Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII IPA2 TAHUN AJARAN 2013/2014 Di SMA DHARMA PUTRA TANGERANG Prisca Febrian Liauwrencia Denny Putra
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta
[email protected];
[email protected]
Abstrak Students academic achievement in school influenced by many factors. They were internal and external factors and consist of many different factors. Literature findings showed different result among the factors. This research aimed to identify the relation between self concept and student academic achievement. Using purposive sampling technique, 32 highschool student were chosen as subject. Self concept measured by self concpet scale and academic achievent measured using academic report. Using parson product moment, these two variable were measured to analyze the relationship between them. The result showed that they were significant corelation between self concept and student academic achievement in highschool student (r = 0,381; p < 0,05). Kata kunci: academic achievement, self concept, highschool student
Pendahuluan Pendidikan merupakan sebuah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur, dan terencana untuk mewujudkan sebuah suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Sekolah merupakan lembaga formal dan sarana bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Dalam lingkungan sekolah terjadi suasana belajar dan proses pembelajaran antar siswa yang mencerminkan prestasi belajar siswa.
62
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Suryabrata (2005) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses yang dinyatakan dalam bentuk angka sebagai proses evaluasi yang diberikan pada akhir semester dalam bentuk rapor. Winkel (2004) juga mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil tes dalam bentuk angka yang diberikan pengajar ketika berada dalam proses belajar mengajar, baik dari hasil tes maupun observasi terhadap siswa di kelas. Prestasi belajar merupakan sebuah perolehan nilai akademis yang diberikan oleh pengajar melalui tugas, ulangan harian, maupun ujian akhir yang dikonversikan dalam bentuk angka dan diberikan di akhir semester dalam bentuk hasil belajar atau rapor (Chaplin dalam Handayani dan Nurwidawati, 2013). Berdasarkan hasil Daftar Cek Masalah (DCM) yang disebar oleh peneliti selama magang di SMA Dharma Putra Tangerang juga didapatkan hasil bahwa sebanyak 16% siswa memiliki masalah dalam penyesuaian terhadap sekolah, dan sebanyak 18% siswa memiliki masalah dalam penyesuaian terhadap kurikulum. Berdasarkan hasil konseling selama peneliti melakukan praktik magang di sekolah SMA Dharma Putra Tangerang, cukup banyak siswa yang mengatakan bahwa dirinya merasa kurang mampu mengikuti pembelajaran di kelas, yaitu sekitar 15-20 orang atau lebih, bahkan seringkali siswa tersebut merasa kesulitan mengikuti pelajaran-pelajaran inti, seperti Matematika. Selama peneliti melakukan praktik magang di sekolah SMA Dharma Putra Tangerang, beberapa guru juga mengatakan kurangnya prestasi belajar siswa dalam hal belajar. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar juga dipengaruhi oleh konsep diri. Konsep diri menjadi hal penting bagi tercapainya prestasi belajar karena konsep diri termasuk dalam faktor internal yang mempengaruhi siswa dalam pencapaian prestasi. Penelitian Rensi dan Sugiarti (2011) menyatakan bahwa siswa yang memiliki prestasi tinggi memiliki konsep diri yang lebih positif, sedangkan siswa yang memiliki prestasi rendah memiliki konsep diri yang negatif. Siswa yang kurang berprestasi akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan dan kurang mampu beradaptasi dengan orang lain. Tanggapan positif guru juga dapat membantu siswa bersikap positif terhadap dirinya dan juga dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.
