PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO KLIP PADA SISWA KELAS XI IPA2 SMA N 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Petrus Danang Mustika Wijaya NIM. 111224051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
Aku benci setiap menit latihan, tetapi aku bilang, jangan menyerah! Menderitalah sekarang dan nikmati sisa hidupmu sebagai seorang juara (Muhammad Ali) Tidak masalah berapa kali Anda terjatuh, terpenting seberapa cepat Anda bangkit (Arsene Wenger)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya Kedua orang tuaku Vincentius Parman dan Anastasia Sri Endang Setyowati “ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda terima kasih dan cintaku untuk kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, membahagiakan, dan memotivasiku untuk terus belajar”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Wijaya, Petrus Danang Mustika. 2017. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengkaji peningkatan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 semester 2 SMA Negeri 1 Prambanan Klaten. Tujuannya adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks drama siswa. Subjek penelitian ini adalah 32 orang siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus meliputi empat langkah utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah tes dan nontes. Instrumen tes untuk mendapatkan skor kemampuan menulis teks drama. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah wawancara, kuesioner, dan panduan observasi untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis teks drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016. (2) berdasarkan nilai tes dan observasi, kemampuan menulis teks drama meningkat dari siklus I sampai siklus II. Kemudian dari kondisi awal ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 53% atau dari 25% menjadi 78%. Pada siklus I ke siklus II sebesar 12% atau dari 78% menjadi 90%. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa hipotesis tindakan pada penelitian ini sesuai dengan harapan bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama. Hasil penelitian ini dapat memberikann manfaat bagi sekolah, guru bidang studi, dan siswa khususnya yang berkaitan dengan penggunaan peningkatan kemampuan menulis teks drama. Kata kunci: Kemampuan menulis teks drama dan media video klip.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Wijaya, Petrus Danang Mustika. 2017. The Improvement of Drama Texts Writing Ability Using Video Clip on Student Class XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Academic Years of 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Theachers’ Training Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta. This research was a class action research that examined the improvement of drama texts writing ability of students class XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten. It was aimed to discribe the improvement of students’ ability to write drama texts. There were 32 students as the research subject. This class action research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of our four main steps. The steps were planning, action, observation, and reflection. The research instrument usedwere test and non-test instrument. Tests were used to get scores on the ability to write drama texts. Non-test instrument used by the researcher were interviews, questionnaires, and observation guidelines. Those non-test instruments were used to get data on the students’ ability in writing drama texts. The results of this research showed, the first is use of video clip could improve the ability of the students class XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten academic years of 2015/2016 in writing drama texts. The second is based on the test value and observation, there was an improvement on the ability to write drama texts from cycle I to cycle II. Then, from the initial condition to cycle I, there was an improvement of 53%, or it was from 25% to 78%. From cycle I to cycle II, there was an improvement of 12%, or it was from 78% to 90%. The analysis results above showed that the action hypothesis in this research was in accordance with the expectation that the use of video clip could improve the ability to write drama texts. The results of this research could be useful for schools, theachers, and students particularly in the lessons related with the use of video clip to improve the ability to write drama texts. Key words: Drama texts writing ability and Video clip.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama menggunakan Media Video Klip pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Prambanan Klaten Tahun ajaran 215/2016”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Prodi Bahasa Sastra Indonesia, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan lancar.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan, bimbingan, nasihat, motivasi, dorongan, dukungan doa, dan kerjasama yang tidak ternilai harganya dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Kaprodi PBSI yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi. 3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, kesabaran, dan motivasi selama membimbing penulis. 4. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan banyak ilmu penegtahuan dan wawasan kepada penulis selam abelajar di Prodi PBSI, sehingga penulis memiliki bekal menjadi pengajar yang cerdas, humanis, dan professional. 5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-buku sebagai penunjang penulis menyelesaikan skripsi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
MOTO .............................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
viii
ABSTRACT .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI...................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL..........................................................................................
xvi
DAFTAR DIAGRAM....................................................................................
xviii
DAFTAR GRAFIK........................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
4
E. Batasan Istilah .....................................................................................
5
F. Sistematika Penyajian.............................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................
8
A. Penelitian yang Relevan .......................................................................
8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Landasan Teori......................................................................................
10
1. Menulis...........................................................................................
10
a. Pengertian Menulis..................................................................
10
b. Tujuan Menulis........................................................................
11
c. Ragam Tulisan.........................................................................
13
d. Manfaat Menulis..................................................................... .
15
2. Drama............................................................................................
16
a. Pengertian Drama....................................................................
16
b. Plot dan Unsur-unsurnya.........................................................
19
c. Unsur-unsur Drama.................................................................
21
3. Media Pembelajaran ......................................................................
26
a. Pengertian Media Pembelajaran..............................................
26
b. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media....................................
27
c. Fungsi Media Pembelajaran....................................................
30
d. Video Klip...............................................................................
33
C. Kerangka Berpikir ................................................................................
36
D. Hipotesis Tindakan.................................................................................
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
38
A. Jenis Penelitian.....................................................................................
38
B. Subjek dan Obyek Penelitian ...............................................................
40
C. Tempat dan Waktu ...............................................................................
40
D. Sasaran Penelitian ................................................................................
40
E. Prosedur Penelitian ..............................................................................
41
1. Siklus I.......................................................................................... a. Perencanaan...............................................................................
42
b. Tindakan....................................................................................
43
c. Observasi...................................................................................
44
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Refleksi......................................................................................
44
2. Siklus II.......................................................................................... a. Perencanaan...............................................................................
45
b. Tindakan....................................................................................
45
c. Observasi...................................................................................
45
d. Refleksi......................................................................................
46
F. Instrumen Penelitian ............................................................................
47
1. Tes.....................................................................................................
47
2. Nontes...............................................................................................
52
G. Teknik Analisis Data.............................................................................
56
H. Indikator Keberhasilan..........................................................................
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. A. Pelaksanaan Penelitian dan Hasil Penelitian...........................................
59 59
1. Pelaksanaan Penelitian..................................................................
59
a. Kondisi Awal...........................................................................
59
b. Siklus I.....................................................................................
60
c. Siklus II.....................................................................................
67
B. Analisis Data.........................................................................................
73
1. Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama.........................
73
a. Hasil Presentase Kemampuan Menulis Teks Drama Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II..... ...............................................
74
b. Hasil Rata-Rata Kemampuan Menulis Teks Drama Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II....................................................
75
c. Hasil Penghitungan Rata-rata Skor Masing-Masing Aspek Penilaian Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip............................................................................................
xiv
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembahasan...........................................................................................
79
1. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Teks Drama pada Setiap Aspek......................................................
79
a. Pengembangan Alur...................................................................
80
b. Kejelasan Tokoh dan Watak......................................................
82
c. Pengembangan Dialog...............................................................
84
d. Kesesuaian Latar........................................................................
86
e. Kesesuaian Tema dengan Isi......................................................
88
f. Penggunaan Petunjuk Teknis......................................................
91
g. Kaidah Penulisan Naskah Drama...............................................
93
2. Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada Setiap Siklus...........................................................................
95
a. Siklus I.........................................................................................
95
b. Siklus II........................................................................................
97
BAB V PENUTUP..........................................................................................
101
A. Kesimpulan ............................................................................................. 101 B. Saran ....................................................................................................... 102 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 107
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nilai Prasiklus Menulis Teks Drama Kelas XI IPA2 Semester Genap SMA N 1 Prambanan Klaten............................................................
46
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Teks Drama...................................... ....................
48
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama.................
49
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan Klaten................................................................................
52
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Siswa SMA N 1 Prambanan Klaten..
53
Tabel 3.6 Instrumen Observasi Kegiatan Pembelajaran Menulis Teks Drama.....
54
Tabel 3.7 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten...............................................................
55
Tabel 3.8 Konvensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama............................
57
Tabel 3.9 Indikator Keberhasilan Menulis Teks Drama Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten.................................................................
58
Tabel 4.1 Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016............................................................................................
73
Tabel 4.2 Peningkatan Rata-rata Tes Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.........
75
Tabel 4.3 Peningkatan Ketuntasan Tes Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.......
76
Tabel 4.4 Rata-rata Skor Menulis Teks Drama pada Siklus I dan Siklus II dalam Masing-masing Aspek Penilaian.......................................................... xvi
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada Kondisi Awal dan Siklus I..................................................................
97
Tabel 4.8 Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada Siklus I dan Siklus II...........................................................................
xvii
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa pada Kondisi Awal................................................................................................
60
Diagram 4.2 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa pada Siklus I .........................................................................................................
66
Diagram 4.3 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa pada Siklus II ... 72
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Peningkatan Kemampuan Menulis Tek Drama pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016......
75
Grafik 4.2 Rata-rata Skor Per Aspek Penilaian pada Siklus I dan Siklus II........
78
Grafik 4.3 Data Aspek Pengembangan Alur Drama pada Pretes, Siklus I dan Siklus II..............................................................................................
81
Grafik 4.4 Data Aspek Kejelasan Tokoh dan Watak pada Pretes, Siklus I dan Siklus II.............................................................................................
83
Grafik 4.5 Data Aspek Pengembangan Dialog pada Pretes, Siklus I dan Siklus II...........................................................................................................
85
Grafik 4.6 Data Aspek Kesesuaian Latar pada Pretes, Siklus I dan Siklus II.......
87
Grafik 4.7 Data Aspek kesesuaian Tema dengan Isi pada Pretes, Siklus I dan Siklus II.................................................................................................. 89 Grafik 4.8 Data Aspek Penggunaan Petunjuk Teknis pada Pretes, Siklus I dan Siklus II................................................................................................
91
Grafik 4.9 Data Aspek Kaidah Penulisan Teks Drama pada Pretes, Siklus I dan Siklus II..............................................................................................
xix
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di sekolah. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat aspek tersebut, menulis adalah aspek yang paling sulit, karena menulis tidak hanya menyalin kata-kata atau kalimat, melainkan menuangkan ide-ide dan gagasan. Nurgiantoro (2001:29) mengungkapkan bahwa, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menjadikan karangan yang runtut dan padu. Dalam mempelajari Bahasa Indonesia dengan materi menulis teks drama beberapa siswa kelas XI IPA2 SMA N Prambanan Klaten masih merasa kesulitan dalam menulis teks drama, itu terlihat dari hasil pretes yang sudah dilakukan. Dari 32 siswa yang mengikuti pretes hanya 25% yang mencapai KKM, sedangkan 75% siswa masih belum mencapai KKM (75). 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Hasil wawancara peneliti pada Rabu 27 Januari 2016, dengan Ibu Sri Widayati selaku guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan Klaten, mengatakan bahwa penyebab nilai menulis teks drama rendah karena beberapa faktor, antara lain: siswa dan media. Faktor siswa, yaitu terbatasnya kemampuan menulis dan mengembangkan ide dalam isi drama, sedangkan faktor media, guru hanya menggunakan media papan tulis dan buku. Selain itu, guru menyampaikan materi hanya dengan cara ceramah di depan kelas sehingga siswa mudah bosan dan kurang dapat menerima materi dengan baik. Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting yaitu metode mengajar dan media pengajaran. Agar perhatian siswa benar-benar terpusat kepada guru saat mengajar, guru harus menggunakan metode mengajar dan menggunakan media yang tepat. Penggunaan media bisa menjadi solusi agar perhatian siswa terpusat pada pembelajaran. Pemilihan media yang akan digunakan harus tepat, sesuai dengan kebutuhan, antara lain: tujuan pengajaran, materi pembelajaran, respon yang diharapkan siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan lain-lain. Dengan pemanfaatan media yang sesuai, pembelajaran akan sesuai dengan yang diharapkan karena manfaat dari media ialah pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pengajaran akan lebih bervariasi, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya. Media dalam pengajaran banyak sekali macamnya. Salah satunya adalah media audiovisual. Amir Hamzah (1981) mengungkapkan bahwa, media audiovisual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
