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi bagian penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan pembangunan dan pengembangan transportasi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2.2.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dalam pembangunan sektor transportasi merujuk pada arah kebijakan pembangunan transportasi nasional yang tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Kebijakan dan strategi tersebut juga disinergikan dengan arah kebijakan pembangunan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kementerian Perhubungan 2005-2025 yang menjadi salah satu alur logis perencanaan pembangunan sektor transportasi berkelanjutan. Dalam menjabarkan sasaran nasional, Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 menerjemahkan beberapa sasaran menjadi beberapa bagian yang saling berkorelasi, dimana interkoneksi tersebut juga akan sejalan dengan sasaran pembangunan pada Unit Kerja Eselon I. Pemikiran diatas sebagai dasar pertimbangan penyusunan strategi dilakukan sebagai bagian dari perumusan arah kebijakan dan strategi pembangunan di Kementerian Perhubungan yang berkorelasi pada sasaran Kementerian Perhubungan yang telah disusun sebelumnya. Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dikelompokkan menjadi 3 aspek, meliputi keselamatan dan keamanan, pelayanan, serta kapasitas transportasi, seperti pada tabel berikut ini.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-11
Tabel 2.2 Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perhubungan Tahun 20152019 No.
Sasaran
Arah Kebijakan dan Strategi Kemenhub KESELAMATAN DAN KEMANAN
1.
Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi
Meningkatkan keselamatan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi, melalui strategi : a. Penguatan kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi; b. Peningkatan peran serta masyarakat dan badan usaha di bidang keselamatan transportasi; c. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan sejak usia dini; d. Peningkatan/ pembaharuan regulasi terkini sesuai dengan standar keselamatan; e. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana keselamatan transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi; f. Peningkatan efektivitas pengendalian, pengaturan dan pengawasan terhadap pemenuhan standar keselamatan transportasi; g. Peningkatan keandalan/kelaikan sarana dan prasarana transportasi melalui program pengujian dan sertifikasi sarana, prasarana termasuk fasilitas pendukung lainnya; h. Peningkatan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat nasional maupun daerah;
2.
Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi
Meningkatkan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi, melalui strategi : a. Peningkatan efektivitas pengawasan terhadap pemenuhan standar keamanan transportasi; b. Pemenuhan standar keamanan transportasi berupa perlengkapan keamanan transportasi; c. Pencegahan terhadap penyusupan barangbarang yang mengancam keamanan penumpang; d. Peningkatan koordinasi dalam rangka mencegah terjadinya tindakan melawan hukum di sektor transportasi (pencurian, vandalisme, perompakan, pembajakan, teroris, dll).
PELAYANAN TRANSPORTASI 3.
Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi
Meningkatkan kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi nasional, melalui strategi : a. Peningkatan kehandalan sarana dan prasarana transportasi serta penataan jaringan/rute; b. Penyusunan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi;
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-12
No.
Sasaran
4.
Meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan serta tenaga pendidik transportasi
5.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi
Arah Kebijakan dan Strategi Kemenhub c. Implementasi standar pelayanan publik pada sarana dan prasarana transportasi, termasuk penyediaan fasilitas bagi pengguna jasa berkebutuhan khusus; d. Konsistensi penerapan reward dan punishment terhadap ketepatan pelayanan. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM di bidang transportasi, melalui strategi : a. Penyempurnaan kelembagaan dan penyiapan regulasi dalam rangka pengembangan SDM transportasi untuk mengantisipasi perkembangan budaya, IPTEK dan kesiapan produktivitas daya saing secara nasional dan internasional; b. Pengembangan kurikulum dan silabus diklat transportasi sesuai dengan kebutuhan serta membangun budaya keselamatan dan budaya melayani; c. Peningkatan peran pemerintah dalam rangka pengembangan SDM Transportasi bagi Lembaga pendidikan Swasta; d. Pembangunan dan peningkatan Sarana dan Prasarana Diklat; e. Pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik transportasi serta pengembangan metode pembelajaran; f. Pemenuhan kebutuhan tenaga teknis transportasi – awak kapal negara dan patroli; g. Pemenuhan kebutuhan SDM teknis dan Inspektur Penerbangan; h. Penyusunan perencanaan, program dan evaluasi monitoring diklat sesuai perencanaan untuk masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian transportasi, melalui strategi: a. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti serta tenaga fungsional pendukung; b. Peningkatan sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan pengguna jasa penelitian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian; c. Peningkatan kerjasama penelitian antar lembaga riset dan industri untuk merumuskan kebijakan strategis penyelenggaraan transportasi; d. Penyempurnaan regulasi dan kelembagaan untuk penguatan peran Badan Litbang Perhubungan; e. Pembangunan balai penelitian dan pengembangan, database penelitian, perpustakaan serta aplikasi program penelitian.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-13
No.
Sasaran
6.
Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance
7.
Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan
8.
Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi
9.
Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance
Arah Kebijakan dan Strategi Kemenhub Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kinerja kementerian perhubungan,melalui strategi : a. Penuntasan agenda reformasi birokrasi melalui penataan kelembagaan (organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia); b. Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja dan keuangan Kementerian Perhubungan secara terintegrasi, terpercaya dan dapat diakses publik; c. Penyediaan layanan informasi transportasi yang dapat diakses publik secara mudah; d. Penyederhanaan perijinan sektor transportasi; e. Penerapan e-government di lingkungan Kementerian Perhubungan; f. Penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi penerapan kebijakan. Meningkatkan jumlah dan kualitas penetapan dan implementasi regulasi sektor transportasi, melalui strategi: a. Pemetaan arah/kebutuhan kerangka regulasi untuk mempercepat pelaksanaan prioritas pembangunan transportasi; b. Peningkatan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penyelesaian peraturan perundangundangan; c. Percepatan penyusunan peraturan perundangundangan sesuai amanah undang-undang bidang transportasi; d. Percepatan pelaksanaan penyederhanaan dan harmonisasi regulasi di bidang transportasi; e. Evaluasi peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih dan yang menghambat percepatan pembangunan transportasi. Menerapkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, melalui strategi : a. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim; b. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan; c. Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien; d. Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum/massal. Pelaksanaan Pengawasan Intern yang Berintegritas, Professional dan Amanah, melalui Strategi : a. Mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal sebagai consultant danquality assurance; b. Peningkatan kualitas hasil pengawasan; c. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Pengawasan.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-14
No.
Sasaran
Arah Kebijakan dan Strategi Kemenhub
10.
Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda
Meningkatkan kapasitas, konektivitas/aksesibilitas antar wilayah dan keterpaduan antarmoda/ multimoda,melalui strategi: a. Peningkatan investasi swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi nasional melalui penguatan kelembagaan dan sistem perencanaan proyek-proyek yang akan dikerjasamakan; b. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana transportasi melalui skema pembiayaan innovative financing; c. Percepatan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan prioritas konektivitas ASEANdalam kerangka penguatan konektivitas nasional; d. Penyediaan armada transportasi nasional melalui pemberdayaan industri transportasi dalam negeri; e. Pengembangan short sea shipping/coastal shipping pada jalur logistik nasional yang diintegrasikan dengan moda kereta api dan jalan raya; f. Pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut; g. Pembangunan / Lanjutan / Penyelesaian dan pengembanganfasilitas pelabuhan laut non komersialpada ± 100 lokasi pelabuhan setiap tahun.
KAPASITAS TRANSPORTASI 12.
Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang
13.
Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar dan wilayah non komersial lainnya
Meningkatkan produksi moda transportasi, melalui strategi: a. Peningkatan penyediaan saranatransportasi; b. Peningkatan pemerataan distribusi transportasi nasional dan regional. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana di daerah rawan bencana, wilayah perbatasan, terluar dan non komersil lainnya, melalui strategi : a. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah perbatasan dan wilayah-wilayah terluar; b. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan dan rawan bencana; c. Penyediaan sarana angkutan keperintisan.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-15
2.3
TUJUAN, SASARAN, ARAH KEBIJAKAN JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
DAN
STRATEGI
DIREKTORAT
2.3.1 TUJUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Sesuai dengan definisi yang tercantum dalam Permen PPN/Ka Bappenas No. 5 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019 bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, sedangkan kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat untuk mencapai tujuan. Perumusan tujuan Direktorat Jenderal Perhubugan Laut dalam Renstra periode Tahun 2015-2019 didasarkan pada kondisi dan persyaratan perwujudannyaseperti yang terlihat pada Gambar 2.2. Tujuan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 2015-2019 dikelompokkan berdasarkan elemen kinerja, yaitu: input, output, outcome, impact, sebagai berikut: 1. Memperluas peran transportasi laut terhadap agenda pembangunan nasional secara berkelanjutan; 2. Mewujudkan peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi laut; 3. Mewujudkan peningkatan produktivitas dan kinerja pelayanan transportasi laut serta terdepan dalam meningkatkan kualitas pelayaran; 4. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi laut; 5. Mewujudkan peningkatan kompetensi SDM, daya saing industri, dan penerapan teknologi di bidang transportasi laut; 6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di bidang perhubungan laut.
Gambar 2.2 Proses Analisis Perumusan Tujuan Ditjen Perhubungan Laut Tahun 2015-2019
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-16
2.3.2 SASARAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Sesuai rumusan sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan tahun 2010-2014, maka sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi laut sesuai tugas dan tupoksi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk mewujudkan transportasi laut yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah. a. Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi laut yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air; b. Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi laut yang efisien, terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif; c. Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi laut yang mampu mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development). Adapun sasaran pembangunan transportasi laut tahun 2015-2019, dapat diuraikan sebagai berikut : A. Keselamatan dan Keamanan Aspek keselamatan dan keamanan transportasi laut, meliputi : 1. Menurunnya angka kecelakaan Transportasi Laut; 2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan Transportasi Laut; B. Pelayanan Aspek pelayanan transportasi laut, meliputi : 1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut; 2. Meningkatnya kompetensi SDM transportasi laut; 3. Meningkatnya kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Lautdalam mewujudkan good governance; 4. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RANGRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor TransportasiLaut; C. Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-17
D. Kapasitas Transportasi Aspek kapasitas transportasi, meliputi : 1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi laut untuk mengurangi backlog maupun bottleneckprasarana dan sarana transportasi laut; 2. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang; 3. Meningkatnya layanan transportasi laut di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar dan wilayah non komersial lainnya. Sasaran pembangunan transportasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada prinsipnya sejalan dengan sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan yang tertuang di dalam Rencana Strategis (RENSTRA)) Tahun 2015-2019. Hal ini tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi yang memberikan pemahaman bahwa sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan dapat dijabarkan kembali menjadi sasaran pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang secara khusus difokuskan pada perencanaan dan pembangunan transportasi laut. Secara lebih jelasnya korelasi antara sasaran pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan serta sasaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015-2019 sebagaimana pada diagram berikut ini.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-18
ISU STRATEGIS (RPJMN 2015-2019)
SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2015-2019
SASARAN NASIONAL (RPJMN 2015-2019)
SASARAN DIREKTORAT JENDRAL PERHUBUNGAN LAUT 2015-2019
I. Keselamatan dan Keamanan
Keselamatan dan Keamanan 1. Konektivitas
1. Kapasitas Prasarana
sarana
dan
1. Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi 2.Menurunnya Jumlah Gangguan Penyelenggaraan Transportasi
Keamanan
1. Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi Laut dalam
2. Keterpaduan Antarmoda / Multimoda
Pelayanan
3. Kinerja Pelayanan
3. Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi
4.
Konektivitas Global
Nasional
&
5. Kemanan & Keselamatan
6. Ramah Lingkungan 7. Pedesaan, Rawan Bencana, Tertinggal & Perbatasan
4. Terpenuhinya SDM Transportasi dalam jumlah dan Kompetensi sesuai dengan kebutuhan
5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi
8. Pelayanan angkutan massal perkotaan 9. Kinerja lalu lintas perkotaan 10.Manajemen transportasi perkotaan
Menurunnya Jumlah Gangguan Penyelenggaraan Transportasi Laut
Keamanan
dalam
II. Pelayanan 3. Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut 4. Terpenuhinya Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompetensi
6. Meningkatnya Kinerja Kementerian Perhubungan Dalam Mewujudkan Good Governance
5. Meningkatnya Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam Mewujudkan Good Governance
7. Meningkatnya Penetapan dan Kualitas Regulasi dalam Implementasi Kebijakan bidang Perhubungan
6. Meningkatnya Penetapan dan Kualitas Regulasi dalam Implementasi Kebijakan BIdang Transportasi LautLINGKUNGAN MARITIM 7. Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada Sektor Transportasi Laut
8. Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada Sektor Transportasi 9. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance
2.Tranportasi Perkotaan
2.
8. Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim
Kapasitas Transportasi 10. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem
transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda
11. Meningkatnya Pelayanan Angkutan Umum Massal PerkotaanTatanan Kepelabuhanan Nasional (TKN) 12. Rencana indukAplikasi pelabuhan danDLKP/DLKR Meningkatnya Teknologi Informasi dan Skema pelabuhan Sistem Majemen Transportasi Perkotaan Penyelenggaraan kegiatan di pelabuhan Produksi Angkutan Penumpang dan Barang 13. Meningkatnya Pembangunan dan pengoperasian pelabuhan Tersus dan TUKS 14. Meningkatnya Penarifan Layanan Transportasi di Perbatasan Negara, Terluar, dan dan Wilayah Non Komersial Lainnya Pulau Pelabuhan tersus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri
Gambar 2.3.Sinkronisasi Sasaran RPJMN, Renstra SIMOPELKementerian Perhubungan dengan
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III. Kapasitas TransportasiPencegahan dan penang-gulangan 9. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi pencemarandari laut untuk mengurangi backlog maupun debottleneck pengoperasian Prasarana dan kapal Sarana Transportasi Laut Pencegahan pencemaran lingkungan yg bersumber daribarang dan bahan yg Produksi ada di Angkutan Penumpang dan Barang 10.berbahaya Meningkatnya kapal 11.Pencegahan Meningkatnya Layanan Transportasi Laut di Perbatasan pencemaran Negara, Pulau dari Terluar, dan Wilayah Non Komersial Lainnya kegiatan di pelabuhan Penanggulangan Renstra Ditjen Hubla Tahun 2015-2019 pencemaran di perairan dan pelabuhan Tanggung jawab pemilik atau operator kapal II-19 Lokasi pembuangan limbah di perairan Sistem informasi perlindu-ngan lingkungan maritim
Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Direktorat Jenderal Perhubungan Lautdiperlukan sebagai dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan transportasi laut tahun 2015-2019, sehingga hubungan liniearitas antaraisu strategis dan sasaran pembangunan transportasi laut kedepan dapat terarah dan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang tertuang di dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019, sehingga sasaran Kementerian Perhubungan memiliki interkoneksi secara langsung dengan 9 agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini memberikan konsekuensi logis dalam bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan pendekatan pembangunan bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda prioritas nasional selama 5 (lima) tahun ke depan. Pendekatan isu strategis transportasi laut dalam perumusan sasaran pembangunan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015-2019 menjadi penting untuk lebih menata dan mengelola transportasi laut dengan baik, serta berbasis pendekatan multidimensi/multisektor termasuk dalam hal ini kaitannya dengan aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya. Pendekatan tersebut akan membawa sinergitas pembangunan transportasi laut secara lebih terpadu, mewujudkan pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi laut secara lebih komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana transportasi laut secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi bagian penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan pembangunan dan pengembangan transportasi laut untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2.3.3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015-2019 dalam pembangunan sektor transportasi laut merujuk pada arah kebijakan pembangunan transportasi nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dan Kementerian Perhubungan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019. Dalam menjabarkan sasaran nasional dan Kementerian Perhubungan Tahun 20152019, Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menerjemahkan beberapa sasaran menjadi beberapa bagian yang saling berkorelasi, dimana interkoneksi tersebut juga akan sejalan dengan sasaran pembangunan pada seluruh Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubngan laut. Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015-2019 dikelompokkan menjadi 3 aspek, meliputi keselamatan dan keamanan, pelayanan, serta kapasitas transportasi, seperti pada tabel berikut ini.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-20
Tabel 2.3 Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015-2019 Tujuan Memperluas Peran Transportasi Laut terhadap Agenda Pembangunan Nasional secara Berkelanjutan
Sasaran
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi
1. Menurunnya Emesi Gas a. Menurunkan emisi gas • Rumah Kaca (GRK) dan buang dari aktifitas Meningkatnya operasional pelayaran; • Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan pada Transportasi Laut; •
Pembaruan teknologi mesin kapal sesuai standar pencemaran yang berlaku; Peningkatan efisiensi penggunaan BBM untuk operasional kapal niaga maupun kapal negara; Peningkatan efisiensi pengoperasian kapal melalui peningkatan sistem kenavigasian.
b. Menurunkan emisi gas • buang dari kegiatan pendukung pelayaran.
