IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS KURIKULUM 2013 DI SMPN 03 TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH:
DEBY UTAMI RIZKI 1110011000020
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M
ABSTRAK Nama : Deby Utami Rizki NIM :1110011000020 Judul Skripsi: Implementasi Pembelajaran PAI Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan
Penelitian ini tentang Implementasi Pembelajaran PAI Berdasarkan Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan metode kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran PAI berdasarkan kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar pada tahap persiapan pelaksanaan pembelajaran guru-guru PAI menyusun berbagai program secara mandiri yaitu program tahunan, program semester, program remedial, pengayaan dan pengembangan diri dan penyusunan RPP. Pada proses pelaksanaan pembelajaran sebagian besar guru terutama guru PAI telah mengurangi menggunakan metode ceramah dalam mengajar dan memilih metode yang sesuai dengan materi. Pada tahap evaluasi pembelajaran, guru melakukan penilaian diri atau penilaian sikap dan penilaian autentik serta melaksanakan remedial bagi siswa yang belum mencapai KKM.
i
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taifiq serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan dan suri tauladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Do’a dan salam semoga terlimpahkan kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi dan dialami penulis, baik menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data, maupun biaya dan sebagainya. Namun dengan kerja keras dan kesungguhan hati serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Dr. Dimyati, MA. Dosen Pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan kepada penulis. 5. A. Irfan Mufid, MA. Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis. 6. Segenap Dosen Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarief Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
ii
7. Bpk Maryono, SE. M. M.Pd, Kepala sekolah SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. 8. Ibu Chairunnisa, S.Pd., bpk Rendra, S.pd, dan bpk. Anwar, S.Pd Guru PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang telah membantu dalam proses pelaksanaan penelitian. 9. Ibu dan Bapak tercinta, juga Mama dan Papa tersayang terimakasih atas
segala
do’a,
nasehat,
kesabaran,
luapan
kasih
sayang,
pengorbanan, dorongan moral maupun material, dan spiritual yang selalu diberikan kepada penulis. 10. Suami tercinta Fahmi Fathruh Zain, Anakku tersayang Fawwaz Avicenna Zain yang selalu menemani dan selalu memberikan semangat dan mewarnai hidupku. 11. Sahabat-sahabatku tersayang Reren, Eva, Fitri, Ziah, Wiwit, Temanteman kelas A angkatan 2010 dan Teman-teman PAI Angkatan 2010 terimakasih atas segala masukan, motivasi dan dukungan dari kalian semua. Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan, harapan
dan
semoga
pihak
yang
telah
membantu
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin
Jakarta, 12 Maret 2015
Deby Utami Rizki
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK ………………………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
iii
PENDAHULUAN ………………………………………
BAB I
1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………… 1 B. Pembatasan Masalah …..………………………………………………….. 6 C. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 6 D. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 6 E. Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 7 BAB II
KAJIAN TEORITIS …………………………………… 8
A. Kurikulum 2013 …………………………………………………………. 8 1. Pengertian Kurikulum ……………….………………………………
8
2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ………………………… 12 3. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013 ………………………………
15
B. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ………………………………. 20 1. Pengertian Implementasi .................……………………………….
20
2. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Proses Belajar Mengajar …...
21
3. Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik ………………………. 34 4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian…………………………………… 43 5. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian …………………
37
C. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 39 BAB III
METODELOGI PENELITIAN ……………………… 41
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ……………………………………
iv
41
B. Metodelogi Penelitian ………………………………………………
41
C. Sumber Data ………………………………………………………
42
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………
43
E. Teknik Analisis Data ………………………………………………
45
HASIL PENELITIAN ………………………………
53
A. Profil SMP Negri 03 Tangerang Selatan …………………………
47
B. Implementasi Pembelajaran PAI Berdasarkan Kurikulum 2013…
55
BAB VI
BAB V
PENUTUP …………………………………………
73
A. Kesimpulan ………………………………………………………
73
B. Saran ………………………………………………………………
74
DAFTAR ISI .......................................................................................
75
LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan menjadi maju apabila Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas atau bermutu tinggi. Adapun mutu bangsa di kemudian hari tergantung pada pendidikan yang diberikan generasi masa kini, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan berjangka panjang, di mana berbagai aspek yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan satu sama lain dan bermuara pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan hidup dan keterampilan hidup. Untuk mengsukseskan tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Sebab dalam prosesnya banyak hal yang harus diperhatikan, di antaranya kebijakan pemerintah yang memihak kepada masyarakat, anggaran dana pendidikan direalisasikan, visi, misi dan tujuan pendidikan yang jelas, peningkatan profesionalisme guru, sarana dan prasarana yang memadai serta kurikulum yang matang dan mudah diakses oleh seluruh pelaksana pendidikan di berbagai satuan pendidikan.1
Hakikatnya, pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sebagai proses dan upaya untuk mentransformasikan manusia muda menjadi manusia yang dilekati dengan kemanusiaan sesuai dengan kodratnya, yakni bermanfaat bagi dirinya, sesama, dan dalam lingkungannya. Dalam hakikat yang mulia tersebut, pada praktiknya lembaga pendidikan menemui sejumlah tantangan yang wajib diperhatikan. Tantangan berat salah satunya ialah 1
Mida Latifatul.M, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013), cet. Ke-1,
h.5-6
1
perubahan zaman yang terus berubah. Respons dunia pendidikan terhadap perkembangan zaman ialah dengan melakukan pergantian kurikulum. Ini merupakan salah satu faktor mengapa secara berkala, kurikulum pendidikan diperbaharui untuk dikembangkan dengan menonjolkan aspek yang dipandang lebih baik dan meminimalisasi kelemahan atau kekurangan dari kurikulum sebelumnya. Jadi, secara lebih jelas, kurikulum terbaru merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.2 Upaya penyempurnaan kurikulum tidak lain, demi mewujudkan sistem pendidikan nasional yang kompetitif dan selalu relevan dengan perkembangan zaman yang senantiasa menjadi tuntutan. Hal ini sejalan dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.3 Perlu disadari juga bahwa pendidikan Agama Islam atau PAI sebagaimana naturenya harus lebih diarahkan untuk sampai pada proses internalisasi nilai menjadi sikap dan kepribadian peserta didik. walaupun kita sadari sepenuhnya bahwa proses internalisasi itu haruslah didahului oleh proses transfer of knowlage, transfer of competences. Sebagaiman dirasakan bersama bahwa kecenderungan pendidikan Agama Islam hari ini dominan kognitif. Sebagai substansi konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan.
