PROSPEK KEJADIAN SIKLON TROPIS DI WILAYAH SAMUDERA HINDIA SELATAN INDONESIA PADA MUSIM SIKLON 2016/2017
Disusun oleh : Kiki, M. Res. Miming Saepudin, M. Si.
PUSAT METEOROLOGI PUBLIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Oktober 2016
1. PENDAHULUAN Musim siklon 2016/2017 wilayah Australia-Indonesia merupakan suatu periode waktu dimana siklon tropis paling sering terjadi di wilayah Samudera Hindia sekitar IndonesiaAustralia dan sekitar wilayah perairan Australia itu sendiri. Secara resmi, musim siklon untuk wilayah Indonesia dan Australia dimulai pada periode 01 Nopember 2016 hingga 30 April 2017 dengan tidak menutup kemungkinan bahwa siklon tropis dapat terbentuk kapan saja selama periode 01 Juli 2016 hingga 30 Juni 2017. Selama periode musim siklon berlangsung, siklon tropis akan secara resmi dimonitor oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) yang bertanggungjawab di wilayahnya masing-masing. Untuk wilayah selatan ekuator di sekitar Indonesia-Australia terdapat 4 TCWC yang bertanggungjawab, yaitu di Jakarta, Perth, Darwin, Brisbane, dan Port Moresby. Wilayah tanggungjawab (Area of responsibility - AoR) TCWC Jakarta meliputi 0°S 090°E, 10°S 090°E, 10°S 120°E, 11°S 120°E, 11°S 128°E, 09°S 128°E, 09°S 141°E, and 0°S 141°E. Sedangkan wilayah monitoringnya (Area of Monitoring - AoM) meliputi 20°S - 20°N, 90°E - 141°E.
Area of Responsibility dan Area of Monitoring TCWC Jakarta Sumber : TCWC Jakarta Sistem urutan penamaan siklon tropis yang tumbuh selama periode musim siklon 2016/2017 di wilayah AoR TCWC Jakarta berdasarkan pada dokumen TCP 24 adalah Cempaka, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga, Seroja, dan Teratai. Setelah tiga nama sebelumnya digunakan, yaitu Durga, Anggrek, dan Bakung. Secara klimatologis berdasarkan grafik jumlah kejadian dan rata-rata siklon tropis di wilayah sekitar Indonesia-Australia, pada bulan Nopember terdapat peningkatan kejadian siklon tropis yang secara signifikan dapat terjadi hingga sekitar bulan April. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata kejadian siklon tropis pada bulan Nopember untuk wilayah selatan Indonesia-Australia adalah kurang dari 1 kejadian selama 33 tahun terakhir. Sedangkan untuk periode bulan Desember hingga April, siklon tropis dapat berpeluang terjadi minimal satu kali dalam satu bulannya, dengan peluang tertinggi dapat terjadi pada bulan Maret.
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
2
Jumlah dan rata-rata kejadian siklon tropis di sekitar wilayah selatan Indonesia pada area 0-40°S dan 90-145°E (data tahun 1984 – 23 Agustus 2016) Peningkatan potensi pertumbuhan bibit siklon di wilayah Samudera Hindia bagian selatan ekuator, termasuk di sekitar wilayah perairan Indonesia dan Australia dapat terjadi karena didukung oleh kondisi lingkungan atmosfer dan lautan yang kondusif, seperti suhu muka laut yang cukup hangat, adanya Low Pressure Area (LPA), kondisi angin yang mendukung terjadinya pusaran, dan kondisi lainnya seperti adanya fenomena ENSO, MJO, dan yang lainnya. Pada semester awal tahun 2016, fenomena El Nino cukup aktif terjadi dan memberikan dampak pada berkurangnya kejadian siklon tropis di wilayah Samudera Pasifik Barat, khususnya di sekitar wilayah utara Papua. Namun pada periode semester berikutnya, nampaknya jumlah kejadian siklon tropis di wilayah Pasifik Barat sudah dapat mengejar ketertinggalannya. Hal ini dapat dilihat dari 5 siklon tropis yang tumbuh di sekitar Samudera Pasifik utara Papua sepanjang September 2016, dan jumlah totalnya sudah memenuhi atau sesuai dengan rata-rata klimatologisnya selama 39 tahun terakhir untuk wilayah utara Indonesia. Peningkatan jumlah kejadian siklon tropis yang cukup signifikan pada semester kedua di wilayah Pasifik Barat ini dapat diduga juga sebagai dampak dari adanya peningkatan aktifitas La Nina.