yang “visible” artinya dapat dilihat. Alat-alat audiovisual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif. Media video klip merupakan salah satu media yang baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Media video klip ini termasuk ke dalam teknologi audiovisual. Teknologi audiovisual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audiovisual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Sehingga dapat disimpulkan, pengajaran melalui audiovisual dalam hal ini adalah video klip yang berdurasi singkat merupakan produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Melihat kenyataan tersebut, penulis tergerak melakukan penelitian mengenai pembelajaran menulis teks drama di kelas XI IPA2 dengan menggunakan media video klip. Penggunaan media tersebut diharapkan dapat mengatasi kendala dalam menulis tek drama bagi siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten. Oleh karena itu, penulis merumuskan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan penelitian ini adalah apakah penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan peningkatkan kemampuan menulis teks drama dengan menggunakan media video klip pada siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016” diharapkan dapat bermanfaat bagi tiga pihak, yaitu: 1. Bagi Guru Bahasa Indonesia Guru mendapatkan pengalaman dan pengetahuan menerapkan media video klip dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis, khususnya pembelajaran menulis teks drama bagi kelas XI IPA2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa, siswa menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam menulis teks drama dengan menggunakan media video klip. 3. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi mengenai penggunaan media video klip untuk melatih keterampilan menulis teks drama. E. Batasan Istilah Batasan istilah perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman dalam penafsiran. Ada pun istilah-istilah yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut ini: 1. Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008:3). 2. Teks Drama Drama adalah seni yang menunjukan pekerti manusia dengam perbuatan; dan perbuatan itu adalah: bicara, isyarat, gerak-gerik, bergerak di atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
panggung, pendeknya pemain berkewajiban mewujudkan secara hidup pikiran pengarang (Simorangkir-Simanjutak, 1958:11). 3. Media Media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi, Smaldino, dkk, (dalam Anitah 2010) 4. Media pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi 2013:5) 5. Video Klip Kumpulan guntingan gambar hidup (iklan, musik, dsb) untuk ditayangkan lewat pesawat televisi atau layar bioskop; rekaman pendek adegan video biasa yang diambil dari rekaman video atau film yang lebih panjang (KBBI). F. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian penelitian ini terbagi menjadi lima bab. Bab 1 menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penyajian. Bab II menguraikan tentang penelitian yang relevan, landasan teori, kerangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
berpikir dan hipotesis tindakan. Bab III menguraikan tentang tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode dalam penelitian yaitu, jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu penelitiaan, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai peningkatan kemampuan menulis teks drama dengan menggunakan media video klip kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016. Bab V penutupan yang yang berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan Terdapat penelitian terdahulu yang membahas tentang penggunaan media video klip, yaitu skripsi Rosari Rahmawati tahun 2011 yang berjudul Peningkatan Minat dan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Audiovisual yang Berupa Video Klip dan Teknik Mind Map Pada Siswa Kelas X3 Semester II SMA N 1 Imogiri Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendiskripsikan minat siswa kelas X3 semester II SMA Negeri 1 Imogiri Bantul Tahun Ajaran 2010/2011 dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media audiovisual berupa video klip dan teknik mind map dan mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X3 semester II SMA Negeri 1 Imogiri Bantul tahun ajaran 2010/2011 dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan audiovisual dan teknik mind map. Hasil dari penelitian ini menunjukan peningkatan pada siklus I 35% sedangkan pada siklus II 61%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dan teknik mind map dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Penelitian yang lain, yaitu skripsi Khuswatun Khasanah tahun 2010 yang berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Reflektif Berbantuan Media Video Klip Dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi pada Siswa Kelas VIII SMP 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik reflektif berbantuan media video klip. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, terdapat perbedaan kemampuan menulis kreatif puisi yang signifikan antara siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang yang menggunakan dan yang tidak menggunakan teknik reflektif berbantuan media video klip. Hal tersebut dibuktikan dari hasil uji-t pada skor postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dinyatakan signifikan. Kedua, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa teknik reflektif berbantuan media video klip efektif digunakan dalam pembelajaran menulis kreatif puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Hal tersebut terbukti dari hasil uji-t pada selisih skor pretes ke postes serta selisih ratarata hitung kemampuan menulis kreatif puisi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperoleh nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) sehingga signifikan. Selain itu, selisih pemerolehan rata-rata hitung pada kelompok eksperimen pada saat pretes dan postes lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Hasil selisih rata-rata hitung pada kelompok eksperimen adalah sebesar 3,97 sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 0,51. Kedua penelitian itu sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Penulis akan melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
siswa dalam menulis teks drama menggunakan media video klip. Untuk itu, kedua hasil peneliatian akan digunakan sebagai salah satu acuan penulis agar penulis mempunyai gambaran sebelum penelitian dilaksanakan. B. Landasan Teori 1. Menulis a. Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008:3). Ahmadi (1988:17) mengungkapkan bahwa, menulis bukan sekedar mengumbar huruf-huruf, tetapi lebih pada pesan yang dibawa oleh penulis yang disusun secara sistematis dan logis. Akhadiah (1996:13) mengungkapkan bahwa, menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna. Dalam komunikasi tertulis paling tidak terdapat tiga unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai penyampai pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Tulisan atau karangan mempunyai teknis pengungkapan yang komunikatif dan menunjukan kerangka berpikir rasional. Kegiatan menulis sangat mementingkan unsur pikiran, penalaran, dan data faktual karena itu wujud yang dihasilkan dari kegiatan menulis berupa tulisan ilmiah atau nonfiksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan komunikasi secara tidak langsung, menulis juga dapat dipergunakan untuk berkomunikasi tidak secara tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis tidak datang begitu saja, melainkan perlu latihan yang rutin agar dalam mengungkapkan pikiran, ide atau gagasan kepada orang lain mudah dipahami. b. Tujuan Menulis Tujuan kegiatan menulis adalah menyampaikan ide dan menuangkan buah pikiran. Tujuan lain dari kegiatan menulis menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan 1986:24) memaparkan bahwa tujuan menulis ada tujuh, ketujuh tujuan menulis tersebut sebagai berikut ini. a. Assigment Purpose (tujuan penugasan) Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. b. Altruistik Purpose (Tujuan Altruistik) Penulis bertujuan menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para remaja, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. c. Persuasive Purpose (tujuan persuasif) Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
d. Informasi Purpose (tujuan informasi) Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca. e. Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri) Tulisan yang bertujuan memperkenalkan diri atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. f. Creative purpose (tujuan kreatif) Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilainilai kesenian. g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Syarif (2009:6) mengungkapkan bahwa, ada empat tujuan dalam menulis, keempat tujuan menulis tersebut dipaparkan sebagai berikut ini. a. Menginformasikan segala sesuatu baik itu fakta, data maupun peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman. b. Membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan, melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah; d. Menghibur, fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah menginformasikan segala sesuatu baik itu berupa fakta, bujukan, menghibur, maupun mendidik agar pembaca mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru. Dalam penelitian ini yang menjadi objeknya adalah kemampuan menulis teks drama. Tujuan pembelajaran menulis teks drama adalah siswa mampu menulis teks drama, tujuan yang utama adalah siswa mampu menulis teks drama bertujuan menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para remaja, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih menyenangkan dengan karyanya itu (Altruistik Purpose). c. Ragam Tulisan Banyak ahli yang telah membuat klasifikasi mengenai tulisan, Tarigan (1986:26) memberikan beberapa contoh klasifikasi yang dibuat oleh para ahli, yaitu Salisbury dalam Tarigan (1986:26) membagi tulisan berdasarkan bentuknya. Bentuk-bentuk tulisan menurut Salisbury dijabarkan sebagai berikut: (1) bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup: penjelasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
terperinci, batasan, laporan, dokumen, (2) Bentuk-bentuk subyektif, yang mencakup: otobiografi, surat-surat, penilaian pribadi, esai informal, potret/gambaran, satire. Weaver dalam Tarigan (1986:27) juga membagi klasifikasi berdasarkan bentuknya. Berbagai bentuk tulisan menurut Weaver dijabarkan sebagai berikut: (1) Eksposisi, yang mencakup definisi dan analisis, (2) Deskripsi, yang mencakup deskripsi ekspositori dan deskripsi literer, (3) Narasi, yang mencakup urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan, pusat minat, (4) Argumentasi, yang mencakup induksi dan deduksi. Chenfeld dalam Tarigan (1986:28) membuat klasifikasi tulisan, klasifikasi menurut Chenfeld ada dua, yaitu (1) tulisan kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri secara pribadi, (2) Tulisan ekspositori, yang mencakup penulisan surat, penulisan laporan, timbangan buku/resensi buku, dan rencana penelitian. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tulisan itu beragam, berdasarkan bentuknya. Tulisan bentuk obyektif meliputi penjelasan yang terperinci, laporan dan dokumen. Tulisan bentuk subyektif meliputi, otobiografi, surat-surat dan esei informal. Tulisan bentuk eksposisi mencakup, definisi dan analisis. Tulisan bentuk deskripsi mencakup, deskripsi ekspostoris dan deskripsi literer. Tulisan bentuk narasi mencakup urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan, pusat minat. Tulisan bentuk argumentasi meliputi, induksi dan deduksi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini ragam tulisan yang digunakan adalah ragam tulisan kreatif milik Chenfeld.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
d. Manfaat menulis Keterampilan menulis diperlukan siapa saja, tidak hanya bagi penulis yang memang sudah menjadi profesinya, tetapi keterampilan menulis juga wajib dimiliki siapa pun. Di samping “keharusan” seperti itu, sebenarnya banyak manfaat menulis. Berikut ini beberapa manfaat menulis. Pertama, pelepasan emosional. James Pennebaker dalam Masri (2005:38), membuktikan melalui serangkaian penelitian bahwa menuliskan perasaan-perasaan akan membawa pengaruh yang positif bagi kesehatan dan kekebalan tubuh. Sebab dengan menulis, emosi dan perasaan-perasaan mendapatkan penyaluran. Mengungkapkan perasaan dan pikiran secara tertulis, dapat membentuk perubahan-perubahan kimiawi dalam tubuh, dan ini akan menghasilkan kesehatan yang prima. Kedua, memperkaya diri dengan berbagai hal/ilmu. Setiap penulis pasti kaya simbolis. Kaya ilmu, kaya pengalaman, kaya emosi, jadi kaya dalam pengertian yang luas. Ketiga, melatih berpikir cepat, logis dan sistematis. Tajam pikiran karena dilatih.berpikir logis, sistematis, dan cepat perlu latihan. Dengan berlatih, neuron-neuron akan menjadi biasa bekerja, dan menulis itu bisa cepat, jika otak sudah terlatih untuk berpikir cepat. Tidak hanya cepat, menulis juga melatih berpikir logis (masuk akal), sistematis, (berurutan), masuk akal, karena apa yang ditulis harus bisa dipertanggungjawabkan. Keempat, mendapatkan imbalan. Salah satu yang memotivasi orang untuk menulis ialah mendapatkan imbalan. Dari segi finansial, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
menulis, seseorang akan mendapatkan honor/royalti. Secara sosial, penulis masuk dalam bilangan selebriti karena menjadi terkenal. Predikat “terkenal” ini yang akan membawa efek domino. Seseorang penulis akan jadi semakin laris, banyak yang membeli karyanya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan manfaat menulis adalah mengasah otak agar dapat berpikir cepat,
kritis, logis dan sistematis.
Memperkaya diri baik itu kaya pengalaman, kaya ilmu dan kaya akan emosi, dengan banyak melakukan kegiatan menulis akan memperluas wawasan. 2. Drama a. Pengertian Drama Drama berasal dari kata Yunani Draomai, yang berarti perbuatan. Sejak zaman Jepang kata tersebut sudah tidak dipergunakan lagi, diganti dengan kata sandiwara. Kata ini berasal dari bahasa Jawa: sandi yang berarti samarsamar dan warah atau wewarah, yang berarti pelajaran (Harymawan, 1988:1). Sedangkan Kosasih (2008:81) mengungkapkan bahwa, drama adalah bentuk karya
sastra
yang
bertujuan
menggambarkan
kehidupan
dengan
menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan lakuan dan dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bahasa Perancis drama disebut drame (Soemanto, 2001:3) yang artinya lakon serius. Serius yang dimaksud, tidak berarti drama melarang adanya humor. Serius dalam hal ini cenderung merujuk pada aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
penggarapan. Drama perlu garapan yang matang. Drama adalah seni cerita dalam percakapan dan akting tokoh. Dikatakan serius, artinya drama butuh penggarapan tokoh yang mendalam dan penuh pertimbangan, yang digarap adalah akting agar memukau penonton. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa drama berarti gerak, keseluruhan gerak yang terjadi di atas pentas pada waktu pertunjukan berlangsung, gerak cerita, gerak dialog, gerak para pelaku, dan segala gerak yang terjadi dan dapat dilihat, didengar, dan dirasakan oleh penonton yang melukiskan kehidupan sehari-hari dengan menyampaikan pertikaian, emosi serta watak pelaku melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan. Melalui struktur, orang dapat memahami keindahan drama. Sumarjo (dalam Samin 1985:21) mengungkapkan bahwa, drama dapat dibagi kedalam babak-babak. Setiap babak masih dapat diperinci ke dalam struktur yang lebih kecil. Pembagian babak-babak itu tidak dilakukan pengarang dengan semenamena, melainkan bersandar pada alasan yang kuat. Di bawah ini ada berbagai perlengkapan struktur baku sebuah drama 1. Babak Suatu babak dalam naskah drama adalah bagian dari naskah drama itu yang merangkum semua peristiwa yang terjadi di suatu tempat pada urutan waktu tertentu. Dalam suatu lakon drama mungkin saja terdiri dari beberapa babak. Batas antara babak satu dengan babak selanjutnya ditandai dengan turunnya layer atau matinya lampu penerangan. Bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
lampu dinyalakan kembali atau layer diangkat kembali biasanya ada perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda. 2. Adegan Adegan ialah bagian bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa berhubung dengan datangnya atau perginya tokoh cerita ke atas pentas. Sebagai contoh, dalam suatu adegan tampak si A sedang berbicara dengan si B. Adegan ini selesai dan memasuki babak baru kalau si C datang bergabung atau sebaliknya. 3. Dialog Dialog ialah bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya. Kekuatan dialog, terletak pada percakapan pemain yang selalu tanggap. 4. Prolog Prolog dapat merupakan salah satu sarana penyampai yang berdaya guna. Itulah sebabnya, pengetahuan yang memadai mengenai prolog perlu dimiliki oleh mereka yang berhasrat menghayati dan menikmati karyakarya sastra drama. Prolog adalah bagian naskah yang ditulis pengarang pada bagian awal. Biasanya memuat pengenalan pemain. Pada dasarnya prolog merupakan pengantar naskah yang dapat berisi satu atau beberapa keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
5. Epilog Epilog adalah penutup drama. Hal ini memuat kilas balik dan sekadar menyimpulkan isi drama. Biar pun hal ini sering kurang diinginkan penonton, drama yang lengkap tentu ada epilog. Epilog akan memberikan simpul nilai drama. b. Plot dan unsur-unsurnya Aristoteles dalam Suwardi (2011:25) mengungkapkan bahwa, plot adalah jiwanya drama. Permainan plot akan memunculkan tanda tanya terus menerus, hingga drama itu menyimpan misteri unik. Wiyanto (2002:25), mengungkapkan bahwa plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan cerita. Plot drama berkembang secara bertahap, mulai dari konflik yang sederhana, konflik yang kompleks, sampai ada penyelesaian konflik. Fungsi utama plot adalah untuk mengungkapkan buah pikiran, plot melaksanakan fungsi lain yang tidak kurang pentingnya, yaitu menangkap, membimbing, dan mengarahkan perhatian pembaca dan penonton. Tugas menarik pembaca atau penonton itu diemban plot dengan menggunakan unsur-unsurnya. Unsur-unsur plot yang utama adalah sebagai berikut. Pertama, ketegangan (suspense) adalah ketegangan dalam drama. Plot yang baik akan menimbulkan ketegangan pada diri pembaca atau penonton melalui kemampuannya untuk menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu dan rasa penasaran penonton dari awal sampai akhir. Artinya pembaca atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
penonton selalu bertanya-tanya dan menduga-duga mengenai apa yang akan terjadi sebagai akibat peristiwa yang telah terjadi. Kedua, dadakan (surprise). Telah dikemukakan bahwa dalam membaca atau menonton cerita yang baik, pembaca atau penonton selalu menduga-duga mengenai apa yang akan terjadi kemudian. Surprise adalah kejadian-kejadian yang mengagetkan dalam sebuah cerita, agar tebakan pembaca atau penonton keliru dan peristiwa berbelok arah ke arah lain yang tidak disangka-sangka. Walaupun begitu, pengarang harus memelihara hukum sebab-akibat sebagai tulang punggung cerita, hingga betapapun mengagetkan peristiwa, peristiwa itu akan tetap masuk akal dan dapat diterima. Ketiga, ironi dramatik (dramatic irony). Ironi dramatik dapat berbentuk pernyataan-pernyataan atau perbuatan-perbuatan tokoh cerita yang seakanakan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian. Ironi dramatik berfungsi untuk mendukung suspense dan surprise. Aristoteles (dalam Endaswara 2011:29) mengetengahkan struktur plot drama yang kompleks. Di dalam cerita-cerita konvensional, struktur dramatik yang dipergunakan adalah struktur dramatik Aristoteles. Disebut demikian, karena struktur dramatik ini disimpulkan Aristoteles (384-322 s.M.) dari karya-karya Sophocles (495-406 s.M). Struktur dramatik Aristoteles terdiri dari bagian-bagian yang satu sama lain saling tunjang-menunjang. Oleh karena itu, tidak dapat dipisah-pisahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
tanpa merusak struktur itu secara keseluruhan. Adapun bagian-bagian itu ialah eksposisi, komplikasi, klimaks, dan resolusi. Eksposisi adalah bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra drama. Eksposisi berfungsi sebagai pembuka yang memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang diperlukan untuk dapat memahami
peristiwa-peristiwa
berikutnya
dalam
cerita.