2
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.5 3 Mida Latifatul.M, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013), cet. Ke-1, h.7
2
Oleh karenanya, mau tidak mau setiap pendidik, satuan pendidikan, maupun pihak-pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan wajib mengenal dan memahami seluk-beluk kurikulum 2013 tersebut. entah masih banyak pro dan kontra mengenai penerapan kurikulum ini, namun yang pasti kurikulum 2013 wajib dilaksanakan dan perlu didukung oleh semua pihak, agar pendidikan di negeri ini semakin maju dan meningkat kualitasnya sehingga mampu bersaing di tengah-tengah persaingan global. memiliki kemampuan soft skills dan hard skills yang seimbang sehingga mampu beadaptasi di mana pun dan kapan pun mereka berada. Kedua kemampuan tersebut dianamkan kepada peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan memiliki bekal tersebut, harapan ke depannya dapat meraih kesuksesan dan keberhasilan, serta mampu membawa negara Indonesia tercinta menjadi lebih baik, maju, makmur, dan sejahtera. Akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional dapat terwujud sesuai yang diharapkan.4 Kurikulum
2013
memang
disusun
untuk
mengantisipasi
perkembangan. Masalahnya sekarang, seberapa siapkah sistem pendidikan kita dalam mengadopsi dan menerapkan kurikulum 2013 ini. Kesiapan itu menyangkut soaialisasi kepada para guru, kepala sekolah, praktisi pendidikan, dan para pemangku kepentingan lain. Sosialisasi ini bukan sekedar tahu, tetapi juga mengerti dan menghayati maka sulit untuk mencapai tujuan yang sebenarnya yang diinginkan dari implementasi kurikulum 2013 itu sendiri. selain itu juga diharapkan adanya dukungan tenaga, sumber daya, perangkat teknis, dana, dan berbagai hal konkret lain. Mekanisme sosialisasi sudah dipikirkan oleh pemerintah dan penerapannyadilakukan dengan model koordinasi dan keterwakilan. mereka yang dipilih inilah nantinya akan 4
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.7-8
3
kembali membagi kerangka kerja dan model implementasi yang harus dilakukan oleh guru di sekolah masing-masing. Untuk mendkung efektifias dan efisiensi pelaksanaan kurikulum pendidikan dasar dan menengah pada tahun pelajaran 2013/2014, jajaran Kemendikbud/ Kemenag melalui perangkatnya memberikan bantuan implementasi kurikulum untuk semua satuan pendidikan. Bimbingan Teknis (Bimtek) merupakan salah satu bentuk bantuan pelaksanaan kurikulum yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman, penguasaan, kemampuan guru dan kepala sekolah dari latar belakang hingga sistem penilaian serta aplikasinya dalam implementasi kurikulum secara nasional.5 SMPN 03 Tangerang Selatan, sekolah ini merupakan sekolah unggulan atau favorit dan berprestasi diberbagai bidang di Tangerang Selatan sendiri. Sekolah ini juga merupakan sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013 sekitar 1 tahun dan termasuk sekolah percontohan bagi sekolah lain di daerah Tangerang Selatan sebagai sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013.6 Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas mutu lulusan, kompetensi guru dan kualitas output siswanya, sekolah ini telah menerapkan konsep kurikulum 2013 dalam pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 sudah dimulai dari tahun ajaran 20132014 sekitar 1 tahun, berbagai macam masalah yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan kurikulum 2013 diantaranya yaitu seperti kurangnya sosialisasi kurikulum 2013 dari dinas setempat sehingga memberikan dampak dalam proses penyusunan kurikulum seperti: guru kurang terarah, tidak berani menyusun kurikulum secara mandiri, tidak jarang hanya berpatokan pada apa yang 5
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.137-138 6 Hasil wawancara dengan kepala sekolah, H.Maryono, SE. M.Mpd di ruang kepala sekolah SMPN 03 Tangerang Selatan. Tanggal 2 Oktober 2014
4
dituliskan pemerintah pusat. Hampir semua guru terutama guru PAI masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pelajaran, karena mereka mengaku siswa masih bingung jika harus belajar sendiri, mereka harus diberi penjelasan dulu tentang apa yang akan dipelajarinya baru mereka bisa melanjutkan materi yang akan dipelajari. Mengenai sarana dan prasarana di sekolah ini sudah terbilang memadai dan mendukung terlaksananya kurikulum 2013, hanya saja guru yang sudah agak sepuh masih kesulitan jika harus mengajar menggunakan media seperti laptop dan infokus saat menyampaikan pelajaran. Dengan adanya beberapa permasalahan tersebut dalam proses penyusunan, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan, maka penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka judul penelitian ini adalah “Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI Di SMPN 03 Tangerang Selatan”. Dengan demikian peneliti akan meneliti tentang Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI di SMPN 03 Tangerang Selatan. Mengingat begitu besar pengaruh perubahan kurikulum bagi seorang guru terutama guru pendidikan agama islam dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal. B. Identifikasi Masalah Dengan dasar pemikiran di atas maka penulis akan memberikan penjelasan tentang identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut : 1. Masih lemahnya pemahaman guru tentang kurikulum 2013 2. Guru masih menggunakan metode ceramah pada saat pembelajaran 5
3. Adanya kendala dalam penyusunan dan pelaksanaan kurikulum 2013. C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan skripsi ini terfokus, maka pembatasan masalah kajian skripsi ini adalah pada pembahasan tentang “ Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan” D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan.
E. Tujuan Penelitian Dengan melihat dan memperhatikan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan meliputi: 1. Perencanaan dan pengembangan program kurikulum 2013 2. Proses pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 3. Evaluasi hasil belajar atau penilaian pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013
F. Manfaat Penelitian Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain : 1. Menambah informasi mengenai implementasi pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan
6
2. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. 3. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan mendapatkan informasi baru mengenai pengetahuan tentang implementasi pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. demikian dapat memberikan masukan baru bagi dunia pendidikan dan dijadikan bekal untuk proses kedepan. 4. Bagi para pembaca agar mengetahui hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang implementasi pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
7
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum Pengertian kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata yang berasal dari bahasa Latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Di Indonesia sendiri, pengertian kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.7 Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan ukuran suatu pengertian praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum maka secara teoritis agak sulit merangkum semua pendapat. Sedangkan konsep kurikulum meliputi: a. Sebagai substansi, yang dipandang sebagai rencana pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai.
7
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, “Implementasi kurikulum 2013:Konsep dan Penerapan”, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.3
8
b. Sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem persekolahan, pendidikan, dan bahkan masyarakat. c. Sebagai bidang studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Berdasarkan hasil kajian diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum, di mana setiap dimensi memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya. Terdapat empat dimensi pengertian kurikulum adalah: 1) Kurikulum sebagai suatu ide. 2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide. 3) Kurikulum sebagai suatu aktivitas atau sering disebut juga kurikulum sebagai suatu realita atau kenyataan yang secara teoritis merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai rencana tertulis. 4) Kurikulum sebagai hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.8 Kurikulum berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada masing-masing jenis/jenjang pendidikan yang pada gilirannya merupakan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, kurikulum merupakan salah satu faktor dalam proses pendidikan yang berperan seperti perangkat lunak dari proses tersebut.9
8
Mida Latifatul Muzamirah, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013),
h.15-16 9
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misakha Galiza, 2003),
h.29-30
9
2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 Dalam penyusunan kurikulum 2013 dilandasi beberapa aspek sebagai berikut: a. Aspek Fisolofis Fisolofis adalah landasan penyusunana kurikulum yang didasarkan pada
kerangka
berpikir
dan
hakikat
pendidikan
yang
sesungguhnya. Dalam konteks ini landasan fisolofis kurikulum 2013 yaitu: 1) Pendidikan yang berbasis nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat. 2) Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi b. Aspek Yuridis Aspek yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai payung hukum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum. Dalam penyusunana kurikulum 2013 ini, landasan yuridis yang digunakan antara lain: 1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2) RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan yang berisi tentang perubahan
metodelogi
pembelajaran
dan
penataan
kurikulum; 3) Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Kurikulum
Pembangunan dan
Nasional;
Metodelogi
Penyempurnaan
Pembelajaran
Aktif
berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk Daya Saing Karakter Bangsa; 4) Peraturan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 10
5) Pemendikbud
Nomor
81A
Tahun
2013
tentang
Implementasi Kurikulum 2013; c. Aspek Konseptual Aspek konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide atau gagasan yang diabstraksikan dri peristiwa konkret. Dalam penyusunan kurikulum 2013 ini landasan konseptualnya antara lain: 1) Prinsip relevansi; 2) Model kurikulum berbasis kompetensi; 3) Kurikulum lebih dari sekedar dokumen; 4) Proses pembelajaran, yang meliputi aktivitas belajar, output belajar, dan outcome belajar; 5) Penilaian, kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi dan penjenjangan penilaian.10
3.
Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013 Mengenai tujuan dan fungsi Kurikulum 2013 secara spesifik mengacu
pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang Sisdiknas ini disebutkan bahwa fungsi kurikulum ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara tujuannya, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mengenai tujuan kurikulum 2013, secara khusus dapat penulis uraikan sebagai berikut: 10
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.29-30
11
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang. b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran. d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.11
4. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Sebagaimana telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A tahun 2013 teentang Implementasi Kurikulum 2013, berikut: a.
Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukkan kepribadian peserta didik secara utuh.
b.
Kebutuhan kompetensi masa depan
11
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.25
12
Kemampuan peserta didik yang diperlukan, yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab, toleran dalam keberagamaan, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan perduli terhadap lingkungan. c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. d. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. f. Tuntutan dunia kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecelakaan hidup. g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. h. Agama 13
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, takwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. i. Dinamika perkembangan global Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Negara Indonesia (NKRI). k. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. l. Kesetaraan gender Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan dengan memerhatikan kesetaraan gender. m. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.12
12
Ibid, h.26-29
14
B.
Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013
1.
Pengertian Implementasi Implementasi
merupakan
proses
atau
aktifitas
untuk
memastikan
terlaksananya suatu rencana yang sudah disusun dan tercapainya rencana tersebut. Kata implementasi secara sederhana berarti pelaksanaan atau penerapan begitu juga menurut kamus besar Bahasa Indonesia implementasi adalah “pelaksanaan, penerapan”.13 Hal serupa juga dijelaskan oleh Susilo implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan
dampak,
baik
berupa
perubahan
pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “ put something into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).14 Dapat disimpulkan bahwa kata implementasi adalah suatu tindakan, aksi, pelaksanaan dari suatu rencana atau program-program yang telah disusun secara terstruktur dan sistematis. Pada umumnya implementasi ini akan bermuara kepada aktifitas yang dilakukan sesuai dengan metode, langkah-langkah dan rambu-rambu atau juga peraturan-peraturan guna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Implementasi Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013 dalam Proses Belajar Mengajar Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Sebab,
Implementasi pembelajaran kurikulum 2013 ini lebih menggunakan pendekatan scientific (ilmiah) dan tematik integratif. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan 13
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press, 2007), edisi 3,
h.123 14
Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekolah menyongsongnya, (Yogyakarta: PT Bumi Askara, 2009), h.174
15
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.15
3.
Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013 Dalam pembelajaran Kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulum-kurikulum yang telah ada selama ini di Indonesia. Karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut: a. Pendekatan pembelajaran Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 ialah pendekatan scientific
dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui pendekatan tersebut, peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik. Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengomunikasikan (communicating). Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara scientific tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Dalam
15
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.171
16
kegiatan pembelajaran pendekatan scientific ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:16
KEGIATAN
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Mengamati (observing)
Melihat,
mengamati,
membaca,
mendengar,
menyimak (tanpa dan dengan alat). Menanya (questioning)
Mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai ke yang bersifat hipotesis. Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).
Mencoba (experimenting)
Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan. Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen). Mengumpulkan data.
Menalar (associating)
Menganalisis
data
dalam
bentuk
membuat
kategori, menentukan hubungan data/kategori. Menyimpulkan dari hasil analisis data. Dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure. Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil konseptualisasi.
(communicating)
Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.
Sementara pendekatan tematik-terintegrasi dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik 16
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.175
17
dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Dalam konteks ini, setiap guru dituntut lebih kreatif lagi untuk dapat mengintegrasikan mata pelajaran yang diampu oleh orang lain. Dengan demikian, akan terjadi keterpaduan yang seimbang sehingga mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki sikap, keterampilan, dan multipengetahuan yang memadai. Dalam kondisi bagaimanapun peserta didik harapannya mampu menghadapi berbagai tantangan global di masa mendatang. 1. Kompetensi lulusan Selanjutnya, yang menjadi karakteristik Kurikulum 2013 adalah kompetensi lulusan. Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi ini sebenarnya sudah ada pada kurikulum sebelumnya, hanya saja penyebutannya berbeda, misalnya sikap disebut dengan afektif, pengetahuan disebut dengan kognitif, dan keterampilan disebut dengan psikomotorik. Selain itu, titik tekannya berubah terbalik. Artinya, kalau pada kurikulum KTSP yang diutamakan adalah kemampuan pengetahuan (kognitif), pada Kurikulum 2013 yang diprioritaskan ialah kemampuan sikap (afektif). Penentuan kompetensi ini mengacu pada teori tentang takstonomi tujuan pendidikan yang sudah dikenal secara luas I kalangan para ahli pendidikan. Berdasarkan
teori
takstonomi
tersebut
capaian
pembelajaran
dapat
dikelompokkan dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penerapan teori takstonomi dalam tujuan pendidikan di beri berbagai Negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhan masing-masing.17 UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi takstonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
17
Ibid, h.177
18
Ketiga ranah komperensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Penjelasan ini secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
Menerima
Mengingat
Mengamati
Menjalankan
Memahami
Menanya
Menghargai
Menerapkan
Mencoba
Menghayati
Menganalisis
Menalar
Mengamalkan
Mengevaluasi
Menyaji Mencipta
Baik kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan harus berjalan secara seimbang sehingga peserta didik mampu memiliki ketiga kompetensi tersebut. Harapannya setelah seesai menempuh bangku pendidikan peserta didik mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill yang mempuni. Kemampuan ini yang akan menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan di mana dan kapan pun peserta didik berada.18
2. Penilaian Terakhir yang menjadi karakteristik pembeda dengan kurikulum sebelumnya ialah pendekatan penilaian yang digunakan. Pada Kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic 18
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.178
19
assessment). Sementara pada kurikulum KTSP penilaian lebih cenderung parsial dan sepotong-potong. Artinya, yang lebih dominan dalam penilaian ialah berhubungan kognitif atau hanya melihat hasil tes tertulis yang dikerjakan oleh peserta didik sehingga untuk persiapan dan proses pembelajaran peserta didik kurang mendapatkan perhatian maksimal. Penilaian otentik ialah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian otentik ini dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebab, untuk ketiga kompetensi tersebut ada instrument penilaian masingmasing.19
4. Pelaksanaan Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013 Menurut Permendikbud 81A Tahun 2013 dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
yang diperlukan
dirinya
untuk
hidup
dan
untuk
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Oleh
karena
itu,
kegiatan
pembelajaran
diarahkan
untuk
memberdyakan smua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
19
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.179
20
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang lebih menekankan untuk tercapainya kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang semua terangkum dalam kompetensi hardskill dan softskill. mengacu pada ketiga kompetensi tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran pun harus disetting sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi tujuan utama pembelajaran dapat tercapai. Berkenaan dengan hal ini ada beberapa prinsip harus
diperhatikan
pembelajaran,
bersama
diantaranya:
mengembangkan
kreativitas
oleh (1)
para
guru
berpusat
peserta
pada
didik,
(3)
dalam peserta
melaksanakan didik,
menciptakan
(2)
kondisi
menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai,etika,estetika,logika dan kinestetika, (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Berpusat pada peserta didik maksudnya pembelajaran harus dirancang bahwa yang menjadi subjek belajar adalah peserta didik, sedangkan guru hanyalah berperan sebaagai fasilitator dan salah satu sumber belajar bagi peserta didik. Jadi, dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didiklah yang harus lebih aktif untuk mendapatkan informasi-informasi atau pengetahuan baru pada saat proses pembelajaran berlangsung.20 Mengembangkan kreatifitas peserta didik dapat dimaknai bahwa pelaksanaan pembelajaran harus dapat menumbuhkan motivasi peserta didik untuk terus belajar dan berkreatifitas. Keadaan seperti ini menuntut guru untuk lebih kreatif dan profesional dalam melaksanakan pembelajaran bersama-sama peserta didik. Hal ini yang lebih utama guru harus mampu memberikan suntikan semangat kepada peserta didik untuk terus maju dan tidak pernah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Menciptakan kondisi 20
menyenangkan
dan
menantang
Ibid, h.179-180
21
artinya
dalam
pelaksanaan
pembelajaran peserta didik harus dibawa pada kondisi yang menyenangkan dan menantang bagi dirinya. Menyenangkan disini dimaknai pembelajaran harus menarik bagi anak sehingga anak akan merasa tertarik dan tertantang untuk mengikuti serangkaian pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa belajar tidak pernah akan berhasil dalam arti yang sesungguhnya bila dilakukan dalam suasana yang menakutkan. Belajar hanya akan efektif bila suasananya-suasana hati peserta didik-berada dalam kondisi yang menyenangkan. Oleh karenanya, sesulit apa pun guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik supaya materi pembelajaran dapat diterima dan dipahami anal dengan lebih mudah. Sesulit apa pun materi pembelajaran, jika disampaikan dengan menyenangkan, peserta didik akan mampu memahaminya. Menyediakan pengalaman bealajar
yang beragam
melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Artinya, dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang tetap sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Strategi dan metode yang ideal ialah strategi yang maupun metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, dan efisien serta memiliki kebenaran bagi peserta didik. Kembali berbicara masalah pelaksanaan pembelajaran tentu tidak bisa terlepas dari Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat. Sebab, RPP merupakan gambaran atau perencanaan singkat tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan kata lain, RPP adalah acuan utama dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh
22
karenanya, seorang guru wajib mempersiapkan RPP terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran.21 a. Kegiatan awal Kegiatan awal merupakan kegiatan pendahuluan sebelum memasuki inti pembelajaran. Biasanya alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan ialah 15 menit. Pada kegiatan ini yang dapat dilakukan oleh guru ialah sebagai berikut. 1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran. 2) Mengawali dengan membaca doa pembuka pembelajaran dan salam. 3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait materi yang akan dipelajari. 4) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai. 5) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau tugas. 6) Memberikan motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional.22 Dalam kegiatan pendahuluan ini bertujuan untuk menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.23
21
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.182 22 Ibid, h.182-183 23 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses ddalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h.236
23
b. Kegiatan inti Kegiatan inti adalah kegiatan yang paling penting dan utama dalam proses pembelajaran. Karena pada kegiatan inilah materi pembelajaran akan disampaikan dan diberikan kepada peserta didik. Untuk memperoleh keberhasilan dalam kegiatan inti, peserta harus dipastikan siap dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.24 Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran dan pembentukan potensi siswa, bagaimana potensi dibentuk pada peserta didik, dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan dan penyampaian infirmasi-informasi tentang materi pokok, serta melakukan tukar pengalaman dalam membahas materi. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat diihat dari segi proses dan segi hasil.25 Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta 24
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.183 25 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis, (Bandung: PT.Remajadosdakarya, 2006), h.225
24
didik. Dalam kegiatan inti ini terdapat proses untuk menanamkan sikap pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. Proses yang dapat dilakukan ialah dengan menggunakan pendekatan scientific dan tematikintegratif. Langkah-langkah dalam mengimplementasikan pendekatan ini sebagai berikut. 1) Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menymak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memrhatikan (melihat,membaca dan mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. 2) Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkret sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak.26 3) Mengumpulkan dan mengasosiasikan Tindak lanjut dan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu, peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memerhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya, yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari 26
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.184
25
keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. 4) Mengomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan pembelajaran seperti telah disebutkan diatas, oleh guru dapat dilaksanakan
secara
langsung
maupun
tidak
langsung.
