KODE UNIT
: O.842340.043.01
JUDUL UNIT
: Melaksanakan Pelayanan Sanitasi Pada Saat Darurat Bencana.
DESKRIPSI UNIT : Unit
kompetensi
ini
menjelaskan
keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk Petugas Pelayanan Sanitasi.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Memahami
pentingnya pelayanan sanitasi dalam situasi darurat bencana dan atau situasi konflik.
2. Menerapkan
intervensi pelayanan sanitasi
KRITERIAUNJUK KERJA Pentingnya sanitasi dalam bencana dan atau situasi dijelaskan. 1.2 Ruang lingkup pelayanan dalam situasi bencana atau konflik dijelaskan. 1.1
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
2.9
2.10
situasi konflik sanitasi situasi
Intervensi sanitasi dilakukan sesuai dengan disain. Sarana Pembuangan Tinja (Jamban) darurat disediakan. Kebersihan dan penggunaan jamban (latrine) di kendalikan. Sarana pembuangan sampah (limbah padat) disediakan. Kebersihan dan penggunaan sarana pembuangan sampah dikendalikan. Sarana drainase limbah cair disediakan. Kebersihan dan penggunaan sarana drainase limbah cair dikendalikan. Pelayanan pengendalian vektor penyakit dilaksanakan sesuai dengan standart baku. Pelayanan promosi kebersihan diri dilaksanakan sesuai dengan standard baku. Perhatian khusus terhadap kelompok rentan (ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, anak-anak, lanjut usia dan orang berkebutuhan khusus)
diberikan. 2.11 Penanganan mayat dilakukan sesuai dengan standar kesehatan dan budaya masyarakat 3. Melakukan
kerjasama 3.1 Komunikasi dengan masyarakat dengan masyarakat pengungsi dibangun. 3.2 Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sarana MCK dan sanitasi lainnya dipantau. 3.3 Kerjasama dalam kelompok dipantau. 3.4 Permasalahan–permasalahan yang mengganggu kerjasama kelompok diselesaikan.
4. Melaporkan
Data bahan laporan dikumpulkan 4.2 Laporan pelaksanaan tugas dibuat sesuai format pelaporan 4.1
BATASAN VARIABEL 1.
Konteks variabel 1.1
Pelayanan Sanitasi adalah pelayanan dasar di hunian (shelter), yang mencakup antara lain : Pembuangan Tinja (Jamban), Pengelolaan Limbah Padat (sampah), Pengelolaan Limbah Cair dan Drainase, Pengendalian Vektor , Promosi Kesehatan dan juga Penanganan Mayat.
1.2
Petugas Pelayanan Sanitasi adalah tenaga atau relawan atau pekerja kemanusiaan yang memiliki kemampuan dan kualifikasi sebagai sanitarian dengan ruang lingkup tugas menyediakan dan mengendalikan sarana Pembuangan Tinja (Jamban), Pengelolaan Limbah Padat (sampah), Pengelolaan Limbah Cair dan Drainase, Pengendalian Vektor , Promosi Kesehatan dan juga Penanganan Mayat.
1.3
Kerjasama adalah keterlibatan masyarakat dalam melakukan tugastugas berkaitan dengan layanan sanitasi.
1.4
Isu-isu yang berdampak pada penyediaan dan pengendalian sarana sanitasi dan kegiatan pelayanan sanitasi lainnya antara lain
mencakup: 1.1.1
Isu-isu teknis :
Indikator-indikator teknis, seperti ketersediaan sarana sanitasi.
Kualitas sarana sanitasi yang disediakan.
Ketersediaan sarana dan material MCK.
Type dan jenis sarana MCK.
Ketersediaan air bersih di semua sarana MCK yang tersedia.
Ketersediaan sarana angkut sampah, penyedot limbah dll.
Ketersediaan tempat pembuangan sementara dan tempat pembuangan akhir.
1.1.2
Isu-isu Non Teknis :
Kesadaran dan kedisiplinan pengungsi dalam menjaga kebersihan sarana MCK dan lingkungannya.
1.1.3
Kesadaran dan kedisiplinan pengungsi memilah sampah.