63
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Shavelson, Hubner, dan Stanton (dalam Setiawan, 2013) menyatakan bahwa konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang dibentuk melalui pengalaman dan interpretasi seseorang terhadap dirinya sendiri. Burns (dalam Hastuti, 2009) juga mengatakan konsep diri sebagai pandangan, penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya yang muncul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial. Crocker dan Wolfe (dalam Rensi dan Sugiarti, 2011) mengatakan bahwa konsep diri adalah pandangan seseorang mengenai dirinya secara keseluruhan sebagai hasil pengamatan terhadap dirinya di masa lalu dan di masa sekarang. Penelitian Rensi dan Sugiarti (2011) menunjukkan bahwa adanya hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa SMP Kristen YSKI Semarang dengan koefisien regresi sebesar 0,158. Penelitian Irawati dan Hajat (2012) menemukan bahwa self esteem yang merupakan faktor internal konsep diri dapat mempengaruhi prestasi belajar. Selain itu juga terdapat penelitian dari Handayani dan Nurwidawati (2013) adanya hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa akselerasi dengan koefisien korelasi sebesar 0,657. Penelitian dari Andriani (2013) menunjukkan bahwa faktor psikologis, yaitu rasa percaya diri juga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian Andriani (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara rasa percaya diri dengan prestasi belajar siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,6025. Namun, penelitian Firmanto (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa SMA Shalahuddin Malang. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2013) juga menunjukkan bahwa konsep diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI dan XII Jurusan Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Berdasarkan pemaparan kondisi riil dan ideal yang tertera di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 di SMA Dharma Putra Tangerang.
64
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi ke dalam Ilmu Psikologi, yaitu Psikologi Pendidikan, khususnya yang berkaitan di bidang pendidikan sekolah. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk beberapa pihak terkait, yaitu para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk memiliki konsep diri yang bersifat positif dalam proses pencapaian prestasi belajar yang baik. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dalam upaya menyadari pentingnya konsep diri dalam pencapaian prestasi belajar.
Prestasi Belajar Suryabrata (2005) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses yang dinyatakan dalam bentuk angka sebagai proses evaluasi yang diberikan pada akhir semester dalam bentuk rapor. Pendapat lain dari Wuryani (dalam Asril, 2011) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar dan diberikan oleh pengajar dalam jangka waktu yang sudah ditentukan sebagai hasil penilaian belajar. Syah (2003) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan keberhasilan seorang siswa dalam memahami materi pelajaran yang diperoleh dari hasil tes sejumlah materi pelajaran tertentu di sekolah. Winkel (2004) mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil tes dalam bentuk angka yang diberikan pengajar ketika berada dalam proses belajar mengajar, baik dari hasil tes maupun observasi terhadap siswa di kelas. Berdasarkan beberapa definisi mengenai prestasi belajar, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar seorang siswa/i dalam memahami materi pelajaran maupun hasil tes yang diberikan dan dinyatakan dalam bentuk angka sebagai proses evaluasi yang diberikan di akhir semester dalam bentuk rapor. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang meliputi faktor fisiologis (keadaan jasmani), faktor psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi, konsep diri, kecerdasan emosi, perhatian, dan kematangan), dan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (Purnaningtyas, 2010).
65
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Nasution (dalam Riza, 2012) menyatakan bahwa prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, antara lain aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif berhubungan dengan pengenalan baru atau mengingat kembali (menghafal), memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan kemampuan mengevaluasi. Aspek afektif berhubungan dengan pembangkitan minat, sikap/emosi, penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma. Aspek psikomotor berhubungan dengan pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan kemampuan (skill).
Konsep Diri Burns (dalam Hastuti, 2009) juga mengatakan konsep diri sebagai pandangan, penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya yang muncul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial. Pendapat lain dari Gage dan Berliner (dalam Setiawan, 2013) mengatakan bahwa konsep diri tidak hanya mengenai bagaimana individu memandang dirinya, namun konsep diri mengukur tentang apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang, dan bagaimana mereka mengevaluasi performa diri mereka. Crocker dan Wolfe (dalam Rensi dan Sugiarti, 2011) mengatakan bahwa konsep diri adalah pandangan seseorang mengenai dirinya secara keseluruhan sebagai hasil pengamatan terhadap dirinya di masa lalu dan di masa sekarang.
