2014 IFRS Foundation: Framework-based IFRS Teaching Material
2014 IFRS Foundation: Materi Pengajaran Berbasis Kerangka Konseptual
IFRS
Stage 1—Property, plant Tingkat 1—Aset Tetap and equipment This teaching material has been prepared by IFRS Foundation education staff. It has not been approved by the International Accounting Standards Board (IASB). The teaching material is designed as guidance only for those teaching IFRS. For more information about the IFRS education initiative please visit www.ifrs.org/Use+around+the+world/Education/Education.htm.
Materi pengajaran ini disusun oleh staf pendidikan IFRS Foundation. Materi ini tidak mendapatkan persetujuan dari International Accounting Standards Board (IASB). Materi dirancang hanya sebagai panduan bagi mereka yang mengajar IFRS. Untuk informasi lebih lanjut mengenai inisiatif pendidikan IFRS silakan kunjungi www.ifrs.org/Use+around+the+world/Education/Education.htm.
All rights, including copyright, in the content of this publication are owned by the IFRS Foundation. Copyright © 2014 IFRS Foundation® 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | United Kingdom |Telephone: +44 (0)20 7246 6410 Email:
[email protected] | Web: www.ifrs.org
Seluruh hak, termasuk hak cipta, atas materi publikasi ini adalah milik IFRS Foundation. Copyright © 2014 IFRS Foundation® 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | United Kingdom |Telephone: +44 (0)20 7246 6410 Email:
[email protected] | Web: www.ifrs.org
Disclaimer: The IFRS Foundation, the authors and the publishers do not accept any responsibility for any loss caused to any person and/or entity that acted or refrained from acting in reliance on the material in this publication, whether such loss is caused by negligence or otherwise. Any names of individuals, companies and/or places used in this publication are fictitious and any resemblance to real people, entities or places is purely coincidental.
Penolakan tanggung jawab: IFRS Foundation, penulis, dan penerbit tidak bertanggung jawab apapun atas kerugian dalam bentuk apapun yang disebabkan oleh siapa saja orang dan/atau entitas yang bertindak atau tidak bertindak dengan merujuk pada materi dalam publikasi ini, apakah kerugian dimaksud disebabkan oleh kelalaian atau oleh sebab lain. Nama individu, perusahaan, dan/atau tempat yang digunakan dalam publikasi ini adalah fiktif dan setiap kesamaan dengan orang, entitas, atau tempat yang nyata sepenuhnya hanya kebetulan.
Right of use Although the IFRS Foundation encourages you to use this teaching material for educational purposes, you must do so in accordance with the terms of use below. For details on using our standards please visit www.ifrs.org/IFRSs/Pages/IFRS.aspx
Hak penggunaan Meskipun IFRS Foundation mendorong Anda untuk menggunakan materi pengajaran ini untuk tujuan pendidikan, Anda harus melakukannya sesuai dengan ketentuan penggunaan berikut. Untuk rincian mengenai penggunaan standar kami silakan kunjungi www.ifrs.org/IFRSs/Pages/IFRS.aspx
Please note the use of this teaching material (as set out in the terms of use) is not subject to the payment of a fee and we reserve the right to change the terms of use from time to time.
Harap diperhatikan bahwa penggunaan materi pengajaran ini (sebagaimana dinyatakan dalam ketentuan penggunaan) tidak dikenakan biaya apapun dan kami berhak untuk mengubah ketentuan penggunaan sewaktuwaktu.
Your right (if any) to use this teaching material will expire: when this teaching material becomes out of date at which time you must cease to use it and/or to make it available; and/or if you breach the terms of use.
Hak Anda (jika ada) untuk menggunakan materi pengajaran ini akan berakhir: ketika materi pengajaran ini menjadi usang dan pada saat tersebut Anda harus berhenti menggunakannya dan/atau menyediakannya untuk pihak lain; dan/atau jika Anda melanggar ketentuan penggunaan.
Terms of Use 1.1 This teaching material may only be used for educational teaching purposes and in accordance with these terms. If you require any other use, please contact us as you will need a written licence which we may or may not grant.
Ketentuan Penggunaan 1.1 Materi pengajaran ini hanya boleh digunakan untuk tujuan pendidikan dan sesuai dengan ketentuan penggunaannya. Jika Anda menginginkan penggunaan lain, silakan hubungi kami karena Anda akan membutuhkan lisensi tertulis yang bisa kami berikan atau tidak.
Printed Use. 1.2 Unless you are reproducing the teaching material in whole or in part to be used in a hard copy stand-alone document, you must not use or reproduce, or allow anyone else to use or reproduce, any trademarks that appear on or in the teaching material. 1.3 For the avoidance of any doubt, you must not use or reproduce any trademark that appears on or in the teaching material if you are using all or part of the teaching material to incorporate into your own
Penggunaan Versi Cetak. 1.2 Kecuali jika Anda memperbanyak materi pengajaran ini seluruhnya atau sebagian untuk digunakan dalam dokumen cetakan, Anda dilarang menggunakan atau memperbanyak, atau mengijinkan orang lain untuk menggunakan atau memperbanyak, merek dagang apapun yang ditampilkan pada atau di dalam materi pengajaran ini. 1.3 Untuk menghindari keragu-raguan, Anda dilarang menggunakan atau memperbanyak merek dagang apapun
documentation. 1.4 The trademarks include, but are not limited to, the IFRS Foundation and IASB names and logos. 1.5 When you copy any extract, in whole or in part, from this publication in print form, you must ensure that: the documentation includes a copyright acknowledgement; the documentation includes a statement that the IFRS Foundation is the source of the material; the documentation includes an appropriate disclaimer; our status as the author(s) of the teaching materials is acknowledged; the extract is shown accurately; and the extract is not used in a misleading context.
1.4 1.5
yang ditampilkan pada atau di dalam materi pengajaran ini jika Anda menggunakan seluruh atau sebagian materi pengajaran ini untuk dimasukkan ke dalam dokumentasi Anda sendiri. Merek-merek dagang dimaksud mencakup, tetapi bukan hanya, nama dan logo IFRS Foundation dan IASB. Ketika Anda mengutip bagian dari publikasi ini, secara langsung atau tidak langsung, dalam format cetakan, Anda harus memastikan bahwa: dokumentasi Anda mencakup penyebutan hak cipta; dokumentasi Anda mencakup pernyataan bahwa IFRS Foundation adalah sumber materi; dokumentasi Anda mencakup pernyataan penolakan tanggung jawab yang tepat; status kami sebagai penulis materi pengajaran disebutkan; kutipan ditampilkan secara akurat; dan kutipan tidak digunakan dalam konteks yang tidak tepat.
Electronic Use. 1.6 In relation to any electronic use of this teaching material: if you intend to provide this teaching material (in whole) through your website you may only do so by providing a link to our website. Please see www.ifrs.org/Pages/Terms-andConditions.aspx for details of how you can link to our website if you intend to include any part of this teaching material on your website free of charge or in a slide pack for an educational course you must comply with the provisions listed at paragraph 1.5 and you must not use or reproduce, or allow anyone else to use or reproduce, any trademarks that appear on or in the teaching material if you intend to provide any part of this teaching material electronically for any other purpose please contact us as you will need a written licence which we may or may not grant
Penggunaan Versi Elektronik. 1.6 Terkait penggunaan versi elektronik materi pengajaran ini: Jika Anda bermaksud untuk menyediakan materi pengajaran ini (secara keseluruhan) melalui Website Anda, Anda hanya diperbolehkan melakukannya dengan memberikan tautan (link) ke Website kami. Silakan baca www.ifrs.org/Pages/Terms-and-Conditions.aspx untuk informasi rinci mengenai bagaimana Anda dapat menyediakan tautan ke Website kami Jika Anda bermaksud untuk memasukkan bagian dari materi pengajaran ini di Website Anda tanpa memungut biaya atau dalam format slide untuk tujuan pendidikan, Anda harus mematuhi ketentuan paragraf 1.5 dan Anda tidak diperbolehkan menggunakan atau memperbanyak, atau mengijinkan orang lain untuk menggunakan atau memperbanyak, merek dagang apapun yang ditampilkan pada atau di dalam materi pengajaran ini Jika Anda bermaksud untuk menyediakan bagian dari materi pengajaran ini secara elektronik untuk maksud lain apapun, silakan kontak kami karena Anda akan membutuhkan ijin tertulis yang bisa kami berikan atau tidak.
If you breach any of these terms of use your right (if any) to use our materials will cease immediately and you must, at our option, return or destroy any copies of the materials you have made.
Jika Anda melanggar ketentuan yang manapun sebagaimana yang dinyatakan di atas, hak Anda (jika ada) untuk menggunakan materi kami akan berakhir segera dan Anda wajib, atas opsi kami, mengembalikan atau menghancurkan salinan apapun dari materi ini yang telah Anda buat.
Please address publication and copyright matters to: IFRS Foundation Publications Department | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | United Kingdom | Telephone: +44 (0)20 7332 2730 | Email:
[email protected] Web: www.ifrs.org We would like to thank Warsidi, CA for the Bahasa Indonesia translation of ‘A Framework-based teaching approach to accounting for property, plant and equipment’ included in this publication. We would also like to thank Dr. Ersa Tri Wahyuni, CA.,CPA for reviewing the translation. The Bahasa Indonesia translation is copyright of the IFRS Foundation.
Silakan alamatkan perihal publikasi dan hak cipta ke: IFRS Foundation Publications Department | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | United Kingdom | Telephone: +44 (0)20 7332 2730 | Email:
[email protected] Web: www.ifrs.org Kami mengucapkan terima kasih kepada Warsidi, S.E., M.Si., CA atas terjemahan Bahasa Indonesia dari ‘A Framework-based teaching approach to accounting for property, plant and equipment’ dalam publikasi ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ersa Tri Wahyuni, CA, CPA untuk kontribusinya mereviu translasi ini. Hak cipta atas terjemahan Bahasa Indonesia ini adalah milik IFRS Foundation.
Trade Marks
Merek Dagang
The IFRS Foundation logo, the IASB logo, the IFRS for SMEs logo, the ‘Hexagon Device’, ‘IFRS Foundation’, ‘eIFRS’, ‘IAS’, ‘IASB’, ‘IASC Foundation’, ‘IASCF’, ‘IFRS for SMEs’, ‘IASs’, ‘IFRS’, ‘IFRSs’, ‘International Accounting Standards’ and ‘International Financial Reporting Standards’ are Trade Marks of the IFRS Foundation.
Logo IFRS Foundation, logo IASB, logo IFRS for SMEs, ‘Hexagon Device’, ‘IFRS Foundation’, ‘eIFRS’, ‘IAS’, ‘IASB’, ‘IASC Foundation’, ‘IASCF’, ‘IFRS for SMEs’, ‘IASs’, ‘IFRS’, ‘IFRSs’, ‘International Accounting Standards’ dan ‘International Financial Reporting Standards’ adalah Merek Dagang dari IFRS Foundation.
Footer (for all pages): © IFRS Foundation. This material is intended as guidance only and the views expressed in it are those of the authors who do not provide any warranty as to the correctness of the content. Official positions of the IFRS Foundation and the IASB are determined only after extensive due process and deliberation.
Footer (untuk semua halaman): © IFRS Foundation. Materi ini dimaksudkan hanya sebagai panduan dan pandangan atau perspektif yang terungkap di dalamnya adalah pandangan atau perspektif penulis yang tidak menjamin ketepatan isinya. Posisi resmi IFRS Foundation dan IASB ditentukan hanya melalui due process dan pertimbangan ekstensif.
Part 2: teaching material
Bagian 2: materi pengajaran
Michael J C Wells, Director, IFRS Education Initiative, IFRS Foundation
Michael J C Wells, Director, IFRS Education Initiative, IFRS Foundation
Ann Tarca, former Academic Fellow, IFRS Education Initiative, IFRS Ann Tarca, former Academic Fellow, IFRS Education Initiative, IFRS Foundation and Professor of Accounting, Business School, University of Foundation and Professor of Accounting, Business School, University of Western Australia. Western Australia. This material has benefited greatly from the feedback and comments from people attending a series of workshops on the Framework-based approach to teaching International Financial Reporting Standards (IFRS) organised by the IFRS Foundation and others and from peer reviews by a number of anonymous reviewers.
Materi ini memperoleh banyak manfaat dari umpan balik dan komentar yang disampaikan oleh orang-orang yang menghadiri serangkaian workshop mengenai pendekatan berbasis Kerangka Konseptual dalam pengajaran International Financial Reporting Standards (IFRS) yang diselenggarakan oleh IFRS Foundation dan pihak-pihak lain serta dari peer reviews oleh sejumlah reviewer anonim.
Stage 1: teaching material
Tingkat 1: materi pengajaran
In this part we present teaching material on accounting for property, plant and equipment that could be used in Stage 1 classes (for example, a first financial reporting course for CA/CPA stream students). The material includes: extracts from the IASB’s Conceptual Framework for Financial Reporting and the main principles in IAS 16 Property, Plant and Equipment and Section 17 Property, Plant and Equipment of the IFRS for SMEs; notes for students—explanations, examples and discussion questions relating to the identification, recognition, measurement, and derecognition of property, plant and equipment (PPE) and indications of some judgements and estimates in accounting for PPE; and tutorial questions and suggested solutions.
Pada bagian ini kami menyajikan materi pengajaran mengenai perlakuan akuntansi dan pelaporan aset tetap yang bisa digunakan dalam kelas Tingkat 1 (sebagai contoh, kelas pelaporan keuangan tahap pertama untuk mencapai kualifikasi CA/CPA). Materi mencakup: kutipan-kutipan dari Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan IASB serta prinsip-prinsip utama dalam IAS 16 Property, Plant and Equipment dan Section 17 Property, Plant and Equipment dari IFRS for SMEs; materi pembahasan untuk peserta pembelajaran—penjelasan, contoh, dan pertanyaan untuk dibahas terkait identifikasi, pengakuan, pengukuran, dan penghentian pengakuan aset tetap serta indikasi-indikasi pertimbangan (judgements) dan estimasi dalam perlakuan akuntansi dan pelaporan aset tetap; serta pertanyaan tutorial serta solusi yang disarankan.
Stage 1: reference material
Tingkat 1: materi referensi
The following extracts from the Conceptual Framework and Standards Kutipan dari Kerangka Konseptual dan Standar berikut membekali peserta provide students with the main concepts and principles relevant to accounting pembelajaran dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama yang relevan for PPE. The authors envisage that students would have access to copies of dengan perlakuan akuntansi dan pelaporan aset tetap. Dalam bayangan
these extracts in class and when they are being assessed. This open-book approach is consistent with focussing on developing students’ ability to apply IFRS requirements, rather than having them learn and recite IFRS requirements and mechanically perform repetitive examples. An openbook approach is also more reflective of the ‘real world’ in which accountants must apply IFRS and analysts interpret IFRS financial statements, rather than recite its requirements. Furthermore, IFRS requirements are likely to change over time and memorising the older versions of such material may not be helpful in future.
penulis, peserta pembelajaran memiliki akses terhadap salinan kutipan tersebut di dalam kelas dan ketika mereka sedang dievaluasi. Pendekatan open-book ini konsisten dengan fokus pengembangan kemampuan peserta pembelajaran untuk menerapkan ketentuan-ketentuan IFRS, bukan sekadar mempelajari dan menyebutkan ketentuan-ketentuan IFRS dan sekedar mengerjakan contoh-contoh yang serupa saja. Pendekatan open-book juga bersifat lebih reflektif terhadap ‘dunia nyata’ di mana akuntan harus menerapkan IFRS dan analis menginterpretasikan laporan keuangan berbasis IFRS, bukan hanya sekedar menyebutkan ketentuan-ketentuan IFRS. Di samping itu, ketentuan-ketentuan IFRS juga akan berubah dari waktu ke waktu dan mengingat-ingat ketentuan versi lama tidak akan banyak bermanfaat di masa depan.
