4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1
Letak Geografis dan Batas Administrasi Secara geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 127O 17’ BT -
129O 08’ BT dan antara 1O 57’ LU - 3
O
00’ LS. Kabupaten Halmahera Utara
sebelah Utara berbatasan dengan Samudra Pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wasilei Kabupaten Halmahera Timur dan Laut Halmahera dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Loloda , Sahu, Ibu dan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara 2007). Luas Wilayah Kabupaten Halmahera Utara : 24.983,32 Km2 yang terdiri atas 19.536,02 Km2 ( 78 %) luas lautan dan 5.447,3 Km2 ( 22 %) daratan. Luas wilayah daratan tersebut terdapat pulau–pulau yang besar dan kecil sebanyak 216 pulau. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara tersebut terbagi atas 9 Kecamatan dan 174 desa (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara 2007). 4.2
Keadaan umum perikanan Perkembangan perikanan di Kabupaten Halmahera Utara dari tahun ke tahun
terus menunjukkan tendensi kenaikan, baik volume maupun nilainya. Pada tahun 2007 total produksi perikanan mencapai sebesar 11.799,01 ton dengan nilai Rp 64.030.300.000.- sedangkan produksi yang dicapai pada tahun
2006
adalah
sebesar 6.179 ton dengan nilai Rp 22.552.500.000.- sehingga terjadi kenaikan 47,6 % untuk volume dan nilai sebesar 4,6 % (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara 2007). Peningkatan produksi tersebut sebagai akibat pengembangan usaha intensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi melalui peningkatan sarana prasarana produksi, perluasan daerah penangkapan, peningkatan jumlah dan kualitas produktifitas nelayan/petani ikan secara operasional maupun institusional. Untuk jelasnya data perkembangan produksi dan nilai rinci dapat diikuti pada Tabel 2.
30
Tabel 2 Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2003 – 2007 (ton). NO Cabang Usaha 1 Penangkapan - Laut - Perairan 2 umum Budidaya - Tambak - Kolam - Laut Total
2003
2004
2005
2006
2007
5615,5 0,5
5673,4 2,5
5673,4 2,5
6164,4 2,6
11.720 61,01
2,3
0,2 1,8 3,2
0,75 1,02 6,52
0,2 1,9 9,8
1,87 1,33 8,81
5.618,3
5.681,1
5.683,44
6.178,9
11.793,02
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara tahun 2007
4.2.1
Potensi sumberdaya ikan Luas perairan Halmahera Utara adalah 19.536,02 Km2 atau 76 % dari luas
wilayah keseluruhan mengandung berbagai sumber daya perikanan yang bernilai ekonomis penting. Potensi sumberdaya ikan laut di perairan ini diperkirakan sebesar 148.473,8 ton/tahun, yang berarti memiliki potensi lestari (MSY) sebesar 86.660,6 ton/tahun, terdiri dari kelompok ikan pelagis sebanyak 48.946,4 ton/tahun dan kelompok ikan demersal sebanyak 32.664,2 ton/tahun. Pemanfaatan sumberdaya ikan tersebut masih rendah, tercatat pada tahun 2007 baru dimanfaatkan sebersar 13,13% atau setara dengan 11.798,83 ton (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara 2008). Perikanan laut di Halmahera Utara merupakan daerah sebaran jenis ikan Pelagis dan Demersel yang mempunyai nilai ekonomis penting. Dibeberapa Wilayah Kecamatan merupakan daerah penangkapan jenis ikan Komersial, Cakalang, Tuna, Kerapu, Kakap Merah, Baronang, seperti : Kecamatan Galela, Loloda Utara, Morotai Utara, Morotai Selatan, Morotai Selatan Barat, Tobelo dan Tobelo Selatan. Secara keseluruhan jenis ikan ekonomis penting yang terdapat dalam sumber daya alam laut di Kabupaten Halmahera Utara yang ekonomis penting yaitu : Cakalang (Katsuwonus pelamis), Tatihu / Madidihang (Thunnus albacores), Mata besar (Thunnus Abesus), Albacore (Thunnus alalunga), Layang (Decapterus spp), Kembung (Rastreliger sp), Lemuru (Clupea spp), Teri (Stolephorus spp), Komo (Auxis spp), Bubara (Caranx spp), Julung (Hanirhampus sp), Ikan terbang (Cypsilerus sp) Peperek (Leiognathus sp), Beleso (Sameda sp),