Berdasarkan
beberapa definisi mengenai konsep diri, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan bagaimana seseorang memandang dirinya dan kemampuan yang dimilikinya yang merupakan hasil dari pengalaman, interaksi, dan interpretasi seseorang terhadap dirinya sendiri di masa lalu dan di masa sekarang. Konsep diri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia kematangan, penampilan diri, kepatutan jenis kelamin, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas, serta cita-cita (Hurlock, 1999). Burns (dalam Sugiokto, 2012) juga menyatakan bahwa konsep diri terdiri sumber-sumber yang meliputi tiga poin penting, antara lain diri fisik dan citra tubuh, bahasa dan perkembangan konsep diri, dan umpan balik dari orang-orang lain yang dihormati. Sumber diri fisik merupakan langkah awal bagi seorang anak untuk mengetahui apa yang merupakan dirinya maupun bukan dirinya yang dipelajari melalui pengalaman
66
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
langsung. Seseorang juga perlu untuk mengenali bagian dari tubuhnya secara fisik yang biasa disebut sebagai citra tubuh atau skema tubuh (Sugiokto, 2012). Seseorang yang memiliki citra tubuh yang buruk akan mempengaruhi konsep dirinya. Misalnya julukan bagi seseorang yang memiliki berat badan lebih atau kurang akan dipanggil dengan sebutan “Si Gendut atau Si Kurus”. Sebutan-sebutan tersebut akan berdampak pada pencitraan tubuh seorang anak, mempengaruhi perasaannya, dan konsep diri anak tersebut menjadi negatif. Sumber konsep diri yang kedua adalah bahasa dan perkembangan konsep diri. Bahasa merupakan cara seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam perkembangan konsep diri, seorang anak harus membedakan antara I, you, mine, dan, yours. Bahasa tersebut digunakan untuk menjadi pembeda antara dirinya dengan orang lain. Burns (dalam Sugiokto, 2012) mengatakan bahwa umpan balik dari seseorang biasanya dalam bentuk verbal. Bahasa memudahkan seseorang untuk memahami konsep diri yang biasa dikatakan atau diterjemahkan seseorang dalam bentuk bahasa verbal. Sumber konsep diri yang ketiga adalah umpan balik dari orang lain yang dihormati dan merupakan sumber utama dari konsep diri. Orang tua dan teman sebaya memiliki pengaruh yang cukup kuat dan sumber utama dalam umpan balik. Umpan balik dapat disampaikan
secara
langsung
kepada
individu
yang
bersangkutan
maupun
disampaikan secara tidak langsung. Selain sumber-sumber, Hurlock (dalam Hutagalung, 2007) juga mengemukakan bahwa konsep diri dapat dibagi menjadi dua, antara lain konsep diri sebenarnya, dan konsep diri ideal. Konsep diri sebenarnya merupakan konsep seseorang mengenai dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubungannya dengan orang lain, serta persepsinya mengenai penilaian orang lain terhadap dirinya. Konsep diri ideal merupakan gambaran seseorang mengenai keterampilan dan kepribadian yang diinginkannya. Konsep diri juga terdiri dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek pikologis (Hurlock, 1999).
67
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Remaja Teori perkembangan Super mengatakan remaja adalah individu yang berada dalam tingkatan usia 14-24 tahun (Brown, 2002). Teori Piaget (dalam Santrock, 2003) mengemukakan bahwa pikiran remaja bukanlah lembaran kosong, namun remaja sudah memiliki sejumlah gagasan mengenai dunia fisik dan alami. Remaja datang ke sekolah dengan gagasannya sendiri mengenai ruang, waktu, kausalitas, kuantitas, dan bilangan. Piaget juga menyatakan bahwa remaja secara alamiah adalah mahluk yang serba ingin tahu. Cara terbaik untuk memelihara motivasi untuk menimba pengetahuan adalah dengan memberi mereka kesempatan berinteraksi secara spontan dengan lingkungannya. Remaja dengan usia 15-19 tahun tergolong dalam kelompok remaja akhir. Dalam tahap ini, muncul minat yang lebih nyata untuk karier, pacaran, dan ekplorasi identitas (Santrock, 2003). Menurut Piaget, remaja sudah memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat sebuah rencana.
