Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMAN KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri
OLEH:
NURUL MAHMUDAH NPM: 14.1.01.02.0059P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMAN KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 NURUL MAHMUDAH NPM: 14.1.01.02.0059P Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Program StudiPendidikan Sejarah
[email protected] Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd. dan Drs. Yatmin, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Pelajaran sejarah sebenarnya adalah pembelajaran yang menyenangkan, akan tetapi kenyataannya selama ini pembelajaran sejaran dianggap pembelajaran yang membosankan, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa. hal ini bisa dilihat dari analisis nilai uji kompetensi siswa. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa mungkin saja disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan selama ini masih bersifat konvensional. Oleh karena itu peneliti mencoba alternatif pemecahan masalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran sejarah, disamping itu juga untuk meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas X SMAN Kesamben Tahun Pelajaran 2015/2016, melalui penerapan media pembelajaran Audiovisual. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMAN Kesamben yang berjumlah 32 siswa dengan komposisi 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan/observasi dan test formatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran Audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas X SMAN Kesamben. Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus I keaktifan siswa sebesar 70,31%, aktivitas guru adalah sebesar 73,68%, rata-rata hasil uji kompetensi sebesar 70,90% dan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 72%. Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil keaktifan siswa sebesar 90,63%, aktivitas guru sebesar 94,47%, rata-rata hasil uji kompetensi adalah 89,06% dan siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 93,75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media Audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Kata kunci: media audiovisual, hasil belajar sejarah
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG
guru dapat memilih media pembelajaran
Mata pelajaran sejarah sebenarnya
yang sesuai dengan kemampuan siswa
merupakan mata pelajaran yang sangat
khususnya
siswa
menyenangkan,
Kesamben.
Siswa
karena
didalamnya
kelas akan
X
SMAN
lebih
tertarik
terkandung amanat dan nilai-nilai luhur
dengan mata pelajaran sejarah, jika guru
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
menggunakan media yang cocok. Salah
akan tetapi dalam kenyataannya selama ini
satu
sejaarah dianggap sebagai pelajaran yang
digunakan adalah Audiovisual. Audiovisual
membosankan,
mengakibatkan
ialah suatu media pembelajaran yang dapat
rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini bisa
dilihat dan dapat didengar seperti film atau
dilihat dari analisis nilai uji kompetensi
video. Dalam membuat media harus bagus
siswa kelas X SMAN Kesamben Semester
dan menarik, agar siswa dapat lebih fokus
Ganjil yang masih dibawah KKM secara
pada materi yang disampaikan oleh guru.
klasikal. Rendahnya hasil belajar yang
Disini peneliti ingin mengetahui bagaimana
dicapai siswa mungkin saja disebabkan
cara
pembelajaran yang dilakukan selama ini
Audiovisual dan apakah penerapan media
masih bersifat konvensional. Guru terlalu
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil
mendominasi
belajar siswa.
sehingga
pembelajaran
sehinggan
media
pembelajaran
menerapkan
media
yang
dapat
pembelajaran
keterlibatan peserta didik dalam proses
Berdasarkan alasan diatas, akhirnya peneliti
pembelajaran
Dalam
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
pembelajaran konvensional siswa bukan
judul “ Penerapan Media Pembelajaran
lagi sebagai subyek melainkan obyek
Audiovisual Guna Meningkatkan Hasil
pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif
Belajar Sejarah Pada Siswa Kelas X
didalam mengikuti proses pembelajaran.
SMAN
sangat
kurang.
Di dalam proses belajar mengajar
Kesamben
Tahun
Pelajaran
2015/2016?
guru harus mempunyai strategi, sehingga
Didalam
kegiatan
pembelajaran
siswa dapat belajar secara efisien dan sesuai
guru dapat memilih media pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran. Salah satu
yang sesuai dengan kemampuan siswa
caranya adalah dengan menggunakan media
khususnya
siswa
pembelajaran yang sebaiknya diterapkan di
Kesamben.
Siswa
sekolah.
media
dengan mata pelajaran sejarah, jika guru
siswa
menggunakan media yang cocok. Salah
Guru
pembelajaran
menggunakan
untuk
membantu
akan
X
SMAN
lebih
tertarik
mengerti materi pembelajaran secara lebih
satu
mudah. Didalam kegiatan pembelajaran
digunakan adalah Audiovisual.
