17
3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) – Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli – Oktober 2010. Analisa proksimat, analisa kandungan lemak dan glikogen dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya FPIK IPB, sedangkan analisa Total Amonia Nitrogen (TAN) dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departeman Budidaya Perairan FPIK IPB. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Pakan Uji Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 8 jenis pakan dalam bentuk pelet kering dengan empat tingkat kadar protein (33, 37, 41, 45) dan dua tingkat rasio energi protein (9 dan 11 kkal GE/g) yang berbeda. Pembuatan pakan uji dan analisa proksimatnya dilakukan di Lab. Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan FPIK IPB. Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Uji/100 g pakan Perlakuan (% Protein ; Rasio Energi Protein C/P) Bahan Pakan A1B1 (33;9)
A1B2 (33;11)
A2B1 (37;9)
A2B2 (37;11)
A3B1 (41;9)
A3B2 (41;11)
A4B1 (45;9)
A4B2 (45;11)
Tepung ikan
20.87
15.99
35.57
33.46
32.55
24.17
30.41
36.13
Tepung kepala udang
22.96
14.85
21.34
20.77
14.53
7.77
5.91
6.19
PBM
5.06
2.28
0.59
2.31
4.17
18.56
24.76
29.3
DDGS
20.87
17.77
14.86
14.46
13.35
8.91
6.78
5.18
Bahan lain
24.21
40.55
21.58
17.3
29.22
26.78
24.24
7.73
Minyak Ikan
0.04
2.63
0.12
5.77
0.2
7.9
1.98
9.67
Vit dan Mineral
5.98
5.94
5.93
5.94
5.97
5.91
5.93
5.81
100
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah
18
Tabel 2. Komposisi Proksimat Pakan Uji Komposi proksimat
Perlakuan (% Protein ; Rasio Energi Protein C/P)
(% kering)
A1B1 (33;9)
A1B2 33;11)
A2B1 (37;9)
A2B2 (37;11)
A3B1 (41;9)
A3B2 (41;11)
A4B1 (45;9)
A4B2 (45;11)
Protein kasar
33.39
33.23
37.44
37.18
41.18
41.01
45.03
44.65
Lemak kasar
8.52
9.61
9.23
14.80
8.60
15.90
10.92
19.45
BETN
11.51
24.06
13.89
15.16
15.02
16.49
13.43
9.29
Energi (Kcal/g feed)
316.00
377.03
355.42
411.69
375.21
449.24
412.30
473.60
Energi/protein (C/P)
9.46
11.35
9.49
11.07
9.11
10.95
9.16
10.61
Keterangan: Total energi protein, lemak dan karbohidrat masing-masing adalah 5,6; 9,4 dan 4,1 kkal; BETN : Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
3.2.2. Ikan Uji Ikan uji yang digunakan adalah juvenil ikan kuwe ukuran berat rata-rata 1.61±0.06 gram dan panjang rata-rata 4 cm yang berasal dari Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol. Sebelum pelaksanaan penelitian, ikan uji terlebih dahulu diadaptasikan dengan kondisi percobaan, baik pakan uji maupun kondisi lingkungan percobaan selama 2 minggu. 3.2.3. Wadah dan Media Percobaan Wadah yang digunakan untuk percobaan adalah akuarium dengan ukuran 60x50x40 cm yang telah disterilisasi dengan menggunakan kaporit dan dilengkapi peralatan aerasi dan sistim resirkulasi. Akuarium sebagai wadah percobaan tersebut kemudian diisi dengan air laut bersalinitas 28-30 ppt. Sebelum digunakan air laut disaring terlebih dahulu kemudian ditampung dalam bak penampungan dan disterilkan dengan kaporit pada dosis 15 – 20 ppm, selanjutnya disalurkan ke wadah-wadah percobaan. 3.3. Rancangan Percobaan dan Perlakuan Penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian pakan dengan kandungan protein dan rasio energi protein C/P (kkal GE/g) yang berbeda terhadap pertumbuhan juvenil ikan kuwe menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 4x2 (8 perlakuan) dengan 3 ulangan (tabel 3).
19
Tabel 3. Desain Eksperimen Análisis Faktorial untuk Penelitian Kebutuhan Protein dan Rasio Energi Protein Dalam Pakan Juvenil Ikan Kuwe Rasio Energi Protein C/P kkal GE/g
Tingkat Protein A1 (33%)
A2 (37%)
A3 (41%)
A4 (45%)
B1 (9 kkal GE/g)
A1B1
A2B1
A3B1
A4B1
B2 (11 kkal GE/g)
A1B2
A2B2
A3B2
A4B2
•
Perlakuan A1B1 (protein 33 %; C/P 9)
•
Perlakuan A1B2 (protein 33%; C/P 11)
•
Perlakuan A2B1 (protein 37%; C/P 9)
•
Perlakuan A2B2 (protein 37%; C/P 11)
•
Perlakuan A3B1 (protein 41%; C/P 9)
•
Perlakuan A3B2 (protein 41%; C/P 11)
•
Perlakuan A4B1 (protein 45%; C/P 9)
•
Perlakuan A4B2 (protein 45.5%; C/P 11)
3.4. Pemeliharaan ikan 3.4.1. Uji Pertumbuhan Uji ini dilakukan dengan menggunakan 24 buah akuarium yang telah diisi air laut setinggi 25 cm. Penempatan akuarium dilakukan secara acak. Setelah proses adaptasi, ikan uji dipuasakan selama 24 jam untuk menghilangkan sisa pakan dalam saluran pencernaan ikan. Ikan uji dengan berat awal rata-rata 1.61±0.06 gram ditebar dalam wadah percobaan dengan kepadatan 10 ekor per wadah. Ikan diberi pakan percobaan 3 kali sehari (pukul 07.00, 12.00 dan pukul 17.00) pada level satiasi selama 40 hari. Pengamatan jumlah konsumsi pakan dilakukan setiap hari yaitu dengan menimbang sisa pakan basah yang sudah dikeringkan ditambah sisa pakan kering. Untuk menjaga kualitas air, kotoran ikan pada setiap bak percobaan disipon pada pagi dan sore hari sebelum pemberian pakan dilakukan. Pengukuran beberapa parameter kualitas air dilakukan tiga kali, yaitu pada awal, pertengahan dan akhir penelitian, sedangkan suhu air pengukuran dilakukan setiap hari. Data kualitas air selama penelitian adalah suhu air berkisar antara 28-30 OC, salinitas
20
27-30 ppm dan DO 7,2-7,8 mg/l. Kisaran hasil pengukuran kualitas air yang diperoleh masih dalam batas toleransi yang dapat mendukung pertumbuhan ikan kuwe. Setelah masa pemeliharaan selama 40 hari ikan uji dipuasakan selama 24 jam kemudian ditimbang bobotnya/ekor untuk setiap unit percobaan. Beberapa ekor ikan pada tiap unit percobaan akan diambil untuk dijadikan subjek analisa proksimat, pengukuran kadar glikogen/lemak hati dan otot serta hepatosomatik indeks (HSI). 3.4.2. Eskresi Amonia Percobaan ini menggunakan wadah berupa stoples kaca volume 2.5 liter sebanyak 16 buah. Ikan uji dipuasakan selama 24 jam, kemudian ditimbang bobotnya. Sebelum pengukuran dilakukan ikan uji sebanyak 5 ekor/wadah diberi pakan uji sampai kenyang kemudian dipindahkan ke wadah yang telah di isi air laut yang sudah diaerasi selama 24 jam. Untuk mengukur kadar amonia, karbondioksida dan oksigen, sampel air diambil setiap jam dan dilakukan selama 5 jam (5 kali pengukuran). Selama percobaan dan pengukuran berlangsung aerasi dimatikan dan ikan tidak diberi makan. Kadar TAN diukur dengan metode Phenate (APHA at al. 1975) dan nilai absorbansinya dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm. Kadar total amonia dihitung dengan rumus : TAN = (AbsSp/AbsSt) x TANSt; dengan TAN adalah kadar amonia sampel (mgN/L), AbsSp adalah absorbans sampel, AbsSt adalah absorbans standar, dan TANSt adalah kadar total amonia standar (mgN/l). 3.5. Pengamatan dan Pengukuran Peubah 3.5.1. Analisa Proksimat Analisis proksimat ikan dan pakan digunakan untuk mengetahui komposisi nutirien pada ikan dan pakan tersebut. Ikan dan pakan uji pada masing-masing perlakuan diambil sebagai sampel, dikeringkan dan digiling halus sebelum dianalisis proksimat. Analisis proksimat lengkap tubuh ikan dilakukan pada awal dan akhir percobaan. Analisis tersebut meliputi kadar protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kadar abu, kadar air dan BETN. Analisis proksimat untuk protein kasar dilakukan dengan metode Kjeldhal, lemak kasar dengan metode ekstraksi denga n alat Soxhlet, abu melalui pemanasan sampel dalam tanur pada suhu 400-
21
600OC, serat kasar menggunakan metode pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat serta pemanasan dan kadar air dengan metode pemanasan dalam oven pada suhu 105-110
O
C (Takeuchi 1988), kandungan Cr 2 O 3 akan dikur dengan
menggunakan spektrofotometer yang memiliki panjang gelombang 350 nm. 3.5.2 Analisa Kandungan Glikogen dan Lemak Sampel hati dan daging diambil untuk mengukur kadar lemak dan glikogen. Ikan sebanyak 3 ekor dari setiap perlakuan diambil secara acak untuk dianalisa. Setiap ikan dari masing-masing perlakuan diambil hatinya secara komposit, sedangkan sampel daging diambil pada bagian dorsal. Sampel didestruksi dengan KOH 30% dan selanjutnya dihidrolisis dengan Na²SO4 pekat serta etanol 95%. Kadar glikogen dihitung berdasarkan kuantitas glukosa yang dihasilkan pada proses hidrolisis tersebut, dan dihitung menurut konversi : 1 g glikogen = 1. 11 g glukosa. Sampel hasil hidrolisis di ambil sebanya k 50 μm dan dilarutkan dalam campuran Otoluidin- asam asetat glasial (3.5 ml) dan dipanaskan dalam water bath pada suhu 100ºC selama 10 menit. Nilai absorbans sampel dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 635 nm. Kadar glukosa sampel dihitung dengan rumus : G = (AbsSp/AbsSt) x GSt; dengan G adalah Glukosa sampel (mg/100ml), AbsSp adalah absorbans sampel, AbsSt adalah absorbans standar, dan GSt adalah kadar glukosa standar (mg/100ml) (Wedemeyer dan Yasutake 1977). 3.5.3. Peubah yang Diukur • Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup (TKH) dihitung berdasarkan persamaan (Zonneveld et al. 1991): TKH (%)
=
∑ total ikan akhir (ekor) ∑ total ikan awal (ekor)
x 100%
• Pertumbuhan Relatif Pertumbuhan relatif (PR) dihitung dengan menggunakan rumus: PR (%)
=
Wt – W0 W0
x 100%/hari
22
Notasi
•
: W t = Biomassa ikan akhir pemeliharaan(gram) W 0 = Biomassa ikan awal pemeliharaan (gram) PR = Pertumbuhan relatif (%)
Efisiensi Pakan Efisiensi pakan (EP) dihitung dengan menggunakan rumus: EP (%)
=
Notasi : W t = W0 = Wd = F
=
[(W t + W d ) – W0] x 100% F bobot total ikan pada akhir pemeliharaan (gram) bobot total ikan pada awal pemeliharaan(gram) bobot total ikan yang mati selama pemeliharaan (gram) jumlah pakan yang diberikan (gram)
• Retensi Protein (RP)/Lemak (L) Nilai retensi protein/lemak dihitung berdasarkan persamaan (Takeuchi 1988): RP/L (%) Notasi
•
=
(F - I) P/L
x 100%
: F
=
jumlah protein/lemak tubuh akhir (gram)
I
=
jumlah protein/lemak tubuh awal (gram)
P/L
=
jumlah protein/lemak yang dikonsumsi (gram)
Tingkat konsumsi pakan Tingkat konsumsi pakan merupakan nilai atau jumlah pakan yang
dikonsumsi oleh ikan selama pemeliharaan. Tingkat konsumsi pakan dihitung dengan cara menimbang jumlah pakan yang dikonsumsi ikan setiap harinya selama masa pemeliharaan. • Pengukuran Hepatosomatik Indeks ( HSI ) Hepatosomatik indeks dihitung dengan menggunakan rumus : Bobot organ hati* HSI
=
Bobot tubuh ikan uji*
Keterangan: * dalam bobot basah
x 100%
23
•
Pengukuran Eskresi Amonia (TAN) Eskresi amonia ikan per gram ikan perjam pengamatan setiap perlakuan
dihitung dengan rumus :
Ekskresi amonia / NH 3 − N (mg / g tubuh / jam) =
[ NH 3 − N ]ti − [ NH 3 − N ]t 0 x V g xt
Keterangan : [NH3-N]ti
= konsentrasi amonia pada akhir pengamatan (mg/l)
[NH3-N]t 0
= konsentrasi amonia pada awal pengamatan (mg/l)
V t g
= volume air dalam wadah (liter) = lama pengambilan sampel (jam) = bobot ikan (g)
3.8. Analisis Statistik Desain dari penelitian ini merupakan model eksperimental laboratoris, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan dua variabel perlakuan (Tingkat protein dan Rasio energi protein yang berbeda). Analisis data pertumbuhan relatif, tingkat konsumsi pakan, efisiensi pakan, kelangsungan hidup, retensi protein, retensi lemak serta hepatosomatik indeks menggunakan analisis faktorial program SPSS 17.0. Uji F dilakukan guna mengetahui signifikasi perbedaan antar perlakuan dengan selang kepercayaan 95%. Sedangkan data tentang kadar lemak hati dan otot, kadar glikogen hati dan otot serta total amonia nitrogen dianalisa secara deskriptif eksploratif.