31
Biji nangka (Upeneus spp), Gerot-gerot (Prada tyas spp), Ikan merah (Lutjanus spp), Kerapu (Ephynephelus sp), Suwangi (Priocathus sp), Kakap (Lotes spp), Cucut (Hemigalerus sp), Pari (Trygen sp), Bawal hitam (Pormia niger), Bawal putih ( Panpus argentus), Alu-alu (Siganus sp), jenis – jenis bukan ikan (won fish), Krustasea, Moluska, Echinodermata dan rumput laut, serta terumbu karang. 4.2.2
Unit penangkapan ikan
1) Armada penangkapan ikan Pada tahun 2007 jumlah armada perikanan tangkap di Kabupaten Halmahera Utara tercatat sebanyak 3.318 buah dan alat penangkap tercatat 3.906 unit. Jika dibandingkan dengan tahun 2006, jumlah armada perikanan tangkap sebanyak 2.859 buah dan alat penangkap tercatat 3.657 unit, maka terjadi peningkatan untuk armada perikanan sebersar 13,8 %, dan alat penangkapan meningkat sebesar 6,4 %. Peningkatan jumlah armada perikanan tangkap disebabkan karena adanya program pengembangan motornisasi dan modernisasi sarana penangkapan yang diarahkan pada perairan pantai yang potensial dengan sistem Rumponisasi (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara 2007). Tabel 3 Perkembangan armada perikanan tangkap dan alat tangkap di Kabupaten Halmahera Utara tahun 2006 – 2007. Jenis Armada 2006 2007 (unit) Kapal Motor 14 36 Motor Tempel 783 1.276 Perahu Tanpa Motor 2.062 2.006 Alat tangkap Total
3.657 2.859
3.906 3.318
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara tahun 2007
2) Alat penangkapan ikan Secara umum, jenis teknologi penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Halmahera Utara adalah pancing ulur, rawai, mini purse seine (pajeko), jaring insang hanyut, jaring insang tetap, jaring lingkar (giob), huhate, bagan, dan bubu.
Umumnya tingkat teknologi penangkapan yang
dipergunakan tersebut masih relatif sederhana dan ukuran armadanya tidak
32
berskala besar. Hanya untuk jenis teknologi penangkapan mini purse seine atau didaerah setempat dikenal dengan pajeko memiliki tingkat teknologi relatif paling maju. Inipun jumlahnya masih terbatas dan umumnya merupakan paket-paket bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara yang diserahkan kepada beberapa kelompok nelayan. Teknologi penangkapan yang paling umum digunakan oleh nelayan Halmahera Utara adalah kelompok pancing, utamanya pancing ulur, kemudian diikuti oleh kelompok alat tangkap lain-lain, gill net, bagan dan mini purse seine. Jumlah alat tangkap per kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2007 disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah alat tangkap per kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2007. Jenis Alat Tangkap (unit) Kecamatan
Hand Line
Huhate
Tobelo Utara
39
Tobelo
Rawai
Purse seine
Gill Net
Bagan
Bubu
8
-
-
24
17
-
32
-
18
6
1
-
5
11
12
19
-
5
2
3
6
1
-
2
2
17
1
8
15
-
-
1
-
10
2
7
32
-
-
-
6
14
22
-
18
2
-
15
12
18
-
13
57
-
-
30
32
-
38
52
-
-
17
21
-
-
Hanyut
Dasar
Hanyut
Tetap
21
-
-
-
19
54
5
-
12
5
Tobelo Tengah
112
-
-
34
Tobelo Selatan
138
-
-
Tobelo Timur
109
-
Galela Utara
96
Galela
63
Loloda Utara Loloda Kepulauan
72 67
Morotai Utara Morotai Jaya
1
1
8
-
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara tahun 2008
Nelayan Halmahera Utara telah mengenal teknologi rumpon sebagai alat bantu dalam operasi penangkapan ikannya, utamanya adalah nelayan yang menggunakan alat tangkap pajeko. Dengan rumpon, kegiatan penangkapan ikan akan menjadi lebih efisien dan efektif, karena rumpon berfungsi untuk mengumpulkan atau sebagai tempat berlindung ikan, sehingga daerah penangkapan dan keberhasilan operasinya menjadi lebih pasti.
