PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh : DIAN LESTARI NIM.1111082000058
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H / 2015 M
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Dian Lestari
No. Induk Mahasiswa
: 1111082000058
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah memalui pembukuan yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, September 2015
( Dian Lestari)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Dian Lestari
2. Jenis Kelamin
: Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir
: Pekalongan, 16 April 1993
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Jalan Mampang Prapatan XIII Rt 003/03 Kel. Tegal Parang Jakarta Selatan.
II.
6. HP
: 085716106188
7. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. MI. Sa’adatuddarain
Tahun 1999 - 2005
2. Mts. Sa’adatuddarain
Tahun 2005 - 2008
3. MA. Sa’adatuddarain
Tahun 2008 - 2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011 - 2015
v
III.
PENGALAMAN ORGANISASI 1. OSIS Sebagai Anggota (2009-2010) 2. Garda Sebagai Anggota (2010 – 2011) 3. Bendahara di Manal Nafi’ah Education Course (2012 – Sekarang )
IV.
IDENTITAS ORANG TUA 1. Nama Ayah
: Warnoto
Tempat, Tanggal Lahir
: Pekalongan, 14 Mei 1969
Agama
: Islam
2. Nama Ibu
: Warkipah
Tempat, Tanggal Lahir
: Pekalongan, 14 April 1971
Agama
: Islam
vi
ABSTRACT
Influence of Negative Framing and Adverse Selection to Manager’s Decision for Continuing A Failing Project (Escalation of Commitment) with Locus of Control as Moderating Variabel
This study is intended to examine the influence of negative framing and adverse selection to manager’s decision for continuing a failing project (escalation of commitment) with locus of contol as moderating variabel.This experiment was using factorial design 2 x 2 with instrument like cases given for 80 respondents. Hypotheses in this study were analyzed by using two ways ANOVA to find out the main effect and joint effect between two variables. The results show that negative framing has significance influence to manager’s decision for continuing a failing project. Interactive effect between negative framing and adverse selection to manager’s decision for continuing a failing project has significance influence. This study also shows that negative framing and adverse selection which is moderated by locus of control also has significance influence.
Key words: Negative Framing, Adverse Selection, Escalation of Commitment, Locus of Control, Decision Making.
vii
ABSTRAK
Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus of Control Sebagai Variabel Pemoderasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan investasi dengan locus of control sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain eksperimen factorial 2x2 beetwen subject dengan sampel sebanyak 80 responden. Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan two ways annova. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa negative framing berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Begitu juga interaksi antara negative framing dan adverse selection menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa negative framing dan adverse selection dimoderasi dengan locus of contol berpengaruh signifikan terhadap escalasi komitmen.
Kata Kunci : Negative Framing , Adverse Selection, Eskalasi Komitmen, Locus Of Control, Pengambilan Keputusan
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection Terhadap Eskalasi komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderasi ” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan kali ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada: 1.
Ayahanda
dan
Ibunda
serta bapak angkatku tercinta
yang
selalu
mengajarkan kebaikan dan tiada hentinya melantunkan doa, tiada letihnya memberi dukungan serta semangat sebagai motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2.
Adik – adikku tercinta Dewi, Diva dan Dita serta seluruh keluarga yang selalu memberikan keceriaan dan semangat yang terus menerus untuk penulis.
3.
Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Yessi Fitri, SE Msi., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE,. MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
6.
Bapak Dr. Yahya Hamja,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk
berdiskusi,
memberikan
pengarahan dan bimbingan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini. 7.
Ibu Zuwesti Eka Putri , SE, M.Ak. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, yang telah memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada penulis. Terimakasih atas ilmu yang Ibu berikan sampai terlaksananya sidang skripsi.
8.
Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan semasa penulis menuntut ilmu di Universitas ini.
9.
Adik – Adik muridku di Manal Nafi’ah Education Course Rika, Della, Sena, Fia, Neneng, Rian, Rendi, Wawan, Salsa, Utami, Salma, dll, yang selalu memberikan keceriaan, terima kasih atas semuanya.
10. Sahabat-Sahabat terdekat penulis Ummu, Ipit, Ghina, Dina, Ihda, Nopita, Fia, Hani, Husni, Syaifa, Rika, Ulfa, Kaje, Mutia, Amanah yang selalu ada dalam tangis, dalam tawa, selalu menguatkan ketika sedang lemah-lemahnya, selalu menghibur ketika sedang sedih-sedihnya. Terimakasih banyak, kalian yang terbaik empat tahun ini. 11. Teman-Teman Akuntansi B 2011 yang membuat cerita pengalaman kuliah begitu berarti, menjadi tempat belajar, tempat bercanda berbagi tawa, berbagi ilmu.
Maaf tidak bisa disebutkan semua, terimakasih
banyak
semoga semua kebaikan yang kalian berikan kepada penulis berbuah kebaikan yang berkali lipat.
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .. ........................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v ABSTRACT .............................................................................................................. vii ABSTRAK ............................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iix DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………..
1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………………….
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………………..
8
1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8 2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10 A. Tinjauan Litraratur ……………………………………………………
10
1. Pengambilan Keputusan ..................................................................... 10 2. Eskalasi Komitmen ............................................................................ 12 3. Negative Framing ............................................................................... 15 4. Adverse Selection .............................................................................. 18 5. Locus of Control ................................................................................ 20 6. Teori Prospek ..................................................................................... 22 7. Teori Agensi ...................................................................................... 25 8. Self Justification Theory .................................................................... 28 B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu …………………………………..
30
C. Dasar Perumusan Hipotesis ………………………………………….
37
D. Kerangka Pemikiran …………………………………………………
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 43 A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………………
43
B. Metode Penentuan Sampel …………………………………………..
45
C. Metode Pengumpulan Data ………………………………………….
46
D. Metode Analisis Data ………………………………………………..
47
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 47 2. Uji Kualitas Data ................................................................................ 47 xii
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 49 4. Uji Hipotesis ..................................................................................... 50 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ……………………………….
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 59 A. Gambaran Umum Objek Penelitian …………………………………
59
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 59 2. Karakteristik Profil Responden ........................................................... 61 B. Hasil Uji Statistik ……………………………………………………..
63
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 63 2. Hasil Uji Kualitas Data ...................................................................... 64 3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................... 66 4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 68 BAB V PENUTUP ................................................................................................. 79 A. Kesimpulan …………………………………………………………..
79
B. Saran ………………………………………………………………….
80
C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………
81
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 82 LAMPIRAN ............................................................................................................. 83
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Hal.
2.1
Penelitian Terdahulu ……………………………....................
31
3.1
Desain Penelitian Eksperimen ………………………………..
44
3.2
Tabel Anava …………………………………….....................
52
3.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………………… 57
4.1
Data Sampel Penelitian ………………………………………
4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin …
61
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan ……..
61
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia …………..
62
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan IPK …………...
62
4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………………………...
63
4.8
Hasil Uji Validitas ………………………………………….. .
65
4.9
Hasil Uji Reliabilitas …………………………………………
66
4.10
Hasil Uji Normalitas ………………………………………….
67
4.11
Hasil Uji Homogenitas ……………………………………….
68
4.12
Hasil Uji Hipotesis …………………………………………...
70
xiv
60
DAFTAR GAMBAR
Nomor 2.1
Keterangan
Hal.
Skema Kerangka Pemikiran …………………………..
xv
41
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Hal.
1
Kuesioner Penelitian ……………………………………….
86
2
Data Jawaban Responden …………………………………..
94
3
Output hasil Pengujian Data ………………………………..
102
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di dalam manajemen, tanpa diragukan lagi pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang paling penting. Menurut
Erlinda (2014: 53)
pengambilan keputusan selalu menjadi hal yang rumit, kompleks, dan krusial pada setiap organisasi. Dalam organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Oleh karena itu, fungsi manajer dalam hal pengambilan keputusan adalah fungsi paling mendasar yang harus dapat dikuasai oleh manajer, terutama pengambilan keputusan dalam berinvestasi (Arfan dan Muhammad, 2005: 203). Keputusan pertimbangan
yang
berinvestasi rasional.
pada Namun
umumnya mendasarkan banyak
pada
bukti empiris dalam
serangkaian tindakan pengambilan keputusan investasi yang menunjukkan bahwa pembuat keputusan cenderung untuk melanjutkan proyek investasi walaupun terdapat bukti proyek investasi sebelumnya ternyata tidak menguntungkan (Ghosh, 1997 dalam Endah dkk, 2011 ). Fenomena perilaku demikian
oleh berbagai peneliti, diungkapkan dalam berbagai istilah:
escalation (Ross dan Staw, 1986), entrapment (Brockner et al. 1986), sunk cost (Staw dan Hoang, 1995), concord fallacy (Arkes dan Ayton, 1999); persistence (Shulz dan Chang, 2002); dan decision error (Bowen, 1987).
1
Ruchala dalam Ratih (2010) menyebutkan fenomena eskalasi sebagai keputusan untuk tetap melanjutkan proyek meskipun prospek ekonominya mengindikasikan bahwa proyek tersebut harus dihentikan. Eskalasi komitmen terjadi ketika individu maupun organisasi memilih serangkaian tindakan untuk tetap bertahan meskipun tengah ada kerugian yang didapat, dimana kesempatan untuk tetap bertahan atau meninggalkan komitmen tersebut sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya(Staw,1997 dalam Febri, 2015). Eskalasi sering dikaitkan dengan perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan. Ross dan Staw (1986, dalam Rizkianto,2012) menyebutkan bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek. Faktor psikologis dan sosial menunjukkan pada kehadiran ego dan keinginan untuk menjaga reputasi kesalahan
dan
diri yang membuat seseorang enggan mengakui
kegagalan.
Faktor
organisasi
menunjukkan
adanya
permainan politik yang membawa pada minat terselubung yang ditunjukkan oleh beberapa orang berpengaruh dalam organisasi. Sementara itu, faktor proyek lebih menunjukkan pada tingkat return kegiatan bisnis yang tidak segera dicapai. Hal ini
mendorong
manajer
cenderung
untuk
terus
melakukan tindakan tunggu dan lihat (wait and see) perkembangan dari tingkat return tersebut. Sany Dwita (2007: 2) menyebutkan bahwa eskalasi komitmen dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan dibandingkan
2
dengan keputusan menghentikan proyek segera setelah menunjukkan prospek yang buruk. Eskalasi dapat menyebabkan kebangkrutan bagi organisasi atau perusahaan. Teori Keagenan menawarkan penjelasan mengenai fenomena eskalasi tersebut. Sandi dan Sukirno (2014 :3) menyebutkan bahwa dalam teori keagenan (agency theory) ketidakseimbangan informasi yang terjadi antara principal (pemilik) dengan agent (manager) akan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manager . Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dari suatu ketidakseimbangan informasi adalah adverse selection. Adverse selection
dapat diartikan
sebagai
keadaan
adanya ketidakseimbangan
informasi antara pemilik dan manager dan manager tersebut memiliki kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk), dan pada akhirnya keputusan yang dibuat manager tersebut akan menguntungkan dirinya saja dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan perusahaan yakni dengan tetap
melanjutkan
pembiayaan
proyek
meskipun
mengindikasikan
kegagalan dalam prospek ekonominya( Harison dan Herrel dalam Endah, 2010). Scott (2000) dalam Endah, 2010 menyatakan bahwa pada kondisi adverse selection, manajer mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibanding prinsipal. Fakta-fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang dapat diambil oleh prinsipal tersebut tidak disampaikan informasinya. Adanya kesempatan untuk memiliki informasi privat dan juga melalaikan tugas tersebut memberikan peluang bagi manajer
3
untuk
mengambil
keputusan tetap
melanjutkan
proyek
meskipun
mengindikasikan kegagalan (eskalasi). Kanodia dalam Effriyanti (2005) menyebutkan eskalasi sebagai keputusan manajer
yang
tidak rasional. Hal tersebut dikarenakan secara
langsung maupun tak langsung manajer cenderung mengabaikan kepentingan perusahaan dan lebih mementingkan kepentingan ekonomi pribadinya. Pertimbangan melanjutkan
lain
seorang
pembiayaan
manajer
proyek
adalah
dalam
mengambil
framing
atau
keputusan
pembingkaian
informasi. Framing berkaitan dengan bagaimana individu merasakan atau menstruktur suatu keputusan (Main dan Lambert dalam Sahmuddin, 2003). Gasiaswaty (2009) menyebutkan bahwa framing sangat erat kaitannya dengan titik referensi, yaitu sebuah titik yang dijadikan patokan dalam perbandingan. Dalam framing, titik referensi ini menjadi bingkai seseorang dalam mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan.
Kemungkinan-
kemungkinan yang telah terframing tersebutlah yang kemudian dievaluasi oleh pembuat keputusan. Pada konteks keputusan terhadap proyek yang mengindikasikan kegagalan, biaya yang telah dikeluarkan (sunk cost) bertindak sebagai titik referensi bagi manajer dalam membuat keputusan. Fakta bahwa proyek mulai menunjukkan prospek yang negatif membawa pada beberapa kemungkinan diantaranya yaitu kemungkinan kerugian/keuntungan yang pasti terjadi dan kemungkinan kerugian/keuntungan di masa mendatang yang
4
kurang pasti. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara positif, maka informasi mengenai keuntungan akan lebih ditonjolkan. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara negatif, maka informasi mengenai kerugian yang akan lebih ditonjolkan. Bateman dan Zeithaml dalam Koroy (2008) menyatakan bahwa ketika informasi disajikan dalam bingkai keputusan negatif, pengambil keputusan cenderung untuk mencari resiko dengan melanjutkan proyek. Sementara pada informasi yang disajikan dalam bingkai positif, pengambil keputusan akan cenderung menghindari resiko dengan tidak melanjutkan proyek. Berbeda dengan teori keagenan yang menjelaskan kondisi adverse selection, teori yang digunakan dalam menguji bias framing ini adalah teori prospek . Teori ini
mengemukakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat
mempengaruhi keputusannya. Dalam hal ini ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif keputusan yang dibingkai secara positif maka keputusan yang diambil akan cenderung menghindari risiko atau risk averse. Sedangkan ketika informasi disajikan
secara
negatif
maka
keputusan
yang
diambil
cenderung
mengambil risiko atau risk seeking (Yusnaini, 2005). Beberapa bukti empiris seperti yang ditunjukkan oleh Rudledge dan Harrel (1994) dan Rudledge (1995) juga mendukung penjelasan teori prospek tersebut. Mengenai kedua teori tersebut, telah banyak penelitian yang berusaha untuk membuktikan
penjelasan kedua teori tersebut. Sharp
dan Salter (1997) menemukan bahwa adverse selection dan negative
5
framing tidak berpengaruh terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Hasil serupa juga ditemukan oleh Dwita (2007) yang mendapati bahwa negative framing
dan kondisi adverse selection ternyata tidak signifikan
mengindikasikan pengaruhnya terhadap keputusan evaluasi proyek oleh manajer.Namun demikian, Salter et al. (2004) menunjukkan hasil yang berbeda, yakni terdapat pengaruh antara framing dengan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Kontroversi temuan para peneliti tersebut memotivasi peneliti untuk menguji kembali pengaruh kedua variabel yakni framing dan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Dalam hal ini peneliti ingin menguji kembali apakah dengan menggunakan teori yang sama akan memberikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu. Mengingat bahwa diperlukannya sebuah proses akuntabilitas yang dapat dengan
efektif
mengendalikan
kecenderungan
eskalasi
yang
dilakukan oleh manajer yang memulai suatu proyek. Peneliti mencoba menambahkan satu variabel pemoderasi locus of cotrol yang bertujuan untuk mengetahui apakah locus of control memoderasi pengaruh negative framing, adverse selection, serta negative framing dan adverse selection secara bersama-sama terhadap eskalasi komitmen. Konsep locus of control pertama kali diperkenalkan oleh Julian B. Rotter (1996), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control merupakan
kendali individu
atas
pekerjaan
mereka
dan kepercayaan
mereka terhadap keberhasilan diri. Ada 2 tipe locus of control, yaitu
6
internal locus of control dan eksternal locus of control. Internal locus of control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan bersumber dari kemampuan dalam dirinya, sedangkan eksternal locus of control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir, dan faktor lain diluar dirinya. Andi Irfan (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa manager yang memiliki tipe eksternal locus of control cenderung memiliki tingkat sensitifitas tinggi, sedangkan manager yang memiliki memiliki tipe internal locus of control cenderung memiliki tingkat sensitifitas yang rendah. Jadi, apabila seorang manager bertipe eksternal locus of control yang memiliki tingkat sensnitifitas tinggi dihadapkan pada suatu kondisi negative framing dan adverse selection atas proyek investasinya, maka manager tersebut cenderung akan menurunkan eskalasi komitmen, sedangkan manager yang bertipe internal locus of control yang memiliki tingkat sensitifitas rendah diperlakukan dengan hal yang sama, maka manager tersebut cenderung meningkatkan eskalsasi komitmen. Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya mengenai pengambilan keputusan, eskalasi komitmen, negative adverse
selection, dan locus of control,
framing,
maka penelitian ini
akan
membahas tentang “Pengaruh Negative Framming dan Adverse Selection terhadap Eskalasi
Komitmen
dalam
Pengambilan Keputusan Investasi
dengan Locus Of Control sebagai Variabel Pemoderasi”.