Artinya,
pelaksanaan pembelajaran tidak mengharuskan tatap muka antara guru dan peserta didik, akan tetapi pembelajaran dapat dilakukan di mana saja yang dikehendaki, selama masih berpedoman pada perencanaan dan kompetensi yang hendak disampaikan. Dalam kurikulum 2013, pembelajaran langsung dimaknai sebagai proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berfikir, dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, menympulkan
informasi,
mengasosiasi
atau
menganalisis,
dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan prngrtahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instuctional effect. Sementara pembelajaran tidak langsung, yaitu proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung, tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan 26
moral dan perilaku dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kulikuler dan ekstrakulikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan prilaku yang terkait dengan sikap. Itulah gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013. Dengan menggunakan berbagai pendekatan dan model pembelajaran harapannya tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. Dengan kata lain kompwtwnsi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat tertanam dengan baik di benak peserta didik setelah mereka menempuh kegiatan pembelajaran.27 c. Kegiatan akhir Kegiatan akhir atau penutup adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengakhiri proses pembelajaran. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Guru dan peserta didikk melakukan refleksi dan evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran. Waktu yang dapat digunakan untuk kegiatan penutup ialah 10 menit terakhir. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dan peserta didik pada saat kegiatan akhir ini ialah sebagai berikut. 1) Menarik kesimpulan terhadap seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama-sama menemukan manfaat langsung maupun tdiak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. 2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok.
27
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.184-186
27
4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.28
5.
Model atau Metode Pembelajaran yang dapat Diterapkan pada Kurikulum 2013 Ada bebrapa model atau metode pembelajaran yang dapat membuat peserta
didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses pembelajaran di kelas untuk kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut: a. Metode Pembelajaran Kolaborasi Strategi pembelajaran kolaborasi atau collaboration learning merupakan strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dan dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa dalam mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz dan lain sebagainya. b. Metode Pembelajaran Individual Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses dan lain sebagainya.29
28
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.186-187 29 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.43
28
c. Metode Pembelajaran Teman Sebaya Ada pendapat yang mengatakan seperti ini,”satu mata pelajaran benrabenar dikuasai apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada pesera didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya peer learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Dan tentunya pada waktu yang bersamaan, ia menjadi narasumber bagi temannya. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melaui jigsaw, studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dan lain sebagainya. d. Model Pembelajaran Sikap Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan
dalam
model
pembelajaran
ini
di
desain
untuk
menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, possisi penasihat.30 e. Model Pembelajaran Bermain Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Srategi yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan sticker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran.
30
Ibid, h.44
29
f. Model Pembelajaran Kelompok Model pembelajaran kelompok (coorative learning) sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran.31 g. Model Pembelajaran Mandiri Model pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar atas dasar kemampuan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan mempertimbangkan keinginan. h. Model Pembelajaran Multimodel Pembelajarn multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandngkan dengan hanya satu model. Strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, demonstrasi, dan lain sebagainya.32
6.
Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik Pada kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi
justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Dan dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari standar isi, standar proses maupun standar kompetensi lulusan, dan bahkan standar penilaianpun juga mengalami perubahan. Ada dua macam penilaian, diantaranya: 31
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.44 32 Ibid, h.44-45
30
a. Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. b. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, serta meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring.33 Pada penilaian autentik ada kecenderungan yang focus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrument penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti: 1) Membaca dan meringkasnya 2) Eksperimen 3) Mengamati 33
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.48
31
4) Survei 5) Projek 6) Makalah 7) Membuat multi media 8) Membuat karangan, dan 9) Diskusi kelas
7.
Prinsip dan Pendekatan Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik pada jejaring pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Objektif Penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. b. Terpadu Penilaian dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. c. Ekonomis Penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. d. Transparan Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. e. Akuntabel Penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.34
34
Ibid, h.50
32
f. Sistematis Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkahlangkah baku. g. Edukatif Mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria (PAK) atau penilaian acuan patokan (PAP). PAK atau PAP merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.35
8. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian a. Ruang Lingkup Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. b. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrument yang digunakan penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut: 1) Penilaian kompetensi sikap Melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal.
35
Ibid, h.49-50
33
2) Observasi Teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung. Criteria instrumen observasi: a) Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar b) Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur c) Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi d) Mudah untuk digunakan e) Dapat merekam sikap peserta didik f) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas sebagai berikut: a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya c) Dapat mendorong, membiasakan, melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam melakukan penilaian.36 Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
36
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.53
34
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik. Kriteria instrumen penilaian antarteman: a) Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang dapat diukur b) Indikator dilakukan melalui pengamatan peserta didik c) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda atau berbeda d) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik e) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik f) Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur g) Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) h) Memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik i) Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi37
C. Hasil Penelitian Yang Relevan Secara umum penelitian tentang implementasi kurikulum sudah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah: 1. Muhammad Faizal yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pejaran Matematika di MTs. Negri 1 Kota Bekasi”. Jakarta: Program Studi Pendidikan Mtematik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarief Hidayatullah Jakarta 2014. Penelitian mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Matematika di MTs. Negri 1 Kota Bekasi sudah dapat 37
Ibid, h.54
35
terlaksana dengan cukup baik. Hal ini kompetensi atau pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013 sudah baik. Sebagian besar guru masih belum memiliki kecakapan dalam pengelolaan kelas dan penataan ruang kelas, penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif sudah mulai dapat diwujudkan dan fasilitas pembelajaran sudah mencukupi. 2. Rukmiati yang berjudul “Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013 terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MAN Insan Cendikia Serpong”. Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarief Hidayatullah
Jakarta
2010.
Penelitian
mengenai
Pengaruh
Implementasi Kuriulum 2013 di MAN Insan Cendikia sudah dilaksanakan dengan baik pada tahap pra-intruksional, tahap intruksional dan evaluasi. Dilihat dari prestasi belajar siswa sebesar 86% cukup baik dengan jumlah rata-rata 8.
Persamaan hasil penelitian 1 dan 2 dengan hasil penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti tentang implementasi kurikulum 2013, dari mulai penyusunan program, proses pembelajaran dan evaluasi pada kurikulum, dan sama-sama melakukan observasi ke lapangan untuk memperoleh data. Perbedaannya hasil penelitian 1 dan 2 dengan hasil penelitian penulis adalah, pada penelitian 1 menggunakan metode penelitian deskriptif statistik yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data sebagaimana adanya, pada penelitian 2 menggunakan matode korelasional melalui penelitian lapangan, sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek 36
tersebut. Pada penelitian 1 dan 2 menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk memperoleh data, sedangkan peneliti tidak menggunakan angket untuk mengumpulkan data.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 03 Tangerang Selatan, karena SMPN 03 Tangerang Selatan salah satu sekolah yang sudah memakai kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mempermudah dalam melakukan penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai sejak Tanggal 02 Oktober 2013 sampai dengan 22 Oktober 2013.
B. Metodelogi Penelitian Metode
yang
digunakan
untuk
mengkaji
mengenai
implementasi
pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tang-Sel adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.38 Dijelaskan juga dalam bukunya Nana Sayodih Sukmadinata metode kualitatif yakni “suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena atau peristiwa. Dengan pendekatan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang ditunjukkan untuk menggambarkan fenomea-fenomena yang ada yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.39 Alasan memilih pendekatan
38
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. Ke-18, h.8 39 Nana Sayodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.94
38
penilitian ini karena bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Bodgan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif beruba kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku seseorang yang dapat diamati.40
C. Sumber Data Sumber data adalah dari mana data dapat diperoleh sedangkan menurut Lofland menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, dan selebihnya addalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.41 Sugiono juga menjelaskan bahwa pengambilan sumber data dalam melakukan penelitian kualitatif dipilih secara purposive sampling adalah sumber data pada tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang memiliki power atau otoritas pada situasi sosial atau obyek yang diteliti, sehingga mampu “membuka pintu” kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data dan, bersifat snowballing sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar.42 Dilihat dari sumber data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah: 1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan dilapangan yaitu melalui wawancara mendalam (indept interview) dan observasi partisipasi dengan kepala sekolah, guru serta siswa. 2. Data sekunder yaitu kajian kepustakaan. Metode ini dilakukan untukmendapatkan data dan teori yang berhubungan dengan implementasi
40
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-31, h.4 41 Ibid, h. 157 42 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. Ke-18, h.300
39
kurikulum 2013 melalui jurnal, makalah, buku, dan dokumen-dokumen kurikulum sekolah.43 Dengan mengacu pada fokus penelitian tersebut maka sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan guru PAI. Fokus dalam penelitian ini adalah pemahaman wakil kepala sekolah dan lebih ditekankan lagi untuk guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evalusi, serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber premier dan skunder. Sumber premier adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber skunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Bila dilihat dari segi cara atau teknin pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.44 1. Observasi Marshall menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Pelaksanaan observasi dapat dilakukan beberapa cara, pemilihan dan penentuan cara tersebut tergantung pada situasi obyek yang akan diamati. Berkaitan dengan 43
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. Ke-18, h.297, 308 44 Ibid, h.224-225
40
observasi dalam penelitian ini menggunakan metode partisipasi pasif (passive participacion), jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.45 Partisipasi pasif yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menekankan fokus dari inti permasalahan yaitu mengamati keadaan proses kinerja guru di dalam kelas ataupun di luar kelas, sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. 2. Wawancara (Interview) adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.46 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Guru PAI dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. 3. Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.47 Seperti arsiparsip atau dokumen sekolah yang berkaitan dengan kurikulum 2013 dan data guru PAI di SMPN 03 Tangerang Selatan. 4. Triangulasi
adalah
teknik
pengumpulan
data
yang
bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Jadi, tringulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi,
peneliti
dapat
me-recheck
temuannya
dengan
jalan
membndingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melkukannya dengan jalan: a) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 45
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. Ke-18, h.226-227 46 Ibid, h. 231 47 Ibid, h. 240-241
41
b) Mengeceknya dengan berbagai sumber data c) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayan data dapat dilakukan.48
E. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif dalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehinga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang tekumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Dalam hal analisi data kualitatif, Bodgan menyatakan bahwa “Data analysis is the process is systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that to accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.” Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan langan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat di informasikan
kepada
orang
lain.
