PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN
MEDAN DHARMA PANCASILA KOUKOU NO NIHONGO NO JUGYOU
SKRIPSI
Skirpsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana Bidang Ilmu Sastra Jepang
OLEH:
DEVI ANI MARPAUNG 050708003
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN
MEDAN DHARMA PANCASILA KOUKOU NO NIHONGO NO JUGYOU
SKRIPSI
Skirpsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana Bidang Ilmu Sastra Jepang
OLEH:
DEVI ANI MARPAUNG 050708003
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof.Drs.Hamzon Situmorang,M.S.,Ph.D NIP : 19580704 198412 1 001
Drs.EmanKusdiyana,M.Hum NIP : 19600919 198803 1 001
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Disetujui Oleh :
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi S-1 Sastra Jepang Ketua,
Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D. NIP: 19580704 198412 1 001
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
PENGESAHAN Diterima Oleh Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana Bidang Ilmu Sastra pada Fakultas Sastra Pada
: Pukul 10.00 Wib
Tanggal
: 15 Desember 2009
Hari
: Selasa
Fakultas Sastra Dekan,
Prof. Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. NIP : 19650909 199403 1 004
Panitia Ujian No
Nama
Tanda Tangan
1
Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D.
(
)
2
Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum
(
)
3
Drs. Nandi. S
(
)
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat, berkat dan keteguhan hati kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan” merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Sarjana Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini mungkin masih banyak kekurangan atau kesalahan, baik penyusunan kalimatnya maupun pemecahan masalahnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga skripsi ini lebih bermanfaat dan lebih sempurna. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih, penghargaan dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S.,Ph.D. selaku Ketua Departemen Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan masukan-masukan, bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II, yang juga telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis untuk lebih teliti dalam penyusunan skripsi ini. 4. Para Dosen dan Staff Pegawai Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, khususnya para Dosen dan Staff Pegawai di Departemen Sastra Jepang. 5. Kepala Sekolah SMA Dharma Pancasila Medan Bpk.Drs.Ibrahim Daulay,M.Pd dan guru-guru yang mengajar di sana, khususnya buat Uni Vina sebagai pengajar bahasa Jepang yang telah membantu dan memperlancar penelitian di SMA Dharma Pancasila. Juga buat adik-adik yang belajar di SMA Dharma Pancasila yang telah berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian. 6. Bapak dan Ibunda tercinta (S.Marpaung/S.Siagian), Kak Ois, Keluarga Kak Dewi (B’Patar, Ester dan Olin), Keluarga B’Dona (Mama Keysia dan Keysia) dan adikku tersayang (Dodi) serta semua keluarga yang telah memberikan bantuan moril dan materil selama penulis kuliah di Departemen Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara. 7. Keluarga Tante Telleng ( Opung, Amang boru, dan Yabeshika). 8. Teman-teman gank “Tanoshii” (Devi, Desy, Lisbeth, Hani dan Putri) serta rekan-rekan satu angkatan 2005: Eva, Ocha, Emma, Dewi, Ira, Vika, Debby, Dianita, Kalvin, Marzuki dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 9. Buat
sahabat terbaikku B’Herman yang selalu
mendukung dan
memberikan semangat dan dorongan dalam mengerjakan skripsi ini.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
10. Teman-teman IASMUNSASI (Musa, Donna, B’Roy, Hetty, Rinjani, Katarina, Elfrida dan lain-lain) yang tetap memberikan semangat dan doanya bagi penulis. 11. Teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya. Semoga kiranya Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan diharapkan skripsi ini berguna bagi penulis dan bagi para pembaca.
Medan,
November 2009
Penulis
(Devi Ani Marpaung)
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….I DAFTAR ISI………………………...…………………………………………. IV BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………...........1 1.2. Perumusan Masalah………………………………………………..…...5 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan……….…………………………………..6 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori………………………………....6 1.4.1. Tinjauan Pustaka…………………….……………………..…6 1.4.2. Kerangka Teori……………………….…………………….....8 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………..10 1.5.1. Tujuan Penelitian…………………………………………….10 1.5.2. Manfaat Penelitian…………………………………..………11 1.6. Metode Penelitian……………………………………………………..11 BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAJARAN BAHASA JEPANG 2.1. Pengajaran Bahasa Jepang di Indonesia………………………...……..14 2.1.1. Kurikulum…...………………………………………….…..…14 2.1.2. Bahan Ajar……………...………………………………..…....16 2.1.3. Tujuan Instruksional………………………………………...…22 2.2. Pengajaran Bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan…..…...23 2.2.1. SMA Dharma Pancasila Medan…………………..……..…....23
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2.2.2. Kurikulum Pengajaran………...………………………...…….25 2.2.3. Bahan Ajar………………..…………………………..….…...26 2.2.4. Tujuan Instruksional…………………………………………..27 2.2.5. Pengajar Bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan.…27 BAB III. ANALISIS MINAT SISWA/I SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TERHADAP BAHASA JEPANG 3.1. Persentase Jumlah Siswa/i SMA Dharma Pancasila Medan yang Hadir Saat Pengisian Kuesioner………………………...……..…......28 3.1.1. Persentase Siswa/i yang Belajar Bahasa Jepang………….…..29 3.1.1.1. Persentase Kapan Mulai Belajar Bahasa Jepang…….....29 3.1.1.2. Persentase Siswa/i yang Senang Belajar Bahasa Jepang..37 3.1.1.3. Persentase Rutinitas Belajar Bahasa Jepang…………….44 3.1.1.4. Persentase Siswa/i yang Sering Menggunakan Bahasa Jepang dalam Kehidupan Sehari-hari…………………….50 3.1.1.5. Persentase Dengan Siapa Berbicara Bahasa Jepan……...54 3.1.3. Persentase Darimana Mendapatkan Pelajaran Bahasa Jepang...59 3.2. Persentase Materi Pelajaran Bahasa Jepang yang Sudah Dipelajari…..66 3.2.1. Persentase Jenis-Jenis Buku Pelajaran yang Dimiliki…………74 3.2.2. Persentase Materi Pelajaran yang Paling Sulit………….…......81 3.2.3. Persentase Materi Pelajaran yang Paling Mudah……….……..89 3.3. Persentase Manfaat Mempelajari Bahasa Jepang Bagi Siswa/i SMA Dharma Pancasila Medan………………………………..…….97 3.3.1. Persentase Apakah Memiliki Barang-Barang yang
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Terinspirasi dari Bahasa Jepang…………………………...101 3.3.2. Persentase Jenis-Jenis Barang yang Dimiliki yang Terinspirasi dari Bahasa Jepang……………………..……106 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan……………………………………………….…..111 4.2. Saran………………………………………………………….114 ABSTRAK DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dengan melihat penuturnya bahasa Jepang dapat dikatakan sebagai bahasa yang dipakai oleh bangsa Jepang yaitu sekelompok masyarakat yang lahir dan hidup di negara Jepang yang memiliki luas wilayahnya kurang lebih 380.000 km persegi yang terdiri atas pulau-pulau besar yaitu Hôkaido, Honshû, Shikoku, Kyûshu, dan kira-kira 7000 pulau kecil yang ada disekitarnya. Negara Jepang dibagi menjadi delapan distrik yang berurutan dari sebelah utara, yaitu Hokkaido, Tôhoku, Kantô, Chûbu, Kinki, Chûgoku, Shikoku dan Kyûshû. Namun secara administratif negara Jepang dibagi menjadi 1 to, yaitu Tôkyôto, 1 dô dari Hokkaidô, 2 fu yaitu Ôsakafu dan Kyôtofu, serta 43 ken. Masing-masing to-dô-fuken
tersebut
dibagi-bagi
lagi
menjadi
shi,chô
atau
son
(http://indojapanese.com/japanese-languagebahasa-jepang/). Jadi bahasa Jepang adalah bahasa yang dipakai oleh sekelompok orang yang tinggal di wilayah negara tersebut terutama sebagai bahasa ibunya yang memiliki berbagai macam dialek. Bahasa Jepang dipakai juga oleh orang Jepang yang berimigrasi ke negara lain misalnya Brazil dan Hawai dan dipakai juga oleh orang Jepang yang tinggal sementara di negara lain dengan alasan bekerja atau belajar. Selain itu walaupun jumlahnya sedikit, bahasa Jepang kadang-kadang dipakai oleh orang asing yang tinggal di negara yang pernah diduduki Jepang,
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
misalnya
Korea
dan
Taiwan
(Sakakura,
1987:34
dalam
http://indojapanese.com/japanese-languagebahasa-jepang/). Jumlah orang asing yang belajar bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya terus meningkat. Sebagaimana dilaporkan didalam Nihongo Kyôiku Nenkan bahwa dengan meningkatnya kedudukan Jepang di tingkat internasional atau disebabkan perkembangan hubungan internasional Jepang dengan negaranegara lain, maka pembelajar bahasa Jepang di Jepang mencapai 95.000 orang berdasarkan penelitian Bunkachô tahun 2000. Sementara jumlah pembelajar bahasa Jepang di luar negara Jepang mencapai 2.100.000 orang berdasarkan penelitian The Japan Foundation tahun 1998 ( Kokuritsu Kokugo Kenkyûjo 2002:103 dalam http://indojapanese.com/japanese-languagebahasa-jepang/). Bahasa Jepang adalah bahasa yang unik. Apabila kita melihat para penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya, misalnya bahasa Inggris yang dipakai oleh beberapa negara sebagai bahasa nasionalnya seperti di Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru, Kanada dan sebagainya. Sehingga kita dapat berkomunikasi dengan warga negara tersebut walaupun hanya menguasai bahasa Inggris. Bahasa Jepang tidak sama dengan bahasa tersebut di atas. Bahasa Jepang hanya dipakai oleh bangsa Jepang sebagai bahasa nasionalnya, yaitu orang-orang yang lahir dan hidup di dalam lingkungan masyarakat dan kebudayaan Jepang. Kita dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang hanya dengan orang Jepang atau dengan orang lain yang pernah mempelajarinya.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Bangsa Jepang hanya memakai satu bahasa sebagai bahasa nasionalnya yaitu bahasa Jepang. Tidak ada bahasa lain yang dipakai di Jepang sebagai bahasa nasionalnya. Sementara bangsa lain ada juga yang memakai dua, tiga, bahkan empat bahasa sebagai bahasa nasionalnya. Keunikan bahasa Jepang lainnya berkaitan dengan rumpun bahasanya. Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini pada umumnya jelas rumpun bahasanya, sedangkan rumpun bahasa Jepang sampai sekarang masih diperdebatkan oleh para ahlinya. Bahasa Jepang tidak dapat dimasukkan ke dalam suatu rumpun bahasa tertentu. Kecenderungannya bahwa bahasa Jepang merupakan bahasa yang terisolasi. Beberapa universitas internasional di dunia mengajarkan bahasa Jepang. Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia kartun (anime dan manga) di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari otaku (penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya. Pemerintah Jepang sebagai pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan tes profisiensi sejenis TOEFL yaitu JLPT (Japanese Language Proficiency Test). Perkembangan Bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survey yang dilakukan setiap lima tahun oleh The Japan Foundation yang berpusat di Tokyo. Data terbaru tahun 2006 menyebutkan bahwa jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia adalah sebanyak 272.719 orang meningkat lebih dari 3 kali lipat dari data tahun 2003, yaitu sebanyak 75.604 orang yang tersebar dalam 1.084 (data tahun 2003 sebanyak 510 lembaga)
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
pendidikan dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 2.651 orang (data tahun 2003 sebanyak 1.182 orang). Di samping minat yang tinggi untuk belajar bahasa Jepang di lingkungan anak muda Indonesia, hal ini juga tidak lepas dari dukungan penuh pemerintah Jepang melalui The Japan Foundation yang memberikan berbagai bantuan untuk peningkatan pendidikan bahasa Jepang ini. Bahkan di Medan sendiri sudah banyak sekolah yang mempelajari bahasa Jepang. Salah satunya adalah SMA Dharma Pancasila yang akan menjadi objek peneliti. SMA Dharma Pancasila Medan yang terletak di Jl. Dr.Mansyur No.71C Medan merupakan sebuah yayasan yang diasuh oleh Ibu-Ibu yang berpengalaman di bidang pendidikan dan secara langsung dipimpin oleh Ny.T.Rizal Nurdin dengan misi “Turut serta membantu Pemerintah dalam bidang pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”. Yayasan ini didirikan tahun 1987 dengan mengelola sekolah TK, SMP, dan SMA. SMA Dharma Pancasila Medan mendapat akreditasi A (Amat Baik) dari BASDA Sumatera Utara. SMA Dharma Pancasila dipimpin oleh Bapak Drs. Ibrahim Daulay,M.Pd mempunyai Visi “Menjadikan SMA Dharma Pancasila sebagai sekolah unggul dalam prestasi, menguasai IPTEK dan IMTAQ”. Di sekolah ini, bahasa Jepang sudah diajarkan sejak tahun 2007 sebagai mata pelajaran bahasa asing dalam program pilihan dengan tenaga pengajar satu orang, yaitu Ibu Vinariana,S.S. Buku yang digunakan adalah buku pelajaran bahasa Jepang yang berjudul “SAKURA” terbitan Japan Foundation dan Ditjen Manajemen Dikdasmen Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah disesuaikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Tujuan pengajarannya adalah agar siswa/i menguasai kompetensi bahasa Jepang secara terpadu sehingga mampu berkomunikasi secara lisan maupun tertulis menggunakan bahasa dan huruf-huruf Jepang ( Hiragana, Katakana, dan Kanji) dengan tepat. Biasanya siswa/i belajar bahasa Jepang selama 3 jam dalam seminggu dan dilihat dari nilai rata-rata ujian semester, tingkat keseriusan mempelajari bahasa Jepang adalah tergolong cukup. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui keadaan pembelajaran bahasa Jepang dan sejauh mana minat siswa/i di sekolah tersebut. Beranjak dari pemaparan hal di atas, maka timbul suatu ketertarikan untuk meneliti tentang minat terhadap bahasa Jepang. Oleh karena itu, penulis ingin mengajukan suatu masalah dengan menguraikannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Minat Siswa/i SMA Dharma Pancasila Terhadap Bahasa Jepang”.