Keterangan-
keterangan ini dapat mengenai tokoh-tokoh cerita, masalah yang timbul, tempat dan waktu ketika cerita terjadi, dan sebagainya. Komplikasi atau penggawatan merupakan lanjutan dari eksposisi. Di bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi, hasil dari prakarsa itu tidak pasti. Dengan demikian, timbulah kegawatan. Komplikasi disusul klimaks, dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan atau bertentangan, berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir yang menentukan. Di dalam bentrokan itu nasib para tokoh cerita ditentukan. Resolusi menyusul klimaks, resolusi juga disebut pemecahan masalah. Dari resolusi drama sudah diketahui ending-nya, ke mana dan apa yang hendak disampaikan dalam permainan drama. Resolusi sebaiknya tidak menimbulkan pertanyaan yang janggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
c. Unsur-unsur Drama Setiap drama pasti memiliki unsur, unsur-unsur tersebut meliputi, tema/ide pokok, tokoh dan penokohan/perwatakan, alur, latar, dialog, dan amanat (waluyo 2001:6). a) Tema Waluyo (2001:24-26) mengungkapkan bahwa, tema dalam drama merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang yang dikemukakan oleh pengarangnya. Premise dapat juga disebut sebagai landasan pokok yang menentukan arah tujuan lakon dan merupakan landasan bagi pola konstruksi lakon. Premise juga merupakan titik tolak untuk menulis lakon (bagi pengarang) dan pementasan drama (bagi sutradara dan aktor). Tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik. Jadi, seorang penulis harus menentukan lebih dulu tema yang akan dikembangkan mejadi sebuah cerita (Wiyanto 2002:23). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah pikiran pokok dari sebuah cerita yang menjadi pedoman agar cerita tidak terlalu melebar. Tema juga harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
b) Tokoh dan Perwatakan Tokoh dan perwatakan merupakan unsur yang sangat penting dalam drama karena tanpa tokoh dan perwatakan tidak akan ada alur cerita. Saleh (1967:31) mengungkapkan bahwa, perwatakan dapat diartikan sebagai penampilan keseluruhan dari ciri-ciri atau tipe jiwa seorang tokoh dalam sandiwara. Pelukisan watak tokoh dapat melalui percakapan tokoh lain sering disebut pelukisan watak secara eksplisit, sedangkan pelukisan tokoh lewat perbuatan serta pengucapan disebut pelukisan watak secara implisit (Luxemburg, 1992:171). Ada bermacam-macam perwatakan yang muncul pada tokoh dalam sebuah drama, berikut penjelasannya, (1) Protagonis, protagonis merupakan tokoh yang menjadi peran utama, tokoh tersebut bersifat baik, (2) Antagonis, tokoh yang memerankan peran jahat yang menjadi musuh tokoh protagonis, (3) Tritagonis, tritagonis merupakan tokoh yang berperan sebagai penengah bertanggung jawab untuk mendamaikan kedua belah pihak yang berseteru, (4) Tokoh pembantu, tokoh pembantu merupakan tokoh yang berperan tidak secara langsung terlibat dalam konflik, tetapi diperlukan guna menyelesaikan cerita. c) Alur Wiyanto (2002:25) mengungkapkan bahwa plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan cerita. Plot drama berkembang secara bertahap, mulai dari konflik yang sederhana, konflik yang kompleks, sampai ada penyelesaian konflik. Perkembangan plot drama ada enam tahap, yaitu (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Eksposisi, adalah tahap perkenalan, (2) Konflik, adalah tahap dimulainya insiden (kejadian) yang menjadi dasar sebuah drama, (3) Komplikasi, adalah tahap insiden berkembang dan menimbulkan konflik-konflik yang semakin banyak dan ruwet, (4) Krisis, adalah tahap di mana berbagai konflik sampai pada puncaknya (klimaks), (5) Resolusi, adalah tahap penyelesaian konflik, (6) keputusan, adalah tahap semua konflik berakhir dan selesainya cerita. Wellek dan Austin Warren (1989:285) menganggap bahwa semua alur terdiri dari konflik (manusia melawan alam, manusia melawan manusia, dan manusia menghadapi dirinya sendiri). Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang, menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa alur terdiri dari konflik yang berkembang secara bertahap, mulai dari eksposisi, konflik, komplikasi, krisis, resolusi, keputusan. d) Latar / Setting Nuryatin (2010:13) mengungkapkan bahwa latar terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menunjuk pada tempat atau lokasi terjadinya cerita. Latar waktu menunjuk pada kapan atau bilamana cerita terjadi. Latar sosial menunjuk pada kondisi sosial yang melingkupi terjadinya cerita. Latar yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita. Kegunaan latar atau setting dalam cerita, biasanya bukan hanya sekedar sebagai petunjuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
kapan dan di mana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang melalui ceritanya tersebut (Suharianto 1982:33). Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa latar adalah segala keterangan, petunjuk, atau hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu dan suasana terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah drama. e) Dialog Waluyo (2001:20-21) mengungkapkan bahwa, ciri khas suatu drama adalah naskah berbentuk cakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus benarbenar memperhatikan pembicaraan tokohtokoh dalam kehidupan sehari-hari. Ragam bahasa dalam dialog tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis. Dialog juga harus bersifat estetis, artinya memilik keindahan bahasa. Kadang-kadang juga harus dituntut agar bersifat filosofis dan mampu mempengaruhi keindahan. Hal ini disebabkan kenyataan yang ditampilkan di pentas harus lebih indah dari kenyataan yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kosasih (2008:85-86) mengungkapkan bahwa, percakapan dalam drama harus memenuhi dua tuntutan. Pertama, dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog digunakan untuk mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita berlangsung, dan dapat mengungkapkan pikiranpikiran serta perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Kedua, dialog yang diucapkan di atas pentas harus lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja. Para tokoh harus berbicara dengan jelas dan tepat sasaran. Dialog itu harus disampaikan secara wajar dan ilmiah. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dialog adalah ciri khas dalam drama berupa percakapan antar tokoh yang harus bersifat komunikatif serta sesuai dengan gerak laku dalam cerita. Dialog juga harus berkembang mengikuti suasana konflik dalam tahap-tahap plot lakon drama. f) Amanat Wiyanto (2002:24) mengungkapkan bahwa, amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau penonton drama. Pesan itu tentu saja tidak disampaikan secara langsung, tetapi lewat lakon naskah drama yang ditulisnya. Artinya, pembaca atau penonton dapat menyimpulkan, pelajaran moral apa yang diperoleh dari membaca atau menonton drama itu. Nuryatin
(2010:5)
mengungkapkan
bahwa,
amanat
dapat
disampaikan melalui dua cara. Cara pertama, amanat disampaikan secara tersurat yaitu pesan yang hendak disampaikan oleh penulis ditulis secara langsung di dalam cerita. Cara kedua, amanat disampaikan secara tersirat yaitu pesan tidak dituliskan secara langsung di dalam teks melainkan melalui unsur-unsurnya. Pembaca diharapkan dapat menyimpulkan sendiri pesan yang terkandung di dalam cerita yang dibacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton di mana pesan tersebut bermanfaat bagi pembaca/penonton drama. Setelah dipaparkan keenam unsur drama tersebut, siswa diharapkan mampu menulis teks drama yang di dalamnya berisi keenam unsur tersebut.
3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua belah pihak), Assosiation of Education and Communication Technology (AECT) (dalam Anitah 2010), mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Heinich dkk. (dalam Arsyad 2009:4), menuturkan istilah medium sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Apabila sumber itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka disebut media pembelajaran. Munadi (2013:5) menuturkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran yang dimaksudkan agar proses belajar berjalan secara efisien dan efektif. b. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pemilihan media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran tertentu bukanlah hal yang mudah. Tetapi bagaimanpun juga seorang guru harus dapat menentukan media
yang paling tepat
untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Berikut pertimbangan dalam menentukan pemilihan media pembelajaran menurut Gagne, dkk (dalam Anitah 2010:77) adalah sebagai berikut. 1. Variabel Tugas Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang diharapkan dari siswa sebagai hasil pembelajaran. Disarankan untuk menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum melakukan pemilihan media. 2. Variabel Siswa Karakteristik siswa perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, walaupun belum ada keseakatan karakteristik mana yang penting. Namun, guru menyadari bahwa para siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
3. Lingkungan Belajar Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang termasuk di dalamnya, yaitu besarnya biaya sekolah, ukuran ruangan kelas, kemampuan mengembangkan pengetahuan baru, dan lain-lain. 4. Lingkungan Pengembangan Jelas akan sia-sia untuk merencanakan penyajian yang baik, bila pengembangan sumber-sumber tidak mendukung untuk tugas tersebut, misalnya,
ketersediaan
waktu,
pengembangan
personil,
akan
mempengaruhi keberhasilan penyajian. 5. Ekonomi dan budaya Dalam pemilihan media, perlu mempertimbangkan apakah media itu dapat diterima oleh pemakai dan sesuai dengan sumber dana serta peralatan yang tersedia. Sikap terhadap berbagai media juga berbeda antara penduduk kota dengan desa, antar subkelompok bangsa dan sosial ekonomi. 6. Faktor-faktor Praktis Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media agar penggunaan media dapat bermanfaat secara maksimal meliputi beberapa hal sebagai berikut. a. Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan. b. Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan media. c. Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon siswa atau kegiatan lain untuk kelengkapan umpan balik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
d. Adakah penyajian itu sesuai dengan respon siswa. e. Apakah stimulus pembelajaran menuntut gerak, warna, gambar, kata-kata lisan atau tertulis. f. Apakah media yang dipakai mempunyai urutan yang pasti. g. Media manakah yang paling mendukung kondisi belajar untuk pencapaian tujuan. h. Media manakah yang lebih lengkap untuk maksud peristiwa— peristiwa pembelajaran tersebut. i. Media yang dipandang kemungkinan lebih efektif bagi siswa perlu ditentukan apakah perangkat lunak dapat disimpan dan bernilai. j. Apakah guru memerlukan training (latihan) tambahan. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan agar dapat memilih media yang tepat dan efisien untuk pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari variabel tugas, variabel siswa, lingkungan belajar, lingkungan pengembangan, ekonomi dan budaya, tujuan pembelajaran, biaya, kemampuan SDM. c. Fungsi Media Pembelajaran Munaidi (2013:37) mengemukakan lima fungsi media pembelajaran, kelima fungsi media pembelajaran tersebut dipaparkan sebagai berikut ini. 1. Sebagai Sumber Pembelajaran Sebagai sumber belajar yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
2. Fungsi Semantik Fungsi
semantik
yakni
kemampuan
media
dalam
menambah
perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benarbenar dipahami anak didik. 3. Fungsi Manipulatif Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum yang dimilikinya. Berdasarkan ciri-ciri umum ini, media memiliki dua kemampuan,
yaitu
mengatasi
batas-batas
ruang
dan
mengatasi
keterbatasan indrawi. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batasbatas ruang dan waktu, dalam hal ini media mempunyai tiga kemampuan. kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas ruang dan waktu adalah sebagai berikut. a. Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti bencana alam, ikan paus melahirkan dan lain-lain. b. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses metamorfosis, proses membuat SIM, dan lain-lain. c. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi, seperti perisriwa Nabi Nuh dan Kapalnya, masa kejayaan kerajaan Majapahit dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan indrawi manusia, dalam hal ini media mempunyai empat kemampuan. Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan indrawi manusia sebagai berikut ini. a. Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti molekul, sel, atom dan lain-lain, yakni dengan memanfaatkan gambar, film dan lain-lain. b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat. c. Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara. d. Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks. 4. Fungsi Psikologis Ada lima fungsi psikologis, kelima fungsi sebagai berikut. a. Fungsi Atensi Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar. b. Fungsi Afektif Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Menurut Jahja Qahar
(dalam Munaidi 2013:44), setiap orang
memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
penghargaan, nilai-nilai dan perangkat emosi atau kecenderungankecenderungan batinnya. Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan dan penerimaan tersebut berupa kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. c. Fungsi Kognitif Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. d. Fungsi Imajinatif Media
pembelajaran
dapat
meningkatkan
dan
mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi menurut C.P. Chaplin (1993:239), adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi sekali oleh pikiran-pikiran autistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
e. Fungsi Motivasi Motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan, dan menggerakan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 5.
Fungsi Sosio-Kultural Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pendidikan. Bukan hal yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah banyak. Mereka masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Masalah tersebut dapat diatasi dengan media, karena media pembelajan memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
d. Video Klip Khuswatun (2013:41) memaparkan video klip terdiri dari dua kata yaitu video dan klip. Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan, dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Klip berarti guntingan atau cantelan. Maka video klip dapat diartikan potongan gambar dan suara yang digabung ke dalam sebuah sajian. Video klip adalah kumpulan potonganpotongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu. Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
klip mengandung kekuatan citra yang dapat memberi sensasi tontonan yang memiliki kekuatan sentuhan pribadi (personal touch) dan ingatan (memorable). Pada pencitraan ini seseorang dapat dibuat seperti mengalami sendiri apa yang dilihat, dengan mengingat-ingat kejadian yang sedang berlangsung. Kumpulan guntingan gambar hidup (iklan, musik, dsb) untuk ditayangkan lewat pesawat televisi atau layar bioskop; rekaman pendek adegan video biasa yang diambil dari rekaman video atau film yang lebih panjang (KBBI). Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media video klip adalah potongan gambar dan suara yang digabung ke dalam sebuah sajian, dalam hal ini berupa musik atau iklan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. C. Kerangka Berpikir Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru mata pelajaran bahasa Indonesia diketahui kemampuan menulis siswa SMA kelas XI IPA2 masih rendah. Berdasarkan
permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas dengan berpusat pada kemampuan menulis. Kemampuan menulis di khususkan dalam menulis teks drama. Pemecahan masalah yang peneliti lakukan adalah menggunakan media video klip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Adapun pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip. Pembelajaran menulis teks drama akan menggunakan media audiovisual. Penggunaan media video klip, diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis. Untuk meningkatkan kemampuan menulis
teks drama, peneliti
menggunakan media video klip dalam penerapan pembelajaran menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten. Pembelajaran menulis teks drama menggunakan kompetensi dasar 8.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama. Penelitiaan ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas, uji normalitas, dan mengetahui perbedaan disetiap siklus dilakukan penghitungan uji paired t test sample. Berikut kerangka berpikir yang dirancang oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Skema Kerangka Berpikir Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
1. Guru belum menggunakan media video klip. 2. Guru hanya memberikan contoh teks drama 3. siswa lulus pada pretes sebanyak 25%
Menggunakan media video klip 1. Mempermudah menemukan ide 2. Mempermudah mengembangkan drama 3. Siswa diharapkan lulus pada siklus I sebanyak 65% dan siklus II sebanyak 75%.
Diduga penggunaan media video klip dapat meningkatkan keterampilan menulis teks drama pada siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
Siklus I
Siklus II
skor
skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis tindakan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah “penggunaan media video klip dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks drama pada siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAAN A. Jenis Penelitian Penelitian mengenai peningkatan menulis teks drama dengan media video klip ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya (Daryanto, 2014:1). Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain PTK model Kemmis dan Taggart. Tiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (Wiriatmadja, 2007:66-67). Suharsimi (2010:17-18) memaparkan keempat langkah dalam setiap siklusnya, keempat langkah tersebut sebagai berikut. 1. Perencanaan Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. Langkah tersebut adalah menyusun sebuah rancangan kegiatan, guru membuat
semacam
panduan
yang
menggambarkan (a) apa yang harus dilakukan oleh siswa, (b) kapan dan berapa lama dilakukan, (c) di mana dilakukan, (d) jika sudah selesai, apa tindakan selanjutnya.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
2. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Untuk itu peneliti harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. (a) apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan, (b) apakah proses yang dilakukan siswa cukup lancar, (c) bagaimana situasi proses tindakan, (d) bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu. 3. Pengamatan Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan. Antara pelaksanaan dengan pengamatan sebutulnya bukan merupakan urutan karena waktu atau terjadinya bersamaan. 4. Refleksi Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam refleksi ini guru membayangkan kembali peristiwa yang sudah lampau, yaitu ketika tindakan
berlangsung. Hal
diperhatikan oleh peneliti dalam dilibatkan dalam refleksi ini.
