DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN Jl. Pagesangan II/56 Surabaya, Telp.031 - 8275405 Fax. 031-8282328, e-mail :
[email protected]
I. PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM Kota Surabaya berada di wilayah Provinsi Jawa Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara geografis Surabaya terletak pada garis Lintang Selatan antara 70 9’ – 70 21’ dan 1120 36’ - 1120 57” Bujur Timur. Panjang garis pantai adalah 47,4 Km2 dengan luas daratan wilayah Kota Surabaya sebesar 33,048 Ha dan Luas wilayah laut yang masuk dalam wilayah administrasi oleh Kota Surabaya sebesar 19.039 Ha. Wilayah Surabaya terdiri dari 31 kecamatan dan 163 kelurahan, ±26,32 km. jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 3.024.321 jiwa. Secara umum keadaan Topografi Kota Surabaya memiliki ketinggian tanah berkisar anatara 0-20 meter di permukaan laut, sedangkan pada daerah pantai ketinggiannya bekisar antara 1 – 3 meter di atas permukaan air laut. Batas wilayah Kota Surabaya meliputi: Sebelah Utara
: Selat Madura
Sebelah Timur
: Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo Sebelah Barat
: Kabupaten Gresik
Untuk wilayah yang mempunyai potensi perikanan terbesar adalah pesisir Kota Surabaya yang terdiri dari 12 kecamatan (24 kelurahan) seluas 87,42 km 2. Jumlah nelayan laut di Kota Surabaya sebanyak 2.226 orang, nelayan perairan umum 50 orang, petani tambak 901 orang, petani ikan air tawar 547 orang. B. Potensi Sumberhayati Perikanan. PERIKANAN TANGKAP Jumlah penangkapan ikan diwilayah Kota Surabaya sebagian besar berasal dari tangkapan dilaut dan sebagian kecilnya berasal dari perairan umum dalam hal ini waduk dan sungai. Produksi ikan laut pada tahun 2011 mencapai 7.119,89 ton per tahun dengan nilai Rp. 134.734.841,-. Usaha perikanan tangkap tidak hanya meliputi penangkapan ikan dan budidaya ikan saja, melainkan juga usaha pasca penangkapan, yaitu pemasaran dan pengolahan. Para pedagang memasarkan ikan dalam kualitas ikan yang segar dan olahan. Pelaku usaha penangkapan ikan di Kota Surabaya didominasi oleh nelayan tradisional yang tergabung ke dalam 26 Kelompok Usaha Bersama yang tersebar di sembilan kecamatan, dengan jumlah anggota 2.226 orang. Armada penangkapan terdiri dari perahu jukung sebanyak 331 buah, motor tempel ( < 5 GT) sebanyak 1.659 buah dan papan pancalan sebanyak 14 buah. Alat tangkap yang dominan digunakan antara
lain jaring klitik, trammel net, pancing dan pengumpul kerang. Total Produksi yang dicapai pada tahun 2011 sebesar 7.119,89 Ton. Dan jenis-jenis ikan yang ditangkap antara lain Peperek (234,97 Ton), Manyung (412,96 Ton), Kakap (491,28 Ton), Gulamah (2.007,81 Ton), Belanak (1.324,28 Ton), Teri (263,43 Ton), Layur (78,33 Ton), ikan lainnya (227,85 Ton), Rajungan (348,87 Ton), Kepiting (192,23 Ton), Udang Putih Jrebung (313,28 Ton), Simping (299,01 Ton), Kerang darah (185,12 Ton), Pari (249,20 Ton), Cumi-cumi (92,56 Ton), dan binatang air lainnya (398,71 Ton) : Jumlah Armada dan Alat Tangkap di Kota Surabaya Tahun 2011 Armada No
Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9
Gununganyar Rungkut Mulyorejo Bulak Asemrowo Benowo Krembangan Kenjeran Sukolilo
Jumlah
P. Papan
M.Te mpel
124 328 -
17 45 18 624 197 40 157 228 50
452
1.376