The Conceptual Framework sets out the concepts that underlie the preparation and presentation of financial statements for external users. IAS 16 Property, Plant and Equipment and Section 17 Property, Plant and Equipment of the IFRS for SMEs set out requirements for accounting for PPE.
Kerangka Konseptual menyatakan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi pengguna eksternal. IAS 16 Property, Plant and Equipment dan Section 17 Property, Plant and Equipment of the IFRS for SMEs memuat ketentuan-ketentuan perlakuan akuntansi dan pelaporan aset tetap.
Extracts from the Conceptual Framework
Kutipan dari Kerangka Konseptual
Objective The objective of general purpose financial reporting is to provide financial information about the reporting entity that is useful to existing and potential investors, lenders and other creditors in making decisions about providing resources to the entity. Those decisions involve buying, selling or holding equity and debt instruments, and providing or settling loans and other forms of credit (paragraph OB2 of the Conceptual Framework). Other aspects of the Conceptual Framework (a reporting entity concept; the qualitative characteristics of, and the constraint on, useful financial information; elements of financial statements; recognition; measurement; presentation and disclosure) flow logically from the objective (see paragraph OB1 of the Conceptual Framework).
Tujuan Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah menyediakan informasi keuangan mengenai entitas pelapor yang akan bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lain, baik yang sedang berhubungan dengan entitas maupun yang potensial, dalam mengambil keputusan mengenai penyediaan sumber daya bagi entitas. Keputusan dimaksud mencakup membeli, menjual, atau memegang instrumen ekuitas dan instrumen utang, serta menyediakan atau menyelesaikan pinjaman dan bentuk-bentuk kredit lainnya (paragraf OB2 Kerangka Konseptual). Aspek-aspek Kerangka Konseptual lainnya (konsep entitas pelapor; karakteristik kualitatif serta kendala informasi keuangan yang bermanfaat; elemen laporan keuangan; pengakuan; pengukuran; penyajian, dan pengungkapan) mengalir secara logis dari tujuan tersebut (lihat paragraf OB1 Kerangka Konseptual).
To a large extent, financial reports are based on estimates, judgements and Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan banyak didasarkan pada models rather than exact depictions. The Conceptual Framework establishes estimasi, pertimbangan (judgements), dan model, bukan merupakan
the concepts that underlie those estimates, judgements and models. The penggambaran pasti. Kerangka Konseptual menetapkan konsep-konsep yang concepts are the goal towards which the Board and preparers of financial mendasari estimasi, pertimbangan, dan model dimaksud. Konsep-konsep reports strive (Conceptual Framework paragraph OB11). dimaksud merupakan tujuan yang ingin dicapai IASB dan entitas penyusun laporan keuangan (Kerangka Konseptual paragraf OB11). General purpose financial reports General purpose financial reports provide information about the financial position of a reporting entity, which is information about the entity’s economic resources and the claims against the reporting entity. Financial reports also provide information about the effects of transactions and other events that change a reporting entity’s economic resources and claims. Both types of information provide useful input for decisions about providing resources to an entity (paragraph OB12 of the Conceptual Framework). Furthermore, information about the entity’s cash flows also helps users to assess the entity’s ability to generate future net cash inflows (see paragraph OB20 of the Conceptual Framework).
Laporan keuangan bertujuan umum Laporan keuangan bertujuan umum menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pelapor, yaitu informasi mengenai sumber daya ekonomi entitas pelapor serta klaim pihak luar atas entitas pelapor. Laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai dampak keuangan transaksi dan kejadian lainnya yang mengubah sumber daya ekonomi serta klaim atas entitas pelapor. Kedua tipe informasi tersebut menjadi masukan yang bermanfaat dalam keputusan terkait penyediaan sumber daya bagi entitas (paragraf OB12 Kerangka Konseptual). Lebih lanjut, informasi mengenai arus kas entitas juga membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas masuk neto di masa depan (lihat paragraf OB20 Kerangka Konseptual).
Financial performance Information about a reporting entity’s financial performance during a period, reflected by changes in its economic resources and claims other than by obtaining additional resources directly from investors and creditors, is useful in assessing the entity’s past and future ability to generate net cash inflows. That information indicates the extent to which the reporting entity has increased its available economic resources, and thus its capacity for generating net cash inflows through its operations rather than by obtaining additional resources directly from investors and creditors (paragraph OB18 of the Conceptual Framework). Information about a reporting entity’s financial performance during a period may also indicate the extent to which events such as changes in market prices or interest rates have increased or decreased the entity’s economic resources and claims, thereby affecting the entity’s ability to generate net cash inflows (paragraph OB19 of the Conceptual Framework).
Kinerja keuangan Informasi mengenai kinerja keuangan entitas pelapor selama satu periode, yang tercermin dari perubahan sumber daya ekonomi serta perubahan klaim selain dari perolehan sumber daya tambahan secara langsung dari investor dan kreditor, bermanfaat dalam menilai kemampuan entitas menghasilkan arus kas masuk neto di masa lalu dan masa depan. Informasi tersebut mengindikasikan sejauh mana entitas pelapor telah meningkatkan sumber daya ekonominya serta kapasitasnya dalam menghasilkan arus kas masuk neto melalui operasinya, bukan dengan memperoleh sumber daya tambahan secara langsung dari investor dan kreditor (paragraf OB18 Kerangka Konseptual). Informasi mengenai kinerja keuangan entitas pelapor selama satu periode juga bisa mengindikasikan sejauh mana kejadian-kejadian seperti perubahan harga pasar atau suku bunga telah meningkatkan (menurunkan) sumber daya ekonomi dan klaim terhadap entitas, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas masuk neto (paragraf OB19 Kerangka Konseptual).
Qualitative characteristics The qualitative characteristics of useful financial information [relevance, faithful representation, comparability, verifiability, timeliness and understandability] identify the types of information that are likely to be most useful to the existing and potential investors, lenders and other creditors for making decisions about the reporting entity on the basis of information in its financial report (financial information) (paragraph QC1 of the Conceptual Framework).
Karakteristik kualitatif Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang bermanfaat [relevan, menggambarkan sejujurnya, bisa dibandingkan, bisa diverifikasi, tepat waktu, dan bisa dipahami] mengidentifikasi tipe informasi yang paling bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lain, baik yang sedang berhubungan dengan entitas maupun yang potensial, dalam mengambil keputusan mengenai entitas pelapor berdasarkan informasi dalam laporan keuangannya (informasi keuangan) (paragraf QC1 Kerangka Konseptual).
If financial information is to be useful, it must be relevant and faithfully represent what it purports to represent (paragraph QC4 of the Conceptual Framework). Relevant financial information is capable of making a difference in the decisions made by users (see paragraph QC6 of the Conceptual Framework).1 To be a perfectly faithful representation, a depiction would have three characteristics. It would be complete, neutral and free from error (see paragraph QC 12 of the Conceptual Framework).
Agar informasi keuangan menjadi bermanfaat, informasi itu harus relevan dan menggambarkan sejujurnya apa yang seharusnya ditampilkan (paragraf QC4 Kerangka Konseptual). Informasi keuangan yang relevan mampu mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pengguna (lihat paragraf QC6 Kerangka Konseptual).1 Untuk benar-benar menampilkan keadaan sejujurnya, penggambaran harus memiliki tiga karakteristik. Penggambaran dimaksud harus lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan (lihat paragraf QC 12 Kerangka Konseptual).
The usefulness of financial information is enhanced if it is comparable, Manfaat informasi keuangan akan meningkat jika informasi itu bisa verifiable, timely and understandable (paragraph QC4 of the Conceptual dibandingkan, bisa diverifikasi, tepat waktu, dan bisa dipahami (paragraf Framework). QC4 Kerangka Konseptual). Additionally, the materiality of information must be considered. Information is material if omitting it or misstating it could influence decisions that users make on the financial information presented by an entity—materiality is an entity-specific aspect of relevance (see paragraph QC11 of the Conceptual Framework).
Materialitas informasi juga harus dipertimbangkan. Informasi bersifat material jika dengan menyembunyikannya atau keliru dalam menyampaikannya akan mempengaruhi keputusan yang diambil pengguna berdasarkan informasi keuangan yang disajikan oleh entitas—materialitas merupakan salah satu aspek relevansi yang terkait dengan suatu entitas secara spesifik (lihat paragraf QC11 Kerangka Konseptual).
Elements Financial statements portray the financial effects of transactions and other events by grouping them into broad classes according to their economic characteristics. These broad classes are termed the elements of financial statements. The elements directly related to the measurement of financial
Elemen Laporan keuangan memperlihatkan dampak keuangan transaksi dan kejadian lainnya dengan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori umum sesuai dengan karakteristik ekonomi tiap-tiap kelompok. Kategori umum dengan karakteristik serupa disebut elemen laporan keuangan. Elemen-
1
Informasi keuangan mampu menunjukkan perbedaan dalam konteks keputusan jika informasi itu memiliki nilai prediktif, nilai konfirmatif, atau kedua-duanya (lihat paragraf QC7 Kerangka Konseptual).
position in the statement of financial position are assets, liabilities and equity. The elements directly related to the measurement of performance in the statement of comprehensive income are income and expenses (paragraph 4.2 of the Conceptual Framework, with ‘statement of financial position’ substituted by the authors for ‘balance sheet’ and ‘statement of comprehensive income’ substituted for ‘income statement’).
elemen yang secara langsung terkait dengan pengukuran posisi keuangan dalam laporan posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Elemenelemen yang secara langsung terkait dengan pengukuran kinerja keuangan dalam laporan penghasilan komprehensif adalah penghasilan dan beban (paragraf 4.2 Kerangka Konseptual, mengganti istilah ‘neraca’ menjadi ‘laporan posisi keuangan’ dan ‘laporan laba-rugi’ menjadi ‘laporan penghasilan komprehensif’).
An asset is a resource controlled by the entity as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the entity (paragraph 4.4(a) of the Conceptual Framework). The future economic benefit embodied in an asset is the potential to contribute, directly or indirectly, to the flow of cash and cash equivalents to the entity (paragraph 4.8 of the Conceptual Framework).
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari kejadian-kejadian masa lalu. Manfaat ekonomi masa depan dari sumber daya dimaksud diharapkan akan mengalir ke entitas (paragraf 4.4(a) Kerangka Konseptual). Manfaat ekonomi masa depan yang terkandung dalam aset adalah potensinya untuk berontribusi, langsung atau tidak langsung, dalam menghasilkan kas dan setara kas ke dalam entitas (paragraf 4.8 Kerangka Konseptual).
Income is increases in economic benefits during the accounting period in the form of inflows or enhancements of assets or decreases of liabilities that result in increases in equity, other than those relating to contributions from equity participants (paragraph 4.25(a) of the Conceptual Framework).
Penghasilan adalah peningkatan sumber daya ekonomi selama periode akuntansi yang berupa arus masuk atau bertambahnya aset atau berkurangnya liabilitas yang mengakibatkan meningkatnya ekuitas, selain dari peningkatan yang berasal dari kontribusi pemilik (paragraf 4.25(a) Kerangka Konseptual).
Expenses are decreases in economic benefits during the accounting period in the form of outflows or depletions of assets or incurrences of liabilities that result in decreases in equity, other than those relating to distributions to equity participants (paragraph 4.25(b) of the Conceptual Framework).
Beban adalah berkurangnya sumber daya ekonomi selama periode akuntansi yang berupa arus keluar atau deplesi aset atau timbulnya liabilitas yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas, selain dari pengurangan yang disebabkan oleh distribusi kepada pemilik (paragraf 4.25(b) Kerangka Konseptual).
Extracts from IAS 16 and the IFRS for SMEs
Kutipan dari IAS 16 dan IFRS for SMEs
Definitions
Definisi
IAS 16 IAS 16 Property, plant and equipment are tangible items that: Aset tetap adalah item berwujud yang: (a) are held for use in the production or supply of goods or services, for (a) digunakan entitas dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk rental to others, or for administrative purposes; and disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administrasi; dan (b) are expected to be used during more than one period. (paragraph 6) (b) diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode. (paragraf 6)
Section 17 of the IFRS for SMEs Section 17 IFRS for SMEs Property, plant and equipment are tangible assets that: Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a) are held for use in the production or supply of goods or services, for (a) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk rental to others, or for administrative purposes, and disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administrasi; dan (b) are expected to be used during more than one period. (paragraph 17.2) (b) diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode. (paragraf 17.2) Recognition
Pengakuan
IAS 16 The cost of an item of property, plant and equipment shall be recognised as an asset if, and only if: (a) it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity; and (b) the cost of the item can be measured reliably. (paragraph 7)
IAS 16 Biaya suatu item aset tetap harus diakui sebagai aset jika, dan hanya jika: (a) kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan item dimaksud akan mengalir ke entitas; dan (b) Biayanya bisa diukur dengan andal. (paragraf 7)
Section 17 of the IFRS for SMEs Section 17 IFRS for SMEs …the entity shall recognise the cost of an item of property, plant and …entitas harus mengakui biaya suatu aset tetap sebagai aset jika, dan hanya equipment as an asset if, and only if: jika: (a) it is probable that future economic benefits associated with the item will (a) kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan flow to the entity, and item dimaksud akan mengalir ke entitas; dan (b) the cost of the item can be measured reliably. (b) biayanya dapat diukur dengan andal. (paragraf 17.4) (paragraph 17.4) Measurement at recognition
Pengukuran pada saat pengakuan
IAS 16 IAS 16 An item of property, plant and equipment that qualifies for recognition as an Suatu item aset tetap yang memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset asset shall be measured at its cost. (paragraph 15) diukur dengan biayanya. (paragraf 15)
Cost is the amount of cash or cash equivalents paid or the fair value of the other consideration given to acquire an asset at the time of its acquisition or construction or, where applicable, the amount attributed to that asset when initially recognised in accordance with the specific requirements of other IFRSs, eg IFRS 2 Share-based Payment. (paragraph 6)
Biaya adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar konsiderasi lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau pembuatan atau, jika bisa diterapkan, jumlah yang diatribusikan dengan aset ketika diakui pertama kali sesuai dengan ketentuan tertentu dalam IFRS lain, misalnya IFRS 2 Share-based payment. (paragraf 6)
Section 17 of the IFRS for SMEs Section 17 IFRS for SMEs An entity shall measure an item of property, plant and equipment at initial Entitas harus mengukur suatu item aset tetap pada saat pengakuan awal recognition at its cost. (paragraph 17.9) sesuai dengan biayanya. (paragraph 17.9) The cost of an item of property, plant and equipment is the cash price equivalent at the recognition date. If payment is deferred beyond normal credit terms, the cost is the present value of all future payments. (paragraph 17.13)
Biaya suatu item aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan. Jika pembayarannya ditangguhkan dengan jangka waktu lebih lama daripada ketentuan kredit normal, biaya adalah nilai sekarang seluruh pembayaran masa depan. (paragraf 17.13)
Measurement after recognition
Pengukuran setelah pengakuan
IAS 16 An entity shall choose either the cost model in paragraph 30 or the revaluation model in paragraph 31 as its accounting policy and shall apply that policy to an entire class of property, plant and equipment. (paragraph 29)
IAS 16 Entitas harus memilih model biaya di paragraf 30 atau model revaluasi di paragraf 31 sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan dimaksud terhadap seluruh aset dalam kelas yang sama. (paragraf 29)
Cost model: After recognition as an asset, an item of property, plant and Model biaya: Setelah pengakuan sebagai aset, suatu item aset tetap harus equipment shall be carried at its cost less any accumulated depreciation and dilaporkan sesuai dengan biaya dikurangi akumulasi penyusutan (jika ada) any accumulated impairment losses. (paragraph 30) dan akumulasi kerugian penurunan nilai (jika ada). (paragraf 30) Revaluation model: After recognition as an asset, an item of property, plant and equipment whose fair value can be measured reliably shall be carried at a revalued amount, being its fair value at the date of the revaluation less any subsequent accumulated depreciation and subsequent accumulated impairment losses. Revaluations shall be made with sufficient regularity to ensure that the carrying amount does not differ materially from that which would be determined using fair value at the end of the reporting period. (paragraph 31)
Model revaluasi: Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya bisa diukur dengan andal dilaporkan dengan jumlah hasil revaluasi, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan secara reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang akan dilaporkan seandainya entitas menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. (paragraf 31)
Section 17 of the IFRS for SMEs
Section 17 IFRS for SMEs
An entity shall measure all items of property, plant and equipment after initial recognition at cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment 2 losses. An entity shall recognise the costs of dayto-day servicing of an item of property, plant and equipment in profit or loss in the period in which the costs are incurred.3 (paragraph 17.15)
Entitas harus mengukur seluruh item aset tetap setelah pengakuan awal dengan biaya dikurangi akumulasi penyusutan (jika ada) dan akumulasi kerugian penurunan nilai2 (jika ada). Entitas harus mengakui biaya-biaya perbaikan dan pemeliharaan harian item aset tetap dalam laba-rugi pada periode terjadinya biaya-biaya dimaksud.3 (paragraf 17.15)
Depreciation
Penyusutan
IAS 16 IAS 16 Depreciation is the systematic allocation of the depreciable amount of an Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang bisa disusutkan dari suatu asset over its useful life. (paragraph 6) aset selama masa manfaatnya. (paragraf 6) The depreciable amount of an asset shall be allocated on a systematic basis Jumlah yang bisa disusutkan dari suatu aset harus dialokasi dengan basis over its useful life. (paragraph 50) yang sistematik selama masa manfaat. (paragraf 50) Depreciable amount is the cost of an asset, or other amount substituted for Jumlah yang bisa disusutkan adalah biaya suatu aset, atau jumlah lain yang cost, less its residual value. (paragraph 6) menggantikan biaya dimaksud, dikurangi nilai residu. (paragraf 6) The residual value of an asset is the estimated amount that an entity would currently obtain from disposal of the asset, after deducting the estimated costs of disposal, if the asset were already of the age and in the condition expected at the end of its useful life. (paragraph 6)
Nilai residu suatu aset adalah estimasi jumlah yang akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset dimaksud, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasannya, jika aset itu sudah berumur dan berada dalam kondisi yang diperkirakan pada akhir masa manfaatnya. (paragraf 6)
Each part of an item of property, plant and equipment with a cost that is Tiap-tiap bagian dari suatu item aset tetap yang biayanya signifikan significant in relation to the total cost of the item shall be depreciated dibandingkan dengan total biaya item dimaksud harus disusutkan secara separately. (paragraph 43) tersendiri. (paragraf 43) Useful life is: Masa manfaat adalah: (a) the period over which an asset is expected to be available for use by an (a) periode yang diperkirakan suatu aset akan tersedia untuk digunakan oleh entity; or entitas; atau (b) the number of production or similar units expected to be obtained from (b) jumlah unit produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh the asset by an entity. (paragraph 6) dari aset oleh entitas. (paragraf 6)
2 3
Penurunan nilai dibahas lebih rinci dalam materi pengajaran Tingkat 2 dan Tingkat 3 dan akan dikupas tuntas dalam satu set materi pengajaran tersendiri mengenai penurunan nilai. IFRS for SMEs tidak memperbolehkan penggunaan model revaluasi.
