PENYUSUNAN MODUL PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GENAP 2016/2017
Muhammad Iqbal, S.T., M.M.
08820485-1
Muhammad Rizky Fauzi
1102134381
Mira Eka Annisa
1102134417
Ony Azwida Sari
1102134414
Muhammad Haikal
1102134399
Zahran Bagasanda Alfanzuri
1102130142
Raihan Razafuad
1102130126
Rahmah Sabrina
1102134276
Aulia Yuza Putra
1102130080
Terrin Eliska
1102134315
Tia Zahari
1102130171
Muhammad Fauzan
1102130077
Kharin Imanullah Khalqihi
1102130248
Muhammad Awanda Yudhanegara
1102134403
Gasha Sarwono Putra
1102130093
Muhammad Adhi Guna
1102130162
Sancita Utami
1102134337
Ginna Fadillah Akbar
1102130033
Esha Fajar Kurnia
1102130224
Mikail Maarif Lubis
1102134269
Rifky Fernanda
1102130242
TATA TERTIB PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GENAP 2016/2017
PRAKTIKUM 1. Semua Praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian 2. Praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, tidak boleh diwakilkan dan jika berhalangan hadir wajib menyerahkan surat keterangan maksimal 3x24 jam setelah praktikum dilaksanakan. 3. Untuk Praktikan yang berhalangan hadir karena alasan kesehatan, keluarga, keagamaan, dan penugasan institusi, maka praktikan wajib menyerahkan surat pengantar dari pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut sesuai dengan peraturan yang ada. 4. Praktikan wajib datang tepat waktu pada saat praktikum atau akan dikenakan sanksi yaitu: a. Keterlambatan < 15 menit diperkenankan praktikum, namun tidak diberi tambahan waktu pengerjaan Tes Awal. b. Keterlambatan > 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum. 5. Praktikan yang tidak hadir tanpa keterangan (kesehatan/keluarga/keagamaan/penugasan institusi), dinyatakan GAGAL mengikuti praktikum Pengembangan produk dan harus mengulang kembali praktikum Pengembangan produk di tahun berikutnya.
1. Syarat yang harus dipenuhi praktikan untuk mengikuti praktikum, yakni: a. Kartu praktikum. b. Kelengkapan praktikum. 2. Praktikan wajib mengisi presensi pada lembar yang telah disediakan. 3. Setiap praktikan wajib melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, kecuali praktikan yang sudah melakukan tukar jadwal dengan membawa bukti form tukar jadwal. 4. Kegiatan tukar jadwal dilakukan antar kelompok (bukan individu), dengan mengisi form tukar jadwal maksimal 1x24 jam sebelum pelaksanaan praktikum, membawa serta kartu
i
praktikum dan ditandatangani oleh Asisten serta dihadiri oleh perwakilan kedua kelompok yang akan melaksanakan tukar jadwal. Form tukar jadwal diberi cap Laboratorium Pengembangan Produk. 5. Setiap praktikan wajib mengikuti kegiatan praktikum hingga selesai dan tidak diperkenankan untuk meninggalkan praktikum tanpa izin dari Asisten jaga. 6. Pada saat praktikum, Praktikan: a. Tidak diperkenankan untuk mengganggu jalannya praktikum. b. Tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan di luar tugas yang harus diselesaikan. c. Tidak diperkenankan untuk mengerjakan tugas praktikan lain. d. Tidak diperkenankan untuk membawa fasilitas, perlengkapan dan/atau peralatan praktikum keluar dari Laboratorium Pengembangan Produk. e. Mengkondisikan alat komunikasi. f. Tidak diperkenankan untuk menggunakan alat komunikasi selama kegiatan praktikum berlangsung kecuali dengan ijin asisten. g. Wajib untuk menjaga kerapihan dan kebersihan ruangan laboratorium, serta peralatan yang telah digunakan harus dikembalikan pada tempatnya semula. 7. Setiap pengumuman terkait dengan praktikum hanya akan dipublikasikan melalui mading Laboratorium Pengembangan Produk. 8.
Praktikan yang melakukan kecurangan atau plagiatisme (terlihat sama dan serupa) dalam mengerjakan tes awal, tes akhir, tugas atau laporan akan mendapatkan nilai 0 untuk penilaian tes awal, tes akhir, tugas atau laporan yang terindikasi dilakukan kecurangan.
9.
Waktu yang akan digunakan dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan praktikum adalah Waktu Indonesia Barat (WIB).
KELENGKAPAN RAKTIKUM 1. Untuk setiap praktikan diwajibkan untuk menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Telkom, seragam (bersepatu) kemeja putih dan celana untuk pria atau rok untuk wanita dengan bahan biru dongker atau hitam dan tidak
ii
diizinkan untuk memakai jeans ketika mengikuti kegiatan praktikum. Pada hari Jumat dan Sabtu, praktikan diperbolehkan mengenakan batik berlengan yang sopan dan rapi. 2. Setiap praktikan diwajibkan untuk membawa kartu praktikum yang telah dilengkapi dengan foto formal ukuran 3x4 dan distempel oleh asisten Laboratorium Pengembangan Produk. 3. Jika praktikan tidak membawa kartu praktikum yang telah dipersyaratkan sebelumnya, maka praktikan akan diberikan kesempatan untuk membawa kembali kartu praktikum untuk tetap mengikuti praktikum modul yang bersangkutan dengan sanksi keterlambatan yang berlaku. 4. Untuk praktikan putra dilarang berambut panjang, tidak melebihi telinga, alis, dan kerah baju.
PRAKTIKUM SUSULAN 1. Praktikum susulan hanya akan diselenggarakan 1 kali untuk modul tertentu dengan kondisi yang memungkinkan. 2. Tidak ada praktikum susulan untuk praktikum modul 0 dan 7. 3. Praktikum susulan hanya akan diberikan pada praktikan dengan alasan yang dapat diterima yang dibuktikan dengan surat izin seperti yang tertera pada peraturan yang ada.
PRAKTIKAN 1. Praktikan wajib mengikuti semua rangkaian modul praktikum. 2. Praktikan wajib mengerjakan tugas selama praktikum sesuai dengan instruksi yang diberikan Asisten. 3.
Praktikan wajib mematuhi semua Tata Tertib yang telah disebutkan sebelumnya.
PROGRESS REPORT DAN FINAL REPORT 1. Akan ada Progress Report di setiap modul dan akan ada Final Report pada modul 7. 2. Aturan pengerjaan Progress Report dan Final Report akan diberitahukan pada akhir kegiatan praktikum. 3. Waktu pengumpulan laporan akan diberitahukan pada saat praktikum.
iii
4. Keterlambatan pengiriman laporan akan mendapatkan konsekuensi sebagai berikut: a. Terlambat < 15 menit, nilai laporan dikurangi 5%. b. Terlambat 15-30 menit, nilai laporan dikurangi 10%. c. Terlambat 31-60 menit, nilai laporan dikurangi 15%. d. Terlambat 61-120 menit, nilai laporan dikurangi 30%. e. Terlambat > 120 menit, nilai laporan dikurangi 50%. 5.
Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib Praktikum 2016/2017 Pengembangan Produk akan ditetapkan kemudian melalui rapat koordinasi Asisten.
PROPORSI NILAI
MODUL
iv
TEMPAT
TES AWAL
TES PRAKTIKUM
AKHIR / JURNAL
PROGRESS REPORT
0
-
-
-
-
100%
1
-
-
-
-
100%
1
Lab. P-Dev
10%
50%
10%
30%
2
Lab. P-Dev
10%
50%
10%
30%
3
Lab. P-Dev
10%
50%
10%
30%
4
Lab. P-Dev
10%
50%
10%
30%
5
Lab. P-Dev
10%
50%
10%
30%
6
Lab. P-Dev
10%
50%
10%
30%
7
Lab. P-Dev
-
-
-
100%
8
Lab. P-Dev
-
-
-
100%
MODUL 1 IDENTIFIKASI PELUANG PENGEMBANGAN PRODUK, KEBUTUHAN KONSUMEN DAN SPESIFIKASI PRODUK
Planning
Mission Statement
Concept Development
Identifyng Customer Needs
Establish Target Specification
System-Level Design
Generate Product Concept
Select Product Concept(s)
Detail Design
Test Test Product Product Concept(s) Concept(s)
Testing and Refinement
Set Set Final Final Specifications Specifications
Final Final Specifications Specifications
Production Ramp-Up
Plan Plan Downstream Downstream Development Development
Development Plan
TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan memahami cara mengindetifikasi pengembangan produk 2. Praktikan memahami cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan melakukan pengumpulan data, menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan, mengorganisasikan kebutuhan pelanggan menjadi hierarki dan mengukur tingkat kepentingan. 3. Praktikan mampu membuat spesifikasi berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pelanggan. 4. Praktikan mampu menggunakan matriks House of Quality (HOQ) dalam metode Quality Function Deployment (QFD) untuk menganalisis kebutuhan pelanggan dan spesifikasi. SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Personal Computer (PC) 2. Microsoft Office Excel 3. Alat tulis 4. Lembar mission statement 5. Lembar hasil kuesioner
1
6. Referensi MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Identifying Customer Needs1 2. Metode Pengumpulan Data2 3. Dimensi Kualitas Produk3 4. Spesifikasi Produk2 5. Quality Function Deployment (QFD) dan House of Quality (HOQ)4, 5 6. Klasifikasi Kebutuhan Pelanggan dan Matrix Klein Grid4
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. OVERVIEW MODUL Pada modul ini, praktikan akan mempraktikkan cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, membuat spesifikasi produk dan membuat HOQ. Tahap awal pada praktikum ini adalah Planning. Pada tahap ini, langkah awal yang akan dilaksanakan adalah mendefinisikan produk, target market dan beberapa aspek lainnya. Praktikan akan mengidentifikasi peluang pengembangan produk yang ada atau produk yang akan praktikan ciptakan. Tahap kedua adalah Concept Development. Untuk mengembangkan konsep yang ada, praktikan harus menggunakan data yang valid. Data yang didapatkan akan dianalisis dan akan menjadi sumber untuk melihat kebutuhan pelanggan yang sebenarnya, sehingga produk yang diciptakan diharapkan dapat memecahkan masalah yang sebenarnya. Setelah tahap awal dan tahap kedua sudah dilaksanakan tahap selanjutnya adalah membuat spesifikasi produk. Kemudian menggunakan HOQ untuk membantu menganalisis need statement secara lebih komprehensif.