1.2. Rumusan Masalah Meningkatnya minat terhadap bahasa Jepang merupakan suatu hal yang wajar. Apalagi saat ini bahasa Jepang sudah dijadikan sebagai mata pelajaran di berbagai sekolah, seperti halnya SMA Dharma Pancasila. Oleh karena itu, permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Sejauh manakah pengetahuan siswa/i SMA Dharma Pancasila tentang bahasa Jepang? 2. Mengapa siswa/i SMA Dharma Pancasila berminat terhadap bahasa Jepang?
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Sejauh manakah minat siswa/i SMA Dharma Pancasila terhadap bahasa Jepang?
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Agar penulisan lebih terarah dan tidak terlalu luas, maka ruang lingkup pembahasannya adalah : 1. Bahasa Jepang yang dimaksud adalah bahasa Jepang dasar atau bahasa Jepang untuk pemula sehingga pembahasannya akan disesuaikan dengan materi pelajaran yang diajarkan bagi siswa/i. Hal ini bertujuan agar pertanyaanpertanyaan dalam angket atau kuesioner yang akan dibagikan mudah dimengerti oleh siswa/i. 2. Tahap penganalisisan data hanya terbatas pada sejauh mana pengetahuan siswa/i SMA Dharma Pancasila tentang bahasa Jepang, sejauh mana minat mereka dan mengapa siswa/i tersebut berminat terhadap bahasa Jepang.
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Paneptu (http://karya-ilmiah.um.ac.id) mengatakan bahwa pendidikan bahasa asing merupakan hal yang sangat vital sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Seiring dengan kemajuan zaman yang telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang ilmu dan teknologi menjadikan bahasa sebagai kebutuhan pokok setiap manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
adanya anggapan di kalangan pelajar dan masyarakat umum, bahwa untuk menguasai bahasa asing sangatlah sulit, menjadikan fenomena yang muncul pada saat ini. Mengatasi permasalahan ini, maka perlu dilakukan suatu upaya untuk menarik minat kalangan pelajar dan masyarakat umum untuk belajar bahasa asing. Begitu pula halnya dengan Pendidikan Bahasa Jepang yang secara de facto dimulai sejak tahun 1958 sehubungan dengan dibukanya kursus bahasa Jepang di lembaga kebudayaan Jepang di Jakarta. Lembaga ini berdiri atas bantuan kedutaan Jepang di Jakarta yang bekerja sama dengan para mahasiswa Indonesia yang baru kembali setelah belajar di Jepang. Di Bandung, pendidikan bahasa Jepang dimulai saat berdirinya Akademi Bahasa Asing yang membuka jurusan bahasa Jepang pada tahun 1961 yang merupakan cikal bakal jurusan sastra Jepang Universitas Pajajaran yang mulai dibuka pada tahun 1963. Dari sinilah titik tolak pendidikan bahasa Jepang di Indonesia (http://japan05. multiply.com/journal/item/41). Pada tahun 1964 Jurusan Pendidikan bahasa Jepang dibuka di IKIP Bandung dan IKIP Menado sejak ditetapkannya jurusan bahasa Jepang di SMA oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan. Maka sejak saat itu bahasa Jepang mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan dibukanya jurusan bahasa Jepang di universitas, akademi, dan lembaga-lembaga kursus lainnya. Dengan melihat data tahun 2003 dapat diketahui bahwa pembelajar bahasa Jepang terbanyak di Indonesia terutama di tingkat Sekolah Menengah Atas dengan jumlah pembelajar sebanyak 61.723 orang yang belajar di 430 lembaga dan SMA dengan jumlah tenaga pengajar 530 orang. Dengan melihat data
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
tersebut, dapat diketahui bahwa satu orang pengajar harus mengajar sebanyak 116 orang (http://japan05.multiply.com). Kanai Atsushi melalui Kata Sambutannya dalam “Buku Pelajaran “SAKURA” Jilid 1” berkata : “Mengingat bahasa Jepang adalah bahasa asing yang baru diajarkan di SMA, maka The Japan Foundation adalah salah satu instuisi yang bergerak dalam bidang pertukaran budaya internasional, antara lain untuk memajukan pendidikan bahasa Jepang. Salah satu program pengembangan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia adalah membantu penyusunan buku pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kurikulum yang diberlakukan. Program ini sangat penting untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam bidang pendidikan menengah atas di Indonesia. Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan para guru dan siswa, serta turut mendukung pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pada tahun 2007 telah diterbitkan buku pelajaran bagi siswa SMA pada program bahasa. Namun sejalan dengan perkembangan pendidikan bahasa Jepang yang meningkat terutama pada program pilihan di SMA, maka pada tahun 2008 The Japan Foundation bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas untuk melaksanakan penyusunan buku pelajaran bahasa Jepang SMA untuk Program Pilihan”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat dilihat bahwa pendidikan bahasa Jepang sudah dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran di SMA dan telah disesuaikan dengan kurikulum pendidikan yang berlaku. Upaya-upaya pengembangan dan peningkatan pendidikan bahasa Jepang melalui penerbitan buku-buku pelajaran bahasa Jepang juga telah dilakukan oleh The Japan Foundation melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.
1.4.2. Kerangka Teori Kerangka teori berfungsi sebagai pendorong berpikir deduktif yang bergerak dari alam abstrak ke alam konkret, suatu teori yang dipakai oleh peneliti sebagai kerangka yang menberi pembahasan terhadap fakta-fakta konkret yang
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
tidak terbilang banyaknya dalam kenyataan kehidupan masyarakat yang harus diperhatikan. Beberapa lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah, universitas dan tempat-tempat kursus mengajarkan bahasa Jepang. Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak ketika Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia kartun (anime dan manga) di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari otaku (penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya. Pemerintah Jepang sebagai pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan tes profisiensi sejenis TOEFL yaitu JLPT (Japanese Language Proficiency Test). Bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang banyak diminati. Tidak sedikit calon mahasiswa yang akan melanjutkan sekolahnya memilih bahasa Jepang sebagai pilihannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih bahasa Jepang yaitu karena faktor minat. Minat merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap suatu benda atau kegiatan tertentu yang dinyatakan dengan perilaku senang atau tidak senang. Jika seseorang mempunyai perasaan senang terhadap sesuatu, maka dalam dirinya akan tumbuh sikap positif dan akan tumbuh minat untuk mempelajarinya. Rachman (1985:1) mengartikan minat sebagai aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena perwujudannya yang menggejala pada perilaku, dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kejiwaan. Wujud yang dimaksud adalah kegairahan, rasa senang, intensitas, dan situsi kondisi kejiwaan lain yang
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
diperlihatkan manusia dalam meresponi sesuatu yang dihadapinya atau yang ada di sekitarnya. Atas dasar responsi yang menggejala pada perilaku itulah secara konkret minat dapat ditangkap, diamati, dan diukur. Begitu pula dengan siswa/i yang mempelajari bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan. Meskipun awalnya bahasa Jepang dijadikan untuk menarik minat siswa untuk masuk di sekolah tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka mempunyai minat untuk mempelajari bahasa Jepang sehingga dalam menjalani studinya mereka merasa senang dan senantiasa bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Jepang. Berdasarkan teori tersebut akan dianalisis bagaimana minat siswa/i SMA Dharma Pancasila terhadap bahasa Jepang.
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa/i SMA Dharma Pancasila tentang bahasa Jepang. 2. Untuk mengetahui alasan mengapa siswa/i SMA Dharma Pancasila berminat terhadap bahasa Jepang. 3. Untuk mengukur sejauh mana minat siswa/i SMA Dharma Pancasila terhadap bahasa Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
1.5.2. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaatnya bagi sekolah adalah sebagai bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan mutu belajar dan memperhatikan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam mata pelajaran bahasa Jepang. 2. Manfaatnya bagi penulis adalah untuk menambah pengetahuan mengenai minat siswa/i SMA Dharma Pancasila terhadap bahasa Jepang. 3. Memberikan sumbangan
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca
yang ingin mengetahui tentang topik yang dibahas oleh penulis. 4. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis lain dalam karya tulisnya yang berhubungan dengan topik yang dibahas oleh penulis.