Peningkatan efektivitas pemanfaatan teknologi untuk mengurangi kebutuhan face-to-face dalam setiap aktivitas yang dilakukan di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut; Pembaruan fasilitas pendukung operasional yang dimiliki Ditjen Perhubungan Laut yang memenuhi standar emisi di bidangya masing-masing.
•
2. Meningkatnya Upaya Perlindu ngan Maritim
Meningkatkan pelayanan perlindungan maritim
di
efektivitas • bidang lingkungan • •
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
Peningkatan pemenuhan (compliance) terhadap standar kegiatan perlindungan lingkungan maritim sesuai ketentuan dalam MARPOL; Peningkatan efektivitas sertifikasi IOPP, SNPP, CLC, NLS, IAPP, dan ISPP; Peningkatan kegiatan penanggulangan musibah dan pengawasan pekerjaan bawah air.
II-21
Tujuan
Sasaran
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi
Wujudkan peningkatan 3. Menurunnya Angka a. Meningkatkan efektivitas • keselamatan dan Kecelakaan Transportasi pengawasan dalam keamanan transportasi Laut; penerbitan surat persetujuan laut; berlayar; •
Peningkatan efektivitas pengawasan pemenuhan persyaratan pengawakan dalam penerbitan Surat Persetujuan Berlayar; Peningkatan efektivitas pengawasan pemenuhan persyaratan teknis kelaiklautan kapal dalam penerbitan Surat Persetujuan Berlayar, termasuk pelaksanaan PSCO untuk kapal asing.
b. Meningkatkan kinerja • penerbitan surat/sertifikat kelaiklautan kapal; • •
Peningkatan pemenuhan (serta ratifikasi) standar internasional dalam kegiatan kelaiklautan kapal; Penyempurnaan standar kapal NCVS; Peningkatan kuantitas dan kualitaskegiatan dalam proses penerbitan surat/sertifikat yang berkaitan dengan kelaiklautan kapal termasuk kapal NCVS.
c. Meningkatkan kinerja • penerbitan sertifikat keahlian dan keterampilan pelaut serta dokumen kepelautan lainnya; •
Peningkatan pemenuhan (serta ratifikasi) standar STWC dalam sertifikasi kepelautan nasional; Peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan dalam proses penerbitan sertifikat keahlian dan keterampilan pelaut, sertifikat keahlian kapal ikan serta dokumen kepelautan (buku pelaut, penyijilan, dan pengukuhan).
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-22
Tujuan
Sasaran 4. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi laut;
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi
a. Meningkatkan kinerja pelayanan sertifikasi di bidang keamanan pelayaran dalam rangka pelaksanaan ISPS-Code
•
b. Menurunkan potensi terjadinya gangguan keamanan pelayaran
•
•
• • • Mewujudkan peningkatan produktivitas dan kinerja pelayanan transportasi laut serta terdepan dalam meningkatkan kualitas pelayaran;
5. Meningkatnya Kinerja a. Meningkatkan jumlah • Pelayanan Sarana dan pelabuhan yang memenuhi Prasarana Transportasi kreteria kinerja yang Laut; ditetapkan; • •
b. Meningkatkan layanan penundaan.
kinerja • pemanduan/ •
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
Pemenuhan kebutuhan SDM dan peralatan kerja dalam rangka sertfikasi ISPS Code; Peningkatan jumlah fasilitas pelabuhan serta kapal yang telah memiliki sertifikat ISPS Code. Peningkatan efektivitas pengawasan pemenuhan persyaratan keamanan kapal sebelum berlayar; Peningkatan efektivitas patroli keamanan di wilayah daratan dan perairan pelabuhan; Peningkatan regularitas dan efektivitas kegiatan penjagaan laut dan pantai; Peningkatan sistem koordinasi kegiatan penjagaan laut danpantai. Peningkatan kegiatan koordinasi teknis dan sosialisasi dengan UPT, UPP, dan instansi lainnya di bidang kepelabuhanan; Peningkatan efektivitas aplikasi SIMOPEL di pelabuhan; Peningkatan penyediaan dan efektivitas sispro pelayanan kapal, barang, dan penumpang sesuai standar yang telah ditetapkan. Peningkatan penyediaan kajian, standarisasi dan perencanaan di bidang pemanduan/penundaan; Peningkatan efektivitas persetujuan dalam penetapan wilayah serta layanan pemanduan/ penundaan; II-23
Tujuan
Sasaran
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi •
6. Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Meningkatkan jumlah muatan • dan Barang penumpang dan barang Transportasi Laut; • 7. Meningkatnya Layanan Transportasi Laut di Perbatasan Negara, Pulau Terluar, dan Wilayah Non Komersial lainnya
Peningkatan pemenuhan kebutuhan SDM, sarana kapal, dan prasarana pendukung pemanduan. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi laut; Peningkatan pelayanan sarana transportasi guna mencapai SPM pelayanan.
Meningkatkan panjang alur dan • perlintasan perintis yang telah ditetapkan •
Peningkatan kegiatan pemetaan alur pelayaran dan perlintasan perintis; Peningkatan jumlah alur pelayaran perintis yang telah ditetapkan.
Mewujudkan 8. Meningkatnya a. Meningkatkan coverage dan • Pemenuhan Kebutuhan Kapasitas Sarana dan regularitas angkutan laut Sarana dan Prasarana Prasarana untuk perintis; Transportasi Laut. mengurangi Backlog • maupun Bottleneck Prasarana dan Sarana • Transportasi Laut.
Peningkatan efektivitas perencanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan angkutan laut perintis; Peningkatan sistem pengelolaan dan pemeliharaan/perawatan kapal perintis; Penurunan rata-rata waktu tempuh pelayaran kapal perintis dalam satu roundvoyage; Peningkatan jumlah kapal perintis tipe penumpang atau penumpang dan barang; Penurunan rata-rata hari kekosongan operasi kapal perintis; Peningkatan jumlah penumpang dan barang yang diangkut kapal perintis.
• • • b. Meningkatkan dokumen pembangunan Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
ketersediaan • rencana dan
Peningkatan kegiatan perencanaan pembangunan/pengembanganpelabuhan/fa silitas pelabuhan (Pra FS/FS, SID dan II-24
Tujuan
Sasaran
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi
pengembangan pelabuhan; •
•
•
c. Meningkatkan kegiatan • pembangunan dan peningkatan fasilitas pelabuhan sesuai yang ditetapkan dalam Masterplan (termasuk untuk mendukung tol laut; •
• d. Meningkatkan kegiatan • pengerukan dan reklamasi dalam memenuhi persyaratan • hirarki pelabuhan; Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
DED); Peningkatan kegiatan kajian dampak lingkungan (AMDAL, UKL/UPL) dalam rangka pembangunan/ pengembangan pelabuhan/ fasilitas pelabuhan; Peningkatan jumlah Rencana Induk/ Masterplan pelabuhan yang disiapkan/ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah; Peningkatan jumlah penyiapan dan penetapan dokumen DKLr/DLKp oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Peningkatan dukungan/kemudahan (termasuk dalam penerbitan surat persetujuan kegiatan pembangunan dan peningkatan fasilitas pelabuhan) pada pelabuhan komersial khususnya pelabuhan pendukung tol laut). Peningkatan kegiatan pembangunan baru, lanjutan dan penyelesaian pelabuhan perintis maupun non-perintis, khususnya pelabuhan Peningkatan kegiatan pengembangan, rehabilitasi, replace fasilitas pelabuhan). Peningkatan perencanaan, survei,dan pendataan kegiatan pengerukan dan reklamasi, Peningkatan efisiensi dan efektivitas penerbitan rekomendasi SIKK dan SIKR, II-25
Tujuan
Sasaran
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi •
•
Peningkatan jumlah lokasi pelabuhan yang dilakukan pengerukan dan reklamasi untuk memenuhi persyaratan alur pelayaran/kolam pelabuhan dan kebutuhan pengembangan fasilitas pelabuhan untuk memenuhi persyaratan hirarki pelabuhan. Peningkatan monitoring dan pengendalian teknis pengerukan dan reklamasi.
e. Meningkatkan pelabuhan, • terminal/ TUKS yang dioperasikan UPP/Pemda; •
Peningkatan efisiensi dan efektivitas persetujuan pembangunan pelum da terminal khusus, Peningkatan efisiensi dan efektivitas rekomendasi / persetujuan pengoperasian dan terminal khusus dan TUKS.
f. Meningkatkan ketersediaan • dan kehandalan armada pelayaran nasional •
Pelaksanaan kajian kebutuhan armada kapal nasional; Penyediaan insentif fiskal bagi pembangunan kapal pada galangan kapal dalam negeri; Pemberian keringanan pajak import bagi impor kapal berukuran khusus untuk mendukung pengembangan tol laut; Pengembangan sistem informasi kondisi teknis kapal nasional; Pemberdayaan pengusahaan docking kapal dalam negeri; Peningakatan jumlah kapal yang mempunyai kemampuan teknis rata-rata kapal nasional.
• • • •
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-26
Tujuan
Sasaran
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi
Mewujudkan 9. Terpenuhinya a. Meningkatkan pemenuhan • peningkatan kompetensi Kebutuhan Jumlah SDM kebutuhan jumlah SDM SDM, daya saing Transportasi Laut pelaut nasional, industri, dan penerapan sesuai Kompetensi • teknologi di bidang transportasi laut;
Peningkatan efektifitas kegiatan pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi pelaut nasional; Fasilits (pemberian insentif) pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pelaut nasional.
b. Meningkatkan pemenuhan • kebutuhan jumlah dan distribusi SDM ditjen perhubungan laut, •
Penyusunan kajian kebutuhan SDM aparatur/ teknis Ditjen Perhubungan Laut sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi; Peningkatan jumlah SDM aparatur/ teknis Ditjen Perhubungan Laut sesuai kebutuhan; Peningkatan efektivitas kebijakan distribusi SDM aparatur/ teknis Ditjen Perhubungan Laut sesuai kebutuhan kelembagaan. Pengembangan sistem penjenjangan karir dan kualifikasi SDM aparatur/ teknis Ditjen Perhubungan Laut; Peningkatan pelaksanaan diklat/bimtek, pembinaan, penyuluhan dan sosialisasi bagi SDM aparatur/teknis untuk mendapatkan kualifikasi keahlian sesuai bidangnya.
c. Meningkatkan kompetensi • SDM ditjen perhubungan laut; • •
d. Meningkatkan ketersediaan • dan kehandalan armada pelayaran nasional • •
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
Pelaksanaan kajian kebutuhan armada kapal nasional; Penyediaan insentif fiskal bagi pembangunan kapal pada galangan kapal dalam negeri; Pemberian keringanan pajak import bagi impor kapal berukuran khusus untuk mendukung pengembangan tol laut; II-27
Tujuan
Sasaran
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi • • •
Mewujudkan tata kelola 10. Meningkatnya Kinerja a. Meningkatkan kinerja • pemerintahan yang baik Ditjen Perhubungan dukungan manajemen di bidang perhubungan Laut dalam terhadap pelaksanaan laut. Mewujudkan Good kegiatan di Lingkungan Ditjen • Governance; Perhubungan Laut; •
b. Meningkatkan kinerja • dukungan manajemen terhadap pengelolaan keuangan di Lingkungan • Ditjen Perhubungan Laut • •
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
Pengembangan system informasi kondisi teknis kapal nasional; Pemberdayaan pengusahaan docking kapal dalam negeri. Peningakatan jumlah kapal yang mempunyai kemampuan teknis rata-rata kapal nasional.
Peningkatan kualitas AKIP seluruh unit kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Peningkatan kemajuan pelaksanaan agenda reformasi birokrasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Peningkatan efektivitas perencanaan, evaluasi dan monitoring pelaksanaan program dan kegiatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Peningkatan penyerapan anggaran oleh satuan kerja di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut; Peningkatan realisasi belanja dan pendapatan di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut; Peningkatan pencatatan BMN sesuai kaidah yang berlaku di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut; Peningkatan kualitas administrasi dan teknis, evaluasi dan monitoring dalam pengelolaan dan penggunaan II-28
Tujuan
Sasaran
Arah Kebijkan
Strategi Implementasi anggaran/BMN/PNBP di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut.
11. Meningkatnya a. Meningkatkan kegiatan • Penetapan dan penyusunan regulasi di Kualitas Regulasi bidang Perhubungan Laut • dalam Implementasi yang disusun; Keebijakan Bidang • Transportasi Laut; b. Meningkatkan ketersediaan • pelaksanaan pedoman/standar/protap; •
c. Meningkatkan kegiatan • sosialisasi, monitoring, dan evaluasi di bidang Perhubungan Laut. •
•
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
Peningkatan kegiatan persiapan penyusunan regulasi yang dilakukan; Peningkatan jumlah RPM dan Rancangan Keputusan Dirjen; Peningkatan ratifikasi konvensi internasionalberkaitan dengan SOLAS, MARPOL, dan STWC. Peningkatan kegiatan dalam rangka penyusunan pedoman/standar/protap; Peningkatanjumlahpedoman/standar/protap yang ditetapkan untuk mendukung kinerja organisasi di Lingkungan DitjenPerhubungan Laut. Peningkatan kegiatan sosialisasi, monitoring, dan evaluasi dalam peningkatan efektivitas implementasi regulasi, kebijakan, pedoman/standar/protap untuk mendukung kinerja organisasi di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut; Peningkatanefektivitas koordinasi antara Pusat, Daerah, dan Swasta dalam penyelenggaraan bidang Perhubungan Laut, Peningkatan efektivitas kerjasama internasional di bidang Perhubungan Laut.
