PENGARUH CERITA BERGAMBAR TERHADAP BUDAYA LITERASI SISWA KELAS TINGGI SDN 2 CAKRANEGARA 2016/2017
JURNAL SKRIPSI
Jurnal skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh: LAYLA BADRIATUS SHALIHAH NIM. E1E013018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017
PENGARUH CERITA BERGAMBAR TERHADAP BUDAYA LITERASI SISWA KELAS TINGGI SDN 2 CAKRANEGARA 2016/2017 Layla Badriatus Shalihah, Ida Bagus Kade Gunayasa, Muhammad Makki Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram e-mail:
[email protected] ABSTRAK Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimanakah sikap siswa terhadap cerita bergambar dan pengaruhnya terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah perbandingan sikap siswa mendukung cerita bergambar dan menolak cerita bergambar pada siswa kelas tinggi di SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi di SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Data dikumpulkan menggunakan angket. Perbandingan siswa mendukung dan menolak cerita bergambar sebanyak 59 : 24 atau 71% dan 29%. Hasil uji normalitas data diperoleh kelompok siswa mendukung cerita bergambar x2hitung ≤ x2tabelyakni : 5,383 ≤ 9,488 dan pada kelompok siswa menolak cerita bergambar x2hitung ≤ x2tabel yakni: 3,222 ≤ 9,488 yang artinya kedua kelompok data berdistribusi normal pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan 5 (db = k - 1 = 5 - 1 = 4). Hasil uji homogenitas data didapatkan Fhitung < Ftabel, atau 1,669 <1,733 yang artinya pada taraf signifikan 5% kedua kelompok data tersebut homogen. Hasil hitung uji-t Polled varian dua sampel independen diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu 2,936 > 1,993 pada taraf kepercayaan 95% yang berarti bahwa ada pengaruh sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi di SDN 2 Cakranegara tahun 2016/2017. Sementara, hasil perhitungan Effect Size sebesar 0,68, ini berarti bahwa sikap siswa pada cerita bergambar berpengaruh besar terhadap budaya literasi siswa. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Kata kunci : Cerita Bergambar, Budaya Literasi
THE IMPACT OF ILLUSTRATED STORY TOWARD LITERACY CULTURE HIGH CLASS STUDENT PRIMARY SCHOOL 2 CAKRANEGARA ON 2016/2017 Layla Badriatus Shalihah, Ida Bagus Kade Gunayasa, Muhammad Makki Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram e-mail:
[email protected] ABSTRACT Discussed trouble on this research is how student attitude to the illustrated story and effect on the culture of high class student culture literacy Primary School 2 Cakranegara on 2016/2017. The objective of this study is to find how to the comparison of student attitudes support illustrated story and refuse of the illustrated story in high class student of Primary School 2 Cakranegaraon 2016/2017. And to find whether the impact of student attitude on illustrated story to culture of high class student at Primary School 2 Cakranegara on 2016/2017. Collected data by questionnaire. Student comparison supports and refuse of illustrated stories as much as 59:24 or 71% and 29%. Results of normality data obtained by group of students supported of the story x2count ≤ x2 tabel that is : 5,383 ≤ 9,488 and the students refuse illustrated story x2count ≤ x2 tabel that is: 3,222 ≤ 9,488 which means that both of the groups data are normally distributed at 5% significant level and degrees of freedom 5 (db = K - 1 = 5 - 1 = 4). Result of homogeneity test data got Fcount < Ftabel, or 1,669 < 1,733 which mean at 5% significance level both groups of data are homogeneous. The result of the t-test polledVarian two independent samples have tcount is more than table value that is 2,936 > 1,993 at 95% confidence level meaning that there impact of student attitude on illustrated stories toward literacy culture of high class student at Primary School 2 Cakranegara 2016 / 2017. Meanwhile, the result of Effect Size calculation is 0.68, this means that student attitude on illustrated story have a great effect to student literacy culture. So H0 rejected and Ha accepted. Key Words : Illustrated Story, Culture Literacy
