25 TAHUN ANTROPOLOGI UNAIR: Refleksi dan Evaluasi Sebuah Perjalanan Panjang Drs. Tri Joko Sri Haryono. M.Si Ketua Departemen Antropologi
Tahun ini Program Studi Antropologi Unair genap berusia 25 tahun. Perjalanan panjang hingga mencapai usia seperempat abad dilalui dengan berbagai tantangan dan permasalahan untuk mempertahankan dan mengembangkannya. Program Studi Antropologi Sosial FISIP-UNAIR dibuka dan menerima mahasiswa untuk pertama kalinya pada tahun ajaran 1985/1986. Program diselenggarakan untuk memenuhi salah satu kebutuhan penting dalam pembangunan nasional dewasa ini, yaitu tersedianya sarjana-sarjana Antropologi yang berpengetahuan dan berwawasan luas mengenai kebudayaan masyarakat dalam jumlah yang cukup. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai obyek kajiannya secara utuh dan komprehensif. Karena itu secara teoretis (berkaitan dengan obyek formal Antropologi) peluang kerja bagi peminat Antropologi seharusnya sangat luas. Tetapi, oleh karena Antropologi sendiri belum dikenal luas oleh masyarakat, dan kalaupun dikenal hanya terbatas pada pengertian-pengertian sempit tentang Antropologi itu sendiri, sehingga ada kesan bahwa Antropologi belum diperlukan dalam perkembangan bursa kerja di Indonesia. Jumlah lulusan Antropologi yang dibutuhkan perusahaan atau instansi pemerintah jauh lebih sedikit dibanding dengan lulusan program studi lain. Ini mengindikasikan bahwa serapan akan kebutuhan tenaga ahli Antropologi masih kurang. Dengan kata lain Antropologi memang kurang dan belum mendapat tempat di masyarakat. Pada awal berdiri, Prodi Antropologi Sosial bernaung di bawah Jurusan Sosiologi, bersama Prodi Sosiologi dan Prodi Komunikasi. Sejak tahun 2004 Prodi Antropologi Sosial melepaskan diri dan mengalami pengembangan menjadi Jurusan Antropologi. Selanjutnya sejak terjadi perubahan status dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) nama Jurusan Antropologi juga mengalami perubahan status dan nama menjadi Departemen Antropologi. Di dalam Departemen Antropologi saat ini hanya memiliki satu program studi yaitu Program Studi Strata Satu Antropologi Sosial. Fokus kajian Program Studi Antropologi Universitas Airlangga pada awalnya mengembangkan bidang kajian Antropologi sosialbudaya. Dalam perkembangan berikutnya Departemen Antropologi juga mengembangkan bidang kajian Antropologi Ragawi. Dengan demikian Departemen Antropologi Universitas Airlangga saat ini memposisikan diri sebagai satu-satunya departemen antropologi di Indonesia yang mengembangkan kajian Antropologi secara lengkap, Sosial-budaya dan Ragawi.
Visi program studi yaitu menjadi program studi yang unggul dan inovatif, mengembangkan ilmu pengetahuan, menjadi program studi rujukan di Indonesia dan mendapat pengakuan internasional, berdasarkan moral keagamaan. Untuk mewujudkan visi tersebut selanjutnya diturunkan menjadi misi dan tujuan Studi Antropologi Sosial, dan kemudian dijabarkan dalam bentuk roadmap yang akan ditempuh dalam jangka enam tahun. Berbagai strategi yang akan dilakukan dalam roadmap yaitu: (1) memperbaiki manajemen internal, (2) meningkatkan penelitian, (3) merintis komunikasi eksternal, (4) meningkatkan suasana akademik, dan (5) meningkatkan publikasi baik nasional maupun internasional. Untuk merealisasikan strategi ini telah dirintis melalui melalui kegiatan pengembangan yang dananya diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: Dana pengembangan dari universitas/fakultas yaitu RKAT, dana dari IKOMA (Ikatan Orang Tua Mahasiswa), dan dari DIKTI berupa dana hibah yang diperoleh secara kompetisi, yaitu dana hibah PHK-SP4 yang diperoleh pada tahun 2006 dan 2007 serta dana hibah PHK-I yang diperoleh pada tahun 2010 hingga 2012. Upaya pengembangan prodi dimulai dari proses penyusunan Evaluasi Diri. Hal ini telah dilakukan secara teratur sejak beberapa tahun terakhir. Data untuk penyusunan Laporan dihimpun secara internal maupun eksternal, baik melalui sumber primer maupun sekunder dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Selanjutnya dilakukan analisis secara komprehensif, terstruktur dan sistematis,dengan memperhitungkan factor internal dan ekternal. Dengan evaluasi diri yang telah dilakukan secara teratur selanjutnya dapat dgunakan sebagai dasar perencanaan dalam