Dinamika Penelitian Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Dalam lingkungan sekolah tercipta kegiatan belajar karena adanya interaksi antara stimulus yang diberikan oleh pengajar kepada siswa dan tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar. Prestasi belajar dianggap penting karena merupakan penentu hasil belajar siswa selama satu jenjang pendidikan. Hasil konseling menunjukkan bahwa siswa yang memiliki konsep diri tinggi, tidak selalu memiliki prestasi belajar yang tinggi, bahkan siswa yang memiliki konsep diri rendah memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa dengan konsep diri tinggi. Berdasarkan penelitian Rensi dan Sugiarti (2011), prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah konsep diri. Penelitian dari Rensi dan Sugiarti (2011) menunjukkan bahwa konsep diri mempunyai hubungan dan pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa SMP. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi akan memiliki konsep diri yang lebih positif,
68
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
sedangkan siswa yang kurang berprestasi akan memandang dirinya sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan orang lain. Siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan merasa yakin dan mampu terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Siswa dengan konsep diri yang rendah akan merasa tidak percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga menghasilkan prestasi belajar yang kurang baik. Hastuti (2009) juga melakukan penelitian mengenai konsep diri dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa SMK Perguruan Rakyat Kelas XI Akuntansi tahun 2008/2009. Tingkat konsep diri di SMK Perguruan Rakyat kelas XI dapat dikatakan cukup. Konsep diri yang cukup pada siswa SMK Perguruan Rakyat kelas XI merupakan salah satu bekal bagi siswa dalam menjalani kegiatan belajar sehingga dapat menunjang pencapaian prestasi belajar. Siswa yang memiliki konsep diri tinggi akan berusaha meraih masa depan sebaik-baiknya dengan belajar semaksimal mungkin untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Beberapa penelitian mengenai konsep diri menyatakan bahwa prestasi belajar juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain self efficacy, self esteem, dan rasa percaya diri. Prestasi belajar yang diperoleh seorang siswa dalam proses belajar bergantung pada bagaimana siswa tersebut memandang dirinya termasuk cara pandang dirinya mengenai potensi yang dimilikinya, baik potensi akademik maupun non akademik. Seorang siswa akan memandang dirinya pandai karena sifat optimis yang dimilikinya, sedangkan siswa yang memandang dirinya bodoh karena ia memiliki sifat pesimis dalam dirinya. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa konsep diri dan faktor-faktor yang berhubungan dengan konsep diri memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan dengan mudah mendapatkan perolehan nilai akademis yang baik, sedangkan siswa yang memiliki prestasi belajar rendah akan sulit untuk mendapatkan nilai akademis yang baik.
69
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Prestasi belajar yang tinggi tersebut tidak lepas dari salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu konsep diri. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan merasa yakin untuk memperoleh nilai akademis yang baik, sedangkan siswa yang konsep dirinya rendah akan sulit untuk memperoleh nilai akademis yang baik karena ia merasa tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa yang diilustrasikan tersebut dapat menunjukkan bahwa siswa yang memiliki konsep diri tinggi juga akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, sedangkan siswa yang memiliki konsep diri rendah akan memiliki prestasi belajar yang rendah pula. Maka hipotesis pada penelitian ini berbunyi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian berupa penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan subyek berusia 16-18 tahun dan merupakan siswa aktif SMA Dharma Putra Tangerang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Penelitian ini memiliki jumlah subyek sebanyak 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan skala konsep diri yang peneliti dapat dari penelitian sebelumnya. Reliabilitas skala konsep diri diuji menggunakan Internal Consistency. Hasil uji reliabilitas skala konsep diri didapatkan hasil sebesar 0,807. Validitas untuk skala konsep diri diuji dengan Corrected Item Correlation. Hasil uji validitas pada skala konsep diri dikatakan valid karena lebih besar dari 0,30. Data akan dianalisis melalui tiga tahap. Pertama, peneliti akan melakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov Goodness of Fit. Teknik ini digunakan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau dapat dikatakan sampel mewakili populasi (Priyatno, 2013). Kedua, penelitian ini juga akan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Teknik korelasi Pearson Product
70
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Moment digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dalam penelitian (Sarwono, 2006). Ketiga,
peneliti
melakukan
kategorisasi
untuk
menggolongkan
subyek.