A. PENDAHULUAN Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimanakah perbandingan sikap siswa mendukung cerita bergambar dan menolak cerita bergambar pada siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Dan apakah ada pengaruh sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi pada siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbandingan sikap siswa mendukung cerita bergambar dan menolak cerita bergambar pada siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Dan Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi di SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, pemerintah melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 telah meluncurkan gerakan literasi sekolah. Gerakan literasi sekolah merupakan suatu kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah, akademisi, penerbit, media massa, masyarakat dan pemangku kepentingan di bawah kooordinasi direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu tujuan khusus dalam gerakan literasi tersebut adalah menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah. Budaya literasi (keberaksaraan) secara sederhana dapat diartikan sebagai kebisaan yang berkaitan dengan membaca dan menulis. Akan tetapi, budaya literasi yang dimaksudkan pada penelitian ini dibatasi pada budaya baca. Budaya baca merupakan kebiasaan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang dan apabila tidak dilakukan akan timbul perasaan tidak lengkap. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan penting untuk membantu siswa membentuk budaya literasi. Sebagaimana yang dilakukan SDN 2 Cakranegara. Di SD Negeri tersebut gerakan literasi sekolah sudah dilaksanakan sejak bulan Agustus 2016. Gerakan tersebut dilaksanakan dengan kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Siswa per kelas dijadwalkan mengunjungi perpustakaan setiap hari dan siswa juga bebas mengunjungi perpustakaan saat jam istirahat. Menumbuhkan budaya literasi siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan menyediakan bacaan-bacaan yang menarik. Dalam pemilihan bahan bacaan untuk siswa SD harus disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Kemungkinan bacaan yang dapat digunakan untuk anak usia tersebut adalah buku-buku bacaan yang memiliki karakteristik sebagai berikut. 1) Buku-buku bacaan narasi atau eksplanasi yang mengandung urutan logis dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. 2) Buku-buku bacaan yang menapilkan cerita yang sederhana, baik yang menyangkut masalah yang dikisahkan, cara pengisahan, maupun jumlah tokoh yang dilibatkan. 3) Buku-buku bacaan yang menampilkan objek gambar secara bervariasi, bahkan mungkin yang dalam bentuk diagram dam model sederhana.
4) Buku bacaan narasi yang menampilkan narator yang mengisahkan cerita, atau cerita yang dapat membawa anak untuk memproyeksikan dirinya ke waktu atau tempat lain. (Nurgiantoro, 2005:52-53). Berdasarkan karakteristik diatas, buku cerita bergambar merupakan buku bacaan yang tepat untuk siswa sekolah dasar. Cerita bergambar adalah cerita anak yang di dalamnya terdapat gambar ilustrasi yang mendukung salah satu adegan dalam cerita. Baik gambar maupun tulisan saling berkaitan satu sama lain. Namun inti dari cerita bergambar terdapat pada teks narasinya sedangkan ilustrasi gambar hanya sebagai pelengkap untuk mendukung narasi teks. Cerita bergambar memiliki cirri-ciri warna-warni yang menarik, gambar yang menarik, tulisan yang sederhana dan adanya keterkaitan gambar dengan cerita. Cerita bergambar juga memiliki beberapa jenis yang dapat menjadi pilihan siswa seperti dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, cerita tentang monster, cerita pembentukan, fabel dan lain sebagainya. Sehingga dapat dipastikan siswa tak bosan untuk membaca. Sikap siswa terhadap cerita bergmbar diyakini dapat berpengaruh terhadap budaya literasi siswa yang ada di SDN 2 Cakranegara. Sikap siswa terhadap cerita bergambar yang dimaksud yakni kecenderungan siswa untuk mendukung atau menolak cerita bergambar atau dengan kata lain kecenderungan siswa untuk menyukai atau tidak menyukai cerita bergambar. Sehingga dalam penelitian ini akan menguji hipotesis sebagai berikut: Ho : F = 0, tidak ada pengaruh positif dan signifikan sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Ha : F ≠ 0, ada pengaruh positif dan signifikan sikap pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017. B. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kausal komparatif. Menurut Widarto (2013:3) dalam pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dengan mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variable lainnya, kemudian dia berusaha mencari kemungkinan variable penyebabnya. Dengan kala lain, terjadinya hubungan sebab akibat dengan adanya variable bebas (variable yang mempengaruhi) dan variabel terikat (variabel yang dipengaruhi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Metode ex post facto menurut Widarto (2013:3) yaitu penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Penelitian ex post facto bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi. Jadi, dalam penelitian ini peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Dikarenakan variabel bebas (variable yang mempengaruhi) dan variabel terikat (variabel yang dipengaruhi) sudah ada sebelumnya. Pada penelitian ini hubungan sebab-