2. LANGKAH PRAKTIKUM A. Identifikasi Peluang Pengembangan Produk Identifikasi Peluang Pengembangan Produk dilakukan dengan membuat mission statement pada halaman di Microsoft Excel yang telah disediakan. Tentukan dan isi
2
mission statement berdasarkan produk yang akan dikembangkan. . Mission Statement Product Description
Produk troli digunakan untuk memindahkan barang yang berat
Benefit Proposition
Troli dapat dilipat dan memiliki bobot yang ringan sehingga mudah dibawa dan disimpan Dibuat dari material yang ramah lingkungan Produk dirilis pada kuartal akhir 2017
Key Business Goal
Biaya produksi 40% dari harga jual Mendapatkan market share sebesar 10% Primary Market Secondary Market Assumption and Constraint
Stakeholder
Penggunaan di kantor dan gudang kecil Penggunaan di UKM dan rumah tangga Pengoperasian secara manual Kapasitas angkut terbatas pada luas dan kekuatan struktur trolley Bobot keseluruhan trolley ringan (dapat dibawa) Pengguna Distributor dan reseller Bagian produksi Bagian marketing Produk desainer Hukum/HAKI
B. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan a) Mengumpulkan Data dari Pelanggan Mengumpulkan data kebutuhan pelanggan dengan menggunakan beberapa metode seperti:
Observasi Melakukan pengamatan pada produk dan mengidentifikasi kekurangan atau permasalahan pada desain eksisting produk. Mengamati bagaimana pelanggan menggunakan sebuah produk atau melakukan aktivitas yang akan didukung oleh produk yang sedang dikembangkan. Dapat dilakukan dengan mengobservasi pada lingkungan sehingga bisa mengetahui penggunaan yang sebenarnya dan juga mengobservasi pada penggunaan yang bukan fungsi produk sebenarnya. No 1 2 3 4 5
Kondisi Eksisting Penggunaan Produk Tidak semua roda bisa berputar orbital 360 derajat Handle tidak dapat dimiringkan pada kemiringan sudut tertentu
Need Statement Produk dapat bermanuver dengan muda Kemiringan handle produk dapat diatur
3
Produk Eksisting: Handtruck Platform / Trolley
Focus Group Discussion (FGD) Kumpulkan informasi dan data akan produk berdasarkan pendapat dan pengamatan anggota diskusi dan pelanggan pada lembar kerja yang tersedia. Isikan identitas anggota grup diskusi beserta dengan usulan perbaikan desain beserta alasan yang disampaikan. Permasalahan yang telah teridentifikasi kemudian disusun menjadi need statement. Nama Nim
: HKL : 1102134399 Usulan
Alasan
Sepertinya roda harus berukuran besar
karena akan menimbulkan getaran yang minim
Mekanisme pelipatan handle dan roda dipisah
mekanisme produk yang komplek dapat menyebabkan produk cepat rusak
Need Statement Produk memiliki ukuran roda yang ideal Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi
Paku keling diganti dengan mur standar
Produk menggunakan Agar lebih mudah untuk diperbaiki jika rusak pengikat yang mudah dibuka
Ukuran platform diperbesar
Produk memiliki Kurang stabil ketika membawa barang yang ukuran platform yang besar dan berat sesuai
Diberikan tempat mengaitkan tali pengikat
Butuh tali pengikat untuk menstabilkan barang bawaan pada troli
Produk memiliki sistem pengunci muatan
Mengubah permukaan bawah platform agar mudah digenggam
Permukaan bawah platform tidak nyaman digenggam ketika akan mengangkat troli
Platform produk dapat digenggam dengan nyaman
Wawancara Metode ini meminta pelanggan atau pengguna produk untuk menyampaikan pendapatnya secara langsung dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Dilakukan dengan mendiskusikan kebutuhan dengan pelanggan. Isikan
4
lembar kerja dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan beserta dengan need statement dari tanggapan pelanggan tersebut.
Nama Pelanggan : Faizal Interviewer Alamat : Surabaya Tanggal Telepon : 08215763xxxx Pertanyaan Kesulitan apa yang dirasakan pada penggunaan produk ini? Menurut anda perlukah fitur pelipatan pada produk ini?
: HKL : 21/10/2016
Customer Statement Roda depan tidak dapat berbelok, sehingga menyulitkan manuver
Ne
Produk dapat b
Ya, karena mudah untuk disimpan
Produk
Fitur apa yang anda harapkan pada produk ini?
Mekanisme pelipatan terpisah dengan roda agar memudahkan saat membawa barang yang besar
Faktor apa yang menjadi pertimbangan utama anda pada produk ini?
Kemudahan manuver dan kapasitas beban yang diangkut
Produk dapat b
Dapatkah produk ini memenuhi keinginan anda?
Tidak, troli sulit dijalankan saat beban berat karena roda terlalu kecil
Produk memili
Produk dapat me
Produk mampu
Ketinggian handl
b) Interpretasi Data Mentah Menjadi Data Kebutuhan Pelanggan Data mentah yang telah dikumpulkan berupa kebutuhan pelanggan dinyatakan dalam pernyataan tertulis (customer statement) kemudian diterjemahkan menjadi need statement. Need statement adalah pernyataan kebutuhan pelanggan secara tertulis yang telah diinterpretasikan Berikut adalah petunjuk untuk membuat need statement yang benar: 1. Menyatakan kebutuhan sebagai “apa” yang harus dilakukan oleh suatu produk, bukan “bagaimana” produk itu berfungsi. 2. Menyatakan kebutuhan spesifik sesuai dengan pernyataan konsumen. 3. Menggunakan kalimat positif, bukan negatif. 4. Menyatakan kebutuhan sebagai atribut sebuah produk. 5. Menghindari kata “harus” dan “sebaiknya”.
5
Kondisi Eksisting Penggunaan Produk Tidak semua roda bisa berputar orbital 360 derajat Handle tidak dapat dimiringkan pada kemiringan sudut tertentu Nama Nim
: M. Haikal : 1102134399 Usulan
Need Statement Produk dapat bermanuver dengan mudah Kemiringan handle produk dapat diatur
Alasan
Sepertinya roda harus berukuran besar
karena akan menimbulkan getaran yang minim
Mekanisme pelipatan handle dan roda dipisah
mekanisme produk yang komplek dapat menyebabkan produk cepat rusak
Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi
Paku keling diganti dengan mur standar
Agar lebih mudah untuk diperbaiki jika rusak
Produk mudah diperbaiki
Ukuran platform diperbesar
Produk memiliki Kurang stabil ketika membawa barang yang ukuran platform yang besar dan berat sesuai
Diberikan tempat mengaitkan tali pengikat
Butuh tali pengikat untuk menstabilkan barang bawaan pada troli
Produk stabil ketika digunakan
Mengubah permukaan bawah platform agar mudah digenggam
Permukaan bawah platform tidak nyaman digenggam ketika akan mengangkat troli
Platform produk dapat digenggam dengan nyaman
Nama Pelanggan Wahyu Alamat Jakarta Telepon 08215763xxxx Pertanyaan Kesulitan apa yang dirasakan pada penggunaan produk ini? Menurut anda perlukah fitur pelipatan pada produk ini? Fitur apa yang anda harapkan pada produk ini?
Interviewer Tanggal
M. Haikal 21/10/2016
Customer Statement Roda depan tidak dapat berbelok, sehingga menyulitkan manuver
Dapatkah produk ini memenuhi keinginan anda?
Need Statement Produk dapat bermanuver dengan mudah
Ya, karena mudah untuk disimpan
Produk mudah disimpan
Mekanisme pelipatan terpisah dengan roda agar memudahkan saat membawa barang yang besar
Produk dapat membawa muatan bervolume tinggi
Faktor apa yang menjadi Kemudahan manuver dan kapasitas beban pertimbangan utama anda pada yang diangkut produk ini?
6
Need Statement Produk memiliki ukuran roda yang ideal
Tidak, troli sulit dijalankan saat beban berat karena roda terlalu kecil
Produk dapat bermanuver dengan mudah Produk mampu membawa beban berat Produk memiliki ukuran roda yang ideal Ketinggian handle produk dapat disesuaikan
c) Mengorganisasi Kebutuhan Berdasarkan Hierarki Membuat hierarki kebutuhan yang dibagi sesuai dengan dimensi kualitas produk dari primary, secondary dan tertiary. No
Primary
Secondary
1
Performance
Produk mampu membawa beban berat Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi
2
Features
Produk mudah disimpan Produk stabil ketika digunakan
Tertiary
Platform produk dapat digenggam dengan nyaman Produk dapat bermanuver dengan mudah 3
Conformance
4
Reliability
5
Durability
6
Aesthetics
7
Serviceability
Produk memiliki ukuran platform yang sesuai Ketinggian handle produk dapat disesuaikan Kemiringan handle produk dapat diatur Produk memiliki ukuran roda yang ideal
Produk mudah diperbaiki
Need Statement Produk mampu membawa beban berat Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi Produk mudah disimpan Produk stabil ketika digunakan Platform produk dapat digenggam dengan nyaman Produk dapat bermanuver dengan mudah Produk memiliki ukuran platform yang sesuai Ketinggian handle produk dapat disesuaikan Kemiringan handle produk dapat diatur Produk memiliki ukuran roda yang ideal Produk mudah diperbaiki
d) Menetukan tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan Setelah melakukan pengelompokkan kembali need statement, maka dilakukan penentuan tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan. Tingkat kepentingan perlu diketahui untuk menentukan prioritas pemenuhan kebutuhan pelanggan. Berikut
7
adalah contoh kuesioner atau survei yang dihasilkan dari kebutuhan pelanggan yang telah didapatkan:
Variabel
Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 1
Kepuasan 2 3
4
A. Performance (Kualitas/Fungsi Utama Produk) Produk mampu mengangkut beban berat Produk dapat membawa muatan bervolume tinggi B. Features (Pelengkap Fungsi Utama/Dasar Produk) Produk mudah disimpan Produk memiliki sistem pengunci muatan C. Conformance (Kemampuan Produk Mencapai Spesifikasi yang Ditawarkan) Platform produk dapat digenggam dengan nyaman Produk dapat bermanuver dengan mudah Produk memiliki ukuran platform yang sesuai Ketinggian handle produk dapat disesuaikan Kemiringan handle produk dapat diatur Produk memiliki ukuran roda yang ideal D. Reliability (Keandalan Produk/Kemungkinan Kecil Produk Untuk Tidak Berfungsi/Rusak) E. Durability (Ketahanan Produk/Kemampuan Produk Untuk Dapat Terus Berfungsi) F. Aesthetics (Tampilan Visual Produk) G. Serviceability (Kemampuan Produk Untuk Diperbaiki) Produk menggunakan pengikat yang mudah dibuka
Pendekatan untuk menentukan tingkat kepentingan dan kepuasan relatif setiap kebutuhan adalah dengan kesepakatan bersama yang dilakukan oleh tim pengembang atau dengan melakukan survei ke pelanggan. Format pengukuran tingkat kepentingan dan kepuasannya dapat dilakukan dengan melakukan salah satu dari metode berikut:
Web based survey
Multivoting
Etc.
Teknik-teknik untuk mengukur kebutuhan pelanggan Dalam pengumpulan pernyataan pelanggan, responden dapat diminta untuk melakukan perintah-perintah tertentu seperti mengurutkan, menilai, memilah, dan memilih beberapa opsi dalam pertanyaan.
Category Scales
8
Contoh pemilihan kata dalam pertanyaan yang digunakan dalam skala kategori.
Likert Scale Pengukuran dari variabel yang di desain untuk memperbolehkan responden untuk menilai seberapa kuat keputusan mereka dengan menggunakan pilihan seperti setuju/tidak setuju dan memiliki range dari yang sangat positif hingga yang sangat negatif.
9
Reverse Coding Metode yang digunakan untuk memastikan nilai dari pengukuran skala menuju ke arah yang sama (penggunaan pertanyaan positif dan negatif, tidak menunjukkan hasil yang berbeda). Composite Scales Sebuah cara untuk menyatakan susunan pertanyaan yang tersembunyi dengan menjumlahkan atau merata-ratakan reaksi responden terhadap beberapa pertanyaan. Semantic Differential Pengukuran skala sikap responden terhadap pertanyaan yang terdiri dari 7 tingkat poin dan menggunakan kata sifat dan keterangan yang memiliki 2 sisi yang saling bertolak belakang.
10
Numerical Scales Metode pengukuran yang mirip dengan metode semantic differential, akan tetapi menggunakan angka dan bukan deskripsi verbal sebagai skalanya.
*Untuk memahami lebih lanjut contoh-contoh metode mengukur tingkat sikap konsumen, dapat dilihat pada Chapter 14: Attitude Measurement, Business Research Methods4
C. Spesifikasi Produk Spesifikasi Produk merupakan serangkaian spesifikasi yang mengungkapkan detaildetail yang tepat dan terukur mengenai apa yang harus dilakukan produk. Spesifikasi produk tidak memberikan informasi bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi menampilkan pernyataan mengenai apa yang harus dilakukan dalam upaya memuaskan kebutuhan pelanggan. Spesifikasi terdiri dari metric and value (tabel need, metric, value, unit)
D. HOQ (House of Quality) Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ) adalah tahapan atau iterasi pertama dalam penerapan metodologi Quality Function Deployment (QFD). HOQ bisa membantu analisis terhadap need statement secara lebih komprehensif. Berikut ini bagan House of Quality (HOQ):
11
A= Customer Requirements
D= Inter-Relationships
B= Planning Matrix
E= Technical Corelations
C= Technical Responses
F= Target Matrix
Hasil dari rekap need statement akan dimasukkan ke dalam bagan A HOQ dan hasil dari rekap metrik akan dimasukkan ke dalam bagan C HOQ.