Jumlah dan rata-rata kejadian siklon tropis di sekitar wilayah utara Indonesia pada area 0-40N 90-145E (data tahun 1977 – 23 Agustus 2016)
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
3
Sampai dengan akhir Oktober 2016, di wilayah Samudera Hindia selatan Indonesia hingga perairan sekitar Australia masih belum terdapat siklon tropis yang tumbuh. Secara klimatologis kondisi ini masih termasuk normal, karena rata-rata kejadian siklon tropis pada bulan Oktober adalah satu kejadian dalam satu bulan atau tidak terjadi sama sekali. Bibit siklon tropis sempat teridentifikasi di wilayah AoR TCWC Jakarta pada tanggal 11 Oktober 2016 pukul 18.00 UTC. Bibit siklon tropis 92S tersebut teridentifikasi di sekitar Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Barat dengan posisi pusatnya di sekitar 10ᵒLS 105ᵒBT atau sekitar 471 km selatan-barat daya kota Jakarta. Meskipun pola sirkular telah terbentuk dengan cukup baik, namun kondisi atmosfer di sekitar sistem tersebut seperti kondisi kecepatan angin yang masih cukup lemah di bawah 25 knot, dan kondisi shear lapisan atas yang terlalu kuat dengan kisaran 20-30 knot membuat sistem ini tidak cukup kriteria untuk tumbuh menjadi siklon tropis. Seiring pergerakannya kearah selatan-barat daya tidak terlihat adanya peningkatan intensitas, bahkan pola sirkular di lapisan bawah nampak melebar sedangkan di lapisan atas pola sirkular tidak terdeteksi lagi. Monitoring terhadap sistem ini berlangsung dari tanggal 12 Oktober hingga 15 Oktober 2016.
Citra satelit Himawari-8 kanal Water Vapor tanggal 14 Oktober 2016 pukul 07.00 WIB 2. OUTLOOK ENSO Untuk mengetahui prospek potensi kejadian siklon tropis selama musim siklon 2016/2017, maka diperlukan analisis kondisi dinamika global dan regional selama periode tersebut. Kondisi secara umum dapat dianalisis dari kemungkinan adanya aktifitas ENSO (La Nina atau El Nino) yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi jumlah kejadian dan intensitas siklon tropis, khususnya di wilayah Samudera Hindia selatan Indonesia dan sekitar Australia.
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
4
Kondisi ENSO per dasarian III September 2016 yang dirilis oleh BMKG mengindikasikan adanya status Netral hingga La Nina dengan intensitas lemah aktif terjadi di sekitar Samudera Pasifik tropis. Sejak Dasarian II September 2016, indeks ENSO menunjukkan nilai -0.75 yang mengindikasikan kondisi La Nina lemah, dimana polanya mirip dengan La Nina pada tahun 1998 namun pada intensitas yang lebih lemah.
Indeks ENSO di wilayah Nino 3.4 Sumber : ENSO Outlook BMKG Jakarta Hasil prediksi untuk nilai anomali suhu muka laut di wilayah Nino 3.4 masih lebih dingin dibandingkan rata-ratanya, yaitu sebesar -0.25 s.d -2 ᵒC. Kondisi ini diprediksikan akan kembali mendekati nilai rata-ratanya pada bulan Maret 2017. Sementara itu untuk perairan sekitar wilayah Indonesia, nilai suhu muka laut diprediksikan masih cukup hangat hingga November 2016 kemudian kembali netral atau sesuai kondisi rataratanya mulai bulan Desember hingga Maret 2017. Prediksi secara spasial suhu muka laut ditampilkan pada gambar berikut ini.
Prediksi SST periode Oktober 2016 - Maret 2017 Sumber : ENSO Outlook BMKG Jakarta
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
5
Suhu muka laut di perairan Indonesia berdasarkan data tanggal 24 September 2016 bernilai antara 25-31ᵒC, dengan nilai anomali dominan positif (hangat) terutama di wilayah Samudera Hindia selatan Sumatera /Selat Malaka, Sulawesi serta di utara Papua. Sementara di selatan Papua anomali suhu muka laut relatif tidak signifikan. Secara keseluruhan nilai anomali suhu muka laut positif berada di sekitar perairan selatan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga Papua. Berdasarkan prediksi ENSO yang dirilis oleh institusi internasional IRI-Columbia, potensi La Nina lemah berpeluang terjadi mulai September hingga Desember 2016 dengan probabilitas antara 52-55%.
Plume chart prediksi ENSO periode JJA 2016 - MJJ 2017 Sumber : IRI-Columbia
Probabilitas prediksi ENSO periode SON 2016 - MJJ 2017 Sumber : IRI-Columbia Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
6
Sedangkan institusi internasional lain termasuk BMKG memprediksi status ENSO akan berada pada kondisi Normal mulai bulan Oktober 2016 hingga Maret 2017.
Prediksi ENSO oleh beberapa institusi internasional Sumber : Bidang Analisis Variabilitas Iklim (BMKG)
3. PROSPEK KEJADIAN SIKLON TROPIS Berdasarkan prospek siklon tropis periode November 2016 hingga April 2017 yang dirilis oleh BoM Australia diketahui bahwa secara umum potensi pertumbuhan siklon tropis di Perairan sekitar wilayah Indonesia selatan ekuator periode 2016-2017 atau pada bulan November - April 2016/2017 akan bersifat antara sesuai rata-rata hingga diatas rata-ratanya. Kondisi ENSO Normal hingga La Nina lemah di Samudera Pasifik tropis serta suhu muka laut di perairan bagian utara dan timur Australia turut mempengaruhi potensi siklon tropis musim ini. Dimana umumnya pada periode La Nina, siklon tropis yang tumbuh di perairan utara dan timur Australia, termasuk di Samudera Hindia selatan Indonesia relatif akan lebih banyak.
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
7
Probabilitas jumlah siklon tropis periode November 2016-April 2017 Sumber : BoM Australia Berdasarkan gambar diatas, jumlah rata-rata siklon tropis yang berpotensi tumbuh di wilayah dekat Indonesia selatan ekuator, yaitu di Northwestern sub-region dan di Northern region, berjumlah 8 siklon tropis selama periode November 2016 hingga April 2017. Jumlah ini sesuai dengan nilai rata-rata statistik dari TCWC Jakarta. Pada Northwestern sub-region, peluang siklon tropis tumbuh sebanyak nilai rata-ratanya sebesar 63% dan 37% berpeluang terjadi dibawah nilai rata-ratanya. Akurasi prospek untuk region ini adalah cukup Tinggi. Sedangkan untuk Northern region, peluang sebanyak 56% untuk jumlah siklon tropis yang akan tumbuh sesuai nilai rata-ratanya dan peluang sebesar 44% berpeluang berjumlah di bawah nilai rata-ratanya, namun akurasi prospek di wilayah ini sangat Rendah. Sedangkan khusus untuk wilayah AoR TCWC Jakarta, jika merujuk pada prediksi BoM untuk wilayah Northwestern yang notabene lebih luas dari AoR TCWC Jakarta, maka dapat dikatakan bahwa potensi pembentukan bibit siklon dan atau meningkat menjadi siklon tropis di wilayah AoR TCWC Jakarta masih memungkinkan terjadi selama periode musim siklon 2016/2017. 4. KLIMATOLOGIS DAMPAK SIKLON TROPIS DI SELATAN INDONESIA Secara klimatologis, wilayah Indonesia bukan merupakan daerah lintasan siklon tropis, dampak di wilayah Indonesia yang ditimbulkan dari gangguan tropis ini lebih banyak berupa dampak secara tidak langsung, diantaranya adalah adanya peningkatan atau bahkan pengurangan curah hujan, potensi angin kencang, dan gelombang laut tinggi. Besarnya dampak secara tidak langsung ini sangat bergantung pada jarak antara posisi siklon tropis dengan wilayah terdampak serta intensitas siklon tropis tersebut. Kondisi umum pengaruh siklon tropis terhadap wilayah di Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
