Hubungan antara Keberfungsian Keluarga dan Penyesuaian Diri Sosial pada Mahasiswa Baru di Universitas Indonesia Dedi Mustapa dan Imelda Dian Ika Oriza Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga (family functioning) dan penyesuaian diri sosial (social adjustment) pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Kualitas keberfungsian keluarga termasuk di dalamnya kohesivitas dan fleksibilitas membantu proses penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru (Holmbeck, Grayson, & Wandrei, 1993). Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan instrument Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) dan Family Communication Scale (FCS). Penyesuaian diri sosial diukur menggunakan instrument Student Adaptation to College Questionaire (SACQ) dengan item dari dimensi sosial. Total partisipan dalam penelitian ini adalah 315 orang yang merupakan mahasiswa baru Universitas Indonesia dan tersebar di 14 fakultas. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dengan penyesuaian diri sosial (r = 0.05, p>0.01). Kata kunci keberfungsian keluarga, penyesuaian diri sosial, mahasiswa baru, universitas Indonesia
Abstract This research was conducted to find the correlation between family functioning and social adjustment among freshmen in University of Indonesia. The quality of family functioning including cohesiveness and flexibility helps the process of social adjustment among freshmen (Holmbeck, Grayson, & Wandrei, 1993). Family functioning was measured by Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) and Family Communication Scale (FCS), and social adjustment was measured by Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) with the item from social dimension. There were 315 participants from 14 faculties in University of Indonesia who participated in this research. The result show there is no significant relationship between family functioning and social adjustment (r = 0.05, p>0.01). Key Words Family functioning, social adjustment, freshmen university of Indonesia
33Universitas Indonesia
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Pendahuluan Tahun 2012 jumlah mahasiswa Universitas Indonesia yang berasal dari luar daerah JABODETABEK adalah 41.8% (Aprianti, 2012). Dalam proses belajar di perguruan tinggi, mahasiswa yang berasal dari luar daerah akan mengalami tantangan yang berbeda dari mahasiswa asli setempat (Naim, 1982 dalam Nasution, 1997). Pelajar yang berasal dari luar daerah harus beradaptasi dengan kebudayaan yang baru dan lingkungan sosial yang baru (Lee, Koeske, Sales, 2004). Lin dan Yi (1997, dalam Le, Koeske, Sales, 2004) melaporkan bahwa mahasiswa yang berasal dari luar daerah mengalami masalah yang unik, yaitu stres yang terkait dengan masalah psikososial yang disebabkan oleh tidak familiar dengan gaya dan norma sosial yang baru, perubahan pada sistem dukungan, dan masalah intrapersonal dan interpersonal yang disebabkan oleh proses penyesuaian diri. Proses penyesuaian diri di perguruan tinggi merupakan sebuah proses psikososial pada diri mahasiswa yang dapat menjadi sumber stress bagi mereka dan memerlukan serangkaian keterampilan coping sehingga mampu menyesuaiakan diri di perguruan tinggi dalam bidang-bidang akademis, sosial, personal-emosional, dan institutional attachment (Baker & Siryk, 1984). Pada kenyataannya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam proses penyesuaian diri (Chickering & Schlossberg, 1995). Salah satu dampak dari kegagalan ini adalah ketidakmampuan untuk menyelesaikan pendidikan mereka di perguruan tinggi (Abdullah, Elias, Mahyuddin, & Uli, 2009). Tanpa kesuksesan dalam beradaptasi, kemungkinan besar mahasiswa akan dikeluarkan dari lembaga pendidikan (drop out). Agar dapat berhasil di perguruan tinggi, seseorang harus bisa beradaptasi pada empat dimensi dari adjustment, yaitu dimensi akademik, sosial, personal-emosional, dan institusional attachment (Baker & Siryk, 1984). Selama ini penelitian hanya berfokus pada dimensi akademik sebagai variabel prediktor dalam menentukan keberhasilan mahasiswa di perguruan tinggi (Baker,McNeil, & Siryk, 1985). Padahal
kemampuan akademik hanya
menjelaskan kurang dari 50% penyebab mengapa seseorang bisa dikeluarkan dari lembaga pendidikan (cf.Pantages & Creedon, 1978 dalam Gerdes & Mallinckrodt, 1994). Faktor yang sama pentingnya dalam menentukan keberhasilan mahasiswa
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
selama di perguruan tinggi adalah faktor sosial (Brag, Kim, & Rubin, 2005; Maton, Hrabowski, & Schmitt, 2000; Robbin & Smith, 2003, dalam Waller, 2009). Bahkan faktor sosial dilaporkan sebagai faktor utama yang menentukan segala keberhasilan penyesuaian diri mahasiswa di perguruan tinggi (Moore, Lovell, McGann, & Wyrick, 1998 dalam Enochs & Roland, 2006).Universitas seharusnya tidak hanya menyediakan lingkungan akademik tetapi juga dukungan sosial dan personal (Consolvo, 2002). Elemen penting dari faktor sosial ini adalah tersebut meliputi hubungan yang dekat dan suportif, mengelola lingkungan sosial yang baru, serta
merasa bagian dari kampus atau disebut dengan sense of
belonging (Spady, 1970; Tinto, 1975 dalam Gerdes & Mallinckrodt, 1994). Hal ini juga didukung oleh penelitian-penelitian lain yang menyatakan bahwa membuat hubungan yang berarti dengan lingkungan sekitar dapat membantu mahasiswa dalam menyesuaikan diri di universitas (Enochs & Roland, 2006).Menurut Houston, 1971; Lokitz & Sprandel, 1976; Rich & Covel, 1987 (dalam Gerdes & Mallinckrodt, 1994) ketidakmampuan mahasiswa dalam menyesuaikan diri secara sosial di lingkungan kampus dapat menyebabkan perasaan rindu (homesickness) dan juga akan merasa sendiri (loneliness). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Spady (1970, dalam Waller, 2009), pada 683 mahasiswa sarjana di Chicago University menemukan bahwa mahasiswa yang tidak berinteraksi dengan mahasiswa yang lain dan merasa bukan bagian dari sistem sosial kampus kemungkinan besar akan mengalami kegagalan. kemampuan beradaptasi secara sosial pada mahasiswa baru dipengaruhi oleh keluarga (Chemers, Hu, & Garcia, 2001; Napoli & Wortman, 1998; Lee, 1999). Penelitian menunjukkan bahwa keluarga memegang peranan penting pada masa transisi ke perguruan tinggi (Gefen, 2010).Hubungan antara keluarga dan individu merupakan hal yang penting dalam fungsi adaptasi (Grotevant, 1989). Penelitian menunjukkan bahwa hubungan orang tua dengan anak yang didasari rasa saling percaya, komunikatif, dan adanya ikatan emosional berhubungan dengan peningkatan keterampilan dan keberhasilan anak dalam berinteraksi dengan orang lain di luar rumah dan dengan kepuasan hidup pada umumnya (Greenberg, dkk, Kenny, Kobak & Sceery, Ryan & Linch dalam Sprinthall & Collins, 1995). Penelitian menemukan bahwa anak yang memiliki ikatan yang
