KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA PPL (PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN) PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Speaking Error of Experience Students Field Using Indonesian Language at Indonesian Education and Literature Department in Academic Years 2016/2017
Oleh: AGUNG PRASETYO 12.1.01.07.0002
Dibimbing oleh : 1. Dr. Andri Pitoyo, M.Pd 2. Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap
: AGUNG PRASETYO
NPM
: 12.1.01.07.0002
Telepun/HP
: 08564547183
Alamat Surel (Email)
:
[email protected]
Judul Artikel
: KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA PPL (PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN) PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Fakultas – Program Studi
: FKIP-BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Nama Perguruan Tinggi
: UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
Alamat Perguruan Tinggi
: JLN. K.H AHMAD DAHLAN. NO: 76 KOTA KEDIRI
Dengan ini menyatakan bahwa : a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui
Kediri, 17 Januari 2017
Pembimbing I
Pembimbing II
Penulis,
Dr. Andri Pitoyo, M.Pd NIDN: 0012076710
Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd NIDN: 0708026001
Agung Prasetyo NPM:12.1.01.07.0002
Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA PPL (PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN) PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2016/2017 Agung Prasetyo 12.1.01.07.0002 FKIP - PBSI
[email protected] Dr. Andri Pitoyo, M.Pd dan Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa perserta PPL sering melakukan kesalahan berbahasa. Sebagai calon guru dan model bagi siswa, setidaknya memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Analisis taksonomi siasat permukaaan atau strategi performansi merupakan salah satu cara mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa yang meliputi, kesalahan penghilangan, kesalahan penambahan, kesalahan formasi, dan kesalahan susun. Berdasarkan latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah kesalahan penanggalan (omission) pada Mahasiswa PPL Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia? (2) Bagaimanakah kesalahan penambahan (addition) pada Mahasiswa PPL Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia? (3) Bagaimanakah kesalahan bentukan (misformation) pada Mahasiswa PPL Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia? (4) Bagaimanakah kesalahan susunan (misordering) pada Mahasiswa PPL Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk kelasahan yang terdapat pada rumusan tersebut. Penelitian ini menggunakan rancangan deskripsi dan jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa tutur dalam PPL 1 (micro teaching) mahasiswa PBSI Universitas Nusantara PGRI Kediri, sedangkan data dalam penelitian ini adalah tuturan mahasiswa PBSI yang berperan sebagai guru. Metode pengumpulan data menggunakan teknik rekam yang dilanjutkan dengan transkripsi data. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (Human Instrument) dan instrumen pendukung berupa tabel data. Prosesanalisis data terdiri dari pengidentifikasian data, melakukan pengodean data, mengklasifikasikan data, mendeskripsikan data, dan interpretasi data yang telah diperoleh. Hasil dan pembahasan penelitian ini mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada PPL 1 (micro teaching) mahasiswa PBSI. Kesalahan tersebut meliputi empat klasifikasi analisis taksonomi siasat permukaan atau strategi performansi. Kesalahan penghilangan yang meliputi penghilangan konjungsi. Penghilangan pada kalimat tersebut menjadikan tidak tersampaikannya makna secara jelas kepada peserta PPL 1. Kesalahan penambahan meliputi penambahan kojungsi, kata pronomina penunjuk umum, dan kata pronomina persona yang menjadikan kaburnya makna kalimat sehingga peserta PPL 1 (micro teaching) sulit memahami tuturan kalimat yang disampaikan. Kesalahan formasi meliputi ketidaktepatan penggunaan konjungsi, adanya pola kalimat yang terinterferensi, dan penggunaan kalimat yang berbelit sehingga menjadikan suatu kalimat kurang tepat digunakan dalam PPL 1 (micro teaching). Kesalahan susunan lebih banyak ditemukan pada susunan kalimat yang berbelit-belit sehingga pola dan makna kalimat sulit dipahami. Kesalahan tersebut menyebabkan kalimat yang disampaikan menjadi sulit dipahami maknanya oleh peserta PPL 1 (micro teaching).