yang sangat
penting
PTK adalah seluruh siswa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
B. Subjek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2, semester genap, tahun ajaran 2015/2016, SMA N 1 Prambanan Klaten. Objek penelitian adalah pelaksanaan menulis teks drama dengan menggunakan media video klip. C. Tempat dan Waktu Peneliti memilih SMA N 1 Prambanan Klaten sebagai tempat penelitian. Penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran 2016/2017 pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Februari-Mei. D. Sasaran Penelitian Sasaran yang hendaknya ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten 1. Kondisi Awal Berdasarkan hasil diskusi bersama dengan guru Bahasa Indonesia, keterampilan menulis teks drama masih kurang dikuasai oleh siswa. Hal ini diperkuat oleh hasil pretes yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPA2, yaitu hanya 25% yang tuntas dengan KKM 75. 2. Kondisi Siklus I Kemampuan menulis teks drama diharapkan dapat mengalami peningkatan mencapai 65% dinyatakan tuntas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
3. Kondisi Siklus II Kemampuan menulis teks drama dalam siklus II diharapkan siswa tuntas dapat mengalami peningkatan mencapai 75%. E. Prosedur Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan (dua jam pelajaran). Pada akhir pertemuan dapat tercapai tujuan yang diharapkan dengan baik. Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan dilakukan melalui empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Secara skematis keempat tahap dalam PTK dapat digambarkan sebagai berikut. Skema 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Taggart
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Perencanaan
Siklus II
Tindakan Refleksi
Tindakan
Pengamatan Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
1. Siklus I Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan peneliti
dan
guru berdiskusi
untuk
merencanakan tindakan yang akan dilakukan terkait dengan masalah yang ditemukan. Rencana yang akan dilaksanakan sebagai berikut. 1. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran yang perlu diatasi. Dalam tahap ini dilakukan observasi dalam proses pembelajaran. 2. Membuat lembar observasi untuk melihat proses pembelajaran di kelas. Selain itu, peneliti juga membuat pedoman wawancara. 3. Membuat instrumen pengumpulan data untuk mengetahui karakteristik siswa dan analisis kebutuhan. 4. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan silabus. 5. Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar setelah pembelajaran menulis teks drama dengan media video klip. 6. Persiapan pembelajaran menulis teks drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
b. Tindakan Dalam pelaksanaan, peneliti yang bertindak sebagai guru menggunakan RPP yang telah disusun sebelumnya untuk melalukan pembelajaran menulis teks drama dengan media video klip. Langkah yang akan dilakukan sebagai berikut. Sebelum pembelajaran dilakukan, guru memaparkan tujuan, langkahlangkah, dan manfaat pembelajaran. Guru juga melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa, seperti, a. apakah kalian sering membaca teks drama? b. Teks drama apa yang kalian suka? c. Apakah kalian suka menulis teks drama? pertanyaan tersebut bertujuan untuk menguraikan informasi yang pernah didapat siswa. Langkah berikutnya guru memberi pengantar mengenai materi yang akan dipelajari. Untuk kegiatan inti guru memutarkan dua video klip, masing-masing video klip diputar dua kali, hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami dan menangkap pokok-pokok yang terdapat dalam video klip tersebut. Setelah siswa selesai menyimak video klip tersebut, siswa diminta untuk memilih salah satu dari video klip tersebut, kemudian siswa diminta menuliskan teks drama berdasarkan video klip yang telah mereka simak. Untuk penutup, guru bersama siswa melakukan rerleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengasah ingatan siswa tentang teks drama yang telah ditulis oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
c. Observasi Peneliti dan observer (pengamat) mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung, yaitu observasi tentang suasana kelas dan respon siswa. Hasil penulisan teks drama oleh siswa diobservasi di luar jam pelajaran berdasarkan struktur drama yang telah dibuat siswa yang meliputi, orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi. d. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja dan hasil kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan bagaimana konsentrasi siswa menyimak drama menggunakan media video klip. Analisis hasil kerja siswa ditentukan dengan nilai yang mereka dapat. Tujuan dari analisis adalah mengetahui kekurangan dan kelebihan teknik dan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks drama pada siklus I. Hasil analisis digunakan sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus II. 2. Siklus II Tahap-tahap siklus II pada dasarnya sama dengan tahap-tahap pada siklus I. Perbedaan hanya pada tindakan (proses pemahaman materi dan video klip yang diputar). Tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan hasil dari refleksi siklus I. Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan keterampilan siswa dalam menulis teks drama dengan cara melakukan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
pembelajaran menggunakan media video klip. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I. Tahapan siklus II sebagai berikut. a. Perencanaan Tahap perencanaan dalam siklus ini, dimanfaatkan untuk menyusun RPP dan instrumen pengumpulan data. Sebelum melaksanakan siklus II peneliti kembali
melakukan
diskusi
dengan
guru
Bahasa
Indonesia
untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Dalam siklus ini peneliti menyiapkan video klip yang nantinya akan ditulis siswa dalam bentuk teks drama yang baik jelas dan sesuai dengan struktur drama. b. Tindakan Langkah awal pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I. Hanya saja guru tidak menjelaskan materi secara lemgkap, hanya mengulas kembali materi pada siklus I. Pada siklus II guru memutarkan video klip dan siswa diminta untuk menyimak. Setelah selesai, siswa menulis teks drama berdasarkan video klip yang telah mereka simak. c. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan timdakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengumpulkan data mengenai kegiatan guru dan aktivitas siswa. Pedoman observasi yang digunakan sama dengan siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
d. Refleksi Pada siklus II ini peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa. Analisis kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif dalam menyimak video klip drama dan menuliskan kembali drama yang telah mereka simak. Kemudian dibandingkan dengan siklus I dalam bentuk presentase apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti juga menganalisis hasil kerja siswa dengan menentukan nilai rata-rata kelas. Hasil analisis digunakan sebagai kajian dan bahan perbandingan terhadap hasil penilaian siklus I dalam bentuk presentase, apakah ada peningkatan nilai ratarata kelas. Dengan demikian, permasalahan seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dapat diketahui. Tabel 3.1 Nilai Prasiklus Menulis Teks Drama Siswa Kelas XI IPA2 Semester Genap SMA N 1 Prambanan Klaten No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Ari Nur dewantoro Arkan Rahma Dhani Cantika Juwita Murti Delta Nur Septianihsih Desindra Rahmatia R. Desty Vera Anugrah Safitri Devi Kristiani Dewi Ayuga Putria T. Dewi Purnawati Dewi Tri Setyaningsih Dewi Wulandari Dian Novitasari
L/P L L P P P P P P P P P P
Nilai 70 52 62 88 64 84 82 68 64 90 74 66
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
13 Dimas Anggoro L 14 Dita Rahma Putri P 15 Diyas Ika Novianti P 16 Dwiyani Bunga F. P 17 Elsha Nurmalasari P 18 Enggar Salsabila P. P 19 Erna Ariska F. P 20 Erni Setiyowati P 21 Fadila Ardhi Asmawi L 22 Fajar Febri Anto L 23 Fitri Krismon D. P 24 Hardeka Triguna S. L 25 Herlina Nafi Aji P 26 Ibadurahman L 27 Ika Neri Astuti L 28 Krisna Abiyanto L 29 Krisna Satria Jaya L 30 Laila Yuni Septia Rini P 31 Lili Nuryanti P 32 Yoga Dwi Nurhadi L Keterangan: Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 75
72 78 74 70 54 60 64 78 62 46 58 56 70 56 46 56 78 68 82 54
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
F. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan dua bentuk instrumen, yaitu tes dan nontes. Instrumen tes diberikan melalui penugasan yang berupa tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks drama, sedangkan instrumen nontes diberikan dalam bentuk kuesioner, wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi untuk mengetahui minat siswa dalam menulis teks drama. 1. Tes Tes yang berupa tugas menulis teks drama dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks drama dengan memperhatikan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan. Kriteriakriteria penilaian tersebut adalah pengembangan alur, kejelasan tokoh dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
watak, pengembangan dialog, kesesuaian latar, kesesuaian dengan isi, kesesuaian tema dengan isi, penggunaan petunjuk teknis, dan kaidah penulisan.
Tabel 3.2 Kriteria-kriteria Penilaian Naskah Drama
No Kriteria Penilaian 1 2
3 4 5
6
7
1
2
Rentang Skor 3 4
Pengembangan alur Kejelasan tokoh dan watak Pengembangan dialog Kesesuaian latar Kesesuaian tema dengan isi Penggunaan petunjuk teknis Kaidah penulisan naskah drama
5
Bobot Bobot X skor Maksimal 4 20 2
10
4
20
2
10
2
10
2
10
4
20
Kriteria-kriteria di atas dijabarkan dengan pedoman penilaian yang memuat kriteria penilaian, indikator penilaian, skor dan bobot. Pada tabel berikut ini dapat dilihat kriteria-kriteria yang dinilai dengan kategori penilaian dan rentang penilaian sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama No Kriteria Penilaian 1 Pengembangan alur
2
Kejelasan tokoh dan watak
Indikator Penilaian a. Pengembangan alur sesuai dengan isi video klip dan mengandung konfik yang mendukung. b. Pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip, tetapi mengandung konflik c. Pengembangan alur sesuai dengan isi video klip, tetapi tidak mengandung konflik. d. Pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik. e. pengembangan alur tidak sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik. a. Karakter tokoh digambarkan secara jelas dan sesuai dengan isi video klip. b. Karakter tokoh digambarkan kurang jelas, tetapi sesuai dengan isi video klip. c. Karakter tokoh digambarkan secara jelas, tetapi kurang sesuai dengan isi video klip. d. Karakter tokoh digambarkan kurang jelas dan kurang sesuai dengan isi video klip. e. Karakter tokoh digambarkan tidak jelas dan tidak sesuai dengan isi video klip.
Skor
Bobot
5
4
4 3
2
1
5
4
3
2
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama 3
4
Pengembangan dialog
Kesesuaian latar
a. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip. b. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan dalam isi video klip, tetapi kurang jelas. c. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip, tetapi jelas. d. Pengembangan dialog kurang sesuai dengan adegan dalam isi video klip dan kurang jelas. e. Pengembangan dialog tidak sesuai dengan adegan dalam isi video klip. a. Latar menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) dan sesuai dengan isi video klip. b. Latar menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) tetapi kurang sesuai dengan isi video klip. c. Latar menggambarkan dua aspek dan sesuai dengan isi video klip. d. latar menggambarkan dua aspek dan kurang sesuai dengan isi video klip. e. Latar menggambarkan satu aspek dan tidak sesuai dengan video klip.
5
4
3
4
2
1
5
4
3
2
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama 5
6
7
Kesesuaian tema dengan isi
Penggunaan petunjuk teknis
Kaidah penulisan naskah drama
a. Amanat yang dituangkan sangat sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip b. Amanat yang dituangkan sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. c. Amanat yang dituangkan cukup sesuai dengan cerita dalam isi video klip. d. Amanat yang dituangkan kurang sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. e. Amanat yang dituangkan tidak sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. a. Petunjuk teknis sesuai dengan isi dialog tokoh. Petunjuk teknis sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tidak tepat dalam penempatannya. b. Petunjuk teknis kurang sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tepat dalam penempatannya. c. Petunjuk teknis kurang sesuai dengan dialog tokoh dan kurang sesuai dalam penempatannya. d. Petunjuk teknis tidak sesuai dengan dialog tokoh. a. Naskah drama sangat sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. b. Naskah drama sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. c. Naskah drama cukup sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. d. Naskah drama kurang sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. e. Naskah drama tidak sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama.
5
4
3
2
2
1
5 4
3 2 2
1 5
4
3
2
1
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
2. Nontes Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. a. Wawancara Pada penelitian ini wawancara ditunjukan kepada guru dan siswa. Wawancara dilakukan dengan guru untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran. Wawancara dengan siswa untuk mengetahui keadaan setelah pembelajaran berlangsung. Tabel 3.4 Kisi – Kisi Instrumen Wawancara Guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan Klaten No
Butir Pertanyaan
1.
Apa sajakah aktivitas yang Anda gunakan saat pembelajaran menulis?
2.
Apa saja kesulitan Anda dalam mengajarkan pembelajaran menulis ?
3.
Bagaiamana cara Anda mengatasi kesulitan yang ada?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tabel 3.5 Kisi – Kisi Instrumen Wawancara Siswa SMA N 1 Prambanan Klaten No 1
Butir Pertanyaan Apakah Anda senang dengan pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media video klip? Apa alasannya?
2
Selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda lebih mudah dalam menulis teks drama dengan menggunakan media video klip? Apa alasannya?
3
Setelah mengikuti proses pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media video klip, apakah Anda lebih mudah dalam mengembangkan ide? Apa alasannya?
4
Apakah ada kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proses pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media video klip?
b. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan selama pembelajaran menulis teks drama dilaksanakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu kegiatan guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. 1. Instrumen untuk melakukan observasi terhadap guru pada siklus I dan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel 3.6 Instrumen Observasi Kegiatan Pembelajaran Menulis Pada Kondisi Awal Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten NO
ASPEK YANG DIAMATI
I. PRAPEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2. Memeriksa kesiapan siswa II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A.Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah 6. dialokasikan D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespons positif partisipasi siswa 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
SKOR 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Instrumen Observasi Kegiatan Pembelajaran Menulis Pada Kondisi Awal Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten E. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi F. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai IV. PENUTUP A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Menyimpulkan pelajaran 2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan mengisi kuesioner. (Diadopsi dari Buku Pedoman Pengajaran Mikro FKIP USD, 2012:33-34) skor penilaian: 1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
:4 :3 :2 :1
2. Instrumen untuk mengobservasi situasi kelas pada siklus 1 dan siklus 2. Tabel 3.7 Instrumen Observasi untuk Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten No
Aspek yang Diobservasi 1
1 2 3
Siswa aktif dalam melakukan proses pembelajaran. Tercipta suasana kelas yang serius dan santai. Tercipta hubungan yang harmonis antara guru dan siswa atau siswa dan siswa. Kriteria skor penilaian: 1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
:4 :3 :2 :1
Skor 2 3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
c. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengetahui bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks drama yang berlangsung. d. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi foto. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik ini berupa gambar kegiatan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Peristiwa
yang
didokumentasikan diusahakan dapat mewakili setiap kegiatan dalam pembelajaran menulis teks drama. G. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, data yang terkumpul, kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Data yang dianalisis adalah hasil karya siswa dalam bentuk tulisan. Data nilai siswa dilakukan sekali dalam setiap siklus. Nilai siswa yang diperoleh pada siklus I dan siklus II nantinya akan dibandingkaan dengan data sebelumnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya peningkatan pada setiap indikator yang hendak dicapai. Dalam mengelola nilai dijelaskan sebagai berikut: 1. Menghitung presentase ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah ditetapkan. kemampuan menulis teks drama dikatakan tuntas apabila mencapai nilai 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
2. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus dari Nurgiyantoro (2001:361), sebagai berikut: X= Σx N
Keterangan: X
: Rata-rata
Σx
: Jumlah seluruh skor
N
: Jumlah siswa
3. Menafsirkan hasil hitung untuk menentukan kemampuan menulis siswa. Untuk menafsirkan tigkat kemampuan menulis teks drama, menggunakan skala 4 yang diadopsi dari Purwanto (2004:103) dengan pengubahan seperlunya. Tabel 3.8 Konvensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tingkat Penguasaan
Nilai Huruf
Bobot
Predikat
92-100 83-91 75-82 ≤-74
A B C D
4 3 2 1
Sangat Mampu Mampu Cukup Mampu Kurang Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
H. Indikator Keberhasilan Tabel 3.9 Indikator Keberhasilan Menulis Teks Drama Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Indikator
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
Menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai.
Dua puluh lima persen (25%) siswa mencapai KKM (75) dalam kompetensi dasar menulis naskah drama.
Enam puluh persen (65%) siswa mencapai KKM (75) dalam kompetensi dasar menulis naskah drama.
Tujuh puluh lima persen (75%) siswa mencapai KKM (75) dalam kompetensi dasar menulis naskah drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang pelaksanaan penelitian, hasil deskriptif penelitian, dan pembahasan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip. Berikut merupakan pemaparan pembahasannya. A. Pelaksanaan Penelitian dan Hasil Penelitian Pada bagian ini diterangkan tentang pelaksanaan dalam penelitian, dan hasil penelitian yang diterangkan dalam tabel, grafik, diagram beserta uraiannya. 1. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian peningkatan kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA2 semester 2, SMA N 1 Prambanan, Klaten tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap kondisi awal, siklus I dan Siklus II. Setiap tahap dilakukan dalam satu kali pertemuan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1.1 Kondisi Awal Pada kondisi awal dilakukan wawancara dan observasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan awal siswa mengenai pembelajaran menulis teks drama. pada kondisi awal dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Februari 2016 di 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan, Klaten pada jam pelajaran Bahasa Indonesia. Pada kondisi awal siswa diminta membuat teks drama sesuai dengan pengetahuan yang didapatkan siswa selama ini. Setelah selesai membuat teks drama, siswa mengumpulkan ke peneliti untuk diberi penilaian bersama dengan mitra peneliti. Hasil kondisi awal ini sebagai patokan nilai dalam penelitian ini. Berikut diagram 4.1 berisi rincian kemampuan menulis teks drama dalam kondisi awal. Diagram 4.1 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa pada Kondisi Awal
25% Tuntas Tidak Tuntas 75%
Berdasarkan data tes siswa pada kondisi awal, diketahui bahwa indikator keberhasilan kemampuan menulis teks drama siswa hanya 25% saja atau 8 dari 32 siswa yang tuntas KKM 75 (lihat tabel 4.1). 1.2 Siklus 1 Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan siklus 1. Siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 April 2016 pada 32 siswa di kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan, Klaten jam pelajaran Bahasa Indonesia. Siklus 1 ini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
media video klip agar proses pembelajaran yang dilaksanakan semakin menarik dan dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama. Siklus 1 dilaksanakan dalam empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 1.2.1 Rencana Tindakan Siklus I Pada tahap perencanaan, peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia dan satu mahasiswa USD untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam
pelaksanaan
tindakan.
