15
4 METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan (Mei – Juni 2012) di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat. Lokasi studi secara administratif terletak di wilayah Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Secara astronomis berada pada koordinat 106O 52’ – 106O 54’ BT dan 06o 34’ – 06O 36’ LS (Gambar 2). Karakteristik lokasi studi adalah hutan pegunungan dataran rendah dengan kondisi terfragmentasi dan terisolasi.
Gambar 2 Citra Satelite Lokasi Penelitian (Google Earth 2009) Penelitian mencakup kawasan TWA Gunung Pancar seluas 143.1 ha yang meliputi tiga tipe habitat yaitu hutan alam terdegradasi seluas 20.5 ha; peralihan hutan-kebun seluas 32.3 ha dan kebun seluas 90.3 ha.
Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi binokuter Nikon dengan perbesaran 8-15 kali untuk pengamatan populasi dan aktivitas harian lutung jawa, peta/citra satelit TWA Gunung Pancar, GPS Garmin eTrex Vista H untuk merekam data koordinat perjumpaan lutung jawa, kamera, stopwatch, kompas, clinometer untuk pengukuran kemiringan lereng, lembar data dan alat tulis. Meteran rol untuk pengukuran diameter batang, kantung plastik, kertas
16 koran, gunting/golok, label gantung dan alkohol 70% untuk pembuatan voucher herbarium. Perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan data antara lain ArcView 3.3 untuk pengolahan data spasial, Microsoft Excel 2007 untuk pencatatan dan tabulasi data, software Paleontological Statistics (PAST) versi 2.13 untuk analisis Principal Component Analysis (PCA) dan software Canoco versi 4.5 untuk analisis Canonical Correspondence Analysis (CCA).
Tahapan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap meliputi: (1) survey awal dan studi literatur, (2) pengamatan lutung jawa sesuai dengan parameter data yang dibutuhkan, (3) pengambilan data vegetasi (4) pengolahan dan analisis data.
Data yang Diperlukan Data yang diperlukan dan metode pengumpulannya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data dan metode pengumpulannya No 1
Variabel/peubah Populasi (jumlah individu)
2
Aktivitas harian
3
Data vegetasi
4 5 6
Tutupan lahan Kemiringan lahan/kelerengan Ketinggian tempat
7
Jarak dari jalan
8
Jarak dari kebun/areal pertanian
Metode Observasi lapangan dengan metode line transect method (Struhsaker 1981) Observasi lapangan dengan metode focal animal sampling (Lehner 1976). Analisis vegetasi dengan Point-Centered Quarter Method(Mueller-Dumbois & Ellenberg 1974) Analisis spasial dan pengecekan lapangan Analisis Spasial (DEM) dan juga pengukuran di lapangan menggunakan clinometer. Analisis spasial (DEM) serta pengukuran di lapangan menggunakan GPS Analisis spasial peta RBI dan pengecekan lapangan Analisis spasial peta RBI dan pengecekan lapangan
Metode Pengumpulan Data Populasi Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) Pengamatan populasi lutung jawa dilakukan dengan menggunakan metode jalur (line transect method) (Struhsaker 1981, Subcommittee on Conservation of
