50
LAMPIRAN – LAMPIRAN
51
Pendekatan kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan koteks dalamkehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti melakukan pembelajaran yang diatur sediri, melakukan kerjasama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. 2.1.1.2.Komponen Pendekatan Kontekstual Pedekatanan Kontekstual menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh komponen utama, yaitu Konstruktivisme (Construkvism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning komonity), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstrusi oleh diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek tersebut. Asumsi ini
52
melalandasi pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang dibangun oleh individu si pembelajar. Inquiry, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: 1) merumuskan masalah, 2) mengajukan hipotesa, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat kesimpulan. Penerapan asas inquiry pada kontekstual dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar pembentukan kreatifitas. Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pendekatan kontekstual guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri. Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada (Depdiknas,2003) bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam pendekatan kontekstual hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran. Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrument memerlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan dengan benar. Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bernilai positif atau tidak bernilai negatif. Melalui refleksi siswa akan dapat
53
memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah pengetahuannya. Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian ini berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotorik. 2.1.1.3. Pola/Skenario Pendekatan Kontekstual Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang dilakukan oleh guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran akademik dengan konteks siswa itu sendiri. Mereka menunjukkan bahwa pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam pendekatan kontekstual cocok diterapkan mulai dari Sekolah Dasar hingga Universitas. Contoh pengaitan dalam pendekatan kontekstual di kelas Di kelas VI para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis, dan berfikir secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada persoalan-persoalan kontroversial di lingkungan atau masyarakat mereka. Kelas dibagi lima kelompok. Setiap kelompok memilih sebuah persoalan yang kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan penelitian di perpustakaan, melakukan survey lapangan, dan mewancarai pejabat setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka menyajikan penemuanpenemuan dalam bentuk presentasi disertai foto, gambar, dan diagram. Mereka menyampaikan penemuan-penemuan tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman sekelas. 2.1.1.4.Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual Secara sederhana langkah pendekatan kontekstual dalam kelas secara garis besar adalah sebagai berikut : 1). Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2). Pelaksanaan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik. 3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
54
5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6). Melakukan refleksi di akhir pertemuan. 7). Melakukan penilaian yang sebenarnya. 2.1.1.5. Ciri Kelas yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual 1) Pengalaman nyata, 2) kerjasama,saling menunjang, 3) gembira,belajar dengan bergairah, 4) pembelajaran terintegrasi, 5) Menggunakan berbagai sumber, 6) Siswa aktif dan kritis, 7) menyenangkan, tidak membosankan, 8) sharing dengan teman, 9) guru kreatif. 2.1.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dengan memberikan layanan bimbingan belajar diantaranya oleh Khosim (2007) yang berjudul “ Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD melalui penggunaan pendekatan kontekstual. ”Menyimpulkan hasil penelitian bahwa dengan pendekatan yang diberikan dalam pembelajaran, ternyata siswa yang mengalami permasalahan dapat menampakkan adanya perubahan yang cukup baik. Persamaan penelitian Khosim dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada pendekatan kontekstual. Masalah penelitian yang dilakukan ada perbedaan dengan yang dilakukan peneliti antara lain, penarikan akar pangkat tiga bilangan kubik dengan peningkatan hasil belajar bangun ruang. Setelah dilaksanakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari tentang penggunaan pendekatan kontekstual semester 1 tahun 2011/2012, variabel penelitian ini adalah variabel peningkatan hasil belajar dengan pendekatan kontekstual. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari semester 1 tahun pelajaran 2011/2012. Pada dasarnya untuk pembelajaran siswa SD perlu diterapkan pendekatan kontekstual sehingga tumbuh rasa senang terhadap pelajaran matematika. Dengan menumbuhkan rasa senang inilah menjadikan awal tumbuhnya peningkatan hasil belajar matematika.
55
2.1.3. Kerangka Pikir Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Guru.
KONDISI AWAL
TINDAKAN
Belum menggunakan pendekatan kontekstual
Dalam Pembelajaran guru menggunakan Pendekatan Konetkstual
Siswa : Hasil belajar matematika pada panarikan akar pangkat tiga bil.kubik masih rendah
SIKLUS I Dalam pembelajaran Matematika guru menggunakan pendekatan kontekstual
Diduga melalui Pembelajaran SIKLUS II dgn.Pendekatan Dalam pembelajaran Kontekstual KONDISI Matematika guru dapat AKHIR menggunakan meningkatkan pendekatan hasil belajar kontekstual Matematika pada pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik. Gambar 2.1.3. Skema Gambaran Kerangka Berfikir
56
2.1.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan , maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam menentukan pengakaran pangkat tiga bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan semester 1 tahun 2011/2012”.
57
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh
58
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran Matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pemebelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. 2.1.1.2.Fungsi dan tujuan Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penerapan konsep-konsep, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Tujuan Pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. 2.1.1.3.Ruang Lingkup Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir periode pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, .pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus. 2.1.1.4.Standart Kompetensi Lintas Kurikulum Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.
2.1.1.5.Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika.
59
1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan
dengan symbol, table, grafik,
atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah 2) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Menunjukkan kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan mata pelajaranl matematika dalam pemecahan masalah. 4) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut: 1) Bilangan kubik (a) Membagi bilangan kubik dengan bilangan prima ( membuat pohon faktor). (b) Menggunakan penerapan konsep mencoba mencoba. 2) Pengukuran dan geometri (a) Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga pada volume kubus. (b) Melakukan operasi hitung yang melibatkan volume, dan satuan pengukuran bilangan kubik. (c) Menaksir ukuran ( misal volume ) dari benda atau bangun geometri. (d) Mengaplikasikan konsep mencari akar pangkat tiga dari empat sampai enam digit lebih mudah dengan menggunakan jurus konsep mencoba. 3) Peluang dan Statistika (a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data (b) Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian dan ketidak pastian. 2.1.1.6.Standart Komptensi mata pelajaran matematika Sekolah Dasar Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk Mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan.Tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara rinci Standar Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: 1).Bilangan (a) Menggunakan bilangan kubik dalam pemecahan masalah
60
(b) Menggunakan penerapan konsep jurus mencoba dalam pemecahan masalah (c) Menggunakan konsep bilangan kubik dalam pemecahan masalah (d) Melakukan operasi hitung bilangan kubik serta menggunakannya dalam pemecahan masalah 2). Pengukuran dan geometri (a) Melakukan pengukuran bangun kubus yang berkaitan dengan bilangan kubik (b) Melakukan pengukuran volume bangun kubus dan menggunakannya dalam pemecahan masalah (c) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah 3). Pengelolaan data Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data. 2.1.1.7.Rambu-rambu 1) Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di sekolah untuk menyusun silabus atau perencanaan pembelajaran. 2) Kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang perlu dimiliki siswa yang pembelajarannya tidak dibelajarkan tersendiri tetapi diintegrasikan dalam materi matematika. Kemahiran matematika disajikan secara ekplisit, dalam kurikulum ini agar menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. 3) Kompetensi dasar yang tertuang dalam standar kompetensi ini merupakan kompetensi minimal yang dapat dikembangkan oleh sekolah. 4) Standar ini dirancang untuk melayani semua kelompok siswa, dalam hal ini, guru perlu mengenal dan mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut. 5) Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran adalah: (a) Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus , konsep, atau prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu.
61
(b) Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup, mempunyai solusi tunggal, terbukti atau masalah dengan berbagai cara penyelesaian. (c) Beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah adalah (1) Memahami soal, memahami dan mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, diminta, untuk dicari, atau dibuktikan (2) Memilih pendekatan atau trategi pemecahan: misalkan menggambarkan masalah dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat matematika. (3) Menyelesaikan model: melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah. (4) Menafsirkan solusi: menerjemahkan hasil opersi hitung dari model atau kalimat metematika untuk menentukan jawaban dari masalah semula. (d) Dalam setiap pemebelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasan materi prasyarat yang diperlukan (e) Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai dengan pngenalan masalah yang sesuai dengan situasi(contextual problem), dengan mengajukan masalah-masalah yang kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika. 6) Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu pemebelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: (c) Penilaian yang bersifat nasional mengacu pada standar kompetensi ini. (d) Beberapa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah: (1)
Pemahaman konsep, siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi
dan memberi contoh atau bukan contoh konsep. (2) Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar (3) Komunikasi, siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan. (4) Penalaran,siswa mampu memeberikan alasan induktif dan deduktif sederhana.