akibat antar variabel cerita bergambar dan variabel budaya literasi yang diteliti disajikan sesuai dengan fakta yang ada, tanpa adanya manipulasi. Fakta yang ada akan diperoleh dari data yang telah terkumpul menggunakan angket pernyataan tentang sikap siswa terhadap cerita bergambar dan angket pernyataan budaya literasi yang disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sebelum instrument angket disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas menggunakan validitas konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk dilakukan 2 orang expert judgement. Dalam penelitian ini yang menjadi expert judgement adalah Dr. Ida Bagus Kade Gunayasa, M.Hum. dan Drs. L. M. Tauhid, M.Pd. yang merupakan Dosen Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Langkah selanjutnya adalah menguji kualitas item menggunakan validitas isi. Validitas isi dilakukan dengan cara menguji cobakan instrumen pada 36 orang siswa kelas tinggi SDN 2 cakranegara yang tidak dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Hasil uji coba dihitung koefisien korelasinya menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Selain melakukan uji validitas, juga perlu dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Adapun untuk menguji kadar reliabilitas angket menurut Arikunto (2015) Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Populasi dalam penelitian ini ditentukan dengan menjumlahkan siswa kelas tinggi yang terdiri dari siswa kelas IV sebanyak 175, kelas V sebanyak 156 dan kelas VI sebanyak 157 orang. Sehingga didapatkan total keseluruhan populasi kelas tinggi yang ada di SDN 2 Cakranegara sebanyak 488 orang siswa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Sementara dalam teknik pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Sampel seluruhnya diambil dari populasi siswa kelas tinggi di SDN 2 Cakranegara. Dalam penelitian ini ditetapkan presisi sebesar 10% sehingga sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 83 orang siswa. Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t untuk menguji hipotesis. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal dan homogen atau sebaliknya. Uji normalitas data dilakukan untuk data angket. Pengujian ditujukan untuk mengetahui apakah data angket berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dicari dengan menggunakan rumus uji chi kuadrat. Data berdistribusi normal pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan db = k – 1, dengan k menyatakan kelas interval. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Dalam
penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher (F). Kriteria pengujiannya adalah jika harga F hitung > F tabel maka varians kedua kelompok tidak homogen dan sebaliknya harga F hitung ≤ F tabel maka varians kedua kelompok adalah homogen. Hasil uji F digunakan sebagai dasar untuk menetapkan uji-t yang akan digunakan untuk uji hipotesis. Jika kedua persyaratan terpenuhi maka uji hipotesis akan diuji mengunakan t-test polled varian dua sampel independen. Nilai t hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan nilai t Tabel pada taraf signifikan 5%. Pada uji dua pihak dengan ketentuan jika harga t hitung “lebih besar atau sama dengan (≥)” t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan jika harga t hitung ≤ t Tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Effect Size dilakukan Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sikap pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa. selanjutnya hasil perhitungan akan dikonsultasikan dengan tabel dibawah ini. Tabel Kriteria Effect Size Harga r Keterangan > 0,8 0,8 – 0,61 0,6 - 0,41 0,4 – 0,21 < 0,2
Sangat Besar Besar Sedang Kecil Tidak ada
C. HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Sikap Siswa terhadap Cerita Bergambar Hasil analisis data angket pernyataan sikap pada cerita bergambar maka diperoleh hasil seperti terlihat pada gambar diagram berikut.
