3. METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
April sampai Juli 2001 pada
Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok dan Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjung Luar di Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian dilakukan melalui studi kasus, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengamati aspek-aspek yang mencakup dalam lingkup penefitian. Analisis sistem peIabuhan perikanan di Lombok Timur dalam penelitian ini dikaji dari tiga komponen sistem pelabuhan perikanan yang terdiri atas: 1 . Aspekforeland (daerah produksi) terdiri dari daerah penangkapan, potensi sumber-
daya perikanan dan tingkat usaha pemanfaatannya. 2. Aspek hinterland (daerah distribusi) terdiri dari daerah distribusi, sarana dan
prasarana pendukung meliputi jalan penghubung dan transportasi.
3. Aspek pelabuhan terdiri dari fisik pelabuhan, sistem pendaratan hasil tangkapan, dan usaha-usaha pendukung di kompleks pelabuhan. 3.2. Pengumpulan Data dan Informasi Data yang dikumpulkan untuk dianalisis meliputi data primer melalui survei lapangan dan data sekunder dengan inspeksi ke instansi yang terkait.
3.2.1. Data Primer Data primer dikumpulkan melalui observasi, dan pengukuran secara langsung
di lapangan serta wawancara dengan berpedornan pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive yang dapat n~ewakilitujuan studi. PengarnbiIan sampel dilakukan di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar di Kabupaten Lornbok Timur dan wawancara dilakukan terhadap sampel sebagai key persun sebanyak 28 orang. Responden (keyperson) yang terpilih daiam penelitian ini terdiri atas: 6 orang staf pelabuhan, 12 orang nelayan dan
10 pedagang yang dianggap mempunyai kemampuan dan memahami pennasalahan di lapangan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: a. Aspek foreland atau daerah produksi informasi yang dibutuhkan antara lain: daerah penangkapan, lama pelayaran ke lokasi penangkapan dan jenis hasil tangkapan; b. Aspek
hinterland atau
daerah
distribusi dibutuhkan
informasi
mekanisme
pemasaran, daerah distribusi ikan, sarana dan prasarana pendukung; c. Aspek pelabuhan data dan informasi yanp dibutuhkan terdiri atas : pendaratan hasil
tangkapan @sh icrnding), intensitas pelslangan, jumlah dan lama aktiiitas kapal di pelabuhan, ukuran kapal dan ukuran beberapa fasititas pelabuhan. Pengumpulan data primer dilakukan untuk memberikan nuansaf wawasan lebih luas terhadap permasalahan yang sedang dikaji dan sekaligus dapat dipakai untuk mengecek silang data sekunder.
3.2.2. Data Sekunder Data sekunder yang mendukung untuk analisis sistem pelabuhan perikanan di Lombok Timur diarnbil dari laporan tahunan, hasil penelitian atau monografi
daerah yang diperoleh dari instansi-instansi terkait yaitu: Pelabullan Perikanan Pat-rtai Labuhan Lombok, Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjung Luar, Dinas Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Barat dan
DlSKAN Kabupaten Lonlbok timur, Bappeda.
Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Bappeda Kabupaten Lombok Timur. Data sekunder merupakan data pokok yang digunakan dalanl analisis sistem pelabuhan untuk melihat besaran aktifitas perikanan di pelabuhan. Data yang dikumpulkan kemudian diidentifikasi
dan dikelompokkan berdasarkan jenisnya,
kernudian disajikan dalam bentuk tabel, gambar, grafik. Data sekunder yang akan dikumpulkan meliputi:
-
Data produksi perikanan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar dari tahun 1996 - 2000;
-
Data kapal perikanan yang ada di Kabupaten Lombok Timur dari tahun 1996 - 2000;
-
Data alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Lombuk Tinlur dari tahim
1996 - 2000;
-
Data intensitas kunjungan kapal ke pelabuhan dari tahun 1996 - 2000;
-
Data statistik penduduk Kabupaten Lombok Timur tahun 2000;
-
Layout Pelabuhan;
-
RUTR Kabupaten Lombok Timur;
-
Laporan tahunan PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar. Pada Tabel 1 secara ringkas disajikan jenis data primer dan sekunder yang
dibutuhkan dalarn penelitian ini
. Tabel 1. Jenis data dan informasi yang dibutuhkan No
DataNariabel
1.