The depreciation method used shall reflect the pattern in which the asset's Metode penyusutan yang digunakan harus merefleksikan pola konsumsi future economic benefits are expected to be consumed by the entity. manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari suatu aset oleh entitas. (paragraph 60) (paragraf 60) A variety of depreciation methods can be used to allocate the depreciable amount of an asset on a systematic basis over its useful life. These methods include the straight-line method, the diminishing balance method and the units of production method. Straight-line depreciation results in a constant charge over the useful life if the asset's residual value does not change. The diminishing balance method results in a decreasing charge over the useful life. The units of production method results in a charge based on the expected use or output. The entity selects the method that most closely reflects the expected pattern of consumption of the future economic benefits embodied in the asset. That method is applied consistently from period to period unless there is a change in the expected pattern of consumption of those future economic benefits. (paragraph 62)
Beragam metode penyusutan bisa digunakan untuk mengalokasi jumlah yang bisa disusutkan dari suatu aset dengan basis yang sistematik sepanjang masa manfaatnya. Metode-metode dimaksud mencakup metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Penyusutan garis lurus menghasilkan jumlah pembebanan yang konstan selama masa manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun mengakibatkan pembebanan yang semakin berkurang sepanjang masa manfaat aset. Metode unit produksi menghasilkan pembebanan yang didasarkan pada ekspektasi penggunaan atau output aset. Entitas memilih metode yang paling merefleksikan pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari aset. Metode harus diterapkan secara konsisten antarperiode kecuali jika terjadi perubahan pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan. (paragraf 62)
The depreciation charge for a period is usually recognised in profit or loss. However, sometimes, the future economic benefits embodied in an asset are absorbed in producing other assets. In this case, the depreciation charge constitutes part of the cost of the other asset and is included in its carrying amount. For example, the depreciation of manufacturing plant and equipment is included in the costs of conversion of inventories (see IAS 2). Similarly, depreciation of property, plant and equipment used for development activities may be included in the cost of an intangible asset recognised in accordance with IAS 38 Intangible Assets. (paragraph 49)
Beban penyusutan untuk suatu periode umumnya diakui dalam laba-rugi. Akan tetapi, kadang-kadang, manfaat ekonomi masa depan yang terkandung dalam suatu aset terserap dalam memproduksi aset lain. Dalan kasus demikian, beban penyusutan menjadi bagian dari biaya aset lain dan dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan bangunan dan peralatan pabrik dimasukkan dalam biaya konversi persediaan (lihat IAS 2). Penyusutan aset tetap yang digunakan dalam aktivitas pengembangan juga bisa dimasukkan dalam biaya aset tak berwujud yang diakui sesuai dengan IAS 38 Intangible Assets. (paragraf 49)
Section 17 of the IFRS for SMEs Section 17 IFRS for SMEs Depreciation is the systematic allocation of the depreciable amount of an Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang bisa disusutkan dari suatu asset over its useful life. (Glossary) aset selama masa manfaatnya. (Glossary) An entity shall allocate the depreciable amount of an asset on a systematic Entitas harus mengalokasi jumlah yang bisa disusutkan dari suatu aset basis over its useful life. (paragraph 17.18) dengan basis yang sistematik selama masa manfaatnya. (paragraf 17.18)
Depreciable amount is the cost of an asset, or other amount substituted for Jumlah yang bisa disusutkan adalah biaya suatu aset, atau jumlah lain yang cost (in the financial statements), less its residual value. (Glossary) menggantikan biaya dimaksud (dalam laporan keuangan), dikurangi nilai residu. (Glossary) Residual value (of an asset) is the estimated amount that an entity would currently obtain from disposal of an asset, after deducting the estimated costs of disposal, if the asset were already of the age and in the condition expected at the end of its useful life. (Glossary)
Nilai residu (suatu aset) adalah estimasi jumlah yang akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan suatu aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasannya, jika aset sudah berumur dan berada dalam kondisi yang diperkirakan pada akhir masa manfaatnya. (Glossary)
If the major components of an item of property, plant and equipment have significantly different patterns of consumption of economic benefits, an entity shall allocate the initial cost of the asset to its major components and depreciate each such component separately over its useful life. Other assets shall be depreciated over their useful lives as a single asset. With some exceptions, such as quarries and sites used for landfill, land has an unlimited useful life and therefore is not depreciated. (paragraph 17.16)
Jika komponen-komponen utama dari suatu item aset tetap memiliki pola konsumsi manfaat ekonomi yang berbeda signifikan, entitas harus mengalokasi biaya awal aset menurut komponen-komponen utama dimaksud dan menyusutkan tiap-tiap komponen itu secara tersendiri sepanjang masa manfaatnya. Aset lainnya harus disusutkan sepanjang masa manfaatnya sebagai satu aset tunggal. Dengan pengecualian tertentu, seperti pertambangan dan lubang galian, tanah memiliki masa manfaat yang batasnya tidak dapat ditentukan dan oleh karenanya tidak disusutkan. (paragraf 17.16)
Useful life is the period over which an asset is expected to be available for Masa manfaat adalah periode yang diperkirakan suatu aset akan tersedia use by an entity or the number of production or similar units expected to be untuk digunakan oleh entitas atau jumlah unit produksi atau unit serupa yang obtained from the asset by an entity. (Glossary) diperkirakan akan diperoleh dari aset oleh entitas. (Glossary) An entity shall select a depreciation method that reflects the pattern in which it expects to consume the asset’s future economic benefits. The possible depreciation methods include the straight-line method, the diminishing balance method and a method based on usage such as the units of production method. (paragraph 17.22)
Entitas harus memilih metode penyusutan yang merefleksikan pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari suatu aset. Metodemetode penyusutan yang bisa dipilih mencakup metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode yang didasarkan pada penggunaan seperti metode unit produksi. (paragraf 17.22)
The depreciation charge for each period shall be recognised in profit or loss unless another section of this IFRS requires the cost to be recognised as part of the cost of an asset. For example, the depreciation of manufacturing property, plant and equipment is included in the costs of inventories (see Section 13 Inventories). (paragraph 17.17)
Beban penyusutan untuk tiap-tiap periode harus diakui dalam laba-rugi kecuali bagian lain IFRS ini mengharuskan biaya itu diakui sebagai bagian dari biaya aset. Sebagai contoh, penyusutan aset tetap yang digunakan dalam aktivitas produksi dimasukkan dalam biaya persediaan (lihat Section 13 Inventories). (paragraf 17.17)
Impairment
Penurunan nilai
IAS 16 To determine whether an item of property, plant and equipment is impaired, an entity applies IAS 36 Impairment of Assets. That Standard explains how an entity reviews the carrying amount of its assets, how it determines the recoverable amount of an asset, and when it recognises, or reverses the recognition of, an impairment loss. (paragraph 63)
IAS 16 Untuk menentukan apakah suatu item aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan IAS 36 Impairment of Assets. Standar tersebut menjelaskan bagaimana entitas mereview jumlah tercatat aset-asetnya, bagaimana entitas menentukan jumlah yang dapat dipulihkan dari suatu aset, dan kapan entitas mengakui, atau memulihkan pengakuan, kerugian penurunan nilai. (paragraf 63)
Section 17 of the IFRS for SMEs At each reporting date, an entity shall apply Section 27 Impairment of Assets to determine whether an item or group of items of property, plant and equipment is impaired and, if so, how to recognise and measure the impairment loss. That section explains when and how an entity reviews the carrying amount of its assets, how it determines the recoverable amount of an asset, and when it recognises or reverses an impairment loss. (paragraph 17.24)
Section 17 IFRS for SMEs Pada tiap-tiap tanggal pelaporan, entitas harus menerapkan Section 27 Impairment of Assets untuk menentukan apakah suatu item atau kelompok item aset tetap mengalami penurunan nilai dan, jika demikian, bagaimana mengakui dan mengukur kerugian penurunan nilai. Section 27 menjelaskan kapan dan bagaimana entitas mereview jumlah tercatat aset-asetnya, bagaimana entitas menentukan jumlah yang dapat dipulihkan dari suatu aset, serta kapan entitas mengakui atau memulihkan pengakuan kerugian penurunan nilai. (paragraf 17.24)
Derecognition
Penghentian pengakuan
IAS 16 The carrying amount of an item of property, plant and equipment shall be derecognised: (a) on disposal; or (b) when no future economic benefits are expected from its use or disposal. (paragraph 67)
IAS 16 Jumlah tercatat suatu item aset tetap harus dihentikan pengakuannya: (a) pada saat pelepasan; atau (b) ketika tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. (paragraf 67)
The gain or loss arising from the derecognition of an item of property, plant Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu and equipment shall be included in profit or loss when the item is item aset tetap harus dimasukkan dalam laba-rugi ketika item dimaksud derecognised…. Gains shall not be classified as revenue. (paragraph 68) dihentikan pengakuannya …. Keuntungan tidak boleh diklasifikasi sebagai pendapatan. (paragraf 68) Section 17 of the IFRS for SMEs An entity shall derecognise an item of property, plant and equipment: (a) on disposal, or (b) when no future economic benefits are expected from its use or disposal. (paragraph 17.27)
Section 17 IFRS for SMEs Entitas harus menghentikan pengakuan suatu item aset tetap: (a) pada saat pelepasan, atau (b) ketika tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. (paragraf 17.27)
An entity shall recognise the gain or loss on the derecognition of an item of Entitas harus mengakui keuntungan atau kerugian atas penghentian property, plant and equipment in profit or loss when the item is pengakuan suatu item aset tetap dalam laba-rugi ketika item itu dihentikan
derecognised…. The entity shall not classify such gains as revenue. pengakuannya…. Entitas tidak diperbolehkan mengklasifikasi keuntungan (paragraph 17.28) semacam itu sebagai pendapatan. (paragraf 17.28) Other In addition to the above, an entity shall not offset assets and liabilities or income and expenses, unless required or permitted by an IFRS or by another part of the IFRS for SMEs (see paragraph 32 of IAS 1 and paragraph 2.52 of the IFRS for SMEs).
Lainnya Entitas juga tidak diperbolehkan menyalinghapuskan aset dan liabilitas atau penghasilan dan beban, kecuali jika diharuskan atau diperbolehkan oleh IFRS tertentu atau oleh bagian lain dalam IFRS for SMEs (lihat paragraf 32 IAS 1 dan paragraf 2.52 IFRS for SMEs).
Stage 1: notes for students
Tingkat 1: materi bagi peserta pembelajaran
For some entities (particularly manufacturers and retailers) PPE is often a significant asset in their statements of financial position.4 Similarly, depreciation expense (akin to the consumption of the service potential of the PPE) is often a significant item in those entities’ statements of comprehensive income. Consequently, relevant (ie capable of making a difference to the decisions made by users) and faithfully represented information (ie information that is complete, neutral and free from error) about an entity’s PPE is likely to be useful to existing and potential investors, lenders and other creditors when making decisions5 about the reporting entity. Providing relevant and faithfully represented information about an entity’s PPE in accordance with IFRS and the IFRS for SMEs often requires judgement.
Bagi entitas tertentu (terutama entitas manufaktur dan retail) aset tetap biasanya merupakan aset yang jumlahnya signifikan dalam laporan posisi keuangan.4 Beban penyusutan (yang identik dengan konsumsi potensi jasa aset tetap) juga biasanya menjadi item yang jumlahnya signifikan dalam laporan penghasilan komprehensif entitas manufaktur dan retail. Dengan demikian, informasi yang relevan (yaitu yang memiliki kapabilitas untuk menunjukkan perbedaan dalam konteks keputusan yang diambil oleh pengguna) dan yang menggambarkan sejujurnya (yaitu informasi yang lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan) mengenai aset tetap entitas akan bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya, baik yang sedang berhubungan dengan entitas maupun yang potensial, ketika mengambil keputusan5 terkait entitas pelapor. Penyediaan informasi yang relevan dan menggambarkan sejujurnya mengenai aset tetap sesuai dengan IFRS dan IFRS for SMEs seringkali mengharuskan digunakannya pertimbangan (judgement).
Identifying PPE
Identifikasi aset tetap
4
Peserta pembelajaran yang belum atau tidak familiar dengan operasi manufaktur yang intensif menggunakan mesin disarankan untuk melakukan kunjungan/kunjungan virtual (misalnya dengan sarana multimedia) ke pabrik yang intensif menggunakan mesin. Banyak kunjungan pabrik virtual tersedia secara cuma-cuma di internet. 5 Keputusan dimaksud mencakup membeli, menjual, atau memegang instrumen utang dan ekuitas, dan menyediakan atau menyelesaikan pinjaman dan bentuk-bentuk kredit lainnya (Kerangka Konseptual, paragraf OB2).