Analisis
data
dilakukan
dengan
mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.49
48
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kulitatif, (Bandung : PT Remja Rosdakarya, 2013), cet. Ke- 31, h. 332 49 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. Ke-18, h.244-245
42
Bedasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, pemilihan mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami. Miels dan Hubermen menyatakan bahwa ada dua jenis metode analisis data kualitatif yaitu: 1. Metode Analisis Mengalir (Flow Analysis Models). Dimana dalam model analisis mengalir tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi dilakukan saling mengalir dengan proses pengumpulan data dan mengalir bersamaan. 2. Metode Analisis Interaktif (Interactive Analysis Models). Dimana komponen reduksi data dan sajian data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan) saling berinteraksi.50
50
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. Ke-18, h.336-338
43
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 1. Sejarah Singkat Sekolah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Berdiri sejak tahun 1977 dengan nama SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun 1979. Bulan Februari 1983 menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP Negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenkelatur pada tahun 1999 untuk kecamatan ciputat menjadikan SMP Negeri 2 Ciputat hingga SMPN 3 Tangerang Selatan saat ini.51 Sejak berdirinya SMPN 3 Tangerang Selatan telah dipimpin oleh 7 orang kepala sekolah: Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah SMP 3 Tangerang Selatan No
NAMA
Masa Jabatan
1
R. Soeharto
1977
2
Drs. H. Wanhar
1977-1989
3
Drs. H. Munadjat Indria
1989-1996
4
Dra. Hj. Ade Halimatus’diah
1996-2000
5
Drs. H. Kuswanda M.Pd
2000-2006
6
Drs. H. Nurhadi MM
2006-2009
7
H. Maryono, SE. M.MPd
2009-sekarang
2. Kategori Kelas SMPNegeri 3 Tangerang Selatan memiliki beberapa kategori kelas, yaitu: 51
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada tanggal 21 Oktober 2014.
44
a. Akselerasi b. Bilingual c. Reguler 52
3. Identitas, Geografis, dan Sarana Prasarana Nama Sekolah
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Alamat Sekolah
: Jl. Ir. H. Juanda Ciputat
No. Telepon / Fax
: (021) 7401312
Kecamatan
: Ciputat
Kotamadya
: Tangerang Selatan
Provinsi
: BANTEN
Kode Pos
: 15412
Nama Kepala Madrasah
: H. Maryono, SE. M.MPd
Status Madrasah
: Negeri
Akreditasi Madrasah
:A
Standar Madrasah
: Rintisan MSN
Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 201 280 310 002 Tahun Didirikan/Dibangun
: 1977
Status Tanah
: Sertifikat
Luas Tanah
: 4.811 M2
4. Visi, Misi dan Motto a. Visi Adapunvisi yang diusung oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah: 1) Terunggul dalam prestasi 2) Teladan dalam bersikap dan bertindak 52
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada tanggal 21 Oktober 2014.
45
3) Konsisten dalam menjalankan ajaran agama 4) Menciptakan lingkungan sehat dan hijau b. Misi Adapun misi dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah: 1) Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan 2) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5) Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan. 6) Menuju sekolah berwawasan lingkungan53
c. Tujuan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah: a. Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik b. Meningkatkan pengetahhuan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik c. Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta didik d. Mempesiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri dan berguna. e. Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut. f. Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat bagi seluruh komponen sekolah.54 53
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada tanggal 21 Oktober 2014.
46
5. Guru dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2 Jenjang Pendidikan dan Status Guru Tingkat No
Pendidikan
Status Guru GT
GTT
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan Jumlah Ket .
1
S3 / S2
7
2
2
7
9
2
S1
42
6
18
30
48
3
D-4
-
-
-
-
-
4
D3/Sarmud
3
1
3
1
4
5
D2
-
-
-
-
-
6
D1
-
-
-
-
-
7
SMA
-
-
-
-
-
52
9
23
38
61
Total
Rata-rata Beban Mengajar Guru : (31 kelas x 36 jam) : 61 guru = 1116 : 61 guru =19 jam
54
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada tanggal 21 Oktober 2014.
47
Tabel 4.3 Data Jumlah Guru dan Statusnya
No
Mata Pelajaran
Jumlah
Status Guru
Guru
PNS
GTT Bantu Ho
1
Pendidikan Agama
3
2
-
-
1
2
Pend. Kewarganegaraan
3
3
-
-
-
3
Matematika
7
6
-
-
1
4
Bahasa Indonesia
7
6
-
-
1
5
Bahasa Inggris
6
5
-
-
1
6
Ilmu Pengetahuan Alam
6
5
-
-
1
7
Ilmu Pengetahuan Sosial
9
9
-
-
-
8
Penjaskes
3
3
-
-
-
9
Pendidikan Seni Budaya
3
3
-
-
-
10
Tikom
3
-
-
-
3
11
Muatan Lokal
3
3
-
-
-
12
BP / BK
3
2
-
-
1
T o t a l
61
52
-
-
9
Tabel 4.4 Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya
No
Tingkat
Status Kepegawaian Jenis Kelamin
Pendidikan
PNS
Honor
Laki2
Peremp
Jumlah
1
S1 / S2
2
2
2
2
4
2
D3/Sarmud
-
-
-
-
-
3
D2
-
-
-
-
-
4
D1
-
-
-
-
-
5
SMA
-
2
2
Total
2
4
4
48
2 2
6
Tabel 4.5 Tenaga Perpustakaan dan Laboratorium Status No 1
Jenis Tenaga
Jenis Kelamin
Tingkat
PNS
Honor
Laki2
Perem
Pendid.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
3
-
S1
1
-
1
-
S1
Tenaga Perpustakaan
2
Tenaga Lab. IPA
3
Tenaga Lab. Komp.
4
Tenaga Lab. Bahasa Total
1
3
4
-
-
6. Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki banyak siswa. Adapun rinciannya sebagai berikut: Tabel 4.6 Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan No
Jenis
1
Akselerasi
2
3
Billingual
Regular
Kelas
L
P
Jumlah
VII
10
15
25
IX
17
7
24
VII
18
24
42
VIII
19
23
42
IX
12
29
41
VII
188
228
416
VIII
192
213
405
IX
146
213
359
49
7. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana No
Jenis Ruangan
Jumlah
Ukuran P x L (m)
A. RUANG BELAJAR 1
Ruang Kelas
30
8x7
2
Ruang Perpustakaan
1
10 x 7
3
Ruang Lab. Bahasa
1
8x7
4
Ruang Lab. IPA
1
10 x 7
5
Ruang Lab. Komp.