60 50 40 30 20 10 0
Menyukai cerita bergambar Tidak menyukai cerita bergambar Sikap siswa terhadap cerita bergambar
Gambar sikap siswa terhadap cerita bergambar Berdasarkan diagram batang diatas terlihat bahwa siswa yang menyukai cerita bergambar sebanyak 59 orang dan siswa yang tidak menyukai cerita bergambar sebanyak 24 orang. Jika dituliskan dalam bentuk
persentase maka siswa menyukai cerita bergambar sebanyak 71% dan 29% siswa tidak menyukai cerita bergambar. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel persentase sikap siswa terhadap cerita bergambar. Kriteria Persentase Mendukung cerita bergambar 71% Menolak cerita bergambar 29% Hasil Analisis Sikap Siswa terhadap Cerita Bergambar Budaya literasi siswa dianalisis berdasarkan hasil analisis sikap siswa pada cerita bergambar. Hasil analisis data budaya literasi siswa berdasarkan sikap siswa pada cerita bergambar maka diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini. Tabel Hasil analisis data budaya literasi siswa berdasarkan sikap siswa pada cerita bergambar Mendukung cerita Menolak cerita Keterangan bergambar bergambar Jumlah siswa 59 24 Rata-rata 15,12 12,88 Skor tertinggi 21 20 Skor terendah 7 7 Berdasarkan gambar tabel diatas, skor rata-rata kelompok siswa mendukung cerita bergambar sebesar 15,12 dengan skor tertinggi sebesar 21 dan skor terendah sebesar 7. Sedangkan skor rata-rata kelompok siswa yang menolak cerita bergambar sebesar 12,88 dengan skor tertinggi sebesar 20 dan skor terendah sebesar 7. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor ratarata siswa yang mendukung cerita bergambar dan menolak cerita bergambar. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar diagram skor rata-rata budaya literasi siswa dibawah ini.
16 15 14 13 12 11
Mendukung Cerita Bergambar
Menolak cerita bergambar
Skor rata-rata budaya literasi siswa
Grafik skor rata-rata budaya literasi siswa
Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa skor rata-rata budaya literasi siswa mendukung cerita bergambar lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata budaya literasi siswa yang menolak cerita bergambar. Hal ini menandakan bahwa sikap pada cerita bergambar memiliki pengaruh terhadap budaya literasi siswa. Hasil pengujian persyaratan analisis Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan terhadap data budaya literasi siswa yang mendukung dan menolak cerita bergambar. Hal ini untuk mengetahui apakah data budaya literasi kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak normal dan untuk mengetahui tindak lanjut uji statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil perhitungan uji normalitas data budaya literasi pada kedua kelompok siswa diperoleh χ2 hitung kelompok siswa mendukung cerita bergambar sebesar sebesar 5,383 dan χ2 tabel sebesar 9,488, maka χ2 hitung < χ2 tabel , dan pada kelompok siswa menolak cerita bergambar χ2 hitung sebesar 3,222 dan χ2 tabel sebesar 9,488, maka χ2 hitung < χ2 tabel . Hal ini menunjukkan bahwa data budaya literasi siswa kedua kelompok berdistribusi normal dan uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik parametrik (t-test polled varians). Perhitungan uji normalitas lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 6. Lebih jelasnya hasil uji normalitas kedua kelompok dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel Hasil Perhitungan Normalitas Budaya Liteasi Siswa X2tabel (α = Uji Kelompok X 2hitung 0,05) normalitas Mendukung 5,383 9,488 Normal Menolak 3,222 9,488 Normal
Frekuensi
Grafik normalitas data budaya literasi siswa mendukung dan menolak cerita bergambar dapat dilihat pada grafik. 30 25 20 15 10 5 0 7 9
10 12
13-15 Interval
16-18
19-21
Grafik Normalitas Data budaya literasi siswa mendukung cerita bergambar
Grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat 5 interval kelas berdasarkan budaya literasi siswa yang mendukung cerita bergambar, yaitu interval kelas dengan rentang skor , 7-9, 10-12, 13-15, 16-18, dan 19-21. Berdasarkan grafik tersebut terdapat 3 orang siswa berada pada rentang skor 7-9, 6 orang siswa berada pada rentan skor 10-12, 21 orang siswa berada pada rentan skor 13-15, 24 orang siswa berada pada rentan skor 16-18, dan terahir 5 orang siswa berada pada rentan skor 19-21. Sehingga total keseluruhan responden siswa yang mendukung cerita bergambar berjumlah 59 orang. Sementara berdasarkan grafik tersebut frekuensi terbanyak berjumlah 24 orang siswa yang berada pada rentang skor 16-18. Sedangkan frekuensi paling sedikit berjumlah 3 orang siswa yang berada pada rentang skor 7-9. 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 7 9
10 12
13-15 Interval
16-18
19-21
Grafik Normalitas Data Budaya Literasi siswa Menolak Cerita Bergambar Grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat 5 interval kelas berdasarkan budaya literasi siswa yang menolak cerita bergambar, yaitu interval kelas dengan rentan skor, 7-9, 10-12, 13-15, 16-18, dan 19-21. Berdasarkan grafik tersebut terdapat 4 orang siswa berada pada rentang skor 7-9, 10 orang siswa berada pada rentan skor 10-12, 3 orang siswa berada pada rentan skor 13-15, 5 orang siswa berada pada rentan skor 16-18, dan terahir 2 orang siswa berada pada rentan skor 19-21. Sehingga total keseluruhan responden siswa yang menolak cerita bergambar berjumlah 24 orang. Sementara berdasarkan grafik tersebut frekuensi terbanyak berjumlah 10 orang siswa yang berada pada rentang skor 10-12. Sedangkan frekuensi paling sedikit berjumlah 3 orang siswa yang berada pada rentang skor 19-21. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas data budaya literasi digunakan untuk mengetahui tindak lanjut uji hipotesis (t-test) yang digunakan. Adapun hasil uji homogenitas data budaya literasi dapat di lihat dalam tabel 4.4 berikut.
Tabel Hasil Perhitungan Homogenitas Budaya liaterasi Siswa Uji 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Kelompok Homogenitas (α=0.05) Mendukung dan menolak 1,733 Homogen 1,567 cergam Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel yaitu 1,567 ≤ 1,733 dengan dbpembilang = 23 dan dbpenyebut= 58. Sesuai dengan kriteria homogenitas bahwa Fhitung ≤ Ftabel, maka kedua kelompok homogen. Berdasarkan hasil uji homogenitas dan normalitas data budaya literasi kedua kelompok adalah homogen dan terdistribusi normal. Maka, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik parametrik. Uji statistik parametrik yang digunakan adalah uji-t dua pihak dengan menggunakan rumus t-polled varians dengan kriteria pengujian yaitu jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis uji-t dari budaya literasi berdasarkan sikap pada cerita bergambar dalapt dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel Hasil Analisis Uji Hipotesis Budaya Literasi Siswa Jumlah Siswa Kelompok Rata – rata 𝑆 2 (varians) thitung ttabel (n) Mendukung 59 15,12 8,35 2,936 1,993 Menolak 24 12,88 13,94 Pada tabel 4.5 di atas, dapat dilihat thitung > ttabel yaitu 2,936>1,993padatarafsignifikan 5 % denganderajatkebebasan (dk) = n1 + n2 2 = 59 + 24 - 2 = 81. Sesuaidengan kriteria pengujian hipotesis yaitu thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sikap pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Effect size Effect Size dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa. Hasil perhitungan Effect Size sebesar 0,68, ini berarti bahwa sikap siswa pada cerita berpengaruh besar terhadap budaya literasi siswa karena berada pada rentang nilai 0,61-0,80 pada tabel kriteria Effect Size. D. Pembahasan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tentang sikap siswa pada cerita bergambar dan data tentang budaya literasi siswa. Cerita bergambar adalah cerita anak yang di dalamnya terdapat gambar ilustrasi yang mendukung salah satu adegan dalam cerita. Baik gambar maupun tulisan saling berkaitan satu sama lain. Namun inti dari cerita bergambar terdapat pada teks narasinya sedangkan ilustrasi gambar hanya sebagai pelengkap untuk mendukung narasi teks.