62
(5) Pemecahan masalah, siswa mampu memahami masalah, memilih strategi, penyelesaiaan, dan menyelesaikan masalah. 2.1.2 .Hakekat Belajar Menurut teori belajar Behavioristik, belajar merupakan perubahan perilaku. Khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar. Sedangkan menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Secara populer maupun khusus yang terdapat dalam buku belajar dan pembelajaran, belajar dapat diartikan sebagai berikut: a. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (WS Winkel,1989:36) b. Belajar merupakan proses perubahan yang relative menetap sebagai hasil pengalaman-pengalaman atau praktik (David R Skaffer,1995) c. Belajar menurut aliran Behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, yang terjadi karena adanya hubungan antara stimulus dengan respon menurut prinsipprinsip yang mekanistik(Sifert,1983) Terjadinya proses belajar mengajar membutuhkan situasi yang khusus bagi masing-masing individu. Belajar mempunyai ciri-ciri antara lain: a. Belajar itu membawa perubahan tingkah laku, aktual maupun potensial b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha ( Sumadi Suryobroto,1955;249) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar: a. Faktor individual Yaitu faktor fisiologis dan psikologis b.Faktor sosial Yaitu factor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, seperti guru, kurikulum, bahan pelajaran, strategi, saran dan prasarana
63
2.1.3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh hasil sebenarnya didapat, maksudnya hasil atau kemampuan yang telah dicapai seseorang setelah orang tersebut melakukan tindakan perbuatan atau kegiatan tersebut. (Muhtar Bukori,1984;94) Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah hasil maksimal yang dicapai oleh siswa SDN 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor intern yaitu factor dari dalam diri siswa yang meliputi faktor kematangan, keadaan fisik/jasmani, kemauan, umur dan faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa yang meliputi faktor sosial, pengaturan proses pembelajaran di sekolah faktor situasional. 2.1.4. Hasil Belajar Matematika Pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik Yaitu hasil maksimal yang dicapai oleh siswa Kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari, pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik. 2.1.5.Hakekat pembelajaran Pemebelajaran merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Kegiatan pemebelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk mnguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu: f. Berpusat pada peserta didik g. Mengembangkan kreativitas peserta didik h. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang i. Bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestika (gerak) j. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
64
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan,meningkatkan kompetensi, krteatifitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa. Pada saat sekarang ini kegiatan pembelajaran yang sedang dikembangkan adalah pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi yang berpedoman pada Kurikulum berbasis kompetensi. Adapun prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah: i. Berpusat pada siswa Siswa memiliki beda minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Ada siswa yang lebih mudah dengar-baca, yang lain lebih mudah melihat, ada dengan kinestestika (gerak). Sehingga pemebelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam.sesuai karakteristik. Kegiatan belajar mengajar menempatkan siswa sebagai subyek belajar, memperhatikan bakat, minat, kemampuan, strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa. Belajar dengan melakukan kegiatan belajar mengajar atau proses pemebelajaran adalah merupakan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang terkait dengan konsep, kaidah dan prinsip disiplin sains j.
Mengembangkan kemampuan sosial Siswa memahami melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya (teman dan guru).
Diskusi saling bertanya, dan saling menjelaskan memungkinkan terjadinya perbaikan pemahaman siswa. Penyampaian ide siswa mempertajam, memantapkan dan menyempurnakan gagasan k. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan Siswa dilahirkan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Fitrah ber Tuhan untuk taqwa kepada Tuhan. l.
Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
65
Untuk keberhasilan dalam kehidupan siswa, kegiatan pembelajaran dipilih dan dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah, menggunakan kemampuan kognitif, meta kognitif, dan merangsang siswa aktif mencari jawaban menggunakan prosedur ilmiah. b.Mengembangkan kreatifitas siswa Siswa memiliki potensi berbeda, polapikir, daya imajinasi, fantasi, ( pengandaian), dan hasil karya. Pembelajran dilaksanakan agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi, untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitasnya. m. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi Siswa mengenal penggunaan IPTEK sejak dini. Kegiatan Belajar Mengajar memberi peluang memperoleh informasi dari multi media dalam menyajikan materi dan media pembelajaran. n. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik Siswa memeperoleh kesadaran dan wawasan sebagai warga yang produktif, dan bertanggung jawab memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial. o. Belajar sepanjang hayat Siswa perlu belajar sepanjang hidup untuk memperoleh ketahanan fisik dan mentalnya. Kegiatan belajar mengajar mendorong siswa untuk melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya, kelebihan dan kekurangannya, mensyukuri anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Membekali ketrampilan belajar, percaya diri, keingintahuan, memahami oranglain, berkomunikasi dan bekerja sama, belajar formal di sekolah dan informal di masyarakat. p. Perpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas Siswa berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritas. Memberikan kesempatan berkompetisi sehat, memperoleh insentif, bekerjasama dan solidaritas. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus
66
menghasilkan belajar,tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat. Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah, sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi juga di lingkungan masyarakat, misalnya, pada saat kegiatan ko-kurikuler (kegiatan di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra kurikuler(kegiatan di luar mata pelajaran, di luar kelas) dan ekstramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau kegiatan di luar kurikulum yang diselenggarakan di luar kampus sekolah, seperti kegiatan perkemahan sekolah) Dengan demikian maka proses belajar bisa terjadi di kelas, dalam lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam bentuk interaksi sosial kultural melalui media massa dan jaringan. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa, dan jaringan internet. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkngan pendidikan nonformal seperti pusat kursus. Yang lebih luas adalah belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan terbuka dan jarak jauh, yang karakteristik peserta didiknya dan paradikma pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa terjadi di mana saja, kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu. Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar mengajar” dan“pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is asset of events that lesrners in such a way that learning is facilitated (Gagne,Brigg,dan Wager,1992 :3) Kita lebih memilih istilah pembelajaran karena istilah pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau kita menggunakan kata “pengajaran”, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap muka guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak, program radio, program televisi, atau media lainnya. Tentu guru tetap memainkan peranan
67
penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajran. Dengan demikian, pengajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran. Kini, kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran seperti halnya dirumuskan dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Dalam kamus Ilmiah Populer (Tim Prima Pena 2006:209) kata interaksi mengandung arti pengaruh timbale balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta didik, menurut Pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun 3003 tentang sisdiknas adalah, anggota anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara itu dalam Pasal 1 butir 6 UU Nomor 2003 tentang sisdiknas, Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar atau learning resources, secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan sumber belajar dapat berupa sumber belajar tertulis/cetakan, terekam tersiar, jaringan, dan lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual) lingkungan belajar atau learning environment adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas, perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga, masyarakat, dan alam semesta. Dari pengertian di atas ciri utama pemebelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Ini menunjukkan adanya kesengajaan dari pihak luar individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau secara kolektif dalam suatu system, merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran. Perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar terjadi dengan sengaja. Di samping itu ciri lain dari pembelajaran adalah adanya interaksi yang sengaja diprogramkan. Interaksi tersebut terjadi antara peserta didik yang belajar derngan lingkungan belajarnya, baik dengan pendidik, siswa lainnya, media, dan atau sumber belajar lainnya. Ciri lain dari pembelajaran adalah
komponen-komponen yang saling berkaiatan satu sama lain.