KATA KUNCI : Kesalahan, Berbahasa, Mahasiswa PBSI, PPL Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG Upaya membina pemakaian bahasa
Keempat, kompetensi kebahasaan yang dimiliki guru dirasa masih kurang sehingga
melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
dalam proses KBM masih sering
relatif efektif dibandingkan melalui sarana
melakukan kesalahan.
lain seperti penyuluhan baik penyuluhan
Untuk itu, mahasiswa perserta PPL
secara langsung ataupun tidak langsung.
sebagai calon guru dan pelaku KBM harus
Melalui kegiatan KBM, segala sesuatu
mampu menjadi model bagi siswa dalam
tentang bahasa diajarkan secara sistematis
penggunaan bahasa Indonesia yang ideal.
dan terencana sesuai dengan kurikulum
Teori tentang penggunaan bahasa
yang diterapkan pada sebuah instansi
Indonesia yang ideal sudah mereka
pendidikan. Hal ini sebagai langkah utama
dapatkan melalui kegiatan perkuliahan.
dalam menciptakan peserta didik yang
Setidaknya dalam pembinaan bahasa
mampu berbahasa yang baik dan benar.
Indonesia yang dilakukan mahasiswa PPL
Kualitas pembinaan bahasa Indonesia
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
melalui KBM diketegorikan masih kurang.
Indonesia tidak ada kesalahan-kesalahan
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
fatal yang menyebabkan gagalnya
fakta. Pertama, seorang guru seharusnya
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah.
mampu membina banyak siswa (pengguna
Namun hal itu tidak sesuai dengan
bahasa) dalam menggunakan bahasa yang
kenyataan yang ada. Pada praktiknya
ideal baik lisan maupun tulisan ternyata
mahasiswa kurang memperhatikan
masih banyak melakukan kesalahan
penggunaan bahasanya yang tidak ideal.
bahasa. Kedua, seorang guru yang menjadi
Kesalahan tersebut terus-menerus dilakuan
model pemakai bahasa untuk siswa masih
tanpa adanya kesadaran diri bahwa bahasa
kurang mahir dalam memberikan contoh
yang mereka gunakan adalah salah.
bagaimana penggunaan bahasa yang baik
Kecenderungan kesalahan terjadi akibat
dan benar. Ketiga, pembinaan bahasa
kurangnya kompetensi bahasa yang
melalui jalur KBM dirasa jauh lebih
dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini sesuai
praktis dan mudah jika seorang guru mahir
dengan pendapat Badudu (dalam Arifin
menggunakan bahasa yang ideal sebab
dan Hadi, 2009:5) bahwa tulisan atau
segala upaya dan prosesnya sudah diatur
karangan para siswa dan mahasiswa
dalam bentuk metode pengajaran yang
disekolah-sekolah baik dari tingkat dasar
seluruhnya mengedepankan pemahaman
sampai perguruan tinggi rata-rata buruk.
siswa akan penggunaan bahasa Indonesia.
Mereka banyak membuat kesalahan dalam
Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pemakaian ejaan, pemilihan kata, atau
kalimat (misformation). Pertama,
dalam penyusunan kalimat. Selain kom-
kesalahan penambahan nampak pada
petensi bahasa yang kurang, kesalahan
penggunaan kata tadi dan gimana yang
berbahasa juga erat kaitannya dengan
tanpa sengaja diulang kembali. Kedua,
pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa
kesalahan penanggalan nampak tidak
kedua. Hal ini sesuai dengan yang
adanya kata untuk. Ketiga, kesalahan
dikemukakan oleh Tarigan (1997:29)
penyusunan kalimat ditandai dengan
bahwa kesalahan berbahasa adalah
pengulangan kalimat yang berbelit.
penggunaan bahasa secara lisan maupun
Dengan demikian, konstruksi kalimat yang
tulisan yang menyimpang dari faktor-
benar seharusnya “Bagaimana untuk
faktor penentu berkomunikasi dan kaidah
penempatan penjedaan, intonasi dan sikap
bahasa. Pendapat tersebut dapat dibuktikan
membacakan pancasila tadi.”
dari beberapa hasil pengamatan intensif
Kesalahan yang dilakukan oleh
yang dilakukan ketika mahasiswa sedang
mahasiswa PPL Prodi Pendidikan Bahasa
melakukan simulasi mengajar.
dan Sastra Indonesia relatif banyak.