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
kuat dengan orang tuanya dapat lebih mudah untuk menyesuaikan diri pada situasi yang baru, seperti lingkungan kampus (Grotevant & Cooper dalam Schultheiss& Bluestein, 1994).Penyesuaian diri sosial pada mahasiswa ditemukan berhubungan positif dengan orang tua (Lapsley & Shadid, 1989). Dalam perspektif ini, penyesuaian diri sosial pada mahasiswa dilihat sebagai bagian yang dipengaruhi oleh interaksi dengan anggota keluarga yang lain dan dapat juga mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Interaksi dalam keluarga sangat berkaitan dengan keberfungsian keluarga karena dalam interaksi itulah keluarga menjaga pertumbuhan dan kesejahteraan (well being) dari masing-masing anggotanya (Walsh, 2003).Keberfungsian keluarga adalah sejauh mana sebuah keluarga dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan tetap dapat mengupayakan kesejahteraan dan perkembangan sosial, fisik, dan psikologi masing-masing anggotanya (Epstein, Ryan, Bishop, Miller & Keitner, 2003). Olson dan Sprinkle (1979) menyatakan bahwa keluarga merupakan sebuah sistem. Dalam sistem ini terdapat unit yang disebut dengan anggota keluarga.Berfungsi atau tidaknya suatu keluarga dapat dilihat dari persepsi pada masing-masing anggota keluarga tersebut.Hal ini karena setiap anggota keluarga berbeda dan perbedaan tersebut juga menggambarkan pandangan dan persepsi orang tersebut terhadap suatu hal. Kemungkinan hubungan interaksi yang dilakukan oleh masing-masing anggota juga akan menghasilkan persepsi yang berbeda-beda. Oleh karena itu pengukuran keberfungsian keluarga dapat didasarkan pada persepsi dari salah satu anggota keluarga tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas keberfungsian keluarga termasuk di dalamnya fleksibilitas keluarga dan kohesivitas keluarga menunjukkan dampak yang positif pada mahasiswa (Holmbeck, Grayson, & Wandrei, 1993).Individu membutuhkan dukungan dari keluarga pada masa transisi ke universitas (Holmbeck et al., 1993). Mahasiswa yang memiliki dukungan sosial yang tinggi dari teman atau peer serta dari keluarga memperoleh nilai GPA yang tinggi ditahun pertama, merasa puas dengan institusi tempat belajar, serta memiliki level yang tinggi pada penyesuaian diri sosial maupun secara akademik (Napoli & Wortman, 1998). Pentingnya keluarga juga dapat dilihat dari penelitian yang menemukan bahwa hubungan yang positif antara anak dan orang tua diasosiasikan
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
dengan orientasi sosial yang positif pada mahasiswa (Bartholomew & Horowitz,1991; Pierce, Sarason, & Sarason, 1991). Hubungan yang hangat dalam keluarga merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi
pertemananpada
mahasiswa (Bartholomew & Horowitz,1999). Meskipun
banyak
penelitian
yang
menemukan
bahwa
kualitas
keberfungsian keluarga berhubungan berhubungan secara langsung dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama namun, beberapa penelitian juga menunjukkan hal yang berlawanan. Penelitian yang dilakukan oleh Maughan dan Champion (1990, dalam Holahan, Valentiner & Moos, 1994) tentang faktor protektif orang tua pada masa transisi menunjukkan pentingnya fungsi adaptif dari dukungan keluarga selama masa transisi tidak berhubungan secara langsung. Mereka berpendapat bahwa hal ini karena terdapat sifat yang secara tidak langsung merupakan hasil dari pengalaman sebelumnya. Sifat ini yang disebut sebagai perbedaan individu dalam gaya bersosialisasi. Hal ini terutama berhubungan erat dengan tugas perkembangan pada remaja yaitu membentuk hubungan sosial dengan orang lain. Individu memiliki gaya yang berbeda dalam bersosialisasi. Perbedaan individu ini dikenal dengan sociable disposition atau kecenderungan dalam bersosialisasi.Sociable disposition ditandai dengan ciri kepribadian yang memiliki kemampuan bersosialisasi yang tinggi dan rasa malu yang rendah (Buss & Plomin, 1984; Cheek & Buss,1981 dalam Holahan, Valentiner & Moos, 1994). Ciri kepribadian ini sangat relevan dengan tugas perkembangan pada remaja yaitu membentuk hubungan sosial dengan orang lain (Kelly & Hansen, 1987 dalam Holahan, Valentiner & Moos, 1994). Individu yang memiliki karakter mudah bergaul dan “outgoing” dilaporkan lebih mudah dalam memulai kontak interpersonal dan mampu membentuk hubungan sosial dari pada individu yang tidak ramah dan pemalu (Buss & Plomin, 1984; Cohen, Sherrod, & Clark, 1986; Langston & Cantor, 1989 dalam Holahan, Valentiner & Moos, 1994).Kegagalan dalam membangun hubungan sosial yang baru di luar keluarga dapat meningkatkan resiko masalah tingkah laku dan psikopatologi (Bray & Harvey, 1992). Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
terdapat hubungan antara keberfungsian keluarga dan penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Tinjauan Teoritis Keberfungsian Keluarga 1. keberfungsian keluarga (family functioning) berfokus pada segala hal yang secara langsung maupun tidak langsung memenuhi fungsi-fungsi keluarga (Schwab, Gray-ice, & prentice, 2002). Keberfungsian keluarga
juga dilihat sebagai interaksi keluarga
dalam menjalankan tugas penting yaitu menjaga pertumbuhan dan kesejahteraan (well being) dari masing-masing anggotanya dalam mempertahankan integrasinya Walsh (2003). Selain itu terdapat juga definisi dari DeFrain, Assay, dan Olson (2009) yang menyatakan bahwa keberfungsian keluarga merupakan peran yang dimainkan oleh anggota keluarga serta sikap dan perilaku yang ditampilkan saat bersama anggota keluarga. Model keberfungsian keluarga yang digunakan penelitian ini adalah Circumpelx Model of Marital and Family System. Model ini dikembangkan untuk menjembatani kesenjangan yang biasanya ada antara penelitian, teori, dan praktek (Olson, Russel, & Frenkle, 1989). Model ini berfokus pada tiga dimensi yang berulang kali dianggap sangat relevan dalam berbagai model teori tentang keluarga dan berbagai pendekatan untuk terapi keluarga (Olson & Gorall, 2003). Terdapat tiga dimensi dari teori ini, yaitu kohesivitas keluarga, fleksibilitas keluarga, dan komunikasi dalam keluarga (Olson, 2011).Secara spesifik, model ini didesain untuk penelitian tentang keluarga, asesmen klinis, perencanaan penanganan, serta hasil yang efektif untuk terapi keluarga (Olson, 2002). Kohesivitas keluarga (family cohesion) didefinisikan sebagai kedekatan emosional yang dirasakan seseorang terhadap anggota keluarganya yang lain (Olson, 2011).Kohesivitas keluarga juga dikenal dengan istilah kebersamaan