Lai n- Juml lai ah n 17 45 142 624 525 14 54 157 228 50
14
1.84 2
Alat Tangk ap (buah)
Nelayan Pm
Pd
102 162 228 1.025 969 152 450 1.094 125
17 45 142 624 525 54 157 228 50
-
4.307
1.84 2
-
Seperti dibanyak wilayah pesisir, sebagian besar Nelayan Kota Surabaya merupakan
kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang cukup
memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari jenis perahu motor yang mereka pergunakan yang berukuran kurang dari 5 GT sehingga wilayah tangkap hanya mampu menjangkau sekitar pantai saja dimana jumlah tangkapan yang mereka hasilkan juga relatif kecil. Pemukiman nelayan juga dapat mencerminkan kondisi kesejahteraan mereka yang terkesan kumuh dan memprihatinkan. Kondisi Pemukiman Nelayan Kota Surabaya
PERIKANAN BUDIDAYA Potensi usaha perikanan budidaya di kota Surabaya terdiri dari budidaya air payau seluas 3.139,661 Ha dan budidaya air tawar seluas 487.536 Ha. Pada budidaya air tawar, terdiri dari budidaya kolam tanah, kolam beton dan kolam terpal. Dalam pola budidaya tambak dengan teknologi tradisional petani tambak disamping menggunakan pola monokultur juga menggunakan pola polikultur yaitu bandeng dan udang. Pola polikultur ini mempunyai kelebihan dimana kebutuhan oksigen udang diperoleh dari pergerakan yang aktif dari ikan bandeng. Luas lahan Tambak menurut jenis pemeliharaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
1. Usaha Budidaya Air Payau Usaha budidaya air payau di kota Surabaya dilakukan oleh pelaku usaha dengan teknologi tradisional. Pembudidaya air payau ada di kecamatan Gununganyar, Rungkut, Sukolilo, Mulyorejo, Bulak, Kenjeran, Semampir, Asemrowo, dan Benowo. Jenis komoditas yang dibudidayakan antara lain Ikan Bandeng, Udang Windu dan Udang Vannamei dengan sistem polikultur. Pada tahun 2011, nilai produksi air payau sebesar 7.932,84 Ton yang terdiri dari Bandeng (5.43,93 Ton), Udang Windu (398,20
Ton), Udang Vannamei (1.106,79 Ton), Udang Putih (574,30) dan ikan lainnya (421,62 Ton).
2. Usaha Budidaya Air Tawar Usaha budidaya air tawar di kota Surabaya dilakukan pada kolam air tenang yang dibudidayakan dalam kolam beton maupun di kolam terpal. Jenis komoditas yang dibudidayakan antara lain Bandeng, Udang Vanammei, Lele, Nila, Patin, Tawes, Mas, Gurami, dan Mujair. Pada tahun 2011, nilai produksi air tawar sebesar 217,64 Ton yang terdiri dari Bandeng (57,90 Ton), Udang Vannamei (21,28 Ton), Lele (36, 72 Ton), Nila (40, 92), Patin (25,40 Ton), Tawes (14,92 Ton), Mas (11,52 Ton), Mas (11,52 Ton), Gurami (4,02 Ton), Mujair (0,38 Ton) dan Ikan lainnya (4,58 Ton). Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan kepada warga miskin Surabaya melalui Program Urban Farming Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal. Pemkot Surabaya memberikan bantuan berupa kolam terpal ukuran 3 x 2 , bibit ikan lele dan pakan ikan lele. Bantuan tersebut memberikan peningkatan signifikan pada produksi ikan lele di Kota Surabaya. Pada tahun 2011, tercatat ada 3.926 pembudidaya dengan jumlah kolam terpal 4.751 buah yang tersebar di seluruh kecamatan di surabaya yang berjumlah 31 kecamatan. Total produksi tahun 2011 yang dihasilkan dari kolam terpal adalah 706,02 Ton ikan lele. Luas Lahan Tambak menurut Klasifikasi Tingkat Teknologi di Kota Surabaya Tahun 2011
No.
Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Gununganyar Rungkut Sukolilo Mulyorejo Bulak Kenjeran Asemrowo Pakal Benowo Jumlah
Areal ( Ha )
Semi Intensif
Tradisional
228,350 543,023 1.278,375 238,000 72,713 88,900 25,750 88,650 575,900
-
228,350 543,023 1.278,375 238,000 72,713 88,900 25,750 88,650 575,900
3.139,661
-
3.139,661
Luas Lahan Tambak menurut Jenis Pemeliharaan di Kota Surabaya Tahun 2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kecamatan
Areal ( Ha )
Mono Udang
Mono Bandeng
Campur
Gununganyar Rungkut Sukolilo Mulyorejo Bulak Kenjeran Semampir Asemrowo Benowo
228,350 543,023 1.278,375 238,000 72,713 88,900 25,750 88,650 575,900
76,703 -
153,405 61,512 25,750 78,534 -
228,350 543,023 1.048,267 238,000 72,713 27,388 10,116 575,900
Jumlah
3.139,661
76,703
319,201
2.743,757
Jenis kegiatan usaha budidaya di lahan tambak di Kota Surabaya merupakan usaha pembesaran udang dan ikan, sedangkan usaha pembenihan baik ikan maupun udang tidak ditemukan. Status usaha petani tambak yang ada adalah perorangan. Foto Tambak Tradisional Udang Bandeng Di Pesisir Kota Surabaya
3. Usaha Garam Rakyat Pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) di Kota Surabaya terdapat di empat kecamatan yaitu : Benowo, Pakal, Asemrowo dan Tandes. Produksi Garam tahun 2011 sebesar 77.680,49 ton, dengan luas 1.490,18 Ha.
Luas Lahan dan Produksi Garam di Kota Surabaya Tahun 2011 No. 1. 2. 3. 4.
Kecamatan
Areal ( Ha )
Produksi ( Ton )
Nilai ( Rp 1000,- )
Pakal Benowo Asemrowo Tandes
369,61 976,58 92,34 51,65
14.712,27 55.109,51 3.649,78 4.208,93
5.884.908 22.043.804 1.459.912 1.683.572
Jumlah
1.490,18
77.680,49
31.072.196
KONDISI MANGROVE Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh pada tanah aluvial didaerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi oleh arus pasang surut air laut. Luas hutan Mangrove pesisir kota Surabaya saat ini adalah 625 Ha. Luasan hutan mangrove terbesar terletak diwilayah kelurahan Keputih kecamatan Sukolilo dengan luasan sebesar 130 ha, sedangkan wilayah pesisir dengan luasan hutan mangrove terkecil adalah kelurahan Bulak kecamatan Bulak dengan luas 5 ha. Dan wilayah yang tidak memiliki hutan mangrove adalah kecamatan Pabean Cantikan dan Kelurahan Tambak Dono kecamatan Pakal. Tumbuhan yang ada di hutan mangrove pesisir kota Surabaya didominasi oleh jenis Avicennia (Api-api) dan jenis Rhizophora (Bakau) disamping itu ada jenis Bruguiera (Tinjang) dan Soneratia Sp. (Bogem/Pedada) dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding Api-api dan Bakau.
