IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI IM KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI NOMOR 002/TAP/DPM IM STT NF/II/2015 TENTANG PROSEDUR TETAP HUBUNGAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA DAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI Menimbang: a. bahwa berfungsinya Dewan Perwakilan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri sebagai lembaga tinggi Ikatan Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri merupakan amanat dari AD/ART IM STT NF; b. bahwa untuk menjalankan fungsi Badan Eksekutif Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri dan Dewan Perwakilan Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri diperlukan adanya pengoptimalan dan kejelasan pelaksanaan pengawasan Dewan Perwakilan Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri; c. bahwa berdasarkan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b maka Dewan Perwakilan Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri perlu membentuk ketetapan mengenai Prosedur Tetap Hubungan Dewan Perwakilan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri tahun 2015. DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI MEMUTUSKAN Menetapkan: KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI TENTANG PROSEDUR TETAP HUBUNGAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA DAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI
BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Pengertian Pasal 1 Dalam ketetapan ini yang dimaksud dengan : 1.
STT Terpadu Nurul Fikri untuk selanjutnya disebut STT NF.
2.
Mahasiswa adalah seluruh mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri dari semua jenjang yang ada di lingkungan STT NF.
3.
Ikatan Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri, yang selanjutnya disebut IM STT NF adalah kesatuan formal dan legal bagi seluruh aktivitas kemahasiswaan di STT Terpadu Nurul Fikri.
4.
Anggaran Dasar / Aturan Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri, yang selanjutnya disebut AD/ART IM STT NF, adalah peraturan dasar bagi seluruh kegiatan kemahasiswaan di IM STT NF.
5.
Dewan Perwakilan Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri, yang selanjutnya disebut DPM IM STT NF adalah lembaga tertinggi dalam IM STT NF yang memiliki kekuasaan legislatif dan yudikatif.
6.
Badan Eksekutif Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri, yang selanjutnya disebut BEM IM STT NF adalah lembaga tinggi dalam IM STT NF yang memiliki kekuasaan eksekutif.
7.
Komisi III pengawasan dalah alat kelengkapan DPM IM STT NF yang menjalankan fungsi pengawasan BEM IM STT NF oleh DPM IM STT NF.
8.
Garis-garis Besar Haluan Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri, yang selanjutnya disebut GBHK BEM IM STT NF adalah pedoman BEM IM STT NF dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya yang dirumuskan dalam garisgaris besar sebagai pernyataan kehendak mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri yang ditetapkan oleh DPM IM STT NF guna menunjang tercapainya tujuan Ikatan Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri.
9.
Program kerja terencana adalah kegiatan yang dibuat di awal kepengurusan.
10. Program kerja insidental adalah kegiatan diluar program kerja terencana.
11. Penyikapan BEM IM STT NF adalah bentuk-bentuk penyikapan politik luar IM STT NF baik secara lisan, tulisan maupun bentuk lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan aturan yang berlaku umum. 12. Hak Interpelasi adalah hak untuk meminta keterangan kepada lembaga terkait tentang suatu kebijakan lembaga tersebut. 13. Hak Angket adalah hak untuk melakukan penyelidikan kepada lembaga terkait tentang suatu kebijakan lembaga tersebut. 14. Turun lapangan adalah bentuk pengawasan terhadap kegiatan BEM IM STT NF dengan cara berinteraksi langsung dengan panitia penyelenggara atau ikut serta dalam kegiatan BEM IM STT NF. Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Pasal 2 1.
Maksud dibuatnya ketetapan ini adalah memberi arahan dan landasan kerja yang jelas dalam hubungan antara DPM IM STT NF dan BEM IM STT NF dalam lingkup IM STT NF.
2.
Tujuan ketetapan ini adalah: a.
menjamin berjalannya peran pengawasan DPM IM STT NF terhadap BEM IM STT NF.
b.
menjamin BEM IM STT NF dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan AD/ART IM STT NF dan GBHK BEM IM STT NF. BAB II HUBUNGAN DPM IM STT NF DAN BEM IM STT NF Bagian Pertama Wewenang DPM IM STT NF Pasal 3
1.