1.6. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut
Mardalis
(1995:26),
penelitian
deskriptif
bertujuan
untuk
mendeskripsikan segala sesuatu yang terjadi saat ini. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi sekarang. Dengan kata lain, bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Untuk mendapatkan data penelitian, dilakukan serangkaian kegiatan yang diawali dengan mengadakan kunjungan konsultasi ke SMA Dharma Pancasila Medan. Maksud kunjungan konsultasi itu adalah untuk mendapatkan informasi tentang siswa/i kelas berapa yang belajar bahasa Jepang, jumlah siswanya, dan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Kunjungan konsultasi dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2009. Hasil dari kunjungan itu dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Berdasarkan keterangan staf pengajar bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila, bahasa Jepang diajarkan di sekolah tersebut sejak tahun ajaran 2007/2008. 2. Siswa/i yang belajar bahasa Jepang adalah kelas XI saja yang jumlahnya 152 orang., terdiri dari 2 jurusan yaitu jurusan IPA dan IPS. Siswa Jurusan IPA dibagi atas 2 kelas, yaitu IPA1 dengan jumlah 40 orang dan IPA2 dengan jumlah 32 orang. Siswa jurusan IPS juga dibagi 2 kelas, yaitu IPS1 dengan jumlah 40 orang dan IPS2 dengan jumlah 39 orang. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2009 dengan menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang akan disebarkan kepada 152 orang siswa/i. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan secara tertulis kepada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Data yang dikumpulkan akan dianalisis secara statistik yang sederhana, tidak serumit data statistik pada penelitian kuantitatif lainnya. Hal ini bertujuan
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
untuk mempermudah pengolahan data dan data yang disajikan lebih mudah dimengerti. Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang tidak menggunakan hipotesa.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAJARAN BAHASA JEPANG
2.1. Pengajaran Bahasa Jepang di Indonesia 2.1.1. Kurikulum Menurut Sanjaya (2008:V), istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari mulai dari start sampai finish. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan, serta isi yang harus dipelajari; sedangkan pengajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Dengan demikian, tanpa kurikulum sebagai sebuah rencana, maka pembelajaran atau pengajaran tidak akan efektif. Demikian juga tanpa Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
pembelajaran atau pengajaran sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan memiliki arti apa-apa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang dikenal dengan istilah KTSP
merupakan
kurikulum
yang
dianjurkan
oleh
pemerintah
untuk
dikembangkan di setiap lembaga pendidikan formal sesuai dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Oleh sebab itu, kurikulum yang dipakai dalam pengajaran bahasa Jepang di Indonesia adalah KTSP, mengingat adanya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut di atas. Mulyasa (2008:22) mengatakan bahwa tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan secara umum adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus, tujuan KTSP adalah: 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2. Meningkatkan
kepedulian
warga
sekolah
dan
masyarakat
dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsatuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2.1.2. Bahan Ajar Untuk menguasai bahasa Jepang dengan baik diperlukan bahan ajar yang mampu membangun semangat peserta didik untuk belajar, baik secara mandiri maupun belajar dengan bimbingan guru. Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan para guru dan siswa, serta turut mendukung pelaksanaan kurikulum yang dirintis sejak tahun 2002, The Japan Foundation bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Manajemen Dikdasmen dan Depatemen Pendidikan Nasional RI telah menyusun beberapa buku pelajaran bahasa Jepang yang diharapkan mampu menuntun siswa untuk mencapai kompetensi bahasa Jepang secara menyenangkan dan menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran secara menyeluruh. Setelah menjalani proses perencanaan, penyusunan, ujicoba dan revisi, akhirnya di akhir bulan Juni 2007 “Buku Pelajaran bahasa Jepang 1”, “Buku Pelajaran bahasa Jepang 2”, “Skenario Pembelajaran Buku Pelajaran bahasa Jepang 1” dan “Skenario Pembelajaran Buku Pelajaran bahasa Jepang 2” beserta kaset yang merupakan buku pelajaran bahasa Jepang bagi siswa SMA/MA, hasil kerjasama antara The Japan Foundation Jakarta dan Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas telah selesai dicetak dan siap dibagikan ke SMA/MA yang mengajarkan bahasa Jepang serta dipergunakan mulai tahun ajaran 2007/2008. Buku tersebut di atas mempunyai ciri khas sebagai berikut: 1. Buku ini disusun memenuhi SK, KD serta SKL yang telah ditetapkan oleh Standar Isi.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Disusun oleh 36 orang guru bahasa Jepang aktif dari 6 propinsi yang memiliki jumlah SMA terbanyak di Indonesia bersama dengan tenaga ahli bahasa Jepang The Japan Foundation Jakarta. 3. Isi buku disusun sambil diujicobakan di sekolah tim penyusun. 4. Edisi ujicobanya diujicobakan selama 1 tahun di lebih dari 100 SMA/MA di 9 wilayah MGMP Bahasa Jepang di 9 Propinsi di Indonesia. 5. Mengembangkan 4 keterampilan berbahasa Jepang (Dengar, Bicara, Baca, Tulis) dalam tiap pembelajarannya. 6. Dilengkapi dengan buku panduan mengajar bagi guru bahasa Jepang. Buku ini dipakai sebagai pegangan siswa dan guru, namun dalam proses pembelajaran guru diharapkan aktif dan kreatif menggunakan buku ini agar siswa tidak hanya terpaku membaca buku. Diharapkan buku dibaca siswa di rumah saat mengulang pelajaran. Buku Pelajaran Bahasa Jepang (BP) tersedia dalam 2 jilid yaitu “Buku Pelajaran bahasa Jepang 1” dan “Buku Pelajaran bahasa Jepang 2”. “Buku Pelajaran bahasa Jepang 1” disusun untuk 132 jam pelajaran, sedangkan “Buku Pelajaran bahasa Jepang 2” disusun untuk 97 jam pelajaran (1 Jam pelajaran @ 45 menit). Dengan kata lain, untuk kelas Program Bahasa kedua buku ini bisa diselesaikan dalam 4 semester, sedangkan untuk Program Pilihan, “Buku Pelajaran bahasa Jepang 1” bisa diselesaikan dalam 4 semester dan “Buku Pelajaran bahasa Jepang 2” (sampai bab 7.4) diselesaikan dalam 2 semester.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Struktur Buku Pelajaran Bahasa Jepang (BP) adalah sebagai berikut: Kata Pengantar, Kata Sambutan, Daftar Tim Penyusun, Isi dan Susunan Buku, Daftar Isi, 5 Anak Tema (17 Anak Tema), Lampiran (Daftar Pustaka, Daftar Kanji, Daftar Kosakata Wajib, Daftar Kosakata AIUEO). Struktur Tema dari buku-buku tersebut adalah sebagai berikut: 1. Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 a.
Salam Sapaan dan Ungkapan yang Digunakan di Kelas
b.
Tema Bunyi dan Huruf Bahasa Jepang
c.
Tema Jati Diri (Terdiri dari 1 Anak Tema: Perkenalan)
d.
Tema Lingkungan Sekolah (Terdiri dari 5 Anak Tema: Barang-barang, Di Dalam Kelas, Lingkungan Sekolah, Kalender Sekolah, Jadwal Pelajaran)
e.
Tema Lingkungan Keluarga (Terdiri dari 3 Anak Tema: Anggota Keluarga, Gambaran Anggota Keluarga, Rumah)
f.
Tema Lingkungan Kehidupan Sehari-hari (Terdiri dari 6 Anak Tema: Kegiatan Sehari-hari, Waktu Senggang, Kegiatan Lampau, Berbelanja, Makanan dan Minuman, Keadaan Kota)
2. Buku Pelajaran Bahasa Jepang 2 a.
Tema Kegemaran (Terdiri dari 3 Anak Tema: Hal Yang Disukai, Kegemaran, Kemampuan)
b.
Tema Wisata (Terdiri dari 4 Anak Tema: Berekreasi, Perencanaan Perjalanan, Objek Wisata, Pengalaman Perjalanan)
c.
Tema Kesehatan (Terdiri dari 2 Anak Tema: Kondisi Kesehatan 1, Kondisi Kesehatan
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
d.
Tema Cita-Cita (Terdiri dari 2 Anak Tema: Barang Yang Diinginkan, Masa Depan dan 1 Tambahan: Orang Terkenal) Sedangkan Struktur Anak Tema selain Anak Tema ‘Salam Sapaan dan
Instruksi di Dalam Kelas’ serta Anak Tema ‘Bunyi dan Huruf Bahasa Jepang’, adalah sebagai berikut: Pengantar --> Sub Anak Tema --> Indikator Sub Anak Tema --> Kosakata --> Pola Kalimat --> Kegiatan --> Kanji --> Fukushu --> Nihon no Bunka Pengantar berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas bertujuan mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa mengenai topik tsb dan mengarahkan perhatian siswa pada topik tsb. Sub Anak Tema adalah sub topik bahasan untuk mencapai indikator dari Anak Tema tersebut. Indikator Sub Anak Tema adalah target perolehan siswa setelah mempelajari muatan pembelajaran pada sub anak tema tersebut. Kosakata dalam tiap Anak Tema di BP tidak semua ditampilkan dalam bentuk gambar, tetapi ada juga yang ditampilkan dengan tulisan saja. Kosakata yang ditampilkan dalam bentuk tulisan biasanya kosakata abstrak yang tidak mungkin digambarkan atau sulit untuk divisualisasikan. Pola Kalimat pada BP berisi penjelasan pola kalimat dan latihan pola kalimat dengan menggunakan kosakata yang telah diperkenalkan sebelumnya. Sedangkan Kegiatan dalam BP merupakan bentuk out-put dari kosakata dan pola kalimat yang telah dipelajari sebelumnya dalam bentuk wawancara,
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
information gap, role play, survey, mencocokkan gambar (melalui wacana lisan/tulisan), dikte, mengarang dan sebagainya. Kanji adalah kanji yang dipelajari pada anak tema tersebut, berisi urutan penulisan, cara baca (On dan Kun) serta contoh kosakata dan contoh kalimat dari kanji tersebut. Fukushu adalah latihan ulang seluruh materi pada anak tema tersebut. Kanji renshu adalah latihan kanji yang telah diajarkan pada tema tersebut atau tema sebelumnya. 3. Skenario Pembelajaran Buku Pelajaran Bahasa Jepang (SP) Buku ini diperuntukkan bagi guru bahasa Jepang yang menggunakan “Buku Pelajaran Bahasa Jepang1,2” sebagai pegangannya. Buku ini merupakan panduan atau tuntutan bagi guru agar dapat menggunakan buku pegangan secara maksimal dan efektif serta menarik. Struktur SP adalah sebagai berikut: Kata Pengantar, Kata Sambutan, Daftar Tim Penyusun, Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar, Panduan Penggunaan Buku, Daftar Isi, 5 Anak Tema (17 Anak Tema), Lampiran (Daftar Pustaka, Daftar Pola Kalimat dan Ungkapan, Daftar Kosakata per Anak Tema, Naskah Tape). Struktur SP adalah sebagai berikut: Anak Tema -> Indikator -> Langkah-langkah Pembelajaran -> Sub Anak Tema -> Target Pembelajaran -> Kosakata -> Pola Kalimat -> Kegiatan -> Kunci Fukushu Indikator adalah target perolehan siswa setelah mempelajari muatan pembelajaran pada anak tema tersebut.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Langkah-langkah Pembelajaran adalah gambaran muatan anak tema tersebut yang dapat dipergunakan oleh guru untuk mengetahui sub anak tema, pola kalimat dan kegiatan yang ada pada anak tema tersebut tanpa melihat BP. Target Pembelajaran adalah panduan target pembelajaran bagi guru pada sub anak tema tersebut. Pada bagian Kosakata , ada yang berisi kosakata tambahan sebagai refernsi untuk guru, atau ide melatih kosakata. Pada bagian Pola Kalimat ada yang berisi penjelasan tambahan pola kalimat sebagai referensi bagi guru dan ide latihan pola kalimat. Sedangkan pada bagian Kegiatan dalam SP berisi panduan bagi guru mengenai hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam persiapan, pra, kegiatan dan pasca kegiatan dilakukan oleh siswa. Untuk kegiatan mendengarkan, pada SP dimuat naskah wacana lisan. Kunci Fukushuu adalah kunci jawaban dari soal Fukushu yang ada di BP. Kunci Kanjirenshu adalah kunci jawaban dari soal Kanji renshu di BP. Dengan menggunakan SP, diharapkan guru bisa melakukan pembelajaran dengan mengggunakan buku ini tanpa kesulitan yang berarti sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. 4. Kaset Kebutuhan siswa dan pengajar untuk mendengar suara penutur asli adalah hal yang melatarbelakangi pembuatan kaset yang melengkapi kedua buku di atas. Suara orang Jepang terdapat pada Kosakata, Contoh Percakapan pada kegiatan dan naskah wacana lisan. Melalui kaset ini diharapkan guru dan siswa berlatih
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
lafal yang lebih dekat dengan lafal seorang penutur asli. Untuk percakapan dan wacana lisan disiapkan juga Naskah Kaset yang dilampirkan di bagian akhir SP. 5. Pendistribusian BP, SP dan Kaset Sebagai bentuk dukungan The Japan Foundation Jakarta pada pendidikan bahasa Jepang di Indonesia khususnya untuk tingkat SMA, maka BP 1,2; SP1,2 dan kaset cetakan pertama dicetak dan dibagikan oleh The Japan Foundation. Untuk itu, dalam waktu dekat The Japan Foundation bekerjasama dengan PSMA, Diknas akan mendistribusikan buku ke sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa Jepang. Sedangkan untuk guru bahasa Jepang di SMA akan dibagikan saat sosialisasi diadakan oleh MGMP di daerah masing-masing. Berhubung The Japan Foundation tidak dapat mendistribusikan dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan masing-masing sekolah, siswa diperbolehkankan mencopy untuk keperluan pembelajaran tetapi bukan untuk diperjualbelikan.