II-29
2.3.4 KERANGKA REGULASI Mewujudkan sistem transportasi laut yang efektif dan efisien, serta membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Perwujudan ini dilakukan melalui implementasi pengaturan terhadap angkutan di pengairan, kepelabuhan, kenavigasian, keselamatan dan kemananan pelayaran, dan perlindungan lingkungan maritim. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan perlunya dilakukan ratifikasi maupun perumusan landasan hukum bagi pemerintah dalam mendukung pembiayaan penyediaan armada pelayaran nasional melalui penerbitan Pepres untuk Ratifikasi “Arrest of Ship Convention 1999” untuk melengkapi ratifikasi “Maritime Liens and Mortgages 1993” yang telah dilakukan dengan Perpres 44 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convention on Maritime Liens and Mortgages 1993 (Konvensi International tentang Piutang Maritim dan Mortgages 1993). Dalam rangka mendukung pemberdayaan Pelayaran Rakyat (Pelra) sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut menyebutkan bahwa pelayaran rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional dan mempunyai karakteristik untuk melaksanakan angkutan di perairan dengan menggunakan kapal layar, kapal layar motor dan atau kapal motor sederhana berbendera Indonesia dengan ukuran tertentu. Dengan karakteristik pelayaran rakyat yang menggunakan kapal tradisional, trayek yang tidak tetap dan tidak teratur serta masih minimnya aspek keselamatan dan keamanan maka diperlukan Perpres Pelayaran Rakyat yang akan mengatur spesifikasi teknis, muatan, dan pembiayaan. Sejalan dengan hal tersebut didalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015-2019 terdapat target penyelesaian Rancangan Peraturan Menteri dan penerbitan Surat Keputusan Dirjen sebanyak 84 rancangan dan Surat Keputusan. Selain regulasi tersebut, juga akan dilakukan perubahan dan penyusunan regulasi yang disesuaikan dengan tantangan global, regional dan nasional antara lain : 1. Menjamin dan memperkuat keterkaitan antara keselamatan, keamanan, efisiensi dan ramah lingkungan transportasi laut, dalam rangka pengembangan perdagangan global dan ekonomi dunia dan pencapaian tujuan Pembangunan Milenium (MDGs); 2. Mendorong pemenuhan ketentuan peraturan internasional dengan mengatur pelayaran internasional dan dalam negeri dengan mempromosikan pelaksanaan yang selaras dengan negara-negara anggota lainnya; 3. Menjamin keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan maritim dan secara berkesinambungan akan melakukan peninjauan ulang peraturan untuk memastikan kecukupan, efektivitas dan relevansi sarana dan prasarana yang tersedia; 4. Ratifikasi atas konvensi internasional khususnya yang dikeluarkan IMO dan ILO sesuai perkembangan amandemen; 5. Penguatan regulasi untuk penyelenggaraan investasi terkait persyaratan dan bentuk kerjasama pemerintah & swasta dalam penyelenggaraan transportasi laut; 6. Standarisasi dan spesifikasi teknis sarana dan prasarana transportasi laut;
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-30
7. Standarisasi dan spesifikasi teknik fasilitas bagi pengguna transportasi laut berkebutuhan khusus. Pada Gambar 2.4 disampaikan struktur regulasi yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh tugas dan fungsi Ditjen Perhubungan Laut khususnya dalam kaiatannya dengan pelaksanaan fungsi pembinaan pelayaran sebagaimana diamanatkan dalam UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Selama perioda Renstra 2015-2019 akan dilakukan pelengkapan dan penguatan regulasi disetiap bidang penyelenggaraan perhubungan laut diantaranya: -
Penetapan RPP Penjagaan Laut dan Pantai sebagai landasan organisasi dan operasional bagi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai yang saat ini terdiri dari 1 Direktorat dan 5 UPT Pangkalan PLP;
-
Revisi PP No. 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan untuk memasukkan berbagai substansi terbaru berkaitan dengan amandemen STWC 2010 Manila;
-
Revisi PP No. 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan karena sebagian pengaturannya sudah dipindahkan dalam PP 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, serta memasukkan substansi pengaturan terbaru dari IMO dan perkembangan regulasi NCVS.
Untuk regulasi yang sifatnya teknis pada level Peraturan Menteri maupun SK Dirjen Perhubungan Laut, diperlukan kajian yang lebih mendalam mengenai kebutuhan/ struktur regulasi yang diperlukan, kelengkapan dan up-date nya, serta sinkronisasi antar regulasi untuk mewujudkan harmonisasi regulasi di bidang pelayaran. Dalam konteks yang lebih luas terdapat beberapa sinkronisasi regulasi dengan pengaturan di sektor lain yang terkait, diantaranya: -
UU No. 1 Tahun 2014 tentang Kelautan, yang berkaitan erat dengan regulasi mengenai keselamatan dan keamanan (sertifikasi kapal dan pelaut, penjagaan laut dan pantai) serta perlindungan lingkungan maritim (sumber daya kelautan, bangunan di laut, salvage dan pekerjaan bawah air);
-
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang sangat berkaitan dengan regulasi di bidang lingkungan maritim (pencegahan dan penanggulangan pencemaran kerhadap perairan dan udara);
-
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berkenaan dengan sertifikasi, tugas dan kewajiban, serta penjaminan kesejahteraan bagi pelaut Indonesia, termasuk yang bekerja di kapal asing;
-
UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal serta UU No. 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara yang bersangkut paut dengan peningkatan investasi baik swasta maupun pemerintah dalam penyelenggaraan pelayaran, khususnya melalui skema KPS dan pendanaan alternatif.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-31
UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
ANGKUTAN DI PERAIRAN
KEPELABUHANAN
PP. 20/2010 jo. PP. 22/2011 Ttg Angkutan di Perairan
PP. 61/2009 tentang Kepelabuhanan
PP. 5/2010 Kenavigasian
RPP. 51/2002 Perkapalan
PP. 7/2000 Kepelautan
RPP........ Penjagaan Laut dan Pantai
PP. 21/2010 Perlindungan Lingk. Maritim
Tatanan Kepelabuhanan Nasional (TKN) Rencana Induk Pelabuhan dan DLKP/DLKR pelabuhan Penyelenggaraan kegiatan di pelabuan Pembangunan dan pengoperasian pelabuhan Tersus danTUKS Penarifan Pelabuhan da tarsus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri SIMOPEL
Alur dan perlintasan Sarana bantu navigasipelayaran (SBNP) Fasilitas alur-pelayaran sungai dan danau Telekomunikasipelayaran (Telkompel) Pelayanan meteorologi Bangunan atau instalasi di perairan Pengerukan &reklamasi Kerangka kapal Salvage dan pekerjaan bawah air Sistem informasi kenavigasian Petugas SBNP dan telkompel
Pengadaan, pembangunan dan pengerjaan kapal Kelaiklautan kapal Pengukuran kapal Pendaftaran dan kebangsaan kapal indonesia Keselamatan kapal Peti kemas Pencegahan pencemaran dari kapal Manajemen keselamatanpengoper asian kapal dan pencegahanpencemar an dari kapal
Pelaut Pengawakan kapal niaga dankewenangan jabatan Pendidikan, pengujian dan sertifikasikepelautan kapal niaga Perlindungan kerja pelaut Pengawakan kapal penangkap ikan Pengawasan kapal sungai dan danau
Fungsi, tugas dan kewenangan Identitas penjagaan laut dan pantai (sea and coast guard) Organisasi dan tata kerja Sumber daya manusia
Pencegahan dan penanggulangan pencemaran dari pengoperasan kapal Pencegahan pencemaran lingkungan yang bersumber dari barang dan bahan berbahaya yang ada di kapal Pencegahan pencemaran dari kegiatan di pelabuhan Penanggulangan pencemaran di perairan dan pelabuhan Tanggung jawab pemilik atau operator kapal Lokasi pembuangan limbah di perairan System Informasi Perlindungan Lingkungan
Angkutan laut dalam negeri Angkutan laut luar negeri Angkutan laut khusus Angkutan laut pelayaran rakyat Angkutan sungai dan danau Angkutan penyeberangan Angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil Kegiatan jasa terkait dengan angkutan di perairan
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
LINGKUNGAN MARITIM
Keputusan/Peraturan Menteri, SK Dirjen Perhubungan Laut, pedoman/protap/tata cara
Gambar 2.4 Kerangka /Struktur Regulasi di Bidang Pelayaran
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-32
Regulasi mengenai investasi dan penyelenggaraan perlu diperkuat, terutama berkaitan dengan persyaratan dan bentuk kerjasama pemerintah dengan swasta serta mekanisme bantuan dari pusat kepada Daerah dalam penyelenggaraan transportasi laut. Selain itu, diperlukan juga regulasi yang mendukung pembiayaan penyediaan armada pelayaran nasional. Pedoman pembinaan penyelenggaraan transportasi laut baik kepada swasta maupun kepada pemda perlu didukung oleh kerangka regulasi yang kuat.Secara umum kebutuhan penguatan regulasi transportasi laut disampaikan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Kerangka Kebutuhan Penguatan Regulasi Transportasi Laut FUNGSI REGULASI Fungsi perubahan
MANDAT UU 23/2007 Perubahan dari monopoli kepada multi operator
Perubahan dari ketergantungan kepada kemandirian dalam investasi dan teknologi
Fungsi stabilisasi
Fungsi fasilitasi
Standarisasi teknis sarana dan prasarana, serta kompetensi SDM Transportasi Laut
Standarisasi sistem dan prosedur penyelenggaraan (pembangunan/pengadaan , pengoperasian, perawatan, pengusahaan) Fasilitasi peran swasta dan pemda
KEBUTUHAN PENGUATAN REGULASI Pembentukan Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Milik Pemerintah Pedoman Kerjasama, Penentuan Biaya, dan Pola Operasi dalam skema Multioperator Perumusan landasan hukum bagi pemerintah dalam mendukung pembiayaan penyediaan armada pelayaran nasional melalui penerbitan Pepres untuk Ratifikasi “Arrest of Ship Convention 1999” untuk melengkapi ratifikasi “Maritime Liens and Mortgages 1993” yang telah dilakukan dengan Perpres 44 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convention on Maritime Liens and Mortgages 1993 (Konvensi International tentang Piutang Maritim dan Mortgages 1993). Road Map Penguasaan Teknologi Transportasi Laut Nasional Kebijakan Pemberdayaan Industri Transportasi Laut Nasional Akreditasi Badan Hukum atau Lembaga Pengujian Sarana dan Prasarana Transportasi laut Standar dan spesifikasi teknis dan sertifikasi sarana prasarana, dan sertifikasi kompetensi/kecakapan SDM untuk teknologi eksisting maupun penerapan teknologi baru Standar Kompetensi Penguji SDM Transportasi Laut Pedoman penyelenggaraan transportasi laut Provinsi, Kabupaten, dan Kota
Mekanisme pemberian bantuan dari Pemerintah Pusat bagi Daerah dalam pembangunan dan pengoperasian
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-33
Fasilitasi kepada setiap lapisan masyarakat (secara fisik, ekonomi, dan sosial)
transportasi laut di Daerah Bentuk dan besaran penjaminan pemerintah dalam Proyek KPS transportasi laut Kebijakan fasilitasi dalam pengadaan sarana dan prasarana transportasi laut Standar dan spesifikasi teknik fasilitas bagi pengguna transportasi laut berkebutuhan khusus Pengadaan sarana kapal perintis oleh Pemerintah Penyelenggaraan Layanan Transportasi Laut Perintis dan PSO/bersubsidi
2.3.5 KERANGKA KELEMBAGAAN Struktur umum kerangka kelembagaan dalam penyelenggaran perhubungan laut dalam perioda Renstra 2015-2019 seperti pada Gambar 2.5 yang menggambarkan keterkaitan secara kelembagaan antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagai pembina penyelenggaraan pelayaran nasional, serta dengan Pemda sebagai pembina di Daerah, dan juga publik selaku operator/ badan usaha yang bergerak di bidang pelayaran. Selain, itu disampaikan juga keterkaitan antara Direktorat JenderalPerhubungan Laut sebagai bagian dari Kementerian Perhubungan dengan K/L terkait lainnya. Sebagaimana diketahui, bahwa dalam Kabinet Kerja 2014-2019 dibentuk Kementerian Koordinator (Kemenko) Maritim yang ditugaskan untuk mengkoordinasikan 4 Kementerian, yakni: Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian ESDM. Dalam Gambar 2.5 sudah diidentifikasi Unit Eselon I di Kementerian lainnya yang harus berkoordinasi secara intensif dengan Direktorat JenderalPerhubungan Laut, terutama berkaitan dengan: sertifikasi kapal dan pelaut, kesyahbandaran, kepelabuhanan, perlindungan lingkungan maritim, penataan ruang dan pemanfaatan sumber daya kelautan, serta bangunan di perairan dan di bawah air, serta kegiatan salvage, dan hal-hal teknis lainnya. Selain koordinasi secara kelembagaan dengan Kementerian Lain di bawah Kemenko Maritim, terdapat pula lingkup kegiatan yang perlu dikoordinasikan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan kementerian terkait, diantaranya berkenaan dengan: pendidikan dan pelatihan pelaut, penjagaan keamanan laut, investasi di bidang pelayaran, kelembagaan dan reformasi birokrasi, tata niaga dan sistem ekonomi kelautan, perlindungan lingkungan, serta ketenagakerjaan. Secara internal, didalam lingkup Kementerian Perhubungan, garis koordinasi sangat diperlukan dengan direktorat teknis lainnya berkaitan dengan sinkronisasi kebijakan, perencanaan, pembangunan, serta pengoperasian, pengendalian, dan pengawasan dalam penyelenggaraan moda-moda transportasi yang terpadu, bersinergi, dan berkoopetisi dalam jaringan intermoda yang seamless untuk mewujudkan konektivitas transportasi nasional yang handal dan efisien untuk mengurangi biaya transportasi dan logistik dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan pembangunan secara berkelanjutan. Selain itu dalam kontribusi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terhadap agenda pembangunan nasional secara berkelanjutan, akan diperkuat melalui program pengembangan kapasitas sumber daya bidang maritim.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-34
Sebagai pembina penyelenggaraan pelayaran di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut secara intensif perlu melakukan bimbingan teknis maupun administratif bagi pelaksanaan tugas yang didesentralisasikan kepada Pemda, khususnya dalam pembinaan pelayaran rakyat. Selain itu, pembinaan serta pemberdayaan terhadap seluruh badan usaha bidang pelayaran mutlak diperlukan karena ujung tombak pelayanan transportasi laut berada di tangan operator baik swasta maupun BUMN/BUMD. Di setiap Direktorat di Ditjen Perhubungan Laut perlu mengidentifikasi pola pemberdayaan badan usaha di bidang masing-masing berikut dengan potensi usaha yang dapat dikerjasamakan dengan swasta berikut dengan skema kelembagaannya. Secara spesifik perkuatan kelembagaan yang paling krusial adalah peningkatan peran OP (otoritas pelabuhan) di 4 lokasi pelabuhan utama agar dapat menjalankan fungsi regulatornya di lapangan sehingga terwujud multi operator yang sehat dalam penyelenggaraan pelabuhan Nasional. Kelembagaan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) dan pangkalannya perlu diperjelas dan diperkuat sesuai dengan kebutuhan penjagaan laut dan pantai yang begitu luas. Kerjasama Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan badan terkait sebagai pemangku kepentingan dalam rangka peningkatan aspek keselamatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan di mata masyarakat umum juga perlu ditingkatkan. Peran Biro Klasifikasi Indonesia maupun Biro Klasifikasi Asing dalam hal peningkatan kualitas sebagian keselamatan kapal dan perlindunganlingkungan maritim perlu diperluas dan dioptimalkan untuk mengurangi beban Direktorat Perkapalan dan Kepelautan dan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di lapangan. Peran Pemerintah sebagai Regulator dapat dimaksimalkan dengan sumber daya yang ada namun khusus pada pengukuran dan pendaftaran kapal dikecualikan untuk dikerjasamakan. Penguatan kelembagaan internal di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan mengkaji lebih dalam mengenai struktur dan organisasi kerja yang selama ini dijalankan, perlu diprioritaskan untuk dilakukan pada Renstra 2015-2019. Dengan beban kebutuhan percepatan penyediaan infrastruktur yang sedemikian besar serta tugas-tugas teknis layanan dan pengawasan yang harus dilakukan, sepertinya dalam 5-10 tahun ke depan perlu dilakukan restrukturisasi kelembagaan secara menyeluruh di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, sehingga dapat disusun organisasi yang ramping dan tepat sasaran dengan ruang lingkup tugas dan fungsi yang fokus pada fungsi regulasi dan pembinaan. Berbagai tugas teknis pelayanan dan pengawasan yang dapat diserahkan pelaksanaan teknisnya kepada Pemda ataupun swasta perlu dikaji untuk diserahterimakan (tanpa menghilangkan fungsi otorisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut). Penguatan simpul Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut perlu dilakukan untuk mengatisipasi kebutuhan investasi swasta yang lebih besar dalam 5 tahun ke depan, khususnya untuk fasilitas pelabuhan. Perluasan penugasan dan kewenangan dalam simpul KPS Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan dapat meningkatkan potensi keberhasilan proyek KPS karena proses pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat sesuai prosedur dan regulasi yang berlaku. Peguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan yang dalam hal ini memiliki beberapa skema pengembangan dan revitalisasi kelembagaan pada transportasi laut yaitu Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum bagi Pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana transportasi laut melalui Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) dan pembentukan Badan Layanan Umum (BLU).
