BAB V PEMBAHASAN
A. Motivasi Belajar Mahasiswa Semester IV Program Studi
DIII
Kebidanan Akademi Kebidanan X Surakarta Tahun 2016/2017 Berdasarkan analisis data didapatkan sebanyak 22 responden (44,9%) memiliki motivasi yang tinggi, 16 responden 32,7% memiliki motivasi belajar dengan tingkat sedang, sedangkan 11 responden (22,4%) memiliki tingkat motivasi yang rendah. Rata-rata nilai motivasi belajar dari 49 responden yaitu sebesar 69,96 atau dalam kategori sedang. Analisis yang dilakukan pada motivasi belajar mahasiswa semester IV Program Studi
DIII Kebidanan Akademi Kebidanan X Surakarta tahun
2016/2017, Jumlah skor yang diperoleh pada setiap butir soal hampir sama. Hanya saja pada nomor 2,7, 19, dan 22 memiliki nilai yang lebih kecil dibanding indikator yang lain. Yaitu pada indikator 1, 2, ,3 dan 5. Pada indikator 1 yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, yang paling rendah yaitu pada butir soal nomor 2 yang berisi pernyataan rasa bosan mahasiswa dalam menulis laporan asuhan kebidanan persalinan normal karena ruang lingkupnya yang monoton. Sedangkan pada indikator 2 (adanya dorongan dan kebutuhan belajar) rerata nilai paling rendah pada butir soal nomor 7 yaitu pernyataan malas dalam mengerjakan laporan asuhan kebidanan persalinan normal karena laporannya yang panjang dan berulang. Hal ini juga terbukti dari hasil analisis pada lembar observasi, dimana banyak
46
47
mahasiswa yang mengaku malas dan bosan dalam menulis laporan persalinan normal yang sangat panjang dan rumit. Sejalan dengan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan Yuswaningsih (2011) bahwa mahasiswa D III Kebidanan Stikes Aisyiyah Yogyakarta menganggap laporan asuhan kebidanan persalinan adalah laporan yang paling sulit karena panjang dan berulang. Menurut Schunk (2014), persepsi mahasiswa pada level kesulitan tugas merupakan salah satu pembentuk keyakinan diri untuk mampu melakukan suatu tugas yang menyebabkan perilaku termotivasi. Walaupun kita menganggap sebuah tugas bernilai namun bila kita tidak merasa mampu mengerjakan tugas tersebut dan menduga diri akan gagal, maka kita akan kurang cenderung melibatkan diri dalam tugas tersebut. Hasil analisis pada pertanyaan terbuka yang diberikan pada responden menunjukan bahwa motivasi yang terus diberikan dari pihak kampus untuk segera menyelesaikan laporan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi rasa malas mereka. Menurut Schunk (2014), Siswa termotivasi melibatkan diri dalam tugas ketika meyakini bahwa dirinya dapat menyelesaikan tugas tersebut. Dosen perlu memberikan umpan balik yang akurat kepada mahasiswa guna membantu mereka mengembangkan persepsi kompetensi
diri
yang
logis,
namun
pada
saat
yang
bersamaan
mengkomunikasikan bahwa kompetensi dan keterampilannya akan terus berkembang.
48
Kemudian pada indikator nomor 5 (adanya lingkungan belajar yang kondusif), skor rerata yang rendah yaitu pada butir soal nomor 19 yaitu pernyataan “saya dapat menulis laporan dengan baik karena di tempat praktik telah disediakan meja dan fasilitas lain untuk menulis”. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa mahasiswa mengatakan tidak disediakan meja dan kursi untuk menulis laporan karena terbatasnya fasilitas yang dimiliki tempat praktik, sehingga mereka terpaksa untuk menulis laporan di lantai atau di atas tempat tidur, atau kadang di ruang periksa, sehingga tidak dapat leluasa dalam menulis laporan. Menurut Sardiman (2001), fasilitas belajar adalah untuk dapat memudahkan dan melancarkan hasil yang akan dicapai. Fasilitas belajar termasuk dalam variabel lingkungan yang merupakan salah satu faktor motivasi belajar yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini sesuai dengan penelitian Noviana (2013) bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa program keahlian APK di SMK Taruna Jaya Gresik dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga dalam hal ini perlu dilakukan evaluasi pada fasilitas yang diberikan lahan praktik pada mahasiswa untuk dapat dipenuhi agar meminimalkan hambatan dalam proses penulisan laporan sehingga proses belajar mahasiswa di lahan praktik dapat berjalan dengan baik. Kemudian pada indikator 3 (adanya harapan dan cita-cita masa lalu) nilai yang paling rendah yaitu pada butir soal nomor 22 yang berbunyi “Bila kasus persalinna yang saya dapat masih kurang saya akan berusaha mencarai
49
kasus lagi dengan magang di tempat lain agar bisa selesai dengan tepat waktu”. Hal ini juga terbukti pada hasil analisis pertanyaan terbuka yang diberikan pada lembar observasi bahwa sebagian besar mahasiswa tidak berminat untuk melakukan magang untuk mendapatkan kasus persalinan. Mereka menyebut bahwa kasus persalinan yang belum didapat masih bisa dicapai pada praktik klinik kebidanan selanjutnya. Selain itu mereka beranggapan bahwa tidak ada waktu untuk melakukan praktik ekstra/ magang karena jadwal perkuliahan yang tidak memungkinkan. Berdasarkan hasil wawancara pada bagian praktik akademi kebidanan X juga menyebutkan bahwa sampai saat ini belum ada mahasiswa yang memohon ijin untuk magang atau praktik ekstra sehingga untuk membantu mahasiswa yang masih belum mendapat kasus (sebagian atau sama sekali), pihak kampus melakukan evaluasi dan rolling pada praktik klinik kebidanan selanjutnya sehingga mahasiwa tersebut mandapat tempat praktik yang dinilai dapat memberikan banyak kasus. Selain beberapa masalah yang ditemukan dalam analisis indikator di atas, hasil analisis pada lembar observasi menunjukkan bahwa penyebab motivasi rendah yang paling banyak ditemui adalah karena mahasiswa merasa “banyak temannya yang lain yang tidak menyelesaikan tugas” dan selain itu juga karena “merasa aman bila tidak menyelesaikan tugas ini”. Sedangkan penyebab motivasi tinggi adalah karena “rasa tanggung jawab dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan”.