Pembentukan kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam suatu kelompok yang memiliki tingkatan berdasarkan kontinum dari atribut yang diukur (Azwar, 2013). Prosedur penelitian akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan, peneliti akan menyiapkan administrasi penelitian berupa skala konsep diri sesuai dengan jumlah responden pada penelitian, alat tulis, surat izin dari Fakultas Psikologi UKRIDA, surat izin dari Dinas Pendidikan bila diperlukan, dan hadiah bagi responden sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan mengisi skala yang diberikan. Peneliti juga menentukan sekolah yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini, kemudian menghubungi sekolah tersebut untuk menyampaikan tujuan dari penelitian tersebut, serta mengurus izin untuk melaksanakan penelitian ini. Pada tahap pelaksanaan, peneliti mendatangi sekolah yang sudah dipilih untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan memberikan surat izin dari Fakultas Psikologi UKRIDA. Peneliti menemui pihak utama dari sekolah, seperti kepala sekolah atau wakil kepala sekolah untuk mendiskusikan waktu pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan izin dan waktu yang ditentukan, peneliti menyebarkan skala konsep diri kepada responden, kemudian memberikan hadiah kepada responden setelah pengerjaan tes sebagai ucapan terima kasih.
71
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Hasil Penelitian Tabel 1 Gambaran umum subyek penelitian Kategori
Jumlah
Persentase
Laki-laki
17
53%
Perempuan
15
47%
16 tahun
4
13%
17 tahun
25
78%
18 tahun
3
9%
Jenis Kelamin
Usia
Uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov. Priyatno (2013) memaparkan kriteria pengujian dari uji normalitas, yaitu apabila nilai signifikansi (Asym sig 2 tailed) > 0,05, maka data dapat dikatakan berdistribusi normal; dan apabila nilai signifikansi (Asym sig 2 tailed) < 0,05, maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada data prestasi belajar didapatkan koefisien Kolmogorov Smirnov of Fit sebesar 0,912 dengan nilai signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas pada data konsep diri didapatkan koefisien Kolmogorov Smirnov of Fit sebesar 0,585 dengan nilai signifikansi > 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar dan skala konsep diri berdistribusi normal atau mewakili populasi. Pada uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 di SMA Dharma Putra Tangerang. Hasil uji korelasi didapatkan hasil r = 0,381 dengan nilai signifikansi < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang. Hubungan antara kedua variabel tersebut positif dengan nilai signifikansi < 0,05.
72
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Tabel 2 Tabel Deskriptif Konsep Diri Minimum
Maksimum
Mean
Standar deviasi
40
74
60.44
6.594
N 32
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean konsep diri siswa SMA Dharma Putra Tangerang sebesar 60,44. Jika dilihat berdasarkan letak mean dalam kategorisasi yang telah peneliti susun, maka dapat dikatakan bahwa konsep diri siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang tergolong sedang. Berikut merupakan kategori konsep diri: 1. X < 42 = Rendah (R) 2. 42 < X < 63 = Sedang (S) 3. 63 < X < 84 = Tinggi (T) Tabel 3 Tabel Deskriptif Prestasi Belajar Minimum
Maksimum
Mean
Standar deviasi
N
1624
1895
1738.78
55.428
32
Berdasarkan hasil perhitungan, mean prestasi belajar siswa SMA Dharma Putra Tangerang sebesar 1738,78. Jika dilihat berdasarkan letak mean dalam kategorisasi yang telah peneliti susun, maka dapat dikatakan bahwa konsep diri siswa SMA Dharma Putra tergolong sedang. Berikut merupakan kategori prestasi belajar: 1. 2. 3.