DPM IM STT NF berwenang untuk mengawasi kinerja lembaga-lembaga di STT Terpadu Nurul Fikri.
2.
DPM IM STT NF berwenang untuk menilai laporan pertanggungjawaban BEM IM STT NF.
3.
DPM IM STT NF dapat menggunakan hak interpelasi dan hak angket.
4.
DPM
IM
STT
NF
berwenang
membuat
mekanisme
penerimaaan
dan
penindaklanjutan rancangan anggaran keuangan BEM IM STT NF setiap periode kepengurusan. Bagian Kedua
Kewajiban BEM IM STT NF Pasal 4 1.
BEM IM STT NF berkewajiban untuk meminta pengesahan program kerja pada DPM IM STT NF diawal periode kepengurusan.
2.
BEM IM STT NF berkewajiban untuk memberikan laporan pertanggungjawaban kepada DPM IM STT NF.
3.
BEM IM STT NF berkewajiban untuk memberikan tanggapan atas penggunaan hak interpelasi dan hak angket yang disampaikan oleh DPM IM STT NF.
4.
BEM IM STT NF berkewajiban untuk menghadiri Rapat Koordinasi yang diselenggarakan oleh DPM IM STT NF.
5.
BEM IM STT NF menyerahkan salinan Proposal Kegiatan untuk setiap program kerja kepada DPM IM STT NF.
BAB III PENGESAHAN PROGRAM KERJA BEM IM STT NF Bagian Pertama Jenis Program Kerja BEM IM STT NF Pasal 5 Program kerja BEM IM STT NF terdiri dari: 1.
Program kerja terencana.
2.
Program kerja insidental. Bagian Kedua Mekanisme Pengesahan dan Pelaporan Program Kerja BEM IM STT NF Pasal 6
Alur Pengesahan Program Kerja Terencana BEM IM STT NF adalah sebagai berikut: 1.
Rancangan program kerja dibahas di dalam rapat kerja BEM IM STT NF.
2.
BEM IM STT NF menyerahkan rancangan program kerja terencana di awal kepengurusan.
3.
Apabila terdapat hal-hal yang perlu diperjelas oleh BEM IM STT NF terkait dengan program kerja yang telah disusun, DPM IM STT NF melakukan Rapat Koordinasi dengan BEM IM STT NF terkait program kerja BEM IM STT NF setelah pelaksanaan rapat kerja BEM IM STT NF.
4.
Setelah rapat kerja BEM IM STT NF dilaksanakan, DPM IM STT NF mengesahkan program kerja BEM IM STT NF melalui rapat pleno DPM IM STT NF. Pasal 7
Mekanisme Pelaporan Program Kerja Insidental : 1.
BEM IM STT NF memberikan surat laporan kepada DPM IM STT NF selambatlambatnya 1x24 jam sebelum pelaksanaan program kerja insidental tersebut.
2.
DPM IM STT NF dapat melakukan Rapat Koordinasi kepada BEM IM STT NF terkait program kerja insidental tersebut. Pasal 8
1.
BEM IM STT NF menyerahkan salinan Proposal Kegiatan untuk setiap program kerja kepada DPM IM STT NF selambat-lambatnya 7x24 jam sebelum kegiatan dilaksanakan.
2.
Apabila terjadi perubahan terhadap program kerja yang telah direncanakan, BEM IM STT NF wajib memberikan laporan kepada DPM IM STT NF.
Bagian Ketiga Pengesahan Rancangan Program Kerja Pasal 9 Rancangan program kerja BEM IM STT NF harus memuat hal-hal berikut: 1.
Nama Kegiatan
2.
Landasan Kegiatan
3.
Tujuan Kegiatan
4.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
5.
Deskripsi Kegiatan
6.
Sasaran Kegiatan
7.
Penanggung Jawab Kegiatan
8.