Pertama,
membuat
skenario
pembelajaran meliputi RPP, dalam merancang RPP ini peneliti memohon kepada Ibu Yuliana Setiyaningsih sebagai dosen ahli. Kedua, kedua merencakan langkahlangkah pembelajaran menggunakan media video klip dan menyiapkan pembelajaran, yaitu materi. Petunjuk dan topik yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Ketiga, menyiapkan instrumen yang berupa soal tes, kuesioner, dan lembar penilaian kemampuan menulis teks drama dan catatan lapangan. Keempat, mempersiapkan alat dokumentasi untuk mendokumentasikan proses pelaksanaan pembelajaran 1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 21 April 2016. Kegiatan dilaksanakan di kelas XI IPA2 SMA N 1 N Prambanan, Klaten. Berikut ini dijelaskan pelaksanaan kegiatan penelitian siklus I. Pembelajaran berlangsung dalam satu kali pertemuan (2 jp x 45 menit). Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan, Klaten yaitu, Ibu Sri Widayati dan satu mahasiswa USD yaitu, Yunus Andi Bayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Pamungkas. Peneliti berperan sebagai pengajar dan juga bertugas mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran, sedangkan guru dan satu mitra kolaborasi berperan sebagai pengamat atau observer. Dalam melakukan pengamatan terhadap pembelajaran menulis teks drama siswa, guru dan mitra kolaborator menggunakan format penilaian yang telah disediakan oleh peneliti. Pelaksanaan pembelajaran, terdapat tiga kegiatan pembelajaran. Kegiatan pertama merupakan pendahuluan yaitu, peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, peneliti mempresensi siswa, peneliti memberikan kondisi awal mengenai pertemuan sebelumnya yaitu definisi, struktur dan kaidah teks drama yang sudah diberikan oleh guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan, Klaten pada pertemuan sebelumnya secara singkat, peneliti menyampaikan KI, KD, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan kedua merupakan inti, Siswa menyimak video klip berjudul “Karakter Lima Warna” yang ditayangkan oleh guru, video klip ditayangkan dua kali. Pada penayangan pertama siswa fokus menyimak video klip dan pada penayangan kedua siswa menyimak video klip sambil mencatat hal-hal penting yang ada dalam video klip. Siswa membuat naskah drama sesuai dengan video klip yang telah disimaknya. Siswa memberikan tanggapan secara singkat terhadap pekerjaan temannya. Kegiatan ketiga merupakan kegiatan penutup yaitu, peneliti dan siswa menyimpulkan
pelajaran
yang
berlangsung.
Peneliti
mengajak
siswa
merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan cara mengisi kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
yang telah dibagikan oleh peneliti. Pada kegiatan penutup ini peneliti tidak melakukan tahap merefleksikan pembelajaran namun peneliti membagikan kuesioner kepada siswa untuk diisi. Hal ini terjadi karena waktu pembelajaran hanya tersisa 5 menit sebelum pembelajaran akan berakhir. 1.2.3 Pengamatan Siklus I Observasi atau pengamatan pada siklus I dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa menulis teks drama. Observasi dilakukan oleh guru dan satu mitra peneliti untuk melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran menulis teks drama. Selain itu, terdapat hasil rata-rata kuesioner reaksi siswa terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Hasil observasi kegiatan pembelajaran menulis teks drama dan dari rata-rata hasil reaksi kuesioner siswa, ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik. Siswa terbantu untuk menulis teks drama, namun juga ditemukan kekurangan sebagai berikut ini. a. Peneliti dalam mengatur waktu pembelajaran belum sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditetapkan di RPP. b. Peneliti belum melakukan kesimpulan dari hasil pembelajaran yang sudah berlangsung. c. Pelaksanaan pembelajaran masih kurang terkoordinir d. Siswa masih kurang termotivasi. e. Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide dan dalam penulisan ejaan dan tanda baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Uraian di atas dibuktikan dengan kuesioner instrumen observasi kegiatan menulis teks drama pada siklus I masih ada beberapa aspek yang mendapatkan poin kurang memuaskan. Pertama, memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media masih mendapatkan poin 2. Kedua, melaksanakan pembelajaran yang terkoordinir masih mendapatkan poin 2, ketiga, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan mendapatkan poin 3. Keempat, menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar masih mendapatkan poin 3. Kelima, menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar masih mendapatkan poin 3. Keenam, menyimpulkan pembelajaran masih mendapatkan poin 2 (lihat lampiran). Hasil observasi kegiatan menulis teks drama lainnya sudah berjalan dengan baik. Instrumen observasi situasi kelas pada siklus I, diketahui siswa masih kurang mengikuti proses pelaksanaan pembelajaran dengan media video klip dan siswa masih kurang memahami instruksi guru berkaitan dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut dapat dilihat pada aspek berikut. Pertama, siswa aktif dalam melakukan proses pembelajaran, hanya mendapat poin 2. Kedua, tercipta suasana kelas yang serius dan santai, masih mendapatkan poin 3. Hasil observasi situasi kelas lainnya sudah berjalan dengan baik. 1.2.4 Refleksi Siklus I Tahap refleksi merupakan tahap pemberian penilaian terhadap hasil tugas menulis teks drama siswa yang dilakukan oleh peneliti dan satu mitra peneliti. Hasil dari kegiatan refleksi ini memperlihatkan beberapa kelemahan yang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
tampak dalam pelaksanaan siklus I. Permasalahan yang muncul karena strategi dalam pembelajaran masih kurang terkoordinir dan waktu yang masih kurang dialokasikan, siswa masih kurang memahami proses pelaksanaan pembelajaran dengan media video klip dan masih kurang memahami instruksi guru berkaitan dengan proses pembelajaran yang berlangsung, dan pada tabel 4.1 menunjukan hasil nilai tertinggi mencapai 96 dan terendah 32. Berdasarkan hal tersebut peneliti dan mitra peneliti memperoleh refleksi sebagai berikut ini. a. Keberanian siswa untuk bertanya kurang atau masih malu-malu b. Dalam menulis sebagian siswa masih belum mampu mengembangkan ide cerita mereka dengan baik ( isi teks drama mereka masih hampir sama dengan isi video klip, belum terlalu berkembang). Masih banyak siswa yang masih salah dalam penulisan (siswa masih kurang mampu menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar) atau kurang sesuai dengan kaidah menulis teks drama. c. Masih ada siswa yang mengalami kebingungan dalam pembelajaran menggunakan media video klip karena arahan yang diberikan oleh peneliti kurang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Berikut ini adalah diagram 4.2 berisi rincian kemampuan menulis teks drama dalam siklus I. Diagram 4.2 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa SMA N 1 Prambanan Klaten pada Siklus I
22% Tuntas Tidak Tuntas 78%
Berdasarkan data pada hasil tes siswa pada siklus I dan Diagram di atas, diketahui bahwa indikator keberhasilan tercapai atau terdapat peningkatan, rinciannya sebagai berikut ini. a. Jumlah 32 siswa di kelas XI IPA2, terdapat 25 siswa yang tuntas dalam menulis teks drama, dengan kata lain terdapat 78% siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas terdapat 22% atau 7 siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas (lihat tabel 4.1 hal 14).
b. Nilai rata-rata kelas pada aspek menulis teks drama adalah 79,62. Hal tersebut juga didukung dengan uji analisis data menggunakan uji paired sample t test pada indikator kemampuan menulis teks drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Hasil refleksi tersebut, dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan pada siklus II. Peneliti akan menyampaikan pemecahan hambatan kepada siswa ketika pelaksanaan siklus II. Hal ini bertujuan agar kemampuan menulis teks drama meningkat. Pemecahan hambatan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti akan memberikan penjelasan agar siswa dapat mengembangkan ide cerita dan menulis ejaan dan tanda baca yang baik dan benar. Kedua, peneliti akan menjelaskan media apa yang akan dipakai agar siswa dapat melaksanakan dengan baik. 1.3 Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2016 pada siswa di kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten jam pelajaran bahasa Indonesia ( 2 jp x 45 menit). Pelaksanaa siklus II merupakan bentuk tindakan perbaikan menggunakan media video klip dari hasil refleksi pada siklus I. Siklus II terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap tersebut sama dengan tahap siklus I. 1.3.1 Rencana Tindakan Siklus II Pada siklus II peneliti memfokuskan upaya perbaikan pada siklus I. Perencanaan siklus II merupakan hasil refleksi dan observasi pada siklus I. Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I. Pertama, memperbaiki skenario pembelajaran yang meliputi RPP, pada RPP peneliti menambahkan materi tentang penggunaan petunjuk teknis menulis naskah drama dan kaidah penulisan naskah drama karena pada siklus I masih banyak ditemukan kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
pada indikator penggunaan petunjuk teknis dan indikator penulisan naskah drama. Peneliti menyadari bahwa hanya dengan melihat video klip kemampuan siswa pada indikator tersebut tidak meningkat. dalam merancang RPP ini peneliti memohon kepada Ibu Yuliana Setiyaningsih sebagai dosen ahli. langkah-langkah menggunakan media video klip, menyiapkan bahan pembelajaran, yaitu petunjuk yang lebih jelas. Kedua, mempersiapkan instrumen yang berupa soal tes, kuesioner, lembar penilaian kemampuan menulis teks drama, catatan lapangan. Ketiga, mempersiapkan alat dokumentasi untuk mendokumentasikan proses pelaksanaan pembelajaran. 1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan waktu skenario pembelajaran pada siklus I. Pada tahap ini terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yang masih sama dengan siklus I. Perbedaan dengan siklus I adalah mengatur waktu sesuai dengan RPP agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan menambahkan materi tentang penggunaan petunjuk teknis dan penulisan naskah drama. Peneliti dalam pengajaran lebih memperjelas jalannya proses pembelajaran. Peneliti juga memotivasi siswa supaya menjadi lebih baik lagi. Selain itu, peneliti memberikan penjelasan untuk mengungkapkan gagasan dan penulisan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar dalam menulis teks drama. Pelaksanaan kegiatan siklus II terdapat tiga kegiatan pembelajaran yang masih sama dengan kegiatan siklus I. Kegiatan pertama merupakan pendahuluan yaitu, peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
mempresensi siswa, peneliti memberikan kondisi awal mengenai definisi, struktur dan kaidah drama secara singkat, peneliti menyampaikan KI, KD, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, peneliti memotivasi siswa dengan menjelaskan cara mengembangkan ide dan menulis ejaan/tanda baca yang baik dan benar. Tahap ini berlangsung selama 10 menit. Kegiatan kedua merupakan kegiatan inti yaitu pertama, peneliti menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan waktu pada setiap langkah yang akan digunakan. Peneliti juga menjelaskan tentang penggunaan petunjuk teknis menulis naskah drama dan kaidah penulisan naskah drama. Siswa menyimak video klip berjudul “Dukun-dukunan” yang ditayangkan oleh guru, video klip ditayangkan dua kali. Pada penayangan pertama siswa fokus menyimak video klip dan pada penayangan kedua siswa menyimak video klip sambil mencatat hal-hal penting yang ada dalam video klip. Siswa membuat naskah drama sesuai dengan video klip yang telah disimaknya. Siswa memberikan tanggapan secara singkat terhadap pekerjaan temannya. Tahap ini berlangsung selama 70 menit. Kegiatan ketiga merupakan kegiatan penutup yaitu, peneliti dan siswa menyimpulkan
pelajaran
yang
berlangsung.
Peneliti
mengajak
siswa
merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan cara mengisi kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti. Tahap ini berlangsung selama 10 menit. 1.3.3 Pengamatan Siklus II Observasi atau pengamatan pada siklus II dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa menulis teks drama. Observasi dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
guru dan satu mitra peneliti untuk melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran menulis teks drama. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran menulis teks drama, dan dari rata-rata hasil reaksi kuesioner siswa ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Siswa sangat terbantu untuk menulis teks drama dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks drama. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II tidak terdapat masalah atau kekurangan tidak seperti pada siklus I. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan kuesioner hasil observasi kegiatan menulis teks drama sudah berjalan dengan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya pembedahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Itu terbukti dari peningkatan poin dari aspek-aspek sebelumnya yang dinilai masih kurang. Pertama, memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media pada siklus I masih mendapatkan poin 2, pada siklus II meningkat menjadi 4. Kedua, melaksanakan pembelajaran yang terkoordinir pada siklus I masih mendapatkan poin 2, pada siklus II meningkat menjadi 4. ketiga, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan pada siklus I masih mendapatkan poin 3, pada siklus II meningkat menjadi 4.. Keempat, menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar pada siklus I masih mendapatkan poin 3, pada siklus II meningkat menjadi 4. Kelima, menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar pada siklus I masih mendapatkan poin 3, pada siklus II meningkat menjadi 4. Keenam, menyimpulkan pembelajaran pada siklus I masih mendapatkan poin 2, pada siklus II meningkat menjadi 4 ( lihat lampiran ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Instrumen observasi situasi kelas pada siklus II sudah berjalan dengan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya pembedahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Itu terbukti dari peningkatan poin dari aspek-aspek sebelumnya yang dinilai masih kurang. Pertama, siswa aktif dalam melakukan proses pembelajaran, pada siklus I hanya mendapat poin 2, pada siklus II meningkat menjadi 4. Kedua, tercipta suasana kelas yang serius dan santai, pada siklus I masih mendapatkan poin 3, pada siklus II meningkat menjadi 4 (lihat lampiran). 1.3.4 Refleksi Siklus II Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selesai, peneliti, guru dan mitra peneliti kolaborasi melakukan refleksi terhadap hasil pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa tidak terdapat masalah, dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. kemampuan menulis teks drama pun semakin mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi karena siswa sudah memahami bagaimana langkahlangkah pembelajaran. Siswa tidak lagi malu untuk bertanya maupun mengungkapkan
pendapatnya,
sehingga
siswa
lebih
mengerti
dalam
mengembangkan ide cerita daripada sebelumnya. Dari segi penulisan, siswa sudah mampu mengungkapkan ide cerita dalam suatu langkah/urutan (orientasi, komplikasi, klimaks, resolusi, koda) menggunakan kalimatnya sendiri yang baik dan benar. Berkaitan dengan penulisan ejaan dan tanda baca, siswa sudah menggunakan kaidah penulisan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Berikut ini adalah diagram 4.3 kemampuan menulis teks drama. Diagram 4.3 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa SMA N 1 Prambanan Klaten pada Siklus II
10% Tuntas Tidak Tuntas 90%
Berdasarkan data pada hasil tes siswa pada siklus II, diketahui bahwa indikator keberhasilan pada siklus II tercapai, rinciannya sebagai berikut ini. a. Jumlah 32 siswa di kelas X IPA2, terdapat 29 siswa yang tuntas dalam menulis teks drama, dengan kata lain terdapat 90% siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas terdapat 10% atau 3 siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas (lihat tabel 4.1 hal 23).
b. Nilai rata-rata kelas pada aspek menulis teks drama adalah 85.93.
