PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 09 AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
JURNAL SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhiPersyaratandalamMenyelesaikanStudi di Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru SekolahDasar
OLEH:
RADEN RORO INTAN KUSUMAWARDANI NIM. E1E 212 191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL ... ................ii DAFTAR ISI.............................................................................................................iii ABSTRAK ................................................................................................................iv ABSTRACT .............................................................................................................v A. PENDAHULUAN ............................................................................................1 B. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN .................................2 C. METODE PENELITIAN ................................................................................10 D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................................14 E. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................16 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17
iii
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 09 AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
OLEH Raden Roro Intan Kusumawardani, I Nyoman Karma, I Nyoman Sudika Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas III SDN 9 Ampenan desa Pejeruk Kecamatan Ampenan tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa 44 orang yang terdiri dari 22 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, serta menggunakan metode pengumpulan data dengan metode observasi yaitu dengan menggunakan lembar observasi guru dan lembar observasi aktivitas siswa, metode tes dan non tes yaitu pengumpulan data hasil belajar keterampilan menulis siswa (tes) di akhir siklus dan mengumpulan data hasil perkembangan pembelajaran siswa saat proses pembelajaran berlangsung (nontes) di tiap siklus, dan terakhir menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh foto/gambar kondisi ketika siswa mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar keterampilan menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir siswa yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa 75,77 dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 65,91% mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,82 dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 86,36%. Berdasarkan hasil tersebut terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, sehingga aktivitas dan keterampilan menulis siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SDN 9 Ampenan tahun pelajaran 2016/2017. Kata-kata kunci: pendekatan kontekstual, keterampilan menulis karangan narasi
iv
SKILLS ENHANCEMENT ESSAY WRITING CONTEXTUAL NARRATIVE APPROACH THROUGH THE CLASS III SDN 09 AMPENAN THE SCHOOL YEAR 2016/2017 By : Raden Roro Intan Kusumawardani, I Nyoman Karma, I Nyoman Sudika Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram Email:
[email protected] ABSTRACT This study aims to improve the skills of essay writing narrative with contextual approach to the third grade students of SDN 9 districts Ampenan Pejeruk village Ampenan the school year 2016/2017. Number of students 44 people consisting of 22 male students and 22 female students. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementation, observation and evaluation and reflection. The type of data obtained in this study is qualitative data and quantitative data, as well as the method of data collection by observation method is by using sheets of teacher observation and observation sheet student activity, methods of testing and nontesting of data collection result learn the writing skills of students (tests) at the end of a cycle and gathering data outgrowth student learning during the learning process takes place (non-test) in each cycle, and the latter using the method of documentation to obtain a photo / image condition when students follow the learning process. The results of writing skills learned in this research is the student's final grades that include cognitive, affective, and psychomotor. The results of the study in the first cycle showed that the average value of 75.77 students with classical completeness percentage reached 65.91% increased in the second cycle with an average value of 80.82 with the percentage of classical completeness reached 86.36%. Based on these results an increase from the first cycle to the second cycle, so that the activities and writing skills students are already achieving success indicators that have been set. Accordingly, that application of the contextual approach can improve the writing skills of narrative essays third grade students of SDN 9 Ampenan the school year 2016/2017. Key words:contextual approach, narrative essay writing skills
v
A. Pendahuluan Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi semua penduduk di Indonesia, karena bahasa merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia dalam berkomunikasi, menyampaikan pesan dalam pemikiran ataupun perasaan seseorang kepada orang lain, kegiatan berkomunikasi dengan sesama tak dapat dipisahkan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari. Dalam setiap kegiatan kehidupan selalu menggunakan bahasa semenjak umur anak-anak hingga dewasa berbahasa yang baik dalam berkomunikasi bermasyarakat sangat lah penting. Oleh karena itu, bahasa Indonesia wajib diajarkan disetiap jenjang pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Melalui pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia di harapkan indikator keempat aspek berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dapat tercapai. Namun, dalam mengembangkan keterampilan dalam berbahasa itu tidak mudah. Terutama dalam membangun keterampilan menulis dan menanamkan budaya senang menulis itu sulit. Terutama pada anak-anak yang belum memahami pentingnya menulis. Mereka kurang tertarik dengan pembelajaran menulis yang dianggap membosankan. Pembelajaran berlangsung masih monoton dan belum menggali ide yang ada dalam diri siswa. Hasil tes tengah semester pembelajaran mengarang pada siswa kelas III di SDN 9 Ampenan pada kegiatan pratindakan oleh peneliti, ditemukan bahwa penguasaan siswa pada keterampilan menulis karangan narasi masih tergolong rendah. Sebagian siswa belum mampu memenuhi indikator-indikator penilaian menulis karangan berdasarkan aspek ejaan dan tanda baca. Dari hasil ulangan harian keterampilan menulis diketahui bahwa dari 44 jumlah keseluruhan siswa kelas III SDN 9 Ampenan memiliki nilai klasikal 47,73% dan nilai rata-rata kelas 68,8. Dengan demikian, berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pembelajaran menulis karangan SDN 9 Ampenan dapat dikatakan kurang berhasil. Karena siswa yang mampu mencapai skor berjumlah 21 siswa dan 23 siswa belum mencapai skor dengan standar kelulusan 75 yang telah ditetapkan untuk pembelajaran bahasa Indonesia.