7
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Apakah Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? 2. Apakah Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? 3. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama- sama berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? 4. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection dimoderasi oleh Locus of Control berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitia tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan Negative Framing.
2.
Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan pada kondisi Adverse Selection.
3.
Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan negative frame pada kondisi adverse selection .
8
4. Untuk mengetahui pengaruh locus of control sebagai variabel yang memoderasi hubungan antara negative framing dan adverse selection terhadap eskalasi komitmen. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian dikemukakan, hasil dari penelitian
yang
yang dilakukan ini diharapkan
mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Dalam bidang akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti empiris mengenai pengaruh negative framing, adverse selection dan locus of control terhadap bias keputusan manajerial 2. Bagi perusahaan Hasil
penelitian
mengurangi
ini
diharapkan
over komitmen manajer
dapat terhadap
digunakan sumberdaya
untuk bagi
proyek yang tidak lagi menguntungkan. 3. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang akuntansi keperilakuan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Litraratur 1. Pengambilan Keputusan Menurut Rizkianto (2012: 23) Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan berbagai alternatif yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan, menurut Arfan dan Muhammad (2005: 203) pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih di
antara
berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Pengambilan keputusan pada akhirnya akan menghasilkan suatu pilihan final berupa tindakan ataupun opini. Dalam mengambil keputusan seseorang seringkali dihadapkan pada berbagai kondisi antara lain unik, tidak pasti, jangka panjang dan kompleks ( Marimin, 2005 : 10). Yang dimaksud dalam kondisi unik adalah masalah tersebut tidak mempunyai preseden dan di masa depan mungkin tidak akan berulang kembali. Tidak Pasti maksudnya bahwa faktor – faktor yang diharapkan mempengaruhi dan memiliki kadar informasi yag sangat rendah. Jangka panjang maksudnya bahwa implikasinya memiliki jangkauan yang cukup jauh ke depan. Adapun kompleks yaitu dalam pengertiannya preferensi pengambilan keputusan atas risiko dan waktu memiliki peranan yang besar.Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka diharapkan seorang pengambil keputusan dapat menentukan langkah – langkah yang tepat
10
dalam membuat keputusan. Lubis (2010: 271) menyebutkan beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu keputusan, antara lain: (1) pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang, (2) pencarian atas tindakan alternatif dan kuantitatif atas konsekuensinya, (3) pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan, (4) yang terakhir adalah penerapan tindak lanjut. Ibnu Syamsi (2000: 16) berpendapat bahwa pengambilan keputusan tergantung dari permasalahan yang dihadapi dan juga
dasar seorang
manajer dalam mengambil suatu keputusan antara satu manajer dengan manajer lainnya tidaklah sama. Suatu keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata, dan dapat pula suatu keputusan itu diambil berdasarakan rasionalitas, serta keputusan dapat diambil berdasarkan wewenang atau jabatan yang dimilikinya. Ada beberapa teknik atau cara dalam mengambil sebuah keputusan, yaitu berdasarkan intuisi, rasionalitas, fakta, pengalaman dan wewenang (Ibnu
Syamsi,
2000:
17-22).
Sedangkan
Lubis
(2010:
275-277)
menyebutkan teknik atau cara dalam mengambil keputusan berdasarkan rasional terbatas, intuisi, indentifikasi masalah, membuat pilihan, perbedaan individua yang termasuk didalamnya adalah gaya pengambilan keputusan dan keterbatasan organisasi. Kreitner dan Kinicki (2005: 5-13) menyebutkan ada 3 model yang dapat digunakan manajer dalam membuat suatu keputusan. Model yang pertama adalah model rasional, model ini menggunakan empat pendekatan
11
logis untuk mengambil sebuah keputusan yaitu: (1) mengenali masalah, (2) menghasilkan solusi-solusi alternatif, (3) memilih sebuah solusi, dan (4) mengimplementasikan dan mengevaluasi solusi. Model
yang kedua adalah model normatif Simon, model ini
mengindentifikasi hambatan-hambatan yang mambatasi pengambilan keputusan. Model normatif Simon juga menganjurkan bahwa pengambilan keputusan ditandai dengan:
(1) pengolahan informasi terbatas, (2)
penggunaan penilaian hasil temuan sendiri, dan (3) temuan. Model yang
ketiga adalah model keranjang sampah, yang
berpendapat bahwa pengambilan keputusan bersifat tidak teliti dan acak. Model ini juga berpendapat, keputusan dihasilkan dari interaksi antara empat arus kejadian yang terpisah yaitu: masalah, solusi, partisipan, dan peluang pilihan. 2. Eskalasi Komitmen Definisi
mengenai
eskalasi
komitmen
menurut
Suartana
(2010:108) adalah komitmen seorang pengambil keputusan untuk tetap melanjutkan dan memperluas komitmen awalnya terhadap pelaksanaan suatu investasi proyek atau usaha-usaha tertentu yang sudah tidak menguntungkan atau memberikan umpan balik yang negatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997, h. 151) disebutkan bahwa eskalasi adalah pertambahan jumlah, pertambahan volume dan kenaikan. Sementara itu Oxford Learner’s Pocket Dictionary (2008, h.145) eskalasi diterjemahkan sebagai “become or make something
12
bigger or more serious”. Dengan demikian eskalasi komitmen dapat dikatakan sebagai upaya meningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap komitmen yang telah dibuat. Eskalasi komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasi dihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah dilakukan (dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan). Individu atau organisasi tersebut berkesempatan untuk memilih bertahan atau menarik kembali serangkaian tindakan yang telah dilakukan. Kedua kesempatan tersebut sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya. Staw (1997) dalam Khanifan (2015: 21) mencontohkan, ketika organisasi mengetahui bahwa sebuah
produk
pengembangan
yang
baru
memiliki
kemungkinkan, yakni menguntungkan maupun tidak menguntungkan di masa
yang
akan
datang, melanjutkan investasi pada produk tersebut
adalah merupakan eskalasi komitmen. Menurut Maria dan Milka (2012:271) eskalasi komitmen merupakan perilaku
untuk
meningkatkan
komitmen
dengan
tetapmenjalankan
keputusan proyek walaupun proyek tersebut akan memberikan umpan balik negatif. Seorang manajer dapat mengalokasikan sumber daya tambahan pada proyek yang dianggap tidak menguntungkan ini. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 23) Eskalasi Komitmen adalah kecenderungan tindakan untuk bertahan atau berada pada situasi yang tidak efektif untuk jangka waktu yang lama. Perilaku Eskalasi Komitmen dapat
13
terjadi ketika seorang manajer memilih untuk tetap melanjutkan proyek investasinya walaupun proyek investasi tersebut mengindikasikan kegagalan atau dengan kata lain proyek investasi tersebut tidak memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Kreitner dan Kinicki (2005: 23-26) menyebutkan empat faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku Eskalasi Komitmen, yaitu: faktor penentu psikologis dan sosial, faktor penentu organisasional, karakteristik proyek, dan faktor penentu kontekstual. Faktor psikologis dan sosisal merupakan kontributor utama dari Eskalasi Komitmen yang termasuk didalamnya adalah pertahanan ego dan motivasi individu. Seseorang yang memiliki sifat pertahanan ego dan motivasi individu maka mereka cenderung membiaskan fakta-fakta yang diterimanya sehingga mereka akan cenderung mendukung keputusan yang dibuat sebelumnya. Seorang yang memiliki sifat pertahanan ego akan cenderung melibatkan egonya ke dalam suatu proyek yang ditanganinya, karena kegagalan akan mengancam nilai diri atau ego, maka cenderung mengabaikan tanda-tanda negatif dan cenderung mendorong keputusannya ke depan (Kreitner dan Kinicki, 2005: 23) Faktor selanjutnya yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi Komitmen menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 23) adalah faktor penentu organisasional. Dalam faktor penentu organisasional adanya pemutusan komunikasi, politik di dalam organisasi, dan adanya kelembaman organisasional yang menyebabkan organisasi membiarkan terjadinya tindakan yang berdampak buruk bagi perusahaan, atau dengan kata lain
14
mendukung dan menjalankan adanya suatu keputusan yang bereskalasi komitmen. Faktor selanjutnya menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 24-25) adalah karakteristik proyek. Karakteristik proyek memasukkan fitur-fitur objektif proyek, yang berdampak paling besar pada keputusan Eskalasi Komitmen. Faktor yang terakhir menurut Kreitner dan Kinicki (2005:25) yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi Komitmen adalah faktor penentu kontekstual. Faktor ini memberi penjelasan bahwa penyebab terjadinya Eskalasi Komitmen karena adanya kekuatan-kekuatan politik dari luar yang berada di luar kendali organisasi. 3. Negative Framing Faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada seseorang adalah Framing. (Liang dkk, 2013 : 3).Framing adalah sebuah fenomena
yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi
respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan dalam format berbeda. Framing atas informasi dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Framing Efek mungkin berbeda pada situasi konteks yang berbeda. Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa pembingkaian keputusan dibagi menjadi 3 tipe utama dengan pengaruh yang berbeda.(Levin et al, 1998 dalam Liang dkk, 2013), salah satu diantaranya mengikuti teori prospek yaitu pembingkaian positif dan negative, dan dua diantaranya
15
menggunakan definisi operasional yang berbeda. Tiga tipe pembingkaian tersebut adalah sebagai berikut: a. Risky Choice Framing Risky choice framing berasal dari
studi yang dilakukan oleh
Tversky & Kahneman (1981). The risky choice framing melibatkan skenario keputusan hipotesis dengan dua pilihan. Pilihan pertama yaitu pilihan yang pasti atau tanpa risiko dan pilihan kedua adalah pilihan berisiko dimana probabilitas ditentukan secara numerik. Pada positive framing, pilihan yang pasti ataupun berisiko dideskripsikan dalam keadaan untung, dan pada negative framing keduanya dideskripsikan dalam keadaan rugi. Menurut
teori prospek, positive framing akan
menyebabkan perilaku menghindari riksiko, dan negative framing akan menyebabkan perilaku yang sebaliknya. b. Goal framing Goal framing tidak melibatkan risiko yang berbeda dalam bingkai yang berbeda tetapi memberikan hasil yang mungkin berbeda. Pesan positif dari Goal framing menekankan konsekuensi positif dari melakukan suatu tindakan, dan pesan negatif menekankan konsekuensi negatif dari tidak melakukan tindakan. Pertanyaan pada Goal Framing adalah yang mana framing positif atau negatif, yang akan memiliki dampak persuasif yang lebih besar pada pencapaian perilaku yang sama. Misalnya, Thaler (1980) menyelidiki efek dari pesan positif dan negatif pada pembelian kartu kredit. Frame positif menunjukkan pesan-pesan
16
seperti "jika Anda membayar tunai, Anda akan menerima harga diskon," sedangkan frame negatif menunjukkan pesan-pesan seperti "jika Anda tidak membayar tunai (yaitu, jika Anda menggunakan kartu kredit), Anda akan harus membayar sebuah biaya tambahan. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen lebih bersedia untuk menggunakan kartu kredit untuk susunan kata tidak membayar uang tambahan dari untuk susunan kata menerima tambahan diskon. c. Attribute framing Attribute framing memanipulasi nilai yang berbeda dari satu atau lebih atribut keputusan yang relevan dengan keputusan dalam konteks tertentu. Salah satu contoh adalah bahwa tingkat keberhasilan dari suatu peristiwa (misalnya, 0,6) dijelaskan dalam kerangka positif, tetapi tingkat kegagalan acara (misalnya, 0,4) digambarkan dalam bingkai negatif. Membandingkan dengan risk framing choice, atribute framing tidak terfokus pada risiko itu sendiri tetapi persepsi yang berbeda dari risiko yang sama. Secara umum, kerangka berpikir positif lebih perferable daripada yang negatif dalam kondisi ini. Selain itu, atribute framing berbeda dengan goal framing dalam dua kondisi, framing pada atribute framing tidak mempromosikan tindakan yang sama. Dalam studi tentang menyetujui operasi, misalnya, tingkat kelangsungan hidup (frame positif) dan tingkat kematian (frame negatif) yang digunakan untuk membuat framing atribut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika tingkat kelangsungan hidup ditekankan,
17
individu lebih mungkin untuk menyetujui operasi daripada ketika angka kematian ditekankan (Marteau 1989;. Wilson et al 1987). Kebanyakan temuan menunjukkan bahwa orang cenderung untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proyek-proyek yang tidak menguntungkan dalam bingkai negatif daripada dalam kerangka positif. Misalnya, Rutledge (1994) dalam Liang, dkk(2013)melaporkan bahwa framing informasi yang relevan-keputusan dipengaruhi keputusan kelompok '. Subyek cenderung melakukan investasi tambahan jika keputusan itu dibingkai negatif. 4. Adverse Selection Manajer memiliki informasi superior tentang informasi internal dan prospek perusahaan di masa depan dibanding pemilik. Kondisi ketidakseimbangan
informasi
ini
dinamakan
informasi
asimetri
(asymmetric information). Informasi asimetri dapat menimbulkan dua permasalahan
yang disebabkan
adanya
kesulitan
pemilik
untuk
memonitor dan melakukan control terhadap tindakan-tindakan manajer. Menurut Jensen dan Meckling dalam Ratih (2010 : 20) permasalahan tersebut adalah : a. Moral hazard, yakni permasalahan yang timbul jika manajer tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak kerja. Hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun kreditur.
18
b. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana pemilik tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk). Teori yang dapat menjelaskan tentang Adverse Selection adalah teori keagenan. Menurut teori tersebut individu dimotivasi untuk mengambil keputusan yang memaksimalkan kepentingan ekonomi pribadi mereka. Sany Dwita (2007:6) menjelaskan mengenai teori keagenan yang berhubungan dengan masalah Eskalasi Komitmen pada pilihan tindakan yang gagal. Manajer yang tidak berani mengambil risiko serta tindakannya tidak terawasi akan melaporkan berita bagus, dan manajer tersebut baru akan melaporkan berita buruk apabila berita tersebut diperlukan, karena berita buruk akan membuat karirnya terancam. Maka jika informasi lengkap, dalam kondisi incentive to shirk, manajer akan cenderung memilih untuk tidak melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau merugikan karena hal ini akan segera diketahui oleh pemilik perusahaan. Sedangkan, jika manajer memiliki informasi privat, pemilik perusahaan tidak bisa mengawasi manajer secara keseluruhan, maka pada kondisi ini, manajer yang memiliki incentive to shirk akan cenderung untuk melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau merugikan.
19
5. Locus of Control Salah seorang peneliti kepribadian, Julian Rotter, ia mengidentifikasi suatu demensi kepribadian yang diberi nama lokus pengendalian (Locus of Control), yang menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan kepribadian seseorang.