Hamparan Hutan Mangrove yang didominasi jenis Api-Api
PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Di Kota Surabaya pengolahan hasil perikanan dikelompokkan
menjadi dua
berdasarkan skala usahanya, yaitu skala usaha perorangan (rumah tangga) dan usaha pengolahan hasil perikanan skala industri.
a. Skala Usaha Rumah Tangga. Usaha Pengolahan Hasil Perikanan di Kota Surabaya pada umumnya masih berskala rumah tangga. Sebagian pengolahan ikan merupakan usaha dari istri nelayan untuk meningkatkan nilai jual lebih dari tangkapan suaminya sebagai nelayan. Usaha pengolahan yang berkembang antara lain, Ikan asap, ikan kering, krupuk kulit ikan, abon ikan dan berbagai jenis hasil olahan perikanan lainnya. Usaha pengasapan ikan ada di kecamatan Bulak, Kenjeran dan Krembangan. Pemasaran produksi hasil perikanan Kota Surabaya, tahun 2011 dalam bentuk segar sebesar 2.366,93 Ton dan dalam bentuk olahan yang terdiri dari ikan kering sebesar 308,84 Ton, Ikan Asap sebesar 1204,45 Ton, Terasi 275,75 Ton, Krupuk ikan sebesar 1.985,40 Ton, Bandeng Presto sebesar 386,05 Ton dan lain-lain sebesar 8,36 Ton. Selain produk hasil pengolahan perikanan konsumsi, Kota Surabaya juga memiliki produk hasil perikanan non konsumsi, antara lain Ikan hias dan anaman air, Kerajinan kekerangan, dan batik mangrove. Pada tahun 2011, nilai produk non konsumsi kota Surabaya senilai 14.304.000.000 (empat belas milyard tiga ratus empat juta rupiah) yang terdiri dari produk kekerangan yang senilai 2.694.000.000 (dua milyard enam ratus sembilan puluh empat juta rupaih), produk ikan hias yang senilai, 9.726.000.000 (sembilan milyard tujuh ratus dua puluh enam juta rupiah), dan produk
batik mangrove yang senilai 1.884.000.000 (satu milyard delapan ratus delapan puluh empat juta rupiah).
b. Skala Industri Sebagai kota besar,
Surabaya mempunyai banyak perusahaan-perusahaan
Pengolah Hasil Perikanan yang sebagian besar berorientasi ekspor, baik ke Jepang, Amerika, Eropa maupun regional Asia. Di bawah ini daftar perusahaan perikanan yang terdapat di Kota Surabaya.
No
Nama Perusahaan
1
PT. Alam Jaya
2
CV. Sari Tirta Jaya
Jenis Usaha
Tujuan Pemasaran
Ikan Beku
Jepang, Cina, Perancis
Ikan Beku, Tepung
Perancis, Cina, Islandia,
Ikan
Spanyol, Jepang.
3
PT. Tunas Sejati Perkasa
Ubur-ubur
Jepang, Korea
4
CV. Tirta Surya Sri Rejeki
Teripang, Ikan Beku
Korea, Inggris
5
PT. Sumber Bahari Makmur
Ikan Beku, Layur, Teri
Korea, China, Jepang.
nasi, Ubur2 6.