1
Tabel 1.1.Data ketuntasan keterampilan menulis karangan siswa kelas III SDN 9Ampenanpada ulanganharian semester 1 tahun ajaran 2016/2017 No 1 2 3
Rentang Nilai 0-54 55-74 75-100
Banyak Siswa 6 17 21
Jumlah
44
KKM
75
Ketuntasan Klasikal
47,73%
Sumber: Data Guru Kelas IIISDN 9 Ampenan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN 9 Ampenan diketahui faktor penyebab kurangnya keterampilan menulis siswa adalah faktor siswa dan faktor guru (yang merangkap menjadi guru bahasa Indonesia). Faktor yang menyebabkan sulitnya siswa dalam menuangkan ide dalam bentuk karangan narasi adalah siswa belum mampu merangkai kata-kata menjadi kalimat dan menyusunnya dalam karangan yang utuh, selain itu pemahaman terhadap ejaan dan tanda baca dalam kegiatan mengarang belum dipahami oleh siswa. Sedangkan faktor guru penyebab rendahnya kemampuan mengarang siswa adalah kurangnya kreatifitas dan motivasi guru dalam menggunakan strategi, memotivasi siswa dalam menulis serta penggunaan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran menulis karangan, maka perlu dilakukan penelitian yang mendalam berkaitan dengan pengembangan pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi serta memberikan solusi dalam mendapatkan ide kreatif dalam kegiatan pembelajaran di SD, dengan demikian penelitian ini diberikan judul “Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Pendekatan Kontekstual Kelas III di SDN 9 Ampenan.” B. Kajian Pustaka Dan Hipotesis Tindakan 1. Menulis Adapun pengertian menulis menurut KBBI (dalam Susanto, 2013:247) mempunyai arti: membuat huruf dan sebagainya dengan pena dan sebagainya; melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan; menggambar, melukis; dan membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat, berkirim surat.Gie (2002:3) juga berpendapat bahwa menulis adalah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu.
2
Semi (2007:14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang-lambang tulisan. Sedangkan, menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain Dari pengertian menulis di atas dapat penulis simpulkan bahwa, menulis adalah sebuah kegiatan yang menuangkan hasil pemikiran untuk di ampaikan oleh pembaca melalui bahasa tulis dengan bantuan media. a. Fungsi, Tujuan dan Manfaat Menulis 1) Fungsi Menulis Menurut D’Angelo (dalam Tarigan, 2008:22), Menulis berfungsi untuk memudahkan kita dalam berpikir kritis dan memudahkan kita merasakan dan menikmati segala hubungannya, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, serta membantu memecahkan masalah, menyusun urutan bagi pengalaman. 2) Tujuan Menulis Pada dasarnya tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan. Setiap jenis tulisan tentunya memiliki tujuan. Berikut tujuan menulis menurut beberapa ahli : Menurut M. Atar Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain:untuk menceritakan sesuatu, memberikan petunjuk atau pengarahan,menjelaskan sesuatu,meyakinkan,dan untuk merangkum.Sedangkan menurut Panuju (dalam Kusumaningsih, 2013:69) ada lima tujuan utama dalam menulis, yaitu : 1) tujuan menghibur; 2) tujuan meyakinkan dan berdaya bujuk; 3) tujuan penerangan; 4) tujuan pernyataan diri; 5) tujuan kreatif. 3) Manfaat Menulis Akhdiah (dalam Susanto, 2013:255) mengemukakan delapan manfaat menulis yang dapat penulis jelaskan sebagai berikut : (1) mengenal potensi diri dan mengetahui apa saja pengetahuan yang telah dimiliki. (2) Dapat dikembangkan menjadi beberapa gagasan (3) Lebih dapat menyerap, mencari serta menguasai informasi. (4) gagasanlebihsistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. (5) Dapat menilai diri secara objektif. (6) memecahkan permasalahan dengan menganalisisnya secara tersurat (7) Menjadikan pembelajaran lebih aktif, menemukan, serta memecahkan masalah. (8) membiasakan diri berpikir lebih tertib. b. Keterampilan Menulis Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa khususnya pada anak sekolah dasar. Banyak ahli telah mengemukakan dari pengertian keterampilan menulis, diantaranya : Tarigan (2008: 3) keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Gie (2002:3), keterampilan
3