2
8x7
6
Ruang Kesenian
1
6x7
7
Ruang Keterampilan
1
6x7
8
Ruang Aula
1
12 x 7
9
Ruang Multimedia
1
8x7
B. RUANG KANTOR 1
Ruang Kepala
1
6x7
1
3x7
Sekolah 2
Ruang Wa.Kep.Sekolah
3
Ruang Guru
1
10 x 7
4
Ruang Tata Usaha
1
6x7
5
Ruang Komite
1
3x7
Sekolah C. RUANG PENUNJANG 1
Ruang Gudang
1
6x7
2
Ruang BP / BK
1
6x7
50
Kondisi Ruangan B
CB
TB
3
Ruang UKS
1
8x7
4
Ruang PMR –
1
6x4
Pramuka 5
Ruang OSIS
1
6x3
6
Ruang Ibadah /
1
10 x 11
Masjid 7
Ruang WC Kep-Sek
1
2x2
8
Ruang WC Guru
2
2x2
9
Ruang WC Siswa
8
2x3
10
Ruang WC TU
1
2x2
11
Ruang Koperasi
1
4x7
12
Ruang Kantin
1
8x7
13
Ruang Penjaga
1
3x3
D. SARANA PENUNJANG 1
Lapangan Olah Raga a. Futsal/Bola
1
12 x 22
b. Basket
1
12 x 22
c. Volley
1
14 x 7
d. Badminton
1
12 x 6
e. Meja
1
4x2
Pingpong 2
Lapangan Upacara
1
25 x 100
3
Tempat Parkir
1
16 x 8
4
Kendaraan
1
Mini Bus
Operasional
Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, selain memiliki ruangan dan tempat diatas, sekolah ini memiliki ruangan Green House, dan lokasi Rumah
51
Toga. Green House adalah suatu ruangan dimana didalamnya terdapat tanaman dan kolam ikan yang memiliki manfaat untuk sekolah seperti praktikum lapangan pelajaran MIPA, dan sebagai pelindung sekolah atau sebagai penyerapan air hujan. Didepan ruang kantin dan koperasi, ada sebuah rumah herbal yang disebut dengan rumah toga (tanaman obat keluarga) yang merupakan lokasi untuk tanaman-tanaman obat berkhasiat tinggi, meliputi tanaman Jarak dan tenaman herbal lainnya. Digerbang utama sekolah (didepan meja piket) ada sebuah lemari yang berisi kumpulan prestasi dan keterampilan belajar siswa yang dibuktikan dengan banyaknya piala, sertifikat dan piagam penghargaan dari panitia pelaksana kegiatan atau acara yang mereka ikuti.55
B. Hasil Penelitian 1. Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI di SMP 03 Tangerang Selatan a. Perencanaan dan Pengembangan Program Hasil observasi dan wawancara mendalam dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru di SMPN 03 Tangerang Selatan, mulai dari 2 Oktober sampai dengan 22 Oktober 2014. Dapat disimpulkan hal-hal yang dilakukan oleh oleh guru di SMPN 03 Tangerang selatan ketika memulai proses belajar mengajar. Hasil Wawancara dengan bapak wakil kepala sekolah bidang kurikulum Drs. Soleh, M.Si menjelaskan bahwa: Perencanaan dan pengembangan program pelaksanaan pembelajaran PAI berdasarkan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang selatan, pada tahapan perencanaan guru diberikan workshop, pelatihan dan simulasi tentang 55
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada tanggal 21 Oktober 2014.
52
bagaimana menerapkan implementasi pembelajaran PAI berdasarkan kurikulum 2013. Pelatihan ini diberikan oleh dinas pendidikan kabupaten dan tingkat provinsi setempat pengawas pendidikan. Serta pelaksanaan bimbingan teknik pelaksanaan kurikulum 2013 di kabupaten setempat guna memberikan
kemudahan
guru-guru
dalam
mengimplementasikan
kurikulum. Sekolah juga memberikan bimbingan sekali dalam satu semester untuk memperkuat pemahaman masing-masing guru.56 Dapat diambil kesimpulan bahwa persiapan sekolah untuk menempuh tahun ajaran baru sekolah bekerjasama dengan dinas setempat dalam membina guruguru agar kurikulum 2013 terlaksana dengan baik. b. Pengembangan Program Kurikulum 2013 Kegiatan yang dilakukan oleh guru SMPN 03 Tangerang Selatan memasuki awal tahun pelajaran yaitu kepala sekolah, guru, stackholder menyusun program sekolah, seperti penentuan mata pelajaran muatan lokal, program tahunan, program semester, program pengembangan diri, program bimbingan dan konseling yang mengacu kepada kalender pendidikan kabupaten kota. 1)
Program Tahunan dan Semester Dijelaskan oleh bpk. Anwar sebagai guru PAI di SMPN 03 Tang-Sel
bahwa program tahunan adalah: program yang disusun oleh guru bidang studi pada awal tahun ajaran berisikan jumlah waktu, minggu efektif, standar kompetensi dan kompetensi inti yang harus dicapai oleh siswa selama satu tahun pelajaran. Sedangkan program semster berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal hendak dilaksanakan dan dicapai selama satu semester, program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Program semester disusun oleh guru bidang studi, seperti 56
Wawancara dgn Bpk Soleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Pada Tanggal 3 Oktober 2014. Di Ruang Guru.
53
saya mengajar PAI dan saya menyusun program ini bersama guru serumpun sekolah. Menentukan KI/KD materinya sesuai dengan minggu efektif tatap muka dan jumlah jam digunakan. Program mingguan dan harian merupakan penjabaran dari program semester dan program modul.57 Diperkuat juga dari hasil wawancara dengan Bpk Soleh sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum mengatakan sebagai berikut: Setiap tahun masing-masing guru bidang studi membuat dan menyusun program tahunan dan program semester seseuai dengan mata pelajaran masing-masing, guna untuk memudahkan guru tersebut dalam menyusun program-program lainnya. Dalam program tahunan berisi program-program yang akan dilaksanankan selama satu tahun yang berisi KI/KD, jumlah waktu efektif, ataupun alokasi waktu per-satu materi atau KI/KD. Program semester adalah program yang disusun oleh guru bidang studi pada awal tahun berisikan kompetensi inti (KI 1,2,3,4), kompetensi dasar, materi ajar, alokasi waktu setiap masing-masing materi (jumlah jam) serta bulan efektifnya dan mingu efektifnya.58 2) Program Remedial, Pengayaan dan Pengembangan Diri Hasil wawancara dengan Ibu Nisa sebagai guru bidang studi PAI: Program remedial adalah program yang disusun atau dilaksanakan kepada siswa yang belum tuntas pada materi bersangkutan tujuannya untuk menguatkan dan meningkatkan kemampuan siswa pada materi bersangkutan, pelaksanaan program remedial ini dilaksanakan setelah ulangan harian, ujian semester, diberikan jadwal remedi selama satu minggu berupa penugasan, membahas kembali materi dimana siswa tidak mampu atau memiliki kendala 57
Wawancara dgn Bpk. Anwar pada Tanggal 3 Oktober 2014. Di Ruang Perpustakaan SMPN 03 Tang-Sel 58 Wawancara dgn Bpk. Soleh pada Tanggal 3 Oktober 2014. Di Ruang Perpustakaan SMPN 03 Tang-Sel
54
selanjutnya diujikan. Selanjutnya program pengayaan dilaksanakan untuk siswa telah mencapai atau lebih dari nilai standar KKM yang ditetapkan berupa penguatan, penugasan, pengolahan soal-soal, tapi disekolah ini belu ada guru mata pelajaran melaksanakan dikarenakan waktu. Alasan jarang dilaksanakan karena keadaannya tidak begitu mendesak, guru hanya menyebutkan nilai yang di dapat siswa selanjutnya siswa diarahkan unruk mengolah soal-soal, dan materi berikutnya.59 Program pengayaan untuk sekolah ini belum terlaksana karena waktu yang minim dan sebagian besar guru menganggap kegiatan pengayaan belum begitu mendesak, tapi sebagian guru telah melaksanakan seperti mata pelajaran eksak karena guru tersebut beranggapan bahwa pada pelajaran eksak tersebut perlu banyak latihan untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Program pengembangan diri di sekolah ini sebagian besar melalui kegiatan ekstrakulikuler maupun bimbingan konseling melalui konselor. Pengembangan diri di sekolah ini sebagian besar berada dibawah bimbingan konseling, adapun kegiatankegiatan yang dilaksanakan pada pengembangan diri yaitu berupa olah raga futsal, tenis meja, bola voli, seni bela diri dua kali seminggu, PMI, keputrian, rohis setiap hari jumat dan pramuka sebagai salah satu ekskul wajib di sekolah ini, kegiatan ini dibawah tanggung jawab dan bimbingan pembina osis dan juga guru BK. Siswa memilih salah satu kegiatan tersebut sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki. 3) Penyusunan Persiapan Mengajar Sebagai persiapan mengajar masing-masing guru di SMPN 03 Tang-Sel menyusun silabus dan rencana pembelajaran (RPP).
59
Wawancara dgn Ibu Nisa pada Tanggal 6 Oktober 2014. Di Ruang Guru SMPN 03 Tang-Sel
55
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu. Silabus disusun mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar dan selanjutnya dibuat materi pembelajaran lengkap dengan metode, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal dengan istilah RPP merupakan skenario pembelajaran
yang
menyelenggarakan,
menjadi dan
pegangan
mengevaluasi
bagi
hasil
guru
untuk
kegiatan
belajar
menyiapkan, belajar
dan
pembelajaran. Hasil wawancara dengan Bpk. Rendra sebagai guru bidang studi PAI: Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. Dalam penyusunan RPP ini tidak ada hambatan dan kesulitan, hanya saja saat pelaksanaan mengajar guru yang sudah sepuh sering mengalami kesulitan dengan belajar menggunakan LCD dan Laptop karena masih belum paham betul cara menggunakannya.60 Dapat diambil kesimpulan dari hasil wawancara dan studi dokumentasi tentang persiapan mengajar di SMPN 03 Tang-Sel bahwa dalam mengembangkan silabus dan RPP guru tidak mengalami hambatan dan kesulitan karena adanya pelatihan workshop, training yang diadakan oleh sekolah, serta adanya tim pengembang kurikulum di sekolah sebagai pengarah dan pembimbing.