2.1.3. Tujuan Instruksional Program pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia memiliki tujuan agar para siswa berkembang dalam hal: 1. Kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, memberikan pendapat, dan menulis secara baik; 2. Pengetahuan mengenai ragam bahasa dalam konteks sehingga para siswa dapat menafsirkan isi berbagai bentuk teks lisan maupun tertulis dan meresponnyadalam bentuk kegiatan yang beragam dan interaktif;
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Pengetahuan mengenai pola-pola kalimat yang dapat digunakan untuk mengkonstruksikan teks yang berbeda-beda dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya itu ke dalam bentuk wacana lisan maupun tulisan; 4. Pengetahuan yang luas mengenai sejumlah teks yang beraneka dan kemampuan untuk menghubungkan pengetahuannya itu dengan aspek sosial dan personal; 5. Berbicara secara efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan; 6. Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif, dan menyenangkan; 7. Menulis kreatif berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan; 8. Pengetahuan aspek-aspek budaya melalui sejumlah teks untuk dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kegiatan komunikasi.
2.2. Pengajaran Bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan 2.2.1. SMA Dharma Pancasila Medan Yayasan Dharma Pancasila Medan merupakan sebuah yayasan
yang
diasuh oleh Ibu-Ibu yang berpengalaman di bidang pendidikan dan secara langsung dipimpin oleh Ny.T.Rizal Nurdin. Yayasan ini didirikan tahun 1987 dengan mengelola sekolah TK, SMP, dan SMA. SMA Dharma Pancasila Medan mendapat akreditasi A (Amat Baik) dari BASDA Sumatera Utara.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
SMA Dharma Pancasila terletak di Jl. Dr.Mansyur No.71C Medan dan dipimpin oleh Bapak Drs. Ibrahim Daulay,M.Pd mempunyai Visi “Menjadikan SMA Dharma Pancasila sebagai sekolah unggul dalam prestasi, menguasai IPTEK dan IMTAQ”. Sedangkan Misi SMA Dharma Pancasila adalah : 1. Melaksanakan proses belajar mengajar dan bimbingan secara efektif, efisien, menarik dan menyenangkan. 2. Menyelenggarakan pendidikan yang membekali life skill. 3. Meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). 4. Meningkatkan
kegiatan
bimbingan
belajar,
kelompok
belajar
untuk
menghadapi kegiatan olimpiade Matematika, Biologi, Fisika, Kimia dan Komputer. 5. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. 6. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler. 7. Meningkatkan pengamalan nilai Ke-Tuhanan Yang Maha Esa kepada seluruh warga sekolah. 8. Meningkatkan kerjasama dengan alumni, instansi terkait dan masyarkat. 9. Membudayakan motto SMA Dharma Pancasila, yaitu “Disiplin, hemat, rajin, pandai, mandiri, dan cinta setia pada pelajaran”. Melalui kata pengantar yang disampaikan oleh Direktur Pembinaan SMA, Dr.Sungkowo dalam Buku Pelajaran Bahasa Jepang 2 ( に ほ ん ご 2 ) mengatakan bahwa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) yang menjadi acuan sekolah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP) adalah menetapkan struktur
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
kurikulum yang di dalamnya terdapat mata pelajaran bahasa asing, sebagai mata pelajaran wajib atau pilihan. Pemilihan mata pelajaran tersebut didasarkan pada karakteristik potensi dan kebutuhan peserta didik dan lingkungan. Salah satu pelajaran bahasa asing yang banyak diminati sesuai dengan kebutuhan pasar adalah bahasa Jepang. Dijadikannnya Bahasa Jepang sebagai mata pelajaran di SMA Dharma Pancasila pada awalnya merupakan daya tarik agar siswa/i banyak yang mendaftar di sekolah tersebut. Namun pada dasarnya itu hanya merupakan alasan pribadi yang diungkapkan oleh pihak sekolah. Meskipun demikian, pelajaran bahasa Jepang tetap diminati oleh siswa/i dengan alasan ingin belajar sesuatu yang baru selain bahasa asing yang sudah mereka ketahui. Cara mengajar gurunya pun mudah dimengerti sehingga tidak membuat siswa/i kewalahan menghadapi setiap materi baru. Memang pada tahun ajaran pertama, materi buku pelajaran bahasa Jepang yang digunakan tidak habis diajarkan karena jumlah materi yang terlalu banyak padahal waktu belajar hanya 3 jam seminggu. Oleh karena itu, buku pelajaran pada tahun ajaran kedua diganti menjadi “Buku Pelajaran SAKURA” terbitan The Japan Foundation.
2.2.2. Kurikulum Pengajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang dikenal dengan istilah KTSP
merupakan
kurikulum
yang
dianjurkan
oleh
pemerintah
untuk
dikembangkan di setiap lembaga pendidikan formal sesuai dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Maka berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut, kurikulum pengajaran bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan mengacu pada KTSP. Sanjaya (2008:128)
mengatakan
bahwa dalam Standar
Nasional
Pendidikan (SNP Pasal 1 ayat 15), KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
2.2.3. Bahan Ajar Bahan ajar dapat juga dikatakan sebagai bahan belajar. Menurut Hamalik (2009:51), bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting dan diperhatikan oleh guru. Dengan bahan itu, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Karena itu, penentuan bahan belajar harus berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini adalah hasil-hasil yang diharapkan, misalnya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman lainnya. Bahan-bahan yang berkaitan dengan tujuan itu telah digariskan dalam silabus dan GBPP. Bahan ajar yang digunakan di SMA Dharma Pancasila adalah “Buku Pelajaran bahasa Jepang 1”, “Buku Pelajaran SAKURA”, dan “Buku Nihon go o Renshuu Shimashou!”
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2.2.4. Tujuan Instruksional Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai diselenggarakannya suatu proses pembelajaran, misalnya satuan acara pertemuan yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan pengajaran bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila adalah agar siswa/i menguasai kompetensi bahasa Jepang secara terpadu sehingga mampu berkomunikasi secara lisan maupun tertulis menggunakan bahasa dan huruf-huruf Jepang ( Hiragana, Katakana, dan Kanji) dengan tepat.
2.2.5. Pengajar Bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan Sejak diadakannya pembelajaran bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan, hingga kini guru mata pelajaran bahasa Jepang hanya satu orang, yaitu Ibu Vinariana,S.S lulusan Sarjana dari jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
BAB III ANALISIS MINAT SISWA/I SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TERHADAP BAHASA JEPANG
3.1. Persentase Jumlah Siswa/i SMA DHARMA PANCASILA MEDAN yang Hadir Saat Pengisian Kuesioer. Kehadiran siswa 140 120 100 80 60 40 20 0 Hadir
Tidak hadir
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa siswa/i yang hadir saat pengisian kuesioner adalah sebanyak 136 orang (89,5%) dan siswa yang tidak hadir adalah sebanyak 16 orang (10,5%). Oleh karena itu, berikut ini merupakan hasil penganalisisan angket yang disebarkan kepada 136 orang siswa/i SMA Dharma Pancasila Medan yang hadir saat pengisian kuesioner. Analisis ini dibedakan berdasarkan kelas/jurusan dan jenis kelamin.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.1.1. Persentase Siswa/i yang Belajar Bahasa Jepang
Dari 135 orang siswa/i SMA DHARMA PANCASILA yang hadir saat pengisian kuesioner mengatakan sudah pernah belajar bahasa Jepang. Artinya mereka 100% sudah pernah belajar bahasa Jepang.
3.1.1.1. Persentase Kapan Mulai Belajar Bahasa Jepang A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Keterangan : A = TK/Playgoup B = SD C = SMP D = SMA ( Kelas XI) Dari 15 orang siswa laki-laki kelas XI IPA1,1 orang (6,6%) mengatakan sudah belajar bahasa Jepang sejak SMP. 14 orang (93,3%) lagi mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas XI SMA.
2. Kelas XI IPA2
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = TK/Playgoup B = SD C = SMP D = SMA ( Kelas XI)
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPA2, semua (100%) mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas XI SMA.
3. Kelas XI IPS1
B A
C
D
E
Keterangan : A = TK/Playgoup B = SD C = SMP ( Kelas VII) D = SMP ( Kleas IX) E = SMA ( Kelas XI) Jumlah responden laki-laki kelas XI IPS1 adalah 17 orang. 1 orang (5,8%) siswa mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas VII SMP. 1 orang (5,8%) mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas IX SMP. 15 orang (88,2) lagi mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas XI SMA.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = TK/Playgoup B = SD C = SMP D = SMA ( Kelas XI) Dari 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, 5 orang (25%) mengatakan belajar bahasa Jepang sejak SMP dan 15 orang (75%) lagi mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas XI SMA.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
20 15 10 5 0 A
B
C
D
Keterangan : A = TK/Playgoup B = SD C = SMP D = SMA ( Kelas XI) Dari 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1, 1 orang (4,7%) siswa mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas VII SMP dan 20 orang (95,2%) siswa mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas XI SMA.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
TK/Playgroup SD SMP SMA ( Kelas XI)
Keterangan : A = TK/Playgoup B = SD C = SMP D = SMA ( Kelas XI) Dari 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2, semua (100%) siswa mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas XI SMA.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1
20 15 10 5 0 A
B
C
D
Keterangan : A = TK/Playgoup B = SD C = SMP D = SMA ( Kelas XI) Dari 20 orang responden perempuan kelas XI IPS1, 1 orang (5%) siswa mengatakan sudah belajar bahasa Jepang sejak kelas IX SMP dan 19 orang ( 95%) lagi mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas XI SMA.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
Keterangan : A = TK/Playgoup B = SD C = SMP D = SMA ( Kelas XI) Dari 12 orang responden perempuan kelas XI IPS2, semua (100%) mengatakan belajar bahasa Jepang sejak kelas XI SMA.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.1.1.2. Persentase Siswa/i yang Senang Belajar Bahasa Jepang A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
Tidak 7%
Ya 93%
Dari 15 orang responden laki-laki kelas XI IPA1, 1 orang (7%) mengatakan tidak senang belajar bahasa Jepang dan 14 orang (93%) lagi mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Jepang.