menulis adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah salah satu bentuk kemampuan dalam penggunaan atau penguasaan bahasa yang dirangkai sedemikian rupa untuk menyatakan sebuah ide, hasil pemikiran atau perasaan seseorang yang disampaikan melalui bahasa tulis kepada orang lain (pembaca). c. Karangan 1) Pengertian Karangan Dalam KBBI (2008:640) dijelaskan bahwa, karangan adalah hasil mengarang; tulisan; cerita; artikel; buah pena. Jadi karangan merupakan suatu hasil buah pena atau hasil ungkapan gagasan yang disampaikan secara tertulis.Sedangkan menurut Gie (2003:3) karangan memiliki pengertian bahwa karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan adalah suatu bentuk pengungkapan ide, gagasan, perasaan yang berupa hasil tulisan seseorang yang disampaikan kepada pembaca dalam bahasa tulis dengan tujuan tertentu. 2) Jenis-Jenis Karangan Menurut Isi dan Bentuknya Macam karangan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Gie (2002:25) Karangan dapat digolongkan dalam : cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), dan bincangan (argumentasi). Pendapat tersebut sama persis dengan pendapat Semi (2007:53) yang mendefinisikan berdasarkan ragam tersebut dibedakan menjadi 4 : deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi. d. Narasi 1) Pengertian Narasi Dalam KBBI dijelaskan bahwa narasi ialah : (1) pengisahan suatu cerita atau kejadian, (2) cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa: kisah, (3) tema suatu karya seni:-- menyajikan sebuah kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu. Semi (dalam Kusumaningsih, 2013:73) menjelaskan bahwa narasi adalah bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan suatu tulisan yang menceritakan sebuah kejadian atau peristiwa dengan penggambaran uraian peristiwa sejelas-jelasnya kepada pembaca dimana memperhatikan unsur waktu hal terpenting dalam penggambaran tersebut. 2) Ciri-Ciri Karangan Narasi Menurut Semi (2002:53), narasi berisi cerita kehidupan manusia, yang diceritakan dapat kehidupan nyata, imajinasi, ataupun keduanya,
4
terdapat unsur keindahan isi penyajiannya, terdapat konflik, seringkali terdapat dialog dan kronologis. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur tidak akan menarik jika tidak ada konflik. Selain alur cerita, konflik dan susunan kronologis serta ciri-ciri di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis dari waktu ke waktu dan memiliki konflik. 3) Jenis-Jenis Karangan Narasi Menurut Semi (2002:54) narasi dibagi menjadi 2 yaitu narasi artistik yaitu narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibacadan narasi ekspositorik ialah narasi yang menceritakan tentang kehidupan seseorang yang penuh dengan suka duka. 4) Langkah-Langkah Menulis Karangan Menurut Tompkins (dalam Kusumaningsih, 2013:256) terdapat lima tahap meliputi : tahapan pra-menulis (prewriting), tahapan penyusunan draf tulisan (drafting), tahapan perbaikan (revisi), tahap penyuntingan (editing), dan Tahapan pemublikasian (publishing). Sedangkan Semi (2002:46) mengatakan bahwa tahapan atau proses penulisan itu dilihat dari garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tahap pratulis, tahap penulisan, dan tahap pasca tulis. e. Aspek Penialaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dalam membuat sebuah tulisan karangan narasi yang baik harus memerhatikan beberapa hal yang merupakan nilai yang di lihat dalam isi sebuah karya. di antaranya seperti yang telah diungkapkan oleh Musaddat (2013:222), aspek yang di nilai dalam rubik penilaian karangan narasi adalah paragraf yang memiliki ide/gagasan jelas, kalimat yang saling berkesinambungan, memperhatikan ejaan penggunaan huruf kapital dan tanda baca, Alur atau kronologis peristiwa jelas, serta pemilihan kata yang tepat dan bervariasi sesuai cerita dapat menarik perhatian pembaca. 2. Pendekatan Kontekstual Nurhadi (2004:4) pendekatan kontekstualadalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentinganya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari. Ardina (dalam Suyatno, 2012:39) juga menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yangmembantu guru menghubugan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Depdiknas (dalam Taniredja, 2013:49), pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, melibatkan 7 komponen pembelajaran efektif.