50
B. Pencapaian Target Laporan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal Mahasiswa Semester IV Prgram Studi
DIII Kebidanan Akademi
Kebidanan X Surakarta Tahun 2016/2017 Dari hasil penelitian diketahui rata-rata pencapaian target laporan dari keseluruhan responden yaitu 2,94 laporan atau tergolong rendah. Pada pengkategorian tingkat pencapaian laporan didapatkan 63,3% (31) responden memiliki pencapaian target laporan asuhan kebidanan ibu bersalin normal yang masih rendah (0-3), 22,4% (11) responden tergolong sedang (4-6) dan 14,2% (7) responden tergolong tinggi (7-9). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Akademi Kebidanan X Surakarta tahun 2016/2017 mempunyai tingkat pencapaian target laporan asuhan kebidanan ibu bersalin normal yang rendah. Hal ini dikarenakan banyak hal seperti jumlah kasus di lahan yang tidak memadai, persepsi tingkat kesulitan laporan yang tinggi, kesulitan mahasiswa dalam mengisi partograf dan mahasiswa lebih mengutamakan tugas atau laporan asuhan kebidanan yang lain yang dinilai lebih mudah. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, pihak kampus masih sulit dalam menjalankan peraturan yang telah dibuat dengan baik dimana dalam ketentuan praktik laporan asuhan kebidanan harus selesai 2 minggu setelah periode praktik berakhir. Namun pada kenyataannya hal ini tidak pernah dapat berjalan. Tidak adanya sanksi yang tegas, serta kurangnya koordinasi antara bagian praktik dan pembimbing kasus mengenai jadwal pengumpulan tugas menyebabkan mahasiswa kurang disiplin dalam
51
mengerjakan laporan asuhan kebidanan. Tenggang waktu pengumpulan tugas laporan asuhan persalinan PK I juga mendapatkan kelonggaran khusus dari pihak kampus karena disadari bahwa laporan asuhan persalinan panjang dan sulit untuk dicapai sehingga mahasiswa diijinkan untuk mengerjakan laporan yang lain untuk menutupi kekurangan pada laporan persalinannya. Hal ini tentu saja dapat menurunkan keterlibatan mahasiswa dalam penyelesaian tugas laporan asuhan persalinan normal, karena kelonggaran tersebut dapat menurunkan pengharapan keberhasilan dan menambah keyakinan mahasiswa akan level kesulitan tugas pada laporan asuhan kebidanan ibu bersalin sesuai dengan teori pengharapan dan nilai tugas Schunk (2014). Selain itu mahasiswa beralasan bahwa waktu yang diberikan untuk menyelesaikan laporan tidak cukup, banyak data yang telah hilang, terlalu banyak pasien di lahan praktik, CI/ pembimbing lahan yang sulit ditemui, dan banyaknya kesenjangan asuhan di lahan dengan teori yang ada sehingga lebih mempersulit laporan yang dibuat. C. Hubungan motivasi belajar dan pencapaian target laporan asuhan kebidanan ibu bersalin normal Dari hasil penelitian ini, diketahui nilai p= 0,000 dan r 0,623 sehingga motivasi belajar telah dibuktikan berpengaruh secara signifikan pada capaian laporan asuhan kebidanan ibu bersalin normal pada mahasiswa semester IV prodi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan X tahun 2016/2017. Semakin tinggi nilai motivasi belajar maka akan semakin tinggi pula pencapaian target laporan asuhan kebidanan ibu bersalin normalnya.