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-35
PRESIDEN RI
KEMENKO MARITIM KEMENTERIAN TERKAIT
Kementerian Pariwisata
Ditjen Pengembangan Destinasi Wisata
Kementerian ESDM
Ditjen Minyak dan Gas Bumi Ditjen Mineral dan Batubara Ditjen Ketenaga listrikan Ditjen Energi Baru,Terbarukan dan Konservasi Energi
Kementerian Kelautan & Perikanan
Kementerian Perhubungan (Ditjen Perhubungan Laut)
Ditjen Perikanan Tangkap
Ditjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil
Badan Usaha Pelayaran
Pemerintah Daerah
BADAN/LEMBAGA TERKAIT
Badan Usaha Pelabuhan Badan Usaha Angkutan Laut Badan Usaha Kenavigasian Asosiasi Badan Usaha
Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota
Biro Klasifikasi Indonesi Badan Koordinasi Keamanan Laut
Kementerian BUMN
Kementerian Perdagangan
Kementerian Keuangan
Kementerian Pendidikan
Kemen PPN/ Bappenas
Kementerian Kehut & LH
Kemen Pertanian
Kementerian Kehut & LH
Kemen Pertahanan
Kemen Pertahanan
Kementerian Tenaga Kerja
Kementerian Tenaga Kerja
Kementerian PDT Trans
Kementerian Perindustrian
Kemenko Ekonomi
Kemenko Polhukam
Gambar 2.5 Kerangka Kelembagaan Bidang Perhubungan Laut
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-36
Badan Layanan Umum (Badan Layanan Umum (BLU) adalah Instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut merencanakan pembentukan BLU Bidang Perkapalan dan Kepelautan yaitu Pencatatan kapal dan pelaut , Bidang Kepelabuhanan yaitu pembentukan BLU pada 12 Unit Penyelenggara Pelabuhan yaitu Tarempa, Brondong, Sebuku, Tanjung Laut, Tanah Grogot, Tanjung Redep, Anggrek, Luwuk, Bau-Bau, Tulehu, Tual dan Nabire dan BLU Bidang Kenavigasian yaitu pembentukan BLU pada Distrik Navigasi Kelas I Dumai, Tanjung Pinang, Tanjung Priok, Surabaya, Samarinda dan Dsitrik Navigasi Kelas II Banjarmasin 2.4
TUJUAN, SASARAN, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR
2.4.1 PENURUNAN (CASCADING) SASARAN DAN TUJUAN DITJEN PERHUBUNGAN LAUT KE KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR Perumusan tujuan dan sasaran Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar didasarkan pada tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagai unit organisasi diatasnya. Tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan diturunkan (cascade) ke unit-unit organisasi dibawahnya berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Penurunan tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kepada Otoritas Pelabuhan Utama Makassar seperti yang disampaikan pada tabel 2.5
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-37
NO 1
Tabel 2..5 Sasaran Dan Tujuan Ditjen Perhubungan Laut 2015-2019 Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT OTORITAS PELABUHAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR STRATEGIS Menurunnya Angka 1) Rasio Kejadian Kecelakaan Kecelakaan Transportasi Laut Transportasi Laut 2) Jumlah Pedoman/Standar Keselamatan 1.1 Meningkatnya keamanan di 1 Jumlah SOP yang dan Keamanan Transportasi Laut wilayah DLKp dan DLKr ditetapkan Pelabuhan 3) Jumlah sarana dan Prasarana 1.2 Meningkatnya kinerja 2 Jumlah Pengawasan Keselamatan Transportasi Laut kegiatan pengawasan, pengelasan di Wilayah pemeriksaan, dan kegiatan DLKp dan DLKr lainnya dalam rangka 3 Jumlah Pengawasan dan a. Jumlah Pembangunan SBNP keselamatan dan keamanan penertiban kendaraan di lingkungan kerja keluar masuk pelabuhan pelabuhan b. Tingkat Kecukupan SBNP 4 Jumlah pengawasan terhadap lalu lintas barang dari dan ke pelabuhan c. Tingkat Keandalan SBNP 5 pengawasan terhadap embarkasi/debarkasi kapal penumpang d. Jumlah Pembangunan dan Upgrade 6 Pengawasan dan GMDSS penertiban pedagang kaki lima dan kegiatan lainnya di luar operasional dan pelayanan pelayanan e. Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS f. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli - Pembangunan Baru Kapal Patroli
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-38
-
Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli - Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli g Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian - Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian
2
Menurunnya Jumlah 4) Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan 5) Transportasi Laut 6)
3
Meningkatnya 7) Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasarana 8) Transportasi Laut
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal)
2.3
Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan diwilayah kerja pelabuhan
7
Jumlah Gangguan Keamanan dipelabuhan
3.4
Meningkatnya kinerja operasional pelabuhan dalam rangka pemenuhan standar kinerja yang ditetapkan
8
Prosentase Pencapaian On Time Performance (OTP) Transportasi Laut Pencapaian Waiting Time (WT) - Dermaga Konvensional - Dermaga Petikemas Pencapaian Effective Time (ET/BT)
Jumlah Kapal yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security) Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Kinerja Pelayanan Transportasi Laut
a.
Pencapaian Waiting Time (WT)
b. c.
Pencapaian Approach Time (AT) Pencapaian Effective Time (ET/BT)
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
a
b
II-39
c
d
- Dermaga Konvensional - Dermaga Petikemas Prosentase tingkat penggunaan dermaga (BOR) - Dermaga konvensional - Dermaga Petikemas Tingkat Produktivitas Kerja -
e
f
4
5
Meningkatnya 9) Kompetensi SDM Transportasi Laut
Meningkatnya 10 Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam Mewujudkan Good Governance 11
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis)
Nilai Akuntabilitas Pemerintah (AKIP)
Kinerja
Instansi
Prosentase Penyerapan Anggaran
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
4.5
5.6
Meningkatnya Kompetensi SDM Transportasi Laut
Meningkatnya Kinerja Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Dalam Mewujudkan Good Governance
9
10
11
Dermaga Konvensional (T/G/J) - Dermaga Petikemas (B/C/H) Peningkatan tingkat penggunaan gudang (SOR) Peningkatan efektivitas penggunaan lapangan (YOR) - Dermaga Konvensional - Dermaga Petikemas Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat keahlian -
Bidang Teknis
-
Bidang Non Teknis
Jumlah Dokumen yang disusun untuk memenuhi kebutuhan administrasi dan teknis serta akuntabilitas kinerja Prosentase Penyerapan Anggaran
II-40
12
Nilai Barang Milik Negara (BMN)
12
13
Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jumlah Penyederhanaan Perijinan
13
14
15
Jumlah Dokumen yang Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis
14
5.7
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan peralatan dan perlengkapan kantor serta perkantoran lainnya
15
16
17
18
19
6
Meningkatnya 16 Penetapan dan Kualitas Regulasi dalam Implementasi Kebijakan bidang Transportasi Laut
Nilai Barang Milik Negara (BMN) Target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jumlah Studi / Kajian / Desain / Dokumen Master Plane. DLKr dan DLKp Pelabuhan Luas gedung kantor / Halaman yang fungsinya terpulihkan Jumlah waktu terpulihkannya fungsi peralatan/perlengkapan kantor Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan peralatan/ perlengkapan kantor Jumlah waktu terpulihkannya fungsi kendaraan bermotor untuk mendukung pelayanan administrasi dan operasional Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan administrasi dan inventaris perkantoran
Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-41
7
8
Menurunnya Emisi 17 Gas Rumah Kaca (GRK) dan 18 meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan 19 pada Sektor Transportasi laut Meningkatknya 20 Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim 21 22
9
Meningkatnya 23 Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi Laut 24 untuk Mengurangi Backlog maupun Bottleneck 25
Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Jumlah Sarana yang Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan Jumlah Prasarana yang Telah Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan SBNP Solar Cell Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial Jumlah Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut Jumlah 2 Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian 6 Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-42
-
27
10
Meningkatnya 28 Produksi Angkutan Penumpang dan Barang 29
Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Terselenggaranya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut Jumlah Muatan Penumpang -
11
Meningkatnya 31) Layanan Transportasi Laut di Perbatasan Negara. Pulau Terluar. dan Wilayah Non Komersial Lainnya
Laut
10.10
Meningkatnya Konsesi / perjanjian kerjasama lainnya terkait fasilitas dan pelayanan di pelabuhan Meningkatnya Produktivitas arus penumpang dan barang
20
21
Perintis/Pelni PSO 22
Perintis/Pelni
Swasta Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
Jumlah Konsesi / perjanjian kerjasama lainnya terkait fasilitas dan pelayanan di pelabuhan Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang a Perintis
Non Perintis/Pelni Non PSO Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang -
30
Angkutan
9.9
23 11.11
Meningkatnya Layanan Transportasi Laut di Perbatasan Negara. Pulau Terluar. dan Wilayah Non Komersial Lainnya
24
b Non Perintis Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang a Perintis b Non Perintis Jumlah Voyage Angkutan Laut Perintis Jumlah pelabuhan singgah yang dilayani angkutan laut perintis
II-43
2.4.2
TUJUAN, SASARAN, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR TUJUAN KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR 1. Peningkatan kinerja kegiatan dalam rangka keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja pelabuhan 2. Peningkatan kinerja pelayanan serta pemanfaatan fasilitas pelabuhan 3. Peningkatan Kinerja Pelayanan Transportasi Laut Non-Komersial oleh Otoritas Pelabuhan 4. Peningkatan peran swasta dalam pengusahaan fasilitas dan pelayanan di pelabuhan 5. Peningkatan Kinerja Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Laut oleh Otoritas Pelabuhan Utama 6. Peningkatan pemenuhan kebutuhan SDM 7. Peningkatan kinerja Otoritas Pelabuhan Utama dalam mewujudkan Good Governance SASARAN KANTOR OTORITAS PELABUHANUTAMA MAKASSAR 1. Meningkatnya kinerja kegiatan pengawasan, pemeriksaan, dan kegiatan lainnya dalam rangka keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja pelabuhan 2. Meningkatnya keamanan di wilayah DLKp dan DLKr Pelabuhan 3. Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan di wilayah kerja pelabuhan 4. Meningkatnya kinerja operasional pelabuhan dalam rangka pemenuhan standar kinerja yang ditetapkan 5. Meningkatnya Layanan Transportasi Laut di Perbatasan Negara, Pulau Terluar, dan Wilayah Non Komersial Lainnya 6. Meningkatnya konsesi/ perjanjian kerjasama lainnya terkait fasilitas dan pelayanan di pelabuhan 7. Meningkatnya Produktivitas arus penumpang dan barang 8. Meningkatnya Kompetensi SDM Transportasi Laut 9. Meningkatnya Kinerja Otoritas Pelabuhan Utama dalam Mewujudkan Good Governance 10. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan peralatan dan perlengkapan kantor serta perkantoran lainnya SASARAN KANTOR OTORITAS PELABUHANUTAMA MAKASSAR
1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah pengawasan di wilayah DLKr dan DLKp Jumlah pengawasan dan penertiban kendaraan keluar masuk pelabuhan Jumlah pengawasan terhadap lalu lintas barang dari dan ke pelabuhan Pengawasan terhadap embarkasi/debarkasi kapal penumpang Pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima dan kegiatan lainnya di luar operasional dan pelayanan 6. Jumlah SOP yang ditetapkan 7. Jumlah gangguan keamanan di Pelabuhan 8. Prosentase pencapaian on time Performance (OTP) Transortasi Laut a. Pencapaian Waiting Time (WT) - Dermaga Konvensional - Dermaga Petikemas b. Pencapaian Effektive Time (ET/BT) - Dermaga Konvensional Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-44
- Dermaga Petikemas c. Pencapaian tingkat penggunaan dermaga (BOR) - Dermaga Konvensional - Dermaga Petikemas d. Tingkat produktivitas kerja - Dermaga Konvensional (T/G/J)) - Dermaga Petikemas (B/C/H) e. Peningkatan tingkat penggunaan gudang (SOR) f. Peningkatan efektivitas penggunaan lapangan (YOR) - Dermaga Konvensional - Dermaga Petikemas 9. Jumlah pelabuhan singgah yang dilayani angkutan laut perintis 10. Jumlah Konsesi / perjanjian kerjasama lainnya terkait fasilitas dan pelayanan di pelabuhan 11. Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang a. Perintis b. Non Perintis 12. Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang a. Perintis b. Non Perintis 13. Jumlah Voyage Angkutan Laut Perintis 14. Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat keahlian - Bidang teknis - Bidang non-teknis 15. Jumlah dokumen yang disusun untuk memenuhi kebutuhan administarsi dan teknis serta akuntabilitas kinerja 16. Prosentase penyerapan anggaran 17. Nilai Barang Milik Negara (BMN) 18. Target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 19. Jumlah Studi / Kajian / Desain / Dokumen Master Plane. DLKr dan DLKp Pelabuhan 20. Luas gedung kantor / Halaman yang fungsinya terpulihkan 21. Jumlah waktu terpulihkannya fungsi peralatan/perlengkapan kantor 22. Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan peralatan/ perlengkapan kantor 23. Jumlah waktu terpulihkannya fungsi kendaraan bermotor untuk mendukung pelayanan administrasi dan operasional 24. Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan administrasi dan inventaris perkantoran