E. Membuat Matriks Dari hasil kuesioner atau survei yang dihasilkan, selanjutnya adalah melakukan rekapitulasi data sesuai dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Berikut adalah tabel yang digunakan untuk melakukan rekapitulasi hasil kuesioner: Responden ke1 2 3 4 5
V1 4 4 3 4 4
REKAPITULASI HASIL KUISIONER TINGKAT KEPENTINGAN V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 3 2 3 4 3
2 3 2 2 3
2 3 4 2 2
3 3 3 4 3
3 4 3 2 3
3 4 3 3 4
3 3 3 4 4
2 3 2 1 3
2 3 3 3 2
3 2 3 2 3
TOTAL 30 34 32 31 34
Jumlah responden yang ikut berpatisipasi dalam kuesioner berjumlah 30 responden dengan “Vn” merupakan jumlah need statement yang ada pada kuesioner. Setelah pengisian rekapitulasi dilakukan selanjutnya yaitu menghitung WAP (Weight Average Performance).
12
Jumlah Responden yang Menjawab
Nilai 1 2 3 4
TOTAL
Performance Weighted (Jumlah x Bobot)
Nilai 1 2 3 4
TOTAL
PERHITUNGAN WAP TINGKAT KEPENTINGAN V3 V4 V5 V6 V7 V8 2 0 0 0 0 0 11 10 2 4 2 4 10 15 18 15 17 15 7 5 10 11 11 11 30 30 30 30 30 30
V1 0 0 8 22 30
V2 0 3 14 13 30
V1 0 0 24 88 112
V2 0 6 42 52 100
V3 2 22 30 28 82
V4 0 20 45 20 85
V1
V2
V3
V4
3,73
3,33
2,73
2,83
V5 0 4 54 40 98
V6 0 8 45 44 97
V7 0 4 51 44 99
V8 0 8 45 44 97
V9 3 8 15 4 30
V10 1 15 11 3 30
V11 0 7 16 7 30
V12
V13
0
0
V9 3 16 45 16 80
V10 1 30 33 12 76
V11 0 14 48 28 90
V12
V13
0
0
V11
V12
V13
Performance Weighted / Jumlah responden V5 V6 V7 V8 V9 V10 3,27
3,23
3,30
3,23
2,67
2,53
3,00
WAP (Weight Average Performance) berfungsi untuk mengetahui bobot kepentingan dan kepuasan pelanggan. Perhitungan performance weighted dihitung dengan mengkalikan bobot nilai yang diberikan responden dengan jumlah nilai pada setiap need
statement. Lalu untuk melanjutkan ke tahap WAP yaitu dengan membagi nilai performance weighted dengan jumlah responden yang ada. *Langkah ini berlaku untuk menghitung nilai performansi tingkat kepentingan dan kepuasan. F. Menentukan Matriks Klein Grid Langkah pertama adalah memasukkan nilai performansi kepentingan dan kepuasan pada lembar kerja Matriks Klein Grid, kemudian rata-ratakan nilai performansi kepuasan untuk mendapatkan Garis Tengah Sumbu (x) dan rata-ratakan nilai performansi kepentingan untuk mendapatkan Garis Tengah Sumbu (y). V1
V2
V3
V4
2,37
2,43
3,20
3,17
Garis Tengah (X) :
3,37
3,23
3,33
3,30
3,20
2,83
V11
V12
V13
V12
V13
3,17
3,05
V1
V2
V3
3,73
3,33
2,73
Garis Tengah (Y) :
NILAI PERFORMANSI KEPUASAN / TOTAL RESPONDEN V5 V6 V7 V8 V9 V10
NILAI PERFORMANSI KEPENTINGAN / TOTAL RESPONDEN V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10
2,83
3,27
3,23
3,30
3,23
2,67
2,53
V11
3,00
3,08
13
Setelah memasukan nilai performansi kepentingan dan kepuasan, maka pada lembar kerja Gambar Matrik Klein Grid akan muncul Gambar Matriks Klein Grid berdasarkan data yang diinputkan pada sheet sebelumnya. Lalu lihat letak setiap variabel pada kuadran matriks.
Masukkan variabel-variabel ke dalam tabel klasifikasi kebutuhan pelanggan sesuai dengan letak variabel tersebut berada di Gambar Matrik Klein Grid.
G. Membuat Matrik Perencanaan
14
a) Membuat spesifikasi dari need statement yang sudah ada dengan memberikan metrik kepada need statement tersebut.
High Impact
Low Impact
Hidden
v1
v5
v10
v3
v2
v6
v4
v7
v9
v8
v11
Variabel
Expected
NO
Needs Statement
Metrik Kapasitas beban maksimum
1
Produk mampu membawa beban berat
2
Produk dapat membawa muatan bervolume tinggi
3
Produk mudah disimpan
Panjang platform Lebar platform Bobot produk Jumlah interaksi konsumen dengan produk volume produk akhir
b) Membuat Metrik menjadi lebih spesifik dengan memberikan Value dan Unit. No 1 2 3 4 5 6
Metrik
Value
Unit
Kapasitas beban maksimum Panjang platform Lebar platform Bobot produk Jumlah interaksi konsumen dengan produk volume produk akhir
200 - 250 50-100 30-60 <10 <7 3000
kg cm cm kg tahap cm3
15
Goal
Improvement ratio
Sales point
Raw weight
Normalized raw weight
Produk mampu membawa beban berat Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi Produk mudah disimpan Produk stabil ketika digunakan Platform produk dapat digenggam dengan nyaman
Importance to Customer
1 2 3 4 5
Needs Statement
Customer Satisfaction Performance
NO
Matriks Klein Grid
c) Membuat Matriks Perencanaan
EXP EXP HID HID HIM
2,37 2,43 3,20 3,17 3,37
3,73 3,33 2,73 2,83 3,27
3,05 2,88 2,97 3,00 3,32
1,29 1,18 0,93 0,95 0,99
1,2 1,2 1,5 1 1,5
5,77 4,74 3,80 2,68 4,83
0,13 0,10 0,08 0,06 0,10
Berikut merupakan cara untuk mengisi matriks perencaan : 1. Need statement didapatkan dari hasil pengerjaan modul 1 bagian 1. 2. Matriks Klein Grid diisikan dengan klasifikasi kebutuhan masing-masing need statement. 3. Customer satisfaction performance berisikan nilai WAP kepuasan konsumen. 4. Importance to customer berisikan nilai WAP kepentingan konsumen. 5. Goal : merupakan rata-rata dari customer satisfaction performance dan importance to customer. 6. Improvement Ratio : goal / Customer satisfaction performance. 7. Sales Point :
Jika hasil matriks klein grid menunjukkan low impact (LIM), maka diisikan nilai 1 (metrik terpenuhi, namun tidak ada value added penjualan produk)
Jika hasil matriks klein grid menunjukkan expected (EXP), maka diisikan nilai 1,2 (metrik terpenuhi, namun value added penjualan produk tidak signifikan)
Jika hasil matriks klein grid menunjukkan high impact (HIM), maka diisikan nilai 1,5 (metrik terpenuhi, value added penjualan produk signifikan)
16
Jika hasil matriks klein grid menunjukkan hidden (HID), maka diisikan nilai 1, 1.2, atau 1.5 bergantung pada definisi dari need statement itu sendiri dan bagaimana dampak yang diberikan jika need statement itu terpenuhi oleh produk. Penilaian ini ditentukan sendiri oleh tim pengembangan produk.
8. Raw Weight : Important x Improvement Ratio x Sales Point 9. Normalized Raw Weight : Raw Weight / Total Raw Weight d) Tabel satuan dan tingkat kesulitan:
Menentukan Direction of Goodness pada setiap metrik yang ada, MTB diisikan bagi metrik yang semakin dipenuhi semakin baik, TB bagi nilai metrik yang tepat, LTB bagi nilai metrik yang semakin rendah semakin baik.
Mencantumkan satuan yang sesuai bagi metrik yang ada.
Tingkat kesulitan diisi dengan tingkatan 1-4 berdasarkan penilaian dari anggota kelompok. Tingkat kesulitan menilai kemungkinan suatu metrik untuk diwujudkan pada produk yang akan dibuat. No
Metrik
1 2 3 4 5 6 7
Kapasitas beban maksimum Panjang platform Lebar platform Bobot produk Jumlah interaksi konsumen dengan produk volume produk akhir sistem pengunci muatan
Direction of Goodness Satuan Tingkat kesulitan MTB TB TB LTB LTB
kg cm cm kg tahap
LTB TB
cm3 binary
3 2 2 4 3 3 1
17
H. Langkah-Langkah Pengisian House of Quality (HOQ): a) Mengisikan Bagan A HOQ
dengan
Direction of Goodness
data
Metric
kebutuhan pelanggan/need statement.
Needs Statement
Produk mampu membawa beban berat
1
Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi Produk mudah disimpan
3
Produk stabil ketika digunakan
4
18
Normalized raw weight
yang telah dibuat.
Raw weight
perencanaan
Sales point
matriks
Goal
HOQ dengan data dari
Platform produk dapat digenggam dengan nyaman
Importance to customers
b) Mengisikan Bagan B
Customer satisfaction perfomance
5
Improvement ratio
2
2,37
3,73
3,05
1,29
1,20
5,77
0,13
2,43
3,33
2,88
1,18
1,20
4,74
0,10
3,20
2,73
2,97
0,93
1,50
3,80
0,08
MTB
TB
TB
LTB
LTB
Panjang platform
Lebar platform
Bobot produk
Jumlah interaksi konsumen dengan produk
Direction of Goodness
Kapasitas beban maksimum
c) Mengisikan Bagan C HOQ dengan metrik dan direction of goodness.
1
2
3
4
5
Metric
Needs Statement
d) Mengisikan Bagan D HOQ Nilai keterkaitan antar metrik dengan need statement: 0= tidak berhubungan sama sekali 1 = berhubungan tapi sangat sedikit sekali 3 = cukup berhubungan 9 = sangat berhubungan Nilai kontribusi: nilai perkalian atara nilai keterkaitan dengan Normalized raw weight
19
e) Mengisikan Bagan E HOQ√√dengan simbol keterkaitan antar metrik. √√ √
√√ √√ √√
√
√
√√ √
√√
√√
√
√
√√
√
MTB
TB
TB
LTB
LTB
LTB
TB
TB
LTB
Panjang platform
Lebar platform
Bobot produk
Jumlah interaksi konsumen dengan produk
volume produk akhir
sistem pengunci muatan
Tinggi platform
Diameter putar produk
Panjang awal handle
Panjang akhir handle
kemiringan akhir hadle
Diameter roda
Lebar tapak roda
Durasi membuka pengikat produk
√
Kapasitas beban maksimum
√
TB
TB
TB
TB
TB
LTB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
f) Mengisikan Bagan F HOQ Satuan Target / Value Kontribusi Normalisasi Kontribusi Ranking
kg
cm
cm
200 - 250 50-100 30-60 2,424189 4,113013 4,113013 0,081503 0,138283 0,138283 4 1 1
Isi kolom satuan dengan satuan untuk setiap metrik.
Kolom target/value diisikan dengan nilai ukuran tiap metrik.
Kolom kontribusi diisi dengan jumlah total nilai kontribusi pada bagan D permetrik.
Normalisasi kontribusi dilakukan untuk menentukan tingkat komposisi setiap kontribusi dari keseluruhan kontribusi metrik (kontribusi / total kontribusi).