7
PT. Sari Laut Ekatama
PT. Mina Tama Sumber Bahari
8
PT. Eka Lipta Persada
9
UD. Mina Raya
Katak Beku, Ikan
Hongkong, Belanda,
Beku, Ikan Segar
Korea, Inggris, Perancis
Ikan Beku, Steak Tuna
Australia, Cina, Eropa,
Beku
Singapore
Ikan Segar Sirip Hiu, Teripang,
Regional
Paru Ikan 10
UD. Surya Indah
Penampungan Hasil Perikanan
11
CV. Mina Jaya Lestari
Ikan Beku
Singapura
12
PT. Matahari Sakti
Pakan Ikan
Nasional
13
CV. Surya Mas
Teripang, Sirip Hiu
Hongkong, Cina
14. CV. Albasia Prima Trade 15
PT. Bahari Nusantara
Rumput Laut Udang, Keong, Ikan
Hongkong
Beku 16
UD. Surya Koi Centre
17
PT. Sinar Kencana
Ikan Hias Pengolahan Rumput
Jepang
Laut 18
Surya Kencana Abadi
19
UD.Tek Hin
Udang Teripang
Hongkong
20
UD. Abadi
Perut Ikan
21
UD. Ely Tjwan
22
UD. Tunggal Jaya
Lokal
Filet Ikan/ Bakso Ikan Sirip ikan hiu, Gelembung ikan, Paru Ikan, Teripang
23
CV. Sakura Abadi
24
PT. Amarta Sari Lestari
25
CV. Mutiara Bahari
Ikan Beku
Jepang
Rumput Laut
Eropa, USA
Produk Olahan
Domestik
Ikan/Udang 26
CV. Anugrah Jaya
Produk Olahan
Domestik
Ikan/Udang 27
UD. Mandiri Jaya
Sirip Hiu, Teripang,
Domestik
Gelembung IKan 28
CV. Kalimas
Sirip Hiu, Teripang,
Eksport
Rumput Laut
C. Kondisi Sosial Ekonomi Berdasarkan kajian secara umum tiap wilayah kecamatan berpesisir di Kota Surabaya merupakan daerah perikanan tangkap yang masih cukup potensial, namun demikian jika ditinjau dari kondisi masyarakat nelayan masih banyak permasalahan sehingga mengakibatkan kondisi mereka jauh dibawah standar kehidupan masyarakat Kota Surabaya. Perahu motor temple masih banyak digunakan para nelayan dengan kekuatan berkisar antara 5 – 7 PK, sehingga daya jangkaunya terbatas. Selanjutnya selain usaha penangkapan ikan di laut masyarakat nelayan setempat juga melakukan usaha pengolahan ikan dan kerajinan rumah tangga (hiasan) yang menggunakan bahan dasar dari kulit kerang. Hasil Produksi kerajinan ini telah dipasarkan ke luar propinsi. Pada umumnya sistem pemasaran komoditi hasil tangkapan ikan di Kota Surabaya hampir
tidak ada permasalahan. Nelayan memiliki keterikatan dengan
pedagang atau agen, dimana mereka langsung berhubungan dengan pedagang atau agen tersebut. Namun, sebagian kecil menyatakan keberatan dengan adanya pedagang atau kelompok tertentu yang membeli ikan dengan harga di bawah standart, karena terikat dengan jasa pinjaman untuk keperluan input produksi. Kejadian seperti ini merupakan hal yang umum terjadi pada dunia usaha di bidang perikanan, khususnya pada perikanan tangkap yang dikenal dengan pengambek. Pengambek adalah pengolah atau pedagang hasil perikanan maupun untuk keperluan konsumsi rumah tangga terutama pada saat tidak musim ikan. Prosedur peminjaman kepada pengambek sangat mudah, kapan saja dan dimana saja, tetapi konsekuensinya adalah
hasil tangkapan nelayan harus dijual kepada pengambek tersebut.
Ketentuan atau
kesepakatan harga pada umumnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga umum dan pengambek mempunyai kewajiban untuk membeli hasil produksi tersebut kapanpun dan berapapun jumlahnya. Persepsi positif dan negatif pasti ada. Sisi positif bagi nelayan adalah adanya jaminan pasar yang cukup tinggi
terhadap produksi
tanpa repot dan khawatir serta adanya jaminan keuangan yang cukup mudah diakses terutama. Sisi negatifnya
adalah
adanya
keterikatan
penjualan dan
terbentuknya harga berbeda jauh dibawah keadaan harga umum.