Property, plant and equipment are tangible items that: Aset tetap adalah item berwujud yang: (a) are held for use in the production (for example, machinery used in a (a) diadakan untuk digunakan dalam produksi (sebagai contoh, mesin-mesin production line to manufacture cars) or supply of goods (for example, a yang digunakan dalam lini produksi untuk menghasilkan mobil) atau retailer’s point-of-sale equipment) or services (for example, an architect’s penyediaan barang (sebagai contoh, peralatan point-of-sale yang ada di tools), for rental to others (for example, a car hire’s rental fleet), or for entitas retail) atau jasa (sebagai contoh, alat-alat yang dimiliki seorang administrative purposes (for example, computer equipment used by an arsitek), untuk disewakan kepada pihak lain (sebagai contoh, mobil-mobil entity’s administration staff); and yang ada di entitas yang bisnisnya adalah penyewaan mobil), atau untuk (b) are expected to be used during more than one period (IAS 16, paragraph tujuan administrasi (sebagai contoh, peralatan komputer yang digunakan 6, examples added). oleh staf administrasi entitas); dan (b) diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (IAS 16, paragraf 6, contoh-contoh ditambahkan). As can be seen from the definition above, PPE need not be directly involved Sebagaimana bisa dilihat dari definisi di atas, aset tetap tidak harus terlibat in a process of manufacturing. PPE can, for example, be used in the langsung dalam proses produksi. Aset tetap bisa saja, sebagai contoh, administration or sales functions of the business. digunakan dalam fungsi administrasi atau fungsi penjualan. In many cases it is not difficult to identify items of PPE. First, one should Dalam banyak kasus, tidaklah sulit untuk mengidentifikasi aset tetap. determine whether the item is an asset of the reporting entity and then Pertama-tama, tentukan apakah asset dimaksud merupakan aset entitas determine whether that asset is an item of PPE. pelapor, dan kemudian tentukan apakah aset itu merupakan aset tetap. Note: the examples that follow are relatively straight-forward, as students Perhatikan: contoh-contoh berikut relatif mudah dipahami. Seiring peserta move to Stage 2, the examples become more complex and the exercise of pembelajaran beranjak ke Tingkat 2, contoh-contohnya akan menjadi lebih judgement is necessary. kompleks dan penggunaan pertimbangan akan diperlukan. Example 1: manufacturing equipment An entity purchased a kiln to convert clay into bricks through a baking process. The kiln is expected by the brick manufacturer to operate effectively for about 10 years before being scrapped.
Contoh 1: peralatan produksi Suatu entitas membeli oven pembakar untuk mengkonversi tanah liat menjadi batu-bata melalui proses pemanasan. Oven pembakar itu diharapkan oleh entitas produsen batu-bata tersebut untuk beroperasi dengan baik selama 10 tahun sebelum dibuang.
The first question—is the kiln an asset? An asset is a resource controlled by the entity as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the entity (paragraph 4.4(a) of the Conceptual Framework). The kiln is an asset of the manufacturer—it is a physical resource (in this case a steel and concrete structure) purchased by the manufacturer (past event) and used at the manufacturer’s discretion (control) to manufacture bricks, the sale of which is expected to result in the flow of cash (future economic benefits) from the manufacturer’s customers to the manufacturer.
Pertanyaan pertama—apakah oven pembakar itu suatu aset? Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari kejadian masa lalu yang dari sumber daya dimaksud manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas (paragraf 4.4(a) Kerangka Konseptual). Oven pembakar itu adalah aset entitas produsen batu-bata—sumber daya fisik (dalam contoh ini berupa struktur yang terdiri dari baja dan beton) yang telah dibeli oleh entitas (kejadian masa lalu) dan digunakan atas keleluasaan (kendali) entitas produsen untuk menghasilkan batu-bata, penjualan batubata diharapkan akan mengakibatkan mengalirnya kas (manfaat ekonomi masa depan) dari pelanggan ke entitas.
The second question—is the kiln asset an item of PPE? The brick manufacturer’s kiln clearly satisfies the definition of an item of PPE—it has physical form (it is tangible), it is used to convert moulded clay into bricks (held for use in production) and it is expected to be used for about 10 years (in more than one period).
Pertanyaan kedua—apakah aset oven pembakar itu merupakan aset tetap? Oven pembakar yang dimiliki entitas produsen batu-bata itu jelas memenuhi definisi aset tetap—memiliki bentuk fisik (berwujud), digunakan untuk mengkonversi tanah liat menjadi batu-bata (diadakan untuk digunakan dalam produksi) dan diharapkan akan digunakan selama kurang lebih 10 tahun (lebih dari satu periode).
Conclusion The kiln asset is an item of the brick manufacturer’s PPE.
Kesimpulan Aset yang berupa oven pembakar itu merupakan aset tetap bagi entitas produsen batu-bata tersebut.
Example 2: retail outlet The brick manufacturer purchased a showroom in a location that is convenient for potential customers to view the entity’s range of bricks and in which customers place orders for the entity’s bricks. The manufacturer expects to market its bricks from the showroom for about 30 years.
Contoh 2: outlet retail Entitas produsen batu-bata itu membeli outlet untuk memajang batu-bata yang dihasilkannya di lokasi yang mudah dijangkau oleh pelanggan potensial dan di outlet itu pelanggan bisa memesan batu-bata dari entitas. Entitas memperkirakan akan memasarkan batu-bata dari outlet itu selama kurang lebih 30 tahun.
The first question—is the showroom an asset? The showroom is an asset of the manufacturer—it is a physical resource (a brick, mortar, wood and glass structure) purchased by the manufacturer (past event) and used at the manufacturer’s discretion (control) as a showroom for the entity’s bricks. The sale of those bricks marketed from the showroom is expected to result in the flow of cash (future economic benefits) from the
Pertanyaan pertama—apakah outlet itu suatu aset? Outlet itu adalah aset entitas produsen batu-bata—sumber daya fisik (struktur yang terdiri dari batu-bata, adukan semen, kayu, dan kaca) yang telah dibeli oleh entitas (kejadian masa lalu) dan digunakan atas keleluasaan (kendali) entitas produsen tersebut sebagai tempat untuk memajang batu-bata yang dihasilkannya. Penjualan batu-bata yang dipasarkan dari outlet diharapkan
manufacturer’s customers to the manufacturer.
akan mengakibatkan mengalirnya kas (manfaat ekonomi masa depan) dari pelanggan ke entitas.
The second question—is the showroom asset an item of PPE? The brick manufacturer’s showroom clearly satisfies the definition of an item of PPE— it is made of bricks, mortar, wood and glass (it is tangible), is used to market the entity’s bricks to potential customers (held for use in the supply of goods) and it is expected to be used for about 30 years (in more than one period).
Pertanyaan kedua—apakah aset outlet itu merupakan aset tetap? Outlet yang dimiliki entitas produsen batu-bata itu jelas memenuhi definisi aset tetap—terbuat dari batu-bata, adukan semen, kayu, dan kaca (berwujud), digunakan untuk memasarkan batu-bata yang dihasilkan entitas ke pelanggan potensial (diadakan untuk digunakan dalam penyediaan barang) dan diharapkan akan digunakan selama kurang lebih 30 tahun (lebih dari satu periode).
Conclusion The showroom asset is an item of the brick manufacturer’s PPE.
Kesimpulan Aset yang berupa outlet itu merupakan aset tetap bagi entitas produsen batubata tersebut.
Example 3: administration building The brick manufacturer purchased a building from which to administer the entity’s business (head office building). The head office building houses the entity’s accounting, human resources and other administrative staff. The manufacturer expects to use its head office building for about 50 years.
Contoh 3: bangunan kantor administrasi Entitas produsen batu-bata itu membeli bangunan yang akan digunakan sebagai tempat untuk mengadministrasikan bisnis entitas (bangunan kantor pusat). Bangunan kantor pusat itu ditempati oleh staf bagian akuntansi, staf bagian sumber daya manusia, dan staf administrasi lainnya. Entitas produsen batu-bata itu memperkirakan akan menggunakan bangunan kantor pusat itu selama kurang lebih 50 tahun.
The first question—is the head office building an asset? The head office building is an asset of the manufacturer—it is a physical resource (a brick, mortar, wood and glass structure) purchased by the manufacturer (past event) and used at the manufacturer’s discretion (control) to house its accounting, human resources and other administrative staff, whose work is an essential part of operating the business and consequently the building is expected to contribute (albeit indirectly) to the flow of cash (future economic benefits) from the manufacturer’s customers to the manufacturer. In other words, the head office building houses those that administer the operations that contribute indirectly to processes that ultimately result in the receipt of cash from the manufacturer’s customers for the sale of bricks.
Pertanyaan pertama—apakah bangunan kantor pusat itu suatu aset? Bangunan kantor pusat itu adalah aset entitas produsen batu-bata—sumber daya fisik (struktur yang terdiri dari batu-bata, adukan semen, kayu, dan kaca) yang telah dibeli oleh entitas (kejadian masa lalu) dan digunakan atas keleluasaan (kendali) entitas produsen batu-bata tersebut untuk menjadi tempat bagi staf akuntansi, staf sumber daya manusia, dan staf administrasi lainnya, yang pekerjaannya menjadi bagian esensial bagi operasi bisnis entitas, sehingga bangunan itu diharapkan akan memberikan kontribusi (meskipun secara tidak langsung) kepada aliran kas (manfaat ekonomi masa depan) dari pelanggan ke entitas. Dengan kata lain, bangunan kantor pusat itu menjadi tempat bagi mereka yang mengadministrasikan bisnis entitas yang akan memberikan kontribusi secara tidak langsung bagi proses-proses lain yang pada akhirnya menghasilkan penerimaan kas dari pelanggan atas penjualan batu-bata.
The second question—is the head office building asset an item of PPE? The brick manufacturer’s head office building clearly satisfies the definition of an item of PPE—it is made of bricks, mortar, wood and glass (it is tangible), it is used to house those who administer the entity’s operations (held for administration purposes) and it is expected to be used for about 50 years (in more than one period).
Pertanyaan kedua—apakah aset bangunan kantor pusat itu merupakan aset tetap? Bangunan kantor pusat yang dimiliki entitas produsen batu-bata itu jelas memenuhi definisi aset tetap—terbuat dari batu-bata, adukan semen, kayu, dan kaca (berwujud), digunakan untuk menjadi tempat bagi mereka yang mengadministrasikan bisnis entitas (diadakan untuk tujuan administrasi) dan diharapkan akan digunakan selama kurang lebih 50 tahun (lebih dari satu periode).
Conclusion The head office building asset is an item of the brick manufacturer’s PPE.
Kesimpulan Aset yang berupa bangunan kantor pusat itu merupakan aset tetap bagi entitas produsen batu-bata tersebut.
Example 4: motor vehicles of a motor vehicle retailer An entity owns a number of motor vehicles. The majority of the vehicles are held to be sold to the public as part of the ordinary operating activities of the entity. The other vehicles are used for a period of five years by salesmen employed by the entity to identify potential customers and to facilitate sales.
Contoh 4: kendaraan bermotor bagi retailer kendaraan Suatu entitas memiliki sejumlah kendaraan bermotor. Sebagian besar kendaraan itu tersedia untuk dijual ke pelanggan sebagai bagian dari aktivitas operasi rutin entitas tersebut. Kendaraan-kendaraan lainnya digunakan selama periode lima tahun oleh karyawan tenaga penjualan entitas untuk mengidentifikasi pelanggan potensial dan memfasilitasi penjualan.
The first question—are the motor vehicles to be sold assets?
Pertanyaan pertama—apakah kendaraan bermotor yang untuk dijual merupakan aset? The motor vehicles to be sold are assets of the entity—they are physical Kendaraan bermotor yang untuk dijual adalah aset kendaraan—sumber daya resources purchased by the entity (past event) to be sold at the entity’s fisik yang dibeli oleh entitas (kejadian masa lalu) untuk dijual atas discretion (control). Such sales are expected to result in the flow of cash keleluasaan (kendali) entitas. Penjualan kendaraan itu diharapkan akan (future economic benefits) from the entity’s customers to the entity. menghasilkan aliran kas (manfaat ekonomi masa depan) dari pelanggan ke entitas. The second question—are the motor vehicles to be sold items of PPE? The motor vehicles to be sold do not satisfy the definition of an item of PPE—they are tangible assets, but they are held to be sold in the ordinary course of the entity’s vehicle retailing business (and are not held for use in the production or supply of goods or services, administration purposes or for rental to others). Furthermore, the sale is likely to occur within one period of purchase by the entity.
Pertanyaan kedua—apakah aset kendaraan bermotor yang untuk dijual itu merupakan aset tetap? Kendaraan bermotor yang untuk dijual tidak memenuhi definisi aset tetap. Walaupun kendaraan tersebut adalahaset berwujud, tetapi tersedia untuk dijual dalam kegiatan rutin bisnis retail kendaraan yang dijalankan oleh entitas (dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, tujuan administrasi atau untuk disewakan kepada pihak lain). Penjualan itu juga kemungkinan besar terjadi dalam satu tahun yang sama
dengan pembeliannya oleh entitas. Conclusion Kesimpulan The motor vehicles to be sold are not items of the entity’s PPE. Note: the Kendaraan bermotor yang untuk dijual bukan merupakan item aset tetap bagi vehicles are the car retailer’s inventory. entitas. Perhatikan: Bagi entitas, kendaraan itu adalah persediaan. The first question—are the motor vehicles that are used by the entity’s salesmen assets? The motor vehicles held for use by the entity’s salesmen are assets of the entity—they are physical resources purchased by the entity (past event) to be used at the entity’s discretion (control) to assist in sourcing customers for the business, an activity which is expected to result in the flow of cash (future economic benefits) from the entity’s customers (from sales made) to the entity.
Pertanyaan pertama—apakah kendaraan bermotor yang digunakan oleh tenaga penjualan merupakan aset? Kendaraan bermotor yang digunakan oleh tenaga penjualan entitas retailer kendaraan itu adalah aset—sumber daya fisik yang dibeli oleh entitas (kejadian masa lalu) untuk digunakan atas keleluasaan (kendali) entitas untuk membantu dalam mendatangkan pelanggan bagi bisnis entitas, merupakan aktivitas yang diharapkan akan menghasilkan aliran kas (manfaat ekonomi masa depan) dari pelanggan (dari penjualan yang dilakukan) ke entitas.
The second question—are the motor vehicles used by the entity’s salesmen items of PPE? The motor vehicles held for use by the entity’s salesmen clearly satisfy the definition of an item of PPE—motor vehicles are tangible items, used by the entity’s salesmen to source potential customers for the entity (held for use in the supply of goods) and they are expected to be used for a period of five years (in more than one period).
Pertanyaan kedua—apakah kendaraan bermotor yang digunakan oleh tenaga penjualan merupakan item aset tetap? Kendaraan bermotor yang digunakan oleh tenaga penjualan jelas memenuhi definisi aset tetap—kendaraan bermotor merupakan aset berwujud, digunakan oleh tenaga penjualan untuk mendatangkan pelanggan potensial untuk entitas (digunakan untuk menyediakan barang dagangan) dan diharapkan dapat digunakan selama lima tahun (lebih dari satu periode).
Conclusion The motor vehicles used by the entity’s salesmen are the car retailer’s PPE.
Kesimpulan Kendaraan bermotor yang digunakan oleh tenaga penjualan merupakan aset tetap bagi entitas retailer kendaraan.