52
Motivasi merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan karena motivasi memberikan daya penggerak dan arah bagi tindakan yang dapat menginisiasi dan mempertahankan aktivitas. Mengawali pencapaian sebuah tujuan merupakan proses penting dan sering kali sulit, karena melibatkan pembentukan sebuah komitmen dan melibatkan langkah pertama. Proses motivasi juga sangat penting dalam mempertahankan tindakan seperti ingin mendapatkan sebuah gelar atau ingin menjadi bidan yang professional, sehingga seberapapun kesulitan dan masalah dan kegagalan yang dialami mahasiswa akan dapat mengatasi kesulitan dan mempertahankan motivasinya tersebut (Schunk, 2014). Dengan adanya motivasi belajar berarti akan timbul suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Nashar H., 2004). Target laporan asuhan kebidanan ibu bersalin normal merupakan bukti asuhan kebidanan yang diberikan mahasiswa selama praktik dalam rangka mencapai kompetensi pada asuhan persalinan normal yang juga merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan D III kebidanan. Di Akademi Kebidanan ini, tercapainya laporan asuhan kebidanan juga menjadi prasyarat untuk dapat melakukan penelitian atau menyusun proposal karya ilmiah sebagai tugas akhir dan syarat mengikuti ujian tahap akhir (UHAP) sehingga dalam pencapaian target laporan ini, motivasi eksternal mahasiswa dapat muncul salah satunya untuk dapat lulus tepat waktu. Sedangkan motivasi internal pada mahasiswa akademi kebidanan X ini dapat muncul salah
53
satunya untuk mencapai semua kompetensi yang telah ditentukan dalam standar kompetensi bidan sehingga dapat menjadi bidan profesional di masa depan dan dapat menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat dengan aman dan bertanggung jawab. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sulistyowati (2010) yang berjudul “Hubungan Minat dan Motivasi Belajar dengan Pencapaian Target Kompetensi Praktik Klinik Kebidanan Mahasiswa Prodi D3 Kebidanan Stikes Muhammadiyah Lamongan Tahun 2009/2010” yang membuktikan bahwa motivasi belajar berhubungan signifikan dengan capaian target kompetensi PKK mahasiswa semester VI tahun 2009/2010, dengan nilai r 0,436 (r tabel 0,34). Selain itu penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ismahmudi (2007) yang berjudul “Hubungan antara Minat dan Motivasi Mahasiswa Mengikuti Pembelajaran Klinik di Akper Muhammadiyah Samarinda, Kalimantan Timur”, dimana motivasi secara signifikan berpengaruh terhadap pencapaian target keterampilan klinik. Nilai koefisien korelasi yang kuat (0,623) dalam penelitian ini berarti bahwa motivasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam pencapaian target laporan asuhan kebidanan persalinan normal yang paling menentukan dibandingkan dengan faktor lainnya seperti intelegensi, kondisi fisik, kurikulum, dan lain sebagainya dikarenakan motivasi menjadi daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Sardiman, 2011). Namun hal ini bukan berarti bahwa pengaruh faktor lain seperti faktor sosial ekonomi,
54
intelegensi, bakat, kondisi fisik dsb. dapat diabaikan. Penelitian Kusmindarti (2011) pada mahasiswa D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat dan tingkat kecerdasan terhadap pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan Ibu Hamil. Dalam hasil penelitian ini ditemukan responden dengan tingkat motivasi yang tinggi namun pencapaian target laporan asuhan kebidanan ibu bersalin normalnya dalam kategori rendah yaitu sebanyak 5 responden (10,2%). Setelah dilakukan wawancara pada beberapa responden tersebut didapatkan bahwa responden tidak memiliki cukup waktu untuk menulis laporan karena jumlah pasien di lahan praktik yang sangat banyak, bahkan di malam hari dan kesulitan dalam membuat laporan asuhan persalinan normal. Kemudian terdapat 1 responden (2%) yang memiliki motivasi rendah namun pencapaian target laporan asuhan kebidanannya dalam kategori tinggi. Setelah dilakukan wawancara responden tersebut mengatakan memiliki banyak waktu untuk mengerjakan laporan karena sepinya pasien di tempat praktik, namun ia tidak berminat untuk menjadi Bidan dan bercita-cita menjadi pegawai bank. Menurut Nursalam dan Efendi (2008), cita-cita merupakan faktor pendorong yang dapat menambah semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik karena terwujudnya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
55
Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, dimana peneliti tidak melakukan pengkajian lebih mendalam untuk mengetahui bagaimana waktu dapat mempengaruhi hasil capaian laporan asuhan kebidanan persalinan normal pada kelompok dengan motivasi tinggi. Hal ini mungkin dapat dijelaskan karena rendahnya faktor pendekatan belajar (approach to learning) seperti teori yang diutarakan Komsiyah (2012) bahwa pendekatan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yakni upaya mahasiswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan tugas laporan asuhan kebidanan persalinan normal ini. Sehingga apabila mahasiswa memiliki strategi yang baik sebelum, saat, dan setelah periode praktik klinik berjalan maka akan dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan persalinan normal dengan hasil yang lebih baik dan terencana.