Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
PENGARUH TINDAKAN KEPERAWATAN GENERALIS DAN TERAPI KELOMPOK SUPORTIF TERHADAP PERUBAHAN HARGA DIRI KLIEN DIABETES MELITUS DI RS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Wahyu Rochdiat M1 Novy Helena CD2 Tuti Nuraini3 1
Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan FIKES UNRIYO, DIY 55282, Indonesia. Email :
[email protected] 2,3 Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Jakarta 10430, Indonesia
ABSTRAK Klien diabetes melitus (DM) mengalami masalah fisik dan masalah psikologis: harga diri rendah. Tindakan keperawatan untuk klien dengan harga diri rendah dapat berupa tindakan generalis maupun terapi spesialis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh tindakan generalis dan terapi kelompok suportif sebagai terapi spesialis terhadap harga diri klien DM yang dirawat di RS Panembahan Senopati Bantul. Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment pre-post test with control group. Responden kelompok kontrol dan intervensi masing-masing berjumlah 20 orang. Hasil penelitian: pemberian tindakan generalis dan terapi kelompok suportif memiliki pengaruh yang lebih bermakna terhadap harga diri klien DM dibandingkan dengan pemberian tindakan generalis saja. Kata kunci: harga diri rendah, klien DM, terapi kelompok suportif, tindakan generalis
ABSTRACT Diabetes mellitus patients have both physical problems and psychological problems: low self-esteem. Nursing therapy for those patients can be general and supportive group therapy. Purpose of this study was to examine how supportive group therapy as specialistic therapy could affected diabetes mellitus patients’s self-esteem who were nursed in Panembahan Senopati Hospital, Bantul. Design of the study was quasi experiment pre-post test with control group. Each of group had 20 patients as sample. Result of the sudy: general and supportive group therapy had statistically significant more affected to diabetes mellitus patients’s self-esteem than general therapy. Keywords: diabetes mellitus patients, general therapy, low self-esteem, supportive group therapy 1. Pendahuluan
global.
International
International Diabetes Federation (IDF)
Federation
(2011) melaporkan adanya indikasi
prevalensi klien DM pada kelompok
bahwa prevalensi diabetes melitus (DM)
usia 20 – 79 tahun di Indonesia adalah
telah mencapai tingkat epidemik secara
sebesar 4,6 % atau sebanyak 152 juta
melaporkan
Diabetes bahwa
23
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
jiwa pada tahun 2010. Angka prevalensi
Diabetes melitus adalah suatu gangguan
ini
metabolisme karbohidrat, protein dan
diperkirakan
akan
mengalami
kenaikan pada tahun 2030 menjadi
lemak
akibat dari ketidakseimbangan
sebesar 6% atau sebanyak 199 juta jiwa
antara
ketersediaan
(IDF, 2011). Departemen Kesehatan
kebutuhan insulin (Porth, 2008). Hal ini
(Depkes) Indonesia juga melakukan riset
mempengaruhi
tentang
klien dan dihubungkan dengan adanya
jumlah
klien
DM
secara
insulin
kesehatan
psikososial
nasional yang dilaporkan dalam Riset
ketakutan,
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
ketergantungan, dan perasaan menjadi
2007. Hasil riskesdas menunjukkan
seseorang yang berbeda (Kyngas &
bahwa angka prevalensi DM secara
Barlow, 1995 dalam Cavusaglu, 2001).
nasional yaitu sebesar 1,1% (Depkes,
Masalah psikososial yang terjadi pada
2008).
klien DM akan mempengaruhi kondisi
Tujuh belas provinsi memiliki angka
fisik klien sehingga dapat membuat
prevalensi DM di atas angka prevalensi
penyakit DM klien bertambah parah,
nasional dan salah satunya adalah
karena itu perlu perhatian khusus dari
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tenaga
(DIY) dengan angka prevalensi DM
psikososial
sebesar 1,6% sedangkan berdasarkan
masalah psikososial pada klien DM
pengukuran gula darah pada penduduk
adalah harga diri rendah.