Kesalahan-kesalahan berbahasa masih
Mereka melakukan kesalahan itu dengan
ditemukan pada simulasi PPL 1 mahasiswa
tidak sadar dan tanpa berpikir jika yang
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
dituturkan itu adalah bahasa yang salah.
Indonesia periode 2016/2017. Dalam hasil
Untuk mengkaji kesalahan itu lebih dalam,
rekaman tersebut, mahasiswa sering
perlu dilakukan sebuah penelitian. Oleh
melakukan tuturan yang salah. Misalnya,
karena itu, ditampilkan penelitian yang
“Gimana tadi penempatan penjedaannya,
berjudul “Kesalahan Berbahasa Indonesia
intonasi, dan sikap membacakan pancasila
Mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman
tadi gimana.” Berdasarkan tuturan tersebut
Lapangan) Prodi Pendidikan Bahasa dan
diketahui adanya tiga kesalahan, yaitu: 1)
Satra Indonesia Tahun Akademik
penanggalan (omission), 2) penambahan
2016/2017.”
(addition), dan 3) kesalahan penyusunan II.
METODE
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
(anakes). Objek kajian yang diteliti
1. Pendekatan Penelitian
adalah tindak tutur dalam proses simulasi
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kesalahan berbahasa Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
kegiatan belajar mengajar (KBM). Tindak tutur mahasiswa PPL 1 (micro simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
teaching) merupakan wujud praktik
yang dimiliki oleh penutur karena proses
penggunaan bahasa (language use).
bahasanya bersifat langsung dan spontan.
Biasanya, penggunaan bahasa tutur lebih mencerminkan bentuk kompetensi bahasa 2. Jenis Penelitian Penelitian ini memiliki sejumlah
Indonesia. Oleh karena itu, ciri kedua penelitian ini berupa data verbal
karakteristik sebagai berikut. Pertama
(kualitatif). Ketiga, penelitian ini tidak
peneliti memanfaatkan konteks situasi.
dimaksudkan untuk menguji teori. Untuk
Oleh karena itu, ciri pertama penelitian ini
itu, ciri ketiga penelitian ini ialah data
adalah peneliti sebagai instrumen kunci
dianalisis secara induktif.
(human instrumen). Kedua, data penelitian
Berdasarkan ketiga karakteristik
bersifat alamiah yakni penggunaan bahasa
tersebut, ditegaskan bahwa penelitian ini
dengan konteks dan setting alamiah, yakni
termasuk jenis penelitian kualitatif.
kegiatan PPL 1 (micro teaching mahasiswa
Tepatnya deskriptif kualitatif.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra B. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat pengumpul
penelitian. Selain itu, jenis penelitian, wujud data, sifat data dan sumber data
data. Pada pendekatan kualitatif, peneliti
perlu dipertimbangkan dalam penentuan
bertindak sebagai instrumen utama. Hal ini
instrumen. Mengingat jenis penelitian ini
sesuai dengan pendapat Moleong
adalah deskiptif kualitatif, maka instrumen
(2015:168) bahwa peneliti sekaligus
penelitian ini ada dua yaitu instrumen
merupakan perencana, pelaksana
utama (peneliti) dan instrumen pendukung
pengumpulan data, analisis, penafsir data,
(tabulasi data).
dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil C. Tahapan Penelitian Ada 4 tahapan pada penelitian ini. Tahapan tersebut adalah : 1. Tahap persiapan, meliputi penyusunan proposal penelitian.