2. Kelas XI IPA2
Ya Tidak
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPA2, 3 orang (17,6%) mengatakan tidak senang belajar bahasa Jepang. Berikut adalah alasan mengapa mereka tidak senang belajar bahasa Jepang : 1. Meskipun telah belajar bahasa Jepang selama satu tahun, tetapi sia-sia karena pada dasarnya pelajaran bahasa Jepang itu tidak menarik. 2. Pelajaran bahasa Jepang susah dimengerti. 14 orang (82,3%) siswa mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Jepang. Alasannya adalah : 1. Bahasa Jepang menarik untuk dipelajari. 2. Bisa mempelajari bahasa negara lain yang belum diketahui, seperti bahasa Jepang. 3. Karena dapat mengetahui kebudayaan dan huruf Jepang dengan mempelajari bahasa Jepang. 4. Karena ingin dapat berbicara bahasa Jepang. 5. Dengan belajar bahasa Jepang, maka dapat menguasai bahasa tersebut sehingga mudah mencari pekerjaan di perusahaan Jepang. 6. Karena logat bahasanya lucu.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1
Ya Tidak
Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPS1, 2 orang (11,7%) siswa mengatakan tidak senang belajar bahasa Jepang. Alasannya adalah karena logat dan huruf Jepang susah dipelajari. 15 orang (88,2%) siswa mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Jepang. Berikut adalah alasan mengapa mereka senang belajar bahasa Jepang : 1. Karena bahasa Jepang itu unik, berbeda dari bahasa lain dan mudah dimengerti. 2. Karena menarik untuk dipelajari. 3. Karena dapat menambah penguasaan terhadap bahasa asing. 4. Pelajaran bahasa Jepang tidak membosankan. 5. Bahasa Jepang mudah untuk dipelajari dan diingat.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
Ya Tidak
Dari 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, 2 orang (10%) mengatakan tidak senang belajar bahasa Jepang.18 orang (90%) lagi mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Jepang. Berikut adalah alasan mengapa mereka senang belajar bahasa Jepang : 1. Bahasa Jepang mudah dimengerti. 2. Menarik karena merupakan bahasa yang baru diketahui. 3. Mudah dipelajari. 4. Belajar bahasa Jepang menyenangkan. 5. Belajar bahasa Jepang itu menarik. 6. Ingin menambah wawasan tentang bahasa asing, yaitu bahasa Jepang. 7. Karena bahasa dan hurufnya unik.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
Dari 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1, semua (100%) mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Jepang. Berikut adalah alasan mengapa mereka senang belajar bahasa Jepang : 1. Bahasa Jepang unik sehingga menarik untuk dipelajari. 2. Karena ingin menambah pengetahuan berbahasa. 3. Bahasanya unik dan bentuk hurufnya lucu. 4. Mudah dimengerti. 5. Karena bahasa Jepang adalah hal yang baru sehingga penting untuk diketahui. 6. Karena cara mengajar gurunya sangat menarik dan penuh semangat. 7. Karena kata-kata yang diucapkan lucu sehingga mudah dihafal. 8. Karena suka Negara Jepang karena teknologinya yang maju. 9. Cara belajarnya menyenangkan. 10. Karena saya suka komik, jadi perlu belajar bahasa Jepang supaya bisa mengerti bahasa dalam komik tersebut.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
Dari 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2, semua (100%) mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Jepang. Berikut adalah alasan mengapa mereka senang belajar bahasa Jepang : 1. Karena bahasa Jepang menarik untuk dipelajari dan mudah dimengerti. 2. Karena bahasa Jepang tidak sulit. 3. Karena menyukai Negara Jepang, terutama dari segi budaya dan ilmu pengetahuan. 4. Karena cara belajarnya yang menarik dan mudah dimengerti.
3. Kelas XI IPS1
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 20 orang responden perempuan kelas XI IPS1, semua (100%) mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Jepang. Berikut adalah alasan mengapa mereka senang belajar bahasa Jepang : 1. Karena unik dan menarik untuk dipelajari 2. Bahasa Jepang menarik dan mudah dimengerti. 3. Karena ingin mengetahui bahasa asing lebih banyak. 4. Menarik dan logatnya lucu. 5. Karena suka mempelajari hal-hal tentang Jepang, termasuk bahasanya. 6. Bahasanya unik sehingga membuat penasaran ingin belajar sampai mahir. 7. Huruf dan pengucapannya unik. 8. Menarik karena sebelumnya belum pernah dipelajari.
4. Kelas XI IPS2
Dari 12 orang responden perempuan kelas XI IPS2, semua (100%) mengatakan bahwa mereka senang belajar bahasa Jepang. Berikut adalah alasan mengapa mereka senang belajar bahasa Jepang : 1. Karena ingin menambah wawasan tentang bahasa Jepang. 2. Karena cara mengajar gurunya menarik. Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Karena pelajarannya mudah. 4. Karena dengan belajar bahasa Jepang, bahasa yang diketahui bertambah. 5. Bahasa Jepang itu unik dan menyenangkan.
3.1.1.3. Persentase Rutinitas Belajar Bahasa Jepang A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1 Rutinitas belajar bahasa Jepang 15
10
5
0 A
B
C
D
Keterangan : A = 1x seminggu B = 2x seminggu C = 3x seminggu D = 1x sebulan Jumlah responden laki-laki dari kelas XI IPA1 adalah 15 orang. Semua (100%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 1x seminggu.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
D
0
C
0
B
0 17
A 0
5
10
15
20
Keterangan : A = 1x seminggu B = 2x seminggu C = 3x seminggu D = 1x sebulan Jumlah responden laki-laki dari kelas XI IPA2 adalah 17 orang. Semua (100%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 1x seminggu.
3. Kelas XI IPS1 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Keterangan : A = 1x seminggu B = 2x seminggu C = 3x seminggu D = 1x sebulan Jumlah responden laki-laki dari kelas XI IPS1 adalah 17 orang. Semua (100%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 1x seminggu.
4. Kelas XI IPS2 Rutinitas belajar bahasa Jepang 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
E
Keterangan : A = 1x seminggu B = 2x seminggu C = 3x seminggu D = 1x sebulan Jumlah responden laki-laki dari kelas XI IPS2 adalah 20 orang. 15 orang (75%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 1x seminggu. 4 orang Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
(20%) mengatakan belajar bahasa Jepang 2x seminggu dan 1 orang (5%) lagi mengatakan jarang belajar bahasa Jepang.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
20 15 10 5 0 A
B
C
D
Keterangan : A = 1x seminggu B = 2x seminggu C = 3x seminggu D = 1x sebulan Jumlah responden perempuan dari kelas XI IPA1 adalah 21 orang. 19 orang (90,4%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 1x seminggu. 2 orang (9,6%) mengatakan belajar bahasa Jepang 2x seminggu.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
D C B
A
Keterangan : A = 1x seminggu B = 2x seminggu C = 3x seminggu D = 1x sebulan Jumlah responden perempuan dari kelas XI IPA2 adalah 14 orang. Semua (100%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 1x seminggu.
3. Kelas XI IPS1 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Keterangan : A = 1x seminggu B = 2x seminggu C = 3x seminggu D = 1x sebulan Jumlah responden perempuan dari kelas XI IPS1 adalah 20 orang. 18 orang (90%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 1x seminggu. 2 orang (10%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 2x seminggu.
4. Kelas XI IPS2
Jumlah responden perempuan dari kelas XI IPS2 adalah 12 orang. 11 orang (91,7%) mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 1x seminggu dan 1 orang (8,3%) lagi mengatakan bahwa mereka belajar bahasa Jepang 2x seminggu.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.1.1.4. Persentase Siswa/i yang Sering Menggunakan Bahasa Jepang dalam Kehidupan Sehari-hari A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
Dari 15 orang responden laki-laki kelas XI IPA1, 4 orang (26,6%) mengatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 11 orang (73,3%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kelas XI IPA2
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Ya
Tidak
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 15 orang responden laki-laki kelas XI IPA2, 1 orang (5,8%) mengatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 16 orang (94,1%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kelas XI IPS1
Ya Tidak
Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPS1, 7 orang (41,1%) mengatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 10 orang (58,8%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
Ya
Tidak
Dari 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, 2 orang (10%) mengatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 18 orang (90%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
Dari 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1, 4 orang (19%) mengatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 17 orang (81%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
Dari 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2, 5 orang (35,7%) mengatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 9 orang (64,3%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kelas XI IPS1
16 14 12 10 8 6 4 2 0 Ya
Tidak
Dari 20 orang responden perempuan kelas XI IPS1, 5 orang (25%) mengatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 15 orang (75%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
Dari 12 orang responden perempuan kelas XI IPS2, 3 orang (25%) mengatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 9 orang (75%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.1.5. Persentase Dengan Siapa Berbicara Bahasa Jepang A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
5 4 3 2 1 0 teman
guru
orang Jepang
lain-lain
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 4 orang responden yang sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, 1 orang (25%) mengatakan berbicara kepada teman dan 3 orang (75%) lagi mengatakan berbicara kepada guru (sensei).
2. Kelas XI IPA2
2
1
0 teman
guru
orang Jepang
lain-lain
1 orang (100%) responden yang sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari mengatakan bahwa dia berbicara dengan guru (sensei).
3. Kelas XI IPS1 5 4 3 2 1 0 Teman
Guru
Orang Jepang
Lain-lain
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 7 orang responden yang sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, 4 orang (57,1%) mengatakan berbicara kepada teman dan 3 orang (42,8%) lagi mengatakan berbicara kepada guru (sensei).
4. Kelas XI IPS2
lain-lain
0
orang Jepang
0 3
guru
1
teman 0
1
2
3
4
Dari 3 orang responden yang sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, 2 orang (66,6%) mengatakan berbicara kepada teman dan 1 orang (33,3%) lagi mengatakan berbicara kepada guru (sensei).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
Lain-lain Orang Jepang Guru
Teman
0
1
2
3
4
Dari 4 orang responden yang sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, 3 orang (75%) mengatakan berbicara kepada teman dan 1 orang (25%) lagi mengatakan berbicara kepada guru (sensei).
2. Kelas XI IPA2 4 3 2 1 0 Teman
Guru
Orang Lain-lain Jepang
Dari 5 orang responden yang sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, 4 orang (80%) mengatakan berbicara kepada teman dan 1 orang (20%) lagi mengatakan berbicara kepada guru (sensei).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1
0
Orang Jepang
1
Lain-lain
3
Guru 1
Teman 0
1
2
3
4
Dari 5 orang responden yang sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, 1 orang (20%) mengatakan berbicara kepada teman, 3 orang (60%) mengatakan berbicara kepada guru (sensei), dan 1 orang (20%) lagi mengatakan berbicara dengan kakak.
4. Kelas XI IPS2
2
1
0 Tem an
Guru
Orang Jepang
Lainlain
Dari orang responden yang sering menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, 2 orang (66,7%) mengatakan berbicara kepada teman dan 1 orang (33,3%) lagi mengatakan berbicara kepada guru (sensei).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.1.3. Persentase Darimana Mendapatkan Pelajaran Bahasa Jepang A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Diajarkan oleh guru di sekolah B = Belajar privat/les C = Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri. D = Dari film-film Jepang Dari 15 orang responden laki-laki kelas XI IPA1, 13 orang (86,6%) mengatakan belajar bahasa
Jepang dari guru di sekolah. 2 orang (13,3%)
mengatakan belajar bahasa Jepang dari buku atau komik Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
A+C+D
Keterangan : A = Diajarkan oleh guru di sekolah B = Belajar privat/les C = Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri. D = Dari film-film Jepang Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPA2, 16 orang (86,6%) mengatakan belajar bahasa
Jepang dari guru di sekolah. 1 orang (13,3%)
mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru,buku atau komik Jepang, dan filmfilm Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
A+C+D
A+D
Keterangan : A = Diajarkan oleh guru di sekolah B = Belajar privat/les C = Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri. D = Dari film-film Jepang Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPS1, 14 orang (82,3%) mengatakan belajar bahasa
Jepang dari guru di sekolah. 1 orang (5,8%)
mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru,buku atau komik Jepang, dan filmfilm Jepang. 2 orang (11,7%) mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru dan film-film Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
D C B
20
A 0
5
10
15
20
25
Keterangan : A = Diajarkan oleh guru di sekolah B = Belajar privat/les C = Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri. D = Dari film-film Jepang Dari 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, semua (100%) mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru di sekolah.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
A+C
A+D
D
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Keterangan : A = Diajarkan oleh guru di sekolah B = Belajar privat/les C = Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri. D = Dari film-film Jepang Dari 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1, 17 orang (80,9%) mengatakan belajar bahasa
Jepang dari guru di sekolah. 1 orang (4,7%)
mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru,buku atau komik Jepang. 2 orang (9,5%) mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru dan film-film Jepang. 1 orang (4,7%) lagi mengatakan belajar bahasa Jepang dari film-film Jepang.
2. Kelas XI IPA2
12 10 8 6 4 2 0 A
C
A+C
A+D
Keterangan : A = Diajarkan oleh guru di sekolah B = Belajar privat/les C = Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri. D = Dari film-film Jepang Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2, 10 orang (71,4%) mengatakan belajar bahasa
Jepang dari guru di sekolah. 1 orang (7,1%)
mengatakan belajar bahasa Jepang dari buku atau komik Jepang. 1 orang (7,1%) mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru, buku atau komik Jepang. 2 orang (14,3%) lagi mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru dan film-film Jepang.