5
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning) adalah sebuah konsep pendekatan pembelajaran yang diperuntukkan dalam membantu guru menghadirkan materi pembelajaran secara nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mendapat pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang berjumlah kecil sedikit demi sedikit dan dari proses mengkonstruksi pemahaman sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. a. Tujuan CTL Khilmiyah (dalam Taniredja, 2013:50) berpendapat bahwa, tujuan pembelajaran kontekstual adalah untuk membekali pelajar berupa pengetahuan dan kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal yang teoritis ke praktis. Dalam pelaksanaan metode ini diusahakan teori yang dipelajari teraplikasi dalam situasi nyata. Bagi dosen metode inimembantu dosen mengaitkan materi yangdiajarkan dengan dunia nyata dan mendorong pelajar membuat hubungan antara kehidupan mereka di masyarakat. b. Teori yang Melandasi CTL Aqib (2013:13) dan Suhana (2014:68) memiliki persamaan pendapat tentang kelima teori yang melandasi contextual teaching and learning yaitu sebagai berikut : 1) Knowledge-based constructivism, 2) Effort-based learning/incremental theory of intelegence, 3) Socialization, 4) Situated learning, dan 5) Distributed learning. Dari kelima teori tersebut memiliki maksud sebagai berikut : 1) Knowledge-based constructivism merupakan teori pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengalami, bukan menghafal materi pembelajaran sehingga siswa dapat mengkontruksikan sendiri pengetahuan dengan pengalamannya melalui partisipasi aktif dalam proses pembelajaran 2) Effort-based learning/incremental theory of intelegence merupakan pembangun semangat kerja keras siswa untuk mencapai tujuan belajar sehingga mendorong siswa untuk berkomitmen terhadap pembelajaran. 3) Socialization memiliki pandangan bahwa belajar merupakan proses sosial yang menentukan tujuan belajar. 4) Situated learning memiliki pandangan bahwa pengetahuan dan pembelajaran harus situasional dalam konteks fisik maupun sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5) Distributed learning memiliki pandangan bahwa manusia bagian integral dari proses pembelajaran yang di dalamnya terjadi proses berbagai pengetahuan dan bermacam tugas. c. Komponen CTL Adapun 7 komponen yang terdapat dalam CTL menurut Depdiknas (dalam Taniredja, 2013:52) merupakan pendapat yang senada dengan
6
Suhana (2014:72-74) dan Sutarno (2013:65-68), yaitu sebagai berikut : (1) Konstruktivisme (Constructivism), (2) Inquiry (menemukan),(3) Questioning (bertanya),(4) Learning Community (masyarakat belajar), (5) Modelling (pemodelan),(6) Reflection (refleksi) dan (7) Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya). Dari ketujuh komponen tersebut memiliki inti penjelasan sebagai berikut : 1) Konstruktivisme (Constructivism) merupakan pengetahuan yang dibangun sendiri secara perlahan dimana hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas, seiring dengan berjalannya waktu dan pengetahuan/pengalaman yang diterimanya. 2) Inquiry (menemukan) merupakan proses belajar dalam menemukan sejumlah pengetahuan dan keterampilan. 3) Proses Questioning (bertanya) merupakan langkah awal dalam proses berpikir dalam pemecahan masalah. 4) Learning Community (masyarakat belajar) merupakan proses kerjasama yang diharapkan terjalinnya komunikasi siswa yang baik dengan lingkungannya, sehingga terciptalah lingkungan yang aktif dan potensial bagi perkembangan positif peserta didik. 5) Modelling (pemodelan) ini memunculkan sebuah model dapat membantu peserta didik baik bersifat kejiwaan maupun bersifat fisik untuk berbagai aspek perkembangan saat proses pembelajaran. 6) Reflection (refleksi) merupakan proses pengingatan kembali tentang aktivitas, pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari, disini guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan yang baru. 7) Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya) yang dapat mendeskripsikan perkembangan yang terjadi pada diri siswa, baik itu sikap, keterampilan ataupun kognitif anak pada saat proses pembelajaran maupun setelah pembelajaran berakhir d. Karakteristik CTL Karekteristik CTL menurut Suhana (2014:68-69) senada dengan pendapat Aqib (2013:8) yaitu sebagai berikut : cooperative, assist, enjoyfull learning, berintegrasi secara kontekstual, menggunakan multimedia dan sumber belajar, student active learning, take and give, siswa kritis dan guru kreatif, memajang karya siswa, adanya laporan dan hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan sebagainya. e. Langkah-langkah CTL Menurut Supinah (dalam Buhan, 2013:19) secara sederhana proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar bagan sebagai berikut :
7
Gambar : 2.1 Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual. Guru menyampaikan tujuan, pokok-pokok materi pelajaran dan melakukan apersepsi.
Guru menyampaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dengan kemampuan merata.
Siswa bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan dan materi yang sedang di pelajari.
Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil yang diperoleh selama diskusi.
Guru membuat pemodelan.
Penilaian
Guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Guru memberikan penguatan, tes atau kesimpulan kepada siswa.
f. Perbedaan Kontektual dengan Pembelajaran Tradisional Blanchard (dalam Suprijono, 2014:83) membandingkan pola pembelajaran tradisional dan kontekstual sebagai berikut :
8
Pengajaran Tradisional
Pembelajaran kontekstual Menyandarkan pada memori Menyandarkan pada hafalan spasial Mengintegrasikan berbagai Berfokus pada satu bidang bidang (disiplin atau multidisiplin) Nilai informasi tergantung pada Nilai informasi berdasarkan guru kebutuhan peerta didik Menghubungkan informasi Memberikan informasi pada peserta baru dengan pengetahuan yang didik sampai saat dibutuhkan telah dimiliki peserta didik Penilaian autentik melalui Penilaian hanya untuk pendidikan penerapan praktis pemecahan formal berupa ujian permasalahan nyata Tabel : 2.1 Perbandingan Pembelajaran Tradisional dan Kontekstual MenurutBlanchard Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh: 1. Siti Zaenab (2013) dengan penelitiannya yang berjudul : “Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Waktu di Kelas III SD Negeri 37 Mataram Tahun Pelajaran 2013/2014”. 2. Ahmad Burhan (2012) dengan NIM. E1E111004 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekeatan Kontekstual Siswa Kelas IV SDN2 Bagik PolakTahun Pelajaran 2012/2013”. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dimulai dari pembelajaran menulis sering dianggap pelajaran yang sulit bagi siswa karena siswa masih kesulitan dalam menemukan ide/gagasannya untuk dituangkan dalam tulisan. Untuk itu proses pembelajaran menulis narasi hendaknya diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat dan menarik sehingga dapat menjembatani siswa dalam menulis karangan narasi. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, diketahui bahwa kurang terampilnya siswa dalam menulis. Hal ini disebabkan siswa kesulitan dalam penggunaan tanda baca, memilih kata, merangkai kata, membuat sebuah keterkaitan hingga menuangkannya dalam bentuk tulisan, hal tersebut dikarenakan kurangnya penggunaan pendekatan pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran menulis yang menyebabkan siswa kurang aktif dan tertarik pada kegiatan menulis karangan. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan melalui pendekatan CTL. Dengan menerapkan pendekatan tersebut diharapkan siswa dapat menuangkan ide/gagasannya dalam
9
bentuk tulisan serta menekankan atas pemahaman anak dalam materi pembelajaran sehingga pengetahuan tersebut permanen dalam ingatan siswa. Keterampilan menulis tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan bahasa yang lainnya seperti halnya membaca. Dengan gemar membaca siswa akan bertambah pengetahuan dan akan berpengaruh kemampuannya dalam menulis. C. Metode Penelitian Penelitian dilakukan di SDN 9 Ampenan yang beralamatkan di Jl. Gotong royong No.70,Desa Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, dengan subjek penelitian siswa kelas III semester genap tahun pelajaran 2016.Adapun variabel tindakan yaitu pendekatan kontekstualdan variabel harapan yaitu keterampilan menulis karangan narasi. 1. Definisi Operasional Keterampilan Menulis Karangan Narasi Keterampilan menulis pada penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas III SDN 09 Ampenan dalam mengemukakan pikiran melalui sebuah karangan secara terampil setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini ditandai oleh paragraf, kalimat, ejaan, kronologis peristiwa atau alur dan gaya bahasa atau majas yang baik dan benar. 2. Definisi Operasional Pendekatan Kontekstual pendekatan kontekstual yaitu pendekatan yang menjadikan siswa kelas III SDN 09 Ampenan berperan aktif dalam proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan (pengalaman) pada materi pembelajaran hingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam langkah-langkah pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual mengandung 7 komponen CTL yaitu (1) Konstruktivisme (Constructivism), (2) Inquiry (menemukan), (3) Questioning (bertanya), (4) Learning Community (masyarakat belajar), (5) Modelling (pemodelan), (6) Reflection (refleksi) dan (7) Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya). Bagan Rencangan Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan Refleksi
Siklus ke-I iiiiIIiI Pengamatan
Pelaksanaan
Perencanaan Refleksi
Siklus ke-II
Pelaksanaan
Pengamatan ? 10
Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: 1. Observasi Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya pada lembar observasi yang telah dibuat. Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap segenap aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia guru dan siswa kelas III SDN 9 Ampenan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. 2. Tes Hasil Belajar Tes adalah “suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasikan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak yang dapat dibandingkan dengan nilai standar yang telah ditetapkan” (Nurkencana, 1990:34). Dalam penelitian ini metode tes hasil belajar keterampilan menulis yang digunakan adalah dengan teknik evaluasi yaitu tes dan nontes. 3. Dokumentasi Pengumpulan bukti-bukti penelitian yang telah dilakukan. Adapun instrumen pengumpulan data sebagai berikut: a. Tes Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yaitu pilihan ganda (multiple choice test) dan tes tertulis yaitu esai (tes subjektif). Sedangkan tes tertulis berupa esai dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh tes objektif. Hasil tes ini diberikan bobot 20%. b. Nontes Teknik non tes ini digunakan untuk mengukur aspek afektif dan psikomotorik siswa. Aspek afektif diberi bobot 30% pengukurannya menggunakan skala sikap sesuai dengan proses belajar siswa dalam kelompok yaitu tanggung jawab siswa, kerjasama yang baik dalam bertukar informasi dan berdiskusi mengenai pengurutan gambar, dan keaktifan siswa. Sedangkan aspek psikomotorik diberi bobot 50% yang diukur melalui lembar observasi yang mengukur tentang keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan teman sebaya dan keterampilan siswa saat mengurutkan gambar serta membuat karangan. Tenknik analisis data yang digunakan sebagai berikut: 1. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Siswa a. Ketuntasan individu Nilai = X 100 (Purwanto, 2011:207)
b. Menghitung nilai rata-rata Ʃ X =
11
Keterangan: X ƩX N
: Nilai rata-rata : Jumlah seluruh skor : Subjek (Sudjana, 2012: 109)
c. Ketuntasan Klasikal Ʃ P= Ʃ
x 100 % (Aqib : 2009)
Keterangan: P : Ketuntasan klasikal 2. Teknik Analisis Data Aktivitas Mengajar Guru dan Belajar Siswa a. Menentukan skor maksimal ideal (SMI) Jumlah deskriptor = 23, Skor Maksimal tiap dekskriptor = 4 Jadi, skor Maksimal Ideal (SMI) = 23 x 4 = 92 b. Menentukan nilai akhir NA = 100 Keterangan: NA = Nilai Akhir SA = Skor Aktual Smi = Skor Maksimal Ideal c. Menentukan MI (Mean Ideal) dan SDI (Simpangan Deviasi Ideal) Nilai Mi (Mean Ideal) dan SDi (Standar Deviasi Ideal) ditentukan berdasarkan prinsip kurva normal. Dimana persebaran nilai dalam kurva normal bergerak dari 0 s/d 100.Artinya skor minimalnya adalah 0 dan skor maksimalnya adalah 100. Sehingga rumusnya dihitung sebagai berikut: MI = x Skormaksimal Skorminimal = x (100 + 0) = 50 SDI = x (Skor maksimal – Skor minimal) = x (100 – 0) = 16 (Nurkencana, 1990)
d. Menentukan kriteria aktivitas mengajar Guru dan aktivitas belajar Siswa Pedoman Kriteria Aktivitas Guru Interval ≥ Mi + 2 Sdi Mi + 1 SDi ≤ s/d ˂ Mi + 2 Sdi Mi - 1 SDi ≤ s/d ˂ Mi + 1 Sdi Mi - 2 SDi ≤ s/d ˂ Mi - 1 Sdi ˂ Mi – 2 Sdi
Interval Skor X ≥ 82 66 X ˂ 82 34 X ˂ 66 18 X ˂ 34 ˂ 18
Nilai 82 – 100 66 – 81 34 – 65 18 – 33 0 – 17
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik (Nurkencana, 1990)
12
Dalam penelitian ini, lembar observasi aktivitas guru adalah lembar yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstualdimana guru yang sedang mengajar diobservasi langsung oleh observer yakni ibu Mardinata,S.Pd guru kelas III SDN 9 Ampenan. Lembar observasi aktivitas guru menggunakan pengukuran rating scale berskala 4. Adapun Pedoman penskoran aktivitas guru adalah sebagai berikut: Skor 1 diberikan jika deskriptor dilakukan dengan kurang baik Skor 2 diberikan jika deskriptor dilakukan dengan cukup baik Skor 3 diberikan jika deskriptor dilakukan dengan baik Skor 4 diberikan jika deskriptor dilakukan dengan sangat baik. Pedoman Kriteria Aktivitas Siswa Interval ≥ Mi + 2 Sdi Mi + 1 SDi ≤ s/d ˂ Mi + 2 Sdi Mi - 1 SDi ≤ s/d ˂ Mi + 1 Sdi Mi - 2 SDi ≤ s/d ˂ Mi - 1 Sdi ˂ Mi – 2 Sdi
Interval Skor X ≥ 82 66 X ˂ 82 34 X ˂ 66 18 X ˂ 34 ˂ 18
Nilai 82 – 100 66 – 81 34 – 65 18 – 33 0 – 17
Kategori Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