17 Natural Population 1981). Pengamatan populasi lutung jawa dilaksanakan setiap dua minggu, hasil perjumpaan selama pengamatan dirata-ratakan untuk mendapatkan perkiraan jumlah populasi lutung jawa. Kepadatan populasi diperoleh dengan membandingan jumlah populasi per satuan luas area survei. Jalur pengamatan mengikuti punggung bukit memanjang dari arah utara ke selatan dengan panjang kurang lebih 700 meter. Jalur pengamatan memotong kontur topografi dan melewati tipe-tipe habitat yang ada di Gunung Pancar. Pengamatan dilakukan pada pukul 06.00 – 09.00 serta pukul 15.00 – 18.00. Pengamatan dilakukan dengan cara bergerak perlahan sepanjang jalur pengamatan untuk mendeteksi keberadaan lutung jawa. Pada titik-titik tertentu pengamat berhenti untuk mengamati sekeliling. Ketika ada kelompok lutung jawa yang terdeteksi maka dilakukan pencatatan lokasi perjumpaannya menggunakan GPS. Selajutnya dilakukan pencatatan data populasi meliputi jumlah individu, jenis kelamin, dan kelas umur. Aktivitas Harian Pengamatan aktivitas harian dilakukan dengan metode focal animal sampling (Lehner 1976) dimana pengamat mengikuti pergerakan lutung jawa sepanjang hari (Martin & Bateson 1986) mulai dari pukul 06.00-18.00. Unit contoh pengamatan adalah individu lutung jantan dan betina dewasa. Data yang dikumpulkan meliputi identitas satwa, jenis perilaku harian, lama aktivitas (durasi), dan peubah vegetasi. Jenis perilaku harian meliputi istirahat (resting), makan (feeding), perilaku bergerak (moving) (Chiver & Raemakers 1980) serta aktivitas sosial (social activities) (Chalmers 1980). Aktivitas bergerak (moving) meliputi berjalan quadropedal, berlari kecil, berpindah bipedal, meloncat, bergelantungan, berenang, memanjat dan menuruni pohon. Aktivitas makan meliputi makan, minum dan foraging. Aktivitas istirahat meliputi diam, self-grooming dan tidur. Aktivitas sosial meliputi social grooming, kawin, bermain, dan berkelahi. Data Lingkungan 1. Data Vegetasi (Biotik) Pengambilan data vegetasi untuk keperluan analisis vegetasi dilaksanakan dengan Point-Centered Quarter Method (PCQR) (Mueller-Dumbois & Ellenberg 1974) berdasarkan titik perjumpaan dengan lutung jawa. Metode ini merupakan metode tanpa petak contoh (plotless) dimana sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tiang. Titik pusat kuadran ditentukan berdasarkan vegetasi/titik perjumpaan lutung jawa. Pada tiap kuadran dilakukan pengukuran jarak pohon dan tiang dengan titik pusat kuadran serta pengukuran diameter pohon setinggi dada (130 cm) atau sekitar 50 cm di atas akar papan (banir). Selanjutnya pada setiap kuadran dilakukan pengukuran terhadap satu pohon dan satu tiang yang jaraknya paling dekat ke titik pengamatan (Mitchel 2007). Metode ini dianggap tepat dimana menghasilkan nilai kerapatan yang akurat (Dahdouh-Guebas et al. 2006) dan memungkinkan pengukuran secara cepat dan efisien.
18 2. Data Fisik Data fisik yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi tutupan lahan, kemiringan lahan, ketinggian tempat, jarak dari jalan dan jarak dari kebun. Variabel kemiringan lahan diperoleh dengan melakukan analisis DEM dan pengecekan lapangan dengan menggunakan clinometer. Ketinggian tempat diperoleh dari analisis peta kontur dan hasil penandaan dengan GPS. Tipe tutupan lahan diidentifikasi berdasarkan analisis peta tutupan lahan dan pengecekan lapangan, sedangkan variabel jarak dari jalan dan jarak dari kebun diperoleh dengan melakukan identifikasi peta RBI dan pengeplotan koordinat GPS hasil pengecekan lapangan. Analisis dan identifikasi spasial dilakukan dengan bantuan software ArcView 3.3.