(togetherness)
dan
kedekatan
(closeness).Pada
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
dimensi ini terdapat variabel spesifik yang digunakan untuk mengukur dimensi kohesivitas keluarga, di antaranya adalah kedekatan emosi, kesatuan, waktu, jarak, teman, pengambilan keputusan, dan ketetarikan.Fokus dari dimensi ini adalah pada bagaimana
keseimbangan
sistem
antara
keterpisahan
(separataness) dengan kebersamaan (togetherness). Fleksibilitas keluarga merupakan besarnya perubahan dalam kepemimpinan, hubungan peran, dan aturan dalam hubungan pada sebuah keluarga (Olson, 2011). Pada dimensi ini juga terdapat variabel spesifik yang digunakan untuk mengukur dimensi ini yaitu kepemimpinan (kontrol, disiplin), gaya negosiasi, hubungan peran, serta aturan dalam hubungan. Fokus dari dimensi ini adalah bagaimana kesimbangan sistem, stabilitas dan perubahan. Komunikasi adalah dimensi ketiga dalam model circumplex dan dianggap sebagai mediator dari dua dimensi sebelumnya. Komunikasi dianggap merupakan hal yang kritis dalam memediasi pasangan dan keluarga dalam meningkatkan level kohesivitas dan fleksibilitasnya (Olson, 2011). Komunikasi yang positif merupakan elemen penting pada dimensi ini.Akan tetapi karena komunikasi adalah dimensi yang memediasi maka dimensi ini tidak berbentuk grafis yang dimasukkan ke dalam model bersama dengan kohesivitas dan fleksibilitas. Pengukuran dimensi komunikasi berfokus pada kemampuan keluarga dalam mendengar, kemampuan berbicara, pengungkapan diri (self disclosure), tracking, serta menghargai orang lain. Kemampuan dalam mendengar termasuk di dalamnya empati dan mendengar dengan perhatian. Sementara pada kemampuan berbicara termasuk di dalamnya kemampuan untuk berbicara pada diri sendiri dan tidak berbicara pada orang lain. Pada pengungkapan diri (self disclosure) berhubungan dengan kemampuan
dalam
berbagi
perasaan.Tracking
merupakan
kemampuan untuk menjaga topik pembicaraan, dan terakhir adalah menghargai orang lain yang tidak lain merupakan aspek yang
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
efektif dalam sebuah komunikasi. Komunikasi merupakan aspek yang penting pada keseimbangan kohesivitas dan fleksibilitas dalam keluarga (Olson & Gorall, 2003). Menurut Bray (1995) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberfungsian keluarga di antaranya adalah komposisi keluarga, meliputi keanggotaan keluarga, contoh pasangan saja, pasangan dengan anak, orang tua tunggal dan struktur keluarga. keluarga,
meliputi
segala
perilaku
dan
Faktor proses interaksi
yang
menggambarkan hubungan dalam keluarga. Termasuk konflik, perbedaan, komunikasi, penyelesaian masalah dan kontrol. Faktor afek keluarga, meliputi ekspresi emosi dari setiap anggota keluarga. Serta faktor organisasi keluarga, mengacu pada peran dan peraturan yang ada dalam keluarga serta ekspektasi terhadap perilaku yang berkontribusi terhadap keberfungsian keluarga. Dalam faktor ini termasuk di dalamnya batasan dan hirarki. Variabel kedua adalah Penyesuaian diri sosial merupakan aspek sosial yang berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi dengan keseluruhan pengalaman di perguruan tinggi.Penyesuaian diri sosial merupakan salah satu dari empat dimensi dalam Student Adaptation to Collage Questionaire (SACQ) yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk (1984).Dimensi ini berhubungan dengan keberhasilan mahasiswa dalam melakukan coping terhadap tuntutan interpersonal-societal yang berhubungan dengan pengalaman di perguruan tinggi.Penyesuaian diri sosial merupakan hal yang mendasar bagi semua orang khususnya pada remaja yang sedang terpisah dari keluarganya (Baker and Siryk, 1986).Dimensi
ini
meliputi
kemampuan
mahasiswa
untuk
berfungsi pada lingkungan sosialnya, keterlibatan dalam kegiatan sosial di kampus, serta kepuasan terhadap berbagai aspek sosial yang ada di lingkungan kampus. Menurut Baker dan Siryk (1984) aspek yang diukur pada dimensi sosial meliputi kecenderungan mahasiswa untuk berinteraksi yaitu sejauh mana mahasiswa
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
membina hubungan sosial dengan orang lain di lingkungan kampusnya, kemampuan dalam mengatur lingkungan sosial, kemampuan dalam mengatasi perasaan rindu kepada keluarganya, perasaan mahasiswa terhadap berbagai pengalaman-pengalaman yang baru.
Skor yang rendah pada dimensi ini menunjukkan
bahwa mahasiswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial di kampus, kurang memiliki keterampilan sosial, memiliki rasa kesepian yang besar, memiliki skor avoidance yang besar, social distress, memiliki social self concept yang rendah serta merasa tidak memiliki dukungan sosial (Baker & Siryk, 1999 dalam Abdullah, Elias, Mahyuddin, & Uli, 2009). Menurut Baker (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa di perguruan tinggi antara lain adalah usia, jenis kelamin, suku bangsa, kepribadian dan dukungan sosial. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Toews dan Yazedjian (2007) mengatakan bahwa kepercayaan diri juga berpengaruh terhadap penyesuaian diri mahasiswa di perguruan tinggi.Faktor lainnya yang disebutkan adalah
dukungan
keluarga.Napoli
dan
Wortman
(1998)
mengatakan bahwa dukungan sosial dari keluarga berdampak positif terhadap dimensi akademik dan sosial dari penyesuaian diri.Martin, Swartz-Kulstad, dan Madson (1999, dalam Yazedjian, 2007) melaporkan bahwa dukungan dari teman sebaya (peer) juga berpengaruh besar terhadap penyesuaian diri mahasiswa. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan
variabel
pertama
adalah
keberfungsian
keluarga
(family
functioning) dan variabel ke dua adalah penyesuaian diri sosial (social adjustment). Hipotesis alternatif (Ha) adalah terdapat hubungan antara keberfungsian keluarga dan penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. H0 tidak terdapat hubungan antara keberfungsian keluarga dan penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia.