BAB II FASILITAS PENDUKUNG
Dalam memperkuat perekonomian pembangunan pada sektor perikanan dan kelautan Kota Surabaya agar tetap stabil dan kondusif, Pemerintah Kota Surabaya membangun berbagai infrastruktur sebagai fasilitas pendukung antara lain : 1. Pasar Ikan Hias Dalam rangka mendukung pemasaran hasil perikanan, telah tersedia Pasar Ikan Hias yang berlokasi di kelurahan Gunungsari Kecamatan Dukuh Pakis. Pasar ikan hias Gunungsari yang terletak di tengah kota diharapkan dapat memperluas pemasaran dan menjadi pusat perhatian bagi pecinta ikan hias di Surabaya. Fasilitas yang dibangun antara lain stand/kios untuk berjualan, instalasi air, instalasi listrik, tandon air tawar dan laut, jaringan jalan, jaringan air buangan, MCK koperasi.
dan Rumah
2. Tempat Pengolahan Hasil Perikanan Dalam rangka mendukung kegiatan pengolahan hasil perikanan, telah dibangun Tempat Pengolahan Hasil Perikanan yang berlokasi di kelurahan Kedung Cowek Kecamatan Bulak. Keberadaan tempat pengolah hasil perikanan ini diharapkan dapat menjadi tumpuan kelompok-kelompok pengolah di Surabaya untuk meningkatkan nilai jual hasil produk olahan mereka. Sarana dan prasarana yang dibangun antara lain, tempat penjemuran ikan, Peralatan pembuat bakso dan abon ikan, instalasi air, dan instalasi listrik. Selain itu, Tempat Pengolahan Hasil Perikanan juga mendapatkan bantuan dari Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa peralatan value added hasil perikanan dan peralatan pengemasan hasil perikanan. Peralatan value added antara lain, mesin pembuat bakso, mesin pembuat nugget, mesin pembuat sosis dan lain-lain. Peralatan pengemasan hasil perikanan antara lain vacuum sealer, peralatan sablon kemasan, peralatan pembuatan barcode dan lain-lain.
3. Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Sentra Bulak) Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan merupakan pusat Pengolahan dan Pemasaran hasil Perikanan sekaligus
menjadi wisata produk
perikanan dan kelautan. Sentra Bulak saat ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir, dan rencananya pada akhir tahun 2012 ini akan diresmikan penggunaannya.
BAB III PROGRAM KEGIATAN BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN PADA DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA Dalam rangka pencapaian sasaran Pembangunan Perikanan di Kota Surabaya ditetapkan satu Program melalui bidang Perikanan dan Kelautan pada Dinas Pertanian Kota Surabaya berupa Pembangunan Usaha Perikanan dan Kelautan yang mengharapkan adanya pijakan hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Usaha Perikanan dan/atau Usaha Kelautan yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Kota Surabaya pada tahun 2007, sehingga pelaksanaannya nanti dapat menunjang kegiatan para pelaku usaha di bidang Perikanan dan Kelautan. Adapun kegiatan Tahun Anggaran 2012 adalah sebagai berikut : (1). Kegiatan Peningkatan Sumberdaya manusia Bidang Perikanan dan Kelautan. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan yang antara lain terdiri dari : a.
(2).
Pelatihan dan Pembinaan pada kegiatan: -
Pelatihan Budidaya Air Tawar
-
Pelatihan Budiaya Air payau
-
Pelatihan Mitigasi Bencana
-
Pembinaan UKM Perikanan Non Konsumsi
-
Pembinaan Diversifikasi Produk Olahan hasil Perikanan
-
Pembinaan Nelayan
-
Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)
-
Pameran
Kegiatan Pengembangan Perikanan Kegiatan Pengembangan Perikanan diarahkan pada pemberian paket bantuan
budidaya ikan dalam kolam terpal, yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009. (3). Pembangunan Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan : - Pembangunan Tahap Akhir Sentra Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Bulak. - Pembangunan IPAL di PIH Gunungsari. - Pembangunan Tambat Labuh Perahu Nelayan. (4). Pengadaan Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan, antara lain : Jaring, Perahu dan Mesin Perahu, Benih Ikan dan Udang, Pakan, Peralatan pengolahan ikan. Demikian sekilas profil Perikanan Kota Surabaya yang merupakan gambaran umum kegiatan Tahun 2012 bidang Perikanan dan Kelautan pada Dinas Pertanian Kota Surabaya.
Surabaya, Januari 2012