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
media
kelas
pembelajaran
yang
dapat
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Agar ruang lingkup permasalahan dalam
Adapun tujuan yang diharapkan
penelitian ini semakin jelas dan lengkap,
dari penelitian ini adalah :
maka perlu adanya pembatasan supaya
1) Meningkatkan peran aktif siswa dalam
tidak terjadi salah tafsir dan tidak kabur.
pembelajaran
Permasalahan
pembelajaran audiovisual pada siswa kelas
yang
diangkat
dalam
penelitian ini dibatasi pada: Media
yang digunakan
audiovisual
yang
memudahkan
guru
sejarah,
melalui
media
X SMAN Kesamben. 2) Meningkatkan adalah
berfungsi dalam
media
hasil belajar sejarah melalui penerapan
untuk
media pembelajaran audiovisual pada siswa
memberikan
kelas X SMAN Kesamben.
materi dan juga siswa dapat mengerti apa
Media Audiovisual disebut juga sebagai
yang disampaikan oleh guru. Media ini
media video. Video merupakan media yang
seperti film dan video. Materi yang akan
digunakan untuk menyampaikan pesan
digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran. Dalam media vidio terdapat
“tradisi sejarah pada masyarakat Indonesia
dua unsur yang saling bersatu yaitu audio
masa praaksara dan masa aksara”. Dan
dan
obyek yang diteliti adalah siswa kelas X-2
memungkinkan siswa
SMAN Kesamben.
pesan pembelajaran melalui pendengaran,
Berdasarkan latar belakang masalah yang
sedangkan unsur visual memungkinkan
telah dijelaskan diatas, maka rumusan
penciptaan
pesan
masalah dalam penelitian ini adalah :
visualisasi.
Menurut
Bagaimanakah upaya meningkatkan peran
(2011:172) bahwa media audi visual adalah
aktif siswa dalam
pembelajaran sejarah
jenis media yang selain mengandung unsur
melalui media pembelajaran Audiovisual
suara juga mengandung unsur gambar yang
pada siswa kelas X SMAN Kesamben? dan
bisa dilihat, misalnya rekaman vidio,
Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil
berbagai
belajar sejarah melalui Penerapan Media
Kemampuan media ini dianggap lebih baik
Pembelajaran Audiovisual
dan lebih menarik dalam pembelajaran.
pada siswa
kelas X SMAN Kesamben?
visual.
Adanya
ukuran
unsur untuk
audio
menerima
belajar
melalui
Wina
Sanjaya,
film,
slide
suara.
Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa sebagai
upaya meningkatkan hasil belajar sejarah
akibat perbuatan belajar dan bisa diamati
melalui Penerapan
Media Pembelajaran
melalui penampilan siswa ini (Gagne dan
pada siswa kelas X SMAN
Briggs) dalam buku Jamil Suprihatiningrum
Audiovisual Kesamben?
(2013:37). Dan menurut Rigeluth (1983) hasil belajar dapat dipakai sebagai pengaruh
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
yang memberikan suatu ukuran nilai dari
kebawah dan tingkat kemampuan siswa
metode (strategi) alternativ dalam kondisi
rata-rata sedang.
yang berbeda secara spesifiknya hasil
Penelitian
belajar
yang
Tindakan Kelas. Menurut Wardhani (2014:
diindikasikan sebagai suatu kemampuan
1.4) bahwa Penelitian Tindakan Kelas
yang
Sedangkan
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
menurut (Hamalik 2003:155) hasil belajar
didalam kelasnya sendiri melalui refleksi
adalah perubahan tingkah laku pada diri
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan
belajar siswa menjadi meningkat.
ketrampilan. Sedangkan menurut Djamarah
Menurut
(1997:2) hasil belajar adalah hasil yang
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan
diperoleh
melalui proses pengkajian berdaur yang
adalah
telah
suatu
kinerja
diperolehnya.
berupa
kesan-kesan
yang
ini
merupakan
Wardhani
(2014:2.3)
mengakibatkan perubahan dari dalam diri
terdiri
individu sebagai hasil dari aktivitas belajar
merencanakan,
yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
mengamati/observasi dan refleksi.
angka
Pelaksanaan
dan
huruf.
Menurut
Sudjana
dari
Penelitian
empat
bahwa
tahap
melakukan
penelitian
yaitu tindakan,
dan
observasi
(2010:22), hasil belajar adalah kemampuan
direncanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I
yang dimiliki siswa setelah menerima
dan siklus II. Dibuat dalam 2 siklus
pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem
(dalam
2006:125)
pengajaran yang telah dilaksanakan. Siklus
mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan
1 merupakan dasar dari pelaksanaan siklus
belajar ditandai dengan adanya perubahan
II. Siklus yang kedua merupakan perbaikan
perilaku
pembelajaran pada siklus I. Setiap siklus
Depdiknas,
kearah
positif
yang
relatif
permanen pada diri orang yang belajar
melalui 4 tahapan yaitu: perencanaan,
II. METODE
pelaksanaan,
Subyek penelitian ini adalah siswa-
Adapun
pengamatan
instrumen
dan
refleksi.