3. Kelas XI IPS1
18 15 12 9 6 3 0 A
B
C
A+D
Keterangan : A = Diajarkan oleh guru di sekolah B = Belajar privat/les C = Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri. D = Dari film-film Jepang Dari 20 orang responden perempuan kelas XI IPS1, 17 orang (85%) mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru di sekolah. 3 orang (15%) lagi mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru dan film-film Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
Keterangan : A = Diajarkan oleh guru di sekolah B = Belajar privat/les C = Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri. D = Dari film-film Jepang Dari 12 orang responden perempuan kelas XI IPS2, semua (100%) mengatakan belajar bahasa Jepang dari guru di sekolah.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.2. Persentase Materi Pelajaran Bahasa Jepang yang Sudah Dipelajari A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1 Materi yang sudah dipelajari 7 6 5 4 3 2 1 0 A
A+B
C
A+B+C
Keterangan : A = Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) B = Bunyi dan huruf bahasa Jepang C = Kosakata (kotoba) D = Pola kalimat dan tata bahasa Dari 15 orang responden laki-laki kelas XI IPA1,
7 orang (46,6%)
mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai). 6 orang (40%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang. 1 orang (6,6%) mengatakan susah mempelajari Kosakata (kotoba). 1 orang (6,6%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, Kosakata (kotoba).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
12 10 8 6 4 2 0 A
A+B
C
A+B+D
Keterangan : A = Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) B = Bunyi dan huruf bahasa Jepang C = Kosakata (kotoba) D = Pola kalimat dan tata bahasa Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPA2,
10 orang (58,8%)
mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu). 6 orang (35,3%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai). 1 orang (5,8%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, Pola kalimat dan tata bahasa.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1 8 7 6 5 4 3 2 1 0 A
B
A+B
A+B+C
Keterangan : A = Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) B = Bunyi dan huruf bahasa Jepang C = Kosakata (kotoba) D = Pola kalimat dan tata bahasa Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPS1,
8 orang (58,8%)
mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu). 2 orang (35,3%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai). 1 orang (5,8%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, Pola kalimat dan tata bahasa.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
8 6 4 2 0 A
B
A+B
A+B+C
Keterangan : A = Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) B = Bunyi dan huruf bahasa Jepang C = Kosakata (kotoba) D = Pola kalimat dan tata bahasa Dari 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, 10 orang (50%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai). 3 orang (15%) mengatakan sudah mempelajari Bunyi dan huruf bahasa Jepang. 3 orang (15%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang.4 orang (20%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, Kosakata (kotoba).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
A+B
C
A+B+D
Keterangan : A = Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) B = Bunyi dan huruf bahasa Jepang C = Kosakata (kotoba) D = Pola kalimat dan tata bahasa Dari 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1, 6 orang (28,5%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai). 14 orang (66,6%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang. 1 orang (4,7%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, Pola kalimat dan tata bahasa.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
A+B+D
A+B+C
1 2 9
A+B
A
2
Keterangan : A = Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) B = Bunyi dan huruf bahasa Jepang C = Kosakata (kotoba) D = Pola kalimat dan tata bahasa Dari 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2, 2 orang (14,3%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai). 9 orang (64,3%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang. 2 orang (14,3%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), dan Kosakata (kotoba). 1 orang (7,1%) lagi mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, Pola kalimat dan tata bahasa.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1
+D
A+ B+ C
A+ B+ C
A+ B
B
A
12 10 8 6 4 2 0
Keterangan : A = Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) B = Bunyi dan huruf bahasa Jepang C = Kosakata (kotoba) D = Pola kalimat dan tata bahasa Dari 20 orang responden perempuan kelas XI IPA1, 5 orang (25%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai). 1 orang (5%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), Bunyi dan huruf bahasa Jepang. 11 orang (55%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang. 1 orang (5%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, dan Kosakata (kotoba). 2 orang (10%) lagi mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, Kosakata (kotoba), Pola kalimat dan tata bahasa.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
Keterangan : A = Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) B = Bunyi dan huruf bahasa Jepang C = Kosakata (kotoba) D = Pola kalimat dan tata bahasa Dari 12 orang responden perempuan kelas XI IPS2, 2 orang (16,7) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai). 1 orang (8,3%) mengatakan sudah mempelajari Bunyi dan huruf bahasa Jepang. 8 orang (66,7%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang. 1 orang (8,3%) mengatakan sudah mempelajari Salam ( aisatsu), perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, dan Kosakata (kotoba).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.2.1. Persentase Jenis-Jenis Buku Pelajaran yang Dimiliki A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 B = Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) C = Nihon Go o Renshuu Shimashou! D = Lain-lain Jumlah responden laki-laki dari kelas XI IPA1 adalah 15 orang. Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) adalah 3 orang (20%). Responden yang memiliki Buku Nihon Go o Renshuu Shimashou! adalah 12 orang (80%).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
D
C
B
A 0
5
10
15
20
Keterangan : A = Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 B = Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) C = Nihon Go o Renshuu Shimashou! D = Lain-lain Jumlah responden laki-laki dari kelas XI IPA2 adalah 17 orang. Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) adalah 16 orang (94,1%). Responden yang memiliki Buku lain-lain adalah 1 orang (5,8%).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 B = Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) C = Nihon Go o Renshuu Shimashou! D = Lain-lain Jumlah responden laki-laki dari kelas XI IPS1 adalah 17 orang. Responden yang memiliki Buku Nihon Go o Renshuu Shimashou! adalah 13 orang (76,4%). Responden yang memiliki Buku lain-lain adalah 4 orang (23,5%).
4. Kelas XI IPS2
4
D
C
3 10
B
A
3
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Keterangan : A = Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 B = Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) C = Nihon Go o Renshuu Shimashou! D = Lain-lain Jumlah responden laki-laki dari kelas XI IPS2 adalah 20 orang. Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 adalah 3 orang (15%). Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) adalah 10 orang (50%). Responden yang memiliki Buku Nihon Go o Renshuu Shimashou! adalah 3 orang (15%). Responden yang memiliki buku lain-lain adalah 4 orang (20%).
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
D
D
Keterangan : A = Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 B = Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) C = Nihon Go o Renshuu Shimashou! Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
D = Lain-lain Jumlah responden perempuan dari kelas XI IPA1 adalah 21 orang. Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 adalah 2 orang (9,5%). Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) adalah 1 orang (4,7%). Responden yang memiliki Buku Nihon Go o Renshuu Shimashou! adalah 16 orang (76,1%). Responden yang memiliki buku lain-lain adalah 2 orang (9,5%).
2. Kelas XI IPA2 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 B = Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) C = Nihon Go o Renshuu Shimashou! D = Lain-lain Jumlah responden perempuan dari kelas XI IPA2 adalah 14 orang. Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
adalah 1 orang (7,1%). Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) adalah 10 orang (71,4%). Responden yang memiliki Buku Nihon Go o Renshuu Shimashou! adalah 3 orang (21,.4%).
3. Kelas XI IPS1
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
Lain-lain
Keterangan : A = Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 B = Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) C = Nihon Go o Renshuu Shimashou! D = Lain-lain Jumlah responden perempuan dari kelas XI IPS1 adalah 20 orang. Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) adalah 16 orang (80%). Responden yang memiliki Buku Nihon Go o Renshuu Shimashou! adalah 4 orang (20%).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
6 5 4 3 2 1 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 B = Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) C = Nihon Go o Renshuu Shimashou! D = Lain-lain Jumlah responden perempuan dari kelas XI IPS2 adalah 12 orang. Responden yang memiliki Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) adalah 5 orang (41,7%). Responden yang memiliki Buku Nihon Go o Renshuu Shimashou! adalah 5 orang (41,7%). Responden yang memiliki Buku Pelajaran lain adalah 2 orang (16,6%).
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.2.2. Persentase Materi Pelajaran yang Paling Sulit A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 15 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, 7 orang (46,6%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling sulit. 3 orang (20%) mengatakan bahwa Percakapan ( Kaiwa) adalah materi yang paling sulit. 1 orang (6,6%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) dan Percakapan (Kaiwa). 4 orang (26,6%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling sulit.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2 Materi yang paling sulit
10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPA2, 4 orang (23,5%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling sulit. 6 orang (35,3%) mengatakan bahwa Percakapan ( Kaiwa) adalah materi yang paling sulit. 4 orang (23,5%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji). 3 orang (17,6%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling sulit.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1
8 7 6 5 4 3 2 1 0 A
B
C
D
Tidak ada
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPS1, 2 orang (11,7%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling sulit. 7 orang (41,1%) mengatakan bahwa Percakapan ( Kaiwa) adalah materi yang paling sulit. 4 orang (23,5%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji). 1 orang (5,8%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling sulit. 3 orang (17,6%) lagi mengatakan bahwa tidak ada yang sulit.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
A 0% D 60%
B 25% C 15%
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, 5 orang (25%) mengatakan bahwa Percakapan ( Chokai) adalah materi yang paling sulit. 3 orang (15%) mengatakan bahwa Huruf Jepang
(Hiragana, Katakana, Kanji) adalah
materi yang paling sulit. 12 orang (60%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling sulit.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1 7 6 5 4 3 2 1 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1, 7 orang (33,3%) mengatakan bahwa Percakapan ( Kaiwa) adalah materi yang paling sulit. 7 orang (33,3%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling sulit. 7 orang (33,3%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling sulit.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2 7 6 5 4 3 2 1 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2, 1 orang (7,1%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai). 1 orang (7,1%) mengatakan bahwa Percakapan ( Kaiwa) adalah materi yang paling sulit. 6 orang (42,8%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling sulit. 6 orang (42,8%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling sulit.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 20 orang responden perempuan kelas XI IPS1, 10 orang (50%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai). 4 orang (20%) mengatakan bahwa Percakapan ( Kaiwa) adalah materi yang paling sulit. 4 orang (20%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling sulit. 2 orang (10%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling sulit.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
AB 0% 8%
C 17%
D 75%
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 12 orang responden perempuan kelas XI IPS2, 1 orang (8,3%) mengatakan bahwa Percakapan ( Kaiwa) adalah materi yang paling sulit. 2 orang (16,7%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling sulit. 9 orang (75%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling sulit.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.2.3. Persentase Materi Pelajaran yang Paling Mudah A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 15 orang responden laki-laki kelas XI IPA1, 1 orang (6,6%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling mudah. 2 orang (13,3%) mengatakan bahwa Percakapan (Kaiwa) adalah materi yang paling mudah. 12 orang (65%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling mudah.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
D
C
B
A
0
2
4
6
8
10
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPA2, 5 orang (29,4%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling mudah. 8 orang (47%) mengatakan bahwa Percakapan (Kaiwa) adalah materi yang paling mudah. 4 orang (23,5%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling mudah.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1 6 5 4 3 2 1 0 A
B
C
D
Semua
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPS1, 3 orang (17,6%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling mudah. 5 orang (29.4%) mengatakan bahwa Percakapan (Kaiwa) adalah materi yang paling mudah. 6 orang (35,2%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling mudah. 1 orang (5,8%) mengatakan bahwa Pola Kalimat (Bunpo) adalah materi yang paling mudah. 2 orang (11,7%) lagi mengatakan bahwa semuanya mudah dipelajari.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
14 12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, 3 orang (15%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling mudah. 4 orang (20%) mengatakan bahwa Percakapan (Kaiwa) adalah materi yang paling mudah. 13 orang (65%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling mudah.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1, 5 orang (23,8%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling mudah. 6 orang (28,5%) mengatakan bahwa Percakapan (Kaiwa) adalah materi yang paling mudah. 10 orang (47,6%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling mudah.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2 7 6 5 4 3 2 1 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2, 5 orang (35,7%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling mudah. 6 orang (42,8%) mengatakan bahwa Percakapan (Kaiwa) adalah materi yang paling mudah. 3 orang (21,4%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling mudah.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Kelas XI IPS1
D
0 12
C
7
B
A
1
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 20 orang responden perempuan kelas XI IPS1, 1 orang (5%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling mudah. 7 orang (35%) mengatakan bahwa Percakapan (Kaiwa) adalah materi yang paling mudah. 12 orang (60%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling mudah
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
Keterangan : A = Pendengaran ( Chokai) B = Percakapan (Kaiwa) C = Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) D = Pola Kalimat (Bunpo) Dari 12 orang responden perempuan kelas XI IPS2, 1 orang (8,3%) mengatakan bahwa Pendengaran ( Chokai) adalah materi yang paling mudah. 2 orang (16,7%) mengatakan bahwa Percakapan (Kaiwa) adalah materi yang paling mudah. 9 orang (75%) mengatakan bahwa Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) adalah materi yang paling mudah.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.3. Persentase Manfaat Mempelajari Bahasa Jepang Bagi Siswa/i SMA DHARMA PANCASILA MEDAN A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1 Berikut merupakan beberapa manfaat mempelajari bahasa Jepang bagi siswa laki-laki kelas XI IPA1 : 1. Berguna ketika nantinya mengambil jurusan bahasa Jepang. Apalagi kalau bisa ke Jepang. 2. Untuk menambah bahasa yang diketahui, selain bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. 3. Untuk menamabah wawasan tentang bahasa asing. 4. Supaya bisa berkomunikasi dengan orang Jepang. 5. Untuk menambah ilmu tentang bahasa dan dapat mengetahui ragam budaya Jepang.