33
3) Nelayan Jumlah nelayan di wilayah Kabupaten Halmahera Utara tahun 2007 tercatat sebanyak 15.950 orang. Jumlah nelayan terbanyak berada di Kecamatan Tobelo selatan sebanyak 3720 nelayan dan terendah berada di Kecamatan Malifut senayak 225 nelayan, seperti tersaji pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah Nelayan dan Kelompok nelayan setiap kecamatan pesisir di Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2006 – 2007. No Kecamatan Jumlah Nelayan (Jiwa) Jumlah Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Malifut Kao Tobelo Selatan Tobelo Galela Loloda Utara Morotai Selatan Morotai Selatan Barat Morotai Utara
225 1350 3720 2500 1450 921 2150 1721 1913
7 10 37 42 37 5 26 8 17
Tahun 2006
9342
134
Tahun 2007
15950
189
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara tahun 2007
4.2.3
Produksi perikanan tangkap Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Kabupaten Halmahera
Utara oleh nelayan setempat masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat pemanfaatan pada tahun 2007 baru sekitar 13,13% dari MSY. Produksi perikanan tangkap rendah ini diduga disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah teknologi penangkapan ikan yang relatif sederhana yang sangat tergantung dengan kondisi alam/cuaca, terbatasnya permodalan dan jaringan pasar, serta maraknya penangkapan ikan illegal oleh nelayan Phillipina,. Pada tahun 2007 jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Halmahera Utara tercatat sebanyak 6.178,9 ton dan pada tahun 2006 tercatat sebesar 6.104 ton, maka terjadi peningkatan untuk produksi perikanan tangkap sebersar 1,2 % (Tabel 6) (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara, 2008).
34
Tabel 6 Perkembangan produksi perikanan tangkap berdasarkan jenis alat tangkap tahun 2006 – 2007.
NO
VOLUME (TON)
JENIS ALAT TANGKAP
2006
2007
1.502,8
1.511,5
1
Pukat cincin
2
Jaring insang tetap
629,1
635,5
3
Jaring insang hanyut
414,3
446,4
4
Jaring klitik
-
-
5
Bagan
590,0
611,3
6
Rawai hanyut
589,5
614,8
7
Huhate
457,7
462,8
8
Bubu
23,5
25,5
4206.9
4307,8
JUMLAH
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara tahun 2008
Hasil wawancara dengan para nelayan diketahui bahwa puncak musim penangkapan ikan di perairan sebelah timur Kabupaten Halmahera Utara adalah Bulan Maret – Juni, sedangkan di perairan sebelah utara adalah Bulan April – Agustus, dan untuk perairan sebelah Barat Kabupaten Halmahera Utara, puncak musim penangkapannya adalah Bulan Juni – Desember. 4.2.4
Pemasaran hasil tangkapan Sistem pemasaran ikan di Kabupaten Halmahera Utara masih relatif
sederhana, sehingga masih perlu dikembangkan dan dimodifikasi. Mekanisme pemasarannya adalah setelah mendaratkan hasilnya, nelayan menjual ke pedagang pengumpul (dibo-dibo) dan sekaligus pedagang eceran. Pedagang ini melakukan pembelian dari nelayan secara langsung.
Kemudian, pedagang tersebut
menjajakannya di pasar setempat atau ke daerah lain yang berdekatan, seperti tersaji pada Gambar 3.
35
Wilayah Kabupaten Halmahera Utara Nelayan
Pedagang pengumpul Wilayah Luar Kabupaten Halmahera Pedagang Pengecer
Gambar 3
4.2.5
Konsumen Lokal
Sistem pemasaran hasil tangkapan ikan di Kabupaten Halmahera Utara.
Prasarana perikanan tangkap Sarana prasarana perikanan tangkap merupakan salah satu komponen utama
penentu keberhasilan pembangunan di sektor perikanan. Secara umum sarana prasarana di Kabupaten Halmahera Utara masih terbatas sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kapasitasnya baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Kondisi eksisting sarana dan prasarana yang ada adalah: 1 unit Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tobelo, 2 unit Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yakni PPI Tilei dan PPI milik Prima Reva Indo, 3 unit pabrik es, 2 unit cold storage di PPP Tobelo, dan beberapa alat bantu penangkapan, berupa: 42 unit rumpon laut dangkal, 5 unit rumpon laut dalam, dan 15 unit lampu celup bawah air (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara, 2008).