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru angkatan 2014 Universitas Indonesia.Partisipan penelitian ini tersebar di 13 fakultas dan 1 program studi vokasi. Seperti penjelasan sebelumnya kehidupan
mahasiswa dari
tinggi.Bowman
bangku (2010)
baru
mengalami
perubahan
sekolah
menengah
ke
menyatakan
bahwa
tahun
iklim
perguruan pertama
memasuki masa perguruan tinggi merupakan masa transisi yang cukup besar bagi mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling. Penelitian ini menggunakan teknik quota sampling.Teknik ini mirip dengan teknik stratifikasi pada sampel probabilita, dimana populasi dibagi kedalam beberapa subkelompok.Cara ini dilakukan saat tidak diketahui julah elemen yang rinci secara pasti dari setiap starata. Caranya adalah dengan membagi populasi menjadi beberapa subkelompok, kemudian menetapkan jatah untuk masing-masing kelompok dengan jumlah yang kurang lebih sama. Sampel diambil berdasarkan kemudahan sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya (Gravetter & Forzano, 2005). Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti adalah 420 0rang. Menurut Kumar (2005) apabila jumlah partisipan dalam suatu penelitian semakin banyak artinya semakin mewakili populasi maka akan menghasilkan estimasi data yang akurat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari alat ukur keberfungsian keluarga dan alat ukur penyesuaian diri sosial. Alat ukur keberfungsian keluarga adalah Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES II; Olson, Portner, & Bell, 1982) sementara alat ukur penyesuain diri sosial adalah Student Adaptation to College Questionaire (SACQ; Baker & Siryk, 1989). Uji coba alat ukur ini dilakukan pada 30 sampel guna melihat validitas dan reliabilitas dan menemukan ke dua alat ukur ini memiliki reliabilitas masing-masing keberfungsian keluarga adalah 0.928 dan penyesuaian diri sosial 0.810. Sementara pada validitas item keberfungsian keluarga terdapat 2 item yang memiliki nilai dibawah 0.2
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
yaitu item 9 dan 24. Sementara pada item penyesuain diri sosial terdapat 3 item yang dibawah 0.2 yaitu item 6,10, dan 11. Dalam pembuatan norma, peneliti mengategorikan keberfungsian keluarga ke dalam tiga kategori yaitu tinggi, rata-rata, dan rendah. Sementara pada penyesuaian diri sosial mengategorikannya menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah. Pembuatan norma menggunakan standar skor (z-skor). Hasil Penelitian Gambaran Umum Partisipan Pada gambaran umum partisipan penelitian ini, peneliti hanya menampilkan masingmasing dua kategori tertinggi dari masing-masing karakteristik, kecuali jenis kelamin. Tabel Karakteristik Umum Partisipan Karakteristik
Frekuensi
Presentase
Jenis Kelamin 88 Orang
27.9 %
227 orang
72.1 %
18 Tahun
226 Orang
71.7 %
17 Tahun
47 Orang
14.9 %
27 Orang
8.6 %
26 Orang
8.3 %
Laki-Laki Perempuan Usia
Fakultas Fasilkom Teknik, Psikologi, Vokasi
Gambaran Umum Keberfungsian Keluarga Tabel Gambaran Umum Keberfungsian Keluarga
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Total Partisipan
Mean
Min
Max
SD
315
171.54
91
230
24.492
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa mean skor keberfungsian keluarga dari total partisipan (315) adalah sebesar 171.54. Skor terendah yang diperoleh partisipan adalah sebesar 91 dan skor tertinggi adalah 230 dengan standar deviasi sebesar 24.492 yang berarti bahwa jarak rata-rata antara skor partisipan dengan mean (skor rata-rata) adalah 24.492. Pada penelitian ini, peneliti juga melihat bagaimana penyebaran skor pada masing-masing dimensi keberfungsian keluarga.Adapun ketiga dimensi tersebut adalah kohesivitas, fleksibilitas, dan komunikasi. Tabel Gambaran Umum Dimensi Keberfungsian Keluarga Total Partisipan
Rata-Rata
Nilai
Nilai
Skor Total
Minimal
Maksimal
Kohesivitas
315
67.78
36
95
Fleksibilitas
315
59.43
32
80
Komunikasi
315
44.43
21
60
Berdasarkan ketiga dimensi keberfungsian keluarga di atas maka dapat dilihat bahwa dimensi kohesivitas memiliki rata-rata skor total paling tinggi yaitu sebesar 67.78 dan selanjutnya adalah dimensi fleksibilitas dengan rata-rata skor total sebesar 59.43, serta dimensi terakhir adalah komunikasi yaitu sebesar 44.43. Tabel Penyebaran Skor Keberfungsian Keluarga Kelompok Skor
z-Score
Jumlah Partisipan
Tinggi
≥1
50
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Rata-Rata
≥ -1 ≤ 1
214
Rendah
≤ -1
51
Berdasarkan kategorisasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata partisipan berada pada kelompok skor rata-rata yaitu sebanyak 214 orang dari total partisipan sebanyak 315 orang (67.9%). Tabel Gambaran Umum Penyesuaian diri sosial
Total Partisipan
Mean
Min
Max
SD 315
30.79
16
43
5.230
Hasil yang ditunjukkan pada tabel di atas memperlihatkan bahwa mean skor penyesuaian diri sosial partisipan adalah sebesar 30.79. Skor terendah yang diperoleh partisipan adalah 16 dan skor tertinggi adalah 43 dengan standar deviasi sebesar 5.230. Artinya jarak rata-rata antara skor partisipan dengan mean (skor rata-rata) adalah 5.230. Tabel Penyebaran Skor Penyesuaian diri sosial Kelompok Skor
z-Score
Jumlah Partisipan
Presentase (%)
Tinggi
≥ 0
167
53 %
Rendah
≤ 0
148
47 %
Tabel di atas dapat diketahui bahwa penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru berada pada kelompok skor tinggi yaitu sebanyak 167 orang (53%).