Isu-isu pengungsi:
Kebiasaan
atau
norma
mengenai
pendatang
dan
pengungsi
Pengetahuantentang Piagam Kemanusiaan dan Proyek Sphere dan hukum internasional yang relevan dengan para pengungsi dan hak-hak mereka
Pertimbangan isu-isu budaya dan isu-isu mengenai kebutuhan dan hak-hak masyarakat yang menjadi tuan rumah.
1.2
Pemangku kepentingan ‘internal’ seperti: 1.2.1
Koordinator Air bersih dan Sanitasi sebagai atasan langsung
1.2.2
Manajer air dan sanitasi sebagai atasan tidak langsung.
1.2.3
Hierarki BNPB atau institusi penyedia layanan sanitasi saat
darurat bencana seperti BPBD, SKPD, PMI, Masyarakat dan Dunia Usaha, Masyarakat Internasional dll. 1.3
Efektivitas bantuan, termasuk: 1.3.1
Sikap kepemilikan, termasuk:
Melibatkan masyarakat dan pemerintah setempat dalam pengambilan
keputusan,
peng
implementasian,
pemantauan, dan evaluasi
Mendorong kontribusi masyarakat dan pemerintah lokal dalam pemecahan masalah dalam pengelolaan sanitasi..
1.3.2
Kerjasama: Secara
aktif
masyarakat
berusaha dan
melakukan
mitra
kerja
kerjasama
dalamproses
dengan
pelayanan
sanitasi. 2.
Peralatan dan perlengkapan: 2.1
2.2
3.
Peralatan pembangunan sarana sanitasi 2.1.1
Peralatan sarana MCK (Mandi Cuci Kakus)
2.1.2
Peralatan sarana pengumpulan sampah terpisah
2.1.3
Peralatan sarana pembuangan sampah
2.1.4
Peralatan pembuatan drainase limbah cair
2.1.5
Peralatan promosi kesehatan
2.1.6
Peralatan pengendalian vector.
2.1.7
Peralatan dan Kelengkapan lainnya.
Perlengkapan 2.2.1
Spidol
2.2.2
SOP Pelayanan Sanitasi.
2.2.3
Kertas Manila/ kertas koran
Peraturan yang diperlukan: 3.1
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana 3.2
Perka BNPB Nomor 10 Tahun 2008 tentang Komando Tanggap Darurat Bencana
3.3
Perka BNPB Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
3.4
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 TentangSanitasi Total Berbasis Masyarakat
3.5
Peraturan
Menteri
Kesehatan
736/Menkes/Per/Vi/2010
Republik
TentangTata
IndonesiaNomor
Laksana
Pengawasan
Kualitas Air Minum 3.6
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
IndonesiaNomor
907/Menkes/Sk/Vii/2002Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum 3.7
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
IndonesiaNomor
492/Menkes/Per/Iv/2010TentangPersyaratan Kualitas Air Minum 3.8
Peraturan
Pemerintah
Republik
IndonesiaNomor
16
Tahun
2005TentangPengembangan Sistem PenyediaanAir Minum 4.
Norma dan Standar: 4.1
Piagam
Kemanusiaan
dan
Standar
Minimum
dalam
Respon
Kemanusiaan Proyek Sphere (2011). 4.2
SNI 7937:2013 Layanan Kemanusiaan dalam Bencana
PANDUAN PENILAIAN 1.