68
Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, kegiatan, dan evaluasi pemebelajaran. Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti sustu pembelajaran tertentu. Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan tehnik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajran dalam arti yang luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa. 2.2. Hakekat Kontekstual Kontektual adalah keadaan atau masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan siswa, dimiliki oleh siswa dan merupakan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan yang didapat oleh siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 2.3. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual Modul PLPG tahun 2011 pembelajaran dengan pendekatan CTL ( Contextual Teaching and learning ) merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pembelajaran dapat diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Dalam hal ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Siswa perlu mengerti apa yang dimaksud belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya, mereka harus menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dalam kelas kontekstual, tugas guru lebih banyak memberikan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru ( pengetahuan dan ketrampilan ) datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
69
CTL hanyalah sebuah pendekatan yang mendasari strategi pembelajaran, seperti halnya strategi pembelajaran yang lain. CTL dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan CTL dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Di bawah ini dikemukakan ciri-ciri pendekatan CTL yang membedakannya dengan pendekatan tradisional . NO 1 2
PENDEKATAN CTL
PENDEKATAN TRADISIONAL
Siswa secara aktif terlibat dalam
Siswa adalah penerima informasi
proses pembelajaran
secara pasif
Siswa belajar dari teman melalui kerja Siswa belajar secara individual kelompok, diskusi, saling mengoreksi
3
Pembelajaran dikaitkan dengan
Pembelajaran sangat abstrak dan
kehidupan nyata dan atau masalah
sangat teoritis
yang disimulasikan 4 5 6 7
Perilaku dibangun atas dasar
Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri
kebiasaan
Ketrampilan dikembangkan atas
Ketrampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman
dasar latihan
Hadiah untuk perilaku baik adalah
Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan diri
pujian atau nilai (angka) raport
Seseorang tidak melakukan yang
Seseorang tidak melakukan hal yang
jelek karena dia sadar karena hal itu
jelek karena takut hukuman
keliru dan merugikan 8
9
Bahasa diajarkan dengan pendekatan Bahasa diajarklan dengan komunikatif, yakni siswa diajak
pendekatan struktural: rumus
menggunakan bahasa dalam konteks
diterangkan sampai paham,
nyata
kemudian dilatihkan (drill)
Pemahaman rumus dikembangkan
Rumus itu ada diluar diri siswa yang
atas dasar skemata yang sudah ada
harus diterangkan, diterima,
dalam diri siswa
dihafalkan, dan dilatihkan
70
10
11
Pemahaman rumus itu relatif berbeda
Rumus adalah kebenaran absolut
antara siswa yang satu dengan siswa
(sama untuk semua orang ). Hanya
yang lainnya, sesuai dengan skemata
ada dua kemungkinan, yaitu
siswa (ongoing process of
pemahaman rumus yang salah atau
development )
pemahamn rumus yang benar
Siswa menggunakan
Siswa secra pasif menerima rumus
kemampuanberfikir kritis, terlibat
atau kaidah (membaca, mendengar-
penuh dalam mengupayakan
kan, mencatat, menghafal ) tanpa
terjadinya proses pembelajaran yang
memberikan kontribusi ide dalam
efektif, dan membawa skemata
proses pembelajaran.
masing-masing ke dalam proses pembelajran 12 Pengetahuan yang dimiliki
Penetahuan adalah penangkapan
manusia dikembangkan oleh
terhadap serangkaian fakta, konsep,
manusia itu sendiri. Manusia
atau hukum yang berada di luar diri
menciptakan atau membangun
manusia
poengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamnnya 13
Kebenaran selalu berkembang sesuai
Kebenaran bersifat absolute dan
dengan fenomena yang ada,
bersifat final
pengetahuan itu tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative and incomplete ) 14 15
Siswa bertanggung jawab memonitor
Guru penentu jalannya proses
dan mengembangkan pembelajran
pembelajaran.
Penghargaan terhadap pengalaman Pembelajaran tidak memperhatikan siswa sangat diutamakan
16
pengalaman siswa
Hasil belajar diukur dengan berbagai Hasil belajar diukur hanya dengan tes cara, proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll
71
17
Pembelajaran terjadi di berbagai Pembelajaran hanya terjadi dalam tempat, konteks, dan setting
18
kelas
Penyesalan adalah hukuman dari Sanksi adalah hukuman dari perilaku perilaku jelek
19
Perilaku
baik
jelek berdasar
motivasi Perilaku
intrinsik 20
baik
berdasar
motivasi
ekstrinsik
Seseorang berperilaku baik karena Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan dia bermanfaat
terbiasa
kebiasaan
ini
melakukan
begitu,
dibangun
dengan
hadiah yang menyenangkan a.
Komponen Pendekatan CTL Ada tujuh komponen yang mencerminkan pelakanaan pendekatan CTL dalam
pemebelajaran Matematika. Ke tujuh koponen tersebut bukan merupakan keharusan yang harus kesemuanya tercermin dalam setiap tatap muka pemebelajaran, akan tetapi akan sangat bergantung pada kompetensi yang akan dilatihkan. Untuk mencapai salah satu kompetensi kadang-kadang diperlukan ketujuh komponen pendekatan kontekstual. Akan tetapi untuk kompetensi yang lain biasa juga cukup dengan penerapan tiga atau empat komponen penedekatan kompetensi. Ke tujuh komponen tersebut adalah: 1).Konstruktivisme (Contructivism) Kontrukstivosme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap utuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan dasar itu, pemebelajaran harus dikemas menjadi proses konstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pemebelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar-mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.
72
Dalam pandangan konstruktivis, strategi lebih diutamakan ketimbang mengingat pengetahuan, maka tugas guru adalah: d) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa. e) memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri f) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. 2) Menemukan (Inquiry ) Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingatfakta, tetapi hasil darimenemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang menemukan .apapun materi yang diberikan. a) Siklus inquiry 1)) Observasi (observasion) 2)) Bertanya (question) 3)) Mengajukan dugaan (hypothesis) 4)) Pengumpulan data (data gathering) 5)) Penyimpulan (conclusison) b) Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiri ) 1)) Merumuskan masalah 2)) Mengamati atau melakukan obserasi 3)) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lain. 4)) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain. 3) Bertanya (questioning) Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa kegiatan beranya mrupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajran yang berbasis inquiri yaitu menggsali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada asfek yang belum diketahui. 4) Masyarakat belajar (Learning Community) 5) Pemodelan (Modelling) 6) Refleksi ( reflection)
73
7) Penbilaian yang sebenarnya ( authentic assessment)
b.Karakteristik pendekatan CTL Ada beberapa kegiatan dan situasi pendekatan yang mencerminkan pembelajaran berbasis kompetensi yaitu: 1) Kerja sama 2) Saling menunjang 3) Menyenangkan, tidak membosankan 4) Belajar dengan bergairah 5) Pembelajaran terintegrasi 6) Menggunakan berbagai sumber 7) Siswa aktif 8) Sharing dengan teman 9) Siswa kritis guru kreatif 10).Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain. 11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikem, karangan siswa, dan lain-lain. 2.Kerangka Berfikir Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
74
Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai berikut : Guru.
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Belum menggunakan pendekatan kontekstual Dalam Pembelajaran guru menggunakan Pendekatan Konetkstual Diduga melalui Pembelajaran dgn.Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik.
Siswa : Hasil belajar matematika pada panarikan akar pangkat tiga bil.kubik masih rendah SIKLUS ,I Dalam pembelajaran Matematika guru menggunakan pendekatan kontekstual
SIKLUS .II DalamPemb.mate matika guru menggunakan pendekatan Kontekstual
75
3.Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2011/2012.
76
Pendekatan kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan koteks dalamkehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti melakukan pembelajaran yang diatur sediri, melakukan kerjasama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. 2.1.1.2.Komponen Pendekatan Kontekstual Pedekatanan Kontekstual menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh komponen utama, yaitu Konstruktivisme (Construkvism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning komonity), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstrusi oleh diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek tersebut. Asumsi ini melalandasi pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang dibangun oleh individu si pembelajar. Inquiry, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: 1) merumuskan masalah, 2) mengajukan hipotesa, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat kesimpulan.