(Nurkencana, 1990) Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Keterampilan menulis karangan narasi dilakukan dengan mengobservasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaranberlangsung. Lembar observasi aktivitas siswa menggunakan pengukuran rating scale berskala 4.Adapun teknik untuk menentukan skor aktivitas siswa dengan ketuntasan adalah sebagai berikut: 1. Skor 1 diberikan jika x< 34% (1-15 orang) siswa melakukan deskriptor yang dimaksud dengan sangat aktif. 2. Skor 2 diberikan jika 34%≤x<66% (16-28 0rang) siswa melakukan deskriptor yang dimaksud dengan sangat aktif. 3. Skor 3 diberikan jika 66%≤x≤82% (29-35 0rang) siswa melakukan deskriptor yang dimaksud dengan sangat aktif. 4. Skor 4 diberikan jika x≥82% (36-44 orang) siswa melakukan deskriptor yang dimaksud dengan sangat aktif. 5. x adalah nilai rata-rata siswa yang aktif Adapun indikator keberhasilan pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual dikatakan berhasil apabila: 1. Hasil belajar keterampilan menulis narasi siswa mencapai diatas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan peneliti yaitu ≥ 75 dengan ketuntasan klasikal sebesar 85%. 2. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Aktivitas belajar siswa kategori sangat aktif. 3. Aktivitas guru minimal berada pada kategori baik selama proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual.
13
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Siklus I a. Aktivitas Guru Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh nilai 70,66 yang termasuk dalam kriteria baik, sehingga nilai ini telah memenuhi kriteria yang diharapkan yakni aktivitas guru minimal berada pada kategori baik. b. Aktivitas siswa Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diperoleh skor aktivitas siswa 61,96 dengan kriteria cukup aktif, sehingga dalam siklus ini belum menunjukkan pencapaian yang diharapkan yakni aktivitas belajar siswa kategori sangat aktif. c. Ketuntasan klasikal Dari hasil evaluasi siklus I diperoleh data ketuntasan klasikal sebesar 65,909% dengan jumlah siswa yang tuntas 29 orang dari 44 siswa. Kemudian dari 44 siswa yang hadir saat penelitian terdapat 15 siswa yang belum tuntas. 2. Siklus II a. Aktivitas Guru Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus II diperoleh nilai 80,97 yang termasuk dalam kriteria baik. Hasil ini sudah memenuhi kriteria yang diharapkan yakni aktivitas guru minimal berada pada kategori baik. b. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada penelitian siklus II ini diperoleh nilai 82,61 dengan kriteria sangat aktif. Hasil penelitian ini telah menunjukkan indikator ketercapaian yang di harapkan yaitu aktivitas belajar siswa kategori sangat aktif. c. Ketuntasan klasikal Data ketuntasan klasikal 86,36%. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 38 orang dari 44 siswa.Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas adalah 6 orang. Nilai rata-rata kelas sebesar 80,82. Hasil yang diperoleh pada siklus ini telah menunjukkan indikator keberhasilan yaitu nilai ketuntasan minimum ≥75 dengan ketuntasan klasikal sebesar 85%. Adapun ringkasan dari hasil penelitian yang memuat data hasil observasi aktivitas guru, hasil observasi aktivitas siswa dan data hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
14
Hasil Observasi Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Siklus
Ratarata skor
Kategori
I
70,65
Baik
II
80,97
Baik
Peningkatan
10,32
Ratarata skor 61,96 82,61
Kategori Cukup Aktif Sangat Aktif
20,65
Hasil Belajar Jumlah siswa yang tuntas
Ketuntasan klasikal
29
65,91%
38 orang
86,36%
9
20,45%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil observasi aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor 70,65 dengan kategori baik kemudian pada siklus II meningkat dengan memperoleh skor 80,97 dengan kaegori baik.Hasil observasi aktivitas siswa memperoleh skor 61,96 dengan kategori cukup aktif kemudian meningkat pada siklus II memperoleh skor 82,61 dengan kategori sangat aktif. Data hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan ketuntasan klasikal sebesar 65,91% dengan nilai rata-rata 75,77 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 86,36% dengan nilai rata-rata 80,82. NO 1 2 3 4 5
ASPEK Kognitif Afektif Psikomotorik Nilai rata-rata Ketuntasan Klasikal
SIKLUS I
SIKLUS II
14,12 23,51 39,58 75,77 65,91%
15,37 24,25 40,7 80,82 86,36%
PENINGKATAN 1,25 0,74 1,12 5,05 20,45%
Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa 75,77 dengan ketuntasan klasikal 65,91%. Hasil ini belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikan sebesar 85% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥75, namun pada siklus II ketuntasan klasikal menjadi 86,36% sehingga pada tahap ini telah memenuhi satu syarat indikator keberhasilan tercapai. Peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 20,45% dan dari setiap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik hasilnya meningkat dari siklus sebelumnya yaitu aspek kognitif meningkat sebesar 1,25 aspek afektif 0,74 dan aspek psikomotorik 3,12 sehingga peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus satu ke siklus II sebesar 5,05.