Konteks penilaian 1.1
Pertimbangan Kesempatan dan Kesetaraan 1.1.1
Semua petugas pelayanan sanitasi harus menyadari isu-isu kesempatan, kesetaraan, dan hak asasi manusia pada bidang kerja masing-masing
1.1.2
Semua petugas pelayanan sanitasi harus mengembangkan kemampuan bekerja di dalam lingkungan budaya yang
berbeda 1.1.3
Secara khusus, petugas pelayanan sanitasi harus menyadari isu-isu budaya, historis, kebiasaan dan isu-isu terbaru di dalam menghadapi masyarakat dan budaya di tempat mereka bekerja
1.1.4
Penguji
dan
pelatih
harus
mempertimbangkan
isu-isu
kesempatan dan kesetaraan yang relevan terkait dengan kebiasaan dan budaya setempat 1.2
Sumber Daya 1.2.1
unit ini dapat dinilai secara pengujian
menyeluruh
mandiri, tetapi tindakan
dengan
unit–unit
lain
yang
berhubungan dengan kompetensi dianjurkan 1.2.2
pengujian
pengetahuan
dasar,
selain
pertanyaan
penegasan, biasanya dilakukan di dalam konteks di luar lapangan 1.2.3
sumber daya yang diperlukan untuk penilaian
meliputi
akses kepada:
lokasi tempat kerja atau tempat kerja simulasi
arahan-arahan spesifikasi dan pekerjaan
buku pedoman kebijakan dan buku pedoman prosedur (baik
internasional
maupun
setempat,
mencakup
operasional dan keamanan bantuan kemanusiaan)
dokumen-dokumen yang relevan (seperti SOP, Panduan, rencana tanggapan dan laporan catatan penilaian) dan dokumen-dokumen standar
alat-alat perlengkapan yang relevan (seperti perlengkapan tulis,tempat sampah, jamban, alat kebersihan lainnya dan alat komunikasi)
1.3
Metode penilaian
1.3.1
Metode
penilaian
perlu
mempertimbangkan
kesulitan
praktis yang berhubungan dengan layanan sanitasi apabila uji kompetensi dilakukan dalam suasana bantuan operasi tanggap darurat 1.3.2
Metode penilaian harus dengan observasi langsung tugas dan meliputi pertanyaan pada pengetahuan dasar
1.3.3
pengujian mungkin diterapkan di bawah kondisi proyek terkait
(sebenarnya atau simulasi) dan perlu pembuktian
proses 1.3.4
pengujian harus didukung oleh bukti tambahan dari suatu jangkauan luas dari sumber, terutama meliputi pembuktian dari satu atau lebih bidang keadaan.
2.
Persyaratan kompetensi O.842340.001.01
Melakukan
Kerja
Efektif
dalam
Sektor
Penanggulangan Bencana 3.
Pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan 3.1
Pengetahuan 3.1.1
Memahami pentingnya pelayanan sanitasi dalam situasi darurat bencana dan atau situasi konflik.
3.2
Keterampilan 3.2.1
Menerapkan intervensi pelayanan sanitasi.
3.2.2
Menyediakan sarana Pembuangan Tinja (Jamban) darurat.
3.2.3
Menyediakan sarana Pembuangan sampah (limbah padat).
3.2.4
Menyediakan sarana drainase limbah cair.
3.2.5
Melaksanakan pelayanan pengendalian vector penyakit.
3.2.6
Melaksanakan kegiatan pelayanan Promosi Kesehatan.
3.2.7
Menerapkan perlindungan kelompok rentan dan memahami isu-isu lintas sektor lainnya
3.2.8 4.
5.
Membuat pelaporan kegiatan
Sikap kerja : 4.1
Bekerjasama dengan masyarakat
4.2
Menerapkan kerjasama dalam kelompok
Aspek Kritis 5.1
Individu
yang
dinilai
harus
menunjukkan
pengetahuan
dan
keterampilan tertentu yang diperlukan, juga keterampilan 5.2
Aplikasi kompetensi harus dinilai di tempat kerja atau tempat kerja yang tersimulasi secara realistis
5.3
Pengujian harus dilakukan menurut pelaksanaan kerja standar dan sah, persyaratan keamanan, dan kendala lingkungan
5.4
Konsistensi kinerja
harus ditunjukkan menurut batasan situasi
yang dipersyaratkan sesuai dengan tempat kerja 5.5
Testimoni para peserta proyek, pemerintah, atau organisasiorganisasi nonpemerintah baik tidak langsung maupun tidak diminta
yang
berhubungan
dengan
perilaku
etis
harus
dipertimbangkan sebagai pembuktian penting sehubungan dengan unit ini Pengujian yang dilakukan harus memperkuat kesimpulan yang masuk akal bahwa kompetensi bukan hanya dapat dipenuhi dalam keadaan tertentu, tetapi juga dapat dialihkan kepada keadaan–keadaan lain.