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-45
Tabel 2.6Strategi Dan Kebijakan Pembangunan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar 2015-2019 TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA ARAH KEBIJAKAN STRATEGI IMPLEMENTASI a. Peningkatan 1) Meningkatnya kinerja 1. Jumlah pengawasan di Meningkatkan efektivitas Peningkatan kinerja kinerja kegiatan kegiatan pengawasan, wilayah DLKr dan DLKp kegiatan pengawasan, pengawasan terhadap dalam rangka pemeriksaan, dan 2. Jumlah pengawasan dan pemeriksaan, dan penertiban kegiatan pengelasan, keselamatan kegiatan lainnya dalam penertiban kendaraan keluar terhadap seluruh kegiatan di penutuhan, dan kegiatan dan keamanan rangka keselamatan dan masuk pelabuhan lingkungan kerja pelabuhan lainnya di Wilayah DLKp dan di lingkungan keamanan di lingkungan 3. Jumlah pengawasan dalam rangka keselamatan DLKr kerja pelabuhan kerja pelabuhan terhadap lalu lintas barang dan keamanan Peningkatan ketertiban lalu dari dan ke pelabuhan lintas kendaraan keluar masuk 4. Pengawasan terhadap pelabuhan embarkasi/debarkasi kapal Peningkatan efektivitas kinerja penumpang pelayanan lalu lintas barang 5. Pengawasan dan penertiban dari dan ke pelabuhan pedagang kaki lima dan Peningkatan efektivitas kinerja kegiatan lainnya di luar pengawasan terhadap operasional dan pelayanan embarkasi/ debarkasi kapal penumpang Penertiban kegiatan lainnya di luar operasional dan pelayanan (termasuk pedagang kaki lima) 2) Meningkatnya keamanan 6. Jumlah SOP yang ditetapkan Peningkatan efektivitas SOP Meningkatkan ketersediaan di wilayah DLKp dan DLKr dalam rangka keamanan di SOP untuk menunjang Pelabuhan wilayah DLKp dan DLKr pelaksanaan tugas Otoritas Pelabuhan Pelabuhan dalam meningkatkan keamanan di wilayah kerja pelabuhan
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-46
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA ARAH KEBIJAKAN STRATEGI IMPLEMENTASI 3) Menurunnya Jumlah 7. Jumlah gangguan keamanan Penurunan potensi terjadinya Peningkatan efektivitas Gangguan Keamanan di di Pelabuhan gangguan keamanan di pengawasan pemenuhan wilayah kerja pelabuhan wilayah kerja pelabuhan persyaratan keamanan kapal Peningkatan efektivitas patroli keamanan di wilayah daratan dan perairan pelabuhan b. Peningkatan 4) Meningkatnya kinerja 8. Prosentase pencapaian on Meningkatkan efektivitas Peningkatan kegiatan kinerja operasional pelabuhan time Performance (OTP) kegiatan dalam rangka koordinasi antar instansi pelayanan serta dalam rangka pemenuhan Transortasi Laut pembinaan, koordinasi dan dalam meningkatkan pemanfaatan standar kinerja yang a. Pencapaian Waiting Time pelayanan pelabuhan pelayanan kepelabuhanan fasilitas ditetapkan (WT) Peningkatanefektivitas pelabuhan - Dermaga Konvensional aplikasi SIMOPEL dan sistem - Dermaga Petikemas manajemen pelayanan di b. Pencapaian Effektive wilayah kerja pelabuhan Time (ET/BT) Peningkatan efektivitas - Dermaga Konvensional pelaksanaan sispro - Dermaga Petikemas pelayanan kapal, barang, dan c. Pencapaian tingkat penumpang sesuai standar penggunaan dermaga yang telah ditetapkan (BOR) - Dermaga Konvensional - Dermaga Petikemas d. Tingkat produktivitas kerja - Dermaga Konvensional (T/G/J)) - Dermaga Petikemas (B/C/H) e. Peningkatan tingkat penggunaan gudang (SOR)
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-47
TUJUAN
SASARAN f.
INDIKATOR KINERJA Peningkatan efektivitas penggunaan lapangan (YOR) - Dermaga Konvensional - Dermaga Petikemas
ARAH KEBIJAKAN
STRATEGI IMPLEMENTASI
Meningkatkan pemenuhan Peningkatan jumlah terhadap standar kinerja pelabuhan yang mempunyai pelayanan sesuai SK Dirjen pencapaian waiting time (WT) terkait Standar Kinerja sesuai SK Dirjen terkait Pelayanan Operasional Standar Kinerja Pelayanan Pelabuhan Operasional Pelabuhan Peningkatan jumlah pelabuhan yang mempunyai pencapaian approach time (AT) sesuai SK Dirjen terkait Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Peningkatan jumlah pelabuhan yang mempunyai prosentase pencapaian effective time (ET) dibanding degan berthing time (BT) sesuai SK Dirjen terkait Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Meningkatkan produktivitas Peningkatan penggunaan fasilitas pelabuhan dermaga konvensional dan dermaga petikemas Peningkatan produktivitas kerja dermaga konvensional dan dermaga petikemas
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-48
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
ARAH KEBIJAKAN
STRATEGI IMPLEMENTASI Peningkatan efektivitas penggunaan gudang (SOR) dan lapangan (YOR) baik di dermaga konvensional maupun di dermaga petikemas
Meningkatkan kinerja layanan Peningkatan pemenuhan pemanduan/ penundaan kebutuhan SDM, sarana kapal, dan prasarana pendukung pemanduan Peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan pemanduan pada wilayah pelabuhan c. Peningkatan 5) Meningkatnya Layanan 9. Jumlah pelabuhan singgah Meningkatkan kinerja Peningkatan frekuensi Kinerja Transportasi Laut di yang dilayani angkutan laut pelayanan dalam penyediaan kujungan kapal perintis pada Pelayanan Perbatasan Negara, perintis angkutan laut perintis pelabuhan yang berada di Transportasi Pulau Terluar, dan wilayah kerja otoritas Laut NonWilayah Non Komersial pelabuhan utama Komersial oleh Lainnya Peningkatan jumlah Otoritas pelabuhan singgah yang Pelabuhan dilayani angkutan laut perintis d. Peningkatan 6) Meningkatnya konsesi/ 10. Jumlah Konsesi / perjanjian Meningkatkan peran swasta Peningkatan koordinasi, peran swasta perjanjian kerjasama kerjasama lainnya terkait dalam pengusahaan fasilitas sosialisasi, dan penjajagan dalam lainnya terkait fasilitas fasilitas dan pelayanan di dan pelayanan pelabuhan kerjasama dalam pengusahaan dan pelayanan di pelabuhan pengusahaan dan pelayanan fasilitas dan pelabuhan pelabuhan pelayanan di Peningkatan jumlah pelabuhan konsesi/perjanjian kerjasama lainnya terkait fasilitas dan pelayanan di pelabuhan Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-49
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA ARAH KEBIJAKAN STRATEGI IMPLEMENTASI e. Peningkatan 7) Meningkatnya 11. Jumlah Muatan Angkutan Meningkatkan produktivitas Peningkatan upaya dalam Kinerja Produktivitas arus Laut Penumpang pelayanan arus penumpang rangka menambah jumlah Pelayanan Lalu penumpang dan barang a. Perintis dan barang kunjungan kapal ke Lintas dan b. Non Perintis pelabuhan Angkutan Laut 12. Jumlah Muatan Angkutan Peningkatan jumlah Voyage oleh Otoritas Laut Barang Angkutan Laut Perintis Pelabuhan a. Perintis Peningkatan upaya dalam Utama b. Non Perintis rangka menaikkan jumlah 13. Jumlah Voyage Angkutan muatan penumpang angkutan Laut Perintis laut perintis dan non perintis Peningkatan upaya dalam rangka menaikkan jumlah muatan barang angkutan laut perintis dan non perintis f. Peningkatan pemenuhan kebutuhan SDM
8) Meningkatnya Kompetensi Transportasi Laut
SDM
14. Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat keahlian - Bidang teknis - Bidang non-teknis
Meningkatkan pemenuhan Peningkatan jumlah pegawai kebutuhan SDM Otoritas Otoritas Pelabuhan Utama Pelabuhan Utama sesuai yang memiliki sertifikat dengan kompetensi yang keahlian baik Bidang Teknis dibutuhkan maupun Bidang Non-teknis Peningkatan pelaksanaan diklat/bimtek, pembinaan, penyuluhan dan sosialisasi bagi SDM aparatur/teknis untuk mendapatkan kualifikasi keahlian sesuai bidangnya
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-50
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA ARAH KEBIJAKAN g. Peningkatan 9) Meningkatnya Kinerja 15. Jumlah dokumen yang Meningkatkan akuntabilitas kinerja Otoritas Otoritas Pelabuhan disusun untuk memenuhi kinerja Otoritas Pelabuhan Pelabuhan Utama dalam kebutuhan administarsi dan Utama Utama dalam Mewujudkan Good teknis serta akuntabilitas mewujudkan Governance kinerja Good 16. Prosentase penyerapan Governance anggaran 17. Nilai Barang Milik Negara (BMN) 18. Target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 19. Jumlah Studi / Kajian / Desain / Dokumen Master Plane. DLKr dan DLKp Pelabuhan Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan Otoritas Pelabuhan Utama
STRATEGI IMPLEMENTASI • Peningkatan kualitas AKIP serta kemajuan pelaksanaan agenda reformasi birokrasi Otoritas Pelabuhan Utama • Peningkatan efektivitas perencanaan, evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan di Lingkungan Otoritas Pelabuhan Utama • Peningkatan kualitas dokumen yang disusun untuk memenuhi kebutuhan administrasi dan teknis serta akuntabilitas kinerja • `Peningkatan penyerapan anggaran Otoritas Pelabuhan Utama • Peningkatan kinerja Otoritas Pelabuhan Utama dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) • Peningkatan kinerja Otoritas Pelabuhan Utama dalam pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-51
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA ARAH KEBIJAKAN STRATEGI IMPLEMENTASI 10) Meningkatnya 20. Luas gedung kantor / Meningkatkan kondisi gedung • Peningkatan jumlah gedung pemenuhan kebutuhan Halaman yang fungsinya kantor/ halaman kantor yang fungsinya peralatan dan terpulihkan terpulihkan perlengkapan kantor serta 21. Jumlah waktu terpulihkannya • Peningkatan jumlah halaman perkantoran lainnya fungsi kantor maupun bangunan di peralatan/perlengkapan sekitar gedung kantor yang kantor fungsinya terpulihkan 22. Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan peralatan/ perlengkapan kantor 23. Jumlah waktu terpulihkannya fungsi kendaraan bermotor untuk mendukung pelayanan administrasi dan operasional 24. Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan administrasi dan inventaris perkantoran Meningkatkan pemenuhan fungsi peralatan/ perlengkapan kantor
• Peningkatan waktu terpulihkannya fungsi peralatan/perlengkapan kantor • Peningkatan waktu terpenuhinya kebutuhan peralatan/ perlengkapan kantor • Peningkatan waktu terpulihkannya fungsi kendaraan bermotor untuk mendukung pelayanan administrasi dan operasional • Peningkatan waktu terpenuhinya kebutuhan administrasi dan inventaris perkantoran
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
II-52
BAB III TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
3.1
TARGET KINERJA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR TAHUN 2015-2019 Target kinerja ditetapkan setelah penyusunan indikator kinerja yang menunjukan tingkat sasaran kinerja spesifik dan kegiatan yang akan dicapai oleh Kantor Otoritas Pelabuhan Utama dalam periode waktu yang telah ditentukan. Rincian target capaian kinerja sasaran, indikator kinerja dan kegiatan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama yang akan dilaksanakan pada periode tahun 2015-2019 dapat disampaikan pada tabel berikut .
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 1
TARGET KINERJA TAHUN 2015-2019 KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
TAHUN TOTAL
1.
Meningkatnya
1).
kinerja kegiatan pengawasan,
Jumlah pengawasan di wilayah
2)
Jumlah pengawasan dan penertiban kendaraan keluar
kegiatan lainnya
masuk pelabuhan 3)
Jumlah pengawasan terhadap lalu
keselamatan dan
lintas barang dari dan ke
keamanan di
pelabuhan
lingkungan kerja
2016
2017
2018
2019
Kegiatan
60
220
220
220
220
940
Kegiatan
210
150
150
150
150
1.476
Kegiatan
210
150
150
150
150
1.476
Kegiatan
80
220
220
220
220
960
Kegiatan
100
100
100
100
100
400
DLKr dan DLKp
pemeriksaan, dan
dalam rangka
2015
4)
pelabuhan
Pengawasan terhadap embarkasi/debarkasi kapal Penumpang
5)
Pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima dan kegiatan lainnya di luar operasional dan pelayanan
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 2
2.
Meningkatnya
6)
Jumlah SOP yang ditetapkan
SOP
-
1
1
1
1
4
7)
Jumlah Gangguan keamanan dipelabuhan
Kegiatan
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
5
%
80
80
80
80
80
80
Keamanan diwilayah DLKr dan DLKp Pelabuhan
3
4.
Menurunnya jumlah gangguan keamanan diwilayah kerja pelabuhan
Meningkatnya
8) Prosentase pencapaian on time
kinerja operasional
Performance (OTP) Transortasi Laut
pelabuhan dalam rangka pemenuhan
a
Pencapaian Waiting Time (WT)
standar kinerja yang
-
Dermaga Konvensional
Jam
ditetapkan
-
Dermaga Petikemas
Jam
b
Pencapaian Effektive Time (ET/BT) -
c
Dermaga Konvensional
Pencapaian tingkat penggunaan dermaga (BOR)
d
-
Dermaga Konvensional
%
70
70
70
70
70
70
-
Dermaga Petikemas
%
70
70
70
70
70
70
Tingkat produktivitas kerja -
Dermaga Konvensional (T/G/J)
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 3
a.
B/M barang non petikemas
(T/G/J)
25
25
25
25
25
125
(T/G/J)
30
30
30
30
30
150
(T/G/J)
35
35
35
35
35
175
(T/G/J)
150
150
150
150
150
750
(T/G/J)
100
100
100
100
100
500
%
65
65
65
65
65
65
(General cargo)
b.
B/M barang non petikemas (Bulk Cargo)
c.
B/M barang non petikemas (Un Caries)
d.
B/M barang non petikemas (Curah Cair)
e.