Julian
Rotter berpendapat bahwa, seseorang cenderung
menghubungkan penyebab dari perilaku dikarenakan faktor dalam dirinya atau juga dikarenakan faktor lingkungan, hal ini yang menghasilkan perbedaan–perbedaan kepribadian setiap orang (Kreitner dan Kinicki, 2005:179). Menurut Tsui dan Gul (1996) Locus of Control didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang merasakan hubungan kontijensi antara tindakan dan hasil yang mereka peroleh. Locus of Control dibagi menjadi dua bagian yaitu internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control, apabila seseorang
percaya
bahwa
mereka
memiliki
kemampuan
untuk
mengendalikan takdir mereka disebut internal Locus of Control. Dalam hal ini, mereka mempercayai bahwa pengendalian itu terletak dalam diri mereka sendiri. Sedangkan eksternal Locus of Control adalah orang yang percaya bahwa hasil yang mereka dapatkan ditentukan oleh faktor kondisi ekstrinsik atau diluar diri mereka sendiri. Sebagai contoh, oleh takdir, keberuntungan, kekuatan lain atau sesuatu hal yang tidak dapat diprediksi. Kreitner dan Kinicki (2005:180) menyebutkan perbedaan antara internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control dari hasil
20
penelitian para ahli tentang Locus of Control, perbedaan-perbedaan tersebut adalah: a. Kelompok internal menunjukkan motivasi yang lebih besar dalam bekerja. b. Kelompok internal memiliki pengharapan yang lebih kuat bahwa usaha akan mengarah pada persepsi. c. Kelompok internal menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada tugastugas yang melibatkan proses belajar atau pemecahan persoalan, di mana prestasi mengarah pada penghargaan yang berarti. d. Terdapat suatu hubungan yang lebih kuat antara kepuasan kerja dengan prestasi bagi kelompok internal daripada eksternal. e. Kelompok internal memperoleh gaji yang lebih tinggi dan peningkatan gaji yang lebih besar dari kelompok eksternal. f. Kelompok eksternal lebih cenderung lebih khawatir dari pada kelompok internal. Perbedaan dari Locus of Control sangat memberi implikasi yang berbeda bagi para manajer. Di mana dapat dilihat dalam perbedaan tersebut bahwa kelompok dengan internal
Locus of Control
memiliki
kecenderungan untuk percaya bahwa mereka dapat mengendalikan perilaku mereka dalam lingkungan pekerjaan, dan mereka akan menunjukan kendali mereka terhadap pekerjaan itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan mencoba mempengaruhi
prosedur kerja, kondisi kerja, penugasan
pekerjaan, atau hubungan dengan rekan dan pengawasnya.
21
Dari beberapa kemungkinan yang ditunjukan, kelompok dengan internal Locus of Control memungkinkan untuk menolak usaha seorang manajer dalam mengawasi pekerjaan mereka secara dekat. Oleh sebab itu manajemen mungkin dapat menempatkan kelompok dengan internal locus of control dalam pekerjaan yang memerlukan inisiatif tinggi dan kepatuhan rendah. Sedangkan kelompok dengan eksternal Locus of Control mungkin lebih tepat ditempatkan dalam pekerjaan yang sangat terstruktur dan kerelaan yang lebih besar (Kreitner dan Kinicki, 2005: 179-180).
6. Teori Prospek Kahneman
dan
Tversky
memulai
penelitian
mereka untuk
menyelidiki kejanggalan dan kontradiktif perilaku manusia. Ketika subjek ditawari satu pilihan yang diformulasikan/dibingkai tertentu mungkin bersikap/berperilaku menolak resiko (risk aversion), tetapi ketika subyek ditawari
suatu
hal
yang
mempunyai
esensi
yang
sama
dan
diformulasikan/dibingkai berbeda mungkin menunjukkan perilaku/sikap berani mengambil risiko (risk seeking). Esensi hasil riset Kahneman dan Tversky yang sangat penting mengungkapkan bahwa perilaku orang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuntungan sangat berbeda dengan perilaku orang dalam mengambil keputusan berkaitan dengan kerugian. Sebagai
contoh,
dalam
kondisi
ketidakpastian
seseorang
dihadapkan pada alternatif pilihan yang sama-sama menguntungkan,
22
yang pertama adalah alternatif pilihan yang secara pasti menguntungkan tetapi keuntungannya lebih kecil dari pilihan kedua, sedangkan yang kedua adalah alternatif pilihan yang kemungkinan tidak memperoleh atau memperoleh keuntungan lebih besar dengan probabilitas 50%, maka seseorang cenderung akan memilih alternatif pertama yaitu yang menguntungkan secara pasti. Hal ini menggambarkan sikap penolakan risiko (risk aversion). Sebaliknya dalam kondisi ketidakpastian, seseorang dihadapkan pada alternatif pilihan yang sama-sama merugikan, yang pertama adalah alternatif pilihan yang secara pasti merugikan dan yang kedua adalah alternatif pilihan kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan rugi tetapi lebih besar dengan probabilias 50%, maka seseorang cenderung akan memilih alternatif kedua yaitu kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan rugi yang lebih besar dengan pribabilitas 50%. Hal ini menggambarkan sikap penerimaan risiko/risk seeking (Kahneman and Tversky, 1979). Oleh karena itu dengan pendekatan Prospect Theory, eskalasi komitmen terjadi karena individu yang bertanggung jawab atas keputusan awal dari serangkaian investasi, dengan adanya bukti bahwa kinerja investasinya merosot, maka individu cenderung lebih berani mengambil risiko yang dimanifestasikan
dalam bentuk keputusan investasi tahap berikutnya
dengan harapan agar kinerja investasi selanjutnya menguntungkan dan dapat menutup kemerosotan kinerja sebelumnya (Brockner, 1992).
23
Analisis pembuatan keputusan di bidang ekonomi sekarang ini didominasi oleh expected utility theory. Dominasi teori ini nampak jelas dalam pembahasan tentang ketidakpastian
yang
pembuatan
terdapat
keputusan
dalam berbagai
pada
literatur
kondisi akuntansi
manajemen, manajemen keuangan, dan ekonomi manajerial (Gudono dan Hartadi,1998. Expected utility theory menganggap bahwa individu bisa membuat keputusan secara efisien dan memiliki informasi yang lengkap untuk mengoptimalkan utilitasnya. Dengan kata lain, individu akan bertindak rasional tanpa terpengaruh oleh urutan informasi yang diterimanya maupun framing situasi yang dihadapinya.Namun demikian, dalam praktek seringkali ditemui penyimpangan dari asas rasionalitas. Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa prospect theory yang dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky (1981,1979) merupakan teori yang diajukan untuk mengkritik expected utility theory yang dikemukakan oleh Friedman dan Savage (1948). Kahneman dan Tversky (1981,1979) menemukan bahwa
banyak
terjadi
penyimpangan
dari
prinsip-prinsip pembuatan keputusan yang digunakan oleh expected utility theory. Mereka menyimpulkan bahwa expected utility theory tidak valid jika digunakan sebagai suatu model
yang deskriptif.
Selanjutnya
alternatif
mereka
mengembangkan
suatu
model
dari
pembuatan keputusan berisiko secara individual yang disebut prospect theory.
24
Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa teori prospek sudah diterapkan di berbagai bidang penelitian. Misalnya, White et.al. (1993), menggunakan teori prospek untuk memprediksi ketaatan membayar pajak. Penelitian tersebut menemukan bahwa wajib pajak yang berada pada posisi tax due memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk tidak taat dalam membayar pajak dibandingkan mereka yang berada pada posisi tax refund. Teori prospek juga telah digunakan untuk menjelaskan perilaku dipasar uang (Harvey, 1996) dan auditing (Karim et al., 1995) Di Indonesia pengaplikasian teori ini telah diteliti oleh Gudono dan Hartadi (1998). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa teori ini tidak sepenuhnya bisa diterapkan di Indonesia. Terdapat beberapa perbedaan hasil dengan teori prospek. Pengujian secara penelitian yang mereka lakukan mengindikasikan bahwa orang Indonesia lebih bersifat risk neutral daripada risk averse. Bukti juga menunjukkan orang Indonesia lebih konsisten dalam memandang nilai nominal uang, baik dalam bentuk uang atau bentuk lain (barang dan jasa). 7. Teori Agensi Pada kebanyakan organisasi, otoritas pengambilan keputusan didelegasikan dari level yang lebih tinggi dalam organisasi ke level yang
lebih rendah. Kontrak seringkali dipakai untuk mengalokasikan
sumber daya dan output ketika hubungan delegasi tersebut ada. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan
kontrak
diantara
faktor-faktor
produksi
dan
25
hubungan diantara prinsipal dan agen. Dalam kerangka kerja teori agensi, baik prinsipal maupun agen membuat keputusan yang semata-mata dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Kepentingan prinsipal diasumsikan sejalan dengan motif
maksimalisasi
laba perusahaan. Sementara itu
kepentingan pribadi agen mungkin saja sejalan dengan kepentingan perusahaan atau malah bertentangan. Menurut Rudledge dan Karim (1998) ketika kepentingan agen bertentangan dengan kepentingan perusahaan, agen memiliki insentif untuk melalaikan tugas (incentive to shirk). Insentif tersebut mendorong agen membuat keputusan perusahaan. Model
yang
bertentangan
agensi berasumsi
dengan
bahwa untuk
kepentingan
bertindak atas
insentif mengabaikan kepentingan perusahaan, agen harus memiliki kesempatan. kesempatan
Ketersediaan tersebut.
informasi
Masalah
dapat menjadi
adverse
selection
sarana
bagi
kemudian muncul
ketika agen termotivasi untuk tidak menyajikan informasi privat agar dapat
mengimplementasikan
keseluruhan kepentingan memiliki
keputusan
perusahaan.
ketersediaan informasi
yang Jika
bertentangan
perusahaan
dan
dengan agen
yang sama (simetri informasi), maka
perusahaan dapat membuktikan apakah agen bertindak sejalan dengan seluruh kepentingan perusahaan. Agen tidak akan memiliki kesempatan untuk mengabaikan atau membuat keputusan yang bertentangan dengan seluruh kepentingan perusahaan.
26
Ketika agen memiliki informasi privat yang tidak tersedia bagi perusahaan (asimetri informasi), perusahaan tidak lagi dapat menguji apakah keputusan agen sejalan dengan kepentingan perusahaan. Hal ini memberikan kesempatan bagi agen untuk mengabaikan kepentingan perusahaan
dengan
membuat
keputusan yang
bertentangan
dengan
kepentingan perusahaan. Ketika agen berada pada kondisi incentive to shirk dan opportunity to shirk yang dalam hal ini adalah keberadaan informasi privat, maka adverse selection dapat terjadi. Harrell dan Harrison (1994) menemukan bahwa ketika agen (manajer proyek) memiliki insentif untuk melalaikan tugas maupun informasi privat, maka agen akan berperilaku yang mengarah pada kepentingan
pribadi
dan
diharapkan
perusahaan.
kepentingan
pribadi
tidak memaksimalisasi Perilaku
menjelaskan
agen mengapa
keuntungan
yang
yang mendasarkan pada beberapa
manajer
mengalokasikan penambahan sumber daya untuk proyek, meskipun prospek ekonomi mengindikasikan bahwa proyek tersebut seharusnya dihentikan. Menurut Gudono (2009: 176) Teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul manakala ada ketidak lengkapan informasi pada saat melakukan kontrak. Gudono (2009: 178) menyebutkan jika manajer
memiliki keunggulan informasi
dibandingkan pemilik perusahaan sedangkan kepentingan manajer
dan
pemilik perusahaan berbeda maka akan terjadi masalah anatara pemilik
27
perusahaan dengan manajer dimana manajer akan melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri namun merugikan pemilik perusahaan. 8. Self Justification Theory Self Justification Theory adalah satu teori yang digunakan untuk menjelaskan
Eskalasi Komitmen. Meskipun banyak teori berbeda telah
digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen, self-justification theory dipilih sebagai penjelasan yang paling relevan untuk Eskalasi Komitmen pada level pengambilan keputusan individu
(Brockner,1992). Teori ini
menyatakan bahwa ketika manajer proyek dihadapkan dengan kemunduran selama proyek itu berlangsung, maka mereka akan menaikkan komitmen yang mereka miliki dalam upaya kembali ke proyek atau untuk mendemonstrasikan rasionalitas pokok dari sejumlah tindakan irasional. Self-justification theory menjelaskan bahwa manajer yang terlibat dari awal pada suatu proyek akan cenderung melanjutkan proyek tersebut walaupun keadaan ekonomi menunjukkan bahwa proyek tersebut mengalami kerugian dibandingkan dengan manajer yang tidak terlibat dari awal. Self Justification theory
menyatakan bahwa manajer
yang
bertanggung jawab untuk investasi sebelumnya tidak akan mengakui pada diri mereka sendiri atau orang lain bahwa penggunaan sumber daya mereka sebelumnya adalah salah. Mereka akan cenderung untuk meningkatkan komitmen karena harus membenarkan diri mereka sendiri
28
terhadap keputusan sebelumnya yang mereka buat. (Chong dan suryawati, 2010). Staw (1976) menyebutkan bahwa self justification dapat dijelaskan dengan teori kognitif disonan. Teori tersebut menjelaskan bahwa ketika individu telah membuat keputusan awal mengenai suatu tindakan tertentu, umpan balik negatif merupakan disonan bagi keputusan awal tersebut. Sehingga meningkatkan komitmen terhadap keputusan awal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurang disonansi, dengan keyakinan bahwa keuntungan akan dapat diraih dengan tindakan/ keputusan yang saat ini diambil. Brockner (1992) berpendapat bahwa adanya umpan balik negatif dan kebutuhan untuk membenarkan keputusan awal mereka adalah dua kondisi yang menyebabkan orang melakukan eskalasi. Orang akan cenderung membenarkan keputusan awal mereka dan cenderung berkomitmen terhadap keputusan awal tersebut yang disebut Eskalasi Komitmen. Bazerman (1994) dalam Tri Koroy (2008) mengusulkan untuk mengurangi Eskalasi Komitmen yang disebabkan karena pembenaran diri perlu dilakukan sistem pemantauan yang membantu memeriksa persepsi pembuat keputusan sebelum keputusan atau pilihan berikutnya yang dibuat dapat terbukti bermanfaat.
29
B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai intention turnover dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
seperti
kepuasan
kerja,
konflik
peran,
keadilan
organisasi, kepuasan gaji dan lainnya telah banyak diteliti oleh penelitianpenelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intention turnover. Tabel 2.1 menunjukkan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi intention turnover.
30
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Negative Framing, Adverse Selection, Eskalasi Komitmen dan Locus of Control No.
1.
Penelitian
Judul
(Tahun)
Penelitian
Maria dan Milka(2012)
Pengaruh Adverse Selection dan Negative Framing terhadap eskalasi komitmen
Metode Penelitian Persamaan
Perbedaan
Variabel negative framing, adverse selection dan Eskalasi Komitmen
Variabel locus of control
Hasil Penelitian
1. Adverse Selection berpengaruh terhadap kecenderungan manajer melakukan eskalasi komitmen 2. sementara tidak dijumpai adanya pengaruh negative framing terhadap eskalasi komitmen 3. kedua variabel tersebut menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan manajer untuk tetap melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan.
Bersambung ke halaman selanjutnya 31
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Penelitian
Judul
(Tahun)
Penelitian
Metode Penelitian Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
2.
Chong dan Syarifuddin (2010)
Escalation of comitment to unprofitable projects : An experimental investigation of the effect of conformity pressure and self- esteem
Variabel Eskalasi Komitemen
Variabel adverse selection dan locus of control Menggunakan variabel tekanan dan harga diri
Pembuat keputusan cenderung melakukan eskalasi ketika terdapat conformity pressure (tekanan) dan self-esteem (harga diri) yang tinggi yaitu dengan melanjutkan projek yang mengindikasikan kegagalan.
3.