20
Rangking mengurutkan tingkat nilai normalisasi kontribusi.
TRIVIA
BioLite HomeStove & CampStove mampu mengolah bahan bakar yang banyak tersedia seperti ranting kayu dan mampu menghasilkan pembakaran yang bersih serta efisien. Kompor ini tidak mengeluarkan asap pembakaran seperti kompor pada umumnya. Menariknya, kompor BioLite juga mampu mengubah energi yang dihasilkan dari pembakaran menjadi energi listrik. Dengan dilengkapi dengan konektor USB, kompor BioLite Homestove & CampStove dapat digunakan juga untuk men-charge kembali baterai pada handphone atau smartphone. (http://www.bioliteenergy.com/pages/mission)
21
DAFTAR PUSTAKA 1. Ulrich, K.T. dan Eppinger S.D. (2012). Perancangan dan Pengembangan Produk. Jakarta: Penerbit Salemba Teknika. 2. Zikmund, W., Babin, B., Carr, J. dan Griffin, M. (2013). Business Research Methods (ninth ed.). Oklahoma: South-Western, Cengage Learning. 3. Kotler, P. dan Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran (edisi 13). Jakarta: Erlangga. 4. Cohen, L. (1995). Quality Function Deployment: How to Make QFD Work for You. Reading: Addison-Wesley Publishing Company. 5. Day, Ronald G. (1993). Quality Function Deployment: Linking a Company with Its Customers. Milwaukee: ASQC Quality Press.
22
MODUL 2 CONCEPT GENERATION DAN CONCEPT SELECTION
Planning
Mission Statement
Identifyng Identifyng Customer Customer Needs Needs
Concept Development
Establish Establish Target Target Specification Specification
System-Level Design
Generate Product Concept
Select Product Concept(s)
Detail Design
Test Test Product Product Concept(s) Concept(s)
Testing and Refinement
Set Set Final Final Specifications Specifications
Final Final Specifications Specifications
Production Ramp-Up
Plan Plan Downstream Downstream Development Development
Development Plan
TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat menghasilkan ide konsep dari spesifikasi produk, kebutuhan pelanggan dan mission statement yang telah disediakan secara sistematis. 2. Praktikan dapat mengevaluasi konsep-konsep produk yang ada berdasarkan kebutuhan konsumen (customer needs) dan kriteria lain. 3. Praktikan dapat membandingkan kelebihan dan kelemahan relatif dari beberapa produk. 4. Praktikan dapat memilih sebuah konsep produk dari ebberapa konsep produk untuk pengkajian, pengujian dan pengembangan lebih lanjut.
SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu Praktikum
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Microsoft Office 3. Kertas dan alat tulis 4. Data penelitian 5. Referensi
23
MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Concept generation 2. Decision Matrices 3. Concept Screening 4. Concept Scoring
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 3. OVERVIEW MODUL A. Concept generation Konsep produk adalah gambaran dari teknologi, prinsip kerja dan bentuk geometris produk2. Proses memunculkan konsep dimulai dengan input kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target dan akan menghasilkan output yaitu konsep-konsep produk di mana akan diseleksi pada proses seleks konsep. Salah satu metode untuk concept generation adalah ‘The five-step method’.
B. Concept selection Concept selection (pemilihan konsep) adalah sebuah proses untuk mengevaluasi konsep berdasarkan kebutuhan konsumen (customer needs) dan kriteria lain, membandingkan kelebihan dan kelemahan relatif dari sebuah konsep, memilih satu atau lebih dari konsep produk untuk pengkajian, pengujian dan pengembangan lebih lanjut 2 .
Dalam
praktikum, metode Concept selection yang dipakai adalah metode Decision Matrices (matriks keputusan). Metode ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap Concept Screening (penyaringan konsep) dan Concept Scoring (penilaian konsep).
a. Concept Screening Penyaringan konsep bertujuan untuk merampingkan jumlah konsep secara cepat dan selanjutnya mengembangkannya menjadi konsep yang lebih baik untuk dievaluasi pada tahap penilaian konsep1. b. Concept Scoring
24
Penilaian konsep adalah tahap lanjutan dari penyaringan konsep. Penilaian konsep bertujuan untuk memilih beberapa konsep menjadi konsep akhir (konsep terpilih).
4. LANGKAH PRAKTIKUM A. Concept Generation a) Tahap pertama dari Concept Generation adalah mengkalrifikasi masalah sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk yang telah ditentukan pada modul sebelumnya. Kebutuhan pelanggan dari need statement terkait permasalahan fungsi dan fitur dari produk yang dijadikan sebagai objek pengembangan produk.
25
Spesifikasi produk :
GAMBAR REFRENSI
Isi kembali matrik dan value sesuai spesifikasi yang telah dicari pada modul sebelumnya. Fungsi spesifikasi ini adalah bagaimana kita membuat konsep produk sesuai dengan target spesifikasi yang telah ditentukan. No 1 2 3
Fungsi Trolley dapat menampung banyak muatan Produk dapat memindahkan muatan Produk dapat digunakan dengan mudah
Membuat Function Diagram dari kebutuhan produk trolley yang digambarkan kedalam “black box” diagram. “Black Box” menggambarkan keseluruhan fungsi produk. Kemudian melakukan dekomposisi, yang gunanya untuk mendetailkan perancangan kedalam fungsi-fungsi.
26
Memunculkan beberapa konsep produk dapat dilakukan dari pencarian internal dan eksternal. Untuk mengumpulkan infomasi terkait pencarian eksternal dapat menggunakan beberapa cara yaitu,
Lead user
Patent
Benchmarking
Expert
Published literatures
Sedangkan untuk pencarian internal dapat menggunakan 4 pedoman yang berguna dalam melakukan brainstorming baik individu maupun kelompok, seperti:
Suspend judgements
Generate a lot of ideas
Welcome ideas that may seem infeasible
Use graphical and physical media
27
Berikut merupakan hasil beberapa konsep melalui pencarian internal dan external.
b) Membuat eksplorasi sistematis menggunakan konsep kombinasi tabel. Hasil eksplorasi secara sistematis tersebut akan menghasilkan beberapa konsep produk yang akan dikembangkan lebih lanjut. Salah satu contoh eksploitasi sistematis dengan kombinasi konsep adalah:
Concept
Option 1
Option 2
Option 3
Membawa barang dengan volume tinggi ukuran platform biasa
ukuran platform dapat ditambah (di tarik) ukuran platform di tambah (dibuka)
Bermanuver dengan mudah trolley memiliki 4 roda yangmana trolley memiliki 3 roda yangmana keempat rodanya dapat berputar keempat rodanya dapat berputar 360 derajat 360 derajat
trolley memiliki 3 roda dimana roda di depan dapat berputar 360 derajat sedangkan 2 roda di belakang hanya dapat 18 derajat
Buatlah pemilihan combination table dari konsep1 hingga konsep selanjutnya.
28
c) Meringkas semua kombinasi tabel yang telah dibuat dan membuat sketsa 2D untuk masing-masing konsep. Ide
Konsep 1
Function
Kemiringan handle dapat diatur
Membawa barang dengan volume tinggi
handle dapat dimiringkan namun ujung handle lurus
ukuran platform biasa
Produk Stabil Ketika digunakan
Bermanuver dengan mudah trolley memiliki 3 roda yangmana keempat rodanya dapat berputar 360 derajat
trolley memilii keranjang yang dapat dibongkar pasang
Mudah diperbaiki
Membawa beban berat baut seatpost
platform polos
Ukuran platform yang sesuai
Ukuran roda ideal 0.71x0.44 m
diameter roda 4 inchi
Produk mudah disimpan
Ketinggian handle dapat disesuaikan handle, platform, roda bisa di lipat
ketinggian handle dua yang dapat di rubah dalam beberapa tindakan
SKETSA
Platform dapat nyaman digenggam pegangan di platform memiliki gerigi ruas untuk jari tangan
B. Concept Selection a. Konsep Screening Matrix a) Input konsep-konsep yang telah dibuat pada tabel kombinasi di Concept Generation b) Melakukan seleksi kriteria yang didapat dari Customer Needs dan Stakeholder Needs; pada customer need jika ditemukan dua atau lebih kebutuhan yang sama
29
maka akan dijadikan dalam warna yang sama. Stakeholder need merupakan kebutuhan para stakeholder ketika melakukan proses produksi.
c) Melakukan penyaringan terhadap konsep-konsep yang telah digambarkan sebelumnya; memberikan tanda -,0,+ pada setiap kriteria seleksi untuk setiap konsep. Penilaian tersebut diberikan dengan membandingkan konsep dengan referensi yang ada pada saat ini. Menghitung jumlah -,0,+ untuk setiap konsep menghitung jumlah net score dan melakukan ranking terhadap produk yang telah dibuat berdasarkan nilai net score yang tertinggi.
30
Selection Criteria Kemudahan penggunaan Ergonomi mudah untuk dibawa mudah di perbaiki Kesesuaian standar produk Kinerja produk Biaya Produksi safety Sum +'s Sum 0's Sum -'s Net Score Rank Continue?
A 0 + + 0 0 2 3 3 -1 5 No
B + + + 0 + + 0 0 5 3 0 5 1 yes
C + 0 + + + 0 0 4 3 1 3 2 yes
Concepts D + 0 0 + 0 0 2 4 2 0 4 combine
E + 0 + + 0 0 3 3 2 1 3 combine
Reference 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Contoh ilustrasi screening konsep (A) :
Kemudahan penggunaan Pada konsep A diberi nilai “–“ karena untuk mengangkut beban berat pada trolley lebih kecil dari referensi karena platform yang digunakan tidak menggunakan rangka sebagai penahan beban benda pada trolley
Ergonomi pada konsep A diberi nilai “0” karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada.
Mudah untuk dibawa Pada konsep A diberi nilai “+” karena pada konsep A handle, platform, dan roda mudah dilipat sehingga lebih baik dibandingkan referensi.
Mudah diperbaiki Pada konsep produk A diberi nilai “+” karena pengikat yang digunakan trolley pada konsep A menggunakan baut seatpost yang mana lebih mudah dibuka dibandingkan dengan baut yang ada pada produk referensi
Kesesuaian standar produk Pada konsep A diberi nilai “0” karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada.
Biaya produksi
31
pada konsep A diberi nilai “–“ karena konsep A memiliki biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan referensi yang ada karena konsep A memiliki keranjang yang memerlukan biaya tambahan.
safety Konsep A diberi nilai “0” karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada.
b. Concept Scoring Matrix a) Menghitung pembobotan untuk setiap kriteria seleksi memasukkan matriks perencanaan yang ada pada modul sebelumnya, menjumlahkan persentase kepentingan need statement terhadap pelanggan. Selection Criteria Kemudahan penggunaan Ergonomi mudah untuk dibawa mudah di perbaiki Kesesuaian standar produk Kinerja produk Biaya Produksi safety Sum +'s Sum 0's Sum -'s Net Score Rank Continue?
32
A 0 + + 0 0 2 3 3 -1 5 No
B + + + 0 + + 0 0 5 3 0 5 1 yes
C + 0 + + + 0 0 4 3 1 3 2 yes
Concepts D + 0 0 + 0 0 2 4 2 0 4 combine
E + 0 + + 0 0 3 3 2 1 3 combine
Reference 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b) Melakukan rating terhadap konsep produk yang sudah disaring terlebih dahulu berdasarkan relative performance yang ada pada modul. Pada tahap concept scoring ini, yang menjadi konsep referensi adalah konsep C. Relative Performance Much worse than reference Worse than reference Same as reference Better than reference Much better than reference
Selection Criteria
Weight
Kemudahan penggunaan Ergonomi mudah untuk dibawa mudah di perbaiki Kesesuaian standar produk Kinerja produk Biaya Produksi safety
Rating 1 2 3 4 5
Concepts B C D&E Weighted Weighted Weighted Rating Rating Rating Score Score Score 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 3 5 5 3 3 3 2 3 2 3 3 3
Total Score Rank Continue?