77
Penerapan asas inquiry pada kontekstual dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar pembentukan kreatifitas. Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pendekatan kontekstual guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri. Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada (Depdiknas,2003) bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam pendekatan kontekstual hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran. Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrument memerlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan dengan benar. Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bernilai positif atau tidak bernilai negatif. Melalui refleksi siswa akan dapat memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah pengetahuannya. Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian ini berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotorik.
78
2.1.1.3. Pola/Skenario Pendekatan Kontekstual Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang dilakukan oleh guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran akademik dengan konteks siswa itu sendiri. Mereka menunjukkan bahwa pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam pendekatan kontekstual cocok diterapkan mulai dari Sekolah Dasar hingga Universitas. Contoh pengaitan dalam pendekatan kontekstual di kelas Di kelas VI para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis, dan berfikir secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada persoalan-persoalan kontroversial di lingkungan atau masyarakat mereka. Kelas dibagi lima kelompok. Setiap kelompok memilih sebuah persoalan yang kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan penelitian di perpustakaan, melakukan survey lapangan, dan mewancarai pejabat setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka menyajikan penemuanpenemuan dalam bentuk presentasi disertai foto, gambar, dan diagram. Mereka menyampaikan penemuan-penemuan tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman sekelas. 2.1.1.4.Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual Secara sederhana langkah pendekatan kontekstual dalam kelas secara garis besar adalah sebagai berikut : 1). Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2). Pelaksanaan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik. 3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok) 5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6). Melakukan refleksi di akhir pertemuan. 7). Melakukan penilaian yang sebenarnya. 2.1.1.5. Ciri Kelas yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual 1) Pengalaman nyata, 2) kerjasama,saling menunjang, 3) gembira,belajar dengan bergairah, 4) pembelajaran terintegrasi, 5) Menggunakan berbagai sumber, 6) Siswa aktif
79
dan kritis, 7) menyenangkan, tidak membosankan, 8) sharing dengan teman, 9) guru kreatif. 2.1.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dengan memberikan layanan bimbingan belajar diantaranya oleh Khosim (2007) yang berjudul “ Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD melalui penggunaan pendekatan kontekstual. ”Menyimpulkan hasil penelitian bahwa dengan pendekatan yang diberikan dalam pembelajaran, ternyata siswa yang mengalami permasalahan dapat menampakkan adanya perubahan yang cukup baik. Persamaan penelitian Khosim dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada pendekatan kontekstual. Masalah penelitian yang dilakukan ada perbedaan dengan yang dilakukan peneliti antara lain, penarikan akar pangkat tiga bilangan kubik dengan peningkatan hasil belajar bangun ruang. Setelah dilaksanakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari tentang penggunaan pendekatan kontekstual semester 1 tahun 2011/2012, variabel penelitian ini adalah variabel peningkatan hasil belajar dengan pendekatan kontekstual. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari semester 1 tahun pelajaran 2011/2012. Pada dasarnya untuk pembelajaran siswa SD perlu diterapkan pendekatan kontekstual sehingga tumbuh rasa senang terhadap pelajaran matematika. Dengan menumbuhkan rasa senang inilah menjadikan awal tumbuhnya peningkatan hasil belajar matematika.
2.1.3. Kerangka Pikir Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan
80
kontekstual dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Guru.
KONDISI AWAL
TINDAKAN
Belum menggunakan pendekatan kontekstual
Dalam Pembelajaran guru menggunakan Pendekatan Konetkstual
Siswa : Hasil belajar matematika pada panarikan akar pangkat tiga bil.kubik masih rendah
SIKLUS I Dalam pembelajaran Matematika guru menggunakan pendekatan kontekstual
Diduga melalui Pembelajaran SIKLUS II dgn.Pendekatan Dalam pembelajaran Kontekstual KONDISI Matematika guru dapat AKHIR menggunakan meningkatkan pendekatan hasil belajar kontekstual Matematika pada pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik. Gambar 2.1.3. Skema Gambaran Kerangka Berfikir 2.1.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan , maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika
81
dalam menentukan pengakaran pangkat tiga bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan semester 1 tahun 2011/2012”.
51
Lampiran I: RENCANA PEMBELAJARAN PRA SIKLUS Mata Pelajaran : Matematika Kelas
: VI
Semester
:I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 2 Jam pelajaran ) Pelaksanaan
: 4 Oktober 2011
A. Standar Kompetensi 5. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 5.2. Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat. C. Indikator Kognitif Menyebutkan bilangan – bilangan kubik Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui volumenya. Afektif Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik. Psikomotorik Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya. Mengerjakan soal-soal tes. D. Tujuan Pembelajaran a. Kognitif Produk : 1. Disediakan tabel bilangan 1 – 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik dengan cara melingkarinya dengan benar. 2. Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.
52
Proses : 3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat menghitung panjang kubus dengan benar. b. Afektif 4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari bilangan kubik dengan benar. c. Psikomotorik 5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat mengukur panjang rusuk kubus dengan benar. E. Materi Pembelajaran Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga. ( terlampir ) F. Model dan Metode Pembelajaran a. Model Pembelajaran b. Metode Pembelajaran : 1. Diskusi 2. Ceramah 3. Pemberian tugas
53
G. Kegiatan Pembelajaran Aktifitas Belajar
Peran Guru
Kegiatan awal ( 10 menit ) -Pengkondisian kelas a.Apersepsi Apakah tempat kapur tulis itu? b.Orientasi Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan kegiatan siswa yang akan dilakukan. c.Motifasi -Apakah anak-anak sudah sarapan pagi?ya..kalau sudah bagus. anak-anak hari ini ternyata sehat-sehat semua,mari kita lanjutkan pelajaran matematika. Kegiatan inti ( 45 menit ) a. Eksplorasi - Siswa melingkari bilangan kubik pada tabel data. -Siswa menentukan faktoriasi prima pada bilangan kubik -Siswa mengukur kotak kubus. -Siswa berdiskusi b. Elaborasi -Siswa mempresentasikan hasil diskusi c. Konfirmasi -Siswa memberikan jawaban hasil diskusi. Penutup ( 15 menit ) -Siswa mengerjakan tes -Pemberian nilai -Mencatat PR -Salam
Mengulas jawaban siswa.
Guru memotivasi siswa
Guru membimbing siswa
Guru memandu siswa Guru membimbing siswa
Guru membagikan soal tes Guru menilai Guru memberikan PR Salam.
54
H.Penilaian 1. Prosedur
: Penilaian proses dan hasil
2. Bentuk : Tes 3. Jenis
: Tes tertulis
4. Instrumen
: Terlampir
I. Sumber Belajar dan Media -
Alat dan bahan 1.Alat
: Mistar,kubus
2.Bahan : 3.Media
: Tabel angka
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25, 26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47, 48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69, 70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91, 92,93,94,95,96,97,98,99,100.
Pohon faktor. 3.375
1.125
375
3
125
3
25
3
3
3
55
a. Sumber Belajar : YD.Sumanto( 2008 ) Gemar Matematika 6 untuk kelas 6 SD.Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas halaman 27-30
56
Lampiran II: Soal Tes Ujicoba Mata Pelajaran : MATEMATIKA NAMA : ______________________No: ____ Soal Tes Siklus 1. Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang benar ! 1. √ 2. √ 3. √ 4. √
√
5. √
√
6. 53 + 33 7. √ 8. √ 9. √ √
= ... + ... = ... √ √
12. √
.... + ....
√
.... - ....