2. Kelas XI IPA2 Berikut merupakan beberapa manfaat mempelajari bahasa Jepang bagi siswa laki-laki kelas XI IPA1 : 1. Untuk mengetahui bahasa luar negeri dan dapat menjadi bekal dalam mencapai pekerjaan di bidang kejepangan. 2. Untuk menambah wawasan tentang bahasa Jepang. 3. Dengan mengerti bahasa Jepang, bisa menjadi guide (turis) Jepang. 4. Untuk memperbanyak bahasa yang diketahui.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
5. Untuk mengenal budaya Jepang melalui bahasanya.
3. Kelas XI IPS1 Berikut ini merupakan manfaat mempelajari bahasa Jepang menurut 17 orang responden laki-laki kelas XI IPS1 : 1. Menjadi bisa berkomunikasi dengan orang Jepang. 2. Menambah wawasan tentang bahasa Jepang. 3. Menambah bahasa yang diketahui. 4. Bisa mengenal budaya Jepang melalui bahasanya.
4. Kelas XI IPS2 Berikut ini merupakan manfaat mempelajari bahasa Jepang menurut 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2 : 1. Untuk menambah wawasan tentang bahasa Jepang bagi pelajar yang masih sekolah. 2. Bisa mengenal bahasa asing. 3. Mendapat pelajaran baru yang menarik. 4. Dengan belajar bahasa Jepang, ada kesempatan untuk bekerja di perusahaan Jepang. 5. Untuk mengetahui kebudayaan Jepang melalui bahasanya. 6. Supaya bisa berkomunikasi dengan orang Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1 Berikut ini merupakan manfaat mempelajari bahasa Jepang menurut 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1 : 1. Menambah pengetahuan tentang bahasa Jepang dan lebih mengetahui budaya Jepang melalui bahasanya. 2. Bisa berkomunikasi dengan orang Jepang. 3. Karena bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa Internasional sehingga perlu dipelajari supaya bisa berkomunikasi dengan orang Jepang yang datang ke Indonesia. 4. Ketika menonton film Jepang, tidak perlu membaca teks. 5. Ketika membaca komik, tidak perlu membaca terjemahannya. 6. Menambah bahasa yang diketahui.
2. Kelas XI IPA2 Berikut ini merupakan manfaat mempelajari bahasa Jepang menurut 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2 : 1. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing. 2. Menjadi bekal jika suatu saat pergi ke Jepang. 3. Dapat berbicara bahasa Jepang, selain bahasa Inggris dan bahasa Jerman sehingga dapat menguasai beberapa bahasa. 4. Bisa berkomunikasi dengan orang Jepang yang datang ke Indonesia. 5. Mengetahui budaya Jepang melalui bahasanya.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
6. Berguna ketika nantinya mencari pekerjaan di perusahaan Jepang.
3. Kelas XI IPS1 Berikut ini merupakan manfaat mempelajari bahasa Jepang menurut 20 orang responden perempuan kelas XI IPS1 : 1. Meningkatkan pengetahuan tentang bahasa Jepang. 2. Kalau bisa berbicara bahasa Jepang, lebih mudah mencari pekerjaan. 3. Supaya bisa berkomunikasi dengan orang Jepang. 4. Dapat mempelajari dan mengetahui kebudayaan Jepang. 5. Bisa mengetahui bahasa lain, selain bahasa Indonesia.
4. Kelas XI IPS2 Berikut ini merupakan manfaat mempelajari bahasa Jepang menurut 14 orang responden perempuan kelas XI IPS2 : 1. Bisa berkomunikasi dengan orang Jepang dan menambah wawasan tentang bahasa Jepang. 2. Supaya mampu berbahasa Jepang. 3. Menambah perbendaharaan bahasa.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.3.1. Persentase Apakah Memiliki Barang-Barang yang Terinspirasi dari Bahasa Jepang A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Ya
Tidak
Dari 15 orang responden laki-laki kelas XI IPA1, 8 orang (53,3%) mengatakan bahwa mereka memiliki barang-barang yang terinspirasi dari bahasa Jepang. 7 orang (46,6%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
2. Kelas XI IPA2
Tidak 35% Ya 65%
Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPA2, 11 orang (65%) mengatakan bahwa mereka memiliki barang-barang yang terinspirasi dari bahasa Jepang. 6 orang (35%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang.
3. Kelas XI IPS1
Tidak 35% Ya 65%
Dari 17 orang responden laki-laki kelas XI IPS1, 11 orang (65%) mengatakan bahwa mereka memiliki barang-barang yang terinspirasi dari bahasa Jepang. 6 orang (35%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang. Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
Dari 20 orang responden laki-laki kelas XI IPS2, 17 orang (85%) mengatakan bahwa mereka memiliki barang-barang yang terinspirasi dari bahasa Jepang. 3 orang (15%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
Dari 21 orang responden perempuan kelas XI IPA1, 17 orang (80,9%) mengatakan bahwa mereka memiliki barang-barang yang terinspirasi dari bahasa
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Jepang. 4 orang (19,1%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang.
2. Kelas XI IPA2
Dari 14 orang responden perempuan kelas XI IPA2, 4 orang (28,6%) mengatakan bahwa mereka memiliki barang-barang yang terinspirasi dari bahasa Jepang. 10 orang (71,4%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang.
3. Kelas XI IPS1
Slice 3 Tidak
Ya
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 20 orang responden perempuan kelas XI IPS1, 14 orang (70%) mengatakan bahwa mereka memiliki barang-barang yang terinspirasi dari bahasa Jepang. 6 orang (30%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang.
4. Kelas XI IPS2
8 7 6 5 4 3 2 1 0 Ya
Tidak
Dari 12 orang responden perempuan kelas XI IPS2, 5 orang (70%) mengatakan bahwa mereka memiliki barang-barang yang terinspirasi dari bahasa Jepang. 7 orang (30%) lagi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3.3.2. Persentase Jenis-Jenis Barang yang Dimiliki yang Terinspirasi dari Bahasa Jepang A. Analisis pada Siswa Laki-laki 1. Kelas XI IPA1
lain-lain 13%
baju 0% stiker 38%
poster 49%
tas 0%
Dari 8 orang yang memiliki barang-barang yang terinpirasi dari bahasa Jepang, 3 orang (37,5%) mengatakan memiliki stiker, 4 orang (50%) mengatakan memiliki poster dan 1 orang (12,5%) lagi memiliki barang yang lain.
2. Kelas XI IPA2 6 5 4 3 2 1 0 Baju
Stiker
Tas
Poster Lain-lain
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Dari 11 orang yang memiliki barang-barang yang terinpirasi dari bahasa Jepang, 1 orang (9%) memiliki baju, 1 orang (9%) mengatakan memiliki stiker, 4 orang (36,3%) mengatakan memiliki poster dan 5 orang (45,4%) lagi memiliki barang yang lain.
3. Kelas XI IPS1 6 5 4 3 2 1 0 Baju
Stiker
Tas
Poster
Lainlain
Dari 11 orang yang memiliki barang-barang yang terinpirasi dari bahasa Jepang, 5 orang (45,4%) memiliki baju, 2 orang (18,1%) mengatakan memiliki stiker, 3 orang (27,2%) mengatakan memiliki poster dan 1 orang (9%) lagi memiliki barang yang lain.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
4. Kelas XI IPS2
baju
lain-lain
stiker poster
tas
Dari 17 orang yang memiliki barang-barang yang terinpirasi dari bahasa Jepang, 2 orang (11,6%) mengatakan memiliki baju, 5 orang (29,4%) mengatakan memiliki stiker, 1 orang (5,8%) mengatakan memiliki tas, 6 orang (35,2%) mengatakan memiliki poster dan 3 orang (17,6%) lagi memiliki barang yang lain.
B. Analisis pada Siswa Perempuan 1. Kelas XI IPA1
7
Lain-lain 4
Poster 2
Tas 1
Stiker
3
Baju 0
2
4
6
8
Dari 17 orang yang memiliki barang-barang yang terinpirasi dari bahasa Jepang, 3 orang (14,2%) mengatakan memiliki baju, 1 orang (4,7%) mengatakan
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
memiliki stiker, 2 orang (9,5%) mengatakan memiliki tas, 4 orang (19%) mengatakan memiliki poster dan 7 orang (33,3%) lagi memiliki barang yang lain.
2. Kelas XI IPA2
3
Lain-lain
1
Poster Tas
0
Stiker
0
Baju
0
Dari 4 orang yang memiliki barang-barang yang terinpirasi dari bahasa Jepang, 1 orang (25%) mengatakan memiliki poster dan 3 orang (75%) lagi memiliki barang yang lain.
3. Kelas XI IPS1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Baju
Stiker
Tas
Poster
Lain-lain
Dari 14 orang yang memiliki barang-barang yang terinpirasi dari bahasa Jepang, 4 orang (20%) mengatakan memiliki baju, 1 orang (5%) mengatakan Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
memiliki stiker, 1 orang (5%) mengatakan memiliki tas, dan 8 orang (40%) lagi memiliki barang yang lain.