Berdasarkan hasil kuesioner, hasil observasi, dan diskusi tim kolaborasi, pelaksanaan siklus II ini masih perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menulis masih kurang mencukupi. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan pada siklus II sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
memenuhi ketercapaian indikator keberhasilan sehingga peneliti dinyatakan berhasil sampai pada siklus II. B. Analisis Data 1. Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama Analisis data pada bagian ini menjelaskan kemampuan menulis teks drama. berikut hasil nilai kemampuan menulis teks drama siswa SMA N 1 Prambanan Klaten, kelas XI IPA2 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Tabel 4.1 Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Menulis Teks Drama Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Ari Nur dewantoro Arkan Rahma Dhani Cantika Juwita Murti Delta Nur Septianihsih Desindra Rahmatia R. Desty Vera Anugrah Safitri Devi Kristiani Dewi Ayuga Putria T. Dewi Purnawati Dewi Tri Setyaningsih Dewi Wulandari Dian Novitasari Dimas Anggoro Dita Rahma Putri Diyas Ika Novianti Dwiyani Bunga F. Elsha Nurmalasari Enggar Salsabila P. Erna Ariska F. Erni Setiyowati
L/P L L P P P P P P P P P P L P P P P P P P
Kondisi Awal 70 52 62 88 64 84 82 68 64 90 74 66 72 78 74 70 54 60 64 78
Siklus I 52 74 38 82 76 78 96 32 78 78 84 76 76 48 76 78 80 92 82 62
Siklus II 78 48 80 94 84 80 88 78 96 94 96 84 84 84 90 76 84 88 88 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 4.1 Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Menulis Teks Drama Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 No
Nama
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Fadila Ardhi Asmawi Fajar Febri Anto Fitri Krismon D. Hardeka Triguna S. Herlina Nafi Aji Ibadurahman Ika Neri Astuti Krisna Abiyanto Krisna Satria Jaya Laila Yuni Septia Rini Lili Nuryanti Yoga Dwi Nurhadi
L/P L L P L P L L L L P P L
Kondisi Awal 62 46 58 56 70 56 46 56 78 68 82 54
Siklus I 82 76 76 82 76 78 78 96 76 82 66 82
Siklus II 84 94 88 96 82 76 54 60 92 84 86 76
1.1 Hasil Persentase Kemampuan Menulis Teks Drama Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II. Setelah diketahui nilai kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten, kemudian dilakukan penghitungan persentase ketuntasan belajar siswa. Tabel 4.1 berisi nilai menulis teks drama di atas, persentase ketuntasan kondisi awal adalah siswa yang dinyatakan tuntas hanya 25% atau 8 siswa dan 75% atau 24 dinyatakan tidak tuntas. Pada siklus I, siswa dinyatakan tuntas yaitu 78% atau 25 siswa dan 22% atau 7 siswa dinyatakan tidak tuntas. Pada siklus II, siswa dinyatakan tuntas yaitu 90% atau 29 siswa dan 10% atau 3 siswa dinyatakan tidak tuntas. Berikut grafik 4.1 berisi hasil persentase kemampuan siswa menulis teks drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Grafik 4.1 Peningkatan Ketuntasan Menulis Drama Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 2 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Tuntas Tidak Tuntas
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1.2 Hasil Rata-Rata Kemampuan Menulis Teks Drama Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Penghitungan nilai akhir untuk mencari nilai rata-rata kelas dengan rumus yang ada di bab III. Berikut ini Tabel 4.2 berisi nilai rata-rata kelas data nilai kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Tabel 4.2 Peningkatan Rata-Rata Tes Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 No 1 2 3
Tes Kondisi awal Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa (N) 32 32 32
Rata-Rata 67.06 79.62 85.93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan peningkatan rata-rata yang signifikan dalam kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip siswa kelas XI IPA2, semester 2, SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016. Rata-rata nilai kondisi awal 67,06, pada siklus I meningkat menjadi 79,62, dan pada siklus II meningkat menjadi 85,93. Tabel 4.3 Peningkatan Ketuntasan Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 No 1 2
Variabel Kondisi awal Siklus I Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa 32 32 32 32
Rata-rata 67,06 79,62 79,62 85,93
Peningkatan 12,56 6.31
Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan besar peningkatan dari kondisi awal ke siklus I, dan siklus I ke siklus II. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar 12,56, dan peningkatan nilai dari siklus II sebesar 6.31. 1.3 Hasil Penghitungan Rata-Rata Skor Masing-Masing Aspek Penilaian Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip Pedoman Penilaian dalam penelitian ini meliputi tujuh aspek, meliputi: pengembangan alur, kejelasan tokoh dan watak, pengembangan dialog, kesesuaian latar, kesesuaian tema dengan isi, penggunaan petunjuk teknis, dan kaidah penulisan naskah drama. berikut akan dipaparkan masing-masing aspek penilaian untuk melihat aspek yang memiliki rata-rata skor tertinggi. Rata-rata skor paling tinggi tersebut menunjukkan aspek yang banyak dikuasai oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Tabel 4.4 Rata-Rata Skor Menulis Teks Drama pada Siklus I dan Siklus II Dalam Masing-Masing Aspek Penilaian Siklus
Pengem bangan Alur (bobot 20)
Aspek Penilaian Kejelasan Pengem Kesesu Tokoh dan bangan aian Watak Dialog Latar (bobot 10) (bobot (bobot 20) 10)
Siklus I 2.53 2.68 Siklus II 3,12 3,25 Keterangan : skor maksimal 4
2.81 3,18
2.68 3,21
Penggun Keses Kaida aan uaian h Petunjuk Tema Penuli Teknis (bobot san (bobot 10) (bobot 10) 20) 2.75 3,37 2.59 3,40 3,65 3.28
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa masing-masing aspek penelitian mempunyai rata-rata skor yang berbeda pada siklus I dan siklus II. Siklus I, hasil rata-rata jika diurutkan dari yang tertinggi dengan skor maksimal 4, yaitu kesesuaian tema dengan isi memiliki rata-rata 3,37, pengembangan dialog dengan rata-rata 2,81, penggunaan petunjuk teknis dengan rata-rata 2,75, kejelasan tokoh dan watak dengan rata-rata 2,68, kaidah penulisan naskah drama dengan rata-rata 2,59, dan pengembangan alur dengan rata-rata 2,53. Berdasarkan data tersebut, rata-rata tertinggi adalah kesesuaian tema dengan isi memiliki rata-rata 3.37. Sedangkan Siklus II, hasil rata-rata jika diurutkan dari yang tertinggi dengan skor maksimal 4, yaitu kesesuaian tema dengan isi memiliki rata-rata 3,65, penggunaan petunjuk teknis dengan rata-rata 3,40, kaidah penulisan naskah drama dengan rata-rata 3.28 kejelasan tokoh dan watak dengan rata-rata 3,25, kesesuaian latar dengan rata-rata 3,21, pengembangan dialog dengan rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
rata 3.18, dan pengembangan alur dengan rata-rata 3,12. Berdasarkan data tersebut, rata-rata tertinggi adalah kesesuaian tema dengan isi memiliki rata-rata 3.65. Grafik 4.2 Rata-Rata Skor Per Aspek Penilaian pada Siklus I dan Siklus II 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Siklus I Siklus II
Grafik 4.2 di atas menunjukkan rata-rata skor per aspek penilaian pada siklus I dan siklus II dalam pembelajaran menulis teks drama menggunakan media video klip pada siswa kelas XI IPA2, semester 2, SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016. Pada aspek penilaian pengembangan alur mengalami peningkatan 0,59, yakni 2,53 pada siklus I dan 3,12 pada siklus II. Pada aspek penilaian kesesuaian tokoh dan watak mengalami peningkatan 0,57, yakni 2,68 pada siklus I dan 3,25 pada siklus II. Pada aspek penilaian pengembangan dialog mengalami peningkatan 0,37, yakni 2.81 pada siklus I dan 3,25 pada siklus II. Pada aspek penilaian kesesuaian latar mengalami peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
0,53, yakni 2,81 pada siklus I dan 3,21 pada siklus II. Pada aspek penilaian penggunaan petunjuk teknis mengalami peningkatan 0,65, yakni 2.75 pada siklus I dan 3,40 pada siklus II. Pada aspek penilaian kesesuaian tema dengan isi mengalami peningkatan 0,28, yakni 3,37 pada siklus I dan 3,65 pada siklus II, dan pada aspek kaidah penulisan naskah drama mengalami peningkatan 0,69, yakni 2.59 pada siklus I dan 3,28 pada Siklus II. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek penilaian yang mengalami peningkatan rata-rata skor paling tinggi adalah kaidah penulisan naskah drama yaitu 0,69. C. Pembahasan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di sekolah. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat aspek tersebut, menulis adalah aspek yang paling sulit, karena menulis tidak hanya menyalin kata-kata atau kalimat, melainkan menuangkan ide-ide dan gagasan. Kenyataan yang ada saat ini menunjukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis teks drama hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum maksimal. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan, Klaten. Pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media video klip. Nilai yang diperoleh melalui tes individu siswa dalam menulis teks drama dijabarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
1. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Drama pada Setiap Aspek Hasil tes siswa dalam menulis teks drama diambil dari setiap aspek yang telah ditentukan dalam pedoman penilaian yang ditetapkan. Aspek-aspek yang akan dinilai pada hasil tes tertulis siswa yaitu pengembangan alur, kejelasan tokoh dan watak, pengembangan dialog, kesesuaian latar, kesesuaian tema dengan isi, penggunaan petunjuk teknis, dan kaidah penulisan naskah drama. a. Pengembangan Alur Wiyanto (2002:25), mengungkapkan bahwa plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan cerita. Plot drama berkembang secara bertahap, mulai dari konflik yang sederhana, konflik yang kompleks, sampai ada penyelesaian konflik. Perkembangan plot drama ada enam tahap, yaitu (1) Eksposisi, adalah tahap perkenalan, (2) Konflik, adalah tahap dimulainya insiden (kejadian) yang menjadi dasar sebuah drama, (3) Komplikasi, adalah tahap insiden berkembang dan menimbulkan konflik-konflik yang semakin banyak dan ruwet, (4) Krisis, adalah tahap di mana berbagai konflik sampai pada puncaknya (klimaks), (5) Resolusi, adalah tahap penyelesaian konflik, (6) keputusan, adalah tahap semua konflik berakhir dan selesainya cerita. Dari pengertian alur di atas peneliti menetapkan kriteria penilaian aspek pengembangan alur untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika pengembangan alur sesuai dengan isi video klip dan mengandung konfik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
mendukung. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip, tetapi mengandung konflik. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika pengembangan alur sesuai dengan isi video klip, tetapi tidak mengandung konflik. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika pengembangan alur tidak sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik. Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai pengembangan alur pada setiap siklusnya: Grafik 4.3 Data Aspek Pengembangan Alur Drama pada Pretes, Siklus I, dan Siklus II 25
20
15
Kurang Mampu Cukup Mampu
10
Mampu Sangat Mampu
5
0 Pretes
Siklus I
Siklus II
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek pengembangan alur menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 20 siswa yang dikategorikan kurang mampu, 12 siswa dikategorikan cukup mampu, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
belum ada siswa yang dapat dikategorikan mampu dan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek pengembangan alur mulai meningkat, 6 siswa dikategorikan kurang mampu, 16 siswa dikategorikan cukup mampu, 5 siswa dikategorikan mampu, dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke II dilakukan pembenahan mulai dari RPP, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa semakin meningkat, 4 siswa dikategorikan kurang mampu, 8 siswa dikategorikan cukup mampu, 5 siswa dikategorikan mampu dan 15 siswa dikategorikan sangat mampu. Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan alur. Siswa dapat mengembangkan alur sesuai dengan isi video klip, alur tersusun dengan rapi dan mengandung konflik yang mendukung jalannya cerita. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 4 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat mengembangkan ide dengan baik, isi teks drama masih hampir sama dengan isi video klip dan jalannya cerita belum tersusun dengan rapi. b. Kejelasan Tokoh dan Watak Tokoh dan perwatakan merupakan unsur yang sangat penting dalam drama karena tanpa tokoh dan perwatakan tidak akan ada alur cerita. Dari pengertian tokoh dan perwatakan tersebut, peneliti menetapkan kriteria penilaian aspek kejelasan tokoh dan watak untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika karakter tokoh digambarkan secara jelas dan sesuai dengan isi video klip. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika karakter tokoh digambarkan kurang jelas, tetapi sesuai dengan isi video klip. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika karakter tokoh digambarkan secara jelas, tetapi kurang sesuai dengan isi video klip. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika karakter tokoh digambarkan kurang jelas dan kurang sesuai dengan isi video klip. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika karakter tokoh digambarkan tidak jelas dan tidak sesuai dengan isi video klip. Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai kejelasan tokoh dan watak pada setiap siklusnya: Grafik 4.4 Data Aspek Kejelasan Tokoh dan Watak pada Pretes, Siklus I, dan Siklus II 25
20
15
Kurang Mampu Cukup Mampu
10
Mampu Sangat Mampu
5
0 Pretes
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek kejelasan tokoh dan watak menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 11 siswa yang dikategorikan kurang mampu, 20 siswa dikategorikan cukup mampu, dan 1 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek kejelasan tokoh dan watak mulai meningkat, 6 siswa dikategorikan kurang mampu, 18 siswa dikategorikan cukup mampu, 3 siswa dikategorikan mampu, dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke dilakukan pembenahan mulai dari RPP, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek kejelasan tokoh dan watak semakin meningkat, 2 siswa dikategorikan kurang mampu, 9 siswa dikategorikan cukup mampu, 6 siswa dikategorikan mampu dan 15 siswa dikategorikan sangat mampu. Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan tokoh dan watak. Siswa dapat menggambarkan karakter tokoh sesuai dengan isi video klip, watak tokoh sangat jelas dalam jalannya cerita tersebut. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 2 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat menggambarkan karakter tokoh dengan jelas. c. Pengembangan Dialog Dialog adalah ciri khas dalam drama berupa percakapan antar tokoh yang harus bersifat komunikatif serta sesuai dengan gerak laku dalam cerita. Dialog
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
juga harus berkembang mengikuti suasana konflik dalam tahap-tahap plot lakon drama. Dari pengertian Dialog tersebut, peneliti menetapkan kriteria penilaian aspek Dialog untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika pengembangan dialog sesuai dengan adegan dalam isi video klip, tetapi kurang jelas. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip, tetapi jelas. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika pengembangan dialog kurang sesuai dengan adegan dalam isi video klip dan kurang jelas. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika Pengembangan dialog tidak sesuai dengan adegan dalam isi video klip. Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai pengembangan dialog pada setiap siklusnya: Grafik 4.5 Data Aspek Pengembangan Dialog pada Pretes, Siklus I, dan Siklus II 20 15
Kurang Mampu Cukup Mampu
10
Mampu 5
Sangat Mampu
0 Pretes
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek pengembangan dialog menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 19 siswa yang dikategorikan kurang mampu, 12 siswa dikategorikan cukup mampu, dan 1 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek pengembangan dialog mulai meningkat, 6 siswa dikategorikan kurang mampu, 10 siswa dikategorikan cukup mampu, 10 siswa dikategorikan mampu, dan 6 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke dilakukan pembenahan mulai dari RPP, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek pengembangan dialog semakin meningkat, 4 siswa dikategorikan kurang mampu, 7 siswa dikategorikan cukup mampu, 7 siswa dikategorikan mampu dan 14 siswa dikategorikan sangat mampu. Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan dialog. Siswa dapat mengembangkan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip dan dialog tersusun dengan rapi. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 4 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat mengembangkan dialog dengan baik, isi dialog drama masih hampir sama dengan isi video klip dan jalannya cerita belum tersusun dengan rapi. d. Kesesuaian Latar Latar adalah segala keterangan, petunjuk, atau hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu dan suasana terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
drama. Dari pengertian latar tersebut peneliti menetapkan kriteria penilaian aspek kesesuaian latar untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika latar menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) dan sesuai dengan isi video klip. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika latar menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) tetapi kurang sesuai dengan isi video klip. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika latar menggambarkan dua aspek dan sesuai dengan isi video klip. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika latar menggambarkan dua aspek dan kurang sesuai dengan isi video klip. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika latar menggambarkan satu aspek dan tidak sesuai dengan video klip. Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai kesesuaian latar setiap siklusnya: Grafik 4.6 Data Aspek Kesesuaian Latar pada Pretes, Siklus I, dan Siklus II 20 15 Kurang Mampu Cukup Mampu
10
Mampu 5
Sangat Mampu
0 Pretes
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek kesesuaian latar menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 13 siswa yang dikategorikan kurang mampu, 18 siswa dikategorikan cukup mampu, dan 1 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek kesesuaian latar mulai meningkat, 6 siswa dikategorikan kurang mampu, 18 siswa dikategorikan cukup mampu, 3 siswa dikategorikan mampu, dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke dilakukan pembenahan mulai dari RPP, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek kesesuaian latar semakin meningkat, 3 siswa dikategorikan kurang mampu, 8 siswa dikategorikan cukup mampu, 7 siswa dikategorikan mampu dan 14 siswa dikategorikan sangat mampu. Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kesesuaian latar. Siswa dapat menggambarkan tempat, waktu dan suasana sesuai dengan isi video klip sehingga naskah drama tersusun dengan rapi dan cerita semakin menarik. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 3 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat menggambarkan latar dengan jelas terutama pada aspek suasana dan waktu sehingga jalannya cerita terlihat kurang menarik. e. Kesesuaian Tema dengan Isi Tema adalah pikiran pokok dari sebuah cerita yang menjadi pedoman agar cerita tidak terlalu melebar. Tema juga harus dikembangkan sedemikian rupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
sehingga menjadi cerita yang baik. Dari pengertian tema tersebut peneliti menetapkan kriteria penilaian aspek kesesuaian tema dengan isi untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama,siswa mendapatkan skor 5 jika amanat yang dituangkan sangat sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika amanat yang dituangkan sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika amanat yang dituangkan cukup sesuai dengan cerita dalam isi video klip. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika amanat yang dituangkan kurang sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika amanat yang dituangkan tidak sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai kesesuaian tema dengan isi pada setiap siklusnya: Grafik 4.7 Data Aspek kesesuaian Tema dengan Isi pada Pretes, Siklus I, dan Siklus II 25 20 Kurang Mampu
15
Cukup Mampu 10
Mampu Sangat Mampu
5 0 Pretes
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek kesesuaian tema dengan isi menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 12 siswa yang dikategorikan kurang mampu, 11 siswa dikategorikan cukup mampu, 6 siswa dikategorikan mampu, dan 3 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek kesesuaian tema dengan isi mulai meningkat, 2 siswa dikategorikan kurang mampu, 23 siswa dikategorikan cukup mampu, 4 siswa dikategorikan mampu, dan 3 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke dilakukan pembenahan mulai dari RPP, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek kesesuaian tema dengan isi semakin meningkat, 1 siswa dikategorikan kurang mampu, 4 siswa dikategorikan cukup mampu, 9 siswa dikategorikan mampu dan 18 siswa dikategorikan sangat mampu. Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kesesuaian tema. Siswa membuat teks drama sesuai dengan tema dan amanat yang dituangkan sangat sesuai dengan tema. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 1 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat menuangkan amanat sesuai dengan tema. f. Penggunaan Petunjuk Teknis Petunjuk teknis adalah rambu-rambu yang sengaja dicantumkan oleh seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiranbagi siapa saja yang ingin mementaskannya. Dari pengertian petunjuk teknis
tersebut peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
menetapkan kriteria penilaian aspek penggunaan petunjuk teknis untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika petunjuk teknis sangat sesuai dengan isi dialog tokoh. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika petunjuk teknis sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tidak tepat dalam penempatannya. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika petunjuk teknis cukup sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tidak tepat dalam penempatannya. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika petunjuk teknis kurang sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tepat dalam penempatannya. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika petunjuk teknis kurang sesuai dengan dialog tokoh dan kurang tepat dalam penempatannya. Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai penggunaan petunjuk teknis pada setiap siklusnya: Grafik 4.8 Data Aspek Penggunaan Petunjuk Teknis pada Pretes, Siklus I, dan Siklus II 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Kurang Mampu Cukup Mampu Mampu Sangat Mampu
Pretes
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek penggunaan petunjuk teknis menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 14 siswa yang dikategorikan kurang mampu, 13 siswa dikategorikan cukup mampu, 3 siswa dikategorikan mampu, dan 2 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek penggunaan petunjuk teknis mulai meningkat, 2 siswa dikategorikan kurang mampu, 17 siswa dikategorikan cukup mampu, 8 siswa dikategorikan mampu, dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke dilakukan pembenahan mulai dari RPP, pada RPP bagian Inti peneliti menambahkan penjelasan materi tentang penggunaan petunjuk teknis menulis teks drama karena jika hanya melihat kemampuan aspek penggunaan petunjuk teknis menulis naskah drama tidak meningkat, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek penggunaan petunjuk teknis semakin meningkat, 1 siswa dikategorikan kurang mampu, 8 siswa dikategorikan cukup mampu, 7 siswa dikategorikan mampu dan 16 siswa dikategorikan sangat mampu. Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan petunjuk teknis. Siswa dapat menggunakan penggunaan petunjuk teknis yang sesuai dengan dialog tokoh. Mulai dari penggunaan tanda baca (“) sebagai awal kalimat percakapan dan penggunaan tanda kurung untuk menggambarkan situasi atau gerakan. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 1 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum tepat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
menempatkan petunjuk teknis dan ada yang tidak menggunakan petunjuk teknis sehingga dialog kurang sempurna. g. Kaidah Penulisan Naskah Drama Menurut Yeti (2007:8) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaidah penulisan naskah drama, yaitu: (1) penulisan dialog harus diawali dengan nama tokoh yang mengungkapkan dialog. (2) Penggunaan tanda baca titik dua untuk mengungkapkan dialog tokoh. (3) naskah drama dilengkapi petunjuk tertentu, misalnya gerakan, ekspresi, sikap tokoh, latar. Petunjuk teknis tersebut ditulis dalam tanda kurung. (4) pada awal kisahan biasanya disertakan prolog sebagai pengantar cerita dan epilog sebagai penutup cerita. Dari aturan-aturan menulis naskah drama di atas, peneliti menetapkan kriteria penilaian aspek kaidah penulisan naskah drama untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama,siswa mendapatkan skor 5 jika naskah drama sangat sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika naskah drama sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika naskah drama cukup sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika naskah drama kurang sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika naskah drama tidak sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai aspek kaidah penulisan naskah drama pada setiap siklusnya. Grafik 4.9 Data Aspek Kaidah Penulisan Naskah Drama pada Pretes, Siklus I, dan Siklus II 20 18 16 14 12
Kurang Mampu
10
Cukup Mampu
8
Mampu
6
Sangat Mampu
4 2 0 Pretes
Siklus I
Siklus II
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek kaidah penulisan naskah drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 18 siswa yang dikategorikan kurang mampu, 12 siswa dikategorikan cukup mampu, 1 siswa dikategorikan mampu, dan 1 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek kaidah penulisan naskah drama mulai meningkat, 7 siswa dikategorikan kurang mampu, 12 siswa dikategorikan cukup mampu, 8 siswa dikategorikan mampu, dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke II dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
pembenahan mulai dari RPP, pada RPP bagian Inti peneliti menambahkan penjelasan materi tentang kaidah penulisan teks drama karena jika hanya melihat kemampuan aspek kaidah penulisan naskah drama tidak meningkat, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek kaidah penulisan naskah drama semakin meningkat, 3 siswa dikategorikan kurang mampu, 7 siswa dikategorikan cukup mampu, 8 siswa dikategorikan mampu dan 14 siswa dikategorikan sangat mampu. Data tersebut menunjukan bahwa pembenahan pada setiap siklus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan kaidah penulisan naskah drama. Siswa dapat menggunakan tanda baca yang tepat dalam membuat teks drama, penggunaan tanda baca titik dua untuk menggungkapkan dialog tokoh, pada awal kisahan disertakan prolog sebagai pengantar cerita dan epilog sebagai penutup cerita dan setiap siswa sudah menggunakan ejaan yang baik dan benar. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 3 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat menggunakan tanda baca dan ejaan yang baik dan benar dan belum menggunakan prolog serta epilog. 2. Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada Setiap Siklus 1. Siklus I Hasil kemampuan menulis pembelajaran menulis pada siklus I menunjukkan adanya perbedaan pada kondisi awal ke siklus I. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata kondisi awal 67,06 ke siklus I 79,62.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Kesimpulannya adalah rata-rata kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan (lihat tabel 4.7). Siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai 75. Dilihat dari persentase ketuntasan belajar pada indikator kemampuan menulis teks drama pada siklus I, jumlah siswa telah mencapai KKM sebesar 78% atau 25 siswa, sedangkan yang masih di bawah KKM 22% atau 7 siswa (lihat tabel 4.1 dan grafik 4.1). Jika dibandingkan dengan nilai (skor) siswa pada data kondisi awal sebelum menggunakan media video klip di mana siswa yang tuntas KKM pada indikator menulis teks drama yaitu 25% siswa dinyatakan tuntas dan sisanya 75% siswa dinyatakan tidak tuntas KKM. Kesimpulannya adalah terjadi peningkatan signifikan pada indikator menulis teks drama antara sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan media video klip pada siklus I. Peningkatan signifikan yang terjadi pada kondisi awal ke siklus I sebesar 53%. Peningkatan juga terjadi pada nilai rata-rata yang dilakukan pada tindakan data kondisi awal adalah 67,06 sedangkan setelah dilakukan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan media video klip pada siklus I meningkat menjadi 79,62. Berdasarkan nilai rata-rata aspek kemampuan menulis teks drama sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan pelaksanaan tindakan siklus I, terjadi peningkatan sebesar 12.56. Peningkatan tersebut diperoleh dari nilai rata-rata siklus I dikurangi nilai rata-rata data kondisi awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Berikut ini hasil analisis data kemampuan menulis teks drama pada kondisi awal dan siklus I. Tabel 4.7 Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada Kondisi Awal dan Siklus I No
1
2
3
Keterangan Nilai siswa tuntas KKM Tuntas Tidak Tuntas Persentase ketuntasan dengan KKM 75 Tuntas Tidak tuntas Rata-rata Peningkatan Rata-rata data kondisi awal ke siklus I
Kondisi Awal
Siklus I
8 24
25 7
25% 78% 75% 22% 67.06 79.62 12.56
2. Siklus II Hasil pembelajaran menulis teks drama menunjukkan adanya perbedaan pada siklus I ke siklus II. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata siklus I 79,62 ke siklus II 85,93. Kesimpulannya adalah rata-rata siklus I ke siklus II mengalami peningkatan (lihat Tabel 4.8). Berdasarkan hasil nilai pada siklus II menunjukkan telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan itu terlihat pada persentase ketuntasan belajar pada indikator kemampuan menulis teks drama pada siklus II, jumlah siswa telah mencapai KKM sebesar 90% atau 29 siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
sedangkan yang masih di bawah KKM 10% atau 3 siswa (lihat tabel 4.1 dan grafik 4.1). Jika dibandingkan dengan nilai (skor) siswa pada data siklus I dimana siswa yang tuntas KKM pada indikator kemampuan menulis teks drama yaitu 78% siswa dinyatakan tuntas dan sisanya 22% siswa tidak tuntas KKM. Kesimpulannya adalah terjadi peningkatan pada indikator kemampuan menulis teks drama. Peningkatan juga terjadi pada nilai rata-rata yang dilakukan pada tindakan data siklus I adalah 79.62 sedangkan setelah dilakukan pelaksanaan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 85.93. Berdasarkan nilai rata-rata aspek kemampuan menulis teks drama terjadi peningkatan sebesar 6.31. Peningkatan tersebut diperoleh dari nilai rata-rata siklus II dikurangi nilai rata-rata siklus I. Berikut ini hasil analisis data kemampuan menulis teks drama pada Siklus I dan siklus II. Tabel 4.8 Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada Siklus I dan Siklus II No 1
2
3
Keterangan Nilai siswa tuntas KKM Tuntas Tidak Tuntas Persentase ketuntasan dengan KKM 75 Tuntas Tidak tuntas Rata-rata Peningkatan Rata-rata data kondisi awal ke siklus I
Siklus I
Siklus II
25 7
29 3
78% 22% 79,62
90% 10% 85,93 6.31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan, Klaten. Sehingga nilai hasil menulis teks drama siswa tuntas di atas KKM yang sudah ditetapkan, yaitu 75. Menulis merupakan kegiatan komunikasi secara tidak langsung, menulis juga dapat dipergunakan untuk berkomunikasi tidak secara tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis tidak datang begitu saja, melainkan perlu latihan yang rutin agar dalam mengungkapkan pikiran, ide atau gagasan kepada orang lain mudah dipahami. Media video klip adalah potongan gambar dan suara yang digabung ke dalam sebuah sajian, dalam hal ini berupa musik atau iklan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Penggunaan media video klip dapat merangsang siswa untuk mengembang ide-ide, mempercepat proses penyampaian, penangkapan, dan penguasaan materi. Dengan menggunakan media video klip ini dapat berfungsi untuk menarik perhatian siswa, memberi nuansa baru, dapat menggugah minat belajar siswa dan dapat menghindari siswa dari perasaan jenuh saat mengikuti pembelajaran. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Khuswatun Khasanah yang berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Reflektif Berbantuan Media Video Klip Dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi pada Siswa Kelas VIII SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, terdapat perbedaan kemampuan menulis kreatif puisi yang signifikan antara siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang yang menggunakan dan yang tidak menggunakan teknik reflektif berbantuan media video klip. Hal tersebut dibuktikan dari hasil uji-t pada skor postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dinyatakan signifikan. Kedua, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa teknik reflektif berbantuan media video klip efektif digunakan dalam pembelajaran menulis kreatif puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Hal tersebut terbukti dari hasil uji-t pada selisih skor pretes ke postes serta selisih rata-rata hitung kemampuan menulis kreatif puisi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperoleh nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) sehingga signifikan. Selain itu, selisih pemerolehan rata-rata hitung pada kelompok eksperimen pada saat pretes dan postes lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Hasil selisih rata-rata hitung pada kelompok eksperimen adalah sebesar 3,97 sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 0,51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
BAB V PENUTUP Pada bagian ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Selain itu, pada bagian ini juga diuraikan saran dari peneliti. A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media video klip dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan media video klip pada pembelajaran menulis teks drama dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama. Siswa terdorong lebih kreatif dalam mengembangkan alur drama dan mengembangkan ide. Penggunaan media video klip juga dapat memotivasi siswa ketika pembelajaran menulis teks drama berlangsung. Penerapan media video klip terbukti dapat meningkatkan prestasi menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut tampak dalam peningkatan kemampuan siswa selama proses pembelajaran pretes, siklus I, dan siklus II. Peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks drama dapat dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukan bahwa prasiklus hanya 8 siswa atau 25% siswa tuntas dalam pembelajaran menulis teks drama. Pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 25 siswa atau 78% siswa tuntas dalam pembelajaran menulis drama. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 29 siswa atau 90% siswa tuntas dalam pembelajaran menulis drama. Dengan demikian, dapat 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
disimpulkan dengan penggunaan media video klip ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA2 SMA N 2 Prambanan Klaten. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis teks drama siswa dan mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa. Saran-saran ini ditujukan kepada SMA N 1 Prambanan Klaten, guru mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa, dan peneliti lain. Secara rinci, saran-saran akan diuraikan di bawah ini. 1. Bagi SMA N 1 Prambanan Klaten Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi mengenai kemampuan siswa kelas XI IPA2 dalam pembelajaran menulis teks drama. Selain itu, agar pihak sekolah lebih memperhatikan kebutuhan pembelajaran siswa, salah satunya penggunaan media video klip karena media video klip terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama. 2. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar menulis teks drama sebaiknya dilaksanakan dengan lebih variaatif. Guru Bahasa Indonesia diharapkan menggunakan media video klip dalam pembelajaran menulis teks drama, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa media video klip dapat membuat pembelajaran menyenangkan, selain itu media video klip dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa khusunya menulis teks drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
3. Bagi Siswa Media video klip diharapkan berguna bagi siswa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide suatu cerita drama, berperan serta dalam suatu pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman hasil belajar siswa dalam menulis teks drama. 4. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media video klip dalam pembelajaran menulis teks drama. Berkaitan dengan hal itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Daftar Pustaka Ahmadi, Mukhsin. 1988. Panduan Mengajar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama; Apresiasi, Ekspresi dan Pengkajian. Yogyakarta: CAPS Harymawan, R.M.A.1988. Darmaturgi. Bandung: CV ROSDA. Khasanah, Khuswatun. 2013.Keefektifan Penggunaan Teknik reflektif Berbantuan Media Video Klip Dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY. Kosasih, E. 2008. Apresiasi Prosa. Jakarta: Nobel Edumedia. Luxemberg. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia. Munaidi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekaan Baru. Jakarta: Referensi. Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Nuryatin, Agus. 2010. Mengabadikan Pengalaman dalam Cerpen. Rembang: Yayasan Adhigama.