Contoh ilustrasi scoring pada konsep B
Kemudahan penggunaan Pada konsep B diberi rating “4” (lebih baik dari referensi) karena konsep B memiliki 4 roda dimana keempat roda tersebut dapat bermanuver dengan mudah.
Ergonomi Pada konsep B diberikan rating “4” (lebih baik dari referensi) karena produk pada konsep B dapat membawa barang dengan volume tinggi dan handle dapat diatur kemiringannya dibandingkan dengan produk referensi
Mudah untuk di bawa Pada konsep B diberikan rating “4” (lebih baik dari referensi) karena pada konsep B produk dapat memanuver dengan mudah, produk memiliki
33
permukaan bawah platform yang nyaman digenggam dan produk memiliki ukuran platform yang sesuai dibandingkan dengan produk referensi.
Mudah diperbaiki Pada konsep B diberikan rating “3” (sama dengan referensi) dikarenakan memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada.
Kesesuaian standar produk Pada konsep B diberi rating “5” (jauh lebih baik dari referensi) dikarenakan konsep B memiliki ukuran roda dan platform yang ideal dari referensi
Kinerja produk Pada konsep B diberi rating “3” (sama dengan referensi) karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi.
Biaya produksi Pada konsep B diberikan rating “2” ( lebih buruk dari referensi) karena pada konsep B biaya yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan biaya untuk memproduksi produk referensi
safety Pada konsep B diberikan rating “3” (sama dengan referensi) dikarenakan memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada.
c) Melakukan perhitungan antara bobot dengan rating pada kolom weighted score (weight x rating)
Selection Criteria Kemudahan penggunaan Ergonomi mudah untuk dibawa mudah di perbaiki Kesesuaian standar produk Kinerja produk Biaya Produksi safety
Weight 22.20% 21.65% 6.46% 7.09% 13.78% 8.82% 10.00% 10.00%
Concepts B C D&E Weighted Weighted Weighted Rating Rating Rating Score Score Score 4 0.888189 3 0.6661417 3 0.6661417 0.8661417 3 0.6496063 4 0.8661417 4 4 0.2582677 0.1937008 2 0.1291339 3 0.2125984 3 0.2125984 2 0.1417323 3 0.6889764 3 0.4133858 5 0.6889764 5 3 0.2645669 0.2645669 3 0.2645669 3 2 0.2 3 0.3 0.2 2 3 0.3 3 0.3 0.3 3
d) Jumlahkan keseluruhan dari tiap-tiap konsep, dan pilih satu untuk dikembangkan.
34
Selection Criteria Kemudahan penggunaan Ergonomi mudah untuk dibawa mudah di perbaiki Kesesuaian standar produk Kinerja produk Biaya Produksi safety Total Score Rank Continue?
Weight 22.20% 21.65% 6.46% 7.09% 13.78% 8.82% 10.00% 10.00%
Concepts B C D&E Weighted Weighted Weighted Rating Rating Rating Score Score Score 4 0.888189 3 0.6661417 3 0.6661417 0.8661417 3 0.6496063 4 0.8661417 4 4 0.2582677 0.1937008 2 0.1291339 3 0.2125984 3 0.2125984 2 0.1417323 3 0.6889764 3 0.4133858 5 0.6889764 5 3 0.2645669 0.2645669 3 0.2645669 3 2 0.2 3 0.3 0.2 2 3 0.3 3 0.3 0.3 3 3.678740157 1 Yes
3 3 No
3.256692913 2 NO
e) Gambar konsep yang akan dikembangkan ke dalam bentuk 3D
35
TRIVIA
Fathom One Drone Modular Tidak hanya didesain untuk dapat menyelam dalam air, drone ini juga mempunyai desain yang sangat modular. Desain modular ini membuatnya lebih portable atau bisa dibawa kemana-mana dengan mudah. Sistem kontrol yang digunakan oleh drone ini adalah berbasis wi-fi buoy dan menggunakan remot kontrol khusus. Fathom One Drone Modular juga bisa membagikan pengalaman yang didapatkan kepada sahabat Anda melalui aplikasi fathom-one yang tersedia. Dengan berbagai teknologi yang tersedia, drone ini dapat melakukan berbagai hal seperti kamera HD 1080 yang berkualitas, lampu LED yang dapat memberikan cahaya apabila berada di area dalam ataupun menyelam pada malam hari. Saat ini drone air tersebut masih melakukan kampanye di kickstarter dan telah mendapat pendanaan hingga lebih dari $135.000 ( Sumber : http://www.penggagas.com/drone-modular-dalam-air-fathom-one-ini-akanmembuatmu-menikmati-sensasi-menyelam-dengan-gambar-hd/ )
36
DAFTAR PUSTAKA 1. Batan, I. M. (2012). Desain Produk. Surabaya: Penerbit Guna Widya. 2. Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2012). Product Design and Development Fifth Edition. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.
37
MODUL 3 PRODUCT ARCHITECTURE
Planning
Concept Development
System-Level Design
Detail Design
Testing and Refinement
Production Ramp-Up
TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu merancang arsitektur produk dengan membuat skematik produk, melakukan pengelompokan skematik produk, membuat rough geometric layout, dan mengidentifikasi interaksi fundamental dan insidental pada produk yang dirancang. 2. Praktikan mampu memahami konsep arsitektur modular dan arsitektur integral. SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu Praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Software Excel 3. Microsoft Visio 4. SolidWorks 5. Referensi MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Product Architecture
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. OVERVIEW MODUL Product Architecture adalah penugasan elemen-elemen fungsional dari produk terhadap kumpulan bangunan fisik (physical building blocks) produk. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk dan menentukan jenis penghubung/pembatas (interface) yang akan digunakan. Dalam arsitektur produk, produk sendiri memiliki dua jenis elemen yaitu, Elemen fungsioal dan Elemen fisik.
38
Dimana elemen fungsional merupakan Suatu kegiatan operasi dan transformasi secara individual yang memberikan kontribusi pada kinerja keseluruhan produk dan elemen fisik Part, komponen, sub-assembly yang mendukung fungsi produk. Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan, menjadi beberapa building block utama yang disebut chunks dan kumpulan chunk yang memiliki satu atau beberapa elemen fungsi disebut dengan modular. Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Arsitektur modular memiliki dua ciri seperti berikut :
Chunk melaksanakan atau mengimplementasikan satu atau sedikit elemen fungsional
pada keseluruhan fisiknya.
Interaksi antar chunk dapat dijelaskan dengan baik, dan umumnya penting untuk
menjelaskan fungsi – fungsi utama produk. Kebalikan dari arsitektur modular adalah, arsitektur integral. Arsitektur integral menunjukkan satu atau lebih ciri –ciri berikut ini :
Elemen-elemen fungsional dari produk di implementasikan dengan menggunakan lebih
dari satu chunk.
Satu chunk mengimplentasikan beberapa elemen fungsional
Interaksi antara chunk sulit dijelaskan dan mungkin bersifat incidental (tidak diprediksi
sebelumya) terhadap fungsi utama produk.
39
2. LANGKAH PRAKTIKUM Studi Kasus
:
NAMA : Trolley Alat yang digunakan untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Produk ini memiliki 4 roda yang dapat berputar 360 derajat dengan diameter masing-masing roda 8 inch, terdapat handle yang dapat disesuaikan (dinaik turunkan), platform bagian bawah yang dapat menampung barang, serta memiliki sistem pengunci berupa tali yang menyatu dengan trolley, pengunci berupa tali didapat dari supplier. Selanjutnya terdapat handle, zplatform dan roda dapat dilipat untuk memudahkan mekanisme penyimpanan. A. Membuat Skema Produk Skema produk yaitu diagram yang menggambarkan pengetian terhadap elemen-elemen penyusun produk, yakni berupa elemen fisik, komponen kritis dan elemen fungsional Langkah-langkah merancang Use Case Diagram pada Visio: a) Buka Visio → Pilih Basic Diagram b) Buat diagram dengan menggunakan Rectangle c) Gambar skema dan isi keterangan elemen penyusunnya. Box pada skema produk bisa berupa elemen fungsional, komponen kritis dan elemen fisik dimana pada elemen fungsional harus menggunakan kalimat kerja contoh : menerima energi. Contoh dari elemen fisik adalah Handling trolley
40
d) Berikan sambungan antar elemen dengan menggunakan garis, Ketentuan garis yang digunakan yaitu : Aliran tenaga / energi Aliran Material
Pada elemen fisik Handling trolley ke elemen fungsional Menerima energi diberikan garis tidak putus-putus karena diantara kedua elemen tersebut terdapat aliran energi yang berasal dari pengguna trolley. B. Mengelompokan Elemen-Elemen Pada Skema Menugaskan setiap elemen yang ada pada skema menjadi chunk. Setiap chunk memiliki satu fungsi. Elemen yang memiliki fungsi yang sama dapat digabungkan dalam satu chunk a) Dari gambar skema yang telah dibuat, lalu kelompokkan menjadi beberapa bagian. Berikut adalah hasil akhir pembuatan skemamatik produk trolley yang telah dikelompokkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelompokkan skema
41
Integrasi geometri dan presisi
Pemilihan elemen pada chunk yang sama memudahkan dalam mengontrol hubungan fisik antar elemen.
Pembagian fungsi Elemen
fungsional
yang
dikelompokkan
dapat
mengimplementasikan
komponen fisik sebuah produk.
Kemampuan (kapabilitas) pemasok Pengelompokkan elemen yang sesuai dengan kemampuan pemasok yang memiliki kapabilitas proyek pengembangan dan memperoleh hasil terbaik.
Kesamaan desain atau teknologi produk Ketika dua atau lebih elemen fungsional dapat diimplementasikan menggunakan desain atau teknologi produksi yang sama maka akan lebih baik apabila hal tersebut dikelompokkan agar proses produksi lebih ekonomis.
Alokasi perubahan Mengantisipasi sejumlah besar perubahan pada beberapa elemen.
Mengakomodasi variasi Pengelompokkan elemen-elemen yang memiliki value atau nilai bagi pengguna yang memungkinkan perusahaan memvariasikan produk.
Kemungkinan standarisasi Elemen yang dapat digunakan pada produk lain dapat dikelompokkan pada satu chunk.
Kemudahan perpindahan berbagai jenis penghubung yang ada pada produk
42
Beberapa interaksi mudah dikirimkan dan menempuh jarak yang jauh. PENGELOMPOKAN ELEMEN SKEMA
HANDLING TROLLEY
MENERIMA ENERGI
MENGATUR ARAH PERGERAKAN TROLLEY
PLATFORM TROLLEY
RODA TROLLEY
MENAHAN BEBAN
MENGATUR PERGERAKAN TROLLEY
MENGANGKUT MATERIAL
MEKANISME PENGEREMAN
PERPINDAHAN ALIRAN MATERIAL
TALI PENGIKAT
MENJAGA MATERIAL TETAP AMAN
KOMPONEN UTAMA TROLLEY
C. Membuat Susunan Geometris yang Masih Kasar Susunan geometris dibuat dalam bentuk gambar, model komputer atau model fisik yang terdiri dari 2 dan 3 dimensi, penyusunan Geometri yang masih berbentuk kotak dapat memberikan beberapa alternatif penyusunan
sehingga tidak ada hubungan
antara chunk yang paling saling bertentangan. a) Buka SolidWorks New Part b) Buat Sketch sesuai plane yang di butuhkan c) Dalam membuat geometris kasar, penempatan chunk harus memenuhi kriteria dalam pengguaan oleh user. Contoh: penempatan handling berada pada bagian atas body dikarenakan handling memudahkan user dalam mengoprasikan Trolley. d) Setelah semua part sudah dibentuk save project yang telah dibuat dalam bentuk .jpg dengan cara, File Save as, pada kolom save as type ubah ekstensi menjadi .jpeg lalu Save
43
e) Buka paint dan beri nama sesuai part yang dibentuk, setelah itu pindahkan ke excel dilengkapi dengan alasan menempatkan chunk sesuai kebutuhan anda. Berikut merupakan hasil akhir penyusunan geometri produk trolley
Mengidentifikasi Interaksi Fundamental dan Insidental Terdapat dua kategori interaksi diantara chunks, yaitu:
Interaksi Fundamental Ada hubungan korespondensi untuk garis-garis pada skema yang menghubungkan chunks yang satu dengan yang lain.