pengembangan Program Studi untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Dengan laporan evaluasi diri akan dapat diketahui dan dipetakan kondisi riil program studi termasuk kekurangan dan kekuatan serta hal-hal yang telah dicapai, selanjutnya hasilnya dapat digunakan sebagai suatu landasan/dasar proses perencanaan guna mencapai visi, misi dan tujuan. Penyusunan evaluasi diri ini melibatkan berbagai pihak terkait di internal maupun eksternal. Semua komponen di Prodi dari pimpinan, dosen, karyawan dan mahasiswa ikut terlibat dalam pencarian, penyusunan serta analisis data. Pimpinan di tingkat Fakultas dan Universitas berperan sebagai nara sumber. Demikian pula para alumni juga berkontribusi dalam memberikan informasi data eksternal, baik peranannya sebagai stake holders maupun perwakilan dari beberapa instansi dan industri terkait. Secara umum gambaran tentang kondisi program studi antropologi saat ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Program Studi Antropologi saat ini mengelola 18 staf dosen yang terdiri dari 4 orang doktor, 12 Magister dan 2 Sarjana. Dari jumlah tersebut ada 4 orang yang sedang melakukan studi lanjut S3 dan 2 orang sedang melakukan studi lanjut S2. Dengan perkiraan masa studi normal maka dalam waktu 2 hingga 3 tahun mendatang Departemen Antropologi akan memiliki tambahan 4 orang Doktor dan 2 orang Magister. Pengembangan staf bergelar dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi untuk studi lanjut S2 dan S3. Untuk saat ini ada sebanyak 4 dosen yang sedang melakukan studi S3 dan 2 orang yang melanjutkan studi S2. Pada tahun 2010 ditambah 1 orang dosen yang melanjutkan S3.
IPK rerata lulusan Antropologi secara keseluruhan selama tiga tahun terakhir adalah sekitar 3.07. Untuk lulusan tahun terakhir (2009/2010 semakin banyak lulusan (31.42%) yang memiliki IPK lebih baik dibanding dua tahun sebelumnya. Secara umum sebaran IPK terkonsentrasi pada 3.00-3.50, dengan kecenderunganIPK rerata dari tahun pertama hingga tahun ketiga mengalami peningkatan. Demikian juga dengan lama studi, selama tiga tahun terakhir lama studi terus mengalami peningkatan, dari 6,10 tahun pada tahun 2007/2008, menjadi 5,95 pada tahun 2008/2009 dan menurun lagi menjadi 4,06 tahun pada 2009/2010. Rerata lama studi secara keseluruhan selama tiga tahun adalah 5.37 tahun.Rerata lama studi secara keseluruhan selama tiga tahun memang masih cukup tinggi. Penyebab lambatnya penyelesaian masa studi paling utama adalah lamanya penulisan skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa. Lulusan dengan lama studi yang kurang atau sama dengan empat tahun selama tiga tahun terakhir memperlihatkan peningkatan yang signifikan, pada tahun 2007/2008 ada sebesar 19,23 %, tahun 2008/2009 sebesar 0 % dan tahun 20097/2010 sebesar 82,35 %. Bahkan dalam dua tahun terakhir terdapat lulusan dengan lama studi 3,5 tahun. Perbaikan kurikulum yang sudah dilakukan beberapa saat lalu telah menunjukkan efektifitas yang menguntungkan mahasiswa sehingga kurikulum telah memberi peluang untuk lulus kurang dari waktu yang ditetapkan. Mengenai kegiatan pengembangan kreativitas mahasiswa, berdasarkan data yang ada, selama tahun 2009/2010 himpunan mahasiswa antropologi melakukan kegiatan sebanyak 9 kali. Sementara itu secara individual mahasiswa antropologi juga terlibat dalam berbagai kegiatan ekstra dan ko-kurikuler di luar Program Studi. Sementara itu prestasi mahasiswa antropologi dalam kegiatan di bidang penalaran-keilmuan, kesenian dan olahraga juga tergolong cukup baik. Selama tiga tahun (2007 hingga 2010) ada 10 prestasi yang diraih mahasiswa untuk bidang keilmuan, penalaran, pengabdian dan olahraga. Sejak sekitar satu tahun Program Studi Antropologi Sosial melakukan redisain kurikulum dan mulai diimplementasikan pada semester gasal tahun 2009/2010. Beberapa pembaharuan rancangan kurikulum baru di antaranya adalah: rancangan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan keputusan rektor; semakin jelasnya pemilahan dalam bentuk peminatan antropologi ragawi dan antropologi sosial-budaya; Peminatan bidang studi atau kajian antropologi ini tidak dimaksudkan sebagai upaya mempersempit atau membatasi studi antropologi, melainkan sebagai upaya untuk melihat ilmu antropologi secara lebih mendalam namun tetap memperhatikan hakekat ilmu antropologi secara utuh (holistik) dan komprehensif; dimunculkannya beberapa mata kuliah baru sesuai dengan perkembangan keilmuan dan tuntutan kebutuhan pasar namun juga ada beberapa mata kuliah yang dihapuskan. Serapan lulusan Program Studi Antropologi Sosial di pasar kerja relatif cepat. Selama tiga tahun terakhir rerata waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan pertama kali semakin membaik, 3 bulan pada tahun 2007; 3 bulan pada tahun 2008, dan 1,5 bulan pada tahun 2009. Data di atas memang belum dapat merepresentasikan seluruh lulusan, berkaitan dengan jumlah sampel. Apalagi tracing study yang dilakukan pada tahun 2007, jumlah sampel yang didapat hanya sebesar 30 % dari lulusan. Salah satu kendala untuk mendapatkan data alumni
adalah belum terbangunnya mekanisme yang baik untuk mendapatkan akses data dari alumni. Saat ini sedang dirintis adanya jejaring dengan alumni, terutama dilakukan menggunakan media internet. Untuk menghadapi persoalan di atas, maka Prodi Antropologi Unair mengupayakan untuk meningkatkan jumlah peminat melalui kegiatan roadshow ke sekolah-sekolah menengah tidak hanya di Surabaya, melainkan juga ke luar kota Surabaya. Selain itu kegiatan yang dilakukan adalah menyebarkan leaflet ke sekolah-sekolah di Surabaya dan sekitarnya. Sekalipun demikian intensitas penyebaran ini belum merata di seluruh Jawa Timur, demikian pula intensitas roadshow yang masih rendah. Oleh karena itu dampak yang ditimbulkan juga masih belum signifikan. Upaya di masa depan adalah mengintesifkan kembali roadshow dan penyebaran leaflet. Upaya lain yang sebenarnya sangat potensial untuk mempromosikan Antropologi Unair adalah penampilan keahlian dosen melalui media cetak sehingga bisa menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, bukan hanya masyarakat sekolah saja. Dengan demikian pengertian Antropologi lebih cepat tersampaikan. Pelebaran wilayah promosi adalah strategi lain untuk mempromosikan Antropologi Unair. Selama ini wilayah sasar hanya Jawa Timur. Untuk itu perlu dipikirkan strategi promosi yang menarik. Pelebaran wilayah sasar ini juga dapat dibangun melalui aktivasi website. Saat ini Program Studi Antropologi sedang membangun dan meng-up date website. Dalam waktu dekat website ini sudah dapat direalisasikan keberadaannya sehingga masyarakat dari mana saja dapat mengakses Program Studi Antropologi. Untuk membangun strategi pencitraan maka di masa mendatang akan dipikirkan mengevaluasi dampak roadshow dari mahasiswa yang diterima. Usaha lain yang dilakukan untuk mengenalkan potensi Program Studi Antropologi Sosial dan lulusannya, adalah meningkatkan frekuensi kerjasama dengan berbagai jenis bidang instansi. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menawarkan matakuliah magang. Matakuliah ini dapat diambil oleh mahasiswa pada semester akhir yaitu dengan cara bekerja pada suatu instansi, perusahaan, atau institusi lain yang antara lain dimaksudkan untuk memperkenalkan potensi dan kemampuan antropologi dan lulusan atau calon lulusan, tetapi juga member kesempatan mahasiswa bidang ilmu yang ditekuninya secara langsung dalam pekerjaan tertentu. Globalisasi yang secara langsung melibatkan beberapa sukubangsa di Indonesia akan erat berhubungan dengan pemahaman etnografi secara holistik. Kebutuhan negara-negara industri dan negara Indonesia untuk memahami detail suatu sukubangsa. Kebutuhan akan detil suatu sukubangsa ini akan dapat dipenuhi oleh para lulusan Antropologi yang telah terbiasa dengan sejumlah penelitian etnografi; meskipun masih didapatkan kekurangan misalnya, lulusan Antropologi sangat piawai dalam menggambarkan suatu fenomena yang terdapat dalam suatu suku bangsa, namun demikian mereka sangat lemah dalam melakukan pembuatan perencanaan. Kekurangan ini dapat dipenuhi dengan adanya beberapa mataajaran yang berkaitan dengan antropologi terapan dan pembangunan serta melalui kerjasama dengan disiplin ilmu lain atau membekali diri secara mandiri. Selain itu dalam rancangan kurikulum baru juga diselenggarakan mataajaran magang dengan tujuan untuk membekali mahasiswa dengan berbagai pengalaman kerja sesuai dengan bidang ilmu antropologi, selain juga dimaksudkan memperkenalkan antropologi kepada stakeholder.
Perkembangan industrialisasi juga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan disiplin ilmu Antropologi ragawi. Sampai saat ini cukup banyak norma-norma dalam produk industrial yang tidak sesuai dengan ukuran masyarakat di Indonesia dan Asia; mereka dominan memakai norma untuk masyarakat Kaukasoid. Kesempatan ini akan menjadi media untuk semakin mengembangkan teori dan praktek serta menjadi pelaku dalam perkembangan industri yang sesuai dengan masyarakat Indonesia. Perkembangan norma ini juga akan mendorong perkembangan pemanfaatan spesialisasi Antropologi Kesehatan, Antropologi Forensik, Ergonomi (Antropometri), Antropologi Gender, Seksualitas, Tumbuh kembang, Antropologi Ekonomi, Antropologi Pariwisata dan sebagainya. Sifat disiplin ilmu Antropologi yang luas dan luwes dalam mendiskripsikan secara holistik fenomena-fenomena dalam masyarakat, akan sangat dibutuhkan oleh stakeholder yang mengerti akan sifat ilmu ini. Selama ini Program Studi Antropologi Sosial sudah sering bekerjasama dengan stakeholder baik di tingkat regional, nasional dan Internasional. Di tingkat nasional bekerjasama dengan perguruan tinggi swasta dan negeri, Instansi pemerintah, swasta, dan LSM. Sedang di tingkat internasional bekerjasama dengan Perguruan Asing (misal dengan Auckland university New Zealand, Australia dan Singapura, serta dengan donatur asing (misal The Asia Foundation, Toyota Foundation, Unicef, British Petroleum). Hal ini menunjukkan bahwa Antropologi merupakan Program Studi/ilmu yang bisa bekerja sama secara multidisipliner untuk menghasilkan suatu penyelesaian atau sebagai suatu pengembangan ilmu-ilmu tertentu. Untuk memperkenalkan antropologi kepada stake holder, terutama pengguna lulusan, dan dibarengi dengan peningkatan kualitas lulusan, diperlukan upaya-upaya yang terprogram dan berkesinambungan sehingga diharapkan ada percepatan terserapnya lulusan dalam pasar kerja, terlebih lagi ada kesesuaian antara bidang pekerjaan dengan bidang ilmu antropologi yang ditekuninya. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk maksud tersebut antara lain dengan memperluas dan meningkatkan jejaring dengan dunia usaha dan dunia industri dalam bentuk magang, melakukan kegiatan penelitian bersama. Serangkaian kegiatan dirancang untuk memeriahkan peringatan ulang tahunnya yang ke 25, mulai dari kegiatan yang bersifat ilmiah, seperti orasi kebudayaan, seminar internasional, pelatihan antropologi forensik, workshop masalah kesehatan, seminar masalah bisnis dan dunia usaha, dan juga kegiatan non ilmiah seperti pentas seni, pameran dan lomba majalah dinding dengan mengundang peserta siswa-siswa SMA. Peringatan ulang tahun dengan tema besar ”ANTHROPOLOGY, HEALTH, AND IDENTITY” ini melibatkan seluruh komponen mulai dari dosen, mahasiswa, karyawan dan stakeholder kegiatan ulang tahun akan dilaksanakan pada 8 dan 9 Oktober 2010. Kegiatan ulang tahun ini juga dimasudkan sebagai ajang untuk lebih memperkenalkan antropologi kepada masyarakat luas, terutama siswasiswa SMA sehingga mereka tertarik untuk belajar antropologi. Viva antropologi.