dengan umur lebih dari 15 tahun yang
Klien DM dengan harga diri rendah
bertempat
perkotaan
harus mendapatkan terapi untuk bisa
didapatkan hasil bahwa angka prevalensi
menemukan aspek positif yang masih
DM di DIY sebesar 5,4% (Depkes,
dimiliki
2008). Rumah Sakit (RS) Panembahan
mengalami
Senopati Bantul adalah salah satu rumah
keperawatan jiwa untuk klien yang
sakit milik pemerintah di DIY. Data
memiliki harga diri rendah dapat berupa
studi pendahuluan jumlah klien yang
tindakan keperawatan generalis maupun
dirawat inap di bangsal penyakit dalam
terapi spesialis. Tindakan keperawatan
RS
generalis
tinggal
di
Panembahan
Senopati
depresi,
dengan
kesehatan klien
kecemasan,
terhadap DM.
sehingga
Salah
harga
peningkatan.
dilakukan
kondisi satu
dirinya Tindakan
dengan
cara
memperlihatkan bahwa rata-rata klien
menggali aspek-aspek positif pada klien
DM yang dirawat tiap bulannya pada
dan
tahun 2009 adalah 92 klien dan pada
membantu
tahun 2010 sebanyak 103 klien.
positifnya (Keliat, dkk., 2006).
mengajarkan klien
keluarga
untuk
melatih
aspek
24
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
Penelitian kepada
tentang klien
dilakukan tersebut
terapi
expermental
menggunakan
banyak
”quasi
experimental
penelitian-penelitian
control
group”
DM
tetapi
kelompok
biasanya
sudah
pre-post
dengan
test
intervensi
pada
tindakan keperawata generalis dan terapi
pengaruh terapi kelompok terhadap
kelompok suportif. Penelitian dilakukan
pengontrolan kadar gula darah dan
dari tanggal 19 Mei – 9 Juni 2011.
kemampuan klien untuk melakukan
Teknik
koping atau kepatuhan terhadap terapi.
consecutive
Salah satu terapi kelompok adalah terapi
dilakukan untuk menganalisa pengaruh
kelompok suportif.
tindakan keperawatan generalis dan
Kelompok
berfokus
desain
suportif
sekumpulan berencana,
merupakan
orang-orang mengatur
dan
yang berespon
terapi
pengambilan
sampel
sampling.
kelompok
secara
Penelitian
suportif
terhadap
perubahan harga diri klien DM yang dirawat
inap
di
RS
Panembahan
secara langsung terhadap isu-isu dan
Senopati Bantul. Reponden kelompok
tekanan yang khusus maupun keadaan
kontrol diambil dari klien DM yang
yang merugikan. Tujuan awal dari
dirawat inap di Bangsal Flamboyan.
kelompok
ini
didirikan
adalah
Kelompok kontrol hanya mendapat
dukungan
dan
perlakuan berupa tindakan keperawatan
menyelesaikan pengalaman isolasi dari
generalis saja. Responden kelompok
masing-masing
(Grant-
intervensi diambil dari kloen DM yang
Iramu, 1997 dalam Hunt, 2004). Terapi
dirawat inap di Bangsal Bakung dan
kelompok suportif sendiri bertujuan
Cempaka, sedangkan perlakuan yang
untuk
antar
didapat adalah tindakan keperawata
menurut
generalis dan terapi kelompok suportif
Coppersmith (1967 dalam Maryam dkk.,
sebanyak empat sesi. Tiap kelompok
2007), faktor lingkungan merupakan
berjumlah 20 responden. Kuesioner
salah satu faktor yang mempengaruhi
yang digunakan pada penelitian ini
harga diri seseorang, sehingga terapi
menggunakan kuesioner adaptasi dari
kelompok suportif seharusnya memiliki
Rosenborg
dampak dalam meningkatkan harga diri
pertanyaan. Responden diseleksi dengan
klien DM.