Yahya dan Surya (2012)
Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences
Variabel Framing effect dan Eskalasi Komitmen
Variabel adverse selection ,locus of control dan pengalaman kerja
Terdapat pengaruh yang positif antara framing effect dengan eskalasi komitmen.Kecenderungan eskalasi komitmen yang semakin tinggi seiring dengan semakin berpengalamannya seorang manajer
Bersambung ke halaman selanjutnya 32
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian
Judul
(Tahun)
Penelitian
Metode Penelitian Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
4.
Erlinda dan Sukirno (2014)
Pengaruh Framing Effect Terhadap Pegambilan keputusan Investasi dengan Locus of Control sebagai variabel Pemoderasi
Variabel Framing effect dan Locus of Control
Variabel Adverse selection dan Eskalasi Komitmen
Pengambil keputusan yang berada pada positif framing tidak akan melakukan investasi sedangkan pada posisi negative framing, pengambil keputusan akan melanjutkan investasi. Tidak terdapat pengaruh Locus of Control pada pengambilan keputusan investasi
5.
Carol, Ruben dan Nupur (2014)
Culture-Related Factors Affect Sunk Cost Bias
Variabel Esklasi Komitmen, sunk cost, decition-making (Pengambilan keputusan)
Variabel Locus of Control , Adverse selection, Cognitive bias dan environment
Eskalasi komitmen terjadi pada manajer yang cenderung individualis, seperti yang terjadi di Negara Amerika, di mana masyarakatnya cenderung indivudualis.
Bersambung kehalaman selanjutnya 33
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian
Judul
(Tahun)
Penelitian
Metode Penelitian Persamaan
Perbedaan
6.
Ting-Peng Liang dkk. (2013)
Escalation of commitment in sofware projects : an examination of two theories
Variabel eskalasi komitmen, Framing Effect,Teori selfjustification
Variabel locus of control, sofware project management, Penelitian dilakukan di luar negeri
7.
Irfan dan Febria (2015)
Negative framing, rigid thingking and the escalation of commitment on decision making: Experimental study
Variabel Negative Variabel Rigid Framing, Eskalasi Thingking, Locus Komitmen of Control dan Adverse selection
Hasil Penelitian
Self-justification dan Framing keduanya berpengaruh terhadap Eskalasi komitmen dalam proyek sofware tetapi Self –justification pengaruhnya lebih kuat.
Negative Framing, Rigid thingking maupun keduanya berpengaruh positif terhadap eskalasi komitmen.
Bersambung ke halaman selanjutnya 34
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
8.
Penelitian
Judul
(Tahun)
Penelitian
Endah Suwarni (2011)
Eskalasi dan DeEskalasi Komitmen pada Individu yang berkarakter internal locus of control dalam Kasus Investasi Bertahap
Metode Penelitian Persamaan
Variabel eskalasi komitmen dan Locus of control
Perbedaan
Variabel Locus of control tidak sebagai variabel pemoderasi, kasus investasi bertahap
Hasil Penelitian
1. Subyek yang mempunyai locus of control tinggi/internal locus of control lebih tinggi tingkat eskalasi komitmennya daripada subyek yang mempunyai locus of control rendah/external locus of control ketika memperoleh informasi kinerja investasi masa lalu negatif. 2. pemberian informasi investasi alternatif yang lebih menguntungkan pada subyek yang mempunyai internal locus of control dapat memperkecil tingkat eskalasi komitmennya.
Bersambung ke halaman selanjutnya 35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
9.
Penelitian
Judul
(Tahun)
Penelitian
Persamaan
Pengaruh Locus of Control terhadap Hubungan Antara Justice dan Tingkat Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal
Variabel Locus of Control dan Eskalasi Komitmen
Variabel Locus of Control tidak dijadikan variabel pemoderasi, variabel justice
Hipotesis prosedur dan distribusi yang fair berpengaruh positif terhadap tingkat Eskalasi Komitmen dan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Eskalasi Komitmen. Kemudian dengan adanya Locus of Control yang dimiliki oleh setiap karyawan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Eskalasi Komitmen.
Sunk costs and the need for justification: an experimental study on de-escalation
Variabel Eskalasi Komitmen, Pengambilan Keptusan, sunk cost
Variabel Locus of Control, Teori Justifkasi, Penelitian dilakukan di luar negeri
Hasil penelitian tersebut memberikan kontribusi yang luas mengenai effek sunk cost pada akuntabilitas dan need for justification ( pembenaran diri sendiri) dalam terjadinya eskalasi komitmen.
Andi Irfan (2010)
10. Alexandra, Wall dan Gernot (2012)
Metode Penelitian Perbedaan
Hasil Penelitian
36
C. Dasar Perumusan Hipotesis Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu serta metode penelitian, maka perumusan hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen Dalam teori prospek dijelaskan bagaimana manajer membuat keputusan eskalasi ketika menerima informasi yang diframing negative. Ketika
manajer menerima informasi yang diframing secara negatif
dalam bentuk pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi dengan kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti, maka manajer cenderung memilih kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti dengan harapan kelak mendapat pengembalian yang positif meskipun probabilitas nilai dari keputusan untuk memperbaiki kerugian adalah nol.(Ratih, 2010:35). Teori prospek juga menjelaskan mengapa manajer mengadopsi framing negative dalam pengambilan keputusan eskalasinya, sunk cost mendorong manajer untuk memilih melakukan eskalasi.( whyte, 1986 dalam irfan dan febria, 2015). Dalam Penelitiannya Irfan dan Febria (2015: 45) mengungkapkan bahwa manajer akan melakukan eskalasi komitmen apabila dihadapkan dengan negative framing. Pada penelitian Erlinda dan Sukirno (2014: 8) menemukan bahwa negative framing berpengaruh positif terhadap eskalasi komitmen. Penelitian Maria dan Milka (2012: 221) tidak memberikan bukti bahwa negative framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen
37
sedangkan penelitian Liang, dkk (2012: 159) mengungkapkan bahwa framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen. 2. Pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen Adverse selection terjadi pada kondisi asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal (pemilik Perusahaan) dengan agen (manajer), sehingga menyulitkan prisipal untuk memonitor dan mengontrol tindakan agen, sebaliknya dengan adanya asimetri informasi tersebut, manajer akan berkesempatan untuk melalaikan tugasnya. Kanodia, et.al. (1989) dalam Maria dan Milka (2012: 218) menguji adverse selection dalam konteks evaluasi proyek. Dalam studi tersebut manajer memilih untuk melanjutkan atau menghentikan suatu proyek tergantung pada informasi pribadi yang diperolehnya. Mereka berpendapat bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang dianggap gagal, justru akan merusak reputasi dan peluang karirnya dimasa yang akan datang. Stephen dkk (2001: 41) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kondisi adverse selection berpengaruh secara signifikan terhadap eskalasi komitmen, mereka membandingkan dua kebudayaan yang ada di USA dan Canada, di dapatkan bahwa eskalasi komitmen lebih cenderung terjadi pada manajer di USA yang lebih individualis (adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen) daripada manajer di Kanada.
38
Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : H2 : Terdapat pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen. 3. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap Eskalasi Komitmen Suatu umpan balik negatif yang diterima oleh manajer atas proyek yang ditanganinya maka manajer akan melihat kemungkinan untuk menghentikan atau melanjutkan proyek investasi tersebut. Peran kondisi
adverse selection
di
sini
adalah
ketika
manajer tersebut
memiliki informasi privat dan ada kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk) bagi manajer tersebut, maka manajer tersebut akan cenderung mengejar kepentingannya sendiri dengan melanjutkan proyek yang
tidak menguntungkan
dan
pengembalian positif dimasa yang akan
berharap datang
mendapat mendapat untuk
memperbaiki
kerugian diawal investasi proyeknya. Dalam penelitiannya Erlinda dan Sukirno (2014: 9) menyatakan bahwa Negative framing dan Adverse selection secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Milka (2012: 221) yang juga menemukan adanya pengaruh yang positif antara negative framing dan adverse selection terhadap eskalasi komitmen. Berdasarkan argumentasi dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
39
H3 : Terdapat pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen 4. Pengaruh Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen. Locus of Control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Terdapat dua jenis Locus of Control yang dimiliki oleh seseorang, yaitu internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control. internal Locus of Control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh kemampuan dari dirinya sendiri, sedangkan eksternal Locus of Control adalah seorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir atau faktor-faktor lainnya diluar dirinya. Locus of Control
dapat mempengaruhi setiap manajer dalam
pengambilan keputusan, dimana manajer yang bertipe eksternal Locus of Control
memiliki kecenderungan tingkat sensisitifitas lebih tinggi dan
manajer yang bertipe internal Locus of Control memiliki kecenderungan tingkat sensitifitas yang lebih rendah. Jika manajer dihadapkan pada pada kasus pengambilan keputusan dalam kondisi Negative Framing dan Adverse Selection secara bersamasama terhadap Eskalasi Komitmen, maka manajer yang memiliki tingkat sensitifitas lebih tinggi atau bertipe eksternal Locus of Control
akan
menurunkan tingkat Eskalasi Komitmen daripada manjer yang memiliki tingkat sensitifitas lebih rendah atau bertipe internal Locus of Control.
40
Berdasarkan argumentasi tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu : H4 : Terdapat Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama – sama
terhadap
Eskalasi
Komitmen D. Kerangka Pemikiran `Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan
dalam gambar 2.1. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Fenomena – Fenomena Eskalasi Komitmen pada Manajer
Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus Of Control sebagai variabel Pemoderasi
Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Prospek
Negative Framing (X1)
Eskalasi Komitmen (Y)
Adverse Selection (X2) Locus Of Control (X3) Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Gambar 2.1( Lanjutan)
Metode Analalisis: M Two ways ANNOVA
Statistik Deskriptif
Uji Kualitas Data : 1. Validitas 2. Reabilitas
Uji Asumsi Klasik: 1. Normalitas 2. Homogenitas 3. Linearitas
Uji Hipotesis: Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dirancang dalam sebuah bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuatan keputusan atas proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan. Penelitian eksperimen Data yang akan diuji dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu para mahasiswa. Dalam
hal ini mahasiswa yang menjadi surrogate
pengambil keputusan (manajer). Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian sebelumnya, untuk kasus yang diberikan dalam penelitian ini diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Ratih Dewanti (2010), sedangkan untuk pertanyaan locus of control diambil dari penelitian yang dilakukan oleh khanifan Nugraha (2015). Penelitian ini mengenai variabel Negative Framing, Adverse Selection, Locus of Control, serta Eskalasi Komitmen. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui apakah Negative Framing dan Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen dalam pengambilan keputusan investasi. Eksperimen dalam penelitian ini dimanipulasi dengan kondisi Negative Framing dan Adverse Selection dengan desain eksperimen factorial 2 x 2 beetwen subject.
43
Tabel 3. 1. Desain Penelitian Esperimen Factorial 2 x 2 Beetwen Subject Perlakuan
Adverse Selection
Perlakuan
Ada
Tanpa
Negative
Ada
Kasus A
Kasus C
Framing
Tanpa
Kasus B
Kasus D
Responden yang mendapat kasus A diberikan perlakuan ada Negative Framing dan ada Adverse Selection. Responden yang mendapat kasus diberikan
B
perlakuan tanpa Negative Framing dan ada Adverse Selection.
Responden yang mendapat kasus C
diberikan
perlakuan ada Negative
Framing dan tanpa Adverse Selection. Responden yang diberi perlakuan D diberikan tanpa Negative Framing dan tanpa Adverse Selection. Dalam penelitian ini juga melakukan randomisasi terhadap kondisi perlakuan untuk mengurangi pengaruh variabel yang dapat menggangu validitas hasil penelitian. Randomisasi dalam penelitian ini adalah setiap responden mendapatkan satu perlakuan dari kemungkinan kombinasi kasus Negative Framing dan Adverse Selection yang diberikan dalam empat versi kasus. Penyebaran kasus tersebut didistribusikan dalam jumlah yang sama dari setiap instrumen dan diharapkan dapat menghasilkan jumlah responden untuk setiap kombinasi perlakuan yang hampir sama.
44
B. Metode Penentuan Sampel Populasi menurut Sugiyono (2013 : 62) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian eksperimen ini menggunakan populasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi angkatan tahun 2012 dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Manajemen tahun 2012 yang berjumlah total 120 orang terdiri dari 60 orang kelas A dan B program studi Akuntansi angkatan 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan 60 orang program studi Manajemen angkatan tahun 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel menurut Sugiyono (2013: 63) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu partisipan yang dipilih memeliki kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria partisipan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan. Jumlah sampel yang didapat dari metode purposive sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang partisipan. Alasan peneliti menggunakan partisipan mahasiswa program studi Akuntansi angkatan tahun 2012 dan program studi Manajemen angkatan tahun 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penelitian ini karena dengan adanya kriteria-kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu mahasiswa yang telah
45
menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan, maka diasumsikan bahwa mahasiswa program studi Akuntansi angkatan tahun 2012 dan program studi Manajemen angkatan tahun 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah memahami teori tentang pengambilan keputusan investasi sehingga dapat dijadikan surrogate (pengganti manajer) dalam mengambil keputusan atas suatu proyek investasi.
C. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Berikut penjelasannya: 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti memperoleh data dengan memberikan kuesioner kepada mahasiswa secara langsung. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari mahasiswa yang bertindak sebagai manager atau responden dalam penelitian.
46
D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu pengetahuan statistik yang mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian (Rachmat Trijono, 2015:40). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,minimum, sum, range,
kurtosis,
dan skewness (kemencengan
distribusi).
(Imam Ghozali, 2011:19). Dalam penelitian ini statistik deskriptif dibagi menjadi dua yaitu statistik
deskriptif
untuk
data
demografi
yang
menggambarkan
karakteristik demografi partisipan yang meliputi umur, IPK, dan tahun angkatan, kemudian statistik deskriptif selanjutnya yang dipakai dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif variabel yang meliputi variabel– variabel yang diteliti dalam penelitian ini. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2011:52). Pengujian validitas
47
dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaanpertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali,2011:52). b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2011:47). Imam
Ghozali
(2011:48)
menyebutkan
bahwa
pengukuran
reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2011:48)
48
3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menggunakan analisis metode parametrik, maka persyaratan data berdistribusi normal harus terpenuhi. Dalam melakukan uji normalitas digunakan uji one sample kolmogorofsmirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 Gendro Wiyono (2011: 149). Uji normalitas data dalam penelitian ini dihitung menurut empat jenis kasus yang digunakan dan data kuesioner locus of control-nya. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai uji prasyarat sebelum melakukan uji analysis of variance. Dalam melakukan uji homogenitas digunakan uji lavene statistic dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Sebagai kriteria pengujian homogenitas, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah homogen (Gendro Wiyono, 2011: 152).
49
c.