4. Kelas XI IPS2
Lain-lain Poster Tas Stiker Baju 0
1
2
3
4
Dari 5 orang yang memiliki barang-barang yang terinpirasi dari bahasa Jepang, 1 orang (20%) mengatakan memiliki baju, 1 orang (20%) mengatakan memiliki stiker, dan 2 orang (40%) lagi mengatakan memiliki poster.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian tentang minat Siswa/i SMA Dharma Pancasila terhadap bahasa Jepang, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun. Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. namun di Indonesia dimulai pada tahun 1903, yaitu sejak zaman Belanda dan pendudukan Jepang. 2. Pengajaran bahasa Jepang di Indonesia mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang dikenal dengan istilah KTSP sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. KTSP ini juga merupakan kurikulum pengajaran bahasa Jepang yang digunakan oleh SMA Dharma Pancasila.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
3. Dari data-data yang telah dianalisis, jumlah siswa yang hadir saat pengisian kuesioner adalah sebagai berikut : J. Kelamin Kls/Jur
Laki-laki
Perempuan
IPA1
15
21
IPA2
17
14
IPS1
17
20
IPS2
20
12
Jumlah
69
67
Jumlah
136
keseluruhan
3. Dari hasil angket yang telah dianalisis, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa/i mulai belajar bahasa Jepang sejak SMA dan sebagian kecilnya sudah mulai belajar bahasa Jepang sejak SMP. 4. Sebagai mata pelajaran yang masih baru untuk dipelajari, pelajaran Bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan sangat
diminati. Hasil
penganalisisan angket menunjukkan bahwa 128 orang (94,1%) dari jumlah seluruh siswa (136 orang) mengatakan senang belajar Bahasa Jepang. 5. Sebagian besar siswa/i SMA Dharma Pancasila belajar bahasa Jepang 1x seminggu selama 3 jam. Selain itu, ada juga sebagian kecil yang belajar di luar jam sekolah, yaitu 2x seminggu.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
6. Siswa/i yang sering menggunakan bahasa Jepang ada 31 orang (19%). Mereka berbicara dengan teman, guru, dan kakak. Sebagian besar (81%) mengatakan tidak menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. 7. Sebagian besar (119 orang) siswa/i SMA Dharma Pancasila belajar bahasa Jepang dari guru di sekolah dan sebagian lagi belajar dari komik dan film-film Jepang. 8. Materi yang sudah dipelajari adalah tentang Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai), Bunyi dan huruf bahasa Jepang, Kosakata (kotoba), Pola kalimat dan tata bahasa. 9. Buku Pelajaran yang dimiliki oleh siswa/i SMA Dharma Pancasila pada umumnya adalah Buku Nihon Go o Renshuu Shimashou!. Buku lainnya adalah Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1). 10. Materi yang paling sulit dipelajari oleh siswa/i adalah Pola Kalimat (Bunpo) tetapi ada juga siswa/i yang mengatakan bahwa tidak ada materi yang sulit. Sedangkan materi yang paling mudah dipelajari adalah Huruf Jepang (Hiragana, Katakana, Kanji) dan ada juga yang mengatakan bahwa semua materi mudah dipelajari. 11. Manfaat belajar bahasa Jepang bagi siswa/i SMA Dharma Pancasila adalah untuk menambah wawasan tentang bahasa asing, yaitu bahasa Jepang dan menambah bahasa yang diketahui, selain bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
12. Sebagian besar (53,3%) siswa/i SMA Dharma Pancasila memiliki barangbarang yang terinspirasi dari bahasa Jepang, yaitu seperti stiker, poster, tas, baju, aksesoris.
4.2. Saran Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran untuk SMA Dharma Pancasila sebagai berikut : 1. Perlunya mata pelajaran bahasa Jepang untuk kelas X dan XII karena masa belajar satu tahun masih kurang maksimal untuk mempelajari bahasa Jepang. 2. Perlunya tenaga pengajar bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila terutama orang Jepang (Native Speaker) agar siswa/i lebih tertarik belajar bahasa Jepang dan bisa berkomunikasi secara langsung. 4. Perlunya buku-buku pelajaran bahasa Jepang bagi siswa/i untuk mendukung materi pelajaran yang telah diajarkan. 5. Perlunya sarana dan prasarana seperti laboratorium bahasa atau ruang praktikum bahasa Jepang.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasnan,
Ahmad.
dalam
2009.
Bahasa
Jepang
Untuk
Pemula
http://www.wattpad.com/81474-BAHASA-JEPANG-UNTUK-
PEMULA. Diakses tanggal 6 Juli 2009.
Khisnawati, Destrilya. 2006. Minat Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Pada Pendiddikan Bahasa Jepang dan
Pengaruhnya
Terhadap
Prestasi
Belajar
dalam
http:digilib.upi.edu/union/index.php/record/view/5299. Diakses tanggal 6 Juli 2009.
Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.
Mardalis. 1995. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhaimin, H, dkk. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mulyadi. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Ilmiah. Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Paneptu, Remas. 2009. Perancangan Media Promosi Lembaga Bahasa Jepang “Japan
College
Yogyakarta”
http://karya-
dalam
ilmiah.um.ac.id/index.php/seni-desain/article/view/561. Diakses tanggal 10 Juli 2009.
Rachman. 1985. Minat Baca Murid Sekolah Dasar di Jawa Timur. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rifai
Afif.
2009.
Penelitian
Kuantitatif
dalam
http://dakwah.uin-
suka.ac.id/file_ilmiah/AFIF-LANGKAHPENELITIAN.rtf. Diakses tanggal 7 Juli 2009.
Sadewa, Yoel. 2003. Bahasa Jepang yang Mudah. Yogyakarta: Media Abadi.
Sanjaya, Wina. 2008. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP.
Tim Penyusun. 2007. Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1. Jakarta: The Japan Foundation, Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Manajemen Dikdasmen dan Depatemen Pendidikan Nasional RI.
Tim Penyusun. 2007. Buku Pelajaran Bahasa Jepang 2. Jakarta: The Japan Foundation, Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Manajemen Dikdasmen dan Depatemen Pendidikan Nasional RI.
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Tim Penyusun. 2009. Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1. Jakarta: The Japan Foundation, Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Manajemen Dikdasmen dan Depatemen Pendidikan Nasional RI.
Vinariana. 2009. Nihon Go O Renshuu Shimashou! 1. Medan: The Japan Foundation, Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Manajemen Dikdasmen dan Depatemen Pendidikan Nasional RI.
Anonim.
2006.
Jurusan
Bahasa
Jepang
di
Indonesia
dalam
http://japan05. multiply.com/journal/item/9. Diakses tanggal 15 Juli 2009.
Anonim. 2007. Perkembangan Pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia dalam http://japan05. multiply.com/journal/item/41. Diakses tanggal 15 Juli 2009.
http://indojapanese.com/japanese-languagebahasa-jepang/
http://japan05. multiply.com/journal/item/7
http://www.jpf.or.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=34&Itemi d=29
http://www.puskur.net/download/kbk/sma/BahasaJepang.pdf
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
LAMPIRAN
Kuesioner Untuk Siswa/i Kelas XI SMA DHARMA PANCASILA Medan (Pembelajaran Bahasa Jepang di SMA Dharma Pancasila Medan )
Petunjuk Angket
1. Angket ini dibutuhkan sehubungan dengan tugas peneliti dalam menyusun skripsi, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada perguruan tinggi. 2. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar sesuai pilihan dalam angket! 3. Apabila ada kalimat yang kurang jelas atau kurang dimengerti, silahkan tanyakan kepada petugas. 4. Isilah data-data Anda dengan benar! 5. Kelas/Jurusan : Jenis kelamin :
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
Daftar Pertanyaan
1. Apakah Anda sudah pernah belajar bahasa Jepang? a. Ya
b. Tidak
2. Sejak kapan Anda belajar bahasa Jepang? a. TK/ Playgroup
c. SMP ( Kelas....)
b. SD ( Kelas....)
d. SMA ( Kelas...........)
3. Apakah Anda senang belajar bahasa Jepang? a. Ya
b. Tidak
Berikan alasannya! ................................................................................................... ...................................................................................................
7. Seberapa seringkah Anda belajar bahasa Jepang? a. 1 x seminggu
c. 3 x seminggu
b. 2 x seminggu
d. 1 x sebulan
4. Apakah dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering menggunakan bahasa Jepang? a. Ya
b. Tidak
Jika ya, dengan siapakah Anda berbicara dalam bahasa Jepang? a. teman
b. Guru (sensei)
c. orang Jepang
d. .....................
e. ..................
5. Dari mana sajakah Anda belajar bahasa Jepang? (boleh pilih lebih dari satu) a. Diajarkan oleh guru di sekolah Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
b. Belajar privat/ les c. Baca buku-buku atau komik Jepang yang dikoleksi sendiri d. Dari film-film Jepang
6. Materi apa saja yang sudah pernah Anda pelajari? (boleh pilih lebih dari satu) a. Salam ( aisatsu) dan perkenalan ( Shoukai) b. Bunyi dan huruf bahasa Jepang c. Kosakata (kotoba) d. Pola kalimat dan tata bahasa
6. Buku-buku pelajaran apa saja yang Anda miliki? (Tuliskan judul bukunya!) a. Buku Pelajaran Bahasa Jepang “SAKURA” Jilid 1 b. Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 ( Nihon Go 1) c.................
8. Dalam mempelajari bahasa Jepang, menurut Anda bagian manakah yang paling sulit? a. Pendengaran (Chokai) b. Percakapan (kaiwa) c. Huruf Jepang (Hiragana, katakana, dan kanji) d. Pola kalimat (bunpo) Berikan alasannya! ........................................................................................... ........................................................................................... 9. Dalam mempelajari bahasa Jepang, menurut Anda bagian manakah yang paling mudah? a. Pendengaran (Chokai) b. Percakapan (kaiwa) c. Huruf Jepang (Hiragana, katakana, dan kanji) d. Pola kalimat (bunpo) Berikan alasannya! Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
............................................................................................... ............................................................................................... 10. Apakah Anda mempunyai barang-barang yang terinspirasi dari bahasa Jepang? a. ya
b. Tidak
14. Barang-barang apa sajakah yang Anda punya yang terinspirasi dari bahasa Jepang? a. Baju
b. Stiker
c. Tas
d. Poster
e. ...........
15. Menurut Anda, apakah manfaat belajar bahasa Jepang bagi Anda? ......................................................................................................................... .........................................................................................................................
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
ようし
,要旨 メダンダルマパンチャシラ高校の日本語の授業
がくもん
日本は
かがく
,学問と
しんぽ
,科学が
,進歩したとともに、日本語も一
つ国際語になった。それでだれにも日本語を勉強する必要がある。日本語 せいきせいれき
の進歩は 18 けいざい
の
,世紀西暦 に始めて、きっかけとしては日本は世界 しはいけん
,支配権になったときである。
,経済を
イ ン ド ネ シ ア で は 日 本 語 の 教 授 は 1903 年 に 始 め た 、 そ れ にほんせんりょう
は
じだい
,日本占領とホランダ
,時代であった。インドネシアでの日
本語の進歩すは年々高まった。それで多いの学校は日本語を科目にされた。 メダンダルマパンチャシラ高校も日本語の科目を二年間で行われ初めた。 だいじゅういっきゅう
でも、日本語を勉強する学生は
,第十一級 である。二つの学
科で編成されていて、それはIPA とIPSです。それらは二つ教室で分けて、 全部の学生数は 152 人いる。 ひっしゃ
日本語授業に対しての学生の興味の研究のために、
,筆者はダ
ルマパンチャシラ高校で研究をする。アンケートをしばったと けっせきがくせい
き、
ぶんせき
,欠席学生 が 16 人いる。それで、データの
しゅっせきがくせい
136
,出席学生にだけである。
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
,分析 は
その研究の結果は次のようである。
一。大部分の学生が日本語を勉強する始めて、高校のときで、中学校いら い日本語を勉強した学生もいる。 二。アンケートの研究の結果は全部の学生(136 人)から 128 人が日本語を 楽しく勉強するということがわかった。 三.大部分のダルマパンチャシラ高校の学生は一週間に一回に三時間ぐら い日本語を勉強している。ほかには、一週間に二回に日本語を勉強し ている学生もいる。 四。日常に日本語を使う学生が 31 人「19%」いる。彼らは友達、先生、 姉さんと話す。大部分「81%」は日常に日本語を使わないといいた。 五.大部分「119 人」のダルマパンチャシラ高校の学生は学校の先生に日 本語の勉強を教えてもらって、ほかは漫画と日本フィリムから日本語 を勉強する。
六.授業で勉強されたのはあいさあつと紹介、母音、言葉、文法である。 七.一般的にダルマパンチャシラ高校の学生の日本語の本は「Nihon Go o Renshuu Shimashou! 」 と い う 本 で あ る 。 ほ か の 本 は Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1「日本語1」である。
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.
八.学生にとって、難しい授業の資料は文法です。でも、難しい資料がな いという学生もいる。一方、資料がやさしく勉強されるのは文字で、 しりょう
全部の
,資料が勉強しやすいという学生もいる。
九.ダルマパンチャシラ高校の学生にとっての日本語を勉強す ゆうえき
,有益 といわれて、外語のことを知るため、つもり日本語であ
る る。
十.大部分ダルマパンチャシラ高校の学生は日本語から霊感される物が持 っていて、それはスチッカー、ポスター、かばん、さつ、毛所品です。
研究したの結果によって、結論は日本語に対してメダンダルマパン チャシラ高校の第十一級学生の興味が多いことがわかった。
Devi Ani Marpaung : Pembelajaran Bahasa Jepang Di SMA Dharma Pancasila Medan, 2010.