√
.√ 11. √
√
√ √
√
√
√
13. Arif membawa kardus yang panjang rusuknya 15 cm. Berapa cm3 volume kardus tersebut ? Jawab : Volume kardus = _______________________________cm3 14. Aku bilangan kubik jika aku dikalikan bilangan berapapun hasilnya adalah bilangan itu sendiri.Berapakah aku ? Jawab :___________________________ 15. Amir mendapat tugas sekolah membuat kubus.Ukuran kubusnya diketahui volumenya 5.832 cm3 .Berapa cm panjang kawat yang diperlukan untuk membuat kubus tersebut ? Jawab:_____________________________________________ ___________________________________________
57
KUNCI JAWABAN : 1. 9 2. 21 3. 15 4. 8 + 9
= 17
5. 13 + 22 = 35 6. 125 + 27 = 152 7. 6
+ 3 = 9
8. 18 + 5 - 4 = 19 9.
7 + 13
20/2 = 10
5 - 3
10. 11. 2 12. 22 : 11 = 2 13. Volume kardus = 15 x 15 x 15 = 3.375 cm3 14. Aku adalah bilangan 1 15. Rusuk kubus = √ Rusuk kubus 12 x 18 cm = 216 cm Jadi kawat yang diperlukan = 216 cm.
58
Lampiran III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
: SD Negeri 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.
Waktu Penelitian
: Siklus I : 4 Oktober 2011 Siklus II : 25 Oktober 2011
2. Mata Pelajaran Kelas/Semester 3. Karakteristik Siswa
: Matematika : VI / 1 :
Sesuai dengan lokasi Sekolah Dasar dan tempat tinggal orangtua siswa dari SD Negeri 3 Bandungsari, yaitu di daerah pedesaan, maka sebagian besar siswa kurang memperhatikan pentingnya belajar.Apalagi ditunjang dengan kondisi lingkungan pondok pesantren yang kuat, seolah olah belajar ilmu umum bukan hal yang pokok . Dukungan orangtua juga kurang , bagi sebagian besar orangtua yang penting anaknya lulus Sekolah Dasar saja sudah cukup. B.Deskripsi Per Siklus Siklus I. 1.Perencanaan Dalam kegiatan ini, peneliti dengan teman sejawat membicarakan hal-hal yang akan peneliti gunakan dalam penelitian. Beberapa perencanaan yang peneliti lakukan adalah : a). Berdiskusi menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran. b). Membuat rencana pembelajaran dan pengaturan waktu serta langkah-langkah kegiatan. c). Membuat lembar Observasi / pengamatan serta menentukan fokus observasinya. d). Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran.
59
2.Pelaksanaan Setelah menentukan waktu pelaksanaan dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembelajaran, maka pada tanggal 4 Oktober 2011 penelitian perbaikan ini dilaksanakan oleh peneliti.Dalam kegiatan pembelajaran teman sejawat melakukan pengamatan didalam kelas. Berikut adalah kegiatan yang terjadi dalam pembelajaran. Siklus I. a. Pra Kegiatan ( 5 menit ) Sebelum kegiatan dimulai, peneliti menyiapkan : 1) Mempersiapkan rencana pembelajaran 2) Mempersiapkan alat peraga b. Kegiatan awal ( 5 menit ) Mengawali pembelajaran, peneliti menyiapkan siswa untuk : 1). Berdoa yang dipimpin ketua kelas 2). Mengabsen dan mencatat siswa yang tidak masuk 3) Memberikan motifasi dengan menunjukkan benda yang dibawa, dan siswa memperhatikan salah satu temannya yang mencari benda kubus. c.Kegiatan Inti ( 35 menit ) Setelah semua siap, peneliti mulai membawa siswa masuk ke dalam kegiatan inti, berikut adalah kegiatan yang terjadi pada kegiatan inti : 1). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dimaksutkan agar siswa Mengerti tujuan diadakan perbaikan pembelajaran. 2). Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari yaitu tentang akar pangkat tiga dari bilangan kubik. 3).Kemudian guru mengurai materi pelajaran yang merupakan fokus perbaikan. Dalam menyampaikan materi guru menggunakan model pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and Learning ) 4). Siswa dibagi dalam 5 kelompok untuk mendiskusikan cara penarikan akar pangkat tiga pada bilangan kubik yang cepat dan benar. 5). Siswa mencatat hasil diskusi . 6). Siswa mempresentasikan hasil diskusi sesuai kelompoknya masing-masing.
60
7). Kemudian guru memberi contoh cara penarikan akar pangkat tiga dengan tabel yang telah dibuat guru. 8). Guru memberi tanya jawab mengenai cara penarikan akar pangkat tiga pada bilangan kubik. 9) Siswa mencatat Tabel penarikan akar pangkat tiga pada bilangan kubik. d. Kegiatan Akhir ( 25 menit ) Diakhir proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru mengadakan kegiatan : 1). Mengadakan tes formatif yang diadakan secara individu 2). Tes formatif yang sudah selesai dikoreksi dan dinilai. 3). Langkah selanjutnya , nilai yang sudah jadi dianalisis berapa yang tuntas atau sesuai KKM. 3. Pengamatan Pada saat pembelajaran berlangsung, teman sejawat selaku observer melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan didalam kelas, adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengamatan adalah : a). Mengamati proses pembelajaran yang dilakukan dalam proses perbaikan pembelajaran Siklus I . Adapun fokus pengamatan adalah aktifitas guru, aktifitas siswa dan proses pembelajaran. b). Mencatat semua hal yang terjadi dan merupakan fokus pengamatan pada lembar observasi yang telah disediakan. c). Membuat catatan tambahan apbila ditemukan ada hal lain diluar fokus pengamatan. 4. Refleksi Setelah melakukan perbaikan perbaikan siklus I , peneliti mencoba untuk merefleksi apa saja yang terjadi dalam proses pembelajaran. Beberapa hal yang menjadi titik berat refleksi adalah : a). Bagaimana perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran. b). Apa pengaruh penggunaan model Pembelajaran CTL pada hasil belajar siswa. c). Kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi setelah pembelajaran. d). Langkah apa yang harus peneliti lakukan untuk memperoleh hasil belajar maksimal sesuai dengan tujuan belajar.
61
Siklus II Melihat hasil yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran Siklus I kemudian merefleksinya, akhirnya diputuskan untuk melakukan perbaikan perbaikan pembelajaran siklus II. Langkah-langkah yang ditempuh dalam siklus II ini hampir sama dengan perbaikan pembelajaran siklus I, hanya ada pembenahan sesuai dengan hasil observasi yang diperoleh. Berikut ini adalah langkah kegiatan siklus II, yaitu : 1.Perencanaan Peneliti kembali melakukan diskusi dan temu pendapat dengan teman sejawat, kepada sekolah dan supervisor untuk menentukan langkah langkah kegiatan pada perbaikan pembelajaran siklus II , dalam perencanaan ini yang dilakukan peneliti : a. Berdiskusi untuk memaksimalkan penerapan untuk model pembelajaran CTL b. Menetapkan waktu pelaksanaan c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran d. Menentukan tujuan perbaikan 2.Pelaksanaan Setelah semua perencanaan sudah selesai dan siap, maka pada Tanggal 25 Oktober 2011 penelitian dilaksanakan.Beberapa hal yang pene liti lakukan dalam pelaksanaan penelitian itu diantaranya : a. Pra Kegiatan ( 5 menit ) Sebelumkegiatan dimulai , peneliti menyiapkan : 1). Mempersiapkan rencana pembelajaran 2). Mempersiapkan alat peraga b. Kegiatan Awal ( 5 menit ) 1). Memberi salam kepada siswa 2). Menyiapkan siswa dengan berdoa 3). Mengabsen dan mencatat siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran. c. Kegiatan Inti ( 35 menit ) Setelah semua siap, guru menunjukkan tabel bilangan kubik di depan kelas, kemudian : 1). Guru menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran
62
2). Mengadakan tanya jawab secara lisan tentang materi yang telah disam paikan pada perbaikan pembelajaran pada siklus I 3). Guru menyampaikan materi pelajaran secara singkat dan akan melaksa nakan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL. 4). Siswa melakukan observasi dengan bimbingan guru . 5). Siswa mencatat hasil kegiatan pada lembar pengamatan yang dipersiap kan guru. 6). Siswa mepresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing. 7). Siswa memperhatikan guru memberi penjelasan cara menarik akar pangkat tiga pada bilangan kubik yang cepat. 8). Kemudian secara klasikal melakukan pembahasan. 9). Hasi pembahasan dicatat sebagai rangkuman. d. Kegiatan Akhir ( 25 menit ) Diakhir kegiatan pembelajaran siklus II, kegiatan yang dilakukan adalah : 1). Siswa mengerjakan tes formatif 2). Setelah selesai guru mengoreksi dan mengadakan penelitian 3). Hasil penilaian dianalisis,nilai yang sama dengan dan lebih dari KKM. 3. Pengamatan Dalam proses perbaikan pembelajaran, observer kembali mengadakan pengamatan . Adapun hal-hal yang dilakukan dalam pengamatan perbaikkan pembelajaran dalam siklus II adalah : a. Mengamati proses pembelajaran yang dilakukan pada perbaikan pembelajaran siklus II . Adapun fokus pengamatan adalah aktifitas guru, siswa , dan proses pembelajaran. b. Melakukan pencatatan hasil pengamatan padaclembar observasi yang telah tersdia. 4.Refleksi Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, seperti halnya refleksi yang dilakukan pada siklus I, maka peneliti kembali melakukan refleksi. Dalam refleksi ini peneliti mencoba melihat apa yang terjadi
63
dalam pembelajaran . Berikut adalah hal-hal yang menjadi bahan refleksi siklus II, yaitu : a. Bagaimana pelaksanaan perbaikan dalam siklus II. b. Peningkatan dalam hal apa yang sudah peneliti dan siswa peroleh. c. Kekurangan-kekurangan apa yang masih perlu pembenahan. d. Tindakan apa yang perlu peneliti lakukan selanjutnya untuk memper baiki pembelajaran pada siklus II. Melalui refleksi ini, peneliti berharap akan memperoleh umpan balik untuk kemajuan bersama.