Interaksi Insidental Penampakan sesuatu dikarenakan adanya pengimplementasianelemen fungsional fisik tertentu atau dikarenakan perubahan geometri dari chunks.
a) Berikut adalah contoh hasil identifikasi Fundamental dan Insidental pada produk trolley.
44
INTERACTION IDENTIFICATION NO
FUNDAMENTAL
INSIDENTAL
1
Handler, platform dan roda terlipat untuk mekanisme penyimpanan
Getaran yang ditimbukan akibat gerakan pada handler yang bisa dinaik turunkan
2 3
Trolley terkunci saat tali pengunci disatukan ke badan Roda berjalan ketika ada dorongan untuk memulai mekanisme perpindahan
DIAGRAM INTERAKSI INSIDENTAL Pengguna Trolley
45
Getaran
Handling Trolley
TRIVIA
Monocart merupakan sebuah produk inovasi troli dengan desain yang sangat baik karena memiliki kemampuan multifungsional (Serbaguna). Monocart dapat beradaptasi menjadi beberapa kereta fungsional sesuai dengan kebuthan pengguna, Struktur rangka dasar Monocart dapat dikombinasikan dan dirubah dengan bentuk yang berbeda dan komponen part dapat dilepas untuk menambah fleksibilitas serta kemampuan beradaptasi nilai produk . pengguna dapat menggunakannya di taman sebagai walker , sebagai keranjang , atau bahkan kereta dorong. (http://www.rnrassociates.com/wordpress/monocart-a-very-cool-invention/)
46
DAFTAR PUSTAKA 1. Karl T. Ulrich, S. D. (2008). Product Design and Development. Singapore: McGraw-Hill.
47
MODUL 4 CONCURRENT ENGINEERING
Planning
Concept Development
System-Level Design
Detail Design
Testing and Refinement
Production Ramp-Up
TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat memahami proses pengembangan produk secara simultan (Concurrent Engineering). 2. Praktikan dapat memahami penggunaan C-Data dan menganalisisnya untuk melakukan perubahan design pada produk.
SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu Praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Software Excel 3. Software Solidworks/Etc. 4. Google Sheet 5. Alat Tulis MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Concurrent Engineering 2. C Data 3. Detail Design
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. OVERVIEW MODUL Concurrent Engineering adalah pendekatan sistematis terhadap suatu desain produk yang terintegrasi dan paralel yang berkaitan dengan proses lainnya, termasuk proses manufaktur, pengujian, dan proses pendukung (Hauptman and Hirji, 1996).
48
Menerapkan Concurrent Engineering dalam proses pengembangan produk akan memberikan efek yang bermanfaat, antara lain : 1. Speed : waktu pengerjaan proyek yang jauh lebih cepat. 2. Cost : biaya yang dikeluarkan lebih rendah. 3. Predictability : akurasi yang tinggi terhadap rencana dan penjadwalan proyek serta anggaran. 4. Quality : Kualitas hasil akhir yang lebih tinggi melalui pengunaan teknologi secara efektif. 5. Complexity : Kemampuan dalam melaksanakan sistem/proyek yang lebih tinggi tingkat kesulitannya. 6. Customer Satisfaction : dapat ditingkatkan untuk pengembangan yang lebih mengacu pada kepuasan pengguna.
2. LANGKAH PRAKTIKUM A. Tentukan part yang akan dianalisis.
Part
B. Gunakan tabel dalam google sheet untuk pengerjaan C Data secara bersamaan sesuai divisi yang telah diberikan masing-masing. C. Isilah C Data berdasarkan guide dibawah!
49
C Data (Assembly) ID Elements Conditions Descriptor
C Data
Value
TROL201 lubang as roda diameter as roda >diameter lubang roda Poor diameter as roda lebih besar dari diameter lubang roda, maka diameter lubang velg roda tidak dapat masuk kedalam as roda Reason as roda memiliki diameter yang lebih kecil diberikan Suggestion toleransi x sehingga roda dapat masuk Nilai Total
0.2
0.2
Dalam mengisi C-Data ikuti guide berikut : a) FRI : Isi FRI kalia masing-masing. b) ID (Identity): Penomoran ID diisikan dengan kode part, diikuti dengan nomor divisi, dan nomor part, dengan, contoh : a
b
c
Contoh : TROL101 Kode Part, contoh : TROL
Kode Divisi : 1 (Manufacture), 2 (Assembly), 3 (Environment), 4. (Logistic), 5. (Disposal).
Nomor Part : contoh ; 01
c) Elements : Part yang sedang dianalisis, contoh : pelat penyambung roda & badan troli. d) Conditions : Kondisi/keadaan eksisting part, contoh : lebar pelat penyambung (male) > pelat penyambung (female), lokasi penempatan lubang as roda = pada poros roda. e) Descriptor : Penilaian kualitatif part yang dilakukan analisis, dengan parameter penilaian :
0.1 - 0.2 : Poor
0.3 - 0.4 : Fair
0.5 - 0.6 : Good
0.7 - 0.8 : Very Good
0.9 – 1.0 : Excellent
f) Reason : Alasan sebuah part mendapatkan penilaian berdasarkan nilai descriptor. g) Suggestions : Usulan yang dapat diberikan agar part mendapat penilaian lebih baik dari prespektif masing-masing divisi. D. Salin hasil C Data secara keseluruhan ke sheet C Data pada M. Excel masing-masing!
50
E. Beralih ke sheet Design Decision. F. Isi tabel design decision dengan berdasarkan informasi yang didapat dari C-Data!
Design Decision C Data ID Design Decision
M anufacture
Assem bly
Logistic
Environm ent
Disposal
Usability
TROL101 To : penyam aan kedua roda depan dan belakang Consequences Penyam aan kedua roda,m em persingkatwaktu pem asangan,dikarenakan partyang sam a jenisnya,sehingga tidak perlu adanya proses learning oleh operatoruntuk m em asukkan partroda belakang tidak berpengaruh terhadap distribusi,karena toleransi x yang diberikan tidak berpengaruh signifikan proses packaging, sam pai distribution. tidak berpengaruh terhadap logistics karena perubahan parthanya pada penyam aan kedua roda,sehingga tidak ada perubahan signifikan terhadap logistics. tidak berpengaruh terhadap disposal,karena perubahan parthanya pada penyam aan kedua roda,sehingga tidak ada perubahan signifikan terhadap environm ent. tidak berpengaruh terhadap disposal,karena tidak ada perngaruh yang signifikan terhadap pem buangan. Berpengaruh,karena ketika ke-4 roda dapat m em utarsecara orbital,akan m em udahkan trolley untuk berm anuver
........
G. Beralih pada sheet Refine Design H. Buatlah desain usulan disertai analisis untuk perbaikan dari desain sebelumnya, dengan melakukan brainstorming antar tim sesuai disiplin ilmu masing-masing! Tetapi pada saat pengerjaan progress report, sertakan CAD setiap part yang akan dilakukan refinement.
51
Refine the Design C Data ID :TROL202
Analisis
Kesesuaian pelatm ale dan fem ale sudah sam a,sehingga tidak ada m iss dalam proses assem bly dariproduk
I. Beralih ke sheet Final Design. J. Berikan usulan final design yang menunjukkan fungsi keseluruhan produk setelah dilakukan refine design!
52
TRIVIA
Manufaktur lebih dari sekedar menempatkan bagian bersama-sama, melainkan dari tim multidisiplin yang membahas sebuah produk, hal ini datang dengan ide-ide, pengujian prinsip dan menyempurnakan teknik, serta perakitan akhir. Proses manufaktur
yang simultan
memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya, manfaat konsumen dengan barang biaya yang lebih rendah dan meningkatkan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja. (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=RkKtHclOf68)
53
DAFTAR PUSTAKA 1. Broughton, T. (1990), “Simultaneous Engineering in Aero Gas Turbine Design & Manufacture”. 2. Hauptman, O. and Hijri, K. (May 1996), “The Influence of Process Concurrency on Project Outcomes in Product Development: An Empirical Study of Cross Functional Terms”.
3. Khalfan, M.M.A. and Anumba, C.J. (2000) Implementation of Concurrent Engineering in Construction – Readliness Assessment.
4. Krusiak, Andrew. (1993). Concurrent Engineering : Automation, Tools, and, Techniques. WileyInterscience Publication, NY.
54
MODUL 5 MATERIAL SELECTION
Planning
Concept Development
System-Level Design
Detail Design
Testing and Refinement
Production Ramp-Up
TUJUAN UMUM 1. Praktikan mampu memahami konsep dari material selection. 2. Praktikan mampu mengimplementasikan konsep material selection ke dalam perancangan produk barang. SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu Praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Software excel 3. Alat tulis 4. Solidworks MATERI PRA PRAKTIKUM 1. Konsep material selection. LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM A. OVERVIEW MODUL Pada modul material selection, desain yang telah dibuat pada modul sebelumnya dari proses menerjemahkan konsep baru atau kebutuhan konsumen menjadi informasi yang rinci agar produk dapat diproduksi. Setiap desain membutuhkan keputusan tentang pemilihan material untuk produk yang akan dibuat dan proses pembuatannya. Pemilihan material ditentukan melalui beberapa tahap yang akan dijelaskan dalam modul ini. Dalam keputusan pemilihan material yang akan digunakan, tidak cukup dibuat secara independen berdasarkan dari proses pemilihan material seperti, material dibentuk, dirakit,
55
diselesaikan , dan perlakuan sebaliknya. Namun pengaruh lainnya seperti biaya material, baik dalam pilihan bahan dan cara material diproses, dan pengaruh penggunaan material pada lingkungan sekitar. jadi desain engineering yang baik saja tidak cukup untuk menjual produk, namun juga memperhatikan aspek lainnya sehingga menghasilkan desain terbaik yang dapat memberi kepuasan terhadap konsumen. Jadi pada modul ini praktikan akan mengimplementasi konsep material selection ke dalam perancangan produk barang dengan tahapan yang dimulai dari menerjemahkan kebutuhan desain sampai pemilihan akhir material terpilih. 2. LANGKAH PRAKTIKUM Studi Kasus
:
Part Platform Trolley merupakan salah satu komponen utama pada produk trolley yang berfungsi sebagai penahan beban dan untuk menampung barang muatan. untuk menahan bobot muatan sebesar 200-250 Kg dibutuhkan material yang kuat namun juga ringan, untuk memenuhi bobot produk dibawah 10 Kg. ( yang berarti density < 1.2 Ρ Mg/𝑚3 )
All Materials
1. Translate Design Requirements Express as function, constraints, objective, and free variables 2. Screening Using Constraints Eliminate materials that cannot do the job 3. Rank Using Objective Find the screened materials that do the job best 4. Seek Supporting Information Research the family history of top ranked candidates 5. Final Material Choice
A. Translate Design Requirements
56
Desainer harus mendefinisikan apa saja yang harus dilakukan terhadap material untuk kemudian diterjemahkan ke dalam function, constraints, objectives, maupun free variables.
Function
What does component do?
Constraints Objective
What negotiable but desirable conditions? What non negotiable condition must be met ? What is to be maximized or minimized?