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Hubungan
Keberfungsian
Keluarga
(family
functioning)
dan
Penyesuaian Diri Sosial (social adjustment) Tabel Hubungan Keberfungsian Keluarga dengan Penyesuaian diri sosial Variabel
R
Sig (p)
Keberfungsian Keluarga dan 0.375
.05
Penyesuaian Diri Sosial Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai korelasi (r) antara keberfungsian keluarga (family functioning) dengan penyesuaian diri sosial (social adjustment) adalah sebesar 0.375 dan nilai p=0.05. Berdasarkan perolehan nilai korelasi (r) sebesar 0.05 maka dapat dikatakan bahwa hasil tersebut tidak signifikan pada level of significance 0.01.Artinya bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Dengan demikian maka disimpulkan bahwa hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis null diterima. Berdasarkan nilai korelasi (r) yang didapatkan, diperoleh nilai r2 sebesar 0.140.Nilai r2 tersebut menunjukkan bahwa hanya terdapat 14 % varians yang ada pada penyesuaian
diri
sosial
yang
dapat
dijelaskan
dengan
varians
keberfungsian keluarga. Hasil Penelitian Tambahan Pada
penelitian
ini,
peneliti
menduga
bahwa
bisa
jadi
keberfungsian keluarga yang rendah berhubungan dengan penyesuaian diri sosial.Untuk menjawab hal tersebut, peneliti mengkorelasikan khusus skor yang rendah pada keberfungsian keluarga dengan skor penyesuaian diri sosial. Tabel Hubungan antara skor Keberfungsian Keluarga rendah dan Penyesuaian Diri Sosial
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Variabel
r
Sig (p)
Skor rendah Keberfungsian 0.777
.00
Keluarga dan Penyesuaian Diri Sosial *correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed) Dari perhitungan statistik di atas dapat diketahui nilai korelasi (r) antara skor rendah pada variabel keberfungsian keluarga (family functioning) dan penyesuaian diri sosial (social adjustment) adalah sebesar 0.777 dan nilai p=0.00. Berdasarkan perolehan nilai korelasi (r) sebesar 0.00 maka dapat dikatakan bahwa hasil korelasi tersebut signifikan pada level of significance 0.01.Artinya bahwa terdapat hubungan antara skor rendah pada keberfungsian
keluarga
dan
penyesuaian
diri
sosial
pada
mahasiswa baru di Universitas Indonesia.Berdasarkan nilai r2 sebesar 0.60. Nilai r2 tersebut menunjukkan bahwa terdapat 60% rendahnya kemampuan penyesuaian diri sosial dapat dijelaskan oleh varians keberfungsian keluarga. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Diskusi Tidak ditemukannya hubungan antara ke dua variabel tersebut berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Setidaknya peneliti menemukan beberapa alasan mendasar atas temuan ini. Alasan pertama, tidak adanya hubungan antara ke dua variabel tersebut karena dipengaruhi oleh kepribadian dari masing-masing partisipan. Penelitian yang dilakukan oleh Maughan dan Champion (1990, dalam Holahan, Valentiner & Moos, 1994) melaporkan bahwa faktor kepribadian khususnya perbedaan individu dalam gaya bersosialisasi. Perbedaan individu dalam bersosialisasi ini merupakan sifat yang secara tidak
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
langsung merupakan hasil dari pengalaman sebelumnya.Pengalaman ini diperoleh individu dari keluarga.Itu sebabnya Maughan dan Champion (1990, dalam Holahan, Valentiner & Moos, 1994) menyatakan bahwa dukungan keluarga berhubungan secara tidak langsung dengan kemampuan adaptif pada anak. Selain itu faktor kepribadian ini sangat berhubungan dengan tugas perkembangan dari remaja yaitu membentuk hubungan sosial dengan orang lain (Kelly & Hansen, 1987 dalam Holahan, Valentiner & Moos, 1994). Karakter kepribadian ini dikenal dengan sociable disposition. Karakter ini dicirikan dengan adanya kemampuan yang tinggi dalam bersosialisasi dalam rangka membentuk hubungan yang baru dengan orang lain serta ditandai dengan rasa malu yang rendah (Buss & Plomin, 1984; Cheek & Buss,1981 dalam Holahan, Valentiner & Moos, 1994).Jika dilihat dari hasil temuan peneliti sebagian besar partisipan dalam penelitian ini memiliki kemampuan penyesuaian diri yang sudah cukup baik yaitu sebesar 53 % atau sebanyak 167 orang.Oleh karena itu peneliti menduga bahwa kemampuan adaptasi secara sosial yang sudah cukup baik ini berhubugan dengan karakter pribadi dari masing-masing individu. Alasan berikutnya berdasarkan tinjauan literatur bahwa hubungan antara keberfungsian keluarga dengan penyesuaian diri pada mahasiswa termasuk di dalamnya penyesuaian diri sosial dimediasi oleh kemampuan coping pada mahasiswa tersebut.Penelitian yang dilakukan oleh Gefen (2010) berusaha untuk melihat bagaimana hubungan antara keberfungsian keluarga dengan penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru termasuk di dalamnya penyesuaian diri sosial (social adjustment). Bukti empiris menunjukkan bahwa dukungan keluarga termasuk di dalamnya kohesivitas keluarga sangat terkait dengan gayacoping yang digunakan oleh remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Hanson (1989, dalam Gafen, 2010) menyatakan bahwa rendahnya kohesivitas keluarga merupakan variabel prediktor yang kuat dengan gaya coping“avoidance” pada remaja. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Stern dan Zevon (1990, dalam Gafen, 2010) tentang gaya coping pada remaja di Amerika menemukan bahwa remaja yang menggunakan gaya coping emotion-focused berasal dari keluarga yang memiliki kohesivitas yang rendah dan berasal dari keluarga yang memiliki konflik. Sementara remaja yang menggunakan strategi coping problem-focused
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
berasal dari keluarga yang memiliki kohesivitas yang tinggi dan rendahnya konflik dalam keluarga. Alasan berikutnya, penyesuaian diri sosial merupakan salah satu dari empat dimensi adjustment yang harus diselesaikan oleh seorang mahasiswa.Keberhasilan di perguruan tinggi tidak hanya dilihat dari dimensi sosial tetapi dari ketiga dimensi lainnya.Dimensi tersebut adalah dimensi akademik, personal-emosional, dan institutional attachment (Baker & Siryk, 1984).Mahasiswa baru dituntut untuk menyesuaikan diri diberbagai aspek kehidupan secara bersamaan (Gall, Evans, & Bellerose, 2000).Sehingga konsep adjustment kemungkinan tidak dapat diukur secara terpisah berdasarkan masing-masing dimensi. Mahasiswa yang memperoleh skor yang tinggi pada keempat dimensi ini menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik (Baker & Siryk, 1989 dalam Abe, Talbot, & Geehoed, 1998). Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa semakin baik seseorang menyesuaikan diri di perguruan tinggi maka besar kecenderungannya
