#3
#1
Mei - Ags 2014
1
2
SLC MARKETING, INC. Newsletter
EDITOR’S NOTE Sukses Bersama SLC!
“Ah.. teori !! “
ini sebuah kata ‘klise’ yang sering kita temui saat seseorang tidak yakin untuk mempraktekkan apa yang baru dipelajarinya. Padahal kalau ditelusuri lebih lanjut, teori itu sebenarnya muncul dari suatu fenomena yang telah terjadi berulang-kali, dan benang merahnya dapat dirumuskan kenapa fenomena itu sampai terjadi, kapan terjadi lagi, dan bagaimana cara mengatasinya.
Connect edisi kali ini membahas pentingnya sisi akademik seseorang dalam praktek bisnis. Di sisi lain, teori yang dipelajari mentah-mentah tanpa diadaptasikan dulu dengan lapangan, akan menjadi bumerang bagi perusahaan.Selain artikel “School Smart, Street Smart”, ada artikel “Services vs Goods Product” yang mengulas perbedaan pemasaran produk barang dan jasa, serta ada artikel yang menjelaskan “Business is Like Human”, bahwa bisnis itu tidak jauh berbeda dengan manusia, bagaimana mungkin? Selamat Membaca! and Keep STUPID!
Dr. Sandy Wahyudi Doctor of Marketing
M
arketing bukan sekedar aktivitas beriklan atau berjualan, melainkan strategi dan pengembangan bisnis jangka panjang. Untuk menjawab tantangan ini, kami memberikan workshop “Powerful Marketing Plan”, didesain khusus bagi Business Owner atau Marketing Manager untuk mempersiapkan daya saing perusahaannya. Dikemas dalam konsep fun, crunchy, and rigorous, workshop ini dilaksanakan dalam 3 hari (total 8 sesi). Setelah selesai mengikuti workshop, Anda tidak akan dilepas begitu saja, sebab SLC MARKETING, INC. memberikan bonus pendampingan untuk para peserta, yaitu online mentoring selama satu bulan penuh. Dibawakan oleh :
Dr. Sandy Wahyudi
(Doctor of Marketing) Business Development Director SLC MARKETING, INC. Licensed AMA-USA & CIM – UK Ikuti terus informasi terbaru SLC MARKETING, INC. melalui akses ke: www.slcmarketinginc.com
Penanggung Jawab
Designer
Accounting
SLC MARKETING, INC.
Marvin Ade Santoso
Synta Dewanti
Editor
Fotographer
Sandy Wahyudi Avila Carlo Irawan Evan Linando
Marvin Ade Santoso Davin Chandra Ogessa
Marketing Widia Lestari
Redaksi/Sirkulasi/Iklan SLC MARKETING, INC. Ruko G-Walk Arcade CG-1/08 Citraland - Surabaya 60219 ph +62 31 511 625 21 fax +62 31 511 625 22 www.slcmarketinginc.com
#3
3
Mei - Ags 2014
SLC MARKETING,INC. ACTIVITY
MARKETING PLAN WORKSHOP JANUARI 2014
PUBLIC SEMINAR
CHALLENGE YOUR SALESPEOPLE JANUARI 2014
PUBLIC SEMINAR
WIN THEIR HEART, NOT THEIR WALLET FEBRUARI 2014
GRAND OPENING OF SLC MARKETING,INC. NEW OFFICE
STRATEGIC FORUM
SERVICE EXCELLENCE STRATEGY MARET 2014
4
SLC MARKETING, INC. Newsletter
ARTICLE
WHEN ACADEMIC & BUSINESS MEET:
SCHOOL SMART, STREET SMART !