Useful information about PPE
Informasi yang bermanfaat mengenai aset tetap
To consider what information about an entity’s PPE, and any changes in that Untuk mempertimbangkan informasi apa saja tentang aset tetap entitas dan PPE, would be useful to existing and potential investors and creditors, the perubahannya yang akan bermanfaat bagi investor dan kreditor, baik yang following questions could be asked: sedang berhubungan dengan entitas maupun yang potensial, pertanyaanpertanyaan berikut dapat diajukan: What is the economic rationale for acquiring PPE? In other words, why do Apakah alasan ekonomi dibelinya aset tetap oleh entitas? Dengan kata lain, manufacturers buy factories, why do retailers buy retail outlets and why do mengapa produsen membeli pabrik, mengapa retailer membeli outlet retail, many in the service industry buy the building from which they operate? How dan mengapa banyak industri jasa membeli gedung yang mereka gunakan
do those entities generate net cash inflows from their PPE?
sebagai tempat beroperasi? Bagaimana entitas-entitas itu menghasilkan arus kas neto dari aset tetap mereka?
When existing and potential investors, lenders and other creditors make decisions about the reporting entity, with regards to buying, selling or holding equity and debt instruments and providing or settling loans and other forms of credit, what information about an entity’s PPE do you think would be capable of making a difference? For example, if you were considering buying shares in an entity that held significant PPE, what information about that entity’s PPE would you find most useful in assessing the entity’s prospects for future net cash inflows? Can that information be faithfully represented (ie the information is complete, neutral and free from error)?
Ketika investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya, baik yang sedang berhubungan dengan entitas maupun yang potensial, membuat keputusan mengenai entitas pelapor, baik untuk membeli, menjual, atau memegang instrumen utang dan instrumen ekuitas, maupun menyediakan atau menyelesaikan pinjaman atau bentuk-bentuk kredit lainnya, informasi apakah mengenai aset tetap entitas itu yang menurut Anda akan mampu mempengaruhi investor? Sebagai contoh, jika Anda sedang mempertimbangkan untuk membeli saham di suatu entitas yang menguasai aset tetap dalam jumlah signifikan, informasi apakah mengenai aset tetap entitas tersebut yang menurut pendapat Anda paling bermanfaat dalam menilai prospek entitas tersebut dalam menghasilkan arus kas masuk neto di masa depan? Bisakah informasi tersebut disajikan sejujurnya (dalam arti, informasi itu lengkap, netral dan bebas dari kesalahan)?
Discussion questions
Pertanyaan Diskusi
For each of the following four scenarios, answer these questions: (a) What information about that entity’s PPE would you find useful? (a) Why do you think that information would be useful?
Untuk tiap-tiap skenario berikut, jawablah pertanyaaan-pertanyaan ini: (b) Informasi apa dari aset tetap suatu entitas yang menurut Anda bermanfaat? (b) Mengapa Anda menganggap informasi tersebut bermanfaat?
Scenario 1: you are deciding whether to buy shares in a machine-intensive Skenario 1: Anda sedang memutuskan apakah akan membeli saham pada manufacturing business. suatu bisnis manufaktur yang intensif menggunakan mesin. Scenario 2: you are deciding whether to renew a loan to a business that Skenario 2: Anda sedang memutuskan apakah akan memperbaharui pinjaman develops computer programs. That business’ only significant item of PPE is ke suatu bisnis yang mengembangkan program komputer. Satu-satunya item the building that it owns and from which it operates. aset tetap yang signifikan yang dikendalikan oleh bisnis tersebut adalah bangunan milik sendiri yang digunakan sebagai tempat beroperasi. Scenario 3: you are deciding whether to supply envelopes (that you manufacture) on credit to a mailing house. The mailing house’s only Skenario 3: Anda sedang memutuskan apakah akan memasok amplop (yang significant item of PPE is the building that it owns and from which it anda produksi) secara kredit kepada sebuah kantor pos. Satu-satunya item operates. aset tetap yang signifikan yang dimiliki oleh kantor pos tersebut adalah bangunan milik sendiri yang digunakan sebagai tempat beroperasi. Scenario 4: you are deciding whether to sell shares that you have held for more than a decade in a cattle farming business. The business’ only Skenario 4: Anda sedang memutuskan apakah akan menjual saham significant item of PPE is the farmland that it purchased over 40 years ago. perusahaan peternakan sapi yang telah dipegang selama lebih dari sepuluh That land was recently surrounded by the financial centre of a rapidly tahun. Satu-satunya aset tetap yang signifikan yang dimiliki perusahaan developing emerging economy. peternakan sapi itu adalah area tanah peternakan yang dibeli 40 tahun yang lalu. Di sekitar area peternakan itu belum lama ini dijadikan sebagai pusat bisnis dan keuangan yang sedang berkembang pesat. Recognition of PPE
Pengakuan aset tetap
The recognition principle—an item of PPE is recognised as an asset (in other words, it is included in the statement of financial position) when: (a) it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity; and (b) the cost of the item can be reliably measured (paragraph 7 of IAS 16).
Prinsip pengakuan—suatu item aset tetap diakui sebagai aset (dengan kata lain, dimasukkan dalam laporan posisi keuangan) ketika: (a) kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan item dimaksud akan mengalir ke entitas; dan (b) biaya item itu bisa diukur dengan andal (paragraf 7, IAS 16).
It is usually not difficult to determine when an item of PPE must be Menentukan kapan suatu aset tetap harus diakui sebagai aset pada umumnya recognised. tidaklah sulit. The first recognition criterion is usually satisfied when the PPE first satisfied the definition of an asset of the entity (see above), because the ultimate purpose for which entities usually acquire PPE is to generate income directly (for example, by using a machine to manufacture goods for sale) or indirectly (for example, an entity’s head office building houses the staff who administer the business that generates the cash inflows) from their use. In other words,
Kriteria pengakuan pertama pada umumnya terpenuhi ketika aset tetap memenuhi definisi aset suatu entitas (lihat di atas), karena tujuan akhir suatu entitas mengadakan aset tetap adalah untuk memperoleh penghasilan secara langsung (sebagai contoh, dengan menggunakan mesin untuk memproduksi barang untuk dijual) atau secara tidak langsung (sebagai contoh, bangunan kantor pusat yang ditempati oleh staf yang mengadministrasikan bisnis dalam
the management of a business would usually not purchase PPE unless it is probable that, in using it, future economic benefits will flow to the business. In some cases determining whether the flow of future economic benefits is ‘probable’ may require significant judgement.
rangka menghasilkan arus kas) dari penggunaannya. Dengan kata lain, manajemen pada umumnya tidak akan membeli aset tetap kecuali jika, melalui penggunaannya, manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan. Dalam kasus-kasus tertentu, menentukan apakah aliran manfaat ekonomi masa depan ‘kemungkinan besar’ akan mengalir ke perusahaan mengharuskan digunakannya pertimbangan yang signifikan.
The second recognition criterion—that cost can be reliably measured—is also usually satisfied when the item of PPE first meets the definition of an asset of the entity. In some cases, the cost of an item of PPE can be measured precisely (for example, when an entity acquires a ready-to-use photocopier for use by its administration staff in exchange for CU1,200 cash settled at the time that the entity receives the photocopier).
Kriteria pengakuan kedua—biaya dapat diukur secara andal—juga pada umumnya terpenuhi ketika item aset tetap itu mula-mula memenuhi definisi aset. Dalam kasus-kasus tertentu, biaya dari suatu aset tetap dapat diukur secara teliti (sebagai contoh, ketika entitas membeli sebuah mesin fotocopy siap pakai untuk staf administrasinya secara tunai seharga CU1.200).
In other cases, the cost must be estimated. For example, the cost of a retail outlet constructed by a brick manufacturer for use as a showroom to market its own bricks would include many estimates. The cost of the selfmanufactured bricks that are used includes numerous estimates, for example, an allocation of fixed production overheads including depreciation of the kiln. Borrowing costs allocated in accordance with IAS 23 Borrowing Costs would also need to be estimated. However, it is important to remember that the use of reasonable estimates is an essential part of the preparation of financial statements and does not undermine their reliability (see paragraph 4.41 of the Conceptual Framework). Consequently, such estimates do not prevent the recognition of an item as an asset.
Dalam kasus-kasus lain, biaya aset tetap harus diestimasi. Sebagai contoh, penentuan biaya outlet retail yang dibangun oleh produsen batu-bata untuk memajang batu-bata yang dihasilkannya, memerlukan banyak estimasi. Biaya untuk memproduksi sendiri batu-bata yang digunakan mencakup beragam estimasi, sebagai contoh, alokasi biaya overhead tetap yang mencakup penyusutan oven pembakar. Biaya pinjaman yang dialokasikan sesuai dengan IAS 23 Borrowing costs juga perlu diestimasi. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa penggunaan estimasi yang masuk akal merupakan bagian penting dalam menyusun laporan keuangan dan tidak merusak keandalannya (lihat paragraf 4.41 Kerangka Konseptual). Dengan demikian, estimasi semacam itu tidak menghalangi diakuinya suatu aset tetap.
Measurement of PPE
Pengukuran aset tetap
An item of PPE is initially measured at its cost. It is usually not difficult to measure the cost of an item of PPE. If the brick manufacturer purchased a ready-to-use kiln from a portable kiln supplier in exchange for CU1,200 cash on delivery, then the cost of the kiln is the amount of cash paid.
Item aset tetap pada awalnya diukur sesuai dengan biayanya. Mengukur biaya suatu aset tetap pada umumnya tidaklah sulit. Jika produsen batu-bata membeli oven pembakar batu bata siap pakai dari pemasok dengan menyerahkan kas CU1.200 pada saat pengiriman, maka biaya oven pembakar itu sama dengan jumlah kas yang dibayarkan.
The following journal record the kiln on delivery:
Entri jurnal berikut mencatat oven pembakar itu pada saat pihak pemasok mengirimkan oven pembakar kepada produsen batu-bata:
Debit Asset—PPE: kiln
CU1,200
Debit Aset—Aset tetap: oven pembakar
CU1.200
Credit Asset—cash CU1,200 To record the cost of the kiln purchased for cash when first recognised.
Kredit Aset—kas CU1.200 Untuk mencatat biaya oven pembakar yang dibeli secara tunai ketika pengakuan awal.
Had the kiln been purchased on ‘normal’ credit terms,6 the following journal Jika oven pembakar itu dibeli secara kredit dengan jangka waktu ‘normal’,6 entry would record the kiln on delivery. entri jurnal pada saat pihak pemasok mengirimkannya kepada produsen batubata akan menjadi sebagai berikut: Debit Asset—PPE: kiln CU1,200 Credit Liability—trade payable CU1,200 Debit Aset—Aset tetap: oven pembakar CU1.200 To record the cost of the kiln purchased on credit when first recognised. Kredit Liabilitas—utang usaha CU1.200 Untuk mencatat mencatat biaya oven pembakar yang dibeli secara kredit ketika pengakuan awal. However, if the brick manufacturer constructed a bespoke (sometimes called custom-made) kiln for use by the entity’s staff, then its cost would be more difficult to determine. In order for the amount to be a faithful representation of cost it is important to identify what represents the cost of the custom-made kiln; it includes all costs directly attributable to bringing the kiln to the location and condition necessary for it to operate as intended by management, for example, direct materials used in the construction, labour, site preparation, installation, assembly and testing of functionality. Significant estimates and other judgements may be necessary to determine some components of the cost of self-constructed items (as set out in the notes on recognition above).
Akan tetapi, jika produsen batu-bata membuat sendiri oven pembakar untuk digunakan oleh entitas sendiri, maka biayanya akan lebih sulit ditentukan. Agar jumlah yang dihasilkan merepresentasikan biaya yang sesungguhnya, maka sangat penting untuk mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang mewakili oven buatan sendiri itu; yaitu seluruh biaya yang bisa dikaitkan secara langsung untuk menyiapkan alat pembakar itu ke lokasi dan kondisi yang sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan oleh manajemen, sebagai contoh, bahan baku langsung yang digunakan, pekerja, penyiapan lokasi, instalasi, perakitan dan pengujian keberfungsiannya. Estimasi dan pertimbangan yang signifikan diperlukan ketika menentukan biaya-biaya aset yang diproduksi sendiri (sebagaimana yang telah diuraikan dalam materi pembahasan tentang pengakuan di atas).
As items of PPE can only be recognised if, inter alia, the cost of the item can Karena aset tetap hanya bisa diakui jika, di antaranya, biaya asset itu bisa be reliably measured, then cost for the initial measurement should be readily diukur dengan andal, maka biaya untuk pengukuran awal harus bisa determinable (otherwise the asset would not meet the recognition criteria). ditentukan (jika tidak bisa ditentukan, aset itu tidak akan memenuhi kriteria pengakuan). An item of PPE (except most land) has either a limited period over which it is Suatu aset tetap (kecuali sebagian besar tanah) memiliki periode manfaat expected to be economically usable or a limited number of production units ekonomi yang terbatas atau jumlah unit produksi yang terbatas yang that can be expected to be obtained from it. Consequently, the cost of an item diharapkan akan diperoleh dari aset dimaksud. Sebagai konsekuensinya, 6
Jika alat pemanas itu dibeli secara kredit yang mengharuskan pembayaran pada tanggal tertentu di masa depan (dengan jangka waktu melebihi jangka waktu kredit normal), biaya alat pemanas tersebut adalah setara harga tunai pada tanggal pembelian.
of PPE is recognised as an expense (or as part of the cost of another asset, for example, inventory in the form of work in progress or finished goods) as the item is consumed by the entity. For example, if an entity pays CU1,000 for a machine that is expected to make 100 units of product before being scrapped,7 CU10 depreciation (ie one hundredth of CU1,000) is allocated to the cost of each unit of inventory produced (a separate asset). In other words, using the machine to produce its first unit of output decreases the machine’s future service potential from 100 units to 99 units. Consequently, one hundredth of the CU1,000 cost of the machine ‘consumed’ in producing that unit of output (ie CU10) is deducted from the carrying amount of the machine and included in the cost of the unit of output produced (ie the inventory asset). The CU10 depreciation represents the reduction in the machine’s service potential from 100 units to 99 units.
biaya aset tetap diakui sebagai beban (atau sebagai bagian dari biaya aset aset lain, misalnya, persediaan yang berupa persediaan barang dalam proses atau persediaan barang jadi) selama aset itu dikonsumsi oleh entitas. Sebagai contoh, jika suatu entitas membayar CU1.000 untuk memperoleh satu unit mesin yang diharapkan akan menghasilkan 100 unit produk sebelum mesin itu dibuang,7 penyusutan sejumlah CU10 (yaitu seperseratus dari CU1.000) akan dialokasikan ke biaya tiap unit persediaan yang dihasilkan (yang merupakan suatu aset tersendiri). Dengan kata lain, digunakannya mesin itu untuk menghasilkan unit pertama akan mengurangi potensi jasa masa depan mesin itu dari 100 unit menjadi 99 unit. Sebagai konsekuensinya, seperseratus dari CU1.000 biaya mesin yang ‘dikonsumsi’ dalam menghasilkan unit outputnya (yaitu CU10) dikurangkan dari jumlah tercatat mesin dan dimasukkan dalam biaya unit output yang dihasilkannya (yaitu aset persediaan). Penyusutan CU10 merepresentasikan berkurangnya potensi jasa mesin itu dari 100 unit menjadi 99 unit.