Anggaran Dana
9.
Parameter Keberhasilan Kegiatan Pasal 10
Parameter-parameter yang digunakan dalam mempertimbangkan pengesahan Program Kerja BEM IM STT NF adalah sebagai berikut: 1.
Kesesuaian dengan AD/ART IM STT NF.
2.
Kesesuaian dengan GBHK BEM IM STT NF.
BAB IV PENGAWASAN BEM IM STT NF Bagian Pertama Bentuk Pengawasan Pasal 11
Bentuk pengawasan DPM IM STT NF terhadap BEM IM STT NF terdiri dari: 1.
Rapat Koordinasi berkala
2.
Rapat Koordinasi insidental
3.
Turun lapangan Bagian Kedua Mekanisme Pengawasan Pasal 12
1. Rapat Koordinasi berkala bertujuan untuk mengetahui perkembangan kegiatan dari program kerja BEM IM STT NF. 2. Rapat Koordinasi berkala melibatkan bidang di BEM IM STT NF dan penangung jawab pengawasan. 3. Rapat Koordinasi berkala dilaksanakan minimal satu bulan sekali. 4. Rapat Koordinasi berkala dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan Komisi III Pengawasan DPM IM STT NF. 5. Hasil dari Rapat Koordinasi berkala tidak digunakan untuk menilai kinerja BEM IM STT NF. 6. Rapat Koordinasi berkala bersifat tertutup kecuali ditentukan lain. 7. Hasil dari Rapat Koordinasi berkala dapat dipublikasikan kepada seluruh mahasiswa STT NF melalui media cetak dan elektronik yang dapat diakses. Pasal 13 1. Rapat Koordinasi insidental berfungsi: a. Meminta keterangan dan laporan terkait kejadian luar biasa dalam pelaksanaan kegiatan BEM IM STT NF; b. Mengadakan penyelidikan terhadap pihak-pihak terkait 2. Rapat Koordinasi insidental bersifat tertutup kecuali ditentukan lain. 3. Hasil dari Rapat Koordinasi insidental tidak digunakan untuk menilai kinerja BEM IM STT NF. Pasal 14 1. Turun lapangan adalah bentuk pengawasan terhadap kegiatan BEM IM STT NF dengan cara berinteraksi langsung dengan panitia penyelenggara atau ikut serta dalam kegiatan BEM IM STT NF. 2. Kegiatan BEM IM STT NF yang akan dikenai turun lapangan akan ditentukan kemudian oleh DPM IM STT NF. 3. Turun lapangan dilakukan untuk menyesuaikan keterangan tentang kegiatan BEM IM STT NF terhadap pelaksanaannya.
4. Penanggung jawab pengawasan melakukan turun lapangan terhadap kegiatan BEM IM STT NF setelah berkoordinasi dengan komisi III pengawasan . 5. Hasil dari turun lapangan digunakan untuk menilai kinerja BEM IM STT NF
BAB V MEKANISME PENYIKAPAN BEM IM STT NF Bagian Pertama Bentuk-bentuk penyikapan BEM IM STT NF Bentuk-bentuk penyikapan yang dapat dilakukan oleh BEM IM STT NF adalah : 1.
Aksi, baik aksi demonstrasi dengan pengerahan massa maupun aksi simpatik yang dilakukan di tempat-tempat strategis di dalam maupun diluar kampus.
2.
Mimbar bebas berupa orasi, seruan, pernyataan sikap yang dihadiri massa dan publik figur.
3.
Pernyataan sikap, merupakan bentuk penyikapan yang dikeluarkan melalui penyebaran pernyataan sikap yang dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan antara lain : a.
Konferensi pers, baik melalui media elektronik maupun media cetak
b.
Pernyataan sikap dihadapan sasaran strategis atau momen-momen penting
c.
Tulisan pada kertas yang disebarkan kepada publik maupun media massa
d.
Pernyataan sikap berupa tulisan yang dikirimkan kepada pihak-pihak tertentu yang diharapkan memperhatikan dan memenuhinya
e.