S
eorang Marketing Manager atau Director yang sudah mengantongi gelar MBA (master of business administration) atau MM (magister manajemen) belum tentu bisa mengembangkan bisnis yang dipimpinnya secara maksimal dari waktu ke waktu. Kenapa demikian? Selain teori dari kelas dan textbook yang dibacanya waktu lalu sudah tidak lagi relevan dengan business trend saat ini, juga ada indikasi bahwa dirinya sudah setuju dan terjebak dengan pendapat orang lain, bahwa “teori sama lapangan itu beda!” Memang tidak sepenuhnya pendapat itu salah, karena seringkali saat seorang Marketer mencoba menerapkan konsep Marketing yang dipelajari, malah membuat perusahaan collapse dalam waktu singkat. Sebaliknya, seorang Marketer yang main hajar, terobos sana-sini, tanpa ada konsep dan strategi yang jelas, malah bisa sukses. Aneh kan? Selidik punya selidik, setelah kami menemui banyak top manajemen sukses dari perusahaan nasional maupun multi-nasional, yang notabene bukan dari lulusan ekonomi atau marketing, ternyata kunci sukses mereka adalah “always back to basic” dan “continuous learning”. “Berangkat dulu dari fenomena bisnis yang dihadapi sehari-hari, baru cari teori yang relevan untuk memecahkan masalah yang ada“ kata seorang Direktur jaringan klinik kecantikan ternama di Indonesia. “Back to basic” artinya cari tahu apa akar masalahnya, bukan pada dampak dari masalah itu. Misal, kenapa penjualan akhirakhir ini turun? Gimana ya cara tingkatkan penjualan? Seringkali seorang Marketer langsung terjebak minta tambahan budget untuk iklan, padahal mungkin ini bukan solusi yang bijak. Bisa jadi akar permasalahan
DR. SANDY WAHYUDI Doctor of Marketing Business Development Director of SLC MARKETING INC.
bukan karena kurang budget iklan, melainkan tim sales yang perlu di-training lagi selling skills-nya. Sedangkan “Continuous learning” artinya kemauan untuk terus belajar konsep marketing baru. Jebakan yang sering dialami adalah karena saking getolnya dapat ilmu baru, entah dari seminar atau workshop marketing yang baru saja diikuti, seorang Marketer langsung ingin menerapkannya, padahal saat ini belum ada kebutuhan untuk itu. Akhirnya, bisnis gagal, dan kalimat “teori sama lapangan itu beda!” akan muncul lagi. SLC MARKETING, INC. meyakini bahwa seorang Marketer yang sudah handal di lapangan sekalipun, tapi tetap berkemauan keras untuk terus belajar konsep marketing baru, akan berhasil menjadikan perusahaannya selangkah lebih maju dibanding kompetitor. Teori marketing itu dibuat dari problem solving yang proven untuk sebuah fenomena bisnis yang sama namun terjadi berulang-kali. Masalahnya, proven problem solving tersebut sifatnya kontekstual, tergantung pada industri dan geografis lingkup riset yang dilakukan. Oleh sebab itu, jika Anda ikut workshop marketing, dan dapat ilmu baru, simpan saja dulu konsep itu di buku kerja. Coba rumuskan konsep itu tepatnya kalau digunakan waktu hadapi marketing problem yang seperti apa saja? Dan, gunakan konsep itu pada waktu yang tepat! Kalau di kampus, untuk dapat predikat Summa Cumlaude, Anda perlu punya IPK 4,00. Tapi di Bisnis, Anda hanya butuh 4S untuk sukses, yaitu School Smart, Street Smart!
Keep STUPID!
#3
5
Mei - Ags 2014
ARTICLE
SERVICES VS GOODS PRODUCT:
BY EVAN LINANDO
MANAKAH YANG LEBIH MENANTANG UNTUK DIPASARKAN ? Physical Vs Virtual Produk Servis (services product) dan Produk Fisik (goods product) punya kunci perbedaan bagaimana cara memasarkannya. Produk Fisik mempunyai spesifikasi, atribut dan bentuk yang dapat memudahkan calon konsumen mengakses informasi, membandingkan produk satu dengan yang lain, dan menentukan manakah produk yang terbaik. Sebagai contoh, coba Anda datang ke toko yang menjual spring bed, produk manakah yang merupakan 100% katun dan paling mewah? Anda langsung bisa merasakan bukan? Produk Servis memang beda dengan produk Fisik, sebab Servis jauh lebih konseptual. Apakah Anda lebih memilih layanan yang diberikan XL atau Telkomsel? Mereka sama-sama menawarkan produk yang serupa, namun untuk beberapa konsumen alasan mereka memilih salah satu adalah mereka dapat merasakan manfaat layanan dan brand yang mereka pilih.