Uji Linearitas Pengujian Linearitas hubungan dilakukan melalui uji statistik F
dengan menggunakan bantuan komputer. Hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linear apabila harga Fhitung lebih kecil dari harga variabel Ftabel. Data yang dianalisis juga menggunakan p ( probabilitas kesalahan). Apabila p > 0,05 maka dinyatakan linear dan apabila p < 0,05 maka dinyatakan tidak linier. Bila hasil pengujian menunjukkan F yang tidak signifikan pada taraf signifikan 5% atau p > 0,05 maka artinya hubungan kedua variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) tersebut adalah linier.( Sugiyono, 2013 : 199)
4. Uji Hipotesis
1. Analisis Of Varians (ANNOVA) Untuk menguji hipoteis yang diusulkan peneliti, maka uji yang dipilih adalah analisis of variance (anova). Analisis of variance (anova) digunakan untuk menganalisis variabel yang berupa nilai atau angka dengan beberapa asumsi yang mendasarinya untuk
membandingkan
rata-rata kelompok yang ada. a. Analisis Varian Dua Jalan (Two Ways analysis of Variance) Analisis varians (Anava) 2 jalan dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan perbedaan rerata antara kelompok – kelompok sampel baik yang menggunakan Two Factorial Design atau treatment by Level Design. (Rachmat, 2015 : 98). Untuk melakukan
50
pengujian hipotesis dengan menggunakan Anava 2 jalan, digunakan langkah – lahkah sebagai berikut : 1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) untuk beberapa sumber variansi, yaitu Antar (A), Antar (B), Dalam (D) dan Total (T), dengan formula berikut : (𝑋ҭ2 )
JK (T) = XT2
𝑛𝑡
JK (A) = ∑𝑎𝑖=1 (
(𝑋𝑖)²
JK (B) = ∑𝑏𝑗=1 (
(𝑋𝑗)²
JK (AB) = ∑𝑎𝑏 𝑗=1, JK (D) = ∑𝑎𝑏 𝑗=1,
𝑛𝑖
𝑛𝑗
𝑖=1
𝑖=1
(
) (
(𝑋ҭ)
) (
(𝑋ҭ)
(𝑋𝑖𝑗)²
) (
𝑛𝑖𝑗
𝑛𝑡
𝑛𝑡
( ∑ 𝑖𝑗 2 (
) ) (𝑋ҭ)
(𝑋𝑖𝑗)² 𝑛𝑖𝑗
𝑛𝑡
) JK(A) JK(B)
)
2. Menentukan derajat kebebasan (dk) masing – masing sumber variansi dk (T) = nt 1 dk (A) = na 1 dk (B) = nb 1 dk (AB) = (na 1) (nb 1) dk (D) = nt (na )( nb) 3. Menentukan Rata – rata Jumlah Kuadrat (RJK) RJK (A) = RJK (B) =
JK (A) dk (A) JK (B) dk (B)
51
RJK (AB) = RJK (D) =
JK (AB) dk (AB) JK (D) dk (D)
4. Menentukan Fhitung F(OA) = F(OB) = F(OAB) =
RJK (A) RJK (D) RJK (B) RJK (D) RJK (AB) RJK (D)
5. Menyusun tabel Anava Tabel 3.2 Tabel Anava Ftabel Sumber varians
JK
Dk
RJK
Fhitung
Antar A
JK (A)
dk (A)
RJK (A)
F(OA)=
Antar B
JK (B)
dk (B)
RJK (B)
F(OB)=
Dalam
JK (D)
dk (D)
RJK (D)
F(OAB)=
Total
JK (T)
dk (T)
RJK (T)
= 0,05
= 0,01
RJK (A) RJK (D)
RJK (B) RJK (D)
RJK (AB) RJK (D)
Kriteria pengujian, jika Fhit >Ft pada taraf signifikansi yang dipilih dengan dk pembilang adalah dk yang sesuai, maka Ho ditolak. Jadi ada perbedaan rerata antara kelompok – kelompok yang diuji, sebaliknya untuk Fhit < Ft . Untuk Anava 2 jalan, langkah pertama adalah melakukan
52
pengujian terhadap hipotesis statistik interaksi, yaitu F(OAB) . jika F(OAB) tidak signifikan berarti tidak ada interaksi, maka selanjutnya uji hipotesis pengaruh utama (main effect), yaitu F(OAB)
dilakukan untuk melihat
perbedaan rerata antar A, selanjutnya uji F(OAB) untuk mempelajari antar B. Sebaliknya jika F(OAB) signifikan berarti ada interaksi, maka konsekuensinya harus diuji pengaruh sederhana (simple effect). (Rachmat, 2015 : 99)
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu variabel terikat (dependen), variabel bebas (independen), dan variabel moderasi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Eskalasi Komitmen, sedangkan variabel independen adalah Negative Framing dan
Adverse
Selection, serta variabel moderasi adalah Locus of Control. Penjelasan atas tiga macam variabel yang digunakan dalam peneiltian ini adalah sebagai berikut: 1. Eskalasi Komitmen Eskalasi Komitmen adalah kecenderungan untuk bertahan atau berada pada tindakan yang tidak efektif untuk jangka waktu yang relatif lama (Kreitner dan Kinicki, 2005). Eskalasi Komitmen terjadi ketika seorang manajer
memilih tetap melanjutkan proyek investasi walaupun proyek
investasi tersebut mengindikasikan kegagalan dan tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan.
53
Variabel Eskalasi Komitmen ini diukur dengan meminta partisipan memberikan keputusan investasi. Keputusan untuk melanjutkan proyek ditunjukkan dengan skala 1 sampai dengan 3, sedangkan keputusan untuk tidak melanjutkan proyek ditunjukkan dengan skala 4 sampai dengan 6. 2. Negative Framing Framing dalam teori sosial terdiri dari skema dan intepretasi. Dalam Wikipedia (2007) disebutkan bahwa framing adalah sekumpulan anekdot dan stereotip yang menjadi pedoman individu dalam memahami dan merespon suatu kejadian. Dalam terminologi yang lebih sederhana, individu-individu sepanjang hidupnya membangun serangkaian filter mental emosional. Mereka menggunakan filter tersebut untuk memahami. Sehingga pilihan-pilihan yang mereka buat kemudian dipengaruhi oleh bingkai (framing) atau filter emosional mereka. Ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif keputusan yang dibingkai secara positif (kondisi laba yang pasti) maka keputusan yang diambil akan cenderung risk averse. Sedangkan ketika informasi disajikan secara negatif (kerugian yang pasti) maka keputusan yang diambil akan cenderung risk seeking. Framing negatif dalam penelitian ini diproksikan dengan penyajian informasi mengenai kerugian yang pasti. Pengukuran variabel framing negatif dengan memberikan skor 1 dan 0. Skor 1 digunakan untuk kondisi ada Negative Framing, sedangkan skor 0 digunakan untuk kondisi tanpa Ngative Framing.
54
3. Adverse Selection Adverse Selection adalah sebuah kondisi di mana pemilik perusahaan tidak dapat mengetahui secara penuh atau mempunyai keterbatasan informasi akan suatu keputusan yang diambil oleh manajer proyek, dan tindakan kebijakan yang dibuat oleh seorang manajer berdasarkan informasi yang diperolehnya atau terjadi karena ada incentive to shirk. Adverse Selection dapat terjadi karena adanya kondisi ketidak seimbangan informasi antara pemilik perusahaan dan manajer serta adanya kesempatan melalaikan tugas bagi manajer yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Pengukuran variabel Adverse Selection, kondisi ada Adverse Selection diberikan skor 1 dan kondisi tanpa Adverse Selection diberikan skor 0. 4. Locus Of Contol Locus of Control
adalah kendali individu terhadap kepercayaan dan
keberhasilan diri atas suatu pekerjaan. Locus of Control terbagi menjadi dua, yaitu
internal
Locus of Control yang mencirikan seseorang memiliki
keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi, dan eksternal Locus of Control yang mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi. Variabel Locus of Control diukur dengan menggunakan 5 point skala likert. Untuk pengukuran tipe variabel Locus of Control adalah dengan melihat mean score.
Internal
Locus of Control ditunjukkan oleh nilai jawaban
partisipan yang lebih kecil dari mean score, sedangkan untuk eksternal Locus
55
of Control ditunjukkan oleh nilai jawaban dari partisipan yang lebih besar dari mean score (Reiss dan Mitra,1998). Setelah mengetahui tipe Locus of Control partisipan penelitiannya, untuk tipe internal Locus of Control diberikan skor 0 dan untuk tipe eksternal Locus of Control diberi nilai 1.
56
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian No.
Variabel
Indikator
1.
Eskalasi Komitmen (Y)
Eskalasi Komitmen ditunjukkan dengan pilihan melanjutkan atau menghentiakan memberi tanda (x) pada salah satu dari enam skala yang tersedia. Skala 1,2,3 menghentikan sedangkan 4,5,6 melanjutkan.
Negative Framing (X1)
Ada Negative Framing Partisipan diberikan informasi yang diframing negatif dengan menyajikan kerugian yang pasti terjadi atau 67% kerugian yang belum pasti terjadi.
2.
3.
Adverse Selection (X2)
Tanpa Negative Framing Partisipan diberikan informasi yang tidak diframing (netral) dengan menyajikan kemungkinan hemat yang pasti terjadi atau 33% kemungkinan memulihkan investasi 6 milyar (break even). Ada Adverse Selection Partisipan diinformasikan bahwa informasi tentang kesuksesan atau kegagalan proyek investasi tidak diketahui orang lain dalam perusahaan, dan penghentian proyek akan menyebabkan orang lain dalam perusahaan tahu bahwa proyek tersebut gagal. Hal tersebut bisa mengakibatkan reputasi manajer proyek yang melakuikan investasi menjadi buruk.
Kasus / Butir Pertanyaan Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3 Kasus 4 Kasus 1 Kasus 3
Skala Pengukuran
Kasus 2 Kasus 4
Nominal
Kasus 1 Kasus 2
Likert
Nominal
57
4.
Locus Of Control (X3)
Tanpa Adverse Selection Partisipan diinformasikan bahwa informasi tentang kesuksesan dan kegagalan proyek diketahui oleh orang lain dalam perusahaan, dan penghentian proyek yang disebabkan karena kegagalan akan menyebabkan orang lain dalam perusahaan akan mengetahui, namun tidak akan merusak reputasi manajer. 1. Melakukan Pekerjaan dengan baik Internal Locus Of Control
Eksternal Locus Of Control
Kasus 3 Kasus 4
1,11,5
2. Bertanggung Jawab
2
3. Sikap Pantang Menyerah
7
4. Semangat Bekerja Tinggi
15,10
1. Hubungan Antara Hasil dan Usaha
3,14
2. Memiliki koneksi dalam bekerja
8,12
3. Percaya dengan Keberuntungan
4,6,9,13
Interval
58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi dan Manajemen angkatan tahun 2012 yang diproyeksikan sebagai manajer proyek. Salah satu tugas manajer proyek yang berhubungan dalam penelitian ini adalah membuat keputusan melanjutkan atau menghentikan proyek yang ditanganinya ketika mulai mengindikasikan prospek yang negatif. Pengumpualan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner secara langsung, karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka peneliti memantau secara langsung pengisian kuesioner tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 November – 5 November 2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidatullah Jakarta. Partisipan yang mengikuti penelitian ini berjumlah 100 partisipan, kuesioer yang disebarkan berjumlah 100 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 100 kuesioner atau 100%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 80 buah atau 80 %, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel sebanyak 20 buah atau 20%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1
59
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. 1. 2. 3.
Keterangan Julah kuesioner yang disebar Jumlah kuesioner yang tidak kembali Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber : Data primer yang diolah
Jumlah 100 100 20
Presentase 100% 100% 20%
80
80%
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No.
1. 2.
Partisipan
Tahun
Jenis Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus 1 2 3 4 7 13 14 8 18 12 11 17 25 25 25 25 2 6 4 1
Manjemen 2012 Akuntansi 2012 Jumlah Pengisian tidak lengkap Data partisipasi yang didapat Pengurangan data (data tidak berdistribusi normal) Data yang diolah Sumber : Data primer yang diolah
Jml
40 60 100 13 87 7 80
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 100 buah. Dari 100 buah kuesioner tersebut, terdapat partisipan yang tidak memenuhi syarat dalam mengisi kasus yang telah di sediakan sejumlah 13 partisipan, maka yang dapat dijadikan sampel sebesar 87 buah. Dengan sampel sebanyak 87 buah tersebut, menghasilkan uji normalitas yang tidak berdistribusi secara normal, sehingga peneliti memutuskan untuk mengurangi jumlah data dalam analisis selanjutnya. Sehingga menghasilkan data yang diolah sebesar 80 kuesioner.
60
2. Karakteristik Profil Responden a. Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Valid Laki – Laki 28 Perempuan 52 Total 80
Percent Valid Percent 35.0 35.0 65.0 65.0 100.0 100.0
Cumulative Percent 35.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data responden berdasarkan jenis kelamin, responden dengan jenis kelamin laki – laki sebanyak 28 orang atau sekitar 35% , sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 52 orang atau sebesar 65%. b. Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan Data responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan Frequency Percent Valid Percent Valid 2012 80 100.0 100.0 Sumber : Data primer yang diolah
Cumulative Percent 100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden atau sebesar 100% merupakan angkatan tahun 2012. Hal tersebut dikarenakan responden telah menempuh mata kuliah yang disyaratkan.
61
c. Deskripsi Responden berdasarkan Usia Hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Valid
19 Tahun 20 Tahun 21 Tahun Total
Frequency 13 27 40 80
Cumulative Percent 16.3 50.0 100.0
Percent Valid Percent 16.3 16.3 33.7 33.7 50.0 50.0 100.0 100.0
Sumber : Data Primer yang diolah Data responden berdasarkan umur, responden dengan umur 20 tahun sebanyak 13 responden atau sebesar 16,3%, responden dengan umur 21 tahun sebanyak 40 responden atau sebesar 50%, responden dengan umur 22 tahun sebanyak 27 responden atau sebesar 33,7%. d. Deskripsi Responden berdasarkan IPK Berikut ini adalah
hasil uji responden berdasarkan IPK yang
dicapai oleh responden : Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan IPK
Valid 2,9 -3,3
Frequency 44
3,4 - 3,8 Total
36 80
Percent Valid Percent 55.0 55.0 45.0 100.0
45.0 100.0
Cumulative Percent 55.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah
62
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki ipk antara 2,9 - 3,3 sebanyak 44 responden atau sekitar 55%, sedangkan yang
memiliki ipk antara 3,4 – 3,8 sebanyak 36
responden atau sebesar 45%.
B. Hasil Uji Statistik 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Eskalasi komitmen, Negative Framing, Adverse Selection dan locus of control dalam pengambilan keputusan investasi akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif N Eskalasi Komitmen Negative Framing
Minimum
Maximum
Modus
Std. Deviation
80
1
6
5
1,721
80
0
1
0
0,503
0
1
0
0,503
0
1
0
0,503
Adverse 80 Selection Locus Of 80 Control Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel di atas, dapat diketahui nilai minimum data Eskalasi Komitmen sebesar 1 dan nilai maksimumnya sebesar 6, modus 2. dengan standar deviasi sebesar 1,721. Berdasarkan tabel statistik deskriptif variable di atas, dapat diketahui nilai minimum data
63
Negative Framing sebesar 0 dan nilai maksimumnya sebesar 1, modus 0, dengan standar deviasi sebesar 0,503. Berdasarkan tabel di atas
statistik deskriptif variabel, dapat
diketahui nilai minimum data Adverse Selection sebesar 0 dan nilai maksimumnya sebesar 1, modus 0, dengan standar deviasi sebesar 0,503. Berdasarkan tabel di atas statistik deskriptif variabel, dapat diketahui nilai minimum data Locus of Control sebesar 0 dan nilai maksimumnya sebesar 1, modus 0, dengan standar deviasi sebesar 0,503. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung angka korelasional atau rhitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan rtabel. Nilai rtabel 0,219, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 75 - 2 = 73, tingkat signifikansi 5%, maka didapat
rtabel
0,219. Setiap butir
pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan rtabel. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel locus of control dengan 75 sampel responden.
64
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Locus Of Control Pertanyaan
Nilai rhitung
0,713 LOC1 0,645 LOC2 0,698 LOC3 0,560 LOC4 0,795 LOC5 0,821 LOC6 0,843 LOC7 0,711 LOC8 0,792 LOC9 0,769 LOC10 0,707 LOC11 0,613 LOC12 0,752 LOC13 0,763 LOC14 0,739 LOC15 Sumber : Data primer yang diolah
Nilai rtabel
Kriteria
0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219 0,219
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel locus of control mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat rhitung pada setiap pertanyaan bernilai lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel ).
b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan
validitasnya. Uji
reliabilitas
dilakukan
untuk
menilai
konsistensi dari instrument penelititan. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7.
65
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach’s Alpha 0,938
Locus of Control Sumber : Data primer yang diolah
Item Pertanyaan 15
Keterangan Reliabel
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel locus of control sebesar 0,938. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif samadengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak. Dalam melakukan uji normalitas digunakan teknik pengujian kolmogorof-smirnov, dengan taraf signifikansi 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Gendro Wiyono, 2011: 149).