Metode Analisis Data Distribusi Aktivitas Distribusi aktivitas lutung jawa ditentukan dengan analisis statistik deskriptif kuantitatif dan uji chi square (χ2). Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk menggambarkan pengelompokan data beserta kecenderungankecenderungannya yang disajikan melalui gambar, grafik dan tabel. Analisis chi square dilakukan untuk menentukan bentuk pola sebaran aktivitas harian lutung jawa sehingga dapat diketahui distribusi aktivitas lutung jawa pada berbagai variabel lingkungan. Interpretasi hasil uji chi square (χ2) dilakukan dengan membandingkan nilai χ2 hitung dan χ2 tabel (db; α). Jika nilai χ2 > χ2 (db; α) maka dinyatakan terdapat perbedaan pola sebaran aktivitas pada variabel lingkungan yang diuji, sedangkan jika χ2 < χ2 (db; α) maka dinyatakan tidak terdapat perbedaan pola sebaran aktivias pada variabel lingkungan yang diuji atau dapat dikatakan pola sebarannya relatif seragam. Faktor Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Aktivitas Harian Analisis hubungan antara aktivitas harian dengan faktor lingkungan (biotik dan fisik) dilakukan dengan Canonical correspondence analysis (CCA) dengan cara memasukkan set data aktivitas harian yang akan dihubungkan dengan set data variabel lingkungan menggunakan software Canoco 4.5. Standarisasi dan transformasi data dilakukan dengan akar (x+0.5) mengingat banyak data yang bernilai “0” pada sebaran data keseluruhan. Pengujian statistik hipotesis pengaruh faktor lingkungan terhadap aktivitas harian lutung jawa dihitung dengan Monte Carlo permutation test. Hubungan Aktivitas Harian dengan Jenis Vegetasi Analisis PCA digunakan untuk melihat jenis-jenis vegetasi yang berpengaruh terhadap distribusi aktivitas lutung jawa. Principal Component
19 Analysis (PCA) merupakan salah satu bentuk analisa multivariate yang berguna untuk mengelompokkan variable-variabel dan menentukan kontribusi dari masing-masing variabel tersebut terhadap suatu variabel bebas yang ingin diuji. Prosedur PCA pada dasarnya adalah bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. Hal ini dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component. Setelah beberapa komponen hasil PCA yang bebas multikolinearitas diperoleh, maka komponenkomponen tersebut menjadi variabel bebas baru yang akan diregresikan atau dianalisa pengaruhnya terhadap variabel tak bebas (Y) dengan menggunakan analisis regresi. Analisis PCA dilakukan dengan alat bantu software Paleontological Statistics (PAST) versi 2.13. Standarisasi dan transformasi data dilakukan dengan akar (x+0.5) mengingat banyak data yang bernilai “0” dalam sebaran data keseluruhan.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Populasi Lutung Jawa Hasil pengamatan populasi menunjukkan ada dua kelompok lutung jawa di TWA Gunung Pancar dengan perkiraan populasi 20 individu. Kelompok pertama terdiri dari 9 individu yang dijumpai pada lokasi lereng sebelah timur dengan kondisi habitat peralihan hutan-kebun. Kelompok kedua terdiri dari 11 individu dan dijumpai di lereng sebelah utara dengan kondisi habitat hutan terdegradasi yang berbatasan dengan kebun. Medway (1970), Kartikasari (1982) dan Cannon (2009) menyatakan lutung jawa hidup berkelompok dengan anggota 6-23 ekor dengan satu jantan pemimpin, beberapa betina dewasa, anak dan bayi. Struktur kelompok lutung jawa disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Struktur kelompok lutung jawa di Gunung Pancar (individu) Kel A B
Jantan dws 1 1
Struktur Kelompok Betina dws Remaja 3 4 4 4
Anak 1 1
Bayi 0 1
Habitat HA, Prlhn H-K, K HA, Prlhn H-K, K
Keterangan : HA = Hutan Alam; Prlhn H-K = Peralihan Hutan-Kebun; K = Kebun
Penaksiran kepadatan populasi berdasarkan cakupan area pengamatan seluas kurang lebih 143 hektar menunjukkan nilai kepadatan yang rendah yaitu 0,14 individu/hektar. Teridentifikasi tiga tipe habitat yang digunakan lutung jawa yaitu