menggunakan kuesioner tersebut dan
2. Metode Penelitian
bila memiliki nilai total <20 maka
memberikan
anggotanya
memberikan
anggota
Penelitian
kelompok
ini
dukungan dan
adalah
penelitian
kuantitatif dengan pendekatan quasi
individu
Scale’s
memenuhi
berjumlah
kriteria
10
untuk
menjadi responden. Kriteria yang lain
25
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
adalah klien didiagnosis menderita DM
perbedaan yang signifikan tingkat harga
tipe 2, berusia 20-65 tahun, memiliki
diri antara kelompok kontrol dengan
pekerjaan, dapat membaca dan menulis,
kelompok intervensi pada α 5% (p-value
kooperatif, memiliki kondisi yang stabil
> 0,025).
untuk mengikuti terapi kelompok dan
Tabel 3 menunjukkan tingkat harga diri
bersedia menjadi responden. Analisis
setelah dilakukan perlakuan
statistik
yaitu
tindakan keperawatan generalis pada
univariat dan bivariat dengan analisis
kelompok kontrol meningkat menjadi
paired t-test dan independent-sample t-
23,45, sedangkan tingkat harga diri pada
test serta Chi-square dengan tampilan
kelompok intervensi setelah dilakukan
dalam
tindakan keperawatan generalis dan
yang
bentuk
dipergunakan
tabel
dan
distribusi
berupa
frekuensi.
terapi kelompok suportif meningkat
3. Hasil Penelitian
menjadi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan hasil bahwa pada α 5%
rata-rata usia responden adalah 48,08
ada perbedaan yang signifikan antara
tahun dan lama menderita DM adalah
harga diri sebelum dengan sesudah
selama 51, 75 bulan seperti terlihat pada
dilakukan
tabel 1. Tabel 2 menunjukkan 57,5%
kelompok kontrol maupun kelompok
responden berjenis kelamin perempuan,
intervensi (p-value < 0,025).
37,5% bekerja sebagai wiraswasta, 60%
Selisih harga diri pada kelompok kontrol
berpendidikan rendah (SD-SMP), dan
dan kelompok intervensi diuji dengan
70% responden berstatus kawin.
menggunakan independent-sample t-test
Uji kesetaraan karakteristik responden
menunjukkan hasil pada α 5% bahwa
kedua kelompok menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang bermakna antara
pada α 5% tidak ada perbedaan yang
selisih harga diri kelompok kontrol
signifikan karakteristik responden antara
dengan selisih harga diri kelompok
kelompok kontrol dengan kelompok
intervensi
intervensi (p-value > 0,025). Nilai pre
pemberian
test harga diri pada kedua kelompok
generalis dan terapi kelompok suportif
menunjukkan bahwa kedua kelompok
berpengaruh lebih besar kepada harga
memiliki harga diri rendah, dimana rata-
diri klien DM daripada pemberian
rata nilai harga diri kelompok kontrol
tindakan keperawatan generalis saja.
sebesar 17,30
4. Pembahasan
sedangkan
kelompok
31,65.
Paired
perlakuan
(p-value
<
tindakan
baik
t-test
pada
0,025).
Jadi
keperawatan
intervensi sebesar 16,75. Tidak ada
26
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
Rata-rata nilai kuesioner harga diri klien
hidup pada penderita DM. Diabetes
DM
melitus
yang
dirawat
inap
di
RS
mempengaruhi
kesehatan
Panembahan Senopati Bantul selama
psikososial dan dihubungkan dengan
proses penelitian menunjukkan bahwa
ketakutan,
tingkat harga diri klien DM adalah harga
ketergantungan, dan menjadi berbeda
diri rendah. Hal ini sesuai dengan hasil
sehingga
penelitian dari Cavusaglu (2001) bahwa
ketergantungan
dampak dari diagnosis dan terapi DM
perkembangan ego yang miskin dapat
dapat mengakibatkan perubahan gaya
ditemukan
depresi,
harga
kecemasan,
diri
rendah,
sosial,
pada
penderita
dan
DM.