64
Lampiran IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3. Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat. C. Indikator Kognitif Menyebutkan bilangan – bilangan kubik Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui volumenya. Afektif Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik. Psikomotorik Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya. Mengerjakan soal-soal tes. D. Tujuan Pembelajaran d. Kognitif Produk : 3. Disediakan tabel bilangan 1 – 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik dengan cara melingkarinya dengan benar. 4. Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.
65
Proses : 3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat menghitung panjang kubus dengan benar. e. Afektif 4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari bilangan kubik dengan benar. f. Psikomotorik 5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat mengukur panjang rusuk kubus dengan benar. E. Materi Pembelajaran Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga. ( terlampir ) F. Model dan Metode Pembelajaran c. Model Pembelajaran d. Metode Pembelajaran : 4. Diskusi 5. Ceramah 6. Pemberian tugas G. Kegiatan Pembelajaran Aktifitas Belajar
Kegiatan awal
Peran Guru
( 10 menit )
-Pengkondisian kelas a.Apersepsi Apakah tempat kapur tulis itu? b.Orientasi Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan kegiatan siswa yang akan dilakukan.
Mengulas jawaban siswa.
66
c.Motifasi -Apakah anak-anak sudah sarapan pagi?ya..kalau sudah
Guru memotivasi siswa
bagus. anak-anak hari ini ternyata sehat-sehat semua,mari kita lanjutkan pelajaran matematika. Guru membimbing siswa
Kegiatan inti
( 45 menit )
d. Eksplorasi - Siswa melingkari bilangan kubik pada tabel data. -Siswa menentukan faktoriasi prima pada bilangan kubik -Siswa mengukur kotak kubus. -Siswa berdiskusi e. Elaborasi -Siswa mempresentasikan hasil Guru memandu siswa
diskusi f. Konfirmasi -Siswa memberikan jawaban
Guru membimbing siswa
hasil diskusi.
Penutup
( 15 menit )
-Siswa mengerjakan tes -Pemberian nilai
Guru membagikan soal tes
-Mencatat PR
Guru menilai
-Salam
Guru memberikan PR Salam.
67
H. Penilaian a. Prosedur
: Penilaian proses dan hasil
b. Bentuk
: Tes
c. Jenis
: Tes tertulis
d. Instrumen
: Terlampir
I.. Sumber Belajar dan Media -Alat dan bahan 1. Alat : Mistar,kubus 2. Bahan
:
3. Media
: Tabel angka
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25, 26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47, 48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69, 70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91, 92,93,94,95,96,97,98,99,100.
Pohon faktor. 3.375
1.125
3
375
3
125
3
25
3
3
3
69
Lampiran V LEMBAR KERJA SISWA Lingkarilah bilangan kubik pada tabel bilangan di bawah ini ! TABEL BILANGAN
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26, 27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37, 38,39,40,41,42,43,44,45,46, 47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57, 58,59,60,61,62,63,64,65,66,67, 68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78, 79,80,81,82,83,84,85,86,87,88, 89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99, 100. Buatlah pohon faktor pada bilangan 3.375 . 3.375
1.125
375
3
3
125
3
25
3
3
3
Faktor prima dari 3.375 = ........... dan ................. Jadi
3.375
= ......... x .............= ................
3.375
= ...........
70
Lampiran VI Tabel hasil angka akhir bilangan kubik
ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK
HASIL PENARIKAN AKAR
√
0
√
1
√
8
√
7
√
4
√
5
√
6
√
3
√
2
√
9
71
Lampiran VII REFLEKSI Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VI / 1
Materi Pokok
: Penarikan akar pangkat tiga
Sekolah
: SD Negeri 3 Bandungsari
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
Refleksi Setelah melaksanakan proses pembelajaran Matematika tentang penarikan akar pangkat tiga kelas VI, siswa kurang memahami materi tersebut. Saat diberikan pertanyaan dari guru siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru. Hanya siswa yang duduk di depan saja yang memperhatikan, sedangkan yang lain hanya bermain sendiri dan bercerita dengan temannya. Permasalahan 2. Identifikasi masalah a.
Sebagian besar siswa belum memahami materi pembelajaran.
b.
Siswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
c.
Siswa kurang memperhatikan karena bosan dengan pembelajaran.
d.
Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
3. Analisis masalah a.
Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai, sebenarnya guru bisa
menggunakan model pembelajaran CTL. b.
Guru mendominasi pelajaran sehingga siswa terasa monoton.
4. Rumusan masalah Dari latar belakang identifikasi masalah dan analisis masalah maka perumusan masalah : “ Bagaimana cara menerapkan metode diskusi melalui model pembelajaran CTL( Contextual Teaching and Learning ) untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dalam pelajaran Matematika tentang penarikan akar pangkat tiga dari bilangan kubik ?
72
5. Fokus yang diperbaiki a.
Kemampuan siswa memahami materi pembelajaran melalui diskusi.
b.
Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru saat pembelajaran.
73
Lampiran VIII
Tabel bilangan
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22, 23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40, 41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58, 59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75,76, 77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,92,93,94, 95,96,97,98,99,100.
TABEL HASIL ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
HASIL PENARIKAN AKAR 0 1 8 7 4 5 6 3 2 9
74
Lampiran IX RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VI
Semester
:I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Pelaksanaan
: 4 Oktober 2011
A. Standar Kompetensi 1.Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3.Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat. C. Indikator Kognitif Menyebutkan bilangan – bilangan kubik Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui volumenya. Afektif Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik. Psikomotorik Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya. Mengerjakan soal-soal tes. D. Tujuan Pembelajaran a.Kognitif Produk : 1.Disediakan tabel bilangan 1 – 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik dengan cara melingkarinya dengan benar.