The following journal ayates record the cost of the machine ‘consumed’ as Entri jurnal berikut mencatat biaya mesin yang ‘dikonsumsi’ dalam proses part of the process of the manufacture of the inventory. produksi persediaan. Debit Asset—Inventory CU10 Debit Asset—Persediaan CU10 Credit Asset—Accumulated depreciation: machine CU10 Kredit Aset—Akumulasi penyusutan: mesin CU10 To record the consumption of the service potential of the machine in the Untuk mencatat konsumsi potensi jasa mesin dalam memproduksi manufacture of inventory. persediaan. Alternatively, if the entity expects to recover part of the carrying amount of the machine through the sale of the machine (rather than through the sale of the goods produced by that machine), for example, by selling the machine after it has produced 80 units (rather than using it to produce 100 units and then scrapping it), then the amount of the machine that is to be recovered by selling the machine is excluded from depreciation because it is not consumed in making goods. Consequently, the amount of the machine to be allocated to depreciation as the asset is used is reduced. Put another way, assume an entity expects to sell an item of PPE in the future at the time when the entity no longer expects to use it. In this case, a portion of the cost of this machine is expected to be recovered by selling the machine. The difference between the initial cost and the residual value will be consumed as the asset is used 7
Alternatif lainnya, entitas juga bisa berharap bahwa bagian dari jumlah tercatat mesin akan terpulihkan melalui penjualan mesin itu (bukan dari penjualan barang yang dihasilkannya), sebagai contoh, dengan menjual mesin itu setelah menghasilkan 80 unit (tidak menggunakannya sampai menghasilkan 100 unit dan kemudian membuangnya), jumlah tercatat yang akan dipulihkan dengan menjual mesin itu dikeluarkan dari penyusutan karena jumlah tersebut tidak akan dikonsumsi dalam menghasilkan barang. Dengan demikian, jumlah tercatat mesin yang akan dialokasikan sebagai penyusutan menjadi berkurang. Dengan kata lain, misalkan suatu entitas berekspektasi untuk menjual suatu item aset tetap di masa depan pada saat entitas tidak lagi berharap menggunakannya. Dalam kasus ini, sebagian biaya mesin itu diharapkan akan terpulihkan dengan cara menjualnya. Selisih
Ingat bahwa estimasi total produk dari mesin itu merupakan pertimbangan yang dibuat oleh manajemen.
and should be recognised as depreciation as the benefits are consumed (as set out above). The part of the cost of the machine that is expected to be recovered by selling the machine is known as its residual value,8 and the cost of an asset less its residual value is known as the depreciable amount (as that is the amount of the cost that is expected to be consumed through use and should therefore be depreciated as it is used) of the asset. In this example, CU120 of the cost of the machine is expected to be recovered through the sale of the machine. Consequently, depreciation of CU11 (ie one eightieth of CU880 (the depreciable amount—CU1,000 cost less CU120 residual value)) is allocated to each unit of inventory produced (itself a separate asset) and the remaining carrying amount is derecognised when the machine is sold. The useful life of the machine is 80 units—the number of production units expected to be obtained from the asset by the entity (or, in other cases, the period over which an asset is expected to be available for use by the entity).
antara biaya awal dengan nilai residu mesin itu akan dikonsumsi seiring digunakannya aset dan harus diakui sebagai penyusutan seiring dikonsumsinya manfaat aset itu (sebagaimana diuraikan di atas). Bagian biaya mesin yang diharapkan akan terpulihkan dengan menjual mesin itu biasa disebut nilai residu,8 dan biaya aset setelah dikurangi nilai residunya disebut jumlah tersusutkan (yaitu jumlah biaya yang diharapkan akan dikonsumsi melalui penggunaan dan karenanya disusutkan seiring penggunaannya). Dalam contoh ini, sejumlah CU120 dari biaya mesin diharapkan akan terpulihkan melalui penjualan. Dengan demikian, penyusutan CU11 (yaitu seperdelapan dari CU880 (jumlah tersusutkan— biaya CU1.000 dikurangi nilai residu CU120)) dialokasikan ke tiap unit persediaan yang dihasilkan (yang merupakan aset tersendiri) dan sisanya dihentikan pengakuannya ketika mesin itu dijual. Masa manfaat mesin itu adalah 80 unit—jumlah unit produksi yang diharapkan akan diperoleh dari aset (atau, dalam kasus lain, periode tersedianya aset untuk digunakan yang diharapkan oleh entitas).
Revaluation model
Model revaluasi
So far these notes have described the cost model of measuring PPE after Materi pembahasan sejauh ini telah menguraikan model biaya untuk initial recognition. mengukur aset tetap setelah pengakuan awal. However, PPE with a reliably measurable fair value can be measured after initial recognition using the revaluation model (this is an accounting policy choice—see paragraph 31 of IAS 16). Fair value is a current measure—the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date (paragraph 6 of IAS 16). When using the revaluation model, the carrying amount is the asset’s fair value at the date of the revaluation less any subsequent accumulated depreciation and subsequent accumulated impairment losses. Revaluations have to be made with sufficient regularity to ensure that this carrying amount of the revalued item does not differ materially from its fair value at the end of the accounting period. Using the revaluation model provides existing and potential investors and lenders with information about changes in the market price of an asset. Paragraphs OB18 and OB19 of the Conceptual Framework states that such information “may 8
Akan tetapi, aset tetap yang nilai wajarnya bisa diukur dengan andal setelah pengakuan awalnya bisa juga diukur dengan menggunakan model revaluasi (yang merupakan pilihan kebijakan akuntansi bagi entitas—lihat paragraf 31 IAS 16). Nilai wajar merupakan ukuran kini—harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau dibayarkan untuk mentransfer liabilitas dalam transaksi teratur antar pelaku-pelaku pasar pada tanggal pengukuran (paragraf 6 IAS 16). Ketika menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat adalah nilai wajar aset pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai setelahnya. Revaluasi harus dilakukan dengan cukup teratur untuk memastikan bahwa jumlah tercatat item hasil revaluasi tidak berbeda secara material dengan nilai wajarnya pada akhir periode akuntansi. Penggunaan model revaluasi menyediakan informasi mengenai perubahan harga pasar aset bagi investor dan pemberi pinjaman, baik yang sedang berhubungan dengan entitas maupun yang potensial.
Perhatikan: Proses estimasi nilai residu item aset tetap dijelaskan pada bagian estimasi dan pertimbangan di bawah. Pembahasan lebih komprehensif dicakup dalam materi Tingkat 2.
be useful in determining the entity’s future ability to generate net cash Paragraf OB18 dan OB19 Kerangka Konseptual menyatakan bahwa inflows”. informasi semacam itu “bisa bermanfaat dalam menentukan kemampuan entitas menghasilkan arus kas masuk neto di masa depan”. Derecognition of PPE
Penghentian pengakuan aset tetap
As discussed earlier in these notes an item must satisfy both the definition of an asset and the recognition criteria for PPE in order to be recognised (included in the entity’s statement of financial position). Derecognition of an asset is when that asset is removed from the entity’s statement of financial position. Generally, derecognition occurs when the asset is sold.
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, suatu asset harus memenuhi baik definisi aset maupun kriteria pengakuan aset tetap untuk diakui (dimasukkan dalam laporan posisi keuangan entitas). Penghentian pengakuan suatu aset terjadi ketika aset itu dihapuskan dari laporan posisi keuangan entitas. Pada umumnya, penghentian pengakuan terjadi ketika aset dijual.
If the machine is sold for CU130 when its carrying amount is CU120, the entity derecognises the CU120 carrying amount of the machine (asset) and recognises CU130 increase in cash (asset) and income of CU10 (described as a gain on the sale of PPE) in comprehensive income. Recognising income at the net amount (CU10, ie CU130 less CU120) rather than the gross amount (CU130) is an exception to the general principle in IFRS that does not permit offsetting (see paragraph 32 of IAS 1).9
Jika mesin dijual dengan harga CU130 ketika jumlah tercatatnya CU120, entitas menghentikan pengakuan jumlah tercatat CU120 mesin itu (aset), mengakui bertambahnya kas sejumlah CU130 (aset), dan penghasilan sejumlah CU10 (disebut keuntungan atas penjualan aset tetap) dalam laporan penghasilan komprehensif. Mengakui penghasilan dengan jumlah bersih (CU10, yaitu CU130 dikurangi CU120) tidak dengan jumlah kotor (CU130) merupakan salah satu pengecualian atas prinsip umum dalam IFRS yang tidak memperbolehkan saling hapus (offsetting) (lihat paragraf 32 IAS 1).9
Example 5: sale of delivery vehicle
Contoh 5: penjualan kendaraan pengangkut
On 31 December 20X1 an entity disposes of a delivery vehicle with a Pada tanggal 31 Desember 20X1 suatu entitas menjual salah satu kendaraan carrying amount of CU40,000 in exchange for CU100,000 cash. pengangkut yang jumlah tercatatnya CU40.000 dengan menerima kas sejumlah CU100.000. What is the journal entry to derecognise the delivery vehicle?
Bagaimanakah entri jurnal untuk menghentikan pengakuan kendaraan pengangkut tersebut?
Debit Asset—cash Credit Asset—PPE: motor vehicle
Debit Aset—kas CU100.000 Kredit Aset—aset tetap: kendaraan bermotor CU40,000
9
CU100,000 CU40,000
Paragraf BC35 Dasar Kesimpulan IAS 16 membahas masalah ini: “Meskipun Dewan (IASB) menyimpulkan bahwa entitas seharusnya menerapkan prinsip pengakuan pendapatan dari penjualan barang untuk pengakuan keuntungan pelepasan item aset tetat, Dewan menyimpulkan bahwa pendekatan penyajian kedua jenis penghasilan itu dalam laporan laba-rugi seharusnya berbeda. Dewan menyimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan akan mempertimbangkan keuntungan ini dan hasil dari penjualan barang dalam aktivitas bisnis normal secara berbeda dalam evaluasi mereka atas hasil masa lalu dan proyeksi arus kas masa depan entitas. Hal ini karena pendapatan dari penjualan barang memiliki karakteristik lebih mungkin akan berulang dengan jumlah-jumlah yang dapat dibandingkan, sedangkan keuntungan dari penjualan item aset tetap tidak memiliki karakteristik demikian. Mengacu pada pertimbangan tersebut, Dewan menyimpulkan bahwa entitas tidak seharusnya mengklasifikasikan keuntungan pelepasan aset tetap sebagai pendapatan.”
Credit Income—profit or loss: gain on sale of PPE CU60,000 To derecognise the delivery vehicle sold for cash.
Kredit Penghasilan—laba-rugi: keuntungan CU60,000 Untuk menghentikan pengakuan kendaraan pengangkut yang dijual secara tunai.
Example 6: abandonment of a machine
Contoh 6: pembuangan mesin
On 31 December 20X1 an entity scrapped a machine with a carrying amount Pada tanggal 31 Desember 20X1 suatu entitas membuang satu unit mesin of CU40,000. No further cash flows are expected from the machine. yang jumlah tercatatnya CU40.000. Tidak ada arus kas yang diharapkan dari mesin tersebut. What is the journal entry to derecognise the machine?
Bagaimanakah entri jurnal untuk menghentikan pengakuan mesin tersebut?
Debit Expense—profit or loss: impairment loss Credit Asset—PPE: machine To derecognise the abandoned machine.
Debit Beban—laba-rugi: kerugian penurunan nilai CU40,000 Kredit Aset—aset tetap: mesin CU40,000 Untuk menghentikan pengakuan mesin yang dibuang.
CU40,000 CU40,000
Example 7: expropriation of land
Contoh 7: pengambilalihan tanah
On 31 December 20X1 the government of Country A expropriated, without Pada tanggal 31 Desember 20X1 pemerintah Negara A mengambil alih, compensation, a plot of land with a carrying amount of CU40,000 that the tanpa kompensasi, sebidang tanah yang jumlah tercatatnya CU40,000 yang entity used as grazing land for its beef cattle. digunakan entitas sebagai padang rumput untuk menggembalakan sapi-sapi peliharaannya. What is the journal entry to derecognise the expropriated land?
Bagaimanakah entri jurnal untuk menghentikan pengakuan tanah yang diambil alih tersebut?
Debit Expense—profit or loss: loss on expropriation of PPECU40,000 Debit Beban—laba-rugi: rugi pengambilalihan aset CU40,000 Credit Asset—PPE: land CU40,000 Kredit Aset—aset tetap: tanah CU40,000 To derecognise the expropriated land Untuk menghentikan pengakuan tanah yang diambil alih Estimates and judgements
Estimasi dan pertimbangan
To a large extent, financial reports are based on estimates, judgements and models rather than exact depictions of reality (paragraph OB11 of the Conceptual Framework). Providing relevant information about an entity’s PPE requires estimates and judgements. For example, measuring the cost of an item of PPE (particularly if it is self-constructed) requires many estimates. The subsequent allocation of depreciation involves further judgements and
Laporan keuangan banyak didasarkan pada estimasi, pertimbangan, dan model, bukan merupakan penggambaran pasti realitas (paragraf OB11 Kerangka Konseptual). Penyediaan informasi yang relevan mengenai aset tetap entitas juga memerlukan estimasi dan pertimbangan. Sebagai contoh, pengukuran biaya suatu aset tetap (khususnya jika dibuat atau dibangun sendiri) memerlukan banyak estimasi. Alokasi setelahnya (penyusutan)
estimates, including:
melibatkan pertimbangan dan estimasi, yang di antaranya mencakup:
(a) (b) (c) (d)
(a) (b) (c) (d)
allocating the cost of the asset to particular major components; determining the most appropriate depreciation method; estimating useful life; and estimating residual value.
alokasi biaya aset ke komponen-komponen utama; penentuan metode penyusutan yang paling tepat; estimasi masa manfaat; dan estimasi nilai residu.
Only if the major components of an item of PPE have significantly different patterns of consumption of economic benefits or different useful lives, or both, does an entity allocate the initial cost of the asset to its major components and depreciate each such component separately over its useful life. For example, it would be appropriate to depreciate separately the airframe and engines of an aircraft when these two components have different useful lives (the airframe’s estimated useful life is 20 years whereas the engines’ estimated useful life is 5,000 flying hours)—because depreciating the aircraft as a whole using an approximation technique (such as a weighted average useful life for the item as a whole) would not result in depreciation that faithfully represents the consumption of the service potential for the separate parts. When the carrying amount of PPE is divided into separate components, for calculating depreciation only, each component is treated as though it were a separate asset as explained above. That implies that the carrying amount of that component is ‘written off’ (recognised as an expense) when that component is scrapped or sold, with the cost of any replacement being treated as a separate component of the item.
Entitas mengalokasi biaya awal aset tetap ke komponen-komponen utamanya serta menyusutkan tiap-tiap komponen selama masa manfaatnya hanya jika komponen-komponen utama aset tetap itu memiliki pola konsumsi manfaat ekonomi yang berbeda secara signifikan atau masa manfaat yang berbeda, atau kedua-duanya. Sebagai contoh, menyusutkan kerangka dan mesin pesawat secara terpisah dianggap tepat ketika dua komponen tersebut memiliki masa manfaat yang berbeda (kerangka pesawat diestimasi memiliki masa manfaat 20 tahun sedangkan mesinnya diestimasi memiliki masa manfaat 5.000 jam terbang)—karena menyusutkan pesawat terbang secara keseluruhan dengan menggunakan teknik perkiraan tertentu (misalnya ratarata tertimbang masa manfaat satu item secara keseluruhan) tidak akan menghasilkan penyusutan yang secara jujur menggambarkan konsumsi potensi jasa tiap komponen secara terpisah. Ketika jumlah tercatat aset tetap dibagi menurut komponennya, hanya untuk maksud penghitungan penyusutan, tiap-tiap komponen diperlakukan seolah-olah merupakan aset tersendiri sebagaimana dijelaskan di atas. Implikasinya, jumlah tercatat komponen ‘dihapuskan’ (diakui sebagai beban) ketika komponen itu dibuang atau dijual, sedangkan biaya asset penggantinya diperlakukan sebagai komponen aset tetap tersendiri.
An entity must use a depreciation method that reflects the pattern in which it expects to consume the asset’s future economic benefits. Possible depreciation methods include the straight-line method, the diminishing balance method and a method based on use, such as the units of production method (the method illustrated above).
Entitas harus menggunakan metode penyusutan aset tetap yang merefleksikan pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkannya dari aset tersebut. Metode-metode penyusutan yang bisa dipilih mencakup metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode yang didasarkan pada penggunaan, seperti metode unit produksi (metode yang telah diilustrasikan di atas).
‘Useful life’ refers to the period that the asset is expected to be used by the ‘Masa manfaat’ adalah periode ekspektasi penggunaan aset oleh entitas. entity. Consequently, that period can be shorter than (but no longer than) an Dengan demikian, periode tersebut bisa lebih pendek dari (tetapi tidak bisa asset’s total economic life—the period over which an asset is expected to be lebih lama dari) total umur ekonomi aset—periode ekspektasi penggunaan
economically usable by one or more users. For example, if an entity expects to use a photocopier for two years (measured from the date of purchase) but the photocopier could be used by one or more users for five years, then the photocopier’s useful life is two years and its economic life is five years. Where the asset has a useful life that is shorter than its economic life, it is likely to have a substantial residual value because part of the carrying amount of the asset could (and usually would) be recovered through the sale of the asset to another entity (rather than through use by the entity itself).
ekonomi aset oleh satu atau lebih pengguna. Sebagai contoh, jika suatu entitas berekspektasi untuk menggunakan mesin foto kopi selama dua tahun (dihitung sejak tanggal pembelian) tetapi mesin foto kopi itu bisa digunakan oleh satu atau lebih pengguna lain selama lima tahun, maka masa manfaat mesin foto kopi tersebut adalah dua tahun sedangkan umur ekonominya adalah lima tahun. Jika aset memiliki masa manfaat yang lebih pendek daripada umur ekonominya, aset itu kemungkinan akan memiliki nilai residu yang besar karena bagian dari jumlah tercatatnya bisa (dan pada umumnya akan) dipulihkan melalui penjualan aset itu ke entitas lain (tidak melalui penggunaan oleh entitas itu sendiri).
The residual value of an item of PPE is calculated in the following way: if the item was at the end of its useful life today, and was in the condition expected at the end of its useful life, what would the entity receive today from selling that item (net of disposal costs)? If there is not an active market for such items of PPE, then judgement is used to estimate an item’s residual value.
Nilai residu suatu item aset tetap dihitung dengan cara berikut: jika suatu aset tetap berada pada akhir masa manfaatnya hari ini, dan berada dalam kondisi yang diharapkan pada akhir masa manfaatnya, berapakah yang akan diterima entitas hari ini dari penjualan item tersebut (setelah dikurangi biaya-biaya pelepasan)? Jika tidak ada pasar aktif untuk item aset tetap tersebut, pertimbangan digunakan untuk mengestimasi nilai residu item tersebut.
Example 8: depreciation of PPE
Contoh 8: penyusutan aset tetap
On 1 January 20X1 an entity purchases a machine with a cost on initial recognition of CU1,100. At initial recognition, it is estimated that the machine has a useful life of 5 years and a residual value of CU100—these estimates have been confirmed at each subsequent reporting date (the entity’s reporting date is 31 December). The fair value of the machine, measured in accordance with IFRS 13 Fair Value Measurement, at 31 December 20X1, is CU1,300. Journal ayates to record the depreciation of the machine for the year ended 31 December 20X2, assuming that the entity measures its PPE using:
Pada tanggal 1 Januari 20X1 suatu entitas membeli satu unit mesin dengan biaya pada pengakuan awal sejumlah CU1.100. Pada saat pengakuan awal, masa manfaat mesin itu diestimasi 5 tahun sedangkan nilai residunya diestimasi CU100—estimasi-estimasi tersebut telah dikonfirmasi pada tiaptiap tanggal pelaporan setelahnya (tanggal pelaporan entitas adalah 31 Desember). Nilai wajar mesin itu, diukur sesuai dengan IFRS 13 Fair Value Measurement, pada tanggal 31 Desember 20X1, adalah CU1.300. Entri jurnal untuk mencatat penyusutan mesin itu untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X2, dengan asumsi entitas itu mengukur aset tetap dengan menggunakan:
(a) the cost model after initial recognition
(a) model biaya setelah pengakuan awal
Debit Expense—profit or loss: depreciation PPE Credit Asset—accumulated depreciation—PPE 10
CU20011 CU200
Debit Beban—laba-rugi: penyusutan aset tetap Kredit Aset—akumulasi penyusutan —aset tetap
CU20010 CU200
Penyusutan CU200 dihitung dengan cara (CU1.100 dikurangi CU100) ÷ 5 tahun × 1 tahun = CU200, jumlah CU1.100 adalah biaya aset, CU100 adalah estimasi nilai residu aset, 5 tahun adalah estimasi masa manfaat aset dan 1 tahun adalah potensi jasa aset yang ‘habis’ atau ‘digunakan’ selama tahun 20X2.
To recognise depreciation for 20X2.
Untuk mengakui penyusutan tahun 20X2.
(b) the revaluation model after initial recognition
(b) model revaluasi setelah pengakuan awal
Debit Expense—profit or loss: depreciation PPE Credit Asset—accumulated depreciation—PPE To recognise depreciation for 20X2.
CU30012 CU300
In some jurisdictions that do not apply IFRS, mandatory depreciation rates are specified for particular items of PPE. Using the information above, and assuming the full cost of the item must, in accordance with local GAAP, be recognised as depreciation evenly over 24 months, depreciation would be recorded as follows:
Debit Expense—profit or loss: depreciation PPE Credit Asset—accumulated depreciation—PPE To recognise depreciation for 20X2.
CU55013 CU550
Debit Beban—laba-rugi: penyusutan aset tetap Kredit Aset—akumulasi penyusutan—aset tetap Untuk mengakui penyusutan tahun 20X2.
CU30011 CU300
Dalam jurisdiksi tertentu yang tidak menerapkan IFRS, tarif penyusutan tertentu wajib digunakan untuk jenis aset tetap tertentu. Dengan menggunakan informasi di atas, dan dengan mengasumsikan biaya keseluruhan suatu aset harus, sesuai dengan prinsip akuntansi setempat, diakui sebagai penyusutan secara merata selama 24 bulan, penyusutan akan direkam sebagai berikut: Debit Beban—laba-rugi: penyusutan aset tetap Kredit Aset—akumulasi penyusutan—aset tetap Untuk mengakui penyusutan tahun 20X2.
CU55012 CU550
Question—does IFRS or the local GAAP better meet the objective of Pertanyaan—apakah IFRS atau standar akuntansi setempat yang lebih baik financial reporting as set out in the Conceptual Framework? dalam mencapai tujuan pelaporan keuangan sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Konseptual? Discussion question: materiality
Pertanyaan diskusi: materialitas
A large, listed, highly profitable, multinational entity, whose financial statements are presented in millions of CUs, follows an accounting policy of recognising individual items of PPE that cost less than CU100 as an expense on initial recognition.
Suatu entitas multinasional besar, sahamnya terdaftar di bursa efek, dan memiliki kemampuan tinggi dalam menghasilkan laba, menyajikan laporan keuangan dalam jutaan CU. Entitas tersebut mengikuti kebijakan akuntansi yang menyatakan bahwa suatu aset tetap secara individual diakui sebagai beban jika biayanya lebih kecil dari CU100 pada pengakuan awal.
Does this policy contravene IFRS?
Apakah kebijakan akuntansi tersebut melanggar IFRS?
Stage 1: Tutorial
Tingkat 1: Tutorial
11
Penyusutan CU300 dihitung dengan cara (CU1.300 dikurangi CU100) ÷ 4 tahun × 1 tahun = CU300, jumlah CU1.300 adalah jumlah hasil revaluasi, CU100 adalah estimasi nilai residu aset, 4 tahun adalah estimasi masa manfaat aset yang tersisa setelah revaluasi, dan 1 tahun adalah potensi jasa aset yang ‘habis’ atau ‘digunakan’ selama tahun 20X2. 12 Penyusutan CU550 dihitung dengan cara CU1.100 ÷ 24 bulan × 12 bulan = CU550.
An entity owns and operates a ferry that transports passengers, their motor Suatu entitas memiliki dan mengoperasikan sebuah kapal ferry yang vehicles and goods between the mainland and an island. The ferry service is mengangkut penumpang serta kendaraan bermotor dan barang-barang the main business of the entity. mereka dari pulau besar ke salah satu pulau kecil di dekatnya dan sebaliknya. Layanan kapal ferry itu merupakan bisnis utama entitas. On 1 January 20X1 the entity purchases a new ferry for CU1,000,000 cash. Pada tanggal 1 Januari 20X1 entitas itu membeli satu unit kapal ferry baru The ferry comprises two main components—the main structure (allocated secara tunai dengan harga CU1.000.000. Kapal ferry itu terdiri dari dua cost CU800,000) and the engine (allocated cost CU200,000). komponen utama—struktur utama (biayanya dialokasi sejumlah CU800.000) dan mesin (biayanya dialokasi sejumlah CU200.000). The entity’s management expect that after operating the ferry for 20 years the ferry will be scrapped. However, management expect to replace the ferry’s engine after operating it for ten years. No proceeds are expected from the scrapping of both the old engine (after 10 years) and the ferry and its replacement engine (after 20 years). The ferry’s passenger carrying capacity is constant over its 20-year economic life.
Pihak manajemen berekspektasi bahwa setelah mengoperasikan kapal ferry itu selama 20 tahun entitas akan membuangnya. Akan tetapi, manajemen juga berekspektasi akan mengganti mesin kapal ferry itu setelah mengoperasikannya selama sepuluh tahun. Tidak ada pendapatan kas yang diharapkan dari pembuangan mesin lama (setelah 10 tahun), juga tidak dari kapal ferry serta mesin penggantinya (setelah 20 tahun). Kapasitas muat kapal ferry itu konstan selama 20 tahun masa manfaatnya.
On 31 December 20X4 a storm severely damages the engine. Consequently, the entity scraps the engine. On 1 January 20X5 the entity replaces the engine at a cost of CU300,000. The new engine is expected to propel the ferry for the remaining estimated useful life of the ferry, after which the ferry and the engine will be scrapped.
Pada tanggal 31 Desember 20X4 badai mengakibatkan mesin kapal ferry mengalami kerusakan parah. Sebagai akibatnya, entitas membuang mesin tersebut. Pada tanggal 1 Januari 20X5 entitas mengganti mesin itu dengan biaya sejumlah CU300.000. Mesin baru itu diharapkan akan menggerakan kapal ferry selama sisa masa manfaat kapal ferry, dimana setelah itu baik kapal ferry maupun mesinnya akan dibuang.
On 31 December 20X5, in response to an unsolicited offer, the entity Pada tanggal 31 Desember 20X5, ada pihak lain yang secara tidak diduga disposes of the ferry for CU910,000. menginginkan kapal ferry itu dengan harga tinggi dan entitas sepakat untuk melepasnya dengan harga CU910.000. Part A: Bagian A: What information about that entity’s ferry would a potential investor find Informasi apakah mengenai kapal ferry entitas tersebut yang akan bermanfaat useful? Why do you think that information would be useful? bagi investor potensial? Mengapa Anda berpendapat bahwa informasi itu akan bermanfaat? Part B: Is the ferry an asset of the entity?
Bagian B: Apakah kapal ferry itu merupakan aset bagi entitas tersebut?
Part C: Bagian C: Describe how the ferry satisfies the definition of property, plant and Uraikan bagaimana kapal ferry itu memenuhi definisi aset tetap. equipment. Part D: Bagian D Prepare accounting ayates relating to the ferry using the cost model in the Buatlah entri-entri jurnal terkait kapal ferry itu dengan menggunakan model accounting records of the entity from 1 January 20X1 to 31 December 20X5. biaya sejak 1 Januari 20X1 sampai dengan 31 Desember 20X5. Part E: Bagian E: List some of the estimates and judgements that the management of the entity Sebutkan estimasi dan pertimbangan yang harus dibuat oleh pihak would have made in accounting for the ferry. manajemen dalam rangka perlakuan akuntansi atas kapal ferry tersebut. Stage 1: suggested answer to tutorial questions on accounting Tingkat 1: jawaban yang disarankan atas pertanyaan-pertanyaan for property, plant and equipment tutorial terkait perlakuan akuntansi atas aset tetap Part A: Bagian A: What information about that entity’s ferry would a potential investor Informasi apakah mengenai kapal ferry entitas tersebut yang akan find useful? Why do you think that information would be useful? bermanfaat bagi investor potensial? Mengapa Anda berpendapat bahwa informasi itu akan bermanfaat? A potential investor must decide whether to buy shares in the entity that owns and operates the ferry. To inform that decision, the potential investor assesses the potential returns from investing in the entity that owns and operates the ferry. Those potential returns depend on the entity’s prospects for future net cash inflows. Consequently, the potential investor assesses the amount, timing and uncertainty of (or the prospects for) future net cash inflows to the entity.
Investor potensial harus memutuskan apakah akan membeli saham entitas yang memiliki dan mengoperasikan kapal ferry itu atau tidak. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan keputusan tersebut, investor potensial itu akan mengevaluasi potensi imbal hasil dari investasi dalam entitas yang memiliki dan mengoperasikan kapal ferry itu. Potensi imbal hasil tersebut tergantung pada prospek arus kas masuk neto yang akan dihasilkan entitas di masa depan. Dengan demikian, investor potensial itu akan mengevaluasi jumlah, waktu, dan ketidakpastian (atau prospek) arus kas masuk neto yang akan dihasilkan entitas di masa depan.
To make that assessment a potential investor needs information about the resources of the entity (in this case the ferry and the entity’s other assets), claims against the entity and how efficiently and effectively the entity’s management and governing board have discharged their responsibilities to use the entity’s resources (paragraph OB4 of the Conceptual Framework).
Untuk melakukan evaluasi semacam itu investor potensial memerlukan informasi mengenai sumber daya entitas (dalam kasus ini adalah kapal ferry dan aset-aset lain yang dikendalikan entitas), klaim terhadap entitas, serta bagaimana pihak manajemen dan dewan komisaris entitas memikul tanggung jawab untuk menggunakan sumber daya entitas secara efisien dan efektif (paragraf OB4 Kerangka Konseptual).
Relevant information (ie information capable of making a difference in the investment decision) about the ferry asset that can be faithfully represented (ie information that is complete, neutral and free from error) would be useful to a potential investor when deciding whether to invest in (buy shares in) the entity that owns and operates the ferry.
Informasi yang relevan (yaitu informasi yang mampu menunjukkan perbedaan dalam konteks keputusan investasi) mengenai aset berupa kapal ferry, yang menggambarkan aset itu secara jujur (informasi itu lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan), akan bermanfaat bagi investor potensial ketika memutuskan apakah akan berinvestasi (membeli saham) dalam entitas yang memiliki dan mengoperasikan kapal ferry tersebut atau tidak.
The entity generates income (ultimately cash inflows) by using its ferry (an asset) to transport passengers, their vehicles and goods between the mainland and an island. Consequently, the ferry is likely to be the entity’s most significant asset and the depreciation expense (akin to the consumption of the carrying amount of the ferry) is likely to be material. The gross income (revenue) from operating the ferry and the costs of operating the ferry (for example, fuel) are also likely to be useful.
Entitas memperoleh penghasilan (yang pada akhirnya akan berupa arus kas masuk) dengan menggunakan kapal ferry (aset) yang dimilikinya untuk mengangkut penumpang serta kendaraan dan barang-barang mereka antar pulau besar dan pulau kecil di dekatnya. Dengan demikian, kapal ferry itu kemungkinan merupakan aset paling signifikan yang dimiliki entitas dan beban penyusutannya (yang identik dengan konsumsi jumlah tercatat kapal ferry itu) kemungkinan bersifat material. Penghasilan kotor (pendapatan) dari pengoperasian kapal ferry itu serta biaya-biaya terkait pengoperasian kapal ferry itu (sebagai contoh, bahan bakar) juga kemungkinan akan bermanfaat.
At the time of purchase, the cost of the ferry would likely provide relevant information about the cash-generating potential of the ferry. As time passes, particularly for long-lived assets such as the ferry, whose current value is likely to differ significantly from its cost over time, potential investors are likely to be increasingly interested in a current measure of the value of the ferry (rather than its historical cost), for example, its fair value (the amount for which the asset could be exchanged between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction) (see paragraph 6 of IAS 16).
Pada saat pembeliannya, biaya kapal ferry kemungkinan akan menjadi informasi yang relevan untuk mengetahui potensi kapal ferry itu dalam menghasilkan kas. Dengan berlalunya waktu, khususnya untuk aset-aset jangka panjang seperti kapal ferry itu, yang nilai kininya kemungkinan berbeda secara signifikan dengan biaya awalnya, investor potensial kemungkinan akan semakin berkepentingan dengan nilai kini kapal ferry itu (bukan dengan biaya historisnya), sebagai contoh, nilai wajarnya (jumlah yang diakibatkan oleh pertukaran aset di antara pihak-pihak yang sama-sama tahu dan berkeinginan untuk terlibat dalam transaksi yang wajar) (lihat paragraf 6 IAS 16).
Because the ferry has a limited life (20 years for the main structure and 10 years for the original engine) over which the entity expects to obtain benefit from the asset, an expense is recognised over time reflecting the pattern in which the services potential of the ferry is consumed in ferrying passengers, their vehicles and goods. Consequently, a potential investor would want information about the extent to which the service potential of the ferry was consumed in the reporting period and the extent to which the service potential is to be consumed in the future.
Karena kapal ferry memiliki umur yang terbatas (struktur badan kapalnya 20 tahun dan mesin aslinya 10 tahun) yang dalam kurun waktu itu entitas berharap akan memperoleh manfaat dari aset tersebut, beban diakui sepanjang usia kapal yang merefleksikan pola konsumsi kapal ferry itu dalam mengangkut penumpang serta kendaraan dan barang-barang mereka. Dengan demikian, investor potensial akan menginginkan informasi mengenai seberapa besar potensi jasa kapal ferry itu telah dikonsumsi dalam periode laporan serta seberapa besar potensi jasa akan dapat dikonsumsi di masa
depan. Providing relevant and faithfully represented information about an entity’s Penyediaan informasi yang relevan dan yang menggambarkan sejujurnya ferry in accordance with IFRS and the IFRS for SMEs often requires mengenai kapal ferry entitas sesuai dengan IFRS dan IFRS for SMEs judgement (see the answer to Part D below). seringkali memerlukan pertimbangan (lihat jawaban Bagian D di bawah). Note: general purpose financial reports provide information to help existing and potential investors, lenders and other creditors to estimate the value of the reporting entity (see paragraph OB7 of the Conceptual Framework). However, general purpose financial reports do not and cannot provide all the information that existing and potential investors, lenders and other creditors need or want. Those users need to consider pertinent information from other sources, for example, general economic conditions and expectations, political events and political climate, and industry and company outlooks (paragraph OB6 of the Conceptual Framework). Therefore, in assessing the entity’s potential to generate future net cash inflows, the potential investor would probably also be interested in non-financial information that is typically not provided in financial statements. For example, in this tutorial the potential investor would find the following of interest: changes in the population on the island and the mainland, changes in their travel habits (for example, a shift from air to sea transport or vice versa) and other developments (for example, possible development of a bridge or tunnel between the mainland and the island).
Perhatikan: laporan keuangan bertujuan umum menyediakan informasi untuk membantu investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya, baik yang sedang berhubungan dengan entitas maupun yang potensial, dalam mengestimasi nilai entitas pelapor (lihat paragraf OB7 Kerangka Konseptual). Akan tetapi, laporan keuangan bertujuan umum tidak bisa dan tidak mampu menyediakan seluruh informasi yang diperlukan atau diinginkan oleh investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya. Para pengguna tersebut perlu mempertimbangkan informasi terkait dari sumbersumber lain, sebagai contoh, kondisi dan ekspektasi perekonomian secara umum, kejadian-kejadian politik serta iklim politik, serta tinjauan industri dan proyeksi perusahaan yang dikemukakan oleh pihak-pihak penting lainnya (paragraf OB6 Kerangka Konseptual). Oleh karena itu, dalam mengevaluasi potensi entitas dalam menghasilkan arus kas masuk neto di masa depan, investor potensial mungkin juga akan berkepentingan dengan informasi nonkeuangan yang umumnya tidak tersedia dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, dalam tutorial ini investor potensial mungkin akan berkepentingan dengan informasi berikut: perubahan penduduk di pulau kecil dan di pulau besar, perubahan kebiasaan transportasi mereka (sebagai contoh, perubahan dari transportasi udara menjadi transportasi laut atau sebaliknya) serta perkembangan-perkembangan lainnya (sebagai contoh, kemungkinan dibangunnya jembatan atau terowongan antara pulau besar dan pulau kecil di dekatnya).
Part B: Is the ferry an asset of the entity?
Bagian B: Apakah kapal ferry itu merupakan aset bagi entitas tersebut?
An asset is a resource controlled by the entity as a result of past events and Aset adalah sumber daya yang dikendalikan entitas sebagai akibat dari from which future economic benefits are expected to flow to the entity kejadian masa lalu dan yang dari sumber daya dimaksud manfaat ekonomi (paragraph 4.4(a) of the Conceptual Framework). masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas (paragraf 4.4(a) Kerangka Konseptual).
The ferry is an asset of the entity. It is a resource that is controlled by the entity (evidenced by unencumbered legal ownership and control by the entity’s management over the way the ferry is used) as a result of past events (purchasing the ferry) and from which future economic benefits are expected to flow to the entity (cash collected from customers for ferrying them, their vehicles and their goods between the mainland and the island).
Kapal ferry itu adalah aset entitas. Kapal ferry merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh entitas (yang dibuktikan dengan kepemilikan secara hukum serta adanya kendali oleh manajemen entitas dengan digunakannya kapal ferry itu) sebagai akibat dari kejadian masa lalu (pembelian kapal ferry) dan yang dari kapal ferry itu manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas (kas yang diperoleh dari pelanggan sebagai imbal jasa diangkutnya penumpang serta kendaraan dan barang-barang mereka dengan menggunakan kapal ferry itu, antar pulau besar dan pulau kecil di dekatnya).
Part C: Describe how the ferry satisfies the definition of property, plant and equipment The entity’s ferry asset (see the answer to Part B above) satisfies the definition of an item of property, plant and equipment (PPE) as follows: it is a tangible—it has physical substance made of steel and wood; it is held for the provision of services (ie transporting passengers, their vehicles and goods between the mainland and an island); and
Bagian C: Uraikan bagaimana kapal ferry itu memenuhi definisi aset tetap.
Kapal ferry yang dimiliki entitas (lihat jawaban Bagian B di atas) memenuhi definisi item aset tetap sebagai berikut: berwujud—memiliki substansi fisik yang terbuat dari baja dan kayu; diadakan oleh entitas untuk menyediakan jasa (yaitu mengangkut penumpang serta kendaraan dan barang-barang mereka antar pulau besar dan pulau kecil di dekatnya); dan it is expected to be used by the entity during more than one period (20 diharapkan akan digunakan oleh entitas selama lebih dari satu periode (20 years from 1 January 20X1). tahun sejak 1 Januari 20X1).
Part D: Bagian D Prepare accounting ayates to record the ferry in the entity’s accounting Buatlah entri-entri jurnal terkait kapal ferry itu dengan menggunakan records from 1 January 20X1 to 31 December 20X5. model biaya sejak 1 Januari 20X1 sampai dengan 31 Desember 20X5. 1 January 20X1 Dr Asset: PPE—cost Cr Asset: cash To recognise the acquisition of the ferry.
1 Januari 20X1 CU1,000,000 CU1,000,000
D Aset: aset tetap—biaya K Aset: kas Untuk mengakui pembelian kapal ferry.
CU1.000.000 CU1.000.000
20X1
20X1
Dr. Expense: profit or loss—depreciation CU60,000(a) Cr. Asset: PPE—accumulated depreciation/impairment CU60,000 To recognise depreciation expense allocated for the year ended 31 December
D Beban: laba-rugi—penyusutan CU60.000(a) K Aset: aset tetap—akumulasi penyusutan/penurunan nilai CU60.000 Untuk mengakui beban penyusutan kapal ferry yang dialokasikan untuk
20X1 on the ferry.
tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1.
20X2 20X2 Repeat the journal entry above to recognise CU60,000 depreciation expense Ulangi entri jurnal di atas untuk mengakui beban penyusutan kapal ferry allocated for the year ended 31 December 20X2 on the ferry. sejumlah CU60.000 yang dialokasikan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X2. 20X3 20X3 Repeat the journal entry above to recognise CU60,000 depreciation expense Ulangi entri jurnal di atas untuk mengakui beban penyusutan kapal ferry allocated for the year ended 31 December 20X3 on the ferry. sejumlah CU60.000 yang dialokasikan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X3. 20X4 20X4 Repeat the journal entry above to recognise CU60,000 depreciation expense Ulangi entri jurnal di atas untuk mengakui beban penyusutan kapal ferry allocated for the year ended 31 December 20X4 on the ferry. sejumlah CU60.000 yang dialokasikan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X4. 31 December 20X4
31 Desember 20X4
Dr. Expense: profit or loss—impairment loss CU120,000(d) Dr. Asset: PPE—accumulated depreciation/impairment CU80,000(e) Cr. Asset: PPE—cost CU200,000 To recognise the scrapping of the ferry engine and the associated impairment loss at 31 December 20X4.
D Beban: laba-rugi—rugi penurunan nilai CU120.000(d) D Aset: aset tetap—akumulasi penyusutan/penurunan nilai CU80.000(e) K Aset: aset tetap—biaya CU200.000 Untuk mengakui pembuangan mesin kapal ferry serta kerugian penurunan nilai terkait per 31 Desember 20X4.
1 January 20X5
1 January 20X5
Dr. Asset: PPE—cost CU300,000 Cr. Asset: cash CU300,000 To recognise the acquisition of the new ferry engine.
D Aset: aset tetap—biaya CU300.000 K Aset: kas CU300.000 Untuk mengakui pembelian mesin kapal ferry baru.
20X5
20X5
Dr. Expense: profit or loss—depreciation Cr. Asset: PPE—accumulated depreciation/impairment
CU58,750(f) CU58,750
D Beban: laba-rugi—penyusutan K Aset: aset tetap—akumulasi penyusutan /penurunan nilai
CU58.750(f) CU58.750
To recognise depreciation expense allocated for the year ended 31 December Untuk mengakui beban penyusutan kapal ferry yang dialokasikan untuk 20X5 on the ferry. tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X5. 31 December 20X5
31 December 20X5
Dr. Asset: cash CU910,000 Dr. Asset: PPE—accumulated depreciation/impairment CU218,750(h) Cr. Asset: PPE—cost CU1,100,000(i) Cr. Income: profit or loss—gain on sale of PPE CU28,750(j) To recognise sale of ferry at 31 December 20X5.
D Aset: kas CU910.000 D Aset: aset tetap—akumulasi penyusutan/penurunan nilai CU218.750(h) K Aset: aset tetap—biaya CU1,100.000(i) K Penghasilan: laba-rugi—keuntungan atas penjualan aset tetap CU28.750(j) Untuk mengakui penjualan kapal ferry pada tanggal 31 Desember 20X5.
Calculations:
Penghitungan:
(a)
(b)
(c)
CU40,000 depreciation of main structure + CU20,000 depreciation of engine = CU60,000. (b) CU800,000 cost of main structure ÷ 20-year useful life = CU40,000 depreciation per year. (c) CU200,000 cost of engine ÷ 10-year useful life = CU20,000 depreciation per year. (d) (e) CU200,000 cost of engine less CU80,000 accumulated depreciation of engine at 31 December 20X4 before impairment = CU120,000 carrying amount on 31 December 20X4 before scrapping the engine. (e) (c) CU20,000 depreciation per year × 4 years (20X1–20X4) = CU80,000 accumulated depreciation at 31 December 20X4 (before impairment). (f) (b) (g) CU40,000 depreciation of main structure + CU18,750 depreciation of new engine = CU58,750. (g) CU300,000 cost of new engine ÷ 16-year remaining useful life = CU18,750 depreciation per year. (h) CU200,000 accumulated depreciation of the main structure + CU18,750 accumulated depreciation of the new engine = CU218,750. (i) CU800,000 cost of main structure + CU300,000 cost of new engine = CU1,100,000. (j) CU910,000 proceeds of sale – CU881,250 carrying amount of main structure and engine = CU28,750.
(a)
(b)
(c)
Penyusutan struktur utama CU40.000 + penyusutan mesin CU20.000 = CU60.000. Biaya struktur utama CU800.000 ÷ masa manfaat 20 tahun = penyusutan per tahun CU40,000. (c) Biaya mesin CU200.000 ÷ masa manfaat 10 tahun = penyusutan per tahun CU20,000. (d) Biaya mesin CU200.000 dikurangi akumulasi penyusutan mesin per 31 Desember 20X4 (e) sebelum penurunan nilai CU80.000 = jumlah tercatat per 31 Desember 20X4 sebelum mesin dibuang CU120.000. (e) (c) Penyusutan per tahun CU20.000 × 4 tahun (20X1–20X4) = akumulasi penyusutan per 31 Desember 20X4 CU80.000 (sebelum penurunan nilai). (f) (b) (g) Penyusutan struktur utama CU40.000 + penyusutan mesin baru CU18.750 = CU58.750. (g) Biaya mesin baru CU300.000 ÷ sisa masa manfaat 16 tahun = penyusutan per tahun CU18.750. (h) Akumulasi penyusutan struktur utama CU200.000 + akumulasi penyusutan mesin baru CU18.750 = CU218.750. (i) Biaya struktur utama CU800.000 + biaya mesin baru CU300.000 = CU1,100.000. (j) Hasil penjualan CU910.000 – jumlah tercatat struktur utama dan mesin CU881.250 = CU28.750. (b)
Part E: Bagian E: List some of the estimates and judgements that the management of the Sebutkan estimasi dan pertimbangan yang harus dibuat oleh pihak entity would have made in accounting for the ferry. manajemen dalam rangka perlakuan akuntansi atas kapal ferry tersebut. Management would have used judgement to:
Manajemen akan menggunakan pertimbangan untuk:
1. Allocate the CU1,000,000 cost of the ferry between the engine and the 1. Mengalokasikan biaya kapal ferry sejumlah CU1.000.000 di antara mesin main structure. dan struktur utamanya.
2. Determine the most appropriate depreciation method. Note: the straight- 2. Menentukan metode penyusutan yang paling tepat. Perhatikan: metode line method is likely to be the most appropriate depreciation method for garis lurus kemungkinan akan menjadi pilihan paling tepat untuk kapal the ferry because its passenger carrying capacity (reflecting its service ferry itu karena kapasitas muatmya (yang merefleksikan potensi jasa) potential) is equal in each period, but this is itself a judgement. sama untuk tiap-tiap periode, tetapi penentuan sama atau tidaknya kapasitas muat itu sendiri merupakan pertimbangan. 3. Estimate the useful life of each component—the original engine, the main 3. Mengestimasi masa manfaat tiap-tiap komponen—mesin asli, struktur structure and the new engine. utama dan mesin baru. Because the entity intends to use the ferry for its entire useful life (in the absence of evidence to the contrary) at the end of which the ferry is expected to be worthless, its residual value is nil. Thus, there is likely to be no significant exercise of judgement in relation to residual value.
Karena entitas bermaksud untuk menggunakan kapal ferry itu selama masa manfaatnya secara keseluruhan (dalam hal tidak ada bukti yang sebaliknya) pada akhir kapal masa manfaatnya ferry itu diharapkan tidak lagi bernilai, sehingga nilai residunya adalah nol. Dengan demikian, kemungkinan tidak adapertimbangan signifikan terkait nilai residu.