untuk
berhasil
menyelesaikan
pendidikannya
hingga
memperoleh gelar (Wetzel, 2007) Tidak berkorelasinya keberfungsian keluarga dengan penyesuaian diri sosial juga dapat dijelaskan oleh penelitian yang dilakukan oleh Adam (2000, dalam Kyalo, 2011) yang menyatakan bahwa lingkungan tempat individu belajar memiliki dampak
langsung
pada
penyesuaian
diri
secara
keseluruhan
pada
mahasiswa.Lingkungan dapat berupa lingkunga kampus maupun lingkungan keluarga.Mahasiswa yang tinggal di lingkungan yang kondusif untuk belajar dan memberikan ruang belajar yang cukup serta memberikan kesempatan untuk berinteraksi cenderung memiliki kemampuan untuk beradapatasi dengan lebih mudah dibandingkan dengan lingkungan yang lain (Dinger, 1999 dalam Kyalo, 2011).Sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, UI telah berkomitmen untuk menjadikan lingkungan UI sebagai lingkungan yang kondusif untuk belajar (ui.ac.id).Sementara jika dilihat dari lingkungan keluarga hasil utama penelitian menemukan bahwa sebagian besar partisipan pada penelitian ini memiliki keberfungsian keluarga yang baik sehingga diasumsikan bahwa keluarga mereka juga menyediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Oleh karena itu
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
lingkungan yang mendukung proses belajar ini memudahkan individu dalam proses penyesuaian diri. Alasan berikutnya, penyesuaian diri pada dasarnya dapat dilihat sebagai proses dan sebagai hasil (Grasha & Kirschenbaum, 1980 dalam Julianti, 1997). Ada tokoh yang melihat penyesuaian diri sebagai proses dan ada pula yang melihat penyesuaian diri sebagai hasil. Penelitian ini merupakan penelitian yang melihat penyesuaian diri sebagai suatu proses karena saat pengambilan data, pengalaman partisipan di perguruan tinggi masih berkisar antara 3-4 bulan. Penyesuain diri sebaiknya dilihat sebagai suatu hasil dimana penyesuaian diri dapat digolongkan ke dalam penyesuaian diri jangka panjang. Seiring dengan berjalannya waktu yaitu ≥2-3 tahun sehingga individu telah mengatasi cukup banyak masalah seharihari yang memaksanya menyesuaiakan diri dengan lingkungan baru dan terkadang dengan cara bertingkah laku di luar budaya yang selama ini dikenalnya (Brislin, 1981 dalam Julianti, 1997). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak signifikansinya penelitian juga karena partisipan penelitian yang masih dalam proses penyesuain diri. Rendahnya
keberfungsian
keluarga
berhubungan
dengan
rendahnya pula kemampuan individu dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru terutama pada kemampuan sosial (Chemers, Hu, & Garcia, 2001; Napoli & Wortman, 1998: Lee, 1999).Salah satu dimensi dalam keberfungsian keluarga adalah komunikasi (Olson, 2011).Jika di dalam keluarga terbiasa menggunakan komunikasi yang jelas dan disampaikan secara langsung, maka anak akan cenderung memiliki keterampilan yang baik dalam berkomunikasi pula. Komunikasi yang baik dapat menjadi model bagi individu untuk berkomunikasi dengan teman dan linkungan sosialnya. Penelitian yang dilakukan oleh Cendra (2012) tentang keberfungsian keluarga pada remaja Indonesia menemukan bahwa keberfungsian keluarga yang rendah berhubungan dengan kesepian karena rendahnya kemampuan komunikasi. Penelitian lainnya menemukan bahwa hubungan antara orang tua dan anak yang didasari oleh rasa saling percaya, komunikatif dan adanya ikatan emosional berhubungan dengan peningkatan keterampilan dan keberhasilan anak dalam berinteraksi dengan orang lain di luar
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
rumah dan berhubungan pula dengan kepuasan hidup pada umumnya (Greenberg, ddk, Kenny, Kobak 7 Sceery, Ryan & Linch dalam Sprinthall & Collins, 1995). Rendahnya keberfungsian keluarga dapat menyebabkan berbagai tingkah laku maladaptive. Penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Lambert (1999) pada remaja Afrika-Amerika menemukan bahwa rendahnya keberfungsian keluarga ditandai oleh tingginya simtom depresi dan ketidakmampuan dalam menyesuaian diri. Rendahnya keberfungsian keluarga juga diasosiasikan dengan strategi coping yang disfungsional. Penelitian yang dilakukan oleh Shulman, dkk (1987) tentang perbedaan jenis coping dan keberfungsian keluarga menemukan bahwa jenis coping yang disfungsional berhubungan dengan rendahnya kohesivitas keluarga. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Stern dan Zevon (1990) menemukan bahwa strategi coping yang berfokus pada emosi sering digunakan oleh remaja yang berasal dari keluarga yang memiliki kohesivitas keluarga yang rendah serta konflik keluarga yang tinggi. Sementara strategi coping yang berfokus pada masalah digunakan oleh remaja yang berasal dari keluarga yang memiliki kohesivitas yang tinggi dan konflik keluarga yang rendah. Terlepas dari pembahasan di atas, dalam penelitian ini juga terdapat keterbatasan.Sampel yang diambil dalam penelitian adalah mahasiswa baru Universitas Indonesia.Populasi pada penelitian kali ini merupakan mahasiswa baru yang terdapat pada Universitas Indonesia sehingga hasil yang diperoleh belum tentu dapat digeneralisasikan dengan mahasiswa baru yang ada di universitas lainnya. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik mahasiswa UI yang berbeda dengan universitas lain. Karakteristik mahasiswa UI dapat terbentuk karena tuntutan-tuntutan yang diberikan kepada mahasiswa dalam hal akademis untuk terus berprestasi sebagai mahasiswa dari universitas unggul.UI merupakan universitas terbesar di Indonesia dan satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam 300 besar universitas terbaik dunia berdasarkan QS World University Ranking 2013/2014 (www.ui.ac.id).Sebagai universitas terbaik, UI memiliki tuntutan akademis yang tinggisehingga sangat memungkinkan terbentuknya karakter yang berbeda dengan mahasiswa di universitas lainnya.