Risk Nah, untuk risiko juga berbeda antara produk fisik dan servis. Untuk produk fisik, jauh lebih mudah bagi calon konsumen untuk memprediksi risiko apa yang bakal mereka
Associate Consultant of SLC MARKETING, INC. Marketing Ma nager PT. TRIMITRA ALKABES MANDIRI
terima nantinya apabila ada cacat produk, dan faktor lainnya. Produk fisik sifatnya terkadang barang dapat dikembalikan apabila konsumen tidak puas dengannya. Berbeda dengan produk servis, konsumen tidak dapat mengembalikan barang yang tidak berwujud alias “servis” tersebut. Oleh sebab itu, biasanya calon konsumen akan berpikir 2-3 kali sebelum membeli produk servis, khususnya produk dengan harga yang mahal dan terikat jangka waktu tertentu. Disinilah peran word of mouth, social proof sangat penting, tidak lupa juga testimony dari konsumen lain yang telah merasakan manfaat produk servis tersebut.
Pricing Ada beberapa faktor pertimbangan untuk penetapan harga produk servis. Misal berdasarkan berapa lama waktu untuk menyelesaikan sebuah projek, atau bisa jadi karena brand perusahaan yang telah memiliki trust di mata konsumen. Sedangkan penetapan harga untuk produk fisik sering kali berdasarkan hitungan biaya manufacture produk dan distribusinya. Perusahaan yang memasarkan produk fisik harus berpikir keras bagaimana cara menetapkan harga produk supaya tetap dapat kompetitif dan punya daya saing di pasar, kecuali mereka menjual produk yang belum ada kompetitornya. Jadi Mitra Bisnis, lebih menantang mana? Memasarkan Services Product atau Goods Product?
6
SLC MARKETING, INC. Newsletter
ARTICLE
BUSINEES IS LIKE HUMAN! AND THAT’S WHY WE NEED A DOCTOR WHEN GOT A PROBLEM Business is Like Human
P
erusahaan atau bisnis bisa dikatakan sebagai organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan profit sebanyakbanyaknya. Apabila ditelusuri lebih lanjut, kata “Organisasi” sendiri berasal dari bahasa Yunani “Organon” atau kita kenal dalam bahasa Inggris “Organ” yang artinya alat tubuh yang punya fungsi tertentu. Jika manusia punya organ jantung yang berfungsi mengatur alirah darah, atau paru-paru untuk mengatur pernapasan, maka sama dengan bisnis yang punya divisi marketing untuk bertugas memasarkan produk, bagian keuangan untuk mengatur cashflow perusahaan, serta bagian HRD untuk ketenaga-kerjaan. Jika setiap manusia (tidak peduli kayamiskin, suku, ras, agama apapun), harus menjalani human life cycle yang sama, dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lanjut usia, yang mana ada tantangan dan permasalahannya sendiri di tiap fase, maka sama pula dengan bisnis (tidak peduli besar-kecil, dari jenis industri apapun) akan selalu mengalami hukum yang serupa, yaitu business life cycle. Fase pertama, disebut “Seed”, artinya masih berupa benih pemikiran untuk mendirikan usaha, pada tahap ini biasanya seseorang mulai mencari informasi terkait produk apa yang harus dijual, dimana tempat jualnya, dsb. Fase kedua, “Start-up”, keadaan dimana pebisnis sudah mulai menjalankan bisnisnya, hampir seluruh fungsi perusahaan dijalankan seorang diri demi menghemat cost. Fase ketiga, “Growth” dimana bisnis mulai berkembang dan dikenal pasar. Selanjutnya fase “Established” yang mana pelanggan sudah trust dan bisnis mengalami masa panen.
DR. SANDY WAHYUDI Doctor of Marketing Business Development Director of SLC MARKETING INC.