66
Uji normalitas data dalam penelitian ini dihitung menurut empat jenis kasus yang digunakan dan data kuesioner Locus of Control nya. Dengan bantuan program SPSS versi 16 peneliti melakukan uji normalitas dan hasilnya dapat diketahui pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data
N Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah
Unstandardiz ed Residual 80 .0147434 .35313665 .063 .063 -.052 .559 .913
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai signifikansinya sebesar 0,913 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai uji prasyarat sebelum melakukan uji analysis of variance. Sebagai kriteria pengujian homogenitas, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatkan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah homogen. (Gendro Wiyono, 2011: 152). Tabel berikut menunjukkan hasil uji homogenitas variabel.
67
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic df1 .062 3 Sumber : Data primer yang diolah
df2
Sig. 76
Keterangan .980 Data Homogen
Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai signifikansi levene’s test sebesar 0,980 lebih besar dari 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan varians yang signifikan di antara kelompokelompok data tersebut.
Dapat disimpulkan asumsi homogenitas varians yang
merupakan asumsi prasyarat analisis varians terpenuhi, dan dapat dilanjutkan ke uji anova. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Analisis two ways annova Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis of variance (anova). Analisis of variance digunakan untuk menganalisis variabel yang berupa nilai atau angka dengan beberapa asumsi yang mendasarinya untuk membandingkan rata-rata
kelompok yang ada.
Tujuan utama penggunaan anova adalah untuk menganalisis perbedaan yang ada dari berbagai kelompok terhadap satu faktor yang akan menjadi interest factor (Efferin, dkk, 2004). Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan model two ways anova. Two ways anova digunakan untuk menguji dua variabel independen dengan dua kategori. Taraf
signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,05.
68
Untuk melihat signifikansi hasil pengujian penelitian dapat dilihat dari pvalue hasil pengolahan data. Jika p- value signifikansi ≤0,05, maka hipotesis diterima. Sedangkan jika p- value signifikansi >0,05, maka hipotesis ditolak. Pengukuran variabel-variabel yang dilteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel dependen Eskalasi Komitmen diukur dengan melihat nilai keputusan yang dibuat partisipan dalam skala 1 sampai 6. Nilai 1 adalah keputusan menghentikan proyek dan nilai 6 adalah keputusan melanjutkan proyek. 2. Variabel independen Negative Framing dan Adverse Selection diukur dengan skor 1 dan 0. Untuk variabel Negative Framing, kondisi ada Negative framing diberikan skor 1, sedangkan kondisi tanpa Negative Framing diberikan skor 0. Untuk variabel Adverse Selection, kondisi ada Adverse Selection diberikan skor 1, sedangkan kondisi tanpa Adverse Selection diberikan skor 0. 3. Variabel pemoderasi Locus of Control diukur dengan 5 point skala likert dan untuk melihat tipe Locus of Control-nya adalah dengan melihat mean score-nya. Internal Locus of Control ditunjukkan dengan nilai jawaban partisipan yang lebih kecil dari mean score dan sebaliknya untuk eksternal Locus of Control ditunjukkan oleh nilai jawaban partisipan yang lebih besar dari mean score. Setelah tipe Locus of Control diketahui, maka untuk tipe eksternal Locus of
69
Control diberikan skor 1 dan untuk tipe internal Locus of Control diberikan skor 0. Uji two ways anova dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16 dan hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Variabel Negative Framing
F 4,752
Sig 0,003
Keterangan H1 Diterima
Adverse Selection
43,643
0,000
H2 Diterima
Negative Framing*Adverse 11,479 Selecton Negative Framing*Adverse 15,745 Selection*LOC Dependen Variabel : Eskalasi Komitmen
0.000
H3 Diterima
0,000
H4 Diterima
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel di atas dapat diketahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, Pvalue Signifikansi ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis diterima. Hipotesis 1 yaitu Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen. Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi Negative Framing sebesar 0,003 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Negative Framing cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer yang mendapat perlakuan tanpa Negative Framing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 1 diterima.
70
Hipotesis 2 yaitu Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen. Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi Adverse Selection sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Adverse Selection cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer yang mendapat perlakuan tanpa Adverse Selection Jadi, dapat disimpulkan bahwa,hipotesis 2 diterima. Hipotesis 3 yaitu Negative Framing dan Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen. Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi Negative Framing dan Adverse Selection sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Negative Framing
dan Adverse
Selection cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen rendah) daripada manajer yang mendapat perlakuan tanpa Negative Framing dan tanpa Adverse Selection. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 3 diterima. Hipotesis 4 yaitu Locus of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen. Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi Negative Framing dan Adverse Selection dengan Locus of Control sebagai moderasi sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, ketika manajer yang bertipe eksternal Locus of Control dihadapkan pada kondisi Negative Framing dan
Adverse Selection,
manajer tersebut cenderung tidak
71
melanjutkan proyek investasi. Artinya, tipe eksternal
Locus of Control
terbukti menurunkan Eskalasi Komitmen ketika manajer tersebut mendapat kondisi Negative Framing dan Adverse Selection dan hal ini sama saja dengan tipe internal Locus of Control diperlakukan dengan hal yang sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 4 dalam penelitian ini diterima. b. Analisis dan Interpretasi 1. Pengaruh Negative Framin terhadap Eskalasi Komitmen Dari pengujian hipotesis 1 yaitu Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen, dapat diketahui signifikan sebesar 0,003 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian tersebut mampu membuktikan bahwa, ketika manajer menerima informasi yang diberi Negative Framing dalam bentuk informasi bahwa perusahaan mempunyai departemen evaluasi proyek untuk memantau kegiatan semua investasi perusahaan, dan semua proyek investasi harus disampaikan kepada departemen ini untuk ditinjau, maka manajer cenderung menurunkan komitmennya dengan membuat keputusan tidak melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Yahya dan Surya (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen dalam suatu kasus pengambilan keputusan investasi proyek
yang tidak
menguntungkan. Penelitian tersebut menunjukkan informasi yang disajikan dalam
framing
negatif mampu mempengaruhi pengambil keputusan
(manajer) untuk melakukan eskalasi terhadap komitmennya yang dalam
72
hal ini diukur dengan pertimbangan untuk melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Temuan penelitian ini membantah hasil penelitian Maria dan Milka (2012) yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara framing negatif terhadap keputusan evaluasi proyek oleh manajer. Penelitian ini mendukung bahwa teori prospek yang dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1981) mampu menjelaskan
bagaimana
frame
yang
diadopsi
seseorang bisa
mempengaruhi keputusannya. Dalam hal ini ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif keputusan yang dibingkai secara positif maka keputusan yang diambil akan cenderung menghindari risiko atau risk
averse sedangkan ketika informasi disajikan secara negatif maka
keputusan yang diambil cenderung mengambil risiko atau risk seeking.
2. Pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen Dari pengujian hipotesis 2 yaitu Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen, dapat diketahui signifikan sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian tersebut mampu membuktikan bahwa, seorang manajer yang memiliki informasi privat yang tidak diketahui orang lain dalam perusahaan ditambah dengan terdapat kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk) bagi manajer (kondisi
Adverse
Selection), maka keputusan yang dibuat manajer cenderung melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan.
73
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Milka (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam suatu kasus pengambilan keputusan investasi proyek yang tidak menguntungkan. Hasil penelitian ini juga mendukung atau sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Sandi Arimawan (2014) yang menyatakan bahwa, terdapat pengaruh antara Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen. Muhammad Sandi Arimawan (2014) menjelaskan mengenai teori keagenan yang berhubungan dengan masalah Eskalasi Komitmen pada pilihan tindakan yang gagal. Manajer yang tidak berani mengambil risiko serta tindakannya tidak terawasi akan melaporkan berita bagus, dan manajer tersebut baru akan melaporkan berita buruk apabila berita tersebut diperlukan, karena berita buruk akan membuat karirnya terancam. Maka jika informasi lengkap, dalam kondisi incentive to shirk, manajer akan cenderung memilih untuk tidak melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau merugikan karena hal ini akan segera diketahui oleh pemilik perusahaan. Sedangkan, jika manajer memiliki informasi privat, pemilik perusahaan tidak bisa mengawasi manajer secara keseluruhan, maka pada kondisi ini, manajer yang memiliki incentive to shirk akan cenderung untuk melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau mengindikasikan kegagalan. Kondisi ketika manajer memiliki informasi privat yang tidak dimiliki orang lain dalam perusahaan dan terdapat kesempatan untuk melalaikan
74
tugas bagi manajer tersebut dapat dikatakan sebagai suatu kondisi Adverse Selection.
Dalam hal ini ketika seorang manajer mendapat Adverse
Selection, maka keputusan yang dibuat oleh manajer tersebut akan cenderung melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan. 3. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersamaan sama terhadap Eskalasi Komitmen Dari pengujian hipotesis 3 yaitu Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama berpengaruh terhadap eskalasi komitmen, dapat diketahui hasil uji hipotesis yang didapat menunjukkan pengaruh yang signifikan sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Irfan dan Febria (2015) yang mendapatkan hasil penelitian bahwa, terdapat pengaruh signifikan dari Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap Eskalasi Komitmen dalam suatu kasus pengambilan keputusan investasi proyek yang tidak menguntungkan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan informasi privat (adverse selection) oleh manajer ketika terjadi asimetri informasi dengan prinsipal sebagaimana dijelaskan oleh teori agensi mempengaruhi manajer sehingga akan cenderung bertindak sesuai kepentingan diri sendiri
dan
tidak
memaksimalkan keuntungan yang diharapkan
perusahaan. Hal tersebut mungkin saja terjadi ketika manajer memiliki pandangan bahwa kesuksesan organisasi erat hubungannya dengan kepuasan prinsipal. Manajer akan lebih kooperatif karena menganggap
75
bahwa terdapat utilitas yang lebih besar pada perilaku kooperatif terhadap kepentingan perusahaan. Dengan demikian, meskipun memiliki kesempatan untuk melalaikan tugas maupun memiliki informasi privat tentang prospek suatu proyek yang mengindikasikan kegagalan, manajer tetap mengutamakan kepentingan perusahaan dengan tidak mengeskalasi komitmennya.
4. Pengaruh Locus of Control
memoderasi
Negative Framing dan
Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen Dari pengujian hipotesis 4 yaitu pengaruh
Locus of Control
memoderasi Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap
Eskalasi Komitmen, dapat diketahui hasil uji hipotesis yang
diperoleh menunjukkan Locus of Control terbukti memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap Eskalasi Komitmen. Hasil tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, manajer bertipe eksternal Locus of Control yang diberikan perlakuan Negative Framing dan memiliki informasi privat yang tidak dimiliki orang lain dalam perusahaan dan terdapat kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk) bagi manajer tersebut (kondisi Adverse Selection), manajer tersebut cenderung menghentikan proyek investasi yang tidak menguntungkan, artinya manajer
76
dengan tipe eksternal Locus of Control terbukti mengurangi Eskalasi Komitmen. Hasil penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Sandi Arimawan (2014), perbedaannya yaitu Locus of Control
sebagai pemoderasi hubungan antara negative framing
Adverse Selection dan hasil yang didapat Locus of Control hubungan antara negative framing
dan
dan
memoderasi
advers selection. Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Endah Suwarni (2011) yang menyatakan bahwa locus of control dapat menurunkan eskalasi manajer. Manajer yang mempunyai karakter internal locus of control yang cenderung mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan ataupun kegagalan yang terjadi berada pada kendalinya, dan sebaliknya yang mempunyai karakter external
locus
of
control
yang
cenderung
mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan ataupun kegagalan yang terjadi
berada
diluar
kendalinya (Rotter,
1966).
Manajer
yang
berkarakter internal locus of control mempunyai keyakinan tinggi untuk berhasil, tidak mudah
menyerah, dan berpendirian teguh.
Terkait
dengan fenomena eskalasi komitmen, bagi manajer mempunyai karakter internal locus of control mempunyai keyakinan bahwa kondisi kinerja investasi tahap I yang merosot/negatif disebabkan karena usaha yang dilakukan masih belum maksimal dan masih membutuhkan investasi tahap berikutnya. Sedangkan bagi manajer mempunyai karakter external locus of control mempunyai keyakinan bahwa kondisi kinerja investasi tahap I
77
yang merosot/negatif adalah diluar kemampuannya dan kurang yakin untuk melakukan investasi tahap selanjutnya. Dalam
setiap
pengambilan
keputusan
investasi,
pengambil
keputusan jelas membutukan informasi keuntungan atas investasi yang akan dilakukan (Garrison & Noreen, 2003). Secara rasional, bila investasi tahap
kedua
hanya
tersedia
satu
alternatif
informasi
keuntungan atas investasi sebelumnya, maka pemgambil keputusan akan tetap melanjutkan investasi (bertahan pada keputusan awal) karena berharap
untuk
dapat memperoleh
keuntungan
dimasa
mendatang
sehingga dapat menutup kemerosotan sebelumnya dan keputusan awal dapat dibenarkan. Dengan kata lain,
kemungkinan
untuk
dapat
mengurangi atau menghilangkan eskalasi komitmen adalah kecil, bila tanpa
adanya
informasi
alternatif
investasi
lain
yang
lebih
menguntungkan. Dengan pemberian informasi alternatif investasi yang lebih menguntungkan dapat menarik perhatian pengambil keputusan, sehingga akan lebih banyak mengalokasikan dana untuk investasi alternatif yang lebih menguntungkan. Temuan ini juga mendukung termuan Ghost (1997).
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh negative framing dan adverse selection terhadap eskalasi komitmen dengan locus of control sebagai variabel pemoderasi. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan simple factorial ANOVA (two way anova), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Negative Framing berpengaruh terhadap keputusan Eskalasi Komitmen oleh manajer. Hasil pengujian mendukung H1bahwa ketika informasi disajikan dalam framing negatif. Dapat disimpulkan bahwa, pengambil keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. 2) Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen. Hasil pengujian mendukung H2 bahwa manajer yang mendapat perlakuan Adverse Selection akan cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer yang tidak mendapat perlakuan Adverse Selection. 3) Negative Framing dan
Adverse Selection berpengaruh secara bersama
sama terhadap Eskalasi Komitmen. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Monitoring Control dan Adverse Selection
secara bersama-sama cenderung menghentikan
79
proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen rendah) daripada manajer yang mendapat perlakuan tanpa
Negative
Framing dan tanpa Adverse Selection. 4) Locus of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap Eskalasi Komitmen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H4 diterima. Artinya, manager yang bertipe eksternal locus of control yang mendapat perlakuan negative framing dan adverse selection, manager tersebut cenderung memilih tidak melanjutkan proyek. Jadi,
tipe
eksternal
locus
komitmen ketika mendapat
of control terbukti menurunkan eskalasi perlakuan negative framing dan adverse
selection daripada tipe internal locus of control diperlakukan dengan hal yang sama.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tersebut, maka diajukan saran-saran sebagai berikut: 1) Mahasiswa sebagai calon manajer di masa depan, dapat menyikapi fenomena Eskalasi Komitmen dalam pengambilan keputusan dengan bijak, dimana tindakan Eskalasi Komitmen dapat merugikan diri sendiri dan perusahaan. 2) Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan partisipan
manajer
sesungguhnya bukan subjek mahasiswa, karena apabila menggunakan
80
subjek mahasiswa kemungkinan terjadi bias penelitian sangatlah besar karena mahasiswa cenderung acuh saat dijadikan partisipan penelitian. 3) Penelitian selanjutnya dapat menambah teori pendukung lainnya seperti teori dilema keputusan untuk dapat menerangkan Eskalasi Komitmen secara lengkap.
C. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan mengenai pengaruh
Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam pengambilan keputusan investasi dengan Locus of Control sebagai variabel moderasi, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain sebagai berikut: 1) Kasus dalam eksperimen ini disajikan dengan penyederhanaan situasi dan kondisi pada dunia nyata, sehingga instrumen kasus kurang mewakili situasi yang nyata, karena kasus-kasus pada dunia nyata mungkin lebih kompleks daripada kasus yang disajikan dalam eksperimen. 2) Pemilihan sampel penelitian dengan status mahasiswa sebagai pengganti manajer dapat menimbulkan bias penelitian, karena cenderung kurang antusias atau tidak membaca sepenuhnya perintah-perintah dan informasi dalam instrumen kasus penelitian yang diberikan. 3) Penggunaan treatment kepada partisipan penelitian dapat menimbulkan perbedaan pemahaman terhadap maksud treatment
yang diinginkan
peneliti.
81
DAFTAR PUSTAKA
Alexandra,Wall dan Gemot.“Sunk Costs and The Need for Justification: An Experimental Study on De-Escalation”, 2012. Aggarwal, R. dan Samwick, A.“Empire Builders and Shirkers.Invesment, Firm Performance, and Managerial Insentives”, Journal of Corporate Finance. Vol.12, p:489 -515, 2006. Carol, Ruben dan Nupur. “Culture- Related factors Affect Sunk Cost Bias”, Behavioral Development Bulletin, Vol.19, No.4, 2014. Chong dan Syarifuddin. “Escalation of Comitment to unprofitable projects : An Experimental Investigation of The Effect of Conformity Pressure and Self-Esteem”, Accounting, Accountability & Performance, Vol. 16, No. 1&2, 2010. Dewanti, Ratih.”Pengaruh Negative Framing dan Job Rotation pada Kondisi Adverse Selection terhadap Pengambilan Keputusan Eskalasi komitmen. Skipsi, Universitas Diponegoro, 2010. Dwita, Sany. “Influence of Adverse Selection and Negative Framing on Escalation of Commitment In Project Evaluation Decisions”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Hamid, Abdul. ”Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012. Hidayat. “Menyusun Skipsi & Tesis”, Informatika, Bandung , 2011. Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. “Akuntansi Keperilakuan”,Salemba Empat, Jakarta, 2005. Irfan, Andi. “Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Antara Justice dan Tingkat Eskalasi Komitmen Dalam Penganggaran Modal.” Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010. Irfan dan Febria. “Negative Framing, Rigid Thingking and The Escalation of Commitment on decision making : Experimental Study”, Journal of Business Administration and Management Sciences Research, Vol. 4(2), pp. 042-048, 2015.
82
Jogiyanto.“Pedoman Survei Kuesioner: Pengembangan Kuesioner, Mengatasi Bias, dan Meningkatkan Respon”, BPFE, Yogyakarta, 2011. Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. “Perilaku Organisasi, Edisi 5. (Alih bahasa: Erly Suandy)”, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Koroy, Tri Ramaraya.”Pengujian Efek Pembingkaian Sebagai Determinan Eskalasi Komitmen Dalam Keputusan Investasi: Dampak Dari Pengalaman Kerja”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008. Kusuma, Erlinda Wardani.“Pengaruh Framing Effect terhadap pengambilan keputusan investasi dengan locus of control sebagai variabel pemoderasi”, Jurnal Nominal Vol. 1. Hlm 52- 60, 2014. Loekman, Andrew. “Peranan Locus Of Control Dan Justice Terhadap Eskalasi Komitmen Dalam Pengambilan Keputusan Penganggaran”. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1. No. 2. Hlm 20-24, 2012. Lubis Arfan Ikhsan. “Akuntansi Keperilakuan,Edisi 2”, Salemba Empat, Jakarta, 2010. Maria dan Milka. “Pengaruh adverse selection dan negative framing terhadap eskalasi komitmen”, Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving Environment, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, 2012. Munir, saima dan Mehsoon Sajid. “Examining Locus of Control (LOC) as a Determinant ofOrganizational Commitment among University Professors in Pakistan.” Journal of Business Studies Quarterly Vol 1, No.3, pp 7893, 2010. Priyatno, Dwi.“Mandiri Belajar SPSS: untuk Analisis Data dan Uji Statistik”, Mediakom, Yogyakarta, 2008. Sandi, Muhammad Arimawan & Sukirno.”Pengaruh Negative Framming dan Adverse Selection terhadap Eskalasi komitmen.” Jurnal Nomina Vol.3 no. 1, 2014. Setya, Khanifan. “ Pengaruh Monitoring Control dan Kondisi Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen Pengambilan Keputusan Investasi dengan Gender dan Locus of Contol sebagai Variabel Pemoderasi”, skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
83
Sugiono.“Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi”, CV Alfabeta, Bandung. 2013. Suwarni, Endah,dkk.“ Eskalasi dan De-eskalasi Komitmen Pada Individu Yang Berkarakter Internal Locus of Control Dalam Kasus Investasi Bertahap”, Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. 042. Hlm.1-40, 2011. Tanjung, Rizkiano. “ Strategi Pemberian Informasi Akuntansi untuk Mengurangi Eskalasi Komitmen”, Jurnal Ilmiah Akuntansi Mahasiswa, Vol.1, No.4, 2012. Thoha, Miftah, “Perilaku Organisasi kosep dasar dan aplikasinya”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009. Ting-Peng Liang, dkk. “Escalation Commitment in Sofware Projects : An Examination of Two Theories”, 2013. Toto Sugiharto. “ Analisis Varians”, Modul, Universitas Gundarma, 2009. Trijono,Rachmat.“Metodologi Penelitian Kuantitatif”,Papas Sinar Sinanti, Depok, 2015. Wiyono, Gendro. “Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS & Smart PLS”, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011. Yahya dan Surya. “Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Comitment dalam Keputusan investasi : Dampak dari Working Experiences”, Jurnal Akuntansi, Vol.4, No.2, hal.153-164, 2012.
84
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
85
INSTRUMEN KASUS PENELITIAN EKSPERIMEN Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara lebih mendalam beberapa aspek pembuatan keputusan seperti faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mengingat pembuatan keputusan adalah sesuatu hal yang sangat penting (vital) diberbagai bidang, keikutsertaan anda sebagai partisipan dalam penelitian ini sangat berharga sekali. Bila Anda memiliki pertanyaan atau masukan perihal penelitian ini, peneliti akan dengan senang hati menjawab pertanyaan dan menerima masukan anda setelah penelitian ini selesai dilaksanakan. Apa yang perlu Anda tahu dan lakukan selama eksperimen : Pertama: Jawablah pertanyaan demografis di bawah ini. Semua informasi akan dirahasiakan. Isilah dengan jawaban yang sebenar dan sejujur mungkin mengenai informasi tentang anda. Kedua: • Bacalah ilustrasi kasus di halaman berikutnya dengan cermat, teliti, dan hatihati. Mohon Anda mempersiapkan diri sebagaimana yang tertera dalam ilustrasi kasus (umpamakan diri Anda adalah manajer proyek dalam kasus tersebut) dan buatlah keputusan sesuai dengan keinginan Anda. • Lakukan sebagaimana permintaan dalam kasus, tidak ada jawaban yang salah dalam kasus ini dan Anda tidak perlu menghitung.
•
Kerjakanlah secara urut mulai dari mengisi data demografis, kasus pembuatan keputusan, pertanyaan chek list dan kuesioner locus of control.
Pertanyaan Demografis 1. 2. 3. 4. 5.
Berapa umur Anda Jenis Kelamin Angkatan Ipk Anda Mata kuliah yang sudah diambil
: ……………. Tahun : Laki – laki Perempuan : …………….. : …………….. : Manajemen Keuangan Akuntansi Manajemen
86
KASUS A ( Perlakuan Ada Negative Framing dan Ada Adverse Selection )
Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan). Belakangan
ini
muncul
masalah
dari
pesaing
yang
produknya
lebih
unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan. Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar. Jika seandainya Anda memilih untuk melanjutkan proyek, informasi tentang kegagalan maupun keberhasilan proyek ini tidak akan diketahui orang lain dalam perusahaan anda sampai dengan proyek tesebut selesai dikerjakan (3 tahun mendatang). Reputasi Anda sebagai manajer senior berbakat akan tetap terjaga. PILIHAN : A. Menghentikan proyek, Jika Anda menghentikan proyek, maka akan terjadi kerugian sebesar 4 milyar B. Melanjutkan proyek, Jika Anda melanjutkan proyek maka: ada kemungkinan sebesar 33% kerugian akan nol, dan ada kemungkinan sebesar 67% kerugian proyek akan sebesar 6 milyar
KEPUTUSAN : Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka 1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).
# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang anda buat !!! 1
2
3
4
5
6
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Pasti Menghentikan (Pilihan A)
Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )
87
KASUS B ( Perlakuan Tanpa Negative Framing pada KondisiAdverse Selection )
Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan). Belakangan
ini
muncul
masalah
dari
pesaing
yang
produknya
lebih
unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan. Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar. Jika seandainya Anda memilih untuk melanjutkan proyek, informasi tentang kegagalan maupun keberhasilan proyek ini tidak akan diketahui orang lain dalam perusahaan anda sampai dengan proyek tesebut selesai dikerjakan (3 tahun mendatang). Reputasi Anda sebagai manajer senior berbakat akan tetap terjaga. PILIHAN : A. Menghentikan proyek Jika anda menghentikan proyek, Anda akan menghemat 2 milyar B. Melanjutkan proyek Jika anda melanjutkan proyek, ada kemungkinan sebesar 33 %untuk memulihkan investasi sebesar 6 milyar dan ada kemungkinan 67 % bahwa tidak sepeser pun yang dapat dipulihkan
KEPUTUSAN : Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka 1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).
# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang anda buat !!! 1
2
3
4
5
6
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Pasti Menghentikan (Pilihan A)
Pasti Melanjutkan ( Pilihan B ) 88
KASUS C ( Perlakuan Ada Negative Framing dan Tanpa Adverse Selection ) Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan). Belakangan
ini
muncul
masalah
dari
pesaing
yang
produknya
lebih
unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan. Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar. PILIHAN : A. Menghentikan proyek, Jika Anda menghentikan proyek, maka akan terjadi kerugian sebesar 4 milyar B. Melanjutkan proyek, Jika Anda melanjutkan proyek maka: ada kemungkinan sebesar 33% kerugian akan nol, dan ada kemungkinan sebesar 67% kerugian proyek akan sebesar 6 milyar
KEPUTUSAN : Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka 1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).
# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang anda buat !!! 1
2
3
4
5
6
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Pasti Menghentikan (Pilihan A)
Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )
89
KASUS D ( Perlakuan Tanpa Negative Framing dan Tanpa Adverse Selection )
Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan). Belakangan
ini
muncul
masalah
dari
pesaing
yang
produknya
lebih
unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan. Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar. PILIHAN : A. Menghentikan proyek Jika anda menghentikan proyek, Anda akan menghemat 2 milyar B. Melanjutkan proyek Jika anda melanjutkan proyek, ada kemungkinan sebesar 33 %untuk memulihkan investasi sebesar 6 milyar dan ada kemungkinan 67 % bahwa tidak sepeser pun yang dapat dipulihkan
KEPUTUSAN : Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka 1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).
# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang anda buat !!! 1
2
3
4
5
6
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Pasti Menghentikan (Pilihan A)
Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )
90
Setelah anda menyelesaikan kasus dan memilih pernyataan chek list di atas, selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang (√) pada kotak jawaban yang anda pilih. Keterangan: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), Sangat Setuju (SS)
Kuesioner Locus Of Control No. Pernyataan 1
STS
TS
N
S
SS
Sesuatu yang sedang saya lakukan disebut pekerjaan
2
Untuk sebagian pekerjaan, seseorang dapat menyelesaikannya jika ia mau mengerjakan
3
Jika saya tahu akan mendapatkan imbalan dari suatu pekerjaan, saya akan mencari pekerjaan tersebut
4
Jika karyawan tidak puas dengan keputusan yang dibuat oleh atasannya, mereka
harus
melakukan
sesuatu
sebagai respon atas keputusan tersebut 5
Mendapatkan diinginkan,
pekerjaan sebagian
besar
yang adalah
keberuntungan 6
Memperoleh
uang
pada
dasarnya
adalah sebuah keberuntungan 7
Kebanyakan orang mampu melakukan pekerjaan mereka dengan baik jika mereka berusaha
8
Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, saya harus mempunyai kerabat dengan posisi yang baik
91
No. Pernyataan 9
STS
TS
N
S
SS
Promosi biasanya adalah masalah Keberuntungan
10
Pada saat mendapatkan pekerjaan yang benar-benar baik, yang saya kenal lebih penting daripada yang saya bisa
11
Promosi diberikan kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik
12
Untuk memperoleh uang yang banyak, saya harus tahu orang-orang yang dapat membantu saya untuk mendapatkannya
13
Untuk menjadi karyawan yang terbaik disetiap pekerjaan, dibutuhkan banyak keberuntungan
14
Orang yang melakukan pekerjaannya dengan baik biasanya memperoleh penghargaan atas usahanya
15
Kebanyakan karyawan dipengaruhi oleh supervisor mereka daripada apa yang mereka pikirkan
92
Lampiran 2 Data Jawaban Responden
93
Biodata dan Jawaban Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Jenis Kelamin L L L P P P P P P L L P P P L P P L L P L P P P
Umur
angkatan
Ipk
19 19 20 21 21 21 20 20 20 20 20 21 19 20 21 21 21 21 21 21 19 20 21 21
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
3,53 3,2 3,54 3,61 3,18 3,2 3,82 3,3 3,9 3,6 3,47 3,54 3,41 3,6 3,49 3,3 3,3 3,38 3,32 3,33 3,4 3,7 3,29 3,1
Mata kuliah yang sudah ditempuh Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen Menkeu Akmen
Keputusan
Nlai
Kasus
Melanjutan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Melanjutan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan
5 4 5 3 4 3 5 5 5 3 4 5 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B B B 94
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
P L L L P P P P P L P P L P P P P P P P L L L P P P P P
21 21 21 20 19 21 21 19 20 20 21 21 21 21 21 21 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 21 21
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
3,23 2,96 3,17 2,95 3,49 3,7 3,79 3,44 3,6 3,53 3,49 2,9 3,13 3,4 3,03 3,1 3,41 2,7` 3,79 3,4 3,2 3,2 3,56 3,69 3,45 3,7 3,59 3,01
Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu
Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen
Menghentikan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Melanjutan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Menghentikan
3 5 5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 2 3 4 4 3
B B B B B B B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C C C 95
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
P P L L P P P P L L L L P P L L P P P P P P L P P L L P
21 21 21 21 21 21 21 21 19 21 20 20 20 21 21 20 20 20 19 19 19 21 21 20 21 21 19 19
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
2,98 3,3 3,18 3,52 3,3 3,58 3,4 3,31 3,6 3,84 3,13 3,3 3,5 3,01 3,15 3,86 3,3 3,4 3,7 3,45 3,29 3,24 3,6 3,24 3,6 3,69 3,44 3,12
Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu Menkeu
Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen Akmen
Menghentikan Melanjutan Menghentikan Melanjutan Menghentikan Menghentikan Menghentikan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Menghentikan Menghentikan Melanjutan Melanjutan Menghentikan Menghentikan Melanjutkan Menghentikan Melanjutkan Melanjutkan Menghentikan Menghentikan Melanjutkan Menghentikan Menghentikan Melanjutkan Menghentikan