B/M barang non petikemas (Curah Kering)
e
Dermaga Petikemas (B/C/H)
Peningkatan tingkat penggunaan
(B/C/H)
gudang (SOR) f
Peningkatan efektivitas penggunaan lapangan (YOR)
5.
6.
Meningkatnya
9)
-
Dermaga Konvensional
%
70
70
70
70
70
70
-
Dermaga Petikemas
%
70
70
70
70
70
70
Jumlah pegawai yang memiliki
Kompetensi SDM
sertifikat keahlian
Transportasi Laut
-
Bidang teknis
Orang
36
36
40
45
50
207
-
Bidang non-teknis
Orang
2
2
5
10
10
29
Dokumen
4
4
4
4
4
16
Meningkatnya
10)
Jumlah dokumen yang disusun
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 4
kinerja Kantor
untuk memenuhi kebutuhan
Otoritas Pelabuhan
administarsi dan teknis serta
Utama Dalam
akuntabilitas kinerja
Mewujudkan Good
11)
Prosentase penyerapan anggaran
Govermance
12)
Nilai Barang Milik Negara (BMN)
13)
Target Pendapatan Negara Bukan
14)
% Rp.
Rp. (1,75%)
100
100
70.100.637.000
29.394.036.000
472.281.501
100.000.000.00 0
100
100
100
100
114.659.560.819
126.125.516.900
138.738.068.590
6.012.870.041
6.493.899.644
7.143.289.608
120.122.340.794
3,606,00
479.017.819.309
Pajak (PNBP)
Rp. (5%)
Jumlah Study/Kajian/desain/
Dokumen
10
5
3
2
Bulan
3,462,00
3,606,00
3,606,00
3,606,00
3,606,00
Bulan
12
12
12
12
12
12
Bulan
12
12
12
12
12
12
Bulan
12
12
12
12
12
12
Bulan
12
12
12
12
12
12
2.272.500.000
Dokumen Master Plan, DLKr dan DLKp Pelabuhan 7.
Meningkatnya
15)
pemenuhan kebutuhan peralatan
Jumlah gedung kantor / halaman yang fungsinya terpulihkan
16)
Jumlah waktu terpulihkannya
dan perlengkapan
fungsi peralatan/perlengkapan
kantor serta
kantor
perkantoran lainnya
17)
Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan peralatan/perlengkapan kantor
18)
Jumlah waktu terpulihkannya fungsi kendaraan bermotor untuk mendukung pelayanan administrasi dan operasional
19)
Jumlah waktu terpenuhinya
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 5
kebutuhan administrasi dan inventaris perkantoran 8.
Meningkatnya
20)
Jumlah Konsesi/perjanjian
Konsesi/perjanjian
kerjasama lainnya terkait fasilitas
kerjasama lainnya
dan pelayanan di Pelabuhan
Konsesi/
3
2
1
1
-
7
Perjanjian
terkait fasilitas dan pelayanan di Pelabuhan 9.
Meningkatnya
21)
Jumlah muatan Angkutan Laut
produktivitas arus
Penumpang
penumpang dan
-
barang
22)
Perintis
Penumpang
a)
R-37
Penumpang
b)
R-38
Penumpang
Non Perintis
17.004
17.420
12.705
10.230
5.867
5.460
6.260
1.980
31.200
31.220
31.230
12.8074
11.550
11.560
11.570
57.615
Penumpang
Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang -
23)
Perintis a)
R-37
Ton/M³
b)
R-38
Ton/M³
Non Perintis
-
-
-
11,327
-
-
-
8,240
Ton/M³
Jumlah voyage Angkutan Laut Perintis -
Perintis a)
R-37
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
26
26
III- 6
26
26
26
130
b) 10.
Meningkatnya Layanan
R-38
33
33
33
33
33
165
9
9
9
45
7
7
7
35
24 ) Jumlah pelabuhan singgah yang dilayani angkutan laut perintis
Transportasi Laut di Perbatasan Negara,
a)
R-37
Pelabuhan
9
Pulau Terluar, dan
b)
R-38
Pelabuhan
7
9 7
Wilayah Non Komersial Lainnya
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 7
3.2
KERANGKA PENDANAAN Kerangka pendanaan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar menjelaskan kebutuhan pendanaan secara keseluruhan untuk mencapai sasaran strategis Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, meliputi sumber pendanaan dari APBN (Pemerintah). Rincian kerangka pendanaan program dan kegiatan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar yang akan dilaksanakan pada periode tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel. 3.2. Pembiayaan kegiatan-kegiatan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar pada umumnya terdiri atas pembiayaan berasal dari rupiah murni dan Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP). Proses Pengusulan Rencana Anggaran Proses pengusulan Rencana anggaran yang bersumber dari Rupiah murni dilaksanakan sebagai berikut : a. Kebutuhan kegiatan/Anggaran bersumber dari semua unit kerja selanjutnya diteruskan ke seksi Program dan Evaluasi /Tim Penyusun dan kemudian membuat Matriks/list Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, dilanjutkan dengan pembahasan/konsultasi terhadap konsep Rencana Kerja Anggaran (RKA). Dari hasil pembahasan / konsultasi terhadap konsep Rencana Kerja Anggaran (RKA) oleh Seksi Program dan kemudian diteruskan oleh Kepala Bagian Tata Usaha dan para kepala Bidang. Selanjutnya seksi Program menyiapkan data dukung berupa TOR, RAB, Gambar dan data lainnya, hingga selesainya konsep Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan lembar kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dan memasukkan data dalam Aplikasi Rencana Kerja Anggaran (RKA). b. Setelah dimasukkan pada Aplikasi Rencana Kerja Anggaran (RKA) diteruskan kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan para kepala bidang untuk diperiksa/dikoreksi sesuai dengan hasil pembahasan, dan jika tidak sesuai dikembalikan kepada Tim Penyusun tersebut dan jika sesuai maka Kepala Bagian Tata Usaha dan Para Kepala Bidang meneruskan kepada Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar untuk diperiksa penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA). Selanjutnya Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar disampaikan ke Kantor Pusat dilanjutkan dengan pembahasan untuk Satuan I, satuan II dan satuan III Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. c. Setelah satuan III disetujui oleh DPR-RI dilakukan pembahasan ditingkat Direktorat Jenderal Anggaran. Hasil pembahasan tersebut akan dituangkan dalam DIPA Kementerian Perhubungan Cq. Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar. Pada Tabel 3.2 dapat digambarkan Rencana Kebutuhan Kegiatan dan Anggaran Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar pada periode Tahun 2015-2019 sebesar Rp. 356.794.031.070,-, dimana pada Tahun 2015 sebesar Rp. 100.472.908.000,-, Tahun 2016 sebesar Rp. 66.967.242.000,-, Tahun 2017 sebesar Rp. 59.564.024.000, Tahun 2018 sebesar Rp. 63.656.075.200,- dan Tahun 2019 sebesar Rp. 66.133.781.870,-.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 8
Tabel 3.1 Indikasi Pendanaan dan Kegiatan Strategis Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019 TAHUN 2015 N O
KEGIATAN STRATEGIS
SATUAN
TOTAL I
II
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut - Subsidi Angkutan Laut Perintis
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan - Pembangunan fasilitas pelabuhan
- Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan
II I
1
Dukungan Manjemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut Penyuluhan Pembinaan organisasi Optimalisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak
Trayek
INDIKASI ANGGARAN (Rp)
TARGET VOLUME
TAHUN 2016
LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp)
TARGET VOLUM E
TAHUN 2017
LOKA SI
INDIKASI ANGGARAN (Rp)
TARGET VOLUM E
TAHUN 2018
INDIKASI ANGGARAN (Rp)
LOKA SI
TARGET VOLUME
TAHUN 2019
LOKA SI
INDIKASI ANGGARAN (Rp)
TARGET VOLUME
LOKA SI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
100.472.908.000
66.967.242.000
59.564.024.000
63.656.075.200
66.133.781.870
356.794.031.070
15.417.117.0 00
21.554.008.000
21.554.008.0 00
23.709.408.8 00
26.080.349.6 80
108.314.891 .480
26.080.349.6 80
108.314.891 .480
0
98.003.188. 000
15.417.117.0 00
2
R-37, R-38
68.972.152.0 00
Paket
48.972.152.0 00
1
MNP, Faspel Paotere
Paket
20.000.000.0 00
1
Breakwater
16.083.639.0 00
21.554.008.000
2
R-43, R-44
21.554.008.0 00
2
R-43, R-44
23.709.408.8 00
2
R-4344
29.031.036.000
0
0
0
0
0
0
48.972.152. 000
0
0
0
49.031.036. 000
16.382.198.000
38.010.016.0 00
39.946.666.4 00
40.053.432.1 90
150.475.951 .590
485.522.180
1.756.273.980
29.031.036.000
1
Break water
Frekuen si
140.555.000
12
287.555.000
401.258.000
12
441.383.800
Tahun
34.495.000
12
37.495.000
146.868.000
1
161.554.800
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 9
*
1
177.710.280
1
558.123.080
TARGET 20152019
2
1
2 3
4
Unit Layanan Pengadaan (ULP) Sistem Akuntansi Instansi Study/ Kajian/Survey/Mast er Plan Study DLKr dan DLKp
Tahun
106.060.000
12
250.060.000
Laporan
82.665.000
12
82.665.000
Laporan
6.414.000.00 0
10
2.500.000.000
Paket
2.136.100.00 0
5
Parepare, Gorontalo, Ternate,Bit ung, Biak
2.500.000.000
Rencana Induk Pelabuhan
Paket
4.277.900.00 0
5
Siwa, Palopo, Kendari,M anokowari , Merauke
0
Perlengkapan Gedung lainnya Sarana Gedung
Paket
475.585.000
22
40.000.000
12
1
279.829.000
1
307.811.900
1
94.721.000
12
94.721.000
12
94.721.000
12
1
0
0
8.914.000.0 00
0
0
0
4.636.100.0 00
10
0
0
0
4.277.900.0 00
5
22
5.843.500.00 0 70.000.000
6.198.843.50 0 44.000.000
5.821.900.00 0 48.400.000
18.533.828. 500 269.400.000
56.000.000
8
40.000.000
1
0
194.000.000
5
Mera uke, Mano kwari, Siwa, Jenep onto, Kend ari
- AC
Unit
40.000.000
- Pengadaan Proyektor - CCTV (8 kamera)
Unit
0
11.000.000
Paket
0
0
30.000.000
435.585.000
127.000.000
Inventaris Kantor
1.198.150.9 00 449.493.000
0
67.000.000 10
254.390.000
15
2
44.000.000
2
48.400.000
2
228.400.000
24
0
0
11.000.000
1
0
0
30.000.000
1
5.773.500.00 0 0
6.154.843.50 0 0
5.773.500.00 0 0
18.264.428. 500 120.000.000
30
1
- Lemari Besi
Unit
37.500.000
15
82.500.000
- Lemari file (besi dan kaca) - Lemari Kayu
Unit
21.000.000
6
0
0
23.100.000
15
0
44.100.000
21
Unit
8.585.000
1
0
0
9.443.500
6
0
18.028.500
7
- Kursi Staf
Unit
15.000.000
20
30.000.000
0
35.000.000
25
0
80.000.000
65
- Genset 35 KVA
Unit
305.000.000
1
0
0
335.500.000
1
0
640.500.000
2
- Sound system
Paket
15.000.000
1
0
0
0
0
15.000.000
1
- Peta
Paket
5.000.000
1
0
0
5.500.000
0
10.500.000
2
- Kursi pimpinan rapat
Unit
12.500.000
4
0
0
0
0
12.500.000
4
20
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
III- 10
1
5
6
7
- Mesin Jilid
Paket
8.000.000
1
0
0
0
- Peralatan kantor
Paket
8.000.000
1
0
1
0
8.800.000
- Meja rapat
Paket
0
10.000.000
1
0
0
- Handy Talky (HT)
Paket
0
4.500.000
1
36.000.000
8
- Peralatan survey
Paket
0
0
1
- UPS
Unit
0
0
5.700.000.00 0 20.000.000
- Mesin Hitung Uang
Unit
0
0
- Pengadaan TV LCD
Unit
0
Meubelair
Unit
10.000.000
Sice /sofa pimpinan
Unit
10.000.000
Kursi Staf
Unit
0 212.900.000
Alat Pengolah data
8.000.000
1
0
16.800.000
3
0
10.000.000
1
36.000.000
8
76.500.000
17
1
3
4
17.100.000. 000 60.000.000
12
1
4
5.700.000.00 0 20.000.000
4
5.700.000.00 0 20.000.000
3.500.000
1
3.500.000
1
3.500.000
1
10.500.000
3
0
14.000.000
2
14.000.000
2
14.000.000
2
42.000.000
6
1
10.000.000
107.500.000
1
10.000.000
1
107.500.000
107.500.000
342.500.000
70.000.000
7
70.000.000
7
70.000.000
7
230.000.000
23
0
37.500.000
25
37.500.000
25
37.500.000
25
112.500.000
75
159.000.000
163.500.000
131.000.000
- Komputer
Unit
60.000.000
5
40.000.000
5
24.000.000
2
-Laptop
Unit
48.000.000
4
60.000.000
5
120.000.000
8
- Printer
Unit
15.000.000
5
10.000.000
5
10.000.000
5
- Mesin fotocopy
Unit
30.000.000
1
38.000.000
2
- Scanner
Unit
4.500.000
1
- Camera
Unit
4.000.000
- Handycam
Unit
- Hardisk Eksternal - Mesin fotocopy kecil - Media publikasi elektronik 42" (aplikasi, server, & monitor) - Mesin fax ukuran folio - Mesin Tik Listrik Kendaraan operasional
1
0
42.000.000
80.500.000 3
40.000.000
10
746.900.000 4
206.000.000
19
12
228.000.000
39
7
55.000.000
28
10.000.000
6
10.000.000
0
40.000.000
2
0
108.000.000
5
0
0
10.000.000
2
0
14.500.000
3
1
0
0
7.500.000
1
8.500.000
1
20.000.000
3
2.000.000
1
0
0
12.000.000
1
12.500.000
1
26.500.000
3
Unit
1.000.000
1
6.000.000
6.000.000
4
6.000.000
4
25.000.000
17
Unit
8.400.000
1
0
0
0
0
8.400.000
1
PKT
40.000.000
1
0
0
0
0
40.000.000
1
Unit
0
5.000.000
0
0
0
5.000.000
1
Unit
0
0
3.500.000
10.500.000
3
430.000.000
0
604.720.000
4
1
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
6.000.000
4
1
3.500.000 644.720.000
III- 11
1
3.500.000 690.000.000
1
2.369.440.0 00
60.000.000
3
0
0
40.000.000
2
40.000.000
2
140.000.000
7
370.000.000
1
0
604.720.000
604.720.000
2
650.000.000
2
5
0
15.000.000.0 00 460.306.000
0
0
0
1
2.229.440.0 00 15.000.000. 000 1.880.630.0 00 57.600.000
150.000.000
1
600.000.000
4
1
250.000.000
1
4
1
45.906.000
1
1.000.000.0 00 223.030.000
- Kendaraan Roda 2
Unit
- Kendaraan Roda 4
Unit
Tanah Monitoring/Evaluasi
M2 Laporan
Monitoring/Evaluasi - Monitoring Angkutan Natal & Tahun Baru - Monitoring Angkutan Lebaran - Komponen Penyusun LAKIP LAYANAN PERKANTORAN Pembayaran Gaji dan Tunjangan Penyelenggaraan Operasional dan pemeliharaan Perkantoran - Poliklinik/obatobatan - Pakaian dinas pegawai pejabat/negara - Perawatan Gedung
Paket
0
14.400.000
1
14.400.000
1
14.400.000
1
14.400.000
Paket
0
150.000.000
1
150.000.000
1
150.000.000
1
Paket
0
250.000.000
1
250.000.000
1
250.000.000
Tahun
42.406.000
1
42.906.000
1
45.906.000
1
45.906.000
Bulan
8.275.528.00 0 5.806.781.00 0 2.468.747.00 0
12
11.880.869.000
1
9.583.301.000
1
1
2.297.568.000
1
OT
9.900.000
99
10.700.000
107
10.700.000
107
12.000.000
120
11.900.000
125
55.200.000
558
OT
89.100.000
99
98.440.000
107
98.440.000
107
108.284.000
120
119.112.400
125
513.376.400
558
M2
258.148.000
1564
158.648.000
1.564
199.312.000
1.564
219.243.200
1.564
241.167.520
1.564
1.564
- Perbaikan Peralatan Kantor - Pengadaan Peralatan / Perlengkapan Kantor
Tahun
33.700.000
1
89.985.000
1
96.985.000
1
106.683.500
1
117.351.850
1
1.076.518.7 20 444.705.350
Tahun
276.228.000
1
166.170.000
1
329.880.000
1
362.868.000
1
399.154.800
1
1.534.300.8 00
5
- Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4/6/10
Unit
125.600.000
2
320.000.000
10
330.840.000
10
363.924.000
12
400.316.400
10
1.540.680.4 00
44
- Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2 - Langganan Daya dan Jasa - Jasa Pos / Giro/ Sertifikat
Unit
4.500.000
3
27.200.000
8
56.320.000
8
61.952.000
10
68.147.200
8
218.119.200
37
Tahun
185.000.000
1
445.000.000
1
445.000.000
1
489.500.000
1
538.450.000
1
5
Tahun
85.000.000
1
20.000.000
1
20.000.000
1
22.000.000
1
24.200.000
1
2.102.950.0 00 171.200.000
8
0
9
1 0 a . b .