Tabel 1. Analisis Usia dan Lama Menderita Klien DM pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di RS Panembahan Senopati Bantul, Mei - Juni 2011 (N = 40) Variabel
Usia
Lama Menderita DM
Jenis Kelompok
n
Mean
Median
SD
Min-Maks
95% CI
Intervensi
20
48,90
50,00
6,46
35-60
45,88-51,92
Kontrol
20
47,25
48,00
6,68
35-57
44,12-50,38
Total
40
48,08
49,00
6,57
35-60
Intervensi
20
48,00
42,00
35,68
12-120
31,30-64,70
Kontrol
20
55,50
54,00
32,97
12-120
40,07-70,93
Total
40
51,75
48,00
34,33
12-120
Tabel 2. Distribusi Klien DM Menurut Jenis Kelamin, Pekerjaan, Pendidikan, dan Status Perkawinan pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di RS Panembahan Senopati Bantul, Mei – Juni 2011 (N = 40) Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah (n = 20) (n = 20) (N = 40) Karakteristik n % n % n % 1. Jenis Kelamin Klien DM a. Laki-laki 9 45 8 40 17 42,5 b. Perempuan 11 55 12 60 23 57,5 2. Pekerjaan Klien DM a. Pegawai Negeri 4 20 7 35 11 27,5 b. Pegawai Swasta 5 25 9 45 14 35 c. Wiraswasta 11 55 4 20 15 37,5 3. Pendidikan Klien DM a. Rendah 11 55 13 65 24 60 b. Tinggi 9 45 7 35 19 40 4. Status Perkawinan Klien DM a. Kawin 16 80 12 60 28 70 b. Tidak Kawin 4 20 8 40 12 30
27
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
Tabel 3. Analisis Perubahan Tingkat Harga Diri Klien DM Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Intervensi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di RS Panembahan Senopati Bantul, Mei – Juni 2011 (N = 40) Kelompok Intervensi
Kontrol
Variabel Tingkat Harga Diri a. Sebelum b. Sesudah Selisih Tingkat Harga Diri a. Sebelum b. Sesudah Selisih
n
Mean
SD
SE
20 20
17,30 31,65 14,35
2,62 2,50 -0,12
0,59 0,56 -0,03
20 20
16,75 23,45 6,7
1,99 1,79 -0,2
0,45 0,40 -0,05
t
p value
-19,28
.000
-18,43
.000
Faktor predisposisi biologis harga diri
Faktor predisposisi psikologis terjadinya
rendah pada klien DM dapat terjadi
harga diri rendah pada klien DM dapat
karena penyakit DM menyebabkan kadar
berupa kegagalan klien DM dalam
glukosa dalam darah meningkat akibat
menjalani peran dan fungsinya sebagai
kelainan dalam sekresi insulin, aktivitas
individu.
insulin maupun dua-duanya (Smeltzer,
penelitian ini adalah 48,08 tahun dimana
dkk., 2008). Responden penelitian pada
rata-rata usia kelompok intervensi 48,90
kelompok kontrol maupun kelompok
tahun dan kelompok kontrol 47,25 tahun.
intervensi memiliki rata-rata lama sakit
Erikson (1973) dalam Suardiman (1995)
DM selama 51,75 bulan dimana rata-rata
menyatakan bahwa pada usia 30-60
lama sakit kelompok kontrol adalah 55,5
tahun,
bulan dan kelompok intervensi 48,00
perkembangan dewasa tengah dimana
bulan. Hal ini menunjukkan bahwa
pada tahap ini tugas perkembangan yang
penyakit
harus
DM
telah
diderita
oleh
Rata-rata
individu
dipenuhi
responden dalam waktu yang sangat lama
Kondisi
sehingga
mengakibatkan
memungkinkan
terjadinya
DM
usia
berada
adalah yang
responden
pada
tahap
generativitas. dialami
responden
akan gagal
komplikasi termasuk di dalamnya adalah
memenuhi tugas perkembangan sehingga
perubahan fungsi sistem saraf yang
menjadikan klien DM harga diri rendah.