X < 1714 = Rendah (R) 1714 < X < 1804 = Sedang (S) 1804 < X < 1895 = Tinggi (T)
Tabel 4 Tabel Kategorisasi Konsep Diri Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis kelamin N Mean 1 Laki-laki 17 61.65 2 Perempuan 15 59.07 Total 32
73
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Berdasarkan tabel 4, pada jenis kelamin laki-laki memiliki mean sebesar 61.65 dan termasuk dalam kategori sedang jika dilihat dari kategorisasi pada tabel 2; dan untuk jenis kelamin perempuan memiliki mean sebesar 59.07 dan termasuk dalam kategori sedang.
Tabel 5 Tabel kategorisasi konsep diri berdasarkan usia No.
Usia
N
Mean
1
16
4
60.75
2
17
25
60.24
3
18
3
61.67
Total
32
Berdasarkan tabel 5, pada usia 16 tahun didapatkan mean sebesar 60.75, pada usia 17 tahun didapatkan mean sebesar 60.24, dan pada usia 18 tahun didapatkan mean sebesar 61.67. Ketiga tingkatan usia tersebut apabila dilihat dari besar mean termasuk kategori sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa konsep diri siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang untuk tingkatan usia 1618 tahun tergolong sedang.
Pembahasan Pada uji hipotesis yang telah dilakukan mengenai hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang didapatkan hasil r = 0,381 dengan nilai signifikansi < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang. Hubungan antara kedua variabel tersebut positif dengan nilai signifikansi < 0,05.
74
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2009) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Perguruan Rakyat tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2013) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Penelitian Hastuti (2009) menyatakan bahwa konsep diri merupakan faktor internal yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Konsep diri itu sendiri dipengaruhi oleh aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik yang dimaksud adalah bentuk tubuh dan penampilan. Bentuk tubuh dan penampilan akan menunjukkan bagaimana konsep diri orang tersebut. Selain itu cara berpakaian seseorang juga menunjukkan bagaimana konsep diri seseorang. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh dan penampilan fisik yang menarik akan membentuk konsep diri yang positif dalam dirinya, sedangkan seseorang yang memiliki bentuk tubuh dan penampilan fisik yang kurang, akan merasa bahwa dirinya tidak menarik dan membentuk konsep diri yang rendah. Selain dipengaruhi oleh aspek fisik, konsep diri juga dipengaruhi oleh aspek psikis. Seseorang yang memandang bahwa dirinya merasa mampu dalam mencapai sebuah prestasi akan membentuk konsep diri yang positif, sedangkan seseorang yang memandang bahwa dirinya tidak mampu dalam mencapai sebuah prestasi akan membentuk konsep diri yang negatif. Pada hasil deskriptif berdasarkan konsep diri dalam tabel 1 didapatkan mean atau rata-rata sebesar 60.24 dari keseluruhan subyek, yaitu sebanyak 32 subyek. Apabila dilihat dari letak mean dalam kategori yang di atas, maka dapat dikatakan konsep diri siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang tergolong sedang. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa nilai minimum atau terendah pada konsep diri sebesar 40 dan nilai maksimum atau tertinggi sebesar 74. Secara keseluruhan terdapat 3% subyek termasuk dalam kategori rendah, 66% subyek termasuk dalam kategori sedang, dan 31% subyek termasuk dalam kategori tinggi. Pada hasil deskriptif berdasarkan prestasi belajar didapatkan mean atau rata-rata sebesar 1738.78 dari keseluruhan subyek, yaitu sebanyak 32 subyek. Apabila dilihat
75
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
dari letak mean dalam kategori yang di atas, maka dapat dikatakan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang tergolong sedang. Pada kategorisasi tersebut juga menunjukkan bahwa nilai minimum atau terendah pada prestasi belajar sebesar 1624 dan nilai maksimum atau tertinggi sebesar 1895. Berdasarkan kategori di atas, subyek yang mendapatkan skor 1624 akan tergolong rendah dan subyek yang mendapatkan skor 1895 tergolong tinggi. Skor yang tergolong kategori rendah memiliki persentase 34%, skor dengan kategori sedang memiliki persentase 59%, dan skor dengan kategori tinggi memiliki persentasi sebesar 6%. Pada hasil deskriptif konsep diri berdasarkan jenis kelamin dalam tabel 5, pada jenis kelamin laki-laki memiliki mean