75
2.Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar. Proses : 3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat menghitung panjang kubus dengan benar. b.Afektif 4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari bilangan kubik dengan benar. c.Psikomotorik 5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat mengukur panjang rusuk kubus dengan benar. E. Materi Pembelajaran Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga. ( terlampir ) F. Model dan Metode Pembelajaran a.Model Pembelajaran b.Metode Pembelajaran : - Diskusi - Ceramah - Pemberian tugas G. Kegiatan Pembelajaran Aktifitas Belajar -Kegiatan awal
Peran Guru
( 10 menit )
-Pengkondisian kelas a.Apersepsi Apakah tempat kapur tulis itu? b.Orientasi Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan kegiatan siswa
Mengulas jawaban siswa.
76
yang akan dilakukan. c.Motifasi -Apakah anak-anak sudah sarapan pagi?ya..kalau sudah
Guru memotivasi siswa
bagus. anak-anak hari ini ternyata sehat-sehat semua,mari kita lanjutkan pelajaran matematika. Guru membimbing siswa -Kegiatan inti
( 45 menit )
a.Eksplorasi - Siswa melingkari bilangan kubik pada tabel data. -Siswa menentukan faktoriasi prima pada bilangan kubik -Siswa mengukur kotak kubus. -Siswa berdiskusi b.Elaborasi -Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Guru memandu siswa c.Konfirmasi -Siswa memberikan jawaban hasil diskusi.
-Penutup
Guru membimbing siswa
( 15 menit ) -Siswa mengerjakan tes -Pemberian nilai
Guru membagikan soal tes
-Mencatat PR
Guru menilai
-Salam
Guru memberikan PR Salam.
77
H. Penilaian 1.Prosedur
: Penilaian proses dan hasil
2.Bentuk
: Tes
3.Jenis
: Tes tertulis
4.Instrumen
: Terlampir
I.. Sumber Belajar dan Media -Alat dan bahan - Alat
: Mistar,kubus
- Bahan
:
- Media
: Tabel angka
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25, 26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47, 48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69, 70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91, 92,93,94,95,96,97,98,99,100.
78
J.Sumber Belajar : YD.Sumanto( 2008 ) Gemar Matematika 6 untuk kelas 6 SD.Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas halaman 27-30
Bandungsari Kepala SD Negeri 3 Bandungsari
Mudji Hartono, S.Pd. NIP 19611007 1982011 005
24
Mahasiswa Mahasiswa Suparmin NIM 262010741
Oktober 2011
79
Lampiran X LEMBAR KERJA SISWA Lingkarilah bilangan kubik pada tabel bilangan di bawah ini ! Tabel Bilangan
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26, 27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37, 38,39,40,41,42,43,44,45,46, 47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57, 58,59,60,61,62,63,64,65,66,67, 68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78, 79,80,81,82,83,84,85,86,87,88, 89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99, 100. Buatlah pohon faktor pada bilangan 3.375 . 1.125
3.375
375
3
3
125
3
25
3
3
3
Faktor prima dari 3.375 = ........... dan ................. Jadi
3.375
= ......... x .............= ................
3.375
= .........
80
Lampiran XI Mata Pelajaran : MATEMATIKA NAMA : _________________No: ____ Soal Tes Siklus 1. Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang benar ! 1. √ 2. √ 3. √ 4. √
√
5. √
√
6. 53 + 33
= ... + ... = ...
7. √
√
8. √
√
9. √
√ .... + ....
√
√
.... - ....
√
.√
√
11. √
√
12. √
√
√
√
13. Arif membawa kardus yang panjang rusuknya 15 cm. Berapa cm3 volume kardus tersebut ? Jawab : Volume kardus = _______________________________cm3 14. Aku bilangan kubik jika aku dikalikan bilangan berapapun hasilnya
adalah
bilangan itu sendiri.Berapakah aku ? Jawab :___________________________ 15.Amir mendapat tugas sekolah membuat kubus.Ukuran kubusnya diketahui volumenya 5.832 cm3 .Berapa cm panjang kawat yang diperlukan untuk membuat kubus tersebut ? Jawab:__________________________________________________ __________________________________________________
81
Kunci Jawaban Mata Pelajaran : Matematika Kelas
: VI
Semester
:I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Pelaksanaan
: 4 Oktober 2011
KUNCI JAWABAN : 1. 9 2. 21 3. 15 4. 8 + 9
= 17
5. 13 + 22 = 35 6. 125 + 27 = 152 7. 6
+ 3 = 9
8. 18 + 5 - 4 = 19 9.
7 + 13
20/2 = 10
5 - 3
10. 11. 2 12. 22 : 11 = 2 13. Volume kardus = 15 x 15 x 15 = 3.375 cm3 14. Aku adalah bilangan 1 15. Rusuk kubus = √ Rusuk kubus 12 x 18 cm = 216 cm Jadi kawat yang diperlukan = 216 cm.
82
Kriteria Penilaian Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VI
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pelaksanaan
: 4 Oktober 2011
1. Satu nomer benar mendapat skor 1 2. Skor maksimal = 15 x 1 = 15
Skor yang diperoleh Nilai =
x100 Skor maksimal
83
Lampiran XII Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VI/I Pelaksanaan : 4 Oktober 2011 Sekolah : SD N 3 Bandungsari No
Nama Siswa
1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
2 ASY MSM MK MAN RH SK SIN UH ZM AS AA ARB AH AM AA DFA ER IS FP FS FR JWW JS LM MNH Muf MK MM MF NT NK NCR RA RW RK SM WY WI YW MZ FB
3
4
Ketuntasan T B 5 6
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
50 50 50 30 50 70 50 50 60 40 70 50 70 60 80 70 60 60 60 50 70 70 70 60 40 60 40 90 80 80 50 80 70 50 50 50 70 80 50 70 50
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
Nilai KKM
Nilai
× × × × × × × × × × × × × × x × x x
84
Lampiran XIII Tabel Analisis Hasil Belajar Siklus 1 Mata Pelajaran : Matematika
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Jumlah
Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kelas
: VI
Semester
:I
Pelaksanaan
: 4 Oktober 2011
Sekolah
: SD N 3 Bandungsari
Jumlah − − 1 3 14 7 10 5 1 −
Tuntas − − − − − 7 10 5 1 − 23
Tidak tuntas − − 1 3 14 − − − − − 18
Keterangan: Jumlah siswa nilai ≥ KKM Ketuntasan Belajar =
x 100 % Jumlah siswa 23
=
x 100 % 41
=
56 %
85
Lampiran XIV Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: Akar pangkat tiga
Kelas
: VI
Semester
:I
Pelaksanaan
: 24 Oktober 2011
Sekolah
: SDN 3 Bandungsari
14 12
Jumlah Siswa
10 8 6 4 2 0 10
20
30
40
50
60
70
Nilai Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I
80
90 100
86
Lampiran XV
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: Akar pangkat tiga
Kelas
: VI
Semester
:I
Pelaksanaan
: 24 Oktober 2011
Sekolah
: SDN 3 Bandungsari
60
Prosentase
50
40
30
20
10
0 pra siklus
siklus I
Grafik prosentase Siklus I
89
Lampiran XVIII RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Mata Pelajaran : Matematika Kelas
: VI
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pelaksanaan
: 24 Oktober 2011
A. Standar Kompetensi 1.Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3.Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat. C. Indikator Kognitif Menyebutkan bilangan – bilangan kubik Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui volumenya. Afektif Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik. Psikomotorik Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya. Mengerjakan soal-soal tes. D. Tujuan Pembelajaran a.Kognitif Produk : - Disediakan tabel bilangan 1 – 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik dengan cara melingkarinya dengan benar.
90
- Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar. Proses : - Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat menghitung panjang kubus dengan benar. a. Afektif - Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari bilangan kubik dengan benar. b. Psikomotorik - Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat mengukur panjang rusuk kubus dengan benar. E. Materi Pembelajaran Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga. ( terlampir ) F. Model dan Metode Pembelajaran 1.Model Pembelajaran 2.Metode Pembelajaran : - Diskusi - Ceramah - Pemberian tugas
: CTL
91
G. Kegiatan Pembelajaran Aktifitas Belajar
Kegiatan awal
Peran Guru
( 10 menit )
-Pengkondisian kelas Mengulas jawaban siswa.
a.Apersepsi Apakah tempat kapur tulis itu? b.Orientasi Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan kegiatan siswa yang akan dilakukan. c.Motifasi -Apakah anak-anak sudah
Guru memotivasi siswa
sarapan pagi?ya..kalau sudah bagus. anak-anak hari ini ternyata sehat-sehat semua,mari kita lanjutkan pelajaran matematika.