3 4 3 5 2 3 3 3 5 5 3 3 3 5 5 5 5 4 3 5 4 3 3 4 1 3 5 3
C C C C C C C C D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 96
Data mentah Jawaban kuesioner LOC Kasus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
LC1
LC2
LC3
LC4
LC5
LC6
LC7
LC8
LC9
LC10
LC11
LC12
LC13
LC14
LC15
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
5
5
5
4
4
2
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
3
3
5
5
4
4
5
3
5
3
3
3
4
3
3
3
4
5
3
4
3
3
2
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
2
4
2
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
5
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
5
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
5
4
5
1
2
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
1
4
1
2
1
4
1
4
3
3
1
5
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
2
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
5
4
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
TOT LC 68 68 69 55 68 55 64 65 75 45 56 73 48 61 42 52 51 58 71 72
97
Kasus 2 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
5
5
3
5
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
5
5
3
5
3
3
3
4
3
4
5
5
3
3
4
5
5
3
5
3
3
3
4
3
4
4
5
3
3
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
3
5
5
5
5
3
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
3
3
4
3
4
4
4
5
4
5
3
3
4
4
5
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
3
3
1
3
1
1
1
3
1
3
2
3
1
1
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
5
3
5
5
5
3
3
5
56 58 57 72 69 68 75 75 49 74 74 58 50 70 30 75 64 75 64 55
98
Kasus 3 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
3
4
5
5
3
5
4
4
5
4
5
5
4
4
5
3
5
4
3
3
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
3
5
5
3
4
3
4
4
4
3
2
3
2
3
4
3
4
3
4
4
5
4
3
5
4
4
4
5
5
5
3
4
4
5
4
3
5
4
5
2
4
2
3
4
2
4
5
4
2
4
5
3
5
3
4
3
4
5
5
3
3
5
4
3
3
5
5
4
5
3
5
3
3
5
4
3
5
1
4
3
5
3
4
5
3
4
3
3
5
4
3
4
4
4
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
5
5
4
5
1
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
4
3
3
3
5
5
2
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
1
3
3
4
2
1
2
3
3
2
2
3
1
2
2
4
3
2
3
4
3
4
3
3
3
1
3
2
3
1
3 4
3 4
4 4
4 3
5 4
5 4
5 4
3 4
4 4
3 3
5 4
3 5
5 4
3 3
5 4
63 63 67 63 65 50 64 53 58 58 57 41 41 63 40 70 34 42 60 58
99
Kasus 4 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
4
4
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
5
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
5
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
4
4
5
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
4
5
5
2
4
2
4
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
4
5
3
3
3
3
3
5
5
3
5
3
5
3
5
3
3
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
1
3
3
3
2
2
2
3
2
1
1
3
3
1
1
5
5
5
5
4
5
4
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
5
4
5
4
4
2
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
3
3
3
5
3
3
3
74 70 53 54 54 70 70 69 74 69 48 64 70 58 63 65 31 61 58 59
100
Lampiran 3 Output Hasil Pengujian Data
101
Lampiran Uji Frekuensi & Deskriptif Jenis Kelamin Statistics
N
Jenis_
Jenis_
Jenis_
Jenis_
Kelamin_Kasus1
Kelamin_Kasus2
Kelamin_Kasus3
Kelamin_Kasus4
Valid
20
20
20
20
0
0
0
0
Mean
1.6000
1.7000
1.7500
1.5500
Median
2.0000
2.0000
2.0000
2.0000
2.00
2.00
2.00
2.00
.50262
.47016
.44426
.51042
Minimum
1.00
1.00
1.00
1.00
Maximum
2.00
2.00
2.00
2.00
Missing
Mode Std. Deviation
Frequency Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki – Laki
28
35.0
35.0
35.0
Perempuan
52
65.0
65.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
Usia Statistics
Usia N
Valid
Usia_Kasus2
Usia_Kasus3
Usia_Kasus4
20
20
20
20
0
0
0
0
Mean
2.2000
2.0500
2.4000
2.0500
Median
2.0000
2.0000
2.0000
2.0000
2.00
2.00
2.00
2.00a
.69585
.60481
.59824
.82558
Minimum
1.00
1.00
1.00
1.00
Maximum
3.00
3.00
3.00
3.00
Missing
Mode Std. Deviation
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
102
Frequency Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
19 Tahun
13
16.3
16.3
16.3
20 Tahun
27
33.7
33.7
50.0
21 Tahun
40
50.0
50.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
Angkatan Statistics
Angkatan_Kasus1 N
Valid
Angkatan_Kasus2
Angkatan_Kasus3
Angkatan_Kasus4
20
20
20
20
0
0
0
0
Mean
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
Median
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.00
1.00
1.00
1.00
.00000
.00000
.00000
.00000
Minimum
1.00
1.00
1.00
1.00
Maximum
1.00
1.00
1.00
1.00
Missing
Mode Std. Deviation
Frequency
Frequency Valid
2012
Percent 80
Valid Percent
100.0
Cumulative Percent
100.0
100.0
IPK Statistics
IPK_Kasus1 N
Valid
IPK_Kasus2
IPK_Kasus3
IPK_Kasus4
20
20
20
20
0
0
0
0
Mean
1.4000
1.6000
1.3500
1.4500
Median
1.0000
2.0000
1.0000
1.0000
1.00
2.00
1.00
1.00
.50262
.50262
.48936
.51042
Minimum
1.00
1.00
1.00
1.00
Maximum
2.00
2.00
2.00
2.00
Missing
Mode Std. Deviation
103
Frequency
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2,9 -3,3
44
55.0
55.0
55.0
3,4 - 3,8
36
45.0
45.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Modus
Std. Deviation
Eskalasi Komitmen Negative Framing
80
1
6
5
1,721
80
0
1
0
0,503
Adverse Selection Locus Control
80
0
1
0
0,503
80
0
1
0
0,503
Of
104
Hasil Uji Validitas Correlations LC1 LC1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N LC2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
LC2 ** .693
LC3 ** .366
LC4 ** .584
LC5 ** .433
LC6 ** .550
LC7 ** .525
LC8 ** .482
LC9 ** .478
LC10 ** .554
LC11 ** .476
LC12 ** .557
LC13 ** .354
LC14 ** .520
LC15 ** .391
Jumlah ** .713
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
80
80
**
1
.693
.000 80 **
.366
.001
80 **
.415
.000 80
80
**
1
.415
.000
80 **
.718
.000 80 **
.522
.000
80 **
.328
.003 80 **
.644
.000
80 **
.463
.000 80 **
.578
.000
80 **
.428
.000 80 **
.573
.000
80 **
.439
.000 80 **
.367
.001
80 **
.334
.002 80 **
.657
.000
80 .391
**
.000 80 .361
**
.001
80 **
.471
.000 80 **
.389
.000
80 **
.494
.000 80 **
.305
.006
80 **
.346
.002 80 **
.562
.000
80 **
.372
.001 80 **
.461
.000
80 **
.421
.000 80 **
.346
.002
80 **
.645
.000 80 **
.698
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
.584**
.718**
.522**
1
.273*
.503**
.340**
.171
.326**
.296**
.350**
.390**
.315**
.307**
.272*
.560**
.000
.000
.000
.014
.000
.002
.129
.003
.008
.001
.000
.004
.006
.014
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
.433**
.328**
.644**
.273*
1
.637**
.820**
.473**
.742**
.539**
.431**
.411**
.679**
.622**
.475**
.795**
.000
.003
.000
.014
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
.550**
.463**
.578**
.503**
.637**
1
.834**
.466**
.627**
.547**
.513**
.430**
.651**
.564**
.545**
.821**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
.525**
.428**
.573**
.340**
.820**
.834**
1
.574**
.667**
.606**
.454**
.419**
.706**
.636**
.491**
.843**
.000
.000
.000
.002
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
.482**
.439**
.367**
.171
.473**
.466**
.574**
1
.524**
.749**
.493**
.448**
.442**
.538**
.637**
.711**
.000
.000
.001
.129
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
105
N LC9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Jumlah
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
.478**
.334**
.657**
.326**
.742**
.627**
.667**
.524**
1
.536**
.462**
.424**
.645**
.647**
.468**
.792**
.000
.002
.000
.003
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
.554**
.391**
.361**
.296**
.539**
.547**
.606**
.749**
.536**
1
.491**
.488**
.404**
.776**
.694**
.769**
.000
.000
.001
.008
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80 **
.476
80 **
.471
80 **
.389
80 **
.350
80 **
.431
80 **
.513
80 **
.454
80 **
.493
80 **
.462
80
80
**
1
.491
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.557
.494
.305
.390
.411
.430
.419
.448
.424
.488
.453
80 **
.453
.000
80
80
1
**
**
**
.613**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.442
.645
.404
.530
.332
.332
.003
.000
.000
80
80
80
1
**
**
.752**
.000
.000
.000
80
80
80
1
**
.763**
.002
.000
.004
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.003
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.461
.307
.622
.564
.636
.538
.647
.776
.458
.328
.397
80
80
.372
.328
.003
.001
.520
**
.000
.000
.706
80 .707
80
80
.651
**
.000
.006
.679
80 .786
80
80
.315
**
.000
.000
.562
80 .458
80
80
.346
**
.000
.000
.354
80 .530
.502
.502
.609
.544
.000
.001
.000
.006
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.003
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
*
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
.739**
.391
.421
.346
.272
.475
.545
.491
.637
.468
.694
.786
.397
.609
.544
.000
.000
.002
.014
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
.713
.645
.698
.560
.795
.821
.843
.711
.792
.769
.707
.613
.752
.763
.000
.739
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
106
Hasil Uji Validitas Correlations LC1 LC1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N LC2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
80 **
.693
LC2 ** .693
LC3 ** .366
LC4 ** .584
LC5 ** .433
LC6 ** .550
LC7 ** .525
LC8 ** .482
LC9 ** .478
LC10 ** .554
LC11 ** .476
LC12 ** .557
LC13 ** .354
LC14 ** .520
LC15 ** .391
Jumlah ** .713
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
1
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.000 80
80
**
**
.366
.415
.415
.002
.000
.000
.000
.002
.001
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
1
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.522
.522
.305
.562
.461
.346
**
.698
.001
.000
.001
.000
.006
.000
.000
.002
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
1
*
**
**
.171
**
**
**
**
**
**
*
.273
.273
.350
.390
.315
.307
.272
**
.560
.002
.129
.003
.008
.001
.000
.004
.006
.014
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
1
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.795**
.000
.014
80
80
80
**
**
**
**
**
.637
.637
.431
.411
.679
.622
.475
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
1
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.821**
.000
.000
.000
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
.834
.834
.513
.430
.651
.564
.545
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
1
**
**
**
**
**
**
**
**
.843**
.002
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
.171
**
**
**
.574
.574
.454
.419
.706
.636
.491
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
1
**
**
**
**
**
**
**
.711**
.001
.129
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
.524
.524
.493
.448
.442
.538
.637
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
1
**
**
**
**
**
**
.792**
.002
.000
.003
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.749
.749
.000
.000
.606
.606
.000
.000
.667
.667
.000
.000
.547
.547
.000
.000
.627
.627
80
.000
.466
.466
.000
.000
.539
.539
80
80
.742
.742
.000
.000
.473
.473
80
80
.820
.820
.000
.000
.296
.296
80
80
.326
.326
.000
.003
.340
.340
80
80
.503
.503
.014
.000
.361
.389
.000
*
.391
.361
80
**
.657
.657
.000
**
.367
.367
80
**
.573
.573
.000
80
.578
.578
80
80 .644
.644
.000
.000
.554
**
.645
80
80
.334
.421
.000
.000
.478
.372
80
80
.439
.346
.000
.000
.482
.494
80
**
.428
.471
.000
**
.525
.391
80
**
.463
.334
.003
80
.550
.439
80
80
.328
.428
.000
.000
.433
.463
80
80
.718
.328
.000
.001
.584
.718
.536
.000
.000
.001
.008
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
.536
.462
.424
.645
.647
.468
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
1
**
**
**
**
**
.769**
80
.491
.488
.404
.776
.694
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
107
LC11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LC15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Jumlah
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
.476
**
.471
**
.389
**
.350
**
.431
**
.513
**
.454
**
.493
**
.462
**
.491
1
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.557
.494
.305
.390
.411
.430
.419
.448
.424
.488
.453
**
.453
.000
.000
.000
80
80
80
80
1
**
**
**
.006
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.315
.679
.651
.706
.442
.645
.404
.530
.332
.332
.000
.000
80
80
80
1
**
**
.000
.004
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.003
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
.307
.622
.564
.636
.538
.647
.776
.458
.328
**
.613
.003
.002
.461
.397
80
80
.372
.328
.003
.001
.520
**
.707
.000
.000
.562
**
.786
80
80
.346
**
.458
.000
.000
.354
**
.530
.502
.502
.609
**
.752
.000
.000
.000
80
80
80
1
**
.544
**
.763
.000
.001
.000
.006
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.003
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
*
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
.391
.421
.346
.272
.475
.545
.491
.637
.468
.694
.786
.397
.609
.544
**
.739
.000
.000
.002
.014
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
.713
.645
.698
.560
.795
.821
.843
.711
.792
.769
.707
.613
.752
.763
.000
.739
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
108
Lampiran Uji Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N Cases
Valid Excludeda Total
% 80
100.0
0
.0
80
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.938
15
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
LC1
4.16
.961
80
LC2
4.21
.822
80
LC3
3.98
1.091
80
LC4
4.30
.770
80
LC5
3.76
1.128
80
LC6
3.91
1.081
80
LC7
3.84
1.107
80
LC8
4.10
.922
80
LC9
3.99
1.025
80
LC10
4.03
.968
80
LC11
3.95
1.042
80
LC12
4.16
.849
80
LC13
3.94
1.071
80
LC14
3.95
1.030
80
LC15
4.08
.978
80
109
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-Total
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Correlation
Item Deleted
LC1
56.19
104.990
.666
.934
LC2
56.14
108.120
.598
.936
LC3
56.38
103.604
.641
.935
LC4
56.05
110.200
.509
.938
LC5
56.59
100.726
.752
.932
LC6
56.44
100.806
.785
.931
LC7
56.51
99.873
.809
.930
LC8
56.25
105.557
.665
.934
LC9
56.36
102.361
.752
.932
LC10
56.33
103.716
.729
.932
LC11
56.40
104.015
.655
.934
LC12
56.19
108.382
.561
.936
LC13
56.41
102.575
.705
.933
LC14
56.40
102.927
.719
.933
LC15
56.28
104.202
.694
.933
Scale Statistics Mean 60.35
Variance 119.015
Std. Deviation 10.909
N of Items 15
110
LAMPIRAN UJI NORMALITAS
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
80
Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0147434 .35313665
Absolute
.063
Positive
.063
Negative
-.052
Kolmogorov-Smirnov Z
.559
Asymp. Sig. (2-tailed)
.913
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Locus of control N Normal Parametersa,b
80 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
60.3500 10.90941
Absolute
.108
Positive
.090
Negative
-.108
Kolmogorov-Smirnov Z
.970
Asymp. Sig. (2-tailed)
.303
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
111
Lampiran Homogenitas Descriptives Eskalasi Komitmen 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
2.00
3
4.0000
1.00000
.57735
1.5159
6.4841
3.00
13
3.6154
.86972
.24122
3.0898
4.1410
4.00
37
4.1622
.92837
.15262
3.8526
4.4717
5.00
27
4.3333
.96077
.18490
3.9533
4.7134
Total
80
4.1250
.94635
.10580
3.9144
4.3356
Descriptives Eskalasi Komitmen
Minimum
Maximum
2.00
3.00
5.00
3.00
3.00
5.00
4.00
2.00
5.00
5.00
2.00
5.00
Total
2.00
5.00
Test of Homogeneity of Variances Eskalasi Komitmen Levene Statistic .062
df1
df2 3
Sig. 76
.980
ANOVA Eskalasi Komitmen
Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
4.646
3
1.549
Within Groups
66.104
76
.870
Total
70.750
79
F
Sig. 1.781
.158
112
Lampiran Two Ways Anova
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Eskalasi Komitmen
Source Corrected Model Intercept ADVERSE NEGATIF_FRAMING LOCUS
Type III Sum of Squares 65.417a
df 31
Mean Square 2.110
383.622
1
14.548 2.112
F
Sig. 18.992
.000
383.622
3452.594
.000
3
4.849
43.643
.000
4
.528
4.752
.003
.552
3
.184
1.657
.189
ADVERSE * NEGATIF_FRAMING
7.653
6
1.275
11.479
.000
ADVERSE * LOCUS
3.211
5
.642
5.779
.000
NEGATIF_FRAMING * LOCUS
3.553
5
.711
6.395
.000
ADVERSE * NEGATIF_FRAMING * LOCUS
1.749
1
1.749
15.745
.000
Error
5.333
48
.111
Total
1432.000
80
70.750
79
Corrected Total a. R Squared = .925 (Adjusted R Squared = .876)
113