60
Wawancara dgn Bpk. Rendra pada Tanggal 6 Oktober 2014. Di Ruang Guru SMPN 03 Tang-
Sel.
56
C. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran 1.
Kegiatan Awal Dari hasil observasi partisipasi pasif peneliti lakukan di kelas Bpk. Rendra
salah satu guru bidang studi PAI, peneliti ikut ke dalam kelas VIII.2 Bilingual. Sebelum memulai pelajaran pak rendra melakukan absensi terlebih dahulu dan mengkondisikan siswa, dalam metode mengajar pak rendra ini ada yang unik dibanding dengan guru PAI yang lain, karena sebelum memulai pelajaran siswa selalu memulai dengan mengulang kembali hafalan surat Yasin yang diwajibkan oleh pak rendra, kemudian baru memulai proses belajar mengajar dengan mengkonfirmasi materi sebelumnya, pak rendra melakukan tes dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswa dan siswa yang bisa menjawab selalu diberi reward sebuah permen, walaupun tidak seberapa tapi siswa sangat antusias untuk menjawab soal-soal yang pak rendra berikan. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi sebelumnya.61 Dari hasil observasi di atas, diperkuat oleh pernyataan siswi kelas VIII.2 Bilingual yaitu Anisa Anifadhila melalui wawancara: Pelaksanaan proses belajar mengajar PAI dengan pak rendra tidak membosankan, pak rendra selalu punya cara agar siswa selalu bisa semangat saat belajar, mengerti dan memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Siswa selalu dituntut lebih aktif dan pak rendra sering mengunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran.62 Kegiatan awal pembukaan proses belajar mengajar terlebih dahulu guru mengkondisikan siswa, melakukan apersepsi, konfirmasi terhadap materi-materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya. Serta melakukan tes, kuis yang bisa meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi sebelumnya dan materi yang akan dibahas. 61
Hasil Observasi Partisipasi Pasif dengan Bpk. Rendra pada Tanggal 8 Oktober 2014, di Kelas VIII.2 Bilingual SMPN 03 Tang-Sel 62 Wawancara dengan Annisa Anifadhila siswa kelas VIII.2 Bilingual di Ruang Perpustakaan Sekolah SMPN 03 Tang-Sel
57
2.
Kegiatan Inti Pembelajaran Dapat diketahui kegiatan yang dilakukan pada proses pembelajaran PAI di
SMPN 03 Tang-Sel dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Metode dan Strategi Pembelajaran Dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran PAI di SMPN 03 Tang-
Sel menerapkan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, observasi, penugasan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi atau materi yang harus dikuasai siswa dan waktu yang tersedia. Hasil observasi pasif dengan Ibu Nisa sebagai guru bidang studi PAI, observasi dilaksanakan pada saat ibu mengajar di kelas VII.4. Ibu Nisa dalam mengajar PAI di kelas menggunakan metode diskusi kelompok dengan memberikan silabus di awal semester kepada siswa dan membagi kelompok siswa agar mereka mengetahui dan memahami materi apa yang akan mereka pelajari pada minggu ini, dalam proses mengajar ibu nisa hanya mereview dan mengkonfirmasi materi mana yang kurang dimengerti siswa dengan cara diskusi dengan kelompok masing-masing. Dengan metode seperti ini siswa lebih aktif, siswa mngetahui apa yang harus dilakukan saat memulai pelajaran.63 Sangat menari dengan metode yang dilakukan oleh ibu Nisa tujuannya agar siswa belajar aktif dan mampu memahami materi sebelum mereka belajar, selesai diskusi baru ibu Nisa meluruskan dan menjelaskan. Tidak hanya seperti hal itu saja masing-masing siswa diwajibkan untuk membuat ringkasan dari hasil diskusi yang dilaksanakan dan dikumpulkan pada akhir semester ketika akan ujian semester. Pernyataan di atas diperkuat oleh Mauliya Nuryah kelas VII.4 bahwa: Belajar dengan ibu Nisa menuntut kita untuk belajar terlebih dahulu di rumah, mencari berbagai sumber baik itu dari buku, internet, dan sumber lainnya. 63
Hasil Observasi Partisipasi Pasif dengan Ibu Nisa pada Tanggal 9 Oktober 2014 di Kelas VII.4 SMPN 03 Tang-Sel
58
Dari awal semester kita sudah diberikan materi apa saja yang akan dipelajari, dengan demikian kita bersemangat untuk belajar, ibu nisa tidak hanya menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar, saya suka jika ibu nisa mengajar dengan menggunakan metode snowballing, belajar terasa menyenangkan dan pelajaran mudah dipahami.64 Pemilihan dan penggunaan strategi atau metode pembelajaran di SMPN 03 Tang-Sel sudah mengarah pada pemilihan strategi atau metode pembelajaran yang dianjurkan dalam Kurikulum 2013. Dapat disimpulkan bahwa metode dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI di SMPN 03 Tang-Sel menggunakan metode diskusi kelompok dan lain sebagainya. Guru berusaha untuk mengurangi metode ceramah yang monoton, meskipun guru masih menggunakan metode ceramah hanya sekedar untuk mengantarkan siswa dalam memahami materi. Terciptanya proses belajar mengajar yang menyenangkan yaitu ketika guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan sendiri dibawah bimbingan guru, siswa akan lebih mudah mengingat dan paham materi ketika mereka terlibat langsung dalam proses tersebut. b. Sumber Belajar Dari hasil observasi atau pengamatan dapat diketahui bhwa selama proses belajar mengajar menggunakan berbagai sumber belajar, antara lain: buku, LKS, buku-buku penunjang lainnya, internet, media masa, dan lain sebagainya. Hasil wawancara dengan bpk Anwar sebagai guru bidang studi PAI: sumber belajar siswa tidak hanya dari buku cetak dan LKS saja, tapi mereka bisa mencari sumber belajar sendiri menggunakan fasilitas yang ada di sekolah seperti mencari informasi dengan menggunakan internet, karena di sekolah ini diperbolehkan membawa laptop untuk belajar dikelas dan di sekolah sudah disediakan Wifi yang memudahkan anak-anak mengakses internet dan mencari 64
Wawancara dengan Mauliya Nuryah pada Tanggal 9 Oktober 2014, di Ruang kelas VII.4 SMPN 03 Tang-Sel.
59
informasi yang ingin mereka ketahui. Selain itu saya juga kadang menggunakan media masa untuk mengupdate berita terkini dan mengaitkan dengan pelajaran yang saya sampaikan agar siswa mengetahui realita dan fakta yang terjadi dan mengaitkan dengan materi yang dipelajari.65 Sumber belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran dapat berupa teks, media cetak, media pembelajaran elektronik, internet, lingkungan, dan sebagainya.
c. Media Pembelajaran Media pada dasarnya merupakan alat bantu pembelajaran digunakan dalam rangka untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil Wawancara dengan Bpk Anwar sebagai guru bidang studi PAI: Saya sudah bisa menggunakan media laptop dalam pembelajaran meski masih sedikit kesulitan jika ada hal yang masih belum saya mengerti, tapi saya selalu belajar menggunakan laptop dan infokus dalam melaksanakan pembelajran agar memudahkan siswa dalam belajar dan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah ini. Sebelum saya masuk kelas, siswa sudah menyiapkan media yang akan saya gunakan dalam pembelajaran agar tidak menyita bayak waktu belajar.66 Jumlah media pada sekolah ini lumayan banyak dan setiap kelas sudah ada infokus masing-masing, sekolah ini merupakan sekolah menengah keatas yang mana semua fasilitas hampir ada dan memudahkan dalam proses pembelajaran. Diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bpk. Haryono, SE. M.MPd sebagai Kepala sekolah SMPN 03 Tang-sel:
65
Wawancara dengan Bpk. Anwar pada Tanggal 15 Oktober 2014 di Ruang Guru SMPN 03
Tang-Sel 66
Wawancara dengan Bpk. Anwar Pada Tanggal 15 Oktober 2014 di Ruang Guru SMPN 03
Tang-Sel
60
Media pembelajaran di sekolah ini bisa dibilang lengkap dan sudah memadai, bisa memenuhi kebutuhan proses belajar mengajar guru dan siswa dengan baik. Pemilihan materi ajar yang sesuai dengan media yang digunakan dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, menyenangkan, serta kondusif. Guru dituntut kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran agar menarik dan tidak monoton. Siswa di tuntut aktif agar terciptanya suasana yang interaktif antar guru dan siswa.67 Media pembelajaran sangat mempengaruhi proses belajar mengajar, karena media pembelajaran sangat membantu bagaimana siklus perjalanan informasi dari guru mauoun dari siswa. Tepatnya pemilihan media pembelajaran akan melahirkan pembelajaran yang kondusif, dan menyenangkan, maka dengan hal demikian tujuan dari materi yang bersangkutan mudah dipahami oleh peserta didik.