2. Tahap pelaksanaan, meliputi pengkajian yang mendalam yang mengarah pada tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. 3. Tahap analisis data yaitu analisis
Peneliti mengajukan judul
selama penelitian berlangsung
penelitian yang kemudian disusul
hingga sesudah pengumpulan data.
dengan pembuatan proposal penelitian. Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
4. Tahap penyusunan laporan, setelah data-data yang dibutuhkan simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
terkumpul, dianalisis, dan disusun sehingga kesimpulan dapat dibuat. D. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu yang
pelaporan hasil penelitian. Penelitian ini
digunakan untuk penelitian yang merujuk
dilaksanakan sejak bulan Juni 2016 sampai
pada proses pelaksanaan penelitian. Proses
November 2016.
itu mencakup keseluruhan kerja mulai dari proses penetapan judul sampai pada proses E. Sumber Data Sumber data merupakan bahan yang
theaching Mahasiswa PPL 1 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
dikumpulkan dan dianalisis dalam sebuah
Hasil rekaman tersebut ditranskripkan
penelitian. Menurut Moelong (2015:157)
menjadi beberapa potong kalimat.
bahwa sumber data utama dicatat memalui
Potongan-potongan kalimat dari tindak
catatan tertulis atau melalui perekaman
tutur Mahasiswa PPL tersebut menjadi
video/audio tapes, pengambilan foto, atau
sumber data primer yang digunakan
film. Sumber data utama penelitian ini
peneliti dalam menganalisis data.
diperoleh melalui rekaman hasil micro F. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data
hakekatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan (Mahsun, 2015:92).
merupakan langkah atau tahapan yang
Dalam arti, peneliti berupaya mendapatkan
mengacu pada cara seseorang dalam
data dilakukan dengan menyadap
melakukan penelitian. Teknik pengum-
penggunaan bahasa seseorang atau
pulan data diambil data secara objektif,
beberapa orang yang menjadi informan.
jelas, dan benar. Penelitian ini
G. Teknik Analisis Data
menggunakan teknik dasar sadap, teknik
Menurut Miles dan Huberman (dalam
simak dan teknik catat yang dianggap
Prasetya, 2013:17), analisis data terdiri
paling relevan dengan metode penelitian
atas tiga alur kegiatan, yaitu 1) mereduksi
yang bersifat deskkriptif yaitu
data, 2) menyajikan data, dan 3) menarik
menganalisis karena data berupa rekaman
kesimpulan. Sebelum analisis data
yang ditranskripkan keragam tulis.
dilakukan dalam penelitian ini, terlebih
Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dahulu dimulai dengan proses mereduksi data, yaitu proses pengidentifikasian data. simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kemudian dilanjutkan dengan proses
1) kesalahan penghilangan atau
penyajian data, yaitu klasifikasi data yang
penanggalan (omission), 2) kesalahan
telah disusun ke dalam kategori taksonomi
penambahan (addition), 3) kesalahan
siasat permukaan atau strategi
bentukan (misformation), dan 4) kesa-
performansi. Kesalahan yang terkandung
lahan susunan (misordering).
dalam tuturan mahasiswa PPL yaitu: H. Pengecekan Keabsahan Temuan Penelitian ini menguji kredibilitas data
kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling
atau kepercayaan terhadap data hasil
terkait dari sudut pandang dan perspektif
penelitian kualitatif dilakukan dengan
yang berbeda. Sampai saat ini, konsep
menggunakan metode Trianggulasi.
Denkin ini dipakai oleh para peneliti
Menurut Moleong (2015:330) “Tri-
kualitatif di berbagai bidang. Menurutnya,
angulasi adalah teknik pemeriksaaan
triangulasi meliputi empat hal, yaitu: 1)
keabsahan data yang memanfaatkan
triangulasi metode, 2) tri-angulasi antar-
sesuatu yang lain”.
peneliti (jika penelitian dilakukan dengan
Triangulasi pada hakikatnya
kelompok), 3) tri-angulasi sumber data,
pendekatan multimetode yang dilakukan
dan 4) triangulasi teori. Akan tetapi, pada
peneliti pada saat mengumpulkan dan
penelitian ini penggunaan metode
menganalisis data. Ide dasarnya berupa
keabsahan triangulasi sumber data dan
fenomena yang diteliti dapat dipahami
triangulasi teori. Hal ini dilandaskan pada
dengan baik sehingga diperoleh kebenaran
sumber data, teknik pengumpulan data,
yang valid dari berbagai sudut pandang.
dan teori yang sesuai dengan uji keabsahan
Karena itu, triangulasi ialah usaha
tersebut.
mengecek kebenaran data atau informasi
Selain menggunakan teknik peme-
yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut
riksaan keabsahan triangulasi tata, pene-
pandang yang berbeda dengan cara
litian ini juga menggunakan teknik
mengurangi sebanyak mungkin perbedaan
pemeriksaan diskusi sejawat. Menurut
yang terjadi pada saat pengumpulan dan
Moleong (2015:332) menyatakan bahwa
analisis data.
teknik ini dilakukan dengan cara meng-
Menurut Norman K. Denkin (dalam Rahardjo, 2010)
mendefinisikan triangu-
lasi digunakan sebagai gabungan atau
ekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Artinya, dibutuhkan beberapa sudut pandang agar
Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
data yang dihasilkan tidak bersifat
(1a) Membaca nyaring biasanya dilakukan
subjektif.
pada pembacaan teks berita, teks
III. HASIL DAN KESIMPULAN
pengumuman, dan teks perangkat
A. Bentuk Kesalahan Penanggalan (omission)
upacara. B. Bentuk Kesalahan Penambahan
Kesalahan penanggalan merupakan bentuk penyimpangan yang ditandai oleh
(addition) Kesalahan penambahan adalah
ketidakhadiran suatu butir atau unsur
kebalikan dari penghilangan. Kesalahan
bahasa yang seharusnya ada dalam ucapan
penambahan ditandai oleh hadirnya suatu
yang baik dan benar. Berdasarkan data
butir atau unsur bahasa yang seharusnya
yang ditemukan pada penelitian ini
tidak muncul dalam ujaran yang baik dan
terdapat bentuk penanggalan pada
benar.
konjungsi.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
Berikut ditampilkan contoh data
beberapa penambahan pada kalimat yang
kesalahan.
meliputi penambahan konjungsi,
(1) Membaca nyaring biasanya dilakukan
penambahan kata penunjuk umum,
untuk membaca teks berita, teks
penambahan kata ganti orang. Berikut
pengumuman,___teks perangkat
ditampilkan contoh data kesalahan
upacara.
penambahan. Dt-9/KPG
Kalimat (1) diketahui adanya kesalahan
1. Penambahan Konjungsi Berdasarkan hasil temuan data,
penghilangan atau penanggalan konjungsi
terdapat kesalahan penambahan berupa
yang mengakibatkan kalimat yang
konjungsi koordinatif dan konjungsi
disampaikan menjadi kurang tepat.
subordinatif. Berikut ditampilkan contoh
Konjungsi yang ditanggalkan berupa
data kesalahan penambahan konjungsi.
konjungsi koordinatif dan yang
(2) Selanjutnya langkah pelepasan dan
menyatakan jumlah. Konjungsi tersebut
atau enjambemen.
seharusnya berada di antara kata pengumuman dan teks. Berdasarkan kesalahan tersebut maka
Dt-3/KPN Kalimat (2) dikatuhi adanya kesalahan penambahan konjungsi
perbaikan kalimat di atas adalah sebagai
koordinatif lebih dari satu secara
berikut.
bersamaan. Konjungsi dan merupakan konjungsi yang menyatakan
Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
penjumlahan, sementara konjungsi
membuat makna kalimat yang ingin
atau merupakan konjungsi yang
disampaikan. Dengan demikian,
menghubungkan memilih salah satu
perbaikan kalimat di atas adalah
konstituen yang dihubungkan.
sebagai berikut.
Penggunaan kedua konjungsi tesebut (2a) Selanjutnya langkah pelepasan dan enjambemen.
(4) Jadi hari ini kita materi pembelajaran kita adalah puisi
2. Penambahan Pronomina Penunjuk Berdasarkan hasil temuan data,
Dt-1/KPN Kalimat (4) diketahui adanya penambahan
terdapat kesalahan penambahan berupa
pronomina persona yang berlebihan
pronomina penunjuk umum ini dan itu.
sehingga kalimat menjadi salah.
Berikut ditampilkan contoh data kesalahan
Penggunaan pronomina kita pada kalimat
penambahan pronomina penunjuk ini.
diatas tidak diperbolehkan lebih dari satu
(3) Nah, ini kita akan memakai yang ini
sebab akan mengakibatkan kesalahan
contohnya Pancasila ya.
kaidah kebahasaan. Dengan demikian, Dt-17/KPN
perbaikan kalimat di atas adalah sebagai
Kalimat (3) diketahui adanya kesalahan
berikut.
penambahan penambahan pronomina
(4a) Jadi, materi pembelajaran kita hari ini
penunjuk ini yang berlebihan. Kesalahan tersebut menyebabkan struktur kalimat menjadi salah. Pengguaan pronomina ini
adalah puisi. C. Kesalahan Formasi (misformation) Kesalahan misformation ini ditandai
menyebabkan kalimat menjadi tidak
oleh pemakaian bentuk morfem atau
efektif. Dengan demikian, perbaikan
struktur yang salah. Pembelajar memun-
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
culkan sesuatu dalam praktik berbahasanya
(3a) Kita akan memakai contoh yang
walaupun hal itu salah. Berdasarkan hasil
ini, teks Pancasila. 3. Penambahan Pronomi Personas Berdasarkan hasil temuan data,
penelitian, terdapat bentuk kesalahan kesalahan formasi yang meliputi kesalahan akibat interferensi, kesalahan akibat
terdapat kesalahan penambahan berupa
penggunaan konjungsi, dan kesalahan
pronomina persona pertama dan kedua.
penggunaan kalimat yang berbelit . Berikut
Berikut ditampilkan contoh data kesalahan
ditampilkan contoh data kesalahan.
penambahan pronomina persona pertama.
Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1. Kesalahan Akibat Interferensi Berdasarkan hasil temuan data,
Kesalahan tersebut berupa penggunaan konjungsi koordinatif dan dan atau secara
terdapat kesalahan formasi akibat inter-
bersamaan. Konjungsi dan menyatakan
ferensi dalam bidang sintaktis. Berikut
penjumlah, sedangkan atau adalah kon-
ditampilkan contoh data kesalahan
jungsi yang menyatakan pemilihan.
penambahan pronomina persona pertama.
Penggunaan kedua konjungsi pada kalimat
(5) Nah tapi kali ini beda lagi dengan
di atas tidak diperbolehkan karena
gambar yang satu ini. Apa ya ini ya? Dt-1/KBT Kalimat (5) diketahui adanya formasi yang terinterferensi dari bahasa Jawa sehingga pola kalimat bahasa menjadi salah. Frasa Nah tapi kali ini beda lagi dan Apa ya ini ya merupakan pola bahasa Jawa
menyebabkan makna kalimat menjadi tidak jelas. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. (11a) Selanjutnya, langkah pelepasan dan enjambemen 3. Penggunaan Kalimat Yang Berbelit Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
Nah tapi kali iki bedo maneh dan Opo yo
kesalahan formasi akibat kalimat yang
iki yo. Dengan demikian, perbaikan
berbelit. Kalimat yang berbelit
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
menimbulkan kesukaran makna. Berikut
(5a) Kali ini berbeda dengan gambar
ditampilkan data kesalahan tersebut.
berikutnya. Apa ini?
(13) Jadi didefinisikan bunga mawar itu
2. Kesalahan Akibat Penggunaan Konjungsi
seperti ciri-cirinya bunga mawar itu seperti apa?
Bersadarkan data hasil penelitian, terdapat kesalahan formasi akibat
Dt-2/KBT Kalimat (13) diketahui adanya
penggunaan konjungsi yang tidak tepat.
kesalahan penggunaan atau formasi kali-
Penggunaan tersebut menyebabkan kalimat
mat yang berbelit yang menyebabkan su-
menjadi salah. Berikut ditampilkan data
sunan dan makna kalimat salah. Maksud
tersebut.
penutur dalam kalimat tersebut merupakan
(11) Selanjutnya langkah pelepasan dan
kalimat tanya atau kalimat perintah. Akan
atau enjambemen.
tetapi penutur kurang tepat atau salah Dt-10/KBT
dalam penyusunan kalimat sehingga
Kalimat (11) diketahui adanya kesalahan
kalimat itu tidak sesuai dengan kaidah
penggunaan konjungsi yang menga-
kebahasaan. Dengan demikian, perbaikan
kibatkan formasi kalimat menjadi salah.
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
(13a) Definisikan bunga mawar seperti ciri-cirinya!
(15a) Saat membaca teks upacara harus percaya diri agar kalimat yang kita
(13b) Ciri-ciri bunga mawar seperti apa? D. Kesalahan Susunan (misordering) Kesalahan ini ditandai oleh penem-
bacakan terdengar jelas. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang
patan yang tidak benar suatu morfem atau
berjudul Kesalahan Berbahasa Indonesia
kelompok morfem dalam suatu ucapan
Mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman
atau ujaran. Kesalahan tersebut dikarena
Lapangan) Prodi Pendidikan dan Sastra
penutur sulit untuk menyusun kalimat yang
Indonesia Tahun Akademik 2016/2017,
baik dan benar. Berikut ditampilkan data
dapat disimpulkan adanya kesalahan atau
kesalahan tersebut.
pelanggaran terhadap kaidah kebahasaan yang meliputi.
(15) Jika percaya diri membacakan teks upacara harus percaya diri agar ketika membacaka kalimat yang kita dapat dibacakan dengan jelas. Dt-1/KSS Kalimat (15) dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun
1. Kesalahan penanggalan (omission). Kesalahan penanggalan ini berupa penghilangan konjungsi pada kalimat yang menyebabkan pelanggaran terhadap kaidah kebahasaan. 2. Kesalahan penambahan (addition).
tersebut terjadi pada konstruksi kalimat.
Kesalahan penambahan ini berupa
Apabila dijabarkan menurut klausanya
panambahan konjungsi, kata prono-
maka penjabarannya sebagai berikut:
mina penunjuk umum, dan kata
1) Jika harus percaya diri membacakan
ganti personas.
teks upacara harus percaya diri; 2) Agar ketika membaca kalimat yang
3. Kesalahan formasi (misformation). Kesalahan ini berupa adanya hasil
kita dapat dibacakan dengan jelas.
interferensi dari bahasa daerah
Setelah dijabarkan menurut klausanya,
(Jawa), kesalahan formasi juga
kalimat diatas nampak kesalahannya pada
terjadi pada penggunaan konjungsi
susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit.
yang tidak tepat, dan hadirnya
Kesalahan susun yang terlalu berbelit-belit
kalimat yang berbelit-belit menye-
tersebut menjadikan makan kalimat sulit
babkan makna kalimat susah untuk
difahami. Dengan demikian, perbaikan
dipahami.
kalimat diatas adalah sebagai berikut. Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
4. Kesalahan Susunan (misordering). Kesalahan ini lebih sering terjadi pada susunan kalimat yang berbelit IV.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Farid H. 2009. 1001
Moleong, Lexy J. 2015. Metodologi
Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Akamedika Pressindo.
Remaja Rosda Karya.
Chaer, A. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. _______. 2013. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Agustina. 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta. Ghazali, S. 2010. Pembelajaran
Muslich, M. 2014. Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama. Parera, J. Daniel. 1997. Linguistik Edukasional. Jakarta: Erlangga Prasetya, Ika Wahyu. 2013. Analisis
Keterampilan Berbahasa.
Kesalahan Berbahasa Tuturan
Bandung: Refika Aditama.
Mahasiswa Dalam Seminar
Iswatiningsih, Daroe. 2003. Pola
Proposal Skripsi Mahasiswa.
Kesalahan Berbahasa Indonesia
Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Pada Berbagai Informasi Tulis di
Jember: Universitas Jember.
Lingkungan Umum. Bandung: ITB. Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Pres. Markhamah, dkk. 2009. Analisis kesalahan dan Kesantunan Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Rahadjo, Mudjia. 2010. Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif. (online). Tersedia: http://www.uinmalang.ac.id/r/101001/triangulasidalam-penelitian-kualitatif.html, diunduh 12 Oktober 2016 Tarigan, H. Guntur dan Djago Tarigan. 1997. Pengantar Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Agung Prasetyo | 12.1.01.07.0002 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 3||