Putra, R. Masri Sareb. 2005. Menulis: Meningkatkan dan Menjual Kecerdasan Verbal-Linguistik Anda. Malang: Dioma. Rinanto, Andre. 1982. Peranan media Audiovual dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Sabarti, Akhadiah, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuam Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Saleh, M. 1967. Sandiwara Dalam Pena. Jakarta: Gunung Agung. Samin, Ahmad. 1985. Kamus Istilah Seni Drama. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Soemanto, Bakdi. 2001. Jagat teater. Media Pressindo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R dan D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Untuk Gueu, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Adtya Media. Suleiman, Amir Hamzah.1981. Media Audiovisual untuk Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia. Syarif, E, Zulkarnaini & Sumarmo. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Depdiknas. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia. Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Lampiran 1 : Surat Permohonan Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Lampiran 5 : RPP Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan
: SMA N 1 Prambanan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: XI/II
Standar Kompetensi : Menulis 16. Menulis Naskah Drama Kompetensi Dasar : 16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama. Indikator : 1. Mampu mengidentifikasi drama. 2. Disiplin dalam menyelesaikan penulisan naskah drama. 3. Mampu menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai kriteria dalam penulisan naskah drama.
Tujuan : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian dan struktur drama. 2. Siswa disiplin dalam menyelesaikan penulisan naskah drama. 3. Siswa mampu menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai kriteria dalam penulisan naskah drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Materi pembelajaran : Menulis Naskah Drama Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, penugasan Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Langkah-langkah pembelajaran : Tahap Kegiatan Awal (Apersepsi)
Inti
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memberi salam 2. Guru memutarkan video untuk memotivasi siswa dalam belajar. 3. Siswa ditanya mengenai unsur-unsur drama. 4. Guru memaparkan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 1. Guru menjelaskan tentang pengertian drama dan struktur drama. 2. Siswa bersama guru melakukan tanyajawab tentang pengertian drama dan struktur drama. 3. Siswa menyimak petunjuk dari guru tentang langkahlangkah dalam mengerjakan tugas. 4. Siswa menyimak video klip berjudul “Karakter Lima Warna” yang ditayangkan oleh guru. 5. Siswa mencatat halhal penting yang ada dalam video klip.
Alokasi Waktu 10 menit
75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Kegiatan Penutup
6. Siswa membuat naskah drama sesuai dengan video klip yang telah disimaknya. 7. Siswa memberikan tanggapan secara singkat terhadap pekerjaan temannya. 1. Siswa dan guru membuat kesimpulan 2. Refleksi 3. Salam penutup.
5 menit
Sumber Belajar 1. Buku bahasa Indonesia kelas XI 2. Bahan : pementasan drama PBSI 2011 kelas B Universitas Sanata Dharma yang berjudul “Karakter Lima Warna” Penilaian 1. Jenis : tes dan non tes. 2. Bentuk : uraian.
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Pedoman Penilaian : Kriteria Penilaian Menulis Teks Drama
No Aspek Penilaian 1 2
3 4 5
6
7
1
2
Rentang Skor 3 4
Pengembangan alur Kejelasan tokoh dan watak Pengembangan dialog Kesesuaian latar Kesesuaian tema dengan isi Penggunaan petunjuk teknis Kaidah penulisan naskah drama
Bobot
4
Bobot X skor Maksimal 20
2
10
4
20
2
10
2
10
2
10
4
20
5
Jumlah
100
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama No
1
Kriteria Penilaian
Pengembangan alur
Indikator Penilaian Skor a. Pengembangan alur sesuai 5 dengan isi video klip dan mengandung konflik yang mendukung. 4 b. Pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip, tetapi mengandung konflik 3 c. Pengembangan alur sesuai dengan isi video klip, tetapi tidak mengandung konflik. 2 d. Pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik.
Bobot
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
1
2
3
4
e. Pengembangan alur tidak sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik. Kejelasan tokoh dan a. Karakter tokoh digambarkan watak secara jelas dan sesuai dengan isi video klip. b. Karakter tokoh digambarkan kurang jelas, tetapi sesuai dengan isi video klip. c. Karakter tokoh digambarkan secara jelas, tetapi kurang sesuai dengan isi video klip. d. Karakter tokoh digambarkan kurang jelas dan kurang sesuai dengan isi video klip. e. Karakter tokoh digambarkan tidak jelas dan tidak sesuai dengan isi video klip. Pengembangan a. Pengembangan dialog sesuai dialog dengan adegan tokoh dalam isi video klip. b. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan dalam isi video klip, tetapi kurang jelas. c. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip, tetapi jelas. d. Pengembangan dialog kurang sesuai dengan adegan dalam isi video klip dan kurang jelas. e. Pengembangan dialog tidak sesuai dengan adegan dalam isi video klip. Kesesuaian latar a. Latar menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) dan sesuai dengan isi video klip. b. Latar menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) tetapi kurang sesuai dengan isi video klip. c. Latar menggambarkan dua aspek dan sesuai dengan isi video klip. d. Latar menggambarkan dua
5 4
3
2
2
1
5 4
3
4
2
1
5
4 2 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
5
Kesesuaian tema dengan isi
aspek dan kurang sesuai dengan isi video klip. e. Latar menggambarkan satu aspek dan tidak sesuai dengan video klip. a. Amanat yang dituangkan sangat sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip b. Amanat yang dituangkan sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. c. Amanat yang dituangkan cukup sesuai dengan cerita dalam isi video klip.
1
5
4
3
2
2
6
7
Penggunaan petunjuk teknis
Kaidah penulisan naskah drama
d. Amanat yang dituangkan kurang sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. e. Amanat yang dituangkan tidak sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. a. Petunjuk teknis sesuai dengan isi dialog tokoh. b. Petunjuk teknis sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tidak tepat dalam penempatannya. c. Petunjuk teknis kurang sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tepat dalam penempatannya. d. Petunjuk teknis kurang sesuai dengan dialog tokoh dan kurang sesuai dalam penempatannya. e. Petunjuk teknis tidak sesuai dengan dialog tokoh. a. Naskah drama sangat sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. b. Naskah drama sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. c. Naskah drama cukup sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama.
1
5 4
3
2
2
1 5
4 4
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
d.
e.
Naskah drama kurang sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. Naskah drama tidak sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama.
Nilai = skor X bobot
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Lampiran 6 : Hasil Tugas Siswa Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Lampiran 7 : Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Lampiran 8 : Instrumen Observasi Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis pada Siklus I (Pengamatan dilakukan oleh Ibu Sri widayati selaku guru Bahasa Indonesia) NO
ASPEK YANG DIAMATI
I. PRAPEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2. Memeriksa kesiapan siswa II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A.Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah 6. dialokasikan C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespons positif partisipasi siswa 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
SKOR 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis pada Siklus I (Pengamatan dilakukan oleh Bu Sri widayati selaku guru Bahasa Indonesia) D. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi E. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai IV. PENUTUP A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Menyimpulkan pelajaran 2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan mengisi kuesioner. Skor penilaian: 1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
:4 :3 :2 :1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis pada Siklus I (Pengamatan dilakukan oleh Yunus Andi Bayu selaku mitra peneliti) NO
ASPEK YANG DIAMATI
I. PRAPEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2. Memeriksa kesiapan siswa II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A.Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah 6. dialokasikan C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespons positif partisipasi siswa 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
SKOR 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis pada Siklus I (Pengamatan dilakukan oleh Yunus Andi Bayu selaku mitra peneliti) D. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi E. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai IV. PENUTUP A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Menyimpulkan pelajaran 2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan mengisi kuesioner. Skor penilaian: 1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
:4 :3 :2 :1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Lampiran 9 : Dokumentasi Siklus I SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Lampiran 10 : RPP Siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan
: SMA N 1 Prambanan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: XI/II
Standar Kompetensi : Menulis 16. Menulis Naskah Drama Kompetensi Dasar : 16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama. Indikator : 1. Mampu mengidentifikasi drama. 2. Disiplin dalam menyelesaikan penulisan naskah drama. 3. Mampu menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai kriteria dalam penulisan naskah drama. Tujuan : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian dan struktur drama. 2. Siswa disiplin dalam menyelesaikan penulisan naskah drama. 3. Siswa mampu menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai kriteria dalam penulisan naskah drama. Materi pembelajaran : Menulis Naskah Drama Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, penugasan Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Langkah-langkah pembelajaran : Tahap Kegiatan Awal (Apersepsi)
Inti
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memberi salam 2. Guru memutarkan video untuk memotivasi siswa dalam belajar. 3. Siswa ditanya mengenai unsur-unsur drama. 4. Guru memaparkan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 1. Guru menjelaskan tentang pengertian drama dan struktur drama. 2. Guru menjelaskan tentang kaidah penulisan teks drama dan menjelaskan tentang penggunaan petunjuk teknis pada penulisan teks drama. 3. Siswa bersama guru melakukan tanyajawab tentang pengertian drama dan struktur drama. 4. Siswa menyimak petunjuk dari guru tentang langkahlangkah dalam mengerjakan tugas. 5. Siswa menyimak video klip berjudul “Dukun-dukunan” yang ditayangkan oleh guru. 6. Siswa mencatat halhal penting yang ada dalam video klip. 7. Siswa membuat naskah drama sesuai
Alokasi Waktu 10 menit
75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
8.
Kegiatan Penutup
1. 2. 3.
dengan video klip yang telah disimaknya. Siswa memberikan tanggapan secara singkat terhadap pekerjaan temannya. Siswa dan guru membuat kesimpulan Refleksi Salam penutup.
5 menit
Sumber Belajar 1. Buku bahasa Indonesia kelas XI 2. Bahan : pementasan drama PBSI 2011 kelas A Universitas Sanata Dharma yang berjudul “Dukun-dukunan” Penilaian 1. Jenis : tes dan non tes. No Aspek Penilaian 1 2
3 4 5
6
7
:
1
Rentang Skor 2 3 4
Pengembangan alur Kejelasan tokoh dan watak Pengembangan dialog Kesesuaian latar Kesesuaian tema dengan isi Penggunaan petunjuk teknis Kaidah penulisan naskah drama Jumlah
2. Bentuk : uraian. Pedoman Penilaian :
Bobot
4
Bobot X skor Maksimal 20
2
10
4
20
2
10
2
10
2
10
4
20
5
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Kriteria Penilaian Menulis Teks Drama
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama No
1
2
3
Kriteria Penilaian
Indikator Penilaian Skor a. Pengembangan alur sesuai 5 dengan isi video klip dan mengandung konflik yang mendukung. 4 b. Pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip, tetapi mengandung konflik 3 c. Pengembangan alur sesuai dengan isi video klip, tetapi tidak mengandung konflik. 2 d. Pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik. 1 e. Pengembangan alur tidak sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik. Kejelasan tokoh dan a. Karakter tokoh digambarkan 5 watak secara jelas dan sesuai dengan isi video klip. 4 b. Karakter tokoh digambarkan kurang jelas, tetapi sesuai dengan isi video klip. c. Karakter tokoh digambarkan 3 secara jelas, tetapi kurang sesuai dengan isi video klip. d. Karakter tokoh digambarkan 2 kurang jelas dan kurang sesuai dengan isi video klip. e. Karakter tokoh digambarkan 1 tidak jelas dan tidak sesuai dengan isi video klip. Pengembangan a. Pengembangan dialog sesuai 5 dialog dengan adegan tokoh dalam isi video klip. 4 b. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan dalam isi video
Bobot
Pengembangan alur
4
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
4
5
6
Kesesuaian latar
Kesesuaian tema dengan isi
Penggunaan petunjuk teknis
klip, tetapi kurang jelas. c. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip, tetapi jelas. d. Pengembangan dialog kurang sesuai dengan adegan dalam isi video klip dan kurang jelas. e. Pengembangan dialog tidak sesuai dengan adegan dalam isi video klip. a. Latar menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) dan sesuai dengan isi video klip. b. Latar menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) tetapi kurang sesuai dengan isi video klip. c. Latar menggambarkan dua aspek dan sesuai dengan isi video klip. d. Latar menggambarkan dua aspek dan kurang sesuai dengan isi video klip. e. Latar menggambarkan satu aspek dan tidak sesuai dengan video klip. a. Amanat yang dituangkan sangat sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip b. Amanat yang dituangkan sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. c. Amanat yang dituangkan cukup sesuai dengan cerita dalam isi video klip. d. Amanat yang dituangkan kurang sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. e. Amanat yang dituangkan tidak sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. a. Petunjuk teknis sesuai dengan isi dialog tokoh. b. Petunjuk teknis sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tidak tepat dalam penempatannya. c. Petunjuk teknis kurang sesuai
3
4
2
1
5
4
3 2
2
1
5
4
3
2
2
1
5 4
3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
dengan dialog tokoh, tetapi tepat dalam penempatannya. d. Petunjuk teknis kurang sesuai dengan dialog tokoh dan kurang sesuai dalam penempatannya.
7
Kaidah penulisan naskah drama
e. Petunjuk teknis tidak sesuai dengan dialog tokoh. a. Naskah drama sangat sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. b. Naskah drama sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. c. Naskah drama cukup sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. d. Naskah drama kurang sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. e. Naskah drama tidak sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama.
Nilai = skor X bobot
2
1 5 4 3 2 1
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Lampiran 11 : Hasil Tugas Siswa Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Lampiran 12 : Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Lampiran 13 : Instrumen Observasi Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis pada Siklus II (Pengamatan dilakukan oleh Ibu Sri widayati selaku guru Bahasa Indonesia)
NO
ASPEK YANG DIAMATI
I. PRAPEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2. Memeriksa kesiapan siswa II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A.Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah 6. dialokasikan
SKOR 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis pada Siklus II (Pengamatan dilakukan oleh Ibu Sri widayati selaku guru Bahasa Indonesia) C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespons positif partisipasi siswa 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar D. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi E. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai IV. PENUTUP A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Menyimpulkan pelajaran 2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan mengisi kuesioner. Skor penilaian: 1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
:4 :3 :2 :1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis pada Siklus II (Pengamatan dilakukan oleh Yunus Andi Bayu selaku mitra peneliti) NO
ASPEK YANG DIAMATI
I. PRAPEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2. Memeriksa kesiapan siswa II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A.Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah 6. dialokasikan C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespons positif partisipasi siswa 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
SKOR 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis pada Siklus II (Pengamatan dilakukan oleh Yunus Andi Bayu selaku mitra peneliti) D. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi E. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai IV. PENUTUP A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Menyimpulkan pelajaran 2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan mengisi kuesioner. Skor penilaian: 1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
:4 :3 :2 :1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Lampiran 14 : Dokumentasi Siklus II SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
BIODATA PENULIS Petrus Danang Mustika Wijaya lahir di Klaten, 27 April 1993. Penulis masuk Sekolah Dasar di SDN 2 Kemudo Prambanan Klayen tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 terdaftar sebagai siswa SMP Negeri 2 Prambanan, Klaten. Tahun 2008 melanjutkan studi ke SMA Negeri 1 Prambanan, Klaten dan lulus pada tahun 2011. Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa, dan Sastra Indonesia (PBSI) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hingga saat ini. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi ini disusun sebagai syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana.