PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI HOME INDUSTRI BATIK DI DUSUN KARANGKULON DESA WUKIRSARI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Kumunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh JUWITA DECA RYANNE 1110054100026
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Serata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau hasil jiblakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Desember 2015
Juwita Deca Ryanne 1110054100026
ABSTRAK Juwita Deca Ryanne 111005410026 Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industri Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukisari Imogiri Bantul Dalam keluarga salah satu peran paling dominan adalah Ibu Rumah Tangga. Pada saat ini Ibu Rumah Tangga tidak hanya berperan menjadi Ibu Rumah Tangga yang mengurus pekerjaan rumah tetapi banyak Ibu Rumah Tangga yang berkerja untuk membantu perekonomian keluarga. Hal itu dilakukan demi terpenuhinya segala kebutuhan dan dengan terpenuhinya segala kebutuhan itu barulah dapat dikatakan menjadi keluarga sejahtera. Dalam hal ini ibu-ibu di Dusun Karangkulon, Imogiri Bantul adalah contoh ibu-ibu yang berperan menjadi Ibu Rumah Tangga dan Ibu Rumah Tangga yang berkerja. Mereka tergabung dalam kelompok Home Industri yang bergerak di bidang pembuatan dan produksi Batik. Kegiatan yang mereka lakukan di Home Industri Batik adalah membatik, dengan membatik mereka ikut beperan aktif dalam melestarikan budaya yang tercermin dari motif yang buat pada saat membatik. Karena batik merupakan contoh bukti dari warisan kebudayaan. Kebudayaan membatik yang mereka jalani juga merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang pada saat ini sudah di akui oleh UNESCO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ganda yaitu peran ibu sebagai Ibu Rumah Tangga dan Ibu yang Bekerja, dalam hal ini dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga yang tergabung dalam kelompok Home Industri Batik demi meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui warisan budaya yang menjadi salah satu bentuk kearifan lokal di Dusun Karangkulon Desa Wukisari Imogiri Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu observasi partisipatif, wawancara terstuktur dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kegiatan membatik yang dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga melalui kelompok Home Industri batik mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, dilihat dari kegiatan ketika mereka berperan menjadi Ibu Rumah Tangga dan ketika berperan menjadi Ibu Rumah Tangga yang bekerja dalam kelompok Home Industri batik. Dengan menjalankan peran yang mereka lakukan, keadaan sosial ekonominya menjadi meningkat, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mendapatkan nilai kebudayaan dalam kearifan lokal melalui bentuk kerajinan Batik. Faktor penghambat yang mereka hadapi yaitu dalam bentuk pemasaran dikarenakan lokasi yang masih di Desa yang berbukitdan proses pembuatan batik yang membutuhkanwaktu yang cukup lama sehingga jarang sekali ibu-ibu mengikuti pelatihan, hanya generasi muda saja yang mengikutinya.
i
KATA PENGANTAR Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, terutama nikmat sehat Wal Afiat sehingga peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, penghulu para Nabi, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin. Peneliti menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurnaan baik dari segala materi, maupu pembahasan, dan tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan peneliti yang masih perlu mengisi diri dengan pengetahuan. Untuk itu kritik dan saran yang bertujuan membangun merupakan masukan bagi peneliti demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed Ph D, selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Roudhonah, M.Ag, selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III. 2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, M.A. selaku Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya
ii
untuk memberi perhatian, arahan, kritik dan saran yang bermanfaat serta motivasi yang sangat besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi, dan Dosen- Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmu-ilmu dan pengalamannya kepada penulis. 3. Ahmad Zaky, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi dengan kesabarannya membimbing penulisan dan rela meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan seluruh Civitas Akademik yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih karena sudah membantu memberikan referensi buku untuk skripsi penulis. 6. Kepada kepala Desa Wukisari, kepala dukuh Dusun Karangkulon Imogiri Bantul dan Kepada kelompok Berkah Lestari, Sri Kuncoro dan Sungsang Batik yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian. 7. Terimakasih kepada kedua orangtuaku tercinta, Ibu Safrida Hartuty dan Bapak Ahmad Zuhry, yang penuh kasih sayang serta perhatiannya telah memberikan dorongan moril dan material, serta doa yang senantiasa dipanjangkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita peneliti.
iii
8. Untuk adik-adikku, Dwiko Maxi Rianto, Dwiki Maxi Rianto dan Agustina Okta Rosiane, terimakasih karena selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis. 9. Rizky Rinaldi, terimakasih karena selalu memberikan dukungan untuk peneliti agar bisa cepat menyelesaikan skripsi ini, serta telah memberikan iringan doanya untuk penulis, menemani, membantu dan memberikan kembali semangat yang hilang pada saat penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Terimakasih kepada Keluarga Studio Sakrip, Bapak Arif Haryanto, Ibu Siti Ngaisah, Satiti, Sajiwo dan Sayekti atas dukungan dan selalu membantu pada saat peneliti melakukan penelitian di kota Yogyakarta. 11. Terimakasih kepada Bapak Mardi, Ibu Rina, Reno Rivaldi dan Dyah Lintang yang selalu membantu, mendukung dan menemani peneliti saat melakukan penelitian di kota Yogyakarta. 12. Terimakasih kepada Hanna Chairunnisa telah memberikan semangat, membantu dan mendoakan kepada penulis. 13. Terimakasih kepada keluarga besar Haryono yang telah mendukung dan selalu membantu pada saat penelitian berlangsung. 14. Terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis Desi agustin, Dhea Ariesta, Evi Arista, Indri Wati dan Ayu Ratnasari yang selalu ada, membantu, motivasi, dan memberikan semangat disaat penulisan mengalami kesusahan dan kebingungan dalam mengerjakan skripsi. Serta adanya canda tawa dari mereka membuat hati penulis terhibur mengurangi penat pada saat penulis menyusun skripsi. iv
15. Serta teman-teman jurusan Kesejahteraan Sosial angkatan 2010 dan 2011 yang lain, terimakasih atas dukungan , semangat dan juga kesempatan menjadi teman dan keluarga selama kurang lebih empat tahun di UIN dan semoga selamanya terjaga dan selalu kompak. 16. Terakhir kepada semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan namanya, namun telah ikut berpartisipasi membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan tak mengurangi rasa hormat , penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih. Demikian skripsi ini peneliti buat dan peneliti persembahkan, peneliti hanya dapat berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua pembaca pada umumnya terutama dalam memajukan Bidang Kesejahteraan Sosial. Sekali lagi penelitian mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan semua perhatiannya , motivasi dan bantuan selama ini, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal sholeh disisi Allah SWT. Amin.
Depok, Desember 2015
Juwita Deca Ryanne 1110054100026
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................................. 13 C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 14 D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 14 1. Manfaat Praktis ............................................................................................. 15 2. Manfaat Akademis ........................................................................................ 15 E. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 15 F. Metodologi Penelitian ......................................................................................... 16 1. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 16 2. Jenis Penelitian .............................................................................................. 17 3. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 18
vi
4. Teknik Pemilihan Informan .......................................................................... 18 5. Sumber Data .................................................................................................. 20 6. Jenis Informan ............................................................................................... 20 7. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 21 a. Teknik Observasi .................................................................................... 21 b. Teknik Wawancara.................................................................................. 22 c. Teknik Dokumentasi ............................................................................... 22 8. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 23 9. Teknik Keabsahan Data ................................................................................ 24 10. Teknik Penulisan ........................................................................................... 24 11. Sistematika Penulisan ................................................................................... 24 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Peran .......................................................................................................... 27 1. Ibu Rumah Tangga Bekerja .......................................................................... 31 B. Kesejahteraan Keluarga ...................................................................................... 35 C. Home Industry ..................................................................................................... 39 D. Indigenous Social Work ...................................................................................... 41 E. Kearifan Lokal .................................................................................................... 44 1. Hakikat Manusia dalam Kebudayaan............................................................ 45 2. Etika dan Estetika dalam Berbudaya............................................................. 46
vii
BAB III GAMBARAN UMUM A. Desa Wukisari Dusun Karangkulon .................................................................... 49 B. Sejarah dan Profil Kelompok Batik DesaWukisari Dusun Karangkulon ........... 53 BAB IV ANALISIS DAN HASIL TEMUAN PENELITIAN A. Peran Ibu Rumah Tangga dalam Keluarga ......................................................... 66 B. Peran Ibu Rumah Tangga yang Bekerja.............................................................. 71 C. Peran Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dalam Home Industry Batik ............... 77 D. Kesejahteraan Keluarga ...................................................................................... 85 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................................... 94 B. Saran ................................................................................................................... 95 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL 1.1 Kerangka Pemikiran Informan .................................................................................. 14 3.1 Orbitasi (Jarak Pemerintahan Pusat) ......................................................................... 38 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin................................................................ 39 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian .......................................................... 40 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kategori Pendidikan ..................................................... 41
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gazebo dan Showroom Berkah Lestari ......................................................... 45 Gambar 2 Gazebo dan Showroom Sri Kuncoro ............................................................. 48 Gambar 3 Gazebo dan Showroom Sungsang ................................................................. 51 Gambar 4 Siklus Aktifitas Ibu Rumah Tangga Pembatik .............................................. 61 Gambar 5 Tahapan Proses Pembuatan Batik ................................................................ 64
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Surat Persetujuan Penelitian
Lampiran 2
Pedoman Observasi
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
Lampiran 4
Biodata Kelompok
Lampiran 5
Transkip Wawancara mendalam Kelompok Berkah Lestari
Lampiran 6
Transkip Wawancara mendalam Kelompok Sri Kuncoro
Lampiran 7
Transkip Wawancara mendalam Kelompok Sungsang Batik
Lampiran 8
Transkip Wawancara mendalam Ketua Kelompok
Lampiran 9
Transkip Wawancara mendalam Stake Holder
Lampiran 10 Hasil Observasi Lampiran 11 Lampiran Keadaan Informan Sebelum dan Sesudah Lampiran 12 Hasil Studi Dokumentasi
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan jaman sering diiringi dengan berkembangnya informasi dan tingkat kemampuan intelektual manusia. Bersama itu peran perempuan dalam kehidupan pun terus berubah untuk menjawab tantangan jaman, tak terkecuali mengenai peran perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Biasanya, tulang punggung kehidupan keluarga adalah pria atau suami. Tapi kini para perempuan banyak yang berperan aktif untuk mendukung ekonomi keluarga. Menurut konsep ibuisme, kemandirian perempuan tidak dapat dilepaskan dari perannya sebagai ibu dan istri, perempuan dianggap sebagai makhluk social dan budaya yang utuh apabila telah memainkan kedua peran tersebut dengan baik. Fenomena house wifization kerena peran utama perempuan adalah sebagai ibu rumah tangga yang harus memberikan tenaga dan perhatiannya demi kepentingan keluarga tanpa boleh mengharapkan imbalan, prestise serta kekuasaan.1 Keterlibatan perempuan melakukan peran ganda merupakan perilaku atau tindakan sosial yang diharapkan dapat menciptakan stabilitas dan harmoni keluarga. Ibu-ibu dari keluarga yang berpenghasilan rendah, umumnya melakukan peran ganda karena tuntutan kebutuhan hidup bagi keluarga. Meskipun suami berkewajiban sebagai pencari nafkah yang utama dalam keluarga, hal ini tidak menutup kemungkinan bagi istri untuk bekerja sebagai penambah pengahasilan keluarga dan tentunya untuk bertujuan untuk mencapai tingkat kesejahteraan. 1
Abdullah, Sangkan Peran Gender, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 197
1
2
Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.2 Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.3 Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. Dalam memahami realitas tingkat kesejahteraan, pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tingkat kesejahteraan antara lain : 1. Sosial ekonomi rumah tangga atau masyarakat,
2
Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1. 3 Undang-Undang No. 11 Tahun 2009, Tentang Kesejateraan Sosial.
3
2. Struktur kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah tangga atau masyarakat, 3. Potensi regional (sumberdaya alam, lingkungan dan insfrastruktur) yang mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi, dan 4. Kondisi kelembagaan yang membentuk jaringan kerja produksi dan pemasaran pada skala lokal, regional dan global. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional serta individu yang berhubungan dengan pribadi dalam mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dalam keluarga.4 Peranan keluarga menggambarkan seperangkat prilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola prilaku dari keluarga. Ibu berperan dominan dalam kehidupan suatu keluarga, ibu mempunyai kewajiban membantu suami dalam mempertahankan rumah tangga, mengatur segala keperluan rumah tangga, merawat serta memperhatikan pendidikan anak, mengatur keuangan sehingga terjadi keselaran antara pendapatan dan kebutuhan rumah tangga. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.5 Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi
4 5
M. Freidman, Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, (Jakarta: EGC, 1998), h. 36. BKKBN, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, (Jakarta: BKKBN, 1995), h. 2.
4
dinamis keluarga dimana terpenuhi
semua kebutuhan fisik materiil, mental
spiritual, dan sosial yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan
kepribadian
yang
matang
sebagai
sumber
daya
manusia
yang
berkualitas.6 Kuswardinah mengatakan, bahwa untuk menciptakan suatu keluarga yang baik perlu didukung hal sebagai berikut:7 1. Kesehatan jasmani harus diperhatikan, mulai dari kesehatan suami, istri, dan kesehatan anak sejak dalam kandungan, usia balita, hingga dewasa, gizi keluarga, hidup bersih serta teratur. 2. Kesehatan rohani harus diperhatikan, mulai dari sikap perilaku orang tua sejak anak masih dalam kandungan, mengajarkan pendidikan moral, sosial, dan agama dalam keluarga, serta menjadi tauladan bagi anak-anaknya. 3. Ekonomi keluarga yang dapat menunjang kehidupan rumah tangga, yaitu adanya keseimbangan antara pengahasilan dan pengeluaran, menentukan skala prioritas, menambah pendapatan keluarga dengan kesempatan wanita sebagai ibu rumah tangga yang bekerja atau berwiraswasta. Wanita sebagai ibu rumah tangga yang bekerja atau berwiraswasta untuk mencukupi kebutuhan keluarga jaman sekarang sudah menjadi kebiasaan. Banyak para wanita yang memang menjadi tulang punggung keluarga atau memang membantu suami dalam mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. 6
Mongoid, Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera, (Jakarta: BKKBN, 1996), h. 10. Asih Kuswardinah, Ilmu Kesejahteraan Keluarga, (Jakarta: Universitas Negeri Semarang Press, 2007), h. 134. 7
5
Peran Ibu Bekerja, secara alami wanita diciptakan untuk menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. Sedangkan pria diciptakan untuk menjadi seorang suami dan mencari nafkah. Tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi dan tututan zaman, peran ini juga telah bergeser. Saat ini semakin banyak wanita yang memutuskan untuk bekerja. Keputusan untuk memilih bekerja itu didasari oleh beberapa faktor diantaranya: tuntutan hidup yang terus meningkat sehingga membutuhkan tambahan finansial agar terpenuhi semua kebutuhan tersebut dan keinginan untuk mencapai tingkat kesejahteraan dalam kehidupan. Peran penting usaha kecil adalah sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia dengan separuh Usaha Mikro adalah perempuan dan melakukannya di rumah dalam bentuk Industri Rumahan atau Home Industri. Salah satu jenis industri yang banyak di bentuk di Indonesia adalah Home Industry. Home berarti rumah, tempat tinggal, atau kampung halaman. Industry disini dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan atau perusahaan. Home Industry memiliki pengertian rumah usaha untuk produk barang atau juga perusahaan kecil. Tujuan utamanya untuk membangun perekonomian keluarga. Mereka mencari nafkah untuk keluarga, tetapi tidak terlepas dan tetap mempertahankan peran mereka sebagai Ibu Rumah Tangga, mereka tetap menjaga anak-anak mereka menyediakan kebutuhan keluarga dan berusaha dibidang ekonomi. Jika pendapatan mereka meningkat, maka hasilnya akan mengalir untuk kesejahteraan anak-anak mereka. Wanita selaku ibu rumah tangga dan selaku pencari nafkah dalam keluarga yang memiliki tanggung jawab yang diembangnya berperan ganda, sehingga
6
wanita yang termasuk dalam kelompok ini memiliki kemampuan wirausaha, kreatif, dan cerdas mencari peluang bisnis untuk mendapatkan nilai tambah. Nilai tambah yang diperoleh ibu rumah tangga memberikan peluang untuk menciptakan kemamdiriannya dan bahkan dapat menjadi kebanggaan tentang kemampuan yang dimilikinya itu. Aktivitas suatu keluarga khususnya ibu rumah tangga yang memiliki peran ganda memberikan pemahaman kesadaran terhadap perubahan peran, dimana ibu rumah tangga diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan fitrah kewanitaan. Tetapi pada saat ini, proses perkembangan dari berbagai segi menuntut ibu rumah tangga turut membantu terhadap kesejahteraan keluarga.8 Keterlibatan wanita dalam industri rumahan atau Home Industry dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, tekanan ekonomi. Kedua, lingkungan keluarga yang sangat mendukung dalam bekerja. Ketiga, tidak ada peluang kerja lain yang sesuai dengan keterampilannya. Kondisi demikianlah yang mendorong perempuan untuk mengambil alih tanggung jawab ekonomi keluarga dengan berbagai cara perempuan ikut berperan aktif menaikkan pendapatan. Perempuan bekerja saat ini bukanlah masalah baru, adapun beberapa alasan yang dikemukakan bagi wanita yang bekerja diluar rumah antara lain: 1. Menambah
pendapatan
keluarga
(family
income)
terutama
jika
pendapatan suami relative kecil. 2. Memanfaatkan berbagai keunggulan (pendidikan, keterampilan) yang dimilikinya yang diharapkan oleh keluarganya. 8
Latang FAtmasuri, Peran Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga, Kasus Lima Ibu Rumah Tangga di Perumnas Tibojong Watampone, (Skripsi PGSD Kabupaten Bone, Fakultas Ilmu Pendidikan UNM), h. 87.
7
3. Menunjukkan eksistensi sebagai manusia (aktualisasi diri) bahwa ia mampu berprestasi dalam kehidupan masyarakat. 4. Untuk memperoleh status atau kekuasaan lebih besar didalam kehidupan keluarga.9 Allah SWT memerintahkan bagi setiap hamba-Nya untuk bekerja dan berusaha didalam hidupnya agar memperoleh apa yang dinginkan sehingga segala kebutuhan mampu tercukupi dan mencapai kesejahteraan didalam hidupnya. Menurut para pakar, kesejahteraan yang dicita-citakan oleh islam tercermin dari surge. Suatu tempat dimana masyarakat yang sejahtera dapat terwujud secara mutlak. Allah SWT mendeskripsikan surge pada QS : Thaha: 118-119, yang berbunyi :
Artinya : "Sesungguhnya telah dikurniakan berbagai nikmat bagimu, bahawa engkau tidak akan lapar dalam Syurga itu dan tidak akan bertelanjang.”
Artinya : "Dan sesungguhnya engkau juga tidak akan dahaga dalam Syurga itu, dan tidak akan merasa panas matahari".
Sekarang ini banyak para wanita terjun kedalam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) . UMKM di negara-negara sedang berkembang seringkali 9
173.
Hendi Suhendi, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.
8
lebih dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi berbagai ekonomi
maupun
sosial
yaitu:
mengurangi
masalah
pengangguran, pemberatasan
kemiskinan, dan pemerataan pendapatan. Keberadaan UMKM di
Indonesia
sangat strategis dalam rangka peningkatan perekonomian. Hal ini terlihat ketangguhan UMKM telah terbukti sebagai jaring pengaman perekonomian di saat perusahaan besar banyak yang gulung tikar pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Bahkan UMKM mampu memberikan sumbangan dalam penyembuhan perekonomian nasional (National Economic Recovery).10 Urata mengatakan, bahwa ada beberapa peran UMKM di Indonesia yaitu: UMKM merupakan pemain utama dalam kegiatan ekonomi di Indonesia, UMKM sebagai penyedia kesempatan kerja, UMKM sebagai pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan masyarakat, UMKM sebagai pencipta pasar dan inovasi melalui fleksibelitas dan sensitivitasnya serta keterkaitan
dinamis
antar
kegiatan
perusahaan,
UMKM
juga
memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas dan UMKM dapat mereduksi ketimpangan pendapatan.11 Di Indonesia, industri kerajinan merupakan industri yang banyak dilakukan oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Faktor lain yang membuat industri kerajinan menarik dicermati adalah kebanyakan industri ini dilandasi hobi serta unsur tradisi dan budaya. Salah satu industri kerajinan yang berkembang sejak dulu adalah industry kerajinan Batik. Di Indonesia 10
Teguh Adi Wuryanto, Analisis Industri Batik Tulis di Kelurahan Kalinyamat Wetan dan Kelurahan Bandung Kota Tegal, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang 2011), h. 1. 11 Teguh Adi Wuryanto, Analisis Industri Batik Tulis di Kelurahan Kalinyamat Wetan dan Kelurahan Bandung Kota Tegal, h. 1.
9
umumnya merupakan industri UMKM yang menjadi pencaharian sebagian masyarakat. Sebelum krisis moneter pada tahun 1997 industri kecil menengah ini sempat mengalami kemajuan yang pesat. Beberapa pengusaha batik sempat mengalami masa kejayaan. Apalagi pada tahun 1980-an batik merupakan pakaian resmi yang harus dipakai pada setiap acara kenegaraan ataupun acara resmi lainnya.Sehingga
dapat mengenalkan dan meningkatkan citra batik di
dunia internasional pada waktu itu.12 Perlunya usaha-usaha pelestarian kearifan lokal dalam upaya memperkuat rasa kecintaan dan keberagaman budaya di tanah air. Kearifan lokal merupakan dasar daripada karakter bangsa. Budaya, adat, tradisi dan kebiasan masyarakat perlu dilestarikan. Perkembangan teknologi selain memiliki pengaruh positif, juga memiliki pengaruh negatif yang mampu melunturkan rasa kecintaan terhadap negeri sendiri khusunya budaya sendiri terutama budaya.13 Degradasi budaya yang terjadi saat ini diakibatkan kecintaan terhadap budaya asing dan berkembanganya teknologi khususnya media sosial yang saat ini populer dibanding rasa kecintaan terhadap kebudayaan. Industri batik di Indonesia tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa yang kemudian menjadi nama dari jenis-jenis batik tersebut seperti batik Pekalongan, batik Surakarta, batik Yogya, batik Lasem, batik Cirebon, batik Sragen. Setiap batik dari daerah tersebut memiliki ciri motif yang spesifik. 12
Nurainun, Heriyana dan Rasyimah, Analisis Industri Batik di Indonesia. Fokus Ekonomi (FE), Desember 2008, Vol.7, No. 3. h. 124. 13 Sofian, Kearifan Lokal Perlu dilestarikan, 2015, Diakses pada tanggal 06 Februari 2016 Pukul 17.45 wib http://www.isukepri.com/2015/04/kearifan-lokal-perlu-dilestarikan/
10
Jenis batik yang diproduksi ada tiga yaitu batik tulis, batik cap dan batik printing. Perkembangan Industri batik di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan batik yang dimulai sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Batik sebenarnya adalah salah satu jenis produk sandang yang telah berkembang pesat di Jawa sejak beberapa ratus tahun yang lalu.14 Kata batik sendiri dalam bahasa Jawa berarti menulis. Batik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kain bermotif yang dibuat dengan teknik resist menggunakan material lilin (malam). Teknik membatik sendiri telah dikenal sejak ribuan silam.15 Saat ini banyak para Ibu rumah tangga yang terjun kedalam wirausaha batik. Salah satu desa yang banyak terdiri dari para Ibu rumah tangga yang melakukan kegiatan kewirausahaan melalui home industry Batik yakni Dusun Karangkulon terletak di desa Wukirsari, kecamatan Imogiri, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).16 Karangkulon adalah sebuah dusun di wilayah Desa Wukisari, kecamatan Imogiri kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Wukirsari adalah desa yang terdiri dari 16 dusun, tiga di antaranya dikenal sebagai sentra penghasil batik tulis, ketiga dusun tersebut adalah Karang Kulon, Cengkehan, dan Giriloyo dengan menamakan diri Batik Tulis Giriloyo. Desa Wukirsari terletak 17 km di sebelah selatan kota Yogyakarta atau 12 km ke arah Timur dari kota Bantul, desa yang masuk kecamatan Imogiri ini merupakan gudang para pengrajin batik yang saat ini terdapat sekitar 600 pembatik yang tergabung dalam beberapa kelompok. 14
Nurainun, Heriyana dan Rasyimah, Analisis Industri Batik di Indonesia, h. 124. Nurainun, Heriyana dan Rasyimah, Analisis Industri Batik di Indonesia, h. 126. 16 Profil dusun giriloyo, desa Wukirsari, kec Imogiri Kab.Bantul. Diakses pada Kamis, 18 Desember 2014. Pukul 14.00 WIB dari http://lingkar06.tripod.com/giriloyo.htm 15
11
Dalam sejarahnya, desa Wukirsari didiami para abdi dalem keraton yang bertugas untuk menjaga makam-makam raja dan membuat kain batik dengan bermacammacam motif tradisional yang penuh dengan nilai-nilai kesakralan, keindahan (seni), ketekunan, ketelitian dan kesabaran untuk digunakan keluarga keraton, sampai akhirnya keahlian membatik banyak diajarkan kepada masyarakat yang tinggal disekitar desa secara turun-temurun, dan menjadi salah satu mata pencaharian penduduk desa Wukirsari selain bertani dan berternak.17 Faktor pendorong utama adalah semangat generasi tua yang tetap mempertahankan tradisi leluhur. Kebangkitan industry batik griloyo juga dipengaruhi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak khususnya dalam proses mendesain program pengembangan industri rumah tangga batik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Batik tulis yang diproduksi oleh para pengrajin di Griloyo jika dicermati di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pecinta batik. Nilai-nilai itu antara lain, kesakralan, keindahan/seni, ketekunan, ketelitian dan kesabaran. Nilai kesakralan tercermin dalam motif-motif tertentu yang hanya boleh dipakai Sultan dan keluarganya. Nilai keindahan tercermin dari motif ragam hiasnya yang dibuat sedemikian rupa sehingga memancarkan keindahan, sedangkan nilai ketekunan, ketelitian dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang cukup menyita waktu yang panjang dan lama untuk menghasilkan sebuah batik tulis yang bagus dan menarik yang disukai oleh banyak orang. 17
Anonim, 2011, Diakses pada tanggal 06 Agustus 2015 pukul 15.05 wib dari http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t18017.pdf
12
Selain itu kerajinan batik yang berawal dari warisan budaya dan diturunkan secara turun menurun memiliki kaitannya dengan teori Indigenous Social Work atau yang biasa dikenal Indogenous People (Masyarakat adat). Masyarakat adat adalah suatu adat yang berlaku didalam sebuah masyarakat yang sudah berlangsung sejak lama dan sampai sekarang masih dilestarikan. Sebagaimana tercantum dalam 2007 konferensi perdana di Hawaii, Masyarakat adat berdiri untuk menghadapi tantangan perkembangan jaman dan menciptakan perubahan yang positif untuk menghadapi penindasan akibat dari perkembangan tersebut. Proses dalam menghadapi penindasan tersebut dengan mengandalkan pengetahuan tradisional, nilai-nilai, keyakinan, dan praktik ketika melakukan pekerjaan yang disesuaikan dengan adat yang sudah lama berkembang di masyarakat. Sehingga dapat menciptakan pengetahuan atau keterampilan baru dmi mengimbangi perkembangan jaman.18 Perekonomian masyarakat dusun Giriloyo sangat erat kaitannya dengan potensi sumber daya manusia dan potensi daerah yang di dalamnya terkandung sumber daya alam. Sumber daya manusia yang tinggi dan potensial akan memicu tumbuhnya perekonomian masyarakat yang tinggi pula. Hal itu terlihat pada masyarakat dusun Giriloyo, mereka yang mempunyai daya kreatif dan inovatif tinggi akan membuat sesuatu yang berharga yang dapat menghasilkan uang atau sesuatu yang berharga yang dapat menopang kehidupan sekeluarga. Sehingga dengan kreatifan mereka, Batik Griloyo mendapatkan sebuah penghargaan yakni
18
Michael, Anthony, Indigenous Knowledges: Resurgence, Implementation, And Collaboration In Social Work, Journal of Indigenous Social Development, University of Manitoba, 2014 vol. 3 issue 2.
13
penghargaan dari Rekor Muri sebagai batik selendang terpanjang 1200 m, batik tas belanja dengan panjang 6 m dan lebar 5 m. Karena mata pencaharian penduduk bukanlah sebagai PNS, maka mayoritas pekerjaannya adalah sebagai wiraswasta, petani atau buruh. Mereka yang berwiraswasta membuat lapangan pekerjaan sesuai dengan minat dan bakat yang di milikinya. Adapun wiraswasta yang dilakukan dan telah mencapai pasar global antara lain adalah kerajinan batik.19 Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukisari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Demi terfokusnya pikiran peneliti membatasi permasalahan penelitian ini hanya pada Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Perumusan masalah
19
Profil dusun giriloyo, desa Wukirsari, kec Imogiri Kab.Bantul. Diakses pada Kamis, 18 Desember 2014. Pukul 14.00 WIB dari http://lingkar06.tripod.com/giriloyo.htm
14
Untuk lebih memfokuskan penelitian dan berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan di kaji pada penelitian ini dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : “Bagaimana Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta?” C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini ialah Menggambarkan Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1.
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi
praktik pekerjaan sosial khususnya yang ingin meneliti Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. 2.
Manfaat Akademis
15
Secara akademis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada Bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial yang berhubungan dengan studi masalah sosial dan intervensi sosial pada isu mengenai perempuan, khususnya pemahaman mengenai peran ibu rumah tangga dalam Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry. E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap jurnal internasional, skripsi dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Adapun jurnal internasional, skripsi dan jurnal ilmiah tersebut yakni: Berdasarkan Jurnal Internasional “The Role of Women in Public Sector and Family Welfare” Oleh Nur Rahmah, Karauzaman Jusoff Jurnal Natural Resources Research and Development in Sulawesi Indonesia. Jurnal ini menjelaskan bahwa perempuan dapat memainkan peran penting dalam komunitas ekonomi dan terutama dalam mendukung keuangan untuk kesejahteraan keluarga. Ada hubungan yang signifikan antara aktivitas dan partisipasi perempuan dalam kegiatan sosial ekonomi dan kesejahteraan di rumah tangga. “Peran Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan
Keluarga, Kasus
Lima Ibu Rumah Tangga di Perumnas Tibojong Watampone.” Oleh Latang Fatmasuri Skripsi PGSD Kabupatan Bone Fakultas Ilmu Pendidikan UNM. Skripsi ini menjelaskan tentang Peran Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga dengan pula berperan menjadi Ibu dan Istri yang baik dalam keluarga. “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (Suatu kajian pemenuhan kebutuhan pendidikan anak pada 5 ibu pedagang.”
16
Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini menjelaskan tentang peran ibu dalam keluarga yang tidak hanya mengurus keluarga dan aktivitas rumah tangga tapi juga membantu perekonomian keluarga. Jurnal Ilmiah “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga (Suatu Kajian Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak Pada Lima Ibu Pedagang Jambu Biji di Desa Beijen Kecamatan Beijen Kabupaten Temanggung)” oleh Astrid Wahyu Astuti, Fakhrudin Universitas Negeri Semarang. Jurnal ini menjelaskan bahwa peran ibu sebagai ibu rumah tangga dan ibu bekerja mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya terutama untuk tingkat pendidikan bagi anak-anaknya. Berdasarkan dengan kajian diatas, peneliti jadikan sebagai bahan perbandingan terhadap skripsi yang peneliti buat Dalam hal ini peneliti memfokuskan kajian tentang Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. F. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang harus dilalui dalam suatu penelitian agar hasil yang dinginkan dapat tercapai. Metode penelitian ini kemudian dibagi menjadi: 1. Pendekatan Penelitian
17
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang menghasilkan
penemuan-penemuan
yang
tidak
dapat
dicapai
dengan
menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi. Pendekatan kualitatif dapat menunjukan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, funsionalisasi
organisasi,
pergerakan
sosial
dan
hubungan
kekerabatan.
Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan cara melibatkan berbagai metode yang ada.20 Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk menemukan hasil penelitian yang menyajikan data akurat dan menggambarkan dengan jelas kondisi sebenarnya mengenai Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Jenis Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, maka jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.21 Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.22
20
M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media , 2012), h. 25-26 21 M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 34.
18
Penelitian deskriptif ini penulis gunakan dalam menjelaskan Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun yang menjadi lokasi penelitain ini adalah Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2015 sampai dengan September 2015, 4. Teknik Pemilihan Informan Teknik yang digunakan dalam pemilikan informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yakni teknik pemilihan informan yang dilakukan serta dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, oleh karena itu sampel ditentukan dengan cara purposive (sengaja) sehingga sampel penelitian tidak perlu mewakili populasi, tetapi lebih kepada kemampuan sampel (informan) untuk memberikan informasi selengkap mungkin kepada peneliti.23 Penelitian ini menggali data seluas-luasnya dari pihak yang terlibat dalam meneliti Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. pihak-pihak tersebut antara lain: delapan orang ibu pembatik dari tiga kelompok, tiga orang ketua kelompok dan tiga tokoh masyarakat yang tinggal disekitar.
22 23
M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 35. M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 89.
19
Table 1.1 Kerangka pemilihan informan No
Informan
Informasi Yang Dicari
Kriteria
Jumlah
Informan 1
Ibu Rumah Tangga
Peran Ibu Dalam
Aktif dalam
8 orang dari
pengrajin batik
Keluarga, Peran Ibu
kelompok
3 kelompok
Dalam Home Industri
Home Indutry
Batik
Batik, Kondisi Sosial Ekonomi, Peran Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan, Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan. 2
Ketua dan Pengurus
Profil Kelompok, Home
Aktif dalam
3 orang
Kelompok Batik
Industri Bagi Ibu-Ibu
kelompok
dalam 3
Wukisari, Kegiatan
Home Indutry
kelompok
Kelompok Batik, Faktor
Batik
Penghambat dan Faktor Pendukung. 3
Tokoh Masyarakat
Profil Desa, Sejarah
Memiliki
Kampung Batik,
pengetahuan
Dampak Desa dijadikan
tentang
3 orang
20
Kampung Batik,
keadaan desa
Dampak Masyarakat Desa dijadikan Kampung Batik.
5. Sumber Data Data yang didapatkan dalam penelitian ini terbagi dua yakni: 1. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 24 Informan dalam data primer ini antara lain: Ibu rumah tangga pengrajin batik, Kerabat pengrajin batik, Instruktur pengrajin batik 2. Data Sekunder adalah merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, Data sekunder antara lain dapat berupa catatan atau dokumen yang diambil dari beberapa literatur, buku-buku, internet dan lain-lain.25 6. Jenis Informan 1.
Ibu rumah tangga pengrajin batik. Peneliti mewawancarai Ibu rumah tangga pengrajin batik karena peneliti ingin mengetahui Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta 24 25
M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif , h. 164. M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 166
21
2.
Ketua Kelompok Batik. Peneliti mewawancarai Ketua kelompok batik karena peneliti ingin mengetahui Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
3.
Tokoh Masyarakat. Peneliti mewawancarai Tokoh masyarakat karena peneliti ingin mengetahui Bagaimana Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
7. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang peneliti pakai adalah teknik pengumpulan data kualitatif. Teknik pengmpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Teknik Observasi Teknik
observasi
(pengamatan)
merupakan
sebuah
teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan..26 Disini peneliti terjun langsung kelapangan dengan mendatangi Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta guna memperoleh data yang kongkrit mengenai Peran Ibu Rumah Tangga Dalam 26
M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, 165.
22
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta b. Teknik Wawancara Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.27 Dalam hal ini peneliti berusaha mendapatkan data atau informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan yang berkaitan dengan tentang Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karngkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Informan yang dijadikan sebagai sampel adalah 8 orang dari 3 kelompok batik yang berada di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. c. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik yang menggunakan dokumen meliputi materi (bahan) seperti: fotografi, video, film, memo, surat, diary, rekaman kasus klinis dan sebagainya yang dapat digunakan sebagai bahan informasi penunjang,.28
27 28
Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2010), h. 72. Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, h. 199.
23
Dalam teknik ini peneliti berusaha memperoleh data-data dokumentasi yang berkaitan dengan Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta 8. Teknik Analisis Data Secara umum dinyatakan bahwa analisis data merupakan suatu pencarian, pola-pola dalam data-prilaku yang muncul, objek-objek, terkait dengan fokus penelitian.29 Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisis induktif yang berarti bahwa kategori-kategori, tema-tema, dan pola berasal dari data. Kategori-kategori yang muncul berasal dari hasil catatan lokasi penelitian, berasal dari dokumen dan hasil wawancara tidak ditentukan sebelum pengumpulan data.30 Dari hasil analisis tersebut didapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian ini dan mampu memberikan rekomendasi yang dapat dijadikan alternatif dalam meneliti Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta 9. Teknik Keabsahan Data
29 30
Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif , h. 246. Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif , h. 247.
24
Keabsahan data dilakukan dengan Triangulasi, Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Data lain yang dikumpulkan dibandingkan dengan data yang diperoleh dari studi literatur, wawancara, pengamatan, dan data-data sekunder lembaga.31 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan metode.32
10. Teknik Penulisan. Adapun teknik penulisan dan transliterasi yang digunakan berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, tesis dan disertasi) yang disusun oleh Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, M.Syairozi Dimiyati, Netty Hartati dan Syopiansyah Jaya Putra, diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Jakarta.. Cet. Ke 2. 11. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana rinciannya sebagai berikut:
31 32
M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 319. M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 317.
25
Bab I, Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka serta Sistematika Penulisan. Bab II, Landasan Teori, berisi pembahasan yang terdiri dari pengertian Peran, Ibu Rumah Tangga Berkerja, Kesejahteraan Keluarga, UUD Buruh, Home Industry Batik, Modal Sosial dan Kearifan Lokal. Bab III, gambaran Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, gambaran Home Industri Batik. Menguraikan tentang gambaran umum mengenai lokasi penelitian, yang terdiri dari latar belakang berdirinya Dusun Karangkulon Desa Wukirsari, SDM, Ekonomi, Jumlah Warga dan Kampung Wisata Batik. Bab IV, temuan lapangan dan analisa. Pada bab IV ini peneliti memaparkan tentang temuan hasil lapangan dan analisis yang menguraikan tentang Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Bab V, penutup. Bab V berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Peran Menurut para ahli mengenai Peran adalah: 1. Teori Peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seseorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Selain itu, peranan atau role juga memiliki beberapa bagian, yaitu:1 a. Peranan nyata (Anacted Role) adalah suatu cara yang betul-betul dijalankan seseorang dalam menjalankan suatu peranan. b. Peranan yang dianjurkan (Prescribed Role) adalah cara yang diharapkan masyarakat dari kita dalam menjalankan peranan tertentu. c. Konflik peranan (Role Conflick) adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang menduduki suatu status atau lebih yang menuntut harapan dan tujuan peranan yang saling bertentangan satu sama lain.
1
Bruce, j, Cohen, Sosiologi; Suatu Pengantar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), h. 29
27
28
d. Kesenjangan Peranan (Role Distance) adalah Pelaksanaan Peranan secara emosional. e. Kegagalan Peran (Role Failure) adalah kagagalan seseorang dalam menjalankan peranan tertentu. f. Model peranan (Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita contoh, tiru, diikuti. g. Rangkaian atau lingkup peranan (Role Set) adalah hubungan seseorang dengan individu lainnya pada saat dia sedang menjalankan perannya. h. Ketegangan peranan (Role Strain) adalah kondisi yang timbul bila seseorang mengalami kesulitan dalam memenuhi harapan atau tujuan
peranan
yang
dijalankan
dikarenakan
adanya
ketidakserasiaan yang bertentangan satu sama lain. Akan tetapi peranan yang dimaksud dalam penelitiaan ini adalah prilaku seseorang sesuai dengan status kedudukannya dalam masyarakat. 2. Pendapat lain dikemukakan oleh Livinson yang dikutip oleh Soerjono Soekanto bahwa:2 a. Peranan meliputi norma – norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi, dan 2
Soerjono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Rajawali, 1990), h. 221.
29
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting sebagai struktur sosial masyarakat. 3.
Pendapat lain, Alvin L.Bertran yang diterjemahkan oleh soeleman B. Taneko bahwa peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memangku status atau kedudukan tertentu.3
Berdasarkan Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa peranan merupakan aspek dinamis berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh orang atau badan atau lembaga yang menempati atau mengaku suatu posisi dalam sistem sosial. Peranan ditentukan oleh norma-norma dalam masyarakat, dimana masyarakat diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan dalam pekerjaan, keluarga dan dalam peranan-peranan yang lain. Peran berarti laku, bertindak. Didalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.4 Sedangkan makna peran yang dijelaskan dalam Status, Kedudukan dan Peran dalam masyarakat, dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan histories. Menurut penjelasan histories, konsep peran semula dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang actor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran dalam ilmu sosial 3
soleman B, Taneko, Konsepsi System Sosial Dan System Sosial Indonesia, (Jakarta: Fajar agung, 1986), h. 220. 4
E.St Harahap, dkk, Kamus besar bahasa Indonesia, (Bandung: Balai Pustaka, 2007), h. 854.
30
berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut.5 Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.6 Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosaial tertentu.7 Peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-lain.8
5
Edy, Suhardono, Teori Peran Konsep, Derivasi, dan Implentasinya, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama : 1994), h.3 6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002), h. 243. 7
Kozier, Barbara, Peran dan Mobilitas Kondisi Masyarakat,(Jakarta: Gunung Agung, 1995),
h. 21. 8
Bayu Azwary, Peran Paramedis Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Pembantu Kampung Kasai Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau,
31
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku yang dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki oleh seseorang. Dalam hal ini peran yang dimainkan didalam keluarga yaitu peran wanita sebagai Ibu Rumah Tangga dalam mengatur hak dan kewajibannya dalam memberi anjuran, penilaian, dan sebagainya. 1.
Ibu Rumah Tangga Bekerja Dalam keluarga konvensional, suami bertugas mencari nafkahsedangkan istri
bertugas mengurus rumah tangga, tetapi dengan tumbuhnyakesempatan bagi wanita bersuami untuk bekerja, maka pola kekeluargaansegera berubah dan muncul apa yang disebut sebagai dualisme karir. Nilai-nilaitradisional yang ada dalam masyarakat memang dapat menjadi tekanansosial. Seorang wanita jawa dari kalangan bangsawan akan tetap mengingattentang 3M, yaitu, masak, macak, manak (memasak, bersolek, melahirkananak) sebagai tugas utamanya.9 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, sebutan untuk wanita yang sudah bersuami, panggilan takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum.10 Pengertian Rumah Tangga menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan
(http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/03/Bayu%20Jurnal%20%2803-0513-09-39-04%29.pdf), 2013, Diakses pada tanggal 06 Agustus 2015 pukul 20.15 wib 9
Mansur Faqih, Analisis Gender dan Transformasi sosial, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996), hal.74 10
14.26 wib
Ebta, Setiawan, Ibu, http://kbbi.web.id/ibuDiakses pada tanggal 10 Agustus 2015 pukul
32
fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu. Rumah tangga dipimpin oleh kepala rumah tangga yaitu seseorang yang dianggap atau ditunjuk untuk bertanggungjawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut.11 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ibu Rumah Tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, atau ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam Rumah tangga (tidak bekerja di kantor).12 Ibu Rumah Tangga yang bertanggung jawab secara terus-menerus memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah tangga, mengatur segala sesuatu didalam rumah tangga untuk meningkatkan mutu hidup. Keadaan rumah harus mencerminkan rasa nyaman, aman tentram, dan damai bagi seluruh anggota keluarga.13 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ibu Rumah Tangga adalah seorang wanita yang telah menikah yang bertanggung jawab menjalankan pekerjaan rumah, merawat anak-anak, memasak, membersihkan rumah dan tidak berkerja diluar rumah. Ibu rumah tangga adalah wanita yang sangat berperan penting
11
Anonim, 2014, Penentuan kebijakan berkaitan dengan kesejahteraan rumahtangga yang dikepalai oleh wanita di DIY, http://etd.repository.ugm.ac.idDiakses pada tanggal 10 Agustus 2015 Pukul 13.43 wib 12 Ebta Setiawan, Ibu, http://kbbi.web.id/ibu 13 Asri Wahyu, Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga, (Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Semarang, 2013), h. 37.
33
dalam keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Menjadi ibu rumah tangga adalah profesi yang tidak bisa dianggap remeh dan mudah. Posisi ibu dalam keluarga adalah penunjang suatu sistem di dalam masyarakat antara lain: 1. Sebagai unit ekonomi tempat untuk memproduksi pembentukan angkatan kerja yang baru dan juga sebagai arena konsumen. 2. Merupakan tempat pembentukan kesatuan keluarga secara biologis, sistem nilai, kepercayaan, agama dan kebudayaan. 3. Sebagai tempat terbentuknya suatu kegiatan biososial yaitu hubungan antara anak, ibu dan bapak. Sajogyo mengatakan bahwa ibu berusaha memperoleh (bekerja) disebabkan adanya kemauan ibu untuk mandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan bagi kebutuhan orang lain yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri. Adanya kebutuhan untuk menambah penghasilan keluarga, dikarenakan pendapatan suami yang rendah dan tuntutan kebutuhan yang tinggi, kemungkinan lain makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja wanita antara lain tumbuhnya kerajinan tangan dan industri lainya yang dilakukan oleh kaum wanita.14 Peran Ibu Bekerja, secara alami wanita diciptakan untuk menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. Sedangkan pria diciptakan untuk menjadi seorang suami dan 14
Sajogyo, P, Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa, (Jakarta: Rajawali, 1985) h. 33.
34
mencari nafkah. Tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi dan tututan zaman, peran ini jugatelah bergeser. Saat ini semakin banyak wanita yang memutuskan untuk bekerja.Keputusan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:15 a. Tuntutan hidup Saat ini, harga kebutuhan hidup semakin meningkat. Penghasilan dari seorangsuami belum tentu mencukupi kebutuhan rumah tangga. Akibatnya,
banyak
iburumah tangga yang memutuskan untuk
membantu perekonomian keluarga. b. Pendapatan Tambahan Keleluasaan Finansial Fenomena
ibu
bekerja
tidak
hanya
terjadi
di
keluarga
yang
perekonomiannyalemah. Beberapa wanita karir di kota besar memiliki suami yang sudah cukupmapan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jadi berdasarkan pengertian ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja terdapat faktor yang mendorong ibu rumah bekerja, yaitu keinginan untuk hidup mandiri, tanggungan keluarga dan keinginan untuk memperbesar pengahasilan keluarga di samping penghasilan suami. Peranan wanita dalam setiap aspek tidak dapat diabaikan. Bekerjanya seorang ibu berarti menambah perannya sebagai perempuan. Peran ganda ini harus dijalani dengan pendisplinan waktu yang baik. Seorang ibu 15
Hapsari, Dhamayanti, Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Intensitas Komunikasi Dalam Keluarga Di SMA Surabaya Selatan. http://id.scribd.com/doc/31064795/pengaruh-ibu-bekerjaterhadap-intensitas-komunikasi-dalam-keluarga#scribd Diakses Pada Tanggal 14 Oktober 2015 pukul 18.37 wib
35
yang bekerja harus lebih bijak dalam membagi tugas-tugasnya (sebagai ibu dan sebagai seorang pekerja) mendisplikan diri dalam pembagian waktu dan menjaga keharmonisan didalam rumah tangganya. B. Kesejahteraan Keluarga Keluarga adalah fungsi pengantara pada masyarakat besar dan dijadikan sebagai penghubung pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar. Hanya melalui keluargalah masyarakat itu dapat memperoleh dukungan yang diperlukan dari pribadi-pribadi sebaliknya keluarga hanya dapat terus bertahan jika didukung oleh masyarakatyang lebih luas.16 Keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur sosial yang lebih luas dengan pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada eksistensinya. Keluarga itu adalah satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisma biologis menjadi manusia.17 Mongid mengatakan bahwa Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dinamis keluarga dimana terpenuhi semua kebutuhan fisik materiil, mental spiritual, dan sosial yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh
16
William, J. Goode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h.3-4. William, J. Goode, Sosiologi Keluarga, h.16
17
36
perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.18 Setiap keluarga mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga menjadi keluarga sejahtera. Kehidupan yang sehat sejahtera harus dapat dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kuswardinah mengatakan, bahwa untuk menciptakan suatu keluarga yang baik perlu didukung hal sebagai berikut:19 a. Kesehatan jasmani harus diperhatikan, mulai dari kesehatan suami, istri, dan kesehatan anak sejak dalam kandungan, usia balita, hingga dewasa, gizi keluarga, hidup bersih serta teratur. b. Kesehatan rohani harus diperhatikan, mulai dari sikap perilaku orang tua sejak anak masih dalam kandungan, mengajarkan pendidikan moral, sosial, dan agama dalam keluarga, serta menjadi tauladan bagi anak-anaknya. c. Ekonomi keluarga yang dapat menunjang kehidupan rumah tangga, yaitu adanya
keseimbangan
antara
pengahasilan
dan
pengeluaran,
menentukan skala prioritas, menambah pendapatan keluarga dengan kesempatan wanita sebagai ibu rumah tangga yang bekerja atau berwiraswasta.
18
Mongid, Materi Dasar Pelaksanaan Operasional Gerakan Pembangunan Keluarga Berencana Sejahtera, (Jakarta : Gunung Agung, 1994), h. 10. 19
Asih Kuswardinah, Ilmu Kesejahteraan Keluarga, (Jakarta: Universitas Negeri Semarang Press, 2007), h. 134.
37
Jadi, kesejahteraan keluarga merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder dalam kehidupan suatu keluarga di masyarakat. Kehidupan yang sehat sejahtera harus dapat dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kesejahteraan keluarga tidak terlepas dari upaya pemberdayaan keluarga. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, kesejahteraan suatu kondisi dinamis keluarga dimana terpenuhi
keluarga
adalah
semua kebutuhan fisik
materiil, mental spiritual, dan sosial yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya pemberdayaan keluarga merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan keluarga sebagai pelaku dalam pembangunan dimana suatu keluarga tidak hanya mampu memberdayakan keluarganya, namun juga memberdayakan masyarakat. 1. Pemenuhan Kebutuhan Hidup Setiap keluarga mempunyai berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari yang harus dipenuhi dengan biaya yang berasal dari pendapatan keluarga. Pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sehari-hari merupakan upaya yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari, antara lain:20
20
Khairuddin, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Liberty, 2002), h. 29
38
1. Pemenuhan Kebutuhan Pangan
Pencapaian ketahanan pangan dapat dilihat dari ketersediaan pangan, konsumsi gizi, dan status gizi.21Usaha untuk mewujudkan ketahanan pangan pada tingkat keluarga atau rumah tangga dapat ditempuh melalui peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan cadangan pangan, dan peningkatan pengetahuan tentang pangan dan gizi. 2. Pemenuhan Kebutuhan Sandang dan Papan
Pakaian dan rumah merupakan kebutuhan untuk meminimalkan resiko perubahan lingkungan yang akan berdampak pada gangguan kesehatan masyarakat. Pakaian dan rumah merupakan sarana untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan sosial psikologis keluarga dan anggotanya. Kualitas dan kuantitas dalam pemilihan sandang dan papan akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan keluarga. 3. Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal, serta non formal. Dengan adanya pendidikan maka manusia akan mempunyai wawasan yang luas dan pola pikir yang maju. Tingkat pendidikan mempengaruhi kesempatan bagi manusia untuk memilih jenis pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki masyarakat, maka semakin tinggi pula pendapatan serta status sosial pada masyarakat tersebut. Pendidikan bagi 21
Kuswardinah, Ilmu Kesehatan Keluarga, (Semarang: Unnes Press, 2007), h. 63
39
anak juga sangat penting dalam kehidupan suatu keluarga. Pendidikan anak tidak hanya mencakup pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tua, tetapi juga pendidikan formal yang harus terpenuhi. Jika pendidikan pada anak terpenuhi dengan baik, maka itu merupakan salah satu ciri tercapainya keluarga yang sejahtera. 4. Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan
Kesehatan setiap anggota keluarga merupakan syarat penting untuk dapat bekerja secara produktif, sehingga menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesehatan keluarga tidak dapat dipisahkan dengan ketahanan pangan keluarga. Keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kesehatan keluarga juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti pelayanan kesehatan, dan perubahan lingkungan. C. Home Industry Perkembangan industri besar itu awalnya dari Home Industri. Kemunculan Home Industrisudah ada sejak pra-sejarah manusia yaituketika tahun 1200 SM–1 M di Yunani sudah membentukbatu-batu sebagai peralatan rumah tangga seperti kursi, meja, dan tungku. Lalu mulai tahun 1700–1800 home industri mulai dikembangkan di Inggris.22
22
Suwarno, Tahid, Konsep Teknologi dalam Pengembangan Produk Industri: Pendekatan Kolaboratif pada Konsep Teknologi dan Desain Produk Industri, (Jakarta: Prenada Media, 2007), h. 3
40
Salah satu jenis industri yang banyak di bentuk di Indonesia adalah Home Industry. Home berarti rumah, tempat tinggal, atau kampung halaman. Industry disini dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan atau perusahaan. Home Industry memiliki pengertian rumah usaha untuk produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.23 Home Industrydapat dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000.24 Pelaku industri rumah tangga yaitu keluarga sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang mengajak beberapa orang sebagai karyawan yang berdomisili tidak jauh dari rumah produksi tersebut untuk melakukan kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah. Industri rumah tangga juga pada umumnya merupakan usaha keluarga yang turun menurun dengan skala yang tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga di kampung halamannya.25
23
Candra, Aditya, Mengenal Usaha Sektor Kecil Menengah, (Bandung: Alumni, 2005), h. 45
24
UU No.9 Tahun 1995, Tentang Usaha Kecil. Anonim, Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998, http://a25
41
Berdasarkan pengertian diatas, Home Industry merupakan usaha atau pekerjaan yang dilakukan di rumah dalam bentuk kerajinan, baik usaha produk barang atau jasa. Dimana penghasilan yang diperoleh dalam Home Industry tidak sebanyak yang dihasilkan dari perusahaan-perusahaan besar. Indutri kecil dalam formatnya bisa disertai dengan Home Industry karena kegiatannya dilakukan secara bersahaja dan pada umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional. Dengan kata lain pengelolaan organisasi atau manajemen yang diterapkan masih sederhana dan dilakukan secara kekeluargaan serta kegiatannya terpusat dirumah tangga atau dalam suatu wilayah di tempat kediamannya sendiri yang dilakukan secara musiman, pesanan, dan sebagain kecil secara kontinyu terjangkau pemasarannya dan sebagian kecil diekspor. D. Indegenous Social Work Indigenous Social Work (Pekerjaan Sosial Adat) atau biasa dikenal dengan sebutan Indigenous People (Masyarakat Adat) adalah suatu adat yang berlaku didalam sebuah masyarakat yang sudah berlangsung sejak lama dan sampai sekarang masih
dilestarikan.
Ada
beberapa
pendapat
mengenai
Indigenous
Social
Work,diantaranya : 1. Instrument HAM internasional menggunakan definisi Indigenous People berdasarkan
rumusan
hasil
studi
Jose
Martinez
Cobo:
Indigenous
communities, people and nations are those which, having a historical research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfDiakses pada tanggal 10 Agustus 2015 pukul 22.07 wib
42
continuity with pre-invasion and pre-clolonial that developed on their territories, consider themselves distinct from the other sectors of societies now prevailing in those territories, or parts of them. They form at present non-dominant sectors of society and are determined to preserve, develop and transmit to future generations their ancestral territories, and their ethnic identity as the basis of their continued existence as peoples, in accordance with their own cultural patterns, social institutions and legal systems. In short, Indigenous Peoples are the descendants of a territory overcome by conquest or settlement by aliens. Menurut
Instrumen
HAM
Internasional,
Definisi
Masyarakat
Adat
berdasarkan rumusan hasil temuan studi menjabarkan Oleh JoséMartinez Cobo: masyarakat
adat,
masyarakat
dan
bangsa
adalah
mereka
yang
memiliki
kesinambungan sejarah dengan invasi terdahulu dan masa sebelum colonial. Masyarakat yang dikembangkan di wilayah masing-masing yang menganggap bahwa mereka memiliki perbedaan dari sektor lain, dimana masyarakat sekarang dan bertekad untuk melestarikan, mengembangkan ke generasi masa depan dan identitas etnik mereka sebagai dasar kelangsungan mereka sebagai masyarakat yang menempati suatu tempat.26 Jadi dapat diartikan bahwa Indigenous Social Work adalah masyarakat yang memiliki ciri atau kekhasan masing-masing yang membedakannya dengan wilayah lain. Kekhasan itu diartikan sebagai adat yang disesuaikan
26
Hudi, Wahyu, Pengertian Indigenous People, 2012, Diakses pada tanggal 05 Februari 2016 http://hudi-wahyu-p.blog-ugm.ac.id/2012/05/28/pengertian-indigenous-people/.html(Par. 379) (UN Doc. E/CN.4/Sub.2/1986/7 and Add. 1-4 )
43
denganpolabudaya, lembaga-lembaga sosialdansistem hukum serta diiringi dengan tujuan untukmelestarikan, mengembangkan kegenerasi masa depan. 2. Definisi Konvensi ILO 169: Masyarakat adat adalah masyarakat di negaranegara independen yang dianggap sebagai penduduk asli di akun keturunan mereka dari populasi yang mendiami negara, atau wilayah geografis yang negara milik, pada saat penaklukan atau penjajahan atau pembentukan batas negara saat ini dan yang, terlepas dari status hukum mereka, mempertahankan beberapa atau semua institusi sosial, ekonomi, budaya dan politik mereka sendiri.27 3. Masyarakat adat adalah salah satu dari beberapa bidang penelitian yang meliputi kontroversi mendalam, kompleksitas, tanggung jawab etis, dan eksploitasi konteks sejarah. Seringkali kompleksitas ini berupaya untuk membuat kontribusi yang berarti untuk dekolonisasi penelitian. Penelitian dekolonisasi
memiliki
kapasitas
untuk
menjadi
katalisator
untuk
meningkatkan kesejahteraan dan perubahan sosial yang positif antara masyarakat adat dan seterusnya. Tujuan dari analisis kritis ini adalah untuk mencapai harmoni di arus utama dan konteks penelitian adat.28 Untuk tujuan kebijakan ini, istilah "Masyarakat Adat" digunakan dalam arti umum untuk mengacu pada kelompok yang berbeda, sosial dan budaya yang memiliki karakteristik berikut dalam berbagai indicator : 27
Hudi, Wahyu, Pengertian Indigenous People, 2012. Catherine, e burnette, Reaching Harmony Across Indigenous and Mainstream Research Contexts: An Emergent Narrative, (Jurnal indigenous social development: Tulane University,2015) Volume 4 Issue 1. 28
44
1. Identifikasi diri sebagai anggota dari masyarakat adat yang berbeda kelompok budaya dan pengakuan identitas ini oleh orang lain; 2. Keterikatan bersama geografis habitat yang berbeda atau wilayah leluhur di wilayah proyek dan sumber daya alam di dalam habitat dan wilayah; 3. Lembaga kebudayaan, ekonomi, sosial, atau politik yang terpisah dari orang-orang dari masyarakat dan budaya yang dominan; dan 4. Bahasa asli, sering berbeda dari bahasa resmi negara atau wilayah. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Indigenous Social Work atau biasa dikenal dengan masyarakat adat adalah masyarakat yang hidup dan memiliki ciri-ciri atau adat atau kekhasan tertentu yang membedakannya dengan wilayah lain. Dimana adat yang berkembang merupakan cerminan dari masa kolonial terbaru dan sampai saat ini tetap dilestarikan dan dikembangkan sampai ke generasi masa depan. E. Kearifan Lokal Keraf menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia terhadap sesame manusia dan alam.29
29
Suhartini, Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 2009, http://staff.uny.ac.idDiakses pada tanggal 14 Oktober 2015 pukul 19.35 wib
45
Rahyono menyatakan
bahwa kearifandapat menjadi sarana pembelajaran
bagi setiap manusia untuk menjadi orang yang cerdas, pandai, dan bijaksana.Segala hal yang tidak membuat manusia menjadi cendikia dan bijaksana berarti bukanlah sesuatu yang arif atau sesuatu yang mengandung kearifan.30 Prof. Nyoman Sirtha dalam Sartini menyatakan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Oleh karena bentuknya yang bermacam-macam dan hidup dalam aneka budaya masyarakat maka fungsinya menjadi bermacam-macam.31 1. Hakikat Manusia dalam Kebudayaan Koentjaraningrat mengatakan bahwa pengertian kebudayaan terbagi dalam 3 wujud yaitu kebudayaan sebagai wujud cultural system, social system, artefact. Artinya kebudayaan tersusun atas beberapa komponen utama yaitu yang bersifat kognitif, normative dan material. Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, karena menjadi manusia tidak lain merupakan produk kebudayaan.32 Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu :
30
Rahyono, F.X, Kearifan Budaya dalam Kata, (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2009), h.
3-4 31
Sartini, Menggali Karifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati, (Jurnal Filsafat. Jilid 37, 2004), h. 2 32 Rusmin, Tumanggor dkk, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (edisi revisi), (Jakarta: Kencana, 2010), h. 19.
46
a. Penganut Kebudayaan b. Membawa Kebudayaan c. Manipulator Kebudayaan d. Pencipta Kebudayaan Sebagai penganut kebudayaan seseorang hanya menjadi pelaku tradisi dan kebiasaan yang berkembang dalam masyarakatnya. Sebaliknya pembawa kebudayaan adalah pihak luar dan/atau anggota masyarakat setempat yang membawa budaya asing atau baru dalam tatanan masyarakat setempat.33 Dengan demikian maka secara definitif makna kebudayaan sendiri adalah keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai bagian dari anggota masyarakat. 34 Berdasarkan pengertian di atas, kebudayaan sebagai nilai dasar yang muncul dari tata cara hidup yang merupakan aktifitas atau kegiatan manusia yang didalamnya terkandung atas nilai-nilai budaya, dimana kegiatan manusia sebagai bentuk konkret (nyata) dalam tata cara hidup dari nilai-nilai budaya yang bersifat abstrak. 2. Etika dan Estetika dalam Berbudaya Nilai-nilai kebudayaan senantiasa berkelanjutan dari waktu ke waktu, dari kebudayaan masa lalu menuju kebudayaan masa kini. Ada kebudayaan masa lalu yang tetap dipertahankan dalam kebudayaan masa kini, ada juga yang ditinggalkan
33
Rusmin, Tumanggor dkk, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (edisi revisi), h. 21. Taylor, E.B, Primitive Culture: Researches into the Development of Mythology, Philosophy, Religion, Art, and Custom, (New York: Gordon Press, 1871), h. 21. 34
47
atau tidak digunakan. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan kebudayaan masa lalu yang pernah ditinggalkan akan kembali digunakan oleh generasi mendatang. Artinya, kebudayaan mempunyai kemampuan mengingkat waktu.35 Kebudayaan Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak kebudayaan yang ada di dunia. Keberadannya sama dengan kebudayaan lain yang telah berlangsung dalam waktu yang lama. Kebudayaan Indonesia dipengaruhi dari pertemuan antar kebudayaan Indonesia. Kebudayaan di Indonesia dipengaruhi dari pertemuan antar kebudayaan dari luar Indonesia. Pertemuan antar kebudayaan di Indonesia sudah dimulai sejak masuknya agama Hindu dan Budha. Kebudayaan Indonesia yng masih sederhana kemudian bertemu dengan agama Hindu dan Budha yang menjadi sedemikian meluas dan di anut oleh banyak masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya kerajaan yang pernah ada di wilayah Barat dan Tengah.36 Dengan itu seseorang dikatakan berbudaya pada hakikatnya ketika ia telah menjaga nilai-nilai luhur dan tatanan kemasyarakatan yang telah berlaku sebelumnya dengan tetap terbuka terhadap kemungkinan masuknya kebudayaan baru. Sudah saatnya kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran dengan budaya barat. Oleh karena itu mulai disadari bahwa kebudayaan di Indonesia memiliki keunggulan mulai dari pandangan tentang alam hingga pranata sosial. Contohnya dapat dilihat dari
35
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 263 36 Rusmin, Tumanggor dkk, llmu Sosial & Budaya Dasar (Edisi Revisi), (Jakarta: Kencana, 2010), h. 32.
48
perkembangan kebudayaan yang dituangkan melalui motif batik sebagai warisan budaya yang mewakili setiap daerah di Indonesia. Jadi kearifan lokal merupakan kearifan lokal merupakan kebenaran yang telah mentradisi atau mendarah daging dalam suatu daerah. Kearifan lokal memiliki kandungan nilai kehidupan yang tinggi dan layak terus digali, dikembangkan, serta dilestarikan sebagai antitesa atau perubahan sosial budaya dan modernitasi.
BAB III GAMBARAN UMUM A. Desa Wukisari Dusun Karangkulon Deskripsi daerah penelitian Memberikan gambaran tentang daerah dimana penelitian dilakukan. Gambaran daerah penelitian diperlukan sebagai gambaran dan penunjang bagi pembahasan hasil penelitian. Oleh karena itu deskripsi daerah penelitian merupakan gambaran awal dari penelitian secara keseluruhan. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Karangkulon Desa Wukisari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Keadaan Alam : 1. Letak Wilayah Dusun Karangkulon merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Wukisari. Penelitian mendalam dilakukan di Dusun Karangkulon. 2. Batas Wilayah Desa Wukisari mempunyai batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara
: Kec. Jetis dan Kec. Pleret
b. Sebelah Selatan
: Desa Imogiri, Girirejo dan Kec. Dlingo
49
50
c. Sebelah Barat
: Sungai Opak dan Kec Jetis
d. Sebelah Timur
: Kec Dlingo
3. Orbitasi (Jarak Pemerintah Pusat) Tabel 3.1 Pusat Pemerintahan Jarak
dari
pusat
Jarak (Km) pemeritahan 3 Km
kecamatan Jarak dari kota/Ibu kota kabupaten
10 Km
Jarak dari Ibu kota provinsi
17 Km
Sumber : Monografi 2014 Semester II Tabel diatas menunjukan bahwa jarak desa dengan pemerintahan pusat, seperti dengan kantor kecamatan hanya berjarak 3 Km, dengan Ibu kota kabupaten berjarak 10 Km, dan dengan provinsi Jawa Tengah berjarak 17 Km. Berdasarkan data tersebut memperlihatkan bahwa jarak dari pemerintahan sangat dekat, sehingga memungkinkan menjadi potensi tersendiri bagi daerah terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Penduduk : Desa Wukisari yang terdiri dari 3 dusun mempunyai jumlah penduduk 16847 jiwa dan 5096 KK. Dengan perincian laki-laki 8413 jiwa dan perempuan 8434 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, dapat diperincikan sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk keselurahan : 16847 jiwa
51
2. Jumlah kepala keluarga : 5096 kepala keluarga 3. Jumlah Penduduk berjenis kelamin laki-laki : 8413 jiwa 4. Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan : 8434 jiwa Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Orang
Presentase
Laki-laki
8413
49,97 %
Perempuan
8434
50,06 %
Jumlah
16847
100 %
Sumber : Monografi 2014 Semester II Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa jumlah angka kepala keluarga di desa Wukisari cukup banyak dan perbandingan antara dua kelompok jenis kelamin ini dipengaruhi oleh adanya status perkawinan, karena di desa Wukisari ini kebanyakan terdiri dari pasangan suami istri yang tinggal secara permanen di desa tersebut. Hal tersebut memungkinkan untuk membentuk keluarga yang sejahtera.
52
Tabel 3.3 Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian No Jenis Mata Pencaharian
Jumlah (Orang)
1
Pegawai Negri Sipil
600 orang
2
TNI/POLRI
73 orang
3
Swasta
3180 orang
4
Wiraswasta/Pedagang
4884 orang
5
Petani
344 orang
6
Tukang
35 orang
7
Buruh Tani
1319 orang
8
Pensiunan
60 orang
9
Nelayan
-
10
Peternak
15
11
Jasa
-
12
Pengrajin
395 orang
13
Pekerja Seni
-
14
Lain-lainnya
-
Jumlah
10905 orang Sumber : Monografi 2014 Semester II
53
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kategori Pendidikan No
Kategori Pendidikan
Jumlah
1
Taman Kanak-Kanak
1150 orang
2
Sekolah Dasar/Sederajat
5345 orang
3
SMP
4479 orang
4
SMA
3379 orang
5
Akademik
169 orang
6
Sarjana
250 orang
7
Pondok Pesantren
110 orang
8
Pendidikan Keagamaan
33 orang
9
Sekolah Luar Biasa
2 orang
10
Kursus Keterampilan
585 orang
Jumlah
15502 orang
Sumber : Monografi 2014 Semester II B. Sejarah dan Profil Kelompok Batik Desa Wukisari Dusun Karangkulon Giriloyo adalah sebuah dusun di bawah kaki perbukitan Imogiri. Suatu bukit yang terkenal di daerah kawasan selatan Yogyakarta karena di sanalah raja-raja kerajaan Mataram Islam dimakamkan. Giriloyo dengan kesunyiannya sebenarnya menyimpan warisan budaya yang luar biasa, selain Gurah tradisional yang sangat terkenal itu (pengobatan tradisional dengan akar untuk berbagai penyakit saluran
54
pernafasan), Giriloyo juga merupakan sentra dari pengrajin batik di Yogyakarta. Di desa ini dapat berburu batik, ataupun mungkin ingin belajar tentang proses batik asli langsung dari para pengrajinnya.1 Asal-usul Batik Tulis Giriloyo konon berawal seiring dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri yang terletak di Bukit Merak pada tahun 1654. Pada waktu itu, ketika Sultan Agung Hanyokrokusumo, cucu Panembahan Senopati, berniat membangun makam. Beliau menemukan bukit yang tanahnya berbau harum dan dirasa cocok untuk dibuat makam, namun ketika pemakaman sedang dibangun, pamannya yang bernama Gusti Panembahan Juminah menyatakan keinginannya untuk turut dimakamkan di tempat itu, dan ternyata yang meninggal terlebih dahulu adalah pamannya tersebut. Oleh karena itu, yang pertama kali menempati makam tersebut adalah Gusti Panembahan Juminah, bukan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Sultan Agung Hanyokrokusumo pun kecewa karena sebagai penguasa atau raja seharusnya yang pertama kali dimakamkan di tempat itu adalah dirinya. Untuk menghilangkan rasa kecewanya, Sultan Agung Hanyokrokusumo pun mengalihkan pembangunan calon makam untuk dirinya di bukit lain yang oleh penduduk setempat dinamakan “Bukit Merak” yang berada di wilayah Girirejo. Sejalan dengan proses pembangunan makam raja-raja tersebut, maka diperlukan tenaga yang bertugas untuk memelihara dan menjaganya, oleh karena itu pihak Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menugaskan para Abdi Dalem, yang dikepalai oleh seseorang berpangkat Bupati. Banyaknya abdi
1
Zaid, Romly, Histori Batik Griloyo, 2015, Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015 pukul 21.01 wib dari http://batikgiriloyo.com/histori/
55
dalem yang bertugas memelihara komplek makam membuat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kraton mulai sering terjadi di wilayah sekitar makam termasuk kegiatan membatik.2 Proses pewarnaan batik cukup rumit, misalnya sebelum memulai membatik, kain dipukul-pukul dahulu agar lunak tidak kaku. Setelah selesai melakukan pembatikan dengan malam, bahan batik tadi dicelup, kemudian dilorot/dikerok malamnya, selanjutnya ketika ingin memberi warna lain maka harus menutup dengan malam alias membatik lagi dengan mengikuti lukisan yang sudah jadi tadi, kemudian diwedel dilorot lagi tergantung berapa warna yang diinginkannya. Makanya kenapa harga batik termasuk harga yang cukup mahal. Apalagi batik tulis dari bahan sutera, dengan seni batik yang tinggi, harganya sangat fantastis, Itulah harga nilai seni yang dikerjakan secara handmade.3 Batik tulis yang diproduksi oleh para pengrajin di Griloyo jika dicermati di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pecinta batik. Nilai-nilai itu antara lain, kesakralan, keindahan/seni, ketekunan, ketelitian dan kesabaran. Nilai kesakralan tercermin dalam motif-motif tertentu yang hanya boleh dipakai Sultan dan keluarganya. Nilai keindahan tercermin dari motif ragam hiasnya yang dibuat sedemikian rupa sehingga memancarkan keindahan, sedangkan nilai ketekunan,
2
Anonim, Tinjauan Mengenai Desa Wisata Sentra Kerajinan Batik Tulis Giriloyo, Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015 pukul 22.26 wib dari http://e-journal.uajy.ac.id/7092/4/3TA13569.pdf 3
Anonim, Kampung Batik Di Griloyo, Imogiri Yogyakarta, 2013, Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015 pukul 21.57 wib dari http://www.kompasiana.com/kinantisekardjagad/kampoeng-batikdi-giriloyo-imogiri-jogyakarta_552fe8106ea834e9638b4585
56
ketelitian dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang cukup menyita waktu yang panjang dan lama untuk menghasilkan sebuah batik tulis yang bagus dan menarik yang disukai oleh banyak orang. Batik tulis Giriloyo memiliki ciri batik yang halus dan rumit, kelebihan lainnya adalah para pembatik Giriloyo masih mempertahankan teknik membatik bolak-balik pada sisi setiap helai kain, sehingga kain batik dapat digunakan pada dua sisi, proses seperti ini sudah jarang dilakukan oleh pembatik-pembatik lain karena pengerjaannya memakan waktu banyak dan membutuhkan ketekunan, kesabaran serta keahlian yang mendalam. Nilai-nilai kekhasan dan filosofi yang tertuang dalam motif-motif batik tulis Giriloyo adalah motif klasik atau tradisional karena banyak terpengaruh oleh tradisi keraton Mataram. Saat ini para pengrajin Giriloyo sudah cukup banyak melakukan kreativitas dalam pengembangan motif untuk memenuhi dan menarik minat konsumen seperti motif laba-laba dan motif kembang api dengan pewarna natural yang didominasi warna coklat tua, coklat muda dan kuning.(Hasil Observasi Wawancara). Kelompok batik yang berada di Desa Wukisari Dusun Karangkulon berjumlah enam kelompok tetapi penelitian hanya memfokuskan pada 3 kelompok batik saja, hal itu dikarenakan potensi dan keaktifan dalam kegiatan membatik hanya dapat ditemukan pada kelompok-kelompok dibawah ini :
57
Kelompok 1
: Profil Berkah Lestari
Gambar 1 Showroom Berkah Lestari
Ketua I
: Mukhoyaroh
Wakil
: Erni Purnawati
Tanggal berdirinya
: 05 Febuari 2007
Alamat
: Karangkulon Rt. 02 Giriloyo, Wukisari, Imogiri, Bantul, Yogykarta 55782
No. Telepon
: 0819.1552.2076
Email
:
[email protected]
Facebook
: berkah lestari
58
Jumlah Anggota
: 10 Anggota Pokok 40 Orang Anggota Partisipan
Sejarah Singkat Kelompok
:
Berkah Lestari merupakan kelompok batik pertama yang ada di Dusun Karangkulon. Berkah Lestari sebagai satu-satunya kelompok batik di Wukirsari yang beranggotakan perempuan semua. Berkah Lestari juga menjadi inisiator berdirinya 5 kelompok batik yang lain di wilayah Karangkulon, yaitu Sungsang, Sari Sumekar, Kusumo, Bima Sakti, dan Sri Kuncoro. Pembatik di Berkah Lestari berjumlah 50 perempuan dan hanya
diperuntukan bagi
masyarakat Dusun Karangkulon. Penentuan anggota khusus perempuan untuk kelompok batik Berkah Lestari ini bermula dari usulan Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa Republika berkeinginan agar kelompok batik Berkah Lestari dapat menampung potensi membatik ibu-ibu Karangkulon guna membantu mendapatkan penghasilan tambahan suami. Ibu Mukhoyaroh (ketua I Berkah Lestari dari awal berdiri hingga sekarang) akhirnya menyebarluaskan informasi tersebut pada perempuan Karangkulon. Alasan utama pemilihan anggota Berkah Lestari yang sengaja
diperuntukkan
bagi
perempuan
Karangkulon
yaitu
agar
“Pemberdayaan Perempuan Untuk Kesejahteraan” sebagai misi Berkah Lestari dapat terwujud. Pada awalnya ibu-ibu hanyalah buruh batik mentah bagi juraganjuragan dijogja dengan mendaptkan upah minim. Gempa bumi pada tangga 26
59
Mei 2006 tidak mutlak berdampak negative bagi kami, tetapi ada sisi positifnya yaitu bangkitnya semangat ibu-ibu pembatik di desa kami, dulu kami difasilitasi oleh LSM dari dompet duafa yang berwujud modal usaha berupa : 1) Bahan mentah batik (kain mori, malam, dan bahan warna) 2) Bangunan permanen untuk tempat produksi dan showroom 3) Pelatihan pewarnaan alam dan sintesis Pengahargaan : 1) Rekor MURI tentang batik selendang terpanjang 1200 m. 2) Rekor MURI tentang batik tas belanja dengan panjang 6 m dan lebar 5 m. Kegiatan Kelompok : 1) Pertemuan Arisan pembatik setiap tanggal 10 2) Pertemuan untuk membahas kelompok batik setiap sebulan sekali
60
Kelompok 2
: Sri Kuncoro
Gambar 2 Showroom Sri Kuncoro
Ketua I
: Ibu Imaroh
Tanggal berdirinya
: 05 April 2008
Alamat
: Giriloyo, Karangkulon (Barat Balai Dusun), Wukisari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta 55782
No telepon
: 0878.3825.1004
Facebook
: Batik Sri Kuncoro
Jumlah Anggota
: 20 Orang Anggota
Sejarah Singkat Kelompok
:
61
Batik tulis “Sri Kuncoro” berdiri sejak 5 April 2008. Dengan modal awal 10 lembar kain dan dibantu dengan 2 orang karyawan, kini home industry ini dibantu 20 karyawan yang merupakan ibu-ibu di sekitar dusun Giriloyo. “Cara pemasaran batik kami adalah dengan door to door, pameran yang merupakan fasilitas dari LSM, TV, dan sosmed.”ujar Ibu Imaroh (47) yang merupakan pemilik dari industri Batik “Sri Kuncoro”. Dia juga menambahkan keistimewaan batik “Sri Kuncoro” adalah motif batik tulis yang merupakan gaya klasik Jogja. Keahlian membatik motif ini diajarkan oleh lima generasi secara turun-temurun, dan Ibu Imaroh merupakan generasi ke tiga. Saat awal didirikannya industri ini, ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya adalah mencari pelanggan. Setiap harinya hanya menunggu tamu, tetapi semenjak dipasarkan dan dibantu oleh pemerintah yang membuat work shop, lama kelamaan industri batik ini berkembang dengan pesat dan bagi Ibu yang mempunyai tiga anak ini, untuk mempertahankan konsumen, dia harus menjaga kualitas batik dan meningkatkan mutu batik yang dihasilkan. Pengahargaan
:
1. Rekor MURI tentang batik selendang terpanjang 1200 m. 2. Rekor MURI tentang batik tas belanja dengan panjang 6 m dan lebar 5 m.
62
Kegiatan Kelompok
:
1. Membatik bersama di Showroom Sri Kuncoro 2. Pertemuan arisan pembatik 3. Melakukan Interaksi kepada tamu membagi informasi tentang batik
63
Kelompok 3
: Batik Sungsang
Gambar 3 Showroom Batik Sungsang Ketua I
: Ibu Giyarti
Tanggal berdirinya
: 06 Januari 2007
Alamat
: Karangkulon (Depan Balai Dusun) Wukisari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta 55782
Email
:
[email protected]
Telepon
: (0274) 6848233
Jumlah Anggota
: 25 Orang
64
Sejarah Singkat Kelompok : Batik Giriloyo (Sungsang) ini didirikan oleh Bapak Sunaji dan para warga Desa Giriloyo pada tanggal 26 Januari 2007. Sebelum didirikan Batik Giriloyo ini, Bapak Sunaji dan para warga lainnya telah memiliki keahlian sebagai pembatik. Istri Bapak Sunaji bernama Ibu Giyarti Takarina, sejak kelas 3 SD telah belajar membatik dari kedua orang tuanya. Apalagi kedua orang tua dari istri Bapak Sunaji bekerja sebagai pengepul batik, dimana para tetangga mengambil kain mori sebagai bahan dasar untuk membatik lalu mengerjakan proses membatik di rumah. Setelah selesai membatik lalu kain tersebut diserahkan kembali kepada pengepul. Kain tersebut dijual oleh pengepul ke Yogyakarta. Jadi usaha membatik ini diwariskan turun-temurun dari orang tua istri Bapak Sunaji. Sampai sekarang orang tua dari istri Bapak Sunaji masih bekerja sebagai pengepul batik. Setelah terjadi gempa ini, banyak bantuan dari LSM yang memberikan bantuan ke Desa Giriloyo. Untuk memperoleh bantuan tersebut, persyaratannya adalah dibentuknya suatu kelompok batik yang terkoordinasi dengan baik untuk dapat berkembang. Maka didirikanlah kelompok batik yang kemudian bergabung menjadi sebuah paguyuban yang menaungi beberapa kelompok pembatik yang diberi nama Batik Giriloyo. Kelompok Batik Giriloyo dalam hal ini kelompok Sungsang, sangat aktif dalam hal pengembangan warna alam. Selain menggunakan bahan-bahan pewarna alam yang sudah sering digunakan, antara lain: kulit kayu mahoni,
65
putri malu, gambir, indigo, jolawe, akar pace, jambu biji, tegeran dan daun jati, mereka juga mengembangkan pewarnaan alam dari bahan-bahan baru, seperti: kulit bawang merah dan daun mangga. Ternyata hasil yang diperoleh sangat bagus dibandingkan dengan warna kimia. Sebelumnya kelompok ini mencari bahan pewarna alam disekitar rumahnya namun karena pertimbangan waktu dan biaya maka bahan-bahan tersebut dibeli dari para pengepul pencari warna alam, seperti: kulit kayu mahoni. Warna alami ini sendiri memiliki keunikan, meskipun proses dan jenis bahannya sama, tetapi hasilnya belum tentu sama karena faktor tanah juga ikut mempengaruhi warna tersebut. Pengahargaan
:
1. Inovasi bisnis di Jakarta 2. Inovasi bisnis IOM 3. Balai batik pewarnaan alami Kegiatan Kelompok : 1. Mengikuti paguyuban besar batik giriloyo 2. Mengikuti arisan dalam paguyuban batik giriloyo
BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN Ibu Rumah Tangga adalah seorang wanita yang berperan penting dalam keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan masyarakat dan sudah berstatus sebagai isteri sekaligus ibu bagi suami dan anak-anaknya. Ibu Rumah Tangga memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap pengaturan segala sesuatu yang ada didalam rumah tangga. Tugas Ibu Rumah Tangga yakni menjalankan pekerjaan rumah, merawat anak-anak, memasak, membersihkan rumah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan keadaan didalam rumah. Seiring dengan perkembangan teknologi dan tututan zaman, banyak Ibu Rumah Tangga yang awalnya hanya melakukan pekerjaan rumah saja, kini banyak yang memutuskan untuk bekerja. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah peningkatan akan kebutuhan hidup yang semakin mahal dan pendapatan yang didapatkan oleh suami terbilang kurang sehingga mengakibatkan Ibu Rumah Tangga memiliki keinginan untuk ikut membantu dalam hal pendapatan demi memenuhi kebutuhan hidup dan sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. A. Peran Ibu Rumah Tangga dalam Keluarga Ibu Rumah Tangga adalah seorang wanita yang telah menikah yang bertanggung jawab menjalankan pekerjaan rumah, merawat anak-anak, memasak, membersihkan rumah dan tidak berkerja diluar rumah. Ibu rumah tangga adalah
66
67
wanita yang sangat berperan penting dalam keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Di Dusun Karangkulon yang berperan penting dalam mempertahankan keraifan lokal yaitu para wanita yang didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga. Selain peran ibu rumah tangga bekerja dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, batik yang diproduksi juga berpengaruh terhadap kearifan lokal di Dusun Karangkulon, Bantul. Berikut pemaparan dari hasil wawancara kepada Ibu Sri Yati selaku perwakilan dari anggota kelompok batik Berkah Lestari, Ibu Wasinga dari kelompok Sri Kuncoro, dan Ibu Tujilah perwakilan dari kelompok Sungsang : Wawancara dengan Ibu Sri Yati perwakilan kelompok batik yang pertama yaitu Kelompok batik Berkah Lestari, Beliau berkata : “Saya adalah pembatik sejak kecil, meskipun searang saya sudah menjadi eorang ibu tapi tetap membatik itu sudah menjadi kegiataan dan kebiasaan saya. Yang penting pagi kerjaan rumah selesai terlebih dahulu, setelah selesai baru membatik. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga seperti biasanya saja mba yaitu mempersiapkan kebutuhan rumah seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus anak dan bapaknya. Tugas seorang ibu didalam keluarga ketika dirumah merupakan tugas yang berat juga mba sama dengan bapak. Hanya saja bapak diluar rumah dan saya didalam rumah. Bapak menghasilkan uang tetapi saya keadaan rumah rapih dan teratur semuanya.”1 Berdasarkan Pemaparan dari hasil wawancara dengan ibu Sri Yati dapat disimpulkan bahwa Ibu Rumah Tangga didalam keluarga memiliki peran yang sama pentingnya dengan peran seorang Bapak. Jika seorang Bapak atau suami bekerja untuk mendapatkan uang sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup, maka seorang 1
Wawancara Pribadi dengan Sri Yati, Yogyakarta, 29 September 2015
68
isteri atau Ibu Rumah Tangga melakukan pekerjaan rumah agar dapat membuat suaminya nyaman di rumah setelah bekerja seharian. Meskipun pekerjaan Ibu Rumah Tangga tidak menghasilkan uang namun pekerjaannya sama-sama berat seperti memasak, menjaga anak-anak, membersihkan rumah. Hal itu dilakukan oleh seorang ibu karena memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya, oleh karena itu peran ibu rumah tangga didalam keluarga memiliki pengaruh yang penting sama seperti peran seorang suami yang mencari nafkah.
Selanjutnya wawancara dilakukan kepada kelompok batik yang kedua yaitu Ibu Wasinga selaku perwakilan dari Kelompok batik Sri Kuncoro, Beliau berkata : “Saya seorang isteri sekaligus Ibu Rumah Tangga. tugas saya sudah jelas sama seperti ibu-ibu yang lainnya yaitu memasak, merawat dan menjaga anak-anak, merapihkan rumah dan melayani suami saya. Untuk saat ini saya juga tergabung dalam kelompok batik namun tetap saya harus mengerjakan tugas saya sebagai seorang ibu sampai selesai, ketika dirumah sudah selesai dan rapih semua barulah saya pergi membatik. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga adalah pekerjaan penting saya di keluarga jika tidak dilakukan bagaimana dengan anak dan suami saya, yang ada mereka semua akan terlantar.”2 Berdasarkan pemaparan dari hasil wawancara oleh Ibu Wasinga daapat disimpulkan bahwa Ibu Rumah Tangga dalam keluarga sangatlah penting karena jika tugas sebagai seorang ibu dan isteri tidak dilakukan akan berdampak pada suami dan anak-anaknya dan akibatnya mereka akan terlantar karena tidak ada yang melayani mereka ketika dirumah. Oleh karena itu peran ibu rumah tangga dalam keluarga menjadi sebuah kegiatan wajib dan tanggungjawab yang besar bagi seorang ibu.
2
Wawancara Pribadi dengan Wasinga, Yogyakarta, 03 Oktober 2015
69
Setelah mengetahui pemaparan dari dua kelompok batik yang ada di Dusun Karagkulon, kemudian wawancara dilanjutkan kepada kelompok batik yang ketiga yaitu Kelompok Sungsang yang diwakilkan oleh Ibu Tujilah, Beliau berkata : “Saya sebagai seorang Ibu Rumah Tangga memiliki tugas dan tanggungjawab yang sangat besar, karena tugas saya salah satunya adalah mejaga dan mendidik anak-anak. Jika dari dalam rumah yaitu keluarga tidak ada pengajaran yang diterima oleh anak-anak, maka anak-anak saya kelak akan merugi. Jadi tugas sebagai ibu rumah tangga didalam keluarga bagi saya adalah mendidik anak-anak saya dan melayani suami juga. Dua tugas itu menjadi tugas wajib diluar dari pekerjaan memasak dan membersihkan rumah. ”3 Berdasarkan Pemaparan hasil wawancara dari Ibu Tujilah dapat disimpulkan bahwa Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Keluarga yang terpenting adalah menjaga, merawat dan mendidik anak-anak serta melayani suami. Diluar dari tugas itu seperti memasak dan membersihkan rumah sudah menjadi tugas rutin yang harus dilakukan. Jika semua pekerjaan itu sudah dilakukan barulah bisa mengerjakan pekerjaan diluar dari pekerjaan rumah tangga. Dalam keluarga konvensional, suami bertugas mencari nafkah sedangkan istri bertugas mengurus rumah tangga, tetapi dengan tumbuhnya kesempatan bagi wanita bersuami untuk bekerja, maka pola kekeluargaan segera berubah dan muncul apa yang disebut sebagai dualisme karir. Nilai-nilai tradisional yang ada dalam masyarakat memang dapat menjadi tekanan sosial. Seorang wanita jawa dari
3
Wawancara Pribadi dengan Tujilah, Yogyakarta, 05 Oktober 2015
70
kalangan bangsawan akan tetap mengingat tentang 3M, yaitu, masak, macak, manak (memasak, bersolek, melahirkan anak) sebagai tugas utamanya.4 Berdasarkan hasil wawancara terhadap 3 kelompok diatas, dimana masingmasing anggotanya mempunyai pendapat yang hampir sama dan data yang diperoleh sesuai dengan teori peran ibu rumah tangga dalam keluarga yang dikemukan oleh Asri Wahyu berdasarkan penelitian yang telah ia lakukan, dimana Ibu Rumah Tangga yang bertanggung jawab secara terus-menerus memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah tangga, mengatur segala sesuatu didalam rumah tangga untuk meningkatkan mutu hidup. Keadaan rumah harus mencerminkan rasa nyaman, aman tentram, dan damai bagi seluruh anggota keluarga.5 Didasarkan dari teori diatas, maka peneliti mendapatkan data bahwa Peran Ibu Rumah Tangga dalam Keluarga adalah peran yang sangat penting untuk dijalankan oleh seorang ibu sekaligus isteri, dimana peran tersebut dilakukan dalam bentuk pekerjaan rumah seperti memasak, merawat dan mendidik anak-anak, membersihkan rumah dan melayani suami. Seorang ibu rumah tangga akan melakukan pekerjaan rumahnya dari sebelum suami dan anak-anaknya terbangun sampai mereka kembali tertidur lagi. Jika dibandingkan dengan pekerjaan seorang suami yang bekerja seharian maka pekerjaan seorang isteri sekaligus seorang ibu juga sama-sama dilakukan seharian hanya saja pekerjaan seorang suami mendapatkan imbalan berupa uang sementara pekerjaan ibu
4
Mansur Faqih, Analisis Gender dan Transformasi sosial, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996), hal.74 5 Asri Wahyu, Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga, (Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Semarang, 2013), h. 37.
71
rumah tangga mendapatkan imbalan berupa kepuasaan dan kenyamanan dari suami dan anak-anaknya. B. Peran Ibu Rumah Tangga yang Bekerja Ibu Rumah Tangga Yang Bekerja adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan juga memiliki peran sebagai seorang pekerja, dimana faktor yang mendorong ibu rumah tangga yang bekerja adalah untuk bisa hidup mandiri dan berkeinginan untuk memperbesar penghasilan keluarga disamping penghasilan dari suami. Dalam hal ini peran yang dimainkan seoarang ibu didalam keluarga yaitu sebagai Ibu Rumah Tangga dalam mengatur hak dan kewajibannya dalam memberi anjuran, penilaian, dan sebagainya. Akan tetapi seorang Ibu rumah tangga yang bertugas sebagai ibu rumah tangga dan kemudian menambah tugasnya dan tanggung jawabnya menjadi seorang ibu yang bekerja sebagai pencari nafkah dalam keluarga, menjadikan wanita seperti ini digolongkan kedalam ibu rumah tangga dengan peran ganda. Selain itu wanita yang termasuk dalam kelompok ini akan memiliki kemampuan wirausaha, kreatif, dan cerdas mencari peluang bisnis untuk mendapatkan nilai tambah. Nilai tambah yang diperoleh oleh ibu rumah tangga dapat memberikan peluang dalam menciptakan kemandiriannya untuk dapat ikut membantu suaminya dalam mencari nafkah, bukan hanya sebagai penerima nafkah suami melainkan dapat menjadi pendamping suami dalam membantu pencarian nafkah dari suami.
72
Peneliti mengintervensi peran ibu rumah tangga yang bekerja dan dilakukan oleh 3 kelompok ibu-ibu pengrajin batik yang ada di Dusun Karangkulon Desa Wukisari, Bantul. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mengenai peran ibu rumah tangga bekerja yang dijalankan oleh ibu-ibu pengrajin batik Giriloyo mengingat tugas utama mereka adalah sebagai ibu rumah tangga bukan ibu bekerja. Pernyataan hasil wawancara tersebut berasal dari anggota kelompok batik yang ada di Dusun Karangkulon, yakni kelompok batik Berkah Lestari oleh Ibu Istiqomah, Ibu Istina dari kelompok Sri Kuncoro dan Ibu Rosiani dari kelompok Sungsang, adalah sebagai berikut : Wawancara dengan Ibu Istiqomah selaku perwakilan Kelompok Batik Berkah Lestari, Beliau berkata : “Saya adalah seorang Ibu Rumah Tangga dan pembatik juga mbak. Saya menyelesaikan pekerjaan rumah dulu baru dilanjutkan dengan membatik. Jika tidak ada kegiatan membatik saya ikut suami ke sawah. Kegiatan membatik ini sudah saya lakukan dari sebelum saya menjadi seorang istri dan sampai sekarang setelah saya menjadi seorang istri. Jadi sebelum saya membatik saya sudah menyiapkan makan dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah, baru kemudian saya pergi membatik.”6 Selain itu Ibu Istiqomah juga menjabarkan tentang kegiatan sehari-harinya, dimana pada saat pagi hari ibu Istiqomah menjalankan pekerjaan rumahnya sebagai ibu rumah tangga kemudian ketika pekerjaan rumah selesai, ibu Istiqomah pergi ke gazebo Berkah Lestari untuk membatik. Pada sore harinya ibu Istiqomah bergegas pulang untuk istirahat dan kembali menjalankan perannya menjadi ibu rumah tangga. Kegiatan tersebut dijalankan selama bertahun-tahun ketika beliau melihat kegiatan 6
Wawancara Pribadi dengan Istiqomah, Yogyakarta, 29 September 2015
73
Orang tuanya yang dilakukan orangtuanya. Jadi, pemaparan hasil wawancara diatas yang dilakukan kepada ibu Istiqomah dapat disimpulkan bahwa peran ibu rumah tangga bekerja harus tetap menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga baru kemudian diimbangi dengan profesi lainnya dalam hal ini pekerjaannya sebagai seorang pembatik. Selanjutnya dilakukan wawancara kepada Kelompok Batik Sri Kuncoro yang diwakilkan oleh Ibu Istina, Beliau berkata : “Pekerjaan saya selain jadi ibu rumah tangga adalah sebagai pembatik mbak. Semua saya lakukan dengan nyaman. Karena sudah sejak dari orang tua saya terdahulu melakukan pekerjaan seperti ini. Selesai pekerjaan rumah saya kesini untuk membatik, sebagai seorang isteri saya harus konsisten pada komitmen saya yaitu melaksanakan dan mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, melayani suami dan anak, baru kemudian bisa dilanjutkan dengan pekerjaan lainnya diluar dari pekerjaan sebagai seorang isteri. Dengan peran yang saya lakukan ini saya harus bisa membagi waktu dan harus memprioritaskan pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban saya, karena bagi saya ibu rumah tangga yang bekerja tetap saja ibu rumah tangga jadi pekerjaan rumah tangga tidak boleh sampai terlewatkan.”7
Kegiatan yang dilakukan oleh ibu Istina tidak jauh berbeda dari kegiatan yang dilakukan oleh ibu Istiqomah, dimana kewajiban pekerjaan rumah yang harus didahulukan baru kemudian pekerjaan lainnya. Kegiatan tersebut juga dilakukan secara turun-menurun dari orang tuanya. Pagi hari mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, membereskan rumah dan mengurus anak. Setelah itu pergi ke gazebo Sri Kuncoro untuk membatik dan pada sore hari pulang untuk istirahat
7
Wawancara Pribadi dengan Istina, Yogyakarta 03 Oktober 2015
74
berkumpul dengan keluarga kembali menjalankan peran menjadi ibu rumah tangga sebagaimana mestinya. Jadi, pemaparan hasil wawancara dari ibu Istina dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ibu rumah tangga haruslah menjadi prioritas utama sebelum melakukan pekerjaan lainnya diluar dari pekerjaan rumah. Karena sudah menjadi kewajiban seorang wanita yang sudah menjadi isteri sekaligus ibu rumah tangga untuk menjalankan semua pekerjaan rumah tangga. Selanjutnya jika pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sudah selesai dilakukan barulah dilanjutkan dengan pekerjaan sebagai seorang ibu bekerja dalam hal ini bekerja sebagai pembatik Berikutnya dilanjutkan dengan wawancara kepada Kelompok Sungsang yang diwakilkan oleh Ibu Rosiani, Beliau berkata : “Kegiatan saya selain menjadi Ibu Rumah Tangga adalah membatik.. Saya selesai pekerjaan rumah saya kemudian membatik. Peran saya sebagai istri dengan menjalankan tugas-tugas dirumah, menyapu, memasak dan lain-lain. Saya menjadi ibu rumah tangga sekaligus sebagai ibu pekerja tetapi saya tetap menjalankan kewajiban saya. Setiap paginya sebelum membatik, saya pasti sudah menyelesaikan pekerjaan rumah terdahulu. Apalagi pekerjaan membatik itu membutuhkan waktu yang lama jadi lebih baik menyelesaikan pekerjaan rumah dulu baru membatik sebab pada dasarnya kodrat ibu rumah tangga adalah menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga..”8
Kegiatan yang dilakukan oleh ibu Rosiani juga tidak jauh berbeda dari kegiatan yang dilakukan oleh ibu Istiqomah dan Ibu Istinah, kewajiban pokok yang dikerjakan terlebih dahulu sebelum meninggalkan rumah. Pagi hari mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, membereskan rumah dan mengurus anak. Setelah 8
Wawancara Pribadi dengan Rosiani, Yogyakarta 05 Oktober 2015
75
itu pergi ke gazebo Sungsang Batik untuk membatik dan pada sore hari pulang untuk kembali menjalankan perannya menjadi ibu rumah tangga sebagaimana mestinya. Jadi, pemaparan hasil wawancara kepada ibu Rosiani dapat disimpulkan bahwa sebagai ibu rumah tangga adalah kodrat jika ingin ditambahkan dengan pekerjaan lain maka harus diselesaikan terlebih dahulu pekerjaan sebagai ibu rumah tangganya baru kemudian pekerjaan yang lainnya diluar pekerjaan rumah. Berikut ini adalah siklus aktifitas Ibu Rumah Tanga sekaligu juga sebagai Ibu yang Bekerja demi membantu suaminya untuk mencari nafkah dalam membiayai kebutuhan hidup.
Jam 04.00 – 10.00
17.00 - 04.00
10.00 -17.00
Gambar 4 Siklus Aktifitas Ibu Rumah Tangga Pembatik
76
Siklus aktifitas ibu rumah tangga bekerja dalam hal ini ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pembatik di Dusun Karangkulon diawali dari bangun pagi kemudian dilanjutkan dengan kegiatan ibu rumah tangga yaitu memasak, membersihkan rumah, kemudian menyiapkan segala kebutuhan baik untuk anak maupun suami. Setelah pekerjaan rumah selesai dan masing-masing keluarga memiliki aktifitas, para ibu rumah tangga ini melanjutkannya dengan membatik sampai waktu menjelang sore hari. Selanjutnya mereka akan kembali kerumahnya masing-masing pada pukul 17.00 untuk kembali menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga kemudian istirahat malam dan kembali lagi bangun pada pagi hari untuk menjalankan aktifitas seperti biasanya dan seterusnya siklus tersebut akan terus berjalan setiap harinya. Berdasarkan hasil wawancara dari 3 narasumber dari ketiga kelompok batik di Dusun Karangkulon, maka peneliti mendapakan data yang sesuai dengan teori peran ibu rumah tangga bekerja yang dikemukakan oleh Sajogyo, beliau mengatakan ibu yang berusaha memperoleh (bekerja) disebabkan adanya kemauan ibu untuk mandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan bagi kebutuhan orang lain yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri. Adanya kebutuhan untuk menambah penghasilan keluarga, dikarenakan pendapatan suami yang rendah dan tuntutan kebutuhan yang tinggi.9 Teori tersebut juga menjadi dasar dari simpulan yang telah didapatkan dari pendapat 3 narasumber diatas dan menyatakan bahwa peran ibu rumah tangga bekerja adalah menjalankan apa yang sudah menjadi kewajibannya yaitu sebagi ibu rumah tangga yakni menyelesaikan 9
Sajogyo, P, Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa, (Jakarta: Rajawali, 1985) h. 33.
77
semua pekerjaan rumahnya baru kemudian bisa melakukan pekerjaan yang lainnya diluar pekerjaan ibu rumah tangga. Sehingga kodrat seorang wanita yang sudah memiliki rumah tangga tetap dijalankan. Peran ibu rumah tangga yang bekerja adalah sebagai pendamping suaminya yang mencari nafkah, karena seorang ibu yang bekerja adalah keinginan seorang ibu yang mau membantu meringankan biaya dan beban hidup keluarganya mengingat kebutuhan hidup yang terus meningkat sehingga ibu rumah tangga ini bekerja demi mendapatkan uang dan menambahkan penghasilan yang didapat suaminya. Selain itu Peran ibu rumah tangga bekerja ini dapat dilihat dari aktifitas yang dilakukan oleh ibu-ibu di Dusun Karangkulon, Imogiri Bantul tanpa harus mengabaikan peran sesungguhnya sebagai ibu rumah tangga. Selain itu dapat dilihat dari siklus ibu rumah tangga pembatik, dimana 3 narasumber yang sudah diwawancarai memiliki pola aktifitas rumah tangga yang sesuai dengan siklus diatas. Jadi aktifitas ibu rumah tangga bekerja yakni pagi hari harinya sebagai ibu rumah tangga, siang harinya bisa bekerja dan malam harinya kembali lagi menjadi ibu rumah tangga. Itu semua dilakukan agar kewajibannya sebagai ibu rumah tangga tetap dijalankan sebagaimana mestinya namun tetap bisa membantu mendapatkan penghasilan tambahan diluar penghasilan dari suami. C. Peran Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dalam Home Industry Batik Indutri kecil dalam formatnya dapat dikatakan sebagai Home Industry karena kegiatannya dilakukan secara bersahaja dan pada umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional. Dengan kata lain pengelolaan organisasi atau manajemen yang
78
diterapkan masih sederhana dan dilakukan secara kekeluargaan serta kegiatannya terpusat dirumah tangga atau dalam suatu wilayah di tempat kediamannya sendiri yang dilakukan secara musiman, pesanan, dan sebagain kecil secara kontinyu terjangkau pemasarannya dan sebagian kecil diekspor. Home Industry adalah suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan dirumah dalam bentuk kerajinan baik usaha produk barang ataupun jasa dan penghasilannya tidak sebanyak yang dihasilkan dari perusahaan besar sebab skala yang digunakan adalah skala kecil (rumahan). Kebanyakan Home Industry adalah pekerjaan yang diminati oleh para ibu rumah tangga sebab pekerjaan yang dilakukan dirumah akan membuat para ibu bisa dengan mudah membagi waktu antara bekerja dengan mengurus rumah tanpa harus mengorbankan salah satu dari kedua pekerjaan tersebut. Dalam hal ini yang menjadi produk Home Industry yang diminati oleh ibu-ibu rumah tangga di Dusun Karangkulon, Imogiri Bantu adalah Batik yaitu Batik Giriloyo. Gambar 5. Tahapan Proses Pembuatan Batik Mori
Proses Sket
Proses Batik
Jual
Proses Lorod
Proses Warna Sintetis
Proses Warna ke 2
Proses Tutup (batik 2)
79
Dari tahapan pembuatan batik diatas, kemudian Peneliti melakukan wawancara kepada 2 kelompok batik yang ada di Dusun Karangkulon yaitu kelompok batik Berkah Lestari dan kelompok batik Sri Kuncoro. Dalam wawancara tersebut peneliti menekankan pada peran ibu rumah tangga bekerja dalam Home Industry, dimana suatu kegiatan atau pekerjaan dalam suatu Home Industry dapat memberikan dampak positif terhadap keberadaan ibu rumah tangga. Dalam hal ini dampaknya berkaitan dengan sumber penghasilan. Kelompok-kelompok batik tersebut dapat dikatakan sebagai Home Industry karena melakukan sebuah pekerjaan yang memberikan hasil produk dengan tingkat jualnya mencapai skala ekonomi untuk industri kecil. Peran penting usaha kecil adalah sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia dengan separuh Usaha Mikro adalah perempuan dan melakukannya di rumah dalam bentuk Industri Rumahan atau Home Industri. Salah satu jenis industri yang banyak di bentuk di Indonesia adalah Home Industry. Home berarti rumah, tempat tinggal, atau kampung halaman. Industry disini dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan atau perusahaan. Untuk memperkuat informasi terkait Peran Ibu Yang Bekerja melalui Home Industry, peneliti mewawancarai salah satu ketua kelompok batik Berkah Lestari, dimana kelompok batik di Dusun Karang Kulon ini adalah salah satu contoh Home Industri. Beliau adalah Ibu Erni, Beliau berkata : “Pembayaran disini sistemnya borongan jadi kalau sudah selesai bisa langsung dibayarkan pekerjaannya. Salah satu contoh borongan batik mentahan kasar 30.000 sampai 50.000, Batik menengah 70.000
80
sampai 100.000, Batik halus 150.000 sampai juta rupiah. Masing – masing panjang kain 2,5 meter.”
Berdasrkan pemaparan hasil wawancara dengan Ibu Erni, maka peneliti mendapatkan data bahwa salah ketua kelompok untuk mengetahui pembayaran upah yang kepada setiap pembatik. Upah yang diterima tergantung pada jenis batik mentah yang dikerjakan, jenis batik tersebut dibedakan menjadi 3 yaitu batik kasar, batik menengah dan batik halus. Untuk batik kasar dihargai sekitar Rp.30.000-50.000 untuk setiap lebar kain batik 2,5 meter yang dikerjakan kurang lebih 2-5 hari. Sedangkan untuk batik menengah dihargai sekitar Rp.70.000-100.000 setiap lebar kain 2,5 meter dan batik halus dihargai sekitar Rp.150.000- jutaan untuk setiap 2,5 meter antara batik menengah dan batik halus, lama pengerjaannya disesuaikan dengan kerumitan motif batik yang dikerjakan. Awal terbentuknya Home Industry batik kelompok Berkah Lestari yaitu diawali dengan proses penerimaan anggota. Kelompok tersebut menerima anggotanya berasal dari perwakilan setiap RT sehingga dari perwakilan tersebut dapat mengajak warga lainnya untuk gabung ke kelompok ini. Selanjutnya peneliti mewawancarai Salah satu anggota dari Kelompok Batik Berkah Lestari demi memperkuat informasi dan narasumbernya adalah Ibu Nani, Beliau berkata : “Saya bergabung dikelompok Berkah Lestari mbak, Selain itu kelompok ini merupakan satu-satunya kelompok yang anggotanya adalah wanita semua dan juga menjadi inisiator terbentuknya kelompok-kelompok batik yang lain. Selain saya sebagai seorang pembatik, dikelompok ini saya juga dipercaya oleh anggota yang lain untuk menjadi salah satu pengurus dalam kegiatan kelompok ini. Posisi saya dikepengurusan kelompok ini adalah Bendahara I1, dimana semua dana pengeluaran dan pemasukan menjadi tugas dan tanggung jawab saya disamping pekerjaan saya sebagai ibu rumah
81
tangga dan ibu bekerja pembatik. Sistem pembayaran upahnya dibayar sesuai pengerjaan dari batik tulis itu, bisa batik halus atau batik kasar, kemudian dilihat dari pengerjaan motifnya yang mudah atau yang rumit dan juga dilihat dari penggunaan warnanya.”10
Jadi, dari pemaparan hasil wawancara dengan Ibu Nani dapat disimpulkan bahwa peran ibu rumah tangga bekerja di Home Industry batik yakni mereka sebagai pekerja pembatik yang terus bekerja demi mendapatkan sebuah produk yang bisa dijual nantinya. Selain bekerja sebagai pembatik, ibu-ibu disana juga berpotensi mendapatkan posisi kepengurusan didalam kelompok. Seperti Ibu Nani, Beliau bekerja sebagai pembatik tetapi beliau juga dipercaya sebagai bendahara di kelompok batik tersebut. Ini menandakan bahwa peran ganda yang dijalankan oleh ibu rumah tangga tidak hanya dilakukan untuk dirinya sendiri tetapi juga bisa untuk kepentingan orang lain. Selain itu untuk sistem pembayaran yang didapatkan dari kelompok Home Indusrty batik ini disesuaikan dengan pemesanan batik, pengerjaan motif batik dan pemberian warna untuk kain batik yang digunakan. Kemudian peneliti melanjutkan wawancara kepada kelompok batik Sri Kuncoro. Kelompok batik ini terbentuk setelah adanya kelompok Berkah Lestari, akan tetapi di kelompok ini pekerjanya hanya bekerja sebagai buruh dan tidak mengetahui bagaimana pengelolaannya berbeda dengan kelompok berkah lestari yang dalam pengelolaannya dilakukan oleh anggota dari kelompok itu sendiri. Awalanya untuk pemasaran batik yang dikerjakan dari kelompok ini dilakukan secara door to door atau dari pintu ke pintu. Namun saat ini kelompok Sri Kuncoro telah menjadi
10
Wawancara Pribadi dengan Nani, Yogyakarta 29 September 2015
82
Home Industry dengan produk batik yang dihasilkannya menggunakan motif Yogya klasik. Narasumber yang menjadi perwakilan dari kelompok ini adalah Ibu Istina. Beliau berkata : “Awalnya saya ikut membatik di ajak sama temen saya yang katanya biar ada kegiatan. Saya disini sebagai pekerja yang bekerja sesuai dengan perintah dari juragan. Tidak ada posisi sebagai pengurus karena disini saya dan ibu-ibu yang lain bekerja hanya sebagai buruh, selebihnya itu sudah urusan dari juragan saya. Untuk sistem pembayaran gajinya gajinya tergantung dengan banyaknya pesanan. Upahnya juga diambil kalau sudah pengerjaan selesai bisa setiap penyetoran, seminggu ataupun sebulan. Hasilnya walaupun dikit tapi saya ngerasa senang mbak lumayan hasilnya hasil kerja keras sendiri.”11 Jadi, dari pemaparan hasil wawancara dengan Ibu Istina dapat disimpulkan bahwa untuk anggota dari kelompok batik Sri Kuncoro dalam melakukan pekerjaannya hanya bekerja saja tanpa mengetahui bagaimana pengelolaannya termasuk sistem pembayaran gaji atau upah. Karena dalam kelompok ini ada juragan yang bertugas untuk mengatur dan mengelola kegiatan didalam kelompok termasuk pembayaran upah kerja. Akan tetapi ibu-ibu rumah tangga yang bekerja dikelompok ini tetap merasakan kesenangan sebab pekerjaan yang mereka lakukan adalah hasil kerja keras sendiri dan meskipun kelompok ini tergolong industri rumahan berskala kecil namun dapat berpengaruh dalam membantu perekonomian pekerjanya. Berdasarkan hasil wawancara diatas, sesuai dengan yang dikemukan oleh Candra dalam bukunya yaitu salah satu jenis industri yang banyak di bentuk di Indonesia adalah Home Industry. Home berarti rumah, tempat tinggal, atau kampung halaman. Industry disini dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan 11
Wawancara Pribadi dengan Istina, Yogykarta 03 Oktober 2015
83
atau perusahaan. Home Industry memiliki pengertian rumah usaha untuk produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.12 Maka peneliti mendapatkan data yang sesuai dengan teori diatas, bahwa masing-masing kelompok mempunyai tata pengelolaan yang berbeda, namun pengelolaannya terpusat dalam industri rumah dengan menghasilkan sebuah produk atau kerajinan
yaitu Batik. Dalam
pengelolaannya, ada yang dilakukan secara kelompok yaitu dari anggota untuk anggota seperti kelompok batik Berkah Lestari dan ada juga yang dilakukan secara perseorangan dimana anggota kelompoknya hanya tahu bekerja saja dan tidak mengetahui cara pengelolaannya, seperti yang dilakukan oleh kelompok batik Sri Kuncoro. Akan tetapi kedua kelompok ini sama-sama merupakan Home Industry yang masih berskala kecil namun telah menjadi sumber pendapatan bagi ibu-ibu rumah tangga. Sehingga peran ibu rumah tangga bekerja dalam Home Industry ini memberikan dampak yang positif demi kelangsungan hidup masyarakat sebab sebagian besar ibu-ibu rumah tangga bekerja lebih memilih pekerjaan yang bersifat rumahan (kecil) seperti ini agar pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tetap bisa dijalankan. Pelaku industri rumah tangga atau pelaku Home Industry yaitu keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang mengajak beberapa orang sebagai karyawan yang berdomisili tidak jauh dari rumah produksi tersebut untuk melakukan kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah. Industri rumah tangga juga 12
Candra, Aditya, Mengenal Usaha Sektor Kecil Menengah, (Bandung: Alumni, 2005), h. 45
84
pada umumnya merupakan usaha keluarga yang turun menurun dengan skala yang tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga di kampung halamannya.13 Seperti yang dilakukan oleh ibu rumah tangga dari kelompok batik di Dusun Karang kulon, dimana pelaku industri rumah tangga atau pelaku Home Industry yaitu keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang mengajak beberapa orang sebagai karyawan yang berdomisili tidak jauh dari rumah produksi. Oleh karena itu Home Industry menjadi pilihan sebagian besar wanita yng memiliki peran sebagai ibu rumah tangga didalam keluarga sekaligus ibu yang bekerja. Hasil yang didapat dari sebelum hingga setelah tergabung dalam Home Industry batik dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan terhadap ibu rumah tangga yang ada di Dusun Karang Kulon. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa upah yang diterima oleh ibu rumah tangga yang bekerja di kelompok tersebut dapat meringankan beban suaminya, karena hasil dari upah tersebut dapat digunakan untuk memenuhi dan menutupi kekurangan kebutuhan sehari-hari baik dari segi material, spiritual dan sosial. Seperti yang terlampir (lampiran keadaan informan sebelum dan sesudah tergabung dalam Home Industry kelompok batik). Bekerjanya seorang ibu berarti menambah perannya sebagai perempuan. Selain itu bekerjanya seorang ibu rumah tangga dengan cara memproduksi sebuah 13
Anonim, Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998, http://aresearch.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdf
85
produk atau kerajinan yang sifatnya telah ada sejak dahulu dan diturunkan secara turun temurun menjadikannya sebagai suatu masyarakat adat atau Indigenous social Work. menurut Instrumen HAM Internasional masyarakat adat adalah mereka yang memiliki kesinambungan sejarah dengan invasi terdahulu dan masa sebelum kolonial. Masyarakat yang dikembangkan di wilayah masing-masing yang menganggap bahwa mereka memiliki perbedaan dari sektor lain, dimana masyarakat sekarang dan bertekad untuk melestarikan, mengembangkan ke generasi masa depan dan identitas etnik mereka sebagai dasar kelangsungan mereka sebagai masyarakat yang menempati suatu tempat.14 Berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti telah sesuai dengan teori diatas dan dalam hal ini produk kerajinan adalah Batik yang merupakan peninggalan masyarakat atau leluhur terdahulu, ingin dapat terus dilestarikan oleh generasi-generasi selanjutnya dan bentuk pelestariannya dilakukan melalui Home Industri dengan produk utama adalah Batik. Oleh karena itu Peran Ibu Rumah Tangga yang bekerja melalui Home Industry Batik dapat dikatakan bagian dari masyarakat adat atau Indigenous Social Work. D. Kesejahteraan Keluarga Peran ganda yang dijalankan oleh ibu rumah tangga yakni sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga dan ibu yang bekerja, mereka lakukan demi mencapai kesejahteraan keluarga. Keluarga yang sejahtera adalah suatu kondisi dimana didalam sebuah keluarga sudah terpenuhi kebutuhan fisik materiil, mental spiritual
14
Hudi, Wahyu, Pengertian Indigenous People, 2012, Diakses pada tanggal 05 Februari 2016 http://hudi-wahyu-p.blog-ugm.ac.id/2012/05/28/pengertian-indigenous-people/.html
86
dan sosial.15 Keluarga yang sejahtera akan selalu merasa tercukupi dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kesejahteraan keluarga juga dapat dilihat kebutuhan primer, sekunder dan tersier yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga. Untuk kebutuhan primer dilihat kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sementara kebutuhan sekunder dapat dilihat dari pendidikan, kesehatan, dan rekreasi. Kebutuhan tersier dilihat dari alat transportasi yang dimiliki dan barang-barang tambahan lainnya seperti perhiasan atau alat elektronik. Dalam kebutuhan primer yaitu Sandang bisa dilihat dari pakaian yang dikenakan, pangan dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan makan dimana setiap harinya tidak merasa kekurangan dan papan yang dapat dilihat dari rumahnya. Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian merupakan sebuah desa jadi kesejahteraan keluarga yang diukur dari kebutuhan sekunder dan tersier hanya pada tingkat kesehatan dan kebutuhan rekreasi atau kebutuhan yang tidak terduga lainnya serta alat transportasi sepeda motor. Kemudian Peneliti melakukan wawancara dengan anggota perwakilan dari 3 kelompok batik untuk melihat bagaimana kesejahteraan keluarga yang sudah mereka rasakan dengan melakukan peran ganda yang dijalankan oleh ibu-ibu rumah tangga di Dusun Karangkulon, Bantul. Untuk Kelompok batik pertama adalah kelompok batik Berkah Lestari yang diwakilkan oleh Ibu Nani selaku Pengurus, Kelompok
15
Mongid, Materi Dasar Pelaksanaan Operasional Gerakan Pembangunan Keluarga Berencana Sejahtera, (Jakarta : Gunung Agung, 1994), h. 10.
87
batik Sri Kuncoro oleh Ibu Sugiah, dan kelompok batik sungsang oleh Ibu Tujilah sebagai perwakilan dari kelompok Sungsang. Berikut hasil wawancaranya : Wawancara dengan Ibu Nani dari kelompok Berkah Lestari, Beliau berkata : “Pekerjaan suami saya serabutan mbak, apa saja dikerjakan kadang bertani, buruh bangunan atau pabrik. Kebanyakan pekerjaan para suami disini seperti itu mbak tergantung musim dan cuaca. Jika cuaca atau musim penghujan maka pekerjaannya bertani tetapi jika musim kemarau dan air sulit didapatkan pekerjaannya sebagai buruh. Jadi pendapataannya tidak bisa ditentukan. Kalau saya membatik hanya dapat bayaran sesuai dengan pesenan saja tetapi dengan hasil membatik saya bisa membantu suami walaupun hasilnya tidak begitu besar namun itu cukup mencukupi kebutuhan dirumah. Untuk makanan, saya berusaha 4 sehat 5 sempurna. Untuk kebutuhan yang lain seperti rumah, Alhamdulillah rumah ini milik sendiri. Saya juga punya alat transportasi sendiri seperti sepeda motor untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Untuk pendidikan alhamudillah saya tamatan SMA mbak tapi saya lebih senang jika bekerja seperti ini karena tidak ingin meninggalkan kodrat saya sebagai seorang ibu rumah tangga.”16
Berdasarkan pemaparan hasil wawancara dengan Ibu Nani dapat disimpulkan bahwa segala kebutuhan sehari-hari baik untuk kebutuhan primer dan kebutuhan lainnya menjadi prioritas utama bagi beliau. Pekerjaan serabutanpun dijalani oleh suami Ibu Nani agar keluarga mereka tidak kekurangan. Bahkan Ibu Nani yang kodratnya sebagai ibu rumah tangga juga bekerja dengan menjadi pembatik di kelompok Berkah Lestari. Hal itu dilakukan untuk membantu dan menambah penghasilan yang didapat oleh suaminya. Meskipun pendapatan yang didapat tidak begitu besar semua tetap mereka jalankan karena menurutnya kebutuhan primer adalah yang utama yang harus terpenuhi baru kebutuhan yang lainnya. Akan tetapi
16
Wawancara Pribadi dengan Nani, Yogyakarta, 29 September 2015
88
menurut Ibu Nani sudah dikatakan sejahtera namun belum sejahtera jika dikaitkan dengan teori kesejahteraan keluarga dimana kesejahteraan keluarga itu dilihat dari terpenuhinya seluruh kebutuhan hidup keluarga termasuk biaya pendidikan yang digolongkan kedalam kebutuhan sekunder. Dalam hal ini pengeluaran yang dikeluarkan oleh keluarga Ibu Nani masih sedikit bahkan bisa dikatakan hanya kebutuhan primer saja yang terpenuhi sebab anak-anak beliau masih batita dan belum banyak mengeluarkan biaya untuk pendidikan. Jadi jika hanya satu jenis kebutuhan saja yang terpenuhi maka belum dapat dikatakan sejahtera. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara ke kelompok batik yang kedua untuk melihat kesejahteraan keluarga yang seperti apa yang sudah dirasakan. Kelompok batik kedua ini diwakilkan oleh Ibu Istina, Beliau berkata: “Pekerjaan Suami saya pengumpul oli bekas mbak dan setiap hari berkerja. Pendapatannya membatik saya kurang lebih 300.000,- kaya nya mba perbulan. Meskipun kebutuhan terus meningkat tetapi dengan saya ikut membantu suami semua itu bisa tercukupi dengan penghasilan dari membatik yang tidak terlalu besar. Tidak hanya itu, Saya juga membiasakan untuk menabung, uang tabungan itu bisa saya pergunakan jika ada anggota keluarga yang sakit atau untuk menambah kebutuhan yang tak terduga lainnya. Alhamdulillah kalau rumah, saya sudah memiliki rumah sendiri Sarana transportasi yang ada dirumah sepeda dan sepeda motor untuk membantu ketika berangkat kerja. Untuk pendidikan Alhamdulillah saya pendidikan terakhirnya SLTA, namun membatik ini sudah menjadi kebiasaan dari orang tua saya jadi bagaimana pun pendidikan terakhirnya, kegiatan membatik itu jangan sampai dilupakan mbak.”17
Berdasarkan pemaparan dari hasil wawancara kepada Ibu Istina dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh suaminya hanya sebatas
17
Wawancara Pribadi dengan Istina, Yogyakarta 03 Oktober 2015
89
pengumpul oli bekas dengan penghasilan yang tidak terlalu besar. Karena kebutuhan yang terus meningkat dan mahal, Ibu Istina juga ikut membantu dengan bekerja menjadi seorang pembatik yang tergabung didalam suatu kelompok Home Industry batik. Hasil yang didapatkan dari membatik beliau sisihkan untuk menabung guna memenuhi kebutuhan yang tak terduga seperti biaya kesehatan dan kebutuhan lainnya. Selain itu kebutuhan tambahan lainnya seperti alat transportasi sepeda motor bisa mereka beli untuk memudahkan mereka ketika ingin bekerja. Kesejahteraan keluarga dapat terpenuhi ketika sebuah keluarga mampu memenuhi kebutuhan primer dan kebutuhan tambahan lainnya dan hal itu dapat dilihat dari keluarga Ibu Istina dengan profesi tambahannya sebagai pembatik guna membantu penghasilan yang didapat oleh suaminya.
Setelah kelompok kedua, maka peneliti melanjutkan wawancara kepada kelompok ketiga yaitu kelompok Sungsang untuk melihat kesejahteraan keluarga yang bagaimana yang sudah dirasakan dengan peran ganda yang dijalankan oleh ibu rumah tangga. Perwakilan dari kelompok Sungsang adalah Ibu Rosiani, Beliau berkata : “Suami saya bekerja sebagai kuli mbak, digajinya juga tidak menentu tergantung pekerjaan yang dikerjakan suami saya. Penghasilan tambahan saya dari membatik cukup membantu suami saya mbak walaupun gajinya tidak terlalu besar tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan utama seperti makan sehari-hari dan saya bisa nyicil alat transportasi sepeda motor. Jadi saya dan suami saya harus pandaipandai mengatur uang yang masuk dengan pengeluaran. Kebutuhan makan sehar-hari yang semakin mahal tetapi saya usahakan tetap makan makanan yang sehat dan bergizi. Kebutuhan lainnya seperti rumah, saya sudah punya rumah sendiri mbak, kalau disini anak nikah
90
pasti di bangunin rumah sama orang tua nya untuk tempat tinggal. Kendaraan dirumah saya ada sepeda motor dan sepeda. Buat rekreasi ya paling jalan-jalan kejogja. Pendidikan terakhir saya SMA mbak tapi ini kemauan saya untuk mau membantu suami saya dengan ikut bekerja sebagai pembatik di industry rumahan seperti ini.”18 Berdasarkan pemaparan hasil wawancara dengan Ibu Rosiani dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang beliau lakukan yaitu sebagai pembatik di sebuah kelompok Home Industry bisa membantu pendapatan yang didapat oleh suami sehingga segala kebutuhan yang terus meningkat bisa terpenuhi. Terutama kebutuhan makan yang paling utama dan selalu berusaha makan yang sehat dan bergizi. Selain kebutuhan makan dengan penghasilan yang didapat oleh Ibu Rosiani dan suaminya bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tambahan yang lainnya seperti alat transportasi ataupun sekedar rekreasi berkumpul dengan anggota keluarga. Menurut Kuswardinah
mengatakan, bahwa untuk
menciptakan
suatu
keluarga yang baik perlu didukung hal sebagai berikut:19 a. Kesehatan jasmani harus diperhatikan, mulai dari kesehatan suami, istri, dan kesehatan anak sejak dalam kandungan, usia balita, hingga dewasa, gizi keluarga, hidup bersih serta teratur. b. Kesehatan rohani harus diperhatikan, mulai dari sikap perilaku orang tua sejak anak masih dalam kandungan, mengajarkan pendidikan moral, sosial, dan agama dalam keluarga, serta menjadi tauladan bagi anak-anaknya. 18 19
Wawancara Pribadi dengan Rosiani, Yogyakarta 05 Oktober 2015
Asih Kuswardinah, Ilmu Kesejahteraan Keluarga, (Jakarta: Universitas Negeri Semarang Press, 2007), h. 134.
91
c. Ekonomi keluarga yang dapat menunjang kehidupan rumah tangga, yaitu adanya
keseimbangan
antara
pengahasilan
dan
pengeluaran,
menentukan skala prioritas, menambah pendapatan keluarga dengan kesempatan wanita sebagai ibu rumah tangga yang bekerja atau berwiraswasta. Setiap keluarga mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga menjadi keluarga sejahtera. Kehidupan yang sehat sejahtera harus dapat dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari: 1. Kebutuhan Material, contohya seperti kebutuhan akan makanan dan minuman yang harus dipenuhi setiap harinya, kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan. 2. Kebutuhan Spiritual yang terbagi dalam kebutuhan untuk jasimani dan rohani. Kebutuhan jasmani atau fisiknya termasuk didalamnya adalah kesehatan. Selanjutnya untuk kebutuhan rohani termasuk didalamnya kebutuhan akan pengetahuan agama dan nilai atau norma adat yang berlaku. 3. Kebutuhan Sosial termasuk didalamnya adalah kebutuhan dalam proses interaksi sosial diantara sesama manusia karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang membutuhkan pertolongan dari orang lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 narasumber diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan Kuswadinah dan peneliti mendapatkan data bahwa ibu rumah tangga yang berperan ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja sudah mulai merasakan keluarga yang sejahtera. Apapun pendidikan terakhirnya
92
budaya membatik tetap mereka kembangkan dan ketika para wanita disana sudah memiliki rumah tangga, kemauan untuk membatik harus ada apalagi hal itu dilakukan demi membantu pendapatan yang didapat oleh suami. Sehingga ibu-ibu rumah tangga yang bekerja dengan hasil upah dari bekerja membatik di suatu kelompok Home Industry dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti Kebutuhan Material seperti makanan yang dimakan setiap harinya. Dari keadaan yang serba terbatas sampai pada keadaan yang sejahtera dan mampu memenuhi segala kebutuhan seperti kebutuhan pendidikan, rekreasi, alat transportasi dan kebutuhan akan jasa lainnya. Selanjutnya Kebutuhan Spiritual seperti kebutuhan jasmani dan rohani demi menunjang mental dan fisik para ibu rumah tangga yang bekerja karena ibu rumah tangga yang sekaligus juga sebagai pekerja membutuhkan keadaan fisik yang selalu dalam kondisi yang prima. Jika kondisi fisiknya lemah maka kebutuhan jasmani ini akan berkaitan dengan tercapainya pemenuhan kesehatan. Selanjutnya kebutuhan akan rohaninya berarti ketercapaian pengetahuan agama dan nilai atau norma adat yang mampu untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehar-hari. Kebutuhan berikutnya yang harus terpenuhi adalah Kebutuhan Sosial, dimana kebutuhan ini diindikasikan dengan ketercapaiannya proses interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok batik tersebut dan dapat terlihat bahwa ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Home Industry batik mampu bersosialisasi dengan siapapun termasuk pengunjung yang datang ke desa mereka. Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dinamis keluarga dimana terpenuhi
semua kebutuhan fisik materiil, mental spiritual, dan sosial yang
memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta
93
memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian peran ibu rumah tangga bekerja dalam Home Industry batik di Dusun Karangkulon ini mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya masing-masing.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil temuan penelitian melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi mengenai “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karangkulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta” dapat disimpulkan bahwa peran ibu rumah tangga yang awalnya hanya melakukan pekerjaan rumah tangga, saat ini telah ditambah dengan suatu pekerjaan lain diluar tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Bekerjanya seorang Ibu Rumah Tangga dipengaruhi beberapa faktor antara lain tuntutan kebutuhan hidup yang semakin tinggi dan rasa keinginan untuk mendapatkan tambahan demi membantu penghasilan suami. Sehingga peran Ibu Rumah Tangga juga mampu umeningkatkan kesejahteraan keluarga, seperti Ibu Rumah Tangga yang berada di Dusun KarangKulon, Imogiri Bantul. Aktivitas mereka bertugas sebagai ibu rumah tangga dan setelah melakukan pekerjaan rumah, dilanjutkan dengan pekerjaan lain yakni membatik. Kegiatan membatik tersebut tergabung didalam kelompok batik. Hingga akhirnya berkembang menjadi sebuah Home Industry yang mampu membeikan imbalan atau gaji kepada para ibu rumah tangga yang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dimulai dari kebutuhan materil, spiritual dan sosial. Dengan
94
95
demikian peran ibu rumah tangga telah mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui Home Industry Batik. B. SARAN 1. Ibu-ibu yang bergabung dalam Home Industri Batik di Dusun Karangkulon sudah dapat dikatakan baik, karena para ibu-ibu telah mampu memanfaatkan kearifan lokal yang merupakan warisan budaya, dimana pada saat ini sudah diaku ioleh UNESCO. Diharapkan Home Industri Batik yang telah ada mampu dipertahankan dan semakin berkembang sehingga membuka banyak peluang pekerjaan. 2. Menumbuhkan rasa percaya diri kepada ibu-ibu dalam mengikuti pelatihan – pelatihan yang diadakan oleh pemerintah ataupun LSM sehingga akan menambahkan ilmu pengetahuan yang lebih baik sehingga terjalin kerjasama disemua pihak masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdullah. Sangkan Peran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997. Aditya, Candra. Mengenal Usaha Sektor Kecil Menengah. Bandung: Alumni, 2005. Barbara, Kozier, Peran dan Mobilitas Kondisi Masyarakat. Jakarta: Gunung Agung. 1995. BKKBN. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Jakarta: BKKBN.1995. Cohen, Bruce, j. Sosiologi; Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.1992. E.St Harahap, dkk, Kamus besar bahasa Indonesia. Bandung: Balai Pustaka. 2007. Fatmasuri, Latang. Peran Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga, Kasus Lima Ibu Rumah Tangga di Perumnas Tibojong Watampone. Skripsi PGSD Kabupaten Bone, Fakultas Ilmu Pendidikan UNM. Faqih, Mansur. Analisis Gender dan Transformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1996. Ghony, M. Djunaedi dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2012. Heriyana, Nurainun, dan Rasyimah,” Analisis Industri Batik di Indonesia.” Fokus Ekonomi (FE), Desember 2008, Vol.7, No. 3 2008. Khairuddin. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Liberty. 2002. Kuncoro, Mudrajat. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga. 2004. Kuswardinah, Asih. Ilmu Kesehatan Keluarga. Jakarta: Universitas Negeri Semarang Press. 2007. Mongoid. Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN. 1996.
96
97
Mongid. Materi Dasar Pelaksanaan Operasional Gerakan Pembangunan Keluarga Berencana Sejahtera. Jakarta : Gunung Agung, 1994. M. Freidman. Keperawanan Keluarga Teori dan Praktek. Jakarta: EGC. 1998. Rahyono, F.X. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2009. Sajogyo, P. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta: Rajawali, 1985. Sartini. Menggali Karifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat. Jilid 37. 2004. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali. 1990. Sugiyono. Memahami penelitian kualitatif . Bandung: ALFABETA. 2010. Suhardono, Edy. Teori Peran Konsep, Derivasi, dan Implementasinya. Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama 1994. Suhendi, Hendi. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: Pustaka Setia. 2001. Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2003. Tahid, Suwarno. Konsep Teknologi dalam Pengembangan Produk Industri: Pendekatan Kolaboratif pada Konsep Teknologi dan Desain Produk Industri. Jakarta: Prenada Media, 2007. Taneko, soleman B. Konsepsi System Sosial Dan System Sosial Indonesia. Jakarta: Fajar agung. 1986. Taylor, E.B, Primitive Culture: Researches into the Development of Mythology, Philosophy, Religion, Art, and Custom. New York: Gordon Press, 1871. Tumanggor,
Rusmin, dkk, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (edisi revisi). Jakarta:
Kencana, 2010.
98
Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974. Tentang KetentuanKetentuan Pokok Kesejahteraan Sosial pasal 2 ayat 1. Undang-undang U No.9 Tahun 1995. Tentang Usaha Kecil. Undang-Undang No. 11 Tahun 2009. Tentang Kesejateraan Sosial. Wahyu, Asri. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Semarang, 2013. Wuryanto, Teguh Adi. Analisis Industri Batik Tulis di Kelurahan Kalinyamat Wetan dan Kelurahan Bandung Kota Tegal. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang 2011. Internet : Data Publik. 2011. http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t18017.pdf
Diakses pada
tanggal 06 Agustus 2015 Dhamayanti, Hapsari. Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Intensitas Komunikasi Dalam Keluarga Di SMA Surabaya Selatan. http://id.scribd.com/doc/31064795/pengaruh-ibu-bekerja-terhadap-intensitaskomunikasi-dalam-keluarga#scribd Diakses Pada Tanggal 14 Oktober 2015 Ebta, Setiawan, Ibu, http://kbbi.web.id/ibu Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015 Kampung Batik Di Griloyo, Imogiri Yogyakarta. 2013. Diakses pada tanggal 12 Agustus
2015
http://www.kompasiana.com/kinantisekardjagad/kampoeng-
batik-di-giriloyo-imogiri-jogyakarta_552fe8106ea834e9638b4585 Penentuan kebijakan berkaitan dengan kesejahteraan rumahtangga yang dikepalai oleh wanita di DIY. 2014. http://etd.repository.ugm.ac.id Diakses
pada
tanggal 10 Agustus 2015 Profil dusun giriloyo, desa Wukirsari, kec Imogiri Kab.Bantul. Diakses pada Kamis, 18 Desember 2014. http://lingkar06.tripod.com/giriloyo.html
99
Sofian, Kearifan Lokal Perlu dilestarikan, 2015, Diakses pada tanggal 06 Februari 2016 Pukul 17.45 wib http://www.isukepri.com/2015/04/kearifan-lokal-perludilestarikan/ Suhartini. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 2009, http://staff.uny.ac.id Diakses pada tanggal 14 Oktober 2015 Wahyu, Hudi. Pengertian Indigenous People. 2012. Diakses pada tanggal 05 Februari 2016
http://hudi-wahyu-p.blog-ugm.ac.id/2012/05/28/pengertian-indigenous-
people/.html (Par. 379) (UN Doc. E/CN.4/Sub.2/1986/7 and Add. 1-4 ) Zaid, Romly, Histori Batik Griloyo, 2015, Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015 dari http://batikgiriloyo.com/histori/ Jurnal : Anthony, Michael, Indigenous Knowledges: Resurgence, Implementation, And Collaboration In Social Work, Journal of Indigenous Social Development, University of Manitoba, 2014 vol. 3 issue 2. Bayu Azwary, Peran Paramedis Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Pembantu Kampung Kasai Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau. 2013. http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/03/Bayu%20Jurnal%20%2803-05-13-09-39-04%29.pdf. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015 E burnette, Catherine. Reaching Harmony Across Indigenous and Mainstream Research Contexts: An Emergent Narrative, Jurnal indigenous social development: Tulane University, 2015. Volume 4 Issue 1. Tinjauan Mengenai Desa Wisata Sentra Kerajinan Batik Tulis Giriloyo. http://ejournal.uajy.ac.id/7092/4/3TA13569.pdf Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 2 Pedoman Observasi 1. Untuk melihat bagaimana peran ibu rumah tangga dalam keluarga 2. Untuk melihat bagaimana peran ibu rumah tangga dalam Home Industry batik 3. Untuk melihat Home Industry batik yang berada di Dusun Karangkulon 4. Untuk melihat desa Wisata Batik Giriloyo yang berada di Dusun Karangkulon, Imogiri Bantul
Lampiran 3 Pedoman Wawancara “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta” Wawancara ini bertujuan untuk mencari data tentang peran ibu rumah tangga dalam meningkatkatkan kesejahteraan keluarga melalui Home industri batik, terutama tentang pemenuhan kebutuhan dalam keluarga yang sejahtera. Wawancara ini bersifat tentative, karena dalam pelaksanaannya pertanyaan dalam wawancara bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan.
Identitas Informan
Nama Kelompok
:
Nama
:
Tempat, tanggal lahir
:
Umur
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Berapa lama membatik
:
Agama
:
Pendidikan terakhir
:
Warga Asli/tidak
:
Status
:
Jumlah Anak
:
Pesan untuk kelompok
:
Peran Ibu Dalam Keluarga 1. Apa saja kegiatan ibu selain menjadi ibu rumah tangga? 2. Apakah ibu nyaman dengan peran yang ibu jalankan ? 3. Bagaimana ibu membagi waktu dengan kedua peran yang ibu jalankan ? 4. Sebagai ibu rumah tangga, apa saja kegiatan ibu di rumah? 5. Apakah ibu selalu mempersiapkan semua keperluan untuk keluarga ibu ? 6. Bagaimana keluarga ibu mendukung peran yang ibu jalankan ? 7. Adakah kesulitan/kendala yang hadapin dalam menjalankan dua peran ?
Peran Ibu dalam Membatik 1. Bagaimana ibu bisa mengikuti kegiatan membatik ? 2. Berapa jam dalam sehari ibu membatik ? 3. Apakah setiap anggota mempunyai tugas dalam kelompok membatik ? 4. Bagaimana sistem gaji dalam kelompok membatik ? 5. Faktor penghambat apa dalam kegiatan ibu membatik ? 6. Adakah faktor pendukung dalam kegiatan ibu membatik ? 7. Apakah hasil sudah sesuai dengan kebutuhan yang ibu butuhkan ? 8. Bagaimana menurut ibu kelompok membatik ini ? 9. Kendala seperti apa yang sering dihadapi dalam kelompok batik ini ?
Kondisi Sosial Ekonomi 1. Apakah suami ibu berkerja ? jika iya, apa pekerjaan suami ibu ? 2. Berapa pendapatan rata-rata pendapatan suami ibu perhari atau perbulan ? 3. Sebagai perajin batik, berapa rata-rata pengahasilan ibu perhari ? 4. Apakah keuntungan dari membatik menambah penghasilan keluarga ibu ? 5. Apakah pendapatan ibu dan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? 6. Apakah pendapatan yang ibu peroleh bisa disisihkan untuk menabung? 7. Berapa pengeluaran rata-rata kebutuhan makan keluarga dalam setiap harinya?
8. Jika ada anggota keluarga ibu yang sakit, bagaimana cara ibu melakukan pengobatan? 9. Bagaimana status rumah tempat tinggal ibu? Warisan dari orang tua, milik sendiri, atau rumah kontrakan? 10. Menurut ibu, bagaimana kondisi rumah tempat tinggal? 11. Apakah ibu memiliki sarana transportasi pribadi bagi keluarga? Jika iya, apa jenisnya dan berapa jumlahnya? 12. Pernahkah ibu melakukan kegiatan rekreasi bersama keluarga?
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan
1. Berapa jumlah anak ibu ? 2. Sebagai ibu, apa yang sehari-hari ibu lakukan untuk anak ibu ? 3. Bentuk pendidikan apa yang ibu terapkan dalam keluarga? 4. Apakah suami ibu turut membantu ibu dalam mengajarkan pendidikan keluarga bagi anak? 5. Apakah pendidikan itu penting bagi ibu dan keluarga ibu (anak)? Jika iya, apa alasannya?
Faktor Yang Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga 1. Apa pendidikan terakhir yang ibu tamatkan ? 2. Apa pendidikan terakhir suami ibu ? 3. Menurut pendapat ibu, bagaimanakah keluarga yang sejahtera itu? 4. Menurut ibu, apakah keluarga ibu sudah sejahtera ? 5. Apakah kondisi ekonomi mempengaruhi kesejahteraan keluarga ibu ? 6. Apa kendala yang ibu hadapi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga?
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal 1. Sejak kapan ibu mengenal/mengetahui batik ? 2. Hal apa yang membuat ibu menyukai batik ? 3. Bagaimana menurut ibu tentang batik pada saat ini ? 4. Bagaimana ibu mengenalkan batik kepada sanak saudara /anak/ masyarakat luas ?
5. Bagaimana ibu bisa mempertahankan batik giriloyo ? 6. Adakah motif khusus dalam batik giriloyo ? 7. Bagaimana ibu berinovasi dalam motif batik ? 8. Disaat barang baku sulit bagaimana ibu mempertahankannya ? 9. Dukungan apa yang diberikan dari pemerintah dalam melestarikan kearifan lokal batik ?
HASIL OBSERVASI
Lampiran 4
Profil Kelompok
Nama Kelompok
: Batik Berkah Lestari
Nama Ketua I
: Mukhoyaroh
Ketua II
Erni Purnawati
Tanggal berdirinya
: 05 Febuari 2007
Alamat
: Karangkulon Rt. 02 Giriloyo, Wukisari, Imogiri Bantul, Yogykarta 55782
No. Telepon
: 0819.1552.2076
Email
:
[email protected]
Facebook
: berkah lestari
Anggota
: 10 Anggota Pokok 40 Orang Anggota Partisipan
Sejarah Singkat Kelompok
: Pada awalnya ibu-ibu hanyalah buruh batik mentah bagi juragan-juragan dijogja dengan mendaptkan upah minim. Gempa bumi pada tangga 26 Mei 2006 tidak mutlak berdampak negative bagi kami, tetapi ada sisi
positifnya yaitu bangkitnya semangat ibu-ibu pembatik di desa kami, dulu kami difasilitasi oleh LSM dari dompet duafa yang berwujud modal usaha berupa : 1. Bahan mentah batik (kain mori, malam, dan bahan warna) 2. Bangunan permanen untuk tempat produksi dan showroom 3. Pelatihan pewarnaan alam dan sintesis Pengahargaan
:
1. Rekor MURI tentang batik selendang terpanjang 1200 m. 2. Rekor MURI tentang batik tas belanja dengan panjang 6 m dan lebar 5 m. Kegiatan Kelompok
:
1. Pertemuan Arisan pembatik setiap tanggal 10 2. Pertemuan untuk membahas kelompok batik setiap sebulan sekali
Struktur Organisasi Batik Berkah Lestari Penasehat Daldiri Ketua I
Ketua II
Mukhoyaroh
Erni Purnawati
Sekretaris I
Sekretaris II
Siti Ngaisah
Rusiaini
Bendahara I
Bendahara II
Nani Nurhayati
Suyanti Anggota Kelompok Batik Berkah Lestari
Profil Kelompok
Nama Kelompok
: Sri Kuncoro
Nama Ketua I
: Ibu Imaroh
Tanggal berdirinya
: 05 April 2008
Alamat
: Giriloyo, Karangkulon (Barat Balai Dusun), Wukisari, Imogiri,
Bantul, Yogyakarta 55782
No telepon
: 0878.3825.1004
Facebook
: Batik Sri Kuncoro
Anggota
: 20 Orang Anggota
Sejarah Singkat Kelompok
:
Batik tulis “Sri Kuncoro” berdiri sejak 5 April 2008. Dengan modal awal 10 lembar kain dan dibantu dengan 2 orang karyawan, kini home industry ini dibantu 20 karyawan yang merupakan ibu-ibu di sekitar dusun Giriloyo. “Cara pemasaran batik kami adalah dengan door to door, pameran
yang merupakan fasilitas dari LSM, TV, dan sosmed.”ujar Ibu Imaroh (47) yang merupakan pemilik dari industri Batik “Sri Kuncoro”. Dia juga menambahkan keistimewaan batik “Sri Kuncoro” adalah motif batik tulis yang merupakan gaya klasik Jogja. Keahlian membatik motif ini diajarkan oleh lima generasi secara turun-temurun, dan Ibu Imaroh merupakan generasi ke tiga. Saat awal didirikannya industri ini, ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya adalah mencari pelanggan. Setiap harinya hanya menunggu tamu, tetapi semenjak dipasarkan dan dibantu oleh pemerintah yang membuat work shop, lama kelamaan industri batik ini berkembang dengan pesat dan bagi Ibu yang mempunyai tiga anak ini, untuk mempertahankan konsumen, dia harus menjaga kualitas batik dan meningkatkan mutu batik yang dihasilkan. Penghargaan
:
1. Pengahargaan Rekor MURI tentang batik selendang terpanjang 1200 m. 2. Rekor MURI tentang batik tas belanja dengan panjang 6 m dan lebar 5 m Kegiatan Kelompok
:
1. Membatik bersama di Showroom Sri Kuncoro 2. Pertemuan arisan pembatik 3. Melakukan Interaksi kepada tamu membagi informasi tentang batik
Profil Kelompok
Nama Kelompok
: Sung Sang Batik
Nama Ketua I
: Ibu Giarti
Tanggal berdirinya
: 06 Januari 2007
Alamat
: Karangkulon (Depan Balai Dusun) Wukisari, Imogiri,
Bantul, Yogyakarta 55782 Email
:
[email protected]
Telepon
: (0274) 6848233
Jumlah Anggota
: 25 Orang
Sejarah Singkat Kelompok
:
Batik Giriloyo (Sungsang) ini didirikan oleh Bapak Sunaji dan para warga Desa Giriloyo pada tanggal 26 Januari 2007. Sebelum didirikan Batik Giriloyo ini, Bapak Sunaji dan para warga lainnya telah memiliki keahlian sebagai pembatik. Istri Bapak Sunaji bernama Ibu Giyarti Takarina, sejak kelas 3 SD telah belajar membatik dari kedua orang tuanya. Apalagi kedua
orang tua dari istri Bapak Sunaji bekerja sebagai pengepul batik, dimana para tetangga mengambil kain mori sebagai bahan dasar untuk membatik lalu mengerjakan proses membatik di rumah. Setelah selesai membatik lalu kain tersebut diserahkan kembali kepada pengepul. Kain tersebut dijual oleh pengepul ke Yogyakarta. Jadi usaha membatik ini diwariskan turun-temurun dari orang tua istri Bapak Sunaji. Sampai sekarang orang tua dari istri Bapak Sunaji masih bekerja sebagai pengepul batik. Setelah terjadi gempa ini, banyak bantuan dari LSM yang memberikan bantuan
ke
Desa
Giriloyo.
Untuk
memperoleh
bantuan
tersebut,
persyaratannya adalah dibentuknya suatu kelompok batik yang terkoordinasi dengan baik untuk dapat berkembang. Maka didirikanlah kelompok batik yang kemudian bergabung menjadi sebuah paguyuban yang menaungi beberapa kelompok pembatik yang diberi nama Batik Giriloyo. Kelompok Batik Giriloyo dalam hal ini kelompok Sungsang, sangat aktif dalam hal pengembangan warna alam. Selain menggunakan bahan-bahan pewarna alam yang sudah sering digunakan, antara lain: kulit kayu mahoni, putri malu, gambir, indigo, jolawe, akar pace, jambu biji, tegeran dan daun jati, mereka juga mengembangkan pewarnaan alam dari bahan-bahan baru, seperti: kulit bawang merah dan daun mangga. Ternyata hasil yang diperoleh sangat bagus dibandingkan dengan warna kimia. Sebelumnya kelompok ini mencari bahan pewarna alam disekitar rumahnya namun karena pertimbangan waktu dan biaya maka bahan-bahan tersebut dibeli dari para pengepul pencari
warna alam, seperti: kulit kayu mahoni. Warna alami ini sendiri memiliki keunikan, meskipun proses dan jenis bahannya sama, tetapi hasilnya belum tentu sama karena faktor tanah juga ikut mempengaruhi warna tersebut. Pengahargaan
:
1. Inovasi bisnis di Jakarta 2. Inovasi bisnis IOM 3. Balai batik pewarnaan alami Kegiatan Kelompok
:
1. Mengikuti paguyuban besar batik giriloyo 2. Mengikuti arisan dalam paguyuban batik giriloyo
HASIL WAWANCARA
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama Kelompok
: Berkah Lestari
Nama
: Ibu Istiqomah
Tempat, tanggal lahir
: Bantul, 09 Mei 1969
Alamat
: Karangkulon Rt. 02 Giriloyo, Wukisari, Imogiri
No
PERTANYAAN
1
JAWABAN
Peran Ibu Dalam Keluarga Apa saja kegiatan ibu selain
Saya menjadi Ibu Rumah Tangga dan
menjadi ibu rumah tangga?
selesai pekerjaan rumah saya pergi membatik. Kalau tidak membatik saya ikut suami saya ke sawah.
Apakah ibu nyaman dengan peran
Berusaha nyaman ya, nyaman tidak
yang ibu jalankan ?
nyaman dijalankan saja sudah menjadi kewajiban menjadi ibu rumah tangga yang membantu menutupi kebutuhan rumah tangga.
Bagaimana ibu membagi waktu
Sudah menjadi kebiasaan saya, jadi
dengan kedua peran yang ibu
masalah waktu tidak terlalu sulit.
jalankan ?
Karena pekerjaan batik tidak terikat atau ada target. Sudah selesai pekerjaan rumah baru saya pergi membatik. Setiap hari seperti itu.
Sebagai seorang istri, apa saja yang
Ya siapin makan, membereskan rumah.
ibu lakukan sehari-hari untuk
Selesai semua baru membatik kalau ada
keluarga?
yang nikahan ya dibantu atau tidak kalau pengajian ditinggal dulu perkerjaan rumahnya.
Bagaimana keluarga ibu
Dukungan yang diberikan kalau saya
mendukung peran yang ibu jalankan sibuk membatik, keluarga saya ?
membantu pekerjaan rumah.
Adakah kesulitan atau kendala yang
Ya namanya juga udah kewajiban jadi
dihadapin dalam menjalankan dua
saya berusaha sebaik mungkin
peran ?
menjalankan peran ganda itu.
2
Peran Ibu Dalam Home Industri Bagaimana ibu bisa mengikuti
Jadi awal mulanya suami saya orang
kegiatan membatik ?
sini, beliau menjadi abdi dalam penjaga makam raja. Jadi pas saya pindah kesini liat lingkungan pada membatik ya pengen belajar membatik. Sepertinya ada kebanggan tersendiri kalau membatik jadi bisa punya kegiatan. Dan keluarga saya disini membatik semua jadi belajar dari keluarga sama orang-orang sini.
Berapa jam dalam sehari ibu
Ya tidak bisa dipastiin sesuai waktu
membatik ?
sudah longgar.
Apakah setiap anggota mempunyai
Kalau saya disini yang mewarna batik.
tugas dalam kelompok membatik ?
Jadi kalau ada pesanan membatik warna baru saya pergi ke showroom ini.
Karena pengerjaan warna hanya bisa dilakukan di showroom. Bagaimana sistem gaji dalam
Sistem pembayaran di kelompok berkah
kelompok membatik ?
lestari ini adalah borongan. Contohnya seperti sekarang saya dan ibu Sriyati ini spesialis pewarnaan batik jadi hasil yang kita dapatkan hari ini dibagi dua.
Faktor penghambat apa dalam
Tidak ada, berharapnya pesanan selalu
kegiatan ibu membatik ?
banyak jadi saya dan keluarga dikasihkan rezeki. Tapi sekali pesenan banyak kelompok ini kwalahan paling dioper ke kelompok lain batiknya.
Adakah faktor pendukung dalam
Faktor pendukungnya tradisi dari
kegiatan ibu membatik ?
leluhur. Karena dari dulu sampai sekarang semua bisa membatik dan menambah penghasilan keluarga dari nenek moyang dari warisan dahulu.
Apakah hasil sudah sesuai dengan
Masih ada aja yang kurang namanya
kebutuhan yang ibu butuhkan ?
hidup. Tapi bagaimana saya dan keluarga bisa mensyukuri yang telah ada aja. Setidaknya jauh seperti hidup dikota yang banyak kebutuhan kalau didesa masih bisa ditutupin.
Bagaimana sistem dalam keikut
Saya adalah perwakilan dari Rt, yang
sertaan dalam kelompok membatik
awalnya dahulu setiap satu Rt ada 5
?
orang yang bergabung dikelompok berkah lestari.
Bagaimana menurut ibu kelompok
Disini baik, karena penggurusnya
membatik ini ?
adalah wanita semua, ada
pembukuannya, pertemuannya, arisan dan kegiatan yang lainnya. Kendala seperti apa yang sering
Paling di showroom ini jarang ada yang
dihadapi dalam kelompok batik ini
membatik disini seringan pada dirumah
?
paling 3-5 orang yang disini. Kalau sedang ada tamu saja anggota suruh membatik di gazebo ini.
3
Kondisi Sosial Ekonomi Pembatik Apakah suami anda berkerja ? jika
Ya ba bapak nya kerja ya
iya, apa pekerjaan suami anda ?
tapi kerja nya petani ba kalau malam ada jatah jaga makam ba abdi dalem ba suami saya ada jadwal piketnya ba.
Berapa pendapatan rata-rata
Suami saya adalah abdi dalam tugasnya
pendapatan suami ibu perhari atau
menjaga makam raja-raja. Dahulu
perbulan ?
suami saya hanya berpenghasilan 10.000 per/bulan. Tapi sekarang sudah ada dana dari pemerintahan kota per/bulan menjadi 350.000 ,- dan ditambah 10.000,- yang dana dahulu .
Sebagai perajin batik, berapa rata-
Batik sesuai borongan. Tidak bisa
rata pengahasilan ibu perhari ?
dipastiin berapa hasilnya. Kalau pesanan banyak ya banyak kalau tidak y paling sedikit.
Apakah keuntungan dari membatik
Ya membantu menambahkan ada
menambah penghasilan keluarga
pemasukan buat dapur buat sekolah
ibu ?
anak juga.
Apakah pendapatan ibu dan suami
Yaa di cukup-cukupin ya ba nama nya
cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup di desa ya ba. Insya Allah cukup
sehari-hari?
ko ba di bagi-bagi.
Apakah antara pendapatan rata-rata
Belum tentu kadang bulan ini cukup
ibu perhari seimbang dengan
kadang bulan selanjutnya tidak cukup.
pengeluaran ibu dalam sehari ?
Ya kalau kondangan lagi banyakkan pengeluaran jadi banyak belum lagi kebutuhan mendadak lainnya.
Apakah pendapatan yang ibu
Saya menabung di arisan ada simpanan
peroleh bisa disisihkan untuk
wajib tiap bulannya sebesar 10.000,-
menabung?
/bulan.
Jika iya, berapa rata-rata ibu
Ya tadi ba nabung di arisan kelompok
menabung perbulan? Bagaimana
membatik sebulan 10 ribu itu simpenan
cara ibu menabung?
wajib.
Berapa frekuensi pola makan setiap
Pokoknya saya berusaha memenuhi
harinya?
kebutuhan makanan tiap hari, saya memasak tiap hari.
Berapa pengeluaran rata-rata
Tidak bisa ditentuin sesuai ada uangnya
kebutuhan makan keluarga dalam
berapa saya belanjain untuk masak.
setiap harinya? Jika ada anggota keluarga ibu yang
Ya pake obat gosok dulu kalau tidak
sakit, bagaimana cara ibu
warung kalau udah tidak sembuh
melakukan pengobatan?
kepuskesmas disini 24 jam.
Apakah anda menyediakan biaya
Tidak ada biaya khusus tapi kalau ada
khusus untuk kesehatan keluarga
yang sakit pasti didahulukan terlebih
ibu? Jika iya, berapa biaya rata-rata
dahulu untuk pengobatanya, kalau tidak
untuk kesehatan perbulan?
ada cari pinjeman terlebih dahulu.
Bagaimana status rumah tempat
Rumah yang saya sekarang tempatin
tinggal ibu? Warisan dari orang tua,
sudah rumah sendiri.
milik sendiri, atau rumah kontrakan? Menurut ibu, bagaimana kondisi
Sudah nyaman, karena sudah rumah
rumah tempat tinggal?
sendiri buat istirahat, berkumpul bersama keluarga, dan tempat berteduh.
Apakah ibu memiliki sarana
Punya walaupun belum sesuai dengan
transportasi pribadi bagi keluarga?
harapan tetapi bisa digunakan. Saya
Jika iya, apa jenisnya dan berapa
punya sepeda motor dan sepeda.
jumlahnya? Pernahkah ibu melakukan kegiatan
Pernah, saya melakukannya paling
rekreasi bersama keluarga?
setahun sekali saja.
4
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Berapa jumlah anak ibu ?
Anak saya ada dua
Sebagai ibu, apa yang sehari-hari
Menjadi orangtua yang baik dengan
ibu lakukan untuk anak ibu ?
saya memeprsiapkan kebutuhan yang dia butuhkan.
Bentuk pendidikan apa yang ibu
Saya menerapkan pendidikan agama.
terapkan dalam keluarga? Apakah suami ibu turut membantu
Bapak suka membantu mengajarkan
ibu dalam mengajarkan pendidikan
pendidikan keluarga.
keluarga bagi anak? Apakah anak ibu bersekolah? Jika
Anak saya dua-duanya sekolah. Wajib
iya, berapa jumlah anak ibu yang
buat saya pendidikan itu biar anak saya
bersekolah dan kelas berapa anak
lebih sukses besarnya. Biar bisa bantu
ibu ?
orang banyak.
Apakah pendidikan itu penting bagi
Ya penting buat bekelkan, buat masa
ibu dan keluarga ibu (anak)? Jika
depan dia biar lebih sukses dari orang
iya, apa alasannya?
tuanya.
5
Faktor Yang Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Apa pendidikan terakhir yang ibu
Saya tamatan SMP
tamatkan ? Apa pendidikan terakhir suami ibu
Bapaknya juga SMP
? Menurut pendapat ibu,
Tercukupi kebutuhannya, bisa masak,
bagaimanakah keluarga yang
bisa sekolahin anak, bisa sehat, dan
sejahtera itu?
lain-lain tuntutan hidupnya.
Menurut anda, apakah keluarga
Belum kalau sekarang, mungkin lagi
anda sudah sejahtera ?
menuju sejahtera.
Apakah kondisi ekonomi
Mempengaruhi semua butuh perdanaan
mempengaruhi kesejahteraan
ya butuh uang buat memenuhi
keluarga ibu ?
kebutuhan sekolah, kesehatan, kehidupan dan lai-lain.
Apa kendala yang anda hadapi
Paling harga-harga kalau udan naik.
dalam meningkatkan kesejahteraan
Tapi untungnya saya tinggal di desa jadi
keluarga?
tidak begitu banyak ini itu yang penting hidup sehat dan bahagia.
6
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Hal apa yang membuat ibu
Lingkungan yang membuat saya suka
menyukai batik ?
dengan batik. Karena batik banyak perempuan disini yang membantu kebutuhan keluarganya.
Bagaimana menurut ibu tentang
Batik saat ini lebih dipandang dan
batik pada saat ini ?
dihargai. Saya sangat bangga menjadi pembatik karena apa yang saya kerjakan hasilnya itu digunakan oleh banyak orang.
Bagaimana ibu mengenalkan batik
Dengan saya membatik terus, semakin
kepada sanak saudara /anak/
banyak yang melihat nilai-nilai yang
masyarakat luas ?
terdapat dalam batik.
Bagaimana ibu bisa
Dengan saya membatik terus, semakin
mempertahankan batik giriloyo ?
banyak yang melihat nilai-nilai yang terdapat dalam batik.
Adakah motif khusus dalam batik
Ya batik khususnya yang sering dibuat
giriloyo ? Seperti apa ibu
ba
mempertahankan motif yang ada di giriloyo ? Dukungan apa yang diberikan dari pemerintah dalam melestarikan kearifan lokal batik ?
Sering diadakan pelatihan-pelatihan.
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama Kelompok
: Berkah Lestari
Nama
: Ibu Nani
Tempat, tanggal lahir
: Bantul, 28 Juni 1987
Alamat
: Rt. 02 Karangkulon, Imogiri Bantul
No
PERTANYAAN
1
JAWABAN
Peran Ibu Dalam Keluarga Apa saja kegiatan ibu selain
Selain menjadi ibu rumah tangga saya
menjadi ibu rumah tangga?
membatik itu juga kalau anaknya bisa ditinggal masih pada kecil-kecil ba.
Apakah ibu nyaman dengan peran
Ya dijalanin saja sebisa saya membagi
yang ibu jalankan ?
waktu tapi bagi saya anak tetap prioritas ba.
Bagaimana ibu membagi waktu
Kalau ada waktu luang baru bisa
dengan kedua peran yang ibu
membatik dan ngurusin kelompok.
jalankan ?
Saya adalah salah satu pengurus kelompok ini saya menjadi bendahara 2.
Sebagai seorang istri, apa saja yang
Ya menjalankan tugas-tugas seorang
ibu lakukan sehari-hari untuk
ibu yang diutamakannya ba.
keluarga? Bagaimana keluarga ibu
Dengan didukungnya oleh suami.
mendukung peran yang ibu jalankan
Berbagi tugas pekerjaan rumah
?
menyuci, jemurin, menjaga anak, memasak dan lain-lain pekerjaan rumah. Bersyukur suami mau membantu saya.
Adakah kesulitan atau kendala yang
Ada, kalau anak-anak sedang rewel dan
dihadapin dalam menjalankan dua
tidak bisa ditinggal. Walaupun saya
peran ?
dibantu suami dan orangtua. Tapi ada saatnya saya hanya bisa mengurus keluarga.
2
Peran Ibu dalam Membatik Home Industri Batik Bagaimana ibu bisa mengikuti
Saya lahir disini ko, ibu saya seorang
kegiatan membatik ?
pembatik, nenek saya pembatik lingkunganpun rata-rata pembatik. Secara langsung liat setiap hari pada membatik bisa mempelajari batik bisa belajar cara membatik.
Berapa jam dalam sehari ibu
Tidak ada target ko dalam membatik
membatik ?
kalau anak-anak bisa ditiggal aja membatik ba.
Apakah setiap anggota mempunyai
Ya masing-masing mempunyai tugas
tugas dalam kelompok membatik ?
ada yang bisa warna ya warna ada yang membatik ya batik.
Bagaimana sistem gaji dalam
Disini borongan dan esuai
kelompok membatik ?
pengerjaannya batik tulis halus apa kasar, warna atau biasa dan berapa banyak pesenan tidak bisa diperkirakan ba.
Faktor penghambat apa dalam
Anak-anak masih kecil jadi tidak bisa
kegiatan ibu membatik ?
dipaksakan kalau ada waktu luang ya membatik kalau tidak bisa ya tidak.
Apakah hasil sudah sesuai dengan
Kalau sekarang masih belum. Masih
kebutuhan yang ibu butuhkan ?
banyak pengeluarannya, anak-anak masih kecil-kecil ya masih banyak kebutuhan dan keperluan.
Bagaimana sistem dalam keikut
Saya salah satu pengurus kelompok
sertaan dalam kelompok membatik
batik, ya waktu itukan di awal Berkah
?
Lestari yang pertama kali mendirikan kelompok waktu itu dari 9 Rt perwakilan beberapa orang untuk dijadikan anggota.
Bagaimana menurut ibu kelompok
Baik ko disini, murni kelompok dalam
membatik ini ?
kelompok organisasi sudah berjalan dengan baik ko, sistem pertemuan juga ada setiap tanggal 10 sudah ada pembukuannya juga.
Kendala seperti apa yang sering
Kalau lagi banyak pesenan batik halus
dihadapi dalam kelompok batik ini ? ba, kan lama pengerjaannya, paling dibagi-bagi ke kelompok lain ba.
3
Kondisi Sosial Eknomi Apakah suami anda berkerja ? jika
Kerja, tapi ya begitu serabutan aja
iya, apa pekerjaan suami anda ?
kerjanya kadang bangunan, bertani atau pabrik. Kalau ada kerjaan aja selebihnya membantu saya aja kalau dirumah.
Berapa pendapatan rata-rata
Tidak bisa ditentuin, kan kadang ada
pendapatan suami ibu perhari atau
kerjaan kadang tidak.
perbulan ? Sebagai perajin batik, berapa rata-
Sesuai pesenan saja, dan motif seperti
rata pengahasilan ibu perhari ?
apa.
Apakah keuntungan dari membatik
Sangat membantu, dari batik
menambah penghasilan keluarga ibu mengahasilkan walaupun hasilnya ?
masih kurang tapi ya disyukuri rezeki.
Apakah pendapatan ibu dan suami
Ya belum mencuki yang penting bisa
cukup untuk memenuhi kebutuhan
makan dan gedein anak-anak walaupun
sehari-hari?
masih ada kurang-kurangnya diatur aja.
Apakah antara pendapatan rata-rata
Masih banyak pengeluaran, namanya
ibu perhari seimbang dengan
anak-anak masih kecil.
pengeluaran ibu dalam sehari ? Apakah pendapatan yang ibu
Ya sedikit demi sedikit diusahakan ada
peroleh bisa disisihkan untuk
sisa ditabung ba buat besarin anak-anak
menabung?
ba
Jika iya, berapa rata-rata ibu
Enggak bisa ditentuin berapanya yang
menabung perbulan? Bagaimana
penting diusahakan menabung.
cara ibu menabung? Berapa frekuensi pola makan setiap
Ya seadanya berusaha memenuhi 4
harinya?
sehat 5 sempurna. Walaupun mungkin tidak bisa setiap hari tapi saya berusaha menjadi ibu yang baik dan cerdas.
Berapa pengeluaran rata-rata
Ya tidak bisa dinominalkan yang
kebutuhan makan keluarga dalam
penting makan tiap hari. Berusaha
setiap harinya?
masak makanan yang sehat.
Jika ada anggota keluarga ibu yang
Ditanganin dulu dirumah baru kalau
sakit, bagaimana cara ibu
tidak sembuh ke puskesmas atau ke
melakukan pengobatan?
dokter. Disini dekat semua ko, mau kedokter atau kepuskesmas.
Apakah anda menyediakan biaya
Tidak ada ko, berharap tidak ada yang
khusus untuk kesehatan keluarga
sakit.
ibu? Jika iya, berapa biaya rata-rata untuk kesehatan perbulan? Bagaimana status rumah tempat
Alhamdulillah rumah sendiri.
tinggal ibu? Warisan dari orang tua, milik sendiri, atau rumah kontrakan? Menurut ibu, bagaimana kondisi
Sudah nyaman ko, namanya sudah
rumah tempat tinggal?
rumah sendiri.
Apakah ibu memiliki sarana
Ada sepeda motor, tapi sekarang tidak
transportasi pribadi bagi keluarga?
kemana-kemana punya dua anak jadi
Jika iya, apa jenisnya dan berapa
repot mau kemana-kemana. Paling
jumlahnya?
sekitar desa saja digunakannya, kalau tidak buat kerja suami.
4
Pernahkah ibu melakukan kegiatan
Pernah jalan-jalan bersama keluarga
rekreasi bersama keluarga?
dan anak.
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Berapa jumlah anak ibu ?
Anak saya ada dua orang
Sebagai ibu, apa yang sehari-hari
Saya berusaha jadi ibu yang baik,
ibu lakukan untuk anak ibu ?
mengurusi anak dan berusaha memenuhi kebutuhan mereka.
Bentuk pendidikan apa yang ibu
Saya sangat menerapkan pendidikan
terapkan dalam keluarga?
agama buat anak-anak saya. Karena
agama penting jadi dari kecil saya tanamkan. Apakah suami ibu turut membantu
Suami saya membantu dalam urusan
ibu dalam mengajarkan pendidikan
anak pendidikan, kesehatan dan lain-
keluarga bagi anak?
lain yang berhubungan dengan anak.
Apakah anak ibu bersekolah? Jika
Anak saya masih batita, jadi belum
iya, berapa jumlah anak ibu yang
pada sekolah wajib yang anak pertama
bersekolah dan kelas berapa anak
baru saya ikutin TPA (mengaji).
ibu ? Apakah pendidikan itu penting bagi
Sangat penting kalau sekarang
ibu dan keluarga ibu (anak)? Jika
pendidikan, saya berharap anak-anak
iya, apa alasannya?
lebih sukses dan berhasil dari saya.
5
Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Apa pendidikan terakhir yang ibu
Pendidikan terakhir saya itu SMA.
tamatkan ? Apa pendidikan terakhir suami ibu ? Pendidikan suami saya adalah SMK. Menurut pendapat ibu,
Keluarga sejahtera itu bisa terpenuhi
bagaimanakah keluarga yang
kebutuhannya dan sudah bahagia.
sejahtera itu? Menurut anda, apakah keluarga
Masih belum ya, soalnya kebutuhan
anda sudah sejahtera ?
masih banyak yang belum terpenuhi.
Apakah kondisi ekonomi
Sangat mempengaruhi, karena apa-apa
mempengaruhi kesejahteraan
harus pake uang, apa lagi kalau suami
keluarga ibu ?
sedang tidak berkerja ba. Ya akhirnya harus ada yang bsa nutupin paling sering bongkar celengan ba.
Apa kendala yang anda hadapi
Kebutuhan pokok yang makin lama
dalam meningkatkan kesejahteraan
makin mahal.
keluarga?
6
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Hal apa yang membuat ibu
Karena saya lahir di kota ini dan dari
menyukai batik ?
dulu turung menurun rata-rata pengrajin batik akhirnya saya membatik dan saya juga terlibat sebagai pengurusnya.
Bagaimana menurut ibu tentang
Batik saat ini sudah sangat
batik pada saat ini ?
berkembang, banyak variasinya di motif, warna, dan macam-macamnya. Diharapkan lebih banyak lagi variasinya batik biar dikenal.
Bagaimana ibu mengenalkan batik
Saya suka menggunakan bahan batik ba
kepada sanak saudara /anak/
kalau ada pertemuan, tamu ataupun
masyarakat luas ?
kalau sedang ngajar batik ba.
Bagaimana ibu bisa
Ya dengan saya dan teman-teman bisa
mempertahankan batik giriloyo ?
membuat batik dan mempromosikan batik di banyak tempat ba.
Adakah motif khusus dalam batik
Ya dulukan awalnya masyarakat disini
giriloyo ? Seperti apa ibu
membatik hanya bisa mentahannya saja
mempertahankan motif yang ada di
dan dikirimlah ke jogja. Menurut saya
giriloyo ?
batik jogja itu sama saja dengan motif klasik yang ada dijogja.
Dukungan apa yang diberikan dari
Pelatihan khusus yang diberikan
pemerintah dalam melestarikan
pemerintah paling tentang batik tapi
kearifan lokal batik ?
pada saat ini sejak gempa bumi terjadi dukungan banyak dari LSM. Ya seperti bangunan ini beridri atas kerjasama kami dengan pihak LSM Dompet Dhuafa. Ya semoga bisa berjalan dengan baik ya dan ibu-ibu disini bisa
membantu keluarganya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Lampiran 5
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama Kelompok
: Berkah Lestari
Nama
: Sriyati
Tempat, tanggal lahir
: Bantul, 01-01 1966
Alamat
: Rt. 09 Karangkulon, Imogiri Bantul
No
PERTANYAAN
1
JAWABAN
Peran Ibu Dalam Keluarga Apa saja kegiatan ibu selain
Saya adalah pembatik sejak kecil, saya
menjadi ibu rumah tangga?
juga perwakilan RT sebagai pengurus posyandu, saya ikut arisan dan suka aktif ikut serta dalam kegiatan atau kelompok organisasi
Apakah ibu nyaman dengan peran
Kadang suka kerepotan tapi gimana
yang ibu jalankan ?
membagi waktu aja mbak, kalau diikuti pekerjaan rumah tidak ada habisnya tapi sekarang Alhamdulillah anak-anak sudah besar jadi sudah tidak begitu repot.
Bagaimana ibu membagi waktu Yang penting pagi kerjaan rumah dengan kedua peran yang ibu selesai terlebih dahulu, setelah selesai jalankan ?
baru membatik dirumah, mewarnai di
tempat kelompok kalau saya khusus mewarnai jadi kesini kalau ada khusus mewarnai, dan dilanjutkan dengan kegiatan yang lain Sebagai seorang istri, apa saja
Mempersiapkan kebutuhan rumah
yang ibu lakukan sehari-hari untuk
seperti memasak, membersihkan
keluarga?
rumah, mengurus anak dan bapaknya, pokoknya pekerjaan rumah tangga.
Bagaimana mendukung
keluarga peran
yang
jalankan ?
ibu Ya saling membantu kalau saya sudah ibu mulai keribetan paling anak saya suka membantu pekerjaan rumah. Menjaga komunikasi juga sama anak jadi anaknya bisa mengerti.
Adakah kesulitan atau kendala Tidak ada saya jalani dengan ikhlas yang dihadapin dalam menjalankan sudah jadi kewajiban saya menjadi dua peran ?
seorang ibu dan sudah jadi kebiasaan saya juga ingin membantu untuk menambahkan kebutuhan rumah tangga. Saling kerjasama dan mengerti aja dengan semuanya.
2
Peran Ibu Dalam Home Industri Bagaimana ibu bisa mengikuti
Pada awalnya memang disini
kegiatan membatik ?
perempuannya semua adalah pembatik. Jadi dahulu itu nenek saya pembatik, ibu saya pembatik jadi saya juga sekarang pembatik. Mungkin karena kebiasaan dari dulu jadi ya sudah tertanam jiwa pembatiknya.
Berapa jam dalam sehari ibu Pembatik tidak seperti kerja dikantor
membatik ?
ya. Jadi saya mengerjakannya tunggu tugas rumah selesai baru membatik, selonggarnya aja dan waktu luang dengan sendirinya.
Apakah setiap anggota mempunyai
Saya dikelompok ini khusus untuk
tugas dalam kelompok membatik ?
mewarnai kalau. Yang bisa mewarnai orang-orang yang ikut pelatihan saja. Tidak semua bisa mewarnai batik.
Bagaimana
sistem
gaji
dalam Disini sistem upah atau
kelompok membatik ?
pembayarannya adalah borongan. Sesuai batik yang kita dapatkan, kerumitan motif dan warna yang digunakan.
Faktor penghambat apa dalam
Sejauh ini tidak pernah ada hambatan
kegiatan ibu membatik ?
ya, bahan baku selalu disediakan dikelompok dan sekarang dipasar sudah banyak.
Adakah faktor pendukung dalam
Hasilnya lumayan untuk nambah-
kegiatan ibu membatik ?
nambah buat keluarga, dan saya ingin punya anak yang lebih baik dari saya dari tingkat pendidikan, kesehatan, kebutuhan dia dan bisa terpenuhi kebutuhan rumah tangga.
Apakah hasil sudah sesuai dengan
Kalau di ikuti hidup masih kurang aja
kebutuhan yang ibu butuhkan ?
walaupun bapaknya juga berkerja. Tapi sekarang gimana kita bersyukur aja dan berusaha selebihnya kita serahin ke Gusti Allah.
Bagaimana sistem dalam keikut Dulu pada awal mulanya saya adalah
sertaan dalam kelompok membatik perwakilan dari tiap Rt, masing?
masing tiap Rt di ambil 5 orang. Tapi dalam Rt saya cuman saya perwakilan karna daerah rumah saya dipojok sana jauh dari showroom dan gazebo ini.
Bagaimana menurut ibu kelompok
Sekarang kelompok Berkah Lestari ini
membatik ini ?
lebih maju. Kepengurusannya semakin membaik berkat ada pelatihanpelatihan dan sering ada kunjungan jadi sudah lebih banyak yang tau sekarang tentang Kelompok Berkah Lestari.
Kendala seperti apa yang sering
Yang membatik di gazebo ini sedikit
dihadapi dalam kelompok batik ini
kebanyakan membatiknya dirumah
?
mungkin sekalian bisa mengurus rumah dan menjaga anak yang masih pada kecil-kecil. Tapi disini tidak diwajibkan dirumah atau digazebo. Kalau sedang ada tamu saja paling anggota dikumpulkan.
3
Kondisi Sosial Ekonomi Pembatik Apakah suami anda berkerja ? jika Ya suami saya berkerja, kerja sebagai iya, apa pekerjaan suami anda ?
pemborongan di jogja kerjaannya yang membersihkan lantai dan kalau sedang tidak ada kerjaan di kota bapak pergi kesawah.
Berapa pendapatan rata-rata
Tidak bisa ditentukan hanya sesuai
pendapatan suami ibu perhari atau
dengan kerjaannya namanya
perbulan ?
borongan.
Sebagai perajin batik, berapa rata-
Saya juga sama tidak bisa ditentukan.
rata pengahasilan ibu perhari ?
Sesuai dengan hasil batik saya banyak dikit pesanan, batik tulis atau kasar. Namanya borongan dan sambilan kerja dirumah..
Apakah keuntungan dari membatik
Pasti menambah penghasilan ya
menambah penghasilan keluarga
lumayan untuk kurang-kerang
ibu ?
kebutuhan rumah dan biaya hidup.
Apakah pendapatan ibu dan suami Di cukup-cukupin, hidup bersyukur cukup untuk memenuhi kebutuhan apa yang didapetin digunain dengan sehari-hari?
baik. Kalau sekarang anak-anak sudah lulus kuliah paling buat kebutuhan saya, bapak dan kebutuhan rumah.
Apakah antara pendapatan rata-rata Kadang kurang kadang bisa lebih, ibu
perhari
seimbang
dengan pokoknya saya kebutuhan terpenting
pengeluaran ibu dalam sehari ?
didahulukan, baru ada sisa ditabungkan atau saya belikan yang saya inginkan.
Apakah
pendapatan
peroleh
bisa
yang
disisihkan
ibu Saya usahakan tiap bulan ada yang untuk ditabungkan, karena takut ada
menabung?
kebutuhan mendadak. Walaupun dikit yang penting ditabungkan.
Jika iya, berapa rata-rata ibu
Tidak bisa ditentukan seperti itu hanya
menabung perbulan? Bagaimana
sedikit tapi saya berusaha
cara ibu menabung?
menabungkan di arisan.
Berapa
frekuensi
setiap harinya?
pola
makan Makan sewajarnya aja, mau makan berapa kali saya sudah masak yang penting.
Berapa pengeluaran rata-rata
Sesuai dengan uang adanya berapa.
kebutuhan makan keluarga dalam
Ada uang segini saya belanjain untuk
setiap harinya?
saya masak.
Jika ada anggota keluarga ibu yang
Ditangani sebisa saya dulu, kalau
sakit, bagaimana cara ibu
masih tidak sembuh dibawa ke dokter.
melakukan pengobatan?
Sekarang dokter dan puskesmas sudah ada dan lebih dekat.
Apakah anda menyediakan biaya
Tidak ada, kalau ada yang sakit dipake
khusus untuk kesehatan keluarga
unag yang ada, kalau tidak ada cari
ibu? Jika iya, berapa biaya rata-
pinjeman diharapkan keluarga sehat
rata untuk kesehatan perbulan?
terus jangan sakit aneh-aneh.
Bagaimana status rumah tempat
Saya sudah punya sendiri punya saya
tinggal ibu? Warisan dari orang
dan suami saya.
tua, milik sendiri, atau rumah kontrakan? Menurut ibu, bagaimana kondisi
Namanya juga sudah rumah sendiri
rumah tempat tinggal?
pasti sudah nyaman.
Apakah ibu memiliki sarana
Ada sepeda dan sepeda motor, buat
transportasi pribadi bagi keluarga?
transportasi disini tidak ada angkutan
Jika iya, apa jenisnya dan berapa
umum. Jadi pasti tiap orang sudah jadi
jumlahnya?
kebutuhan pokok.
Pernahkah ibu melakukan kegiatan Dahulu pernah waktu anak-anak masih rekreasi bersama keluarga?
kecil. tapi sekarang anak-anak sudah besar punya urusan masing-masing paling saya sama bapak berkunjung kerumah sanak saudara.
4
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Berapa jumlah anak ibu ?
Saya mempunyai dua orang anak.
Sebagai ibu, apa yang sehari-hari
Saya berusaha menyiapin kebutuhan
ibu lakukan untuk anak ibu ?
yang mereka butuhkan, dari pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan mereka.
Bentuk pendidikan apa yang ibu
Anak – anak harus lebih berhasil dari
terapkan dalam keluarga?
orang tuanya
Apakah suami ibu turut membantu
Pasti membantu waktu dulu anak-anak
ibu dalam mengajarkan pendidikan
kecil selalu kasih semangat ke anak-
keluarga bagi anak?
anak mereka harus lebih baik dari saya dan bapak.
Apakah anak ibu bersekolah? Jika
Anak saya sudah kuliah ba yang satu
iya, berapa jumlah anak ibu yang
sudah lulus yang satu lagi sedang
bersekolah dan kelas berapa anak
kuliah semester 7.
ibu ? Apakah pendidikan itu penting
Sangat penting itu yang saya selalu
bagi ibu dan keluarga ibu (anak)?
tekankan ke anak-anak harus lebih
Jika iya, apa alasannya?
sukses dan lebih berhasil dari orangtuanya.
5
Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Apa pendidikan terakhir yang ibu
Saya hanya tamat sampai SMP, dahulu
tamatkan ?
sekolah jauh dari sini.
Apa pendidikan terakhir suami ibu
Suami saya tamatan hanya sampai SD.
? Menurut pendapat ibu,
Ya kebutuhan pokok bisa selalu
bagaimanakah keluarga yang
terpenuhi, hidup rukun bersama
sejahtera itu?
keluarga dan tetangga.
Menurut anda, apakah keluarga Belumkan saya dan suami masih anda sudah sejahtera ?
berkerja jadi seperti ada yang kurang masih belum tercukupi dengan baik.
Apakah kondisi ekonomi
Mempengaruhi hidup sejahterakan
mempengaruhi kesejahteraan
butuh banyak hal dan semua itu butuh
keluarga ibu ?
uang untuk terpenuhinya.
Apa kendala yang anda hadapi
Harga-harga semakin mahal tiap
dalam meningkatkan kesejahteraan
tahunnya pasti naik. Kalau lagi butuh
keluarga?
tidak ada uang itu terasa banget. Apa lagi kalau bapak tidak berkerja saya harus tambah semangat membatik.
6
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Hal
apa
yang
membuat
ibu Karena turun menurun dan
menyukai batik ?
lingkungan, jadi udah jadi kebiasaan perempuan di desa ini jadi pembatik. Enak kerja tidak jauh-jauh dirumah bisa ngurus keluarga bisa membatik nambah penghasilan.
Bagaimana menurut ibu tentang
Sekarang sudah banyak yang tau,
batik pada saat ini ?
banyak yang kenal tentang batik. Cuman kalau beli batik jangan ditawar aja. Prosesnya bener-bener butuh waktu lama pengerjaannya.
Bagaimana ibu mengenalkan batik
Sekarang sudah banyak yang tau
kepada sanak saudara /anak/
tentang batik, apa lagi sekarang sudah
masyarakat luas ?
jadi desa wisata. Kalau saya mengenalkan batik ke tamu-tamu yang kunjungan kesini menjelaskan cara pembuatannya.
Bagaimana ibu bisa
Dengan saya mengenalkan dengan
mempertahankan batik giriloyo ?
sanak saudara, turunan saya atau tamu-tamu.
Adakah motif khusus dalam batik
Salah
satunya
motifnya
turutum
giriloyo ? Seperti apa ibu
sidomukti,
mempertahankan motif yang ada di membatik
dengan akan
saya
terus
mempertahankan
giriloyo ?
motif-motif dan batiknya.
Dukungan apa yang diberikan dari
Dengan adanya pelatihan atau
pemerintah dalam melestarikan
pameran tentang batik, kan sering dari
kearifan lokal batik ?
Lsm ataupun pemerintah.
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama Kelompok
: Sri Kuncoro
Nama
: Istina
Tempat, tanggal lahir
:
Alamat
: Rt. 05 Karangkulon, Imogiri Bantul
No
PERTANYAAN
1
JAWABAN
Peran Ibu Dalam Keluarga Apa saja kegiatan ibu selain
Saya adalah pembatik mbak sejak kecil,
menjadi ibu rumah tangga?
saya diajarkan dari oleh orang tua saya.
Apakah ibu nyaman dengan peran
Nyaman mbak apalagi ini dilakukan
yang ibu jalankan ?
untuk memenuhi tambahan penghasilan dari suami untuk keluarga.
Bagaimana ibu membagi waktu
Saya menyelesaikan pekerjaan rumah
dengan kedua peran yang ibu
dulu mbak baru pergi kesini untuk
jalankan ?
membatik.
Sebagai seorang istri, apa saja yang
Saya menyiapkan kebutuhan untuk
ibu lakukan sehari-hari untuk
keluarga memasak dan lain-lainnya
keluarga?
termasuk menyiapkan makan di setiap pagi sebelum suami bekerja dan anak berangkat sekolah.
Bagaimana keluarga ibu
Mendukung mbak apalgi saya jadi ada
mendukung peran yang ibu jalankan
kegiatannya ketika dirumah sudah tidak
?
ada siapa-siapa, suami pergi bekerja dan anak-anak sekolah.
Adakah kesulitan atau kendala yang
Paling waktu mbak karena kadang saya
dihadapin dalam menjalankan dua
suka kaget tiba-tiba selesai pekerjaan
peran ?
rumah dan keluar rumah sudah siang saja padahal waktu membatik saya dari jam 10 pagi.
2
Peran Ibu Dalam Home Industri Bagaimana ibu bisa mengikuti
Saya diajak oleh temen saya yang
kegiatan membatik ?
sudah bergabung duluan didalam kelompok ini mbak.
Berapa jam dalam sehari ibu
Tidak bisa dipastiin berapa jam
membatik ?
pokoknya dari selesai pekerjaan rumah mbak.
Apakah setiap anggota mempunyai
Punya mbak, tergantung dengan
tugas dalam kelompok membatik ?
juragan yang memberikan perintah terhadap apa yang akan saya kerjakan.
Bagaimana sistem gaji dalam
Disini sistem upah atau pembayarannya
kelompok membatik ?
adalah borongan.
Faktor penghambat apa dalam
Penghambatnya pada saat pesanan
kegiatan ibu membatik ?
banyak mba dan waktunya tidak cukup jadi harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
Adakah faktor pendukung dalam
Faktornya pasti ingin bisa mendapatkan
kegiatan ibu membatik ?
uang mbak agar saya semangat terus untuk menjalani hidup ditambah lagi melihat anak-anak saya yang masih butuh biaya untuk pendidikannya.
Apakah hasil sudah sesuai dengan
Belum sesuai mba tapi disyukuri saja
kebutuhan yang ibu butuhkan ?
apa yang diberikan oleh gusti Allah.
Bagaimana sistem dalam keikut
Biasanya diajak dari pengurus
sertaan dalam kelompok membatik
kelompok atau dari anggota lain yang
?
sudah menjadi pekerja di kelompok batik mbak.
Bagaimana menurut ibu kelompok
Sekarang kelompok batik Sri Kuncoro
membatik ini ?
ini sudah maju. Pesanan batik semakin kesini semakin banyak.
Kendala seperti apa yang sering
Selama ini saya tidak merasakan
dihadapi dalam kelompok batik ini ? kendala dalam pekerjaan saya mbak. 3
Kondisi Sosial Ekonomi Pembatik Apakah suami anda berkerja ? jika
Suami saya berkerja mbak pengumpul
iya, apa pekerjaan suami anda ?
oli bekas mbak.
Berapa pendapatan rata-rata
Tidak bisa di nominalkan. Tapi
pendapatan suami ibu perhari atau
lumayan untuk biaya hidup.
perbulan ? Sebagai perajin batik, berapa rata-
Kurang lebih 300 ribu mbak
rata pengahasilan ibu perhari ? Apakah keuntungan dari membatik
Pasti menambah penghasilan mbak buat
menambah penghasilan keluarga ibu nambahin dapur dan ongkos anak ?
sekolah mbak.
Apakah pendapatan ibu dan suami
Cukup mbak Alhamdulillah sejauh ini
cukup untuk memenuhi kebutuhan
semua kebutuhan hidup bisa terpenuhi.
sehari-hari? Apakah antara pendapatan rata-rata
Kadang kurang kadang bisa lebih,
ibu perhari seimbang dengan
pokoknya kebutuhan yang paling utama
pengeluaran ibu dalam sehari ?
yang saya dahulukan, baru kalau ada sisa ditabungkan.
Apakah pendapatan yang ibu
Ya mbak biasanya saya tabung
peroleh bisa disisihkan untuk
walaupun sedikit mbak.
menabung? Jika iya, berapa rata-rata ibu
Tidak bisa ditentukan seperti itu hanya
menabung perbulan? Bagaimana
sedikit tapi saya berusaha menabung.
cara ibu menabung? Berapa frekuensi pola makan setiap
Yang pastinya makan sehari 3 kali
harinya?
mbak dan makan makanan yang bergizi.
Berapa pengeluaran rata-rata
Sesuai dengan uang adanya berapa.
kebutuhan makan keluarga dalam setiap harinya? Jika ada anggota keluarga ibu yang
Saya bawa ke dokter. Sekarang dokter
sakit, bagaimana cara ibu
dan puskesmas sudah dekat dan mudah
melakukan pengobatan?
dijangkau mbak.
Apakah anda menyediakan biaya
Iya mbak, dengan uang tabungan saya
khusus untuk kesehatan keluarga
itu yang nantinya bisa saya pergunakan
ibu? Jika iya, berapa biaya rata-rata
jika akan keperluan yang darurat.
untuk kesehatan perbulan? Bagaimana status rumah tempat
Sudah sendiri mbak, kalau disini anak
tinggal ibu? Warisan dari orang tua,
nikah pasti di bangunin rumah sama
milik sendiri, atau rumah
orang tua nya untuk tempat tinggal
kontrakan? Menurut ibu, bagaimana kondisi
Nyaman mbak namanya rumah sendiri
rumah tempat tinggal?
mbak.
Apakah ibu memiliki sarana
Ada sepeda motor dan sepeda biasanya
transportasi pribadi bagi keluarga?
suka dipake bekerja mbak.
Jika iya, apa jenisnya dan berapa jumlahnya? Pernahkah ibu melakukan kegiatan
Pernah mbak paling jalan ke sekitar
rekreasi bersama keluarga?
jogya saja
4
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Berapa jumlah anak ibu ?
Saya mempunyai satu orang anak.
Sebagai ibu, apa yang sehari-hari
Saya berusaha siapin kebutuhan mereka
ibu lakukan untuk anak ibu ?
mbak, siapin sarapan sebelum mereka kuliah, mengingatkan ibadah mbak dan lain-lainnya mbak
Bentuk pendidikan apa yang ibu
Kalau saya menyalurin aja mbak yang
terapkan dalam keluarga?
anak saya suka.
Apakah suami ibu turut membantu
Iya mbak, bapak suka membantu
ibu dalam mengajarkan pendidikan
memberikan pengajaran ke anak-anak
keluarga bagi anak? Apakah anak ibu bersekolah? Jika
Ya mbak anak saya sekolah mbak, baru
iya, berapa jumlah anak ibu yang
kelas 6 SD
bersekolah dan kelas berapa anak ibu ?
5
Apakah pendidikan itu penting bagi
Sangat penting karena demi masa depan
ibu dan keluarga ibu (anak)? Jika
mereka dalam menjalani kehidupan
iya, apa alasannya?
mbak.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Apa pendidikan terakhir yang ibu
Saya tamat SMA Mbak
tamatkan ? Apa pendidikan terakhir suami ibu ?
Suami saya tamatan D3
Menurut pendapat ibu,
Ya kebutuhan pokok bisa selalu
bagaimanakah keluarga yang
terpenuhi, hidup rukun bersama
sejahtera itu?
keluarga dan tetangga.
Menurut anda, apakah keluarga
Iya mbak menurut saya sudah sejahtera.
anda sudah sejahtera ? Apakah kondisi ekonomi
Iya mbak sangat mempengaruhi karena
mempengaruhi kesejahteraan
sekarang ini mau beli kebutuhan apa
keluarga ibu ?
saja pasti butuh uang.
Apa kendala yang anda hadapi
Harga-harga semakin mahal tiap
dalam meningkatkan kesejahteraan
tahunnya pasti mengalami kenaikan
keluarga?
mbak. Tapi Alhamdulillah masih terpenuhi mbak.
6
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Hal apa yang membuat ibu
Dari kecil mbak dulu suruh belajar
menyukai batik ?
membatik mbak saya juga asli disini jadi orang tua saya sudah mengajarkan bagaimana cara membatik dan itu diturunkan secara turun menurun
Bagaimana menurut ibu tentang
Sudah berkembang mbak sudah banyak
batik pada saat ini ?
yang mengetahui batik.
Bagaimana ibu mengenalkan batik
Dengan saya memberikan informasi
kepada sanak saudara /anak/
kepada tamu-tamu mbak.
masyarakat luas ? Bagaimana ibu bisa
Dengan saya mengenalkan dengan
mempertahankan batik giriloyo ?
sanak saudara, turunan saya atau tamutamu yang berkunjung ke tempat ini.
Adakah motif khusus dalam batik
Salah satunya motif khususnya yaitu sri
giriloyo ? Seperti apa ibu
gundu mbak dan sri kuncoro.
mempertahankan motif yang ada di giriloyo ? Dukungan apa yang diberikan dari
Biasanya dengan pelatihan-pelatihan
pemerintah dalam melestarikan
yang ada diadakan dari pemerintah atau
kearifan lokal batik ?
LSM mbak.
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama Kelompok
: Sri Kuncoro
Nama
: Ibu Sugiah
Tempat, tanggal lahir
:
Alamat
: Rt. 06 Karangkulon, Imogiri Bantul
No
PERTANYAAN
1
JAWABAN
Peran Ibu Dalam Keluarga Apa saja kegiatan ibu selain menjadi Saya adalah pembatik mbak sejak kecil, ibu rumah tangga?
saya diajarkan dari oleh orang tua saya.
Apakah ibu nyaman dengan peran
Nyaman mbak apalagi ini dilakukan
yang ibu jalankan ?
sudah dari dulu dan menjadi kebiasaan saya mbak.
Bagaimana ibu membagi waktu
Saya menyelesaikan pekerjaan rumah
dengan kedua peran yang ibu
dulu mbak baru pergi kesini untuk
jalankan ?
membatik.
Sebagai seorang istri, apa saja yang
Saya menyiapkan kebutuhan untuk
ibu lakukan sehari-hari untuk
keluarga memasak dan lain-lainnya.
keluarga? Bagaimana keluarga ibu mendukung Mendukung mbak apalagi dengan peran yang ibu jalankan ?
anak-anak dan suami yang ikut membantu pekerjaan rumah berarti
mereka mendukung kegiatan yang saya kerjakan. Adakah kesulitan atau kendala yang
Sejauh ini tidak ada kesulitannya mbak
dihadapin dalam menjalankan dua peran ? 2
Peran Ibu Dalam Home Industri Bagaimana ibu bisa mengikuti
Awalnya kegiatan ini sudah dilakukan
kegiatan membatik ?
secara turun-temurun dan pasti dilakukan oleh setiap wanita tetapi untuk masuk ke kelompok ini Saya diajak oleh temen saya yang sudah bergabung duluan mbak.
Berapa jam dalam sehari ibu
Dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00
membatik ?
setiap hari mbak kecuali kalau ada rewang mbak (membantu acara pernikahan)
Apakah setiap anggota mempunyai
Punya mbak, kalau yang sedang saya
tugas dalam kelompok membatik ?
kerjakan saat ini namanya nutup tetapi secara keseluruhan saya bisa mengerjakan proses membatik itu mbak.
Bagaimana sistem gaji dalam
Disini itu borongan mba, saya ambil
kelompok membatik ?
sesuai dengan kebutuhan mba, ada yang sebulan, ada yang satu minggu, ada yang setengah bulan
Faktor penghambat apa dalam
Sepertinya tidak ada hambatannya
kegiatan ibu membatik ?
mbak dengan apa yang saya kerjakan.
Adakah faktor pendukung dalam
Faktornya pasti ingin bisa mendapatkan
kegiatan ibu membatik ?
uang mbak agar saya semangat terus
untuk menjalani hidup. Apakah hasil sudah sesuai dengan
Belum sesuai mba tapi disyukuri saja
kebutuhan yang ibu butuhkan ?
apa yang diberikan oleh gusti Allah.
Bagaimana sistem dalam keikut
Biasanya diajak dari pengurus
sertaan dalam kelompok membatik
kelompok atau dari anggota lain yang
?
sudah menjadi pekerja di kelompok batik mbak. atau bisa langsung datang ke kelompoknya dan bilang dengan ketua ini ba kalau ingin kerja.
Bagaimana menurut ibu kelompok
Sekarang kelompok batik Sri Kuncoro
membatik ini ?
ini sudah semakin maju mbak.
Kendala seperti apa yang sering
Selama ini saya tidak merasakan
dihadapi dalam kelompok batik ini ? kendalanya mbak, asik-asik saja di kelompok ini. 3
Kondisi Sosial Ekonomi Pembatik Apakah suami anda berkerja ? jika
Tukang batu dan setiap hari berkerja,
iya, apa pekerjaan suami anda ?
sambil mengembala sapi.
Berapa pendapatan rata-rata
Kurang lebih 300 ribu mba.
pendapatan suami ibu perhari atau perbulan ? Sebagai perajin batik, berapa rata-
Entuknya satitek (dapatnya sedikit )
rata pengahasilan ibu perhari ?
mbak tapi bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Apakah keuntungan dari membatik
Pasti buat menambah penghasilan
menambah penghasilan keluarga ibu mbak. ? Apakah pendapatan ibu dan suami
Cukup mbak Alhamdulillah sejauh ini
cukup untuk memenuhi kebutuhan
semua kebutuhan hidup bisa terpenuhi.
sehari-hari? Apakah antara pendapatan rata-rata
Kadang kurang kadang bisa lebih,
ibu perhari seimbang dengan
pokoknya kebutuhan yang paling utama
pengeluaran ibu dalam sehari ?
yang saya dahulukan.
Apakah pendapatan yang ibu
Ya mbak biasanya saya tabung
peroleh bisa disisihkan untuk
walaupun sedikit mbak.
menabung? Jika iya, berapa rata-rata ibu
Biasanya saya ikut arisan mbak karena
menabung perbulan? Bagaimana
di airsan itu ada untuk menabungnya
cara ibu menabung? Berapa frekuensi pola makan setiap
Yang pastinya makan sehari 3 kali
harinya?
mbak dan makan makanan yang bergizi.
Berapa pengeluaran rata-rata
Biasanya mbak buat 3 hari saya kurang
kebutuhan makan keluarga dalam
lebih 50.000 .-
setiap harinya? Jika ada anggota keluarga ibu yang
Saya bawa ke dokter. Sekarang dokter
sakit, bagaimana cara ibu
sudah dekat dan mudah dijangkau
melakukan pengobatan?
mbak.
Apakah anda menyediakan biaya
Iya mbak, dengan uang tabungan saya
khusus untuk kesehatan keluarga
itu yang nantinya bisa saya pergunakan
ibu? Jika iya, berapa biaya rata-rata
untuk biaya kesehatan mbak.
untuk kesehatan perbulan? Bagaimana status rumah tempat
Alhamdulillah rumahnya sudah rumah
tinggal ibu? Warisan dari orang tua,
sendiri mbak.
milik sendiri, atau rumah kontrakan? Menurut ibu, bagaimana kondisi
Nyaman mbak namanya rumah sendiri
rumah tempat tinggal?
mbak.
Apakah ibu memiliki sarana
Ada sepeda motor dan sepeda biasanya
transportasi pribadi bagi keluarga?
suka dipake bekerja mbak.
Jika iya, apa jenisnya dan berapa jumlahnya? Pernahkah ibu melakukan kegiatan
Pernah mbak tapi itu juga jarang-jarang
rekreasi bersama keluarga?
mbak.
4
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Berapa jumlah anak ibu ?
Saya mempunyai dua orang anak.
Sebagai ibu, apa yang sehari-hari
Saya berusaha siapin kebutuhan mereka
ibu lakukan untuk anak ibu ?
mbak, siapin sarapan, membersihkan rumah dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah anak-anak.
Bentuk pendidikan apa yang ibu
Kalau saya inginnya mereka Sekolah
terapkan dalam keluarga?
sampai tamat SMA mbak anak-anak.
Apakah suami ibu turut membantu
Iya mbak, bapak suka membantu
ibu dalam mengajarkan pendidikan
memberikan pengajaran ke anak-anak
keluarga bagi anak? Apakah anak ibu bersekolah? Jika
Ya mbak anak saya sekolah masih di
iya, berapa jumlah anak ibu yang
Sekolah Dasar
bersekolah dan kelas berapa anak ibu ?
5
Apakah pendidikan itu penting bagi
Sangat penting karena demi masa
ibu dan keluarga ibu (anak)? Jika
depan mereka dalam menjalani
iya, apa alasannya?
kehidupan mbak.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Apa pendidikan terakhir yang ibu
Saya tamat SD Mbak
tamatkan ? Apa pendidikan terakhir suami ibu ?
Suami saya juga tamatan SD
Menurut pendapat ibu,
Ya kebutuhan pokok bisa selalu
bagaimanakah keluarga yang
terpenuhi, hidup rukun bersama
sejahtera itu?
keluarga dan tetangga. Itu semua sudah senang mbak.
Menurut anda, apakah keluarga
Belum mbak karena anak saya masih
anda sudah sejahtera ?
kecil-kecil belum keliatan biaya-biaya yang dikeluarkan mbak.
Apakah kondisi ekonomi
Iya mbak sangat mempengaruhi karena
mempengaruhi kesejahteraan
sekarang ini mau beli kebutuhan apa
keluarga ibu ?
saja pasti butuh uang. Semua barangbarang serba mahal.
6
Apa kendala yang anda hadapi
Harga-harga semakin mahal tiap
dalam meningkatkan kesejahteraan
tahunnya pasti mengalami kenaikan
keluarga?
mbak.
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Hal apa yang membuat ibu
Dari kecil mbak dulu suruh belajar
menyukai batik ?
membatik mbak saya juga asli disini jadi orang tua saya sudah mengajarkan kepada saya.
Bagaimana menurut ibu tentang
Sudah berkembang mbak sudah banyak
batik pada saat ini ?
yang mengetahui dan mengenal batik.
Bagaimana ibu mengenalkan batik
Kalau ada tamu nanya ya saya jawab
kepada sanak saudara /anak/
sesuai dengan yang saya tau mbak
masyarakat luas ? Bagaimana ibu bisa
Dengan saya mengenalkan dengan
mempertahankan batik giriloyo ?
sanak saudara, turunan saya atau tamutamu yang berkunjung ke tempat ini.
Adakah motif khusus dalam batik
Motif yang digunakan adalah sri gundu
giriloyo ? Seperti apa ibu
mbak dan sri kuncoro.
mempertahankan motif yang ada di
giriloyo ? Dukungan apa yang diberikan dari
Biasanya dengan pelatihan-pelatihan
pemerintah dalam melestarikan
yang ada diadakan dari pemerintah atau
kearifan lokal batik ?
LSM mbak.
Lampiran 6 Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama Kelompok
: Sri Kuncoro
Nama
: Ibu Wasinga
Tempat, tanggal lahir
: Bantul, 17 July 1967
Alamat
: Rt. 08 Dusun KarangKulon, Imogiri Bantul
No
PERTANYAAN
1
JAWABAN
Peran Ibu Dalam Keluarga Apa saja kegiatan ibu selain
Selain menjadi ibu rumah tangga yang
menjadi ibu rumah tangga?
baik saya juga menjadi pembatik.
Apakah ibu nyaman dengan peran
Nyaman tidak nyaman saya jalankan.
yang ibu jalankan ?
Intinya pekerjaan pokok diselesaikan baru saya pergi ke gazebo ini untuk membatik.
Bagaimana ibu membagi waktu
Membaginya kalau pagi saya pekerjaan
dengan kedua peran yang ibu
rumah terlebih dahulu kemudian setelah
jalankan ?
selesai saya pergi membatik. Sorenya saya pulang dan kembali kepekerjaan rumah.
Sebagai seorang istri, apa saja yang
Saya mengerjakan pekerjaan inti saya
ibu lakukan sehari-hari untuk
dahulu sebagai ibu rumah tangga.
keluarga?
Bagaimana keluarga ibu
Dengan kerjasama keluarga itu sudah
mendukung peran yang ibu jalankan
mendukung peran yang saya jalankan
? Adakah kesulitan atau kendala yang
Kalau sudah jam 10 pagi tapi pekerjaan
dihadapin dalam menjalankan dua
saya belum selesai. Paling jadi saya
peran ?
suka telat datang ke showroom ini.
2
Peran Ibu Dalam Home Industri Bagaimana ibu bisa mengikuti
Ya karena lingkungan dan keluarga
kegiatan membatik ?
pembatik semua. Mau tidak mau pasti ikut kegiatan membatik.
Berapa jam dalam sehari ibu
Saya datang jam 09.00 dan pulang pada
membatik ?
pukul 16.00.
Apakah setiap anggota mempunyai
Sesuai dengan juragannya mbak ngasih
tugas dalam kelompok membatik ?
kerjaannya sepserti apa
Bagaimana sistem gaji dalam
Kalau disini sistem pembayarannya
kelompok membatik ?
adaah borongan kalau disini. Jadi selesai pekerjaan dibayar harian, mingguan ataupun bulanan.
Faktor penghambat apa dalam
Faktor penghambatan tidak ada ko
kegiatan ibu membatik ?
sejauh ini, bahan baku dan bahan sudah disediakan dari kelompok.
Adakah faktor pendukung dalam
Faktor pendukungnya tuntutan
kegiatan ibu membatik ?
kebutuhan untuk keluarga. Jadi saya semangat untuk membatik karena kebutuhan yang masih banyak.
Apakah hasil sudah sesuai dengan
Hasilnya belum bisa menutupi tapi
kebutuhan yang ibu butuhkan ?
sudah bisa sedikit demi sedikit menutupi kebutuhan yang masih
kurang-kurang. Bagaimana sistem dalam keikut
Waktu itu saya lihat plang kelompok
sertaan dalam kelompok membatik
ini. Lalu saya ke kelompok ini bilang
?
ke juragannya saya ingin bergabung dalam kelompok ini.
Bagaimana menurut ibu kelompok
Ya tiap tahunnya ada perkembangan,
membatik ini ?
sudah banyak pesanan buat kelompok ini. Jadi saya selalu bisa berkerja.
Kendala seperti apa yang sering
Setau saya tidak ada, yang tau hanya
dihadapi dalam kelompok batik ini ? juragannya. Saya disini hanya sebagai buruh saja. 3
Kondisi Sosial Ekonomi Apakah suami anda berkerja ? jika
Suami saya berkerja tapi hanya sebagai
iya, apa pekerjaan suami anda ?
buruh saja, borongan aja kalau sedang ada pekerjaan aja baru kerjanya.
Berapa pendapatan rata-rata
Ya tidak tentu pendapatannya, namanya
pendapatan suami ibu perhari atau
juga borongan jadi sesuai pekerjaan
perbulan ?
saja.
Sebagai perajin batik, berapa rata-
Tiap bulan kurang lebih 300,000,-
rata pengahasilan ibu perhari ?
/bulan.
Apakah keuntungan dari membatik
Kurang lebih bisa tercukupi ko. Pinter-
menambah penghasilan keluarga ibu pinter jadi ibu mengatur bagaimana. ?
Diputer-puter aja yang penting dulu dibayarkan.
Apakah pendapatan ibu dan suami
Disyukuri yang ada, masih kurang tapi
cukup untuk memenuhi kebutuhan
bagaimana lagi sudah diberikan Gusti
sehari-hari?
Allah.
Apakah antara pendapatan rata-rata
Masih kurang aja, tapi saya berusaha
ibu perhari seimbang dengan
agar seimbang gimana caraya aja
pengeluaran ibu dalam sehari ?
mengaturnya.
Apakah pendapatan yang ibu
Saya tidak pernah menabung, sudah
peroleh bisa disisihkan untuk
habis untuk kebutuhan pokoknya.
menabung? Berapa frekuensi pola makan setiap
Sewajarnya saja, pokoknya saya
harinya?
memasak setiap harinya.
Berapa pengeluaran rata-rata
Ada uang berapa saya belanjain
kebutuhan makan keluarga dalam setiap harinya? Jika ada anggota keluarga ibu yang
Penangan dulu dirumah baru setelah itu
sakit, bagaimana cara ibu
tidak sembuh baru kepuskesmas atau ke
melakukan pengobatan?
dokter.
Apakah anda menyediakan biaya
Tidak ada, kalau ada yang sakit ya pake
khusus untuk kesehatan keluarga
uang yang ada.
ibu? Jika iya, berapa biaya rata-rata untuk kesehatan perbulan? Bagaimana status rumah tempat
Rumah saya sudah rumah sendiri .
tinggal ibu? Warisan dari orang tua, milik sendiri, atau rumah kontrakan? Menurut ibu, bagaimana kondisi
Rumah saya bisa dipakai berlindung
rumah tempat tinggal?
untuk keluarga saya
Apakah ibu memiliki sarana
Saya punya sepeda dan sepeda motor
transportasi pribadi bagi keluarga? Jika iya, apa jenisnya dan berapa jumlahnya? Pernahkah ibu melakukan kegiatan
Paling kunjungan kerumah sanak
rekreasi bersama keluarga?
saudara kalau sedang ada acara.
4
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Berapa jumlah anak ibu ?
Jumlah anak saya ada 3 anak, anak pertama saya kembar laki-laki dan anak kedua saya laki-laki lagi.
Sebagai ibu, apa yang sehari-hari
Saya menyiapkan kebutuhan keluarga
ibu lakukan untuk anak ibu ?
rumah saya mbak, yang penting anak dulu pergi kesekolah baru saya lanjutin dengan pekerjaan rumah tangga yang lain.
Bentuk pendidikan apa yang ibu
Saya sangat menerapkan pendidikan
terapkan dalam keluarga?
agama bagi anak-anak saya. Solat pergi ke masjid atau musollah berjamaah. Ataupun mengikuti pengajainpengajian.
Apakah suami ibu turut membantu
Bapaknya membantuko mbak, namanya
ibu dalam mengajarkan pendidikan
orangtua pasti harus saling kerjasama
keluarga bagi anak?
buat masa depan anak-anak.
Apakah anak ibu bersekolah? Jika
Semua sekolah ketiga anak saya yang
iya, berapa jumlah anak ibu yang
dua STM, yang kedua SMP. Jadi lagi
bersekolah dan kelas berapa anak
banyak baiya.
ibu ? Apakah pendidikan itu penting bagi
Menurut saya pendidikan itu sangat
ibu dan keluarga ibu (anak)? Jika
penting, buat masa depan buat nanti
iya, apa alasannya?
kalau saya tua anak-anak bisa merawat saya.
5
Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Apa pendidikan terakhir yang ibu tamatkan ?
Saya tamatan SMP
Apa pendidikan terakhir suami ibu ?
Kalau bapaknya itu tamatan SD
Menurut pendapat ibu,
Keluarga sejahtera itu menurut saya
bagaimanakah keluarga yang
adalah keluarga yang hidupnya ayem,
sejahtera itu?
tentrem dan tenang.
Menurut anda, apakah keluarga
Kalau keluarga saya itu masih menuju
anda sudah sejahtera ?
sejahtera. Waklaupun masih jauh tapi berusaha saya memenuhi yang kurangkurangnya.
Apakah kondisi ekonomi
Mempengaruhi harga-harga sekarang
mempengaruhi kesejahteraan
sudah selangit. Mau gimana lagi hidup
keluarga ibu ?
itu mahal harus bisa ini dan itu.
Apa kendala yang anda hadapi
Berharap harga-harga jangan naik terus,
dalam meningkatkan kesejahteraan
kasihan yang tinggal di desa.
keluarga? 6
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Hal apa yang membuat ibu
Sudah dari kecil ya, sudah tertanam
menyukai batik ?
didiri saya . orangtua dan lingkungan yang membuat saya jatuh hati sama batik.
Bagaimana menurut ibu tentang
Sekarang itu batik udah sangat lebih
batik pada saat ini ?
maju dan berkembang.
Bagaimana ibu mengenalkan batik
Kalau ada yang nanya tentang batik
kepada sanak saudara /anak/
saya kasih informasi kaya tamu-tamu
masyarakat luas ?
yang mampir kesni pasti nanya seputar batik.
Bagaimana ibu bisa
Dengan saya membatik terus dan
mempertahankan batik giriloyo ?
pemasaran yang baik dalam kelompok biar makin banyak yang tau.
Adakah motif khusus dalam batik
Motifnya itu namanya Sri Kuncoro
giriloyo ? Seperti apa ibu
sama Sri gundu tapi motif-motif lain
mempertahankan motif yang ada di
juga banyak macem-macemnya.
giriloyo ? Dukungan apa yang diberikan dari
Sering diadakan pelatihan-pelatihan
pemerintah dalam melestarikan
tentang batik. Tapi yang maju yang
kearifan lokal batik ?
muda aja. Saya disini membatik aja.
Lampiran 7
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama Kelompok
: Sungsang Batik
Nama
: Rosiani
Tempat, tanggal lahir
: Bantul, 09 Desember 1966
Alamat
: Rt. 06 Karangkulon, Imogiri Bantul
No
PERTANYAAN
1
JAWABAN
Peran Ibu Dalam Keluarga Apa saja kegiatan ibu selain
Saya adalah pembatik sejak kecil, saya
menjadi ibu rumah tangga?
diajarkan dari oleh orang tua saya
Apakah ibu nyaman dengan peran
Nyaman mbak apalagi ini dilakukan
yang ibu jalankan ?
untuk memenuhi tambahan penghasilan dari suami untuk keluarga
Bagaimana ibu membagi waktu
Yang penting semua pekerjaan rumah
dengan kedua peran yang ibu
selesai terlebih dahulu, setelah selesai
jalankan ?
baru membatik ke gazebo yang ada di kelompok sungsang.
Sebagai seorang istri, apa saja yang
Mempersiapkan kebutuhan rumah
ibu lakukan sehari-hari untuk
seperti memasak, membersihkan
keluarga?
rumah, mengurus anak dan bapaknya, dan semua pekerjaan yang berhubungan
dengan ibu rumah tangga. Bagaimana keluarga ibu
Semuanya saling membantu kalau saya
mendukung peran yang ibu jalankan
sudah kelelahan atau mulai ribet paling
?
anak saya suka membantu pekerjaan rumah agar nantinya anak saya bisa hidup mandiri.
Adakah kesulitan atau kendala yang
Tidak ada mbak, sudah dari kecil saya
dihadapin dalam menjalankan dua
diajarkan membatik seperti ini jadi
peran ?
pandai-pandai saya untuk bisa mengatur dan membagi waktunya.
2
Peran Ibu Dalam Home Industri Bagaimana ibu bisa mengikuti
Pada awalnya ibu pemilik kelompok
kegiatan membatik ?
batik sungsang datang kerumah saya dan mengajak saya untuk bergabung mbak, lalu saya gabung dan masuk menjadi pekerja di kelompok batik Sungsang.
Berapa jam dalam sehari ibu
Tidak bisa ditentukan mbak berapa
membatik ?
lamanya saya membatik. Yang terpenting jika semua pekerjaan rumah selesai maka saya akan memulai membatik dan akan kembali kerumah ketika waktu sudah sore.
Apakah setiap anggota mempunyai
Punya mbak, Saya dikelompok ini
tugas dalam kelompok membatik ?
khusus untuk mewarnai kalau. Tetapi untuk keseluruhan proses membatik saya juga bisa. Di kelompok ini ada pembagian tugas ketika membatik supaya setiap orang yang ada di dusun
ini bisa membatik. Bagaimana sistem gaji dalam
Disini sistem upah atau pembayarannya
kelompok membatik ?
adalah borongan. Sesuai batik yang kita dapatkan, kerumitan motif dan warna yang digunakan.
Faktor penghambat apa dalam
Hambatannya terletak pada waktu.
kegiatan ibu membatik ?
Waktu pengerjaan yang cukup lama namun pemesanan ada terus sehingga membuat pekerja disini merasa kebingungan mbak.
Adakah faktor pendukung dalam
Faktornya pasti ingin bisa mendapatkan
kegiatan ibu membatik ?
uang dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus bisa membantu pendapatan yang didapat oleh suami.
Apakah hasil sudah sesuai dengan
Ya pasti belum mencukupi mbak
kebutuhan yang ibu butuhkan ?
apalagi kebutuhan terus meningkat danmahal tetapi apa yang saya dan suami dapat sebisa kami atur mbak agar kami tidak kekurangan dan selama ini dari penghasilan saya dan suami masih bisa mencukupi semua kebutuhan keluarga
Bagaimana sistem dalam keikut
Biasanya saya diajak dari pengurus
sertaan dalam kelompok membatik
kelompok atau dari anggota lain yang
?
sudah menjadi pekerja di kelompok batik mbak, jadi siapa saja bisa dan boleh bergabung dengan kelompok batik mana saja.
Bagaimana menurut ibu kelompok
Sekarang kelompok batik Sungsang ini
membatik ini ?
lebih maju. Sehingga hasil produk yang dihasilkan juga sudah lumayan banyak mbak.
Kendala seperti apa yang sering
Paling kalau pesenan banyak ya mbak
dihadapi dalam kelompok batik ini ? suka kewalahan karena batik kan harus teliti mbak salah dikit harganya turun mbak
3
Kondisi Sosial Ekonomi Pembatik Apakah suami anda berkerja ? jika
Suami saya kuli mbak tapi tidak disini
iya, apa pekerjaan suami anda ?
kerjanya selalu diluar kota 2 minggu sekali baru pulang.
Berapa pendapatan rata-rata
Ya tidak bisa di rata-rata tapi
pendapatan suami ibu perhari atau
Alhamdulillah cukup mbak buat hidup
perbulan ?
sehari-hari dan biaya sekolah anak.
Sebagai perajin batik, berapa rata-
Sesuai pengerjaannya mbak saya
rata pengahasilan ibu perhari ?
mengerjakan proses yang mana dulu jika proses mewarnai sehari dihargai 20 ribu mbak, kalau banyak kadang dilebihin sama ibu pemiliknya.
Apakah keuntungan dari membatik
Pasti menambah penghasilan mbak buat
menambah penghasilan keluarga ibu nambahin dapur dan ongkos anak ?
sekolah apalagi bisa sampe nyicil sepeda motor mbak tapi saya juga bisa menabung mbak buat keadaan darurat jadi saya punya uang.
Apakah pendapatan ibu dan suami
Cukup mbak Alhamdulillah sejauh ini
cukup untuk memenuhi kebutuhan
semua kebutuhan hidup bisa terpenuhi.
sehari-hari?
Apakah antara pendapatan rata-rata
Kadang kurang kadang bisa lebih,
ibu perhari seimbang dengan
pokoknya saya kebutuhan yang paling
pengeluaran ibu dalam sehari ?
utama yang saya dahulukan, baru ada sisa ditabungkan atau saya belikan yang saya inginkan.
Apakah pendapatan yang ibu
Saya usahakan tiap bulan ada yang
peroleh bisa disisihkan untuk
ditabungkan, karena takut ada
menabung?
kebutuhan mendadak. Walaupun dikit yang penting ditabungkan.
Jika iya, berapa rata-rata ibu
Tidak bisa ditentukan seperti itu hanya
menabung perbulan? Bagaimana
sedikit tapi saya berusaha
cara ibu menabung?
menabungkan di arisan.
Berapa frekuensi pola makan setiap
Makan sewajarnya aja, mau makan
harinya?
berapa kali saya sudah masak yang penting.
Berapa pengeluaran rata-rata
Sesuai dengan uang adanya berapa.
kebutuhan makan keluarga dalam
Ada uang segini saya belanjain untuk
setiap harinya?
saya masak.
Jika ada anggota keluarga ibu yang
Ditangani sebisa saya dulu, kalau masih
sakit, bagaimana cara ibu
tidak sembuh dibawa ke dokter.
melakukan pengobatan?
Sekarang dokter dan puskesmas sudah ada dan lebih dekat.
Apakah anda menyediakan biaya
Iya mbak, dengan uang tabungan saya
khusus untuk kesehatan keluarga
itu yang nantinya bisa saya pergunakan
ibu? Jika iya, berapa biaya rata-rata
jika akan keperluan yang darurat.
untuk kesehatan perbulan? Bagaimana status rumah tempat tinggal ibu? Warisan dari orang tua,
Saya sudah punya sendiri
milik sendiri, atau rumah kontrakan? Menurut ibu, bagaimana kondisi
Namanya juga rumah sendiri pasti
rumah tempat tinggal?
sudah nyaman.
Apakah ibu memiliki sarana
Ada sepeda motor dan biasanya suka
transportasi pribadi bagi keluarga?
dipake anak-anak sekolah karena
Jika iya, apa jenisnya dan berapa
sekolahnya jauh atau dipake bekerja
jumlahnya?
mbak.
Pernahkah ibu melakukan kegiatan
Pernah mbak setiap minggu saya libur
rekreasi bersama keluarga?
membatik waktu untuk keluarga mbak. Walaupun dirumah atau pergi waktu untuk keluarga.
4
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Berapa jumlah anak ibu ?
Saya mempunyai dua orang anak.
Sebagai ibu, apa yang sehari-hari
Saya berusaha siapin kebutuhan mereka
ibu lakukan untuk anak ibu ?
mbak, siapin sarapan sebelum mereka kuliah, mengingatkan ibadah mbak dan lain-lainnya mbak
Bentuk pendidikan apa yang ibu
Kalau saya lebih ke agamanya mbak
terapkan dalam keluarga?
yang saya terapkan suruh mengaji mbak
Apakah suami ibu turut membantu
Ya ikut mbak waktu anak-anak masih
ibu dalam mengajarkan pendidikan
sekolah dasar mbak dan sampai
keluarga bagi anak?
sekarang masih suka mengajarkan walaupun tidak sama seperti dulu.
Apakah anak ibu bersekolah? Jika
Anak saya sekarang dua-duanya sedang
iya, berapa jumlah anak ibu yang
kuliah mbak
bersekolah dan kelas berapa anak ibu ? Apakah pendidikan itu penting bagi
Sangat penting karena demi masa depan
ibu dan keluarga ibu (anak)? Jika
mereka dalammenjalani kehidupan
iya, apa alasannya?
mbak.
5
Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Apa pendidikan terakhir yang ibu
Saya tamat SMA
tamatkan ? Apa pendidikan terakhir suami ibu ?
Suami saya juga tamatan SMA
Menurut pendapat ibu,
Ya kebutuhan pokok bisa selalu
bagaimanakah keluarga yang
terpenuhi, hidup rukun bersama
sejahtera itu?
keluarga dan tetangga.
Menurut anda, apakah keluarga
Belum kan saya dan suami masih
anda sudah sejahtera ?
berkerja jadi seperti ada yang kurang masih belum tercukupi dengan baik.
Apakah kondisi ekonomi
Mempengaruhi mbak karena semua itu
mempengaruhi kesejahteraan
butuh uang agar dapat memenuhi
keluarga ibu ?
semua kebutuhan sehari-hari.
Apa kendala yang anda hadapi
Harga-harga semakin mahal tiap
dalam meningkatkan kesejahteraan
tahunnya pasti naik.
keluarga? 6
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Hal apa yang membuat ibu
Karena turun menurun dan lingkungan,
menyukai batik ?
jadi udah jadi kebiasaan perempuan di desa ini jadi pembatik.
Bagaimana menurut ibu tentang
Batik saat ini udah sangat berkembang
batik pada saat ini ?
mbak, sudah banyak macem-macemnya mbak, sudah banyak variasinya mbak
Bagaimana ibu mengenalkan batik
Dengan saya memberikan informasi
kepada sanak saudara /anak/
kepada tamu-tamu mbak, atau tidak
masyarakat luas ?
kalau ada pameran saya menggunakan baju batik mbak.
Bagaimana ibu bisa
Dengan saya mengenalkan dengan
mempertahankan batik giriloyo ?
sanak saudara, turunan saya atau tamutamu dan saya terus membatik mbak.
Adakah motif khusus dalam batik
Salah satunya motif khususnya yaitu sri
giriloyo ? Seperti apa ibu
gundu mbak
mempertahankan motif yang ada di giriloyo ? Dukungan apa yang diberikan dari
Dengan adanya pelatihan atau pameran
pemerintah dalam melestarikan
tentang batik, kan sering dari Lsm
kearifan lokal batik ?
ataupun pemerintah.
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama Kelompok
: Sungsang Batik
Nama
: Tujilah
Tempat, tanggal lahir
:
Alamat
: Rt. 03 Karangkulon, Imogiri Bantul
No
PERTANYAAN
1
JAWABAN
Peran Ibu Dalam Keluarga Apa saja kegiatan ibu selain
Saya adalah pembatik mbak sejak kecil,
menjadi ibu rumah tangga?
saya diajarkan dari oleh orang tua saya dan itu juga diajarkan oleh orangtua yang terdahulu
Apakah ibu nyaman dengan peran
Nyaman mbak apalagi ini dilakukan
yang ibu jalankan ?
untuk memenuhi tambahan penghasilan dari suami untuk keluarga dan disyukuri aja mbak pemberian dari gusti Allah
Bagaimana ibu membagi waktu
Saya menyelesaikan pekerjaan rumah
dengan kedua peran yang ibu
dulu mbak kalau sudah selesai saya
jalankan ?
baru pergi kesini untuk membatik.
Sebagai seorang istri, apa saja yang
Saya menyiapkan kebutuhan untuk
ibu lakukan sehari-hari untuk
keluarga memasak dan lain-lainnya
keluarga?
termasuk menyiapkan makan di setiap
pagi sebelum suami bekerja dan anak berangkat sekolah. Bagaimana keluarga ibu
Semuanya saling membantu kalau saya
mendukung peran yang ibu jalankan
sudah kelelahan suka membantu
?
pekerjaan rumah mbak.
Adakah kesulitan atau kendala yang
Tidak ada mbak, saya sudah biasa
dihadapin dalam menjalankan dua
melakukan membatik ini mbak.
peran ? 2
Peran Ibu Dalam Home Industri Bagaimana ibu bisa mengikuti
Saya sebelumnya membatik dirumah
kegiatan membatik ?
mbak terus ibu pemilik kelompok mengajak saya gabung dan bekerja di kelompok sungsang ini mbak.
Berapa jam dalam sehari ibu
Tidak bisa dipastiin berapa jam
membatik ?
pokoknya dari selesai pekerjaan rumah sampai sore hari.
Apakah setiap anggota mempunyai
Punya mbak, Kalau saya kebagian
tugas dalam kelompok membatik ?
tugasnya pacaran yaitu memberikan garis lurus-lurus
Bagaimana sistem gaji dalam
Disini sistem upah atau pembayarannya
kelompok membatik ?
adalah borongan.
Faktor penghambat apa dalam
Selama ini tidak ada yang menghambat
kegiatan ibu membatik ?
pekerjaan yang saya kerjakan mbak.
Adakah faktor pendukung dalam
Faktornya pasti ingin bisa mendapatkan
kegiatan ibu membatik ?
uang mbak agar saya semangat terus untuk menjalani hidup ditambah lagi melihat anak-anak saya yang masih butuh biaya untuk pendidikannya.
Apakah hasil sudah sesuai dengan
Alhamdulillah mbak sesuai dan
kebutuhan yang ibu butuhkan ?
disyukuri saja apa yang diberikan oleh gusti Allah.
Bagaimana sistem dalam keikut
Biasanya saya diajak dari pengurus
sertaan dalam kelompok membatik
kelompok atau dari anggota lain yang
?
sudah menjadi pekerja di kelompok batik mbak.
Bagaimana menurut ibu kelompok
Sekarang kelompok batik Sungsang ini
membatik ini ?
lebih maju. Sehingga hasil produk yang dihasilkan juga sudah lumayan banyak mbak.
Kendala seperti apa yang sering
Selama ini saya tidak merasakan
dihadapi dalam kelompok batik ini ? kendala dalam pekerjaan saya mbak. 3
Kondisi Sosial Ekonomi Pembatik Apakah suami anda berkerja ? jika
Berkerja mbak, bapak nya jadi kuli aja
iya, apa pekerjaan suami anda ?
mbak.
Berapa pendapatan rata-rata
Tidak bisa di nominalkan kadang ada
pendapatan suami ibu perhari atau
kerjaan kadang tidak mbak
perbulan ? Sebagai perajin batik, berapa rata-
Ya tidak ditentukan bisa sesuai kerjaan
rata pengahasilan ibu perhari ?
saya banyak tidak yang saya selesaikan
Apakah keuntungan dari membatik
Pasti menambah penghasilan mbak buat
menambah penghasilan keluarga ibu nambahin dapur dan ongkos anak ?
sekolah mbak tapi saya juga bisa menabung mbak buat keadaan darurat jadi saya punya uang.
Apakah pendapatan ibu dan suami
Cukup mbak Alhamdulillah sejauh ini
cukup untuk memenuhi kebutuhan
semua kebutuhan hidup bisa terpenuhi.
sehari-hari?
Apakah antara pendapatan rata-rata
Kadang kurang kadang bisa lebih,
ibu perhari seimbang dengan
pokoknya saya kebutuhan yang paling
pengeluaran ibu dalam sehari ?
utama yang saya dahulukan, baru ada sisa ditabungkan.
Apakah pendapatan yang ibu
Ya mbak biasanya saya tabung
peroleh bisa disisihkan untuk
walaupun sedikit mbak.
menabung? Jika iya, berapa rata-rata ibu
Tidak bisa ditentukan seperti itu hanya
menabung perbulan? Bagaimana
sedikit tapi saya berusaha menabung.
cara ibu menabung? Berapa frekuensi pola makan setiap
Makan sewajarnya aja, mau makan
harinya?
yang penting ada sayurannya yang bergizi mbak.
Berapa pengeluaran rata-rata
Sesuai dengan uang adanya berapa.
kebutuhan makan keluarga dalam
Ada uang segini saya belanjain untuk
setiap harinya?
saya masak.
Jika ada anggota keluarga ibu yang
Saya bawa ke dokter. Sekarang dokter
sakit, bagaimana cara ibu
dan puskesmas sudah ada dan lebih
melakukan pengobatan?
dekat.
Apakah anda menyediakan biaya
Iya mbak, dengan uang tabungan saya
khusus untuk kesehatan keluarga
itu yang nantinya bisa saya pergunakan
ibu? Jika iya, berapa biaya rata-rata
jika akan keperluan yang darurat.
untuk kesehatan perbulan? Bagaimana status rumah tempat
Sudah sendiri mbak, kalau disini anak
tinggal ibu? Warisan dari orang tua,
nikah pasti di bangunin rumah sama
milik sendiri, atau rumah
orang tua nya untuk tempat tinggal
kontrakan? Menurut ibu, bagaimana kondisi
Nyaman mbak namanya tinggal sama
rumah tempat tinggal?
bapak, anak dan cucu mbak jadi rame.
Apakah ibu memiliki sarana
Ada sepeda motor dan sepeda biasanya
transportasi pribadi bagi keluarga?
suka dipake bekerja mbak.
Jika iya, apa jenisnya dan berapa jumlahnya? Pernahkah ibu melakukan kegiatan
Pernah mbak paling jalan ke sekitar
rekreasi bersama keluarga?
jogya saja
4
Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Berapa jumlah anak ibu ?
Saya mempunyai tiga orang anak.
Sebagai ibu, apa yang sehari-hari
Saya berusaha siapin kebutuhan mereka
ibu lakukan untuk anak ibu ?
mbak, siapin sarapan sebelum mereka kuliah, mengingatkan ibadah mbak dan lain-lainnya mbak
Bentuk pendidikan apa yang ibu
Kalau saya lebih ke agamanya mbak
terapkan dalam keluarga?
yang saya terapkan suruh mengaji mbak
Apakah suami ibu turut membantu
Iya mbak, bapak suka membantu
ibu dalam mengajarkan pendidikan
memberikan pengajaran ke anak-anak
keluarga bagi anak? Apakah anak ibu bersekolah? Jika
Anak saya sekarang dua-duanya sedang
iya, berapa jumlah anak ibu yang
kuliah mbak
bersekolah dan kelas berapa anak ibu ?
5
Apakah pendidikan itu penting bagi
Sangat penting karena demi masa depan
ibu dan keluarga ibu (anak)? Jika
mereka dalammenjalani kehidupan
iya, apa alasannya?
mbak.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Apa pendidikan terakhir yang ibu
Saya tamat SD Mbak
tamatkan ? Apa pendidikan terakhir suami ibu ?
Suami saya juga tamatan SD
Menurut pendapat ibu,
Ya kebutuhan pokok bisa selalu
6
bagaimanakah keluarga yang
terpenuhi, hidup rukun bersama
sejahtera itu?
keluarga dan tetangga.
Menurut anda, apakah keluarga
Ya mbak yang penting keluarga saya
anda sudah sejahtera ?
bisa bahagia.
Apakah kondisi ekonomi
Iya mbak sangat mempengaruhi karena
mempengaruhi kesejahteraan
sekarang ini mau beli kebutuhan apa
keluarga ibu ?
saja pasti butuh uang.
Apa kendala yang anda hadapi
Harga-harga semakin mahal tiap
dalam meningkatkan kesejahteraan
tahunnya pasti mengalami kenaikan
keluarga?
mbak.
Desa Wisata Batik Giriloyo dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Hal apa yang membuat ibu
Dari kecil mbak dulu suruh belajar
menyukai batik ?
membatik, suruh jagain adek suruh sambil membatik, pulang sekolah disuruh membatik juga mbak.
Bagaimana menurut ibu tentang
Sekarang batik sudah bagus mbak
batik pada saat ini ?
banyak variasinya tapi harus pinterpinter kalau beli batik mbak.
Bagaimana ibu mengenalkan batik
Dengan saya memberikan informasi
kepada sanak saudara /anak/
kepada tamu-tamu mbak.
masyarakat luas ? Bagaimana ibu bisa
Dengan saya mengenalkan dengan
mempertahankan batik giriloyo ?
sanak saudara, turunan saya atau tamutamu dan saya terus membatik mbak.
Adakah motif khusus dalam batik
Salah satunya motif khususnya yaitu sri
giriloyo ? Seperti apa ibu
gundu mbak
mempertahankan motif yang ada di giriloyo ? Dukungan apa yang diberikan dari
Bisa dengan pemesanan mbak. Dengan
pemerintah dalam melestarikan
banyaknya pemesanan bisa menambah
kearifan lokal batik ?
daya jual dan daya tarik terhadap produksi batik.
Lampiran 8 Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Ketua Kelompok
: Berkah Lestari
Nama
: Ibu Erni
No 1
PERTANYAAN
JAWABAN
Bagaimana sejarah batik Berkah
Pada awalnya ibu-ibu hanyalah buruh
Lestari ini berdiri ?
batik mentah bagi juragan-juragan dijogja dengan mendaptkan upah minim. Gempa bumi pada tangga 26 Mei 2006 tidak mutlak berdampak negative bagi kami, tetapi ada sisi positifnya yaitu bangkitnya semangat ibu-ibu pembatik di desa kami, dulu kami difasilitasi oleh LSM dari dompet duafa yang berwujud modal usaha berupa : 1. Bahan mentah batik (kain mori, malam, dan bahan warna) 2. Bangunan permanen untuk tempat produksi dan showroom 3. Pelatihan pewarnaan alam dan
sintesis 2
Bagaimana menurut ibu kelompok
Menurut saya kelompok batik Berkah
Home Industri batik yang ibu
Lestari sudah jauh lebih baik
ketuain ?
dibandingkan pada awalnya. Mungkin karena sering adanya pelatihanpelatihan.
3
Bagaimana penerimaan anggota
Pada awalnya dilihat dari keaktifan
kelompok Home Indusrtri batik ?
membatik yang kemudian dipilihlah perwakilan setiap RT berjumlah 5 orang. Namun pada saat ini kalau ada yang ingin bergabung bisa langsung bergabung.
4
Bagaimana sistem pembayaran
Pembayaran disini sistemnya
dalam kelompok Home Industri
borongan jadi kalau sudah selesai bisa
batik ?
langsung dibayarkan pekerjaannya. Salah satu contoh borongan batik mentahan kasar 30.000 sampai 50.000, Batik menengah 70.000 sampai 100.000, Batik halus 150.000 sampai juta rupiah. Masing – masing panjang kain 2,5 meter.
5
Kegiatan apa saja yang terdapat
Ada arisan, pertemuan kelompok
dalam kelompok Home Industri
tanggal 10, pelatihan-pelatihan, PKL
batik ? 6
Jam kerja seperti apa yang
Tidak ada jam kerja
diterapkan dalam kelompok Home Industri batik ? 7
Adakah faktor penghambat dalam
Faktor penghambatnya yaitu di SDM
kelompok Home Industri batik ?
kebanyakan yang sudah sepuh-sepuh
(berumur) sehingga yang ikut pelatihan dan pameran yang masih muda-muda saja. 8
Adakah pengaruh besar bagi
Pasti ada salah satu contoh yaitu
masyarakat dalam dijadikannya
terutama para perajin batik yang aktif
Desa ini menjadi desa wisata
dimana kalau sedang ada kunjungan
kampung batik ?
pasti dibutuhkan banyak pendampingan membatik biasanya itu jadi tambahan untuk para perajin batik, selain jadi pendamping mereka juga jadi pendamping untuk mengajarkan membatik.
9
Menurut ibu pengaruh besarkah
Dilihat lagi keaktifan para ibu-ibu
kelompok batik ini bagi ibu-ibu
perajin batik, kalau dia aktif pasti
dalam memenuhi kebutuhan rumah
menambahkan kebutuhan rumah
tangganya ?
tangganya. Disini borongan menyerahkan hasil batik baru dibayar.
11
12
Dukungan atau fasilitas apa yang
Adanya pelatihan-pelatihan membatik
diberikan dari pemerintah
dan informasi tentang pameran tapi
kota/desa/lingkungan ?
pamerannya hanya di Yogyakarta saja.
Batik adalah salah satu kearifan
Harus diterapkan eksis dalam
lokal yang desa ini jaga atau
membatik, namun saat ini generasi
lestarikan adakah rencana khusus
muda kurang berminat dalam
dalam kelompok ini untuk lebih
membatik mereka lebih suka kerja
maksimal dalam melestarikan ke
dipabrik karena pembayaran tiap
arifan lokal ?
bulannya pasti. Sedangkan kalau membatik harus selesai dan baru diabyarkan. Waktu itu regenerasi ada kelas membatik setiap seminggu 2 kali
namun hanya bertahan 2 tahun dan pada saat ini minatnya dalam membatik berkurang.
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Ketua Kelompok
: Sri Kuncoro
Nama
: Ibu Imanaroh
No 1
PERTANYAAN Bagaimana sejarah berdirinya kelompok Sri Kuncoro ?
JAWABAN Batik tulis “Sri Kuncoro” berdiri sejak 5 April 2008. Dengan modal awal 10 lembar kain dan dibantu dengan 2 orang karyawan, kini home industry ini dibantu 20 karyawan yang merupakan ibu-ibu di sekitar dusun Giriloyo. “Cara pemasaran batik kami adalah dengan door to door, pameran yang merupakan fasilitas dari LSM, TV, dan sosmed.”ujar Ibu Imaroh (47) yang merupakan pemilik dari industri Batik “Sri Kuncoro”. Dia juga menambahkan keistimewaan batik “Sri Kuncoro” adalah motif
batik tulis yang merupakan gaya klasik Jogja. Keahlian membatik motif ini diajarkan oleh lima generasi secara turun-temurun, dan Ibu Imaroh merupakan generasi ke tiga. Saat awal didirikannya industri ini, ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya adalah mencari pelanggan. Setiap harinya hanya menunggu tamu, tetapi semenjak dipasarkan dan dibantu oleh pemerintah yang membuat work shop, lama kelamaan industri batik ini berkembang dengan pesat dan bagi Ibu yang mempunyai tiga anak ini, untuk mempertahankan konsumen, dia harus menjaga kualitas batik dan meningkatkan mutu batik yang dihasilkan. 2
Bagaimana menurut ibu kelompok
Pada awalnya modalnya masih kecil,
Home Industri batik yang ibu
dimulai dari 5 lembar kain. Kalau
ketuain ?
pada saat ini kelompok yang saya ketua sudah mampu menyelesaikan pesenan-pesanan. Saat ini saja saya
kelompok ini sudah mempunyai pesenan sampai 3 bulan kedepan. 3
Bagaimana penerimaan anggota
Penerimaan anggota pada kelompok
kelompok Home Indusrtri batik ?
Srikuncoro, sebenarnya siapa saja boleh bergabung dikelompok ini. Apalagi kalau sedang banyak orderan siapa saja boleh mengerjainnya tetapi kalau orderan lagi dikit hanya terbatas saja. Tapi saya selalu memikirkan tiap bulannya jangan sampai anggotaanggota saya tidak membatik dan kelompok ini tidak ada pesenan. Proses pembuatan batik sesuai dengan bagian-bagian, saya melihat ibu-ibu ini lebih bagus ditahap apa.
4
Bagaimana sistem pembayaran
Sistem pembayaran disini adalah
dalam kelompok Home Industri
borongan, sesuai dengan
batik ?
pembantiknya bisa menyelesaikan berapa. Dan upahnya mau diambil kapan saja bisa harian, mingguan atau bulanan. Khusus kalau yang mengerjakan batiknya dirumah dia harus memberikan hasil batiknya baru diberikah upah dan mengambil kain kembali.
5
Kegiatan apa saja yang terdapat
Kegiatan dalam kelompok ini
dalam kelompok Home Industri
sebnernya tidaka ada, cuman
batik ?
membatik dan pelatihan-pelatihan dari Lsm ataupun pemerintahan. Diluar
kelompok ini ibu-ibu pasti punya kegaitan. 6
Jam kerja seperti apa yang
Jam kerja yang diterapkan di Sri
diterapkan dalam kelompok Home
Kuncoro tidak ada, kalau disini bebas
Industri batik ?
selesai pekerjaan rumah baru ibu-ibu pembantik datang ke gazebo ini.
7
Adakah faktor penghambat dalam
Kalau buat Srikuncoro faktor
kelompok Home Industri batik ?
penghambatnya pada saat ini masih susahnya pemasarannya walaupun sekarang teknologi sudah maju paling yang muda-muda aja yang bisa mengoprasikan.
8
Adakah pengaruh besar bagi
Pasti berpengaruh bagi masyarakat
masyarakat dalam dijadikannya
disini, pastikan tiap hari ada yang
Desa ini menjadi desa wisata
berkunjung ke desa ini, banyak yang
kampung batik ?
meliput dan banyak yang ingin tinggal disini dan belajar membatik. Tapi disini masih kurangnya sosialisasi dijadikan desa wisata padahal kalau masyarakat lebih mengetahui tentang desa wisata peluang besar dalam pekerjaan.
9
Menurut ibu pengaruh besarkah
Pasti berpengaruh walaupun tidak
kelompok batik ini bagi ibu-ibu
besar, namun kelompok ini bisa
dalam memenuhi kebutuhan rumah
membantu ibu-ibu rumah tangga
tangganya ?
untuk menambahkan pemasukan keluarga.
10
Sebagai ketua kelompok dukungan
Memberikan selalu pekerjaan untuk
apa yang ibu berikan untuk para
mereka, saya memikirkan dan selalu
pengrajin batik dari keluarganya
mencari pekerjaan untuk mereka. Agar mereka mendapatkan penghasilan tiap harinya.
11
Dukungan atau fasilitas apa yang
Pelatihan – pelatihan, setelah gempa
diberikan dari pemerintah
bumi banyak LSM yang membantu
kota/desa/lingkungan ?
dalam kegiatan membatik contohnya gazebo ini sebelumnya belum sebesar ini karena ada lembaga LSM membantu akhirnya bisa lebih baik, sama alat-alat membatik contohnya canting, kompor dan alat-alat lainnya.
12
Batik adalah salah satu kearifan
Dengan terus saya dan kelompok ini
lokal yang desa ini jaga atau
membatik, kalau saya dan ibu-ibu
lestarikan adakah rencana khusus
disini membatik saya yakin banyak
dalam kelompok ini untuk lebih
orang yang akan menyukai batik dan
maksimal dalam melestarikan ke
mencitai batik.
arifan lokal ?
Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Ketua Kelompok
: Sungsang Batik
Nama
: Ibu Giyarti
No 1
PERTANYAAN Bagaimana sejarah berdirinya kelompok Sungsang Batik ?
JAWABAN Batik
Giriloyo
(Sungsang)
ini
didirikan oleh Bapak Sunaji dan para warga Desa Giriloyo pada tanggal 26 Januari 2007. Sebelum didirikan Batik Giriloyo ini, Bapak Sunaji dan para warga lainnya telah memiliki keahlian sebagai pembatik. Istri Bapak Sunaji bernama Ibu Giyarti Takarina, sejak kelas 3 SD telah belajar membatik dari kedua orang tuanya. Apalagi kedua orang tua dari istri Bapak Sunaji bekerja
sebagai
pengepul
batik,
dimana para tetangga mengambil kain mori sebagai bahan dasar untuk
membatik lalu mengerjakan proses membatik di rumah. Setelah selesai membatik
lalu
kain
tersebut
diserahkan kembali kepada pengepul. Kain tersebut dijual oleh pengepul ke Yogyakarta. Jadi usaha membatik ini diwariskan turun-temurun dari orang tua
istri
Bapak
Sunaji.
Sampai
sekarang orang tua dari istri Bapak Sunaji masih bekerja sebagai pengepul batik. Setelah terjadi gempa ini, banyak bantuan dari LSM yang memberikan bantuan ke Desa Giriloyo. Untuk memperoleh
bantuan
tersebut,
persyaratannya adalah dibentuknya suatu
kelompok
batik
yang
terkoordinasi dengan baik untuk dapat berkembang. kelompok
Maka batik
yang
didirikanlah kemudian
bergabung menjadi sebuah paguyuban yang menaungi beberapa kelompok
pembatik yang diberi nama Batik Giriloyo. Kelompok Batik Giriloyo dalam hal ini kelompok Sungsang, sangat aktif dalam hal pengembangan warna alam. Selain
menggunakan
bahan-bahan
pewarna alam yang sudah sering digunakan, antara lain: kulit kayu mahoni, putri malu, gambir, indigo, jolawe, akar pace, jambu biji, tegeran dan
daun
jati,
mereka
juga
mengembangkan pewarnaan alam dari bahan-bahan
baru,
seperti:
kulit
bawang merah dan daun mangga. Ternyata hasil yang diperoleh sangat bagus dibandingkan dengan warna kimia.
Sebelumnya
kelompok
ini
mencari bahan pewarna alam disekitar rumahnya
namun
karena
pertimbangan waktu dan biaya maka bahan-bahan tersebut dibeli dari para pengepul pencari warna alam, seperti:
kulit kayu mahoni. Warna alami ini sendiri memiliki keunikan, meskipun proses dan jenis bahannya sama, tetapi hasilnya belum tentu sama karena faktor tanah juga ikut mempengaruhi warna tersebut. 2
Bagaimana menurut ibu kelompok
Alhamdulillah kelompok batik ini
Home Industri batik yang ibu
selalu ada kemajuan.
ketuain ? 3
Bagaimana penerimaan anggota
Disini penerimaan anggota ada yang
kelompok Home Indusrtri batik ?
datang untuk bergabung dan ada juga yang saya ajak untuk bergabung. Masing-masing dalam anggota saling gotong-royong saja.
4
Bagaimana sistem pembayaran
Sistem pembayaran borongan disini
dalam kelompok Home Industri
karena proses membatik membutukan
batik ?
waktu lama. Prosesnya kurang lebih 1 bulan sampai selesai dan dilihat dari kerumitan dalam pola.
5
6
7
Kegiatan apa saja yang terdapat
Disini cuman ada arisan mingguan,
dalam kelompok Home Industri
tapi hanya sekedar arisan tidak ada
batik ?
makan-makan kaya gitu.
Jam kerja seperti apa yang
Jam kerjanya biasanya dari jam 09.00
diterapkan dalam kelompok Home
– 16.00. Biasanya selesai pekerjaan
Industri batik ?
rumah saja.
Adakah faktor penghambat dalam
Tidak ada jangan sampai ada faktor
kelompok Home Industri batik ?
penghambat dalam kelompok ini.
Mudah-mudahan lancar. 8
Adakah pengaruh besar bagi
Sejak kampung ini dijadikan kampung
masyarakat dalam dijadikannya
wisata banyaknya kunjungan dari luar.
Desa ini menjadi desa wisata
Salah satu contoh saya mempunyai
kampung batik ?
langganan orang jepang setiap 4 bulan sekali pasti berkunjung ke gazebo itu sudah berjalan selama 6 tahun.
9
Menurut ibu pengaruh besarkah
Pasti ada pengaruh walaupun tidak
kelompok batik ini bagi ibu-ibu
besar. Menambah tali persauadaraan
dalam memenuhi kebutuhan rumah
salah satunya.
tangganya ? 10
11
Dukungan atau fasilitas apa yang
Pelatihan – pelatihan dari pemerintah
diberikan dari pemerintah
tapi kebanyakan dari luar
kota/desa/lingkungan ?
pelatihannya.
Batik adalah salah satu kearifan
Dengan terus membatik dalam
lokal yang desa ini jaga atau
kelompok aja.
lestarikan adakah rencana khusus dalam kelompok ini untuk lebih maksimal dalam melestarikan ke arifan lokal ?
Lampiran 9 Transkip wawancara mendalam : “Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Home Industri Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukisari Daerah Istimewa Yogyakarta”
Identitas Informan Nama No 1
: Bapak Muhtarom PERTANYAAN Bagaimana sejarah batik di Giriloyo ?
JAWABAN Pada awal mulanya Batik Tulis Giriloyo berawal dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri yang terletak di Bukit Merak pada tahun 1654. Pada waktu itu, ketika Sultan Agung Hanyokrokusumo, cucu Panembahan Senopati, berniat membangun makam. Beliau menemukan bukit yang tanahnya berbau harum dan dirasa cocok untuk dibuat makam, namun ketika pemakaman sedang dibangun, pamannya yang bernama Gusti Panembahan Juminah menyatakan
keinginannya untuk turut dimakamkan di tempat itu, dan ternyata yang meninggal terlebih dahulu adalah pamannya tersebut. Oleh karena itu, yang pertama kali menempati makam tersebut adalah Gusti Panembahan Juminah, bukan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Sultan Agung Hanyokrokusumo pun kecewa karena sebagai penguasa atau raja seharusnya yang pertama kali dimakamkan di tempat itu adalah dirinya. Untuk menghilangkan rasa kecewanya, Sultan Agung Hanyokrokusumo pun mengalihkan pembangunan calon makam untuk dirinya di bukit lain yang oleh penduduk setempat dinamakan “Bukit Merak” yang berada di wilayah Girirejo. Sejalan dengan proses pembangunan makam raja-raja tersebut, maka diperlukan tenaga yang bertugas untuk
memelihara dan menjaganya, oleh karena itu pihak Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menugaskan para Abdi Dalem, yang dikepalai oleh seseorang berpangkat Bupati. Banyaknya abdi dalem yang bertugas memelihara komplek makam membuat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kraton mulai sering terjadi di wilayah sekitar makam termasuk kegiatan membatik. 2
Menurut bapak bagaimana dengan pengerjaan batik contohnya dalam
Proses pewarnaan batik cukup rumit, misalnya sebelum memulai membatik,
pewarnaan ? kain dipukul-pukul dahulu agar lunak tidak kaku. Setelah selesai melakukan pembatikan dengan malam, bahan batik tadi dicelup, kemudian dilorot/dikerok malamnya, selanjutnya ketika ingin memberi warna lain maka harus menutup dengan malam alias membatik lagi dengan mengikuti lukisan yang sudah jadi tadi,
kemudian diwedel dilorot lagi tergantung berapa warna yang diinginkannya. Makanya kenapa harga batik termasuk harga yang cukup mahal. Apalagi batik tulis dari bahan sutera, dengan seni batik yang tinggi, harganya sangat fantastis, Itulah harga nilai seni yang dikerjakan secara handmade. 3
Adakah nilai yang terdapat dari setiap motif atau modelnya ?
Batik tulis yang diproduksi oleh para pengrajin di Griloyo jika dicermati di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pecinta batik. Nilai-nilai itu antara lain, kesakralan, keindahan/seni, ketekunan, ketelitian dan kesabaran. Nilai kesakralan tercermin dalam motif-motif tertentu yang hanya boleh dipakai Sultan dan keluarganya. Nilai keindahan tercermin dari motif ragam
hiasnya yang dibuat sedemikian rupa sehingga memancarkan keindahan, sedangkan nilai ketekunan, ketelitian dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang cukup menyita waktu yang panjang dan lama untuk menghasilkan sebuah batik tulis yang bagus dan menarik yang disukai oleh banyak orang. 4
Adakah ciri-ciri khusus dalam membatik ?
Batik tulis Giriloyo memiliki ciri batik yang halus dan rumit, kelebihan lainnya adalah para pembatik Giriloyo masih mempertahankan teknik membatik bolak-balik pada sisi setiap helai kain, sehingga kain batik dapat digunakan pada dua sisi, proses seperti ini sudah jarang dilakukan oleh pembatik-pembatik lain karena pengerjaannya memakan waktu banyak dan membutuhkan ketekunan, kesabaran serta keahlian yang mendalam. Nilai-nilai kekhasan dan
filosofi yang tertuang dalam motifmotif batik tulis Giriloyo adalah motif klasik atau tradisional karena banyak terpengaruh oleh tradisi keraton Mataram. Saat ini para pengrajin Giriloyo sudah cukup banyak melakukan kreativitas dalam pengembangan motif untuk memenuhi dan menarik minat konsumen seperti motif laba-laba dan motif kembang api dengan pewarna natural yang didominasi warna coklat tua, coklat muda dan kuning.
Lampiran 10 CATATAN OBSERVASI No
Tanggal
Jam
1
10 April 2015
15.00-
Kegiatan Survey lokasi
17.00
Subyek Observasi
Catatan Hasil Observasi
Ibu-ibu rumah
Peneliti melakukan survei lokasi ke tempat
tangga yang ada di
yang akan menjadi tempat penelitian dan
RT 03 Dusun
melakukan beberapa wawancara terhadap
Karangkulon
penduduk
dusun
Karangkulon.
Setelah
melihat lokasi mendapatkan hasil bahwa penduduk dusun Karangkulon para wanitanya adalah pembatik. 2
17 April 2015
11.00-
Survey
14.00
yang ke-2
lokasi
Ibu–ibu yang
Peneliti lebih mefokuskan terhadap kelompok
tergabung di
batik yang ada disana. Peneliti melakukan
kelompok batik
kegiatan interaksi kepada kelompok Berkah
Berkah Lestari
Lestari.
Peneliti
melakukan
wawancara
terhadap salah satu anggota kelompok batik. Wawancara yang dilakukan peneliti untuk mencari
informasi
tentang
perijinan
melakukan wawancara dan sedikit tentang kegiatan ibu-ibu disana. 3
21 July 2015
09.00-
Kunjungan
Bapak Mutarom
Peneliti melakukan kunjungan ke rumah
14.00
kerumah kepala
kepala dukuh untuk meminta ijin melakukan
dukuh
penelitian di dusun tersebut. Wawancara yang dilakukan dirumah kepala dukuh : 1. Peneliti
mengenalkan
diri
dan
menjelaskan tujuan peneliti 2. Meminta ijin untuk dapat melakukan penelitian di daerah tersebut 3. Menanyakan
bagaimana
proses
perijinan selanjutnya untuk ke desa dalam rangka meminta ijin untuk melakukan penelitian 4. Menanyaan
kelompok-kelompok
batik mana yang lebih aktif dalam kegiatan kelompok 5. Melakukan
wawancara
seputar
penduduk dusun Karangkulon Setelah
peneliti
menanyakan
beberapa
pertanyaan dapat disimpulkan bahwa di desa tersebut penelitian
sudah dari
sering
dijadikan
bahan
kampus-kampus,
LSM
ataupun tempat pembelajaran batik. Peneliti
dianjurkan untuk meminta ijin ke kepala desa untuk melakukan penelitian. Kepala dukuh menceritakan bagaimana keadaan kelompok batik yang terdapat di desa tersebut dimana kelompok batik yang ada di Dusun tersebut sudah bertambah jumlahnya namun yang yang sangat berpengaruh ada sekitar 3 kelompok dan nantinya 3 kelompok tersebut menjadi objek penelitian bagi peneliti. 4
24 July 2015
09.00-
Kunjungan ke
Kepala Desa
Peneliti bertemu denga kepala desa dan
11.00
balai Desa
Wukisari
menjelaskan apa tujuan peneliti ke desa
Wukisari
tersebut dan peneliti menyerahkan surat penelitian terhadap kepala desa. Kepala desa telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam.
5
29 July 2015
10.00-
Kunjungan ke
Pengurus Desa
Peneliti pergi ke balai desa bertujuan untuk
11.00
balai Desa
Wukisari
meminta data monografi Desa. Peneliti
Wukisari
bertemu dengan salah satu pengurus desa dan melakukan perkembangan
wawancara batik
dan
tentang desa
wisata.
Pengurus desapun memberikan beberapa
informasi tentang yang peneliti butuhkan. 6
6 Agustus
09.00-
Peneliti
Ibu-ibu Rumah
2015
13.00
berkunjung ke
Tangga yang
kelompok
sedang membatik
Berkah Lestari
Peneliti melakukan pengamatan ke kelompok Berkah
Lestari
dan
melihat
aktifitas
kelompok. Peneliti menjelaskan tujuan dan maksud melakukan penelitian di kelompok tersebut. Melalui pendekatan yang dilakukan, peneliti bisa diterima dikelompok. Peneliti mengamati showroom dan gazebo yang menjadi tempat dimana aktifitas ibu-ibu sebagai perajin batik. Melalui perbincangan yang lebih mendalam peneliti diajarkan bagaimana cara membatik dan Setiap tanggal 10 setiap bulannya di gazebo kelompok berkah lestari sering diadakan pertemuan.
7
8 Agustus
10.00-
Peneliti
2015
16.00
melakukan
Anggota kelompok Pada
hari
sebelumnya
peneliti
sudah
berkah lestari yaitu melakukan perbincangan untuk ketemu dan
wawancara
Ibu Nani, Ibu
melakuan wawancara lebih mendalam kepada
terhadap 3
Istiqomah dan Ibu
tiga anggota Berkah Lestari. Wawancara
anggota Berkah
Sri Yati
tersebut memakan waktu satu anggota kurang
Lestari
lebih 1-2 jam. Penelitian yang dilakukan disela
kegiatan
batik
sehingga
tidak
mengganggu aktifitas pembuatan batik. 8
11 Agustus
12.00-
Peneliti bertemu
Pengurus
Peneliti bertemu dengan salah satu pengurus
2015
14.00
dengan ketua
kelompok Berkah
kelompok yang berada di Berkah Lestari dan
kelompok
Lestari
melakukan wawancara secara mendalam
Berkah Lestari
tentang awal muncul kelompok Berkah Lestari dan Aktifitas yang dijalankan oleh kelompok Berkah Lestari.
9
12 Agustus
10.00-
Peneliti bertemu
2015
17.00
dengan ketua kelompok Sri
10
Pengurus
Peneliti bertemu dengan salah satu pengurus
kelompok batik Sri kelompok yang berada di Sri Kuncoro dan Kuncoro
melakukan wawancara secara mendalam
Kuncoro dan
tentang awal muncul kelompok Sri Kuncoro
melakukan
dan Aktifitas yang dijalankan oleh Sri
pengamatan
Kuncoro.
10 September
12.00-
Peneliti
2015
14.00
melakukan
batik Sri Kuncoro
melakukan perbincangan untuk ketemu dan
wawancara
yaitu Ibu Wasinga
melakuan wawancara lebih mendalam kepada
mendalam
Anggota kelompok Pada
tiga
hari
sebelumnya
anggota
Sri
peneliti
Kuncoro.
sudah
Wawancara
kepada anggota
tersebut memakan waktu satu anggota kurang
Sri Kuncoro
lebih 1-2 jam. Peneliti melakukan wawancara dengan para perajin batik di waktu sela-sela membatik
sehingga
tidak
menggangu
aktifitas pembuatan batik. 11
12 September
15.00-
Peneliti
Anggota kelompok Pada
hari
sebelumnya
peneliti
sudah
2015
17.00
melakukan
batik Sri Kencoro
melakukan perbincangan untuk ketemu dan
wawancara
yaitu Ibu Istina
melakuan wawancara lebih mendalam kepada
mendalam
tiga anggota Sri Kuncoro. Peneliti melakukan
kepada anggota
wawancara dengan para perajin batik di
Sri Kuncoro
waktu sela-sela membatik sehingga tidak menggangu aktifitas pembuatan batik.
12
29 September
11.00-
Peneliti
Pengurus atau
Peneliti bertemu dengan salah satu pengurus
2015
14.00
melakukan
ketua kelompok
kelompok yang berada di Sungsang Batik dan
wawancara
batik Sungsang
melakukan wawancara secara mendalam
terhadap ketua
tentang awal muncul kelompok Sungsang
kelompok Sung
Batik dan Aktifitas yang dijalankan oleh
Sang Batik 13
Sungsang Batik.
03 Oktober
12.00-
Peneliti
Ibu-ibu yang
2015
17.00
melakukan
mejadi anggota
mengamatan
sekaligus pekerja
kelompok. Peneliti menjelaskan tujuan dan
mendalam dan
batik dikelompok
maksud melakukan penelitian di kelompok
wawancara
tersebut
tersebut. Melalui pendekatan peneliti bisa
seputar kegiatan membatik
Peneliti melakukan pengamatan ke kelompok Sungsang
Batik
dan
melihat
aktifitas
diterima dikelompok. Peneliti mengamati showroom dan gazebo
yang menjadi tempat dimana aktifitas ibu-ibu perajin batik. Melalui perbincangan yang lebih mendalam peneliti diajarkan cara membatik. 14
05 Oktober
13.00-
Peneliti
Anggota
2015
17.00
melakukan
Kelompok yaitu
melakukan perbincangan untuk ketemu dan
wawancara
Ibu Tujilah
melakuan wawancara lebih mendalam kepada
mendalam
tiga
hari
anggota
sebelumnya
Sungsang
peneliti
Batik.
sudah
Peneliti
terhadap anggota
melakukan wawancara dengan para perajin
kelompok Sung-
batik di waktu sela-sela membatik sehingga
Sang Batik 15
Pada
07 Oktober
10.00-
Peneliti
2015
16.00
melakukan
tidak menggangu aktifitas pembuatan batik. Anggota kelompok Pada yaitu Ibu Rosiani
hari
sebelumnya
peneliti
sudah
melakukan perbincangan untuk ketemu dan
wawancara
melakuan wawancara lebih mendalam kepada
mendalam
tiga anggota Sungsang Batik. Wawancara
terhadap anggota
tersebut memakan waktu satu anggota kurang
kelompok Sung-
lebih 1-2 jam.
Sang Batik 16
14 Oktober
10.00-
Peneliti
Seluruh kegiatan
2015
12.00
melakukan
yang ada
dokumentasi
dikelompok dan
Peneliti
melakukan
pengambilan
dokumentasi gambar pada saat kegiatan membatik sedang berlangsung.
gambar kepada
meminta izin ke
kelompok
pengurus masing-
Berkah Lestari
masing kelompok
dan kelompok Sung-sang 17
15 Oktober
11.00-
Peneliti
Peneliti menemui
2015
13.00
melakukan
pengurus
dokumentasi gambar kepada
Peneliti
melakukan
pengambilan
dokumentasi gambar pada saat kegiatan
kelompok batik Sri membatik sedang berlangsung. Kuncoro
kelompok Sri Kuncoro 18
16 Oktober
09.00-
Peneliti
Seluruh anggota
2015
12.00
melakukan
dan pengurus
pertemuan ke
kelompok batik
telah
Berkah Lestari,
yang dijadikan
berterimakasih atas informasi dan berbagi
Sri Kuncoro,
sebagai objek
pengalaman.
Sung sang Batik,
penelitian
kerumah pak Dukuh dan Balai Desa
Peneliti
berkunjung
kemasing-masing
kelompok dan berpamitan bahwa penelitian selesai
dan
berpamitan
untuk
Lampiran 11
Berikut ini tabel keadaan informan dalam hal ini ibu rumah tangga berkerja dalam kelompok batik di Dusun Karang Kulon Imogiri Bantul : Nama Ibu Sriyati
Ibu Istiqomah
Sebelum Bergabung Dalam Kelompok Batik Material Semula hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup seharhari
Spritual Menjunjung tinggi nilai dan norma agama dan adat yang berlaku
Sosial Masih bersosialisasi sebatas pada lingkungan sekitar saja
Semula hanya cukup untuk menghidupi keluarga dan membiayai sekolah anakanak
Lebih memilih pengobatan alternative atau herbal dibandingkan dengan medis karena keterbatasan biaya
Hanya sebatas interaksi pada satu kelompok batik tertentu
Setelah Bergabung Dalam Kelompok Batik Material Telah mampu memenuhi kebutuhan hidup seharihari bahkan sampai beberapa hari kedepan Telah mampu membeli peraltan rumah tangga lainnya diluar dari biaya hidup dan biaya sekolah anak
Spritual Telah mampu memperdalam pengetahuan tentang agama dan nilai atau norma adat
Sosial Telah mampu bersosialisasi dengan orang banyak dalam hal ini secara berkelompok
Telah mampu dan lebih memilih pengobatan medis mengingat biaya yang cukup memadai
Telah mampu bersosialisasi dengan siapapun diluar kelompok batik yang beliau ikuti
Ibu Nani
Semula hanya memiliki kendaraan sepeda
Ibu Wasinga
Ibu Sugiah
Lebih memilih pengobatan yang bersifat alternative dan kurang rekreasi untuk kebutuhan rohaninya
Bersifat sebatas pada lingkungan sekitar saja
Telah mampu membeli sepeda motor sebagai alat transportasi tambahan
Semula hanya Menjunjung cukup untuk tinggi nilai dan memenuhi norma adat kebutuhan akan makan sehari-hari dan itu pun terbatas
Kurangnya sosialisasi sehingga interaksinya hanya sebatas pada tetangga sebelah rumah saja
Telah mampu memenuhi kebutuhan hidup dan mampu untuk persediaan beberapa hari kedepan
Semula hanya cukup untuk memnuhi kebutuhan hidup seharihari
Sosialisasinya hanya sebatas pada kelompok batik saja
Telah mampu memenuhi kebutuhan hidup seharihari ditambah lagi mampu
Menjunjung tinggi nilai agama dan norma yang berlaku
Sudah mampu mengatur waktu dan menyisihkan sebagaian hasilnya untuk rekreasi dengan keluarga dan pengobatannya Telah mampu memperdalam ilmu agama disamping norma adat yang berlaku
Lebih banyak mendapat pengetahuan tentang norma agama ketika sudah tergabung
Mampu berinteraksi dengan siapa saja termasuk pengunjung yang datang
Lebih banyak interaksi sosialnya dengan anggota kelompok dan juga kepada para tamu yang datang berkunjung Mampu bersosialisasi dengan orang banyak diluar dari kelompok batik dan juga
Ibu Istinah
Semula yang hanya memiliki sepeda dan cukup untuk makan seharihari termasuk juga biaya sekolah anak
Ibu Rosiani
Semula mampu memenuhi kebutuhan hidup seharihari dan masih terbatas
Lebih mengarah pada pengobatan alternatif untuk kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani sebatas pada pendalaman agama Lebih memilih pendalaman agama dan pelestarian norma adat untuk
Interaksinya hanya dengan orang-orang disekitar rumah saja
Kurangnya sosialisasi sehingga interaksinya hanya sebatas pada tetangga
membeli peralatan rumah (dapur dan sebagainya) diluar dari biaya hidup Sudah memiliki sepeda motor sebagai alat transportasi tambahan
di kelompok batik sehigga lebih memperdalam lagi
kepada pengunjung yang datang
Kini pengobatan medis sudah mampu dijangkau dan bisa menyisihkan untuk rekreasi walaupun hanya sekedar jalanjalan saja
Sudah mampu dan tidak sungkan untuk berinteraksi dengan orang banyak
Sudah mampu memenuhi kebutuhan dan dapat dipergunakan untuk beberapa hari kedepan
Mampu menambah dengan cara rekreasi demi memenuhi kebutuhan rohani
Sudah melakukan interaksi sosial dengan banyak orang termasuk pengunjung
Ibu Tujilah
Semula hanya cukup untuk menghidupi keluarga dan membiayai sekolah anakanak
kebutuhan rohaninya.
sebelah rumah saja
Hanya lebih mementingkan untuk kebutuhan rohani saja dari pada kebutuhan jasmani (misalnya untuk pengobatan yang bersifat herbal)
Masih sebatas intraksi dengan tetangga dan lingkungan sekitar saja
Mampu memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan membiayai sekolah anak
Antara kebutuhan rohani dan jasmani sudah seimbang dan untuk pengobatan sudah dilakukan melalui pengobatan medis mengingat pelayanan kesehatan sudah dekat
yang datang seperti yang ingin melakukan wawancara Mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang banyak dan terbuka kepada setiap pengunjung yang datang
HASIL STUDI DOKUMENTASI
Lampiran 12
Kelompok Berkah Lestari
:
Gambar 1 Gazebo dan Showroom Berkah Lestari
Gambar 2
Gambar 3
Istiqomah Membatik di Gazebo Berkah Lestari
Ibu Sriyati dan Ibu Istiqomah Melorot Malam di Gazebo Berkah Lestar
Tempat ini adalah showroom dan gazebo kelompok Berkah Lestari melakukan kegiatan membatik dan melakukan pertemuan kelompok yang diadakan setiap tanggal 10. Di showroom ini kita bisa melihat bagaimana proses membatik dari proses di awal yang hanya berupa kain mori sampai menjadi kain batik yang indah yang penuh dengan nilai indahan.
Kelompok Sri Kuncoro :
Gambar 4 Gazebo dan Showroom Sri Kuncoro
Gambar 5
Gambar 6
Showroom Sri Kuncoro
Ibu-ibu Sri Kuncoro Membatik
Tempat ini adalah showroom dan gazebo kelompok Sri Kuncoro Batik melakukan kegiatan membatik dan melakukan interaksi langsung kepada pengujung baik itu pembeli ataupun yang ingin mempelajari batik. Di showroom ini kita bisa melihat bagaimana proses membatik dari proses di awal yang hanya berupa kain mori sampai menjadi kain batik yang indah yang penuh dengan nilai indahan.
Kelompok Sung Sang Batik :
Gambar 7 Gazebo dan Showroom Sung Sang Batik
Gambar 8
Gambar 9
Ibu-ibu kelompok Sung Sang membatik
Ibu-ibu kelompok Sung Sang membatik
Tempat ini adalah showroom dan gazebo kelompok Sungsang Batik melakukan kegiatan membatik dan melakukan interaksi langsung kepada pengujung baik itu pembeli ataupun yang ingin mempelajari batik. Di showroom ini kita bisa melihat bagaimana proses membatik dari proses di awal yang hanya berupa kain mori sampai menjadi kain batik yang indah yang penuh dengan nilai indahan. Dalam kelompok ini dalam melakukan pewarnaan membatik menggunakan pewarnaan-pewarnaan
alami
seperti
menggunakan
bawang
merang,
kunyit
dan
lain-lain.