Dalam buku cerita bergambar biasanya terdapat gambar ilustrasi menarik dan penuh warna warni yang dapat membuat anak tertarik untuk membaca. Selain itu, cerita bergambar juga memiliki beberapa jenis yang dapat menjadi pilihan siswa seperti dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, cerita tentang monster, cerita pembentukan, fabel dan lain sebagainya. Sehingga buku cerita bergambar tersebut diyakini memiliki manfaat yang banyak bagi siswa dan mampu memotivasi anak untuk gemar membaca dan mampu mengembalikan anak kepada buku. Sumbangan pengaruh cerita bergambar bergambar terhadap budaya literasi siswa dalam penelitian ini dilihat melalui sikap siswa pada cerita bergambar. Sikap yang dimaksudkan disini adalah kecenderungan siswa untuk mendukung atau menolak cerita bergambar atau dengan kata lain kecenderungan siswa menyukai atau tidak menyukai cerita bergambar. Siswa yang mendukung cerita bergambar diyakini memiliki budaya baca yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menolak cerita bergambar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 83 sampel yang diteliti dapat dikelompokkan siswa yang mendukung cerita bergambar sebanyak 59 orang dan siswa yang menolak cerita bergambar sebanyak 24 orang. Jika dituliskan dalam bentuk persentase maka siswa menyukai cerita bergambar sebanyak 71% dan 29% siswa menolak cerita bergambar. Skor rata-rata kelompok siswa mendukung cerita bergambar sebesar 15,12 dengan skor tertinggi sebesar 21 dan skor terendah sebesar 7. Sedangkan skor rata-rata kelompok siswa yang menolak cerita bergambar sebesar 12,88 dengan skor tertinggi sebesar 20 dan skor terendah sebesar 7. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skor rata-rata budaya baca siswa mendukung cerita bergambar lebih tinggi dari skor rata-rata budaya baca siswa menolak cerita bergambar. Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Namun, sebelum dilakukannya uji hipotesis perlu dilakukanya uji persyaratan untuk menggunakan rumus t-tes polled varians. Syarat yang harus terpenuhi yaitu data berdistribusi normal dan homogen. Hasil menujukkan bahwa uji normalitas data budaya literasi pada kedua kelompok siswa menggunakan rumus Chi kuadrat diperoleh χ2 hitung kelompok siswa mendukung cerita bergambar sebesar sebesar 5,383dan χ2 tabel sebesar 9,488, maka χ2 hitung < χ2 tabel , dan pada kelompok siswa menolak cerita bergambarχ2 hitung sebesar 3,222 dan χ2 tabel sebesar 9,488, maka χ2 hitung < χ2 tabel . Dari hasil tersebut terlihat bahwa kedua kelompok berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji homogenitas data hasil penghitungan didapatkan Fhitung < Ftabel , atau 1,669 <1,733. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok homogen dengan taraf signifikansi 5%. Selanjutnya, untuk mengetahui adanya pengaruh sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi maka diperlukan uji lanjut dengan uji hipotesis menggunakan uji-t dua sampel independen atau menggunakan t-tes polled varians. Hasil perhitungan uji-t dua sampel diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu 2,936 > 1,993 pada taraf
kepercayaan 95% yang berarti bahwa ada pengaruh sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi di SDN 2 Cakranegara tahun 2016/2017. Sementara, hasil perhitungan Effect Size sebesar 0,68, ini berarti bahwa sikap siswa pada cerita berpengaruh besar terhadap budaya literasi siswa karena berada pada rentang nilai 0,61-0,80 pada tabel kriteria Effect Size. Mengacu pada pengujian di atas, maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi terdapat pengaruh positif dan signifikan cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017, dinyatakan diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan cerita bergambar untuk membentuk budaya literasi siswa di SDN 2 Cakranegara merupakan pilihan yang tepat. Sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar yang masih berada pada tahapan oprasional konkret. Menurut Nurgiantoro (2005:52-53) bacaan yang dapat digunakan untuk anak usia tersebut adalah buku-buku bacaan yang memiliki karakteristik sebagai berikut. 