sebesar 61.65 dan termasuk dalam kategori sedang jika dilihat dari kategorisasi pada tabel 2; dan untuk jenis kelamin perempuan memiliki mean sebesar 59.07 dan termasuk dalam kategori sedang jika dilihat pada kategorisasi di tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang berdasarkan jenis kelamin termasuk sedang. Pada hasil deskriptif konsep diri berdasarkan usia dalam tabel 6, pada usia 16 tahun didapatkan mean sebesar 60.75, pada usia 17 tahun didapatkan mean sebesar 60.24, dan pada usia 18 tahun didapatkan mean sebesar 61.67. Ketiga tingkatan usia tersebut apabila dilihat dari besar mean termasuk kategori sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa konsep diri siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang untuk tingkatan usia 16-18 tahun tergolong sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima. Hasil uji hipotesis pada penelitian ini ialah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang diterima. Artinya, tinggi rendahnya konsep diri mempengaruhi prestasi belajar siswa SMA Dharma Putra Tangerang, begitu juga sebaliknya.
76
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Berikut merupakan beberapa saran teoritis dari peneliti untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa SMA. Pertama, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan populasi yang lebih besar, tidak hanya di satu sekolah saja maupun di satu wilayah saja, agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan dapat digeneralisasikan secara nasional. Kedua, untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat ukur Multidimensional Self Concept Scale (MSCS) sebagai alat ukur yang mengukur konsep diri dengan menggunakan komponen-komponen yang dibutuhkan sesuai dengan variabel yang diukur. Peneliti juga mengemukakan beberapa saran praktis dari peneliti untuk orangtua dan guru berkaitan dengan hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa SMA. Pertama, bagi guru BK dapat memberikan konseling seputar konsep diri kepada siswa, sekaligus membantu siswa untuk membangun konsep diri yang baik, sehingga tertanam konsep diri yang positif dalam diri siswa. Kedua, bagi orangtua dan guru dapat bekerja sama dalam hal meningkatkan konsep diri siswa sehingga berdampak positif pada prestasi belajarnya.
Daftar Pustaka Andriani, L., Lihawa, F., & Zainuri, A. (2013). Hubungan Rasa Percaya Diri Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X Di Sma Negeri 4 Gorontalo. Kim Fakultas Matematika Dan Ipa, 1(1). Retrieved from: http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/view/3666 Asril. (2011). Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa SMA Hang Tuah 1 Jakarta. Retrieved from: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2953/1/ASRIL-FPS.PDF Azwar, S. (2012). Metode Penelitian (Edisi I). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Brown, D. (2002). Career choice and development (4th ed.). San Fransisco, California: Jossey-Bass Inc. Firmanto, A. (2010). Hubungan Konsep Diri dan Prestasi Belajar Siswa SMA Shalahuddin Malang. SKRIPSI Jurusan Bimbingan dan Konseling & PsikologiFakultas Ilmu Pendidikan UM. Retrieved from: http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/BK-Psikologi/article/view/9387
77
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Handayani, F., & Nurwidawati, D. (2013). Hubungan self efficacy dengan prestasi belajar siswa akselerasi. Character: Jurnal Penelitian Psikologi., 1(2). Retrieved from: http://ejournal.unesa.ac.id/data/journals/17/articles/1868/public/1868-3459-1-PB.pdf Hastuti, D., P. (2009). Hubungan Konsep Diri dan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar Siswa Akuntansi Kelas XI SMK Perguruan Rakyat Jakarta Tahun Ajaran 2008/2009 (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret). Retrieved from: http://eprints.uns.ac.id/3554/1/172972312201007071.pdf Hurlock, E., B. (1999). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E., B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Hutagalung, I. (2007). Pengembangan Kepribadian: Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif. Jakarta: Indeks. Irawati, N., Hajat, N. (2012). Hubungan antara Harga Diri (Self Esteem) dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMKN 48 di Jakarta Timur. Volume X, Nomor 2, Agustus 2012. Retrieved from: http://www.econosains.com/attachments/article/28/NURAHMA.pdf Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Medan: Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.6 No. 1, Juni 2009. Retrieved from: http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-24576-Zulkifli.pdf Musianto, S., L. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam Metode Penelitian. Retrieved from: http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/15628/15620 Nasution, R. (2003). Teknik Sampling. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf
Retrieved
from:
Prasetyo. A. (2013). Pengaruh Konsep Diri dan Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa Jurusan Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. (JURNAL SKRIPSI, Universitas Negeri Yogyakarta). Retrieved from: http://eprints.uny.ac.id/10021/1/Jurnal%20Skripsi.pdf Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS (Cetakan Pertama). Yogyakarta: Mediakom. Purnaningtyas, A. (2010). Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Seni Budaya SMP. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 10(1). Retrieved from:http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/56
78
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Raharjo, S. (2014). Uji Normalitas Data dengan SPSS. Retrieved http://www.konsistensi.com/2013/04/uji-normalitas-data-dengan-spss.html
from:
Rensi, R., & Sugiarti, L. R. (2011). Dukungan Sosial, Konsep Diri, dan Prestasi Belajar Siswa SMP Kristen YSKI Semarang. Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2). Retrieved from: http://www.ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/231 Riza, E., A. (2012). Hubungan antara Nilai Ujian Nasional (NUN) SLTP dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Alat Ukur Kelas X SMK Taman Siswa Jetis Yogyakarta. Retrieved from: http://eprints.uny.ac.id/8565/3/BAB%20205504241003.pdf Riza, E., A. (2012). Hubungan antara Nilai Ujian Nasional (NUN) SLTP dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Alat Ukur Kelas X Taman Siswa Jetis Yogyakarta. Retrieved from: http://eprints.uny.ac.id/8565/3/BAB%20205504241003.pdf Santrock, J.,W. (2003). Adolescence, Edisi Keenam Jakarta: Erlangga. Saputra, N., S. (2012). Skala Pengukuran. Retrieved http://www.slideshare.net/sofyannardisaputra/skala-pengukuran
from:
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Edisi 1, Cetakan 1). Yogyakarta: Graha Ilmu. Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS: Tuntutan Praktis dalam Menyusun Skripsi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Setiawan, I. (2013). Pengaruh Mentoring Agama Islam terhadap Perubahan Konsep Diri Mahasiswa Muslim. Retrieved from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37286/4/Chapter%20II.pdf Setyani, U. (2007). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Intensi Menyontek Pada Siswa SMA Negeri 2 Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro). Retrieved from: http://eprints.undip.ac.id/10644/1/SKRIPSI.pdf Simanjuntak, W. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Retrieved from: http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/22/faktor-faktor-yang- mempengaruhiprestasi-belajar-558299.html Sirait, D. (2011). Metode Penelitian : Validitas dan Reliabilitas. Retrieved from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29842/4/Chapter%20II.pdf
79
Jurnal NOETIC Psychology
ISSN : 2088-0359 Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014
Sugiokto, F. (2012). Hubungan antara Konsep Diri Remaja dengan Frekuensi Penggunaan Internet (Skripsi tidak dipublikasi). Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Sukmadinata. (2005). Hubungan antara Konsep Diri dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa S1 Keperawatan Semester II Unimus. Retrieved from: http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=7441 Suryabarata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka. Susilana, R. Modul 6: Populasi dan Sampel. Retrieved from: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf Syah, M., M.Ed. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wijaya, B., R. (2013). Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua dan Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. (JURNAL, Universitas Sebelas Maret). Retrieved from: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/view/959 Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
80