5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang Pemanfaatan sumberdaya perikanan secara lestari perlu dilakukan, guna sustainability spesies tertentu, stok yang ada harus lestari walaupun rekrutmen oleh alam terus berjalan, namun effort yang meningkat tajam setiap tahunnya akan berimbas kepada produksi dan pendapatan nelayan itu sendiri. Pendekatan model bioekonomi, diperlukan untuk mengetahui kondisi upaya penangkapan dengan alat tangkap trawl dan target spesiesnya udang jerbung. Stok udang secara umum tidak dapat diamati secara akurat, sementara upaya tangkap dan hasil produksi perikanan dapat diperoleh dari kegiatan perikanan komersial, yang dilakukan oleh nelayan, sehingga pendugaan stok udang jerbung dapat didekati dengan melihat indeks catch per unit effort dari usaha penangkapan udang yang diteliti. Standarisasi dimaksudkan untuk menyeragamkan unit-unit upaya penangkapan yang berbeda menjadi upaya penangkapan standar. Alat tangkap trawl sebagai alat tangkap standar, karena alat tangkap ini dominan dan nilai catch per unit effort per tahunnya lebih besar, dibandingkan alat tangkap lain dalam upaya penangkapan udang, disamping kualitas atau mutu hasil tangkapan dalam keadaan masih baik. Nilai produksi, upaya penangkapan dan catch per unit effort udang selama 5 tahun diperlihatkan pada Lampiran 10. Nilai CPUE dan upaya tangkap memiliki hubungan yang menentukan produktivitas alat tangkap udang. Lampiran 10 dan Gambar 12 mengekspresikan bahwa korelasi CPUE dengan upaya tangkap udang di perairan Delta Mahakam dan sekitarnya, cenderung memiliki hubungan yang bersifat negatif. Indeks upaya penangkapan merupakan dasar standarisasi dari setiap jenis alat tangkap dan kapal. Nilai rata-rata catch per unit effort dari udang yang ditangkap oleh alat tangkap lain, didapatkan dari besarnya produksi udang pada masing-masing alat tangkap, yang dibandingkan dengan upaya yang dilakukan oleh masing-masing alat tangkap tersebut (Lampiran 13). Sementara nilai rata-rata catch per unit effort standar alat tangkap trawl, diperoleh seperti tertera pada Lampiran 11. Rata-rata selama 5 tahun, didapatkan indeks upaya penangkapan udang yaitu sebesar 0,380.
Hasil akhir diperoleh nilai upaya
penangkapan standar rata-rata selama 5 tahun sebesar 65.179 trip/tahun.
Nilai upaya
penangkapan standar ini, berguna dalam menentukan besarnya masing masing parameter bioekonomi, yang akan diukur sebagai sebuah model. Parameter keseimbangan ekonomi, meliputi biaya penangkapan per upaya penangkapan, harga udang, dan tingkat suku bunga diskonto. Biaya penangkapan terdiri dari biaya tetap per tahun dan biaya variabel dalam trip/tahun. Adapun komponen biaya
44
tetap terdiri dari nilai depresiasi kapal, mesin, peti es, tali jangkar dan jangkar serta alat tangkap trawl, sedangkan biaya tidak tetap terdiri dari solar, lubrican, es batu, konsumsi ABK, upah tenaga kerja dan biaya perawatan kapal, mesin dan alat tangkap dapat dilihat pada Lampiran 5, 7, dan 9. Biaya operasional penangkapan udang, didapatkan dari rata-rata biaya operasional berdasarkan keterangan 336 orang responden yang mengoperasikan alat tangkap trawl. Biaya penangkapan dalam trip per tahun, diperoleh dari rata-rata biaya penangkapan dibagi rata-rata jumlah upaya penangkapan per tahun yaitu sebesar 65.179 trip/tahun, sehingga besarnya biaya penangkapan per trip adalah Rp.188.785,7 /trip/tahun (Lampiran 16), sedangkan harga udang jerbung pada tingkat nelayan, yaitu rata-rata sebesar Rp.14.300/kg (Lampiran 3).