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Saran Saran Metodologis 1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak memisahkan dimensi dari college adjustment. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya dilakukan pengukuran secara keseluruhan dari college adjustment itu sendiri, meliputi bidang akademik, sosial, personal-emosional, dan institutional attachment. 2. Pada dasarnya penyesuaian diri dapat dilihat sebagai proses dan sebagi hasil. Berdasarkan hasil diskusi di atas bahwa penyesuaian diri sebaiknya dilihat sebagai hasil dimana kesuksesan dalam penyesuaian diri baru dapat terlihat pada 2 tahun perkuliahan. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan penelitian yang bersifat longitudinal guna membandingkan bagimana hasil dari penyesuaian diri yang dilihat sebagai proses dan penyeusaian diri yang dilihat sebagai hasil. 3. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan tinjauan literatur secara lebih komprehensif dalam memahami variabel yang dapat memediasi hubungan antara variabel keberfungsian keluarga dengan penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru. Misalnya variabel coping. 4. Pada penelitian selanjutnya dianjurkan untuk juga mengukur variabel kepribadian (personality) dari masing-masing partisipan. 5. Pada penelitian lanjutan juga disarankan untuk menggunakan teknik sampling yang lain serta penelitian yang tidak hanya menggunakan sampel mahasiswa UI tetapi juga maahasiswa-mahasiswa dari universitas lainnya agar penelitian selanjutnya lebih dapat digeneralisasi. Saran Praktis 1. Meskipun tidak terdapat hubungan yang signifikan pada penelitian ini, namun dapat dilihat bahwa dari total 315 orang partisipan, sejumlah 47 % partisipan berada pada kelompok yang rendah dalam penyesuaian diri sosial. Oleh karena itu universitas seharusnya tidak hanya menyediakan lingkungan akademik yang memadai tetapi juga lingkungan sosial yang
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
dapat membantu mahasiswa agar bisa beradaptasi di lingkungan barunya. Meskipun pada dua tahun terakhir Universitas Indonesia mulai memiliki program Sahabat Mahasiswa Baru, namun sebaiknya dapat melibatkan berbagai unsur di dalamnya tidak hanya terbatas pada senior tetapi juga dapat melibatkan staf universitas lainnya seperti Pembimbing Akademik. 2. Pihak universitas sebaiknya lebih menggalakkan berbagai program pelatihan soft skill yang dikhususkan untuk mahasiswa baru yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi di perguruan tinggi, misalnya pelatihan membina hubungan interpersonal dan empati. Daftar Pustaka Abdullah, M.C., Elias, H., Mahyuddin, R, & Uli, J. (2009).Adjustment among first year students in a Malaysian university.European Journal of Social Science, Vol. 8 (3). Abdullah, U. (2011). Perbedaan college adjustment dan self esteem mahasiswa universitas Indonesia tahun pertama yang tinggal di rumah, asrama dan kos. Skripsi.Sarjana : Universitas Indonesia. Depok Aiken, L. R., & groth-Marnat, G. (2006). Psychological testing and assessment (12nd ed.). Boston: Pearson Education. Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing (7thed.). New Jersey: Prentice-Hall. Aprianti, I. (2012). Hubungan antara perceived social support dan psychological well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di universitas indonesia. Skripsi.Sarjana : Universitas Indonesia. Depok Baker, R. W., McNeil, O. V., & Siryk, B. (1985).Expectation and reality in freshman adjustment to college.Journal of Counseling Psychology, 32(1), 94-103. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0022-0167.32.1.94 Baker, R. W., & Siryk, B. (1984).Measuring adjustment to college.Journal of Counseling Psychology, 33(1), 31-38. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0022-0167.33.1.31 Baker, R. W., & Siryk, B. (1986).Exploratory intervention with a scale measuring adjustment to college.Journal of Counseling Psychology, 33(1), 31-38. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0022-0167.33.1.31
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Bowman, N. A. (2010).The development of psychological well-being among firstyear college students. Journal of College Student Development, 51(2), 180-200. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/195182203?accountid=17242 Bray, J. H., & Harvey, D. M. (1992). Intimacy and individuation in young adults: Development of the young adult version of the personal authority in the family system questionnaire. Journal of Family Psychology, 6(2), 152163. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0893-3200.6.2.152 Browne, M. W., & Cudeck, R. (1993). Alternative ways of assessing model fit. In: Bollen, K. A. & Long, J. S. (Eds.) Testing structural equation models. Pp. 136-162. Beverly Hills, CA: Sage Cendra, A. (2012). Hubungan antara Keberfungsian keluarga dan Kesepian pada Remaja Indonesia.Skripsi. Universitas Indonesia: Depok Chickering,W., & Reisser, L. (1993). Education and identity (2nd ed.). San Francisco: Jossey-Bass. Chemers, M. M., Hu, L., & Garcia, B. F. (2001).Academic self-efficacy and first year college student performance and adjustment. Journal of Educational Psychology, 93(1), 55-64. doi:http://dx.doi.org/10.1037/00220663.93.1.55 Cohorn, C. A., & Guiliano, T.A. (1999).Predictors of Adjustment and Institutional Attachment in 1st Year College Students.Journal of Undergraduate Research.Vol 4 (2) 47-56. Consolvo, C. (2002). Building student success through enhanced, coordinated student services.Journal of College Student Development, 43(2), 284.Retrieved from http://search.proquest.com/docview/195177688?accountid=17242 DeFrain, J., Asay, S. M., & Olson, D.H. (2009).Family functioning.In Encyclopedia of Human Relationships (3rd.ed.). USA: SAGE Publication. Epstein, N. B., Ryan, C. E., Bishop, D. S., Miller, I. W., & Keitner, G. I. (2003) The McMaster model: A view of healthy family functioning. Dalam Froma Walsh (Ed.), Normal Family Processes (3rd Edition): growing diversity and complexity (pp. 581-607). New York: The Guilford Press. Enochs, W. K., & Roland, C. B. (2006). SOCIAL ADJUSTMENT OF COLLEGE FRESHMEN: THE IMPORTANCE OF GENDER AND LIVING ENVIRONMENT. College Student Journal, 40(1), 63-73. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/236529785?accountid=17242 French, D. C., Rianasari, M., Pidada, S., Nelwan, P., & Buhrmester, D. (2001).Social support of Indonesia and U.S children and adolescents by
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