3. Kegiatan Akhir Berdasarkan observasi atau pengamatan pada kegiatan akhir, guru selalu memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, selain itu guru memberika tugas sebagai konfirmasi materi yang telah dipelajari dan mengulas kembali sedikit materi yang telah dipelajari agar siswa semakin memahami apa yang telah dia pelajari.
a. Evaluasi hasil Belajar atau Penilaian Berikut hasil wawancara dengan Bpk. Rendra sebagai guru bidang studi PAI: Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 ini Ada dua macam penilaian, diantaranya penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, dan Penilaian 67
Wawancara dengan Bpk. Haryono, SE. M.MPd sebagai Kepala Sekolah pada Tanggal 16 Oktober 2014 di Ruang Kepala Sekolah SMPN 03 Tang-Sel.
61
autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring.68 Dalam proses penilaian pada kurikulum 2013 ini ada penilaian diri (self assesment) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri yang sudah disediakan dan dibagikan kepada siswa oleh pihak sekolah. Diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu Nisa sebagai guru bidang studi PAI: Setiap anak diberikan satu kartu untuk meniali kompetensi sikap yang ada pada diri mereka sendiri, dalam hal ini saya selalu meminta siswa mengisi dan menilai diri mereka sendiri dengan jujur agar mereka mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan pada diri mereka sendiri. Menurut saya penilaian semacam ini sangat bagus karena dapat menimbulkan rasa percaya diri pada siswa karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri.69 Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajara di SMPN 03 Tang-Sel sudah mengarah dan sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013, hanya saja belum maksimal dalam penerapannya.
68
Wawancara dengan Bpk Rendra sebagai guru PAI pada Tanggal 17 Oktober 2014, di Ruang Guru SMPN 03 Tang-Sel 69 Wawancara dengan Ibu Nisa sebagai guru PAI pada Tanggal 17 Oktober 2014, di Ruang Guru SMPN 03 Tang-Sel
62
2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan a. Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi di SMPN 03 Tang-Sel dapat diketahui bahwa sarana pembelajaran di SMPN 03 Tangerang Selatan ini sudah memadai dari segi gedung yang sudah dimiliki, jumlah SDM atau tenaga guru sebagian besar mengajar sesuai dengan keahlian dan kompetensi yang dimiliki, partisipasi masyarakat sekolah dan stakeholder yang mendukung terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Berikut hasil wawancara dengan Bpk. Soleh sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum: Bahwa faktor pendukung di sekolah ini sudah memadai dari mulai sarana dan perasarana, gedung sekolah, jadi hanya tinggal mengoptimalkan kerja sama dengan guru, masyarakat sekolah dan stakeholder yang ada agar semuanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan.70 Pernyataan diatas dapat diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bpk. Haryono, SE. M.MPd sebagai Kepala sekolah SMPN 03 Tang-sel: Sekolah ini juga sudah ada beberapa guru yang menjadi tim pengembang kurikulum
tingkat
kabupaten
sehingga
dalam
penyusunan
dan
perencanaan kurikulum sudah terarah dan tim kerjanya solid dan saling membantu satu sama lain, sehingga dalam penyusunan tidak mengalami hambatan. Setelah penyusunan selesai diadakannya penilaian atau evaluasi terhadap perencanaan disusun oleh tim pengembang yang ada di
70
Wawancara dengan bpk. Soleh sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum pada tanggal 18 Oktober 2014, di Ruang Guru.
63
sekolah sehingga guru-guru merasa dibimbing dan diarahkan dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum.71 Dapat disimpulkan bahwa sekolah ini memiliki beberapa factor pendukung dalam pengimplementasian kurikulum 2013 diantaranya: sekolah memiliki tenaga SDM profesional dari segi guru, memiliki siswa yang aktif yang memiliki rasa ingintahu yang tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dari segi sarana dan prasarana sudah memadai dan mendukung.
b. Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dalam pelaksanaannya tidak lepas dari kendala atau hambatan. Berikut ini adalah hasil observasi berkaitan dengan hambatan implementasi kurikulum 2013: Hal yang menjadi kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini adalah dalam hal penilaian sikap. Guru merasa kesulitan dalam melaksanakan penilaian ini dikarenakan guru harus mendeskripsikan sikap setiap siswa dalam penilaian ini. Guru mengaku kesulitan karena siswa yang diajar olehnya tidak sedikit melainkan banyak, jadi hal seperti itu yang membuat guru berat dalam memberikan penilaian. Hambatan selanjutnya yaitu masih banyak siswa kurang siap untuk mandiri dalam belajar, hal ini karena siswa masih terbiasa dengan sistem konvensional yaitu siswa pasif dalam pembelajaran dan hanya guru yang aktif mengajar dengan metode ceramah saja. Kesulitan selanjutnya yaitu pada guru yang sudah agak sepuh yang kesulitan mengajar menggunakan laptop dan infokus karena masih belum begitu mengerti cara menggunakannya. Dengan demikian sekolah terus membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana, 71
Wawancara dengan Bpk. Haryono, SE. M.MPd sebagai Kepala Sekolah pada Tanggal 18 Oktober 2014 di Ruang Kepala Sekolah SMPN 03 Tang-Sel.
64
penambahan jam pelajaran, mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru, dan lain sebagainya demi tyercapainya tujuan pembelajaran.
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian data yang diperoleh melalui wawancara, observasi,
dan
studi
dokumentasi
maka
dapat
disimpulkan bahwa
Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan sudah terlaksana dengan baik, Implementasi Pembelajaran PAI tersebut terwujud dalam tiga kegiatan sebagai berikut: 1. Persiapan pelaksanaan pembelajaran, dari hasil studi dokumentasi sebagian besar guru terutama guru PAI sudah menyusun dan mengembangkan program kurikulum 2013 yang mengacu pada standar yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Pelaksanaan pembelajaran, sebagian besar guru terutama guru PAI sudah mengurangi mengajar menggunakan metode ceramah, dan memilih metode dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013, serta tidak membatasi sumber belajar bagi siswa. 3. Evaluasi hasil belajar, guru telah melaksanakan penilaian (assesment) yaitu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, dan menggunakan Penilaian autentik yaitu menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring.
66
B. Saran Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, saran dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah a. Merekrut tenaga pendidik yang berasal dari perguruan tinggi terakreditasi dan sesuai dengan bidang guru tersebut. b. Mengadakan pelatihan-pelatihan, sosialisasi secara berkala kepada guru tentang pelaksanaan kurikulum 2013, dalam pemilihan metode, media belajar, serta penggunaan media. 2. Untuk Guru a. Guru hendaknya selalu meningkatkan pemahaman mengenai kurikulum 2013 dengan mengikuti seminar, workshop, atau mempelajari buku-buku tentang implementasi kurikulum 2013. b. Berkaitan dengan evaluasi hasil belajar, guru hendaknya meningkatkan kemampuannya
dalam
proses
berkelanjutan.
67
penilaian
secara
mandiri
atau
DAFTAR PUSTAKA
Latifatul, M.Muzamirah. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena, Cet. 1, 2013 Fadillah, M. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA. Yogyakarta: Ar-ruz Media, Cet.1,2014 Kuniasih, Imas dan Sani, Berlin. Implementasi Kurikulum 2013:Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena, Cet.4, 2014 Mukhtar. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Misakha Ghaliza, 2003 Supardi. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Press, Cet. 1, 2003 Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006 Syafruddin, Nurdin. Guru Profrsional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press, 2002 Prima Pena, Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gitamedia Press, edisi. Ke-3, 2007 Joko Susilo, Muhammad. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Persiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: PT. Bumi Askara, 2009 Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet. Ke-3, 2009 Kunandar, Guru Profesioanl Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007 Kurniawan, Deni. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta, 2013 Abdullah Sani, Ridwan. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Bumi Aksara, 2014
68
Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media, 2014 Yani, Ahmad. Maindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-1, 2014 Sunarti dan Rahmawati, Selly. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: ANDI, Cet. Ke-1, 2014 Kusaeri, Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, Cet. Ke-1, 2014 Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006 Sayodih, Sukmadinata Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012 Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-31, 2013
69
PEDOMAN WAWANCARA 1. Menurut bapak apakah implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI di SMPN 03 Tangerang Selatan sudah terlaksana dengan baik? 2. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam menggunakan media/alat pada proses pengajaran? 3. Apakah ada peningkatan prestasi siswa setelah menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran PAI? 4. Apakah sarana dan presarana di SMPN 03 Tangerang Selatan ini sudah memadai? 5. Hambatan apa saja yang bapak alami dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI di SMPN 03 Tangerang Selatan? 6. Bagaimana proses penyusunan program kurikulum 2013 di sekolah ini? 7. Pada proses pembelajaran PAI berdasarkan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan ini, apa yang bapak/ibu lakukan ? 8. Bagaimana
penilaian
pembelajaran
PAI
menggunakan
kurikulum 2013 dan apa perbedaannya dengan kurikulum sebelumnya?