Free Variables
What parameters of the problem is the designer free to change ?
a) Masukan spesifikasi dari produk. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Metrik
Value
Unit
Kapasitas beban maksimum Panjang platform Lebar platform Bobot produk Jumlah interaksi konsumen dengan produk volume produk akhir sistem pengunci muatan Tinggi platform Diameter putar produk Panjang awal handle Panjang akhir handle kemiringan akhir hadle Diameter roda Lebar tapak roda Durasi membuka pengikat produk
200 - 250 50-100 30-60 <10 <7 3000
kg cm cm kg tahap
ya 1--5 <300 25-50 50-100 90-120 1--7 1--3 <10
cm3 binary cm cm cm cm derajat inch cm sec
b) Terjemahkan function, constraint, objective, dan free variables produk dari spesifikasi.
57
Screening and Ranking Using Constraint Menyeleksi material sesuai objective dan constraint, selanjutnya melakukan ranking sesuai constraint dan pemilihan material terpilih. a) Pilih material selection diagram sesuai dengan objective dan constraint. b) Lakukan screening berdasarkan objective (maksimalkan kekuatan material, minimalkan density untuk mendapatkan massa produk <10 kg ) c) Lakukan ranking material yang masuk dalam kriteria berdasarkan constraint.
58
B. Seek Suppporting Information Melakukan pencarian informasi tambahan mengenai beberapa material yang terpilih sesuai dengan panduan aspek pemilihan material .
a) Melakukan pencarian informasi tambahan dari tiga material terpilih. Material 1
Material 2
Material 3
Plastic (ABS)
Polyether ether ketone (PEEK)
Plastik Poliester Resin
105⁰C
343⁰C
254⁰C
Kategori
Titik Lebur
Sifat Material
Harga
Ketersedian Di Pasar
Pegaruh Terhadap Alam
Sumber
tahan terhadap Tahan bahan kimia, Tahan terhadap panas benturan, pelentukan, keras, tahan korosi, tinggi, kaku, konduktor tarikan, kuat, elastis, getas, kuat, cenderung yang baik, tahan bahan cenderung sukar susah dibentuk kimia. berkarat, titik leleh tinggi RP. 39.200/ kg Rp 945.000/kg Rp. 54.000 / kg Mudah didapat karena Mudah didapat karena Mudah didapat karena sudah banyak sudah banyak sudah banyak digunakan dalam digunakan dalam digunakan dalam pembuatan produk pembuatan produk pembuatan produk dapat didaur ulang tetapi tidak direkomendasikan
dapat didaur ulang dan dapat didaur ulang dan digunakan kembali digunakan kembali (reuse) (reuse)
https://en.wikipedia.or https://www.alibaba.co www.thomasnet.com/p g/wiki/Acrylonitrile_b m/showroom/price-of- roducts/polyesterutadiene_styrene peek-per-kg.html resins-676212011.html
b) Cantumkan sumber mengenai informasi tambahan yang didapat.
59
C. Final Material Choice Rangkuman dari material yang terpilih untuk part platform trolley.
Titik Lebur
Sifat Material
ANALISIS MATERIAL YANG TERPILIH Analisis dijelaskan mendetail berkaitan dengan produk Titik lebur Plastic (ABS) adalah 105⁰C. Plastic (ABS) memiliki tingkat titik lebur yang rendah dibandingkan dengan material lainnya. Tetapi plastic ABS terbilang stabil terhadap suhu panas Plastic (ABS) memiliki sifat material yang Tahan bahan kimia, material yang bersifat keras dan kaku , dan tahan korosi
Harga
Ketersediaan di Pasar
Pengaruh Terhadap Lingkungan
60
Harga material per kg dari Plastic (ABS) adalah Rp 39.200/kg. Jika dibandingkan dengan jenis plastik yang lainnya, harga material ini masih tergolong relatif standar sehingga dapat dijadikan sebagai pilihan pertama mengingat harganya relatif standar dan dengan kualitas yang baik Plastic (ABS) mudah didapat karena sudah banyak digunakan dalam pembuatan produk seperti pipa, alat musik, komponen otomotif, peralatan dapur, dan lain sebagainya Plastik ABS bisa didaur ulang kembali namun membutuhkan teknologi khusus dan hasilnya tidak terlalu bagus jika didaur ulang.
TRIVIA
Iphone 7 Carbon
Iphone 7
Dengan harga mulai 649 dollar AS atau Rp 8,5 juta, bisa mendapatkan ponsel pintar iPhone 7. Namun, untuk peminat yang masih merasa smartphone tersebut kurang mahal, sebuah perusahaan luxury goods asal Swiss, Golden Dreams, menyediakan produk bernama iPhone 7 Carbon Concept Edition yang dijual seharga 17.000 dollar AS atau lebih dari Rp 222 juta. iPhone 7 tersebut tak dibalut emas atau berlian. Istimewa dari iPhone 7 Carbon Concept Edition menggunakan cangkang berbahan serat karbon. Dengan material carbon fiber tersebut, perangkat ini pun diklaim sebagai smartphone “teringan” dan “terkuat” yang pernah dibuat. Sebagai perbandingan, Golden Dreams membuat video promosi yang memperlihatkan iPhone 7 patah di bawah tekanan sebesar 40 kilonewton. Sementara, iPhone 7 Carbon Concept Edition sanggup menahan tekanan hingga 80 kilonewton sebelum akhirnya patah. Selain itu, perangkat ini juga disebut kebal terhadap goresan. Pihak Golden Dreams menyatakan butuh waktu dua tahun untuk membuat cangkang iPhone yang terbuat dari material serat karbon utuh. (Kompas.com)
61
DAFTAR PUSTAKA 1. Ashby, &F., M (2005). Material Selection in Mechanical Design. USA
62
MODUL 6 DFM, DFA, DFE, FMEA, dan PART DEPLOYMENT
Planning
Concept Development
System-Level Design
Detail Design
Testing and Refinement
Production Ramp-Up
TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat memahami konsep DFM, DFA, DFE, FMEA, dan Part Deployment 2. Praktkan mampu menerapkan DFM, DFA, DFE, FMEA, dan Part Deployment dalam proses pengembangan produk SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Software Microsoft Excel, dan Solid Work 3. Alat tulis 4. Daftar biaya material dan proses pembuatan part Assembly MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Design for Manufacturing 2. Design for Assembly 3. Design for Environment 4. Failure Mode and Effect Analysis
63
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. OVERVIEW MODUL Modul ini merupakan tahapan untuk memperbaiki desain mulai dari biaya produksi seperti material dan proses perakitan, dampak produk terhadap lingkungan, dan potensial kegagalan dari bagian pada produk. Setiap desain yang akan diproduksi tentunya harus mempertimbangkan aspek-aspek tersebut agar didapatkan biaya produksi yang murah dan ramah lingkungan, serta meminimasi dampak kegagalan yang akan terjadi pada desain. Design for Manufactur dan Design for Assembly berfokus pada biaya produksi. Mulai dari biaya material, proses biaya pembuatan part pada produk, dan biaya perkatian antar part produk. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya produksi tanpa menghilangkan fungsi utama dari produk tersebut agar harga produk mampu bersaing dipasaran. Design for Environment bertujuan untuk meminimasi dampak buruk terhadap lingkungan. Pada proses ini berkaitan pada modul sebelumnya tentang pemilihan material yang sesuai dan ramah terhadap lingkungan. Pemilihan material yang tepat mampu meningkatkan kualitas produk dan mengurangi tingkat limbah yang dihasilkan, serta memudahkan produk untuk didaur ulang. Failure Mode and Effect Analysis mengkaji mengenai dampak potensial kegagalan yang akan dialami produk. Mulai dari jenis kegagalan, kemungkinan penyebab kegagalan terjadi, dan dampak kegagalan pada produk akan diteliti menggunakan standar Risk Priority Number (RPN) yang merupakan indikator kekritisan untuk menentukan tindakan koreksi yang sesuai dengan moda kegagalan. Langkah yang dilakukan untk menentukan kegagalan pada produk berupa peninjauan proses, Brainstorming, membuat daftar dampak tiap-tiap kesalahan, urutkan prioritas kesalahan yang memerlukan penanganan lanjut dan lainnya Part Deployment merupakan tahap selanjutnya setelah House of Quality pada Quality Function Deployment yang membahas mengenai spesifikasi part Jadi pada modul ini praktikan akan mengimplementasi konsep DFM, DFA, DFE, FMEA dan Part Deployment ke dalam perancangan produk.
64
2. LANGKAH PRAKTIKUM
A. Design for Manufactur Menentukan harga dari proses produksi part produk mulai dari material sampai biaya proses pembuatannya. Unit operation cost merupakan biaya operasi pembuatan sub part tersebeut, unit material cost merupakan biaya material yang digunakan pada sub part, unit part cost merupakan biaya keseluruhan proses pembuatan sub part, dan Extended part merupakan biaya keseluruhan sub part dengan kuantitasnya.
65
66
Proposed Design
Estimate the Manufacturing Cost
Reduce the Cost of Components
Reduce the Cost of Assembly
Reduce the Cost of Supporting Production
Consider the Impact of DFM Decisions on Other Factors
Recompute the Manufacturing Cost
N
Good Enough?
Y Acceptable Design
Manual Handling Dalam rangka efektifitas waktu untuk handling maka hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan komponen agar mempermudah assembling adalah : a. Apakah komponen bisa diambil dan dimanipulasi dengan :
Satu tangan
Satu tangan dengan bantuan alat
Dua tangan
Dua tangan dengan bantuan orang lain
b. Orientasi (paer symmetry), Yaitu berapa derajat benda dapat diputar tegak lurus garis sumbu ( α ), atau segaris sumbu ( β ) untuk reorientasinya.
67
Kemudahan komponen diambil dan dimanipulasi, seperti :
Acquiring dan grasp
Tidak terjadi i dan tangling
c. Ketebalan produk
Ketebalan untuk silinder didefinisikan sebagai radiusnya
Ketebalan untuk non silinder adalah tinggi maksimal dari permukaan plat
d. Ukuran komponen Ukuran dimensi nondiagonal palng besar dari outline part ketika diproyeksikan pada permukaan plat
68
Manual Handling : Estimated Time (seconds)
Data diatas digunakan untuk mengetahui waktu handling pada proses assembly berdasarkan cara memindahkannya.
69
Manual Insertion : Estimated Time (seconds)
70
Data diatas digunakan untuk mengetahui waktu insertion pada proses assembly berdasarkan cara memindahkannya
Design for Manufacture and Assembly Handling Time per Item (sec)
Insertion Code
Handling Code
Item Name: Part Sub or PCB Assembly or Operation
QTY
Roda Trolley Insertion Unit Unit Unit Supporting Extended Ectended Unit Part Time per Operatio Operation Material Material Part Operation Cost (Rp) Item (sec) n Time Cost (Rp) Cost (Rp) Cost (Rp) (cost) Time (min)
TOTAL
Setelah didapatkan waktu handling dan insertion maka akan ditentukan total waktu proses assembly dan biaya yang dikeluarkan. Setelah itu dilakukan analisis mengenai desain ulang untuk meminimasi waktu proses assembly dan biaya produksi dan dilakukan perbandingan antara desain eksisting dan desain usulan.
71
B. Design for Environment Design for Environment (DFE) merupakan suatu cara untuk memasukkan pertimbangan dalam proses perancangan produk. Tahapan yang sedang berlangsung berada pada tahap apply DFE guidelines to initial design, compare to design, dan refine design.
Product Planning
Set DFE Agenda
Identify Potential Environmental Impacts Concept Development
Select DFE Guidelines
System-Level Design
Apply DFE to Initial Design
Assess Environmental Impacts Refine Design
Detail Design Compare to DFE Goals
Process Improvement
72
Results
Environmental Impacts Dampak terhadap lingkungan yang berasal dari sektor manufaktur. a. Pemanasan Global
b. Polusi (Udara dan Air)
c. Kelangkaan Sumber Daya Alam
d. Degradasi Tanah
e. Solid Waste
f. Biodiversity
g. Menipisnya Ozon
h.