Dan bentuk-bentuk lain yang legal serta tidak bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku.
4.
Bentuk-bentuk penyikapan lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan aturan yang berlaku. Bagian Kedua Alur Penyikapan Pasal 16
1.
2.
Bentuk alur penyikapan: a.
Sesuai dengan alur program kerja yang telah disahkan
b.
Diluar alur program kerja yang telah disahkan
Alur penyikapan pada ayat 1 point (b), BEM IM STT NF wajib menyampaikan surat laporan kegiatan secara langsung kepada Ketua DPM IM STT NF untuk seluruh bentuk penyikapan yang mengatasnamakan IM STT NF.
3.
Dalam kondisi darurat, pemberitahuan dapat dilakukan secara lisan sebelum penyikapan dilakukan kepada Ketua Komisi III Pengawasan
dengan tetap
memberikan
surat
pemberitahuan
selambat-lambatnya
1x24
jam
setelah
pemberitahuan lisan diterima. 4.
Surat laporan kegiatan atau surat pemberitahuan diharuskan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Minimal berisi hari, tanggal, jam pelaksanaan, tujuan, sasaran, agenda, estimasi peserta, penanggungjawab, estimasi dan sumber dana, serta muatan dan/atau contoh media yang digunakan. b. Bila dilakukan bersama elemen atau lembaga lainnya di luar IM STT NF, maka dalam surat tersebut harus dicantumkan dengan jelas nama elemen atau lembaga tersebut.
Bagian Ketiga Pengawasan Penyikapan Pasal 17 1.
Setelah mengeluarkan rekomendasi penyikapan untuk BEM IM STT NF, penanggung jawab pengawasan penyikapan kegiatan BEM IM STT NF ialah Komisi III Pengawasan.
2.
DPM IM STT NF akan melakukan Rapat Koordinasi untuk meminta penjelasan langsung perihal penyikapan yang dilakukan oleh BEM IM STT NF.
3.
Penjelasan dari BEM IM STT NF minimal meliputi hal-hal sebagai berikut, antara lain: a. Isu dan agenda yang dibawa; b. Bentuk penyikapan yang dilakukan.
4.
Penjelasan dilakukan oleh pengurus BEM IM STT NF sesuai urutan prioritas berikut: a. Presiden Mahasiswa BEM STT NF, jika berhalangan dapat digantikan oleh Wakil Presma BEM IM STT NF. b. Koordinator bidang terkait c. Kepala Kementrian/Dept/Biro/Divisi terkait d. PJ/koordinator lapangan penyikapan BAB VI PENILAIAN BEM IM STT NF Bagian Pertama Sumber Penilaian Pasal 18
Sumber penilaian kerja BEM IM STT NF berasal dari: 1.
Mahasiswa STT NF
2.
Anggota DPM IM STT NF Bagian Kedua Mekanisme Penilaian Pasal 19
1.
Penilaian kerja BEM IM STT NF yang dilakukan oleh Mahasiswa STT NF difasilitasi oleh DPM IM STT NF.
2.
Mahasiswa STT NF yang dimaksud disini adalah seluruh mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri yang bukan termasuk anggota DPM IM STT NF dan pengurus BEM IM STT NF.
3.
Hasil penilaian kerja BEM IM STT NF yang dilakukan oleh mahasiswa STT NF berkontribusi sebesar 40% dari total penilaian kerja BEM IM STT NF. Pasal 20
1.
Penilaian kerja BEM IM STT NF yang dilakukan oleh DPM IM STT NF difasilitasi oleh Komisi III Pengawasan.
2.
Penilaian kerja BEM IM STT NF yang dilakukan oleh DPM IM STT NF berasal dari:
3.
a.
Turun lapangan (20%).
b.
Penilaian laporan Pertanggungjawaban 100 hari BEM IM STT NF (15%).
c.
Penilaian laporan Pertanggungjawaban tengah tahun BEM IM STT NF (25%).
d.
