5 PEMBAHASAN
5.1 Desain Perahu Katamaran 5.1.1 General arrangement (GA) Pembuatan desain perahu katamaran disesuaikan berdasarkan fungsi yang diinginkan yaitu digunakan sebagai perahu pancing untuk wisata pancing. Pembuatan rencana umum yang dilakukan berdasarkan kebutuhan untuk kegiatan memancing, terbagi menjadi tata letak di atas dek dan tata letak di bawah dek. Tata letak di atas dek terdiri dari: 1)
Kursi Kursi yang berfungsi untuk tempat duduk
pemancing agar bisa lebih
nyaman saat memancing. Tempat duduk berjumlah 4 buah disesuaikan dengan kapasitas maksimal yang memungkinkan untuk perahu ini yaitu sebanyak 4 orang. Posisi tempat duduk menghadap ke sisi luar perahu dan diletakkan 2 buah pada sisi kiri dan kanan bermaksudkan agar perahu tetap seimbang.
Posisi dari
pemancing atau peletakan beban harus merata antara sisi kiri dan kanannya agar perahu tetap stabil. 2)
Tempat umpan dan alat pancing Perahu ini dilengkapi dengan tempat atau box untuk penyimpanan umpan
yang diletakan di belakang kursi pemancing agar pemancing lebih mudah untuk pengambilan umpan. Tempat alat pancing yang berfungsi untuk meletakan joran yang tidak sedang dipakai. Tempat alat pancing terletak pada bagian belakang perahu dan terlindungi oleh atap agar tidak menggangu aktivitas pemancing dan tidak terkena panas. 3)
Atap Atap berfungsi untuk melindungi alat pancing yang sedang disimpan dan
melindungi barang-barang pada bagian buritan, serta dapat juga berfungsi sebagai tempat berteduh pemancing ketika perahu mobilisasi ke lokasi pemancingan. Atap dibuat hanya pada bagian buritan saja dikarena agar tidak menggangu aktivitas pemancing pada bagian haluan saat melemparkan umpannya.
54
4)
Mesin / alat penggerak
Alat penggerak yang digunakan merupakan mesin motor tempel berkekuatan 25 PK yang berjumlah 1 buah. Ukuran mesin disesuaikan dengan ukuran perahu yang tidak terlalu besar. 5)
Lampu Perahu ini dilengkapi dengan satu buah lampu navigasi dan 2 buah lampu
LED. Lampu ini berfungsi apabila perahu akan dioperasikan pada malam hari untuk menerangi perahu mau pemancing saat beraktivitas. Tata letak di bawah dek terdiri dari: 1)
Reserve buoyancy Reserve buoyancy berfungsi sebagai cadangan daya apung yang dapat
meminimalkan resiko tenggelam. Reserve buoyancy dibuat agar perahu tetap mengapung apabila perahu terjadi kebocoran, terdapat pada bagian haluan dan buritan dari setiap lambung perahu. 2)
Palka Palka dibuat untuk menyimpan hasil tangkapan, terdapat 2 buah palka yang
terletak pada setiap lambung perahu. Penempatan palka pada kedua sisi agar dapat menjaga perahu tetap seimbang. 3)
Tempat peralatan dan accu Tempat peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan perkakas maupun
alat-alat keselamatan di perairan. Tempat accu digunakan untuk menyimpan accu yang digunakan sebagai sumber listrik. Posisi dari tempat peralatan dan accu ini terdapat pada setiap lambung agar menjaga perahu tetap seimbang.
5.1.2 Lines plan Rencana garis menunjukkan kerampingan maupun kegemukan dari bentuk badan perahu. Terlihat pada gambar 9 bentuk dari badan perahu cenderung ramping, memiliki bentuk V dengan bagian bottom berbentuk round.
Badan
perahu dengan bentuk V cenderung round pada bagian bawahnya memungkinkan memiliki tahanan gerak yang kecil dan memiliki olah gerak yang cukup bagus, seperti yang dinyatakan Kirana (2000), bentuk round bottom pada bagian midship memungkinkan perahu dapat berolah gerak dengan baik, akan tetapi kapasitas di
55 bawah dek menjadi tidak maksimal. Badan perahu yang cenderung berbentuk V
sebenarnya memiliki stabilitas yang buruk tetapi hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada perahu yang berjenis katamaran karena perahu dengan jenis katamaran menggunakan dua buah lambung sehingga stabilitas dari perahu akan tetap terjaga. Bagian haluan perahu dibuat berbentuk V agar perahu dapat dengan baik membelah air sehingga tahanan gerak dari perahu lebih kecil. Menurut Iskandar (1990) yang menyatakan pemilihan bentuk V pada bagian haluan dimaksudkan agar perahu dapat membelah air dengan baik. Ditambahkan juga oleh Kirana (2000) bahwa bentuk V pada bagian haluan perahu memungkinkan perahu dapat membelah massa air di depan perahu, sehingga perahu dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Bentuk body plan yang dibuat merupakan bentuk lambung yang berbeda dibandingkan dengan Woods (2011) pada Gambar 5.
Bentuk lambung yang
dibuat memiliki bentuk V dengan bagian bawah berbentuk round.
Hal ini
bertujuan agar perahu memiliki tahanan gerak yang kecil tetapi memiliki olah gerak yang cukup baik.
5.1.3 Parameter hidrostatis Secara umum nilai-nilai dari parameter hidostatik cenderung meningkat seiring dengan pertambahan draft kapal. Hal ini terjadi karena bertambahnya draft kapal berarti semakin banyak muatan di atas kapal, maka luas area kapal yang terendam air semakin besar sehingga menyebabkan nilai-nilai parameter hidrostatisnya pun semakin besar. Volume displacement ( ) adalah nilai yang menunjukkan volume badan perahu yang nilainya sama dengan volume air yang dipindahkan saat perahu terendam pada kondisi water line tertentu. Nilai Volume displacement perahu katamaran pada kondisi draft maksimal yaitu sebesar 0,642 m3 (Tabel 4). Besarnya nilai dari informasi ini dapat digunakan untuk memperkirakan volume muatan yang dapat ditampung oleh perahu/kapal.
56
Ton displacement kapal (Δ) adalah nilai yang menunjukkan berat badan perahu di bawah water line tertentu. Berat badan perahu Katamaran pada kondisi draft maksimal yaitu sebesar 0,642 ton. Waterplan area kapal (Aw) adalah nilai yang menunjukkan luas area kapal pada water line tertentu secara horizontal-longitudinal. Luas area perahu katamaran pada kondisi draft maksimal yaitu sebesar 2,525 m2. Nilai waterplan area meningkat seiring dengan pertambahan tinggi draft, hal ini menjadi informasi dalam menempatkan muatannya secara horizontal. Midship area kapal (A) merupakan nilai yang menunjukkan luas irisan melintang bagian tengah kapal pada water line tertentu. Luas perahu katamaran di bagian tengah secara melintang pada kondisi draft penuh yaitu sebesar 0,226 m2. Hal ini dapat menjadi informasi penempatan alat tangkap dan palkah ikan di bagian tengah perahu merupakan hal yang tepat, karena pada bagian tengah perahu ini dapat menampung muatan yang maksimal. Ton percentimeter immersion perahu (TPC) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah beban yang dibutuhkan oleh kapal untuk merubah draft sebesar 1 cm. Mengetahui informasi nilai TPC dapat menentukan jumlah muatan ke dalam perahu untuk perubahan draft tertentu. Perahu katamaran membutuhkan berat sebesar 0,025 ton untuk merubah tinggi draft setinggi 1 cm pada kondisi draft maksimal. Nilai
coefficient
of
fineness
atau
koefisien
kegemukan
kapal
menggambarkan bentuk badan perahu. Parameter hidrostatis yang dapat menunjukkan bentuk badan ini meliputi coefficient of block (Cb), coefficient of prismatic (Cp), coefficient of vertical prismatic (Cvp), coefficient of waterplan (Cw), dan coefficient of midship (C ). Nilai dari koefisien cenderung bertambah sejalan bertambahnya draft dengan kisaran 0 – 1. Apabila nilainya semakin mendekati 1 menunjukkan perahu semakin gemuk, begitu pula sebaliknya nilai koefisien mendekati 0 menunjukkan kapal semakin ramping dan jika nilai koefisien 1, maka bentuk kapal kotak. Terlihat pada tabel diatas nilai koefisien cenderung mendekati 0 kecuali nilai Cp dan Cvp, ini menunjukkan perahu katamaran ini memiliki bentuk yang ramping.
57
5.2 Konstruksi
Konstruksi dari lambung perahu katamaran ini terbuat dari bahan fiberglass. Pemilihan bahan fiberglass ini sebagai salah satu alternatif bahan pembuat perahu pengganti kayu yang mulai langka belakangan ini.
Bahan fiberglass yang
digunakan adalah resin berjenis Polyester (Orthophthalic) yang memiliki ketahanan terhadap korosi air laut maupun larutan asam, agar bahan dari perahu ini lebih kuat dan awet apabila digunakan di laut. Resin yang digunakan diperkuat dengan serat penguat fiberglass yaitu, mat dan woven roving.
Mat dan woven
roving memiliki sifat bahan yang sama tetapi memiliki konstruksi berbeda, dimana mat berbentuk serabut sedangkan woven roving berbentuk anyaman. Perahu katamaran ini memiliki gading-gading dan galar sebagai penunjang kekuatan melintang dan memanjang. Gading-gading yang dibuat berjumlah 5 buah pada setiap lambungnya dengan jarak setiap gading-gading 50 cm, sesuai dengan standar BKI. Penggunaan polyurethane bekas hanya sebagai pembentuk dari gading-gading, karena kekuatan dari gading-gading tersebut terdapat pada mat dan woven roving yang melapisi polyurhetane bekas tersebut. Konstruksi antar lambung diperkuat oleh 2 buah tulang besi yang menyambungkan antara 2 lambungnya agar kedua lambung tetap terpasang kuat. Jarak antar lambung dari perahu katamaran ini ada sebesar 1 meter atau lebih dari 2 kali lebar setiap lambungnya, penentuan jarak ini berdasarkan beberapa contoh kapal-kapal katamaran yang telah ada dan berdasarkan literatur yang ada. Menurut hasil penelitian Hadi (2009) menyatakan stabilitas kapal katamaran yang lebih baik adalah 2 kali dari lebar lambungnya dibandingkan dengan 1,5 kali dari lebar lambung dan 1 kali dari lebar lambung. Sponberg (2010) juga menyatakan semakin jauh jarak antar lambung maka stabilitasnya akan semakin baik pula. Jarak antar lambung juga mempertimbangkan kekuatan struktur dari perahu, apabila terlalu lebar dikhawatirkan mengalami patah pada bagian tengah perahu karena muatan yang terlalu berlebihan pada bagian tengan perahu. Konstruksi reserve buoyancy terbuat dari bahan tripleks yang dilapisi oleh bahan fiberglass agar lebih kuat. Pengisian polyurethane bertujuan untuk mengisi ruang kosong reserve buoyancy, sehingga apabila terjadi kebocoran ruang reserve buoyancy tidak akan terisi dengan air dan tetap dapat terapung.