Faktor Internal yang Mempengaruhi DFE 1. Product Quality
2. Public Image
3. Cost Reduction
4. Innovation
5. Operational Safety
6. Employee Motivation
7. Ethical Responsibility
8. Consumer Behavior
Faktor External yang Mempengaruhi DFE 1. Environmental Legislation
2. Market Demand
3. Competition
4. Trade Organization
5. Suppliers
6. Social Pressures
Set DFE Agenda DFE Team Nama anggota team perancangan
DFE Goals Tujuan dari DFE
Pada DFE Agenda diisi sesuai dengan nama team yang telibat dalam pengembangan produk tersebut serta memiliki goals yang akan diimplementasikan ke produk sesuai dengan list DFE goals berikut:
73
Setelah menentukan goals yang akan diterapkan pada produk adalah menentukan langkahlangkah yang akan diambil untuk mencapai goals tersebut sesuai dengan daftar guidelines berikut: DFE Guidelines Gunakan sumber daya yang berlimpah dan dapat diperbaharui Gunakan material yang dapat didaur ulang Gunakan bahan-bahan yang tidak beracun dan aman (environmentally clean), terutama berkaitan dengan kesehatan pengguna Kurangi jumlah penggunaan bahan baku material berlebihan Cantumkan label dan instruksi untuk keamanan dalam penanganan baha-bahan beracun Terapkan proses produksi yang bersih untuk produk dan komponen Pertimbangkan penanggulangan zat-zat beracun yang mudah dan tepat. Atur produk sedemikian rupa untuk menghidari rejects dan mengurangi waste pada proses produksi Kurangi jumlah komponen part Menghindari penggunaan lem untuk Assembly Mengurangi jumlah pengencang yang dibutuhkan Terapkan proses produksi yang bersih dan efisien. Eliminasi penggunaan energi saat produk digunakan Fasilitasi produk dengan kemudahan pembongkaran produk Minimasi packaging material Batasi penggunaan material yang mudah terkontaminasi
DFE guidelines diatas adalah contoh umum langkah-langkah yang harus diambil untuk memenuhi goals yang akan diterapkan kedalam produk. DFE Guidelines dapat bertambah
74
sesuai dengan kebutuhan serta hubungan yang relevan terhadap produk dan goals yang akan dicapai.
No.
Design for Environment Element
Reason
Action
Environmental Impact
1
2
3
4
5
Pada bagian ini bertujuan untuk menganalisis elemen DFE untuk didapatkan tindakan yang harus dilakukan untuk memenuhi elemen tersebut berdasarkan alasan dan dampak terhadap lingkungan, langkah pengerjaannya sebagai berikut :
Mengisi elemen apa saja yang dilakukan sesuai dengan list DFE guidelines yang dipilih sebelumnya.
Memberikan alasan kenapa elemen tersebut sangat penting dalam mencapai goals dari DFE tersebut, pun jika memberikan efek yang negative terhadap lingkungan namun elemen tersebut sangat mendukung fungsi utama dalam produk tersebut dapat ditambahkan dengan alasan mengapa tidak mengambil elemen tersebut.
Menjelaskan Action yang diimplementasikan pada produk secara teknis.
Menguraikan dampak terhadap lingkungan jika elemen tersebut jika diterapkan dalam produk maupun jika elemen tersebut tidak diterapkan dalam produk.
Desain produk awal mungkin memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah.
C. Quality Function Deployment
75
a) Keterkaitan Metric & Part Specification Pada bagian ini praktikan dapat menggunakan metric dari modul 1 untuk mencari part specification untuk menentukan ranking spesifikasi mana yang lebih didahulukan untuk proses pengembangan produk selanjutnya No
76
Metric
1
Kapasitas beban maksimum
2 3
Panjang platform
4
Bobot produk
5
Jumlah interaksi konsumen dengan produk
Lebar platform
6
volume produk akhir
7
Memiliki sistem pengunci muatan
8 9 10 11 12 13 14 15
Tinggi platform
Part Specification Panjang Platform Lebar Platform Tinggi Platform Panjang Platform Lebar Platform Bobot Platform Bobot Handle Bobot Roda Bobot Tali Pengunci Panjang Platform Lebar Platform Tinggi Platform Tinggi Handle Akhir Panjang Handle Lebar Handle Diameter Roda Lebar Alas Roda Panjang Tali Pengunci Diameter Tali Pengunci Panjang Tali Pengunci Diameter Tali Pengunci Tinggi Platform
Diameter putar produk Panjang awal handle Panjang akhir handle kemiringan akhir hadle Diameter roda Lebar tapak roda Durasi membuka pengikat produk
Tinggi Awal Handle Tinggi Akhir Handle Derajat Kemiringan Handle Diameter Roda Lebar Alas Roda
Normalisasi Kontribusi
Part Specification
Metric Metrik
Value
1
2
3
4
5
Tingkat Kesulitan Target Kontribusi Normalisasi Kontribusi Rank
1. Metric
: Data yang didapatkan dari need statement pada modul1
2. Value
: Nilai dari metric dari produk
3. Part Specification
: Spesifikasi yang didapatkan dari metric
4. Tingkat kesulitan
: Tingkat kesulitan pada proses pengembangan produk dengan range (1 : sangat mudah, 2 : mudah, 3 : sulit dan 4 : sangat sulit)
5. Target
: Target value yang ingin dicapai
6. Kontribusi
: Total nilai kontribusi
7. Normalisasi Kontribusi : Total nilai kontribusi hasil dari normalisasi hubungan keterkaitan antara matrik dan spesifikasi part 8. Rank
: Tingkat kepentingan spesifikasi part yang diutamakan
Urutkan hasil dari ranking part specification untuk mempermudah dalam melakukan analisis dari hasil pengolahan data menggunakan part deployment. Hasil pengolahan ini untuk membantu tim perancangan untuk mengetahui bagian spesifikasi part mana yang terpenting untuk di dahulukan berdasarkan ranking dari nilai normalisasi kontribusi.
77
D. Failure Mode and Effect Analysis a) Ranking severity, occurrence dan detection
Severity Severity merupakan skala yang memeringkatkan severity dari efek-efek yang potensial dari kegagalan. Ranking
Kriteria Verbal
1
Neglible severity, kita tidak perlu memikirkan akibat akan berdampak pada kinerja produk pengguna akhir tidak akan memperhatikan kecacatan atau kegagalan ini.
2
Mid severity, akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan, pengguna akhir tidak merasakan perubahan kerja
3 4
Moderate severity, pengguna akhir akan merasakan akibat penurunan kinerja atau penampilan namun masih berada dalam batas toleransi
5 6 7
High severity, akibat akhir akan merasakan akibat buruk yang tidak dapat diterima berada diluar batas toleransi
8 9
Potential safety problem, akibat yang ditimbulkan adalah sangat berbahaya dan bertentangan dengan hukum
10 Catatan :
Tingkat severity berbeda-beda tiap produk, oleh karena itu pembuatan rating disesuaikan dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rekayasa (engineering judgement )
Occurrence Occurrence, merupakan skala yang memeringkatkan kemungkinan dari kegagalan akan muncul. Ranking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Efek Remote Very Low Low Unlikely Marginal Marginal High Very High Very High Extremely High
Probabilitas Kegagalan < 1 dalam 1.500.000 1 dalam 150.000 1 dalam 150.000 1 dalam 2.000 1 dalam 400 1 dalam 80 1 dalam 20 1 dalam 8 1 dalam 3 > 1 dalam 2
Persen Kerusakan 0.000007% 0.0007% 0.007% 0.05% 0.25% 1% 5% 10-15% 33% 50%
Detection Detection, merupakan skala yang memeringkatkan kemungkinan dari masalah akan dideteksi sebelum sampai ke tangan pengguna akhir atau konsumen.
78
Ranking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kriteria Metode pencegahan sangat efektif. Tidak ada kesempatan bahwa penyebab kegagalan mungkin muncul Kemungkinan penyebab kegagalan terjadi sangat rendah Kemungkinan penyebab kegagalan terjadi bersifat moderat. Metode pencegahan kadang memungkinkan penyebab kegagalan itu terjadi. Kemungkinan penyebab kerusakan terjadi masih tinggi. Metode pencegahan kurang efektif, penyebab kerusakan masih berulang kembali. Kemungkinan penyebab kerusakan terjadi sangat tinggi. Metode pencegahan tidak efektif, penyebab kerusakan selalu berulang kembali.
Frekuensi Kejadian 0,1 per 1000 item 0,1 per 1000 item 0,5 per 1000 item 1 per 1000 item 2 per 1000 item 5 per 1000 item 10 per 1000 item 20 per 1000 item 50 per 1000 item 100 per 1000 item
b) Menentukan component dan function setiap produk Component and Function
Roda - menahan beban dan penggerak trolley
c) Membuat FMEA design dan menentukan serevity pada produk sesuai dengan scoring serevity, occurrences sesuai dengan scoring occurrences, dan detection sesuai dengan scoring detection. RPN merupakan indikator untuk menentukan tingkatan risiko kegagalan. Kemudian dilakukan perhitungan RPN dengan mengalikan scoring serevity, scoring occurences, dan scoring detection.
Membuat action result dan menentukan nilai severity, occurences, dan detection yang baru sehingga menghasilkan RPN yang baru.
79
Failure Mode and Effect Analysis Worksheet : Trolley : : JAN
FMEA :1 FMEA Date (Original) : (Revised) : Action Results
80
trolley tidak dapat 6 bergerak orbital
Detection
roda tidak berputar
Severity
Roda - menahan beban dan penggerak trolley
8
kegagalan dalam perancangan jenis material
Current Current Controls, Controls, Preventio Detection n
RPN
roda patah
tidak bisa digunakan
Potential Cause(s) of Failure
Detection
Potential Effect(s) of Failure
Occurences
Potential Failure Mode
Occurences
1
Component and Function
Severity
Line
FMEA Design
Product Design
Batas standar dapat diterima
6
6
5 180
memberikan batas toleransi pengukuran part
Product Design
Batas toleransi dapat diterima
6
6
4 144
Responsibilit Recommend y and Target ed Action Completion Date
6
-
-
memberikan batas standar 5 240 pada perancangan jenis material
kegagalan dalam 7 mengukur part
-
-
4 168
Action Taken
RPN
Process or FMEA Team Team Leader
TRIVIA
Tentunya fungsi meja pada umumnya sama yaitu untuk meletakkan benda. Tetapi fungsi khusus dari masing-masing meja tentunya berbeda. Mulai dari fungsi sebagai meja makan, meja belajar, meja untuk meletakkan hiasan dan sebagainya. Tentunya hal itu membutuhkan ruangan yang besar jika semua meja tersebut dibutuhkan. Jika hanya memiliki ruangan dengan kapasitas kecil tentunya kita tidak mungkin untuk memiliki meja itu semua. Table Suitcase ini menjawab semua
permasalahan
tersebut.
Dengan
memiliki
fungsi
yang
banyak
dengan
mentransformasikan bentuknya sesuai kebutuhan yang kita inginkan dapat menghemat ruangan dan biaya.
81
DAFTAR PUSTAKA 1. Boothroyd, G., Dewhurst, P. and Knight, W (2002) “Product Design for Manufacture and Assembly” (Second Edition), Wakefield: Marcel Dekker, New York. 2. Ulrich, K., & Eppinger, S. (2012). Product Design and Development. New York: McGraw-Hill. 3. Ulrich, K. T. (2012). Product Design and Development. McGraw-Hill. 4. McDermott, R. E., Mikulak, R. J., Beauregard, M. R., & Books24x7, I. (2009). The basics of FMEA, 2nd edition (2nd ed.). New York: CRC Press.
82