Penilaian laporan pertanggungjawaban akhir tahun BEM IM STT NF (40%).
Hasil penilaian kinerja BEM IM STT NF oleh DPM IM STT NF berkontribusi sebesar 60% dari total penilaian kinerja BEM IM STT NF.
BAB VII LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BEM IM STT NF Bagian Pertama Jenis Laporan Pertanggungjawaban BEM IM STT NF Pasal 21 Laporan pertanggungjawaban BEM IM STT NF terdiri dari: 1.
Laporan pertanggungjawaban 100 hari pertama.
2.
Laporan pertanggungjawaban tengah tahun.
3.
Laporan pertanggungjawaban akhir tahun.
Bagian Kedua Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Pasal 22 1.
Laporan pertanggungjawaban 100 hari pertama adalah laporan pertanggungjawaban BEM IM STT NF yang dilaporkan secara lisan dan tertulis kepada DPM IM STT NF.
2.
Penetapan waktu 100 hari pertama kepengurusan ditentukan oleh DPM IM STT NF.
3.
Mekanisme laporan pertanggung jawaban 100 hari ditentukan oleh DPM IM STT NF.
4.
Laporan pertanggungjawaban 100 hari pertama BEM IM STT NF harus diserahkan kepada DPM IM STT NF selambat-lambatnya 3x24 jam sebelum waktu presentasi LPJ.
5.
Presentasi laporan pertanggungjawaban 100 hari di fasilitasi oleh DPM IM STT NF. Pasal 23
1.
Laporan pertanggungjawaban tengah tahun adalah laporan pertanggungjawaban BEM IM STT NF yang dibuat pada saat tengah tahun kepengurusan BEM IM STT NF.
2.
Penetapan waktu tengah tahun kepengurusan BEM IM STT NF ditentukan oleh DPM IM STT NF.
3.
Format laporan pertanggungjawaban tengah tahun ditentukan oleh DPM IM STT NF.
4.
Laporan pertanggungjawaban tengah tahun BEM IM STT NF harus diserahkan kepada DPM IM STT NF selambat-lambatnya 7x24 jam sebelum waktu presentasi LPJ.
5.
Presentasi laporan pertanggungjawaban tengah tahun difasilitasi oleh DPM IM STT NF. Pasal 24
1.
Laporan pertanggungjawaban akhir tahun adalah laporan pertanggungjawaban BEM IM STT NF yang dibuat pada saat akhir tahun kepengurusan BEM IM STT NF.
2.
Penetapan waktu akhir tahun kepengurusan BEM IM STT NF ditentukan oleh DPM IM STT NF.
3.
Format laporan pertanggungjawaban akhir tahun ditentukan oleh DPM IM STT NF.
4.
Laporan pertanggungjawaban akhir tahun BEM IM STT NF harus diserahkan kepada DPM IM STT NF selambat-lambatnya 7x24 jam sebelum waktu presentasi LPJ.
5.
Presentasi laporan pertanggungjawaban akhir tahun difasilitasi oleh DPM IM STT NF. Bagian Ketiga Penilaian Laporan Pertanggungjawaban Pasal 25
1.
Proses penilaian Laporan pertanggungjawaban BEM IM STT NF oleh DPM IM STT NF difasilitasi oleh komisi III Pengawasan.
2.
Hasil penilaian laporan pertanggungjawaban BEM IM STT NF dipublikasikan oleh DPM IM STT NF kepada mahasiswa STT NF. BAB VIII SANKSI Bagian Pertama Bentuk Sanksi Pasal 26
Sanksi terhadap BEM IM STT NF terdiri atas: 1.
Peringatan tertulis
2.
Pemotongan nilai kinerja BEM IM STT NF
3.
Rekomendasi pemberhentian Presiden BEM IM STT NF Bagian Kedua Mekanisme Pemberian Sanksi Pasal 27
1.
