RESUME KE 4 4 FILODOFI DASAR DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM NAMA:FERI DWI HARYANTO NIM
:15105241029
Feri.blogs.uny.ac.id
Landasan Filosofis Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “philos” dan “sophia”. Philos, artinya cinta yang mendalam, dan Sophia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Dari arti harfiah ini, Filsafat diartikan sebagai cinta yang mendalam akan kearifan. Secara popular filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu. Henderson (1959) mengemukakan “popularly philosophy means one’s general view of live of men, of ideals, and of values, in the sense everyone has a philosophy of life”. Dengan demikian maka jelas setiap individu atau setiap kelompok masyarakat secara filosofis memiliki pandangan hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang dianggapnya baik. Filsafat sebagai sebuah sistem nilai menjadi dasar yang menentukan tujuan pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa pandangan hidup atau sistem nilai yang dianggap baik dan dijadikan pedoman bagi masyarakat akan tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai, karena kurikulum pada hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangkan diri dan dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, filsafat menjawab hal-hal mendasar bagi pengembangan kurikulum, antara lain: Ke mana anak didik akan dibawa? Masyarakat yang bagaimana yang akan dibentuk melalui pendidikan tersebut? Apa hakikat pengetahuan yang akan diajarkan kepada anak didik? Norma atau sistem yang bagaimana yang harus diwariskan kepada anak didik sebagai generasi penerus? Bagaimana proses pendidikan harus dijalankan? Demikian mendasarnya pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh filsafat. Dengan kedudukannya yang begitu mendasar, filsafat memiliki paling tidak empat fungsi, yaitu: Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan; ·
Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harusdiberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan; Filsafat dapat menentukan tolak ukur keberhasilan proses pendidikanFilsafat juga merupakan proses berpikir. Filsafat sering diartikan sebagai cara berpikir. Berfikir filosofis adalah berfikir yang memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut menurut Sidi Gazalba (Uyoh Sadulloh: 2004), antara lain: 1. Berpikir Radikal, yaitu berpikir sampai ke akar-akarnya, sampai pada konsekuensi terakhir.
·
2. Berpikir Sistematis, adalah berpikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah, dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling berhubungan yang teratur.
·
3. Berpikir Universal, adalah tidak berpikir secaa khusus, yang hanya terbatas kepada bagian-bagian tertentu, melainkan mencakup keseluruhan secara sistematis dan logis sampai ke akar-akarnya. Orang yang berfilsafat selalu berpikir secara mendalam tentang masalah secara menyeluruh sebagai upaya mencari dan menemukan kebenaran. Filsafat memegang peranan penting dalam penyusunan & pengembangan kurikulum. Sama halnya dalam Filsafat Pendidikan, dikenal ada beberapa aliran filsafat, diantaranya perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Perenialisme Perenial berarti “abadi” , aliran ini beranggapan bahwa beberapa gagasan telah bertahan selama berabad – abad dan masih relevan saat ini seperti pada saat gagasan tersebut baru ditemukan. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu. Essensialisme Aliran filsafat essensialisme adalah suatu paham yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan yang lama , merujuk kepada pendidikan bersifat “tradisional” atau “back to basics” aliran ini dinamakan demikian karena filsafat ini berupaya menanamkan pada anak didik hal – hal “essensial” dari pengetahuan akademik dan perkembangan karakterEssensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains, dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu. Eksistensialisme Eksistensialisme merupakan paham yang berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas/kreatif , seseorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran itu bersifat relative, dan karenanya itu masing – masing individu bebas menetukan mana yang benar atau salah . Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan: Bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu? Progresivisme Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
Rekonstruktivisme Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum SubjekAkademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional. Dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
Secara harfiah filosofis (filsafat ) berarti “cinta akan kebijakan”(love of wisdom).orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak .untuk dapat mengerti kebijkan dan berbuat secara bijak ia harus ia hrus tahu atau berpengetahuan .ketahuan atau pengetahuan tersebut di peroleh melalui proses berfikir,yaitu berfikir sistematis ,logis dan mendalam ,pemikiran terebut sering di sebut pemikiran radikal,atau atau berfikir sampai akar akarnya .berfilsafat diartikan pula berfikir secara radikal berfikir sampai akar.secara akademik ,filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan kompherensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia di dalamnya .sering dikatakan bahwa filsafat merupakan ibu dari segala ilmu
Ada tiga cabang filsafat,yaitu metafisika yang membicarakan tentang segala yang ada dalam alam ini,epistimologi yang membicarakan tentang kebenaran dan aksiologi yang membicarakan tentang nilai.aliran-aliran filsafat yang kita kenal bertolak dari pandangan yang berbeda dalam ketiga hal di atas METAFISIKA FILSAFAT
EPISTEMOLOGI
AKSIOLOGI
Filsafat membahas segala permasalahan yang di hadapi oleh manusia termasuk masalah masalah pendidikan ini di sebut filsafat pendidikan .walaupun di lihat sepintas filsafat pendidikan ini hanya merupakan aplikasi dari pemikiran pemikiran filosofis,untuk memecahkan masalah masalah pendidikan,tetapi di antara keduanya yaitu antara filsafat dan sfilsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat penting Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila, dsb. Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemology dan aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana ragamnya aliran filsafat. Sebab itu, dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, landasan filsofis pendidikan Pragmatisme, dsb. Contoh: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa “pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman dria”. Implikasinya, penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui observasi, praktikum, dsb.) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian, dsb). Selain tersajikan berdasarkan aliran-alirannya, landasan filosofis pendidikan dapat pula disajikan berdasarkan tema-tema tertentu. Misalnya dalam tema: “Manusia sebagai Animal Educandum” (M.J. Langeveld, 1980), Man and Education” (Frost, Jr., 1957), dll. Demikian pula, aliran-aliran pendidikan yang dipengaruhi oleh filsafat, telah menjadi filsafat pendidikan dan atau menjadi teori pendidikan tertentu. Ada beberapa teori pendidikan yang sampai dewasa ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap praktek pendidikan, misalnya aliran empirisme, naturalisme, nativisme, dan aliran konvergensi dalam pendidikan. Perlu difahami bahwa yang dijadikan asumsi yang melandasi teori maupun praktek pendidikan, bukan hanya landasan filsafat Pendidikan, tetapi masih ada landasan lain, yaitu landasan ilmiah pendidikan, dan landasan religi pendidikan. Landasan ilmiah pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu tertentu yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Sebagaimana Anda ketahui terdapat berbagai disiplin ilmu, seperti: psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, hukum/yuridis, sejarah, biologi, dsb. Sebab itu, ada berbagai jenis landasan ilmiah pendidikan, antara lain: landasan psikologis pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan biologis pendidikan, landasan antropologis pendidikan, landasan historis pendidikan, landasan
ekonomi pendidikan, landasan politik pendidikan, dan landasan fisiolog
1.Dasar-dasar filsafat dewey Ciri utama dari filsafat dewey adalah konsepsinya tentang dunia yang selalu berubah ,mengalir,atau on going-ness.prinsip ini membawa konsekuensinya yang cukup jauh ,bagi dewey tidak ada yang menetap dan abadi semuanya berubah . Filsafat dewey lebih berkenaan dengan epistimologi dan tekananya kepada proses berfikir .proses berfikir merupakan satu dengan pemecahan yang bersifat tentatif,antara ide dan fakta ,antara hipotesis dengan hasil .proses berfikir merupakan proses pengecekan dengan kejadian kejadian nyata.dalam filsafat dewey kebenaran itu terletak dalam perbuatan,yaitu adanya penyesuaian antara hipotesis dengan kenyataan
RUMUSAN DALAM PENDIDIKAN BIASANYA MENGGUNAKAN SEPERTI INI
PENDIDIKAN
KURIKULUM
PEMBELEJARAN
TEORI PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KLASIK
PENDIDIKAN
TEORI
PENDIDIKAN
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
PRIBADI
PENDIDIKAN INTERAKSIONAL
FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN 1.Philosophy may...be defined as the general theory of education,and that the busines of philosophy is to provide(the framework)for the aim and methods of scools(Dewey) 2.Philosophy provides educarors,especially curriculumspecialist,with a framework for organizing school and classroom 3.it helps them answer what are the school purpose,what subject are of value,how student lern,and what methods and materials to use 4.four major eductional philosophies in the united states,perenialism,essensiaiism,progressivesm,and reconstructionism
FILOSOFI,TEORI PENDIDIKAN,DESAIN KURIKULUM,DAN TEORI BELAJAR FILOSOFI
TEORI PENDIDIKAN
KURIKULUM
TEORI BELAJAR
Perenialisme Esensialisme
Pendidikan klasik
Subject matter
Teori belajar kognitif
Progressivisme
Pendidikan teknologik
kompetensi
Teori belajar behavioristik
Progressivisme
Pendidikan personal
humanistik
Humanistik
Pendidikan Rekonstruksionisme interaksional
Rekonstruksi sosial
Konstruktivistik
Berbagai Aliran filsafat pendidikan PERENIALISME 1.Dasar filsafat,realisme 2.Tujuan pembelajaran ;mendidik anak rasional,intelektual. 3.Pengetahuan;pengetahuan permanen. 4.peran guru;membantu siswa berfikir rasional 5.Methode pembelajaran;ekpositoris
REKONSTRUKSIONISME 1.Dasar filsafat;pragmatisme. 2.Tujuan pembelajaran;rekonstruksi masarakat 3.pengetahuan;pengetahuan ketrampilan yang di butuhkan masarakat saat ini. 4.peran guru;agen perubahan. 5.methode pembelajaran;problem solving
PROGRESIVISME 1.Dasar filsafat;pragmatisme. 2.Tujuan pembelajaran ;anak hidup demokratis. 3.pengetahuan;pengetahuan hidup demokratis 4.peran guru;pembimbing. 5.methode pembelajaran;problem solving
http://sevannisa.blogspot.co.id/2012/11/landasan-filosofis-pengembangan.html
SYAODIH SUKMADINATA,NANA.1997.Pengembangan Kurikulum.Bandung:Remaja rosdakarya