I
SumberlMetode
Aspek Foreland: - Jenis alat tangkap - Musim penangkapan - Daerah penangkapan - Lama hari penangkapan - Cara penanganan ikan di kapal - Potensi perikanan dan tingkat pemanfaatannya AsDek Pelabuhan: - lntensitas kunjungan kpl. ~~. - Ukuran kapal - Kapasitas fasilitas ptb. - Time series data produksi - Time series data penjualan perbekalan - Lama bongkar muat - Layout pelabuhan - Jumlah hasil tanoka~an yg didaratkan di plb. ' Aspek Hinterland: - Sarana dan prasarana pendukuna distribusi - ~ a e r a hdictribusi - Jenir transpotasi yang d i gunakan - Lama distribusi lndustri hulu lndustri hilir - konsumsi ikanl kapita Mekanisrne emasaran -
1
-
Responden
Wawancara + kuesioner Wawancara+ kuesioner Wawancara+ kuesioner Wawancara + kuesioner Wawancara+ kuesioner
Jenis
Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan
Primer Primer Primer Primer Primer
Diskan TK. I
Sekunder
Pelabuhan Pengukuranlpelabuhan Pelabuhan Pelabuhan
Sekunder Primerlsekunder Sekunder Sekunder
PelabuhanfKUD
Wawancara+ kuesioner Pelabuhan
Bappeda Tk. 18 11
Wawancara+ kuesioner Wawancara+ kuesioner
I
I i
/
Staf p'buhan
Pedagang Pedagang
Sekunder
Primer Sekunder
/ I
Sekunder
Primer Primer
Wawancara+ kuesioner Wawancara+ kuesioner Wawancarat kuesioner Diskan Tk. I
Sekunder
Wawancara+ kuesioner
3.3. Analisis Data
3.3.1. Aktifitas Foreland
Analisis ,forelund dilakukan untuk mengetahui daerah penangkapan ikan dan
tingkat pcmanfaatail potensi sumberdaya perikanan yang mendu-
kung keberadaan pelabuhan perikanan di Kabupaten Lombok Tirnur Foreland suatu pelabuhan perikanan adalah bagian dari wilayah perairan/ lautan yang rnenjadi fishing ground
kapal-kapal dari suatu pelabuhan untuk
menangkap ikan atau disebut juga daerah produksi. Dengan demikian foreland
24
merupakan suatu komponen yang terdiri dari parameter-parameter yang berkaitan dengan potensi sumberdaya perikanan lestari, daerah penangkapan dan kondisi lingkungan perairan (Ditjen. Perikanan, 1997a). Daerah penangkapan ikan dapat diketahui dengan melakukan analisis secara deskriptif dan kualitatif berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasit wawancara dan pengisian kuesioner terhadap nelayan dengan fishing base di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar. Hasil analisis daerah penangkapan ikan
fishing ground) disajikan dalam bentuk tabel dan peta. Tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya ikan diperoleh dengan membandingkan antara produksi hasil tangkapan ikan pada tahun terakhir dengan potensi lestari yang tersedia (Ditjen. Perikanan, 1999) dengan persamaan:
Keterangan: T p = Tingkat pemanfaatan Surnberdaya Perikanan Pa
=
Produksi ikan tahun terakhir (ton)
PI
=
Potensi ikan lestari (ton/ tahun)
Hasi1 analisis tingkat pemanfaatan potensi perikanan akan ~nemberikantiga alternatif pengembangan usaha penangkapan, yaitu: T p > 1, berarti sumberdaya perikanan telah mengalami over fishing,dengan demikian usaha penangkapan ikan harus dikurangi; Tp < I, berarti tingkat eksploitasi belum mencapai maksimal dan masih dapat dikembangkan usaha penangkapan; Tp dapat di kembangkan lagi
=
I , usaha penagkapan tidak
Anaiisis terhadap fbrelnnd pelabuhan akan rnenghasilkan gambaran besaniya potensi perikanan untuk rnendukung aspek hinler-land 3.3.2. Aktifitas Hinterland
Analisis hinterland bertujuan untuk mengetahui daerah distribusi ikan, rnekanisme pemasaran, sarana dan prasarana pendukung pendistribusian ikan. Hit~rerlandsuatu pelabuhan merupakan wilayah tenlpat pelabuhan menjuaI produksinya atau dapat dikatakan juga daerah distribusi. Komponen yang terkait dalam hinterland pelabuhan antara lain: daerah konsumenl. distribusi, sarana dan prasarana pendukung (jalan dan sarana transportasi), lembaga dan organisasi yang mendukung pendistribusian (industri pengolahan dan lain-lain) (Ditjen. Perikanan, 1997a).
Daerah
distribusi
ikan,
mekanisme
pemasaran,
sarana dan
prasarana
pendukung ditentukan dengan analisis deskriptif dan kualitatif berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner terhadap pedagang dan pengelola TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di PPP Labuhan Lor~lbokdan PPI Tanjung Luar. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan peta. 3.3.3. Aspek Pelabuhan
Analisis aspek pelabuhan dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif antara lain adalah untuk mengetahui sistem pendaratan ikan dan besar aktifitas pendaratan ikan di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar berdasarkan fungsi dan daya tampung fasilitas pelabuhan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan.
26 Berdasarkan
hasil
analisis ini selanjutnya dapat ditentukan kapasitas fasilitas
pelabuhan yang optimal. Fungsi pelabuhan perikanan menurut Ditjen. Perikanan (1 998) yaitu: (1 ) Pusat pengembangan masyarakat nelayan serta agribisnis perikanan;
(2) Tempat berlabuhnya kapal perikanan; (3) Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan;
(4) Fusat untuk memperlancar kegiatan dan perbaikan kapal perikanan;
( 5 ) Pusat pelaksanaan pembinaan dan pengendalian mutu hasil perikanan;
( 6 ) Tempat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan; (7) Pusat pengembangan industri dan pelayanan ekspor perikanan; (8) Pusat penyuluhan dan pengumpulan data. Penentuan kebutuhan kapasitas beberapa fasilitas PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar dihitung dengan menggunakan persamaan yang ditetapkan oleh Ditjen. Perikanan (198 1) yang mencakup perhitungan panjang dermaga, luas kolam pelabuhan dan kedalaman kolam pelabuhan. Khusus luas gedung pelelangan ikan digunakan persamaan menurut (Yano dan Noda
Eifandi, 1994). Rumus-rumus
perhitungan kapasitas fasilitas pelabuhan perikanan antara lain:
- Panjang dermaga
dimana:
L
=
panjang dermaga (meter)
1
=
s
=
jarak antar kapal (meter)
n
=
jumlah kapal yang mernakai dermaga (unit)
panjang kapal (meter)
a = berat kapal (ton)
h
lama kapal di dermaga c a m )
=
u = produksi perhari (ton) d
lama fishing trip Cjam)
=
- Luas kolam pelabuhan
dimana:
L
=
Luas kolam pelabuhan (m2)
Lt = Luas untuk memutar kapal (m2)
Lt
=x
n
= jumlah
1
= panjang
b
=
r2 kapal maksimum yang berlabuh (unit) kapal (meter)
lebar kapal (meter)
- Kedalaman kolam pelabuhan
dimana:
D
=
Kedalaman perairan (cm)
d
=
Draft kapal terbesar dengan muatan penuh (cm)
H
=
Tinggi gelombang maksimurn (50 cm)
S
=
Tinggi anggukan kapal yang melaju (10 salnpai 30 cm)
C
=
Jarak aman dari lunas kapal ke dasar perairan (25 - 100 cnr)
Rumus perhitungan luas areal gedung pelelangan ikan menurut Yano dan Noda (1 970) dalam Elfandi (1994)
- Luas Gedung Pelelangan
dimana: S
=
Luas gedung pelelangan (m2)
N = Jumlah produksi yang akan dilelang per hari (ton) P = Daya tampung produksi (m2/ton) R = Intensitas lelang ( 1 - 2 kali per hari) a
=
Perbandingan ruang lelang dan gedung lelang (0,27 pada luas tempat pelelangan ikan.
0,394); atau tergantung