akhirnya
Faktor
membuat
individu
predisposisi
sosial
budaya
memperlihatkan kondisi perilaku dan
terjadinya harga diri klien DM dapat
emosi yang menyimpang termasuk di
dilihat dari perubahan status ekonomi
dalamnya tanda dan gejala dari harga diri
(Hawari, 2001). Penyakit DM yang
rendah.
diderita
responden
mengakibatkan
28
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
berkurangnya keharusan
pendapatan
untuk
karena
memeriksakan
diri
peningkatan
harga
diri
dilakukannya
tindakan
sesudah
keperawatan
secara teratur ke pelayanan kesehatan dan
generalis individu dan keluarga pada
dapat juga dikarenakan harus membiayai
responden
perawatan bila dirinya dirawat di rumah
kelompok intervensi.
sakit, selain itu saat klien DM menjalani
Tindakan
rawat inap di rumah sakit tentunya
dilakukan dengan mengidentifikasi dan
menyebabkan klien tidak dapat bekerja
melatih kemampuan dan aspek positif
sehingga
jumlah
yang dimiliki oleh klien. Terapis juga
pendapatannya. Diabetes melitus yang
memberikan pujian atas kemampuan
diderita responden dalam waktu yang
positif
cukup
menaikkan
mengurangi
lama
menyebabkan
berbagai
walaupun
tidak
sebesar
keperawatan
klien
yang
harga
generalis
berfungsi dirinya.
Tindakan
komplikasi sehingga dapat menyebabkan
keperawatan
terganggunya hubungan antara suami dan
keluarga klien yang mengalami harga diri
istri. Komplikasi yang mungkin terjadi
rendah
pada klien diabates impotensi, stroke, dan
tentang definisi, penyebab, tanda gejala
penyakit jantung (Smeltzer, dkk., 2008).
dan cara mengatasi harga diri rendah
Ketidakmampuan
yang dialami klien. (Keliat, dkk., 2006).
responden
dalam
jiwa
untuk
adalah
memberikan
edukasi
Hal
keluarga baik sebagai suami maupun
tindakan keperawatan generalis ini di
sebagai
kualitas
ruang rawat inap menurut peneliti adalah
hubungan di dalam keluarga menurun.
dikarenakan klien dan keluarga dapat
Hal ini akhirnya mengganggu ideal diri
mempraktekkan
dan peran diri klien sehingga muncul
bimbingan terapis. Tindakan ini ternyata
harga diri rendah pada klien DM.
memberikan efek menaikkan tingkat
Klien DM yang memiliki diagnosa
harga diri klien DM berdasarkan hasil
keperawatan harga diri rendah perlu
penelitian walaupun tidak sebesar terapi
mendapatkan
kelompok suportif.
menyebabkan
tindakan
keperawatan
mendukung
untuk
melaksanakan peran dan fungsinya dalam
istri
yang
generalis
bersama
Terapi
dirinya. Tindakan yang dilakukan dapat
dalam beberapa dekade terakhir dalam
berupa tindakan keperawatan generalis
perawatan berbagai jenis gangguan jiwa
harga
dan masalah psikologis. Terapi kelompok
rendah
dan
tindakan
dilakukan
dipandang
dengan
sehingga terjadi peningkatan pada harga
diri
kelompok
berhasilnya
pada
klien
sukses
keperawatan spesialis. Hasil penelitian di
yang
dengan
kelompok kontrol menunjukkan adanya
penyakit kronis telah menjadi populer
29
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
sebagai pendamping terapi medis. Hal ini
pengurusan jaminan kesehatan. Stuart
dikarenakan
kelompok
(2009) menyebutkan bahwa hal tersebut
menyediakan dukungan emosional dari
merupakan sumber koping aset materi
orang-orang yang memiliki pengalaman
sehingga perlu kerja sama berbagai pihak
yang sama dan dapat menggunakan
untuk membantu klien dalam pengurusan
pengalaman
jaminan kesehatan.
terapi
orang
lain
di
dalam
kelompok sebagai contoh. (Van der Ven,
Sesi keempat digunakan oleh kelompok
2011).
untuk mengevaluasi pelaksanaan sesi-sesi
Proses pelaksanaan terapi kelompok
sebelumnya dan tercapainya tujuan. Hasil
suportif pada penelitian ini dilakukan
yang dicapai pada sesi ini adalah pada
dalam
umumnya
empat
sesi.