Sanksi tertulis diberikan jika BEM IM STT NF: a. melanggar ketentuan yang terdapat di dalam AD/ART IM STT NF serta peraturan perundangundangan lainya yang dibuat oleh DPM IM STT NF. b. tidak kooperatif sehingga mengganggu kinerja DPM IM STT NF dalam melakukan fungsi pengawasan.
2.
Pengajuan usul pemberian sanksi peringatan tertulis dapat dilakukan oleh seluruh anggota DPM IM STT NF.
3.
Pembahasan usul pemberian sanksi peringatan tertulis dilakukan melalui musyawarah anggota DPM IM STT NF setelah diajukan oleh sekurang-kurangnya dua anggota DPM IM STT NF.
4.
Berkaitan dengan usul pemberian sanksi peringatan tertulis, DPM IM STT NF melakukan Rapat Koordinasi insidental dengan BEM IM STT NF
5.
Keputusan untuk memberikan sanksi peringatan tertulis kepada BEM IM STT NF dilakukan melalui sidang anggota DPM IM STT NF.
6.
Sanksi peringatan tertulis dipublikasikan kepada mahasiswa STT NF oleh DPM IM STT NF. Pasal 28
1.
Sanksi pemotongan nilai kinerja BEM IM STT NF diberikan jika BEM IM STT NF: a. mendapatkan 5 kali sanksi peringatan tertulis untuk kesalahan yang berbeda. b. mendapatkan 3 kali sanksi peringatan tertulis untuk kesalahan yang sama.
2.
Sanksi pemotongan nilai kinerja BEM IM STT NF adalah sebesar 5% dari total penilaian kerja BEM IM STT NF.
3.
Pengajuan usul sanksi pemotongan nilai kinerja BEM IM STT NF dilakukan oleh anggota DPM IM STT NF.
4.
Keputusan untuk memberikan sanksi pemotongan nilai kinerja kepada BEM IM STT NF dilakukan melalui sidang anggota DPM IM STT NF
5.
Sanksi pemotongan nilai kinerja BEM IM STT NF dipublikasikan oleh DPM IM STT NF kepada mahasiswa STT NF. Pasal 29
1.
Sanksi rekomendasi pemberhentian Presiden Mahasiswa BEM IM STT NF diberikan Presiden Mahasiswa BEM IM STT NF: a. status tersangka pidana hukum nasional; b. melakukan pelanggaran terhadap AD/ART IM STT NF; c. dan tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden Mahasiswa BEM IM STT NF.
2.
Pembahasan usul pemberian sanksi rekomendasi pemberhentian Presiden Mahasiswa BEM IM STT NF dilakukan melalui sidang anggota DPM IM STT NF.
3.
Berkaitan dengan usul pemberian sanksi rekomendasi pemberhentian Presiden Mahasiswa BEM IM STT NF, DPM IM STT NF melakukan Rapat Koordinasi dengan BEM IM STT NF.
4.
Keputusan untuk memberikan sanksi rekomendasi pemberhentian kepada Presiden Mahasiswa BEM IM STT NF dilakukan melalui sidang anggota DPM IM STT NF.
5.
Sanksi rekomendasi pemberhentian Presiden Mahasiswa BEM IM STT NF dipublikasikan oleh DPM IM STT NF kepada mahasiswa STT NF. Bagian Ketiga Pembelaan Pasal 30
1.
Setelah pemberian sanksi, BEM IM STT NF berhak melakukan pembelaan.
2.
Pembelaan dilakukan melalui mekanisme sidang anggota DPM IM STT NF.
BAB IX PENUTUP Pasal 31 1.
Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
2.
Dengan diberlakukannya ketetapan ini, maka ketetapan yang mengatur tentang peraturan yang serupa dinyatakan tidak berlaku lagi.
3.
Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diatur kemudian.
Ditetapkan di: Jakarta Selatan Pada tanggal : 9 Februari 2015 Pukul
: 15.00 DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA IM STT TERPADU NURUL FIKRI
Ketua umum
Mahadi NIM. 0110112016