15
E. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN 9 Ampenan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III dengan menerapkan pendekatan kontekstual dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan menulis karanga narasi pada siswa kelas III SDN 9 Ampenan tahun pelajaran 2016/2017dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa dengan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I 65,91% dan meningkat sebesar 20,45% sehingga pada siklus II persentase ketuntasan klasikal adalah 86,36% dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) ≥75. 2. Hasil penelitian menggunakan pendekatan kontekstualjuga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan skor 61,96 pada siklus I kategori cukup aktif dan terjadi peningkatan sebesar 20,65 poin pada siklus II sehingga indikator keberhasilan dapat tercapai dengan skor 82,61 kategori sangat aktif 3. Kemudian aktivitas guru dari siklus I sudah berkategori baik dengan skor 70,65 dan mengalami peningkatan sebesar 10.32 pada siklus II sehingga skor aktivitas guru pada siklus ini sebesar 80,97 dengan kategori baik. 4. Pendekatan kontekstual dapat meningkatankan hasil belajar keterampilan menulis karangan narasi siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut: Guru memberikan materi secara singkat yang harus dikuasai siswa untuk bertukar informasi dengan pasangannya dalam kelompok setelah diberikan permasalahan oleh guru dan menuliskan informasi yang didapat dan menyusunnya menjadi suatu karangan setelah itu guru memberikan kesempatan mempresentasikan hasil pekerjaan siswa, siswa lain dapat memberi pertanyaan kepada penyaji, kemudian guru bersama siswa memberikan masukan serta kesimpulan dari pembelajaran. Hasil penelitian diharapkan dapat memeberikan sumbangan pemikiran sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Saran yang dapat peneliti sumbangkan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan kontekstual dapat dijadikan alternatif memvariasikan pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi dan kemampuan peserta didik. 2. Dalam menerapkan pendekatan kontekstual harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a. Alokasi waktu diatur seefektif mungkin agar saat siswa bertukar informasi dan berdiskusi berjalan seoptimal mungkin. b. Guru harus bisa mendisiplinkan siswa saat bertukar informasi dan berdiskusi
16
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Pembelajaran
Aqib, Zainal. dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.
Jakarta:
PT
Burhan, Ahmad. 2013. “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SDN 2 Bagik Polak Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi. Mataram: FKIP UNRAM. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasi pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kecena Prenada Media Group. Fathurrahman, Pupuh & Sutikno, M. Sobry. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: PT. Andi. Kusumaningsih, Dewi. dkk. 2013. Terampil Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT.Andi Musaddat, Syaiful. 2013. Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Kelas Tinggi.Mataram: FKIP Press Nurkancana, W. dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Nurhadi.dkk.2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: IKIP Malang Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Sudjana, Nana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 17
Suprijono, Agus. 2014.Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenata Media Group. Sutarno, dan Syarifuddin. 2013. Desain Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Samudra Biru. Suyanto. 2012. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC. Taniredja, Tukiran. dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabet. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis. Bandung: Angkasa. Trianto. 2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori &Praktek. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zaenab, Siti. 2014. “Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Materi Pengukuran Waktu di Kelas III SD Negeri 37 Mataram Tahun Pelajaran 2013/2014”. Skripsi. Mataram: FKIP UNRAM.
18