family members and friends.Proquest psychology Journals, 47(3), 377394. Gall, T.L., Evans, D.R., & Bellerose, S. (2000). Transition to first-year university: Patterns of change in adjustment across life domains and time. Journal of Social and Clinical Psychology, Vol 19 (4), 544-567. Gefen, D. R. (2010).Adjustment to college: The relationship among family functioning, stress, and coping in non-residential freshmen students. (Order No. 3426745, City University of New York). ProQuest Dissertations and Theses, , 141. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/763431048?accountid=17242. (763431048). Gerdes, H., & Mallinckrodt, B. (1994). Emotional, social, and academic adjustment of college students: A longitudinal study of retention. Journal of Counseling and Development : JCD, 72(3), 281. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/219008434?accountid=17242 Gravetter, F. J., & Forzano, L.-A. B. (2009). Research Methods for TheBehavioral Science 3rd Ed. Belmont: Wadsworth Cengage Learning. Griffin, D. W., & Bartholomew, K. (1994). Models of the self and other: Fundamental dimensions underlying measures of adult attachment. Journal of Personality and Social Psychology, 67(3), 430445. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.67.3.430 Holahan, C. J., Valentiner, D. P., & Moos, R. H. (1994). Parental support and psychological adjustment during the transition to young adulthood in a college sample. Journal of Family Psychology, 8(2), 215-223. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0893-3200.8.2.215 Holmbeck, G. N., & Wandrei, M. L. (1993).Individual and relational predictors of adjustment in first-year college students.Journal of Counseling Psychology, 40(1), 73-78. doi:http://dx.doi.org/10.1037/00220167.40.1.73 Julianti, RR. I.K. (1997).Penyesuaian diri dan prestasi belajar mahasiswa program penelusuran kesempatan belajar.Skripsi. Universitas Indonesia: Depok. Kaplan, R. M., & Sacuzzo, D. P. (2005).Psychological testing: principles, applications, and issues 6th ed. California: Thomson Wadsworth. Kouneski, E. F. (2000). The Family Circumplex Model, FACES II, and FACES III: Overview of Research and Aplications, Minnesota: Life Innovation, inc. Kumar, R. (2005). Research methodology: a step-by-step guide for beginners (2nd Ed.) : Sage Publication. Kyalo, P. M., & Chumba, R. J. (2011). Selected factors influencing social and academic adjustment of undergraduate students of egerton university;
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
njoro campus. International Journal of Business and Social Science, 2(18) Retrieved from http://search.proquest.com/docview/904529677?accountid=17242 Lapsley, D. K., Rice, K. G., & Shadid, G. E. (1989). Psychological separation and adjustment to college.Journal of Counseling Psychology, 36(3), 286294. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0022-0167.36.3.286 Lee, J., Koeske, G. F., Sales, E. (2004) Social Support Buffering of Acculturative stress: A Study of mental health symptoms among Korean international students. International Journal of Intercultural Relations, 28, 399-414. Mattanah, J. F., Lopez, F. G., & Govern, J. M. (2011). The contributions of parental attachment bonds to college student development and adjustment: A meta-analytic review.Journal of Counseling Psychology, 58(4), 565-596. doi:http://dx.doi.org/10.1037/a0024635 Napoli, A. R. (1996). Psychosocial factors related to retention and early departure of two-year community college students. (Order No. 9635271, State University of New York at Stony Brook). ProQuest Dissertations and Theses, , 151-151 p. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/304291372?accountid=17242. (304291372). Nasution, Karin T. (1997). Stres dan perilaku coping pada mahasiswa perantau di Universitas Indonesia.Skripsi. Sarjana: Universitas Indonesia, Depok. News Okezone. Perguruan Tinggi Terfavorit di Indonesia. Diunduh dari http://news.okezone.com/read/2014/06/05/373/994252/10-perguruantinggi-negeri-terfavorit-di-indonesia Olson, D. H. (1999).Circumplex model of marital & family system. The Journal of Family Therapy, 48(4), 315-326. Olson, D. H. (2000).Circumplex of marital and Family System. Journal of Family Therapy, 22(2), 144-167. Olson, D. H. & DeFrain, J. (2006).Marriage and Families: Intimacy, diversity, and Strengths (5thed.). New York: McGraw-Hill. Olson, D. H., DeFrain, J. & Skogrand, L. (2011). Marriages Families: Intimacy, Diversity, and Strengths (7thed.). New York: McGraw-Hill. Olson, D.H. & Gorall, D.M. (2003). Circumplex of Marital and Family Systems.In F. Walsh (Ed).Normall Family Procesess (3rd Ed). New York: Guilford (pp. 514-547). Olson., D. H., Portner, J., & Bell, R. (1982). FACES-II: Family adaptability and cohesion evaluation scales. In D. Olsen, H. McCubbin, H. barnes, A. Larson, M. Muxen, & M. Wilson (Eds.), Family Inventories (pp. 5-24). St. Paul: University of Minnesota
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Olson, D. H., Sprenkle, D., F., & Russell, C. S. (1079). Circumplex model of marital and family systems I: Cohesion and adaptability dimensions, family types, and clinical applications. Family Process, 18, 3-27. Peckman, F. A. (1985). FAMILY ALLIANCES, FAMILY FUNCTIONING, AND COLLEGE STUDENT ADJUSTMENT.(Order No. 8617864, Virginia Consortium for Professional Psychology (Old Dominion University)). ProQuest Dissertations and Theses, , 176-176 p. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/303435008?accountid=17242. (303435008). Profil Universitas Indonesia. (2014). http://www.ui.ac.id/profile/page/visi-misi.
Diunduh
dari
Schultheiss, D.E.P., & Bluestein.D.L. (1994).Role of Adolescent-Parent Relationship in College Student Development and Adjustment.Journal of Counseling Psychology, 41 (2) 248-255. Schultz, B. R. (2008). A descriptive study of freshman adjustment to college at the university of alaska. (Order No. 3338012, University of La Verne). ProQuest Dissertations and Theses, , 257-n/a. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/304376635?accountid=17242. (304376635). Schwab, J. J., Gray-Ice, H. M., Prentice, F. R. (2002).Family functioning: The general Living System Research Model. New York: Kluwer Academic Publishers. Shulman, S., Seiffge-Krenke, I., & Samet, N. (1987). Adolescent coping style as a function of perceived damily climate. Journal Adolescent resiliency, 2, 367-381. Sprinthall, N.A., & Collins, W.A. (1993).Adolescent Developmental View(3rd ed). USA: Mc Graw Hill Inc.
Psychology:
A
Stren, M., & Zevon, M. A. (1990). Stress, coping, and family environtment: The adolescents’ response to naturally occurring stressors. Journal Adolescent Resiliency 5 (3), 290-305. Top
Universities. (2014). Diunduh http://www.topuniversities.com/university-rankings
dari
Waller, T. O. (2009). A mixed method approach for assessing the adjustment of incoming first-year engineering students in a summer bridge program.(Order No.DP19548, Virginia Polytechnic Institute and State University).ProQuest Dissertations and Theses, , 232. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1029874353?accountid=17242. (1029874353). Walsh, F. (2003) Changing families in the changing world: Reconstructing family normality. Dalam froma Walsh (Ed), Normal family processes (3rd
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
edition): growing diversity and complexity (pp.7). New York: The Guilford Press Wetzel, J.L. (2007). The Effect of first Generation Status on the Well Being Undergraduate Student: A Study in the Relationship between Well Being, Perceived Social Support, Self Esteem and Adaptation to College Among a Unique Group of Non-Traditional Student. Dissertation: Graduate School of University of Detroit Mercy.
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014
Hubungan antara keberfungsian ..., Dedi Mustapa, F.PSIKOLOGI UI, 2014