Sesi
pertama
anggota
kelompok
sudah
mendiskusikan masalah psikologis yang
mencoba apa yang telah didiskusikan di
dialami kelompok akibat penyakit DM
sesi sebelumnya, hambatan yang dialami
yang diderita yaitu harga diri rendah. Hal
saat menggunakan sumber pendukung
ini
dari
baik di dalam keluarga maupun di luar
Cavusaglu (2001) bahwa harga diri
keluarga telah dilakukan penyelesaiannya
rendah dapat ditemukan pada klien DM.
meskipun hasil yang diperoleh belum
Sesi kedua mendapatkan hasil bahwa
optimal sesuai dengan yang diharapkan
sumber dukungan yang dimiliki oleh
karena anggota kelompok masih dirawat
kelompok di dalam keluarga adalah
di rumah sakit.
pasangan hidupnya (suami atau istri) dan
Hal yang menarik pada penelitian ini
anak yang masih tinggal satu rumah.
adalah jumlah anggota kelompok yang
Stuart
berjumlah 5 orang karena tidak adanya
mendukung
(2009)
pernyataan
menyatakan
dukungan
sosial
dari
caregiver
utama
merupakan
bahwa
keluarga
dan
ruangan khusus untuk melakukan terapi.
sumber
Walaupun Stuart (2009) menyatakan
koping dalam menghasilkan respon yang
bahwa
adaptif terhadap kondisi sakit klien.
kelompok adalah sebanyak 7 orang untuk
Sumber dukungan dari luar keluarga
memberikan kesempatan menyampaikan
didiskusikan di sesi ketiga. Hasil diskusi
pengalaman,
menunjukkan bahwa sumber dukungan di
penelitian yang menunjukkan adanya
luar keluarga yang biasa digunakan
peningkatan
adalah rumah sakit, puskesmas dan
disimpulkan bahwa jumlah anggota 5
mantri di daerah tempat tinggalnya.
orang dapat memberikan kesempatan
Hambatan
pada anggota kelompok suportif untuk
yang
dirasakan
adalah
jumlah
minimal
tetapi
sebesar
dengan
14,35
anggota
hasil
dapat
30
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
menyampaikan pendapatnya di tatanan
karakteristik klien DM rata-rata usia
layanan rumah sakit umum.
48,08 tahun dengan lama sakit rata-rata
Faktor
51,75 bulan. Karakteristik yang lain
lain
efektivitas
yang
terapi
mempengaruhi suportif
adalah sebagian besar responden adalah
adalah adanya dukungan sosial yang
perempuan, bekerja sebagai wiraswasta,
terjadi
berpendidikan
pada
kelompok
pelaksanaan
terapi.
SD,
dan
status
Dukungan sosial yang diberikan anggota
perkawinannya adalah kawin.
kelompok ternyata menaikkan harga diri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kelompok intervensi. Hasil ini sesuai
rata-rata
dengan penelitian Budd (2009) yang
kelompok kontrol sebelum dilakukan
meneliti
tindakan
tentang
hubungan
antara
tingkat
harga
keperawatan
diri
generalis
pada
dan
dukungan sosial yang diterima dengan
terapi kelompok suportif adalah sebesar
harga
16,75
diri
hubungan
mendapatkan yang
hasil
sedangkan
pada
kelompok
antara
intervensi sebesar 17,30. Hal ini berarti
dukungan sosial yang diterima dengan
responden kedua kelompok memiliki
tingginya harga diri.
harga diri rendah.