penelitian
yang
siswi kelas X-2 SMAN Kesamben Tahun
digunakan dalam penelitian ini adalah
Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 32
pengamatan/observasi dan tes formatif.
siswa dengan komposisi 12 siswa laki-laki
Pada penelitian ini menggunakan teknik
dan 20 siswa perempuan. Kelas ini dipilih
analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu
secara acak. Sebagian besar siswa ini
metode
berasal
menggambarkan
kalangan
ekonomi
menengah
penelitian
yang
kenyataan
bersifat atau
fakta
sesuai dengan data yang diperoleh dengan NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
tujuan untuk mengetahui hasil belajar /
= 73,6%
prestasi belajar yang dicapai siswa serta aktivitas
siswa
selama
b. Lembar observasi aktivitas siswa.
proses
Untuk
menghitung
pembelajaran.`Untuk mengetahui tingkat
aktivitas
keberhasilan atau prosentase keberhasilan
penjumlahan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap
kegiatan,
putarannya,
jumlah siswa, selanjutnya dikalikan 100%.
dilakukan
memberikan evaluasi
dengan
cara
berupa soal tes
dengan
ini,
peneliti
membuat
berpedoman
Kompetensi
dan
pada
Kompetensi
Dasar.
Untuk menghitung presentasi aktivitas guru Peneliti melakukan penjumlahan hasil yang
P
membagi
dengan
=
x 100%
2. Untuk menilai uji kompetensi atau tes formatif.
diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi
tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif. Hal ini dapat dirumuskan : M =
diperoleh dalam pengamatan guru setiap kategori, yang selanjutnya dibagi dengan
Dengan
jumlah
M
diperoleh
setiap
dengan jumlah siswa yang ada di kelas
a. Lembar observasi aktivitas guru
sehingga
kemudian
siswa
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang
Untuk lembar pengamatan/observasi.
yang
aktivitas
melakukan
Standar
statistik sederhana yaitu :
aspek
Peneliti
soal
Analisa ini dihitung dengan menggunakan
1.
,
Pengamatan siswa digunakan rumus :
tertulis pada setiap akhir putaran. Pada penelitian
siswa
presentase
diamati
tersebut
presentasi
= Mean (nilai rata-rata)
hasil
= Jumlah semua nilai siswa
pengamatan aktivitas guru. Rumus yang
= Jumlah siswa keseluruhan
digunakan :
(Sujiono, 2006:43)
P =
3. Untuk ketuntasan belajar
x 100%
Untuk menghitung prosentase ketuntasan
(Purwanto, 2008:112) Misalnya, hasil pengamatan aktivitas guru pada kategori baik memperoleh jumlah 14 pernyataan,
sedangkan
total
item
pengamatan ada 19 pernyataan, maka
belajar digunakan rumus sebagai berikut : P =
x 100%
III. HASIL DAN KESIMPULAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
presentase aktivitas guru yang mendapat
dilaksanakan
kategori baik adalah :
Kesamben,
P =
Carangrejo
x 100%
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
di
kelas
X-2
SMAN
Jalan
Balai
Desa
No.
hadir
semua,
Kesambea
3
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
didukung dengan sarana dan prasarana yang
yang mempunyai prestasi yang baik saja
memadai,
tetapi
dan
juga
dihadiri
oleh
kolaborator.
melibatkan
siswa
yang
mempunyai prestasi kurang baik, selain itu
Pelaksanaan
Tindakan
Pembelajaran
Siklus I.
guru juga melakukan bimbingan selama proses pembelajaran. Pembimbingan ini
Guru telah mengembangkan potensi siswa
juga
melalui
media
terutama diberikan kepada siswa yang
pembelajaran
mempunyai kemampuan kurang. Guru juga
audiovisual serta dengan melibatkan siswa
lebih memperhatikan siswa ketika proses
dalam proses pembelajaran, Pengembangan
belajar mengajar sehingga siswa lebih
potensi siswa tidak hanya pada aspek
bertanggung jawab dalam melaksanakan
pengetahuan saja, tetapi juga pada aspek
tugas yang diberikan oleh guru. Guru juga
sikap.
sikap
membuat yel-yel untuk menghilangkan
mengemukakan
ketegangan didalam kelas setelah selesai
Siswa
toleransi
mengembangkan
dan
berani
pendapat, bertanya jawab baik dengan teman,
maupun
guru,
mempresentasikan
serta
hasil
berani
Media audiovisual ini ternyata dapat
kerja
meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta
kelompoknya.
meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Pengembangan media pembelajaran audiovisual
kegiatan serta memberikan penghargaan.
ini
ternyata
dapat
Hal ini terbukti aktivitas guru di siklus II mengalami
peningkatan
dari
siklus
I
meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas
sebesar 20,32%, yaitu aktivitas siswa pada
siswa, serta meningkatkan hasil belajar
siklus I sebesar 70,31% menjadi 90,63%
siswa, dimana rata-rata hasil uji kompetensi
pada siklus II setelah diberikan media
sebelum penelitian 60,80 dan mengalami
audiovisual yang disempurnakan dengan
peningkatan pada siklus I sebesar 70,90
memperhatikan kekurangan dan kelemahan
setelah
pada siklus I.
disajikan
media
pembelajaran
audiovisual. Pelaksanaan
Aktivitas guru juga mengalami peningkatan Tindakan
Pembelajaran
pada siklus II dibandingkan aktivitas pada siklus I. Pada siklus II aktivitas guru
Siklus II Dari pengamatan yang dilakukan
sebesar 94,47%, sedangkan aktivitas guru
selama siklus II peneliti berupaya untuk
pada siklus I sebesar 73,68%. Aktivitas
mengubah
perlakuan
menjadi
guru meningkat sebesar 20,79%. Demikian
kelemahan
pada
sebelumnya
pula rata-rata hasil belajar siswa mengalami
misalnya guru dalam melakukan aktivitas
kenaikan dari pra siklus (60,80), siklus I
pembelajaran tidak hanya melibatkan siswa
(70,90). Terdapat kenaikan sebesar (10,1).
yang
siklus
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa
masih belum tuntas, dan ketuntasan diatas
meningkat sebesar (18,16), rata-rata hasil
80% melebihi yang ditargetkan. Dari
belajar siswa menjadi (89,06). Sedangkan
rangkaian siklus yang telah dilaksanakan,
presentase ketuntasan belajar siswa sebelum
maka dapat disimpulkan sebagaimana tabel
tindakan
dibawah ini :
sebesar
54%
peningkatan sebesar 18% menjadi 72%.
mengalami pada siklus I
Rekapitulasi Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Tindakan
Pada siklus II presentasi
ketuntasan siswa mencapai 93,75% atau terjadi
peningkatan
sebesar
21,75%
dibandingkan ketuntasan pada siklus I.
No.
Uraian
1.
Aktivitas
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :
Sebelum
Siklus
Siklus
Ket.
PTK
I
II
Dominan
73,6%
94,4%
Naik
Rendah
70,31
90,63
Naik
%
%
60,80
70,90
89,06
Naik
54%
72%
93,75
Naik
Guru
Peran aktif siswa, peran aktif guru serta hasil
belajar
siswa
meningkat
dalam
2.
Peran aktif siswa
kegiatan pembelajaran sejarah materi tradisi sejarah
masyarakat
praaksara
dan
Indonesia
masa
aksara
masa
3.
Hasil belajar siswa
melalui
penerapan media pembelajaran audiovisual
4.
Persentase ketuntasan
%
pada siklus I, tetapi peningkatan tersebut belum
maksimal
karena
siswa
baru
mengikuti media pembelajaran tersebut. Aktivitas guru juga belum maksimal dalam mengelola pembelajaran. 2. Peran aktif siswa, peran aktif guru serta hasil
belajar
siswa
meningkat
dalam
100 80 60 40 20 0
Siklus 1
kegiatan pembelajaran sejarah materi tradisi sejarah praaksara
masyarakat dan
masa
Indonesia aksara
masa
Siklus 1
melalui
Siklus 2
penerapan media pembelajaran audiovisual Pada siklus II dibandingkan siklus I. Guru berusaha
mengoptimalkan
pembelajaran
pada siklus II, sehingga aktivitas guru dan siswa meningkat yang berimplikasi pada Grafik
meningkatnya hasil belajar siswa. Pada
Aktivitas Guru, Siswa, Hasil Belajar Siswa Ketuntasan
siklus II 30 siswa tuntas, sedangkan 2 siswa
Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Siklus I dan II
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
IV. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri.W. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Yogjakarta: Gava Media Depdiknas. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina, 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakaarta: Kencana Pranada Media. Slameto. 2013. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjiono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta Rajawali Pers. Waryanto, NurHadi. 2007. Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran. (online). 2: l4, tersedia: http://www.google.com/url. Penggunaan Media Audiovisual dalam Menunjang Pembelajaran. Pdf diunduh tanggal, 15 September 2015.
NURUL MAHMUDAH.|14.1.01.02.0059P FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 11||