Tahap berikutnya “Expansion”, keadaan yang akan terjadi apabila pebisnis selalu tidak puas dengan status quo, dan berupaya meningkatkan kinerja bisnis dengan cara ekspansi, bisa tambah luasan gedung, atau buka cabang ke wilayah lain. Pada akhirnya semua bisnis pada suatu titik akan memasuki tahap “Mature”, yang mana pertumbuhan usaha dirasakan stagnan, tidak ada perkembangan secara signifikan, bahkan melihat kompetitor yang dulunya lebih kecil darinya, sekarang tumbuh menjadi lebih besar, sesungguhnya bisnis tersebut sudah masuk ke tahap “Exit”, alias kalau tidak ada terobosan lagi, maka bisnis akan collapse atau bangkrut.
And That’s Why It Needs a Doctor Jika seorang manusia yang sudah terkenal, entah jadi budayawan, penulis, atau artis, yang mana tingkat popularitas yang diperoleh bisa dijadikan aset untuk pencalonan diri menjadi calon legislatif atau bahkan presiden sekalipun, maka sama pula dengan bisnis, jika sudah dikenal pelanggan bahwa produk, layanan, dan reputasi bisnisnya sangat baik, ini bisa jadi nilai tambah perusahaan untuk menjual produk dengan harga lebih tinggi dibanding kompetitor. Jika manusia bisa sakit dan meninggal, karena faktor cuaca, virus, atau bahkan adanya faktor keturunan, maka sama dengan bisnis, yang bisa mengalami kemunduran atau kebangkrutan karena faktor perubahan tren pasar, korupsi yang dilakukan orang kunci yang membelot, atau ketidakmampuan generasi penerus untuk melanjutkan tongkat estafet bisnis yang diberikan ayahnya. Oleh sebab itu, apabila manusia
#3
7
Mei - Ags 2014
SEED START-UP GROWTH ESTABLISHED EXPANSION MATURE EXIT BUSINESS LIFE CYCLE
memerlukan bantuan orang lain untuk sekedar memberikan nasehat, atau bahkan bantuan dokter untuk memberikan resep obat apabila sakit, maka sama pula dengan bisnis, yang mana perlu ada orang lain yang bisa melihat kondisi di dalam perusahaan dengan se-objektif mungkin, dan berkata jujur akan apa yang ditemuinya. Muhammad Ali pun sebagai juara tinju kelas berat di eranya, masih membutuhkan orang lain untuk bisa melihat blind-spot yang dia tidak sadari, yaitu pelatih yang selalu menemani dia saat berlatih maupun bertarung di atas ring. Sebagai seorang pebisnis yang menjalani dua siklus kehidupan, yaitu human life cycle dan business life cycle sekaligus, ada 2 pertanyaan untuk Anda. Pertama, sudahkah Anda memiliki mentor kehidupan? Kalau belum, mungkin Anda bisa meminta bantuan pendeta atau ulama tempat Anda beribadah, atau mungkin seorang yang telah senior usia dan pengalamannya di sekitar Anda. Kedua, sudahkah Anda memiliki pelatih bisnis untuk perusahaan yang Anda pimpin? Jika belum, maka segera kontak kami! SLC MARKETING, INC. siap membantu Anda.
TESTIMONIAL Mengikuti Coach HR Marketing di SLC MARKETING,INC. , memberikan banyak kemajuan untuk perusahaan saya. yang awalnya management tidak tertata, sekarang menjadi jauh lebih baik. karena management yang lebih baik, membawa dampak pada peningkatan kinerja SDM & kenaikan omzet bagi perusahaan saya. So Keep Stupid & Success with SLC MARKETING, INC.
Presentasi Power Pitching yang diselenggarakan oleh SLC MARKETING, INC. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dari para staf kami sebagai garda depan penjualan. saya merasakan ini sangat bermanfaat dan saya lihat kedepan untuk upgrade ke level berikutnya.
marline w. Owner
Erwin Gunawan General Manager
Grandma’s Bakery
PT. SYSPEX KEMASINDO
Mau beriklan seperti ini ? Hubungi SLC MARKETING,INC. 031 511 62 521