8
Tabel 1. Rekapitulasi dampak tidak langsung siklon tropis di perairan selatan dekat Indonesia Sumber : TCWC Jakarta No 1
Nama Siklon Tropis LAM
Lokasi Samudera Hindia selatan Papua
Masa Hidup 12.5 hari
Dampak
2
NATHAN
Laut Coral, Australia
15 hari
3
OLWYN
Samudera Hindia barat laut Australia Barat
10 hari
4
QUANG
Samudera Hindia barat laut Australia Barat
5 hari
5
GILLIAN
Samudera Hindia selatan Jawa Barat
19 hari
6
JACK
Samudera Hindia barat daya Jawa Barat
5 hari
Hujan sedang-lebat di Kep. Tanimbar, Maluku bagian selatan Hujan ringan-sedang di Maluku bagian tengah Gelombang diatas 2 meter di perairan Kep. Aru dan selatan Papua Gelombang diatas meter di Laut Arafuru
3
Gelombang diatas 2 meter di Samudera Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Gelombang diatas 2 meter di Samudera Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Hujan sedang-lebat dan angin kencang di Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat Gelombang diatas 2 meter di perairan Samudera Hindia selatan Jawa hingga selatan Papua, perairan utara Bali hingga Nusa Tenggara Barat Gelombang laut tinggi 23 meter di Samudera Hindia sebelah selatan Sumatera dan Jawa bagian barat
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
9
7
KATE
Samudera Hindia barat daya Jawa Barat
7 hari
8
KIRRILY
Laut Arafura timur Kep. Tanimbar
11 hari
9
DURGA
Samudera Hindia barat daya Jawa Barat
6 hari
10
ANGGREK
Samudera Hindia barat daya Sumatera
7 hari
11
BAKUNG
Samudera Hindia barat- barat daya Jawa Barat
4 hari
Hujan ringan-sedang di wilayah Sumatera bagian Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta Gelombang dengan ketinggian 2 – 3 meter di Samudera Hindia barat Sumatera Barat hingga selatan Banten Hujan sedang-lebat dan angin kencang di Maluku Tenggara dan Papua bagian selatan Gelombang dengan tinggi 2-3 meter di Laut Arafuru, perairan Kep. Aru, Kei dan Tanimbar Hujan ringan-lebat di Sumatera Barat dan pesisir barat Sumatera Selatan Gelombang dengan tinggi diatas 3 meter di perairan barat Sumatera Barat hingga Lampung Hujan sedang-lebat dan angin kencang di Bengkulu, Lampung, Banten dan Jawa Barat bagian utara Gelombang dengan tinggi 2-3 meter di perairan barat Bengkulu hingga selatan Jawa Barat Gelombang diatas 2 meter di Samudera Hindia selatan Lampung dan Selat Sunda bagian selatan
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
10
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada musim siklon 2016/2017 (Nopember 2016 - April 2017), frekuensi kejadian siklon tropis di wilayah perairan Samudera Hindia sebelah selatan Indonesia dan sekitar wilayah Australia diperkirakan dapat terjadi pada kriteria Normal. 6. REFERENSI After Event Report TCWC Jakarta. Analisis Dinamika Atmosfer dasarian III September 2016. Bidang Analisis Variabilitas. Iklim BMKG Jakarta. Cyclone Outlook BoM Australia. Outlook ENSO dasarian III September 2016. Bidang PIKAM BMKG Jakarta.
Prospek Kejadian Siklon Tropis di Wilayah Samudera Hindia Selatan Indonesia Pada Musim Siklon 2016/2017
11