Tahun Tahun
42.406.000
1
457.306.000
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
15.334.511.0 00 12.407.283.0 00 2.927.228.00 0
10.000
460.306.000
1 1
16.868.192.1 00 13.648.011.3 00 3.220.180.80 0
III- 12
460.306.000
1
17.312.983.0 10 13.772.084.1 30 3.540.898.88 0
1
69.672.083. 110 55.217.460. 430 14.454.622. 680
4
5
5
5
5
1 1
- Operasional Perkantoran dan Pimpinan - Pengadaan Toga/ Pakaian Kerja - Jamuan Rapat
Tahun
1.096.639.00 0
1
928.325.000
1
1.262.241.00 0
1
1.388.465.10 0
1
1.527.311.61 0
1
6.202.981.7 10
5
0T
2.600.000
6
4.500.000
7
4.810.000
7
5.291.000
10
5.820.100
12
23.021.100
42
Tahun
12.000.000
1
21.600.000
1
30.000.000
1
33.000.000
1
36.300.000
1
132.900.000
5
-Posko Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru
Tahun
287.432.000
1
0
287.432.000
1
- Pemeliharaan Sarana Gedung Output Cadangan
Unit
2.900.000
1
7.000.000
151.237.000
5
Non Alokasi
0
1
810.803.000 Tahun
0
810.803.000
42.700.000 0
1
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
0
0
1
46.970.000 15.000.000.0 00 15.000.000.0 00
III- 13
0
1
51.667.000 15.000.000.0 00 15.000.000.0 00
1
30.810.803. 000 30.810.803. 000
1
BAB IV PENUTUP Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar ini akan menjadi acuan dalam perumusan kegiatan penyelenggaraan transportasi laut yang terkait dengan tugas dan fungsi Otoritas Pelabuhan Utama Makassar yang merupakan unit kerja di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Setiap awal tahun Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar ini akan dijabarkan lebih lanjut dalam Dokumen Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja yang selanjutnya dilaporkan setiap akhir tahun dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Otoritas Pelabuhan Utama Makassar. Selain itu, seluruh Aparatur Otoritas Pelabuhan Utama Makassar diharapkan dapat mendayagunakan seluruh kapasitas yang dimiliki untuk mendorong terwujudnya Tujuan dan Sasaran Otoritas Pelabuhan Utama Makassar. Pada akhirnya, kinerja Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dari waktu ke waktu melalui penajaman fokus pelaksanaan tugas dan fungsi serta implementasi program kegiatan yang telah disusun dapat terus ditingkatkan. Keberhasilan dalam mengimplementasikan Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar ini memerlukan komitmen dan dukungan dari dari seluruh Aparatur Otoritas Pelabuhan Utama Makassar. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015 - 2019 ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tentang Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015 - 2019, yang akan menjadi pedoman bagi Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dalam melaksanakan kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015 - 2019 disusun untuk menetapkan arah dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan transportasi laut bagi seluruh Aparatur serta stakeholder terkait kelancaran operasional pelabuhan. Untuk itu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut : 1. Seluruh Aparatur Otoritas Pelabuhan Utama Makassar secara bersama-sama mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015 - 2019 dengan sebaik-baiknya. 2. Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan Kinerja Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015 - 2019 dan menjadi acuan bagi seluruh Aparatur di lingkungan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. 3. Otoritas Pelabuhan Utama Makassar berkewajiban menciptakan dan menjaga konsistensi antara Arah Kebijakan yang meliputi tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pada Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar. 4. Dalam rangka menjaga efektivitas pelaksanaan Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015 - 2019, masing-masing Aparatur Otoritas Pelabuhan Utama Makassar diwajibkan dapat memberikan kontribusi dan mendukung dalam pencapian target-target yang telah ditetapkan dan dapat melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap capaian Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar 2015 - 2019. 5. Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dapat melakukan review terhadap Rencana Strategis Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015 – 2019 apabila dalam periode pelaksanaannya terdapat perubahan kebijakan yang perlu disesuaikan dengan tetap menjaga kesinambungan terhadap kebijakan Kementerian Perhubungan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Renstra Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
IV- 1
Lampiran 1 PETA/LOKASI CAPAIAN RIP DAN DLKr/DLKp TAHUN 2010-2014 Pelabuhan Balikpapan
-
-
Penyusunan RIP : 2013 Penyusunan DLKr/DLKp : 2014
Pelabuhan Samarinda
Pelabuhan Bitung:
-
Penyusunan RIP : 2014 Penyusunan DLKr/DLKp : 2015
Penyusunan RIP : 2012 Penyusunan DLKr/DLKp : 2013
Pelabuhan Tarakan Penyusunan RIP : 2013 Penyusunan DLKr/DLKp : 2014
-
-
Pelabuhan Parepare: Penyusunan RIP : 2014 Penyusunan DLKr/DLKp : 2015
Penyusunan RIP : 2013 Penyusunan DLKr/DLKp : 2014
Pelabuhan Manokwari: Penyusunan RIP : 2015 Penyusunan DLKr/DLKp : 2016
Pelabuhan Ternate: Penyusunan RIP : 2014 Penyusunan DLKr/DLKp : 2015
-
Pelabuhan Pantoloan: Penyusunan RIP : 2013 Penyusunan DLKr/DLKp : 2014
-
Pelabuhan Makassar: Penyusunan RIP : 2012 Penyusunan DLKr/DLKp : 2013 Rehabilitasi Breakwater 2013,2014,2015,2016 Fasilitas Pelabuhan Paotere : 2013 & 2015
-
Pelabuhan Ambon:
Pelabuhan Gorontalo: Penyusunan RIP : 2014 Penyusunan DLKr/DLKp : 2015
:
-
Pelabuhan Palopo: Penyusunan RIP : 2015 Penyusunan DLKr/DLKp : 2016
Pelabuhan Siwa: Penyusunan RIP : 2015 Penyusunan DLKr/DLKp : 2016
-
Pelabuhan Kendari: Penyusunan RIP : 2015 Penyusunan DLKr/DLKp : 2014
-
Pelabuhan Merauke: Penyusunan RIP : 2015 Penyusunan DLKr/DLKp : 2016
Pelabuhan Biak: Penyusunan RIP : 2014 Penyusunan DLKr/DLKp : 2015
Lampiran 1 PETA/LOKASI CAPAIAN RIP DAN DLKr/DLKp TAHUN 2010-2015
-
KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR: Penyusunan RIP : 2012 Penyusunan DLKr/DLKp : 2013 Rehabilitasi Breakwater : 2013,2014,2015,2016 Fasilitas Pelabuhan Paotere : 2013 & 2015
MAKASSAR/ BIRINGKASI
BANTAENG
Lampiran 2 Peta / Rute Angkutan Laut Perintis Pangkalan Makassar / Biringkassi
RUTE TRAYEK R-43 TAHUN 2016 HOMEBASE MAKASSAR Makassar/Biringkassi -77- Bantaeng -42- Selayar -78- Jinato -28Kayuadi -26- Jampea -28- Bonerate -112- Kalatoa/Latodo -196Maumere -81- Larantuka/ Wewerang -81- Maumere -196Kalatoa/Latodo -112- Bonerate -28- Jampea -26- Kayuadi -28Junato -78- Selayar -42- Bantaeng -77- Makassar/Biringkassi
SELAYAR
JINATO KAYUADI
Jarak
:
1.336
Mil
Lama Pelayaran
:
14
Hari
Frekuensi
:
26
Voyage
Ukuran Kapal
:
1200
Nama Kapal
:
Kontraktor
:
Domisili Perusahaan
:
Kontrak
:
Notice of Readyness
:
DWT
KM. SABUK NUSANTARA 50
JAMPEA
BONERATE
KALATOA/ LATODO
LARANTUKA/ WEWERANG
MAUMERE
P. BALANG LOMPO
MACINI BAJI
Lampiran 2 Peta / Rute Angkutan Laut Perintis Pangkalan Makassar / Biringkassi MAKASSAR
RUTE TRAYEK R- 44 TAHUN 2016 HOMEBASE MAKASSAR
Makassar -26- Macini Baji -17- P. Balang Lompo -132- P. Balo Baloang Lompo -22- P. Matalaang -53- P. Sapuka Lompo -55- P. Sailus Lompo -74- Badas/Khayangan -74- P. Sailus Lompo -55- P. Sapuko Lompo -53- P. Matalaang -22- P. Balo Baloang Lompo -132P. Balang Lompo -17- Macini Baji -26- Makassar Jarak
:
758
Mil
Lama Pelayaran
:
11
Hari
Frekuensi
:
33
Voyage
Ukuran Kapal
:
350
Nama Kapal
:
Km. Papua Dua
Kontraktor
:
Domisili Perusahaan
:
Kontrak
:
Notice of Readyness
:
P. BALO BALOANG LOMPO
DWT
P. MATALAANG
P. SAPUKO LOMPO
P. SAILUS LOMPO
BADAS/ KHAYANGAN
LAMPIRAN 3 INDIKATOR KINERJA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR TAHUN 2015-2016
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
TAHUN TOTAL
1.
Meningkatnya
1).
kinerja kegiatan pengawasan,
Jumlah pengawasan di wilayah
2)
Jumlah pengawasan dan penertiban kendaraan keluar
kegiatan lainnya
masuk pelabuhan 3)
Jumlah pengawasan terhadap lalu
keselamatan dan
lintas barang dari dan ke
keamanan di
pelabuhan
lingkungan kerja
2016
2017
2018
2019
Kegiatan
60
220
220
220
220
940
Kegiatan
210
150
150
150
150
1.476
Kegiatan
210
150
150
150
150
1.476
Kegiatan
80
220
220
220
220
960
Kegiatan
100
100
100
100
100
500
DLKr dan DLKp
pemeriksaan, dan
dalam rangka
2015
4)
pelabuhan
Pengawasan terhadap embarkasi/debarkasi kapal Penumpang
5)
Pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima dan kegiatan lainnya di luar operasional dan pelayanan
2.
Meningkatnya
6)
Jumlah SOP yang ditetapkan
SOP
-
1
1
1
1
4
7)
Jumlah Gangguan keamanan dipelabuhan
Kegiatan
-
-
-
-
-
-
Keamanan diwilayah DLKr dan DLKp Pelabuhan 3
Menurunnya jumlah gangguan keamanan
diwilayah kerja pelabuhan
4.
Meningkatnya
8) Prosentase pencapaian on time
kinerja operasional
Performance (OTP) Transortasi Laut
pelabuhan dalam rangka pemenuhan
a.
Pencapaian Waiting Time (WT)
standar kinerja yang
-
Dermaga Konvensional
Jam
ditetapkan
-
Dermaga Petikemas
Jam
b
1
1
1
1
5
%
80
80
80
80
80
80
Pencapaian Effektive Time (ET/BT) -
c
1
Dermaga Konvensional
Pencapaian tingkat penggunaan dermaga (BOR)
d
-
Dermaga Konvensional
%
70
70
70
70
70
70
-
Dermaga Petikemas
%
70
70
70
70
70
70
(T/G/J)
25
25
25
25
25
125
(T/G/J)
30
30
30
30
30
150
(T/G/J)
35
35
35
35
35
175
Tingkat produktivitas kerja -
Dermaga Konvensional (T/G/J) a.
B/M barang non petikemas (General cargo)
b.
B/M barang non petikemas (Bulk Cargo)
c.
B/M barang non petikemas
(Un Caries) d.
B/M barang non petikemas
(T/G/J)
150
150
150
150
150
750
(T/G/J)
100
100
100
100
100
500
%
65
65
65
65
65
65
(Curah Cair) e.
B/M barang non petikemas (Curah Kering)
e
Dermaga Petikemas (B/C/H)
Peningkatan tingkat penggunaan
(B/C/H)
gudang (SOR) f
Peningkatan efektivitas penggunaan lapangan (YOR)
5.
6.
Meningkatnya
9)
-
Dermaga Konvensional
%
70
70
70
70
70
70
-
Dermaga Petikemas
%
70
70
70
70
70
70
Jumlah pegawai yang memiliki
Kompetensi SDM
sertifikat keahlian
Transportasi Laut
-
Bidang teknis
Orang
36
36
40
45
50
207
-
Bidang non-teknis
Orang
2
2
5
10
10
29
Dokumen
4
4
4
4
4
16
%
100
100
100
100
100
70.100.637.000
29.394.036.000
114.659.560.819
126.125.516.900
Meningkatnya
10)
Jumlah dokumen yang disusun
kinerja Kantor
untuk memenuhi kebutuhan
Otoritas Pelabuhan
administarsi dan teknis serta
Utama Dalam
akuntabilitas kinerja
Mewujudkan Good
11)
Prosentase penyerapan anggaran
Govermance
12)
Nilai Barang Milik Negara (BMN)
Rp.
138.738.068.590
100
479.017.819.309
13)
14)
Target Pendapatan Negara Bukan
Rp. (1,75%)
472.281.501
100.000.000.00 0
6.012.870.041
6.493.899.644
7.143.289.608
120.122.340.794
3,606,00
Pajak (PNBP)
Rp. (5%)
Jumlah Study/Kajian/desain/
Dokumen
10
5
3
2
Bulan
3,462,00
3,606,00
3,606,00
3,606,00
3,606,00
Bulan
12
12
12
12
12
12
Bulan
12
12
12
12
12
12
Bulan
12
12
12
12
12
12
Bulan
12
12
12
12
12
12
Konsesi/
3
2
1
1
-
7
2.272.500.000
Dokumen Master Plan, DLKr dan DLKp Pelabuhan 7.
Meningkatnya
15)
pemenuhan kebutuhan peralatan
Jumlah gedung kantor / halaman yang fungsinya terpulihkan
16)
Jumlah waktu terpulihkannya
dan perlengkapan
fungsi peralatan/perlengkapan
kantor serta
kantor
perkantoran lainnya
17)
Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan peralatan/perlengkapan kantor
18)
Jumlah waktu terpulihkannya fungsi kendaraan bermotor untuk mendukung pelayanan administrasi dan operasional
19)
Jumlah waktu terpenuhinya kebutuhan administrasi dan inventaris perkantoran
8.
Meningkatnya
20)
Jumlah Konsesi/perjanjian
Konsesi/perjanjian
kerjasama lainnya terkait fasilitas
kerjasama lainnya
dan pelayanan di Pelabuhan
Perjanjian
terkait fasilitas dan pelayanan di Pelabuhan 9.
Meningkatnya
21)
Jumlah muatan Angkutan Laut
produktivitas arus
Penumpang
penumpang dan
-
barang
22)
Perintis
Penumpang
a)
R-37
Penumpang
b)
R-38
Penumpang
Non Perintis
17.004
17.420
12.705
10.230
5.867
5.460
6.260
1.980
31.200
31.220
31.230
12.8074
11.550
11.560
11.570
57.615
Penumpang
Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang -
23)
Meningkatnya Layanan Transportasi Laut di
a)
R-37
Ton/M³
b)
R-38
Ton/M³
Non Perintis
-
-
-
11,327
-
-
-
8,240
Ton/M³
Jumlah voyage Angkutan Laut Perintis -
10.
Perintis
Perintis a)
R-37
26
b)
R-38
33
24 ) Jumlah pelabuhan singgah yang dilayani angkutan laut perintis
26 33
26
26
26
130
33
33
33
165
Perbatasan Negara,
a)
R-37
Pelabuhan
9
Pulau Terluar, dan
b)
R-38
Pelabuhan
7
Wilayah Non Komersial Lainnya
9 7
9
9
9
45
7
7
7
35
LAMPIRAN IV
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2015 NO
KEGIATAN STRATEGIS
SATUAN
TOTAL I
II
III 1
2 3
4
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut - Subsidi Angkutan Laut Perintis
Trayek
INDIKASI ANGGARAN (Rp)
TARGET VOLUME
LOKASI
TARGET VOLUME
LOKASI
TARGET VOLUME
LOKASI
66.967.242.000
59.564.024.000
63.656.075.200
66.133.781.870
356.794.031.070
21.554.008.000
23.709.408.800
26.080.349.680
108.314.891.480
26.080.349.680
108.314.891.480
15.417.117.000
2
48.972.152.000
1
- Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan
Paket
20.000.000.000
1
Tahun
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
21.554.008.000
Paket
Optimalisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak
TARGET VOLUME
TAHUN 2019 INDIKASI ANGGARAN (Rp)
15.417.117.000 R-37, R-38
68.972.152.000
Frekuensi
LOKASI
TAHUN 2018 INDIKASI ANGGARAN (Rp)
100.472.908.000
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan - Pembangunan fasilitas pelabuhan
Dukungan Manjemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut Penyuluhan Pembinaan organisasi
INDIKASI TARGET ANGGARAN (Rp) VOLUME
TAHUN 2017 INDIKASI ANGGARAN (Rp)
MNP, Faspel Paotere Breakwater
16.083.639.000 140.555.000
12
21.554.008.000
2
R-43, R-44
21.554.008.000
2
R-43, R-44
23.709.408.800
2
R-43-44
29.031.036.000
0
0
0
98.003.188.000
0
0
0
0
48.972.152.000
0
0
0
49.031.036.000
16.382.198.000
38.010.016.000
39.946.666.400
40.053.432.190
150.475.951.590
287.555.000
401.258.000
12
441.383.800
485.522.180
1.756.273.980
29.031.036.000
1
Breakwater
TARGET 2015-2019
2
34.495.000
12
37.495.000
146.868.000
1
161.554.800
1
177.710.280
1
558.123.080
1
Tahun Laporan Laporan Paket
106.060.000 82.665.000 6.414.000.000 2.136.100.000
12 12 10 5
250.060.000 82.665.000 2.500.000.000 2.500.000.000
254.390.000 94.721.000 0 0
1 12
279.829.000 94.721.000 0 0
1 12
307.811.900 94.721.000 0 0
1 12
1.198.150.900 449.493.000 8.914.000.000 4.636.100.000
1
10
Rencana Induk Pelabuhan
Paket
4.277.900.000
5
5
Perlengkapan Gedung lainnya Sarana Gedung - AC - Pengadaan Proyektor - CCTV (8 kamera) Inventaris Kantor - Lemari Besi - Lemari file (besi dan kaca) - Lemari Kayu - Kursi Staf - Genset 35 KVA - Sound system - Peta - Kursi pimpinan rapat - Mesin Jilid - Peralatan kantor - Meja rapat - Handy Talky (HT) - Peralatan survey - UPS - Mesin Hitung Uang - Pengadaan TV LCD
Paket
475.585.000 40.000.000 40.000.000 0 0 435.585.000 37.500.000 21.000.000 8.585.000 15.000.000 305.000.000 15.000.000 5.000.000 12.500.000 8.000.000 8.000.000 0 0 0 0 0 0
22
Unit Layanan Pengadaan (ULP) Sistem Akuntansi Instansi Study/ Kajian/Survey/Master Plan Study DLKr dan DLKp
Lampiran IV - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
Unit Unit Paket Unit Unit Unit Unit Unit Paket Paket Unit Paket Paket Paket Paket Paket Unit Unit Unit
10
15 6 1 20 1 1 1 4 1 1
Parepare, Gorontalo,Ter nate,Bitung, Biak Siwa, Palopo, Kendari,Mano kowari, Merauke
12 5
0
194.000.000 67.000.000 56.000.000 11.000.000 0 127.000.000 82.500.000 0 0 30.000.000 0 0 0 0 0 0 10.000.000 4.500.000 0 0 0 0
Merauke, Manokwari,Si wa, Jeneponto, Kendari
22 8 1
15
20
1 1 1
1 dari 2
0
0
0
4.277.900.000
5.843.500.000 70.000.000 40.000.000 0 30.000.000 5.773.500.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36.000.000 5.700.000.000 20.000.000 3.500.000 14.000.000
6.198.843.500 44.000.000 44.000.000 0 0 6.154.843.500 0 23.100.000 9.443.500 35.000.000 335.500.000 0 5.500.000 0 0 8.800.000 0
5.821.900.000 48.400.000 48.400.000 0 0 5.773.500.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36.000.000 5.700.000.000 20.000.000 3.500.000 14.000.000
18.533.828.500 269.400.000 228.400.000 11.000.000 30.000.000 18.264.428.500 120.000.000 44.100.000 18.028.500 80.000.000 640.500.000 15.000.000 10.500.000 12.500.000 8.000.000 16.800.000 10.000.000 76.500.000 17.100.000.000 60.000.000 10.500.000 42.000.000
2 1
8 1 4 1 2
5.700.000.000 20.000.000 3.500.000 14.000.000
2
15 6 25 1 1
1
1 4 1 2
2
8 1 4 1 2
24 1 1 30 21 7 65 2 1 2 4 1 3 1 17 3 12 3 6
Rencana Strategis Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019
TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA OTORITAS PELABUHAN UTAMA MAKASSAR 2015-2019
TAHUN 2016
TAHUN 2015 NO
5
6
7
8 9
10
KEGIATAN STRATEGIS
Meubelair TOTAL Sice /sofa pimpinan Kursi Staf Alat Pengolah data - Komputer -Laptop - Printer - Mesin fotocopy - Scanner - Camera - Handycam - Hardisk Eksternal - Mesin fotocopy kecil - Media publikasi elektronik 42" (aplikasi, server, & monitor) - Mesin fax ukuran folio - Mesin Tik Listrik Kendaraan operasional - Kendaraan Roda 2 - Kendaraan Roda 4 Tanah Monitoring/Evaluasi - Monitoring/Evaluasi - Monitoring Angkutan Natal & Tahun Baru - Monitoring Angkutan Lebaran - Komponen Penyusun LAKIP LAYANAN PERKANTORAN a. Pembayaran Gaji dan Tunjangan b. Penyelenggaraan Operasional dan pemeliharaan Perkantoran - Poliklinik/obat-obatan - Pakaian dinas pegawai pejabat/negara - Perawatan Gedung - Perbaikan Peralatan Kantor - Pengadaan Peralatan / Perlengkapan Kantor - Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4/6/10
11
- Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2 - Langganan Daya dan Jasa - Jasa Pos / Giro/ Sertifikat - Operasional Perkantoran dan Pimpinan - Pengadaan Toga/ Pakaian Kerja - Jamuan Rapat -Posko Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru - Pemeliharaan Sarana Gedung Output Cadangan Non Alokasi
Lampiran IV - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi
SATUAN
INDIKASI ANGGARAN (Rp)
TARGET VOLUME
LOKASI
INDIKASI TARGET ANGGARAN (Rp) VOLUME
Unit Unit Unit
10.000.000 10.000.000 0 212.900.000
1 1
10.000.000 10.000.000 0 159.000.000
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit PKT
60.000.000 48.000.000 15.000.000 30.000.000 4.500.000 4.000.000 2.000.000 1.000.000 8.400.000 40.000.000
5 4 5 1 1 1 1 1 1 1
40.000.000 60.000.000 10.000.000 38.000.000 0 0 0 6.000.000 0 0
5 5 5 2
Unit Unit
0 0 430.000.000 60.000.000 370.000.000 0 42.406.000 0 0 0 42.406.000 8.275.528.000 5.806.781.000 2.468.747.000
5.000.000 0 0 0 0 0 457.306.000 14.400.000 150.000.000 250.000.000 42.906.000 11.880.869.000 9.583.301.000 2.297.568.000
1
Unit Unit M2 Laporan Paket Paket Paket Tahun Bulan Tahun Tahun
3 1 1
1 12 1 1
TAHUN 2017 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp) 107.500.000 70.000.000 37.500.000 163.500.000
1
24.000.000 120.000.000 10.000.000 0 0 0 0 6.000.000 0 0
4
0 3.500.000 604.720.000 0 604.720.000 15.000.000.000 460.306.000 14.400.000 150.000.000 250.000.000 45.906.000 15.334.511.000 12.407.283.000 2.927.228.000
1 1 1 1 1 1
TARGET VOLUME
7 25 2 8 5
4
1
10.000 1 1 1 1 1 1
TAHUN 2018 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp) 107.500.000 70.000.000 37.500.000 131.000.000 42.000.000 10.000.000 40.000.000 10.000.000 7.500.000 12.000.000 6.000.000 0 0 0 3.500.000 644.720.000 40.000.000 604.720.000 0 460.306.000 14.400.000 150.000.000 250.000.000 45.906.000 16.868.192.100 13.648.011.300 3.220.180.800
TARGET VOLUME
7 25 3 10 6 2 2 1 1 4
1 2 2 0 1 1 1 1 1
TAHUN 2019 LOKASI
INDIKASI ANGGARAN (Rp) 107.500.000 70.000.000 37.500.000 80.500.000 40.000.000 10.000.000 0 0 8.500.000 12.500.000 6.000.000 0 0 0 3.500.000 690.000.000 40.000.000 650.000.000 0 460.306.000 14.400.000 150.000.000 250.000.000 45.906.000 17.312.983.010 13.772.084.130 3.540.898.880
TARGET VOLUME
7 25 4 12 7
1 1 4
1 2 2
1 1 1 1 1
LOKASI
TOTAL INDIKASI ANGGARAN 2015-2019 (Rp. Miliar)
TARGET 2015-2019
342.500.000 230.000.000 112.500.000 746.900.000
23 75
206.000.000 228.000.000 55.000.000 108.000.000 14.500.000 20.000.000 26.500.000 25.000.000 8.400.000 40.000.000
19 39 28 5 3 3 3 17 1 1
5.000.000 10.500.000 2.369.440.000 140.000.000 2.229.440.000 15.000.000.000 1.880.630.000 57.600.000 600.000.000 1.000.000.000 223.030.000 69.672.083.110 55.217.460.430 14.454.622.680
1 3 7 5
4 4 4 5 5
OT OT M2 Tahun Tahun
9.900.000 89.100.000 258.148.000 33.700.000 276.228.000
99 99 1564 1 1
10.700.000 98.440.000 158.648.000 89.985.000 166.170.000
107 107 1.564 1 1
10.700.000 98.440.000 199.312.000 96.985.000 329.880.000
107 107 1.564 1 1
12.000.000 108.284.000 219.243.200 106.683.500 362.868.000
120 120 1.564 1 1
11.900.000 119.112.400 241.167.520 117.351.850 399.154.800
125 125 1.564 1 1
55.200.000 513.376.400 1.076.518.720 444.705.350 1.534.300.800
558 558 1.564 5 5
Unit
125.600.000
2
320.000.000
10
330.840.000
10
363.924.000
12
400.316.400
10
1.540.680.400
44
4.500.000 185.000.000 85.000.000 1.096.639.000 2.600.000 12.000.000 287.432.000
3 1 1 1 6 1 1
27.200.000 445.000.000 20.000.000 928.325.000 4.500.000 21.600.000 0
8 1 1 1 7 1
56.320.000 445.000.000 20.000.000 1.262.241.000 4.810.000 30.000.000 0
8 1 1 1 7 1
61.952.000 489.500.000 22.000.000 1.388.465.100 5.291.000 33.000.000 0
10 1 1 1 10 1
68.147.200 538.450.000 24.200.000 1.527.311.610 5.820.100 36.300.000 0
8 1 1 1 12 1
218.119.200 2.102.950.000 171.200.000 6.202.981.710 23.021.100 132.900.000 287.432.000
37 5 5 5 42 5 1
2.900.000
1
7.000.000 810.803.000 810.803.000
1
42.700.000 0 0
1
46.970.000 15.000.000.000 15.000.000.000
1
51.667.000 15.000.000.000 15.000.000.000
1
151.237.000 30.810.803.000 30.810.803.000
5
Unit Tahun Tahun Tahun 0T Tahun Tahun Unit Tahun
0
1
2 dari 2
1
Rencana Strategis Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar Tahun 2015-2019