Pelaksanaan masing-masing sesi terapi
Tingkat harga diri kelompok kontrol
kelompok suportif pada penelitian ini
setelah
dilakukan dalam empat kali pertemuan
keperawatan generalis memiliki rata-rata
tanpa jeda hari karena keterbatasan
sebesar 23,45 atau meningkat sebesar 6,5
kondisi fisik klien dan rata-rata lama
bila
rawat inap klien kurang dari seminggu.
mendapatkan perlakuan. Tingkat harga
Hal ini menurut Pareek (1996 dalam
diri kelompok intervensi juga mengalami
Sobur,
peningkatan
2003)
signifikan
ada
menyebabkan
proses
mendapatkan
dibandingkan
yang
tindakan
dengan
lebih
sebelum
besar
dari
belajar pada terapi kelompok suportif di
kelompok kontrol yaitu sebesar 14,35
penelitian ini baru sebatas aspek kognitif
menjadi
saja.
terapi, sehingga tingkat harga diri kedua
5. Simpulan
kelompok sama-sama meningkat setelah
Penelitian tentang pengaruh tindakan
mendapatkan perlakuan.
keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
generalis
dan
terapi
31,65
harga
setelah
diri
mendapatkan
kelompok suportif terhadap tingkat harga
tingkat
pada
kelompok
diri klien diabetes melitus (DM) yang
intervensi meningkat secara bermakna
menjalani rawat inap di RS Panembahan
bila dibandingkan dengan kelompok
Senopati Bantul memperoleh hasil bahwa
kontrol dengan nilai p <0,05 (p value =
31
Prosiding Seminar Nasional Dan Presentasi Ilmiah
0,000). Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian tindakan keperawatan generalis dan terapi kelompok suportif memiliki pengaruh yang lebih besar bila dibandingkan dengan pemberian tindakan keperawatan
generalis
saja
terhadap
tingkat harga diri klien DM yang menjalani rawat inap di RS Panembahan Senopati Bantul. Daftar Pustaka Budd, A. (2009). The correlation of selfesteem and perceived social support. URJHS, Vol 8. Cavusaglu, H. (2001). Self esteem in adolescence: A comparison of adolescents with diabetes mellitus and leukimia. Pediatric Nursing, July-August 2001 Vol 27 no 4. Depkes RI. (2008). Riset kesehatan dasar 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. International Diabetes Federation (IDF). (2011). Diabetes atlas (fourth edition). 8 April 2011. http://www.idf.org. Hawari, D. (2001). Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizoprenia. Jakarta: FKUI. Hunt. (2004). A resource kit for self help/ support groups for people affeccted by an eating disorder. 12 Februari 2011. http://www.medhelp.org/njgroups/ VolunteerGuide.pdf. Keliat & tim. (2006). Modul model praktek keperawatan profesional
jiwa (MPKP) jiwa. Jakarta: WHOFIK UI. Kristyaningsih, T. (2009). Pengaruh terapi kognitif terhadap perubahan harga diri dan kondisi depresi pasien gagal ginjal kronik di ruang haemodialisa RSUP fatmawati jakarta tahun 2009. Tesis. FIK UI (tidak dipublikasikan). Maryam, S & Tim. (2007). Kebutuhan dasar manusia: berdasarkan hierarki maslow dan penerapannya dalam keperawatan. Jakarta: Semesta Media. Porth, C.M,. (2008). Essentials of pathophysiology: Concepts of altered health states (2nd edition). USA: Lippincott Williams & Wilkins. Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, JL., Cheever, K.H. (2008). Brunner & suddarth’s: Textbook of medicalsurgical nursing (11 th ed). Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins. Sobur, A. (2003). Psikologi umum dalam lintas sejarah. Bandung: Pustaka Setia. Stuart. (2009). Principles and practice of psychiatric nursing (9th edition). St Louis: Mosby. Suardiman, P. (1995). Psikologi perkembangan. Yogyakarta : FIP IKIP. Van der Ven, N. (2011). Psychososial group intervention in diabetes care. 23 Juni 2011. http://spectrum.diabetesjournals.org.
32