1) Buku-buku bacaan narasi atau eksplanasi yang mengandung urutan logis dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. 2) Buku-buku bacaan yang menapilkan cerita yang sederhana, baik yang menyangkut masalah yang dikisahkan, cara pengisahan, maupun jumlah tokoh yang dilibatkan. 3) Buku-buku bacaan yang menampilkan objek gambar secara bervariasi, bahkan mungkin yang dalam bentuk diagram dam model sederhana. 4) Buku bacaan narasi yang menampilkan narator yang mengisahkan cerita, atau cerita yang dapat membawa anak untuk memproyeksikan dirinya ke waktu atau tempat lain. Bacaan anak yang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah cerita bergambar. Dalam praktek penanaman budaya literasi di sekolah menurut Beers (2009) (dalam Dewi, dkk. 2016 : 6-8) menekankan pada prinsip perkembangan literasi yang berjalan sesuai dengan tahap perkembangan yang dapat diprediksi. Artinya tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antartahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka. Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang seperti di SDN 2 Cakranegara menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang kelas. Program literasi yang bermakna dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks, seperti cerita bergambar. Selain itu penelitian ini menunjukkan dukungan yang sangat kuat terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Yulia Lestari (2012), dalam penelitian tersebut terjadi peningkatan dan ketuntasan belajar siswa dalam menulis cerita dengan menggunakan media cerita bergambar di SDN 33 Mataram tahun pelajaran 2011-2012.
Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II yakni terjadi peningkatan hasil belajar dari 19 orang siswa pada siklus I menjadi 25 siswa pada siklus II dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 29 orang dengan presentase 10,49%. Skor yang dicapai siswa juga meningkat dari 1843 pada siklus I menjadi 2059 pada siklus II. Pegitu pula dengan nilai rata-rata pada siklus I dari 63,55 meningkat menjadi 71 pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal juga telah terjadi peningkatan dari 65,5% pada siklus I menjadi 86,20% pada siklus II sekaligus mencapai target indicator ketercapaian yang diinginkan. Kemudian, penelitian yang dilakukan Oom Nurjanah (2013) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengaruh buku cerita bergambar terhadap minat baca siswa di SDN Widoro Yogjakarta mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh terhadap minat baca siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang diperoleh adalah sebesar 0,61 sehingga dalam taraf signifikansi 5% r tabel sebesar 0,349 yang artinya buku cerita bergambar memiliki pengaruh yang positif terhadap minat baca siswa. Terakhir, penelitian yan dilakukan oleh Siti Nasriyah (2014). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1) penerapan media cerita bergambar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa dan mampu meningkatkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. 2) penerapan media cerita bergambar sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa penggunaan cerita bergambar dalam membentuk budaya literasi siswa sangat disarankan dan merupakan pilihan yang tepat karena sesuai dengan prinsip-prinsip gerakan literasi sekolah dan sesuai dengam tahap perkembangan usia anak. E. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017. Hal ini dibuktikan dengan penghitungan statistik dengan menggunakan rumus t-tes dua sampel independen t-tes polled varians. Berdasarkan analisis statistik hasil perhitungan uji-t dua sampel diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu 2,936 > 1,993 pada taraf kepercayaan 95% yang berarti bahwa ada pengaruh sikap siswa pada cerita bergambar terhadap budaya literasi siswa kelas tinggi di SDN 2 Cakranegara tahun 2016/2017. Sementara, hasil perhitungan Effect Size sebesar 0,68, ini berarti bahwa sikap siswa pada cerita bergambar berpengaruh besar terhadap budaya literasi siswa karena berada pada rentang nilai 0,61-0,80 pada tabel kriteria Effect Size. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan cerita bergambar terhadap