Kegiatan inti
( 45 menit )
Guru membimbing siswa
a.Eksplorasi - Siswa melingkari bilangan kubik pada tabel data. -Siswa menentukan faktoriasi prima pada bilangan kubik -Siswa mengukur kotak kubus. -Siswa berdiskusi b.Elaborasi -Siswa mempresentasikan hasil Guru memandu siswa
diskusi c.Konfirmasi -Siswa memberikan jawaban hasil diskusi.
Guru membimbing siswa
92
Penutup
Guru membagikan soal tes
( 15 menit )
-Siswa mengerjakan tes
Guru menilai
-Pemberian nilai
Guru memberikan PR
-Mencatat PR
Salam.
-Salam
H. Penilaian 1. Prosedur
: Penilaian proses dan hasil
2. Bentuk : Tes 3. Jenis
: Tes tertulis
4. Instrumen
: Terlampir
I.. Sumber Belajar dan Media -Alat dan bahan 1. Alat : Mistar,kubus 2. Bahan
:
3. Media
: Tabel angka
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25, 26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47, 48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69, 70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91, 92,93,94,95,96,97,98,99,100.
94
Lampiran XIX LEMBAR KERJA SISWA Lingkarilah bilangan kubik pada tabel bilangan di bawah ini !
TABEL BILANGAN
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26, 27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37, 38,39,40,41,42,43,44,45,46, 47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57, 58,59,60,61,62,63,64,65,66,67, 68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78, 79,80,81,82,83,84,85,86,87,88, 89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99, 100. Buatlah pohon faktor pada bilangan 3.375 . 3.375
375
1.125
3
3
125
3
25
3
3
3
Faktor prima dari 3.375 = ........... dan ................. Jadi
3.375
= ......... x .............= ................
3.375
= .........
95
Lampiran XX Lembar tes formatif Mata Pelajaran : MATEMATIKA NAMA : ________________No: ____ Soal Tes Siklus II. Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang benar ! 1. √ 2.
√
√
√
3. √
√
4. √
√ .... + ....
√
√
√
5. √
√
6. √
√
7. √
.... - ....
√
√
√
8. Arif membawa kardus yang panjang rusuknya 15 cm. Berapa cm3 volume kardus tersebut ? Jawab : Volume kardus = _______________________________cm3 9. Aku bilangan kubik jika aku dikalikan bilangan berapapun hasilnya
adalah
bilangan itu sendiri.Berapakah aku ? Jawab :___________________________ 10.Amir mendapat tugas sekolah membuat kubus.Ukuran kubusnya diketahui volumenya 5.832 cm3 .Berapa cm panjang kawat yang diperlukan untuk membuat kubus tersebut ? Jawab:_________________________________________________
96
KUNCI JAWABAN : 1. 13 + 22 = 45 2. 6 : 3 = 2 3. 18 + 5 – 4 = 19 4.
7 + 13
20/2 = 10
5 - 3
5. 6.
2
7.
22 : 11 = 2
8. Volume kardus = 15 x 15 x 15 = 3.375 cm3 9.
Aku adalah bilangan 1
10. Rusuk kubus = √ Rusuk kubus 12 x 18 cm = 216 cm Jadi kawat yang diperlukan = 216 cm.
97
Kriteria Penilaian Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VI
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pelaksanaan
: 24 Oktober 2011
3. Satu nomer benar mendapat skor 1 4. Skor maksimal = 15 x 1 = 15
Skor yang diperoleh Nilai =
x100 Skor maksimal
98
Lampiran XXI: Analisis Hasil Belajar Siklus II Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VI Semester :I Pelaksanaan : 24 Oktober 2011 Sekolah : SD N 3 Bandungsari
No 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
ASY MSM MK MAN RH SK SIN UH ZM AS AA ARB AH AM AA DFA ER IS FP FS FR JWW JS LM MNH Muf MK MM MF NT NK NCR RA RW RK SM WY WI YW MZ FB
Nama Siswa
Nilai KKM
Nilai
2
3 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
4 70 50 60 60 90 80 80 50 90 80 100 90 100 80 100 90 100 100 100 70 80 100 90 80 40 90 70 100 100 100 60 100 80 90 100 100 90 100 80 100 90
Ketuntasan T B 5 6 √ − X √ − √ − √ − √ − √ − − X √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − − X √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ −
99
Lampiran 12: Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: Akar Pangkat tiga
Kelas
: VI
Semester
:I
Pelaksanaan
: 24 Oktober 2011
Sekolah
: SDN 3 Bandungsari
16 14
Jumlah Nilai
12 10 8 6 4 2 0 10
20
30
40
50
60
70
Nilai Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II
80
90 100
100
Lampiran 13 Analisis Hasil Belajar Siklus 1I
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Jumlah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VI
Semester
:I
Pelaksanaan
: 24 Oktober 2011
Sekolah
: SD N 3 Bandungsari
Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jumlah − − − 1 2 3 3 8 9 15
Tuntas − − − − − 3 3 8 9 15 38
Tidak tuntas − − − 1 2 − − − − − 3
Keterangan: Jumlah siswa nilai tuntas Ketuntasan Belajar =
x 100 % Jumlah siswa 38
=
x 100 % 41
= 92 %
101
Lampiran XXIV
Mata Pelajaran : Matematika Kelas
: VI
Semester
:I
Pelaksanaan
: 24 Oktober 2011
Sekolah
: SD N 3 Bandungsari
100 90 80 70
Prosentase
60 50 40
30 20 10 0 pra siklus
siklus I
Grafik Prosentase Ketuntasan Siklus II
siklus II
102
Lampiran XXV Daftar Hadir Siklus II Mata Pelajaran : Matematika
No 1. ASY 2. MSM 3. MK 4. MAN 5. RH 6. SK 7. SIN 8. UH 9. ZM 10. AS 11. AA 12. ARB 13. AH 14. AM 15. AA 16. DFA 17. ER 18. IS 19. FP 20. FS 21. FR 22. JWW 23. JS 24. LM 25. MNH Keterangan H TH
Kelas/Semester
: VI/1
Pelaksanaan
: 24 – 10 - 2011
Sekolah
: SD N 3 Bandungsari
Kehadiran H TH √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ ×
Nama
: : Hadir : Tidak Hadir
No 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
Nama Muf MK MM MF NT NK NCR RA RW RK SM WY WI YW MZ FB
Kehadiran H TH √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ × √ ×
104
Lampiran XXVII: Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PTK Kepada Kepala UKSW Salatiga Di Salatiga Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa : Nama
: Tri Utomo, S.Pd.SD.
NIP
:
Tempat Mengajar
: SD Negeri 3 Bandungsari
Alamat Sekolah : Desa Bandungsari Kec. Ngaringan Kab. Grobogan :-
Telepon
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama : Nama
: Suparmin
NIM
: 262010741
Program Studi
: S1
Tempat Mengajar
: SD Negeri 3 Bandungsari
Alamat Sekolah
: Desa Bandungsari Kec. Ngaringan Kab. Grobogan
Telepon
:-
Demikian surat pernyataan ini agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Bandungsari, 25 Oktober 2011 Mengetahui, Kepala SDN 3 Bandungsari
Teman Sejawat
Mudji Hartono, S.Pd
Eri Utomo, S.Pd.SD.
NIP. 19500914 197401 1 003
NIP.198612152009022004
FOTO PROSES BELAJAR MENGAJAR
FOTO PROSES BELAJAR MENGAJAR
FOTO PROSES BELAJAR MENGAJAR