Tiga parameter utama dalam pendugaan model
bioekonomi upaya penangkapan udang jerbung di perairan Delta Mahakam dan sekitarnya yaitu parameter biologi, parameter teknologi dan parameter ekonomi. Adapun parameter biologi, aspek yang dianalisis yaitu konstanta laju pertumbuhan alami (r) dan konstanta daya dukung perairan (k), sedangkan parameter teknologi yang dianalisa yaitu koefisien penangkapan (q), terakhir adalah parameter ekonomi yang akan dianalisa mengenai biaya penangkapan per trip. Nilai pertumbuhan alami (r) didapat dari nilai βo sebesar 0.622, nilai konstanta daya dukung lingkungan (k) sebesar
59.807.692 dan nilai koefisien
penangkapan (q) sebesar 0,000008. Tingkat potongan sumberdaya/discount rate factor (δ) merupakan suatu kedinamikaan dari model bioekonomi. Tahun 2004 tingkat suku bunga nominal sebesar 5,5 % per tahun dengan tingkat inflasi 3,69 %, sehingga diperoleh tingkat potongan sumberdaya sebesar 0.0103. Parameter biologi (r) sebesar 0,622 per tahun dan nilai k sebesar 59.807.692 kg/tahun, parameter teknologi pada alat tangkap trawl yaitu sebesar 0,000008 trip/tahun dan nilai parameter ekonomi, yaitu C sebesar Rp.188.785, P = Rp.14.300/kg dan äsebesar 0,0092 per tahun. Pendugaan stok udang optimal, hasil tangkap optimal dan upaya penangkapan optimal merupakan keluaran dari model bioekonomi. Keluaran yang menjadi pembanding dari kondisi terkendali yaitu MSY, yang menggambarkan keseimbangan lestari suatu perairan, yaitu pada kondisi produksi lestari maksimum dari keseimbangan udang secara biologi yang dapat ditangkap. Keluaran lainnya yaitu kondisi pada perikanan bebas tangkap atau akses terbuka, yang menggambarkan kondisi keuntungan dari pemanfaatan sumberdaya udang yang impas atau nol.
Hasil model bioekonomi dengan kondisi
terkendali diperoleh estimasi stok udang jerbung sebesar 30.259.325 kg, produksi optimal
45
(Copt) sebesar 9.298.782 kg dan upaya penangkapan optimum (fopt) sebesar 38.413 trip, pada keseimbangan MSY (maximum sustainability yield), diperoleh estimasi stok udang sebesar 29.903.846 kg, produksi optimal (Copt) sebesar 9.300.096 kg, dan upaya penangkapan optimum (fopt) sebesar 38.875 trip, dan pada kondisi akses terbuka estimasi stok udang sebesar 1.650.225 kg, produksi optimal (Copt) sebesar 998.118 kg dan upaya penangkapan optimum (fopt) sebesar 75.605 trip (Lampiran 16). Tingkat efisiensi teknis dan ekonomi dari model bioekonomi, diperoleh melalui analisa hasil tangkapan per satuan upaya, yang bertujuan untuk membandingkan keluaran model bioekonomi dengan kondisi terkendali, MSY dan akses terbuka, serta kondisi aktual dalam hubungannya dengan manajemen upaya penangkapan.
Efisiensi teknis dan
ekonomis menggunakan beberapa asumsi, yaitu setiap spesies tidak saling ketergantungan secara ekologis, semua unit penangkapan aktif beroperasi, harga udang per satuan hasil tangkapan konstan dan biaya penangkapan per upaya penangkapan konstan. Derajat optimal dari pemanfaatan sumberdaya udang jerbung dilakukan dengan pendekatan manajemen model bioekonomi yang akan dievaluasi pada tingkat efisiensinya berdasarkan nilai CPUE, biaya produksi rata-rata dan tingkat keuntungan. Hasil analisis diperoleh pada kondisi terkendali nilai efisiensi teknis sebesar 242,1 kg/trip dan nilai efisiensi ekonomis
dengan variabel estimasi biaya rata-rata produksi (average cost)
sebesar Rp.780/kg dan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 125.720.779.389/tahun dalam satu kawasan daerah penangkapan, selanjutnya pada keseimbangan lestari nilai efisiensi teknis sebesar 239,2 kg/trip dan nilai efisiensi ekonomis sebesar Rp.790/kg dan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 125.652.330.357/tahun, dan pada keseimbangan akses terbuka nilai efisiensi teknis sebesar 13,2 kg/trip dan nilai efisiensi ekonomis sebesar Rp.14.300/kg dan keuntungan yang diperoleh tidak ada/impas (maximum social yield). Sedangkan pada kondisi aktual nilai efisiensi teknis sebesar 15,6 kg/trip, nilai efisiensi ekonomis sebesar Rp.12.068/kg (Lampiran 16) dan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 7.070.308.071 dari total seluruh armada kapal trawl.
46
Gambar 14
Ploting hubungan upaya penangkapan dengan CPUE penangkapan udang jerbung (Penaeus merguensis de Man)
Gambar 15
Ploting hubungan upaya penangkapan dengan produksi udang jerbung (Penaeus merguensis de Man)
47
Gambar 16
Kurva total biaya (TC) dan total penerimaan (TR) upaya penangkapan udang di perairan Delta Mahakam dan sekitarnya
Tabel 13 Pendugaan model bioekonomi pada kondisi lestari, terkendali dan akses terbuka Variabel Estimasi Stok Optimal (kg) Produksi Optimal (kg) Upaya Tangkap Optimal (trip)
Kondisi Keseimbangan Lestari
Terkendali
Akses Terbuka
29.903.846
30.259.325
1.650.225
9.300.096
9.298.782
998.118
38.875
38.413
75.605
48
Suatu usaha penangkapan dikatakan efisien dan efektif, bergantung pada teknologi penangkapan yang digunakan. Nilai koefisien penangkapan (q) sebesar 0,000008 trip per tahun. Hal ini berarti teknologi yang digunakan pada beberapa alat tangkap trawl, kurang produktif atau belum berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi udang, karena nilainya lebih kecil (< 0,05), implikasinya tingkat efektivitas dan efisiensi upaya penangkapan udang rendah, diduga karena dominannya kapal yang berukuran kecil (< 5 GT), hal ini erat kaitannya dengan daya jelajah kapal yang tidak maksimal, sehingga tidak menunjang operasi penangkapan udang ke perairan yang lebih dalam. Jika dibandingkan dengan kondisi aktual terhadap tingkat produksi dan upaya penangkapan optimal MSY, di perairan ini telah terjadi biology overfishing, karena dari tingkat upaya penangkapan yang telah dilakukan pada kondisi aktual, telah kelebihan upaya tangkap (economic overfishing) sebesar 5,23 kali trip/tahunnya. Besarnya tingkat effort yang dilakukan dan menurunnya tingkat produktivitas, diduga produksi optimal pada kondisi lestari (MSY) dan akses terbuka telah terlampaui pada tahun sebelumnya. Hal tersebut kemungkinan besar juga akibat teknologi pada kapal dan alat tangkap minimum. Fungsi model bioekonomi pada variabel biaya penangkapan dalam satu tahun dan upaya penangkapan tiap unit armada, serta fungsi total penerimaan yang merupakan fungsi hasil tangkap dan harga udang membentuk kurva parabola terbalik (Gambar 16). Kondisi keseimbangan akses terbuka dicapai pada saat total penerimaan sama dengan total biaya (Eoa), yaitu perpotongan antara kurva Total Revenue (TR) dan Total Cost (TC) atau dapat dikatakan pendapatan nelayan sama dengan biaya penangkapan. Model bioekonomi digunakan untuk memaksimumkan keuntungan bersih secara lestari dengan memperhatikan keseimbangan faktor biologis dan faktor ekonomis, sehingga lebih efisien. Perbandingan produksi dan upaya penangkapan aktual terhadap kondisi akses terbuka, telah mencapai 31,5% dan 2,7 kali trip per tahun dari batas optimal akses terbuka (maximum social yield). Secara parsial kondisi penangkapan aktual tahun 2003, trawl yang digunakan untuk menangkap udang melakukan upaya penangkapan sebesar 23.642 trip/tahunnya (Lampiran 12), dengan produksi hanya 964.900 kg/tahun, masih jauh dari produksi optimal kondisi terkendali yaitu 9.298.782 kg/tahun atau baru termanfaatkan sekitar 10,4%. CPUE trawl sebesar 15,6 kg/trip dengan keuntungan Rp.7.070.308.071 per tahun adalah kecil, jika dibandingkan dengan keuntungan kondisi terkendali dan lestari, yaitu masing-masing sebesar Rp.125.720.779.389/tahun dan Rp.125.652.330.357/tahun. Hal ini bukan berarti masih berpeluang untuk menambah upaya penangkapan, tetapi teknologi, efisiensi dan
49
efektivitas alat tangkap harus ditingkatkan karena nilai penambahan teknologi, saat ini sangat kecil sekali (0.000008). Status upaya penangkapan udang jerbung (Penaeus merguensis de Man) dalam kurun waktu 1998 - 2003 di Delta Mahakam dan sekitarnya, adalah pada status telah terjadi penangkapan berlebih secara biologi (maximum sustainable yiled) dan ekonomi, hal ini terlihat dari kondisi tingkat produksi dan upaya penangkapan aktual terhadap tingkat kondisi lestari, dan didukung oleh nilai efisiensi ekonomis yang mana biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan 1 kg udang mencapai Rp.12.068 dan total penerimaan yang minim untuk tiap kapal sebesar Rp.28.662/trip.
Dampak terhadap tingkat
pemanfaatan menjadi tidak optimal lagi, karena sebesar-besarnya tingkat upaya penangkapan dilakukan tidak akan menambah produktivitas.