budaya literasi siswa kelas tinggi SDN 2 Cakranegara 2016/2017, dinyatakan diterima. Hal ini berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, dengan diketahuinya pengaruh cerita bergambar memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap budaya literasi siswa maka penulis memberikan saran, 1. Bagi Siswa Cerita bergambar dapat dijadikan solusi untuk menumbuhkan minat membaca. Ini dikarenakan cerita bergambar memiliki tampilan menarik yang dapat merangsang minat siswa untuk mau membaca, sehingga tanpa disadari perlahan-lahan siswa dapat memiliki budaya literasi yang baik. 2. Bagi Guru Guru dapat menggunakan cerita bergambar untuk mengatasi siswa yang enggan atau malas membaca. 3. Bagi Sekolah Sekolah menyediakan lebih banyak cerita bergambar ataupun buku-buku bergambar sebagai bahan bacaan untuk siswa. Hal ini berguna untuk menumbuhkan budaya literasi siswa khususnya siswa yang berada di SDN 2 Cakranegara. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai rujukan penelitian yang relevanataupun dapat mengembangkan penelitian ini mengingat penelitian ini masih banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Dewi, E. Erin, dkk. (2016) “Budaya Literasi melalui Pembelajaran Sastra”. Makalah Program Magister, Universitas Mataram. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta Elmubarok, Z. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta. Faisal, Sanapiah. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional Hayat, Bahrul & Suhendra Yusuf. (2009). Mutu Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Khofiah, Siti. (2015). “Hubungan Minat Baca Dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Tinggi SDN 1 Karangsari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo”. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Yogjakarta. Lestari, Yulia. (2012). “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita dengan Menggunakan Media Cerita Bergambar Siswa Kelas IV-A SDN 33 Mataram”. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Mataram. Musaddat, Syaiful. (2011). “Buku Ajar Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia”. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan FKIP Universitas Mataram program SKGJ PGSD. Nasriyah, Siti. (2014). “Media Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini Kelompok B Raudlatul Athfal Masyithah Madugondo Kajoran Kabupaten Magelang”. (Skripsi). S1-PGMI FITK UIN Sunan Kalijaga. Yogjakarta. Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Sastra Anak. Yogjakarta : Gajah Mada University Press. Nurjanah, Oom. (2013). “Pengaruh Buku Cerita Bergambar terhadap Minat Baca Siswa di SD Negeri Widoro Yogjakarta”. (Skripsi). S1 Ilmu Perpustakaan FAIB UIN Sunan Kalijaga. Yogjakarta. Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Ravid, Ruth. (2011). Practical Statistics for Educators 4th Edition. Maryland : Rowman & Littlefield, Inc. Riduwan & Akdon. (2008). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
Sefrina, Adin. (2013). Deteksi Minat Bakat Anak. Yogjakarta : Media Pressindo. Setiadi, E.M., dkk. (2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar. (Edisi Ketiga). Jakarta : Prenada Media. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Tampubolon, DP. (1986). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif Dan Efisien. Bandung : Angkasa Bandung. Tarigan, H.G. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Bandung. Widarto. (2013). “Penelitian Ex Post Facto”. Makalah Disampaikan pada Kegiatan Pelatihan Metodologi Penelitian Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Tanggal 27 S.D. 28 Juni 2013. Wiedarti, Pangesti, dkk. (2016). Desain Induk Gerakan Literasi Seklolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan